--athirahimr-14038-1-14-athir-k

Upload: chyntia-gray

Post on 07-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    1/73

    IDENTIFIKASI KAPAL PERIKANAN DI KECAMATAN LIUKKANG

    TUPPABIRING KABUPATEN PANGKEP

    S K R I P S I

    ATHIRAH IMRANL231 10 104

    PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

    JURUSAN PERIKANAN

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    2/73

    IDENTIFIKASI KAPAL PERIKANAN DI KECAMATAN LIUKKANG

    TUPPABIRING KABUPATEN PANGKEP

    O L E H :

    ATHIRAH IMRAN

    SKRIPSI

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

    PadaJurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

    PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    3/73

    Judul :Identifikasi Kapal Perikanan Di Kecamatan Liukkang

    Tuppabiring Di Kabupaten Pangkep

    Nama : Athirah Imran

    Stambuk : L231 10 104

    Telah diperiksa dan disetujui oleh:

    Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

    Dr. Ir. Aisyah Farhum, M.Si Ir. Ilham Jaya, M.MNIP. 19690605 199303 2 002 NIP. 19591222 199103 1 001 

    Mengetahui,

    Dekan Ketua Program StudiFakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Pemanfaatan Sumberdaya PerikananUniversitas Hasanuddin

    Prof. Dr. Ir. Jamaluddin, M.Sc Dr. Safruddin, S.Pi, M.PNIP. 19670308 199003 1 001 NIP. 19750611 200312 1 003

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    4/73

    ATHIRAH IMRAN. Identifikasi Kapal Perikanan di Kecamatan Liukkang

    Tuppabiring Kabupaten Pangkep. Dibawah bimbingan ST. Aisjah Farhum(Pembimbing Utama) dan Ilham Jaya (Pembimbing Anggota).

    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kapal danmengelompokkan keragaman kapal perikanan. Penelitian ini dilakukan diKabupaten Pangkep pada bulan September 2013 sampai Desember 2013.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode  survey   denganmengambil 10 % sampel dari total populasi kapal yang ada pada enam pulaudiKecamatan Liukkang Tuppabiring. Pengambilan sampel kapal dilakukan secaraacak pada kapal-kapal yang sedang docking   ditepi pulau. Data yang diperolehkemudian dianalisis dengan menggunakan analisis cluster   dan PCA (PrincipalComponen Analysis ) untuk mengetahui pengelompokkan kapal berdasarkanukuran utama dan alat tangkap yang digunakan. Di Kecamatan LiukkangTuppabiring terdapat enam jenis kapal. Hasil analisis cluster   dan analisis PCAdiperoleh delapan kelompok kapal yang mempunyai penciri masing-masing tiapkelompokknya. kelompok I tardapat jenis kapal pukat kepiting dengan penciriyaitu D (dept ), kelompok II terdapat jenis kapal bubu dan pukat kepiting dengan

    penciri yaitu LOA/D, kelompok III terdapat pukat kepiting dengan penciri yaituBOA/D, kelompok IV terdapat trawl ,  pukat ikan, bubu dan multi purpose A1dengan penciri yaitu LOA, kelompok V terdapat jenis kapal bubu dengan penciriyaitu LOA/D, kelompok VI terdapat jenis kapal pancing cumi, pukat kepiting dangill net dengan penciri yaitu LOA/BOA, kelompok VII terdapat jenis kapal pancingcumi dengan penciri yaitu LOA/BOA, kelompok VIII terdapat jenis kapal multipurpose  B1 dengan penciri yaitu BOA .

    Kata Kunci : identifikas, pengelompokkan jenis kapal, analisis cluster, analisisPCA (Principal Componen Analysis ).

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    5/73

    ATHIRAH IMRAN (L231 10 104). Identification of Fishing Vessels at Liukkang

    Tuppabiring Subdistrict Pangkep Regency. Under the guidance of St. AisyahFarhum (main supervisor) and Ilham Jaya (supervising members).

    The purpose of this research is to identification of fishing vessels and cluster offishing vessels diversity. This research was implemented at Pangkep RegencyonSeptember to December 2013. The method used at this research is survey withtook 10% sample from vessels population in six islands at Liukkang TupabbiringSubdistrict. Vessel samples taken with randomly from vessels docking on the

    seashore islands.The data obtained then analyzed with luster analyze and PCAanalyze to know vessels cluster based on size and fishing gear. At LiukkangTupabbiring subdistrict there are six vessels. The result with cluster analyze andPCA analyze showed from eight vessel groups have a specific characteristics.Group I have crab trawlers with D (Depth) as character. Group II have bubuvessels and crab trawlers with LOA/D as character. Group III have crab trawlerswith BOA/D as character, Group IV have trawlers, fish trawl, bubu, and multipurpose A with LOA/D as character. Group V have bubu vessels with LOA/D as

    character. Group VI have squid jiggers, crab trawlers and gill netter withLOA/BOA as character. Group VII have squid jiggers with LOA/BOA ascharacter. Group VIII have multipurpose B1 with BOA as character. 

    Keyword: Identification, Ship Cluster, Cluster analyze, PCA (Principal ComponenAnalysis) analyze

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    6/73

    RIWAYAT HIDUP

    ATHIRAH IMRAN biasa dipanggil Thira dilahirkan di

    Enrekang pada tanggal 05 Mei 1992. Penulis adalah anak

    pertama dari pasangan Imran P dan Husniyati. Pada tahun

    2004 penulis menamatkan pendidikan di SD Negeri 038,

    Tarakan. Pada tahun 2007 penulis kembali menyelesaikan

    pendidikannya di SMP Negeri 5 Tarakan. Ditahun 2010 penulis menyelesaikan

    pendidikannya di SMA Negeri 2 Tarakan.

    Pada Tahun 2010 penulis diterima di Universitas Hasanuddin melalui jalur

    Non Subsidi (JNS). Penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Fakultas Ilmu

    Kelautan dan Perikanan, Jurusan Perikanan, Program Studi Pemanfaatan

    Sumberdaya Perikanan (PSP).

    Selama menjalani pendidikan di Universitas Hasanuddin, penulis aktif

    diberbagai kegiatan kampus dan non kampus antara lain sebagai koordinator

    Hubungan Masyarakat (HUMAS) pada UKM Perikanan Fisheri Diving Club (FDC)

    serta aktif dalam kegiatan-kegiatan nasional yang diadakan FDC sebagai panitia

    kegiatan.

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    7/73

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah Subhana Wa Ta’ala atas segala limpahan

    berkah dan karunia-Nya kepada segenap makhluk ciptaan-Nya serta junjungan

    Nabi besar Muhammad Sallallaahu Alaihi Wassalam atas segala bimbingan

    kepada umatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan Judul

    “Studi Desain Kapal Purse Seine   Di Desa Tamalate Kecamatan Galesong

    Utara Kabupaten Takalar” dengan tepat waktu.

    Dengan selesainya skripsi ini penulis menyadari banyak kesulitan dan

    kendala yang penulis hadapi akan tetapi semua itu dapat penulis atasi karena

    adanya dukungan dari berbagai pihak baik secara moral maupun material

    kepada penulis. Oleh karena itu, lewat kesempatan ini penulis ingin

    mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-

    tingginya kepada :

    1. Ayah Imran. P dan Ibu Husniyati. Adik saya Shasmi Imran, Atika Imran

    dan Ainun Imran atas segala dukungannya baik secara materil, doanya dan

    kasih sayangnya untuk penulis sehingga memberi motivasi kepada penulis

    untuk terus belajar dan berpikir tentang masa depan penulis.

    2. Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc selaku Dekan Fakultas Ilmu

    Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    8/73

    5. Ir. Mahfud Palo selaku penasehat akademik yang telah banyak memberikan

    bimbingan dan dorongan motivasi sehingga penulis sampai pada tahap

    pembuatan pembuatan skripsi ini.

    6. Dr. Ir. St. Aisjah Farhum, M.Si dan Ir. Ilham Jaya, MM selaku dosen

    pembimbing utama dan pembimbing anggota yang telah banyak

    meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memberi saran-

    saran yang sangat bermanfaat bagi penulis.

    7. Prof. Dr. Ir. H. Najamuddin, M.Sc, Ir. Mahfud Palo, M.Si, dan  Dr. M.

    Abduh Ibnu Hajar. S.pi, MP selaku dosen penguji yang telah banyak

    meluangkan  waktu untuk menguji dan memberi saran-saran yang sangat

    bermanfaat bagi penulis. 

    8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan yang

    telah banyak membantu administrasi selama masa perkuliahan. 

    9. Teman penelitian, yaitu St. Nurul Nahdyah, Muh. Afandi La Saripi, Resky

    Dwiyanti Risa,  Nurul Fadilah Wahab, dan  Insan Maulana yang telah

    membantu dalam pengambilan data. 

    10. Teman-teman PSP 2010 : Dewa, Sari, Andes, Sri, Eni, Taufiq, Alam,

    Yusran, Ayyub, Fatin, Wiwi, Amel, Reny, Ifa, Ayu, Mail, Rizal,  Ince,

    Manyu, Ramly, Vecky dan Anto terima kasih telah menemani selama masa

    perkuliahan, juga dukungan dan motivasi yang diberikan kepada penulis. 

    11 k d i M Irsan Hadiwijaya t l h b k b t d

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    9/73

    14. Teman-teman UKM FDC, terima kasih atas dukungan dan motivasi yang

    diberikan kepada penulis. 

    Akhir kata hanya kepada Allah SWT segalanya dikembalikan, penulis

    sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan

     jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan yang penulis miliki.

    Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun

    untuk menjadi perbaikan di masa yang akan datang.

