digilib.uns.ac.id/faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id
TRANSCRIPT
![Page 1: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/1.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KREDIT MIKRO
DI BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK KREDIT KECAMATAN (BPR BKK)
UNIT BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
RIZKI NINGTYAS SETYO ASIH
F 0105017
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
![Page 2: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/2.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul :
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KREDIT MIKRO
DI BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK KREDIT KECAMATAN (BPR BKK)
UNIT BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI
Surakarta, 7 September 2009
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
( Dwi Prasetyani, SE M.Si ) NIP. 19770217 200312 2 003
![Page 3: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/3.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KREDIT MIKRO
DI BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK KREDIT KECAMATAN (BPR BKK)
UNIT BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI
Yang disusun oleh :
Nama : RIZKI NINGTYAS SETYO ASIH
NIM : F0105017
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi : Keuangan dan Perbankan
Telah disetujui dan dipertahankan di depan tim Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta guna memenuhi syarat dalam memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan dan dinyatakan memenuhi syarat untuk
diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Nurul Istiqomah, SE, M.Si Sebagai Ketua ( ) NIP 132 310 785
2. Dwi Prasetyani, SE M.Si Sebagai Pembimbing ( ) NIP 19770217 200312 2 003
3. DR. Guntur Riyanto, M.Si Sebagai Anggota ( ) NIP 19580927 1986011 001
![Page 4: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/4.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
1. ”Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu,
Sesungguhnya Allah beserta orang – orang yang sabar”
( Q.S Al-Baqarah : 153)
2. “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dalam suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain. Dan hanya kepada Tuhan mullah hendaknya kamu berharap”
(Q. S Alam Nasyarh : 6 - 8 )
3. “Janganlah suka menunda belajar karena menunda belajar adalah menabung
kebodohan”
4. “Tidak ada kata terlambat untuk belajar, karena dengan belajar semua cita-cita
dapat tercapai”
5. “Empat kunci sukses adalah keyakinan pada diri, usaha dengan keras, doa dan
ikhtiar serta pantang putus asa atau menyerah”
![Page 5: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/5.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
THANKS TO ……
ALLAH SWT ‘Yang telah memberikan berkah rahmat dan anugerah tak terbatas’.
Bapak dan Ibu ‘ Makasih bapak ibu, atas doa dan dukungannya…’
Adex Diaz ‘ Trima kasih udah mau mendoakan dan mendukung mbax….’
Budi Setiadi ‘ Thanks ya chayank….. udah menjadi seseorang yang sangat
berarti slama ini dan atas semua cinta, kasih sayang, doa, pengertian serta dukunganmu….. I Love You’
Adhiartha Wicaksana Putra “makasih sayang…..sayang dan cinta bunda
slalu buat adek.”
Sobat-sobatku tercinta (genk Lophe) : Agnes Ayu, Gesha Paramitha n’ Tania Dian P ‘ mKAcih ya kalian baex banget, aku sayank kalian dan aku gak akan pernah lupain kalian semua ‘
Ririen, dieta, ayoex, ratna, ijup n’ nila ‘ Makasih juga ya atas support dan
doanya ‘
Temen-temen kost indah yang baex : Nia, Happy, Nita, Neni, Niva, Santi dan Rosita ‘ trims ya dah dibolehin nebeng dikost n’ bernaung untuk sementara ditempat kalian…..sukses yach ‘
Buat temen-temen satu angkatanku…… Inug, Andra (black), Edy, Wawan,
Andi (odang), Adi (mbah marijan), Ferdy, Ilyas (pokeil), Antok ‘ kalian adalah teman-teman terbaik dan sukses buat kalian semua’.
Maz idruz ‘ makacih ya dah dipinjemin contoh skripsi n’ smoga cepet
lulus’.
Buat theo ‘ thanks atas doa, dukungan dan ceramah-ceramahnya sampai skripsi ini selesai ‘.
![Page 6: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/6.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya. Sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Kredit Mikro di Bank Perkreditan Rakyat (BPR
BKK) Unit Banyudono Kabupaten Boyolali”. Skripsi ini diajukan dengan maksud untuk
memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi
Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Adapun tujuan penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui
pengaruh modal awal usaha, lama usaha, tingkat pendidikan, keuntungan usaha dan tingkat
suku bunga terhadap jumlah pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono baik
secara parsial maupun bersama-sama. Dan untuk mengetahui variabel yang mempunyai
pengaruh paling dominan terhadap jumlah pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit
Banyudono Kabupaten Boyolali.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.
Namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka segala hambatan yang ada
dapat diatasi. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Dwi Prasetyani,SE M.Si dan Dra. Endang Widowati, M.Si selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk dengan sabar
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kresno Saroso, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan masukan bekal ilmu pengetahuan bagi
penulis selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
![Page 7: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/7.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Seluruh karyawan dan karyawati Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah banyak membantu sehingga skripsi ini terselesaikan.
6. Ayahanda dan ibunda tercinta yang dengan sabar memberikan doa, dorongan dan
semangat kepada penulis.
7. Adik tersayang (Diaz Ricky S) yang telah memberikan dukungan dan doa kepada
penulis.
8. Seseorang yang selama ini telah menemani dan memberi cinta, pengertian,
dukungan, semangat serta doa kepada penulis (Budi Setiadi)
9. Putraku tercinta yang telah memberikan dukungan pada bunda untuk menyelesaikan
skripsi ini (Adhiartha Wicaksana Putra).
10. Sahabat-sahabatku tercinta yang sudah banyak membantu dan memberikan support
(Agnes Ayu, Gesha Paramitha, Tania Dian P)
11. Teman-teman seperjuanganku yang juga memberikan dukungan dan doa (Ririn,
Dita, Ayoex, Ratna, Ijup, Nila, Inug, Andra, Edy, Wawan, Andi, Adi, Ferdy, Ilyas,
Antok).
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah turut membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Akhirnya penulis hanya dapat memohon kehadirat Allah SWT, semoga segala
bantuan dan pengorbanan bapak/ibu serta rekan-rakan berikan kepada penulis kiranya akan
mendapatkan balasan dari Allah SWT dan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, semoga
skripsi ini berguna bagi pembaca yang budiman.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Surakarta, 7 September 2009
Penulis
![Page 8: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/8.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………… iii
HALAMAN MOTTO …………………………………………………………… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………………. v
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. viii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. xii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………. xiv
ABSTRAKSI …………………………………………………………………….. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah …………………………………………..……. 13
C. Tujuan Penelitian ……………………………………..……………. 14
D. Manfaat Penelitian …………………………….…………………… 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Perilaku Konsumen …………………………………………. 15
B. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) …………................... 17
C. Bank
1. Konsep Perbankan …………………………………………….. 19
2. Telaah teori mengenai Bank …………………………………... 20
![Page 9: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/9.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2.1. Pengertian Bank.…………………………………………. 20
2.2. Tugas Pokok Bank ………………………………………. 20
2.3. Fungsi Bank ……………………………………………... 22
2.4. Usaha Bank ……………………………………………… 24
2.5. Penggolongan Bank……………………………………... 25
2.6. Sumber Dana Bank….…………………………………… 27
2.7. Penggunaan Dana Bank …………………………………. 31
2.8. Pendekatan Manajemen Aktiva-Pasiva Bank …………… 33
D. Bank Kredit Kecamatan (BKK) …………………………………… 35
E. Kredit
1. Pengertian Kredit ……………………………………………….. 36
2. Unsur-Unsur Kredit …………….……………………………….. 37
3. Fungsi Kredit …………….……………………………………… 39
4. Tujuan Pemberian Kredit …….…………………………………. 41
5. Jenis-jenis Kredit ……..…………………………………………. 43
6. Nilai Kredit ……..……………………………………………….. 46
7. Peranan Kredit Dalam Pembangunan Ekonomi …………..…….. 48
8. Permintaan dan Penawaran Kredit ……………………………….. 50
9. Teori Penawaran Kredit Bank ……………………………………. 52
F. Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah ………………………….. 54
G. Modal
1. Pengertian Modal ……………….………………………………… 55
2. Sumber Modal …………..………………………………………… 58
3. Jenis-jenis Modal …………………………………………………. 59
![Page 10: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/10.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
H. Tingkat Suku Bunga ………………………..……………………….. 60
I. Teori Investasi
1. Pengertian Investasi ………………………………………………. 61
2. Bentuk Investasi ..…………………………………………………. 62
3. Fungsi Investasi ……..…………………………………………. 64
4. Hubungan antara Tingkat Investasi dan Tingkat Suku Bunga .… 64
J. Hasil Penelitian Terdahulu ……………….………………..………. 65
K. Kerangka Pemikiran ………………………………..………………. 67
L. Hipotesis ……………………………………...…………………….. 68
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………….. 70
B. Lokasi Penelitian ………………………………………………… 70
C. Jenis dan Sumber Data …………………………………………… 71
D. Definisi Operasional Variabel ……………………………………. 71
E. Pengambilan Sampel Penelitian ………………………………….. 72
F. Metode Analisa …………………………………………………… 74
G. Analisa Data dengan Metode Statistik …………………………… 76
1. Uji Signifikansi secara Parsial (Uji t) ..….…………………….. 76
2. Uji Signifikansi secara Keseluruhan/Simultan (Uji F) …………… 78
3. Koefisien Determinasi Berganda (R2) ……..…….……………… 80
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas ………………….…………………….. 82
b. Uji Heteroskedastisitas ………..…………………………… 83
c. Uji Autokorelasi ………..………………………………….. 84
![Page 11: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/11.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ………………………..……… 87
1. Kondisi Geografis ……………………………………………. 87
2. Kondisi Demografis ………………………………………….. 89
3. Kondisi Sosial Ekonomi ……………………………………… 91
4. Kondisi Fisik dan Tata Ruang ………………………………… 91
B. Gambaran Umum Perusahaan ……………………………..……... 94
1. Sejarah Perusahaan …………………………………………… 94
2. Lokasi Perusahaan ……………………………………………. 95
3. Produk Perusahaan ……………………………………………. 96
4. Struktur Organisasi ……………………………………………. 97
C. Deskripsi Responden ……………………………………...……… 99
D. Pengantar Analisis ………………………………………………... 103
1. Analisis Regresi…..…………………………………………… 103
2. Uji Statistik ..………………………………………………... 106
3. Uji Asumsi Klasik …………..…………………………………. 109
4. Intepretasi Ekonomi …..……………………………………….. 113
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………..…………… 116
B. Saran ……………………………………………………………….. 117
DAFTAR PUSTAKA
![Page 12: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/12.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Sumbangan UMKM Terhadap PDB tahun 2007-2008
(dalam Rp Milyar) ……………………………………………………… 6
Tabel 1.2. Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah dan Besar menurut
Sektor Ekonomi (tahun 2003-2006) ……………………………………. 7
Tabel 1.3. Jumlah Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah Yang Mengambil
Kredit di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali, dari
Tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 ………………………………… 11
Tabel 1.4. Perkembangan Jumlah Kredit di BPR BKK Unit Banyudono
Kabupaten Boyolali dari tahun 2003-2007 (per jenis usaha) …………… 13
Tabel 2.1. Ragam Pengertian Umum UMKM………………………………………. 17
Tabel 4.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten
Boyolali …………………………………………………………………. 89
Tabel 4.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten
Boyolali …………………………………………………………………. 90
Tabel 4.3. Penduduk Kabupaten Boyolali Usia Sepuluh Tahun Keatas Menurut
Lapangan Pekerjaan tahun 2008 ………………………………………… 90
Tabel 4.4. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2002 di Kabupaten Boyolali
Tahun 2008 …………………………………………………………. 91
Tabel 4.5. Luas Wilayah dan Penggunaan Tanah di Kabupaten Boyolali
Tahun 2008 …………………………………………………………… 92
![Page 13: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/13.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.6. Fisiografi dan Geografi Kabupaten Boyolali ………………………….. 93
Tabel 4.7. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin …………………… 99
Tabel 4.8. Distribusi Responden berdasarkan Umur …………………………….. 99
Tabel 4.9 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan ……………… 100
Tabel 4.10 Distribusi Responden berdasarkan Modal Awal Usaha ……………… 100
Tabel 4.11. Distribusi Responden berdasarkan Pendapatan per bulan …………… 101
Tabel 4.12. Distribusi Responden berdasarkan Keuntungan Usaha ……………… 101
Tabel 4.13 Distribusi Responden berdasarkan Lama Usaha …………………….. 102
Tabel 4.14 Distribusi Responden berdasarkan Besarnya Pengajuan Kredit ……… 102
Tabel 4.15 Tabel Penjelas Z1 dan Z2 ……….…… ………………………………… 103
Tabel 4.16 Tabel Penjelas Untuk Uji t ……………………………………………… 105
Tabel 4.17 Analisis Regresi Linear Berganda ……………………………………. 106
Tabel 4.18 Hasil Uji F ……………………………………………………………… 108
Tabel 4.19 Hasil Uji White Heterroscedastici…………………………………….. 110
Tabel 4.20 Hasil Uji Autokorelasi ………………………………………………… 111
Tabel 4.21 Hasil Uji Linearitas ……………………………………………………. 112
![Page 14: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/14.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Penurunan Kurva Permintaan Marshall …………………………….. 16
Gambar 2.2. Kurva Penawaran Kredit…………………………………………….. 51
Gambar 2.3. Kurva Permintaan Kredit……………………………………………. 52
Gambar 2.4. Kurva Fungsi Investasi Otonomi…………………………………… 64
Gambar 2.5. Kurva Fungsi Investasi Terpengaruh……………………………….. 64
Gambar 2.6. Hubungan Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Investasi……………... 65
Gambar 2.6. Kerangka Pemikiran ………………………………………………… 67
Gambar 3.1. Kurva Distribusi Frekuensi …………………………………………. 78
Gambar 4.1. Struktur Organisasi BPR BKK Unit Banyudono …………………… 98
![Page 15: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/15.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
ABSTRAKSI
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KREDIT MIKRO DI BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK KREDIT KECAMATAN (BPR BKK)
UNIT BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI
Rizki Ningtyas Setyo Asih F0105017
Pembahasan mengenai pengambilan kredit mikro yang dilakukan oleh masyarakat golongan ekonomi lemah yang termasuk unit usaha mikro dan kecil yang dinyatakan dalam besarnya pinjaman atau kredit kepada masyarakat golongan usaha mikro dan kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh modal awal usaha, tingkat pendidikan, lama usaha, keuntungan usaha dan tingkat suku bunga terhadap pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali. Dan untuk mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap jumlah pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali.
Penelitian ini merupakan analisis data primer yang diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuesioner dengan responden yang mengambil kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang termasuk unit usaha mikro dan unit usaha kecil di wilayah kecamatan Banyudono yang mengambil kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu di duga bahwa variabel tingkat pendidikan, lama usaha, keuntungan usaha dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali dengan menggunakan metode adalah Analisis Regresi Linear Berganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa, variabel, keuntungan usaha dan tingkat suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono. Pada Uji Asumsi klasik baik uji multikolinearitas dan heteroskedastisitas tidak ada masalah dan pada uji autokorelasi tidak ada autokorelasi yang berarti bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi.
Faktor keuntungan usaha dan tingkat suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan kredit mikro, maka disarankan pihak BPR BKK tidak menetapkan suku bunga kredit yang terlalu tinggi sehingga ekspansi kredit oleh masyarakat dapat meningkatkan , selain itu hendaknya jangka waktu kredit diperpanjang agar dapat lebih meringankan beban angsuran bagi unit usaha mikro dan unit usaha kecil. Pihak BPR BKK diharapkan mampu untuk menentukan besar kecilnya platfon kredit yang diajukan oleh para nasabah sehingga secara nyata akan memberikan sarana permodalan bagi para nasabah dan unit usaha mikro atau unit usaha kecil pada khususnya untuk melangsungkan kegiatan usahanya. Pihak BPR BKK sebaiknya menambah jumlah pemberian kredit agar cakupan penerima kredit akan lebih banyak. Dalam hal program baru Pemerintah yang mengarah pada Ekonomi Kerakyatan diharapkan pihak BPR BKK Unit Banyudono dapat memberikan kredit semurah-murahnya dan tanpa adanya bunga yang dibebankan kepada nasabah.
Kata Kunci : Kredit Mikro, Modal Awal Usaha, Lama Usaha, Tingkat Pendidikan, Keuntungan
Usaha, Tingkat Suku Bunga, BPR
![Page 16: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/16.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Landasan pembangunan ekonomi nasional yang mantap dan kokoh
dapat tercermin dari meningkatnya pembangunan ekonomi dan membaiknya
penerimaan dalam negeri serta meningkatnya tabungan masyarakat.
Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses kenaikan pendapatan
total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan
penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi
di suatu negara (www.wikipedia.org). Tujuan utama dari pembangunan
ekonomi adalah mencapai kondisi masyarakat yang sejahtera, maka untuk itu
Pemerintah berusaha meningkatkan pendapatan nasional. Apabila pendapatan
nasional meningkat dengan asumsi ceteris paribus, maka pendapatan perkapita
masyarakat juga akan meningkat. Untuk tujuan tersebut maka Pemerintah
menjalankan berbagai program pembangunan ekonomi (Todaro, 2003: 25).
Persyaratan fundamental untuk pembangunan ekonomi adalah tingkat
pengadaan modal pembangunan yang seimbang dengan pertambahan
penduduk. Pembentukan modal tersebut harus didefinisikan secara luas
sehingga mencakup semua pengeluaran yang sifatnya menaikkan
produktivitas. Pada dasarnya besar dana pembangunan yang dibutuhkan
sangat tergantung pada 3 hal utama yaitu (1) target pertumbuhan ekonomi
yang ingin dicapai (2) efisiensi penggunaan dana (3) kemampuan menggali
dana baik domestik maupun luar negeri. Adapun kaitan antara 3 hal tersebut
![Page 17: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/17.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
adalah semakin tinggi target pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai oleh
suatu negara, maka semakin tinggi pula kebutuhan dana investasi yang
dibutuhkan. Sebaliknya semakin efisien dalam penggunaan dana investasi
maka dengan pertumbuhan output yang sama, kebutuhan dana investasi
semakin kecil dan semakin tinggi kemampuan menggali dana investasi maka
semakin mudah pula target pertumbuhan ekonomi dicapai (Sjahrir, 1995 : 76).
Pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi
(economic growth), pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi
dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan
ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut
(http://www.media-indonesia.com/). Pertumbuhan ekonomi merupakan
indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Perbedaan antara keduanya
adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu
adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang
dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif.
Maksdnya tidak hanya pertambahan produksi tetapi juga terdapat perubahan-
perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor
perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan dan teknik.
Sebagai sebuah negara berkembang, Indonesia tumbuh menjadi sebuah
negara dengan tingkat pembangunan ekonomi yang cukup tinggi yaitu sebesar
![Page 18: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/18.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
6 persen pada tahun 2008 (www.kompas.co.id). Program pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan dilaksanakan melalui pembangunan di bidang
ekonomi. Sasarannya memperkuat landasan pembangunan berkelanjutan dan
berkeadilan yang mendasarkan sistem ekonomi kerakyatan yaitu tercapainya
perekonomian mandiri dan handal sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan, berdasarkan demokrasi ekonomi. Program pembangunan
ekonomi berkelanjutan bertujuan untuk mencapai struktur ekonomi yang
seimbang yang bertumpu pada sektor industri dan didukung sektor pertanian
yang maju serta sektor-sektor lain diluar pertanian. Keseluruhan sektor ini
dipacu untuk mampu berperan sebagai tulang punggung ekonomi,
peningkatan kemakmuran rakyat yang semakin merata, pertumbuhan ekonomi
dan stabilitas yang mantap.
Pembangunan ekonomi berkelanjutan seperti yang diharapkan dapat
terwujud dengan adanya industri yang kuat serta pertanian yang tangguh,
kemitrausahaan yang kuat antar badan usaha, koperasi, pemerintah dan
swasta, pendayagunaan sumber daya alam yang optimal dan didukung sumber
daya manusia yang berkualitas,. Untuk mencapainya, diperlukan
(1) perencanaan pembangunan disusun menurut tinjauan antar sektor
(2) perencanaan sektoral menekankan pada sektor-sektor tertentu yang
memiliki keunggulan untuk mencapai tujuan pembangunan (3) pengembangan
terhadap sektor-sektor unggulan dapat digunakan dalam menyusun skala
prioritas. Unsur penting dalam perencanaan pembangunan adalah pemahaman
yang baik terhadap perubahan struktur ekonomi bersama-sama dengan
![Page 19: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/19.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pemahaman terhadap sektor unggulan yang dimiliki (http://www.pikiran-
rakyat.com/).
Pola umum pembangunan nasional juga ditetapkan landasan
kebijaksanaan pada tiga sasaran yaitu (1) Peningkatan ketersediaan serta
perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan pokok (pangan,
sandang, papan, kesehatan, perlindungan keamanan) (2) Peningkatan standar
kehidupan yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan, namun juga
meliputi penambahan penyediaan lapangan pekerjaan dan perbaikan kualitas
pendidikan. Kualitas pendidikan yang semakin baik atau meningkat dari tahun
ke tahun akan menciptakan SDM yang berkualitas dan dapat menjadi salah
satu faktor pendorong dalam meningkatkan pembangunan nasional.
(3) peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan, dimana
semuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil,
melainkan juga untuk menumbuhkan jati diri pribadi bangsa yang
bersangkutan serta perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi tiap
individu dan bangsa secara keseluruhan, yakni dengan membebaskan mereka
dari sikap ketergantungan (Todaro, 2000 : 23).
