digilib.uns.ac.id/faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KREDIT MIKRO DI BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK KREDIT KECAMATAN (BPR BKK) UNIT BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : RIZKI NINGTYAS SETYO ASIH F 0105017 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: vonga

Post on 16-May-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KREDIT MIKRO

DI BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK KREDIT KECAMATAN (BPR BKK)

UNIT BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :

RIZKI NINGTYAS SETYO ASIH

F 0105017

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KREDIT MIKRO

DI BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK KREDIT KECAMATAN (BPR BKK)

UNIT BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

Surakarta, 7 September 2009

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

( Dwi Prasetyani, SE M.Si ) NIP. 19770217 200312 2 003

Page 3: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KREDIT MIKRO

DI BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK KREDIT KECAMATAN (BPR BKK)

UNIT BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

Yang disusun oleh :

Nama : RIZKI NINGTYAS SETYO ASIH

NIM : F0105017

Fakultas : Ekonomi

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Konsentrasi : Keuangan dan Perbankan

Telah disetujui dan dipertahankan di depan tim Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta guna memenuhi syarat dalam memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan dan dinyatakan memenuhi syarat untuk

diterima.

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. Nurul Istiqomah, SE, M.Si Sebagai Ketua ( ) NIP 132 310 785

2. Dwi Prasetyani, SE M.Si Sebagai Pembimbing ( ) NIP 19770217 200312 2 003

3. DR. Guntur Riyanto, M.Si Sebagai Anggota ( ) NIP 19580927 1986011 001

Page 4: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

1. ”Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu,

Sesungguhnya Allah beserta orang – orang yang sabar”

( Q.S Al-Baqarah : 153)

2. “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai (dalam suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain. Dan hanya kepada Tuhan mullah hendaknya kamu berharap”

(Q. S Alam Nasyarh : 6 - 8 )

3. “Janganlah suka menunda belajar karena menunda belajar adalah menabung

kebodohan”

4. “Tidak ada kata terlambat untuk belajar, karena dengan belajar semua cita-cita

dapat tercapai”

5. “Empat kunci sukses adalah keyakinan pada diri, usaha dengan keras, doa dan

ikhtiar serta pantang putus asa atau menyerah”

Page 5: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

THANKS TO ……

ALLAH SWT ‘Yang telah memberikan berkah rahmat dan anugerah tak terbatas’.

Bapak dan Ibu ‘ Makasih bapak ibu, atas doa dan dukungannya…’

Adex Diaz ‘ Trima kasih udah mau mendoakan dan mendukung mbax….’

Budi Setiadi ‘ Thanks ya chayank….. udah menjadi seseorang yang sangat

berarti slama ini dan atas semua cinta, kasih sayang, doa, pengertian serta dukunganmu….. I Love You’

Adhiartha Wicaksana Putra “makasih sayang…..sayang dan cinta bunda

slalu buat adek.”

Sobat-sobatku tercinta (genk Lophe) : Agnes Ayu, Gesha Paramitha n’ Tania Dian P ‘ mKAcih ya kalian baex banget, aku sayank kalian dan aku gak akan pernah lupain kalian semua ‘

Ririen, dieta, ayoex, ratna, ijup n’ nila ‘ Makasih juga ya atas support dan

doanya ‘

Temen-temen kost indah yang baex : Nia, Happy, Nita, Neni, Niva, Santi dan Rosita ‘ trims ya dah dibolehin nebeng dikost n’ bernaung untuk sementara ditempat kalian…..sukses yach ‘

Buat temen-temen satu angkatanku…… Inug, Andra (black), Edy, Wawan,

Andi (odang), Adi (mbah marijan), Ferdy, Ilyas (pokeil), Antok ‘ kalian adalah teman-teman terbaik dan sukses buat kalian semua’.

Maz idruz ‘ makacih ya dah dipinjemin contoh skripsi n’ smoga cepet

lulus’.

Buat theo ‘ thanks atas doa, dukungan dan ceramah-ceramahnya sampai skripsi ini selesai ‘.

Page 6: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya. Sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Kredit Mikro di Bank Perkreditan Rakyat (BPR

BKK) Unit Banyudono Kabupaten Boyolali”. Skripsi ini diajukan dengan maksud untuk

memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi

Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Adapun tujuan penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui

pengaruh modal awal usaha, lama usaha, tingkat pendidikan, keuntungan usaha dan tingkat

suku bunga terhadap jumlah pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono baik

secara parsial maupun bersama-sama. Dan untuk mengetahui variabel yang mempunyai

pengaruh paling dominan terhadap jumlah pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit

Banyudono Kabupaten Boyolali.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Hal ini

disebabkan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.

Namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka segala hambatan yang ada

dapat diatasi. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada :

1. Dwi Prasetyani,SE M.Si dan Dra. Endang Widowati, M.Si selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk dengan sabar

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kresno Saroso, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan masukan bekal ilmu pengetahuan bagi

penulis selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Page 7: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Seluruh karyawan dan karyawati Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah banyak membantu sehingga skripsi ini terselesaikan.

6. Ayahanda dan ibunda tercinta yang dengan sabar memberikan doa, dorongan dan

semangat kepada penulis.

7. Adik tersayang (Diaz Ricky S) yang telah memberikan dukungan dan doa kepada

penulis.

8. Seseorang yang selama ini telah menemani dan memberi cinta, pengertian,

dukungan, semangat serta doa kepada penulis (Budi Setiadi)

9. Putraku tercinta yang telah memberikan dukungan pada bunda untuk menyelesaikan

skripsi ini (Adhiartha Wicaksana Putra).

10. Sahabat-sahabatku tercinta yang sudah banyak membantu dan memberikan support

(Agnes Ayu, Gesha Paramitha, Tania Dian P)

11. Teman-teman seperjuanganku yang juga memberikan dukungan dan doa (Ririn,

Dita, Ayoex, Ratna, Ijup, Nila, Inug, Andra, Edy, Wawan, Andi, Adi, Ferdy, Ilyas,

Antok).

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah turut membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

Akhirnya penulis hanya dapat memohon kehadirat Allah SWT, semoga segala

bantuan dan pengorbanan bapak/ibu serta rekan-rakan berikan kepada penulis kiranya akan

mendapatkan balasan dari Allah SWT dan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, semoga

skripsi ini berguna bagi pembaca yang budiman.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Surakarta, 7 September 2009

Penulis

Page 8: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………… iii

HALAMAN MOTTO …………………………………………………………… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………………. v

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… vi

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. viii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. xii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………. xiv

ABSTRAKSI …………………………………………………………………….. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah …………………………………………..……. 13

C. Tujuan Penelitian ……………………………………..……………. 14

D. Manfaat Penelitian …………………………….…………………… 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Perilaku Konsumen …………………………………………. 15

B. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) …………................... 17

C. Bank

1. Konsep Perbankan …………………………………………….. 19

2. Telaah teori mengenai Bank …………………………………... 20

Page 9: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.1. Pengertian Bank.…………………………………………. 20

2.2. Tugas Pokok Bank ………………………………………. 20

2.3. Fungsi Bank ……………………………………………... 22

2.4. Usaha Bank ……………………………………………… 24

2.5. Penggolongan Bank……………………………………... 25

2.6. Sumber Dana Bank….…………………………………… 27

2.7. Penggunaan Dana Bank …………………………………. 31

2.8. Pendekatan Manajemen Aktiva-Pasiva Bank …………… 33

D. Bank Kredit Kecamatan (BKK) …………………………………… 35

E. Kredit

1. Pengertian Kredit ……………………………………………….. 36

2. Unsur-Unsur Kredit …………….……………………………….. 37

3. Fungsi Kredit …………….……………………………………… 39

4. Tujuan Pemberian Kredit …….…………………………………. 41

5. Jenis-jenis Kredit ……..…………………………………………. 43

6. Nilai Kredit ……..……………………………………………….. 46

7. Peranan Kredit Dalam Pembangunan Ekonomi …………..…….. 48

8. Permintaan dan Penawaran Kredit ……………………………….. 50

9. Teori Penawaran Kredit Bank ……………………………………. 52

F. Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah ………………………….. 54

G. Modal

1. Pengertian Modal ……………….………………………………… 55

2. Sumber Modal …………..………………………………………… 58

3. Jenis-jenis Modal …………………………………………………. 59

Page 10: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

H. Tingkat Suku Bunga ………………………..……………………….. 60

I. Teori Investasi

1. Pengertian Investasi ………………………………………………. 61

2. Bentuk Investasi ..…………………………………………………. 62

3. Fungsi Investasi ……..…………………………………………. 64

4. Hubungan antara Tingkat Investasi dan Tingkat Suku Bunga .… 64

J. Hasil Penelitian Terdahulu ……………….………………..………. 65

K. Kerangka Pemikiran ………………………………..………………. 67

L. Hipotesis ……………………………………...…………………….. 68

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………….. 70

B. Lokasi Penelitian ………………………………………………… 70

C. Jenis dan Sumber Data …………………………………………… 71

D. Definisi Operasional Variabel ……………………………………. 71

E. Pengambilan Sampel Penelitian ………………………………….. 72

F. Metode Analisa …………………………………………………… 74

G. Analisa Data dengan Metode Statistik …………………………… 76

1. Uji Signifikansi secara Parsial (Uji t) ..….…………………….. 76

2. Uji Signifikansi secara Keseluruhan/Simultan (Uji F) …………… 78

3. Koefisien Determinasi Berganda (R2) ……..…….……………… 80

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas ………………….…………………….. 82

b. Uji Heteroskedastisitas ………..…………………………… 83

c. Uji Autokorelasi ………..………………………………….. 84

Page 11: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ………………………..……… 87

1. Kondisi Geografis ……………………………………………. 87

2. Kondisi Demografis ………………………………………….. 89

3. Kondisi Sosial Ekonomi ……………………………………… 91

4. Kondisi Fisik dan Tata Ruang ………………………………… 91

B. Gambaran Umum Perusahaan ……………………………..……... 94

1. Sejarah Perusahaan …………………………………………… 94

2. Lokasi Perusahaan ……………………………………………. 95

3. Produk Perusahaan ……………………………………………. 96

4. Struktur Organisasi ……………………………………………. 97

C. Deskripsi Responden ……………………………………...……… 99

D. Pengantar Analisis ………………………………………………... 103

1. Analisis Regresi…..…………………………………………… 103

2. Uji Statistik ..………………………………………………... 106

3. Uji Asumsi Klasik …………..…………………………………. 109

4. Intepretasi Ekonomi …..……………………………………….. 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan …………………………………………..…………… 116

B. Saran ……………………………………………………………….. 117

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Sumbangan UMKM Terhadap PDB tahun 2007-2008

(dalam Rp Milyar) ……………………………………………………… 6

Tabel 1.2. Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah dan Besar menurut

Sektor Ekonomi (tahun 2003-2006) ……………………………………. 7

Tabel 1.3. Jumlah Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah Yang Mengambil

Kredit di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali, dari

Tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 ………………………………… 11

Tabel 1.4. Perkembangan Jumlah Kredit di BPR BKK Unit Banyudono

Kabupaten Boyolali dari tahun 2003-2007 (per jenis usaha) …………… 13

Tabel 2.1. Ragam Pengertian Umum UMKM………………………………………. 17

Tabel 4.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten

Boyolali …………………………………………………………………. 89

Tabel 4.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten

Boyolali …………………………………………………………………. 90

Tabel 4.3. Penduduk Kabupaten Boyolali Usia Sepuluh Tahun Keatas Menurut

Lapangan Pekerjaan tahun 2008 ………………………………………… 90

Tabel 4.4. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2002 di Kabupaten Boyolali

Tahun 2008 …………………………………………………………. 91

Tabel 4.5. Luas Wilayah dan Penggunaan Tanah di Kabupaten Boyolali

Tahun 2008 …………………………………………………………… 92

Page 13: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.6. Fisiografi dan Geografi Kabupaten Boyolali ………………………….. 93

Tabel 4.7. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin …………………… 99

Tabel 4.8. Distribusi Responden berdasarkan Umur …………………………….. 99

Tabel 4.9 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan ……………… 100

Tabel 4.10 Distribusi Responden berdasarkan Modal Awal Usaha ……………… 100

Tabel 4.11. Distribusi Responden berdasarkan Pendapatan per bulan …………… 101

Tabel 4.12. Distribusi Responden berdasarkan Keuntungan Usaha ……………… 101

Tabel 4.13 Distribusi Responden berdasarkan Lama Usaha …………………….. 102

Tabel 4.14 Distribusi Responden berdasarkan Besarnya Pengajuan Kredit ……… 102

Tabel 4.15 Tabel Penjelas Z1 dan Z2 ……….…… ………………………………… 103

Tabel 4.16 Tabel Penjelas Untuk Uji t ……………………………………………… 105

Tabel 4.17 Analisis Regresi Linear Berganda ……………………………………. 106

Tabel 4.18 Hasil Uji F ……………………………………………………………… 108

Tabel 4.19 Hasil Uji White Heterroscedastici…………………………………….. 110

Tabel 4.20 Hasil Uji Autokorelasi ………………………………………………… 111

Tabel 4.21 Hasil Uji Linearitas ……………………………………………………. 112

Page 14: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Penurunan Kurva Permintaan Marshall …………………………….. 16

Gambar 2.2. Kurva Penawaran Kredit…………………………………………….. 51

Gambar 2.3. Kurva Permintaan Kredit……………………………………………. 52

Gambar 2.4. Kurva Fungsi Investasi Otonomi…………………………………… 64

Gambar 2.5. Kurva Fungsi Investasi Terpengaruh……………………………….. 64

Gambar 2.6. Hubungan Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Investasi……………... 65

Gambar 2.6. Kerangka Pemikiran ………………………………………………… 67

Gambar 3.1. Kurva Distribusi Frekuensi …………………………………………. 78

Gambar 4.1. Struktur Organisasi BPR BKK Unit Banyudono …………………… 98

Page 15: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRAKSI

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KREDIT MIKRO DI BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK KREDIT KECAMATAN (BPR BKK)

UNIT BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

Rizki Ningtyas Setyo Asih F0105017

Pembahasan mengenai pengambilan kredit mikro yang dilakukan oleh masyarakat golongan ekonomi lemah yang termasuk unit usaha mikro dan kecil yang dinyatakan dalam besarnya pinjaman atau kredit kepada masyarakat golongan usaha mikro dan kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh modal awal usaha, tingkat pendidikan, lama usaha, keuntungan usaha dan tingkat suku bunga terhadap pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali. Dan untuk mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap jumlah pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali.

Penelitian ini merupakan analisis data primer yang diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuesioner dengan responden yang mengambil kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang termasuk unit usaha mikro dan unit usaha kecil di wilayah kecamatan Banyudono yang mengambil kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu di duga bahwa variabel tingkat pendidikan, lama usaha, keuntungan usaha dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali dengan menggunakan metode adalah Analisis Regresi Linear Berganda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa, variabel, keuntungan usaha dan tingkat suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono. Pada Uji Asumsi klasik baik uji multikolinearitas dan heteroskedastisitas tidak ada masalah dan pada uji autokorelasi tidak ada autokorelasi yang berarti bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi.

Faktor keuntungan usaha dan tingkat suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan kredit mikro, maka disarankan pihak BPR BKK tidak menetapkan suku bunga kredit yang terlalu tinggi sehingga ekspansi kredit oleh masyarakat dapat meningkatkan , selain itu hendaknya jangka waktu kredit diperpanjang agar dapat lebih meringankan beban angsuran bagi unit usaha mikro dan unit usaha kecil. Pihak BPR BKK diharapkan mampu untuk menentukan besar kecilnya platfon kredit yang diajukan oleh para nasabah sehingga secara nyata akan memberikan sarana permodalan bagi para nasabah dan unit usaha mikro atau unit usaha kecil pada khususnya untuk melangsungkan kegiatan usahanya. Pihak BPR BKK sebaiknya menambah jumlah pemberian kredit agar cakupan penerima kredit akan lebih banyak. Dalam hal program baru Pemerintah yang mengarah pada Ekonomi Kerakyatan diharapkan pihak BPR BKK Unit Banyudono dapat memberikan kredit semurah-murahnya dan tanpa adanya bunga yang dibebankan kepada nasabah.

Kata Kunci : Kredit Mikro, Modal Awal Usaha, Lama Usaha, Tingkat Pendidikan, Keuntungan

Usaha, Tingkat Suku Bunga, BPR

Page 16: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Landasan pembangunan ekonomi nasional yang mantap dan kokoh

dapat tercermin dari meningkatnya pembangunan ekonomi dan membaiknya

penerimaan dalam negeri serta meningkatnya tabungan masyarakat.

Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses kenaikan pendapatan

total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi

di suatu negara (www.wikipedia.org). Tujuan utama dari pembangunan

ekonomi adalah mencapai kondisi masyarakat yang sejahtera, maka untuk itu

Pemerintah berusaha meningkatkan pendapatan nasional. Apabila pendapatan

nasional meningkat dengan asumsi ceteris paribus, maka pendapatan perkapita

masyarakat juga akan meningkat. Untuk tujuan tersebut maka Pemerintah

menjalankan berbagai program pembangunan ekonomi (Todaro, 2003: 25).

Persyaratan fundamental untuk pembangunan ekonomi adalah tingkat

pengadaan modal pembangunan yang seimbang dengan pertambahan

penduduk. Pembentukan modal tersebut harus didefinisikan secara luas

sehingga mencakup semua pengeluaran yang sifatnya menaikkan

produktivitas. Pada dasarnya besar dana pembangunan yang dibutuhkan

sangat tergantung pada 3 hal utama yaitu (1) target pertumbuhan ekonomi

yang ingin dicapai (2) efisiensi penggunaan dana (3) kemampuan menggali

dana baik domestik maupun luar negeri. Adapun kaitan antara 3 hal tersebut

Page 17: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

adalah semakin tinggi target pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai oleh

suatu negara, maka semakin tinggi pula kebutuhan dana investasi yang

dibutuhkan. Sebaliknya semakin efisien dalam penggunaan dana investasi

maka dengan pertumbuhan output yang sama, kebutuhan dana investasi

semakin kecil dan semakin tinggi kemampuan menggali dana investasi maka

semakin mudah pula target pertumbuhan ekonomi dicapai (Sjahrir, 1995 : 76).

Pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi

(economic growth), pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi

dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan

ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan kapasitas

produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan

pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan

ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut

(http://www.media-indonesia.com/). Pertumbuhan ekonomi merupakan

indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Perbedaan antara keduanya

adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu

adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang

dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif.

Maksdnya tidak hanya pertambahan produksi tetapi juga terdapat perubahan-

perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor

perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan dan teknik.

Sebagai sebuah negara berkembang, Indonesia tumbuh menjadi sebuah

negara dengan tingkat pembangunan ekonomi yang cukup tinggi yaitu sebesar

Page 18: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

6 persen pada tahun 2008 (www.kompas.co.id). Program pembangunan

ekonomi yang berkelanjutan dilaksanakan melalui pembangunan di bidang

ekonomi. Sasarannya memperkuat landasan pembangunan berkelanjutan dan

berkeadilan yang mendasarkan sistem ekonomi kerakyatan yaitu tercapainya

perekonomian mandiri dan handal sebagai usaha bersama atas asas

kekeluargaan, berdasarkan demokrasi ekonomi. Program pembangunan

ekonomi berkelanjutan bertujuan untuk mencapai struktur ekonomi yang

seimbang yang bertumpu pada sektor industri dan didukung sektor pertanian

yang maju serta sektor-sektor lain diluar pertanian. Keseluruhan sektor ini

dipacu untuk mampu berperan sebagai tulang punggung ekonomi,

peningkatan kemakmuran rakyat yang semakin merata, pertumbuhan ekonomi

dan stabilitas yang mantap.

Pembangunan ekonomi berkelanjutan seperti yang diharapkan dapat

terwujud dengan adanya industri yang kuat serta pertanian yang tangguh,

kemitrausahaan yang kuat antar badan usaha, koperasi, pemerintah dan

swasta, pendayagunaan sumber daya alam yang optimal dan didukung sumber

daya manusia yang berkualitas,. Untuk mencapainya, diperlukan

(1) perencanaan pembangunan disusun menurut tinjauan antar sektor

(2) perencanaan sektoral menekankan pada sektor-sektor tertentu yang

memiliki keunggulan untuk mencapai tujuan pembangunan (3) pengembangan

terhadap sektor-sektor unggulan dapat digunakan dalam menyusun skala

prioritas. Unsur penting dalam perencanaan pembangunan adalah pemahaman

yang baik terhadap perubahan struktur ekonomi bersama-sama dengan

Page 19: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pemahaman terhadap sektor unggulan yang dimiliki (http://www.pikiran-

rakyat.com/).

Pola umum pembangunan nasional juga ditetapkan landasan

kebijaksanaan pada tiga sasaran yaitu (1) Peningkatan ketersediaan serta

perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan pokok (pangan,

sandang, papan, kesehatan, perlindungan keamanan) (2) Peningkatan standar

kehidupan yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan, namun juga

meliputi penambahan penyediaan lapangan pekerjaan dan perbaikan kualitas

pendidikan. Kualitas pendidikan yang semakin baik atau meningkat dari tahun

ke tahun akan menciptakan SDM yang berkualitas dan dapat menjadi salah

satu faktor pendorong dalam meningkatkan pembangunan nasional.

