document,
DESCRIPTION
PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH. .......... ,. DASAR HUKUM. UU 17/2003 tentang Keuangan Negara UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah PP 06/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
.........., ............
DASAR HUKUMDASAR HUKUM
UU 17/2003 tentang Keuangan Negara UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah PP 06/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah PP 08/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah PP 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan PMK 91/2007 tentang Bagan Akun Standar PMK 171/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana telah diubah dengan PMK 233/2011
SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Long & Mid Term
Planning
Fiscal Policy/Short
Term Planning
BudgetRatification
Budget Execution &
Accountability
Financial Audit
BAPPENASDEPKEU
(DJA, DJPK & BKF)DEPKEU(DJPBN)
BPK
UU No. 25/2004 UU No.17/2003 UU No.1/2004 UU No.15/2004
UU No.32/2004 dan UU No.33/2004
PerencanaanJangka Panjangdan Menengah
RPJP dan RPJM
RPJP-D dan RPJM-D
Perencanaan Jangka Pendek
- Renja K/L- RKP-Nasional
- Renja SKPD- RKP-D
Penyusunandan Pengesahan
APBN/APBD
- APBN- Rincian APBN
- APBD- Penjabaran APBD
Pelaksanaan danPertanggungjawaban
APBN/APBD
- Dok. Pelaksa- naan APBN- LKPP
- Dok. Pelaksa- naan APBD- LK Daerah
PemeriksaanLaporan Keuangan
Laporan HasilPemeriksaan
Laporan HasilPemeriksaan
44
LEMBAGA
PERWAKILAN
HUBUNGAN KONTRAK PRINSIPAL–AGEN: SOLUSIHUBUNGAN KONTRAK PRINSIPAL–AGEN: SOLUSI
Akuntansi Pelaporan
Auditing
PRINSIPAL
RAKYAT
AGEN
PEMERINTAH
Ketentuan Undang-Undang
Rencana Anggaran / Kerja
AKUNTABILITAS
(1) Presiden menyampaikan RUU tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
(2) Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya.
KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
PS. 30 UU NO.17 TAHUN 2003PS. 30 UU NO.17 TAHUN 2003
Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun LKPP untuk disampaikan kepada Presiden dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. (Ps. 55 ayat (1) UU 1/2004)
Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang meliputi LRA, Neraca, dan CaLK dilampiri laporan keuangan BLU pada K/L masing-masing. (Ps. 55 ayat (2) UU 1/2004, Ps. 4 ayat (2) Point j UU 1/2004, Ps. 9 Point g UU 17/2003)
KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN: TEORIENTITAS PELAPORAN KEUANGAN: TEORI
Diperlukan penetapan batas-batas entitas pelaporan keuangan yang akan menentukan entitas, transaksi, dan kegiatan-kegiatan mana yang akan dicakup dalam laporan keuangan umum pemerintah.
Sehingga akan memberikan gambaran yang komprehensif dan dapat dimengerti mengenai pemerintah dan aktivitas-aktivitasnya.
ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN: ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN: MASALAH YANG TIMBULMASALAH YANG TIMBUL
Entitas-entitas dan transaksi-transaksi apa yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah, atau di mana batas-batas entitas pelaporan keuangan pemerintah harus dibuat;
Haruskah informasi mengenai semua entitas yang masuk dalam batas-batas entitas pelaporan keuangan pemerintah itu digabung atau dilaporkan terpisah;
Apabila laporan gabungan dan kombinasi harus disusun, bagaimana penggabungan dan pengkombinasian itu harus dilakukan.
BATAS-BATAS ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN
Pandangan Pertama: Ketaatan kepada Alokasi Dana Publik yang Diotorisasi Akuntabilitas dan informasi untuk pengambilan keputusan itu dapat dipenuhi dengan menunjukkan ketaatan pada alokasi anggaran yang diotorisasi (authorized allocation of funds).
BATAS-BATAS ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN
Pandangan Kedua: Pengendalian/Pemilikan Akuntabilitas dan penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan dapat dipenuhi dengan cara melaporkan semua sumber yang harus dipertanggungjawabkan oleh pemerintah, sebagai tambahan atas pelaporan ketaatan atas pengeluaran yang dimandatkan. Ini berarti pelaporan keuangan pemerintah mencakup semua entitas dan transaksi yang dikendalikan atau dimiliki pemerintah.
ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN: ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN: INDONESIAINDONESIA
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang berkewajiban menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
ENTITAS PELAPORANENTITAS PELAPORAN
Entitas pelaporan terdiri dari:
1. Pemerintah Pusat
2. PEMDA
3. Kementerian negara/lembaga (KL)
4. Bendahara Umum Negara (BUN)
(PP 8/2006)
ENTITAS PELAPORANENTITAS PELAPORAN
Entitas pelaporan tingkat KL ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku BUN, berdasarkan pertimbangan:
kemandirian pelaksanaan anggaran, pengelolaan kegiatan, dan besarnya anggaran.
SKPD dan SKPKPD bukan entitas pelaporan
ENTITAS AKUNTANSI ENTITAS AKUNTANSI
Entitas Akuntansi terdiri dari:1. Setiap kuasa pengguna anggaran di lingkungan suatu
KL mempunyai dokumen pelaksanaan anggaran tersendiri, termasuk pengguna dana APP
2. Bendahara Umum Daerah (BUD)3. Pengguna Anggaran di lingkungan PEMDA4. Kuasa Pengguna Anggaran di lingkungan PEMDA
bila mempunyai dokumen pelaksanaan anggaran yang terpisah, jumlah anggarannya relatif besar, dan pengelolaan kegiatannya dilakukan secara mandiri.
PAKET LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan pemerintah setidak-tidaknya terdiri dari:
LAPORAN REALISASI ANGGARAN NERACA LAPORAN ARUS KAS
(hanya Menteri Keuangan selaku BUN) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
1. LRA menyajikan realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang diperbandingkan dengan anggarannya dan dengan realisasi periode sebelumnya.
2. Neraca menyajikan aset, utang, dan ekuitas dana yang diperbandingkan dengan periode sebelumnya.
3. LAK menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan, arus kas dari aktivitas pembiayaan, dan arus kas dari aktivitas non anggaran yang diperbandingkan dengan periode sebelumnya.
PAKET LAPORAN KEUANGAN
1717
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CaLK)CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CaLK)
4. CaLK sekurang-kurangnya mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, dan pencapaian target
2. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan
3. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan
4. Kebijakan akuntansi
5. Informasi rinci tentang pos-pos dalam laporan keuangan
6. Kejadian penting setelah tanggal pelaporan
7. Informasi tambahan
Laporan Keuangan disusun dan disajikan
sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PP 24/2005 telah diganti PP
71/2010).
KK + 11 PSAP + Bultek + IPSAP
Laporan Keuangan dihasilkan dari suatu Sistem
Akuntansi Pemerintahan (PMK 171/2007).
SAPP = SAI + SA-BUN
PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
ALUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH ALUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSATPUSAT
KPPN/PKNKPPN/PKN
MENTERI KEUANGAN SEBAGAI BENDAHARA UMUM NEGARAMENTERI KEUANGAN SEBAGAI BENDAHARA UMUM NEGARA
BUNBUN
Sistem Akuntansi BUNSistem Akuntansi BUN
SatkerSatker
MENTERIMENTERI/PIMPINAN /PIMPINAN LEMBAGA SEBAGAI PENGGUNA ANGGARAN/BARANGLEMBAGA SEBAGAI PENGGUNA ANGGARAN/BARANG
Satker BLUSatker BLU
Sistem Akuntansi Instansi (SAI)Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
Wilayah/Wilayah/Provinsi Provinsi
KONSOLIDASIKONSOLIDASI
Utang & HibahUtang & Hibah
Investasi Investasi PemerintahPemerintah
Penerusan Penerusan PinjamanPinjaman
Transfer ke Transfer ke DaerahDaerah
Belanja Belanja Subsidi Subsidi
Transaksi Transaksi KhususKhusus
Badan LainnyaBadan Lainnya
Eselon 1Eselon 1 K/LK/L
Kanwil DJPBKanwil DJPB APK-DJPBAPK-DJPB
BPKBPK
DPRDPR
Belanja Belanja Lain-lainLain-lain
ENTITAS & KOMPONEN LAPORAN ENTITAS & KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN KEUANGAN
Penambahan unsur-unsur Laporan Keuangan ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan dan/atau oleh komite yang menyusun SAP (ayat 4).