Operasional pelaksanaan pembangunan dan kebijaksanaan yang
diambil disertai pula dengan pertimbangan pemerataan, baik pemerataan
kesempatan berusaha maupun kesempatan kerja. Pada dasarnya sasaran
pemerataan ini ditujukan pada kelompok pengusaha ekonomi lemah yang
hampir terdapat di setiap sektor ekonomi. Posisi kelompok pengusaha
ekonomi lemah ini akan dapat lebih mempunyai daya saing dan keunggulan
![Page 20: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/20.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
jika didukung pula dengan program pendanaan dengan akses yang relatif
mudah dan dengan syarat jaminan yang sesuai dengan kondisi kelompok
pengusaha ekonomi lemah. Dengan adanya pemerataan, pendanaan dan
pemberdayaan bagi kelompok pengusaha ekonomi lemah diharapkan dapat
lebih membantu dalam operasional pelaksanaan pembangunan dan dapat
menjadi salah satu jalan keluar dalam mengatasi permasalahan perekonomian.
Fenomena menarik lainnya yang terjadi pada sektor perekonomian adalah
masalah UMKM.
Pada tahun 1997 terjadi kenaikan harga pangan dan bahan baku,
sehingga banyak industri-industri besar yang pada umumnya masih
bergantung pada bahan baku impor mengalami kesulitan. UMKM sebagai
industri mampu mempertahankan usahanya ditengah terpaan badai krisis
ekonomi tersebut. Data menunjukkan, pada tahun 2008 jumlah pelaku UMKM
mencapai 99,98% dari total pelaku ekonomi dan dapat menyerap 96,18% dari
total angkatan kerja Indonesia dan hal ini merupakan kenaikan sebesar 2,6%
dari tahun sebelumnya (www.kompas.co.id). UMKM juga memberikan
sumbangan terhadap jumlah PDB yang ditunjukkan melalui tabel berikut ini :
![Page 21: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/21.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Tabel 1.1 Sumbangan UMKM terhadap PDB tahun 2007-2008 (dalam Rp. Milyar)
No INDIKATOR TAHUN Perkembangan
tahun 2007-2008 (%)
Pangsa (%) 2007 2008 2007 2008
1. PDB Atas Dasar Harga Berlaku 3.743.977,5 4.696.481,2 25,44 - Usaha Mikro 1.208.029,0 1.505.308,0 24,61 32,27 32,05 - Usaha Kecil (UK) 385.313,5 473.267,3 22,83 10,29 10,08 - Usaha Menengah (UM) 511.792,6 630.784,8 23,25 13,67 13,43 - Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) 2.105.135,1 2.609.360,1 23,95 56,23 55,56
- Usaha Besar (UB) 1.638.842,4 2.087.121,1 27,35 43,77 44,44 2. PDB Atas Dasar Harga
Konstan 2000 1.882.313,6 1.997.725,8 6,13
- Usaha Mikro 620.251,1 654.762,7 5,56 32,95 32,78 - Usaha Kecil (UK) 203.847,3 217.219,9 6,56 10,83 10,87 - Usaha Menengah (UM) 275.202,7 293.274,9 6,57 14,62 14,68 - Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) 1.099.301,1 1.165.257,5 6,00 58,40 58,33
- Usaha Besar (UB) 783.012,4 832.468,3 6,32 41,60 41,67 Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM, diolah, 2009
Tabel 1.1 diatas menjelaskan besarnya share atau sumbangan usaha
mikro kecil dan menengah terhadap PDB tahun2007-2008. Pada tahun 2007
usaha mikro kecil dan menengah(UMKM) memberikan sumbangan terhadap
PDB sebesar 2.105.135,1 dan pada tahun 2008 sebesar 2.609.360,1 dan
menunjukkan perkembangan sebesar 23,95%. Sumbangan UMKM pada tahun
2007 terhadap PDB atas dasar harga konstan 2000 adalah sebesar 1.099.301,1
dan sebesar 1.165.257,5 pada tahun 2008 dengan tingkat perkembangan
6,00%.
Secara umum, perkembangan jumlah usaha kecil, menengah dan besar
menurut sektor ekonomi dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 dapat
dilihat dalam tabel 1.2 dibawah ini :
![Page 22: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/22.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah dan Besar menurut Sektor Ekonomi (tahun 2003-2007)
Sumber : Menperindag dan UKM, diolah, 2008
Tabel 1.2 diatas menggambarkan perkembangan jumlah usaha kecil,
menengah dan besar di Indonesia menurut sektor ekonomi dari tahun 2003
sampai dengan tahun 2007. Dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007
jumlah usaha kecil dan menengah bertambah begitu juga dengan jumlah usaha
dalam unit usaha yang besar. Prosentase jumlah usaha kecil dan menengah
terhadap total unit usaha dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 hampir
mendekati 100% yaitu 99,99%. Itu berarti di Indonesia jumlah usaha kecil dan
menengah sangat banyak bila dibandingkan dengan jumlah usaha dalam unit
No Sektor Ekonomi Th 2003 Th 2007 Laju Pertumbuhan Skala Usaha Skala Usaha
Kecil Menengah Besar Kecil Menengah Besar U. kecil
UM UB
1. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
23.516.856 1.751 68 24.735.693 1.791 66 0.02 0.01 -0.01
2. Pertambangan dan penggalian
150.495 526 53 379.141 1.326 134 0.36 0.36 0.36
3. Industri pengolahan 2.609.801 10.391 686 2.560.846 7.845 518 -0.01 -0.09 -0.09
4. Listrik,gas dan air bersih
3.868 401 37 9.185 953 89 0.33 0.33 0.34
5. Bangunan 120.75 6.979 151 170.369 9.847 214 0.12 0.12 0.12 6. Perdagangan, hotel
dan restoran 8.675.045 21.819 416 8.456.064 21.269 405 -0.01 -0.01 -
0.01 7. Pengangkutan dan
komunikasi 1.868.081 2.279 110 2.963.768 3.616 174 0.17 0.17 0.17
8. Keuangan, persewaan, jasa perusahaan
25.034 5.517 269 29.508 6.502 317 0.06 0.06 0.06
9. Jasa-jasa 1.699.416 4.969 183 3.021.955 8.837 326 0.21 0.21 0.21 Jumlah 38.669.355 54.632 1.973 42.326.519 61.986 2.243 0.03 0.04 0.04 Total Unit Usaha 38.725.960 42.390.748 Jumlah UKM 38.723.967 42.388.505 % Jumlah UKM
terhadap total 99,99 99.99
![Page 23: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/23.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
yang besar. Sehingga tidak salah apabila Pemerintah begitu memperhatikan
perkembangan usaha kecil maupun menengah.
Dalam kenyataannya UMKM menghadapi segudang permasalahan
dalam kegiatannya baik yang bersifat internal (yang berasal dari dalam
perusahaan) maupun eksternal (yang berasal dari luar perusahaan).
Permasalahan Internal yakni permasalahan finansial yang pada umumnya
mengalami keterbatasan pada struktur permodalan dalam modal kerja atau
modal investasi; permasalahan pemasaran yang pada umumnya adalah terjadi
keterbatasan untuk memperbesar pangsa pasar dan memperoleh peluang pasar;
permasalahan manajemen adalah terdapat keterbatasan SDM yang berkualitas;
permasalahan produksi kesulitan memperoleh bahan baku yang berkualitas
dengan harga yang terjangkau; permasalahan teknologi masih menggunakan
teknologi sederhana. Sedangkan permasalahan yang bersifat eksternal yakni
permasalahan dalam akses ke bank dan permasalahan yang disebabkan oleh
kebijaksanaan-kebijaksanaan Pemerintah yang tidak kondusif yang lebih
mementingkan usaha besar (Mirza, 1999 : 64).
Permasalahan modal sering disebut-sebut sebagai permasalahan yang
dominan yang dihadapi UMKM. Untuk itu diperlukan perhatian dan
penanganan. Faktor modal sebagai salah satu faktor produksi yang
mempunyai peranan penting dalam suatu industri, sering menjadi penyebab
suatu unit usaha tersendat-sendat atau bahkan gulung tikar. Hal ini sering
terjadi khususnya bagi kalangan yang termasuk dalam golongan UMKM.
Tanpa modal yang cukup sulit bagi UMKM untuk terus berusaha.
![Page 24: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/24.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Golongan usaha-usaha kecil ataupun menengah membutuhkan modal
untuk membantu pembinaan dan pengembangan usahanya,. Sumber modal
tersebut diperoleh dari pinjaman bank, yaitu berupa kredit bank. Pemerintah
melalui pihak perbankan telah mengenalkan berbagai paket kredit dengan
segala kemudahan yang bisa diberikan serta beban yang lunak. Paket kredit
yang termasuk dalam program-program tersebut antara lain : BIMAS
(Bimbingan Masyarakat), PIR (Petani Inti Rakyat), TRI (Tebu Rakyat
Intensifikasi), KUK (Kredit Usaha Kecil), KUT (Kredit Usaha Tani),
KUPEDES dan sebagainya termasuk didalamnya kredit dari BPR-BKK Jawa
Tengah (Totok Waskito, 2003 : 12).
Salah satu ciri umum yang melekat pada masyarakat pedesaan
Indonesia atau kelompok pengusaha ekonomi lemah adalah permodalan yang
lemah, padahal modal merupakan unsur yang sangat penting dalam
mendukung peningkatan produksi dan taraf hidup masyarakat pedesaan itu
sendiri. Modal yang terbatas akan sangat membatasi ruang gerak mereka
dalam menjalankan usahanya yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan.
Dalam pemilikan modal yang sangat terbatas sementara sumber dana dari luar
yang bisa membantu mengatasi kekurangan modal ini tidak mudah diperoleh,
telah membuat semakin sulitnya usaha untuk meningkatkan taraf hidup rakyat
pedesaan itu dengan cepat (Mubyarto dan Hamid, 1973 : 3).
Salah satu jalan yang ditempuh agar setiap unit usaha baik mikro, kecil
dan menengah tidak terjerat pada rentenir dan sistem ijon diantaranya adalah
dengan kebijaksanaan moneter dengan diadakannya deregulasi perbankan,
![Page 25: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/25.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
yang bertujuan untuk memberi peluang dan kemudahan penyediaan pelayanan
jasa perbankan sampai ke pelosok tanah air hingga mampu mencapai
pengusaha atau pedagang kecil di pedesaan. Dengan demikian akan mampu
menggali potensi serta untuk mengembangkan perekonomian di pedesaan.
Salah satu usaha dari para pedagang baik mikro, kecil dan menengah
yang sebagian besar berada di pedesaan dengan modal yang sangat terbatas,
serta tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan yang masih relatif rendah
adalah dengan mengambil kredit di BKK setempat. Kehadiran BKK sebagai
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) diharapkan dapat menunjang pertumbuhan
dan modernisasi ekonomi pedesaan, mengurangi praktek ijon dan pelepas
uang. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menjalankan usaha seperti
misalnya : menghimpun dana dalam bentuk deposito berjangka, tabungan
serta kredit bagi pengusaha kecil dan masyarakat pedesaan yang juga
mempunyai potensi-potensi ekonomi baik disektor pertanian maupun sektor
lain yang bersumber di pedesaan.
Faktor-faktor yang mendukung lembaga kredit BKK agar tetap
diminati masyarakat, (pertama) hasil kerja dari lembaga kredit BKK di
pedesaan dengan berbagai jenis pinjaman yang ditawarkan sudah mencapai
sasaran yang diharapkan, (kedua) keberadaan lembaga kredit BKK sudah
sangat efektif dilihat dari misi dari kredit pedesaan yang ditawarkan adalah
untuk membantu permodalan penduduk agar dapat meningkatkan taraf hidup,
(ketiga) prosedur dan persyaratan administrasinya tidak terlalu rumit,
(keempat) lokasi lembaga kredit yang dekat dengan tempat tinggal penduduk
![Page 26: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/26.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
atau masyarakat desa. Kondisi yang demikian telah menjadi pendorong bagi
masyarakat desa untuk memanfaatkan jasa perbankan/lembaga kredit BKK.
Berikut adalah data jumlah unit usaha mikro kecil dan menengah yang
mengambil kredit di BPR BKK Unit Banyudono dari tahun 2003 sampai
dengan tahun 2007
Tabel 1.3. Jumlah Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah Yang Mengambil Kredit di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali, dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007
No Tahun Jumlah Usaha
Mikro Jumlah Usaha
Kecil Jumlah Usaha
Menengah 1. 2003 386 (39,3%) 596 (60,7%) - 2. 2004 372 (36,7%) 643 (63,3%) - 3. 2005 417 (37,5%) 695 (62,5%) - 4. 2006 398 (30,6%) 725 (55,8%) 176 (13,6%) 5. 2007 405 (28,4%) 810 (56,8%) 210 (14,8%)
Sumber : Laporan Nominatif Kredit Konsolidasi BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali, 2008
Tabel 1.3. diatas mengambarkan jumlah unit usaha mikro kecil dan
menengah yang mengambil kredit di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten
Boyolali dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Dari tahun 2003 sampai
dengan tahun 2007 jumlah masyarakat yang mengambil kredit di BPR BKK
Unit Banyudono Kabupaten Boyolali semakin bertambah atau mengalami
peningkatan. Jumlah unit usaha kecil mempunyai prosentase pengambilan
kredit paling besar dibandingkan dengan pengambilan kredit oleh unit usaha
mikro dan menengah yaitu pada sebesar 60,7% pada tahun 2003 dan di tahun
2007 mencapai 56,8%. Nilai prosentase di tahun 2007 memang lebih kecil, hal
ini dikarenakan pihak BPR BKK mulai mencoba memberikan kredit kepada
masyarakat yang tergolong unit usaha menengah setelah adanya merger pada
![Page 27: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/27.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
tahun 2006 dan setelah melihat perkembangan kredit dari tahun ke tahun di
BPR BKK yang semakin meningkat. Jumlah masyarakat dari unit usaha kecil
yang mengambil kredit di BPR BKK menunjukkan peningkatan dari tahun ke
tahun meskipun prosentase yang ditunjukkan hanya sebesar 56,8%. Hal ini
dikarenakan sebagian besar masyarakat yang mengambil kredit di BPR BKK
tergolong masyarakat dengan asset yang terbatas. BPR lebih menfokuskan
pemberian kredit pada masyarakat dengan unit usaha mikro dan kecil dengan
harapan usaha yang dijalankan dapat tetap bertahan melalui bantuan modal
secara kredit yang diberikan BPR. Jumlah unit usaha menengah hanya
dijelaskan pada tahun 2006 sebesar 176 unit dan tahun 2007 sebanyak 210
unit yang mengambil kredit di BPR.
Hadirnya BKK sebagai lembaga kredit pedesaan dan sebagai bagian
dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) diharapkan akan mempunyai daya
dobrak yang kuat untuk menjalankan misinya dan dapat mengurangi
ketergantungan masyarakat pedesaan dari sumber-sumber kredit perorangan
yang bunganya relatif lebih tinggi. Dengan semakin mudahnya para pedagang
baik mikro, kecil dan menengah mendapatkan kredit di BPR, maka usaha-
usaha perdagangan di kabupaten Boyolali khususnya Banyudono semakin
bertambah setiap tahunnya. Perkembangan tersebut dapat ditunjukkan dalam
tabel berikut ini :
![Page 28: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/28.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Tabel 1.4. Perkembangan Jumlah Kredit dari BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali dari tahun 2003-2007 (per jenis usaha)
No Pembagian per Jenis Usaha Tahun
2003 2004 2005 2006 2007 1. Candak kulak 260 264 276 286 303 2. RM/warung makan 76 86 96 101 118 3. Kelontong 170 180 190 195 212 4. Pakaian 50 60 70 75 92 5. Pedagang lainnya 40 53 63 68 85 Jumlah 596 643 695 725 810
Sumber : Laporan Kredit per Jenis Usaha BPR BKK Unit Banyudono Kab. Boyolali, 2008
Dengan dasar pemikiran dan gambaran diatas, topik yang menarik
untuk diambil dan diteliti adalah tentang kredit usaha yang diambil
masyarakat pedesaan khususnya unit usaha mikro dan unit usaha kecil di BPR
BKK Banyudono. Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah ”Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Kredit Mikro Di Bank
Perkreditan Rakyat (BPR BKK) Unit Banyudono Kabupaten Boyolali”.
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan kredit mikro di BPR BKK dalam usaha untuk
meningkatkan atau setidak-tidaknya mempertahankan usahanya. Maka
perumusan masalah yang dapat diambil adalah :
1. Adakah pengaruh lama usaha, tingkat pendidikan, keuntungan usaha dan
tingkat suku bunga terhadap jumlah pengambilan kredit mikro di BPR
BKK Unit Banyudono baik secara parsial maupun secara bersama-sama ?
2. Variabel apakah yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap
jumlah pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono ?
![Page 29: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/29.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh lama usaha, tingkat pendidikan, keuntungan
usaha dan tingkat suku bunga terhadap jumlah pengambilan kredit mikro
di BPR BKK Unit Banyudono baik secara parsial maupun secara bersama-
sama.
2. Untuk mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan
terhadap jumlah pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna,
yaitu antara lain:
1. Dapat digunakan oleh Pemerintah dalam pengambilan kebijaksanaan
yang berhubungan dengan upaya peningkatan golongan ekonomi
lemah.
2. Dengan mengadakan survei secara langsung kepada para pedagang
kecil diharapkan dapat mengarahkan penggunaan kredit secara tepat
untuk usaha produktif sehingga dapat meningkatkan pendapatan.
3. Sebagai tambahan informasi yang dapat digunakan oleh pihak lain
untuk mengadakan penelitian berikutnya yang menggunakan
permasalahan sejenis atau tidak jauh menyimpang.
![Page 30: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/30.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Perilaku Konsumen
Teori perilaku konsumen adalah bagaiman seorang konsumen dengan
uang atau pendapatannya dibelanjakan/dikonsumsi untuk mencapai kepuasan
maksimum. Kepuasan utnuk mengkonsumsi barang bukan tak terbatas tetapi
konsumen yang dibatasi oleh pendapatan yang tetap (Sugiarto, 2002:170).
Pendapatan dari konsumen yang terbatas untuk pemenuhan kebutuhan
tertentu mengakibatkan kepuasan dalam mengkonsumsi barang menjadi
terbatas. Hal ini membuat konsumen untuk memprioritaskan barang-barang
yang dirasa penting untuk lebih didahulukan.
Teori konsumen neo klasik mengasumsikan bahwa individu bertindak
rasional dan dengan kendala yang ada, berupaya untuk memaksimumkan
kepuasan terhadap konsumsi 2 barang yaitu X dan Y. Kepuasan yang
diperoleh dari mengkonsumsi barang tersebut disebut utilitas terhadap barang
X dan Y (Sugiarto, 2002:172). Seoranmg konsumen selalu berusaha untuk
mencapai utilitas maksimum, pencapaian utilitas maksimum tersebut dapat
dilakukan melalui suatu pengukuran. Pengukuran utilitas mengarah pada
tujuan dari teori permintaan. Permintaan suatu barang akan meningkat apabila
harga barang tersebut mengalami penurunan. Kondisi tersebut merupakan
bagian dari kurva permintaan. Kurva permintaan dapat diturunkan dari
memaksimumkan kepuasan atau utilitas yang kemudian akan menghasilkan
![Page 31: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/31.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kurva permintaan biasa (ordinary demand curve) atau disebut kurva
permintaan Marshall (Sugiarto, 2002:176)
Keterangan :
a. – Aksis horizontal = barang x
- Aksis vertical = barang lain - Garis M0-m0 = garis anggaran
(BL) - Kurva V0 = Utilitas awal - Titik A = Konsumsi yang
paling optimal - P0-P1 = Penurunan harga
barang
b.
Gambar. 2.1 Penurunan Kurva Permintaan Marshall.
Dari gambar 2.1 dapat dijelaskan apabibila harga barang lebih mudah
atau mengalami penurunan maka permintaan konsumen terhadap barang X akan
naik begitu juga sebaliknya. Dari terpenuhinya permintaan konsumen terhadap
barang X maka kepuasan yang diharapkan juga akan tercapai. Keseimbangannya,
apabila barang tersebut harganya turun maka permintaan akan barang tersebut
akan mengalami peningkatahn. Penurunan kurva permintaan tersebut merupakan
penurunan dari fungsi permintaan marshall terhadap barang X dan Y yaitu M=
PxX+PyY (Sugiarto, 2002:175).
Y M0
M1
x0 x2 x1 m1 m1 m0
A
C B
X
x0 x2 x1
P0
P1
a
c b
D DM
X
P
![Page 32: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/32.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
B. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Usaha yang dijalankan juga tergolong usaha ekonomi produktif dimana
masyarakat yang tergolong dalam unit usaha ini berusaha untuk menghasilkan
atau memproduksi output secara maksimal untuk meningkatkan pendapatan
dan taraf hidupnya. Masyarakat yang tergolong unit usaha mikro biasanya
memiliki jumlah pekerja kurang dari 10 orang dengan asset diluar tanah dan
bangunan sebesar Rp 50 juta rupiah dan omset per tahun yang diperoleh
sebesar Rp 300 juta. Unit usaha kecil memiliki jumlah pekerja sebanyak
kurang dari 50 orang dan asset yang dimiliki sebesar Rp 50 juta – 500 juta
dengan omset per tahun sebesar Rp 300 juta – 2,5 milyar. Masyarakat usaha
menengah biasanya memiliki jumlah pekerja yang tergolong besar yaitu
sebanyak 300 orang, asset yang dimiliki di luar tanah dan bangunan sebesar
Rp 500 juta – 10 milyar dengan besarnya omset per tahun Rp 2,5 milyar – 50
milyar ( Undang- Undang No.20 tahun 2008).