    Makassar, Juli 2014

    Penulis,

    Athirah Imran

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    10/73

    DAFTAR ISI 

    LEMBAR JUDUL ......................................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... v

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ........................................................................... 1

    B. Tujuan dan Kegunaan ................................................................ 2

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Deskripsi Kapal ........................................................................... 4

    B. Klasifikasi Kapal ........................................................................ 5

    C. Karakteristik Kapal Perikanan .................................................... 7

    D. Aspek Teknis pada Kapal .......................................................... 9

    E. Jenis-jenis Kapal Perikanan ..................................................... 13

    F. Alat Penangkap Ikan ................................................................ 14

    F.1. Definis Alat Tangkap ......................................................... 14

    F.2. Jenis-jenis Alat Tangkap ................................................... 15

    BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

    A. Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................................17

    B. Alat dan Bahan ..................................................................... .... 18

    C. Metode Penelitian .................................................................... 18

    D. Prosedur Penelitian ................................................................... 18

    E. Analisis Data ............................................................................ 19

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    11/73

    d. Kapal Pancing Cumi .......................................................... 34

    e. Kapal Pukat Ikan ............................................................... 37f. Kapal Gill Net  .................................................................... 39

    g. Kapal Multi Purpose A ....................................................... 40

    h. Kapal Pancing Rawai ........................................................ 42

    i. Kapal Multi Purpose  B ....................................................... 43

    B. Klasifikasi ............................................................................. 44

    a. Analisis Cluster  ................................................................. 44

    b. Analisi PCA ....................................................................... 47

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ................................................................................ 50

    B. Saran ......................................................................................... 50

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 51 

    LAMPIRAN ................................................................................................ 53

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    12/73

    DAFTAR TABEL

    Nomor Halaman

    1. Kategori dan Ukuran Kapal .......................................................... 5

    2. Pengaruh Penambahan dan Pengurangan Ukuran Utama

    Kapal ........................................................................................ 12

    3. Peralatan yang digunakan dalam Penelitian ............................. 18

    4. Jenis-jenis Kapal ........................................................................ 23

    5. Nilai Ukuran Utama dan Nilai Rasio .......................................... 25

    6. Ukuran Utama Kapal Pukat Kepiting ......................................... 27

    7. Nilai Rasio Ukuran Utama Kapal Pukat Kepiting ........................ 28

    8. Ukuran Utama Kapal Bubu ....................................................... 30

    9. Nilai Rasio Ukuran Utama Kapal Bubu ..................................... 30

    10. Ukuran Utama Kapal Trawl   ....................................................... 32

    11. Nilai Rasio Ukura Utama Kapal Trawl  ....................................... 33

    12. Ukuran Utama Kapal Pancig Cumi ............................................ 35

    13. Nilai Rasio Ukuran Utama Kapal Pancing Cumi ........................ 35

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    13/73

    18. Ukuran Utama Kapal Multi Purpose  A ....................................... 41

    19. Nilai Rasio Ukuran Utama Kapal Multi Purpose A ..................... 41

    20. Ukuran Utama Kapal Pancing Rawai ........................................ 42

    21. Nilai Rasio Ukuran Utama Kapal Pancing Rawai ....................... 42

    22. Ukuran Utama Kapal Multi Purpose  B ....................................... 43

    23. Nilai Rasio Ukuran Utama Kapal Multi Purpose  B ..................... 43

    24. Hasil Analisis PCA .................................................................... 50

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    14/73

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Halaman

    1. Ukuran Panjang Total ................................................................... 9

    2. Ukuran Panjang LPP ................................................................. 10

    3. Ukuran Panjang Garis Air (LWL) ................................................ 10

    4. Ukuran Breadth  .......................................................................... 11

    5. Ukuran Depth  ............................................................................ 11

    6. Diagram Alur Penelitian ............................................................ 19

    7. Analisis Cluster .......................................................................... 44

    8. Analisis PCA ............................................................................. 47

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    15/73

    DAFTAR LAMPlRAN

    Nomor Halaman

    1. Sampel Kapal Bubu .................................................................. 54

    2. Sampel Kapal Gill Net  ............................................................... 55

    3. Sampel Kapal Pukat Kepiting (Pulau Salemo) ........................... 56

    4. Sampel Kapal Pukat Kepiting (Pulau Sagara) ........................... 57

    5. Sampel Kapal Trawl  .................................................................. 58

    6. Sampel Kapal Pacing Cumi (Pulau Satando) ............................ 59

    7. Sampel Kapal Pancing Cumi (Pulau Saugi) .............................. 60

    8. Sampel Kapal Multi Purpose  ..................................................... 61

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    16/73

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan adalah salah satu kabupaten

    yang terletak disebelah utara kota Makassar dengan luas wilayah 12.362,73 Km²,

    yaitu luas wilayah daratan 898,29 Km² dan wilayah laut 11.464,44 Km² yang

    berpenduduk sebanyak ± 300 jiwa. Dalam wilayah Pangkep sendiri ada 114 buah

    pulau, dengan 94 pulau diantaranya berpenghuni dengan jumlah penduduk

    51.469 jiwa (34%). Luas laut Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan 71.100 Km2,

    luas pulau kecil 35.150 Ha dan panjang garis pantai 250 Km, luas terumbu

    karang 36.000 Km2 (DKP Kab. Pangkep, 2001).

    Secara administratif Kabupaten Pangkep terbagi atas sembilan

    Kecamatan, masing-masing wilayah terdiri dari lima wilayah kecamatan dataran

    rendah, satu wilayah kecamatan pegunungan dan tiga wilayah kecamatan

    kepulauan. Ketiga kecamatan kepulauan tersebut adalah (1) Kecamatan Liukang

    Tupabbiring, (2) Kecamatan Liukang Tangngayya dan (3) Kecamatan Liukang

    Kalukuang Massalimu (Kalmas). Kecamatan Liukang Tupabbiring merupakan

    kecamatan yang memiliki dinamika tinggi dalam berbagai aspek sosial dan

    ekonomi dibanding kecamatan lainnya, dan merupakan bagian dari gugusan

    Kepulauan Spermonde.

    Kabupaten Pangkep memiliki sumberdaya perikanan yang sangat besar

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    17/73

    alat apung lainnya yang digunakan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan

    termasuk melakukan survei atau eksplorasi perikanan.

    Berdasarkan data statistik kapal (jumlah dan jenis kapal) Sulawesi

    Selatan pada tahun 2012, menyebutkan bahwa Kabupaten Pangkep menempati

    urutan kedua setelah Kabupaten Selayar. Jumlah kapal yang ada di Kabupaten

    Pangkep sebanyak 1.593 unit yang terbagi atas perahu tanpa motor sebanyak

    77 unit, sedangkan jumlah kapal motor tempel sebanyak 1.516 unit yang terdiri

    dari 1.247 unit berukuran 0-5 GT, 121 unit berukuran 5-10 GT, 114 unit

    berukuran 10-20 GT, 25 unit berukuran 20-30 GT, dan 9 unit berukuran 30-50

    GT. Di Kabupaten Pangkep ada banyak jenis kapal penangkap ikan, dari

    beberapa unit kapal yang ada, ditemukan keragaman bentuk kapal berdasarkan

    alat tangkap yang digunakan.

    Data statistik tersebut menunjukkan bahwa data mengenai kapal

    perikanan, dan data yang dapat diakses adalah jumlah unit kapal yang terdiri dari

    perahu tanpa motor dan perahu motor tempel serta data mengenai ( Gross

    Tonnage = GT   ) pada kapal motor. Sedangkan data mengenai karakteristik

    teknis dan spesifikasi pengoperasian kapal belum tersedia. Hal tersebut

    merupakan informasi yang sangat penting bagi pelaku usaha penangkapan.

    Berdasarkan kondisi tersebut, maka dilakukanlah penelitian ini sehingga

    data mengenai karakteristik teknis kapal dapat tersedia.

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    18/73

    b. Mengelompokkan keragaman kapal perikanan yang berada di kabupaten

    Pangkep.

    2. Kegunaan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi nelayan

    serta sebagai penentu kebijakan, dan juga dapat dijadikan sebagai database  

    (Basis Data) kapal perikanan di Kabupaten Pangkep.

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    19/73

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Deskripsi Kapal

    Menurut UU No. 17 tahun 2008 bab 1 pasal 1 menyebutkan bahwa kapal

    adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan

    tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk 4

    kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air,

    serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.

    Sedangan menurut UU RI No. 21 tahun 1992 mengenai definisi kapal, Kapal

    adalah jenis kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, serta digerakan

    oleh tenaga mekanik, menggunakan tenaga angin atau ditunda, Kapal termasuk

     jenis kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan

    air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.

    Menurut Ayodhyoa (1972) kapal ikan adalah jenis alat angkut diatas air

    yang dipergunakan dalam usaha menangkap, mengumpulkan, budidaya

    sumberdaya akuatik ataupun kegiatan penelitian dan pelatihan dalam bidang

    perikanan. Berdasarkan operasi penangkapan ikan ada beberapa tipe kapal

    seperti Trawler, Purse seine, Gill Net, Tuna Long Line  dan lain-lain. Oleh karena

    itu kapal ikan yang berbeda memiliki karakteristik yang berbeda pula. Kapal -

    kapal penangkap ikan meliputi kapal - kapal perikanan yang digerakkan dengan

    tenaga manusia, dengan ukuran yang sangat kecil sampai kepada kapal induk

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    20/73

    B. Klasifikasi Kapal

    Kapal perikanan dapat dibedakan berdasarkan alat penggerak, fishing

    ground,  alat tangkap yang digunakan maupun lainnya. Kapal perikanan

    berdasarkan alat tangkap yang digunakan dan istilah yang sering digunakan

    adalah dengan memberikan akhiran “er” pada alat tangkapnya, seperti: kapal

    purse seine   disebut juga purse seiners , sedangkan untuk kapal trawl   adalah

    trwalers  dan sebagainya (Setianto, 2007).

    Bentuk dan jenis kapal ikan berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh

    perbedaan tujuan usaha penangkapan, spesies target dalam usaha

    penangkapan dan kondisi perairan. Oleh karena itu, klasifikasi kapal ikan juga

    berbeda-beda baik menurut alat penggerak kapal, ukuran kapal, fungsi kapal,

    kelompok tipe penggunaan alat tangkap, maupun menurut besarnya skala usaha

    perikanan. 

    1. Klasifikasi berdasarkan Statistik Perikanan Indonesia 

    Statistik perikanan tangkap Indonesia (2010), menyebutkan bahwa

    kategori dan ukuran perahu/kapal perikanan untuk setiap jenis alat tangkap

    dibedakan berdasarkan 2 (dua) kategori, yaitu :

    1) Perahu tanpa motor (non-powered boat ).

    2) perahu/ kapal (powered boat ), seperti terlihat pada tabel 1

    Tabel 1. Kategori dan ukuran perahu/ kapal

    No Kategori Perahu/Kapal

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    21/73

    2. Klasifikasi Berdasarkan FAO (Food and Agriculture Organization) 

    Sesuai dengan Standar International Klasifikasi Statistik Kapal

    Perikanan (International Standard Statistical Classification of Fishing Vessels, 

    ISSCFV – FAO 1985), kapal perikanan terbagi atas 2 (dua) jenis kapal

    perikanan, yakni :

    1. Jenis kapal penangkap ikan, dan

    2. Jenis kapal bukan penangkap ikan (kapal perikanan lainya).

    Klasifikasi kapal ikan ada 4 ( empat ) jenis yaitu :

    1. Kapal penangkap ikan.

    Adalah kapal yang digunakan untuk armada penangkapan ikan di laut

    dan tipe kapal penangkap ikan ini tergantung dari jenis peralatan penangkapan

    ( fishing gear ) dan jenis peralatan bantu penangkapan ( auxiliary fishing gear )

    2. Kapal induk.

    Adalah kapal yang digunakan sebagai sarana mengumpulkan dan

    mengelola hasil hasil penangkapan. Pada umumnya kapal induk dilengkapi

    dengan ruang pendingin, pabrik es dan ada pula yang dilengkapai dengan pabrik

    pengalengan ikan.

