digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/digitalcollection/ytg... ·...

171
Tesis EVALUASI PEMANFAATAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) PADA PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE EVALUATION OF UTILIZATION OF HEALTH OPERATIONAL ASSISTANCE (BOK) ON IMPROVING MATERNAL AND CHILD HEALTH (MCH) AT PUSKESMAS WORKING AREA HEALTH OFFICE OF KONAWE REGENCY. AFRIAN CALVIN TIMBU P1800215009 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: buithuan

Post on 01-May-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

Tesis

EVALUASI PEMANFAATAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN(BOK) PADA PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)

DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATANKABUPATEN KONAWE

EVALUATION OF UTILIZATION OF HEALTH OPERATIONAL ASSISTANCE(BOK) ON IMPROVING MATERNAL AND CHILD HEALTH (MCH)

AT PUSKESMAS WORKING AREA HEALTH OFFICE OFKONAWE REGENCY.

AFRIAN CALVIN TIMBUP1800215009

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2017

Page 2: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

EVALUASI PEMANFAATAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK)PADA PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN KONAWE

TesisSebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister

Program StudiKesehatan Masyarakat

Disusun dan diajukan oleh

AFRIAN CALVIN TIMBU

Kepada

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan
Page 4: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : AFRIAN CALVIN

Nomor Pokok Mahasiswa : P1800215009

Program Studi : Kesehatan Masyarakat

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang telah saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan ataupun pemikiran orang lain. Apabila dikemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis

ini karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atau perbuatan

tersebut.

Makassar, November 2017

Yang menyatakan,

AFRIAN CALVIN

Page 5: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas segala rahmat kasih dan karunia-Nya-lah penulis mampu

menempuh dan menyelesaikan tesis Program Magister Ilmu Kesehatan

Masyarakat. Tesis ini penulis persembahkan kepada orang tua, Ayahanda

tercinta Aris Yan Saroinsong S.Pd, Ibunda Minara Timbu S.Pak, dan

Isteri Tercinta dr. Flower Chelsea Fillysya Kumendong terima kasih

atas dukungan serta Doa yang tiada henti sehingga penulis dapat

menyelesaikan jenjang pendidikan ini.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ida Leida Maria SKM.,

MKM., M.Sc. PH selaku pembimbing I, dan Dr. Masni, Apt., MSPH

selaku pembimbing II dengan penuh keikhlasan meluangkan waktu

memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini.

Rasa hormat dan terima kasih juga penulis sampaikan kepada

Prof. Dr. dr. Muh. Syafar, MS, Dr. dr. Syamsiar S. Russeng, MS, dan

Dr. Darmawansyah, SE., MS atas kesediaanya penjadi penguji yang

banyak memberikan arahan dan masukan yang berharga.

Penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Hasanuddin dan Dekan Sekolah Pascasarjana

Universitas Hasanuddin Makassar.

2. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Page 6: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

3. Ketua Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Program

Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

4. Seluruh staf pengajar Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin Makassar yang telah memberikan bekal ilmu

yang sangat bermanfaat bagi penulis.

5. Bapak Bupati Kabupaten Konawe beserta staf dan jajarannya yang

banyak membantu penulis dan memberikan izin untuk melakukan

penelitian di Kabupaten Konawe.

6. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe beserta staf dan

jajarannya yang banyak membantu penulis dan memberikan izin untuk

melakukan penelitian di Dinas kesehatan dan wilayah kerja dinas

kesehatan Kabupaten Konawe.

7. Kepada seluruh orang yang terlibat sebagai subjek dalam penelitian

ini.

8. Semua teman seperjuangan Mahasiswa Program Pascasarjana,

Magister Kesehatan Angkatan 2015 terkhusus pada teman-teman

konsentrasi Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2015 ”dr.

Maryono, dr. Nathalie Elisheva Kailola, Anita Sriwaty Pardede

SKM, Wilma Fransisca Mamuly SKM” kenangan dan proses

pembelajaran yang telah diberikan, terima kasih atas hubungan

persaudaraannya. Terima kasih atas motivasi dan dukungan yang

diberikan selama menempuh pendidikan Pascasarjana.

Page 7: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa

melimpahkan kasih dan karunia-Nya dan membalas segala amal budi

serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam

penyusunan laporan ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat

bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Makassar, November 2017

Afrian Calvin

Page 8: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

ABSTRAK

AFRIAN CALVIN. Evaluasi Pemanfaatan Bantuan Operasional Kesehatan(BOK) Pada Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Di PuskesmasWilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe (Dibimbing oleh IdaLeida Maria dan Masni).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kebijakanpemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input,proses, dan output di Kabupaten Konawe tahun 2016 dengan fokus padaperencanaan program, realisasi program, evaluasi, dan pembiayaanprogram yang telah dilakukan pada program kesehatan ibu dan anak.Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan desain studikasus. Informan diambil sebanyak 23 orang berdasarkan keterlibatandalam pemanfaatan dana BOK pada program KIA pada seksi programkesehatan ibu dan anak di Dinas kabupaten konawe dan pada enamPuskesmas yang memiliki angka kematian Ibu tertinggi. Penggalianinformasi dilakukan dengan wawancara mendalam (indepth interview)dengan beberapa alat bantu berupa recorder dan alat tulis.Hasil penelitian ini menggambarkan adanya proses perencanaan yangterstruktur sesuai dengan tahapan prosedur birokrasi, realisasipelaksanaan program bersifat peningkatan sumber daya manusia dandisesuaikan dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang ditemukanberdasarkan survey awal oleh petugas, pelaksanaan kegiatan dilakukanoleh organisasi seksi program KIA sendiri, kemitraan dengan pihakeksternal (bantuan lapangan) hanya bersifat partisipasi pasif. Prosesevaluasi yang dilakukan bersifat sederhana hanya pendekatanadministrasi, dan kebijakan pemberian dana BOK dinilai kurang efektifkarena dana BOK terserap habis (digunakan maksimal) namunpencapaian kualitas program tidak berjalan sebagaimana mestinyadibuktikan dengan masih ditemukannya angka kematian Ibu dan anakyang cenderung stagnan pada setiap wilayah kerja Puskesmas yangmenerima dana BOK, sehingga dana ini dianggap tidak memiliki dampakkhusus bagi masyarakat. Disarankan agar Pihak Dinas Kesehatan sertaPuskesmas dapat melakukan evaluasi secara berkesinambungan agarAlokasi dana BOK yang sesuai dengan jumlah dan SDM program KIAyang dilaksanakan akan membantu secara positif keberhasilan programyang dilaksanakan.

Kata Kunci : Bantuan Operasional Kesehatan, Evaluasi Program,Kesehatan Ibu dan Anak.

Page 9: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

ABSTRACT

AFRIAN CALVIN. Evaluation of Utilization of Health OperationalAssistance (BOK) On Improving Maternal and Child Health (MCH) AtPuskesmas Working Area Health Office of Konawe Regency. (Guided ByIda Leida Maria dan Masni)

This study aim to know the implementation of BOK fund utilization policythrough system approach seen from input, process in Konawe Regency2016 with focus on program planning, program realization, evaluation andfinancing of program that have been done on mother and child healthprogram.The method used is qualitative method with case study design. Theinformants were drawn as many as 23 people based on involvement in theutilization of BOK funds in the MCH program in the maternal and childhealth program sections in the District of Konawe and at six Puskesmasthat have the highest Mother mortality rate. Information digging is done byindepth interview with some tools such as recorder and stationery.The results of this study illustrate the existence of structured planningprocess in accordance with the stages of bureaucratic procedures, therealization of the program implementation is the improvement of humanresources and tailored to the needs of health services found based oninitial surveys by the officers, the implementation of activities carried out bythe organization MCH own section program, external (field assistance) isonly passive participation. The evaluation process is simple, only theadministrative approach, and the BOK funding policy is consideredineffective because the BOK funds are absorbed (used maximally) but theachievement of the program quality is not working properly as evidencedby the still incidence of maternal and child mortality that tends to stagnatein every region the work of Puskesmas receiving BOK funds, so that thesefunds are deemed to have no special impact on the community. It issuggested that the Health Service and Puskesmas can evaluatecontinuously so that the allocation of BOK funds in accordance with thenumber and human resources of the MCH program implemented will helppositively the success of the implemented program.