Ikhtisar perbedaan definisi tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) ditunjukkan oleh diagram dibawah ini :
Tabel 2.1. Ragam Pengertian Umum Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Lembaga Istilah Pengertian Umum
(1) (2) (3)
UU Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil
Usaha Kecil Aset £ Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan. Omset £ Rp 1 Milyar / tahun Independen
BPS Usaha Mikro Pekerja < 5 orang, termasuk tenaga kerja keluarga
![Page 33: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/33.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Usaha Kecil Pekerja 5 – 9 orang Usaha Menengah Pekerja 20 – 99 orang
Menteri Negara Koperasi dan UKM
Usaha Mikro Aset < Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan Omset < Rp 1 Milar/tahun Independen
Usaha Menengah Aset > Rp 200 juta Omset: Rp 1 – 10 milyar per tahun
Bank Indonesia (PBI No.7/39/PBI/2005)
Usaha Mikro Dijalankan oleh rakyat miskin atau dekat miskin, bersifat usaha keluarga, menggunakan sumber daya lokal, menerapkan teknologi sederhana dan mudah keluar masuk industri
Usaha Kecil Aset < Rp 200 juta Omset < Rp 1 Milyar
Usaha Menengah Untuk kegiatan industri, aset yang dimiliki < Rp 5 milyar. Untuk lainnya (termasuk jasa), aset < Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan Omset < Rp 3 milyar per tahun
Bank Dunia Usaha Mikro Pekerja < 10 orang Aset < $ 100.000 Omset < $ 100.000 per tahun
Usaha Kecil Pekerja < 50 orang Aset < $ 3 juta Omset < $ 3 juta per tahun
Usaha Menengah Pekerja < 300 orang Aset < $ 15 juta Omset < $ 15 juta per tahun
UU Nomor 20 Tahun 2008 Usaha Mikro Usaha produktif yang memenuhi kriteria usaha mikro Aset paling banyak Rp 50 juta di luar tanah dan bangunan Omset paling banyak Rp 300 juta per tahun
Usaha Kecil Usaha ekonomi produktif yang bukan menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar Aset >Rp 50 juta – Rp 500 juta di
![Page 34: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/34.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
luar tanah dan bangunan Omset > Rp 300 juta – Rp 2,5 milyar per tahun
Usaha Menengah Usaha ekonomi produktif yang bukan menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha kecil atau usaha besar Aset > Rp 500 juta – Rp 10 milyar di luar tanah dan bangunan Omset > Rp 2,5 milyar – Rp 50 milyar per tahun
Sumber: Krisnamurthi, Bayu. 2003 dalam Makalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah : Ekonomi Rakyat dengan Cara Berekonomi Mereka Sendiri”, 2009
B. BANK
1. Konsep Perbankan
Bank merupakan suatu lembaga yang lahir karena fungsinya sebagai
agent of trust dan agen of development. Yang dimaksud agent of trust adalah
suatu lembaga perantara (intermediary) yang dipercaya untuk melayani segala
kebutuhan keuangan dari dan untuk masyarakat. Sedangkan sebagai agent of
development, bank adalah suatu lembaga perantara yang dapat mendorong
kemajuan pembangunan melalui fasilitas kredit dan kemudahan-kemudahan
pembayaran dan penarikan dalam proses transaksi yang dilakukan oleh para
pelaku ekonomi. Bank dituntut untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya, baik
dalam hal penarikan dana dan dalam hal penyaluran kredit serta investasi.
Dalam pengalokasian dana masyarakat oleh bank harus di arahkan ke sector-
sektor yang dapat mempertinggi taraf hidup rakyat.
![Page 35: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/35.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2. Telaah Teori Mengenai Bank
2.1. Pengertian Bank
Istilah bank berasal dari bahasa Italia, ”banca” yang berarti meja
yang digunakan para penukar uang. Sedangkan pengertian atau definisi
bank menurut PP No.1 tahun 1968 adalah semua perusahaan atau badan-
badan, tidak memandang bentuk hukumnya yang secara terang-terangan
menawarkan diri atau sebagian besar melakukan usaha-usaha guna
menerima uang dalam bentuk deposito atau rekening koran dan juga
mengadakan usaha-usaha untuk memberikan kredit atas tanggungan
sendiri.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka peningkatan taraf hidup orang
banyak.
2.2 Tugas Pokok Bank
Tugas Pokok Perbankan adalah :
a. Memberikan pinjaman (kredit) kepada orang atau badan usaha
(perusahaan yang membutuhkan uang). Pinjaman yang diberikan
ini lebih dititikberatkan kepada masalah peningkatan kegiatan
produksi, bukan untuk memenuhi kegiatan yang bersifat
konsumtif. Berdasarkan jangka waktunya, kredit yang diberikan
dapat berupa kredit jangka pendek, jangka menengah dan jangka
![Page 36: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/36.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
panjang. Di samping itu bantuan bank yang bersifat pinjaman
kepada pengusaha, bank juga ikut berpartisipasi dalam permodalan
perusahaan yang membutuhkan modal.
b. Penyertaan modal saham dalam perusahaan yang sehat, agar
terbuka kemungkinan pengembangannya yang lebih cepat atas
dasar pertimbangan keuangan yang sehat.
c. Menarik uang dari masyarakat. Masyarakat dapat memanfaatkan
jasa dari bank ini dengan melakukan simpanan dalam bentuk
rekening giro, deposito berjangka, tamades dan sebagainya.
d. Memberikan jasa-jasa dalam bidang lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang.
Sedangkan tugas bank secara umum, antara lain :
a. Tempat penitipan/penyimpanan uang.
Dalam hal penyimpanan uang pada bank dibedakan menjadi tiga
(3) bentuk, yaitu :
1) Rekening koran atau giro (Demand Deposit), yaitu simpanan
yang sewaktu-waktu dapat diminta kembali atau dipergunakan
untuk melakukan pembayaran dengan menggunakan
cek/perintah membayar.
2) Deposito berjangka (Time Deposit), yaitu simpanan uang pada
bank untuk jangka waktu tertentu dengan mendapatkan bunga
tiap bulan.
![Page 37: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/37.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3) Tabungan, yaitu simpanan uang pada bank yang hanya dapat
diambil kembali dengan syarat-syarat tertentu sesuai dengan
perijinan.
b. Lembaga pemberi/penyalur kredit
Karena uang disimpan pada bank (baik yang bentuk deposito
berjangka maupun rekening koran) ternyata tidak semuanya untuk
diminta sekaligus oleh pemiliknya. Dengan demikian bank dapat
memanfaatkan uang tersebut dengan jalan menyalurkannya kepada
pihak lain yang memerlukan kredit.
c. Perantara dalam lalu lintas pembangunan
Pekerjaan bank yang makin penting adalah jasanya sebagai
perantara lalu lintas pembangunan.
2.3. Fungsi Bank
Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang paling penting,
memiliki peran dalam masyarakat sebagai lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang. Disini dapat dilihat betapa pentingnya kaitan antara bank
dan uang. Adapun fungsi utama sektor perbankan sebenarnya adalah
sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Pada bagian lain,
lembaga keuangan atau perbankan itu sendiri memiliki tiga fungsi umum,
yaitu :
a. Memasok dana pinjaman bagi para peminjam yang bonafit atau
dapat dipercaya.
![Page 38: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/38.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b. Mengurangi resiko bagi para pemilik dana yang menginginkan
kelebihan dana yang dimilikinya dapat ikut diputarkan dalam
kegiatan usaha.
c. Meningkatkan likuiditas perekonomian tanpa mengurangi jaminan
likuiditas para pemilik surat tagihan.
Bank merupakan lembaga intermediasi keuangan juga mempunyai
fungsi untuk mengalihkan dana dari unit ekonomi surplus ke unit ekonomi
defisit. Bank sebagai lembaga intermediasi pada prinsipnya merupakan
unit usaha yang dikelola dan dioperasikan untuk mencapai tujuan tertentu.
Fungsi pokok bank umum menurut Dahlan Siamat (1995:67), antara lain :
a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien
dalam kegiatan ekonomi.
b. Menciptakan uang melalui kredit dan investasi
c. Menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat
d. Menyediakan jasa-jasa pengelolaan dana dan trust atau perwalian
amanat kepada individu dan perusahaan
e. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan Internasional
f. Memberikan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang
berharga
g. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain misalnya credit card,
traveler’s check, transfer dana dan sebagainya.
Peranan bank dalam perekonomian bisa ditinjau dari segala aspek,
antara lain sebagai lembaga perantara pihak kelebihan dana kepada pihak
![Page 39: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/39.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
kekurangan dana, sebagai lembaga pencipta kredit dan uang, sebagai
sumber pencipta lapangan kerja dan penghasilan, sebagai pemasok aneka
ragam jasa perbankan dan sebagainya.
2.4. Usaha Bank
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank umum menurut UU No. 10
Tahun 1998 tentang Perbankan meliputi :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang
d. Membeli, menjual atau meminjam atas resiko sendiri maupun
untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya.
e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah
f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan
dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana
telekomunikasi maupun wesel unjuk, cek dan sarana lainnya.
g. Menerima bayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga
h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang atau surat berharga
i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan surat kontrak
![Page 40: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/40.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
j. Melakukan penempatan dana dari nasabah lainnya dalam bentuk
surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek
k. Melakukan kegiatan anjak piutang
l. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank
sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang dan
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
m. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain
berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia
2.5. Penggolongan Bank
Dalam penggolongannya, bank dapat dibagi berdasarkan :
1. Undang-Undang, berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998
ada dua jenis bank, yaitu :
a) Bank Umum
b) Bank Perkreditan Rakyat
2. Kepemilikannya
a) Bank milik negara (Badan Usaha Milik Negara/BUMN)
b) Bank milik pemerintah daerah (Badan Usaha Milik
Daerah/BUMD)
c) Bank milik swasta nasional
d) Bank milik swasta campuran (nasional dan asing)
e) Bank milik asing (cabang atau perwakilan)
![Page 41: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/41.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3. Penekanan kegiatan usahanya
a) Bank retail (Retail banks)
b) Bank korporasi (Corporate banks)
c) Bank komersil (Commercial banks)
d) Bank pedesaan (Rural banks)
e) Bank pembangunan (Development banks)
f) Dan lain-lain
4. Pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha
a) Bank konvensional
b) Bank berdasarkan prinsip syariah
5. Menurut fungsinya
a) Bank sentral, adalah Bank Indonesia yang bertugas membimbing
pelaksanaan kebijaksanaan keuangan Pemerintah, mengkoordinasi
dan membimbing serta mengawasi seluruh perbankan. Bank sentral
ini adalah milik negara.
b) Bank umum, adalah bank yang dalam usaha pengumpulan dana
terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito, dan
dalam usaha perkreditan terutama memberikan kredit jangka
pendek. Bank umum ini dimiliki/diselenggarakan oleh negara,
swasta, koperasi dan asing.
c) Bank tabungan, adalah bank yang dalam pengumpulan dananya
terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan, sedang
![Page 42: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/42.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam kertas
berharga yang aman.
d) Bank pembangunan, adalah bank yang dalam pengumpulan
dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito atau
mengeluarkan kertas-kertas berharga jangka menengah dan
panjang, sedang dalam usahanya/perkreditan terutama memberikan
kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.
e) Bank sekunder, yang termasuk dalam jenis bank ini adalah Bank
Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Bank Koperasi
dan lain-lain yang dapat disamakan dengan itu dan diselenggarakan
oleh Pemerintah (Pemerintah Daerah dan swasta).
2.6. Sumber-Sumber Dana Bank
Berdasarkan UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, jenis dana yang
dapat dihimpun oleh bank adalah :
1) Giro, adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet giro, surat perintah pembayaran
lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
2) Deposito, adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpan
dan bank.
3) Tabungan, adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
![Page 43: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/43.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau lainnya yang dapat
dipersamakan dengan itu.
Secara garis besar sumber-sumber dana bank menurut Kasmir (2000:
46) dapat diperoleh dari :
1. Dana Pihak Kesatu, dana yang bersumber dari bank itu sendiri
a) Setoran modal dari masing-masing pemegang saham yang
merupakan modal dari pemegang saham lama atau pemegang
saham baru
b) Agio saham, nilai selisih jumlah uang yang dibayarkan oleh
pemegang saham baru dibandingkan dengan nilai nominal saham
c) Cadangan laba, yaitu laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank
dan sementara waktu belum digunakan
d) Laba yang belum dibagikan, merupakan laba tehun berjalan tapi
belum dibagikan kepada pemegang saham.
2. Dana Pihak Kedua, dana yang bersumber dari pinjaman pihak luar
a) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), adalah kredit yang
diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang kesulitan dalam
likuiditasnya.
b) Call Money, biasanya pinjaman ini diberikan kepada bank-bank
yang mengalami kalah kliring dan tidak mampu membayar.
Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif
tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lain.
![Page 44: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/44.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
c) Pinjaman biasa antar bank, pinjaman jangka pendek dan jangka
menengah dari bank lain untuk memenuhi suatu kebutuhan dana
yang lebih terencana dalam rangka pengembangan usaha atau
meningkatkan penerimaan bank.
d) Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank, pinjamannya
berbentuk surat berharga yang dapat diperjual belikan dalam pasar
uang.
3. Dana Pihak Ketiga, dana yang bersumber dari masyarakat/deposan
a) Simpanan Giro (Demand Deposit atau Checking Account), adalah
simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya atau dengan
cara pemindahbukuan.
b) Simpanan Tabungan, adalah simpanan yang penarikannya hanya
dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau lainnya yang
dapat dipersamakan dengan itu.
c) Simpanan Deposito, adalah simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai perjanjian nasabah
penyimpan dengan bank. Adapun jenis deposito, antara lain :
i. Deposito berjangka adalah deposito yang dibuat atas nama dan
tidak dapat dipindahtangankan
![Page 45: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/45.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
ii. Sertifikat Deposito adalah deposito yang diterbitkan atas unjuk
dan dapat dipindahtangankan atau diperjual belikan, serta dapat
dijadikan sebagai jaminan bagi permohonan kredit.
iii. Deposit on call adalah simpanan yang penarikannya dapat
dilakukan sewaktu-waktu, tetapi harus dilakukan dengan
pemberitahuan terlebih dahulu dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan kesepakatan antara pihak bank dengan nasabah.
4. Dana yang bersumber dari dana lain
a) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), adalah transaksi jual beli
surat-surat berharga yang diterbitkan oleh pihak-pihak kepada
pihak yang berminat.
b) Dana Transfer, adalah dana yang ditransfer oleh nasabah melalui
bank yang merupakan sumber dana selama dana tersebut masih
mengendap dalam bank dan belum diambil atau belum ada perintah
pemindahbukuan dari penerima.
c) Setoran Jaminan, adalah dana yang diterima bank dari nasabah
dalam rangka pemberian jasa-jasa perbankan, hal ini dibutuhkan
oleh bank sebagai jaminan atas resiko yang mungkin timbul dan
ditutup oleh bank.
d) Diskonto Bank Indonesia, adalah penyediaan dana jangka pendek
oleh BI dengan cara pembelian promes yang diterbitkan oleh bank-
bank atas dasar diskonto.
![Page 46: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/46.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2.7. Penggunaan Dana Bank
Penggunaan dana bank menurut Dahlan Siamat (1995: 78) pada
prinsipnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Prioritas penggunaan dana, antara lain :
a) Cadangan primer (primary reserves), cadangan primer ini
dimaksudkan untuk memenuhi likuiditas wajib minimum dan
untuk keperluan operasional termasuk untuk memenuhi semua
penarikan simpanan dan permintaan kredit nasabah. Disamping
itu, cadangan ini digunakan untuk penyelesaian kliring antar
bank dan kewajiban-kewajiban lainnya yang segera harus
dibayar. Cadangan primer terdiri dari :
1. uang kas yang ada dalam bank
2. saldo rekening pada bank sentral dan bank-bank lainnya
3. warkat-warkat yang ada dalam proses penagihan
b) Cadangan sekunder (secondary reserves) digunakan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan likuiditasnya dalam jangka
waktu yang diperkirakan kurang dari satu tahun. Tujuan utama
penempatan dana dalam bentuk cadangan sekunder ini semata-
mata dimaksudkan untuk tujuan likuiditas dan untuk memperoleh
keuntungan. Cadangan sekunder terdiri dari :
1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
3. Sertifikat Deposito
![Page 47: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/47.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
c) Penyaluran kredit (loan) kepada nasabah yang memenuhi
ketentuan kebijaksanaan perkreditan bank yang bersangkutan.
Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank. Oleh karena
itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan usaha
ini.
d) Investasi yaitu penanaman dana dalam bentuk surat-surat
berharga yang berjangka panjang, dengan tujuan untuk
memperoleh penghasilan. Instrumen untuk investasi ini antara
lain :
1. saham yang dibeli melalui Bursa Efek
2. obligasi yang diterbitkan oleh bank-bank
2. Sifat Aktiva Bank
Yang dimaksud disini adalah pengalokasian dana ke dalam bentuk
aktiva yang dapat memberikan hasil bagi bank yang bersangkutan.
Komponen dana dalam aktiva sebagai berikut :
a) aktiva yang tidak produktif (non-earning assets), adalah
penanaman dana bank ke dalam bentuk aktiva yang tidak
memberikan hasil bagi bank. Yang terdiri dari:
1. Alat-alat likuid atau cash asset adalah aktiva paling likuid,
yang dapat digunakan setiap saat untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas bank. Yang terdiri dari kas, giro pada bank sentral,
giro pada bank lain dan cek dalam proses penagihan.
![Page 48: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/48.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2. Aktiva tetap dan inventaris, penggunaan dana bank dalam
bentuk aktiva tetap dan inventaris diatur oleh Bank Indonesia.
b) aktiva yang produktif (earning assets), adalah semua penanaman
dalam rupiah dan valuta asing yang dimaksudkan untuk
memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Pengelolaan
dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan bank
yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional
bank termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja dan biaya
operasional lainnya. Yang terdiri dari :
1. kredit yang diberikan
2. deposito berjangka pada bank lain
3. call money
4. surat-surat berharga
5. penempatan dana pada bank lain baik di dalam negeri
maupun di luar negeri
6. penyertaan modal
2.8. Pendekatan Manajemen Aktiva-Passiva Bank
Ada dua pendekatan manajemen Aktiva-Passiva bank yang dapat
dilakukan yaitu, (Dahlan, 1995:86) :
1. Pool of Fund Approach
Filosofi pendekatan manajemen aktiva-passiva ini didasarkan pada
asumsi bahwa dana bank yang diperoleh dari berbagai sumber
diperlakukan sebagai dana tunggal sehingga sumber dana tidak lagi
![Page 49: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/49.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
diidentifikasi secara individual. Oleh karena itu, dana yang dikelola
bank menurut pendekatan ini tidak lagi dibedakan jenis dan sifat
sumber dana, jangka waktu serta biaya dana masing-masing bank.
Selanjutnya dana tersebut dialokasikan ke dalam berbagai bentuk
berdasarkan prioritas dan strategis penggunaan dana bank.
2. Asset Allocation Approach
Asset Allocation Approach adalah penempatan dana ke berbagai
aktiva dengan mencocokkan masing-masing sumber dana terhadap
jenis alokasi dana yang sesuai dengan sifat, jangka waktu dan tingkat
harga perolehan sumber dana tersebut. Pendekatan ini merupakan
koreksi atas konsep pendekatan manajemen aktiva terdahulu, Pool of
Fund Approach. Konsep ini sering pula disebut Conversion of Fund
Approach. Pada dasarnya konsep ini menyatakan bahwa tidaklah
realistis dengan menganggap bahwa total dana yang dihimpun bank
merupakan suatu sumber dana tunggal. Karena dalam kenyataannya
masing-masing sumber dana memiliki sifat tersendiri. Oleh karena itu,
dalam prioritas pengalokasiannya, sumber-sumber dana bank harus
diperlakukan secara individu dengan mempertimbangkan karakteristik
masing-masing sumber dana. Dana yang memiliki sifat perputaran
yang cukup tinggi hendaknya penggunaannya diprioritaskan dalam
cadangan primer dan sekunder. Sedangkan dana yang perputarannya
relatif rendah pengalokasiannya dapat diprioritaskan pada pemberian
kredit dan aktiva jangka panjang lainnya.
![Page 50: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/50.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
C. BKK (Bank Kredit Kecamatan)
Badan Kredit Kecamatan (BKK) merupakan lembaga kredit pedesaan
yang didirikan di wilayah Kecamatan, khususnya di Jawa Tengah yang
merupakan suatu satuan kerja dalam rangka Lembaga Pembiayaan
Pembangunan Desa (LPPD). Dan LPPD ini sebagai suatu lembaga teknis
pembantu camat dalam pengembangan Lumbung Desa dan Badan Kredit Desa
(BKD).
Badan Kredit Kecamatan (BKK) didirikan pada tahun 1970. Dalam
melakukan kegiatan operasionalnya, didukung sistem kredit dan administrasi
yang sangat sederhana. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Jawa Tengah tanggal 12 September 1969.
Tujuan mula-mula didirikannya Badan Kredit Kecamatan (BKK),
adalah untuk membantu para petani dalam memenuhi kebutuhannya terutama
masalah permodalan dalam melaksanakan usaha taninya. Disadari bahwa
sebagian besar para petani tinggal di desa-desa yang hidup dari sektor agraris,
yang berarti pula sebagai dasar pembangunan sosial ekonomi desa.
