magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/dataset/7077e9a3-0083-4743-8b...data strategis...
TRANSCRIPT
ii Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
No Publikasi : 33080.1902
Katalog: 1103003.3308
ISBN : 976-602-53242-5-3
Ukuran Buku : 14,8 cm x 21 cm
Jumlah Halaman : viii + 60 halaman
Naskah:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang
Gambar Kover oleh:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang
Ilustrasi Kover:
Kantor Pemerintah Kabupaten Magelang
Diterbitkan oleh :
BPS Kabupaten Magelang
Dicetak Oleh:
TM Percetakan
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan dan/atau
menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa
izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 iii
KATA PENGANTAR
Dalam rangka meningkatkan pelayanan statistik, BPS berupaya menyajikan data
agar lebih mudah dipahami oleh pengguna data. Buku ini dirancang bagi para birokrat,
pelaku usaha, akademisi, pelajar, mahasiswa dan masyarakat luas yang memerlukan
data dan informasi ringkas dan strategis.
Data yang disajikan dalam buku ini mencakup data penduduk, ketenagakerjaan,
pendidikan, kemiskinan, pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi dan harga-
harga. Untuk kemudahan pemahaman dan pemanfaatan data disertakan penjelasan
teknis dan infografis.
Edisi ini dipersembahkan oleh BPS Kabupaten Magelang untuk menyambut hari
jadi Kota mungkid ke -35. Semoga buku ini bisa menjadi sumber informasi yang
berguna untuk berbagai pihak.
Kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya buku ini diucapkan
terima kasih.
Kota Mungkid, Maret 2019
Badan Pusat Statistik
Kabupaten Magelang
Kepala,
SRI WIYADI
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 v
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar iii
Daftar Isi v
BAB 1 PENDUDUK
3
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang Hasil Sensus Penduduk
Menurut Kecamatan
5
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten
Magelang Menurut Kecamatan Tahun 2017-2018
6
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio
Kabupaten Magelang Menurut Kecamatan Tahun 2018
7
Tabel 1.4 Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Kabupaten Magelang
Menurut Kecamatan Tahun 2018
8
Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten
Magelang 2018
9
Tabel 1.6 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten
Magelang 2018
10
BAB II KETENAGAKERJAAN
13
Tabel 2.1 Profil Ketenagakerjaan Penduduk Kabupaten Magelang Berumur
15 Tahun ke Atas Agustus 2015 - Agustus 2018
16
Tabel 2.2 Penduduk Kabupaten Magelang Berumur 15 Tahun ke Atas yang
Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Agustus 2018
17
Tabel 2.3 Penduduk Kabupaten Magelang Berumur 15 Tahun ke Atas yang
Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Agustus 2018
18
Tabel 2.4 Penduduk Kabupaten Magelang Berumur 15 Tahun ke Atas yang
Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Agustus
2018
19
Tabel 2.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Magelang dan
Sekitarnya 2018
20
Tabel 2.6 Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten Magelang dan
Sekitarnya Tahun 2015-2018 (dalam rupiah/bulan)
20
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
vi Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Halaman
BAB III PENDIDIKAN 23
Tabel 3.1 Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Magelang Tahun 2013-2018 25
Tabel 3.2 Angka Partisipasi Murni Kabupaten Magelang Tahun 2013-2018 25
Tabel 3.3 Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Magelang Tahun 2013-2018 25
Tabel 3.4 Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Magelang Menurut Jenjang
Pendikan dan Jenis Kelamin Tahun 2018
26
Tabel 3.5 Angka Partisipasi Murni Kabupaten Magelang Menurut Jenjang
Pendikan dan Jenis Kelamin Tahun 2018
26
Tabel 3.6 Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Magelang Menurut Umur
dan Jenis Kelamin Tahun 2018
26
Tabel 3.7 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke atas Menurut Kemampuan
Baca Tulis dan Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun 2018
27
BAB IV KEMISKINAN
31
Tabel 4.1 Penduduk Miskin Kabupaten Magelang dan Jawa Tengah Tahun
2013 – 2018 (ribu jiwa)
36
Tabel 4.2 Penduduk Miskin Kabupaten Magelang dan Sekitarnya Tahun
2014-2018 (ribu jiwa)
36
Tabel 4.3 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Magelang dan
Sekitarnya Tahun 2014-2018
37
Tabel 4.4 Garis Kemiskinan Kabupaten Magelang dan Jawa Tengah Tahun
2013-2018 (rupiah/kapita/bulan)
37
Tabel 4.5 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) Kabupaten Magelang dan Sekitarnya Tahun 2018
38
BAB V PEMBANGUNAN MANUSIA
41
Tabel 5.1 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Magelang dan
Sekitarnya serta Jawa Tengah Tahun 2012 – 2017
45
Tabel 5.2 Harapan Hidup Saat Lahir (Tahun) Kabupaten Magelang dan
Sekitarnya serta Jawa Tengah Tahun 2012-2017
45
Tabel 5.3 Harapan Lama Sekolah (Tahun) Kabupaten Magelang dan
Sekitarnya serta Jawa Tengah Tahun serta Jawa Tengah Tahun
2012 – 2017
46
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 vii
Halaman
Tabel 5.4 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (ribu rupiah/orang/tahun)
Kabupaten Magelang dan Sekitarnya serta Jawa Tengah Tahun
2012 – 2017
46
Tabel 5.5 Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) Kabupaten Magelang dan
Sekitarnya serta Jawa Tengah Tahun 2012 – 2017
47
BAB VI PDRB DAN INFLASI 51
Table 6.1 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Magelang Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013-2017 (Juta
Rupiah)
55
Tabel 6.2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Magelang Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2013-2017
(Juta Rupiah)
56
Tabel 6.3 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Magelang Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2013-2017
57
Tabel 6.4 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Magelang Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2013-2017 (Persen)
58
Tabel 6.5 Perubahan Indeks Harga Konsumen (Inflasi) Kabupaten Magelang
Tahun 2013-2018 (Persen) (2012 = 100)
59
Tabel 6.6 Laju Inflasi Bulanan Kabupaten Magelang Tahun 2013-2018
(persen) (2012 = 100)
60
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Penduduk
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 3
BAB 1 PENDUDUK
Sumber utama data kependudukan adalah Sensus Penduduk (SP) yang dilakukan
setiap sepuluh tahun sekali. Di Indonesia, sensus penduduk telah dilaksanakan sebanyak
enam kali yaitu 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan terakhir 2010. Dalam publikasi ini
disajikan data hasil SP 1980, 1990, 2000, 2010 serta penduduk tahun 2017 dan 2018
hasil proyeksi.
Penduduk adalah semua orang yang tinggal di wilayah/daerah tertentu selama 6
bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan
menetap atau tinggal lebih dari 6 bulan.
Laju Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah
sosial ekonomi dan masalah kependudukan. Jumlah penduduk akan berpengaruh
terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara bahkan dunia. Pertambahan
penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor
demografi, yaitu:
Kematian (mortalitas)
Ada beberapa tingkat kematian, yaitu tingkat kematian kasar (crude death rate) dan
tingkat kematian khusus (age specific death rate).
Tingkat kematian kasar (crude death rate) adalah banyaknya orang yang meninggal
pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut.
Tingkat kematian khusus (age specific death rate) adalah banyaknya kematian pada
kelompok umur tertentu per jumlah penduduk dalam umur yang sama.
Kelahiran (fertilitas)
Pengukuran tingkat kelahiran ini sulit untuk dilakukan, karena banyak bayi-bayi yang
meninggal beberapa saat kelahiran tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau
kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Penduduk
4 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Tinggi rendahnya tingkat kelahiran dalam suatu kelompok penduduk tergantung
pada struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat
pendidikan, status pekerjaan wanita serta pembangunan ekonomi.
Migrasi (migration)
Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah yang lain.
Migrasi dalam arti luas ialah perubahan tempat tinggal secara permanen, tidak ada
pembatasan baik pada jarak perpindahan maupun sifatnya yaitu apakah tindakan itu
bersifat sukarela atau terpaksa, serta tidak ada perbedaan antara perpindahan di
dalam negeri dan/atau ke luar negeri.
Jumlah penduduk Kabupaten Magelang tahun 2018 berdasarkan hasil proyeksi
penduduk sebanyak 1.274.881 jiwa yang terdiri dari 640.063 jiwa laki-laki dan 634.818
jiwa perempuan. Jumlah tersebut meningkat 0,51 persen dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Rasio jenis kelamin sebesar 100,83 yang berarti bahwa diantara 100 orang
perempuan terdapat sekitar 101 orang laki-laki. Kepadatan penduduk di Kabupaten
Magelang mencapai 1.174 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan tertinggi berada di
wilayah Kecamatan Muntilan sebesar 2.792 jiwa per kilometer persegi.