Keyword : Health Operational Assistance, Program Evaluation, Maternaland Child Health

Page 10: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

DAFTAR SINGKATAN

AKI = Angka Kematian Ibu

AKB = Angka Kematian Bayi

APBD = Anggaran Pemerintah Belanja Daerah

APBN = Anggaran Pemerintah Belanja Negara

APN = Asuhan Persalinan Normal

ASI = Air Susu Ibu

BOK = Bantuan Operasional Kesehatan

BPJS = Badan penyelenggara Jaminan Sosial

JUKNIS = Petunjuk Teknis

KB = Keluarga Berencana

K 1 – 4 = Kunjungan kehamilan 1 - 4

KIA = Kesehatan Ibu dan Anak

KPPN = Kantor Pelayanan dan Perbahandaraan Negara

MDGS = Millennium Development Goals

MP-ASI = Makanan Pendamping Air Susu Ibu

MPS = Making Pregnancy Safer

NKKBS = Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

PoA = Plan of Action

PUS = Pasangan usia Subur

PUSKESMAS = Pusat Kesehatan Masyarakat

RPJMN =Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

RPJPN = Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

RUK = Rencana Usulan Kegiatan

SDIDTKB = Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita

SDM = Sumber Daya Manusia

SPM = Standar Pelayanan Minimal

TP = Tugas Pembantuan

UCI = Universal Child Imunization

WUS = Wanita Usia Subur

Page 11: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Penelitian berasal dari Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin.

2. Surat Pengantar Penelitian berasal dari BALITBANGDA Kabupaten

Konawe.

3. Surat Pengantar Penelitian berasal dari dinas Kesehatan

Kabupaten Konawe.

4. Surat telah melaksanakan penelitian berasal dari dinas Kesehatan

Kabupaten Konawe.

5. Lembar panduan wawancara informan

6. Hasil pengolahan data penelitian.

7. Dokumentasi.

Page 12: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii

ABSTRAK .............................................................................................. iii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................v

DAFTAR ISI ........................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Kesehatan Ibu dan Anak .......................... 13

B. Tinjauan Umum tentang Bantuan Operasional Kesehatan.............. 19

C. Tinjauan Umum tentang Puskesmas............................................... 37

D. Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan BOK ............. 46

E. Kerangka Teori Penelitian ............................................................... 57

F. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ............................................ 58

G. Kerangka Pikir Penelitian................................................................. 63

H. Definisi Konsep................................................................................ 63

I. Proposisi Penelitian ......................................................................... 66

Page 13: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 67

B. Lokasi Penelitian ............................................................................ 67

C. Informan Penelitian ......................................................................... 68

D. Sumber Data .................................................................................. 69

E. Instrumen Penelitian........................................................................ 70

F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 71

G. Pengolahan dan Penyajian Data ..................................................... 73

H. Teknik Uji Keabsahan Data ............................................................. 74

I. Alur Penelitian ................................................................................. 75

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................ 76

B. Hasil Penelitian ............................................................................... 79

C. Pembahasan ................................................................................... 94

D. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 120

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 123

B. Saran............................................................................................. 124

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 2015 merupakan tahun terakhir untuk pengukuran

pencapaian Millennium Development Goals (MDGs), sekaligus tahun

pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019 dalam rangka mewujudkan

VISI Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong. Agenda pembangunan kesehatan

tahun 2015 – 2019 adalah mewujudkan akses dan mutu pelayanan

kesehatan yang semakin mantap. Rencana Strategis 2015 – 2019

Kementerian Kesehatan telah menetapkan 2 tujuan utama yaitu 1)

Meningkatnya Status Kesehatan Masyarakat dan 2) Meningkatnya

Responsiveness dan Perlindungan Masyarakat terhadap Risiko Sosial

dan Finansial di Bidang Kesehatan (Kementerian Kesehatan, 2015).

Sebagai penanggung jawab pembangunan kesehatan di

Indonesia, Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya

untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Salah satu hal yang dilakukan untuk mempercepat pencapaian

sasaran-sasaran pembangunan kesehatan di Indonesia, Kementerian

Kesehatan telah melakukan terobosan melalui berbagai upaya yang

dilaksanakan secara berkesinambungan. Satu di antaranya adalah

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). BOK diharapkan dapat

1

Page 15: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

2

berkontribusi meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan

kesehatan masyarakat, utamanya melalui kegiatan promotif dan

preventif, sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Kesehatan dengan fokus pencapaian Millennium Development Goals

(MDGs) pada tahun 2015 (Kemenkes, 2011).

Pemberian BOK didasarkan pada pertimbangan bahwa biaya

operasional puskesmas relatif kecil, karena alokasi anggaran

pemerintah daerah dibidang kesehatan untuk kegiatan di puskesmas

lebih diarahkan pada upaya-upaya kesehatan kuratif dan rehabilitatif

serta kurang memperhatikan upaya-upaya kesehatan promotif dan

preventif yang berdampak pada kurang optimalnya kinerja tenaga

kesehatan di daerah untuk memberikan pelayanan promotif dan

preventif (Pani, 2012).

Puskesmas selain merupakan ujung tombak layanan kesehatan

di masyarakat, juga sebagai pusat pembangunan kesehatan di

wilayah kerjanya, yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

memiliki perilaku sehat. Secara manajerial diperlukan perubahan pola

kepemimpinan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

serta Provinsi dari pasif menunggu masalah kesehatan timbul menjadi

aktif, merespons dan mengantisipasi permasalahan yang ada; dari

yang sifatnya directive menjadi colaborative; dari yang sifatnya

individualism menjadi team work dan dari yang sifatnya serve ke care

bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Pada bagian lain, tata kelola

Page 16: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

3

program dan manajemen harus terus menerus ditingkatkan ke arah

yang lebih baik, melalui sinergitas pusat dan daerah, satu kesatuan

siklus manajemen yakni perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,

pemantauan dan evaluasi sampai pada pertanggung jawaban serta

pengadministrasiannya (Kementerian Kesehatan, 2015).

Realisasi penggunaan dana BOK terbesar adalah untuk

program KIA disusul program gizi. Pemanfaatan BOK pada prinsipnya

fokus ditujukan untuk akselerasi pencapaian MDGs, terutama Angka

Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Ibu (AKI) (Cahyadin,

2013).

Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu

prioritas Kementrian Kesehatan. Keberhasilan program KIA menjadi

salah satu indikator utama dalam Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Cakupan kunjungan neonatus

pertama (KN1) dan cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan

terlatih (Pn) merupakan indikator program kegiatan Kesehatan Ibu dan

Anak yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan

(2010-2014), dengan output peningkatan ketersediaan dan keter-

jangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh

masyarakat (Kementerian Kesehatan, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyani (2011) menunjukkan

bahwa kebijakan BOK dikatakan sebagai unsuccesfull implementation

karena faktor-faktor yang mempengaruhinya sebagian besar kurang

Page 17: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

4

mendukung. Pemberian dana BOK tidak berdampak pada peningkatan

cakupan program puskesmas secara signifikan, karena tidak terdapat

perbedaan yang bermakna antara cakupan program puskesmas

sebelum dan sesudah ada dana BOK. Implementasi kebijakan BOK

belum berjalan maksimal karena kurangnya dukungan input yang

berpengaruh pada tahapan proses. Ketidaksiapan sumber daya

manusia merupakan unsur input yang sangat berpengaruh dalam

implementasi kebijakan BOK.

Pada penelitian Aridewi et al. (2013) bahwa puskesmas angka

serapan tinggi berhasil menekan kasus kematian ibu dan anak dengan

pemahaman tentang petunjuk teknis (JUKNIS) BOK yang cukup

jelas, pelaksanaan kegiatan sesuai dengan laporan, ada keterlibatan

pelaksana dalam penyusunan plan of action (POA) serta ada evaluasi

pelaksanaan kegiatan.