    3. Kapal pengangkut ikan.

    Adalah kapal yang digunakan untuk menangkut hasil – hasil perikanan

    atau hasil penangkapan dari kapal penangkap ke pelabuhan perikanan.

    4 K l liti didik d l tih

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    22/73

    Sedangkan alat tangkap yang digunakan adalah multi gear   yaitu untuk semua

     jenis alat tangkap.

    C. Karakteristik Kapal Perikanan

    Menurut Setianto (2007), Kapal perikanan sebagaimana layaknya kapal

    penumpang dan kapal niaga lainnya maupun kapal barang, harus memenuhi

    syarat umum sebagai kapal. Berkaiatan dengan fungsinya yang sebagian besar

    untuk kegiatan penangkapan ikan, maka harus juga memenuhi syarat khusus

    untuk mendukung keberhasilan kegiatan tersebut yang meliputi: kecepatan, olah

    gerak/manuver, ketahanan stabilitas, kemamapuan jelajah, konstruksi, mesin

    penggerak, fasilitas pengawetan dan prosesing serta peralatan penangkapan.

    1. Kecepatan

    Kapal penangkap ikan biasanya membutuhkan kecepatan yang tinggi,

    karena untuk mencari dan mengejar gerombolan ikan. Disamping bitu juga untuk

    mengangkut hasil tangkapan dalam keadaan segar sehingga dibutuhkan waktu

    relatif singkat.

    2. Olah Gerak

    Kapal perikanan memerlukan olah gerak/manuver kapal yang baik

    terutama pada waktu operasi penangkapan dilakukan. Misalnya pada waktu

    mencari, mengejar gerombolan ikan, pengoperasian alat tangkap dan

    sebagainya.

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    23/73

    4. Jarak Pelayaran/Kemampuan jelajah

    Kapal perikanan harus mempunyai kemampuan jelajah, untuk menempuh

     jarak yang sangat tergantung pada kondisi lingkungan perikanan, seperti:

    pergerakan gerombolan ikan, fihing ground   dan musim ikan. Sehingga jarak

    pelayaran bisa jauh, sebagai contoh Tuna Long Line .

    5. Konstruksi

    Konstruksi kapal perikanan harus kuat terhadap getaran mesin utama

    yang biasanya mempunyai ukuran PK lebih besar dibanding kapal niaga lainnya

    yang seukuran, benturan gelombangg dan angin akan lebih besar karena kapal

    perikanan sering memotong gelombang pada saat mengejar gerombolan ikan.

    6. Mesin Penggerak

    Mesin penggerak utama kapal perikanan, ukurannya harus kecil tetapi

    mempunyai kekuatan yang besar dan ketahanan harus tetap hidup dalam kondisi

    olengan maupun trim dalam waktu yang lama, mudah dioperasikan maju dan

    mundur dimatikan maupun dihidupkan.

    7. Fasilitas Pengawetan dan Pengolahan

    Kapal perikanan biasanya digunakan juga untuk mengangkut hasil

    tangkapan sampai ke pelabuhan. Dalam pengangkutan diharapkan hasil

    tangkapan tetap dalam keadaan segar, untuk itu kapal perikanan harus

    dilengkapi dengan tempat penyimpanan ikan/palka yang berinsulasi dan

    bi t k i t t i d dil k i d i

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    24/73

    Perlengkapan penangkapan, tergantung pada alat tangkap yang digunakan

    dalam operasional.

    D. Aspek Teknis Pada Kapal

    Aspek teknis kapal marupakan hal-hal yang mempengaruhi bentuk dari

    kapal. Adapun yang mencakup masalah teknis kapal yakni, dimensi utama kapal

    yang mencakup rasio dari ukuran utama kapal.

    Dimensi Utama Kapal

    Menurut Dohri dan Soedjana (1983) dimensi utama kapal terdiri dari :

    a. Panjang kapal (Length  /L)

    Panjang kapal dapat dibedakan dalam 3 kategori yaitu LOA, LPP dan

    LWL.

    (1) .Panjang total atau LOA (Length Over All ) adalah jarak horizontal kapal

    yang diukur mulai dari titik terdepan dari tinggi haluan sampai dengan

    titik terbelakang dari buritan. Panjang total ini merupakan panjang yang

    terbesar dari sebuah kapal dan diukur sejajar dengan lunas kapal

    seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    25/73

    tegak lurus pada perpotongan antara LWL dan badan kapal pada

    bagian haluan. Sedangkan yang dimaksud dengan garis tegak buritan

    atau AP (After Perpendicular ) ialah sebuah garis khayal yang terletak

    pada badan kapal bagian buritan atau berada di belakang poros

    kemudi (bagi kapal yang memiliki poros kemudi) (Gambar 2).

    Gambar 2. Ukuran Panjang LPP

    (3) .Panjang garis air atau LWL (Length of Water Line ) adalah jarak

    horizontal pada kapal yang dihitung dari titik perpotongan antara garis

    air (water line ) dengan linggi haluan sampai dengan titik perpotongan

    antara garis air dengan linggi buritan (Gambar 3).

    Gambar 3. Ukuran Panjang Garis Air (LWL)

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    26/73

    •  Lebar dalam atau Bmoulded   (Breadth moulded ), adalah jarak

    horizontal pada lebar kapal yang terbesar, diukur dari bagian

    dalam kulit kapal yang satu ke bagian dalam kulit kapal lainnya

    yang berhadapan (Gambar 4).

    Gambar 4. Ukuran BMax; Ukuran BMoulded

    b. Dalam kapal (Depth )

    Dalam suatu kapal dibedakan atas :

    •  Dalam atau D (Depth ), adalah jarak vertikal yang diukur dari dek

    terendah kapal sampai titik terendah badan kapal (Gambar 5).

    •  Sarat kapal atau d (draft ), adalah jarak vertikal yang diukur dari

    garis air (water line ) tertinggi sampai dengan titik terendah badan

    kapal (Gambar 3).

    •  Lambung bebas (freeboard ), adalah jarak vertikal/tegak yang diukur

    dari garis air (water line ) tertinggi sampai dengan sheer (Gambar 5).

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    27/73

    Menurut Fyson (1985), dalam desain sebuah kapal karakteristik

    perbandingan dimensi-dimensi utama (L, B, D) merupakan hal penting yang

    harus diperhatikan. Perbandingan tersebut meliputi :

    1) Perbandingan antara panjang dan lebar (L/B), merupakan faktor yang

    berpengaruh terhadap tahanan gerak dan kecepatan kapal;

    2) Perbandingan antara lebar dan dalam (B/D), merupakan faktor yang

    berpengaruh terhadap stabilitas; dan

    3) Perbandingan antara panjang dan dalam (L/D), merupakan faktor yang

    berpengaruh terhadap kekuatan memanjang kapal.

    Tabel 2. Pengaruh penambahan dan pengurang ukuran utama kapalUkuran utama

    kapalPenambahan Pengurangan

    Panjang (L) 1. mengurangi tahanan yangdiderita kapal padadisplacement tetap

    2. mengurangi kekuatan

    memanjang kapal.3. mengurangi kemampuanolah gerak kapal(maneuvering ), fasilitasgalangan (dock ) danterusan (cana l).

    1. pada displacementtetap akanmenyebabkanruangan badan kapal

    yang bertambahbesar

    Lebar (B) 1. penambahan ruanganbadan kapal

    2. mengurangi fasilitasterusan dan galangan(dock )

    1. Penguranganruangan badan kapal

    2. Menambah fasilitasterusan dan galangan(dock )

    Tiggi (D) 1. kenaikan KG (Keel ofGravity ) sehingga tinggiMG (Metacenter of Gravity )b k 2

    1. kenaikan KG (Keel ofGravity ) sehinggatinggi MG (Metacenter

    f G it ) b k

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    28/73

    mengakibatkan kekuatan memanjang kapal melemah, sedangkan nilai B/D

    membesar akan mengakibatkan stabilitas kapal meningkat akan tetapi propulsive

    ability  akan memburuk.

    E. Jenis-jenis Kapal Perikanan

    Menurut Setianto (2007), beberapa jenis kapal perikanan antara lain :

    •  Kapal Purse seine   adalah yang secara khusus dirancang untuk

    digunakan menangkap ikan dengan alat tangkap jenis purse seine  atau

    sering juga disebut pukat cincin, kapal ini sekaligus digunakan untuk

    menyimpan, mendinginkan dan mengangkut hasil.

    •  Kapal Longline kapal secara khusus dirancang untuk menangkap ikan

    dengan alat tangkap jenis long line  atau sering juga disebut rawaii dan

    sekaligus untuk menyimpan, mendinginkan, dan mengangkut hasil

    tangkapan sampai ke pelabuhan. Kapal longline yang berukuran 30-100

    GT pada umumnya dioperasikan untuk menagkap ikan jenis tuna

    dengan hasil sampingan ikan cucut, sehingga sering pula kapal tersebut

    disebut kapal tuna long line .

    •  Kapal Trawl   adalah kapal yang secara khusus dirancamg dan dibangun

    untuk menangkap ikan dengan alat tangkap jenis Trawl   atau sering

    disebut juga pukat harimau. Tujuan utama penangkapan adalah udang

    dengan hasil sampingan ikan demersal, sehingga sering disebut juga

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    29/73

    cakalang (skipjack ), dan ikan tuna jenis yellow fin tun a, sehingga sering

    pula kapal disebut sebagai kapal skipjack pole and line .

    F. Alat Penangkap Ikan

    1. Definisi alat tangkap

    Teknik penangkapan ikan ialah teknik atau cara-cara

    mempergunakan alat penangkapan ikan (Ayodhyoa, 1981). Menangkap

    ikan membutuhkan peralatan dan teknik yang tepat untuk menangkap

    ikan, baik yang masih tradisional maupun yang menggunakan teknologi

    modern. Sedangkan yang dimaksud dengan alat penangkapan ikan

    adalah segala macam alat yang di pergunakan dalam proses

    penangkapan ikan termasuk kapal, alat tangkap dan alat bantu

    penangkapan (Pranoto, 1997). Dengan peralatan dan teknik

    penangkapan yang tepat akan dapat menangkap ikan dengan hasil yang

    baik.

    2. Jenis-jenis alat tangkap

    Von Brandt, A (1984) menyebutkan jenis alat tangkap terbagi

    menjadi 15 klasifikasi alat tangkap sebagai berikut :

    1. Fishing without gear   atau penangkapan tanpa alat ialah usaha

    penangkapan ikan maupun hasil laut lainnya yang pada prinsipnya

    tanpa menggunakan alat yang berarti, dan umumnya dilakukan oleh

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    30/73

    3. Fishing by stupefying  atau penangkapan dengan cara memabukkan.

    Pada metode ini ikan-ikan dimabukkan terlebih dahulu sebelum

    dilakukan penangkapan atau pemungutan hasil. Contoh : Dengan

    racun akar pohon tuba, bahan peledak, pengeruhan air dan

    menggunakan aliran listrik.