Pemerintah dalam hal ini Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa
Tengah berusaha membantu mengatasi permasalahan mereka. Salah satu cara
yang ditempuh adalah dengan pemberian kredit kepada tiap-tiap kecamatan di
Jawa Tengah. Modal tersebut kemudian dikembangkan dalam rangka
membantu mengatasi permodalan para petani yang penyalurannya lewat
lembaga kredit di tingkat kecamatan yang disebut Badan Kredit Kecamatan
(BKK).
![Page 51: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/51.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Setelah BKK berjalan dengan baik, maka pelayanannya meningkat
yaitu melayani para pedagang kecil khususnya di pedesaan terbatas pada
penduduk di wilayah kecamatan setempat. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah pelayanan dan administrasinya mengingat pinjaman yang
diberikan BKK tersebut tidak memerlukan jaminan fisik tetapi hanya
kepercayaan dan penilaian usaha para nasabah.
Pembentukan BKK yang disertai dengan Kredit Modal Kecamatan dari
BPD bertujuan untuk membentuk modal masyarakat desa/kecamatan melalui
simpanan-simpanan wajib. Hal ini diharapakan mampu meningkatkan Income
perkapita secara nyata terutama masyarakat golongan ekonomi lemah melalui
sarana perkreditan tersebut.
D. KREDIT
1. Pengertian Kredit
Terdapat beberapa pengertian kredit, antara lain :
a. Kredit dalam arti ekonomi adalah suatu penundaan pembayaran
yang artinya uang atau barang diterima sekarang lalu dikembalikan
pada masa yang akan datang sesuai dengan ketentuan dalam
perjanjian.
b. Kredit berasal dari bahasa Yunani, dari kata credere yang artinya
kepercayaan, yaitu kepercayaan dari kreditor bahwa debiturnya
akan mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai dengan
perjanjian kedua belah pihak.
![Page 52: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/52.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan atau
persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. (UU No.10 Tahun
1998)
d. Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali
bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati. (Hasibuan,1996: 87)
e. Kredit adalah uang bank yang dipinjamkan kepada nasabah dan
akan dikembalikan pada suatu waktu tertentu dimasa yang akan
datang, disertai dengan bunga. (M. Sinungan, 1995)
f. Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban
untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu
yang akan datang karena penyerahan barang-barang yang
dilakukan sekarang. (Thomas,1995: 11)
Dengan demikian pengertian kredit dapat disimpulkan yaitu suatu
perjanjian pinjam-meminjam yang didasarkan atas kepercayaan akan
kemampuan dari debitur dalam mengembalikan pinjaman tersebut melalui
kesepakatan dengan jangka waktu tertentu di masa datang.
2. Unsur-Unsur Kredit
Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga perkreditan didasarkan atas
kepercayaan, sehingga dengan demikian kredit merupakan pemberian
![Page 53: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/53.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
kepercayaan. Ini berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan memberikan
kredit kalau ia betul-betul yakin bahwa si penerima kredit akan
mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan
syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Tanpa keyakinan
tersebut, suatu lembaga kredit tidak akan meneruskan simpanan masyarakat
yang diterimanya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang terdapat
dalam kredit adalah :
1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang
diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa benar-benar
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa depan.
2) Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontra prestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
Dalam unsur waktu terkandung pengertian nilai uang yang ada sekarang
lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima di masa yang akan
datang.
3) Tingkat resiko, yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari
adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan
kontra prestasi yang akan diterima di kemudian hari. Semakin lama kredit
diberikan, semakin tinggi pula resikonya. Dengan adanya resiko ini maka
timbullah jaminan dalam pemberian kredit.
4) Prestasi atau obyek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang tetapi
juga dapat berbentuk barang dan jasa. Namun demikian karena kehidupan
![Page 54: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/54.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
ekonomi modern sekarang ini didasarkan kepada uang, maka transaksi-
transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang sering dijumpai dalam
praktek perkreditan.
5) Balas jasa, hal ini berupa bunga atas yang dipinjamkan.
3. Fungsi Kredit
Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan
perdagangan adalah sebagai berikut :
1) Kredit pada hakekatnya dapat meningkatkan daya guna uang.
a. Para pemilik uang/modal dapat secara langsung meminjamkan
uangnya kepada para pengusaha yang memerlukan untuk
meningkatkan produksi dan usahanya.
b. Para pemilik uang/modal dapat menyimpan uangnya pada
lembaga-lembaga keuangan. Uang tersebut diberikan sebagai
pinjaman kepada perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan
usahanya.
2) Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Kredit yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan
pembayaran baru seperti cek, giro bilyet dan wesel sehingga bila
pembayaran dilakukan dengan alat-alat tersebut maka akan dapat
meningkatkan peredaran uang giral. Di samping itu, kredit perbankan yang
ditarik secara tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal,
sehingga arus lalu lintas uang akan berkembang pula.
![Page 55: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/55.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3) Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang.
Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan baku
menjadi barang jadi sehingga daya guna barang tersebut meningkat.
Disamping itu, kredit dapat pula meningkatkan peredaran barang, baik
melalui penjualan secara kredit maupun dengan membeli barang-barang
dari satu tempat dan menjualnya ke tempat lain.
4) Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.
Dalam keadaan ekonomi yang sangat kurang sehat, kebijakan diarahkan
kepada usaha-usaha antara lain :
a. Pengendalian inflasi,
b. Peningkatan ekspor,
c. Pemenuhan kebutuhan pokok rakyat.
5) Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha.
Setiap orang yang berusaha selalu ingin meningkatkan usahanya, namun
ada kalanya dibatasi oleh kemampuan di bidang permodalan. Bantuan
kredit yang diberikan oleh bank dapat mengatasi kekurangmampuan para
pedagang di bidang permodalan tersebut, sehingga mereka akan dapat
meningkatkan usahanya.
6) Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.
Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas
usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Peningkatan usaha dan
pendirian proyek baru akan membutuhkan tenaga kerja untuk
melaksanakan proyek-proyek tersebut. Dengan demikian mereka akan
![Page 56: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/56.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
memperoleh pendapatan. Apabila perluasan usaha serta pendirian proyek-
proyek baru telah selesai, maka untuk mengelolanya diperlukan pula
tenaga kerja. Dengan tertampungnya tenaga kerja tersebut, maka
pemerataan pendapatan akan meningkat pula.
Namun demikian kredit juga memiliki kelemahan, antara lain :
1) Kredit dapat memberikan kesempatan untuk berspekulasi dengan
meminjam uang berdasarkan taruhan efek, khususnya pada kredit
untuk satu bulan yang waktunya dapat diperpanjang atas dasar
pegadaian.
2) Kredit juga mendorong orang untuk memperluas usaha yang
kurang dapat dipertanggungjawabkan dan dalam waktu tidak lama
akan mengalami suatu kebangkrutan.
4. Tujuan Pemberian Kredit
Pada hakekatnya tujuan pemberian kredit adalah untuk memperlancar
produksi dan mempertinggi tingkat pendapatan masyarakat, dengan demikian
berfungsi baik ekonomi maupun sosial. Dewasa ini kredit sudah meliputi
banyak hal sehingga dapat menunjang kebijaksanaan pemerintah dalam
rangka mengendalikan arah pembangunan ekonomi secara menyeluruh.
Keuntungan atau profitabilitas merupakan tujuan dari pemberian kredit
yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima. Tujuan kredit tidak semata-
mata mencari keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan kredit yang
diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah yang mengemban
tugas sebagai agent of development.
![Page 57: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/57.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tujuan tersebut adalah untuk :
a. Turut mensukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna
menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat
memperluas usahanya.
Dari tujuan tersebut terlihat adanya kepentingan yang seimbang antara
kepentingan pemerintah, rakyat dan pemilik modal (pengusaha). Berdasarkan
kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan serta ketentuan-ketentuan
yang berlaku di Indonesia, maka secara umum dapat dikemukakan bahwa
kebijakan kredit perbankan adalah sebagai berikut :
a. Pemberian kredit harus sesuai dan seirama dengan kebijakan moneter dan
ekonomi
b. Pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sektor-sektor yang
diprioritaskan.
c. Bank dilarang memberikan kredit kepada usaha-usaha yang diragukan
ability-nya
d. Setiap kredit harus diikat dengan suatu perjanjian kredit (akad kredit). Di
sini tersirat pertimbangan yuridis dari revenue (penghasilan pemerintah
dengan adanya bea materai kredit).
e. Overdraft (penarikan uang dari bank melebihi saldo giro atau melebihi
plafon kredit yang disetujui) dilarang.
![Page 58: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/58.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
f. Pemberian kredit untuk pembayaran kembali kepada pemerintah dilarang
(misalnya kredit untuk membayar pajak dan bea cukai).
g. Kredit tanpa jaminan dilarang (pertimbangan keamanan dan safety).
5. Jenis-Jenis Kredit
Menurut Dahlan Siamat (1995: 96), kredit pada dasarnya dapat
digolongkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
a) Jangka waktu (maturity)
a. Kredit jangka pendek (short term-loan), yaitu kredit yang jangka
waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun.
b. Kredit jangka menengah (medium term-loan), yaitu kredit yang
jangka waktu pengembaliannya 1 sampai dengan 3 tahun.
c. Kredit jangka panjang (long term-loan), yaitu kredit yang jangka
waktu pengembaliannya lebih dari tiga tahun.
b) Barang jaminan (collateral)
a. Kredit dengan jaminan (secured loan), yaitu kredit yang
memerlukan jaminan dapat berupa barang atau surat-surat
berharga.
b. Kredit tanpa jaminan (unsecured loan), atau disebut kredit blanko
yaitu kredit yang tidak menuntut jaminan, cukup dengan
percaya/karakter dari nasabah saja.
![Page 59: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/59.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
c) Tujuan kredit
a. Kredit komersil (commercial loan), yaitu kredit yang diberikan
untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah di bidang
perdagangan.
b. Kredit konsumtif (consumer loan), yaitu kredit yang diberikan oleh
bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.
c. Kredit produktif, yaitu kredit yang diberikan oleh bank dalam
rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga
memperlancar produksi.
d) Penggunaan kredit
a. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan oleh bank untuk
menambah modal kerja debitur.
b. Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada
perusahaan untuk digunakan dalam melakukan investasi dengan
membeli barang-barang modal.
e) Segmen usaha (Kasmir, 2000: 79)
a. Kredit pertanian, yaitu kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat
berupa jangka pendek atau jangka panjang.
b. Kredit peternakan, dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka
waktu yang relatif pendek misalnya peternakan ayam dan untuk
kredit jangka panjang seperti kambing atau sapi.
![Page 60: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/60.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan
baik untuk industri kecil, menengah dan besar.
d. Kredit pertambangan, yaitu jenis kredit untuk usaha tambang yang
dibiayai, biasanya dalam jangka waktu panjang, seperti tambang
emas, minyak atau timah.
e. Kredit pendidikan, yaitu kredit yang diberikan untuk membangun
sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit
untuk para mahasiswa yang sedang belajar.
f. Kredit profesi, diberikan kepada kalangan para profesional seperti
dosen, pengacara atau dokter.
g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan
atau pembelian rumah.
h. Dan sektor-sektor usaha lain.
f) Menurut pihak yang memberi kredit
a. Kredit penjual, yaitu kredit yang diberikan oleh penjual kepada
pembeli yang mana barang diserahkan dahulu baru pembayarannya
setelah beberapa waktu.
b. Kredit pembeli, yaitu kredit yang diberikan pembeli kepada
penjual. Jadi pembeli membayar dahulu, baru penyarahan
barang/uang sesudah beberapa waktu.
c. Kredit bank, yaitu kredit yang disediakan oleh bank.
d. Kredit Pemerintah, yaitu kredit yang diberikan oleh pemerintah,
misalnya kepada pemborong untuk proyek pembangunan jalan.
![Page 61: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/61.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
e. Kredit Luar Negeri, yaitu kredit yang kita terima dari Luar Negeri,
baik Pemerintah maupun lembaga perbankan.
6. Nilai Kredit
Pada prinsipnya pemberian kredit didasarkan pada kepercayaan,
sehingga kredit akan terjadi apabila telah ada kesepakatan/pendekatan antara
pemberi dan penerima kredit. Tetapi dalam kenyataannya, masih ada bank-
bank yang menghadapi resiko/kerugian.
Kredit sangat dibutuhkan dalam masyarakat terutama dalam dunia
usaha. Berarti kredit mempunyai suatu nilai. Pihak perbankan dalam
memberikan kredit yang sehat biasanya mengadakan evaluasi/analisa terhadap
permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur guna mencegah atau
mengurangi kemungkinan terjadinya resiko/kerugian. Evaluasi atau analisa
pemberian kredit ini berpedoman pada prinsip/formula 4P dan 5C
(M.Sinungan,1995 :83). Adapun prinsip/formula tersebut adalah :
a. Prinsip 4P, meliputi :
1) Personality
Hal ini untuk mengetahui kepribadian nasabah. Data-data ini
meliputi riwayat hidup, keadaan keluarga, social standing serta hal-
hal lain yang erat hubungannya dengan kepribadian si peminjam.
2) Purpose
Hal ini berisi tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit
![Page 62: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/62.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3) Prospect
Hal ini berisi gambaran/harapan perkembangan usaha
peminjam/nasabah di masa mendatang, yang dapat dilihat dari
hasil perkembangan usaha selama beberapa bulan/tahun.
4) Payment
Hal ini untuk mengetahui apakah peminjam/nasabah mampu
mengembalikan pinjamannya sesuai dengan perjanjian. Hal ini
dapat dilihat melalui perhitungan pendapatan atau kelancaran
usahanya.
b. Prinsip 5C, meliputi :
1) Character
Yang dimaksud adalah penilaian karakter. Jadi yang diperhatikan
dan diteliti adalah sifat-sifat pribadi, cara hidup, keadaan keluarga,
social standing, hobby, kebiasaan-kebiasaan dan lain-lain.
2) Capacity
Hal ini yang diteliti adalah pengalaman dalam usaha yang
dihubungkan dengan pendidikan, kemampuan menyesuaikan diri
dengan kondisi perekonomian dan bagaimana kekuatan usaha yang
dijalankan.
3) Capital
Yang diteliti dan diselidiki tidak hanya besar kecilnya modal, tetapi
bagaimana distribusi modal itu dialokasikan. Dengan demikian
modal yang tersedia dapat bergerak efektif dan efisien.
![Page 63: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/63.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
4) Condition
Yang dimaksud adalah kondisi ekonomi secara umum dan kondisi
usaha peminjam/nasabah. Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil
kemungkinan terjadinya resiko bank yang disebabkan oleh kondisi
perekonoimian.
5) Collateral
Dalam menilai kredit, collateral/jaminan merupakan hal yang
diperhitungkan. Artinya, jika masih ada kesangsian maka
nasabah/peminta kredit masih diberi kesempatan jika dapat
memberikan jaminan. Disini jaminan dapat berupa jaminan phisik
atau non phisik.
Di lain pihak, Teguh Pudjo Mulyono dalam menilai kredit terdapat 6
prinsip C yaitu prinsip 5C seperti diatas ditambah dengan 1 formula C yaitu
Contraint. Yang dimaksud Contraint adalah batasan-batasan atau hambatan-
hambatan yang tidak memungkinkan seseorang melakukan usaha di suatu
tempat. Sebagai contoh seorang peternak babi di daerah yang penduduknya
muslim, walaupun prinsip 5C telah baik atau lengkap tapi sebaiknya tidak
diberi kredit kecuali apabila bersedia disarankan untuk pindah ke lokasi lain.
7. Peranan Kredit dalam Pembangunan Perekonomian
Sektor perbankan telah menunjukkan peranan yang semakin penting
dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dapat di lihat dari
fungsi perbankan sebagai penghimpun dana masyarakat dan lembaga yang
menyalurkan dana-dana tersebut kepada berbagai pihak yang memerlukan.
![Page 64: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/64.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Sampai saat ini pemerintah terus menerus mengadakan pembinaan,
pengawasan serta penyempurnaan kebijaksanaan perbankan. Kesemuanya ini
ditujukan untuk menumbuhkan suatu sistem perbankan yang sehat dan secara
mantap dapat menunjang kegiatan pembangunan nasional.
Kiranya dapat dimaklumi, jika suatu negara yang sedang membangun
mengalami kekurangan modal. Hal ini disebabkan karena tingkat pendapatan
riil yang masih relatif rendah sehingga arus tabungan kecil serta kecilnya
penyediaan modal. Kenyataan ini memberikan pengakuan akan pentingnya
perkreditan dalam melaksanakan pembangunan.
Sejak tahun 1974, kebijaksanaan memberi kredit diutamakan untuk
meningkatkan kegiatan golongan ekonomi lemah serta memperlancar
penyelenggaraan impor bahan-bahan baku dan penolong yang diperlukan
dalam menunjang pembangunan. Kecuali itu, pemberi kredit diarahkan untuk
meningkatkan produksi dalam negeri sebagai dasar pembangunan ekonomi
dengan mengutamakan golongan ekonomi lemah.
Sebagai tindak lanjut, Pemerintah telah memberikan keringanan
persyaratan pinjaman kepada golongan ekonomi lemah yang melaksanakan
proyek-proyek dan kegiatan yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN). Pinjaman yang diberikan tersebut dapat digunakan
sebagai modal kerja maupun investasi.
Dalam kenyataan, kredit bukanlah monopoli perbankan belaka tetapi
masyarakat dalam kategori golongan ekonomi lemah sekalipun telah terbawa
dalam arus perkreditan. Sampai sekarang ini, perkreditan memegang peranan
![Page 65: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/65.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
penting dan menentukan sekali keberhasilan kebijaksanaan moneter. Dengan
berhasilnya kebijaksanaan moneter, kredit yang diberikan oleh perbankan
diharapkan dapat mendorong produktivitas dan pembangunan ekonomi serta
memperluas kesempatan berusaha guna meningkatkan taraf hidup yang layak
bagi masyarakat.
Secara garis besar dapat disimpulkan, bahwa kredit mempunyai
peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi. Hal ini dapat kita lihat
bahwa :
a) Adanya perkreditan diharapkan terjadi pertumbuhan ekonomi yang
pesat serta dapat membuka kesempatan kerja baru. Dengan
demikian dapat menaikkan tingkat pendapatan dan pemerataan
pendapatan masyarakat.
b) Kredit juga diharapkan dapat memperbesar produksi maupun untuk
memulai usaha baru. Berarti dapat meningkatkan daya guna
modal/uang.
c) Kredit merupakan jembatan agar tenaga beli yang ada dapat
dipindah dengan mudah untuk menciptakan tenaga beli baru. Ini
berarti kredit dapat meningkatkan daya guna suatu barang.
8. Permintaan dan Penawaran Kredit.
Permintaan kredit merupakan komponen utama dipasar kredit selain
penawaran kredit. Menurut Roger Lee Roy Miller (1998), penabung atau
pemberi pinjaman akan menawarkan dana ke pasar kredit sedangkan
![Page 66: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/66.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
peminjam (borrower) akan meminta dana dari pasar tersebut. Lebih jelasnya
Miller mendefinisikannya bahwa :
a. Penawaran kredit merupakan bentuk kesediaan seseorang atau
lembaga keuangan untuk memberikan kredit kepada pihak lain
dengan harga tertentu. Kurva penawaran kredit berslope positif,
naik dari kiri bawah ke kanan atas, yang artinya pada tingkat harga
(bunga) yang tinggi maka penawaran kredit juga meningkat dan
sebaliknya pada tingkat harga yang lebih rendah, penawaran kredit
akan menurun.
Gambar 2.2. Kurva Penawaran Kredit
r SL
L (kuantitas penawaran kredit/unit waktu)
Sumber : Roger Lee Roy Miller (1989)
b. Permintaan kredit merupakan bentuk kesediaan suatu pihak untuk
meminjam dana dari pihak lain (baik individu atau lembaga
keuangan) dengan harga tertentu. Kurva permintaan kredit berslope
negatif, menurun dari kiri atas kekanan bawah, yang artinya pada
tingkat harga lebih rendah kesediaan dalam permintaan kredit
semakin tinggi dan sebaliknya pada tingkat harga yang lebih tinggi
maka permintaan kredit akan menurun.
![Page 67: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/67.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Gambar 2.3. Kurva Permintaan Kredit
r DL
L (kuantitas kredit yang diminta/unit waktu)
Sumber : Roger Lee Roy Miller (1989)
Permintaan kredit timbul disebabkan adanya kebutuhan-kebutuhan
masyarakat. Bagi masyarakat golongan ekonomi menengah keatas, kebutuhan
dana untuk investasi maupun modal kerja biasanya dikaitkan dengan pihak
lembaga keuangan modern, yang dapat kita sebut dengan bank. Untuk
golongan masyarakat ekonomi menengah kebawah, yang membutuhkan dan
yang biasanya digunakan untuk konsumsi atau modal kerja dengan jumlah
yang tidak begitu besar, dikaitkan dengan lembaga keuangan yang berorientasi
untuk membantu masyarakat ekonomi menengah kebawah, seperti pegadaian,
koperasi dan bank perkreditan rakyat (BPR).