Hasil Penelitian Sihombing (2014) tentang evaluasi pelaksanaan

kegiatan bantuan operasional kesehatan di Puskesmas kabupaten dari

tahun 2012. masih ditemukannya pemanfaatan tenaga oleh Kepala

Puskesmas yang belum maksimal dalam pelaksanaan kegiatan

bantuan operasional, belum terintegrasinya sumber dana yang

digunakan oleh Puskesmas, sarana penunjang telah memadai guna

melaksanakan Standar Pelayanan Minimal, proses masih belum

sesuai dengan pedoman petunjuk teknis program yang telah

ditetapkan terutama dalam hal perencanaan Puskesmas dan

Page 18: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

5

pelaksanaan lokakarya mini Puskesmas.

Hal ini menunjukkan bahwa penyerapan dana BOK untuk

program-program kesehatan memberikan pengaruh terhadap

kesehatan Ibu dan anak. Namun banyak hal lain yang dapat

menyebabkan gagalnya pelaksanaan program KIA, seperti pembuatan

PoA yang kurang baik, ataupun kurangnya sumber daya yang dimiliki

oleh Puskesmas guna menjalankan program yang telah direncanakan.

Dari hasil riset Gobel (2011) pada tahun 2010, dari sekitar 8.500

Puskesmas, setiap Puskesmas mendapat bervariasi antara Rp.

10.000.000,- hingga Rp. 20.000.000,-. Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK) sebesar Rp. 22.000.000,- untuk Puskesmas wilayah

timur dan Rp. 18.000.000,- untuk Puskesmas wilayah barat.

Pengecualian bagi Puskesmas yang berada sekitar 303 Puskesmas di

tujuh kabupaten yang ada di wilayah Jawa, Bali, Kalimantan,

Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan Papua, pemerintah akan

memberikan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Rp.100.000.000,-.

Puskesmas-puskesmas di tujuh wilayah tersebut dijadikan uji coba

untuk mengetahui berapa banyak dana operasional yang dibutuhkan

Puskesmas agar kegiatannya optimal. Semua indikator tersebut diatas

menunjukkan bahwa Bantuan dana melalui program BOK memang

sangat dibutuhkan dengan harapan dana BOK tersebut dapat

meningkatkan cakupan pelayanan Kesehatan agar target SPM 2015

dapat tercapai menuju Millennium Development Goals (MDGs).

Page 19: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

6

Saat ini BOK cenderung menjadi anggaran utama untuk

operasional program kesehatan di Puskesmas. Porsi Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk operasional program

kesehatan di Puskesmas semakin menurun, sehingga kinerja

Puskesmas cenderung statis. Seiring dengan terbitnya Undang-Undng

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2011 tentang BPJS (Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial)

dan peraturan turunannya yang mengatur dana kapitasi untuk

Puskesmas, diharapkan terjadi sinergisme pembiayaan operasional

Puskesmas, sehingga akan semakin meningkatkan capaian

pembangunan kesehatan (Kementerian Kesehatan, 2015).

Berdasarkan informasi yang didapat dari staf Sekretariat BOK

Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe, dilihat dari Plan of action (POA)

yang di buat oleh Puskesmas pada tahun 2015 menjelaskan bahwa

upaya kesehatan ibu dan anak (KIA), pelayanan gizi, pelayanan

kesehatan bayi, kelas ibu hamil dan balita, pelayanan keluarga

berencana (KB), pelayanan kesehatan ibu nifas, pengendalian

penyebaran dan menurunkan kasus baru malaria dan TB Paru serta

meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber air minum dan

sanitasi dasar, kegiatan tersebut dilaksanakan melalui sumber dana

BOK.

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) telah dimanfaatkan

untuk penyelenggaraan upaya promotif dan preventif termasuk

Page 20: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

7

peningkatan kesehatan ibu dan anak (KIA) di Puskesmas wilayah kerja

Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe seringkali mengalami kendala

yang mengakibatkan keterlambatan pencairan dana ke puskesmas.

Hal ini berdampak pada rendahnya tingkat penyerapan realisasi

anggaran BOK di akhir tahun serta pada pencapaian tujuan utama

kebijakan BOK.

Hal ini merujuk pada angka kasus kematian ibu dan anak di

Kabupaten Konawe cenderung masih ada dan senantiasa mengalami

fluktuatif dalam tiga tahun terakhir. Dimana menurut Berdasarkan data

dari Bidang Upaya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe

menunjukkan bahwa Jumlah kematian bayi pada 2014 sebanyak 10

orang per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2015 sebanyak 6 orang per

100.000 kelahiran hidup dan tahun 2016 di Kabupaten Konawe

sebanyak 9 orang per 100.000 kelahiran hidup yang tersebar di

wilayah Puskesamas Uepai 1 kasus, Wawotobi 1 kasus, Tawanga 1

kasus, Unaaha dengan 1 kasus, Puskesmas Lambuya dengan 1

kasus, dan 1 Kasus di Puskesmas Tongauna.

Hal ini yang menjadi tolok ukur masih kurangnya pengawasan

dari tenaga bidan yang bertugas di desa serta kurang berperannya

kinerja bidan sehinga tidak terkontrolnya sistem pencatatan dan

pelaporannya. Menurut data cakupan KIA untuk progra SPM KIA

masih di bawah target SPM dengan data yang ada pada wilayah kerja

Puskesmas tahun 2016 cakupan Ibu hamil K4 73,2%. Sedangkan

Page 21: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

8

standar pelayanan minimal nasional target 85% hal ini dapat mengukur

kualitas pelayanan ibu hamil dan deteksi risiko dan penanganannya

yang belum memadai.

Sampai dengan akhir tahun 2016, realisasi penyerapan dana

BOK sebesar Rp. 6.144.000.000 (Realisasi 100%), hal ini

menunjukan tingkat realisasi anggaran yang maksimal. Evaluasi

diperlukan untuk mencari informasi, bukti-bukti dan hal apa yang

menjadi kendala program BOK dalam suatu puskesmas, sehingga

dapat memenuhi maksud dari pemerintah dalam meningkatkan peran

puskesmas melalui upaya revitalisasi yaitu menjadikan puskesmas

sebagai pusat pemberdayaan wilayah berwawasan kesehatan,

pemberdayaan masyarakat, layanan kesehatan primer dan sebagai

pusat layanan kesehatan peorangan primer.

Dana BOK yang telah diberikan pemerintah pusat selayaknya

dapat membantu menyelesaikan berbagai masalah kesehatan dalam

bidang penangan KIA di Kabupaten Konawe sehingga dapat mencapai

target SPM bidang kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap BOK

melalui pendekatan sistem dilihat dari input, proses dan output untuk

diketahui sejauh mana implementasi kebijakan BOK di Kabupaten

Konawe tahun 2016, agar dalam pelaksanaan kegiatan ini di masa

yang akan datang menjadi lebih baik.

Page 22: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

9

Berdasarkan uraian teori-teori dan studi kepustakaan yang

dikemukakan dan fenomena yang terjadi di Dinas Kesehatan

Kabupaten Konawe maka peneliti tertarik untuk menganalisa evaluasi

pemanfaatan bantuan operasional kesehatan (BOK) untuk

peningkatan kesehatan ibu dan anak (KIA) di Puskesmas Wilayah

Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Tahun 2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan tujuan awal fokus penelitian yaitu tentang

penyaluran dana bantuan operasional kesehatan (BOK) merupakan

salah satu bentuk tanggung jawab pemerintah dalam pembangunan

kesehatan bagi masyarakat di pedesaan/ kelurahan khususnya dalam

meningkatkan upaya kesehatan promotif dan preventif. Hakikat

penyelenggaraan BOK ini juga sesuai dengan paradigma sehat yang

ditetapkan sebagai model pembangunan kesehatan di Indonesia yaitu

pembangunan kesehatan yang mengutamakan upaya-upaya promotif

dan preventif tanpa mengabaikan upaya-upaya kuratif dan rehabilitatif

(Kementerian Kesehatan, 2015). Maka masalah penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Page 23: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

10

1. Bagaimanakah gambaran input pemanfaatan BOK dalam upaya

peningkatan KIA di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan

Kabupaten Konawe?