    4. Line fishing  atau penangkapan dengan menggunakan tali dan pancing,

    atau kadang-kadang dibantu dengan tangkai / joran. Contoh : Hand

    line  /pancing ulur, long line, pole and line, trolling line. 

    5. Fishing with traps   atau penangkapan dengan menggunakan

    perangkap. Contoh : Bubu, jermal.

    6. Fishing with areal traps  atau penangkapan dengan menggunakan satu

    areal perairanContoh : Sero, sero batu, perangkap setengah

    lingkaran, jaring siang, dll.

    7. Fishing with bags with fixed mounth  atau penangkapan dengan jaring

    berkantong dengan mulut tetap. Contoh : Jaring tadah (filter net),

     jermal.

    8. Fishing with dragged gear,  atau penangkapan dengan alat tangkap

    yang ditarik/diseret pada dasar perairan. Contoh : Trawl  

    9. Seining   atau penangkapan dengan jaring yang dilingkarkan setengah

    lingkaran terhadap pantai atau kapal. Contoh : Beach seine   / jaring

    k t

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    31/73

    dikendalikan. Contoh : Seser (untuk menangkap nener) dan sudu

    (menangkap udang)

    12. Fishing with life nets   atau penangkapan dengan jaring angkat.

    Contoh : Bagan, ancho, bouke-ami (stick held dip net) 

    13. Fishing with falling gear   atau penangkapan menggunakan alat

    tangkap jaring dengan cara menjatuhkan alat tersebut untuk

    mengurung ikan. Contoh : Jala (cash net), squid drop net

    14. Fishing with Gill Net   atau penangkapan dengan Gill Net   (jaring

    insang), dimana ikan tertngkap dengn cra terjerat pada bagian

    insangnya. Contoh : Bermacam-macam Gill Net  

    15. Fishing with tagle net, atau penangkapan dimana ikan yng tertangkap

    terbelit pada badan jaring. Contoh : Trammel net  

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    32/73

    III. METODOLOGI PENELITIAN

    A. Waktu dan Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada bulan September – Desember 2013 di

    Kabupaten Pangkep, Kecamatan Liukkang Tuppabiring yang terdiri dari

    beberapa pulau yaitu, Pulau Satando, Pulau Salemo, Pulau Sagara, Pulau

    Sabutung, Pulau Sapuli dan Pulau Saugi.

    Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    33/73

    B. Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini terlihat pada Tabel 5.

    Tabel 5. Peralatan yang Digunakan dalam Penelitian.No Peralatan Kegunaan

    1. Kapal bubu, kapal gill net , kapal

    pancing cumi, kapal trawl , kapal

    pukat kepiting, kapal pukat ikan,

    kapal multipurpose  A, kapalmultipurpose  B, kapal pancing rawai

    Kapal yang menjadi sampel

    2. Mistar 100 cm Untuk mengukur ordinat kapal

    3. Meteran Untuk mengukur ukuran utama

    kapal (panjang, lebar, tinggi)

    4. Water pas Untuk mengetahui ketelitian

    keseimbangan saat pengukuran

    5. Kuisioner Untuk memperoleh data sekunder5. Tali nilon yang telah di tandai setiap

    10 cm dan dilengkapi dengan

    pendulum 

    Untuk menentukan titik ordinat

    6. Kamera Untuk dokumentasi

    7. Peralatan gambar (Flexible curve ,

    penggaris 30 cm, dan pensil)

    Untuk membuat gambar GA

    (General Arrangement ) kapal

    C. Metode Penelitian

    Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey  dengan

    cara mengambil sampel dari populasi kapal yaitu 10 – 15 % dari total populasi di

    suatu pulau atau kapal-kapal yang sedang docking  yang terdapat di Kecamatan

    Liukkang Tuppabiring. Dalam hal ini adalah sampel dari beberapa jenis kapal

    perikanan yang berada di kabupaten Pangkep.

    D. Prosedur Penelitian

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    34/73

    Gambar 6. Diagram Alur Penelitian

    E. Analisis Data

    Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ;

    1. Spesifikasi Teknis Kapal

    a. Dimensi Utama

    Dimensi utama kapal yang dianalisis adalah LOA (Length Over All )

    yakni panjang keseluruhan dari kapal, BOA (Breadth Over All ) atau B

    yakni lebar terbesar dari kapal, D (Depth ) yakni jarak tegak dari garis

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    35/73

    b. Rasio Dimensi Utama

    Rasio ukuran utama kapal yang dianalisis adalah LOA/BOA,

    LOA/D, BOA/D, D/d yang nantinya akan dijadikan variable   dalam

    pengelompokan .

    c. Kapasitas Kapal

    Perhitungan kapasitas (gross tonnage ) kapal dilakukan

    berdasarkan Konvensi Internasional 1969 dalam pengukuran tonnage  

    untuk kapal sebagai berikut (Fyson, 1985) : 

     

    2 8328   0 353    

    Dimana :

    a = volume ruangan tertutup yang berada di bawah dek

    b = volume ruangan tertutup yang berada di atas dek

     

    Lpp = panjang dek kapal yaitu jarak mendatar sepanjang dek

    dari haluan hingga buritan

    B (breadth ) = lebar kapal

    D (depth ) = tinggi kapal

    Cb  = Coefisien of block

     

    L = panjang bangunan diatas dek kapal 

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    36/73

    2. Identifikasi dan Klasifikasi

    a. Identifikasi

    Identifikasi kapal-kapal perikanan pada lokasi penelitian dilakukan

    secara deskriptif numerik  dengan menampilkan grafik keragaman jenis kapal

    berdasarkan dimensi utama dan rasio dimensi utama kapal.

    b. Klasifikasi

    Klasifikasi dilakukan dengan metode analisis faktorial dengan

    menggunakan analisis komponen utama (Prinsipal Componen Analysis ).

    Analisis ini merupakan analisis untuk mengetahui keterkaitan individu kapal

    dengan variabel dimensi dan rasio dimensi utama. Matriks data yang

    digunakan pada analisis ini terdiri atas baris dan kolom. Pada penelitian ini,

    individu (sampel) kapal digunakan sebagai baris dan variabel dimensi utama

    dan rasio dimensi utama digunakan sebagai kolom.

    Analisis PCA (Prinsipal Componen Analysis ) akan menghasilkan

    grafik bidang yang menjelaskan distribusi setiap individu kapal, distribusi

    variabel dan hubungan antara variabel.

    Dari grafik bidang tersebut dapat diinterpretasi individu-individu kapal

    yang mirip (pengelompokan) dan variabel-variabel yang mencirikan (dimensi

    utama dan rasio dimensi utama) setiap kelompok yang terbentuk. Adapun

    proses analisis PCA pada penelitian ini menggunakan bantuan software  

    bi l t

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    37/73

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Identifikasi

    1. Identifikasi Jenis Kapal

    Di Kabupaten Pangkep terdapat beberapa jenis kapal yang salah satu

     jenis kapalnya adalah kapal  multi purpose . Kapal  multi purpose adalah kapal

    yang mengoperasikan lebih dari 1 (satu) alat tangkap. Dari hasil penelitian

    didapatkan 9 (sembilan) jenis kapal yang berada Di Kabupaten Pangkep

    khususnya Di Kecamatan Liukkang Tuppabiring dan dua diantaranya merupakan

    kapal multi purpose A dan kapal multi purpose  B  . Selain kapal multi purpose

    terdapat pula kapal trawl, pancing cumi, pukat ikan, bubu, pancing rawai, pukat

    ikan, dan pancing rawai. Perbedaan jenis kapal pada setiap daerah dikarenakan

    pada kondisi perairannya berbeda-beda, sosial budaya, dan tingkat ekonomi dari

    nelayan yang berada disuatu tempat.

    Kabupaten Pangkep terbagi menjadi tiga kecamatan yaitu salah satunya

    Kecamatan Liukkang Tuppabiring yang terdiri dari beberapa pulau yaitu, Pulau

    Salemo, Pulau Saugi, Pulau Sagara, Pulau Satando, Pulau Saugi, dan Pulau

    Sabutung. Dari enam pulau yang berada di Kecamatan Liukkang Tuppabiring,

    nelayan - nelayan yang ada dipulau menggunakan jenis kapal dan alat tangkap

    yang berbeda - beda disetiap pulau.

    Adapun jenis kapal yang terdapat di Kecamatan Liukkang Tuppabiring

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    38/73

    Tabel 4. Jenis-jenis kapalNo Lokasi /

    Pulau

    Jenis kapal berdasarkan alat

    tangkap

    Jumlah kapal

    1 Salemo Pukat kepiting

    Bubu

    3

    4

    2 Sagara Pukat kepiting

    Bubu

    2

    2

    3 Sapuli Trawl 5

    4 Saugi Trawl

    Pancing cumi

    Multi purpose A

    Bubu

    3

    1

    1

    1

    5 Satando Trawl

    Pukat ikan

    Pancing rawai

    5

    3

    2

    6 Sabutung Pancing cumi

    Pukat kepiting

    Gill net

    Multi purpose  B

    7

    2

    2

    1

    Pada Tabel 4 menjelaskan bahwa di Kecamatan Liukkang Tuppabiring

    terdapat 2 (dua) jenis kapal multi purpose . Pada kapal multi purpose  A yang

    berada di Pulau Saugi membawa alat tangkap pukat kepiting dan pancing

    rawai, sedangkan kapal multi purpose  B yang berada di Pulau membawa alat

    tangkap pancing cumi dan pukat ikan.

    J i k l d i i di K Li kk T bi i

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    39/73

    untuk tempat (box ) hasil tangkapan diletakkan dibagian belakang dan adapula

    yang bagian tengah kapal. Dan untuk kapal yang menggunakan penyeimbang

    (kerangka tambahan) berbeda-beda pada setiap daerah karena dipengaruhi

    oleh jarak fishing ground dan target tangkapan. Di Pulau Saugi terdapat kapal

    yang menggunakan 1 (satu) penyeimbang sedangkan di Pulau Sabutung

    terdapat kapal yang menggunakan 1 (satu) dan 2 (dua) penyeimbang, kapal

    yang menggunakan 2 (dua) penyeimbang dikarenakan jarak fishing ground

    yang jauh sehingga kapal yang digunakan harus lebih stabil.

    Kapal multi purpose   yang ada di Kecamatan Liukkang Tuppabirng

    terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kapal  multi purpose   A dan kapal multi

    purpose  B. Di Pulau Saugi terdapat kapal multi purpose  A yang menggunakan

    alat tangkap pukat kepiting dan pancing rawai, sedangkan di Pulau Sabutung

    terdapat kapal multi purpose B yang menggunakan alat tangkap pancing cumi

    dan pukat ikan. Kapal multi purpose A mempunyai jenis dan ukuran yang

    sangat berbeda dibandingkan dengan kapal multi purpose B, dimana ukuran

    kapal multi purpose A lebih besar karena jarak tempuh menuju fishing ground  

    lebih jauh dibandingkan dengan jarak fishing ground kapal multi purpose   B

    yang ada di Pulau Sabutung.