(3) peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan, dimana

semuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil,

melainkan juga untuk menumbuhkan jati diri pribadi bangsa yang

bersangkutan serta perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi tiap

individu dan bangsa secara keseluruhan, yakni dengan membebaskan mereka

dari sikap ketergantungan (Todaro, 2000 : 23).

Operasional pelaksanaan pembangunan dan kebijaksanaan yang

diambil disertai pula dengan pertimbangan pemerataan, baik pemerataan

kesempatan berusaha maupun kesempatan kerja. Pada dasarnya sasaran

pemerataan ini ditujukan pada kelompok pengusaha ekonomi lemah yang

hampir terdapat di setiap sektor ekonomi. Posisi kelompok pengusaha

ekonomi lemah ini akan dapat lebih mempunyai daya saing dan keunggulan

Page 20: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

jika didukung pula dengan program pendanaan dengan akses yang relatif

mudah dan dengan syarat jaminan yang sesuai dengan kondisi kelompok

pengusaha ekonomi lemah. Dengan adanya pemerataan, pendanaan dan

pemberdayaan bagi kelompok pengusaha ekonomi lemah diharapkan dapat

lebih membantu dalam operasional pelaksanaan pembangunan dan dapat

menjadi salah satu jalan keluar dalam mengatasi permasalahan perekonomian.

Fenomena menarik lainnya yang terjadi pada sektor perekonomian adalah

masalah UMKM.

Pada tahun 1997 terjadi kenaikan harga pangan dan bahan baku,

sehingga banyak industri-industri besar yang pada umumnya masih

bergantung pada bahan baku impor mengalami kesulitan. UMKM sebagai

industri mampu mempertahankan usahanya ditengah terpaan badai krisis

ekonomi tersebut. Data menunjukkan, pada tahun 2008 jumlah pelaku UMKM

mencapai 99,98% dari total pelaku ekonomi dan dapat menyerap 96,18% dari

total angkatan kerja Indonesia dan hal ini merupakan kenaikan sebesar 2,6%

dari tahun sebelumnya (www.kompas.co.id). UMKM juga memberikan

sumbangan terhadap jumlah PDB yang ditunjukkan melalui tabel berikut ini :

Page 21: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Tabel 1.1 Sumbangan UMKM terhadap PDB tahun 2007-2008 (dalam Rp. Milyar)

No INDIKATOR TAHUN Perkembangan

tahun 2007-2008 (%)

Pangsa (%) 2007 2008 2007 2008

1. PDB Atas Dasar Harga Berlaku 3.743.977,5 4.696.481,2 25,44 - Usaha Mikro 1.208.029,0 1.505.308,0 24,61 32,27 32,05 - Usaha Kecil (UK) 385.313,5 473.267,3 22,83 10,29 10,08 - Usaha Menengah (UM) 511.792,6 630.784,8 23,25 13,67 13,43 - Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) 2.105.135,1 2.609.360,1 23,95 56,23 55,56

- Usaha Besar (UB) 1.638.842,4 2.087.121,1 27,35 43,77 44,44 2. PDB Atas Dasar Harga

Konstan 2000 1.882.313,6 1.997.725,8 6,13

- Usaha Mikro 620.251,1 654.762,7 5,56 32,95 32,78 - Usaha Kecil (UK) 203.847,3 217.219,9 6,56 10,83 10,87 - Usaha Menengah (UM) 275.202,7 293.274,9 6,57 14,62 14,68 - Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) 1.099.301,1 1.165.257,5 6,00 58,40 58,33

- Usaha Besar (UB) 783.012,4 832.468,3 6,32 41,60 41,67 Sumber : Kementerian Koperasi dan UKM, diolah, 2009

Tabel 1.1 diatas menjelaskan besarnya share atau sumbangan usaha

mikro kecil dan menengah terhadap PDB tahun2007-2008. Pada tahun 2007

usaha mikro kecil dan menengah(UMKM) memberikan sumbangan terhadap

PDB sebesar 2.105.135,1 dan pada tahun 2008 sebesar 2.609.360,1 dan

menunjukkan perkembangan sebesar 23,95%. Sumbangan UMKM pada tahun

2007 terhadap PDB atas dasar harga konstan 2000 adalah sebesar 1.099.301,1

dan sebesar 1.165.257,5 pada tahun 2008 dengan tingkat perkembangan

6,00%.

Secara umum, perkembangan jumlah usaha kecil, menengah dan besar

menurut sektor ekonomi dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 dapat

dilihat dalam tabel 1.2 dibawah ini :

Page 22: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah dan Besar menurut Sektor Ekonomi (tahun 2003-2007)

Sumber : Menperindag dan UKM, diolah, 2008

Tabel 1.2 diatas menggambarkan perkembangan jumlah usaha kecil,

menengah dan besar di Indonesia menurut sektor ekonomi dari tahun 2003

sampai dengan tahun 2007. Dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007

jumlah usaha kecil dan menengah bertambah begitu juga dengan jumlah usaha

dalam unit usaha yang besar. Prosentase jumlah usaha kecil dan menengah

terhadap total unit usaha dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 hampir

mendekati 100% yaitu 99,99%. Itu berarti di Indonesia jumlah usaha kecil dan

menengah sangat banyak bila dibandingkan dengan jumlah usaha dalam unit

No Sektor Ekonomi Th 2003 Th 2007 Laju Pertumbuhan Skala Usaha Skala Usaha

Kecil Menengah Besar Kecil Menengah Besar U. kecil

UM UB

1. Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

23.516.856 1.751 68 24.735.693 1.791 66 0.02 0.01 -0.01

2. Pertambangan dan penggalian

150.495 526 53 379.141 1.326 134 0.36 0.36 0.36

3. Industri pengolahan 2.609.801 10.391 686 2.560.846 7.845 518 -0.01 -0.09 -0.09

4. Listrik,gas dan air bersih

3.868 401 37 9.185 953 89 0.33 0.33 0.34

5. Bangunan 120.75 6.979 151 170.369 9.847 214 0.12 0.12 0.12 6. Perdagangan, hotel

dan restoran 8.675.045 21.819 416 8.456.064 21.269 405 -0.01 -0.01 -

0.01 7. Pengangkutan dan

komunikasi 1.868.081 2.279 110 2.963.768 3.616 174 0.17 0.17 0.17

8. Keuangan, persewaan, jasa perusahaan

25.034 5.517 269 29.508 6.502 317 0.06 0.06 0.06

9. Jasa-jasa 1.699.416 4.969 183 3.021.955 8.837 326 0.21 0.21 0.21 Jumlah 38.669.355 54.632 1.973 42.326.519 61.986 2.243 0.03 0.04 0.04 Total Unit Usaha 38.725.960 42.390.748 Jumlah UKM 38.723.967 42.388.505 % Jumlah UKM

terhadap total 99,99 99.99

Page 23: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

yang besar. Sehingga tidak salah apabila Pemerintah begitu memperhatikan

perkembangan usaha kecil maupun menengah.

Dalam kenyataannya UMKM menghadapi segudang permasalahan

dalam kegiatannya baik yang bersifat internal (yang berasal dari dalam

perusahaan) maupun eksternal (yang berasal dari luar perusahaan).

Permasalahan Internal yakni permasalahan finansial yang pada umumnya

mengalami keterbatasan pada struktur permodalan dalam modal kerja atau

modal investasi; permasalahan pemasaran yang pada umumnya adalah terjadi

keterbatasan untuk memperbesar pangsa pasar dan memperoleh peluang pasar;

permasalahan manajemen adalah terdapat keterbatasan SDM yang berkualitas;

permasalahan produksi kesulitan memperoleh bahan baku yang berkualitas

dengan harga yang terjangkau; permasalahan teknologi masih menggunakan

teknologi sederhana. Sedangkan permasalahan yang bersifat eksternal yakni

permasalahan dalam akses ke bank dan permasalahan yang disebabkan oleh

kebijaksanaan-kebijaksanaan Pemerintah yang tidak kondusif yang lebih

mementingkan usaha besar (Mirza, 1999 : 64).

Permasalahan modal sering disebut-sebut sebagai permasalahan yang

dominan yang dihadapi UMKM. Untuk itu diperlukan perhatian dan

penanganan. Faktor modal sebagai salah satu faktor produksi yang

mempunyai peranan penting dalam suatu industri, sering menjadi penyebab

suatu unit usaha tersendat-sendat atau bahkan gulung tikar. Hal ini sering

terjadi khususnya bagi kalangan yang termasuk dalam golongan UMKM.

Tanpa modal yang cukup sulit bagi UMKM untuk terus berusaha.

Page 24: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Golongan usaha-usaha kecil ataupun menengah membutuhkan modal

untuk membantu pembinaan dan pengembangan usahanya,. Sumber modal

tersebut diperoleh dari pinjaman bank, yaitu berupa kredit bank. Pemerintah

melalui pihak perbankan telah mengenalkan berbagai paket kredit dengan

segala kemudahan yang bisa diberikan serta beban yang lunak. Paket kredit

yang termasuk dalam program-program tersebut antara lain : BIMAS

(Bimbingan Masyarakat), PIR (Petani Inti Rakyat), TRI (Tebu Rakyat

Intensifikasi), KUK (Kredit Usaha Kecil), KUT (Kredit Usaha Tani),

KUPEDES dan sebagainya termasuk didalamnya kredit dari BPR-BKK Jawa

Tengah (Totok Waskito, 2003 : 12).

Salah satu ciri umum yang melekat pada masyarakat pedesaan

Indonesia atau kelompok pengusaha ekonomi lemah adalah permodalan yang

lemah, padahal modal merupakan unsur yang sangat penting dalam

mendukung peningkatan produksi dan taraf hidup masyarakat pedesaan itu

sendiri. Modal yang terbatas akan sangat membatasi ruang gerak mereka

dalam menjalankan usahanya yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan.

Dalam pemilikan modal yang sangat terbatas sementara sumber dana dari luar

yang bisa membantu mengatasi kekurangan modal ini tidak mudah diperoleh,

telah membuat semakin sulitnya usaha untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

pedesaan itu dengan cepat (Mubyarto dan Hamid, 1973 : 3).

Salah satu jalan yang ditempuh agar setiap unit usaha baik mikro, kecil

dan menengah tidak terjerat pada rentenir dan sistem ijon diantaranya adalah

dengan kebijaksanaan moneter dengan diadakannya deregulasi perbankan,

Page 25: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

yang bertujuan untuk memberi peluang dan kemudahan penyediaan pelayanan

jasa perbankan sampai ke pelosok tanah air hingga mampu mencapai

pengusaha atau pedagang kecil di pedesaan. Dengan demikian akan mampu

menggali potensi serta untuk mengembangkan perekonomian di pedesaan.

Salah satu usaha dari para pedagang baik mikro, kecil dan menengah

yang sebagian besar berada di pedesaan dengan modal yang sangat terbatas,

serta tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan yang masih relatif rendah

adalah dengan mengambil kredit di BKK setempat. Kehadiran BKK sebagai

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) diharapkan dapat menunjang pertumbuhan

dan modernisasi ekonomi pedesaan, mengurangi praktek ijon dan pelepas

uang. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menjalankan usaha seperti

misalnya : menghimpun dana dalam bentuk deposito berjangka, tabungan

serta kredit bagi pengusaha kecil dan masyarakat pedesaan yang juga

mempunyai potensi-potensi ekonomi baik disektor pertanian maupun sektor

lain yang bersumber di pedesaan.

Faktor-faktor yang mendukung lembaga kredit BKK agar tetap

diminati masyarakat, (pertama) hasil kerja dari lembaga kredit BKK di

pedesaan dengan berbagai jenis pinjaman yang ditawarkan sudah mencapai

sasaran yang diharapkan, (kedua) keberadaan lembaga kredit BKK sudah

sangat efektif dilihat dari misi dari kredit pedesaan yang ditawarkan adalah

untuk membantu permodalan penduduk agar dapat meningkatkan taraf hidup,

(ketiga) prosedur dan persyaratan administrasinya tidak terlalu rumit,

(keempat) lokasi lembaga kredit yang dekat dengan tempat tinggal penduduk

Page 26: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

atau masyarakat desa. Kondisi yang demikian telah menjadi pendorong bagi

masyarakat desa untuk memanfaatkan jasa perbankan/lembaga kredit BKK.

Berikut adalah data jumlah unit usaha mikro kecil dan menengah yang

mengambil kredit di BPR BKK Unit Banyudono dari tahun 2003 sampai

dengan tahun 2007

Tabel 1.3. Jumlah Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah Yang Mengambil Kredit di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali, dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007

No Tahun Jumlah Usaha

Mikro Jumlah Usaha

Kecil Jumlah Usaha

Menengah 1. 2003 386 (39,3%) 596 (60,7%) - 2. 2004 372 (36,7%) 643 (63,3%) - 3. 2005 417 (37,5%) 695 (62,5%) - 4. 2006 398 (30,6%) 725 (55,8%) 176 (13,6%) 5. 2007 405 (28,4%) 810 (56,8%) 210 (14,8%)

Sumber : Laporan Nominatif Kredit Konsolidasi BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali, 2008

Tabel 1.3. diatas mengambarkan jumlah unit usaha mikro kecil dan

menengah yang mengambil kredit di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten

Boyolali dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Dari tahun 2003 sampai

dengan tahun 2007 jumlah masyarakat yang mengambil kredit di BPR BKK

Unit Banyudono Kabupaten Boyolali semakin bertambah atau mengalami

peningkatan. Jumlah unit usaha kecil mempunyai prosentase pengambilan

kredit paling besar dibandingkan dengan pengambilan kredit oleh unit usaha

mikro dan menengah yaitu pada sebesar 60,7% pada tahun 2003 dan di tahun

2007 mencapai 56,8%. Nilai prosentase di tahun 2007 memang lebih kecil, hal

ini dikarenakan pihak BPR BKK mulai mencoba memberikan kredit kepada

masyarakat yang tergolong unit usaha menengah setelah adanya merger pada

Page 27: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

tahun 2006 dan setelah melihat perkembangan kredit dari tahun ke tahun di

BPR BKK yang semakin meningkat. Jumlah masyarakat dari unit usaha kecil

yang mengambil kredit di BPR BKK menunjukkan peningkatan dari tahun ke

tahun meskipun prosentase yang ditunjukkan hanya sebesar 56,8%. Hal ini

dikarenakan sebagian besar masyarakat yang mengambil kredit di BPR BKK

tergolong masyarakat dengan asset yang terbatas. BPR lebih menfokuskan

pemberian kredit pada masyarakat dengan unit usaha mikro dan kecil dengan

harapan usaha yang dijalankan dapat tetap bertahan melalui bantuan modal

secara kredit yang diberikan BPR. Jumlah unit usaha menengah hanya

dijelaskan pada tahun 2006 sebesar 176 unit dan tahun 2007 sebanyak 210

unit yang mengambil kredit di BPR.

Hadirnya BKK sebagai lembaga kredit pedesaan dan sebagai bagian

dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) diharapkan akan mempunyai daya

dobrak yang kuat untuk menjalankan misinya dan dapat mengurangi

ketergantungan masyarakat pedesaan dari sumber-sumber kredit perorangan

yang bunganya relatif lebih tinggi. Dengan semakin mudahnya para pedagang

baik mikro, kecil dan menengah mendapatkan kredit di BPR, maka usaha-

usaha perdagangan di kabupaten Boyolali khususnya Banyudono semakin

bertambah setiap tahunnya. Perkembangan tersebut dapat ditunjukkan dalam

tabel berikut ini :

Page 28: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Tabel 1.4. Perkembangan Jumlah Kredit dari BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali dari tahun 2003-2007 (per jenis usaha)

No Pembagian per Jenis Usaha Tahun

2003 2004 2005 2006 2007 1. Candak kulak 260 264 276 286 303 2. RM/warung makan 76 86 96 101 118 3. Kelontong 170 180 190 195 212 4. Pakaian 50 60 70 75 92 5. Pedagang lainnya 40 53 63 68 85 Jumlah 596 643 695 725 810

Sumber : Laporan Kredit per Jenis Usaha BPR BKK Unit Banyudono Kab. Boyolali, 2008

Dengan dasar pemikiran dan gambaran diatas, topik yang menarik

untuk diambil dan diteliti adalah tentang kredit usaha yang diambil

masyarakat pedesaan khususnya unit usaha mikro dan unit usaha kecil di BPR

BKK Banyudono. Judul yang diambil dalam penelitian ini adalah ”Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Kredit Mikro Di Bank

Perkreditan Rakyat (BPR BKK) Unit Banyudono Kabupaten Boyolali”.

B. Perumusan Masalah

Penelitian ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pengambilan kredit mikro di BPR BKK dalam usaha untuk

meningkatkan atau setidak-tidaknya mempertahankan usahanya. Maka

perumusan masalah yang dapat diambil adalah :

1. Adakah pengaruh lama usaha, tingkat pendidikan, keuntungan usaha dan

tingkat suku bunga terhadap jumlah pengambilan kredit mikro di BPR

BKK Unit Banyudono baik secara parsial maupun secara bersama-sama ?

2. Variabel apakah yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap

jumlah pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono ?

Page 29: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh lama usaha, tingkat pendidikan, keuntungan

usaha dan tingkat suku bunga terhadap jumlah pengambilan kredit mikro

di BPR BKK Unit Banyudono baik secara parsial maupun secara bersama-

sama.

2. Untuk mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan

terhadap jumlah pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna,

yaitu antara lain:

1. Dapat digunakan oleh Pemerintah dalam pengambilan kebijaksanaan

yang berhubungan dengan upaya peningkatan golongan ekonomi

lemah.

2. Dengan mengadakan survei secara langsung kepada para pedagang

kecil diharapkan dapat mengarahkan penggunaan kredit secara tepat

untuk usaha produktif sehingga dapat meningkatkan pendapatan.

3. Sebagai tambahan informasi yang dapat digunakan oleh pihak lain

untuk mengadakan penelitian berikutnya yang menggunakan

permasalahan sejenis atau tidak jauh menyimpang.

Page 30: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Perilaku Konsumen

Teori perilaku konsumen adalah bagaiman seorang konsumen dengan

uang atau pendapatannya dibelanjakan/dikonsumsi untuk mencapai kepuasan

maksimum. Kepuasan utnuk mengkonsumsi barang bukan tak terbatas tetapi

konsumen yang dibatasi oleh pendapatan yang tetap (Sugiarto, 2002:170).

Pendapatan dari konsumen yang terbatas untuk pemenuhan kebutuhan

tertentu mengakibatkan kepuasan dalam mengkonsumsi barang menjadi

terbatas. Hal ini membuat konsumen untuk memprioritaskan barang-barang

yang dirasa penting untuk lebih didahulukan.

Teori konsumen neo klasik mengasumsikan bahwa individu bertindak

rasional dan dengan kendala yang ada, berupaya untuk memaksimumkan

kepuasan terhadap konsumsi 2 barang yaitu X dan Y. Kepuasan yang

diperoleh dari mengkonsumsi barang tersebut disebut utilitas terhadap barang

X dan Y (Sugiarto, 2002:172). Seoranmg konsumen selalu berusaha untuk

mencapai utilitas maksimum, pencapaian utilitas maksimum tersebut dapat

dilakukan melalui suatu pengukuran. Pengukuran utilitas mengarah pada

tujuan dari teori permintaan. Permintaan suatu barang akan meningkat apabila

harga barang tersebut mengalami penurunan. Kondisi tersebut merupakan

bagian dari kurva permintaan. Kurva permintaan dapat diturunkan dari

memaksimumkan kepuasan atau utilitas yang kemudian akan menghasilkan

Page 31: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kurva permintaan biasa (ordinary demand curve) atau disebut kurva

permintaan Marshall (Sugiarto, 2002:176)

Keterangan :

a. – Aksis horizontal = barang x

- Aksis vertical = barang lain - Garis M0-m0 = garis anggaran

(BL) - Kurva V0 = Utilitas awal - Titik A = Konsumsi yang

paling optimal - P0-P1 = Penurunan harga

barang

b.

Gambar. 2.1 Penurunan Kurva Permintaan Marshall.

Dari gambar 2.1 dapat dijelaskan apabibila harga barang lebih mudah

atau mengalami penurunan maka permintaan konsumen terhadap barang X akan

naik begitu juga sebaliknya. Dari terpenuhinya permintaan konsumen terhadap

barang X maka kepuasan yang diharapkan juga akan tercapai. Keseimbangannya,

apabila barang tersebut harganya turun maka permintaan akan barang tersebut

akan mengalami peningkatahn. Penurunan kurva permintaan tersebut merupakan

penurunan dari fungsi permintaan marshall terhadap barang X dan Y yaitu M=

PxX+PyY (Sugiarto, 2002:175).

Y M0

M1

x0 x2 x1 m1 m1 m0

A

C B

X

x0 x2 x1

P0

P1

a

c b

D DM

X

P

Page 32: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

B. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Usaha yang dijalankan juga tergolong usaha ekonomi produktif dimana

masyarakat yang tergolong dalam unit usaha ini berusaha untuk menghasilkan

atau memproduksi output secara maksimal untuk meningkatkan pendapatan

dan taraf hidupnya. Masyarakat yang tergolong unit usaha mikro biasanya

memiliki jumlah pekerja kurang dari 10 orang dengan asset diluar tanah dan

bangunan sebesar Rp 50 juta rupiah dan omset per tahun yang diperoleh

sebesar Rp 300 juta. Unit usaha kecil memiliki jumlah pekerja sebanyak

kurang dari 50 orang dan asset yang dimiliki sebesar Rp 50 juta – 500 juta

dengan omset per tahun sebesar Rp 300 juta – 2,5 milyar. Masyarakat usaha

menengah biasanya memiliki jumlah pekerja yang tergolong besar yaitu

sebanyak 300 orang, asset yang dimiliki di luar tanah dan bangunan sebesar

Rp 500 juta – 10 milyar dengan besarnya omset per tahun Rp 2,5 milyar – 50

milyar ( Undang- Undang No.20 tahun 2008).