Komposisi penduduk juga mencerminkan angka beban tanggungan yaitu
perbandingan antara jumlah penduduk usia produktif (umur 15-64 tahun) dengan
penduduk usia tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun keatas). Proporsi
penduduk usia produktif pada tahun 2018 sekitar 68,15 persen, sedangkan penduduk
usia tua (65 tahun keatas) sekitar 9,15 persen dan penduduk usia muda (0-14 tahun)
sekitar 22,70 persen. Dengan demikian angka beban tanggungan penduduk di
Kabupaten Magelang pada tahun 2018 sebesar 46,74 yang artinya dari 100 penduduk
usia produktif (15-64 tahun) akan menanggung secara ekonomi sekitar 46-47 penduduk
usia tidak produktif. Dengan angka beban tanggungan di bawah 50 persen berarti
Kabupaten Magelang mendapatkan bonus demografi.
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Penduduk
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 5
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Magelang Hasil Sensus Penduduk Menurut Kecamatan
Kecamatan SP 1980 SP 1990 SP 2000 SP 2010
(1) (2) (3) (4) (5)
010 Salaman 52 290 57 209 62 160 65 852
020 Borobudur 44 604 48 795 52 963 55 602
030 Ngluwar 27 351 28 087 28 934 29 857
040 Salam 37 609 39 809 42 105 44 455
050 Srumbung 36 729 37 876 40 975 44 782
060 Dukun 37 733 38 269 40 424 42 960
070 Muntilan 63 619 66 807 70 549 74 839
080 Mungkid 55 715 58 136 62 924 68 669
090 Sawangan 46 365 47 420 50 339 53 705
100 Candimulyo 39 195 39 896 42 458 45 341
110 Mertoyudan 67 006 81 763 95 015 104 761
120 Tempuran 33 155 38 485 43 644 46 395
130 Kajoran 42 681 47 262 50 972 51 477
140 Kaliangkrik 38 911 44 099 49 766 52 345
150 Bandongan 41 207 46 286 51 908 54 539
160 Windusari 35 030 38 531 42 731 46 298
170 Secang 56 484 60 407 67 409 74 921
180 Tegalrejo 35 519 41 911 49 012 53 200
190 Pakis 42 746 46 608 51 201 52 242
200 Grabag 64 165 71 055 77 855 81 749
210 Ngablak 34 634 37 098 38 532 37 927
Kabupaten Magelang 932 748 1 015 809 1 111 876 1 181 916
Sumber: Sensus Penduduk
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Penduduk
6 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Magelang Menurut Kecamatan Tahun 2017-2018
Kecamatan Jumlah
Penduduk 2017
Jumlah Penduduk 2018
Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
(1) (2) (3) (4)
010 Salaman 70 497 70 432 -0,09
020 Borobudur 59 039 59 619 0,98
030 Ngluwar 31 371 31 684 1,00
040 Salam 47 513 48 001 1,03
050 Srumbung 49 080 49 106 0,05
060 Dukun 46 018 46 100 0,18
070 Muntilan 80 161 79 874 -0,36
080 Mungkid 75 076 74 813 -0,35
090 Sawangan 57 602 57 428 -0,30
100 Candimulyo 48 840 49 454 1,26
110 Mertoyudan 115 670 118 206 2,19
120 Tempuran 49 834 50 460 1,26
130 Kajoran 53 285 52 887 -0,75
140 Kaliangkrik 55 658 54 720 -1,69
150 Bandongan 58 002 57 944 -0,10
160 Windusari 50 351 50 218 -0,26
170 Secang 82 565 84 261 2,05
180 Tegalrejo 57 907 59 314 2,43
190 Pakis 54 443 53 654 -1,45
200 Grabag 86 526 87 749 1,41
210 Ngablak 38 958 38 957 0,00
Kabupaten Magelang 1 268 396 1 274 881 0,51
Sumber: Proyeksi Penduduk Kabupaten Magelang 2010-2020
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Penduduk
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 7
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Kabupaten Magelang Menurut Kecamatan Tahun 2018
Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis
Kelamin / Sex Ratio
(1) (2) (3) (4) (5)
010 Salaman 35 111 35 321 70 432 99,41
020 Borobudur 29 848 29 771 59 619 100,26
030 Ngluwar 15 634 16 050 31 684 97,41
040 Salam 23 947 24 054 48 001 99,56
050 Srumbung 24 482 24 624 49 106 99,42
060 Dukun 22 938 23 162 46 100 99,03
070 Muntilan 39 952 39 922 79 874 100,08
080 Mungkid 37 185 37 628 74 813 98,82
090 Sawangan 29 079 28 349 57 428 102,58
100 Candimulyo 24 893 24 561 49 454 101,35
110 Mertoyudan 58 622 59 584 118 206 98,39
120 Tempuran 25 556 24 904 50 460 102,62
130 Kajoran 26 680 26 207 52 887 101,80
140 Kaliangkrik 27 613 27 107 54 720 101,87
150 Bandongan 29 233 28 711 57 944 101,82
160 Windusari 25 623 24 595 50 218 104,18
170 Secang 42 152 42 109 84 261 100,10
180 Tegalrejo 30 903 28 411 59 314 108,77
190 Pakis 26 804 26 850 53 654 99,83
200 Grabag 44 189 43 560 87 749 101,44
210 Ngablak 19 619 19 338 38 957 101,45
Kabupaten Magelang 640 063 634 818 1 274 881 100,83
Sumber: Proyeksi Penduduk Kabupaten Magelang 2010-2020
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Penduduk
8 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Tabel 1.4 Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Kabupaten Magelang Menurut Kecamatan Tahun 2018
Kecamatan Rumah Tangga Penduduk Rata-rata Jumlah
Penduduk per Rumah Tangga
(1) (2) (3) (4)
010 Salaman 21 308 70 432 3,31
020 Borobudur 19 051 59 619 3,13
030 Ngluwar 9 958 31 684 3,18
040 Salam 14 305 48 001 3,36
050 Srumbung 15 134 49 106 3,24
060 Dukun 14 465 46 100 3,19
070 Muntilan 23 195 79 874 3,44
080 Mungkid 21 599 74 813 3,46
090 Sawangan 17 361 57 428 3,31
100 Candimulyo 13 964 49 454 3,54
110 Mertoyudan 33 805 118 206 3,50
120 Tempuran 13 816 50 460 3,65
130 Kajoran 16 048 52 887 3,30
140 Kaliangkrik 15 486 54 720 3,53
150 Bandongan 16 459 57 944 3,52
160 Windusari 13 454 50 218 3,73
170 Secang 23 127 84 261 3,64
180 Tegalrejo 14 086 59 314 4,21
190 Pakis 15 785 53 654 3,40
200 Grabag 25 087 87 749 3,50
210 Ngablak 12 293 38 957 3,17
Kabupaten Magelang 369 789 1 274 881 3,45
Sumber: Proyeksi Penduduk Kabupaten Magelang 2010-2020
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Penduduk
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 9
Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Magelang 2018
Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Total
(1) (2) (3) (4)
0-4 45 471 43 991 89 462
5-9 49 917 48 206 98 123
10-14 52 922 48 928 101 850
15-19 51 668 48 179 99 847
20-24 45 505 46 784 92 289
25-29 47 760 38 827 86 587
30-34 47 930 45 373 93 303
35-39 46 892 48 890 95 782
40-44 50 021 46 862 96 883
45-49 39 740 45 795 85 535
50-54 40 470 37 554 78 024
55-59 35 235 40 829 76 064
60-64 33 316 31 157 64 473
65-69 19 515 23 853 43 368
70-74 17 080 16 521 33 601
75+ 16 621 23 069 39 690
Total 640 063 634 818 1 274 881
Sumber: Proyeksi Penduduk Kabupaten Magelang 2010-2020
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Penduduk
10 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Tabel 1.6 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang 2018
Kecamatan Luas Wilayah
(Km2)
Penduduk Kepadatan Penduduk
(1) (2) (3) (4)
010 Salaman 68,87 70 432 1 022,68
020 Borobudur 54,55 59 619 1 092,92
030 Ngluwar 22,44 31 684 1 411,94
040 Salam 31,63 48 001 1 517,58
050 Srumbung 53,18 49 106 923,39
060 Dukun 53,4 46 100 863,30
070 Muntilan 28,61 79 874 2 791,82
080 Mungkid 37,4 74 813 2 000,35
090 Sawangan 72,37 57 428 793,53
100 Candimulyo 46,95 49 454 1 053,33
110 Mertoyudan 45,35 118 206 2 606,53
120 Tempuran 49,04 50 460 1 028,96
130 Kajoran 83,41 52 887 634,06
140 Kaliangkrik 57,34 54 720 954,31
150 Bandongan 45,79 57 944 1 265,43
160 Windusari 61,65 50 218 814,57
170 Secang 47,34 84 261 1 779,91
180 Tegalrejo 35,89 59 314 1 652,66
190 Pakis 69,56 53 654 771,33
200 Grabag 77,16 87 749 1 137,23
210 Ngablak 43,8 38 957 889,43
Kabupaten Magelang 1 085,73 1 274 881 1 174,22
Sumber: Proyeksi Penduduk Kabupaten Magelang 2010-2020
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Ketenagakerjaan
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 13
BAB II KETENAGAKERJAAN
Salah satu persoalan mendasar dalam aspek ketenagakerjaan adalah pengangguran.