Pemerintah Pemerintah Pusat/DaerahPusat/Daerah
KL/SKPD/KL/SKPD/Satuan KerjaSatuan Kerja
BUN/BUDBUN/BUD
LRALRA
CaLKCaLK
LAKLAK
NeracaNeraca
LAPORAN KEUANGAN KL DAN BUN UNAUDITED
Menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran menyusun laporan keuangan dan menyampaikannya kepada Presiden melalui Menteri Keuangan
Menteri Keuangan selaku BUN menyusun laporan keuangan dan menyampaikannya kepada Presiden
Disampaikan selambat-lambatnya 2 bulan setelah TA berakhir
Laporan keuangan KL dan BUN disampaikan pula kepada BPK
(PP 8/2006)
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT UNAUDITEDUNAUDITED
Menteri Keuangan menyusun laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) berdasarkan laporan keuangan KL serta laporan pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan negara dan disampaikan kepada Presiden untuk selanjutnya disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya 3 bulan setelah TA berakhir.
Tugas penyampaian LKPP kepada BPK dapat didelegasikan oleh Presiden kepada Menteri Keuangan
(PP 8/2006)
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT AUDITED
Menteri/pimpinan lembaga memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan berdasarkan hasil pemeriksaan BPK.
Laporan Keuangan yang telah disesuaikan bersama tembusan tanggapan disampaikan kepada Menteri Keuangan oleh menteri/pimpinan lembaga paling lambat 1 minggu setelah LHP diterbitkan BPK untuk digunakan sebagai bahan penyesuaian LKPP.
Menteri Keuangan atas nama pemerintah pusat memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap LKPP berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan K/L dan LKPP serta koreksi lain berdasarkan SAP.
(PP 8/2006)
24
RUU PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN
Menteri Keuangan menyusun RUU tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN dan oleh Presiden disampaikan kepada DPR selambat-lambatnya 6 bulan setelah TA berakhir.
UU 22/2006
UU 46/2007
UU 8/2009UU 23/2009 UU 1/2010
UU 7/2010
TIME FRAME PELTIME FRAME PELAPORAN KEUANGANAPORAN KEUANGAN
Jan 20X1
Feb 20X1
Mar 20X1
Apr 20X1
Mei 20X1
Jun 20X1
Juli – Agustus
20X1
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAG
AMENKEU BPK MENKEU DPR
- TINGKAT K/L- TINGKAT ESELON I- TINGKAT SATKER
LK UNAUDITED LK AUDITEDAUDIT LKPP
PEMBAHASAN RUU P2 APBN DENGAN DPR
SUPLEMEN LAPORAN KEUANGAN SUPLEMEN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan K/L dilampiri dengan laporan keuangan BLU bentuk ringkas.
Laporan keuangan pemerintah pusat/daerah dilampiri dengan Ikhtisar Laporan Keuangan Perusahaan Negara/Daerah
Ikhtisar Laporan Keuangan Perusahaan Negara/Daerah disusun oleh Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota
PP 8/2006
LAPORAN KEUANGAN BLU
Laporan keuangan K/L dilampiri laporan keuangan BLU pada K/L masing-masing. (Pasal 55 ayat (2) huruf a UU 1/2004)
Laporan keuangan BLU terdiri dari laporan realisasi anggaran/laporan operasional, neraca, LAK, dan CaLK, disertai laporan mengenai kinerja. (Pasal 27 ayat (1) PP 23/2005)
Selain dilampirkan pada laporan keuangan KL, laporan keuangan BLU K/L juga dikonsolidasikan/digabungkan dengan laporan keuangan K/L yang bersangkutan. (Pasal 27 ayat (4) PP 23/2005 dan Paragraf 21 PSAP 11)
LAPORAN KEUANGAN BLU
Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia. (Pasal 26 ayat (2) PP 23/2005),
Penggabungan laporan keuangan BLU ke dalam laporan keuangan K/L dilakukan sesuai dengan SAP. (Pasal 27 ayat (7) PP 23/2005)
IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN NEGARAPERUSAHAAN NEGARA
LKPP dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya (Pasal 30 ayat (2) UU 17/2003)
Menteri Keuangan selaku wakil Pemerintah Pusat dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan menyusun ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara (Pasal 55 ayat (2) huruf d UU 1/2004)
Ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara tersebut digunakan untuk mengetahui jumlah investasi atau penyertaan modal negara pada perusahaan negara.
IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN NEGARAPERUSAHAAN NEGARA
Ikhtisar laporan keuangan perusahaan (LKPN) negara disusun oleh Menteri Negara BUMN (Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara BUMN Nomor 23/PMK.01/2007 dan Nomor Per-04/Mbu/2007)
Dalam rangka penyusunan LKPP (Unaudited), Ikhtisar LKPN-Unaudited disampaikan kepada Menteri Keuangan paling lambat tanggal 15 Maret tahun berikutnya.
Dalam rangka penyusunan LKPP (Audited), Ikhtisar LKPN-Audited disampaikan kepada Menteri Keuangan paling lambat tanggal 20 Mei tahun berikutnya.
PROSES PENYUSUNAN IKHTISAR LKPN-UNAUDITED BUMN
DEPARTEMEN KEUANGAN
BUMN MENEG BUMN DJPBN DJKN
LK BUMN-U
LK BUMN-U
Lampiran &Jurnal
Investasi
PENYUSUNAN IKHTISAR
LK BUMN-U
LK BUMN-U
IKHTISAR LK BUMN-U
LK BUMN-U
IKHTISAR LK BUMN-U
LK BUMN-U
IKHTISAR LK BUMN-U
PENYAJIAN LKPP
VERIFIKASI
HASIL VERIFIKASI
1
215 FEB
20X1
21
28 FEB 20X1
15 MARET 20X1
PROSES PENYUSUNAN IKHTISAR LKPN-AUDITED BUMN
DEPARTEMEN KEUANGANDEPARTEMEN KEUANGAN
BUMNBUMN MENEG BUMNMENEG BUMN DJPBNDJPBN DJKNDJKN
Lampiran &Jurnal
Investasi
LK BUMN-A
LK BUMN-A
PENYUSUNAN IKHTISAR
LK BUMN-A
LK BUMN-A
IKHTISAR LK BUMN-A
LK BUMN-A
IKHTISAR LK BUMN-A
LK BUMN-A
IKHTISAR LK BUMN-A
PENYAJIAN LKPP
VERIFIKASI
HASIL VERIFIKASI1
115 MEI
20X1
20 MEI 20X1
SOR
SOR SOR
PROSES PENYUSUNAN IKHTISAR LKPN BUMN SEMESTERAN
DEPARTEMEN KEUANGANDEPARTEMEN KEUANGAN
BUMNBUMN MENEG BUMNMENEG BUMN DJPBNDJPBN DJKNDJKN
LK BUMN SMT I
LK BUMN SMT I
Lampiran &Jurnal
Investasi
PENYUSUNAN IKHTISAR
LK BUMN-U
LK BUMN SMT I
IKHTISAR LK BUMN
SMT I
LK BUMN SMT I
IKHTISAR LK BUMN
SMT I
LK BUMN SMT I
IKHTISAR LK BUMN
SMT I
PENYAJIAN LKPP
VERIFIKASI
HASIL VERIFIKASI
1
131 JULI
20X0
15 AGUST 20X0
PROSES PENYUSUNAN IKHTISAR LKPN-UNAUDITED NON BUMN
DEPARTEMEN KEUANGANDEPARTEMEN KEUANGAN
NON BUMNNON BUMN MENEG BUMNMENEG BUMN DJPBNDJPBN DJKNDJKN
LK NONBUMN-U
LK NONBUMN-U
Lampiran &Jurnal
Investasi
PENYUSUNAN IKHTISAR
LK NON BUMN-U
LK NONBUMN-U
IKHTISAR LK NON BUMN-U
LK NON BUMN-U
IKHTISAR LK NON BUMN-U
LK NON BUMN-U
IKHTISAR LK NON BUMN-U
PENYAJIAN LKPP
VERIFIKASI
HASIL VERIFIKASI
1
215 FEB
20X1
21
28 FEB 20X1
15 MARET 20X1
PROSES PENYUSUNAN IKHTISAR LKPN-AUDITED NON BUMN
DEPARTEMEN KEUANGANDEPARTEMEN KEUANGAN
NON BUMNNON BUMN MENEG BUMNMENEG BUMN DJPBNDJPBN DJKNDJKN
LK NONBUMN-A
LK NONBUMN-A
Lampiran &Jurnal
Investasi
PENYUSUNAN IKHTISAR
LK NON BUMN-A
LK NON BUMN-A
IKHTISAR LK NON BUMN-A
LK NON BUMN-A
IKHTISAR LK NON BUMN-A
LK NON BUMN-A
IKHTISAR LK NON BUMN-A
PENYAJIAN LKPP
VERIFIKASI
HASIL VERIFIKASI1
115 MEI20X1
20 MEI 20X1
SOR
SOR SOR
PROSES PENYUSUNAN IKHTISAR LKPN NON BUMN SEMESTERAN
DEPARTEMEN KEUANGANDEPARTEMEN KEUANGAN
BUMNBUMN MENEG BUMNMENEG BUMN DJPBNDJPBN DJKNDJKN
LK NON BUMN SMT I
LK NON BUMN SMT I
Lampiran &Jurnal
Investasi
PENYUSUNAN IKHTISAR LK NON
BUMN SMT I
LK NON BUMN SMT I
IKHTISAR LK NON BUMN
SMT I
LK NON BUMN SMT I
IKHTISAR LK NON BUMN