Ikhtisar perbedaan definisi tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) ditunjukkan oleh diagram dibawah ini :

Tabel 2.1. Ragam Pengertian Umum Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Lembaga Istilah Pengertian Umum

(1) (2) (3)

UU Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

Usaha Kecil Aset £ Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan. Omset £ Rp 1 Milyar / tahun Independen

BPS Usaha Mikro Pekerja < 5 orang, termasuk tenaga kerja keluarga

Page 33: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Usaha Kecil Pekerja 5 – 9 orang Usaha Menengah Pekerja 20 – 99 orang

Menteri Negara Koperasi dan UKM

Usaha Mikro Aset < Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan Omset < Rp 1 Milar/tahun Independen

Usaha Menengah Aset > Rp 200 juta Omset: Rp 1 – 10 milyar per tahun

Bank Indonesia (PBI No.7/39/PBI/2005)

Usaha Mikro Dijalankan oleh rakyat miskin atau dekat miskin, bersifat usaha keluarga, menggunakan sumber daya lokal, menerapkan teknologi sederhana dan mudah keluar masuk industri

Usaha Kecil Aset < Rp 200 juta Omset < Rp 1 Milyar

Usaha Menengah Untuk kegiatan industri, aset yang dimiliki < Rp 5 milyar. Untuk lainnya (termasuk jasa), aset < Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan Omset < Rp 3 milyar per tahun

Bank Dunia Usaha Mikro Pekerja < 10 orang Aset < $ 100.000 Omset < $ 100.000 per tahun

Usaha Kecil Pekerja < 50 orang Aset < $ 3 juta Omset < $ 3 juta per tahun

Usaha Menengah Pekerja < 300 orang Aset < $ 15 juta Omset < $ 15 juta per tahun

UU Nomor 20 Tahun 2008 Usaha Mikro Usaha produktif yang memenuhi kriteria usaha mikro Aset paling banyak Rp 50 juta di luar tanah dan bangunan Omset paling banyak Rp 300 juta per tahun

Usaha Kecil Usaha ekonomi produktif yang bukan menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar Aset >Rp 50 juta – Rp 500 juta di

Page 34: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

luar tanah dan bangunan Omset > Rp 300 juta – Rp 2,5 milyar per tahun

Usaha Menengah Usaha ekonomi produktif yang bukan menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha kecil atau usaha besar Aset > Rp 500 juta – Rp 10 milyar di luar tanah dan bangunan Omset > Rp 2,5 milyar – Rp 50 milyar per tahun

Sumber: Krisnamurthi, Bayu. 2003 dalam Makalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah : Ekonomi Rakyat dengan Cara Berekonomi Mereka Sendiri”, 2009

B. BANK

1. Konsep Perbankan

Bank merupakan suatu lembaga yang lahir karena fungsinya sebagai

agent of trust dan agen of development. Yang dimaksud agent of trust adalah

suatu lembaga perantara (intermediary) yang dipercaya untuk melayani segala

kebutuhan keuangan dari dan untuk masyarakat. Sedangkan sebagai agent of

development, bank adalah suatu lembaga perantara yang dapat mendorong

kemajuan pembangunan melalui fasilitas kredit dan kemudahan-kemudahan

pembayaran dan penarikan dalam proses transaksi yang dilakukan oleh para

pelaku ekonomi. Bank dituntut untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya, baik

dalam hal penarikan dana dan dalam hal penyaluran kredit serta investasi.

Dalam pengalokasian dana masyarakat oleh bank harus di arahkan ke sector-

sektor yang dapat mempertinggi taraf hidup rakyat.

Page 35: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2. Telaah Teori Mengenai Bank

2.1. Pengertian Bank

Istilah bank berasal dari bahasa Italia, ”banca” yang berarti meja

yang digunakan para penukar uang. Sedangkan pengertian atau definisi

bank menurut PP No.1 tahun 1968 adalah semua perusahaan atau badan-

badan, tidak memandang bentuk hukumnya yang secara terang-terangan

menawarkan diri atau sebagian besar melakukan usaha-usaha guna

menerima uang dalam bentuk deposito atau rekening koran dan juga

mengadakan usaha-usaha untuk memberikan kredit atas tanggungan

sendiri.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, Bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka peningkatan taraf hidup orang

banyak.

2.2 Tugas Pokok Bank

Tugas Pokok Perbankan adalah :

a. Memberikan pinjaman (kredit) kepada orang atau badan usaha

(perusahaan yang membutuhkan uang). Pinjaman yang diberikan

ini lebih dititikberatkan kepada masalah peningkatan kegiatan

produksi, bukan untuk memenuhi kegiatan yang bersifat

konsumtif. Berdasarkan jangka waktunya, kredit yang diberikan

dapat berupa kredit jangka pendek, jangka menengah dan jangka

Page 36: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

panjang. Di samping itu bantuan bank yang bersifat pinjaman

kepada pengusaha, bank juga ikut berpartisipasi dalam permodalan

perusahaan yang membutuhkan modal.

b. Penyertaan modal saham dalam perusahaan yang sehat, agar

terbuka kemungkinan pengembangannya yang lebih cepat atas

dasar pertimbangan keuangan yang sehat.

c. Menarik uang dari masyarakat. Masyarakat dapat memanfaatkan

jasa dari bank ini dengan melakukan simpanan dalam bentuk

rekening giro, deposito berjangka, tamades dan sebagainya.

d. Memberikan jasa-jasa dalam bidang lalu lintas pembayaran dan

peredaran uang.

Sedangkan tugas bank secara umum, antara lain :

a. Tempat penitipan/penyimpanan uang.

Dalam hal penyimpanan uang pada bank dibedakan menjadi tiga

(3) bentuk, yaitu :

1) Rekening koran atau giro (Demand Deposit), yaitu simpanan

yang sewaktu-waktu dapat diminta kembali atau dipergunakan

untuk melakukan pembayaran dengan menggunakan

cek/perintah membayar.

2) Deposito berjangka (Time Deposit), yaitu simpanan uang pada

bank untuk jangka waktu tertentu dengan mendapatkan bunga

tiap bulan.

Page 37: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3) Tabungan, yaitu simpanan uang pada bank yang hanya dapat

diambil kembali dengan syarat-syarat tertentu sesuai dengan

perijinan.

b. Lembaga pemberi/penyalur kredit

Karena uang disimpan pada bank (baik yang bentuk deposito

berjangka maupun rekening koran) ternyata tidak semuanya untuk

diminta sekaligus oleh pemiliknya. Dengan demikian bank dapat

memanfaatkan uang tersebut dengan jalan menyalurkannya kepada

pihak lain yang memerlukan kredit.

c. Perantara dalam lalu lintas pembangunan

Pekerjaan bank yang makin penting adalah jasanya sebagai

perantara lalu lintas pembangunan.

2.3. Fungsi Bank

Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang paling penting,

memiliki peran dalam masyarakat sebagai lembaga keuangan yang usaha

pokoknya memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan

peredaran uang. Disini dapat dilihat betapa pentingnya kaitan antara bank

dan uang. Adapun fungsi utama sektor perbankan sebenarnya adalah

sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Pada bagian lain,

lembaga keuangan atau perbankan itu sendiri memiliki tiga fungsi umum,

yaitu :

a. Memasok dana pinjaman bagi para peminjam yang bonafit atau

dapat dipercaya.

Page 38: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

b. Mengurangi resiko bagi para pemilik dana yang menginginkan

kelebihan dana yang dimilikinya dapat ikut diputarkan dalam

kegiatan usaha.

c. Meningkatkan likuiditas perekonomian tanpa mengurangi jaminan

likuiditas para pemilik surat tagihan.

Bank merupakan lembaga intermediasi keuangan juga mempunyai

fungsi untuk mengalihkan dana dari unit ekonomi surplus ke unit ekonomi

defisit. Bank sebagai lembaga intermediasi pada prinsipnya merupakan

unit usaha yang dikelola dan dioperasikan untuk mencapai tujuan tertentu.

Fungsi pokok bank umum menurut Dahlan Siamat (1995:67), antara lain :

a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien

dalam kegiatan ekonomi.

b. Menciptakan uang melalui kredit dan investasi

c. Menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat

d. Menyediakan jasa-jasa pengelolaan dana dan trust atau perwalian

amanat kepada individu dan perusahaan

e. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan Internasional

f. Memberikan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang

berharga

g. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain misalnya credit card,

traveler’s check, transfer dana dan sebagainya.

Peranan bank dalam perekonomian bisa ditinjau dari segala aspek,

antara lain sebagai lembaga perantara pihak kelebihan dana kepada pihak

Page 39: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

kekurangan dana, sebagai lembaga pencipta kredit dan uang, sebagai

sumber pencipta lapangan kerja dan penghasilan, sebagai pemasok aneka

ragam jasa perbankan dan sebagainya.

2.4. Usaha Bank

Kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank umum menurut UU No. 10

Tahun 1998 tentang Perbankan meliputi :

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau

bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

b. Memberikan kredit

c. Menerbitkan surat pengakuan hutang

d. Membeli, menjual atau meminjam atas resiko sendiri maupun

untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya.

e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah

f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan

dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana

telekomunikasi maupun wesel unjuk, cek dan sarana lainnya.

g. Menerima bayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan atau antar pihak ketiga

h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang atau surat berharga

i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain

berdasarkan surat kontrak

Page 40: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

j. Melakukan penempatan dana dari nasabah lainnya dalam bentuk

surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek

k. Melakukan kegiatan anjak piutang

l. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank

sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang dan

Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

m. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain

berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia

2.5. Penggolongan Bank

Dalam penggolongannya, bank dapat dibagi berdasarkan :

1. Undang-Undang, berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

ada dua jenis bank, yaitu :

a) Bank Umum

b) Bank Perkreditan Rakyat

2. Kepemilikannya

a) Bank milik negara (Badan Usaha Milik Negara/BUMN)

b) Bank milik pemerintah daerah (Badan Usaha Milik

Daerah/BUMD)

c) Bank milik swasta nasional

d) Bank milik swasta campuran (nasional dan asing)

e) Bank milik asing (cabang atau perwakilan)

Page 41: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

3. Penekanan kegiatan usahanya

a) Bank retail (Retail banks)

b) Bank korporasi (Corporate banks)

c) Bank komersil (Commercial banks)

d) Bank pedesaan (Rural banks)

e) Bank pembangunan (Development banks)

f) Dan lain-lain

4. Pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha

a) Bank konvensional

b) Bank berdasarkan prinsip syariah

5. Menurut fungsinya

a) Bank sentral, adalah Bank Indonesia yang bertugas membimbing

pelaksanaan kebijaksanaan keuangan Pemerintah, mengkoordinasi

dan membimbing serta mengawasi seluruh perbankan. Bank sentral

ini adalah milik negara.

b) Bank umum, adalah bank yang dalam usaha pengumpulan dana

terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito, dan

dalam usaha perkreditan terutama memberikan kredit jangka

pendek. Bank umum ini dimiliki/diselenggarakan oleh negara,

swasta, koperasi dan asing.

c) Bank tabungan, adalah bank yang dalam pengumpulan dananya

terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan, sedang

Page 42: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam kertas

berharga yang aman.

d) Bank pembangunan, adalah bank yang dalam pengumpulan

dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito atau

mengeluarkan kertas-kertas berharga jangka menengah dan

panjang, sedang dalam usahanya/perkreditan terutama memberikan

kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.

e) Bank sekunder, yang termasuk dalam jenis bank ini adalah Bank

Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Bank Koperasi

dan lain-lain yang dapat disamakan dengan itu dan diselenggarakan

oleh Pemerintah (Pemerintah Daerah dan swasta).

2.6. Sumber-Sumber Dana Bank

Berdasarkan UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, jenis dana yang

dapat dihimpun oleh bank adalah :

1) Giro, adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat

dengan menggunakan cek, bilyet giro, surat perintah pembayaran

lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

2) Deposito, adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan

pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpan

dan bank.

3) Tabungan, adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat

dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat

Page 43: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau lainnya yang dapat

dipersamakan dengan itu.

Secara garis besar sumber-sumber dana bank menurut Kasmir (2000:

46) dapat diperoleh dari :

1. Dana Pihak Kesatu, dana yang bersumber dari bank itu sendiri

a) Setoran modal dari masing-masing pemegang saham yang

merupakan modal dari pemegang saham lama atau pemegang

saham baru

b) Agio saham, nilai selisih jumlah uang yang dibayarkan oleh

pemegang saham baru dibandingkan dengan nilai nominal saham

c) Cadangan laba, yaitu laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank

dan sementara waktu belum digunakan

d) Laba yang belum dibagikan, merupakan laba tehun berjalan tapi

belum dibagikan kepada pemegang saham.

2. Dana Pihak Kedua, dana yang bersumber dari pinjaman pihak luar

a) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), adalah kredit yang

diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang kesulitan dalam

likuiditasnya.

b) Call Money, biasanya pinjaman ini diberikan kepada bank-bank

yang mengalami kalah kliring dan tidak mampu membayar.

Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif

tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lain.

Page 44: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

c) Pinjaman biasa antar bank, pinjaman jangka pendek dan jangka

menengah dari bank lain untuk memenuhi suatu kebutuhan dana

yang lebih terencana dalam rangka pengembangan usaha atau

meningkatkan penerimaan bank.

d) Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank, pinjamannya

berbentuk surat berharga yang dapat diperjual belikan dalam pasar

uang.

3. Dana Pihak Ketiga, dana yang bersumber dari masyarakat/deposan

a) Simpanan Giro (Demand Deposit atau Checking Account), adalah

simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya atau dengan

cara pemindahbukuan.

b) Simpanan Tabungan, adalah simpanan yang penarikannya hanya

dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi

tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau lainnya yang

dapat dipersamakan dengan itu.

c) Simpanan Deposito, adalah simpanan yang penarikannya hanya

dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai perjanjian nasabah

penyimpan dengan bank. Adapun jenis deposito, antara lain :

i. Deposito berjangka adalah deposito yang dibuat atas nama dan

tidak dapat dipindahtangankan

Page 45: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

ii. Sertifikat Deposito adalah deposito yang diterbitkan atas unjuk

dan dapat dipindahtangankan atau diperjual belikan, serta dapat

dijadikan sebagai jaminan bagi permohonan kredit.

iii. Deposit on call adalah simpanan yang penarikannya dapat

dilakukan sewaktu-waktu, tetapi harus dilakukan dengan

pemberitahuan terlebih dahulu dalam jangka waktu tertentu

sesuai dengan kesepakatan antara pihak bank dengan nasabah.

4. Dana yang bersumber dari dana lain

a) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), adalah transaksi jual beli

surat-surat berharga yang diterbitkan oleh pihak-pihak kepada

pihak yang berminat.

b) Dana Transfer, adalah dana yang ditransfer oleh nasabah melalui

bank yang merupakan sumber dana selama dana tersebut masih

mengendap dalam bank dan belum diambil atau belum ada perintah

pemindahbukuan dari penerima.

c) Setoran Jaminan, adalah dana yang diterima bank dari nasabah

dalam rangka pemberian jasa-jasa perbankan, hal ini dibutuhkan

oleh bank sebagai jaminan atas resiko yang mungkin timbul dan

ditutup oleh bank.

d) Diskonto Bank Indonesia, adalah penyediaan dana jangka pendek

oleh BI dengan cara pembelian promes yang diterbitkan oleh bank-

bank atas dasar diskonto.

Page 46: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2.7. Penggunaan Dana Bank

Penggunaan dana bank menurut Dahlan Siamat (1995: 78) pada

prinsipnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Prioritas penggunaan dana, antara lain :

a) Cadangan primer (primary reserves), cadangan primer ini

dimaksudkan untuk memenuhi likuiditas wajib minimum dan

untuk keperluan operasional termasuk untuk memenuhi semua

penarikan simpanan dan permintaan kredit nasabah. Disamping

itu, cadangan ini digunakan untuk penyelesaian kliring antar

bank dan kewajiban-kewajiban lainnya yang segera harus

dibayar. Cadangan primer terdiri dari :

1. uang kas yang ada dalam bank

2. saldo rekening pada bank sentral dan bank-bank lainnya

3. warkat-warkat yang ada dalam proses penagihan

b) Cadangan sekunder (secondary reserves) digunakan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan likuiditasnya dalam jangka

waktu yang diperkirakan kurang dari satu tahun. Tujuan utama

penempatan dana dalam bentuk cadangan sekunder ini semata-

mata dimaksudkan untuk tujuan likuiditas dan untuk memperoleh

keuntungan. Cadangan sekunder terdiri dari :

1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

3. Sertifikat Deposito

Page 47: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

c) Penyaluran kredit (loan) kepada nasabah yang memenuhi

ketentuan kebijaksanaan perkreditan bank yang bersangkutan.

Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank. Oleh karena

itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan usaha

ini.

d) Investasi yaitu penanaman dana dalam bentuk surat-surat

berharga yang berjangka panjang, dengan tujuan untuk

memperoleh penghasilan. Instrumen untuk investasi ini antara

lain :

1. saham yang dibeli melalui Bursa Efek

2. obligasi yang diterbitkan oleh bank-bank

2. Sifat Aktiva Bank

Yang dimaksud disini adalah pengalokasian dana ke dalam bentuk

aktiva yang dapat memberikan hasil bagi bank yang bersangkutan.

Komponen dana dalam aktiva sebagai berikut :

a) aktiva yang tidak produktif (non-earning assets), adalah

penanaman dana bank ke dalam bentuk aktiva yang tidak

memberikan hasil bagi bank. Yang terdiri dari:

1. Alat-alat likuid atau cash asset adalah aktiva paling likuid,

yang dapat digunakan setiap saat untuk memenuhi kebutuhan

likuiditas bank. Yang terdiri dari kas, giro pada bank sentral,

giro pada bank lain dan cek dalam proses penagihan.

Page 48: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2. Aktiva tetap dan inventaris, penggunaan dana bank dalam

bentuk aktiva tetap dan inventaris diatur oleh Bank Indonesia.

b) aktiva yang produktif (earning assets), adalah semua penanaman

dalam rupiah dan valuta asing yang dimaksudkan untuk

memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Pengelolaan

dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan bank

yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional

bank termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja dan biaya

operasional lainnya. Yang terdiri dari :

1. kredit yang diberikan

2. deposito berjangka pada bank lain

3. call money

4. surat-surat berharga

5. penempatan dana pada bank lain baik di dalam negeri

maupun di luar negeri

6. penyertaan modal

2.8. Pendekatan Manajemen Aktiva-Passiva Bank

Ada dua pendekatan manajemen Aktiva-Passiva bank yang dapat

dilakukan yaitu, (Dahlan, 1995:86) :

1. Pool of Fund Approach

Filosofi pendekatan manajemen aktiva-passiva ini didasarkan pada

asumsi bahwa dana bank yang diperoleh dari berbagai sumber

diperlakukan sebagai dana tunggal sehingga sumber dana tidak lagi

Page 49: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

diidentifikasi secara individual. Oleh karena itu, dana yang dikelola

bank menurut pendekatan ini tidak lagi dibedakan jenis dan sifat

sumber dana, jangka waktu serta biaya dana masing-masing bank.

Selanjutnya dana tersebut dialokasikan ke dalam berbagai bentuk

berdasarkan prioritas dan strategis penggunaan dana bank.

2. Asset Allocation Approach

Asset Allocation Approach adalah penempatan dana ke berbagai

aktiva dengan mencocokkan masing-masing sumber dana terhadap

jenis alokasi dana yang sesuai dengan sifat, jangka waktu dan tingkat

harga perolehan sumber dana tersebut. Pendekatan ini merupakan

koreksi atas konsep pendekatan manajemen aktiva terdahulu, Pool of

Fund Approach. Konsep ini sering pula disebut Conversion of Fund

Approach. Pada dasarnya konsep ini menyatakan bahwa tidaklah

realistis dengan menganggap bahwa total dana yang dihimpun bank

merupakan suatu sumber dana tunggal. Karena dalam kenyataannya

masing-masing sumber dana memiliki sifat tersendiri. Oleh karena itu,

dalam prioritas pengalokasiannya, sumber-sumber dana bank harus

diperlakukan secara individu dengan mempertimbangkan karakteristik

masing-masing sumber dana. Dana yang memiliki sifat perputaran

yang cukup tinggi hendaknya penggunaannya diprioritaskan dalam

cadangan primer dan sekunder. Sedangkan dana yang perputarannya

relatif rendah pengalokasiannya dapat diprioritaskan pada pemberian

kredit dan aktiva jangka panjang lainnya.

Page 50: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

C. BKK (Bank Kredit Kecamatan)

Badan Kredit Kecamatan (BKK) merupakan lembaga kredit pedesaan

yang didirikan di wilayah Kecamatan, khususnya di Jawa Tengah yang

merupakan suatu satuan kerja dalam rangka Lembaga Pembiayaan

Pembangunan Desa (LPPD). Dan LPPD ini sebagai suatu lembaga teknis

pembantu camat dalam pengembangan Lumbung Desa dan Badan Kredit Desa

(BKD).