2. Bagaimanakah gambaran process pemanfaatan BOK dalam

upaya peningkatan KIA di Puskesmas wilayah kerja Dinas

Kesehatan Kabupaten Konawe?

3. Bagaimanakah gambaran output pemanfaatan BOK dalam upaya

peningkatan KIA di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan

Kabupaten Konawe?

4. Bagaimakah upaya peningkatan KIA melalui Program yang

dibiayai oleh BOK di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan

Kabupaten Konawe?

Page 24: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

11

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui evaluasi pemanfaatan bantuan

operasional kesehatan (BOK) dalam peningkatan kesehatan ibu

dan anak (KIA) di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan

Kabupaten Konawe Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui input pemanfaatan BOK dalam upaya

peningkatan KIA di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan

Kabupaten Konawe.

b. Untuk mengetahui proses pemanfaatan BOK dalam upaya

peningkatan KIA di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan

Kabupaten Konawe.

c. Untuk mengetahui output pemanfaatan BOK dalam upaya

peningkatan KIA di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan

Kabupaten Konawe.

d. Untuk mengetahui dampak upaya peningkatan KIA melalui

Program yang dibiayai oleh BOK di Puskesmas wilayah kerja

Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe.

.

Page 25: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

12

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat Sebagai

kontribusi pada pengembangan ilmu pelayanan kesehatan dasar

(Primary Health Care), terutama tentang studi implementasi

kebijakan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan

penyelenggaraan layanan kesehatan terutama uapaya peningkatan

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

2. Manfaat Praktis

Menambah wawasan peneliti dan dapat dijadikan sebagai

acuan atau referensi bagi pemerintah baik pusat maupun daerah,

Dinas Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya serta masyarakat

sebagai penerima layanan kesehatan dari dana BOK. serta

penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data base dan

bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Manfaat bagi peneliti

Untuk memperluas wawasan keilmuan dan pengetahuan

mengenai pemanfaatan dana BOK serta menjadi sarana

pengembangan diri melalui penelitian lapangan. Sebagai bahan

acuan, informasi, rujukan dan referensi yang diharapkan dapat

menambah khasanah wawasan dan merupakan bahan bacaan

bermanfaat bagi peneliti ataupun masyarakat umum.

Page 26: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang

kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,

ibu bersalin, ibu meneteki, bayi dan anak balita serta anak prasekolah

(Kemenkes, 2010).

1. Tujuan Kesehatan Ibu dan Anak

Tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak adalah tercapainya

kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang

optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga

Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat

kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal

yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia

seutuhnya (Kemenkes, 2010). Sedangkan tujuan khusus program

KIA adalah :

a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan prilaku)

dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan

menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan

kesehatan keluarga.

b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak

prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga.

13

Page 27: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

14

c. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita,

ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu meneteki.

d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin,

nifas, ibu meneteki, bayi dan anak balita.

e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga

seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu,

balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu

dan keluarganya (Kemenkes, 2010).

2. Prinsip Pengelolaan Program KIA

Prinsip pengelolaan program KIA adalah memantapkan dan

peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif

dan efesien. Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok :

a. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan

dengan mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.

b. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada

peningkatan pertolongan oleh tenaga profesional secara

berangsur.

Program pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

merupakan salah satu program pelayanan kesehatan dasar.

Pelayanan KIA menjadi tolok ukur dalam Standar Pelayanan

Minimal (SPM) bidang kesehatan dan memiliki 10 (sepuluh)

indikator kinerja, antara lain (Depkes RI, 2008) :

Page 28: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

15

a. Persentase cakupan kunjungan ibu hamil K4 dengan target 95%;

b. Persentase cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

dengan target 80%;

c. Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dengan target

90%;

d. Persentase cakupan pelayanan nifas dengan target 90%

e. Persentase cakupan neonatus komplikasi yang ditangani dengan

target 80%;

f. Persentase cakupan kunjungan bayi dengan target 90%;

g. Persentase cakupan desa/kelurahan Universal Child

Immunization (UCI) dengan target 100%;

h. Persentase cakupan pelayanan anak balita dengan target 90%;

i. Persentase cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada

anak usia 6-24 bulan pada keluarga miskin dengan target 100%;

j. Persentase cakupan bayi BBLR yang ditangani dengan target

100%.

Strategi sektor kesehatan yang ditujukan untuk mengatasi

masalah kesehatan akibat kematian ibu dan anak adalah Making

Pregnancy Safer/MPS (Gerakan Nasional Kehamilan yang aman)

yang terfokus pada 3 (tiga) pesan kunci yaitu (Depkes RI, 2001):

1) Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.

Page 29: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

16

2) Setiap komplikasi obsetri dan neonatal mendapat pelayanan yang

adekuat.

3) Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan

kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi

keguguran Tujuan MPS adalah menurunkan kesakitan dan

kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia. Untuk mencapai hal

tersebut di atas dilakukan melalui 4 (empat) strategi utama yaitu :

a) Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan

bayi baru lahir berkualitas yang cost-effective dan berdasarkan

bukti-bukti.

b) Membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas

program, lintas sektor dan mitra lainnya untuk melakukan

advokasi guna memaksimalkan sumber daya yang tersedia

serta meningkatkan koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS.

c) Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui

peningkatan pengetahuan untuk menjamin perilaku sehat dan

pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

d) Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin

penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan

bayi baru lahir.

Page 30: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

17

3. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Ada beberapa program/kegiatan di Dinas Kesehatan yang

bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak antara lain:

a. Pelatihan Tata Laksana Gizi Buruk Gizi buruk terjadi akibat dari

kekurangan gizi tingkat berat, yang bila tidak ditangani secara

cepat, tepat dan komprehensif dapat mengakibatkan kematian.

Pelatihan tata laksana gizi buruk meliputi penjaringan balita

Kurang Energi Protein (KEP) bertujuan untuk melihat status

gizinya. Setelah itu dilanjutkan dengan penanganan balita KEP

meliputi program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk

mencukupi kebutuhan zat gizi balita sehingga meningkat status

gizinya sampai mencapai gizi baik, pemeriksaan dan pengobatan

untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit penyerta guna

diobati seperlunya sehingga balita KEP tidak semakin berat

kondisinya (Depkes RI, 2006). Sasaran kegiatan ini adalah

petugas gizi dan bidan desa.

b. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Petugas Program Gizi Sasaran

kegiatan ini adalah petugas gizi puskesmas. Kegiatan ini dapat

mengetahui pelaksanaan dan pencapaian tujuan program gizi di

puskesmas sehingga didapatkan informasi secara sistematis dan

kontiniu sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi dan umpan

balik bagi peningkatan kualitas kinerja petugas.

Page 31: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

18

c. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) APN merupakan

kegiatan yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan bidan dalam menangani persalinan normal, BBLR

dan asfiksia. Kualifikasi Pasca Pelatihan APN Kualifikasi pasca

pelatihan APN merupakan kegiatan lanjutan pelatihan APN.

Sasaran kegiatan kualifikasi pasca APN yaitu bidan yang sudah

melakukan APN.

d. Pelatihan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang

Balita (SDIDTKB) SDDTKB merupakan tindakan skrining atau

deteksi secara dini (terutama sebelum berumur 3 tahun) atas

adanya penyimpangan termasuk tindak lanjut terhadap keluhan

orang tua terkait masalah pertumbuhan dan perkembangan balita,

kemudian penemuan dini serta intervensi dini terhadap

penyimpangan kasus tumbuh kembang sehingga memberikan

hasil yang lebih baik. Pelatihan SDIDTKB dengan sasaran bidan

desa, diharapkan meningkatkan kemampuan bidan desa dalam

melakukan stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang

balita.

e. Pelacakan Kasus Gizi Buruk Pelacakan kasus gizi buruk

merupakan kegiatan dengan sasaran balita. Kegiatan ini

bertujuan agar terlacaknya bailta gizi buruk sehingga segera

dapat dilakukan upaya penanggulangannya.