Pengangguran terbuka (Open unemployment) adalah orang yang masuk dalam angkatan
kerja (15 tahun ke atas) yang sedang mencari pekerjaan, yang mempersiapkan usaha, yang
tidak mencari pekerjaan karena marasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (sebelumnya
dikategorikan sebagai bukan angkatan kerja), dan yang sudah punya pekerjaan tapi belum
mulai bekerja (sebelumnya dikategorikan sebagai pekerja), dan pada waktu bersamaan
mereka tak bekerja (jobless). Selain pengangguran terbuka, juga dikenal istilah Setengah
Pengangguran (Under unemployment) yaitu tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal
atau yang bekerja kurang 35 jam selama seminggu. Permasalahan pengangguran dan
setengah pengangguran ini merupakan persoalan serius karena dapat menyebabkan tingkat
pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi
maksimal. Dilihat dari penyebabnya, pengangguran dapat dikelompokan menjadi beberapa
jenis:
1. Pengangguran struktural yaitu pengangguran yang terjadi karena adanya perubahan
dalam struktur perekonomian. Penduduk tidak mempunyai keahlian yang cukup untuk
memasuki sektor baru hingga mereka menganggur. Contoh: para petani kehilangan
pekerjaan karena daerahnya berubah dari daerah agraris menjadi industry.
2. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang terjadi karena menurunnya kegiatan
perekonomian (misal terjadi resesi) sehingga menyebabkan berkurangnya permintaan
masyarakat (aggregate demand).
3. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena adanya pergantian
musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
4. Pengangguran friksional adalah pengangguran yang muncul akibat adanya
ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja.
5. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi karena penggunaan alat-
alat teknologi yang semakin modern yang menggantikan tenaga kerja manusia.
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Ketenagakerjaan
14 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Beberapa konsep/definisi yang digunakan dalam ketenagakerjaan adalah sebagai
berikut :
a. Penduduk
Semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama enam
bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan
untuk menetap.
b. Usia Kerja
Indonesia menggunakan batas bawah usia kerja (economically active population) 15
tahun (meskipun dalam survei yang dikumpulkan informasi mulai dari usia 10 tahun) dan
tanpa batas usia kerja.
c. Angkatan kerja
Konsep angkatan kerja merujuk pada kegiatan utama yang dilakukan oleh penduduk
usia kerja selama periode tertentu. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja
atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan pengangguran.
d. Bukan Angkatan Kerja
Penduduk usia kerja yang tidak termasuk angkatan kerja mencakup penduduk yang
bersekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya.
e. Bekerja
Kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau
membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan paling sedikit 1 (satu) jam secara
tidak terputus selama seminggu yang lalu, kegiatan bekerja ini mencakup baik yang sedang
bekerja maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak
bekerja, misalnya karena cuti, sakit dan sejenisnya.
Kreteria satu jam (the one–hour criterion) digunakan dengan pertimbangan untuk
mencakup semua jenis pekerjaan yang mungkin ada pada suatu negara, termasuk di
dalamnya adalah pekerjaan dengan waktu singkat ( Short-time work ), pekerja bebas, stand-
by work dan pekerjaan yang tak beraturan lainnya.
Kreteria satu jam juga dikaitkan dengan definisi bekerja dan pengangguran yang
digunakan, dimana pengangguran adalah situasi dari ketiadaan pekerjaan secara total (lack
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Ketenagakerjaan
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 15
of work) sehingga jika batas minimum dari jumlah jam kerja dinaikkan maka akan mengubah
definisi pengangguran yaitu bukan lagi ketiadaan pekerjaan secara total.
Pada bulan Agustus 2018, banyaknya penduduk Angkatan Kerja Kabupaten Magelang
yang bekerja sebanyak 679 506 orang atau 69,20 persen dari penduduk berusia 15 tahun ke
atas. Sedangkan pengangguran sebanyak 20 401 orang atau 2,08 persen.
Pada tahun 2018, banyaknya penduduk Kabupaten Magelang yang tergolong dalam
Angkatan Kerja berjumlah 699 907 orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
mencapai 71,28 persen. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, TPAK di Kabupaten
Magelang mengalami penurunan. Bila dilihat dari jenis kelamin, TPAK laki-laki lebih tinggi
bila dibandingkan dengan TPAK perempuan Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk laki-
laki lebih aktif secara ekonomi bila dibandingkan dengan perempuan.
Berbeda dengan TPAK, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Magelang
pada tahun 2018 sebesar 2,91 persen. Angka ini mengalami kenaikan bila dibandingkan
dengan tahun 2017 yang mencapai 2,44 persen. Bila dilihat tingkat pengangguran menurut
jenis kelamin, TPT laki-laki lebih tinggi bila dibandingkan dengan TPT perempuan.
Pada tahun 2018 nilai Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten Magelang sebesar
1.882.000 rupiah. Nilai ini mengalami peningkatan setiap tahun. Bila dibandingkan dengan
beberapa kota di sekitarnya, Kabupaten Magelang memiliki UMK paling besar.
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Ketenagakerjaan
16 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Tabel 2.1 Profil Ketenagakerjaan Penduduk Kabupaten Magelang Berumur 15 Tahun Ke Atas Agustus 2015 - Agustus 2018
Uraian Agustus
2015
Agustus
2016
Agustus
2017
Agustus
2018
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Jumlah Penduduk 15
Tahun Ke Atas
944 483 Na 969 643 981 963
a. Angkatan Kerja 657 666 Na 722 295 699 907
- Bekerja 623 713 Na 704 651 679 506
- Pengangguran 33 953 Na 17 644 20 401
b. Bukan Angkatan Kerja 286 817 Na 247 348 282 056
2. Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK)
69,63 % Na 74,49 % 71,28 %
a. Laki-Laki 83,22 % Na 84,12 % 80,57 %
b. Perempuan 56,11 % Na 64,90 % 62,03 %
3. Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT)
5,16 % Na 2,44 % 2,91 %
a. Laki-Laki 5,52 % Na 3,33 % 3,21 %
b. Perempuan 4,64 % Na 1,30 % 2,53 %
4. Tingkat Kesempatan Kerja
(TKK)
94,84 % Na 97,56% 97,09 %
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, Sakernas Agustus 2018
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Ketenagakerjaan
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 17
Tabel 2.2 Penduduk Kabupaten Magelang Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Agustus 2018
Lapangan Pekerjaan Utama
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 116 150 90 619 206 769
Pertambangan dan Penggalian 8 874 873 9 747
Industri Pengolahan 70 828 69 526 140 354
Pengadaan Listrik dan Gas - 471 471
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 1 262 - 1 262
Konstruksi 50 232 6 075 56 307
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi dan Perawatan Mobil dan
Sepeda
57 005 59 320 116 325
Transportasi dan Pergudangan 15 429 512 15 941
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 14 013 25 092 39 105
Informasi dan Komunikasi 1 910 2 445 4 355
Jasa Keuangan dan Asuransi 7 384 980 8 364
Jasa Perusahaan 3 727 1 932 5 659
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 10 644 3 499 14 143
Jasa Pendidikan 10 331 16 895 27 226
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1 451 3 835 5 286
Jasa 12 690 15 502 28 192
Jumlah 381 930 297 576 679 506
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, Sakernas Agustus 2018
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Ketenagakerjaan
18 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Tabel 2 3 Penduduk Kabupaten Magelang Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Agustus 2018
Status Pekerjaan Utama
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
Berusaha Sendiri 45 056 39 576 84 632
Berusaha dibantu buruh tidak
tetap/tidak dibayar 103 496 58 636 162 132
Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar 18 981 4 927 23 908
Buruh/karyawan/pegawai 123 159 89 729 212 888
Pekerja bebas di pertanian 13 549 22 075 35 624
Pekerja bebas di nonpertanian 40 976 5 820 46 796
Pekerja keluarga/tidak dibayar 36 713 76 813 113 526
Jumlah 381 930 297 576 679 506
Sumber :BPS Provinsi Jawa Tengah, Sakernas Agustus 2018
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Ketenagakerjaan
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 19
Tabel 2.4 Penduduk Kabupaten Magelang Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Agustus 2018
Pendidikan tertinggi yang Ditamatkan
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
≤ SD 189 511 156 853 346 364
SMP 74 234 56 217 130 451
SMA Umum 37 618 28 902 66 520
SMA Kejuruan 55 754 30 878 86 632
Diploma I/II/III 2 417 4 146 6 563
Universitas 22 396 20 580 42 976
Jumlah 381 930 297 576 679 506
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, Sakernas Agustus 2018
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Ketenagakerjaan
20 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Tabel 2.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Magelang dan Sekitarnya 2018
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, Sakernas Agustus 2018
Tabel 2.6 Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten Magelang dan Sekitarnya Tahun 2015-2018 (dalam rupiah/bulan)
Sumber : Keputusan Gubernur Jawa Tengah
Kabupaten/Kota Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT)
(1) (2) (3)
Magelang 71,28 2,91
Kebumen 65,53 5,52
Purworejo 66,63 4,51
Wonosobo 72,19 3,44
Temanggung 73,96 3,24
Kota Magelang 68,64 4,88
Kabupaten/Kota 2015 2016 2017 2018 2019
(1) (3) (4) (5) (6) (6)
Magelang 1 255 000 1 410 000 1 570 000 1 742 000 1 882 000,00
Kebumen 1 157 500 1 324 600 1 433 900 1 560 000 1 686 000,00
Purworejo 1 178 000 1 313 000 1 431 500 1 557 000 1 700 000,00
Wonosobo 1 165 000 1 300 000 1 445 000 1 573 000 1 712 500,00
Temanggung 1 166 000 1 326 000 1 457 100 1 585 000 1 682 027,10
Kota Magelang 1 211 000 1 341 000 1 453 000 1 580 000 1 707 000,00
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Pendidikan
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 23
BAB III PENDIDIKAN
Pada dasarnya pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut kamus Bahasa Indonesia, Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan
mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara
atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter
sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita- cita yang di
harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan.
Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek
kehidupan.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh
banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan
dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Istilah-istilah dalam pendidikan antara lain:
a. Angka Melek Huruf (AMH) adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun
ke atas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk total usia 15 tahun
ke atas.
b. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh
penduduk 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang
pernah dijalani.
c. Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah proporsi anak sekolah pada satu kelompok umur
tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya.
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Pendidikan
24 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Magelang tahun 2018 untuk jenjang
pendidikan SD sebesar 110,75 persen, sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA sebesar
88,91 persen dan 69,59 persen. Bila dibandingkan dengan tahun 2017 terjadi penurunan
APK untuk semua jenjang dari SD hingga SMA.
Sementara untuk Angka Partisipasi Murni (APM), pada tahun 2018 mengalami
peningkatan untuk tingkat SD bila dibandingkan dengan tahun 2017, sedangkan untuk
jenjang SMP dan SMA mengalami penurunan. Pada tahun 2018 tercatat APM untuk jenjang
SD sebesar 98,86 persen, untuk jenjang SMP sebesar 76,42 persen dan untuk jenjang SMA
sebesar 55,39 persen.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten Magelang tahun 2018 mengalami
peningkatan untuk kelompok umur 7-12 tahun dan kelompok umur 13-15 tahun jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sedangkan untuk kelompok umur 16-18 tahun
mengalami penurunan. APS untuk kelompok umur 7-12 tahun sebesar 99,81 persen, untuk
kelompok umur 13-15 tahun sebesar 96,78 persen dan untuk kelompok umur 16-18 tahun
sebesar 68,05 persen.
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Pendidikan
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 25
Tabel 3.1 Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Magelang Tahun 2013 -2018
Jenjang Pendidikan
2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
SD 111,31 115,15 116,28 110,03 114,07 110,75
SMP 82,67 80,37 90,67 92,79 88,93 88,91
SMA 53,34 65,21 69,60 68,68 75,56 69,59
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magelang 2018
Tabel 3.2 Angka Partisipasi Murni Kabupaten Magelang Tahun 2013 -2018
Jenjang Pendidikan
2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
SD 97,91 98,57 99,31 96,03 98,54 98,86
SMP 70,49 74,13 75,09 75,22 78,28 76,42
SMA 44,12 52,14 49,51 54,19 57,92 55,39
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magelang 2018
Tabel 3.3 Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Magelang Tahun 2013 -2018
Kelompok Umur 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
7 – 12 tahun 99,54 99,56 99,74 98,18 98,94 99,81
13 – 15 tahun 89,60 93,24 94,08 95,65 96,45 96,78
16 – 18 tahun 54,13 59,96 63,09 67,24 70,36 68,05
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magelang 2018
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Pendidikan
26 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Tabel 3.4 Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Magelang Menurut Jenjang Pendikan dan Jenis Kelamin Tahun 2018
Jenis Kelamin Sekolah Dasar Sekolah Menengah
Pertama Sekolah
Menengah Atas
(1) (3) (4) (5)
Laki-Laki 116,64 94,10 62,81
Perempuan 105,37 83,15 76,98
Laki-laki + Perempuan 110,75 88,91 69,59
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magelang 2018 Tabel 3.5 Angka Partisipasi Murni Kabupaten Magelang Menurut Jenjang Pendikan dan Jenis
Kelamin Tahun 2018
Jenis Kelamin Sekolah Dasar Sekolah Menengah
Pertama Sekolah
Menengah Atas
(1) (2) (3) (4)
Laki-Laki 97,93 77,33 52,52
Perempuan 99,71 75,43 58,52
Laki-laki + Perempuan 98,86 76,42 55,39
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magelang 2018 Tabel 3.6 Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Magelang Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin Tahun 2018
Jenis Kelamin 7-12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 tahun
(1) (2) (3) (4)
Laki-Laki 99,60 100,00 68,96
Perempuan 100,00 93 22 67,05
Laki-laki + Perempuan 99,81 96,78 68,05
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magelang 2018
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Pendidikan
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 27
Tabel 3.7 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke atas Menurut Kemampuan Baca Tulis dan Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang Tahun 2018
Jenis Kelamin Huruf Latin Huruf Lainnya Buta Huruf
(1) (2) (3) (4)
Laki-Laki 97,57 42,35 2,31
Perempuan 91,77 38,17 7,63
Laki-laki + Perempuan 94,66 40,25 4,97
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magelang 2018
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Kemiskinan
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 31
BAB IV KEMISKINAN
Kemiskinan adalah ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan minimal
hidup baik kebutuhan makanan maupun non makanan. Kemiskinan merupakan penyebab
seseorang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya atau memenuhi kebutuhan minimal
hidupnya. Standar minimal kebutuhan hidup ini berbeda antara satu daerah dengan daerah lain,
karena sangat tergantung kebiasaan/adat, fasilitas transportasi dan distribusi serta letak
geografisnya. Kebutuhan minimal hidup antara lain kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan,
pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang
sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Menurut pendekatan ini, penduduk
miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah
garis kemiskinan (GK). Garis kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari komponen yaitu
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM) sebagai
berikut:
GK=GKM+GKNM
Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk setiap provinsi, daerah
perkotaan dan pedesaan.
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah menentukan penduduk referensi yaitu 20
persen penduduk yang berada di atas Garis Kemiskinan Sementara. Yang dimaksud dengan
Garis Kemiskinan Sementara adalah Garis Kemiskinan periode lalu di-inflate dengan inflasi
umum (IHK). Dari penduduk referensi ini kemudian dihitung Garis Kemiskinan Makanan
(GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM).