Badan Kredit Kecamatan (BKK) didirikan pada tahun 1970. Dalam

melakukan kegiatan operasionalnya, didukung sistem kredit dan administrasi

yang sangat sederhana. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Jawa Tengah tanggal 12 September 1969.

Tujuan mula-mula didirikannya Badan Kredit Kecamatan (BKK),

adalah untuk membantu para petani dalam memenuhi kebutuhannya terutama

masalah permodalan dalam melaksanakan usaha taninya. Disadari bahwa

sebagian besar para petani tinggal di desa-desa yang hidup dari sektor agraris,

yang berarti pula sebagai dasar pembangunan sosial ekonomi desa.

Pemerintah dalam hal ini Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa

Tengah berusaha membantu mengatasi permasalahan mereka. Salah satu cara

yang ditempuh adalah dengan pemberian kredit kepada tiap-tiap kecamatan di

Jawa Tengah. Modal tersebut kemudian dikembangkan dalam rangka

membantu mengatasi permodalan para petani yang penyalurannya lewat

lembaga kredit di tingkat kecamatan yang disebut Badan Kredit Kecamatan

(BKK).

Page 51: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Setelah BKK berjalan dengan baik, maka pelayanannya meningkat

yaitu melayani para pedagang kecil khususnya di pedesaan terbatas pada

penduduk di wilayah kecamatan setempat. Hal ini bertujuan untuk

mempermudah pelayanan dan administrasinya mengingat pinjaman yang

diberikan BKK tersebut tidak memerlukan jaminan fisik tetapi hanya

kepercayaan dan penilaian usaha para nasabah.

Pembentukan BKK yang disertai dengan Kredit Modal Kecamatan dari

BPD bertujuan untuk membentuk modal masyarakat desa/kecamatan melalui

simpanan-simpanan wajib. Hal ini diharapakan mampu meningkatkan Income

perkapita secara nyata terutama masyarakat golongan ekonomi lemah melalui

sarana perkreditan tersebut.

D. KREDIT

1. Pengertian Kredit

Terdapat beberapa pengertian kredit, antara lain :

a. Kredit dalam arti ekonomi adalah suatu penundaan pembayaran

yang artinya uang atau barang diterima sekarang lalu dikembalikan

pada masa yang akan datang sesuai dengan ketentuan dalam

perjanjian.

b. Kredit berasal dari bahasa Yunani, dari kata credere yang artinya

kepercayaan, yaitu kepercayaan dari kreditor bahwa debiturnya

akan mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai dengan

perjanjian kedua belah pihak.

Page 52: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

c. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan atau

persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. (UU No.10 Tahun

1998)

d. Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali

bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang

telah disepakati. (Hasibuan,1996: 87)

e. Kredit adalah uang bank yang dipinjamkan kepada nasabah dan

akan dikembalikan pada suatu waktu tertentu dimasa yang akan

datang, disertai dengan bunga. (M. Sinungan, 1995)

f. Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban

untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu

yang akan datang karena penyerahan barang-barang yang

dilakukan sekarang. (Thomas,1995: 11)

Dengan demikian pengertian kredit dapat disimpulkan yaitu suatu

perjanjian pinjam-meminjam yang didasarkan atas kepercayaan akan

kemampuan dari debitur dalam mengembalikan pinjaman tersebut melalui

kesepakatan dengan jangka waktu tertentu di masa datang.

2. Unsur-Unsur Kredit

Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga perkreditan didasarkan atas

kepercayaan, sehingga dengan demikian kredit merupakan pemberian

Page 53: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

kepercayaan. Ini berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan memberikan

kredit kalau ia betul-betul yakin bahwa si penerima kredit akan

mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan

syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Tanpa keyakinan

tersebut, suatu lembaga kredit tidak akan meneruskan simpanan masyarakat

yang diterimanya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang terdapat

dalam kredit adalah :

1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa benar-benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa depan.

2) Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi

dengan kontra prestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.

Dalam unsur waktu terkandung pengertian nilai uang yang ada sekarang

lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima di masa yang akan

datang.

3) Tingkat resiko, yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari

adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan

kontra prestasi yang akan diterima di kemudian hari. Semakin lama kredit

diberikan, semakin tinggi pula resikonya. Dengan adanya resiko ini maka

timbullah jaminan dalam pemberian kredit.

4) Prestasi atau obyek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang tetapi

juga dapat berbentuk barang dan jasa. Namun demikian karena kehidupan

Page 54: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

ekonomi modern sekarang ini didasarkan kepada uang, maka transaksi-

transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang sering dijumpai dalam

praktek perkreditan.

5) Balas jasa, hal ini berupa bunga atas yang dipinjamkan.

3. Fungsi Kredit

Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan

perdagangan adalah sebagai berikut :

1) Kredit pada hakekatnya dapat meningkatkan daya guna uang.

a. Para pemilik uang/modal dapat secara langsung meminjamkan

uangnya kepada para pengusaha yang memerlukan untuk

meningkatkan produksi dan usahanya.

b. Para pemilik uang/modal dapat menyimpan uangnya pada

lembaga-lembaga keuangan. Uang tersebut diberikan sebagai

pinjaman kepada perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan

usahanya.

2) Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Kredit yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan

pembayaran baru seperti cek, giro bilyet dan wesel sehingga bila

pembayaran dilakukan dengan alat-alat tersebut maka akan dapat

meningkatkan peredaran uang giral. Di samping itu, kredit perbankan yang

ditarik secara tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal,

sehingga arus lalu lintas uang akan berkembang pula.

Page 55: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

3) Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang.

Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan baku

menjadi barang jadi sehingga daya guna barang tersebut meningkat.

Disamping itu, kredit dapat pula meningkatkan peredaran barang, baik

melalui penjualan secara kredit maupun dengan membeli barang-barang

dari satu tempat dan menjualnya ke tempat lain.

4) Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.

Dalam keadaan ekonomi yang sangat kurang sehat, kebijakan diarahkan

kepada usaha-usaha antara lain :

a. Pengendalian inflasi,

b. Peningkatan ekspor,

c. Pemenuhan kebutuhan pokok rakyat.

5) Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha.

Setiap orang yang berusaha selalu ingin meningkatkan usahanya, namun

ada kalanya dibatasi oleh kemampuan di bidang permodalan. Bantuan

kredit yang diberikan oleh bank dapat mengatasi kekurangmampuan para

pedagang di bidang permodalan tersebut, sehingga mereka akan dapat

meningkatkan usahanya.

6) Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.

Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas

usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Peningkatan usaha dan

pendirian proyek baru akan membutuhkan tenaga kerja untuk

melaksanakan proyek-proyek tersebut. Dengan demikian mereka akan

Page 56: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

memperoleh pendapatan. Apabila perluasan usaha serta pendirian proyek-

proyek baru telah selesai, maka untuk mengelolanya diperlukan pula

tenaga kerja. Dengan tertampungnya tenaga kerja tersebut, maka

pemerataan pendapatan akan meningkat pula.

Namun demikian kredit juga memiliki kelemahan, antara lain :

1) Kredit dapat memberikan kesempatan untuk berspekulasi dengan

meminjam uang berdasarkan taruhan efek, khususnya pada kredit

untuk satu bulan yang waktunya dapat diperpanjang atas dasar

pegadaian.

2) Kredit juga mendorong orang untuk memperluas usaha yang

kurang dapat dipertanggungjawabkan dan dalam waktu tidak lama

akan mengalami suatu kebangkrutan.

4. Tujuan Pemberian Kredit

Pada hakekatnya tujuan pemberian kredit adalah untuk memperlancar

produksi dan mempertinggi tingkat pendapatan masyarakat, dengan demikian

berfungsi baik ekonomi maupun sosial. Dewasa ini kredit sudah meliputi

banyak hal sehingga dapat menunjang kebijaksanaan pemerintah dalam

rangka mengendalikan arah pembangunan ekonomi secara menyeluruh.

Keuntungan atau profitabilitas merupakan tujuan dari pemberian kredit

yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima. Tujuan kredit tidak semata-

mata mencari keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan kredit yang

diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah yang mengemban

tugas sebagai agent of development.

Page 57: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tujuan tersebut adalah untuk :

a. Turut mensukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan

pembangunan

b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna

menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.

c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat

memperluas usahanya.

Dari tujuan tersebut terlihat adanya kepentingan yang seimbang antara

kepentingan pemerintah, rakyat dan pemilik modal (pengusaha). Berdasarkan

kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan serta ketentuan-ketentuan

yang berlaku di Indonesia, maka secara umum dapat dikemukakan bahwa

kebijakan kredit perbankan adalah sebagai berikut :

a. Pemberian kredit harus sesuai dan seirama dengan kebijakan moneter dan

ekonomi

b. Pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sektor-sektor yang

diprioritaskan.

c. Bank dilarang memberikan kredit kepada usaha-usaha yang diragukan

ability-nya

d. Setiap kredit harus diikat dengan suatu perjanjian kredit (akad kredit). Di

sini tersirat pertimbangan yuridis dari revenue (penghasilan pemerintah

dengan adanya bea materai kredit).

e. Overdraft (penarikan uang dari bank melebihi saldo giro atau melebihi

plafon kredit yang disetujui) dilarang.

Page 58: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

f. Pemberian kredit untuk pembayaran kembali kepada pemerintah dilarang

(misalnya kredit untuk membayar pajak dan bea cukai).

g. Kredit tanpa jaminan dilarang (pertimbangan keamanan dan safety).

5. Jenis-Jenis Kredit

Menurut Dahlan Siamat (1995: 96), kredit pada dasarnya dapat

digolongkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut :

a) Jangka waktu (maturity)

a. Kredit jangka pendek (short term-loan), yaitu kredit yang jangka

waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun.

b. Kredit jangka menengah (medium term-loan), yaitu kredit yang

jangka waktu pengembaliannya 1 sampai dengan 3 tahun.

c. Kredit jangka panjang (long term-loan), yaitu kredit yang jangka

waktu pengembaliannya lebih dari tiga tahun.

b) Barang jaminan (collateral)

a. Kredit dengan jaminan (secured loan), yaitu kredit yang

memerlukan jaminan dapat berupa barang atau surat-surat

berharga.

b. Kredit tanpa jaminan (unsecured loan), atau disebut kredit blanko

yaitu kredit yang tidak menuntut jaminan, cukup dengan

percaya/karakter dari nasabah saja.

Page 59: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c) Tujuan kredit

a. Kredit komersil (commercial loan), yaitu kredit yang diberikan

untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah di bidang

perdagangan.

b. Kredit konsumtif (consumer loan), yaitu kredit yang diberikan oleh

bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.

c. Kredit produktif, yaitu kredit yang diberikan oleh bank dalam

rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga

memperlancar produksi.

d) Penggunaan kredit

a. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan oleh bank untuk

menambah modal kerja debitur.

b. Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada

perusahaan untuk digunakan dalam melakukan investasi dengan

membeli barang-barang modal.

e) Segmen usaha (Kasmir, 2000: 79)

a. Kredit pertanian, yaitu kredit yang dibiayai untuk sektor

perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat

berupa jangka pendek atau jangka panjang.

b. Kredit peternakan, dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka

waktu yang relatif pendek misalnya peternakan ayam dan untuk

kredit jangka panjang seperti kambing atau sapi.

Page 60: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan

baik untuk industri kecil, menengah dan besar.

d. Kredit pertambangan, yaitu jenis kredit untuk usaha tambang yang

dibiayai, biasanya dalam jangka waktu panjang, seperti tambang

emas, minyak atau timah.

e. Kredit pendidikan, yaitu kredit yang diberikan untuk membangun

sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit

untuk para mahasiswa yang sedang belajar.

f. Kredit profesi, diberikan kepada kalangan para profesional seperti

dosen, pengacara atau dokter.

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan

atau pembelian rumah.

h. Dan sektor-sektor usaha lain.

f) Menurut pihak yang memberi kredit

a. Kredit penjual, yaitu kredit yang diberikan oleh penjual kepada

pembeli yang mana barang diserahkan dahulu baru pembayarannya

setelah beberapa waktu.

b. Kredit pembeli, yaitu kredit yang diberikan pembeli kepada

penjual. Jadi pembeli membayar dahulu, baru penyarahan

barang/uang sesudah beberapa waktu.

c. Kredit bank, yaitu kredit yang disediakan oleh bank.

d. Kredit Pemerintah, yaitu kredit yang diberikan oleh pemerintah,

misalnya kepada pemborong untuk proyek pembangunan jalan.

Page 61: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

e. Kredit Luar Negeri, yaitu kredit yang kita terima dari Luar Negeri,

baik Pemerintah maupun lembaga perbankan.

6. Nilai Kredit

Pada prinsipnya pemberian kredit didasarkan pada kepercayaan,

sehingga kredit akan terjadi apabila telah ada kesepakatan/pendekatan antara

pemberi dan penerima kredit. Tetapi dalam kenyataannya, masih ada bank-

bank yang menghadapi resiko/kerugian.

Kredit sangat dibutuhkan dalam masyarakat terutama dalam dunia

usaha. Berarti kredit mempunyai suatu nilai. Pihak perbankan dalam

memberikan kredit yang sehat biasanya mengadakan evaluasi/analisa terhadap

permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur guna mencegah atau

mengurangi kemungkinan terjadinya resiko/kerugian. Evaluasi atau analisa

pemberian kredit ini berpedoman pada prinsip/formula 4P dan 5C

(M.Sinungan,1995 :83). Adapun prinsip/formula tersebut adalah :

a. Prinsip 4P, meliputi :

1) Personality

Hal ini untuk mengetahui kepribadian nasabah. Data-data ini

meliputi riwayat hidup, keadaan keluarga, social standing serta hal-

hal lain yang erat hubungannya dengan kepribadian si peminjam.

2) Purpose

Hal ini berisi tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit

Page 62: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3) Prospect

Hal ini berisi gambaran/harapan perkembangan usaha

peminjam/nasabah di masa mendatang, yang dapat dilihat dari

hasil perkembangan usaha selama beberapa bulan/tahun.

4) Payment

Hal ini untuk mengetahui apakah peminjam/nasabah mampu

mengembalikan pinjamannya sesuai dengan perjanjian. Hal ini

dapat dilihat melalui perhitungan pendapatan atau kelancaran

usahanya.

b. Prinsip 5C, meliputi :

1) Character

Yang dimaksud adalah penilaian karakter. Jadi yang diperhatikan

dan diteliti adalah sifat-sifat pribadi, cara hidup, keadaan keluarga,

social standing, hobby, kebiasaan-kebiasaan dan lain-lain.

2) Capacity

Hal ini yang diteliti adalah pengalaman dalam usaha yang

dihubungkan dengan pendidikan, kemampuan menyesuaikan diri

dengan kondisi perekonomian dan bagaimana kekuatan usaha yang

dijalankan.

3) Capital

Yang diteliti dan diselidiki tidak hanya besar kecilnya modal, tetapi

bagaimana distribusi modal itu dialokasikan. Dengan demikian

modal yang tersedia dapat bergerak efektif dan efisien.

Page 63: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

4) Condition

Yang dimaksud adalah kondisi ekonomi secara umum dan kondisi

usaha peminjam/nasabah. Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil

kemungkinan terjadinya resiko bank yang disebabkan oleh kondisi

perekonoimian.

5) Collateral

Dalam menilai kredit, collateral/jaminan merupakan hal yang

diperhitungkan. Artinya, jika masih ada kesangsian maka

nasabah/peminta kredit masih diberi kesempatan jika dapat

memberikan jaminan. Disini jaminan dapat berupa jaminan phisik

atau non phisik.

Di lain pihak, Teguh Pudjo Mulyono dalam menilai kredit terdapat 6

prinsip C yaitu prinsip 5C seperti diatas ditambah dengan 1 formula C yaitu

Contraint. Yang dimaksud Contraint adalah batasan-batasan atau hambatan-

hambatan yang tidak memungkinkan seseorang melakukan usaha di suatu

tempat. Sebagai contoh seorang peternak babi di daerah yang penduduknya

muslim, walaupun prinsip 5C telah baik atau lengkap tapi sebaiknya tidak

diberi kredit kecuali apabila bersedia disarankan untuk pindah ke lokasi lain.

7. Peranan Kredit dalam Pembangunan Perekonomian

Sektor perbankan telah menunjukkan peranan yang semakin penting

dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dapat di lihat dari

fungsi perbankan sebagai penghimpun dana masyarakat dan lembaga yang

menyalurkan dana-dana tersebut kepada berbagai pihak yang memerlukan.

Page 64: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Sampai saat ini pemerintah terus menerus mengadakan pembinaan,

pengawasan serta penyempurnaan kebijaksanaan perbankan. Kesemuanya ini

ditujukan untuk menumbuhkan suatu sistem perbankan yang sehat dan secara

mantap dapat menunjang kegiatan pembangunan nasional.

Kiranya dapat dimaklumi, jika suatu negara yang sedang membangun

mengalami kekurangan modal. Hal ini disebabkan karena tingkat pendapatan

riil yang masih relatif rendah sehingga arus tabungan kecil serta kecilnya

penyediaan modal. Kenyataan ini memberikan pengakuan akan pentingnya

perkreditan dalam melaksanakan pembangunan.

Sejak tahun 1974, kebijaksanaan memberi kredit diutamakan untuk

meningkatkan kegiatan golongan ekonomi lemah serta memperlancar

penyelenggaraan impor bahan-bahan baku dan penolong yang diperlukan

dalam menunjang pembangunan. Kecuali itu, pemberi kredit diarahkan untuk

meningkatkan produksi dalam negeri sebagai dasar pembangunan ekonomi

dengan mengutamakan golongan ekonomi lemah.

Sebagai tindak lanjut, Pemerintah telah memberikan keringanan

persyaratan pinjaman kepada golongan ekonomi lemah yang melaksanakan

proyek-proyek dan kegiatan yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN). Pinjaman yang diberikan tersebut dapat digunakan

sebagai modal kerja maupun investasi.

Dalam kenyataan, kredit bukanlah monopoli perbankan belaka tetapi

masyarakat dalam kategori golongan ekonomi lemah sekalipun telah terbawa

dalam arus perkreditan. Sampai sekarang ini, perkreditan memegang peranan

Page 65: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

penting dan menentukan sekali keberhasilan kebijaksanaan moneter. Dengan

berhasilnya kebijaksanaan moneter, kredit yang diberikan oleh perbankan

diharapkan dapat mendorong produktivitas dan pembangunan ekonomi serta

memperluas kesempatan berusaha guna meningkatkan taraf hidup yang layak

bagi masyarakat.

Secara garis besar dapat disimpulkan, bahwa kredit mempunyai

peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi. Hal ini dapat kita lihat

bahwa :

a) Adanya perkreditan diharapkan terjadi pertumbuhan ekonomi yang

pesat serta dapat membuka kesempatan kerja baru. Dengan

demikian dapat menaikkan tingkat pendapatan dan pemerataan

pendapatan masyarakat.

b) Kredit juga diharapkan dapat memperbesar produksi maupun untuk

memulai usaha baru. Berarti dapat meningkatkan daya guna

modal/uang.

c) Kredit merupakan jembatan agar tenaga beli yang ada dapat

dipindah dengan mudah untuk menciptakan tenaga beli baru. Ini

berarti kredit dapat meningkatkan daya guna suatu barang.

8. Permintaan dan Penawaran Kredit.

Permintaan kredit merupakan komponen utama dipasar kredit selain

penawaran kredit. Menurut Roger Lee Roy Miller (1998), penabung atau

pemberi pinjaman akan menawarkan dana ke pasar kredit sedangkan

Page 66: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

peminjam (borrower) akan meminta dana dari pasar tersebut. Lebih jelasnya

Miller mendefinisikannya bahwa :

a. Penawaran kredit merupakan bentuk kesediaan seseorang atau

lembaga keuangan untuk memberikan kredit kepada pihak lain

dengan harga tertentu. Kurva penawaran kredit berslope positif,

naik dari kiri bawah ke kanan atas, yang artinya pada tingkat harga

(bunga) yang tinggi maka penawaran kredit juga meningkat dan

sebaliknya pada tingkat harga yang lebih rendah, penawaran kredit

akan menurun.

Gambar 2.2. Kurva Penawaran Kredit

r SL

L (kuantitas penawaran kredit/unit waktu)

Sumber : Roger Lee Roy Miller (1989)

b. Permintaan kredit merupakan bentuk kesediaan suatu pihak untuk

meminjam dana dari pihak lain (baik individu atau lembaga

keuangan) dengan harga tertentu. Kurva permintaan kredit berslope

negatif, menurun dari kiri atas kekanan bawah, yang artinya pada

tingkat harga lebih rendah kesediaan dalam permintaan kredit

semakin tinggi dan sebaliknya pada tingkat harga yang lebih tinggi

maka permintaan kredit akan menurun.

Page 67: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Gambar 2.3. Kurva Permintaan Kredit

r DL

L (kuantitas kredit yang diminta/unit waktu)

Sumber : Roger Lee Roy Miller (1989)

Permintaan kredit timbul disebabkan adanya kebutuhan-kebutuhan

masyarakat. Bagi masyarakat golongan ekonomi menengah keatas, kebutuhan

dana untuk investasi maupun modal kerja biasanya dikaitkan dengan pihak

lembaga keuangan modern, yang dapat kita sebut dengan bank. Untuk

golongan masyarakat ekonomi menengah kebawah, yang membutuhkan dan

yang biasanya digunakan untuk konsumsi atau modal kerja dengan jumlah

yang tidak begitu besar, dikaitkan dengan lembaga keuangan yang berorientasi

untuk membantu masyarakat ekonomi menengah kebawah, seperti pegadaian,

koperasi dan bank perkreditan rakyat (BPR).