Page 32: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

19

f. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Balita Gizi Kurang

Balita merupakan kelompok entan terhadap gangguan tumbuh

kembang yang menyebabkan balita gizi kurang dan gizi buruk.

Salah satu upaya penanggulangan balita gizi kurang adalah PMT

(Kemenkes RI, 2011). Pemberian PMT ibu hamil Kurang Energi

Kronik (KEK) Menurut Depkes RI (1996), ibu KEK merupakan

keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang

berlangsung menahun (kronis) sehingga mengakibatkan

timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. Seseorang dikatakan

menderita risiko KEK bila Lingkar Lengan Atas (LILA).

B. Tinjauan Umum tentang Bantuan Operasional Kesehatan

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan salah satu

program unggulan Kementrian Kesehatan. BOK merupakan upaya

Pemerintah untuk membantu daerah dalam mencapai target nasional

bidang kesehatan yang menjadi kewenangan wajib daerah

(Kementerian Kesehatan, 2012).

Pemerintah menyadari bahwa sumber pembiayaan pemerintah

daerah yang bersumber dari APBD dianggap tidak mencukupi untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia secara

signifikan karena sebagian besar masih di bawah dari kesepakatan

Bupati/Walikota seluruh Indonesia yang menetapkan anggaran

Page 33: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

20

kesehatan daerah sebesar 10% dari APBD. Selanjutnya di dalam

undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan

bahwa untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas maka

diupayakan modal pembiayaan baru yang lebih menitikberatkan

kepada pembiayaan langsung dari pusat ke pusat pelayanan

kesehatan berbasis komunitas di tingkat puskesmas . upaya

pembiayaan ini diwujudkan melalui program Bantuan Operasional

Kesehatan (Kementerian Kesehatan, 2010).

1. Pengertian BOK

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah bantuan

Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah untuk percepatan

pencapaian target prioritas nasional khususnya MDGs bidang

kesehatan tahun 2015, melalui peningkatan kinerja Puskesmas dan

jaringannya serta Poskesdes / Polindes, Posyandu dan UKBM

lainnya dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang

bersifat promotif dan preventif (Kementerian Kesehatan, 2016).

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah dana

Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN)

Kementerian Kesehatan dan merupakan bantuan pemerintah pusat

kepada pemerintah daerah yang disalurkan melalui mekanisme

tugas pembantuan untuk percepatan pencapaian target program

kesehatan prioritas nasional khususnya MDGs bidang kesehatan

Page 34: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

21

tahun 2015, melalui peningkatan kinerja Puskesmas dan

jaringannya, serta UKBM khususnya Poskesdes/Polindes,

Posyandu, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif

dan preventif (Kementerian Kesehatan, 2016).

Pemanfaatan dana BOK di fokuskan pada upaya promotif dan

preventif yang meliputi Kesehatan Ibu dan Anak, KB, Imunisasi,

perbaikan gizi masyarakat, promosi Kesehatan, kesehatan

lingkungan dan pemberantasan penyakit. Alokasi Dana BOK Tahun

2015 tersebar di 280 puskesmas Provinsi Sulawesi tenggara

dengan pagu anggaran sebesar sebesar Rp. 44.839.354.000, dan

realisasi sebesar Rp. 44.635.732.366,- (99,5%). Berikut adalah

realisasi anggaran TP BOK menurut Kabupaten/Kota tahun 2015

(SULTRA, 2015).

Page 35: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

22

Gambar 2.1Realisasi Anggaran TP BOK Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2015

Page 36: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

23

Gambar 2.2Pemanfaatan Dana TP-BOK di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015

Terlihat bahwa alokasi pemanfaatan dana BOK tertinggi

disalurkan pada kegiatan program pelayanan Kesehatan Ibu dan

Anak sebesar 27%, kemudian kegiatan manajemen puskesmas

sebesar 20%, disusul perbaikan gizi sebesar 17 % dan upaya

penunjang kesehatan 13%. Sedangkan pada kegiatan program

imunisasi, kesehatan lingkungan dan promosi kesehatan hanya

memperoleh alokasi masing-masing 5% (SULTRA, 2015).

Pemerintah menyadari bahwa sumber pembiayaan

pemerintah daerah yang bersumber dari APBD dianggap tidak

mencukupi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Page 37: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

24

Indonesia secara signifikan karena sebagian besar masih dibawah

dari kesepakatan Bupati/Walikota seluruh Indonesia yang

menetapkan anggaran kesehatan daerah sebesar 10% dari

APBD. Selanjutnya di dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun

2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa untuk memberikan

pelayanan kesehatan yang berkualitas maka diupayakan modal

pembiayaan baru yang lebih menitikberatkan kepada pembiayaan

langsung dari Pusat ke pusat pelayanan kesehatan berbasis

komunitas di tingkat Puskesmas. Upaya pembiayaan ini diwujudkan

melalui program Bantuan Operasional Kesehatan (Kesehatan dan

RI, 2013).

2. Tujuan Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Adapun tujuannya menurut buku Petunjuk Teknis Bantuan

Operasional Kesehatan (BOK) tahun 2016 adalah :

a. Tujuan Umum

Mendukung peningkatan upaya kesehatan masyarakat yang

bersifat promotif dan preventif dalam mencapai target program

kesehatan prioritas nasional khususnya MDGs bidang

kesehatan tahun 2015.

b. Tujuan Khusus

1) Menyediakan dukungan dana operasional program bagi

Puskesmas, untuk pencapaian program kesehatan prioritas

Page 38: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

25

nasional.

2) Menyediakan dukungan dana bagi penyelenggaraan

manajemen Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

dan Provinsi dalam pelaksanaan program kesehatan

prioritas nasional.

3) Mengaktifkan penyelenggaraan manajemen Puskesmas

mulai dari perencanaan, penggerakan/pelaksanaan

lokakarya mini sampai dengan evaluasi (Kementerian

Kesehatan, 2016).

3. Ruang Lingkup Kegiatan di Puskesmas

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) utamanya digunakan

untuk kegiatan upaya kesehatan yang bersifat promotif dan

prefentif di puskesmas dan jaringannya termasuk Posyandu dan

Poskesdes, dalam rangka membantu pencapaian target SPM

Bidang Kesehatan di kabupaten/kota guna mempercepat

pencapaian target MDGs. Selain itu dana BOK juga dialokasikan

untuk mendukung pelaksanaan manajemen BOK di Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota. Ruang lingkup kegiatan yang boleh

didanai dari BOK menurut buku Petunjuk Teknis BOK 2016,

adalah sebagai berikut :

a. Minimal 60% dari total alokasi dana BOK Puskesmas

digunakan untuk Program Kesehatan Prioritas melalui berbagai

Page 39: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

26

kegiatan yang berdaya ungkit tinggi untuk pencapaian tujuan

MDGs bidang kesehatan.

b. Maksimal 40% dari total alokasi dana BOK Puskesmas

digunakan untuk Program Kesehatan lainnya dan Manajemen

Puskesmas (Kementerian Kesehatan, 2016).

Rincian ruang lingkup program kesehatan dan manajemen

Puskesmas meliputi, program kesehatan prioritas, program

kesehatan lainnya dan manajemen puskesmas.

4. Program Kesehatan Prioritas

Program kesehatan prioritas yang terkait pencapaian MDGs

diarahkan pada pencapaian target :

a. MDGs 1

Upaya menurunkan prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk.

b. MDGs 4

Upaya menurunkan angka kematian balita.

c. MDGs 5

Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua.

d. MDGs 6

1) Upaya mengendalikan penyebaran dan menurunkan jumlah

kasus baru HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired

Immune Deficiency Syndrome).

Page 40: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

27

2) Upaya mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV/AIDS

bagi semua yang membutuhkan.

3) Upaya mengendalikan penyebaran dan menurunkan jumlah

kasus baru malaria dan TB.

e. MDGs 7

Upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber air

minum dan sanitasi dasar yang layak (Kementerian Kesehatan,

2013).