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) adalah jumlah nilai pengeluaran kebutuhan
minimum makanan yang disertakan dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari. Paket
komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-
umbian, ikan, daging, telur, dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Kemiskinan
32 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
lemak, dll) Penyertaan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan dilakukan dengan
menghitung harga rata-rata kalori dari ke 52 komoditi tersebut. Formula dasar dalam
menghitung Garis Kemiskinan Makanan (GKM) adalah:
52
1
52
1
.k
jkp
k
jkpjkpjp VQPGKM
Dimana:
GKMjp = Garis kemiskinan makanan daerah j (sebelum disetarakan menjadi 2100
kilokalori) provinsi p
Pjkp = harga komoditi k di daerah j dan provinsi p
Qjkp = Rata-rata kuantitas komoditi k yang dikonsumsi di daerah j di provinsi p
Vjkp = Nilai pengeluaran untuk konsumsi komoditi k di daerah j provinsi p
J = Daerah (perkotaan atau perdesaan
P = Provinsi ke-p
Selanjutnya GKMj tersebut disertakan dengan 2100 kilokalori dengan mengalikan 2100
terhadap harga implicit rata-rata kalori menurut daerah j dari penduduk referensi, sehingga:
52
1
52
1
k
jkp
k
jkp
jp
K
V
HK
dimana:
Kjkp = Kalori dari komoditi k daerah j provinsi p
jpHK = Harga rata-rata kalori di daerah j provinsi p
GKMjp = jpHK x 2100
Dimana:
GKM = Kebutuhan makanan di daerah j, yaitu yang menghasilkan energi setara
dengan 2100 kilokalori/kapita/hari atau garis kemiskinan makanan (GKM)
j = Daerah (perkotaan/perdesaan)
p = Provinsi p
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Kemiskinan
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 33
Garis kemiskinan non-makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk
perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komodatif (kelmpok pengeluaran)
kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komodatif di perkotaan dan 47 jenis
komodatif di pedesaan. GKNM merupakan penjumlahan nilai kebutuhan minimum dari
komoditi-komoditi non-makanan terpilih yang meliputi perumahan, sandang, pendidikan
dan kesehatan. Nilai kebutuhan minimum per komoditi/sub-kelompok non-makanan
dihitung dengan menggunakan suatu rasio pengeluaran komoditi/sub-kelompok yang
tercatat dalam data susenas, modul konsumsi Rasio tersebut dihitung dari hasil survei paket
komodatif kebutuhan dasar 2004 (SPKKD 2004), yang dilakukan untuk mengumpulkan data
pengeluaran konsumsi rumah tangga per-komoditi non-makanan yang lebih rinci
dibandingkan data susenas modul komsumsi. Nilai kebutuhan minimum non-makanan
secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
n
k
kjpkjjp VrGKNM1
.
dimana:
GKNMjp = Pengeluaran minim non-makanan atau garis kemiskinan non-
makanan daerah j (kota/desa) dan provinsi p
Vkjp = Nilai pengeluaran per komoditi/ sub-kelompok non-makanan k
daerah j dan provinsi p (dari susenas modul konsumsi)
rkj = Rasio pengeluaran komoditi/sub-kelompok non-makanan k
menurut daerah (hasil SPKKD 2004) dan daerah j (kota/desa)
k = Jenis komoditi makanan terpilih
j = Daerah (perkotaan atau perdesaan)
p = Provinsi (perkotaan atau perdesaan)
Garis kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai
penduduk miskin (PM) Persentase penduduk miskin di suatu provinsi dihitung dengan:
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Kemiskinan
34 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
p
p
pP
PMPM %
dimana:
%PMp = % Penduduk miskin di provinsi p
PMp = Jumlah penduduk miskin di provinsi p
Pp = Jumlah penduduk di provinsi p
Sementara itu, penduduk miskin untuk level Nasional merupakan jumlah dari
penduduk miskin Provinsi atau:
n
p
pI PMPM1
dimana:
IPM = Penduduk miskin indonesia
pPM = Penduduk miskin provinsi p
n = Jumlah provinsi
Persentase penduduk miskin nasional adalah:
I
II
P
PMPM %
dimana :
IPM% = Persentase penduduk miskin (secara nasional)
IPM = Jumlah penduduk miskin (secara nasional)
IP = Jumlah penduduk Indonesia
Berdasarkan pendekatan kebutuhan dasar, ada 3 indikator kemiskinan yang dapat
digunakan :
a. Head count index (HCI-P0), yaitu persentase penduduk miskin yang berada dibawah
garis kemiskinan (GK)
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Kemiskinan
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 35
b. Indeks kedalaman Kemiskinan ( Poverty Gap Index-P1 )yang merupakan ukuran rata-
rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis
kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk
dari garis kemiskinan.
c. Indeks Keparahan Kemiskinan ( Poverty severity Index-P2 ) yang memberikan gambaran
mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai
indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.
Secara umum dari tahun ke tahun penduduk Kabupaten Magelang yang berada di
bawah garis kemiskinan terus mengalami penurunan, begitu juga dengan persentasenya.
Dalam kurun waktu 2013-2018 penduduk miskin Kabupaten Magelang berkurang sebanyak
27 580 orang atau rata-rata sebesar 5 516 orang per tahun.
Pada tahun 2018, indeks kedalaman kemiskinan mengalami penurunan sedangkan
indeks keparahan kemiskinan mengalami kenaikan bila dibanding dengan tahun
sebelumnya. Indeks kedalaman kemiskinan turun dari 1,67 pada Tahun 2017 menjadi
1,55 pada tahun 2018. Sementara indeks keparahan kemiskinan menunjukkan kenaikan
dari 0,31 di Tahun 2017 menjadi 0,34 di tahun 2018.
Garis kemiskinan Kabupaten Magelang menunjukkan nilai yang terus naik tiap tahun.
Pada tahun 2013 sampai tahun 2018 garis kemiskinan naik sekitar 26 persen, dari
Rp 235.430,- pada Tahun 2013 menjadi Rp 296.327,- pada Tahun 2018.
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Kemiskinan
36 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Tabel 4.1 Penduduk Miskin Kabupaten Magelang dan Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018 (ribu jiwa)
Tahun
Magelang Jawa Tengah
Jumlah (ribu)
Persentase Jumlah (ribu)
Persentase
(1) (2) (3) (4)
2013 171,02 13,96 4 811,34 14,44
2014 160,48 12,98 4 561,83 13,58
2015 162,38 13,07 4 577,03 13,58
2016 158,86 12,67 4 506,89 13,27
2017 157,15 12,42 4 450,70 13,01
2018 143,44 11,23 3 897,20 11,32
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional
Tabel 4.2 Penduduk Miskin Kabupaten Magelang dan Sekitarnya Tahun 2014-2018 (ribu jiwa)
Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Magelang 160,48 162,38 158,86 157,15 143,44
Kebumen 242,31 241,94 235,90 233,45 208,66
Purworejo 102,11 101,25 99,07 98,65 83,55
Wonosobo 165,83 166,41 160,12 159,16 138,32
Temanggung 85,50 87,45 87,09 86,77 75,39
Kota Magelang 11,02 10,92 10,64 10,63 9,59
Jawa Tengah 4 561,83 4 577,03 4 506,89 4 450,72 3 897,20
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Kemiskinan
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 37
Tabel 4.3 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Magelang dan Sekitarnya Tahun 2014-2018
Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Magelang 12,98 13,07 12,67 12,42 11,23
Kebumen 20,50 20,44 19,86 19,60 17,47
Purworejo 14,41 14,27 13,91 13,81 11,67
Wonosobo 21,42 21,45 20,53 20,32 17,58
Temanggung 11,55 11,76 11,60 11,46 9,87
Kota Magelang 9,14 9,05 8,79 8,75 7,87
Jawa Tengah 14,46 13,58 13,27 13,01 11,32
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional
Tabel 4.4 Garis Kemiskinan Kabupaten Magelang dan Jawa Tengah Tahun 2013-2018 (rupiah/kapita/bulan)
Tahun Garis Kemiskinan
Kab Magelang Jawa Tengah
(1) (2) (3)
2013 235 430 261 881
2014 246 292 273 056
2015 253 866 297 851
2016 271 800 317 348
2017 281 237 338 815
2018 296 327 350 875
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Kemiskinan
38 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Tabel 4.5 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Magelang dan Sekitarnya Tahun 2018
Kabupaten/Kota Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
(1) (2) (3)
Magelang 1,55 0,34
Kebumen 2,48 0,55
Purworejo 1,67 0,36
Wonosobo 3,25 0,78
Temanggung 1,36 0,29
Kota Magelang 1,07 0,21
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional
2.07
1.6 1.84
1.67 1.55
0.47 0.32
0.44 0.31 0.34
0
0.5
1
1.5
2
2.5
2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 4.1 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Magelang 2014-2018
(P1) (P2)
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Pembangunan Manusia
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 41
BAB V PEMBANGUNAN MANUSIA
Keberhasilan pembangunan dapat dicapai karena ada peranan dari manusia, sebab
manusia sebagai perencana, pelaksana, dan sekaligus pemanfaat dari pembangunan itu
sendiri, atau dapat dikatakan bahwa manusia sebagai penentu keberhasilan pembangunan.