9. Teori Penawaran Kredit Bank

Kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat atau penawaran kredit

oleh lembaga keuangan bank, hal tersebut tidak bisa lepas dari salah satu

fungsi lembaga keuangan yaitu sebagai penghimpun dan penyalur dana. Pada

umumnya bank mempunyai kemampuan menciptakan kredit atau

mengedarkan uang dan menambah jumlah uang beredar dibandingkan

lembaga keuangan non bank yang lebih kepada penyertaan modal. Sebagai

produsen, lembaga keuangan bank harus dapat memanfaatkan semua sumber

Page 68: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

atau faktor produksi (dari berbagai deposito dan tabungan) untuk

menghasilkan berbagai produk, misalnya uang kartal yang diproduksi oleh

bank central dan kredit yang diberikan oleh bank-bank umum (Insukindro,

1994). Sistem perbankan dapat menciptakan kredit bila mereka memperoleh

tambahan deposito. Dimana deposito merupakan portafel dari para nasabah.

Pada prinsipnya bank-bank umum akan berusaha untuk mendapatkan

keuntungan maksimum dan kondisi ini mungkin tercapai bila biaya marginal

dari pemberian kredit sama dengan manfaat marginal yang diperoleh bank

yang bersangkutan. Ini berarti bahwa bank sebagai pihak pemasok kredit

(supply of credit) harus mengkonversikan aktiva-aktivanya menjadi instrument

kredit dalam rangka meminimumkan biaya atau memaksimumkan pendapatan.

Langkah yang dapat ditempuh untuk maksud tersebut antara lain dengan cara

mengatur atau mengelola komponen angka pengganda uang atau kredit dan

aktiva untuk bervariasi.

Selanjutnya analisis mengenai penawaran kredit bank ini kembali

berkiblat ke Melitz dan Pardue (1993), maka model penawaran kredit oleh

sistem perbankan dapat dirumuskan sebagai berikut :

SK = g ( S, ic, ib, BD )

g1, g2, g4 > 0 dan g3 < 0

dimana,

SK : jumlah nilai kredit yang ditawarkan oleh bank.

S : kendala-kendala yang dihadapi bank, seperti tingkat cadangan bank

atau ketentuan mengenai nisbah cadangan wajib.

Page 69: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

ic : tingkat suku bunga kredit bank.

ib : biaya oportunitas meminjam uang.

BD : biaya deposito bank.

E. Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah kredit atau

pembiayaan untuk modal kerja atau investasi yang diberikan bank kepada

nasabah usaha mikro, kecil dan menengah dengan jumlah maksimum fasilitas

sebesar Rp 500 juta untuk membiayai kegiatan usaha yang produktif.

KUMKM juga dapat diartikan sebagai kredit yang dibatasi pada skala kecil

untuk penggunaan yang bersifat produktif yaitu untuk modal kerja maupun

investasi. Pasalnya, kendati penyaluran kredit UMKM yang tercatat oleh BI

kini sudah mencapai 52%, sebagian besar diantaranya ditujukan untuk

keperluan konsumtif (http://www.media-indonesia.com/)

Berdasarkan kondisi perekonomian secara umum yang kurang

menggembirakan dan diikuti dengan inflasi yang cukup tinggi, juga terjadinya

pertambahan penduduk yang tergolong miskin atau mendekati miskin maka

upaya pemerintah melalui Bank Indonesia pada tahun 90 an melaksanakan

kerjasama dengan Asian Development Bank atau Bank Pembangunan Asia

dalam rangka mengentaskan kemiskinan di Indonesia (Totok Waskito,2003:6)

Dari hasil kesepakatan tersebut maka Bank Indonesia bersama dengan

Bank Pembangunan Asia menyepakati sebuah Proyek yang disebut Proyek

Kredit Mikro ( PKM ) dengan tujuan untuk membantu rakyat miskin atau

rakyat yang mendekati miskin yang mempunyai usaha produktif dalam rangka

Page 70: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan memberikan bantuan permodalan

yang dinamakan Kredit Mikro (Totok Waskito, 2003: 7).

Kredit Mikro dimaksud diperuntukkan kepada pengusaha mikro baik

secara individu maupun secara kelompok dimana kelompok disini

dimaksudkan adalah calon debitur yang merupakan gabungan dari pengusaha

mikro individu yang membentuk kelompok dalam satu wilayah atau yang

memiliki usaha sejenis yang dinamakan Kelompok Pengusaha Mikro (KPM ).

(Totok Waskito, 2003: 8)

Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa kredit mikro adalah kredit

yang diberikan kepada pengusaha kecil mikro yang memiliki usaha produktif

dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidupnya baik secara individu

maupun secara kelompok. Dikatakan kredit mikro dimaksudkan bahwa plafon

kredit yang diberikan relative kecil yaitu sebesar Rp. 2 juta untuk pinjaman

pertama dan selanjutnya setinggi tingginya sebesar Rp. 5 juta per nasabah

untuk pinjaman berikutnya dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

F. MODAL

1. Pengertian Modal

Terdapat beberapa pengertian modal, antara lain :

a) Modal dalam arti ekonomi adalah sejumlah harga (uang/barang)

yang dipergunakan untuk menjalankan usaha, modal dapat berupa

uang tunai, barang dagangan, bangunan dan lain sebagainya.

b) Modal menurut John Stuart Mill dalam Principle of Political

Economy adalah (1) barang fisik yang dipergunakan untuk

Page 71: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

menghasilkan barang lain, dan (2) suatu dana yang tersedia untuk

mengupah buruh.

c) Modal adalah barang atau uang, yang bersama-sama faktor

produksi, tanah dan tenaga kerja akan menghasilkan barang-barang

baru. Dalam artian yang lebih luas dan dalam tradisi pandangan

ekonomi non-Marxian, modal adalah ’asset’ yang dimiliki

seseorang sebagai kekayaan (wealth) yang tidak segera dikonsumsi

atau disimpan (’saving’ adalah ’potential capital’) atau dipakai

untuk menghasilkan barang/jasa baru (investasi), (Mubyarto, 1973:

98).

d) Modal menurut Marx bukanlah barang, melainkan hubungan

(produksi) sosial yang menampakkan diri sebagai barang.

Membahas tentang modal berarti membahas tentang ’bagaimana

membuat uang’, tetapi asset yang ’membuat’ uang itu mewadahi

hubungan khusus antara si pemilik dengan yang bukan pemilik

sedemikian rupa sehingga bukan saja bahwa uang ’dibuat’ tetapi

juga bahwa hubungan-hubungan pemilikan pribadi yang

melahirkan proses tersebut secara terus-menerus terlestarikan.

Dengan demikian, modal adalah suatu konsep abstrak yang

manifestasinya dapat berupa barang atau uang. (Bottomore, 1993:

60)

e) Modal adalah hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi

lebih lanjut. Dalam perkembangannya pengertian modal mulai

Page 72: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

bersifat non-physical oriented, dimana modal lebih ditekankan

pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan

yang terkandung dalam barang-barang modal. (Bambang Riyanto,

1996: 68)

f) Modal menurut beberapa penulis, yaitu sebagai berikut : (Bambang

Riyanto, 1996: 69)

a. Liitge mengartikan modal hanyalah dalam artian uang

(geldkapital).

b. Schwiedland mengartikan modal itu dapat berbentuk uang

(geldkapital) ataupun berbentuk barang (sachkapital), misalnya

mesin, barang-barang dagangan dan lain sebagainya.

c. A. Amonn J. Von Komorzynsky, modal adalah sebagai

kekuasaan menggunakan barang-barang modal yang belum

digunakan, untuk memenuhi harapan yang akan dicapainya.

d. Meij mengartikan modal sebagai ”kolektivitas dari barang-

barang modal” yang terdapat dalam neraca sebelah debit,

sedangkan yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah

semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan yang

belum digunakan, jadi yang terdapat di neraca sebelah debit.

e. Bakker mengartikan modal ialah barang-barang kongkret yang

masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di

neraca debit, maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari

barang-barang itu yang tercatat di sebelah kredit.

Page 73: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Dengan demikian modal dapat berwujud barang atau uang, tetapi tidak

sejumlah uang dapat disebut modal. Sejumlah uang dapat menjadi modal

apabila uang tersebut ditanam atau diinvestasikan untuk menjamin adanya

suatu ”kembalian” (rate of return). Dalam arti ini modal juga mengacu kepada

investasi itu sendiri yang dapat berupa alat-alat finansial seperti deposito, stok

barang ataupun surat saham yang mencerminkan hak atas sarana produksi,

atau dapat pula berupa sarana produksi fisik. Kembalian itu dapat berupa

pembayaran bunga ataupun klaim atas suatu keuntungan. (Mubyarto, 1973:

99)

2. Sumber Modal

Sumber Intern

Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang di

bentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Alasan penggunaan

sumber dana intern yaitu :

- Dengan dana dari dalam perusahaan maka perusahaan tidak

mempunyai kewajiban untuk membayar bunga maupun dana

yang dipakai.

- Setiap saat tersedia jika diperlukan.

- Dana yang tersedia sebagian besar telah memenuhi kebutuhan

dana perusahaan.

- Biaya pemakaian relatif murah.

Sumber intern atau sumber modal yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di

dalam perusahaan adalah laba ditahan dan penyusutan (depresiasi).

Page 74: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Sumber Ekstern

Modal yang berasal dari sumber ekstern adalah sumber yang berasal dari

luar perusahaan. Alasan penggunaan sumber modal ekstern adalah :

- Jumlah dana yang digunakan tidak terbatas.

- Dapat di cari dari berbagai sumber

- Dapat bersifat fleksibel.

Yang merupakan sumber ekstern adalah supplier, bank dan pasar modal.

3. Jenis-jenis Modal

Jenis-jenis modal dalam perekonomian dapat di kelompokkan sebagai

berikut, (Bambang Riyanto, 1996) :

1) Jika dilihat dari bentuknya modal dapat dibagi :

a. Modal nyata/modal kongkrit yaitu modal yang disetor para

investor, bankir atau pihak lain dalam bentuk uang, saham atau

sejenisnya yang dapat langsung dicatat jumlahnya dalam

pencatatan akuntansi sebagai modal/kewajiban.

b. Modal abstrak yaitu modal yang diperoleh perusahaan dari para

investor, bankir atau pihak lain yang baru berupa promise atau

janji dimana jumlahnya belum dicatat dalam akuntansi sebagai

modal atau kewajiban. Misalnya: kredit likuiditas dimana

perusahaan setelah mendapatkan persetujuan tidak langsung

mencairkan kreditnya tetapi digunakan sesuai kebutuhannya,

atau dicairkan sedikit demi sedikit, dan selama belum dicairkan

bisa dimasukkan dalam modal abstrak.

Page 75: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2) Jika dilihat dari fungsi kerjanya, modal dapat dibagi :

a. Modal kerja yaitu modal yang penggunaannya untuk kegiatan

operasional perusahaan seperti pembelian barang-barang

operasional perusahaan.

b. Modal tetap yaitu modal yang penggunaannya untuk

menunjang kegiatan operasional, seperti pembelian alat-alat

produksi, gedung dan lain-lain.

c. Modal barang yaitu modal yang penggunaannya untuk

pembelian semua barang yang ada dalam rumah tangga

perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk

pendapatan.

d. Modal lancar yaitu modal yang habis digunakan dalam satu

kali proses produksi, misalnya : bahan baku

.

G. TINGKAT SUKU BUNGA

Bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang.

Tingkat suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu

yang disebut sebagai persentase dari jumlah yang dipinjamkan. Pengertian lain

dari tingkat suku bunga adalah besarnya bunga yang dibebankan kepada para

peminjam atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada

bank (Kasmir, 2004: 197). Tingkat pinjaman suku bunga dibedakan atas :

a. Jangka waktu atau jatuh temponya, yaitu jangka waktu sampai

harus dibayar lunas.

b. Risikonya

Page 76: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

c. Likuiditasnya, sebuah asset disebut likuid apabila bisa ditukar

dengan uang tunai relatif cepat dan dengan sedikit kehilangan nilai.

Tingkat suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu :

a) Suku bunga nominal adalah suku bunga atas uang dalam ukuran

uang.

b) Suku bunga riil karena inflasi dan dihitung sebagai suku bunga

nominal dikurangi tingkat inflasi.

Pada saat periode inflasi, yang harus digunakan adalah suku bunga riil,

bukan suku bunga nominal, untuk menghitung hasil investasi dalam ukuran

barang-barang yang didapat per tahun atas barang yang diinvestasikan

(http://www.putracenter.wordpress.com/)

H. TEORI INVESTASI

1. Pengertian Investasi

Terdapat beberapa pengertian investasi, antara lain :

a. Investasi dalam arti ekonomi adalah pembelian (dan berarti juga

produksi) dari kapital atau modal barang-barang yang tidak

dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang

(barang produksi). Contoh : pembangunan rel kereta api/pabrik,

pembukaan lahan atau seseorang sekolah di universitas.

b. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C

+ I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada

Page 77: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

investasi non-residential (seperti : pabrik, mesin, dll) dan investasi

residential (rumah baru).

c. Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat

dengan kaitannya I = (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan

akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga

yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi

sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan

meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih

untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi. Tingkat

bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana

tersebut daripada meminjamkan uang untuk mendapatkan bunga.

d. Investasi adalah istilah penanaman modal atau pembentukan modal

yang merupakan komponen kedua dalam menentukan tingkat

pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat

diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam-

penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang

modal dan perlengkapan-perlengkapan untuk menambah

kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang

tersedia dalam perekonomian.

2. Bentuk Investasi

Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman

modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu yang digolongkan sebagai

Page 78: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi

pengeluaran/perbelanjaan yang berikut :

a. Pembelian berbagai jenis barang modal yaitu mesin-mesin dan

peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis

industri dan perusahaan.

b. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan

kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.

c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan

mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir

tahun penghitungan pendapatan nasional,

Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan

investasi bruto, yaitu meliputi investasi untuk menambah kemampuan

memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang sudah

didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka

akan didapat investasi neto. Perbedaan arti investasi neto dan bruto adalah

depresiasi.

Bentuk-bentuk investasi yang lain adalah :

a. Investasi tanah, diharapkan dengan bertambahnya populasi dan

penggunaan tanah harga tanah di masa depan akan meningkat.

b. Investasi pendidikan, dengan bertambahnya pengetahuan dan

keahlian diharapkan pencarian kerja dan pendapatan lebih besar.

c. Investasi saham, diharapkan perusahaan mendapatkan keuntungan

dari hasil kerja atau penelitian.

Page 79: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

3. Fungsi Investasi

Kurva yang menunjukkan perkaitan diantara tingkat investasi dan

tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi Investasi. Bentuk fungsi

Investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

(i) sejajar dengan sumbu datar

Gambar 2.4. Kurva Fungsi Investasi Otonomi

Y

f (I)

I

Sumber : Schumpeter (1942)

(ii) bentuknya naik keatas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi

pendapatan nasional, makin tinggi pula investasi)

Gambar 2.5. Kurva Fungsi Investasi Terpengaruh

Y f(I)

I Sumber : Schumpeter (1942)

Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar

dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila

pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh.

4. Hubungan Antara Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Investasi

Hubungan antara tingkat suku bunga dan tingkat investasi adalah

berhubungan negatif, maksudnya apabila tingkat suku bunga mengalami

Page 80: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

penurunan maka investasi akan mengalami peningkatan dan sebaliknya

apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka investasi mengalami

penurunan.

Gambar 2.6. Hubungan Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Investasi

i I=(i)

I

Sumber : Schumpeter (1942)

I. Hasil Penelitian Terdahulu

1) Sarwiyanto (2003) dalam penelitian yang berjudul ”Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pedagang Kecil Mengambil Kredit di BPR Banyudono”.

Variabel terikatnya adalah jumlah pengambilan kredit di BPR Banyudono

dan variabel bebasnya adalah modal awal usaha, jumlah tanggungan

keluarga dan lamanya usaha.

Dari pembahasan hasil regresi antara variabel terikat terhadap variabel

bebas dapat disimpulkan sebagai berikut variabel-variabel modal awal,

jumlah keluarga dan lama usaha mempunyai pengaruh yang berarti

terhadap variasi/besar kecilnya jumlah kredit dari pedagang kecil tersebut;

variabel yang mempunyai sumbangan paling kuat dengan jumlah

pengambilan kredit para pedagang kecil adalah variabel modal awal; dan

dilain pihak, secara parsial atau sendiri-sendiri maka variabel yang

Page 81: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

mempunyai sumbangan paling kecil dengan jumlah pengambilan kredit

para pedagang kecil adalah variabel jumlah keluarga.

2) Dandi Fajar Musratmo (2004) dalam penelitian yang berjudul ”Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Usaha Kecil di Bank Pasar

Boyolali”.

Variabel terikatnya adalah penyaluran KUK dan variabel bebasnya adalah

jumlah dana yang dihimpun bank pasar, tingkat suku bunga kredit dan

jumlah dana yang dapat dihimpun Bank Pasar pada tahun sebelumnya.

Dari pembahasan hasil regresi antara variabel terikat terhadap variabel

bebas dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa yang berpengaruh positif

terhadap variabel KUK adalah variabel jumlah dana yang dihimpun Bank

Pasar, variabel tingkat suku bunga kredit, variabel jumlah dana yang

dihimpun Bank Pasar pada tahun sebelumnya dan variabel yang paling

dominan terhadap penyaluran KUK adalah variabel jumlah dana yang

dihimpun Bank Pasar.

3) Dheasy Novi Dwi Kristanti (2005) dalam penelitian yang berjudul

”Analisa Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Kredit Umum Pedesaan

(KUPEDES) yang ditawarkan oleh BRI Unit Klego di Kabupaten

Boyolali”.

Variabel terikatnya adalah besarnya KUPEDES yang ditawarkan oleh BRI

Unit Klego dan variabel bebasnya adalah simpanan pihak ketiga BRI Unit

Klego, suku bunga deposito, suku bunga SBI dan tingkat inflasi di kota

Boyolali.

Page 82: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Dari pembahasan hasil regresi antara variabel terikat terhadap variabel

bebas dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa variabel simpanan pihak

ketiga BRI Unit Klego mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kupedes

yang ditawarkan oleh BRI Unit Klego dan variabel ini merupakan variabel

yang paling dominan pengaruhnya terhadap Kupedes yang ditawarkan

oleh BRI Unit Klego Kabupaten Boyolali dan bahwa variabel suku bunga

deposito mempunyai pengaruh yang negatif terhadap Kupedes yang

ditawarkan oleh BRI Unit Klego Kabupaten Boyolali.

J. KERANGKA PEMIKIRAN

Untuk mempercepat proses pembangunan pedesaan, maka hal-hal

yang dapat menghambat lajunya pembangunan harus segera diatasi sehingga

program pembangunan yang kita harapkan dapat berjalan sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu hambatan dalam

pembangunan pedesaan adalah masalah permodalan bagi masyarakat

golongan ekonomi lemah, khususnya para pedagang kecil yang mempunyai

potensi untuk mengembangkan usahanya.

Pemerintah khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merasa

berkewajiban mengatasi masalah permodalan yang dihadapi oleh masyarakat

pedesaan khususnya masyarakat golongan ekonomi lemah yaitu dengan cara

mengembangkan sistem perkreditan yang lebih efektif yaitu dengan

mengembangkan sistem perkreditan yang mudah, murah dan mengarah pada

masyarakat pedesaan. Lembaga yang dibentuk untuk menyediakan dana

perkreditan bagi pedagang golongan ekonomi lemah tersebut khususnya di

Page 83: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Jawa Tengah adalah dengan didirikannya suatu Badan Kredit Kecamatan

(BKK). Dan pengambilan kredit ini dipengaruhi oleh variabel-variabel modal

awal usaha, tingkat pendidikan, lama usaha, keuntungan usaha dan tingkat

suku bunga.

Adapun Kerangka Pemikirannya Dapat Digambarkan Sebagai Berikut :

Gambar 2.7. Kerangka Pemikiran

K. HIPOTESIS

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1 Variabel lama usaha, tingkat pendidikan, keuntungan usaha dan tingkat

suku bunga berpengaruh terhadap pengambilan kredit mikro di BPR BKK

Unit Banyudono Kabupaten Boyolali.

Lama Usaha

Tingkat pendidikan

Keuntungan Usaha

Jumlah Pengambilan Kredit Mikro di BPR BKK Unit Banyudono

Tingkat suku bunga

Page 84: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

2. Faktor tingkat suku bunga lebih dominan dalam mempengaruhi

pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten

Boyolali.

Page 85: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Informasi

dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner dan wawancara

langsung. Penulisan ini dibatasi pada survey sampel, yaitu informasi yang

dikumpulkan dari berbagai populasi untuk mewakili seluruh populasi (Masri

Singarimbun dan Sofian Efendi, 1989 : 8).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi masyarakat khususnya unit usaha mikro dan usaha kecil yang

mengambil kredit mikro di Bank Perkreditan Rakyat (BPR BKK) Unit

Banyudono Kabupaten Boyolali. Faktor-faktor yang akan diteliti pengaruhnya

terhadap jumlah pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono

Kabupaten Boyolali sesuai dengan hipotesa sebelumnya adalah lama usaha,

tingkat pendidikan, keuntungan usaha dan tingkat suku bunga.