    2. Identifikasi Ukuran Kapal

    Secara geografi Kabupaten Pangkep terletak pada koordinat antara

    110o i 113” Li t S l t d 4o 40' i 8 00 ” B j Ti t

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    40/73

    Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) yang berjarak 60 Km

    dari Kota Makassar mempunyai wilayah seluas 112,29 Km², terbagi dalam

    wilayah daratan dan kepulauan.

    Secara administratif ada 3 (tiga) wilayah kecamatan kepulauan, salah

    satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Pangkep yaitu Kecamatan Liukkang

    Tuppabiring yang memiliki dinamika tinggi dalam berbagai aspek sosial dan

    ekonomi dibanding kecamatan lainnya, dan merupakan bagian dari gugusan

    Kepulauan Spermonde (DKP Kab. Pangkep)

    Kecamatan Liukkang Tuppabiring terdiri dari beberapa pulau yaitu

    Pulau Salemo, Pulau Saugi, Pulau Sagara, Pulau Sapuli, Pulau Satando dan

    Pulau Sabutung. Adapun nilai ukuran utama dan nilai rasio ukuran utama

    kapal-kapal berdasarkan jenis alat tangkap yang terdapat di Pulau-pulau

    Kecamatan Liukkang Tuppabiring seperti yang terlihat pada Tabel 5.

    Tabel 5. Nilai Ukuran Utama dan Nilai Rasio Kapal SampelDesa/Lokasi Jenis Kapal Nilai ukuran

    utamaNilai rasio ukuranutama

    Salemo Kapal pukat kepiting

    Kapal bubu

    LOA : 9.5 – 10.58BOA : 1.34 – 1.4D : 0.32 – 0.7d : 0.26 – 0.56

    LOA : 6.75 – 12.4

    BOA : 1.32 – 1.75D : 0.4 – 0.55d : 0.32 – 0.44

    L/B : 7.09 – 7.56L/D : 15.11 – 31.88B/D : 2.00 – 4.28

    L/B : 5.11 – 7.53

    L/D : 16.88 – 27.28B/D : 3.18 – 3.63

    Sagara Kapal bubu LOA : 7.9 – 10.2BOA 0 96 1 35

    L/B : 7.56 – 8.23L/D 17 59 21 94

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    41/73

    Saugi Trawl

    Pancing cumi

    Kapal Multipurpose  A

    Kapal bubu

    LOA : 9.66 – 10.74BOA : 1.42 – 1.65

    D : 0.48 – 0.56d : 0.38 – 0.45

    LOA : 5.5BOA : 0.5D : 0.36d : 0.29

    LOA : 12.57BOA : 1.4D : 0.5d : 0.40

    LOA : 7.7BOA : 1.11D : 0.3

    d : 0.24

    L/B : 5.85 – 7.56L/D : 18.34 – 22.38

    B/D : 2.95 – 3.24

    L/B : 11.00L/D : 15.28B/D : 1.39

    L/B : 8.98L/D : 25.14B/D : 2.80

    L/B : 6.94L/D : 25.67B/D : 3.70

    Satando Trawl

    Pukat ikan

    Pancing rawai

    LOA : 9.94 – 11.84BOA : 1.47 – 1.95D : 0.46 – 0.61d : 0.37 – 0.49

    LOA : 10.29 –11.56BOA : 1.14 – 1.32D : 0.42 – 0.5d : 0.34 – 0.40

    LOA : 10.6 – 10.66BOA : 1.62 – 1.64D : 0.57 – 0.62d : 0.46 – 0.50

    L/B : 5.40 – 7.04L/D : 18.75 – 22.50B/D : 3.07 – 3.47

    L/B : 7.86 – 9.32L/D : 20.74 – 26.88B/D : 2.64 – 2.88

    L/B : 6.46 – 6.58L/D : 17.10 – 18.70B/D : 2.65 – 2.84

    Sabutung Pancing cumi

    Pukat kepiting

    LOA : 5.5 – 5.9

    BOA : 0.6 – 0.72D : 0.36 – 0.5d : 0.29 – 0.40

    LOA : 9.5 – 9.76BOA 1 13 1 41

    L/B : 7.88 – 9.57

    L/D : 11.80 – 16.25B/D : 1.33 – 1.95

    L/B : 6.92 – 8.41L/D 19 52 26 39

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    42/73

    Pada Tabel 5 diketahui bahwa ukuran panjang kapal yang berada

    Pulau Salemo berkisar antara 6 -12 meter, Pulau Sagara berkisar 5 - 12,

    Pulau Sapuli berkisar 10 - 11, Pulau Saugi berkisar 5 - 12, Pulau Satando

    berkisar 9 - 11, dan Pulau Sabutung 5 - 10.

    Ukuran utama dan rasio ukuran utama pada tiap kapal yang terdapat

    dibeberapa pulau yang di kelompokkan berdasarkan jenis alat tangkap yang

    digunakan berbeda-beda. Ukuran utama kapal adalah ukuran yang terdiri

    dari panjang (L), lebar (B), dalam (D), dan tinggi sarat air (d).

    a. Kapal Pukat Kepiting

    •  Ukuran Utama

    Untuk kapal pukat kepiting yang ada di Pulau Salemo memiliki ukuran

    utama yang bervariasi namun tidak jauh berbeda dari ukuran-ukuran kapal

    yang lain.

    Tabel 6. Ukuran Utama Kapal Pukat KepitingSampel LOA (m) BOA (m) Depth (m) d (m)

    PK 1 10.58 1.4 0.7 0.56

    PK 2 9.5 1.34 0.45 0.36

    PK 3 10.2 1.37 0.32 0.26

    PK 4 5.95 0.86 0.17 0.14

    PK 5 7.89 1.4 0.25 0.20

    PK 6

    PK 7

    9.76

    9.5 

    1.41

    1.13

    0.5

    0.36

    0.40

    0.29

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    43/73

    berbeda kecuali untuk sampel empat yang memiliki ukuran jauh lebih kecil

    dibandingkan dengan ukuran kapal yang lainnya.

    •  Rasio Ukuran Utama

    Nilai rasio ukuran utama kapal ditentukan dari nilai ukuran utama

    kapal dan dapat dilihat padaTabel 2.

    Tabel 7. Nilai Rasio Ukuran Utama Kapal Pukat KepitingSampel L/B (m) L/D (m) B/D (m)

    PK 1 7.56 15.11 2

    PK 2 7.09 21.11 2.98

    PK 3 7.45 31.88 4.28

    PK 4 6.92 35 5.06PK 5 5.64 31.56 5.6

    PK 6

    PK 7

    6.92

    8.41 

    19.52

    26.39

    2.82

    3.14

    Dari Tabel 7 dapat dilhat nilai rasio kapal L/B berkisar 5.64 – 8.41,

    L/D berkisar antara 15.11 – 35, B/D berkisar antara 2 – 5.6 . nilai rasio ukuran

    utama kapal yang ideal yaitu L/B berkisar 4.35 – 4.50, L/D berkisar 10.00 –

    11.00, dan untuk B/D berkisar 2.1 – 2.15 Ayodhyoa (1997). Jika dilihat nilai

    rasio dari semua sampel pukat kepiting maka nilai L/B lebih besar dari

    standar, untuk L/D pada semua sampel kapal terlihat lebih besar dari nilai

    standar, dan nilai B/D berkisar 2.1 – 2.15. Dimana nilai rasio kapal yang

    hampir mendekati hanya pada sampel kapal 1 sedangkan pada sampel

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    44/73

    kapal dan kecepatan kapal. Untuk nilai L/D berkisar 10.00 – 11.00, nilai rasio

    L/D pada sampel kapal pukat kepiting lebih besar dari nilai standar yang

    telah ditentukan Ayodhyoa (1972). Seperti yang diketahui bahwa jika nilai

    L/D yang besar akan mengurangi kekuatan memanjang kapal, sedangkan

    nilai rasio B/D berkisar antara 2.1 – 2.15. Pada sampel kapal pukat kepiting

    yang sesuai dengan standar nilai rasio hanya terlihat pada sampel 1,

    sedangkan sampel kapal yang lain memiliki nilai rasio yang lebih besar dari

    nilai standar. Diketahui bahwa jika nilai rasio B/D membesar maka dapat

    menyebabkan stabilitas yang baik tetapi tahanan kapal juga bertambah.

    Dari pembahasan tersebut menunjukkan bahwa nilai L/B lebih besar

    dari nilai standar rasio ukuran utama kapal Ayodhyoa (1972) yang telah

    ditentukan, jika nilai L/B lebih besar disebabkan oleh nilai B maka perlu

    penambahan nilai sehingga initial stability   akan membesar dengan

    metacentric height  membesar dan nilai period of oscillation  mengecil. Nilai

    L/D lebih besar dari nilai standar dimana disebabkan oleh nilai D yang

    rendah, makan perlu penambahan nilai sehingga kapal akan lebih kuat

    terhadap gerakan bending   (lengkung) yang dapat berarah keatas dan

    kebawah, muatan juga akan membesar. Sedangkan nilai B/D semua sampel

    kapal lebih besar dari standar nilai rasio, B/D besar disebabkan nilai D kecil

    dan perlu penambahan nilai sehingga nilai B dan D dapat sebanding.

    U t k d tk k t k i k l id l d il i il i

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    45/73

    b. Kapal Bubu

    •  Ukuran Utama Kapal Bubu

    Dari tujuh sampel kapal bubu, empat sampel di Pulau Salemo, dua

    sampel di Pulau Sagara, dan satu sampel di Pulau Saugi. Ukuran utama

    LOA pada kapal terdapat empat sampel yang memiliki kemiripan dan tiga

    lainnya juga memliki kemiripan yang jauh dari empat sampel tersebut. Untuk

    ukuran BOA , D (depth ) dan d (draft ) semua sampel memiliki ukuran yang

    tidak jauh berbeda. 

    Tabel 8. Nilai Ukuran Utama Kapal Bubu Sampel LOA (m) BOA (m) Depth (m) d (m)

    BB 1 12.74 1.75 0.55 0.44

    BB 2 11.73 1.56 0.43 0.34

    BB 3 11.15 1.48 0.41 0.33

    BB 4 6.75 1.32 0.4 0.32

    BB 5 10.2 1.35 0.58 0.46

    BB 6

    BB 7

    7.9

    7.7 

    0.96

    1.11

    0.36

    0.3

    0.29

    0.24

    Pada Tabel 8 ukuran panjang kapal bubu di Kecamatan Liukkang

    Tuppabiring yang terdapat di tiga pulau adalah berkisar antara 6.75 – 12.74

    meter, lebar berkisar antara 0.96 – 1.75, dalam/tinggi (depth ) berkisar antara

    0.3 – 0.58, dan tinggi sarat air (draft ) berkisar antara 0.24 – 0.46 meter.