SMT I
LK NON BUMN SMT I
IKHTISAR LK NON BUMN
SMT I
PENYAJIAN LKPP
VERIFIKASI
HASIL VERIFIKASI
1
131 JULI
20X0
15 AGUST 20X0
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB: PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB: TEORITEORI
Entitas pelaporan harus memberikan pernyataan tanggung jawab terhadap substansi informasi yang disajikan dalam laporannya, bahwa laporannya tidak akan menyesatkan para pengguna laporan, dalam arti: mencerminkan kejujuran penyajian menggambarkan substansi yang seutuhnya/tidak
ditutup-tutupi dan tidak semata-mata menonjolkan segi hukumnya
netral yaitu bebas dari keberpihakan mencakup semua hal yang material
PERNYATAAN TANGGUNG JAWABPERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 55 ayat (4) UU 1/2004:
”Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.”
PERNYATAAN TANGGUNG JAWABPERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan keuangan tahunan KL/SKPD/PEMDA disertai dengan pernyataan tanggung jawab yang ditandatangani oleh menteri/pimpinan lembaga/ kepala SKPD/gubernur/bupati/ walikota.
Laporan keuangan tahunan BAPP yang dialokasikan kepada KL, dan PEMDA, disampaikan secara terpisah dan disertai dengan pernyataan tanggung jawab yang ditandatangani oleh menteri/pimpinan lembaga/ gubernur/bupati/walikota yang menerima alokasi APP.
(PP 8/2006)
ISI PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB ISI PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Pernyataan tanggung jawab memuat pernyataan bahwa pengelolaan APBN/APBD telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan SAP.
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB KN/L/PEMDA/SKPD
Pernyataan Tanggung Jawab
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah/Satuan Kerja Perangkat Daerah...Tahun Anggaran... sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
............., .......................
Menteri/Pimpinan Lembaga/ Gubernur/ Bupati/Walikota/Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah ....., (...............................…)
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB ATAS PENGGUNAAN DANA APP
Pernyataan Tanggung Jawab
Laporan Keuangan atas penggunaan anggaran Pembiayaan dan Perhitungan Tahun Anggaran... sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
............., ....................... Menteri/Pimpinan Lembaga/ Gubernur/ Bupati/Walikota/.....,
(...............................…)
PENGENDALIAN INTERN
Untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan, setiap entitas pelaporan dan akuntansi wajib menyelenggarakan sistem pengendalian intern sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Dalam sistem pengendalian intern harus diciptakan prosedur rekonsiliasi antara data transaksi keuangan yang diakuntansikan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran dengan data transaksi keuangan yang diakuntansikan oleh BUN/BUD.