Agar pembangunan dapat berjalan secara kontinyu/terus menerus sesuai dengan
kemajuan zaman, maka haruslah disertai dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Secara teoritis bahwa jumlah sumber daya manusia yang besar tanpa diikuti
dengan peningkatan kualitas yang memadai sangatlah tidak mungkin menghasilkan output
yang optimum. Upaya peningkatan sumber daya manusia haruslah secara menyeluruh
meliputi bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan dibidang kesehatan.
Seiring dengan kemajuan jaman dan teknologi sudah semakin pandai dan kritis, hal itu
merupakan modal yang cukup baik bila dikelola dengan baik dan benar dengan memberikan
pemahaman akan pentingnya data statistik dan indikator-indikator statistik yang berguna
bagi pembangunan, sehingga masyarakatpun tidak menilai sesuatu dari kaca matanya
sendiri atau yang hanya menguntungkan dirinya sendiri saja yang dianggap baik.
Peningkatan pengelolaan dan pengembangan sumberdaya manusia yang ada di
daerah tidak bisa dilakukan dengan baik apabila tidak didukung dengan data-data statistik
atau indikator-indikator untuk menilai hasil pembangunan yang telah dilaksanakan dan
sebagai bahan dan informasi guna perencanaan pembangunan yang akan datang.
Untuk mengukur tingkat pencapaian suatu pembangunan dari berbagai perspektif
digunakan berbagai macam indikator seperti, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Gini
Ratio, Indek Mutu Hidup (IMH), Pola Konsumsi, Indeks Kesehatan Ibu dan Anak dan masih
banyak indikator lainnya.
Prof Moris mensponsori penggunaan indeks komposit yang terdiri dari tiga komponen
yaitu: Tingkat Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR), Angka Harapan Hidup (Life
Expectation at Age 0) dan Tingkat Melek Huruf / Literacy Rate Yang kemudian dikenal
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Pembangunan Manusia
42 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
dengan Physical Quality of Life Index (PQLI) dan di Indonesia dikenal dengan nama Indeks
Mutu Hidup (IMH).
Pada waktu itu IMH sangat cocok digunakan karena mudah dalam menyusunnya,
tetapi karena dipandang masih banyak kelemahan dari IMH yaitu tidak memperhitungkan
sektor ekonomi yaitu daya beli masyarakat.
Menjelang Tahun 2000 sebuah badan international yang bernaung dalam Perserikatan
Bangsa Bangsa yaitu The United Nation Development Program (UNDP) memperkenalkan dan
mengembangkan suatu indeks komposit yang memasukkan unsur keberhasilan
pembangunan ekonomi dan keberhasilan sosial yaitu Human Development Index (HDI) dan
di Indonesia dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), untuk menyempurnakan
dan menggantikan Physical Quality of Life (PQLI) atau Indeks Mutu Hidup (IMH) sebagai
pengukur keberhasilan pembangunan manusia, yang selanjutnya diikuti dan menjadi acuan
bagi negara-negara di dunia.
Konsep Pembangunan Manusia
UNDP mendefinisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas
pilihan-pilihan bagi penduduk. Dalam konsep tersebut, penduduk ditempatkan sebagai
tujuan akhir (The ultimate end), sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana
(Principal means) untuk mencapai tujuan itu.
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok yang
perlu diperhatikan, adalah:
1. Produktivitas (Productivity)
2. Pemerataan (Equity)
3. Kesinambungan (Sustainability)
4. Pemberdayaan (Enpowerment)
Secara ringkas empat hal pokok tersebut mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
Produktivitas (productivity)
Penduduk harus dimampukan untuk meningkatkan produktivitasnya dan untuk
berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan peningkatan pendapatan dan pekerjaan
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Pembangunan Manusia
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 43
Pembangunan ekonomi, dengan demikian merupakan himpunan bagian dari model
pembangunan manusia.
Pemerataan (Equity)
Penduduk harus memiliki kesempatan yang sama untuk mendapat akses terhadap
sumberdaya ekonomi dan sosial. Semua hambatan yang memperkecil kesempatan untuk
memperoleh akses tersebut harus dihapus, sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari
kesempatan yang ada dan berpartisipasi dalam kegiatan yang meningkatkan kualitas hidup.
Kesinambungan (Sustainability)
Akses terhadap sumberdaya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak hanya untuk
generasi sekarang tetapi juga untuk generasi-generasi yang akan datang. Semua sumber
daya fisik, manusia dan lingkungan (alam) harus selalu dirawat dan diperbaharui
(Replenished).
Pemberdayaan (Enpowerment)
Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan
menentukan (bentuk) kehidupan mereka, serta untuk berpartisipasi dan mengambil
manfaat dari proses pembangunan, karenanya pembangunan harus oleh penduduk bukan
hanya untuk penduduk.
Paradigma pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai titik sentral (People
centered development) sehingga setiap upaya pembangunan mempunyai ciri dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat, maka dalam kerangka ini perlu diupayakan peningkatan
kualitas penduduk sebagai sumber daya pembangunan dalam banyak aspek, sehingga
berdampak positif pada peningkatan partisipasi penduduk dalam pembangunan. Hal ini
sesuai dengan tujuan pembangunan nasional yang termaktub dalam Pembukaan Undang
Undang Dasar 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang secara implisit juga mengandung makna pemberdayaan penduduk.
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Pembangunan Manusia
44 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Sebenarnya paradigma pembangunan manusia tidak hanya berhenti sampai disana,
pilihan-pilihan tambahan yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat luas seperti
kebebasan politik, ekonomi, sosial, sampai pada kesempatan untuk menjadi kreatif dan
produktif dan menikmati kehidupan yang sesuai dengan harkat pribadi dan jaminan hak-hak
azasi manusia merupakan bagian dari paradigma tersebut. Dengan demikian paradigma
pembangunan manusia mempunyai dua sisi, pertama berupa formasi kapabilitas manusia
seperti perbaikan taraf kesehatan, pendidikan, dan ketrampilan kedua adalah pemanfaatan
kapabilitas mereka untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif, kultural, sosial dan
politik Jika kedua sisi tersebut tidak seimbang maka hasilnya adalah frustasi masyarakat
(UNDP, 1995:11).
Konsep pembangunan manusia dalam pengertian di atas jauh lebih luas daripada
teori-teori pembangunan ekonomi konvensional termasuk model pertumbuhan ekonomi,
pembangunan sumber daya manusia (SDM), pendekatan kesejahteraan dan pendekatan
kebutuhan-kebutuhan dasar manusia.
Pada tahun 2017, IPM Kabupaten Magelang sebesar 68,39 yang menjadikan
Kabupaten Magelang termasuk dalam kategori sedang Bila dibandingkan dengan wilayah
sekitarnya, nilai IPM Kabupaten Magelang masih di bawah Kabupaten Purworejo dan Kota
Magelang.
Komponen penyusun IPM terdiri dari Angka Harapan Hidup (AHH), Harapan Lama
Sekolah, Rata-Rata Lama Sekolah dan Paritas Daya Beli. Pada tahun 2018, AHH Kabupaten
Magelang sebesar 73,39 tahun, meskipun mengalami kenaikan setiap tahun dalam kurun
waktu lima tahun terakhir tetapi tidak terlalu signifikan. Rata-rata lama sekolah penduduk
Kabupaten Magelang dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan yang lambat. Hal ini
terlihat dengan rata-rata lama sekolah pada tahun 2012 sebesar 6,8 tahun dan pada tahun
2017 sebesar 7,41 tahun. Begitu juga dengan harapan lama sekolah yang mengalami
kenaikan yang lambat dari 11,08 tahun pada tahun 2012 dan 12,47 tahun pada tahun 2017.