    •  Rasio Ukuran Utama 

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    46/73

    Tabel 9. Nilai Rasio Ukuran Utama Kapal BubuSampel L/B (m) L/D (m) B/D (m)

    BB 1 7.09 22.55 3.18

    BB 2 7.52 27.28 3.63

    BB 3 7.53 27.20 3.61

    BB 4 5.11 16.88 3.30

    BB 5 7.56 17.59 2.33

    BB 6 8.23 21.94 2.67Ayodhyoa (1972 4.55 10.71 2.36

    Nilai rasio L/B kapal pukat kepiting yang diteliti berkisar antara 5.11 –

    8.23; L/D berkisar antara 16.88 – 27.28; B/D berkisar antara 2.33 – 3.63.

    Menurut Ayodhyoa (1972), rasio ukuran utama kapal ideal untuk jenis kapal

    pukat cumi diantaranya rasio L/B berkisar 4.55; L/D berkisar antara 10.71;

    dan B/D berkisar antara 2.36. seperti yang terlihat pada tabel, bahwa nilai

    rasio ukuran utama L/B lebih besar dari nilai standar yang telah ditentukan,

    dan untuk nilai rasio L/D jauh lebih besar dari nilai standar yang telah

    ditentukan, untuk nila rasio B/D yang hanya mendekati nilai standar yaitu

    pada sampel 5, sedangkan sampel kapal yang lain nilainya lebih besar dari

    nilai standar namun tidak jauh berbeda. Bubu merupakan alat tangkap yang

    pasif sehingga dikelompokkan dalam kelompok kapal static gear   ( iskandar

    dan Pujiati, 1995 ).

    Dari penjelasan mengenai perbandingan nilai rasio dan pengaruh

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    47/73

    Maka untuk nilai D perlu penambahan nilai sehingga kekuatan memanjang

    kapal akan membaik. Pada nilai rasio B/D yang hanya sesuai dengan

    standar nilai rasio terlihat pada sampel 5, sedangkan sampel lain memiliki

    nilai rasio yang lebih besar. Jika niai B/D membesar maka stabilitas kapal

    akan baik, begitupula dengan tahanan kapal yang akan bertambah dan

    untuk mendapatkan stabilitas yang lebih baik maka nilai D perlu

    ditambahkan. Sehingga jika nilai D membesar maka kapal akan lebih kuat

    terhadap bending  (lengkung) yang bisa berarah keatas dan kebawah

    c. Kapal Trawl  

    •  Ukuran Utama Kapal Trawl  

    Dari hasil pengukuran di lokasi penelitian, terdapat lima unit kapal

    trawl  yang berada di Pulau Sapuli, tiga unit di Pulau Saugi, dan lima unit di

    Pulau Satando. Adapun ukuran utama pada kapal ini dapat dilihat pada

    Tabel 10.

    Tabel 10. Nilai Ukuran Utama Kapal TrawlSampel LOA (m) BOA (m) Depth (m) d (m)

    TR 1 10.96 1.8 0.55 0.44

    TR 2 11.1 1.57 0.43 0.34

    TR 3 10.25 1.75 0.52 0.42

    TR 4 10.75 1.65 0.49 0.39

    TR 5 10.88 1.7 0.62 0.50

    TR 6 9.66 1.65 0.51 0.41

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    48/73

    Ukuran panjang kapal trawl di Kecamatan Liukkang Tuppabiring

    yang berada di tiga pulau berkisar antara 9.66 – 11.84 meter, lebar berkisar

    antara 1.42 – 1.95, dalam/tinggi (depth ) berkisar antara 0.43 – 0.62, dan

    tinggi sarat air (draft ) berkisar antara 0.34 – 0.50 meter. Dari tiga belas

    sampel kapal trawl, ukuran utama kapal hampir sama dan tidak jauh

    berbeda.

    •  Rasio Ukuran Utama 

    Dari data ukuran utama kapal dapat ditentukan rasio perbandingan

    ukuran utama kapal bubu yang diteliti sebagaimana dapat dilihat padaTabel

    11.

    Tabel 11. Nilai Rasio Ukuran Utama Kapal TrawlSampel L/B (m) L/D (m) B/D (m)

    TR 1 6.09 19.93 3.27

    TR 2 7.07 25.81 3.65

    TR 3 5.86 19.71 3.37

    TR 4 6.52 21.94 3.37

    TR 5 6.4 17.55 2.74

    TR 6 5.85 18.94 3.24

    TR 7 6.22 18.34 2.95

    TR 8 7.56 22.38 2.96

    TR 9 6.07 19.41 3.2

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    49/73

    Nilai rasio L/B kapal trawl  yang diteliti berkisar antara 5.4 – 7.56; L/D

    berkisar antara 17.55 – 25.81; dan B/D berkisar antara 2.74 – 3.65. menurut

    Ayodhyoa (1972) bahwa nilai rasio yang ideal untuk kapal bottom  trawl yaitu

    L/B 4.75 – 5.30, L/D 10.00 – 10.50, dan B/D 1.95 - 2.10. seperti yang terlihat

    pada nilai-nilai rasio dimana nilai rasio L/B lebih besar dari nilai standar yang

    telah ditentukan, nilai rasio L/D tidak sesuai dengan standar nilai rasio yang

    telah ditentukan kerena nilai rasio kapal lebih besar, sedangkan nilai rasio

    B/D pada sampel kapal memiliki nilai yang lebih besar pula dari nilai standar

    yang telah ditentukan.

    Dari penjelasan mengenai nilai rasio kapal, nilai L/B lebih besar dari

    nilai rasio yang telah ditentukan. Maka sesuai pernyataan Ayodhyoa (1972),

     jika L/B kapal membesar maka akan menambah kecepatan kapal. Untuk

    nilai rasio L/D kapal lebih besar dari nilai standar, dimana jika nilai L/D

    membesar akan mempengaruhi kekuatan memanjang kapal. Sedangkan

    nilai B/D pada sampel kapal memiliki nilai yang lebih besar dari nilai standar

    yang telah ditentukan.

    Sesuai pernyataan Ayodhyoa (1972), jika L/B besar disebabkan nilai

    B rendah. karena nilai B sangat erat hunbungannya dengan stabilitas, maka

    perlu penambahan nilai sehingga nilai metacentric height   membesar dan

    nilai period of oscillation   akan mengecil. Untuk nilai L/D yang lebih besar

    k i k k t j k l L/D b di b bk il i D

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    50/73

    d. Kapal Pancing Cumi

    •  Ukuran Utama Kapal Pancing Cumi

    Ukuran utama kapal adalah ukuran yang terdiri dari panjang (L), lebar

    (B), dalam (D), dan tinggi sarat air (d). Dari hasil pengukuran di lokasi

    penelitian, terdapat satu unit kapal pancing cumi yang berada d Pulau Saugi,

    satu unit di Pulau Satando, dan enam unit di Pulau Sabutung. Adapun

    ukuran utama pada kapal ini dapat dilihat pada Tabel 12.

    Tabel 12. Nilai Ukuran Utama Kapal Pancing CumiSampel LOA (m) BOA (m) Depth (m) d (m)

    PC 1 5.5 0.5 0.36 0.29

    PC 2 5.5 0.67 0.38 0.30PC 3 5.85 0.7 0.36 0.29

    PC 4 5.67 0.72 0.37 0.30

    PC 5 5.74 0.6 0.45 0.36

    PC 6 5.9 0.67 0.5 0.40

    PC 7 5.6 0.62 0.44 0.35

    Ukuran utama kapal pancing cumi di Kecamatan Liukkang

    Tuppabiring yang berada di tiga pulau berkisar antara 5.5 – 11.56 meter,

    lebar berkisar antara 0.5 – 0.72 meter, dalam/tinggi (depth ) berkisar antara

    0.36 – 0.5 meter, dan tinggi sarat air (draft ) berkisar antara 0.29 – 0.40

    meter. Dimana ukuran utama semua sampel kapal memiliki kemiripan,

    begitupula dengan nilai BOA, D (depth ), d (draft ) yang masing-masing nilai

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    51/73

    Tabel 13. Nilai Rasio Ukuran Utama Kapal Pancing CumiSampel L/B (m) L/D (m) B/D (m)

    PC 1 11 15.28 1.39

    PC 2 8.21 14.47 1.76

    PC 3 8.36 16.25 1.94

    PC 4 7.88 15.32 1.95

    PC 5 9.57 12.76 1.33

    PC 6 8.81 11.8 1.34PC 7 9.03 12.73 1.41

    Nilai rasio L/B pada kapal pancing cumi berkisar antara 7.88 – 11

    meter ; untuk L/D berkisar antara 12.73 – 16.25 meter ; dan nilai rasio B/D

    berkisar antara 1.33 – 1.95 meter. Dimana telah diketahui bahwa kapal

    pancing cumi yang ada di Kecamatan Liukkang Tuppabiring termasuk dalam

    kategori small fishing boat   yang ukuran panjangnya berkisar antara 5,90 –

    10,00 meter yaitu memiliki nilai rasio L/B berkisar antara 4,34 – 5,00; L/D

    berkisar antara 11,25 – 11,45; B/D berkisar antara 1,86 – 3,14. Dari hasil

    penelitian pancing cumi merupakan alat tangkap pasif sehingga

    dikelompokkan dalam kelompok kapal static gear   (iskandar dan Pujiati,

    1995).

    Perbandingan nila rasio ukuran utama untuk L/B, dimana nilai rasio

    kapal lebih besa dari nilai standar rasio, untuk nilai L/D pada sampel kapal

    memiliki ukuran yang lebih besar dari standar nilai rasio yang telah

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    52/73

    kapal, dan untuk mendapatkan stabilitas yang baik sesuai dengan kecepatan

    kapal maka perlu penambahan nilai B. Untuk rasio nilai L/D dari tujuh sampel

    kapal pancing cumi memiliki nilai rasio yang lebih besar dari standar nilai

    rasio, dimana jika nilai rasio L/D membesar makan akan berperngaruh

    terhadap kekuatan memanjang kapal, hal ini disebabkan nilai D pada sampel

    renda. Sedangkan nilai rasio B/D sudah sesuai standar, namun ada

    beberapa sampel yang nilai rasionya lebih kecil dari standar. Jika nilai B/D

    mengecil maka akan mempengaruhi stabilitas kapal. Seperti pernyataan

    Ayodhyoa (1972), jika B/D membesar maka stabilitas akan baik namun

    kekuatan memanjang kapal akan memburuk. Untuk menyesuaikan nilai

    standar rasio B/D, maka perlu dilakukan penambahan nilai D (depth ).