B. Lokasi Penelitian

BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono berlokasi di Jalan Raya

Pengging, Boyolali, Jawa Tengah. Daerah Banyudono dijadikan studi

penelitian karena letak daerah Banyudono yang strategis yaitu terletak di

tengah-tengah antara wilayah kota Sukoharjo, Klaten, Karanganyar dan

Boyolali serta lingkungan masyarakat. Daerah Banyudono juga merupakan

daerah kawasan industri golongan menengah ke bawah yang menyambut baik

Page 86: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

atas berdirinya BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono sebagai sumber

dana untuk mengembangkan kawasan industri tersebut dan bagi BPR BKK

Boyolali Kota Unit Banyudono kawasan industri tersebut merupakan tempat

untuk memasarkan produknya.

C. Jenis dan Sumber data

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer

berupa data yang diperoleh langsung melalui wawancara dengan pedagang

yang ada hubungannya dengan penelitian ini disertai pengisian daftar

pertanyaan (kuesioner). Sedangkan data sekunder berasal dari dokumen BPR

BKK Unit Bnayudono Kabupaten Boyolali dan dari literatur yang

berhubungan dengan penelitian ini.

D. Definisi Operasional Variabel

a. Kredit mikro merupakan kredit yang diperuntukkan bagi pedagang

kecil dan mikro di pasar-pasar khususnya pedagang eceran, candak

kulak dan pedagang asongan yang dinyatakan dalam rupiah (Totok

Waskito, 2003: 7).

b. Lama Usaha adalah jenjang waktu yang telah digunakan oleh para

pedagang untuk menjalankan usahanya dari mulai usaha itu berdiri

sampai sekarang yang dinyatakan dalam bentuk tahun.

c. Tingkat Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

pernah diselesaikan oleh responden yang terlibat dalam penelitian ini

yang diukur dari tahun sukses.

Page 87: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

d. Keuntungan Usaha adalah sejumlah uang yang diperoleh pedagang

dari total penjualan setelah dikurangi biaya produksi yang merupakan

rata-rata keuntungan per bulan, dinyatakan dalam rupiah.

e. Tingkat suku bunga adalah besarnya bunga yang dibebankan kepada

para peminjam atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah

peminjam kepada bank (Kasmir, 2004: 197).

E. Pengambilan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-

satuan/individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga

(Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 1993: 107). Dalam penelitian

ini sebagai populasinya adalah seluruh masyarakat yang termasuk unit

usaha mikro dan unit usaha kecil di wilayah Kecamatan Banyudono

yang mengambil kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono

Kabupaten Boyolali hingga tahun 2007 yaitu sebanyak 1.215 orang.

Data tersebut diperoleh dari bagian kredit BPR BKK Unit Banyudono

Kabupaten Boyolali.

b. Tehnik Pengambilan Sample Secara Acak

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak

diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Yang

diperhatikan dalam penelitian ini adalah jumlah nasabah dari masing-

masing unit usahanya baik dari unit usaha mikro maupun unit usaha

Page 88: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

kecil dan kemudian dari masing-masing pos tersebut diambil sebesar

prosentase tertentu dan setelah itu hasil penelitian digunakan untuk

menentukan sample. Prosentase dari populasi tersebut ditentukan atau

digunakan sistem frame sampling. Sebagai bahan pertimbangan untuk

menentukan jumlah sampel dari populasi digunakan rumus Slovin

yang dikutip Sevilla (dalam Nanu Donapriatna, 2005 : 63) :

N

1+ N.e²

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = prosentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel (e=0,1).

Dari perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel yang akan diteliti

sebagai berikut :

1.215

1+ 1.215.(0,1)²

1.215 = 92,4 responden

1+ 1.215.0,01

Menurut Suharsimi Arikunto suatu penelitian akan lebih baik apabila

jumlah sampel yang digunakan adalah 10 % dari jumlah total populasi,

maka dalam penelitian ini jumlah sampel yang seharusnya 92

responden dijadikan 125 responden. Responden dalam penelitian ini

adalah masyarakat yang tergolong unit usaha mikro dan usaha kecil

yang mengambil kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono

Kabupaten Boyolali.

Page 89: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

c. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung dan

interview dengan pedoman pada kuesioner tertutup dengan jawaban

beberapa alternatif yang telah disediakan sebelumnya, yang pada

intinya dapat diketahui variabel-variabel yang mempengaruhi

pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono..

F. Metode Analisa

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui, pertama perkembangan

jumlah kredit mikro yang ditawarkan oleh BPR BKK Unit Banyudono

Kabupaten Boyolali dan tujuan ini dijelaskan dengan menggunakan metode

analisa deskriptif. Tujuan yang kedua yaitu mengetahui variabel-variabel yang

mempengaruhi pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono

Kabupaten Boyolali, dilakukan dengan menggunakan metode analisa regresi

linear berganda.

Penentuan alat analisis Regresi Linear Berganda dapat dilakukan

dengan mengadakan uji pemilihan model, apakah bentuk model empirik

dinyatakan dalam bentuk linear ataupun log linier, karena bentuk log linear

diyakini dapat mengurangi tingkat variasi data yang digunakan. Namun,

sesungguhnya keyakinan tersebut tidak sepenuhnya benar karena tidak

menutup kemungkinan dalam kasus tertentu, suatu model regresi lebih tepat

diestimasi dengan bentuk linear (tanpa log). Untuk menguji apakah model

empirik yang digunakan dalam bentuk model linear ataupun log-linear,

Page 90: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

metode yang digunakan adalah metode yang dikembangkan oleh Mac Kinnon,

White dan Davidson tahun 1983, atau yang lebih dikenal dengan MWD test.

Berdasarkan landasan teori dan sesuai dengan tujuan penelitian

sebelumnya, maka dapat diformulasikan suatu model regresi sebagai berikut :

Y = f ( X1, X2, X3, X4 )

Dimana : Y : jumlah pengambilan kredit mikro

X1 : lama usaha

X2 : tingkat pendidikan

X3 : keuntungan usaha

X4 : tingkat suku bunga

Dalam bentuk linier hubungan fungsional tersebut dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε

Dimana : α = konstanta/intercep

β1, β2, β3, β4 = koefisien regresi

ε = error/variabel gangguan (semua variabel yang

dihilangkan dari model tapi secara bersama-

sama mempengaruhi Y)

X1 = lama usaha

X2 = tingkat pendidikan

X3 = keuntungan usaha

X4 = tingkat suku bunga

Page 91: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Sedangkan untuk tujuan ketiga, yaitu ingin mengetahui variabel mana

yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap pengambilan kredit

mikro di BPR BKK Unit Banyudono dengan melihat nilai koefisien regresi

betanya. Koefisien regresi beta yang terbesar secara absolut menunjukkan

pengaruh yang paling dominan.

G. Analisa Data dengan Metode Statistik

Untuk menguji benar tidaknya suatu hipotesa nol (H0) digunakan suatu

pendekatan pengujian statistik yang disebut dengan uji signifikansi.

Keputusan untuk menerima atau menolak H0 dibuat atas dasar nilai statistik

(Uji t dan Uji F) yang diperoleh dari hasil perhitungan, kemudian

dibandingkan dengan nilai tabel pada derajat bebas tertentu. Dari regresi linear

berganda dapat diketahui besarnya koefisien masing-masing variabel,

kemudian dari koefisien tersebut dapat diketahui pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat secara bersama-sama maupun secara terpisah.

Pengujian hipotesa dilakukan terhadap parameter dugaan adalah dalam

tiga bentuk, yaitu (Gujarati, 1997 : 77) :

a) Uji Statistik

1. Uji t (T test)

Yaitu untuk mengetahui tingkat signifikasi koefisien regresi dari

pengaruh variable independen terhadap variable adependen secara

parsial/individu.

Page 92: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

a. Rumus Uji t : (Damodar Gujarati, 1995)

Dimana :

: Koefisien regresi independen ke-i

: Kesalahan standar variable independen ke-i

Dengan menggunakan hipotesis nol dan hipotesis alternative maka

kriteria uji-nya adalah sebagai berikut:

b. Hipotesis

= β1 = β2 = β3 = β4 = 0

Artinya semua variable independen bukan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variable dependen.

= β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0

artinya, semua variable independen merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variable dependen.

c. Melakukan penghitungan nilai t, sebagai berikut:

df= N-k

df= N-k

t tabel (0,05;N-k)

Page 93: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

d. Kriteria pengujian

Gambar 3.1

Kurva Distribusi Frekuensi

e. Kesimpulan

1) Apabila nilai t hitung > t tael atau t hitung <-tabel atau Prob (t-

Statistik) <0.05 ® H0 ditolak atau Ha diterima sehingga

berbeda dengan nol (signifikan) atau Variabel X berpengaruh

terhadap Variabel Y.

2) Apabila nilai –t tabel < t hitung < t tabel atau Prob (t-Statistik)

> 0.05 (5%) ® H0 diterima atau Ha ditolak, sehingga tidak

berbeda dengan nol (tidak signifikan) atau Variabel X tidak

berpengaruh terhadap Variabel Y

2. Uji F (Analysis of Varian)

Uji F (Analysis of Varian) untuk mengetahui bagaimana

pengaruh vfariabel independen terhadap variable dependen secara

bersama-sama.

a. Rumus : (Gujarati, 1995)

atau

H0 ditolak H0 ditolak H0 diterima

Page 94: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Dimana :

R : Koefisien dterminan

K : Jumlah variable independen

N : Jumlah data/sampel

Dengan menggunakan hipotesis nol dan hipotesis alternative maka

kriteria uji-nya adalah sebagai berikut:

b. Hipotesis

= β1 = β2 = β3 = β4 = 0

Artinya semua variable independen bukan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variable dependen.

= β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0

artinya, semua varoabel independen merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variable dependen.

c. Melakkan penghitungan nilai F, sebagai berikut:

µ = 0,05

df= N-k ; k-1

F tabel (0,05; df=N-k;k-1)

d. Kesimpulan

1) Jika F hit > Fa Tabel atau Prob (F-Statistik) < 0,05 pada

variable kepercayaan 95% (a=5%) maka H0 ditolak berarti

Page 95: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

signifikan/variable independen secara keselruhan berpengaruh

tehadap variable dependen.

2) Jika Fhit < F tabel atau Prob 9F-statistik) > 0,05 pada derajad

kepercayaan 95% (a=5%) maka h0 ditolak berarti tidak

signifikansi atau variable independen secara keseluruhan tidak

berpengaruh terhadap variable dependen.

3. Ukuran Goodness of Fit (R2)

Setelah menaksir parameter dan standart error nya, perlu untuk

diperiksa apakah model regresi yang terestimasi cukup baik atau tidak.

Untuk mengetahui hal tersebut, harus dilakukan suatu cara untuk

mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan

data. Ukuran yang biasa di gunakan untuk keperluan ini adalah

Goodness of Fit (R2). Ukuran Goodness of Fit ini mencerminkan

seberapa besar variasi dari regressand (Y) dapat diterangkan oleh

regressor (X) … (Nachrowi, 2005:21). Bila R2=0, artinya variasi dari

Y tidak daoat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2=1,

artinya variasi dari Y, 100% dapat diterangkan oleh X, dengan kata

lain bila R2=1, maka semua titik pengamatan berada pada garis regresi.

Dengan demikian ukuran Goodness of Fit dari suatu model di

tentukan oleh R2 yang nilanya antara nol dan satu.

R2 didefinisikan atau dirumuskan berdasarkan langkah-langkah

sebagai berikut (Nachrowi, 2005:22):

Observasi :

Page 96: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Regresi : (catatan : merupakan estimasi dari )

TSS ESS RSS

TSS : Total Sum of Square

ESS : Explained of Sum Square

RSS : Residual of Sum Square

Telah dijelaskan bahwa tidak tepatnya titik berada pada garis

regresi disebabkan oleh faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap

variable bebas. Bila tidak ada penyimpangan tentunya tidak aka nada

error. Akibat hal tersebut, maka RSS=0, yang berarti ESS=TSS atau

R2=1. Atau dengan kata lain semua titik observasi berada tepatnya di

garis regresi. Jadi, TSS sesunguhnya adalah variasi dari data

sedangkan ESS adalah variasi dari regresi yang dibuat.

b) Uji Ekonometria/Uji Asumsi Klasik

Model klasik digunakan untuk penaksiran dari pengujian hipotesis,

maupun masalah peramalan. Namun dalam hal ini, akan dianalisis

mengenai adanya pelanggaran atau penyimpangan terhadap asumsi klasik.

Page 97: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Penyimpangan ersebut antara lain (Modul Laboratorium Ekonometri,

2007:107)

1. Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan adanya hubungan antara beberapa

atau semua variable bebas yang terdapat dalam model regresi atau

dengan kata lain satu atau lebih variable bebas merupakan fungsi

linier dari variable lain. Multikolinieritas terjadi apabila asumsi OLS :

Cov (xi xj)=0 tidak terpenuhi, dengan kata lain terdapat hubungan

antar beberapa variavel X (variable bebas).

Cara yang digunakan untuk menguji adanya multikolinieritas

adalah dengan mengunakan metode:

a. Uji Klein. Metode ini dilakukan dengan membandingkan nilai r2

dengan nilai R2. Jika nilai r2 < R2 berarti tidak terjadi masalah

multikolinearitas, begitu juga sebaliknya. Metode yang digunakan

untuk mendeteksi masalah Multikolinieritas dalam penelitian ini

adalah dengan metode Klein, yaitu membandingkan nilai R-

Square dari hasil regresi antar variable indenpenden (r2) dengan

hasil regresi variable awal (R2).

b. Cara lain yang biasa digunakan adalah dengan melihat nbilai VIF

dari hasil regresi. Jika ,VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi

multikolinieritas.

c. Pendekatan Kautsoyianis. Pendekatan ini dikembangkan aoleh

Koutsoyianis (1977). Metode uni dilakukan dengan

Page 98: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

membandingkan R2 total (dari hasil regresi awal) dengan R2 per

variable dimana sebelumnya telah diregres variable dependen dengan

masing-masing variable independennya. Pedoman yang digunakan

ialah jika R2per variable < R2 total (dari hasil regresi awal) atau R2 total

(dari hasil regresi awal) > R2 per variable ® Tidak terjadi

Multikolinieritas. Hal ini berarti bahwa variable-variabel

independen memang layak/berguna untuk dimasukkan ke dalam

model.

2. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi

regresi yang mempunyai variable yang tidak sama, sehingga penaksir

OLS tidak efisien. Heteroskedastisitas terjadi apabila asumsi OLS: Var

(Ui)=si2 tidak dipenuhi, ini berarti bahwa model regresi memiliki

varian variable gangguan yang tidak sama.

Salah satu cara yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Park. Meode ini

terdiri dari dua tahap. Yang pertama dilakukan regresi tanpa

memperhitungkan adanya masalah heteroskedastisitas. Dari hasil

regresi tersebut dikuadratkan dan diregresikan dengan variable-

variabel independen dari hasil regresi tanpa dua tadi kemudian

dilakukan uji t. Jika nilai probabilitas semua variable independen

signifikan, maka terjadi heteroskedastisitas.

Page 99: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Selain melalui Uji Park, identifikasi mengenai masalah

Heteroskedastisitas dengan menggunakan Program Eview’s adalah

dengan menggunakan Uji White. Ada dua versi Uji White, yaitu White

Heterroscedasticity (No Cross Term) dan White Heterroscedasticity

(Cross Ter). Uji yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah dengan

mengunakan White Heterroscedasticity (No Cross Term). Langkah-

langkah yang digunakan dalam White Heterroscedasticity (No Cross

Term) adalah dengan membandingkan OBS*R2 dengan X2 tabel

dengan df (jumlah regressor) dan a=5%. Jika nilai OBS*R2 < X2 maka

tidak signifikan secara statistic. Berarti hipotesa yang menyatakan

bahwa model empiric tidak terdapat maslah heteroskedastisitas tidak

ditolak. (Modul Laboratorium ekonometrika, 2007:105).

3. Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi antara variable gangguan

sehinga penaksir tidak lagi efisien. Autokorelasi terjadi apabil asumsi

OLS : Var (Ui;Uj)=0 tidak dipenuhi, sehingga dalam model regresi

tersebut terdapat hubungan antar Var Ui (Variabel Gangguan). Untuk

menguji ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan percxobaan

(Durbin-Watson Test), yaitu dengan formula

Gambar 3.2 Daerah H0 diterima dan ditolak dalam uji Autokoelasi

Tidak ada Autokorelasi

Autokorelasi Positif

Ragu-Ragu

Autokorelasi Negatif

Ragu-Ragu

0 dL dU 4-dU 4-dL 4 2

Page 100: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Dengan H0 : tidak ada serial autokorelasi antara dua ujungnya baik

yang positf maupun negative, sehingga jika:

a. 0<d<dL : menolak H0

b. 4-dL<d<4 : Menolak H0

c. dU<d<4-dU : Menerima H0

d. dL<d<dU atau 4-dU<d<4-dL : tidak meyakinkan (inconclusive)

Masalah Autokorelasi dalam penelaitian ini diidentifikasi

dengan menggunakan Uji B-G Test, yang dikembangkan oleh T.S

Breusch dan L.G Godefrey pada tahun 1978. Langkah-langkah

pengujian dalam Uji B-G test adalah sebagai berikut:

a. Estimasi persamaan regresi dengan OLS, kemudian diperoleh nilai

residualnya (Ui)

b. Regresi (Ui) terhadap variable bebas dan U1-I …..U1-p

c. Hitung (n-p)R2-X2, jika lebih besar dari nilai tabel Chi-square

dengan df-p, maka menolak hipotesis bahwa setidaknya ada satu

koefisien autokorelasi yang berbeda dengan 0 (nol).

Melalui program Eview’s Uji B-G test yaitu dengan serial

Correlation LM Test. Pedomannya yaitu jika nilai Probabilitas dari

OBS*R-square lebih besar dari Probabilitas 5%, maka hipotesis yang

menyatakan pada model tidak terdapat autokorelasi tidak ditolak,

berarti model empiric lolos dari masalah autokorelasi, begitu juga

sebaliknya (Modul Laboratorium Ekonometrika, 2007:104).

Page 101: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

c) Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan Uji Ramsey yang

dikembangkan oleh JB Ramsey pada tahun 1969 (Modul Laboratorium

Ekonometrika, 2007). Uji ini sebenarnya dilakukan untuk menguji ada

tidaknya kesalahan spesifikasi dalam regresi. Langkah pengujiannya,

yaitu:

1. Melakukan estimasi OLS terhadap model regresi awal, kemudian

menghitung nilai fitted nya.

2. Mengestimasi model awal dengan ditambah variable fitted yang tidak

linier.

3. Menghitung nilai F dengan rumus F restriksi. Jika nilai F statistic

signifikan, maka model awal terjadi mis-spesifikasi.

Pedoman yang digunakan untuk melakukan Uji lianieritas

dengan Ramsey Reset Test adalah membandingkan nilai Prob (F-statistik)

dengan derajad kepercayaan 5%. Apabila nilai Prob (F-statistik) tidak

statistic (>0,05) maka tidak terjadi kesalahan spesifikasi pada model awal,

begitu juga sebaliknya.

Page 102: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Kondisi Geografis

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 daerah

kabupaten/kota di wilayah Propinsi Jawa Tengah bagian selatan,

terletak antara 110º 22’-110º 50’ Bujur Timur dan 7º 36’-7º 71’

Lintang Selatan. Jarak bentang wilayah dari barat ke timur sejauh 54

km, adapun batas-batas daerah administrasi kabupaten Boyolali adalah

sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kab. Grobogan dan Kab. Semarang

b. Sebelah Timur : Kab. Karanganyar dan Kab. Sukoharjo

c. Sebelah Selatan : Kab. Klaten dan DIY

d. Sebelah Barat : Kab. Magelang dan Kab. Semarang

Secara administratif kabupaten Boyolali terbagi menjadi 19

kecamatan dan 267 desa/kelurahan. Dari segi penggunaan lahan,

kabupaten Boyolali menempati lahan seluas 101.510,1 Ha, dimana

78.563,5 Ha merupakan tanah kering dan 22.946,6 Ha adalah tanah

sawah. (Kabupaten Boyolali Dalam Angka 2008)

Melihat keadaan alam kabupaten Boyolali yang sebagian besar

merupakan daerah yang bergelombang, maka sebagian besar daerah

kabupaten Boyolali merupakan daerah pertanian lahan kering yang

potensial. Berdasarkan topografi, kabupaten Boyolali terletak pada

Page 103: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

ketinggian antara 75-1500 meter di atas permukaan laut (m. dpl).

Ketinggian kurang dari 100 m. dpl berada di kecamatan Wonosegoro,

Kemusu dan Juwangi, sedangkan ketinggian lebih dari 1000 m. dpl

berada di kecamatan Musuk, Cepogo, Ampel dan Simo. Kabupaten

Boyolali mempunyai curah hujan 1500-2000 mm/tahun (bio iklim

lembab), dengan bulan kering 3-4 bulan meliputi kecamatan Teras,

Banyudono, Sawit dan Musuk. Sementara curah hujan lebih dari

2000mm/tahun (bio iklim sangat lembab) dengan bulan kering 2-4

bulan meliputi Kecamatan Selo, Ampel, Cepogo, Sambi, Ngemplak,

Nogosari, Simo, Karanggede, Klego, Andong, Kemusu, Wonosegoro

dan Juwangi.