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Pembangunan Manusia
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 45
Tabel 5.1 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Magelang dan Sekitarnya serta Jawa Tengah Tahun 2012 – 2017
Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Magelang 64,75 65,86 66,35 67,13 67,85 68,39
Kebumen 64,47 64,86 65,67 66,87 67,41 68,29
Purworejo 69,40 69,77 70,12 70,37 70,66 71,31
Wonosobo 64,18 64,57 65,20 65,7 66,19 66,89
Temanggung 64,91 65,52 65,97 67,07 67,70 68,34
Kota Magelang 75,00 75,29 75,79 76,39 77,16 77,84
Jawa Tengah 67,21 68,02 68,78 69,49 69,98 70,52
Sumber : Badan Pusat Statistik
Tabel 5.2 Harapan Hidup Saat Lahir (Tahun) Kabupaten Magelang dan Sekitarnya Serta Jawa Tengah Tahun 2012-2017
Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Magelang 73,14 73,21 73,25 73,27 73,33 73,39
Kebumen 72,49 72,61 72,67 72,77 72,87 72,98
Purworejo 73,66 73,77 73,83 74,03 74,14 74,26
Wonosobo 70,63 70,76 70,82 71,02 71,16 71,30
Temanggung 75,26 75,31 75,34 75,35 75,39 75,42
Kota Magelang 76,49 76,54 76,57 76,58 76,62 76,66
Jawa Tengah 73,09 73,28 73,88 73,96 74,02 74,08
Sumber : Badan Pusat Statistik
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Pembangunan Manusia
46 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Tabel 5.3 Harapan Lama Sekolah (Tahun) Kabupaten Magelang dan Sekitarnya serta Jawa Tengah Tahun 2012 – 2017
Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Magelang 11,08 11,76 12,00 12,14 12,15 12,47
Kebumen 11,74 11,83 12,07 12,49 12,61 12,90
Purworejo 12,74 12,83 13,03 13,04 13,05 13,47
Wonosobo 10,83 11,03 11,34 11,43 11,67 11,68
Temanggung 11,05 11,39 11,69 11 ,89 12,06 12,07
Kota Magelang 12,49 12,65 12,98 13,1 13,55 13,79
Jawa Tengah 11,39 11,89 12,17 12,38 12,45 12,57
Sumber : Badan Pusat Statistik
Tabel 5.4 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (ribu rupiah/orang/tahun) Kabupaten Magelang dan Sekitarnya serta Jawa Tengah Tahun 2012 – 2017
Kabupaten /Kota
2012 2013 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Magelang 7 689,51 7 856,02 7 877,09 8 182 8 501 8 627
Kebumen 7 638,20 7 729,61 7 754,85 8 008 8 276 8 446
Purworejo 9 022,49 9 155,28 9 189,40 9 305 9 497 9 601
Wonosobo 9 403,93 9 458,32 9 491,02 9 736 9 877 9 969
Temanggung 7 951,82 8 041,58 8 062,36 8 369 8 593 8 794
Kota Magelang 10 169,04 10 257,80 10 344,34 10 793 11 090 11 525
Jawa Tengah 9 497,15 9 617,92 9 639,74 9 930 10 153 10 377
Sumber : Badan Pusat Statistik
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
Pembangunan Manusia
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 47
Tabel 5.5 Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) Kabupaten Magelang dan Sekitarnya serta Jawa Tengah Tahun 2012 – 2017
Kabupaten/Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Magelang 6,80 6,88 7,02 7,19 7,40 7,41
Kebumen 6,30 6,39 6,75 7,04 7,05 7,29
Purworejo 7,51 7,57 7,63 7,65 7,66 7,69
Wonosobo 5,90 5,92 6,07 6,11 6,12 6,51
Temanggung 6,08 6,13 6,18 6,52 6,55 6,90
Kota Magelang 10,20 10,22 10,27 10,28 10,29 10,30
Jawa Tengah 6,77 6,80 6,93 7,03 7,15 7,27
Sumber : Badan Pusat Statistik
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
PDRB dan Inflasi
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 51
BAB VI PDRB DAN INFLASI
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang disajikan secara series, memberikan
gambaran kinerja pembangunan ekonomi makro dari waktu ke waktu, sehingga arah
perekonomiaan regional akan lebih jelas. Bagi pengguna data, penyajian data secara series
akan lebih memberikan manfaat untuk berbagai kepentingan seperti untuk perencanaan,
evaluasi maupun untuk kajian.
Pembangunan ekonomi yang telah dicapai pada masa-masa yang lalu perlu dilihat
dan dinilai hasil dan implikasinya pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan
pembangunan yang makin pesat dan meluas di segala bidang, data statistik terasa
semakin diperlukan.
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah
dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.
PDRB
PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit
usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang
dihitung menggunakan harga pada setiap tahun, sedang PDRB atas dasar harga konstan
menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun
tertentu sebagai tahun dasar.
PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur
ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari
tahun ke tahun.
Struktur perekonomian Kabupaten Magelang pada tahun 2017 masih didominasi oleh
lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang mencapai 21,78 persen.
Meskipun demikian, kontribusi lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
PDRB dan Inflasi
52 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
cenderung menurun setiap tahunnya. Kontribusi terbesar kedua berasal dari lapangan usaha
Industri Pengolahan yang mencapai 21,69 persen. Sementara kontribusi terbesar ketiga
berasal dari lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor sebesar 13,75 persen.
Selama lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magelang
sebesar 5,38 persen. Pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magelang sebesar
5,06 persen. Berdasarkan lapangan usaha, laju pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan
usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 11,27 persen. Sementara laju pertumbuhan
terkecil dicapai oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 1,86
persen.
INFLASI
Angka Inflasi yang diukur dari perubahan Indeks Harga Konsumen ( IHK ) merupakan
salah satu indikator makro ekonomi penting yang menggambarkan fluktuasi harga dari satu
paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Perkembangan harga komoditas
barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat tersebut dihitung dengan formula statistik
menjadi sebuah angka gabungan (agregat) yang disebut IHK. Penentuan jumlah, jenis dan
kualitas dalam paket komoditi barang dan jasa serta bobot penimbangnya dalam IHK
didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH).
Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah besaran angka yang menunjukkan perbandingan
dengan tahun dasar. Yang dimaksud angka yang diperbandingkan adalah nilai konsumsi
rumah tangga, sedangkan tahun dasar adalah angka nilai konsumsi rumah tangga (dari hasil
survei) yang menjadi patokan/dasar untuk dibandingkan dengan angka-angka selanjutnya,
lazimnya angka tahun dasar dibuat 100.
Indeks Harga Konsumen, hitungannya didasarkan atas harga barang/jasa. Harga
barang/jasa yang diperlukan harus dikumpulkan melalui survei dan dilakukan secara berkala
dari pasar-pasar di daerah Kabupaten Magelang. Frekuensi pengumpulannya berbeda-beda,
karena tiap-tiap komoditi mempunyai sifat yang berbeda. Ada yang diatur mingguan, ada yang
bulanan dan ada yang triwulanan.
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
PDRB dan Inflasi
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 53
Yang digunakan adalah metode Laspeyres yang telah dimodifikasi dan notasinya sebagai
berikut :
1
100
.
.
00
0)1(
1x
QP
QPxP
P
IHK
ii
ii
i
i
n
n
n
n
Keterangan :
IHKn = Indeks bulan ke-n ( bulan sasaran pengamatan )
niP = Harga jenis barang di bulan pengamatan
( 1)n iP = Harga jenis barang di bulan sebelumya
0 0.i i
P Q = Nilai konsumsi suatu jenis barang di tahun dasar
( 1)
100n
n
i
i
Px
P
= Relatif harga yang terjadi di bulan ke-n (bulan yang diamati)
dibandingkan dengan bulan sebelumnya (n-1) untuk suatu jenis
barang
( 1) 0.n i iP Q = Nilai Konsumsi bulan ke- (n-1)
2
1001
1x
IHK
IHKIHKI
n
nn
n
In = Inflasi pada bulan ke – n
IHKn = IHK pada bulan ke-n
IHKn-1 = IHK pada bulan ke (n-1)
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
PDRB dan Inflasi
54 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Selama tahun 2018, Kabupaten Magelang mengalami inflasi sebesar 2,66 persen.
Apabila dilihat menurut kelompok pengeluaran selama tahun 2018, tingkat inflasi tertinggi
merupakan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,57 persen. Tingkat
inflasi tertinggi kedua adalah kelompok bahan makanan sebesar 3,39 persen. Jika dilihat dari
inflasi bulanan, inflasi tertinggi tahun 2018 berada pada bulan Januari yang mencapai 0,95
persen, sedangkan yang terendah pada bulan Agustus yang mengalami deflasi sebesar 0,22
persen.