Tabel 2.1.Kegiatan yang Berdaya Ungkit Tinggi dalam Rangka Pencapaian Target

MDGs 1,4,5,6 dan 7No. Kegiatan Bentuk Kegiatan Sasaran Lokasi Keterangan1. Pendidikan

GiziPMT PenyuluhanPenyuluhan GiziKonseling ASI & MP-ASI

IbuBayi/Balita,Bumil, Bulin,Bufas, Buteki

Posyandu,CFC, KelasIbu, Rumah

FokusMDGs 1

2. Pelayanan Gizi PosyanduSweepingPemantauan statusgiziSurvey

IbuBayi/Balita,Bumil

Posyandu,CFC, KelasIbu, Rumah

FokusMDGs 1

3. TatalaksanaGizi

PMT Pemulihan Balita Balita Posyandu,CFC, KelasIbu, Rumah

FokusMDGs 1

4. PelayananKesehatanNeonatus

Kunjungan NeonatusPemantauanNeonatus risiko tinggiPelacakan kematianneonatal, termasukotopsi herbal

Neonatus,neonatus risti

Posyandu,Rumah

FokusMDGs 4

5. PelayananKesehatanBayi

PosyanduSweepingDeteksi dini resikotinggiPemantauan bayirisiko tinggi

Bayi, bayiristi, ibu

Posyandu,Rumah

FokusMDGs 4

Page 41: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

28

6. PelayananKesehatanBalita

PosyanduSweepingPemberian Vit. ADeteksi dini resikotinggiPemantauan balitarisiko tinggiPenemuan dantatalaksana kasuspenyebab utamakematian balita(Pneumonia, Diare,Campak dan Malaria)

Balita, Balitaristi, IbuBalita/BalitaRisti,

Posyandu,Rumah

FokusMDGs 4

7. PelayananKesehatan Ibuhamil (ANC)

PosyanduSweepingDeteksi dini resikotinggiPMT Bumil KEKPemantauan resikotinggiKelas Ibu hamilKunjungan RumahTungguPelacakan kasuskematian ibu hamil,termasuk otopsiherbalKemitraan bidandukun

Bumil, BumilRisti

Posyandu,Poskesdes/Polindes,Rumah,Kelas Ibu,RumahTunggu

FokusMDGs 5

8. PendampinganP4K

Kunjungan rumahPenyuluhan

Bumil, Suami,KeluargaTOGA,TOMA, Kader,Dukun,KelompokMasyarakat

Rumah

Posyandu,RT/RW,Kelurahan,Dusun,Desa

FokusMDGs 5

9. PelayananKesehatan IbuBersalin

Inisiasi Menyusui Dini(IMD)Pelacakan kasuskematian ibu bersalin,termasuk otopsiverbal

Ibu Bersalin Posyandu,Poskesdes/Polindes,Rumah

FokusMDGs 5

10. PelayananKesehatan Ibu

Kunjungan Ibu NifasPemantauan Ibu Nifas

Ibu Nifas Posyandu,Poskesdes/

FokusMDGs 5

Page 42: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

29

Nifas risiko tinggiPelacakan kasuskematian ibu nifas,termasuk otopsiverbal

Polindes,Rumah

11. PelayananKeluargaBerencana

Penyuluhan dankonseling KB dankesehatan reproduksi

Pasanganusia subur,remaja

Posyandu,Balai Desa,MajilisTa’lim,Sekolah

FokusMDGs 5

12. Mengendalikanpenyebarandanmenurunkanjumlah kasusbaru HIV/AIDS

Promosi ( ABAT,Pemakaian Kondom,PengetahuanKomprehensifHIV/AIDS, dll)Konseling danpencegahan transmisipenularan penyakitHIV/AIDS daripenderita ke oranglain termasukkepatuhan minumobat

Penderita,Masyarakatkelompokberesikotinggi,termasukRemaja,Bumil, Anak

Posyandu,Poskesdes,Lokalisasi,Lokasi Risti,Balai Desa

FokusMDGs 6

13. MewujudkanaksesterhadappengobatanHIV/AIDS bagisemua yangmembutuhkan

Penemuan dantatalaksana kasusserta pengambilanspecimen (HIV/AIDS,IMS)Zero surveilans bagipopulasi resiko tinggi(serologi, mass bloodsurvey, blood survey,dll)

Penderita,Masyarakatkelompokberesikotinggi,termasukRemaja,Bumil, Anak

Posyandu,Poskesdes,Lokalisasi,Lokasi Risti,LokalisasiKhusus(lapas),Balai Desa

FokusMDGs 6

14. Mengendalikanpenyebarandanmenurunkanjumlah kasusbaru Malariadan TB

Promosi (etika batuk,PHBS, dllKonseling danpencegahan transmisipenularan penyakitdari penderita keorang lain termasukkepatuhan minumobatPenemuan dantatalaksana kasus

Penderita,Masyarakatkelompokberesikotinggi

Posyandu,Poskesdes,Lokalisasi,Lokasi Risti,LokalisasiKhusus(lapas),Balai Desa

FokusMDGs 6

Page 43: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

30

serta pengambilanspecimen (TB danMalaria)Spot Survei terhadaptempat perindukanvectorPengendalian vectorPendistribusiankelambu kepadakelompok beresiko

15. Meningkatkanaksesmasyarakatterhadapsumber airminum dansanitasi dasaryang layak

Pendampingan,penyusunan rencanakegiatan STBM(Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat)Pemicu stop buang airsembarangan(pemberdayaanmasyarakat)Pemantauan kualitasair minum

Masyarakat Rumah FokusMDGs 7

16. Pendataan Pendataan sasaranPendataan PHBSPendataan risiko

Masyarakat,institusi,tempat-tempat umum,tempat risikotinggikesehatan

Institusi,tempat-tempatumum,tempatrisiko tinggikesehatan

17. Penyuluhan Penyuluhan kelompokKonselingPenyebarluasaninformasi melaluimedia massa danelektronik

Masyarakat Posyandu,Puskesmas,Institusi,tempat-tempatumum,tempatrisiko tinggikesehatan

18. RefresingKaderKesehatan

PertemuanPenyegaran teknisKesehatan tertentuuntuk kaderKesehatan aktif

Masyarakat Balai Desa,Posyandu,Puskesmas,Poskesdes

19. Kegiatan lain

Page 44: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

31

yang berdayaungkit tinggiterhadappencapaianMDGs sesuaidengan kondisilokal/setempat

Sumber : (Kementerian Kesehatan, 2014)

5. Program kesehatan lainnya

Ruang lingkup kegiatan program kesehatan lainnya meliputi :

a. UKM esensial di luar kegiatan prioritas MDGs berdaya ungkit

tinggi antara lain pelaksanaan penjaringan kesehatan pada

anak sekolah dan tindak lanjutnya dalam UKS, kegiatan

kesehatan reproduksi bagi remaja dan calon pengantin,

penyuluhan gizi bagi pekerja perempuan termasuk kelompok

resiko tinggi, senam nifas, pelaksanaan senam ibu hamil,

pelaksanaan pemantauan kebugaran jasmani anak sekolah,

remaja dan pekerja, pelaksanaan penyuluhan pemanfaatan

tanaman obat keluarga.

b. Upaya kesehatan lainnya sesuai dengan UKM Pengembangan

berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, pelacakan

kasus kematian ibu dan bayi, autopsi verbal kematian ibu dan

bayi.

c. Penyegaran/refreshing kader kesehatan.

d. Upaya kesehatan lainnya yang bersifat lokal spesifik.

Page 45: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

32

6. Manajemen Puskesmas

a. Penyelenggaraan rapat lokakarya mini untuk menyusun

Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau Plan of

Action (POA) Tahunan setelah Puskesmas menerima alokasi

dana BOK dari kabupaten/kota.

b. Penyelenggaraan rapat lokakarya mini bulanan atau

tribulanan untuk membahas evaluasi kegiatan bulan

sebelumnya dan menyusun rencana kegiatan bulan yang akan

datang.

c. Penyelenggaraan rapat-rapat yang diperlukan ditingkat desa

untuk membahas pelaksanaan program kesehatan di tingkat

desa.

d. Pelaksanaan pembinaan/supervisi kegiatan kelapangan

oleh kepala Puskesmas dan koordinator program/kegiatan.

e. Pelaksanaan konsultasi, pengiriman laporan, menghadiri

undangan dan keperluan lainnya terkait dengan BOK ke

kabupaten/kota.