Secara umum wilayah kabupaten Boyolali terbagi menjadi

empat relief daratan, yaitu :

a. Lereng Gunung Merbabu

Membentang ke arah timur, meliputi sebagian besar kecamatan

Ampel.

b. Lereng Gunung Merapi (dari puncak ke kaki gunung)

Membentang ke arah timur, meliputi sebagian besar kecamatan

Selo, Musuk dan Cepogo.

c. Dataran Rendah

Merupakan daerah terendah di kabupaten Boyolali, meliputi

kecamatan Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono, Sawit, Sambi,

Nogosari dan Ngemplak.

Page 104: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

d. Dataran Berbukit

Daerah sekitar pegunungan Kendeng, meliputi kecamatan Simo,

Wonosegoro, Klego, Andong, Kemusu, Karanggede dan Juwangi.

2. Kondisi Demografis

Jumlah penduduk kabupaten Boyolali berdasarkan hasil

registrasi penduduk akhir tahun 2008 tercatat sebesar 943.693 jiwa

yang terdiri dari 461.452 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 482.241

jiwa berjenis kelamin perempuan. Dengan demikian nilai sex ratio

(rasio penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan) sebesar

95,63 dan kepadatan penduduk sebesar 929 jiwa/km.

Tabel 4.1.Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Jenis

Kelamin di Kabupaten Boyolali

Tahun Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah

1998 440.236 462.491 902.727 889 1999 442.749 464.445 907.194 894 2000 445.193 467.072 912.265 899 2001 447.765 469.672 917.437 904 2002 450.521 472.331 922.852 909 2003 452.847 474.655 927.502 914 2004 455.083 476.297 931.380 917 2005 457.389 478.379 935.768 922 2006 459.106 479.981 939.087 925 2007 460.072 481.075 941.147 927 2008 461.452 482.241 943.693 929

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali (2008).Kabupaten Boyolali Dalam Angka 2008.

Page 105: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Menurut komposisi penduduk berdasarkan usia akhir tahun

2008, maka penduduk yang termasuk dalam kelompok umur 0-14

tahun berjumlah 259.008 jiwa, kelompok umur 15-64 tahun berjumlah

614.101 jiwa dan kelompok umur 65 tahun ke atas berjumlah 73.611

jiwa. Dengan demikian, dari data di atas dapat disimpulkan bahwa

kabupaten Boyolali termasuk dalam kelompok produktif yang dalam

hal ini merupakan asset bagi pembangunan daerah. Berikut data

komposisi penduduk menurut kelompok umur di kabupaten Boyolali.

Tabel 4.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Boyolali

Tahun 0-14 Tahun 15-64 Tahun > 64 Tahun Jumlah

Laki-laki Wanita Laki-laki Wanita Laki-laki Wanita 1998 117.945 120.560 296.415 312.412 24.876 29.519 901.7271999 118.591 120.982 299.128 313.884 25.030 29.659 907.2742000 119.251 121.639 300.756 315.600 25.186 29.833 912.2652001 119.933 122.311 302.493 317.350 25.339 30.011 917.4372002 120.761 123.037 304.326 319.519 25.434 30.135 923.2122003 129.010 124.735 291.087 310.848 32.692 39.072 927.4442004 129.652 125.170 292.576 321.915 32.855 39.212 9412005 130.095 125.563 294.404 313.595 32.890 39.221 935.7682006 130.581 125.985 295.509 314.643 33.016 39.353 939.0872007 130.858 126.275 296.126 315.359 33.088 39.441 941.1472008 131.252 127.756 297.123 316.978 34.088 39.531 946.728

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali (2008).Kabupaten Boyolali Dalam Angka 2008.

Sebagian besar mata pencaharian penduduk Boyolali di bidang

pertanian tanaman pangan sebesar 233.582. Berikut data penduduk

Kabupaten Boyolali usia sepuluh tahun keatas menurut lapangan kerja

utama.

Tabel 4.3. Penduduk Kabupaten Boyolali Usia Sepuluh Tahun Keatas Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2008

Page 106: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

No Mata Pencaharian Jumlah 1 Pertanian Tanaman Pangan 233.582 2 Perkebunan 15.565 3 Perikanan 1.049 4 Peternakan 45.672 5 Pertanian Lainnya 25.285 6 Industri Pengolahan 40.942 7 Perdagangan 54.314 8 Jasa 60.043 9 Angkutan 6.976 10 Lainnya 294.323

Jumlah 777.752 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali (2008).Kabupaten

Boyolali Dalam Angka 2008. 3. Kondisi Sosial Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi kabupaten Boyolali mulai mengalami

pertumbuhan setelah beberapa tahun lalu terjadi penurunan sebagai

dampak dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia.

Tabel 4.4. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2002 di Kabupaten

Boyolali Tahun 2008 No Lapangan Usaha 2005 2006 1 Pertanian 1.141.635.618 1.172.787.850

a) Tanaman Bahan Makanan

667.146.836 696.391.486

b) Tanaman Perkebunan Rakyat

81.777.052 85.594.617

c) Peternakan 369.770.378 365.582.889 d) Kehutanan 13.786.891 12.963.435 e) Perikanan 9.154.461 12.255.423

2 Pertambangan dan Penggalian

22.760.060 24.579.143

3 Industri Pengolahan 570.773.928 561.277.889 4 Listrik dan Air Bersih 26.850.111 30.910.720 5 Bangunan/Konstruksi 76.346.303 77.946.661 6 Perdagangan 854.338.509 863.855.668 7 Pengangkutan dan

Komunikasi 84.359.863 87.365.110

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

208.318.299 220.071.179

Page 107: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

9 Jasa-jasa 225.770.642 237.836.806 PDRB 3.211.153.333 3.276.631.026

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali (2008).Kabupaten Boyolali dalam Angka 2008.

4. Kondisi Fisik Tata Ruang

Dari keseluruhan wilayah kabupaten Boyolali sebesar

101.510,1 Ha, seluas 22.946,6 Ha (22,6%) merupakan lahan sawah

dan 78.563,5 Ha (77,4%) merupakan lahan kering. Lahan kering di

kabupaten Boyolali yang dikelola rakyat lebih banyak dimanfaatkan

untuk pekarangan/bangunan dan tegal/kebun, sedangkan lahan yang

dikelola pemerintah/swasta lebih banyak dimanfaatkan sebagai hutan

negara. Selain dua jenis tanah tersebut masih ada dua jenis tanah yang

penggunaannya untuk bersama yaitu tanah bengkok dan tanah kas

desa. Secara lebih rinci, berikut gambaran penggunaan lahan di

kabupaten Boyolali.

Tabel 4.5. Luas Wilayah dan Penggunaan Tanah di Kabupaten

Boyolali Tahun 2008 No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Jumlah (Ha) 1. Tanah Sawah 22.946,6

Irigasi Teknis 4.935,3 Irigasi Setengah Teknis 4.876,1 Irigasi Sederhana 2.646,4 Tadah Hujan 10.488,8

2. Tanah Kering 78.569,5 Pekarangan/Bangunan 25.028,9 Tegal/Kebun 30.616,1 Padang Gembala 983,3 Tambak/Kolam 805,4 Hutan Negara 14.633,4 Perkebunan Negara/Swasta 0

Page 108: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Lainnya 6.496,1 Total Luas Lahan 101.510,1

3. Tanah Bengkok 3.887,7 Sawah 2.571,9 Lahan Kering 1.315,8

4. Kas Desa 2.069,5 Sawah 964,5 Lahan Kering 1.105,0

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali (2008). Kabupaten Boyolali dalam Angka 2008.

Kondisi fisik permukaan dan batu-batuan di kabupaten

Boyolali dibagi menjadi tiga, yaitu daerah bagian barat, bagian tengah

dan timur, serta bagian utara, diuraikan sebagai berikut :

Tabel 4.6. Fisiografi dan Geografi Kabupaten Boyolali

No Daerah Bagian Lokasi Deskripsi

1. Daerah bagian

barat

Boyolali, Musuk,

Cepogo, Selo,

Ampel, Mojosongo

· Merupakan kenampakan fisiografi

kaki gunung Merapi dan Merbabu

· Secara geografi merupakan daerah

yang tertutup oleh endapan-endapan

vulkanik kwarter dari batuan

piroklasdik

· Aliran sungai mengarah ke timur

dan menyatu di Bengawan Solo

2. Daerah bagian

tengah dan

timur

Teras, Banyudono,

Sawit, Ngemplak,

Sambi, Simo,

Nogosari

· Kenampakan fisiografi daerah ini

datar merupakan daerah dengan

ketinggian 75-300 m

· Secara geologis terdiri dari

rombakan batuan yang lebih tua

yang dikenal sebagai endapan

Page 109: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

aluvial

· Merupakan daerah yang subur

3. Daerah bagian

utara

Kemusu,

Karanggede, Klego,

Andong,

Wonosegoro,

Juwangi

· Merupakan daerah pegunungan

lipatan

· Keadaan air cukup

· Secara geologis, daerah ini tertutup

oleh endapan sedimen katolit, rata

rata ketinggian adalah 30-500 m

Sumber : RUTRD Kabupaten Boyolali, 1997-2008

Variasi dan intensitas penggunaan tanah pada suatu daerah

merupakan ciri yang menggambarkan kualitas penduduk daerah yang

bersangkutan. Komposisi penggunaan tanah kabupaten Boyolali

hampir seluruhnya telah diusahakan. Penyebaran penggunaan tanah ini

bila dikaitkan dengan keadaan bentuk lerengnya, maka tanah

persawahan sebagian besar terletak pada dataran rendah dengan lereng

(kemiringan tanah) 0-15 %. Tegalan/ladang merupakan lahan terluas

yaitu 32,37 % dari luas wilayah tersebar di kecamatan Selo, Ampel,

Klego, Cepogo, Musuk, Kemusu, Wonosegoro dan Juwangi.

B. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah Perusahaan

BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono berlokasi di Jalan

Raya Pengging Komplek Kecamatan Banyudono, Boyolali, Jawa

Tengah. Sesuai dengan persyaratan BPR BKK Boyolali Kota Unit

Banyudono telah memperoleh persetujuan dari Departemen Keuangan

Page 110: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

RI Nomor: Kep-505/KM-13/1991 pada tanggal 08 Oktober 1991, serta

Akte Notaris Nomor: 448/v/91 pada tanggal 30 Mei 1992 yang

mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman tanggal 21 September

1992. BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono memperoleh ijin

usaha dari Departemen Keuangan RI melalui Keputusan Menteri

Keuangan RI Nomor: Kep 505/KM-13/1991 tanggal 08 Oktober 1991

dan saat itulah BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono mulai

beroperasi.

Sesuai dengan tugas bank yang juga merupakan tujuan bank

yang diarahkan untuk menunjang pertumbuhan dan memodernisasi

ekonomi yang memberikan bantuan atau pelayanan perbankan kepada

lapisan masyarakat dengan memberikan bantuan kredit kepada

pedagang kecil atau pengusaha kecil di pasar-pasar, di desa-desa serta

menghimpun dana dari masyarakat.

Perusahaan biasa sudah dapat melakukan usahanya bila sudah

mempunyai akte notaris yang telah mendapat pengesahan dari Menteri

Kehakiman dan dapat pengesahan dari Pengadilan Negeri,tetapi untuk

perijinan pendirian bank dalam hal ini Bank Perkreditan Rakyat sesuai

dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 1064/KMK.00/1988

tentang Pendirian Bank Perkreditan Rakyat Bab V Pasal 7 menyatakan

bahwa :

Page 111: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

1. Persetujuan prinsip itu untuk pendirian bank dilakukan dua tahap.

Persiapan pendirian bank selama-lamanya 1 tahun terhitung sejak

dikeluarkan izin prinsip.

2. Izin usaha adalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha

setelah kesiapan sebagaimana dimaksud pada nomor 1 selesai

dilakukan.

2. Lokasi Perusahaan

BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono berlokasi di Jalan

Raya Pengging, Boyolali, Jawa Tengah. Dalam menentukan lokasi,

BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono memperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

a. Letak Kecamatan Banyudono yang strategis

Kecamatan Banyudono terletak di tengah-tengah antara wilayah

kota Sukoharjo, kota Klaten, Karanganyar dan kota Boyolali serta

lingkungan masyarakat.

Kecamatan Banyudono adalah daerah kawasan industri golongan

menengah ke bawah yang menyambut baik atas didirikannya BPR

BKK Boyolali Kota Unit Banyudono sebagai sumber dana untuk

mengembangkan kawasan industri tersebut dan bagi BPR BKK

Boyolali Kota Unit Banyudono kawasan industri tersebut

merupakan tempat untuk memasarkan produknya.

b. Transportasi

Page 112: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Letak BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono dekat dengan

jalan raya yang dapat dijangkau dengan berbagai kendaraan umum.

Letak BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono yang mudah

dijangkau kendaraan umum akan menguntungkan BPR itu sendiri,

maupun bagi nasabah.

c. Fasilitas lain

BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono di Ibukota Kecamatan

Banyudono mempunyai fasilitas air, listrik dan hubungan

komunikasi yang tersedia lengkap, sehingga dapat mendukung

kelangsungan hidup BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono.

3. Produk Bank

Produk BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono ada 3

macam, yaitu kredit, deposito dan tabungan.

Kredit terdiri dari :

1. Kredit umum, yaitu kredit yang diperuntukkan khusus bagi semua

golongan masyarakat.

2. Kredit pasar, yaitu kredit yang diperuntukkan khusus bagi

pedagang pasar.

3. Kredit Pegawai, yaitu kredit yang dikhususkan untuk golongan

pegawai.

Untuk produk deposito ada 4 macam, yaitu :

1. Deposito jangka waktu 1 bulan

Page 113: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

2. Deposito jangka waktu 3 bulan

3. Deposito jangka waktu 6 bulan

4. Deposito jangka waktu 12 bulan

Untuk produk bank yang berupa tabungan ada 2 macam, yaitu :

1. Tabungan Tamades, adalah tabungan yang diperuntukkan kepada

masyarakat umum.

2. Tabungan Wajib, adalah tabungan yang dikhususkan untuk pihak

debitur BPR BKK Boyolali Kota Unit Banyudono.

4. Struktur Organisasi

Mengingat struktur organisasi/susunan organisasi sangat

penting untuk menentukan kelancaran tata kerja yang merupakan

sarana untuk mewujudkan hubungan kerja yang berlandaskan

tanggung jawab yang optimal dengan adanya batasan wewenang

tanggung jawab dan pembagian tugas yang jelas.

Adapun struktur organisasi BPR BKK Boyolali Kota Unit

Banyudono adalah sebagai berikut :

Page 114: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

C. Deskripsi Responden

Page 115: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui adakah pengaruh modal

awal usaha, lama usaha, tingkat pendidikan dan keuntungan usaha

terhadap jumlah pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono.

Oleh sebab itu responden dalam penelitian ini diambilkan dari nasabah

BPR BKK Unit Banyudono yang memenuhi kriteria masih aktif sebagai

nasabah hingga dilaksanakannya penelitian ini.

Adapun hasil penelitian responden dapat dideskripsikan sebagai berikut :

Tabel 4.7. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Frekuensi Prosentase (%) Valid Laki-laki Perempuan Total

80 45

125

64,0 36,0

100,0

Sumber : Data primer, diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.7. dapat diketahui bahwa mayoritas

responden berjenis kelamin laki-laki yaitu 80 orang (64%), sedangkan

responden yang berjenis kelamin perempuan hanya sebagian kecil saja

yaitu sebanyak 45 orang (36%).

Tabel 4.8. Distribusi Responden berdasarkan Umur

Frekuensi Prosentase (%) Valid < 40 tahun 40-45 tahun > 45 tahun Total

38 55

32 125

30,4 44,0 25,6

100,0 Sumber : Data primer, diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.8. dapat dilihat bahwa jumlah responden

terbanyak berusia antara 40 sampai 45 tahun yaitu sebanyak 55 orang

Page 116: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

(44%). Hal ini menunjukkan bahwa pengambilan kredit lebih banyak

dilakukan oleh responden yang memiliki usia produktif.

Tabel 4.9. Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Frekuensi Prosentase (%) Valid SMP atau SLTP Tidak tamat SMA SMA atau SLTA Total

22 14

89 125

17,6 11,2 71,2

100,0

Sumber : Data primer, diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.9. dapat dilihat bahwa mayoritas responden

tingkat pendidikan terakhirnya adalah SMA atau SLTA yaitu sebanyak 89

orang (71,2%), sementara untuk responden dengan tingkat pendidikan

formal terakhirnya SMP atau SLTP berjumlah 22 orang (17,6%) dan

responden yang tidak tamat SMA sebanyak 14 orang (11,2%).

Tabel 4.10. Distribusi Responden berdasarkan Modal Awal Usaha

Frekuensi Prosentase (%) Valid < 1.000.000 1 juta - 2 juta 2 juta – 5 juta > 5.000.000 Total

1 7

54 63

125

0,8 5,6

43,2 50,4

100,0 Sumber : Data primer, diolah

Berdasarkan tabel 4.10. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

memiliki modal awal usaha dengan jumlah lebih dari 5 juta yaitu sebanyak

63 orang (50,4%). Menurut UU No.9 Tahun 1999 bahwa usaha kecil

adalah suatu unit usaha dimana memilki modal yang tidak melebihi 200

Page 117: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

juta rupiah, sedangkan menurut kriteria Dinas Perindustrian dan

Perdagangan (Disperindag) unit usaha kecil memiliki modal dibawah 5

juta rupiah sementara unit usaha menengah modal awalnya antara 5 juta

sampai 200 juta rupiah.

Tabel 4.11. Distribusi Responden berdasarkan Pendapatan per bulan

Frekuensi Prosentase (%) Valid < 1.000.000 1 juta – 2 juta 2 juta – 3 juta Total

4 70

51 125

3,2 56,0 40,8

100,0

Sumber : Data primer, diolah

Tabel 4.11. menjelaskan distribusi responden dilihat dari pendapatan

perbulannya. Dari 125 orang responden, 70 orang (56%) diantaranya

memiliki pendapatan per bulan antara 1 juta sampai dengan 2 juta, 51

orang (40,8%) berpendapatan antara 2 juta sampai dengan 3 juta dan

sisanya sebanyak 4 orang (3,2%) memiliki pendapatan per bulan kurang

dari 1 juta rupiah.

Tabel 4.12. Distribusi Responden berdasarkan Keuntungan Usaha

Frekuensi Prosentase (%) Valid < 1.000.000 1 juta – 2 juta 2 juta – 2,5 juta Total

63 59

3 125

50,4 47,2 2,4

100,0

Sumber : Data primer, diolah

Pada tabel 4.12. menunjukkan distribusi responden berdasarkan

keuntungan usaha dan diperoleh responden yang mempunyai keuntungan

Page 118: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

usaha kurang dari 1 juta sebanyak 63 orang (50,4%), keuntungan usaha

antara 1 juta sampai dengan 2 juta mempunyai prosentase sebesar 47,2%

(59 responden) dan keuntungan usaha antara 2 juta sampai dengan 2,5 juta

mempunyai prosentase 2,4% atau sebanyak 3 responden.

Tabel 4.13. Distribusi Responden berdasarkan Lama Usaha

Frekuensi Prosentase (%) Valid 1 – 3 tahun 4 – 7 tahun 7 – 10 tahun > 10 tahun Total

1 45

36 43

125

0,8 36,0 28,8 34,4

100,0

Sumber : Data primer, diolah

Hasil dari tabel 4.13. menunjukkan bahwa yang mempunyai prosentase

terbesar dari distribusi responden berdasarkan lama usaha adalah unit

usaha yang mempunyai usaha selama 4 sampai 7 tahun yaitu sebesar 36%

(45 responden). Responden yang mempunyai usaha selama 1 sampai

dengan 3 tahun menunjukkan prosentase paling kecil yaitu 0,8% (1

responden), responden yang mempunyai usaha selama 7 sampai dengan

10 tahun sebanyak 36 responden (28,8%) dan 43 responden (34,4%)

memiliki usaha sudah lebih dari 10 tahun.

Tabel 4.14. Distribusi Responden berdasarkan Besarnya Pengajuan

Kredit

Frekuensi Prosentase (%)

Page 119: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Valid < 2.000.000 2 juta – 3 juta 3 juta – 4 juta > 4.000.000 Total

16 101 6

2 125

12,8 80,8 4,8 1,6

100,0 Sumber : Data primer, diolah

Dari tabel 4.14. dapat dilihat bahwa responden yang mengajukan kredit

antara 2 juta sampai dengan 3 juta sebanyak 101 orang dengan prosentase

tertinggi sebesar 80,8%. Responden dengan pengajuan kredit kurang dari 2

juta sebanyak 16 orang dengan prosentase 12,8%, pengajuan kredit oleh

responden antara 3 juta sampai dengan 4 juta hanya 6 orang dan memiliki

prosentase sebesar 4,8%, sisanya sebanyak 2 orang dan memiliki

prosentase paling kecil sebesar 1,6% yang melakukan pengajuan kredit

lebih dari 4 juta rupiah.

D. Pengantar Analisis

Pada penelitian ini Model Analisis Regresi Linear Berganda

digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pengambilan

kredit mikro di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Unit Banyudono. Variabel

bebas yang digunakan adalah lama usaha, tingkat pendidikan, keuntungan

usaha dan tingkat suku bunga untuk menguji hipotesis maka akan

dilakukan analisis data yang dibantu program computer Eviws’s 4.