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
PDRB dan Inflasi
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 55
Tabel 6.1 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Magelang Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013-2017 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2013 2014 2015 2016* 2017**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
4 698 034,20 5 180 515,64 5 672 623,82 6 001 890,51 6 109 389,34
B. Pertambangan dan Penggalian
758 100,91 925 847,17 1 081 439,49 1 140 800,44 1 235 485,10
C. Industri Pengolahan 4 163 188,04 4 739 299,59 5 269 653,79 5 715 498,21 6 083 683,17
D. Pengadaan Listrik dan Gas
10 330,32 10 703,35 11 432,66 12 564,19 14 278,39
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
18 843,43 19 526,54 20 486,41 21 341,02 22 962,18
F. Konstruksi 1 804 903,01 2 032 068,15 2 240 638,65 2 421 236,83 2 653 666,97
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
2 792 601,00 2 980 680,48 3 223 590,75 3 516 599,14 3 855 484,37
H. Transportasi dan Pergudangan
627 823,74 729 826,69 820 655,80 879 968,39 997 903,04
I. Penyedia Akomodasi dan Makan Minum
776 872,17 882 266,29 980 915,89 1 096 806,75 1 201 523,17
J. Informasi dan Komunikasi
638 366,22 704 277,86 756 340,66 818 842,53 949 118,51
K. Jasa Keuangan dan Asuransi
513 792,97 563 838,59 634 887,13 714 606,30 788 351,55
L. Real Estate 356 116,47 401 248,55 445 879,48 482 444,80 526 299,04
M,N Jasa Perusahaan 42 711,47 47 920,53 55 349,06 63 089,61 71 045,08
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
755 467,87 805 661,91 873 405,73 941 578,24 997 561,21
P. Jasa Pendidikan 1 108 648,02 1 276 872,56 388 111,48 1 524 252,97 1 698 999,51
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
144 740,99 168 511,59 188 190,15 208 452,06 231 882,00
R,S,T,U Jasa Lainnya 392 304,03 454 345,82 485 043,21 548 977,07 607 541,37
PDRB KABUPATEN MAGELANG 19 602 844,86 21 923 411,31 24 148 644,16 26 108 949,06 28 045 174,00
Sumber : BPS Kabupaten Magelang
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
PDRB dan Inflasi
56 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Tabel 6.2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Magelang Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2013-2017 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA 2013 2014 2015 2016* 2017**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
3 900 103,18 3 968 480,17 4 109 141,45 4 245 740,24 4 324 892,86
B. Pertambangan dan Penggalian
706 372,16 738 285,98 750 942,72 772 990,26 805 455,85
C. Industri Pengolahan 3 539 293,89 3 802 680,12 4 012 570,79 4 244 932,32 4 437 345,21
D. Pengadaan Listrik dan Gas
10 907,25 11 269,25 11 438,62 11 992,36 12 580,89
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
18 080,11 18 407,38 18 651,51 19 056,79 20 297,39
F. Konstruksi 1 609 322,00 1 691 117,51 1 791 405,65 1 904 580,97 2 023 236,36
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
2 500 051,09 2 588 142,41 2 691 442,36 2 833 603,46 3 006 269,63
H. Transportasi dan Pergudangan
619 318,41 672 277,24 729 691,57 777 889,43 825 559,31
I. Penyedia Akomodasi dan Makan Minum
677 721,12 728 538,27 776 587,13 823 333,08 875 648,59
J. Informasi dan Komunikasi
667 692,39 754 787,91 826 095,58 892 926,63 993 559,46
K. Jasa Keuangan dan Asuransi
435 101,35 457 847,63 496 491,50 541 479,99 573 354,54
L. Real Estate 346 973,80 371 873,60 399 215,80 425 386,83 452 994,44
M,N Jasa Perusahaan 38 334,21 41 537,31 45 582,63 50 224,81 54 604,41
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
645 103,58 655 887,62 683 671,71 698 849,22 716 809,65
P. Jasa Pendidikan 818 857,86 902 153,17 966 239,66 1 028 593,43 1 102 137,86
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
121 845,05 136 202,00 145 633,89 159 884,06 173 634,09
R,S,T,U Jasa Lainnya 365 678,16 396 800,80 409 849,41 445 280,35 484 420,49
PDRB KABUPATEN MAGELANG
17 020 755,61 17 936 288,38 18 864 651,97 19 876 744,24 20 882 801,03
Sumber : BPS Kabupaten Magelang
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
PDRB dan Inflasi
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 57
Tabel 6.3 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Magelang Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2017
LAPANGAN USAHA 2013 2014 2015 2016* 2017**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
23,97 23,63 23,49 22,99 21,78
B. Pertambangan dan Penggalian 3,87 4,22 4,48 4,37 4,41
C. Industri Pengolahan 21,24 21,62 21,82 21,89 21,69
D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0,10 0,09 0,08 0,08 0,08
F. Konstruksi 9,21 9,27 9,28 9,27 9,46
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
14,25 13,60 13,35 13,47 13,75
H. Transportasi dan Pergudangan 3,20 3,33 3,40 3,37 3,56
I. Penyedia Akomodasi dan Makan Minum
3,96 4,02 4,06 4,20 4,28
J. Informasi dan Komunikasi 3,26 3,21 3,13 3,14 3,38
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 2,62 2,57 2,63 2,74 2,81
L. Real Estate 1,82 1,83 1,85 1,85 1,88
M,N Jasa Perusahaan 0,22 0,22 0,23 0,24 0,25
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
3,85 3,67 3,62 3,61 3,56
P. Jasa Pendidikan 5,66 5,82 5,75 5,84 6,06
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
0,74 0,77 0,78 0,80 0,83
R,S,T,U Jasa Lainnya 2,00 2,07 2,01 2,10 2,17
PDRB KABUPATEN MAGELANG 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Magelang
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
PDRB dan Inflasi
58 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Tabel 6.4 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Magelang Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2017 (Persen)
LAPANGAN USAHA 2013 2014 2015 2016* 2017*
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
1,89 1,75 3,54 3,32 1,86
B. Pertambangan dan Penggalian 5,90 4,52 1,71 2,94 4,20
C. Industri Pengolahan 10,93 7,44 5,52 5,79 4,53
D. Pengadaan Listrik dan Gas 7,65 3,32 1,50 4,84 4,91 E. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
-0,29 1,81 1,33 2,17 6,51
F. Konstruksi 5,42 5,08 5,93 6,32 6,23 G. Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
4,13 3,52 3,99 5,28 6,09
H. Transportasi dan Pergudangan 8,56 8,55 8,54 6,61 6,13 I. Penyedia Akomodasi dan
Makan Minum 5,40 7,50 6,60 6,02 6,35
J. Informasi dan Komunikasi 7,95 13,04 9,45 8,09 11,27
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 4,39 5,23 8,44 9,06 5,89
L. Real Estate 7,70 7,18 7,35 6,56 6,49
M,N Jasa Perusahaan 12,06 8,36 9,74 10,18 8,72 O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
2,73 1,67 4,24 2,22 2,57
P. Jasa Pendidikan 9,41 10,17 7,10 6,45 7,15 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
7,10 11,78 6,92 9,78 8,60
R,S,T,U Jasa Lainnya 9,22 8,51 3,29 8,64 8,79
PDRB KABUPATEN MAGELANG 5,91 5,38 5,18 5,37 5,06 Sumber : BPS Kabupaten Magelang
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
PDRB dan Inflasi
Data Strategis Kabupaten Magelang 2018 59
Tabel 6.5 Perubahan Indeks Harga Konsumen (Inflasi) Kabupaten Magelang Tahun 2013-2018 (Persen) (2012 = 100)
KELOMPOK 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Umum/Inflasi 8,34 7,91 3,60 2,86 3,47 2,66
Bahan Makanan 15,13 13,02 3,80 6,25 2,15 3,39
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
4,98 5,23 6,40 5,23 2,47 2,99
Perumahan 3,29 7,83 5,34 1,21 5,67 1,68
Sandang -1,42 3,44 2,23 2,53 2,77 2,06
Kesehatan 2,50 3,30 3,45 2,42 2,21 2,00
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
2,51 2,36 2,67 0,80 2,64 1,45
Transportasi 15,07 10,48 -1,86 -2,14 5,01 3,57
Keterangan: * Tahun dasar 2012 Sumber : BPS Kabupaten Magelang
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id
PDRB dan Inflasi
60 Data Strategis Kabupaten Magelang 2018
Tabel 6.6 Laju Inflasi Bulanan Kabupaten Magelang Tahun 2013-2018 (persen) (2012 = 100)
Bulan 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Januari 1,49 1,04 -0,34 0,47 0,91 0,95
Februari 0,76 0,22 -0,54 -0,28 0,49 0,11
Maret 0,93 0,04 0,19 0,44 -0,06 -0,05
April -0,18 -0,53 0,27 -0,24 0,06 0,002
Mei -0,05 0,54 0,58 0,27 0,61 0,002
Juni 1,17 0,47 0,68 0,56 0,66 0,77
Juli 2,85 0,59 1,71 0,89 0,12 0,08
Agustus 1,01 0,45 0,24 -0,22 -0,47 -0,22
September -0,37 0,43 -0,25 0,10 0,10 -0,08
Oktober 0,15 0,39 -0,21 0,04 0,02 0,31
November 0,14 1,38 0,26 0,55 0,32 0,29
Desember 0,19 1,04 0,98 0,25 0,69 0,46
Keterangan: * Tahun dasar 2012 Sumber : BPS Kabupaten Magelang
https:
//mag
elangka
b.bps.g
o.id