    Sehingga kapal akan lebih kuat terhadap gerakan bending   (lengkung) yang

    berarah keatas dan kebawah.

    e. Kapal Pukat Ikan

    •  Ukuran Utama Kapal Pukat Ikan

    Ukuran utama kapal adalah ukuran yang terdiri dari panjang (L), lebar

    (B), dalam (D), dan tinggi sarat air (d). Dari hasil pengukuran di lokasi

    penelitian, dari enam pulau yang termasuk di Kecamatan Liukkang

    Tuppabiring, dari hasil penelitian kapal pukat ikan hanya ada di pulau

    Satando dengan jumlah tiga unit. Metode pengoperasian pada alat tangkap

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    53/73

    Tabel 14. Nilai Ukuran Utama Kapal Pukat IkanSampel LOA (m) BOA (m) Depth (m) d (m)

    PI 1 10.37 1.32 0.5 0.40

    PI 2 10.29 1.14 0.42 0.34

    PI 3 11.56 1.24 0.43 0.34

    Ukuran panjang kapal pukat ikan di kecamatan Liukkang Tuppabiring

    berkisar antara 10.29 – 11.56 meter, lebar berkisar antara 1.14 – 1.32,

    dalam/tinggi (depth ) berkisar antara 0.42 – 0.5, dan tinggi sarat air (draft )

    berkisar antara 0.34 – 0.40 meter. Dari tiga sampel kapal pukat ikan, ukuran

    utama kapal memiliki kemiripan dan tidak jauh berbeda.

      Rasio Ukuran Utama

    Dari data ukuran utama kapal dapat ditentukan rasio perbandingan

    ukuran utama kapal pancing cumi yang diteliti sebagaimana diterakan pada

    Tabel 15.

    Tabel 15. Nilai Rasio Ukuran Utama Kapal Pukat IkanSampel L/B (m) L/D (m) B/D (m)

    PI 1 7.86 20.74 2.64

    PI 2 9.03 24.5 2.71

    PI 3 9.32 26.88 2.88

    Nilai rasio L/B kapal pukat ikan berkisar antara 7.86 – 9.32 meter, L/D

    berkisar antara 20.74 – 26.88 meter, dan untuk nilai rasio B/D berkisar

    antara 2.64 – 2.88 meter. Sesuai pernyataan Ayodhyoa (1972) bahwa kapal

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    54/73

    nilai standar yang telah ditentukan, jika nilai L/D lebih besar maka akan

    berpengaruh terhadap kekuatan memanjang kapal. Sedangkan nilai rasio

    B/D pada sampel lebih besar dari nilai standar, maka stabilitas kapal akan

    membaik.

    Sesuai pernyataan Ayodhyoa (1972), jika nilai L/B membesar hal itu

    disebabkan nilai B rendah maka perlu penambahan nilai sehingga nilai

    metacentric height  akan membesar dan period of oscillation  akan mengecil.

    Untuk nilai rasio L/D yang membesar disebabkan nilai D yang rendah, dan

     jika dilakukan penambahan nilai longitudinal strength akan membaik dan

    kapal akan lebih kuat terhadap gerakan bending   (lengkung) yang berarah

    keatas dan kebawah. Sedangkan nilai B/D yang membesar disebabkan nilai

    D yang rendah.

    f. Kapal Gill Net  

    •  Ukuran Utama Kapal Gill Net  

    Dari hasil pengukuran di lokasi penelitian, terdapat dua unit kapal gill

    net   yang berada di Pulau Sabutung, Kecamatan Liukkang Tuppabiring.

    Adapun ukuran utama pada kapal ini dapat dilihat pada Tabel 16.

    Tabel 16. Nilai Ukuran Utama Kapal Gill NetSampel LOA (m) BOA (m) Depth (m) d (m)

    GN 1 10.1 1.85 0.42 0.34

    GN 2 10.01 1.78 0.43 0.34

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    55/73

    •  Rasio Ukuran Utama 

    Dari data ukuran utama kapal dapat ditentukan rasio perbandingan

    ukuran utama kapal gill net  yang diteliti sebagaimana diterakan pada Tabel

    17.

    Tabel 17. Nilai Rasio Ukuran Utama Kapal Gill NetSampel L/B (m) L/D (m) B/D (m)

    GN 1 5.46 24.05 4.4

    GN 2 5.62 23.28 4.14

    Ayodhyoa (1972) 3.58-4.34 9.83-12.14 2.64-3.14

    Nilai rasio L/B kapal gill net yang terdapat pada tabel berkisar antara

    5.46 – 5.62 meter ; untuk L/D berkisar antara 23.28 – 24.05 meter ; dan nilai

    rasio B/D berkisar antara 4.14 – 4.4 meter. Sesuai dengan pernyataan

    Ayodhyoa(1972) nilai rasio yang ideal untuk kapal gill net  yaitu L/B 3.58 –

    4.34, L/D 9.83 – 12.14, B/D 2.64 – 3.14. Dibandingkan dengan nilai rasio

    yang telah ditentukan oleh Ayodhyoa (1972) dimana nilai rasio L/B yang

    telah ditentukan lebih kecil dari nilai rasio ukuran utama pada sampel kapal

    gill net. Dari dua sampel kapal gill net memiliki nilai rasio yang lebih besar

    dari nilai rasio pembanding kapal namun tidak jauh berbeda dari nilai

    standar. Untuk nilai rasio L/D tidak sesuai dengan nilai standar, nilai rasio

    kapal jauh lebih besar dari nilai rasio yang ditentukan. Begitupula dengan

    nilai rasio B/D yang memiliki nilai rasio lebih besar dari nilai standar.

    S i d j l jik il i L/B l bih b k

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    56/73

    dan jika dilakukan penambahan nilai maka kapal akan kuat terhadap

    gerakan bending  (lengkung) yang berarah keatas dan kebawah. Sedangkan

    nilai B/D yang besar mempengaruhi stabilitas kapal yang baik dan tahanan

    kapal akan bertambah, nilai B/D besar disebabkan nilai D yang rendah.

    g. Kapal Multi Purpose  A

    •  Ukuran Utama Kapal Multi Purpose  A

    Kapal multi purpose A adalah kapal yang membawa lebih dari satu

    alat tangkap yaitu pukat kepiting dan pancing rawai, kapal multi purpose

    tersebut berada di pulau Saugi dengan jumlah satu unit. Adapun ukuran

    utama pada kapal ini dapat dilihat pada Tabel 18.

    Tabel 18. Nilai Ukuran Utama Kapal Multi Purpose  ASampel LOA (m) BOA (m) Depth (m) d (m)

    MP A1 12.57 1.4 0.5 0.40

    Ukuran panjang kapal multi purpose yang ada tercantum pada tabel

    yaitu 12.57 meter, lebar 1.4 meter, dalam/tinggi (depth ) 0.5 meter, dan tinggi

    sarat air (draft ) 0.40 meter.

    •  Rasio Ukuran Utama Kapal Multi Purpose  A 

    Dari data ukuran utama kapal dapat ditentukan rasio perbandingan

    ukuran utama kapal multi purpose  yang diteliti sebagaimana diterakan pada

    Tabel 19.

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    57/73

    purpose A. Untuk nilai rasio yang ideal yaitu L/B 3.58 – 5.00, L/D 7.14 –

    15.43, B/D 1.86 – 3.14 Ayodhyoa (1972).

    Nilai rasio L/B pada sampel sudah sesuai standar nilai rasio yang

    telah ditentukan, untuk nilai rasio L/D lebih besar dari nilai standar yang telah

    ditentukan. Dimana jika nilai L/D besar maka akan mengurangi kekuatan

    memanjang kapal, nilai L/D besar disebabkan nilai D yang rendah sehingga

     jika dilakukan penambahan nilai maka longitudinal strength akan membaik,

    kapal akan lebih kuat terhadap gerakan bending (lengkung) yang berarah

    keatas dan kebawah. Sedangkan untuk nilai rasio B/D sudah sesuai dengan

    standar nilai rasio yang telah ditentukan.

    h. Kapal Pancing Rawai

    •  Ukuran Utama Kapal Pancing Rawai

    Kapal pancing rawai terdapat di Pulau Satando sebanyak dua

    sampel, adapun ukuran utama kapal pancing rawai seperti yang terlihat pada

    tabel 20.

    Tabel 20. Ukuran Utama Kapal Pancing RawaiSampel LOA (m) BOA (m) Depth (m) d (m)

    PR 1 10.66 1.62 0.57 0.46

    PR 2 10.6 1.64 0.62 0.50

    Ukuran utama kapal pancing rawai yaitu LOA berkisar 10.60 – 10.66,

    BOA berkisar 1.62 – 1.64, D (depth ) berkisar 0.57- 0.62, d (draft ) berkisar

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    58/73

    Kapal pancing rawai termasuk kapal kategori small fishing boat  yang

    ukuran panjangnya berkisar antara 5,90 – 10,00 meter yaitu memiliki nilai

    rasio L/B berkisar antara 4,34 – 5,00; L/D berkisar antara 11,25 – 11,45; B/D

    berkisar antara 1,86 – 3,14. Dari hasil penelitian pancing rawai merupakan

    alat tangkap pasif sehingga dikelompokkan dalam kelompok kapal static gear  

    ( iskandar dan Pujiati, 1995 ).

    Nilai rasio kapal pancing rawai tidak sesuai dengan nilai standar yang

    telah ditentukan, dimana nilai L/B lebih besar dari nilai standar dan jika nilai

    L/B besar maka akan mempengaruhi kecepatan kapal, sedangkan nilai L/D

    lebih kecil darri nilai standar yang telah ditentukan dimana jika nilai L/D kecil

    maka akan berpengaruh pada kekuatan memanjang kapal, dan nilai B/D lebih

    kecil dari nilai standar, jika nilai B/D kecil maka stabilitas kapal akan kurang

    baik.

    i. Kapal Multi Purpose B

    •  Ukuran Utama Kapal Multi Purpose  B

    Kapal multi purpose B adalah kapal yang membawa lebih dari satu alat

    tangkap yaitu pancing cumi dan pukat ikan, kapal multi purpose tersebut

    berada di pulau Sabutung dengan jumlah satu unit. Adapun ukuran utama

    pada kapal ini dapat dilihat pada Tabel 15.

    Tabel 22. Nilai Ukuran Utama Kapal Multi Purpose  BS l LOA ( ) BOA ( ) D th ( ) d ( )

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    59/73

    •  Rasio Ukuran Utama Kapal Multi Purpose  B 

    Dari data ukuran utama kapal dapat ditentukan rasio perbandingan

    ukuran utama kapal multi purpose  yang diteliti sebagaimana diterakan pada

    Tabel 16.

    Tabel 23. Nilai Rasio Ukuran Utama Kapal Multi Purpose  BSampel L/B (m) L/D (m) B/D (m)

    MP B1 1 12.78 12.75

    Seperti yang terlihat pada tabel diatas bahwa nilai rasio L/B pada

    kapal, lebih kecil dibandingkan dengan nilai rasio L/D dan B/D pada kapal

    multi purpose B. Untuk nilai rasio yang ideal yaitu L/B 3.58 – 5.00, L/D 7.14 –

    15.43, B/D 1.86 – 3.14 Ayodhyoa (1972).