9. Teori Penawaran Kredit Bank
Kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat atau penawaran kredit
oleh lembaga keuangan bank, hal tersebut tidak bisa lepas dari salah satu
fungsi lembaga keuangan yaitu sebagai penghimpun dan penyalur dana. Pada
umumnya bank mempunyai kemampuan menciptakan kredit atau
mengedarkan uang dan menambah jumlah uang beredar dibandingkan
lembaga keuangan non bank yang lebih kepada penyertaan modal. Sebagai
produsen, lembaga keuangan bank harus dapat memanfaatkan semua sumber
![Page 68: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/68.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
atau faktor produksi (dari berbagai deposito dan tabungan) untuk
menghasilkan berbagai produk, misalnya uang kartal yang diproduksi oleh
bank central dan kredit yang diberikan oleh bank-bank umum (Insukindro,
1994). Sistem perbankan dapat menciptakan kredit bila mereka memperoleh
tambahan deposito. Dimana deposito merupakan portafel dari para nasabah.
Pada prinsipnya bank-bank umum akan berusaha untuk mendapatkan
keuntungan maksimum dan kondisi ini mungkin tercapai bila biaya marginal
dari pemberian kredit sama dengan manfaat marginal yang diperoleh bank
yang bersangkutan. Ini berarti bahwa bank sebagai pihak pemasok kredit
(supply of credit) harus mengkonversikan aktiva-aktivanya menjadi instrument
kredit dalam rangka meminimumkan biaya atau memaksimumkan pendapatan.
Langkah yang dapat ditempuh untuk maksud tersebut antara lain dengan cara
mengatur atau mengelola komponen angka pengganda uang atau kredit dan
aktiva untuk bervariasi.
Selanjutnya analisis mengenai penawaran kredit bank ini kembali
berkiblat ke Melitz dan Pardue (1993), maka model penawaran kredit oleh
sistem perbankan dapat dirumuskan sebagai berikut :
SK = g ( S, ic, ib, BD )
g1, g2, g4 > 0 dan g3 < 0
dimana,
SK : jumlah nilai kredit yang ditawarkan oleh bank.
S : kendala-kendala yang dihadapi bank, seperti tingkat cadangan bank
atau ketentuan mengenai nisbah cadangan wajib.
![Page 69: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/69.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
ic : tingkat suku bunga kredit bank.
ib : biaya oportunitas meminjam uang.
BD : biaya deposito bank.
E. Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah kredit atau
pembiayaan untuk modal kerja atau investasi yang diberikan bank kepada
nasabah usaha mikro, kecil dan menengah dengan jumlah maksimum fasilitas
sebesar Rp 500 juta untuk membiayai kegiatan usaha yang produktif.
KUMKM juga dapat diartikan sebagai kredit yang dibatasi pada skala kecil
untuk penggunaan yang bersifat produktif yaitu untuk modal kerja maupun
investasi. Pasalnya, kendati penyaluran kredit UMKM yang tercatat oleh BI
kini sudah mencapai 52%, sebagian besar diantaranya ditujukan untuk
keperluan konsumtif (http://www.media-indonesia.com/)
Berdasarkan kondisi perekonomian secara umum yang kurang
menggembirakan dan diikuti dengan inflasi yang cukup tinggi, juga terjadinya
pertambahan penduduk yang tergolong miskin atau mendekati miskin maka
upaya pemerintah melalui Bank Indonesia pada tahun 90 an melaksanakan
kerjasama dengan Asian Development Bank atau Bank Pembangunan Asia
dalam rangka mengentaskan kemiskinan di Indonesia (Totok Waskito,2003:6)
Dari hasil kesepakatan tersebut maka Bank Indonesia bersama dengan
Bank Pembangunan Asia menyepakati sebuah Proyek yang disebut Proyek
Kredit Mikro ( PKM ) dengan tujuan untuk membantu rakyat miskin atau
rakyat yang mendekati miskin yang mempunyai usaha produktif dalam rangka
![Page 70: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/70.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan memberikan bantuan permodalan
yang dinamakan Kredit Mikro (Totok Waskito, 2003: 7).
Kredit Mikro dimaksud diperuntukkan kepada pengusaha mikro baik
secara individu maupun secara kelompok dimana kelompok disini
dimaksudkan adalah calon debitur yang merupakan gabungan dari pengusaha
mikro individu yang membentuk kelompok dalam satu wilayah atau yang
memiliki usaha sejenis yang dinamakan Kelompok Pengusaha Mikro (KPM ).
(Totok Waskito, 2003: 8)
Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa kredit mikro adalah kredit
yang diberikan kepada pengusaha kecil mikro yang memiliki usaha produktif
dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidupnya baik secara individu
maupun secara kelompok. Dikatakan kredit mikro dimaksudkan bahwa plafon
kredit yang diberikan relative kecil yaitu sebesar Rp. 2 juta untuk pinjaman
pertama dan selanjutnya setinggi tingginya sebesar Rp. 5 juta per nasabah
untuk pinjaman berikutnya dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
F. MODAL
1. Pengertian Modal
Terdapat beberapa pengertian modal, antara lain :
a) Modal dalam arti ekonomi adalah sejumlah harga (uang/barang)
yang dipergunakan untuk menjalankan usaha, modal dapat berupa
uang tunai, barang dagangan, bangunan dan lain sebagainya.
b) Modal menurut John Stuart Mill dalam Principle of Political
Economy adalah (1) barang fisik yang dipergunakan untuk
![Page 71: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/71.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
menghasilkan barang lain, dan (2) suatu dana yang tersedia untuk
mengupah buruh.
c) Modal adalah barang atau uang, yang bersama-sama faktor
produksi, tanah dan tenaga kerja akan menghasilkan barang-barang
baru. Dalam artian yang lebih luas dan dalam tradisi pandangan
ekonomi non-Marxian, modal adalah ’asset’ yang dimiliki
seseorang sebagai kekayaan (wealth) yang tidak segera dikonsumsi
atau disimpan (’saving’ adalah ’potential capital’) atau dipakai
untuk menghasilkan barang/jasa baru (investasi), (Mubyarto, 1973:
98).
d) Modal menurut Marx bukanlah barang, melainkan hubungan
(produksi) sosial yang menampakkan diri sebagai barang.
Membahas tentang modal berarti membahas tentang ’bagaimana
membuat uang’, tetapi asset yang ’membuat’ uang itu mewadahi
hubungan khusus antara si pemilik dengan yang bukan pemilik
sedemikian rupa sehingga bukan saja bahwa uang ’dibuat’ tetapi
juga bahwa hubungan-hubungan pemilikan pribadi yang
melahirkan proses tersebut secara terus-menerus terlestarikan.
Dengan demikian, modal adalah suatu konsep abstrak yang
manifestasinya dapat berupa barang atau uang. (Bottomore, 1993:
60)
e) Modal adalah hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi
lebih lanjut. Dalam perkembangannya pengertian modal mulai
![Page 72: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/72.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
bersifat non-physical oriented, dimana modal lebih ditekankan
pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan
yang terkandung dalam barang-barang modal. (Bambang Riyanto,
1996: 68)
f) Modal menurut beberapa penulis, yaitu sebagai berikut : (Bambang
Riyanto, 1996: 69)
a. Liitge mengartikan modal hanyalah dalam artian uang
(geldkapital).
b. Schwiedland mengartikan modal itu dapat berbentuk uang
(geldkapital) ataupun berbentuk barang (sachkapital), misalnya
mesin, barang-barang dagangan dan lain sebagainya.
c. A. Amonn J. Von Komorzynsky, modal adalah sebagai
kekuasaan menggunakan barang-barang modal yang belum
digunakan, untuk memenuhi harapan yang akan dicapainya.
d. Meij mengartikan modal sebagai ”kolektivitas dari barang-
barang modal” yang terdapat dalam neraca sebelah debit,
sedangkan yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah
semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan yang
belum digunakan, jadi yang terdapat di neraca sebelah debit.
e. Bakker mengartikan modal ialah barang-barang kongkret yang
masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di
neraca debit, maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari
barang-barang itu yang tercatat di sebelah kredit.
![Page 73: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/73.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Dengan demikian modal dapat berwujud barang atau uang, tetapi tidak
sejumlah uang dapat disebut modal. Sejumlah uang dapat menjadi modal
apabila uang tersebut ditanam atau diinvestasikan untuk menjamin adanya
suatu ”kembalian” (rate of return). Dalam arti ini modal juga mengacu kepada
investasi itu sendiri yang dapat berupa alat-alat finansial seperti deposito, stok
barang ataupun surat saham yang mencerminkan hak atas sarana produksi,
atau dapat pula berupa sarana produksi fisik. Kembalian itu dapat berupa
pembayaran bunga ataupun klaim atas suatu keuntungan. (Mubyarto, 1973:
99)
2. Sumber Modal
Sumber Intern
Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang di
bentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Alasan penggunaan
sumber dana intern yaitu :
- Dengan dana dari dalam perusahaan maka perusahaan tidak
mempunyai kewajiban untuk membayar bunga maupun dana
yang dipakai.
- Setiap saat tersedia jika diperlukan.
- Dana yang tersedia sebagian besar telah memenuhi kebutuhan
dana perusahaan.
- Biaya pemakaian relatif murah.
Sumber intern atau sumber modal yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di
dalam perusahaan adalah laba ditahan dan penyusutan (depresiasi).
![Page 74: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/74.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Sumber Ekstern
Modal yang berasal dari sumber ekstern adalah sumber yang berasal dari
luar perusahaan. Alasan penggunaan sumber modal ekstern adalah :
- Jumlah dana yang digunakan tidak terbatas.
- Dapat di cari dari berbagai sumber
- Dapat bersifat fleksibel.
Yang merupakan sumber ekstern adalah supplier, bank dan pasar modal.
3. Jenis-jenis Modal
Jenis-jenis modal dalam perekonomian dapat di kelompokkan sebagai
berikut, (Bambang Riyanto, 1996) :
1) Jika dilihat dari bentuknya modal dapat dibagi :
a. Modal nyata/modal kongkrit yaitu modal yang disetor para
investor, bankir atau pihak lain dalam bentuk uang, saham atau
sejenisnya yang dapat langsung dicatat jumlahnya dalam
pencatatan akuntansi sebagai modal/kewajiban.
b. Modal abstrak yaitu modal yang diperoleh perusahaan dari para
investor, bankir atau pihak lain yang baru berupa promise atau
janji dimana jumlahnya belum dicatat dalam akuntansi sebagai
modal atau kewajiban. Misalnya: kredit likuiditas dimana
perusahaan setelah mendapatkan persetujuan tidak langsung
mencairkan kreditnya tetapi digunakan sesuai kebutuhannya,
atau dicairkan sedikit demi sedikit, dan selama belum dicairkan
bisa dimasukkan dalam modal abstrak.
![Page 75: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/75.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2) Jika dilihat dari fungsi kerjanya, modal dapat dibagi :
a. Modal kerja yaitu modal yang penggunaannya untuk kegiatan
operasional perusahaan seperti pembelian barang-barang
operasional perusahaan.
b. Modal tetap yaitu modal yang penggunaannya untuk
menunjang kegiatan operasional, seperti pembelian alat-alat
produksi, gedung dan lain-lain.
c. Modal barang yaitu modal yang penggunaannya untuk
pembelian semua barang yang ada dalam rumah tangga
perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk
pendapatan.
d. Modal lancar yaitu modal yang habis digunakan dalam satu
kali proses produksi, misalnya : bahan baku
.
G. TINGKAT SUKU BUNGA
Bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang.
Tingkat suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu
yang disebut sebagai persentase dari jumlah yang dipinjamkan. Pengertian lain
dari tingkat suku bunga adalah besarnya bunga yang dibebankan kepada para
peminjam atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada
bank (Kasmir, 2004: 197). Tingkat pinjaman suku bunga dibedakan atas :
a. Jangka waktu atau jatuh temponya, yaitu jangka waktu sampai
harus dibayar lunas.
b. Risikonya
![Page 76: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/76.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
c. Likuiditasnya, sebuah asset disebut likuid apabila bisa ditukar
dengan uang tunai relatif cepat dan dengan sedikit kehilangan nilai.
Tingkat suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Suku bunga nominal adalah suku bunga atas uang dalam ukuran
uang.
b) Suku bunga riil karena inflasi dan dihitung sebagai suku bunga
nominal dikurangi tingkat inflasi.
Pada saat periode inflasi, yang harus digunakan adalah suku bunga riil,
bukan suku bunga nominal, untuk menghitung hasil investasi dalam ukuran
barang-barang yang didapat per tahun atas barang yang diinvestasikan
(http://www.putracenter.wordpress.com/)
H. TEORI INVESTASI
1. Pengertian Investasi
Terdapat beberapa pengertian investasi, antara lain :
a. Investasi dalam arti ekonomi adalah pembelian (dan berarti juga
produksi) dari kapital atau modal barang-barang yang tidak
dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang
(barang produksi). Contoh : pembangunan rel kereta api/pabrik,
pembukaan lahan atau seseorang sekolah di universitas.
b. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C
+ I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada
![Page 77: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/77.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
investasi non-residential (seperti : pabrik, mesin, dll) dan investasi
residential (rumah baru).
c. Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat
dengan kaitannya I = (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan
akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga
yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi
sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan
meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih
untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi. Tingkat
bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana
tersebut daripada meminjamkan uang untuk mendapatkan bunga.
d. Investasi adalah istilah penanaman modal atau pembentukan modal
yang merupakan komponen kedua dalam menentukan tingkat
pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat
diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam-
penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang
modal dan perlengkapan-perlengkapan untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian.
2. Bentuk Investasi
Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman
modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu yang digolongkan sebagai
![Page 78: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/78.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi
pengeluaran/perbelanjaan yang berikut :
a. Pembelian berbagai jenis barang modal yaitu mesin-mesin dan
peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis
industri dan perusahaan.
b. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan
kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan
mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir
tahun penghitungan pendapatan nasional,
Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan
investasi bruto, yaitu meliputi investasi untuk menambah kemampuan
memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang sudah
didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka
akan didapat investasi neto. Perbedaan arti investasi neto dan bruto adalah
depresiasi.
Bentuk-bentuk investasi yang lain adalah :
a. Investasi tanah, diharapkan dengan bertambahnya populasi dan
penggunaan tanah harga tanah di masa depan akan meningkat.
b. Investasi pendidikan, dengan bertambahnya pengetahuan dan
keahlian diharapkan pencarian kerja dan pendapatan lebih besar.
c. Investasi saham, diharapkan perusahaan mendapatkan keuntungan
dari hasil kerja atau penelitian.
![Page 79: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/79.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
3. Fungsi Investasi
Kurva yang menunjukkan perkaitan diantara tingkat investasi dan
tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi Investasi. Bentuk fungsi
Investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
(i) sejajar dengan sumbu datar
Gambar 2.4. Kurva Fungsi Investasi Otonomi
Y
f (I)
I
Sumber : Schumpeter (1942)
(ii) bentuknya naik keatas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi
pendapatan nasional, makin tinggi pula investasi)
Gambar 2.5. Kurva Fungsi Investasi Terpengaruh
Y f(I)
I Sumber : Schumpeter (1942)
Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar
dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila
pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh.
4. Hubungan Antara Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Investasi
Hubungan antara tingkat suku bunga dan tingkat investasi adalah
berhubungan negatif, maksudnya apabila tingkat suku bunga mengalami
![Page 80: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/80.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
penurunan maka investasi akan mengalami peningkatan dan sebaliknya
apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka investasi mengalami
penurunan.
Gambar 2.6. Hubungan Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Investasi
i I=(i)
I
Sumber : Schumpeter (1942)
I. Hasil Penelitian Terdahulu
1) Sarwiyanto (2003) dalam penelitian yang berjudul ”Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pedagang Kecil Mengambil Kredit di BPR Banyudono”.
Variabel terikatnya adalah jumlah pengambilan kredit di BPR Banyudono
dan variabel bebasnya adalah modal awal usaha, jumlah tanggungan
keluarga dan lamanya usaha.
Dari pembahasan hasil regresi antara variabel terikat terhadap variabel
bebas dapat disimpulkan sebagai berikut variabel-variabel modal awal,
jumlah keluarga dan lama usaha mempunyai pengaruh yang berarti
terhadap variasi/besar kecilnya jumlah kredit dari pedagang kecil tersebut;
variabel yang mempunyai sumbangan paling kuat dengan jumlah
pengambilan kredit para pedagang kecil adalah variabel modal awal; dan
dilain pihak, secara parsial atau sendiri-sendiri maka variabel yang
![Page 81: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/81.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
mempunyai sumbangan paling kecil dengan jumlah pengambilan kredit
para pedagang kecil adalah variabel jumlah keluarga.
2) Dandi Fajar Musratmo (2004) dalam penelitian yang berjudul ”Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Usaha Kecil di Bank Pasar
Boyolali”.
Variabel terikatnya adalah penyaluran KUK dan variabel bebasnya adalah
jumlah dana yang dihimpun bank pasar, tingkat suku bunga kredit dan
jumlah dana yang dapat dihimpun Bank Pasar pada tahun sebelumnya.
Dari pembahasan hasil regresi antara variabel terikat terhadap variabel
bebas dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa yang berpengaruh positif
terhadap variabel KUK adalah variabel jumlah dana yang dihimpun Bank
Pasar, variabel tingkat suku bunga kredit, variabel jumlah dana yang
dihimpun Bank Pasar pada tahun sebelumnya dan variabel yang paling
dominan terhadap penyaluran KUK adalah variabel jumlah dana yang
dihimpun Bank Pasar.
3) Dheasy Novi Dwi Kristanti (2005) dalam penelitian yang berjudul
”Analisa Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Kredit Umum Pedesaan
(KUPEDES) yang ditawarkan oleh BRI Unit Klego di Kabupaten
Boyolali”.
Variabel terikatnya adalah besarnya KUPEDES yang ditawarkan oleh BRI
Unit Klego dan variabel bebasnya adalah simpanan pihak ketiga BRI Unit
Klego, suku bunga deposito, suku bunga SBI dan tingkat inflasi di kota
Boyolali.
![Page 82: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/82.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Dari pembahasan hasil regresi antara variabel terikat terhadap variabel
bebas dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa variabel simpanan pihak
ketiga BRI Unit Klego mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kupedes
yang ditawarkan oleh BRI Unit Klego dan variabel ini merupakan variabel
yang paling dominan pengaruhnya terhadap Kupedes yang ditawarkan
oleh BRI Unit Klego Kabupaten Boyolali dan bahwa variabel suku bunga
deposito mempunyai pengaruh yang negatif terhadap Kupedes yang
ditawarkan oleh BRI Unit Klego Kabupaten Boyolali.
J. KERANGKA PEMIKIRAN
Untuk mempercepat proses pembangunan pedesaan, maka hal-hal
yang dapat menghambat lajunya pembangunan harus segera diatasi sehingga
program pembangunan yang kita harapkan dapat berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu hambatan dalam
pembangunan pedesaan adalah masalah permodalan bagi masyarakat
golongan ekonomi lemah, khususnya para pedagang kecil yang mempunyai
potensi untuk mengembangkan usahanya.
Pemerintah khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merasa
berkewajiban mengatasi masalah permodalan yang dihadapi oleh masyarakat
pedesaan khususnya masyarakat golongan ekonomi lemah yaitu dengan cara
mengembangkan sistem perkreditan yang lebih efektif yaitu dengan
mengembangkan sistem perkreditan yang mudah, murah dan mengarah pada
masyarakat pedesaan. Lembaga yang dibentuk untuk menyediakan dana
perkreditan bagi pedagang golongan ekonomi lemah tersebut khususnya di
![Page 83: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/83.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Jawa Tengah adalah dengan didirikannya suatu Badan Kredit Kecamatan
(BKK). Dan pengambilan kredit ini dipengaruhi oleh variabel-variabel modal
awal usaha, tingkat pendidikan, lama usaha, keuntungan usaha dan tingkat
suku bunga.
Adapun Kerangka Pemikirannya Dapat Digambarkan Sebagai Berikut :
Gambar 2.7. Kerangka Pemikiran
K. HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1 Variabel lama usaha, tingkat pendidikan, keuntungan usaha dan tingkat
suku bunga berpengaruh terhadap pengambilan kredit mikro di BPR BKK
Unit Banyudono Kabupaten Boyolali.
Lama Usaha
Tingkat pendidikan
Keuntungan Usaha
Jumlah Pengambilan Kredit Mikro di BPR BKK Unit Banyudono
Tingkat suku bunga
![Page 84: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/84.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
2. Faktor tingkat suku bunga lebih dominan dalam mempengaruhi
pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten
Boyolali.
![Page 85: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/85.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Informasi
dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dan wawancara
langsung. Penulisan ini dibatasi pada survey sampel, yaitu informasi yang
dikumpulkan dari berbagai populasi untuk mewakili seluruh populasi (Masri
Singarimbun dan Sofian Efendi, 1989 : 8).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi masyarakat khususnya unit usaha mikro dan usaha kecil yang
mengambil kredit mikro di Bank Perkreditan Rakyat (BPR BKK) Unit
Banyudono Kabupaten Boyolali. Faktor-faktor yang akan diteliti pengaruhnya
terhadap jumlah pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono
Kabupaten Boyolali sesuai dengan hipotesa sebelumnya adalah lama usaha,
tingkat pendidikan, keuntungan usaha dan tingkat suku bunga.
B. Lokasi Penelitian
BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono berlokasi di Jalan Raya
Pengging, Boyolali, Jawa Tengah. Daerah Banyudono dijadikan studi
penelitian karena letak daerah Banyudono yang strategis yaitu terletak di
tengah-tengah antara wilayah kota Sukoharjo, Klaten, Karanganyar dan
Boyolali serta lingkungan masyarakat. Daerah Banyudono juga merupakan
daerah kawasan industri golongan menengah ke bawah yang menyambut baik
![Page 86: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/86.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
atas berdirinya BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono sebagai sumber
dana untuk mengembangkan kawasan industri tersebut dan bagi BPR BKK
Boyolali Kota Unit Banyudono kawasan industri tersebut merupakan tempat
untuk memasarkan produknya.