6. Pemanfaatan Dana BOK

Pemanfaatan dana BOK digunakan untuk dana

manajemen dan dana operasional di Puskesmas.

a. Dana Manajemen

1) Dinas Kesehatan Provinsi

Page 46: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

33

2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

3) Puskesmas

Pemanfaatan dana BOK yang digunakan untuk dana

manajemen di puskesmas, meliputi :

1) Pembelian ATK untuk kegiatan pendukung

2) Pembiayaan administrasi perbankan, apabila sesuai dengan

ketentuan bank setempat memerlukan biaya administrasi

dalam rangka membuka dan mennutup rekening bank

puskesmas.

3) Pembelian materai

4) Penggandaan/fotocopy laporan

5) Pengiriman surat/laporan

6) Pembelian konsumsi rapat

b. Dana Operasional di Puskesmas

Pemanfaatan dana BOK yang digunakan untuk dana

operasional di puskesmas, meliputi :

1) Perjalanan dinas sampai dengan delapan jam yang digunakan

untuk membiayai transpor bagi petugas kesehatan dan kader

kesehatan, tokoh masyarakat dan atau tokoh agama, dalam

bentuk kegiatan sebagai berikut :

a) Pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif ke luar gedung

b) Pelaksanaan rapat lokakarya mini dan musyawarah di desa.

Page 47: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

34

2) Perjalanan dinas lebih dari delapan jam, yaitu membiayai

transpor, uang harian petugas kesehatan dan biaya

penginapan terkait BOK ke desa dengan akses sulit wilayah

kerja Puskesmas.

3) Pembelian Barang

a) Pembelian bahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan

peyuluhan

b) Pembelian konsumsi rapat

c) Penggandaan pedoman dan media/bahan penyuluhan pada

masyarakat.

7. Pengelola BOK Tingkat Puskesmas dan Indikator Kinerja BOK

Pengelola BOK di Puskesmas berdasarkan Surat Keputusan

KPA terdiri dari Penanggung jawab BOK di Puskesmas adalah

Kepala Puskesmas dan Pengelola Keuangan BOK Puskesmas.

Untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi pengelola

BOK, maka perlu ditetapkan indikator kinerja sebagai alat untuk

memantau dan mengevaluasi pelaksana BOK. Tujuan penetapan

indikator kinerja ini adalah untuk penilaian kinerja internal jajaran

kesehatan setiap tingkatan dan untuk penilaian kinerja eksternal

Kementerian Kesehatan terkait dengan pengelolaan BOK dan

transparansi publik. Indikator kinerja BOK meliputi aspek

manajemen dan aspek program.

Page 48: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

35

a. Aspek Manajemen di Puskesmas

Puskesmas mempublikasikan laporan pemanfaatan dana

BOK di papan pengumuman Puskesmas atau kantor camat

setiap 3 bulan.

b. Aspek Program di puskesmas

Cakupan pencapaian indikator program kesehatan, yang

diselenggarakan oleh Puskesmas yang berasal dari berbagai

sumber biaya termasuk BOK Target ditetapkan oleh masing-

masing Puskesmas serta kabupaten/kota. Laporan cakupan

program dikirimkan secara berjenjang dari Puskesmas kepada

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi

dan seterusnya sampai ke tingkat pusat. Pelaporan yang

bersifat rutin menggunakan format dan mekanisme yang telah

ditetapkan meliputi :

1) Laporan kegiatan puskesmas menggunakan format laporan

yang selama ini berlaku.

2) Laporan keuangan sesuai ketentuan Sistem Akuntansi

Instansi, selain itu Dinas Kesehatan Kabupaten/kota dan

Provinsi juga menyususn laporan yang diterima.

c. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan BOK di Puskesmas dapat dilihat melalui tabel

berikut ini.

Page 49: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

36

Tabel 2.2 Indikator Keberhasilan BOK di Puskesmas

Indikator Input Persentase Puskesmas yang menerima dana BOK dariSKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)

IndikatorProses

Persentase Puskesmas yang melaksanakan LokakaryaMini

IndikatorOutput

Persentase pencapaian target SPM bidang kesehatan,dengan indikator:1. Cakupan kunjungan ibu hamil.2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani.3. Cakupan pertolonganpersalinanoleh tenaga

kesehatan memiliki kompetensi kebidanan.4. Cakupan pelayanan nifas.5. Cakupan neonatus (bayi baru lahir 0–28 hari)

dengan komplikasi ditangani.6. Cakupan kunjungan bayi.7. Cakupan desa UCI (Universal Child Immunization).8. Cakupan pelayanan anak balita.9. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan.10. Cakupan pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping

Air Susu Ibu) pada anak 6–24 bulan dari keluargamiskin.

11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dansetingkat.

12. Cakupan peserta KB aktif.13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita

penyakit.14. Cakupan Desa Siaga Aktif

Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 210Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan.

(Kementerian Kesehatan, 2011)Keterangan:

a. BOK bukanlah dana utama dalam penyelenggaraan upaya

kesehatan.

b. Pencapaian SPM tidak hanya melalui dana BOK.

Page 50: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

37

C. Tinjauan Umum tentang Puskesmas

1. Definisi Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat

dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai

derajat kesehatan mayarakat yang setinggi-tingginya di wilayah

kerjanya. Puskesmas juga suatu unit pelaksana fungsional yang

berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat

pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta

pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal

dalam suatu wilayah tertentu (Ainy, 2012).

Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas

kesehatan masyarakat tingkat pertama yang memiliki peranan

penting dalam sistem kesehatan nasional khususnya subsistem

upaya kesehatan, guna untuk meningkatkan aksesibilitas,

keterjangkauan, dan kualitas pelayanan dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Kementerian

Kesehatan, 2014).

Page 51: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

38

2. Pelaksanaan Manajemen Puskesmas

Sesuai dengan Petunjuk Teknis BOK Model yang

digunanakan dalam manajemen Puskesmas adalah Model

Manajemen P1-P2-P3 (Kemenkes, 2012). Manajemen Puskemas

terdiri dari P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan)

dan P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian).

a. P1 (Perencanaan) Puskesmas : Microplanning Puskesmas

Microplanning puskesmas adalah penyusunan rencana

lima tahunan dengan tahapan tiap-tiap tahun ditingkat

puskesmas untuk mengembangkan dan membina Pos

Pelayanan Terpadu (Posyandu) KB Kesehatan di wilayah

kerjanya, berdasarkan masalah yang dihadapi dan kemampuan

yang dimiliki dalam rangka meningkatkan fungsi Puskesmas.

Tujuan umum microplanning puskesmas adalah meningkatkan

cakupan pelayanan program prioritas yang mempunyai daya

ungkit terbesar terhadap penurunan angka kematian bayi, anak

balita dan fertilitas dalam wilayah kerjanya yang pada gilirannya

dapat meningkatkan fungsi puskesmas. Sedangkan tujuan

khususnya adalah:

1) Mengembangkan dan membina pos-pos pelayanan terpadu

KB Kesehatan di desa-desa wilayah kerja Puskemas,

sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan masalah yang

Page 52: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

39

dihadapi sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan

efesien.

2) Meningkatkan peran serta mayarakat dalam pelayanan

kesehatan.

3) Meningkatkan kemampuan staf puskesmas dalam berfikir

secara analitik dan mendorong untuk berinisiatif untuk

mengembangkan, kreasi dan motivasi (Pintauli, 2003).