    Nilai rasio L/B pada sampel lebih kecil dari nilai standar yang telah

    ditentukan, hal ini akan berpengaruh buruk terhadap kecepatan kapal. Maka

    untuk menyesuaikan nilai rasio perlu penambahan nilai B dan L agar

    mendapatkan stabilitas yang baik. Untuk L/D sudah sesuai dengan standar

    nilai rasio yang telah ditentuka, sedangkan untuk nilai B/D pada sampel lebih

    besar dari nilai standar. Jika nilai B/D besar maka stabilitas kapal akan baik

    dan tahanan kapal juga akan bertambah.

    F. Klasifikasi

    Di Kabupaten Pangkep Kecamatan Liukkang Tuppabirng terdapat

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    60/73

    a. Hasil Analisis Cluster  

    Gambar 7. Analisis Cluster

    •  Kelompok 1 a (merah)

    Pada kelompok ini terdiri dari jenis kapal pukat kepiting yang berada

    di Pulau Salemo dengan ukuran utama yaitu LOA 10.58, BOA 1.4, D

    (depth) 0.7, d (draft) 0.56. sedangkan nilai rasio dari jenis kapal ini yaitu

    L/B 7.56, L/D 15.11, B/D 2.00.

    •  Kelompok 2 a (hijau)

    Kelompok ini terdapat dua jenis kapal yaitu pukat kepiting sebanyak

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    61/73

    •  Kelompok 3 (biru)

    Pada kelompok ini hanya terdapat satu jenis kapal sebanyak 2

    sampel, yaitu kapal pukat kepiting yang terdapat di Pulau Sagara. Dimana

    ukuran utama dari kelompok ini yaitu LOA 5.95 – 7.89, BOA 0.86 – 1.4, D

    (depth) 0.17 – 0.25, dan d (darft) 0.14 – 0.20. Untuk nilai rasio dari kapal

    ini yaitu L/B 5.64 – 6.92, L/D 31.56 – 35.00, B/D 5.06 – 5.60.

    •  Kelompok 4 (orange)

    Pada kelompok ini terdapat empat jenis kapal yaitu kapal trawl

    sebanyak 13 sampel yang terdapat di Pulau Sapui dan Pulau Satando.

    Untuk kapal pukat ikan sebanyak 3 sampel yang berada di Pulau Satando,

    sedangkan kapal pancing rawai sebanyak 2 sampel yang berada di Pulau

    Satando, dan kapal multi purpose hanya terdapat 1 sampel yang berada di

    Pulau Saugi.

    Untuk kelompok ini memiliki ukuran utama LOA berkisar 9.66 –

    11.84, BOA berkisar 1.14 – 1.95, D (depth) berkisar 0.42 – 0.62, d (draft)

    berkisar 0.34 – 0.50. sedangkan untuk nilai rasio pada kelompok ini yaitu

    L/B 5.40 – 9.03, L/D 17.10 – 26.88, B/D 2.64 – 3.65.

    •  Kelompok 5 (ungu)

    Pada kelompok ini hanya terdiri satu jenis yaitu kapal bubu terdapat

    sebanyak 2 sampel dan gill net sebanyak 2 sampel Ukuran utama pada

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    62/73

    sebanyak 2 sampel dan gill net sebanyak 2 sampel. Ukuran utama pada

    kelompok ini adalah LOA 5.5 – 10.1, BOA 0.62 – 1.85, D (depth) 0.42 –

    0.45, d (draft) 0.29 – 0.40. sedangkan untuk nilai rasionya yaitu L/B 5.46 –

    9.57, L/D 11.80 – 26.39, B/D 1.33 – 4.40.

    •  Kelompok 7 (merah muda)

    Pada kelompok ini yaitu jenis kapal pancing cumi yang berad di

    Pulau Saugi dengan ukuran utama LOA 5.5, BOA 0.5, D (depth) 0.36, d

    (draft) 0.29 dan untuk nilai rasio ukuran utama yaitu L/B 11.00, L/D 15.28,

    B/D 1.39.

    •  Kelompok 8 b (hijau)

    Kelompok ini yaitu kapal multi purpose , dimana jenis kapal ini

    membawa lebih dari satu alat tangkap. Jenis kapal ini berada di Pulau

    Sabutung dengan ukuran LOA 5.11, BOA 5.1, D (depth) 0.4, d (draft) 0.32

    dan untuk nilai rasio utama yaitu L/B 1.00, L/D 12.78, B/D 12.75.

    b. Hasil Analisis PCA

    BOA (m)

    BOA/DPK 4 PK 5

    MP B1

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    1 2

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    63/73

    Gambar 8. Analisis PCA

    Pada analisis PCA menghasilkan delapan kelompok, sama halnya

    dengan menggunakan analisis cluster . Untuk analisis PCA menggunakan

    sumbu-sumbu yang menunjukkan kemiripan pada tiap jenis kapal yaitu ukuran

    panjang LOA, BOA, D (depth ), d (draft ) , sedangkan ukuran rasio L/B, L/D, B/D.

    Dengan menggunakan analisis PCA dapat diketahui jenis-jenis kapal

    berdasarkan ciri-ciri kemiripannya, seperti yang terlihat pada tabel 19.

    LOA (m)

    BOA (m)

    D (m)d (m)LOA/BOA

    LOA/D

    BOA/D

    PK 1

    PK 2

    PK 3

    BB 1

    BB 2BB 3BB 4

    BB 5

    BB 6

    PK 4 PK 5

    TR 1

    TR 2

    TR 3TR 4

    TR 5

    TR 6

    TR 7TR 8

    PC 1MP A1

    BB 7

    TR 9TR 10

    TR 11 TR 12

    TR 13PI 1

    PI 2

    PR 1

    PR 2

    PI 3PC 2

    PC 3

    MP B1

    PC 4

    PC 5 PC 6

    PC 7

    PK 6

    PK 7

    GN 1GN 2

    -0.6

    -0.4

    -0.2

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    64/73

    Tabel 19. Hasil Analisis PCANo Kelompok Sampel Kapal Karakteristik/Penciri

    1 1 PK 1 Nilai D (depth ) kapal tinggi

    2 2 PK 2, PK 3, BB 1, BB 2,

    BB3, BB 4, BB 5, BB 6

    Nilai LOA/D kapal tinggi

    3 3 PK 4, PK 5 Nilai BOA/D kapal rendah

    4 4 TR 1, TR 2, TR 3, TR 4,

    TR5, TR 6, TR 7, TR 8, TR9,

    TR 10, TR 11, TR 12, TR 13,

    PR 1, PR2, PR 3, PI 1, PI 2,

    MP A1

    Nilai LOA kapal rendah

    5 5 BB 7 Nilai LOA/D kapal tinggi

    6 6 PC 2, PC 3, PC 4, PC 5,

    PC6 , PC 7, PK 6, PK 7,

    GN1, GN 2

    Nilai LOA/BOA kapal tinggi

    7 7 PC 1 Nilai LOA/BOA kapal tinggi

    8 8 MP B1 Nilai BOA kapal tinggi

    Dari Tabel 19 dapat dilihat ada 4 kelompok yang karakteristik/pencirinya

    memiliki kesamaan. Dimana kelompok 6 dan kelompok 7 pencirinya sama, pada

    utama pada kelompok 2. Pada kelompok kapal lain masing-masing memiliki

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    65/73

    utama pada kelompok 2. Pada kelompok kapal lain masing masing memiliki

    karakteristik/penciri yang berbeda-beda.

    V. KESIMPULAN DAN SARAN 

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    66/73

    S U S

    A. KESIMPULAN

    Dari hasil penelitian mengenai identifikasi kapal perikanan di

    Kecamatan Liukkang Tuppabiring Kabupaten Pangkep dapat

    disimpulkan:

    1. Terdapat sembilan jenis kapal berdasarkan alat tangkap yang

    tersebar pada enam pulau di Kecamatan Liukkang Tuppabiring, yaitu

    kapal bubu, kapal gill net , kapal pancing cumi, kapal trawl , kapal pukat

    kepiting, kapal pukat ikan, kapal multi purpose  A, kapal multi  purpose  

    B, kapal pancing rawai.

    2. Dari hasil penelitian menggunakan analisis cluster   dan analisis PCA

    menghasilkan delapan kelompok kapal dengan draft   masing-masing

    yang terdapat di Kecamatan Liukkang Tuppabbiring Kabupaten

    Pangkep. 

    Saran

    Diharapkan data mengenai identifikasi kapa dapat dijadikan

    sebagai data base oleh pemerintah Kabupaten Pangkep bagi Dinas

    Kelautan dan Perikanan.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    67/73

    Ayodhyoa, 1972. Kapal Perikanan . Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor.Bogor.

    Ayodhyoa. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor. Yayasan Dewi Sri.

    Vont Brant, A. 1984. Fish Catching Methods of The World . England. Fishing new

    books Ltd.

    Dinas Kelautan dan Perikanan Pangkep. 2011. Laporan Statistik Perikanan

    Kabupaten Pangkep. Sulawesi Selatan

    Mahribi, D.R. 2012. Kapal Ikan. Universitas Jendral Soedirman. Purwoketo.

    Dohri, M.N. Soedjana. 1983. Kecakapan Bahari   1. Jakarta: Departemen

    Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

    Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, ProyekPengadaan Buku Pendidikan Menengah Kejuruan.

    Fyson, J. 1985. Design of Small Fishing Vessel . Fishing News Book Ltd.

    Farnham. Surrey, England. 320

    Iskandar, B.H. 2007. Stabilitas Statis dan Dinamis Kapal Latih Stella Maris.

    Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Buletin PSP 16 (1): 31 – 49.

    Iskandar, B.H. dan S. Pujiyati. 1995. Keragaan teknis kapal perikanan di

    beberapa wilayah Indonesia . Laporan Penelitian. Proyek Operasi dan

    Perawatan Fasilitas (OPF)-IPB 1994/1995. Jurusan PSP IPB, Bogor.

    Mulyanto dan Zyaki, 1985. Pengertian Dasar Besaran-besaran Kapal. Direktorat

    Jenderal Perikanan Semarang.

    Muckle, W. 1975. Naval Architecture for Engineers , Revised by Taylor,D.A.Second Edition. UK. Newnes-Butteerworths. London: Boston.

    Nomura, M. and T. Yamazaki. 1977. Fishing Tecniques . Tokyo. Japan

    International Corporation Agency (JICA). 206 hal.

    Tompo, S. A. 1990. Teori Merancang Kapal I . Jurusan Perkapalan Fakultas

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    68/73

    Teknik Universitas Hasanuddin. Makassar.

    Undang-undang no 54. 2002 tentang usaha perikanan, www.bpkp.go.id ,

    didownload 15 oktober 2013.

    UU No. 17 tahun 2008 Tentang Pelayaran. www.bpkp.go.id. Diakses padatanggal 20 Desember 2013.

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    69/73

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    70/73

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    71/73

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    72/73

  • 8/18/2019 --athirahimr-14038-1-14-athir-k

    73/73