C. Jenis dan Sumber data
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer
berupa data yang diperoleh langsung melalui wawancara dengan pedagang
yang ada hubungannya dengan penelitian ini disertai pengisian daftar
pertanyaan (kuesioner). Sedangkan data sekunder berasal dari dokumen BPR
BKK Unit Bnayudono Kabupaten Boyolali dan dari literatur yang
berhubungan dengan penelitian ini.
D. Definisi Operasional Variabel
a. Kredit mikro merupakan kredit yang diperuntukkan bagi pedagang
kecil dan mikro di pasar-pasar khususnya pedagang eceran, candak
kulak dan pedagang asongan yang dinyatakan dalam rupiah (Totok
Waskito, 2003: 7).
b. Lama Usaha adalah jenjang waktu yang telah digunakan oleh para
pedagang untuk menjalankan usahanya dari mulai usaha itu berdiri
sampai sekarang yang dinyatakan dalam bentuk tahun.
c. Tingkat Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
pernah diselesaikan oleh responden yang terlibat dalam penelitian ini
yang diukur dari tahun sukses.
![Page 87: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/87.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
d. Keuntungan Usaha adalah sejumlah uang yang diperoleh pedagang
dari total penjualan setelah dikurangi biaya produksi yang merupakan
rata-rata keuntungan per bulan, dinyatakan dalam rupiah.
e. Tingkat suku bunga adalah besarnya bunga yang dibebankan kepada
para peminjam atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah
peminjam kepada bank (Kasmir, 2004: 197).
E. Pengambilan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-
satuan/individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga
(Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 1993: 107). Dalam penelitian
ini sebagai populasinya adalah seluruh masyarakat yang termasuk unit
usaha mikro dan unit usaha kecil di wilayah Kecamatan Banyudono
yang mengambil kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono
Kabupaten Boyolali hingga tahun 2007 yaitu sebanyak 1.215 orang.
Data tersebut diperoleh dari bagian kredit BPR BKK Unit Banyudono
Kabupaten Boyolali.
b. Tehnik Pengambilan Sample Secara Acak
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Yang
diperhatikan dalam penelitian ini adalah jumlah nasabah dari masing-
masing unit usahanya baik dari unit usaha mikro maupun unit usaha
![Page 88: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/88.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
kecil dan kemudian dari masing-masing pos tersebut diambil sebesar
prosentase tertentu dan setelah itu hasil penelitian digunakan untuk
menentukan sample. Prosentase dari populasi tersebut ditentukan atau
digunakan sistem frame sampling. Sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan jumlah sampel dari populasi digunakan rumus Slovin
yang dikutip Sevilla (dalam Nanu Donapriatna, 2005 : 63) :
N
1+ N.e²
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = prosentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel (e=0,1).
Dari perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel yang akan diteliti
sebagai berikut :
1.215
1+ 1.215.(0,1)²
1.215 = 92,4 responden
1+ 1.215.0,01
Menurut Suharsimi Arikunto suatu penelitian akan lebih baik apabila
jumlah sampel yang digunakan adalah 10 % dari jumlah total populasi,
maka dalam penelitian ini jumlah sampel yang seharusnya 92
responden dijadikan 125 responden. Responden dalam penelitian ini
adalah masyarakat yang tergolong unit usaha mikro dan usaha kecil
yang mengambil kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono
Kabupaten Boyolali.
![Page 89: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/89.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
c. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung dan
interview dengan pedoman pada kuesioner tertutup dengan jawaban
beberapa alternatif yang telah disediakan sebelumnya, yang pada
intinya dapat diketahui variabel-variabel yang mempengaruhi
pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono..
F. Metode Analisa
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui, pertama perkembangan
jumlah kredit mikro yang ditawarkan oleh BPR BKK Unit Banyudono
Kabupaten Boyolali dan tujuan ini dijelaskan dengan menggunakan metode
analisa deskriptif. Tujuan yang kedua yaitu mengetahui variabel-variabel yang
mempengaruhi pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono
Kabupaten Boyolali, dilakukan dengan menggunakan metode analisa regresi
linear berganda.
Penentuan alat analisis Regresi Linear Berganda dapat dilakukan
dengan mengadakan uji pemilihan model, apakah bentuk model empirik
dinyatakan dalam bentuk linear ataupun log linier, karena bentuk log linear
diyakini dapat mengurangi tingkat variasi data yang digunakan. Namun,
sesungguhnya keyakinan tersebut tidak sepenuhnya benar karena tidak
menutup kemungkinan dalam kasus tertentu, suatu model regresi lebih tepat
diestimasi dengan bentuk linear (tanpa log). Untuk menguji apakah model
empirik yang digunakan dalam bentuk model linear ataupun log-linear,
![Page 90: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/90.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
metode yang digunakan adalah metode yang dikembangkan oleh Mac Kinnon,
White dan Davidson tahun 1983, atau yang lebih dikenal dengan MWD test.
Berdasarkan landasan teori dan sesuai dengan tujuan penelitian
sebelumnya, maka dapat diformulasikan suatu model regresi sebagai berikut :
Y = f ( X1, X2, X3, X4 )
Dimana : Y : jumlah pengambilan kredit mikro
X1 : lama usaha
X2 : tingkat pendidikan
X3 : keuntungan usaha
X4 : tingkat suku bunga
Dalam bentuk linier hubungan fungsional tersebut dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε
Dimana : α = konstanta/intercep
β1, β2, β3, β4 = koefisien regresi
ε = error/variabel gangguan (semua variabel yang
dihilangkan dari model tapi secara bersama-
sama mempengaruhi Y)
X1 = lama usaha
X2 = tingkat pendidikan
X3 = keuntungan usaha
X4 = tingkat suku bunga
![Page 91: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/91.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Sedangkan untuk tujuan ketiga, yaitu ingin mengetahui variabel mana
yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap pengambilan kredit
mikro di BPR BKK Unit Banyudono dengan melihat nilai koefisien regresi
betanya. Koefisien regresi beta yang terbesar secara absolut menunjukkan
pengaruh yang paling dominan.
G. Analisa Data dengan Metode Statistik
Untuk menguji benar tidaknya suatu hipotesa nol (H0) digunakan suatu
pendekatan pengujian statistik yang disebut dengan uji signifikansi.
Keputusan untuk menerima atau menolak H0 dibuat atas dasar nilai statistik
(Uji t dan Uji F) yang diperoleh dari hasil perhitungan, kemudian
dibandingkan dengan nilai tabel pada derajat bebas tertentu. Dari regresi linear
berganda dapat diketahui besarnya koefisien masing-masing variabel,
kemudian dari koefisien tersebut dapat diketahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat secara bersama-sama maupun secara terpisah.
Pengujian hipotesa dilakukan terhadap parameter dugaan adalah dalam
tiga bentuk, yaitu (Gujarati, 1997 : 77) :
a) Uji Statistik
1. Uji t (T test)
Yaitu untuk mengetahui tingkat signifikasi koefisien regresi dari
pengaruh variable independen terhadap variable adependen secara
parsial/individu.
![Page 92: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/92.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
a. Rumus Uji t : (Damodar Gujarati, 1995)
Dimana :
: Koefisien regresi independen ke-i
: Kesalahan standar variable independen ke-i
Dengan menggunakan hipotesis nol dan hipotesis alternative maka
kriteria uji-nya adalah sebagai berikut:
b. Hipotesis
= β1 = β2 = β3 = β4 = 0
Artinya semua variable independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variable dependen.
= β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0
artinya, semua variable independen merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variable dependen.
c. Melakukan penghitungan nilai t, sebagai berikut:
df= N-k
df= N-k
t tabel (0,05;N-k)
![Page 93: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/93.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
d. Kriteria pengujian
Gambar 3.1
Kurva Distribusi Frekuensi
e. Kesimpulan
1) Apabila nilai t hitung > t tael atau t hitung <-tabel atau Prob (t-
Statistik) <0.05 ® H0 ditolak atau Ha diterima sehingga
berbeda dengan nol (signifikan) atau Variabel X berpengaruh
terhadap Variabel Y.
2) Apabila nilai –t tabel < t hitung < t tabel atau Prob (t-Statistik)
> 0.05 (5%) ® H0 diterima atau Ha ditolak, sehingga tidak
berbeda dengan nol (tidak signifikan) atau Variabel X tidak
berpengaruh terhadap Variabel Y
2. Uji F (Analysis of Varian)
Uji F (Analysis of Varian) untuk mengetahui bagaimana
pengaruh vfariabel independen terhadap variable dependen secara
bersama-sama.
a. Rumus : (Gujarati, 1995)
atau
H0 ditolak H0 ditolak H0 diterima
![Page 94: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/94.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Dimana :
R : Koefisien dterminan
K : Jumlah variable independen
N : Jumlah data/sampel
Dengan menggunakan hipotesis nol dan hipotesis alternative maka
kriteria uji-nya adalah sebagai berikut:
b. Hipotesis
= β1 = β2 = β3 = β4 = 0
Artinya semua variable independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variable dependen.
= β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0
artinya, semua varoabel independen merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variable dependen.
c. Melakkan penghitungan nilai F, sebagai berikut:
µ = 0,05
df= N-k ; k-1
F tabel (0,05; df=N-k;k-1)
d. Kesimpulan
1) Jika F hit > Fa Tabel atau Prob (F-Statistik) < 0,05 pada
variable kepercayaan 95% (a=5%) maka H0 ditolak berarti
![Page 95: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/95.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
signifikan/variable independen secara keselruhan berpengaruh
tehadap variable dependen.
2) Jika Fhit < F tabel atau Prob 9F-statistik) > 0,05 pada derajad
kepercayaan 95% (a=5%) maka h0 ditolak berarti tidak
signifikansi atau variable independen secara keseluruhan tidak
berpengaruh terhadap variable dependen.
3. Ukuran Goodness of Fit (R2)
Setelah menaksir parameter dan standart error nya, perlu untuk
diperiksa apakah model regresi yang terestimasi cukup baik atau tidak.
Untuk mengetahui hal tersebut, harus dilakukan suatu cara untuk
mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan
data. Ukuran yang biasa di gunakan untuk keperluan ini adalah
Goodness of Fit (R2). Ukuran Goodness of Fit ini mencerminkan
seberapa besar variasi dari regressand (Y) dapat diterangkan oleh
regressor (X) … (Nachrowi, 2005:21). Bila R2=0, artinya variasi dari
Y tidak daoat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2=1,
artinya variasi dari Y, 100% dapat diterangkan oleh X, dengan kata
lain bila R2=1, maka semua titik pengamatan berada pada garis regresi.
Dengan demikian ukuran Goodness of Fit dari suatu model di
tentukan oleh R2 yang nilanya antara nol dan satu.
R2 didefinisikan atau dirumuskan berdasarkan langkah-langkah
sebagai berikut (Nachrowi, 2005:22):
Observasi :
![Page 96: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/96.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Regresi : (catatan : merupakan estimasi dari )
TSS ESS RSS
TSS : Total Sum of Square
ESS : Explained of Sum Square
RSS : Residual of Sum Square
Telah dijelaskan bahwa tidak tepatnya titik berada pada garis
regresi disebabkan oleh faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap
variable bebas. Bila tidak ada penyimpangan tentunya tidak aka nada
error. Akibat hal tersebut, maka RSS=0, yang berarti ESS=TSS atau
R2=1. Atau dengan kata lain semua titik observasi berada tepatnya di
garis regresi. Jadi, TSS sesunguhnya adalah variasi dari data
sedangkan ESS adalah variasi dari regresi yang dibuat.
b) Uji Ekonometria/Uji Asumsi Klasik
Model klasik digunakan untuk penaksiran dari pengujian hipotesis,
maupun masalah peramalan. Namun dalam hal ini, akan dianalisis
mengenai adanya pelanggaran atau penyimpangan terhadap asumsi klasik.
![Page 97: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/97.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Penyimpangan ersebut antara lain (Modul Laboratorium Ekonometri,
2007:107)
1. Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan adanya hubungan antara beberapa
atau semua variable bebas yang terdapat dalam model regresi atau
dengan kata lain satu atau lebih variable bebas merupakan fungsi
linier dari variable lain. Multikolinieritas terjadi apabila asumsi OLS :
Cov (xi xj)=0 tidak terpenuhi, dengan kata lain terdapat hubungan
antar beberapa variavel X (variable bebas).
Cara yang digunakan untuk menguji adanya multikolinieritas
adalah dengan mengunakan metode:
a. Uji Klein. Metode ini dilakukan dengan membandingkan nilai r2
dengan nilai R2. Jika nilai r2 < R2 berarti tidak terjadi masalah
multikolinearitas, begitu juga sebaliknya. Metode yang digunakan
untuk mendeteksi masalah Multikolinieritas dalam penelitian ini
adalah dengan metode Klein, yaitu membandingkan nilai R-
Square dari hasil regresi antar variable indenpenden (r2) dengan
hasil regresi variable awal (R2).
b. Cara lain yang biasa digunakan adalah dengan melihat nbilai VIF
dari hasil regresi. Jika ,VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi
multikolinieritas.
c. Pendekatan Kautsoyianis. Pendekatan ini dikembangkan aoleh
Koutsoyianis (1977). Metode uni dilakukan dengan
![Page 98: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/98.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
membandingkan R2 total (dari hasil regresi awal) dengan R2 per
variable dimana sebelumnya telah diregres variable dependen dengan
masing-masing variable independennya. Pedoman yang digunakan
ialah jika R2per variable < R2 total (dari hasil regresi awal) atau R2 total
(dari hasil regresi awal) > R2 per variable ® Tidak terjadi
Multikolinieritas. Hal ini berarti bahwa variable-variabel
independen memang layak/berguna untuk dimasukkan ke dalam
model.
2. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi
regresi yang mempunyai variable yang tidak sama, sehingga penaksir
OLS tidak efisien. Heteroskedastisitas terjadi apabila asumsi OLS: Var
(Ui)=si2 tidak dipenuhi, ini berarti bahwa model regresi memiliki
varian variable gangguan yang tidak sama.
Salah satu cara yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Park. Meode ini
terdiri dari dua tahap. Yang pertama dilakukan regresi tanpa
memperhitungkan adanya masalah heteroskedastisitas. Dari hasil
regresi tersebut dikuadratkan dan diregresikan dengan variable-
variabel independen dari hasil regresi tanpa dua tadi kemudian
dilakukan uji t. Jika nilai probabilitas semua variable independen
signifikan, maka terjadi heteroskedastisitas.
![Page 99: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/99.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Selain melalui Uji Park, identifikasi mengenai masalah
Heteroskedastisitas dengan menggunakan Program Eview’s adalah
dengan menggunakan Uji White. Ada dua versi Uji White, yaitu White
Heterroscedasticity (No Cross Term) dan White Heterroscedasticity
(Cross Ter). Uji yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah dengan
mengunakan White Heterroscedasticity (No Cross Term). Langkah-
langkah yang digunakan dalam White Heterroscedasticity (No Cross
Term) adalah dengan membandingkan OBS*R2 dengan X2 tabel
dengan df (jumlah regressor) dan a=5%. Jika nilai OBS*R2 < X2 maka
tidak signifikan secara statistic. Berarti hipotesa yang menyatakan
bahwa model empiric tidak terdapat maslah heteroskedastisitas tidak
ditolak. (Modul Laboratorium ekonometrika, 2007:105).
3. Autokorelasi
Autokorelasi adalah adanya korelasi antara variable gangguan
sehinga penaksir tidak lagi efisien. Autokorelasi terjadi apabil asumsi
OLS : Var (Ui;Uj)=0 tidak dipenuhi, sehingga dalam model regresi
tersebut terdapat hubungan antar Var Ui (Variabel Gangguan). Untuk
menguji ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan percxobaan
(Durbin-Watson Test), yaitu dengan formula
Gambar 3.2 Daerah H0 diterima dan ditolak dalam uji Autokoelasi
Tidak ada Autokorelasi
Autokorelasi Positif
Ragu-Ragu
Autokorelasi Negatif
Ragu-Ragu
0 dL dU 4-dU 4-dL 4 2
![Page 100: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/100.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Dengan H0 : tidak ada serial autokorelasi antara dua ujungnya baik
yang positf maupun negative, sehingga jika:
a. 0<d<dL : menolak H0
b. 4-dL<d<4 : Menolak H0
c. dU<d<4-dU : Menerima H0
d. dL<d<dU atau 4-dU<d<4-dL : tidak meyakinkan (inconclusive)
Masalah Autokorelasi dalam penelaitian ini diidentifikasi
dengan menggunakan Uji B-G Test, yang dikembangkan oleh T.S
Breusch dan L.G Godefrey pada tahun 1978. Langkah-langkah
pengujian dalam Uji B-G test adalah sebagai berikut:
a. Estimasi persamaan regresi dengan OLS, kemudian diperoleh nilai
residualnya (Ui)
b. Regresi (Ui) terhadap variable bebas dan U1-I …..U1-p
c. Hitung (n-p)R2-X2, jika lebih besar dari nilai tabel Chi-square
dengan df-p, maka menolak hipotesis bahwa setidaknya ada satu
koefisien autokorelasi yang berbeda dengan 0 (nol).
Melalui program Eview’s Uji B-G test yaitu dengan serial
Correlation LM Test. Pedomannya yaitu jika nilai Probabilitas dari
OBS*R-square lebih besar dari Probabilitas 5%, maka hipotesis yang
menyatakan pada model tidak terdapat autokorelasi tidak ditolak,
berarti model empiric lolos dari masalah autokorelasi, begitu juga
sebaliknya (Modul Laboratorium Ekonometrika, 2007:104).
![Page 101: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/101.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
c) Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan Uji Ramsey yang
dikembangkan oleh JB Ramsey pada tahun 1969 (Modul Laboratorium
Ekonometrika, 2007). Uji ini sebenarnya dilakukan untuk menguji ada
tidaknya kesalahan spesifikasi dalam regresi. Langkah pengujiannya,
yaitu:
1. Melakukan estimasi OLS terhadap model regresi awal, kemudian
menghitung nilai fitted nya.
2. Mengestimasi model awal dengan ditambah variable fitted yang tidak
linier.
3. Menghitung nilai F dengan rumus F restriksi. Jika nilai F statistic
signifikan, maka model awal terjadi mis-spesifikasi.
Pedoman yang digunakan untuk melakukan Uji lianieritas
dengan Ramsey Reset Test adalah membandingkan nilai Prob (F-statistik)
dengan derajad kepercayaan 5%. Apabila nilai Prob (F-statistik) tidak
statistic (>0,05) maka tidak terjadi kesalahan spesifikasi pada model awal,
begitu juga sebaliknya.
![Page 102: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/102.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
1. Kondisi Geografis
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 daerah
kabupaten/kota di wilayah Propinsi Jawa Tengah bagian selatan,
terletak antara 110º 22’-110º 50’ Bujur Timur dan 7º 36’-7º 71’
Lintang Selatan. Jarak bentang wilayah dari barat ke timur sejauh 54
km, adapun batas-batas daerah administrasi kabupaten Boyolali adalah
sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kab. Grobogan dan Kab. Semarang
b. Sebelah Timur : Kab. Karanganyar dan Kab. Sukoharjo
c. Sebelah Selatan : Kab. Klaten dan DIY
d. Sebelah Barat : Kab. Magelang dan Kab. Semarang
Secara administratif kabupaten Boyolali terbagi menjadi 19
kecamatan dan 267 desa/kelurahan. Dari segi penggunaan lahan,
kabupaten Boyolali menempati lahan seluas 101.510,1 Ha, dimana
78.563,5 Ha merupakan tanah kering dan 22.946,6 Ha adalah tanah
sawah. (Kabupaten Boyolali Dalam Angka 2008)
Melihat keadaan alam kabupaten Boyolali yang sebagian besar
merupakan daerah yang bergelombang, maka sebagian besar daerah
kabupaten Boyolali merupakan daerah pertanian lahan kering yang
potensial. Berdasarkan topografi, kabupaten Boyolali terletak pada
![Page 103: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/103.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
ketinggian antara 75-1500 meter di atas permukaan laut (m. dpl).
Ketinggian kurang dari 100 m. dpl berada di kecamatan Wonosegoro,
Kemusu dan Juwangi, sedangkan ketinggian lebih dari 1000 m. dpl
berada di kecamatan Musuk, Cepogo, Ampel dan Simo. Kabupaten
Boyolali mempunyai curah hujan 1500-2000 mm/tahun (bio iklim
lembab), dengan bulan kering 3-4 bulan meliputi kecamatan Teras,
Banyudono, Sawit dan Musuk. Sementara curah hujan lebih dari
2000mm/tahun (bio iklim sangat lembab) dengan bulan kering 2-4
bulan meliputi Kecamatan Selo, Ampel, Cepogo, Sambi, Ngemplak,
Nogosari, Simo, Karanggede, Klego, Andong, Kemusu, Wonosegoro
dan Juwangi.
Secara umum wilayah kabupaten Boyolali terbagi menjadi
empat relief daratan, yaitu :
a. Lereng Gunung Merbabu
Membentang ke arah timur, meliputi sebagian besar kecamatan
Ampel.
b. Lereng Gunung Merapi (dari puncak ke kaki gunung)
Membentang ke arah timur, meliputi sebagian besar kecamatan
Selo, Musuk dan Cepogo.
c. Dataran Rendah
Merupakan daerah terendah di kabupaten Boyolali, meliputi
kecamatan Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono, Sawit, Sambi,
Nogosari dan Ngemplak.