1. Analisis Regresi

Untuk mengetahui pemilihan bentuk model yang tepat dalam

menganalisa data digunakan MWD test, hasil perhitungan dengan

MWD test ditampilkan dalam table berikut ini :

Page 120: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Tabel 4.15. Penjelas Z1 dan Z2

Variabel Prob Kesimpulan

Z1 0.0675 Tidak signifikan

Z2 0.0000 Signifikan

Sumber : Olah data

Dari perhitungan MWD (Lampiran I) diketahui Z1 tidak signifikan,

sedangkan Z1 signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa model yang

benar adalah model linear.

Hasil analisis Regresi Linear berganda guna mengetahui

besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas,

dihasilkan sebagai berikut :

Persamaan Regresi :

Y = α O + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + ęi

Dimana :

Y : Pengambilan Kredit Mikro

X1 : Lama Usaha

X2 : Tingkat Pendidikan

X3 : Keuntungan Usaha

X4 : Tingkat Suku Bunga

β1 – β4 : Koefisien regresi

α O : Konstanta

Page 121: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

ęi : Variabel Pengganggu

Dari persamaan regresi linear berganda diperoleh hasil regresi

pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.16 Analisis Regresi Linear Berganda

Sumber : Hasil Printout Eview’s. Data Primer 2009, diolah

Dari tabel hasil estimasi regresi linear berganda diatas dapat dibuat

fungsi regresi sebagai berikut :

Y = 11540346 + 19748.39 X1 – 54347.23 X2 + 0.482893 X3 - 414959.9 X4 + ęi

(6.244221)* (0.976868)* (-1.008417)* (2.943563)* (-5.894785)*

(0.0000)** (0.3306)** (0.3153)** (0.0039)** (0.0000)**

R- Squared = 0.264382

Adj.R-Squared = 0.239862

F-Statistik = 10.78205

No Variabel Simbol Koefisien t-Statistik Prob (t-Statistik)

Keterangan

1. Constanta C 11540346 6.244221 0.0000 Signifikan

2. Lama Usaha LU 19748.39 0.976868 0.3306 Tidak Signifikan

3. Tingkat Pendidikan PENDD -54347.23 -1.008417 0.3153 Tidak Signifikan

4. Keuntungan Usaha LABA 0.482893 2.943563 0.0039 Signifikan

5. Tingkat Suku Bunga SB -414959.9 -5.894785 0.0000 Signifikan

Page 122: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Prob (F-Statistic) = 0.000000

* = t-Statistik pada signifikansi 5%

** = Prob (t-Statistik)

2. Uji Statistik

a. Uji t

Pengujian terhadap koefisien regresi masing-masing variabel

bebas, jika besarnya t hitung lebih besar t tabel atau -t hitung lebih

kecil dari -t tabel maka variabel bebas tersebut berpengaruh secara

signifikan. Cara lain yaitu dengan melihat tingkat signifikasi, jika

nilai signifikan < 0.1 variabel tersebut signifikan pada taraf

signifikan 10% kalau < 0.05 signifikan pada 5% sedangkan kalau <

0.01 signifikan pada 1%.

Tabel 4.17.

Tabel Penjelas Untuk Uji t

Variabel t – statistic /

t- hitung t – tabel Prob/

Tingkat Signifikan

Kesimpulan

X1 : Lama Usaha

X2 :Tingkat Pendidikan

X3 : Keuntungan usaha

X4 : Tingkat Suku Bunga

0.976868

-1.008417

2.943563

-5.894785

1.960

-1.960

1.960

-1.960

0.3306

0.3153

0.0039

0.0000

Tdk Signifikan

Tdk Signifikan

Signifikan

Signifikan

Sumber : Hasil Pengolahan data program Eview’s 4, 2009

Page 123: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Dari tabel dapat dijelaskan pengaruh variabel independent

terhadap variabel dependent secara parsial/individu sebagai berikut :

1. Uji terhadap Variabel Lama Usaha

Variabel Lama Usaha adalah variabel yang

menggambarkan atau menjelaskan waktu yang dibutuhkan

seseorang untuk menjalankan usahanya. Dari hasil estimasi model

regresi linear berganda variabel Lama Usaha mempunyai t hitung

sebesar 0.976868, pada tingkat kepercayaan 95% (α =5%) nilai t

tabel sebesar =1,960, dengan Prob (t-statistik) sebesar 0.1177. Dari

nilai Prob (t-statistik) yaitu 0.3306 > 0.05 atau – t tabel < t hitung <

t tabel atau -1.960 < 0.976868 < 1.960 , maka menerima H0 dan

menolak Ha. Dengan demikian variabel Lama Usaha ini secara

parsial tidak signifikan terhadap pengambilan kredit mikro di BPR

BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali.

2. Uji terhadap Variabel Tingkat Pendidikan

Variabel Tingkat Pendidikan mempunyai nilai t hitung

sebesar -1.008417 dengan probabiliitas 0.3153. Pada

derajad kepercayaan 95% (α =5%); nilai t tabel (1.960),

sehingga - t tabel < t hitung < t tabel yaitu -1.960 < -1.008417

< 1.960 atau Prob (t-statistik) > 0.05. Berdasarkan uji variabel

independent secara statistik dapat simpulkan bahwa koefisien

regresi variabel Tingkat Pendidikan menerima H0 dan menolak Ha.

Dengan demikian, variabel ini secara parsial tidak signifikan

Page 124: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

terhadap pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono

Kabupaten Boyolali.

3. Uji terhadap Variabel Keuntungan Usaha

Variabel Keuntungan Usaha mempunyai nilai t hitung

sebesar 2.943563 dengan probabiliitas 0,0039. Pada derajad

kepercayaan 95% (α =5%); nilai t tabel (1.960), sehingga

nilai t hitung (2.943563) > t tabel (1.960) atau Prob (t-Statistik) <

0.05 , berarti koefisien regresi variabel Keuntungan Usaha

signifikan pada taraf signifikansi 5%, maka menerima H0 dan

menolak Ha Artinya variabel keuntungan usaha berpengaruh

terhadap pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono

Kabupaten Boyolali.

4. Uji terhadap Variabel Tingkat Suku Bunga

Variabel Tingkat Suku Bunga mempunyai nilai t hitung

sebesar – 5.894785 dengan probabilitas 0.0000. Pada

derajad kepercayaan 95% (α =5%); nilai t hitung (- 5.894785) lebih

kecil dari nilai -t tabel (-1.960) dan Prob (t-Statistik) < 0.05,

berarti koefisien regresi variabel Tingkat Suku Bunga signifikan

pada taraf signifikansi 5%, maka menolak H0 dan menerima Ha

Dengan demikian, variabel tingkat suku bunga berpengaruh

terhadap variabel dependent yaitu pengambilan kredit mikro.

b. Uji F

Page 125: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Uji F (Analysis Of Varian ) adalah uji untuk mengetahui

bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen secara bersama-sama.

Tabel 4.18. Hasil Uji F

F-Statistik Prob (F-Statistik)

10.78205 0.000000

Sumber : Olah Data

Berdasarkan hasil estimasi model regresi (Lampiran I) diperoleh

nilai hitungF sebesar 10.78205, pada taraf signifikansi 5% besarnya

nilai tabelF sebesar 2.21 dan Prob (F-statistik) adalah 0.0000,

sehingga tabelhit FF > = 10.78205 > 2.21 atau Prob (F-Statistik)

0.0000 < 0.05 pada derajad kepercayaan 5%. Dari hasil Uji F ini

dapat disimpulkan bahwa variabel independent yaitu variabel Lama

Usaha, tingkat Pendidikan, Keuntungan Usaha dan Tingkat Suku

Bunga secara bersama-sama signifikan atau berpengaruh terhadap

variabel dependent yaitu pengambilan kredit mikro di BPR BKK

Unit Banyudono Kabupaten Boyolali.

c. Uji R2 ( Koefisien Determinasi)

Ukuran Goodness of Fit mencerminkan seberapa besar

variasi dari regressand (Y) dapat di terangkan olah regressor

(X)…..(Nachrowi,2005:21). Berdasarkan hasil estimasi model

regresi linear berganda di peroleh Adj. 2R =0.239862, artinya

sebesar 23,98% variasi pengambilan kredit mikro tidak dapat

Page 126: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

dijelaskan oleh variabel independent yaitu lama usaha, tingkat

pendidikan, keuntungan usaha dan tingkat suku bunga. Sedangkan

sisanya sebesar 76,02% di jelaskan variabel lain di luar model

seperti modal awal usaha dan tingkat pendapatan per bulan.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan adanya hubungan antar beberapa

atau semua variabel bebas yang terdapat dalam model regresi

atau dengan kata lain, satu atau lebih variabel bebas merupakan

fungsi linear dari variabel lain. Multikolienaritas terjadi apabila

asumi OLS: Cov (xi xj )=0 tidak terpenuhi, dengan kata

lain terdapat hubungan antar beberapa variable X. Dengan

menggunakan metode Klein yakni dengan membandingkan

nilai R2 total (dari hasil regresi awal) dengan r2 per variable (hasil

regresi antar variabel independent), maka hasil uji

Multikolinearitas dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan

bahwa tidak terdapat Multikolinearitas pada hasil regresi antar

variabel independent,yaitu antar variabel lama usaha, tingkat

pendidikan, keuntungan usaha dan tingkat suku bunga (Lihat

Lampiran II) dengan nilai r2 per variable < R2 total.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heterokesdastisitas adalah keadaan dimana varian setiap

unsur gangguan yang dibatasi oleh nilai konstan.

Page 127: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi

regresi yang mempunyai variabel yang tidak sama, sehingga

penaksir OLS tidak efisien. Heteroskedastisitas terjadi apabila

asumsi OLS: Var (Ui)= σi2 tidak dipenuhi, ini berarti model

regresi memiliki varian variable gangguan yang tidak sama.

Dalam penelitian ini uji yang digunakan untuk mendeteksi ada

tidaknya masalah heteroskedastisitas adalah dengan

menggunakan White Heterroscedastici (No Cross Term).

Berdasarkan hasil Uji White Heterroscedastici (No Cross

Term) ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.19 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji White Heteroskedasticity (No Cross Term)

F-Statistik 2.005285 Probabilitas 0.051692 Obs*R-squared 15.18669 Probabilitas 0.055615

Sumber: Hasil Printout Komputer Eview’s. Data Diolah.

Langkah-langkah yang digunakan dalam White

Heterroscedasticity ( No Cross Term ) adalah dengan

membandingkan nilai Obs*R2 dengan 2c tabel dengan df

(jumlah regressor) dan α = 5%. Berdasarkan tabel 4.16 dapat

diketahui bahwa nilai Obs*R2 adalah 15.18669 sedangkan nilai

2c tabel dengan df=8 adalah 15.5730, atau nilai

22 *5730.15%)5,8( Robsdf >=== ac , maka tidak

signifikan secara statistik. Berarti dapat disimpulkan bahwa

Page 128: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

model tidak terdapat masalah heteroskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi antara variabel gangguan

sehingga penaksir tidak lagi efisien. Autokorelaji terjadi

apabila asumsi OLS: Var (Ui;Uj)=0 tidak dipenuhi, sehingga

dalam model regresi tersebut terdapat hubungan antar Var Ui

(Variabel Gangguan ). Dalam penelitian ini masalah

Autokorelasi melalui Program Eview’s 4.0 diidentifikasi

dengan menggunakan Uji B-G Test, yang dikembangkan oleh

T.S Breusch dan L.G Godfrey pada tahun 1978.

Melalui program Eview’s, Uji B-G test yaitu dengan Serial

Correlation LM Test diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.20 Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test

F-statistik 0.114367 Probabilitas 0.735822 Obs*R-Squared

0.120018 Probabilitas 0.729015

Sumber: Hasil Printout Komputer Eview’s. Data Diolah.

Berdasarkan hasil uji autokorelasi diatas dapat diketahu bahwa

nilai Probabilitas dari Obs*R-square lebih besar dari

probabilitas 5%, maka dapat diambil kesimpulan bahwa di

dalam model tidak terjadi masalah autokorelasi.

4. Uji Linearitas

Page 129: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Uji Linearitas dilakukan dengan menggunakan Uji Ramsey yang

dikembangkan oleh JB Ramsey pada tahun 1969 (Modul

Laboratorium Ekonometrika, 2007). Uji ini sebenarnya dilakukan

untuk menguji ada tidaknya kesalahan spesifikasi dalam regresi.

Pedoman yang digunakan untuk melakukan Uji Linearitas dengan

Ramsey Reset Test adalah membandingkan nilai Prob (F-statistic)

dengan derajad kepercayaan 5%. Apabila nilai Prob (F-statistic)

tidak statistik (>0.05) maka tidak terjadi kesalahan spesifikasi pada

model awal, begitu juga sebaliknya. Adapun hasil Uji Linearitas

ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.21 Hasil Uji Linearitas

Ramsey RESET test

F-Statistik 5.311218 Probabilitas 0.022922 Log likelihood ratio

5.458094 Probabilitas 0.019478

Sumber: Hasil Printout Komputer Eview’s. Data Diolah. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Prob (F-

statistik) yaitu sebesar 0.022922 atau nilai F signifikan pada tingkat

signifikansi 5% (0.022922), hal ini berarti didalam pengujian terjadi

kesalahan spesifikasi pada model awal.

5. Interpretasi secara ekonomi

Hasil estimasi model regresi linear berganda yang menggambarkan

pengaruh variabel independent yaitu lama usaha, tingkat pendidikan,

keuntungan usaha dan tingkat suku bunga yang mempengaruhi

Page 130: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

variabel dependent yaitu pengambilan kredit mikro di BPR BKK

Unit Banyudono Kabupaten Boyolali di peroleh hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat (dependent) yang ditunjukkan

oleh nilai 2R , yang besarnya 23,98%, nilai ini relatif rendah karena

variabel bebas hanya dapat menerangkan sebesar 23,98% saja dari

variasi variabel terikatnya yaitu variabel kredit mikro.

Hasil Uji-F atau Analysis of Varian diketahui bahwa secara bersama-

sama variabel independent signifikan pada α=5% terhadap variabel

dependent yaitu pengambilan kredit mikro. Dengan demikian semua

koefisien variabel independent yang didapat bisa digunakan untuk

meramal atau memperkirakan nilai variabel dependent yaitu kredit

mikro. Hasil uji T-statistik telah diketahui bahwa variabel

independent yang signifikan terhadap variabel dependent dapat di

intepretasikan hasil estimasi model regresi linear berganda sebagai

berikut:

a. Pengaruh Keuntungan Usaha terhadap pengambilan kredit mikro

Berdasarkan uji signifikansi variabel independent secara parsial

Variabel keuntungan usaha signifikan secara statistic pada α=5%

yaitu dengan koefisien sebesar 0.482893. Dengan demikian dapat

di intepretasikan bahwa setiap peningkatan 1.000.000 rupiah

maka akan meningkatkan pengambilan kredit mikro sebesar Rp

482.893, variabel lain di luar model yang mempengaruhi

pengambilan kredit mikro adalah cateris paribus atau tetap.

Page 131: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Keputusan seseorang untuk melakukan pengambilan kredit mikro

didasarkan atas adanya tingkat keyakinan dan kepercayaan diri

dari seseorang tersebut. Jumlah keuntungan usaha perbulan yang

tergolong dalam prosentase besar akan memunculkan suatu

pemikiran dari diri seseorang untuk mengambil kredit lebih

banyak lagi karena dia yakin dengan jumlah keuntungan yang

diperoleh per bulan dapat dengan mudah membayar atau

melunasi kredit tersebut. Kesimpulannya, antara tingkat

keuntungan usaha dan pengambilan kredit mikro memiliki

hubungan yang positif. Apabila tingkat keuntungan usaha yang

diperoleh semakin besar maka pengambilan kredit mikro juga

akan semakin besar.

b. Pengaruh tingkat suku bunga terhadap pengambilan kredit mikro

Slop Variabel tingkat suku bunga signifikan secara statistic pada

α=5% yaitu koefisien sebesar - 414959.9, hal ini berarti apabila

terjadi kenaikan pada variabel tingkat suku bunga sebesar 10%

maka akan terjadi penurunan terhadap pengambilan kredit mikro

sebesar Rp 4.149.599, apabila variabel lain diluar model

yang mempengaruhi pengambilan kredit mikro dianggap

konstan. Tingkat suku bunga yang semakin meningkat akan

mempengaruhi minat dari seseorang untuk mengambil kredit

karena dengan bunga kredit yang tinggi akan memunculkan suatu

pemikiran dari seseorang bahwa dia akan kesulitan untuk

Page 132: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

membayar atau melunasi kredit tersebut. Asumsi dari masing-

masing individu tersebut yang menyebabkan turunnya jumlah

pengambilan kredit karena apabila jumlah kredit yang diambil

besar maka tingkat suku bunga yang dibebankan juga akan besar.

Page 133: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya

serta hasil analisis data baik analisis deskriptif maupun model regresi, maka

penulis menarik beberapa buah kesimpulan:

1. Analisa Deskriptif

Hasil analisa deskriptif menggambarkan bahwa sebagian besar

masyarakat Kabupaten Banyudono tergolong pada masyarakat unit usaha

mikro dan kecil dengan latar belakang pendidikan yang cukup berkualitas,

yaitu di dominasi oleh pengusaha dengan tingkat pendidikan tamat SMA.

Berdasarkan lama usaha, sebagian besar usaha sudah dijalankan selama 4

sampai dengan 7 tahun. Berdasarkan jumlah keuntungan usaha, masyarakat

unit usaha mikro dan kecil memperoleh keuntungan usaha bersih per bulan

sebesar kurang dari satu juta rupiah (< Rp 1.000.000 ). Berdasarkan tingkat

suku bunga, masyarakat unit usaha mikro dan kecil di Banyudono sebagian

besar mengambil kredit dengan tingkat suku bunga sebesar 22,8%.

2. Regresi Linear Berganda

Hasil analisis regresi linear berganda menjelaskan bahwa variabel

tingkat keuntungan usaha signifikan terhadap pengambilan kredit mikro di

BPR BKK Unit Banyudono kabupaten Boyolali pada tingkat signifikansi

5% dan berkoefisien positif. Sedangkan variabel tingkat suku bunga

signifikan terhadap pengambilan kredit mikro pada tingkat signifikansi 5%

Page 134: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

dan berkoefisien negatif, hal ini berarti bahwa kenaikan tingkat suku bunga

akan cenderung menurunkan jumlah pengambilan kredit mikro di BPR BKK

Unit Banyudono Kabupaten Boyolali. Variabel lama usaha dan tingkat

pendidikan tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%,

artinya tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan kredit

mikro pada setiap tingkat pendidikan dan lama usaha.

B. Saran

Berdasarkan analisis faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi

pengambilan kredit mikro di BPR BKK Unit Banyudono Kabupaten Boyolali,

maka penulis memberikan bebrapa saran, antara lain:

1. Sebagian besar responden menurut sampel tergolong masyarakat unit usaha

mikro dan kecil. Sehingga, dalam jangka pendek diharapkan melalui

partisipasi pemerintah hendaknya anggaran APBN untuk pengembangan

unit usaha mikro dan kecil lebih ditingkatkan serta untuk jangka panjang

diharapkan adanya kerja sama antara pihak BPR BKK dan pemerintah,

guna meningkatkan kualitas dan produktivitas dari unit usaha mikro dan

kecil dengan mengadakan program-program pelatihan kerja berbasis

kompetensi “competency based training” dalam rangka peningkatan

kualitas daya saing usaha.

2. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diketahu bahwa sebagian besar pekerja

tergolong usia produktif, sehingga bagi pekerja yang tergolong usia

sekolah hendaknya dalam jangka pendek pemerintah menyempurnakan

aturan main yang berkaitan dengan recruitment dan oursourcing, serta

Page 135: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

perlindungan pekerja, dan perlindungan khususnya pekerja yang tergolong

usia sekolah, misalnya dengan pelaksanaan Rencana Aksi Nasional dalam

penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi pekerja anak dan

penetapan zona bebas pekerja anak. Untuk pekerja yang tergolong ke

dalam usia produktif diharapkan dapat mendukung program pemerintah

Jawa Tengah yaitu ”Bali Ndeso Mbangun Deso”, yaitu tenaga kerja

mampu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuannya bagi

pembangunan daerah, dan bagi pekerja yang tergolong usis tua atau

pekerja yang mulai menarik diri dari pasar tenaga kerja, hendaknya pihak

perusahaan memberikan tunjangan tenaga kerja melalui asuransi tenaga

kerja (Jamsostek) yang dapat menjamin kehidupan pekerja di hari tua.

3. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa tingkat keuntungan usaha

yang diperoleh masyarakat unit usaha mikro dan kecil masih relatif

rendah, maka diharapakan pemerintah dan pihak BPR BKK bersedia

memberikan pinjaman modal usaha agar produksi yang dihasilkan juga

lebih banyak sehingga keuntungan usaha yang diperoleh juga akan

semakin besar. Jumlah keuntungan usaha yang besar yang usaha yang

yang terus berkembang akan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat

itu sendiri.

4. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa tingkat suku bunga yang

dibebankan kepada nasabah masih tergolong besar, sehingga disarankan

pihak BPR BKK tidak menetapkan bunga yang terlalu tinggi agar ekspansi

kredit juga dapat meningkat. Hadirnya program baru dari Pemerintah

Page 136: digilib.uns.ac.id/Faktor-faktor-yang...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

untuk usaha mikro kecil dan menengah yang disebut Ekonomi Kerakyatan,

diharapkan perusahaan disini BPR BKK dapat memberikan kredit

semurah-murahnya dan tanpa adanya bunga yang dibebankan kepada

nasabah golongan unit usaha mikro kecil dan menengah .