APIP pada KL/PEMDA melakukan reviu atas laporan keuangan dan kinerja dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan sebelum disampaikan oleh menteri/pimpinan lembaga/ gubernur/bupati/walikota
Menteri Keuangan selaku BUN berwenang menunjuk APIP untuk melakukan evaluasi efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan APP serta DD/TP pada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran yang bersangkutan
PENGENDALIAN INTERN
PERNYATAAN TELAH DIREVIU
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA ...
TAHUN ANGGARAN ...
Kami telah me-reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga … berupa Neraca per
31 Desember 20X1, Laporan Realisasi Anggaran dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk
periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 20X1 sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan dan peraturan lain terkait. Semua informasi yang dimuat dalam
laporan keuangan adalah penyajian manajemen Kementerian Negara/Lembaga …
Reviu terutama terdiri dari permintaan keterangan kepada pejabat entitas pelaporan dan
prosedur analitik yang diterapkan atas data keuangan. Reviu mempunyai lingkup yang jauh
lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang dilakukan sesuai dengan peraturan
terkait dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberi pendapat semacam itu. Berdasarkan reviu
kami, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa laporan keuangan yang
kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.
Jakarta, ........ 20X1
Pimpinan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah,
(............................)
LAPORAN KEUANGAN INTERIM LAPORAN KEUANGAN INTERIM
Kepala satuan kerja di lingkungan KL menyampaikan laporan keuangan sekurang-kurangnya setiap triwulan kepada menteri/pimpinan lembaga.
Menteri/pimpinan lembaga menyusun laporan keuangan interim KL dan menyampaikannya kepada Menteri Keuangan.
LAPORAN KEUANGAN ATAS PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI
SKPD pelaksana kegiatan DD menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan dan kinerja sebagaimana berlaku bagi kuasa pengguna anggaran pada tingkat pemerintah pusat. (Ps. 28 (1) PP 8/2006)
Laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan kegiatan DD disampaikan kepada gubernur dan menteri/pimpinan lembaga terkait. (Ps. 28 (2) PP 8/2006)
Gubernur menyiapkan laporan keuangan dan kinerja gabungan berdasarkan laporan yang diterima dari SKPD pelaksana kegiatan DD dan menyampaikannya kepada menteri/pimpinan lembaga terkait serta kepada Presiden melalui Menteri Keuangan. (Ps. 28 (3) PP 8/2006)
LAPORAN KEUANGAN ATAS PELAKSANAAN KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN
SKPD pelaksana kegiatan TP menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan dan kinerja sebagaimana berlaku bagi kuasa pengguna anggaran pada tingkat pemerintah pusat. (Ps. 29 (1) PP 8/2006)
Laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan TP disampaikan kepada gubernur/bupati/walikota dan menteri/pimpinan lembaga terkait. (Ps. 29 (2) PP 8/2006)
Gubernur/bupati/walikota menyiapkan Laporan Keuangan dan Kinerja gabungan berdasarkan laporan yang diterima dari SKPD pelaksana kegiatan TP dan selanjutnya menyampaikannya kepada Menteri/Pimpinan Lembaga terkait serta kepada Presiden melalui Menteri Keuangan. (Ps. 29 (3) PP 8/2006)
LAPORAN KEUANGAN ATAS PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI/TUGAS PEMBANTUAN
Dilaporkan secara terintegrasi dalam laporan keuangan K/L pengguna anggaran yang bersangkutan. (Ps. 30 (1) PP 8/2006)
Dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. (Ps. 30 (2) PP 8/2006)
SANKSI ADMINISTRATIF
Setiap keterlambatan penyampaian laporan keuangan oleh PA/KPA pada tingkat pemerintah pusat yang disebabkan oleh kesengajaan dan/atau kelalaian, MenKeu selaku BUN dapat memberi sanksi berupa penangguhan pelaksanaan anggaran atau penundaan pencairan dana.
(PP 8/2006)