![Page 104: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/104.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
d. Dataran Berbukit
Daerah sekitar pegunungan Kendeng, meliputi kecamatan Simo,
Wonosegoro, Klego, Andong, Kemusu, Karanggede dan Juwangi.
2. Kondisi Demografis
Jumlah penduduk kabupaten Boyolali berdasarkan hasil
registrasi penduduk akhir tahun 2008 tercatat sebesar 943.693 jiwa
yang terdiri dari 461.452 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 482.241
jiwa berjenis kelamin perempuan. Dengan demikian nilai sex ratio
(rasio penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan) sebesar
95,63 dan kepadatan penduduk sebesar 929 jiwa/km.
Tabel 4.1.Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Jenis
Kelamin di Kabupaten Boyolali
Tahun Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah
1998 440.236 462.491 902.727 889 1999 442.749 464.445 907.194 894 2000 445.193 467.072 912.265 899 2001 447.765 469.672 917.437 904 2002 450.521 472.331 922.852 909 2003 452.847 474.655 927.502 914 2004 455.083 476.297 931.380 917 2005 457.389 478.379 935.768 922 2006 459.106 479.981 939.087 925 2007 460.072 481.075 941.147 927 2008 461.452 482.241 943.693 929
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali (2008).Kabupaten Boyolali Dalam Angka 2008.
![Page 105: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/105.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Menurut komposisi penduduk berdasarkan usia akhir tahun
2008, maka penduduk yang termasuk dalam kelompok umur 0-14
tahun berjumlah 259.008 jiwa, kelompok umur 15-64 tahun berjumlah
614.101 jiwa dan kelompok umur 65 tahun ke atas berjumlah 73.611
jiwa. Dengan demikian, dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
kabupaten Boyolali termasuk dalam kelompok produktif yang dalam
hal ini merupakan asset bagi pembangunan daerah. Berikut data
komposisi penduduk menurut kelompok umur di kabupaten Boyolali.
Tabel 4.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Boyolali
Tahun 0-14 Tahun 15-64 Tahun > 64 Tahun Jumlah
Laki-laki Wanita Laki-laki Wanita Laki-laki Wanita 1998 117.945 120.560 296.415 312.412 24.876 29.519 901.7271999 118.591 120.982 299.128 313.884 25.030 29.659 907.2742000 119.251 121.639 300.756 315.600 25.186 29.833 912.2652001 119.933 122.311 302.493 317.350 25.339 30.011 917.4372002 120.761 123.037 304.326 319.519 25.434 30.135 923.2122003 129.010 124.735 291.087 310.848 32.692 39.072 927.4442004 129.652 125.170 292.576 321.915 32.855 39.212 9412005 130.095 125.563 294.404 313.595 32.890 39.221 935.7682006 130.581 125.985 295.509 314.643 33.016 39.353 939.0872007 130.858 126.275 296.126 315.359 33.088 39.441 941.1472008 131.252 127.756 297.123 316.978 34.088 39.531 946.728
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali (2008).Kabupaten Boyolali Dalam Angka 2008.
Sebagian besar mata pencaharian penduduk Boyolali di bidang
pertanian tanaman pangan sebesar 233.582. Berikut data penduduk
Kabupaten Boyolali usia sepuluh tahun keatas menurut lapangan kerja
utama.
Tabel 4.3. Penduduk Kabupaten Boyolali Usia Sepuluh Tahun Keatas Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2008
![Page 106: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/106.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
No Mata Pencaharian Jumlah 1 Pertanian Tanaman Pangan 233.582 2 Perkebunan 15.565 3 Perikanan 1.049 4 Peternakan 45.672 5 Pertanian Lainnya 25.285 6 Industri Pengolahan 40.942 7 Perdagangan 54.314 8 Jasa 60.043 9 Angkutan 6.976 10 Lainnya 294.323
Jumlah 777.752 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali (2008).Kabupaten
Boyolali Dalam Angka 2008. 3. Kondisi Sosial Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi kabupaten Boyolali mulai mengalami
pertumbuhan setelah beberapa tahun lalu terjadi penurunan sebagai
dampak dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia.
Tabel 4.4. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2002 di Kabupaten
Boyolali Tahun 2008 No Lapangan Usaha 2005 2006 1 Pertanian 1.141.635.618 1.172.787.850
a) Tanaman Bahan Makanan
667.146.836 696.391.486
b) Tanaman Perkebunan Rakyat
81.777.052 85.594.617
c) Peternakan 369.770.378 365.582.889 d) Kehutanan 13.786.891 12.963.435 e) Perikanan 9.154.461 12.255.423
2 Pertambangan dan Penggalian
22.760.060 24.579.143
3 Industri Pengolahan 570.773.928 561.277.889 4 Listrik dan Air Bersih 26.850.111 30.910.720 5 Bangunan/Konstruksi 76.346.303 77.946.661 6 Perdagangan 854.338.509 863.855.668 7 Pengangkutan dan
Komunikasi 84.359.863 87.365.110
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
208.318.299 220.071.179
![Page 107: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/107.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
9 Jasa-jasa 225.770.642 237.836.806 PDRB 3.211.153.333 3.276.631.026
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali (2008).Kabupaten Boyolali dalam Angka 2008.
4. Kondisi Fisik Tata Ruang
Dari keseluruhan wilayah kabupaten Boyolali sebesar
101.510,1 Ha, seluas 22.946,6 Ha (22,6%) merupakan lahan sawah
dan 78.563,5 Ha (77,4%) merupakan lahan kering. Lahan kering di
kabupaten Boyolali yang dikelola rakyat lebih banyak dimanfaatkan
untuk pekarangan/bangunan dan tegal/kebun, sedangkan lahan yang
dikelola pemerintah/swasta lebih banyak dimanfaatkan sebagai hutan
negara. Selain dua jenis tanah tersebut masih ada dua jenis tanah yang
penggunaannya untuk bersama yaitu tanah bengkok dan tanah kas
desa. Secara lebih rinci, berikut gambaran penggunaan lahan di
kabupaten Boyolali.
Tabel 4.5. Luas Wilayah dan Penggunaan Tanah di Kabupaten
Boyolali Tahun 2008 No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Jumlah (Ha) 1. Tanah Sawah 22.946,6
Irigasi Teknis 4.935,3 Irigasi Setengah Teknis 4.876,1 Irigasi Sederhana 2.646,4 Tadah Hujan 10.488,8
2. Tanah Kering 78.569,5 Pekarangan/Bangunan 25.028,9 Tegal/Kebun 30.616,1 Padang Gembala 983,3 Tambak/Kolam 805,4 Hutan Negara 14.633,4 Perkebunan Negara/Swasta 0
![Page 108: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/108.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Lainnya 6.496,1 Total Luas Lahan 101.510,1
3. Tanah Bengkok 3.887,7 Sawah 2.571,9 Lahan Kering 1.315,8
4. Kas Desa 2.069,5 Sawah 964,5 Lahan Kering 1.105,0
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali (2008). Kabupaten Boyolali dalam Angka 2008.
Kondisi fisik permukaan dan batu-batuan di kabupaten
Boyolali dibagi menjadi tiga, yaitu daerah bagian barat, bagian tengah
dan timur, serta bagian utara, diuraikan sebagai berikut :
Tabel 4.6. Fisiografi dan Geografi Kabupaten Boyolali
No Daerah Bagian Lokasi Deskripsi
1. Daerah bagian
barat
Boyolali, Musuk,
Cepogo, Selo,
Ampel, Mojosongo
· Merupakan kenampakan fisiografi
kaki gunung Merapi dan Merbabu
· Secara geografi merupakan daerah
yang tertutup oleh endapan-endapan
vulkanik kwarter dari batuan
piroklasdik
· Aliran sungai mengarah ke timur
dan menyatu di Bengawan Solo
2. Daerah bagian
tengah dan
timur
Teras, Banyudono,
Sawit, Ngemplak,
Sambi, Simo,
Nogosari
· Kenampakan fisiografi daerah ini
datar merupakan daerah dengan
ketinggian 75-300 m
· Secara geologis terdiri dari
rombakan batuan yang lebih tua
yang dikenal sebagai endapan
![Page 109: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/109.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
aluvial
· Merupakan daerah yang subur
3. Daerah bagian
utara
Kemusu,
Karanggede, Klego,
Andong,
Wonosegoro,
Juwangi
· Merupakan daerah pegunungan
lipatan
· Keadaan air cukup
· Secara geologis, daerah ini tertutup
oleh endapan sedimen katolit, rata
rata ketinggian adalah 30-500 m
Sumber : RUTRD Kabupaten Boyolali, 1997-2008
Variasi dan intensitas penggunaan tanah pada suatu daerah
merupakan ciri yang menggambarkan kualitas penduduk daerah yang
bersangkutan. Komposisi penggunaan tanah kabupaten Boyolali
hampir seluruhnya telah diusahakan. Penyebaran penggunaan tanah ini
bila dikaitkan dengan keadaan bentuk lerengnya, maka tanah
persawahan sebagian besar terletak pada dataran rendah dengan lereng
(kemiringan tanah) 0-15 %. Tegalan/ladang merupakan lahan terluas
yaitu 32,37 % dari luas wilayah tersebar di kecamatan Selo, Ampel,
Klego, Cepogo, Musuk, Kemusu, Wonosegoro dan Juwangi.
B. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Perusahaan
BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono berlokasi di Jalan
Raya Pengging Komplek Kecamatan Banyudono, Boyolali, Jawa
Tengah. Sesuai dengan persyaratan BPR BKK Boyolali Kota Unit
Banyudono telah memperoleh persetujuan dari Departemen Keuangan
![Page 110: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/110.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
RI Nomor: Kep-505/KM-13/1991 pada tanggal 08 Oktober 1991, serta
Akte Notaris Nomor: 448/v/91 pada tanggal 30 Mei 1992 yang
mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman tanggal 21 September
1992. BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono memperoleh ijin
usaha dari Departemen Keuangan RI melalui Keputusan Menteri
Keuangan RI Nomor: Kep 505/KM-13/1991 tanggal 08 Oktober 1991
dan saat itulah BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono mulai
beroperasi.
Sesuai dengan tugas bank yang juga merupakan tujuan bank
yang diarahkan untuk menunjang pertumbuhan dan memodernisasi
ekonomi yang memberikan bantuan atau pelayanan perbankan kepada
lapisan masyarakat dengan memberikan bantuan kredit kepada
pedagang kecil atau pengusaha kecil di pasar-pasar, di desa-desa serta
menghimpun dana dari masyarakat.
Perusahaan biasa sudah dapat melakukan usahanya bila sudah
mempunyai akte notaris yang telah mendapat pengesahan dari Menteri
Kehakiman dan dapat pengesahan dari Pengadilan Negeri,tetapi untuk
perijinan pendirian bank dalam hal ini Bank Perkreditan Rakyat sesuai
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 1064/KMK.00/1988
tentang Pendirian Bank Perkreditan Rakyat Bab V Pasal 7 menyatakan
bahwa :
![Page 111: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/111.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
1. Persetujuan prinsip itu untuk pendirian bank dilakukan dua tahap.
Persiapan pendirian bank selama-lamanya 1 tahun terhitung sejak
dikeluarkan izin prinsip.
2. Izin usaha adalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha
setelah kesiapan sebagaimana dimaksud pada nomor 1 selesai
dilakukan.
2. Lokasi Perusahaan
BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono berlokasi di Jalan
Raya Pengging, Boyolali, Jawa Tengah. Dalam menentukan lokasi,
BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Letak Kecamatan Banyudono yang strategis
Kecamatan Banyudono terletak di tengah-tengah antara wilayah
kota Sukoharjo, kota Klaten, Karanganyar dan kota Boyolali serta
lingkungan masyarakat.
Kecamatan Banyudono adalah daerah kawasan industri golongan
menengah ke bawah yang menyambut baik atas didirikannya BPR
BKK Boyolali Kota Unit Banyudono sebagai sumber dana untuk
mengembangkan kawasan industri tersebut dan bagi BPR BKK
Boyolali Kota Unit Banyudono kawasan industri tersebut
merupakan tempat untuk memasarkan produknya.
b. Transportasi
![Page 112: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/112.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Letak BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono dekat dengan
jalan raya yang dapat dijangkau dengan berbagai kendaraan umum.
Letak BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono yang mudah
dijangkau kendaraan umum akan menguntungkan BPR itu sendiri,
maupun bagi nasabah.
c. Fasilitas lain
BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono di Ibukota Kecamatan
Banyudono mempunyai fasilitas air, listrik dan hubungan
komunikasi yang tersedia lengkap, sehingga dapat mendukung
kelangsungan hidup BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono.
3. Produk Bank
Produk BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono ada 3
macam, yaitu kredit, deposito dan tabungan.
Kredit terdiri dari :
1. Kredit umum, yaitu kredit yang diperuntukkan khusus bagi semua
golongan masyarakat.
2. Kredit pasar, yaitu kredit yang diperuntukkan khusus bagi
pedagang pasar.
3. Kredit Pegawai, yaitu kredit yang dikhususkan untuk golongan
pegawai.
Untuk produk deposito ada 4 macam, yaitu :
1. Deposito jangka waktu 1 bulan
![Page 113: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/113.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
2. Deposito jangka waktu 3 bulan
3. Deposito jangka waktu 6 bulan
4. Deposito jangka waktu 12 bulan
Untuk produk bank yang berupa tabungan ada 2 macam, yaitu :
1. Tabungan Tamades, adalah tabungan yang diperuntukkan kepada
masyarakat umum.
2. Tabungan Wajib, adalah tabungan yang dikhususkan untuk pihak
debitur BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono.
4. Struktur Organisasi
Mengingat struktur organisasi/susunan organisasi sangat
penting untuk menentukan kelancaran tata kerja yang merupakan
sarana untuk mewujudkan hubungan kerja yang berlandaskan
tanggung jawab yang optimal dengan adanya batasan wewenang
tanggung jawab dan pembagian tugas yang jelas.
Adapun struktur organisasi BPR BKK Boyolali Kota Unit
Banyudono adalah sebagai berikut :
![Page 114: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/114.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
C. Deskripsi Responden
![Page 115: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/115.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui adakah pengaruh modal
awal usaha, lama usaha, tingkat pendidikan dan keuntungan usaha
terhadap jumlah pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono.
Oleh sebab itu responden dalam penelitian ini diambilkan dari nasabah
BPR BKK Unit Banyudono yang memenuhi kriteria masih aktif sebagai
nasabah hingga dilaksanakannya penelitian ini.
Adapun hasil penelitian responden dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Tabel 4.7. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Frekuensi Prosentase (%) Valid Laki-laki Perempuan Total
80 45
125
64,0 36,0
100,0
Sumber : Data primer, diolah
Berdasarkan data pada tabel 4.7. dapat diketahui bahwa mayoritas
responden berjenis kelamin laki-laki yaitu 80 orang (64%), sedangkan
responden yang berjenis kelamin perempuan hanya sebagian kecil saja
yaitu sebanyak 45 orang (36%).
Tabel 4.8. Distribusi Responden berdasarkan Umur
Frekuensi Prosentase (%) Valid < 40 tahun 40-45 tahun > 45 tahun Total
38 55
32 125
30,4 44,0 25,6
100,0 Sumber : Data primer, diolah
Berdasarkan data pada tabel 4.8. dapat dilihat bahwa jumlah responden
terbanyak berusia antara 40 sampai 45 tahun yaitu sebanyak 55 orang
![Page 116: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/116.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
(44%). Hal ini menunjukkan bahwa pengambilan kredit lebih banyak
dilakukan oleh responden yang memiliki usia produktif.
Tabel 4.9. Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Frekuensi Prosentase (%) Valid SMP atau SLTP Tidak tamat SMA SMA atau SLTA Total
22 14
89 125
17,6 11,2 71,2
100,0
Sumber : Data primer, diolah
Berdasarkan data pada tabel 4.9. dapat dilihat bahwa mayoritas responden
tingkat pendidikan terakhirnya adalah SMA atau SLTA yaitu sebanyak 89
orang (71,2%), sementara untuk responden dengan tingkat pendidikan
formal terakhirnya SMP atau SLTP berjumlah 22 orang (17,6%) dan
responden yang tidak tamat SMA sebanyak 14 orang (11,2%).
Tabel 4.10. Distribusi Responden berdasarkan Modal Awal Usaha
Frekuensi Prosentase (%) Valid < 1.000.000 1 juta - 2 juta 2 juta – 5 juta > 5.000.000 Total
1 7
54 63
125
0,8 5,6
43,2 50,4
100,0 Sumber : Data primer, diolah
Berdasarkan tabel 4.10. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
memiliki modal awal usaha dengan jumlah lebih dari 5 juta yaitu sebanyak
63 orang (50,4%). Menurut UU No.9 Tahun 1999 bahwa usaha kecil
adalah suatu unit usaha dimana memilki modal yang tidak melebihi 200
![Page 117: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/117.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
juta rupiah, sedangkan menurut kriteria Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) unit usaha kecil memiliki modal dibawah 5
juta rupiah sementara unit usaha menengah modal awalnya antara 5 juta
sampai 200 juta rupiah.
Tabel 4.11. Distribusi Responden berdasarkan Pendapatan per bulan
Frekuensi Prosentase (%) Valid < 1.000.000 1 juta – 2 juta 2 juta – 3 juta Total
4 70
51 125
3,2 56,0 40,8
100,0
Sumber : Data primer, diolah
Tabel 4.11. menjelaskan distribusi responden dilihat dari pendapatan
perbulannya. Dari 125 orang responden, 70 orang (56%) diantaranya
memiliki pendapatan per bulan antara 1 juta sampai dengan 2 juta, 51
orang (40,8%) berpendapatan antara 2 juta sampai dengan 3 juta dan
sisanya sebanyak 4 orang (3,2%) memiliki pendapatan per bulan kurang
dari 1 juta rupiah.
Tabel 4.12. Distribusi Responden berdasarkan Keuntungan Usaha
Frekuensi Prosentase (%) Valid < 1.000.000 1 juta – 2 juta 2 juta – 2,5 juta Total
63 59
3 125
50,4 47,2 2,4
100,0
Sumber : Data primer, diolah
Pada tabel 4.12. menunjukkan distribusi responden berdasarkan
keuntungan usaha dan diperoleh responden yang mempunyai keuntungan
![Page 118: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/118.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
usaha kurang dari 1 juta sebanyak 63 orang (50,4%), keuntungan usaha
antara 1 juta sampai dengan 2 juta mempunyai prosentase sebesar 47,2%
(59 responden) dan keuntungan usaha antara 2 juta sampai dengan 2,5 juta
mempunyai prosentase 2,4% atau sebanyak 3 responden.
Tabel 4.13. Distribusi Responden berdasarkan Lama Usaha
Frekuensi Prosentase (%) Valid 1 – 3 tahun 4 – 7 tahun 7 – 10 tahun > 10 tahun Total
1 45
36 43
125
0,8 36,0 28,8 34,4
100,0
Sumber : Data primer, diolah
Hasil dari tabel 4.13. menunjukkan bahwa yang mempunyai prosentase
terbesar dari distribusi responden berdasarkan lama usaha adalah unit
usaha yang mempunyai usaha selama 4 sampai 7 tahun yaitu sebesar 36%
(45 responden). Responden yang mempunyai usaha selama 1 sampai
dengan 3 tahun menunjukkan prosentase paling kecil yaitu 0,8% (1
responden), responden yang mempunyai usaha selama 7 sampai dengan
10 tahun sebanyak 36 responden (28,8%) dan 43 responden (34,4%)
memiliki usaha sudah lebih dari 10 tahun.
Tabel 4.14. Distribusi Responden berdasarkan Besarnya Pengajuan
Kredit
Frekuensi Prosentase (%)
![Page 119: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/119.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Valid < 2.000.000 2 juta – 3 juta 3 juta – 4 juta > 4.000.000 Total
16 101 6
2 125
12,8 80,8 4,8 1,6
100,0 Sumber : Data primer, diolah
Dari tabel 4.14. dapat dilihat bahwa responden yang mengajukan kredit
antara 2 juta sampai dengan 3 juta sebanyak 101 orang dengan prosentase
tertinggi sebesar 80,8%. Responden dengan pengajuan kredit kurang dari 2
juta sebanyak 16 orang dengan prosentase 12,8%, pengajuan kredit oleh
responden antara 3 juta sampai dengan 4 juta hanya 6 orang dan memiliki
prosentase sebesar 4,8%, sisanya sebanyak 2 orang dan memiliki
prosentase paling kecil sebesar 1,6% yang melakukan pengajuan kredit
lebih dari 4 juta rupiah.
D. Pengantar Analisis
Pada penelitian ini Model Analisis Regresi Linear Berganda
digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pengambilan
kredit mikro di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Unit Banyudono. Variabel
bebas yang digunakan adalah lama usaha, tingkat pendidikan, keuntungan
usaha dan tingkat suku bunga untuk menguji hipotesis maka akan
dilakukan analisis data yang dibantu program computer Eviws’s 4.
1. Analisis Regresi
Untuk mengetahui pemilihan bentuk model yang tepat dalam
menganalisa data digunakan MWD test, hasil perhitungan dengan
MWD test ditampilkan dalam table berikut ini :
![Page 120: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/120.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Tabel 4.15. Penjelas Z1 dan Z2
Variabel Prob Kesimpulan
Z1 0.0675 Tidak signifikan
Z2 0.0000 Signifikan
Sumber : Olah data
Dari perhitungan MWD (Lampiran I) diketahui Z1 tidak signifikan,
sedangkan Z1 signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model yang
benar adalah model linear.
Hasil analisis Regresi Linear berganda guna mengetahui
besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas,
dihasilkan sebagai berikut :
Persamaan Regresi :
Y = α O + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + ęi
Dimana :
Y : Pengambilan Kredit Mikro
X1 : Lama Usaha
X2 : Tingkat Pendidikan
X3 : Keuntungan Usaha
X4 : Tingkat Suku Bunga
β1 – β4 : Koefisien regresi
α O : Konstanta
![Page 121: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/121.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
ęi : Variabel Pengganggu
Dari persamaan regresi linear berganda diperoleh hasil regresi
pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.16 Analisis Regresi Linear Berganda
Sumber : Hasil Printout Eview’s. Data Primer 2009, diolah
Dari tabel hasil estimasi regresi linear berganda diatas dapat dibuat
fungsi regresi sebagai berikut :
Y = 11540346 + 19748.39 X1 – 54347.23 X2 + 0.482893 X3 - 414959.9 X4 + ęi
(6.244221)* (0.976868)* (-1.008417)* (2.943563)* (-5.894785)*
(0.0000)** (0.3306)** (0.3153)** (0.0039)** (0.0000)**
R- Squared = 0.264382
Adj.R-Squared = 0.239862
F-Statistik = 10.78205
No Variabel Simbol Koefisien t-Statistik Prob (t-Statistik)
Keterangan
1. Constanta C 11540346 6.244221 0.0000 Signifikan
2. Lama Usaha LU 19748.39 0.976868 0.3306 Tidak Signifikan
3. Tingkat Pendidikan PENDD -54347.23 -1.008417 0.3153 Tidak Signifikan
4. Keuntungan Usaha LABA 0.482893 2.943563 0.0039 Signifikan
5. Tingkat Suku Bunga SB -414959.9 -5.894785 0.0000 Signifikan
![Page 122: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/122.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Prob (F-Statistic) = 0.000000
* = t-Statistik pada signifikansi 5%
** = Prob (t-Statistik)
2. Uji Statistik
a. Uji t
Pengujian terhadap koefisien regresi masing-masing variabel
bebas, jika besarnya t hitung lebih besar t tabel atau -t hitung lebih
kecil dari -t tabel maka variabel bebas tersebut berpengaruh secara
signifikan. Cara lain yaitu dengan melihat tingkat signifikasi, jika
nilai signifikan < 0.1 variabel tersebut signifikan pada taraf
signifikan 10% kalau < 0.05 signifikan pada 5% sedangkan kalau <
0.01 signifikan pada 1%.
Tabel 4.17.
Tabel Penjelas Untuk Uji t
Variabel t – statistic /
t- hitung t – tabel Prob/
Tingkat Signifikan
Kesimpulan
X1 : Lama Usaha
X2 :Tingkat Pendidikan
X3 : Keuntungan usaha
X4 : Tingkat Suku Bunga
0.976868
-1.008417
2.943563
-5.894785
1.960
-1.960
1.960
-1.960
0.3306
0.3153
0.0039
0.0000
Tdk Signifikan
Tdk Signifikan
Signifikan
Signifikan
Sumber : Hasil Pengolahan data program Eview’s 4, 2009
![Page 123: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/123.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Dari tabel dapat dijelaskan pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependent secara parsial/individu sebagai berikut :
1. Uji terhadap Variabel Lama Usaha
Variabel Lama Usaha adalah variabel yang
menggambarkan atau menjelaskan waktu yang dibutuhkan
seseorang untuk menjalankan usahanya. Dari hasil estimasi model
regresi linear berganda variabel Lama Usaha mempunyai t hitung
sebesar 0.976868, pada tingkat kepercayaan 95% (α =5%) nilai t
tabel sebesar =1,960, dengan Prob (t-statistik) sebesar 0.1177. Dari
nilai Prob (t-statistik) yaitu 0.3306 > 0.05 atau – t tabel < t hitung <
t tabel atau -1.960 < 0.976868 < 1.960 , maka menerima H0 dan
menolak Ha. Dengan demikian variabel Lama Usaha ini secara
parsial tidak signifikan terhadap pengambilan kredit mikro di BPR
BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali.
2. Uji terhadap Variabel Tingkat Pendidikan
Variabel Tingkat Pendidikan mempunyai nilai t hitung
sebesar -1.008417 dengan probabiliitas 0.3153. Pada
derajad kepercayaan 95% (α =5%); nilai t tabel (1.960),
sehingga - t tabel < t hitung < t tabel yaitu -1.960 < -1.008417
< 1.960 atau Prob (t-statistik) > 0.05. Berdasarkan uji variabel
independent secara statistik dapat simpulkan bahwa koefisien
regresi variabel Tingkat Pendidikan menerima H0 dan menolak Ha.
Dengan demikian, variabel ini secara parsial tidak signifikan
![Page 124: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/124.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
terhadap pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono
Kabupaten Boyolali.
3. Uji terhadap Variabel Keuntungan Usaha
Variabel Keuntungan Usaha mempunyai nilai t hitung
sebesar 2.943563 dengan probabiliitas 0,0039. Pada derajad
kepercayaan 95% (α =5%); nilai t tabel (1.960), sehingga
nilai t hitung (2.943563) > t tabel (1.960) atau Prob (t-Statistik) <
0.05 , berarti koefisien regresi variabel Keuntungan Usaha
signifikan pada taraf signifikansi 5%, maka menerima H0 dan
menolak Ha Artinya variabel keuntungan usaha berpengaruh
terhadap pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono
Kabupaten Boyolali.
4. Uji terhadap Variabel Tingkat Suku Bunga
Variabel Tingkat Suku Bunga mempunyai nilai t hitung
sebesar – 5.894785 dengan probabilitas 0.0000. Pada
derajad kepercayaan 95% (α =5%); nilai t hitung (- 5.894785) lebih
kecil dari nilai -t tabel (-1.960) dan Prob (t-Statistik) < 0.05,
berarti koefisien regresi variabel Tingkat Suku Bunga signifikan
pada taraf signifikansi 5%, maka menolak H0 dan menerima Ha
Dengan demikian, variabel tingkat suku bunga berpengaruh
terhadap variabel dependent yaitu pengambilan kredit mikro.
b. Uji F
![Page 125: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/125.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Uji F (Analysis Of Varian ) adalah uji untuk mengetahui
bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen secara bersama-sama.
Tabel 4.18. Hasil Uji F
F-Statistik Prob (F-Statistik)
10.78205 0.000000
Sumber : Olah Data
Berdasarkan hasil estimasi model regresi (Lampiran I) diperoleh
nilai hitungF sebesar 10.78205, pada taraf signifikansi 5% besarnya
nilai tabelF sebesar 2.21 dan Prob (F-statistik) adalah 0.0000,
sehingga tabelhit FF > = 10.78205 > 2.21 atau Prob (F-Statistik)
0.0000 < 0.05 pada derajad kepercayaan 5%. Dari hasil Uji F ini
dapat disimpulkan bahwa variabel independent yaitu variabel Lama
Usaha, tingkat Pendidikan, Keuntungan Usaha dan Tingkat Suku
Bunga secara bersama-sama signifikan atau berpengaruh terhadap
variabel dependent yaitu pengambilan kredit mikro di BPR BKK
Unit Banyudono Kabupaten Boyolali.
c. Uji R2 ( Koefisien Determinasi)
Ukuran Goodness of Fit mencerminkan seberapa besar
variasi dari regressand (Y) dapat di terangkan olah regressor
(X)…..(Nachrowi,2005:21). Berdasarkan hasil estimasi model
regresi linear berganda di peroleh Adj. 2R =0.239862, artinya
sebesar 23,98% variasi pengambilan kredit mikro tidak dapat
![Page 126: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/126.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
dijelaskan oleh variabel independent yaitu lama usaha, tingkat
pendidikan, keuntungan usaha dan tingkat suku bunga. Sedangkan
sisanya sebesar 76,02% di jelaskan variabel lain di luar model
seperti modal awal usaha dan tingkat pendapatan per bulan.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan adanya hubungan antar beberapa
atau semua variabel bebas yang terdapat dalam model regresi
atau dengan kata lain, satu atau lebih variabel bebas merupakan
fungsi linear dari variabel lain. Multikolienaritas terjadi apabila
asumi OLS: Cov (xi xj )=0 tidak terpenuhi, dengan kata
lain terdapat hubungan antar beberapa variable X. Dengan
menggunakan metode Klein yakni dengan membandingkan
nilai R2 total (dari hasil regresi awal) dengan r2 per variable (hasil
regresi antar variabel independent), maka hasil uji
Multikolinearitas dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan
bahwa tidak terdapat Multikolinearitas pada hasil regresi antar
variabel independent,yaitu antar variabel lama usaha, tingkat
pendidikan, keuntungan usaha dan tingkat suku bunga (Lihat
Lampiran II) dengan nilai r2 per variable < R2 total.
b. Uji Heteroskedastisitas
Heterokesdastisitas adalah keadaan dimana varian setiap
unsur gangguan yang dibatasi oleh nilai konstan.
![Page 127: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/127.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi
regresi yang mempunyai variabel yang tidak sama, sehingga
penaksir OLS tidak efisien. Heteroskedastisitas terjadi apabila
asumsi OLS: Var (Ui)= σi2 tidak dipenuhi, ini berarti model
regresi memiliki varian variable gangguan yang tidak sama.
Dalam penelitian ini uji yang digunakan untuk mendeteksi ada
tidaknya masalah heteroskedastisitas adalah dengan
menggunakan White Heterroscedastici (No Cross Term).
Berdasarkan hasil Uji White Heterroscedastici (No Cross
Term) ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.19 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji White Heteroskedasticity (No Cross Term)
F-Statistik 2.005285 Probabilitas 0.051692 Obs*R-squared 15.18669 Probabilitas 0.055615
Sumber: Hasil Printout Komputer Eview’s. Data Diolah.
Langkah-langkah yang digunakan dalam White
Heterroscedasticity ( No Cross Term ) adalah dengan
membandingkan nilai Obs*R2 dengan 2c tabel dengan df
(jumlah regressor) dan α = 5%. Berdasarkan tabel 4.16 dapat
diketahui bahwa nilai Obs*R2 adalah 15.18669 sedangkan nilai
2c tabel dengan df=8 adalah 15.5730, atau nilai
22 *5730.15%)5,8( Robsdf >=== ac , maka tidak
signifikan secara statistik. Berarti dapat disimpulkan bahwa
![Page 128: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/128.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
model tidak terdapat masalah heteroskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah adanya korelasi antara variabel gangguan
sehingga penaksir tidak lagi efisien. Autokorelaji terjadi
apabila asumsi OLS: Var (Ui;Uj)=0 tidak dipenuhi, sehingga
dalam model regresi tersebut terdapat hubungan antar Var Ui
(Variabel Gangguan ). Dalam penelitian ini masalah
Autokorelasi melalui Program Eview’s 4.0 diidentifikasi
dengan menggunakan Uji B-G Test, yang dikembangkan oleh
T.S Breusch dan L.G Godfrey pada tahun 1978.
Melalui program Eview’s, Uji B-G test yaitu dengan Serial
Correlation LM Test diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.20 Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test
F-statistik 0.114367 Probabilitas 0.735822 Obs*R-Squared
0.120018 Probabilitas 0.729015
Sumber: Hasil Printout Komputer Eview’s. Data Diolah.
Berdasarkan hasil uji autokorelasi diatas dapat diketahu bahwa
nilai Probabilitas dari Obs*R-square lebih besar dari
probabilitas 5%, maka dapat diambil kesimpulan bahwa di
dalam model tidak terjadi masalah autokorelasi.
4. Uji Linearitas
![Page 129: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/129.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Uji Linearitas dilakukan dengan menggunakan Uji Ramsey yang
dikembangkan oleh JB Ramsey pada tahun 1969 (Modul
Laboratorium Ekonometrika, 2007). Uji ini sebenarnya dilakukan
untuk menguji ada tidaknya kesalahan spesifikasi dalam regresi.
Pedoman yang digunakan untuk melakukan Uji Linearitas dengan
Ramsey Reset Test adalah membandingkan nilai Prob (F-statistic)
dengan derajad kepercayaan 5%. Apabila nilai Prob (F-statistic)
tidak statistik (>0.05) maka tidak terjadi kesalahan spesifikasi pada
model awal, begitu juga sebaliknya. Adapun hasil Uji Linearitas
ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.21 Hasil Uji Linearitas
Ramsey RESET test
F-Statistik 5.311218 Probabilitas 0.022922 Log likelihood ratio
5.458094 Probabilitas 0.019478
Sumber: Hasil Printout Komputer Eview’s. Data Diolah. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Prob (F-
statistik) yaitu sebesar 0.022922 atau nilai F signifikan pada tingkat
signifikansi 5% (0.022922), hal ini berarti didalam pengujian terjadi
kesalahan spesifikasi pada model awal.
5. Interpretasi secara ekonomi
Hasil estimasi model regresi linear berganda yang menggambarkan
pengaruh variabel independent yaitu lama usaha, tingkat pendidikan,
keuntungan usaha dan tingkat suku bunga yang mempengaruhi
![Page 130: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/130.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
variabel dependent yaitu pengambilan kredit mikro di BPR BKK
Unit Banyudono Kabupaten Boyolali di peroleh hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat (dependent) yang ditunjukkan
oleh nilai 2R , yang besarnya 23,98%, nilai ini relatif rendah karena
variabel bebas hanya dapat menerangkan sebesar 23,98% saja dari
variasi variabel terikatnya yaitu variabel kredit mikro.
Hasil Uji-F atau Analysis of Varian diketahui bahwa secara bersama-
sama variabel independent signifikan pada α=5% terhadap variabel
dependent yaitu pengambilan kredit mikro. Dengan demikian semua
koefisien variabel independent yang didapat bisa digunakan untuk
meramal atau memperkirakan nilai variabel dependent yaitu kredit
mikro. Hasil uji T-statistik telah diketahui bahwa variabel
independent yang signifikan terhadap variabel dependent dapat di
intepretasikan hasil estimasi model regresi linear berganda sebagai
berikut:
a. Pengaruh Keuntungan Usaha terhadap pengambilan kredit mikro
Berdasarkan uji signifikansi variabel independent secara parsial
Variabel keuntungan usaha signifikan secara statistic pada α=5%
yaitu dengan koefisien sebesar 0.482893. Dengan demikian dapat
di intepretasikan bahwa setiap peningkatan 1.000.000 rupiah
maka akan meningkatkan pengambilan kredit mikro sebesar Rp
482.893, variabel lain di luar model yang mempengaruhi
pengambilan kredit mikro adalah cateris paribus atau tetap.
![Page 131: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/131.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Keputusan seseorang untuk melakukan pengambilan kredit mikro
didasarkan atas adanya tingkat keyakinan dan kepercayaan diri
dari seseorang tersebut. Jumlah keuntungan usaha perbulan yang
tergolong dalam prosentase besar akan memunculkan suatu
pemikiran dari diri seseorang untuk mengambil kredit lebih
banyak lagi karena dia yakin dengan jumlah keuntungan yang
diperoleh per bulan dapat dengan mudah membayar atau
melunasi kredit tersebut. Kesimpulannya, antara tingkat
keuntungan usaha dan pengambilan kredit mikro memiliki
hubungan yang positif. Apabila tingkat keuntungan usaha yang
diperoleh semakin besar maka pengambilan kredit mikro juga
akan semakin besar.
b. Pengaruh tingkat suku bunga terhadap pengambilan kredit mikro
Slop Variabel tingkat suku bunga signifikan secara statistic pada
α=5% yaitu koefisien sebesar - 414959.9, hal ini berarti apabila
terjadi kenaikan pada variabel tingkat suku bunga sebesar 10%
maka akan terjadi penurunan terhadap pengambilan kredit mikro
sebesar Rp 4.149.599, apabila variabel lain diluar model
yang mempengaruhi pengambilan kredit mikro dianggap
konstan. Tingkat suku bunga yang semakin meningkat akan
mempengaruhi minat dari seseorang untuk mengambil kredit
karena dengan bunga kredit yang tinggi akan memunculkan suatu
pemikiran dari seseorang bahwa dia akan kesulitan untuk
![Page 132: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/132.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
membayar atau melunasi kredit tersebut. Asumsi dari masing-
masing individu tersebut yang menyebabkan turunnya jumlah
pengambilan kredit karena apabila jumlah kredit yang diambil
besar maka tingkat suku bunga yang dibebankan juga akan besar.
![Page 133: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/133.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya
serta hasil analisis data baik analisis deskriptif maupun model regresi, maka
penulis menarik beberapa buah kesimpulan:
1. Analisa Deskriptif
Hasil analisa deskriptif menggambarkan bahwa sebagian besar
masyarakat Kabupaten Banyudono tergolong pada masyarakat unit usaha
mikro dan kecil dengan latar belakang pendidikan yang cukup berkualitas,
yaitu di dominasi oleh pengusaha dengan tingkat pendidikan tamat SMA.
Berdasarkan lama usaha, sebagian besar usaha sudah dijalankan selama 4
sampai dengan 7 tahun. Berdasarkan jumlah keuntungan usaha, masyarakat
unit usaha mikro dan kecil memperoleh keuntungan usaha bersih per bulan
sebesar kurang dari satu juta rupiah (< Rp 1.000.000 ). Berdasarkan tingkat
suku bunga, masyarakat unit usaha mikro dan kecil di Banyudono sebagian
besar mengambil kredit dengan tingkat suku bunga sebesar 22,8%.
2. Regresi Linear Berganda
Hasil analisis regresi linear berganda menjelaskan bahwa variabel
tingkat keuntungan usaha signifikan terhadap pengambilan kredit mikro di
BPR BKK Unit Banyudono kabupaten Boyolali pada tingkat signifikansi
5% dan berkoefisien positif. Sedangkan variabel tingkat suku bunga
signifikan terhadap pengambilan kredit mikro pada tingkat signifikansi 5%
![Page 134: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/134.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
dan berkoefisien negatif, hal ini berarti bahwa kenaikan tingkat suku bunga
akan cenderung menurunkan jumlah pengambilan kredit mikro di BPR BKK
Unit Banyudono Kabupaten Boyolali. Variabel lama usaha dan tingkat
pendidikan tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%,
artinya tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan kredit
mikro pada setiap tingkat pendidikan dan lama usaha.
B. Saran
Berdasarkan analisis faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi
pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali,
maka penulis memberikan bebrapa saran, antara lain:
1. Sebagian besar responden menurut sampel tergolong masyarakat unit usaha
mikro dan kecil. Sehingga, dalam jangka pendek diharapkan melalui
partisipasi pemerintah hendaknya anggaran APBN untuk pengembangan
unit usaha mikro dan kecil lebih ditingkatkan serta untuk jangka panjang
diharapkan adanya kerja sama antara pihak BPR BKK dan pemerintah,
guna meningkatkan kualitas dan produktivitas dari unit usaha mikro dan
kecil dengan mengadakan program-program pelatihan kerja berbasis
kompetensi “competency based training” dalam rangka peningkatan
kualitas daya saing usaha.
2. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diketahu bahwa sebagian besar pekerja
tergolong usia produktif, sehingga bagi pekerja yang tergolong usia
sekolah hendaknya dalam jangka pendek pemerintah menyempurnakan
aturan main yang berkaitan dengan recruitment dan oursourcing, serta
![Page 135: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/135.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
perlindungan pekerja, dan perlindungan khususnya pekerja yang tergolong
usia sekolah, misalnya dengan pelaksanaan Rencana Aksi Nasional dalam
penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi pekerja anak dan
penetapan zona bebas pekerja anak. Untuk pekerja yang tergolong ke
dalam usia produktif diharapkan dapat mendukung program pemerintah
Jawa Tengah yaitu ”Bali Ndeso Mbangun Deso”, yaitu tenaga kerja
mampu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuannya bagi
pembangunan daerah, dan bagi pekerja yang tergolong usis tua atau
pekerja yang mulai menarik diri dari pasar tenaga kerja, hendaknya pihak
perusahaan memberikan tunjangan tenaga kerja melalui asuransi tenaga
kerja (Jamsostek) yang dapat menjamin kehidupan pekerja di hari tua.
3. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa tingkat keuntungan usaha
yang diperoleh masyarakat unit usaha mikro dan kecil masih relatif
rendah, maka diharapakan pemerintah dan pihak BPR BKK bersedia
memberikan pinjaman modal usaha agar produksi yang dihasilkan juga
lebih banyak sehingga keuntungan usaha yang diperoleh juga akan
semakin besar. Jumlah keuntungan usaha yang besar yang usaha yang
yang terus berkembang akan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat
itu sendiri.
4. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa tingkat suku bunga yang
dibebankan kepada nasabah masih tergolong besar, sehingga disarankan
pihak BPR BKK tidak menetapkan bunga yang terlalu tinggi agar ekspansi
kredit juga dapat meningkat. Hadirnya program baru dari Pemerintah
![Page 136: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022013002/5cdcc71788c99373238c8ecb/html5/thumbnails/136.jpg)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
untuk usaha mikro kecil dan menengah yang disebut Ekonomi Kerakyatan,
diharapkan perusahaan disini BPR BKK dapat memberikan kredit
semurah-murahnya dan tanpa adanya bunga yang dibebankan kepada
nasabah golongan unit usaha mikro kecil dan menengah .