Ruang lingkup microplanning adalah kegiatan pokok

Puskesmas meliputi 18 kegiatan pokok. Namun demikian,

mengingat dalam pelita IV perioritas diberikan pada penurunan

angka kematian bagi bayi dan anak balita serta angka fertilitas,

maka perencanaan yang dimaksud baru diarahkan pada lima

program terpadu KB- kesehatan, imunisasi dan

penanggulangan diare. Kelima program tersebut mempunyai

daya ungkit terbesar terhadap upaya penurunan angka

kematian bayi, anak balita dan anak fertilitas. (Sulaeman, 2014)

b. P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan)

Lokakarya Mini Puskesmas adalah Upaya untuk

menggalang kerjasama tim untuk penggerakan dan

pelaksanaan upaya kesehatan Puskesmas sesuai dengan

perencanaan yang telah disusun dari tiap-tiap upaya kesehatan

pokok Puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya

Page 53: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

40

tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatannya. Kegiatan ini

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tenaga puskesmas

bekerjasama dalam tim dan membina kerjasama lintas program

dan lintas sektoral (Depkes, 2009a).

Pedoman Lokakarya mini Puskesmas merupakan

pedoman untuk P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) yang

didalamnya terdiri dari 4 komponen sebagai berikut :

1) Penggalangan kerjasama dalam tim

Yaitu lokakarya yang dilaksanakan setahun sekali

didalam lingkungan Puskesmas sendiri, dalam rangka

meningkatkan kerjasama antar petugas Puskesmas untuk

meningkatkan fungsi Puskesmas.

2) Raker Bulanan Puskesmas

Sebagai tindak lanjut rapat penggalangan kerjasama

dalam tim, setiap akhir bulan diadakan pertemuan antar

tenaga Puskesmas untuk membandingkan rencana kerja

bulan yang lalu dengan hasil kegiatannya, bilamana dijumpai

masalah dibahas bersama untuk dipecahkan bersama dan

kemudian menyususn rencana kerja bulan berikutnya bagi

setiap tenaga.

3) Penggalangan kerjasama Lintas Sektoral

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat

Page 54: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

41

dan dukungan sector - sektor yang bersangkutan diperlukan

penggalangan kerjasama lintas sektoral, serta dilaksanakan

dalam satu pertemuan lintas sektoral setahun sekali. Untuk

itu perlu dijelaskan manfaat bersama dari pembinaan upaya

peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan bagi

sektor-sektor yang bersangkutan. Sebagai hasil pertemuan

adalah kesepakatan rencana kerja sama lintas sektoral

dalam membina peran serta masyarakat dalam bidang

kesehatan termasuk keterpaduan KB Kesehatan.

4) Raker Tribulan Lintas sector

Rapat kerja tribulanan lintas sektor, sebagai tindak

lanjut pertemuan penggalangan kerja sama lintas sektor

untuk mengkaji hasil kegiatan kerja sama dan memecahkan

masalah yang dihadapi.

Adapun Tujuan penggerakan dan pelaksanaan puskesmas

adalah meningkatkan fungsi puskesmas melalui peningkatan

kemampuan tenaga puskesmas untuk bekerja sama dalam tim

dan membina kerja sama lintas program dan lintas sektor.

(Depkes, 2009a)

c. P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian) : Stratifikasi

Puskesmas

Stratifikasi adalah Suatu kegiatan untuk menentukan

Page 55: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

42

tingkat perkembangan fungsi puskesmas, dalam rangka

peningkatan upaya kesehatan kepada masyarakat dengan

menggunakan suatu pola strategi pengelompokan Puskesmas

kedalam tiga strata yaitu strata I, strata II dan srata III. Ketiga

strata tersebut digunakan dalam evaluasi terhadap tingkat

perkembanagan fungsi Puskesmas, sehingga dengan demikian

pembinaan dalam rangka peningkatan fungsi Puskesmas dapat

dilaksanakan lebih terarah agar dapat menimbulkan semangat

rasa tanggungjawab dan kreatifitas yang dinamis, maka falsafah

mawas diri perlu dipupuk dan dikembangkan (Depkes, 2009b).

Aspek yang dinilai dalam stratifikasi Puskemas meliputi

hasil kegiatan pokok Puskesmas, proses manajemen, termasuk

berbagai lingkungan wilayah kerja Puskesmas yang dapat

berpengaruh terhadap penampilan kerja Puskesmas. Dalam

stratifikasi Puskesmaas ada tiga area yang perlu dibina, yaitu :

Puskesmas sebagai wadah pemberi pelayanan kesehatan

kepada masyarakat, pelaksanaan program-program sektor

kesehatan maupun lintas sektoral yang secara langsung

maupun tidak langsung menjadi tanggungjawab

Puskesmas dalam pelaksanaannya maupun penunjangnya,

dan peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan

kemampuan untuk hidup sehat dan produktif. (Sulaeman, 2014)

Page 56: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

43

3. Perencanaan Tingkat Puskesmas

Sesuai dengan pedoman perencanaan tingkat puskesmas

(Depkes and Masyarakat, 2006) penyusunan Perencanaan Tingkat

Puskesmas dilakukan melalui 4 (empat) tahap sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini staf puskesmas yang terlibat dalam proses

penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas agar

memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk

melaksanakan tahap-tahap perencanaan.

b. Tahap Analisis Situasi

Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi

mengenai keadaan dan permasalahan yang dihadapi

puskesmas melalui proses analisis terhadap data yang

dikumpulkan.

c. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Menyusun RUK bertujuan untuk mempertahankan kegiatan

yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan

memperbaiki program yang bermasalah.

2) Menyusun rencana kegiatan yang baru yang disesuaikan

kondisi kesehatan diwilayah kerja dan kemampuan

Page 57: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

44

puskesmas.

Penyusunan RUK terdiri dari 2 langkah yaitu Analisa

Masalah dan Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan.

a) Analisa Masalah

Analisa masalah dapat dilakukan melalui kesepakatan

kelompok tim penyusun perencanaan tingkat puskesmas

dan konsil kesehatan kecamatan/ badan penyantun

puskesmas melalui tahapan :

1. Identifikasi Masalah

2. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah

3. Merumuskan Masalah

4. Mencari Akar Penyebab Masalah

5. Menetapkan Pemecahan Masalah

b) Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

Penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK) meliputi

upaya kesehatan esensial, upaya kesehatan

pengembangan dan upaya kesehatan pengembangan dan

upaya kesehatan penunjang.

c) RUK Upaya Kesehatan Esensial

Upaya kesehatan esensial meliputi pelayanan

promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan,

pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga

Page 58: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

45

berencana, pelayanan gizi dan pelayanan pencegahan dan

pengendalian penyakit.

d) RUK Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan merupakan upaya

kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan

upaya yang bersifat inovatif dan yang bersifat

ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan

dengan perioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah

kerja dan potensi sumberdaya yang tersedia di masing-

masing Puskesmas.

d. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

Tahap penyusunan RPK baik upaya kesehatan wajib

dan upaya kesehatan pengembangan, upaya kesehatan

penunjang maupun upaya inovasi dilaksanakan secara

bersama-sama, terpadu dan terintegrasi. Hal ini sesuai

dengan azas penyelenggaraan Puskesmas yaitu

keterpaduan.

4. Sumber Pendanaan Puskesmas

Pendanaan di Puskesmas bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN), dan sumber- sumber lain yang sah

dan tidak mengikat. Pengelolaan dana di Puskesmas tersebut

Page 59: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

46

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,

memperlihatkan bahwa sebagian besar urusan Pemerintahan telah

diserahkan kepada Daerah termasuk Bidang Kesehatan.

Konsekuensi logis dari penyerahan ini adalah segala sesuatu yang

menyangkut perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan

sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah

(Adisasmito, 2014).

D. Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan BOK

Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan BOK

menggunakan model implementasi kebijakan publik dari Donald Van

Metter dan Carl Van Horn yaitu A Model of The Policy Implementation,

yang membagi 6 (enam) variabel yang mempengaruhi kinerja

kebijakan publik yaitu :

1. Ukuran Dan Tujuan Kebijakan

Hasil telaah dokumen, dijelaskan bahwa tujuan kebijakan

BOK adalah untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan

kesehatan masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif

Page 60: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

47

puskesmas untuk mewujudkan pencapaian target SPM bidang

kesehatan dan MDGs pada tahun 2015. Kinerja implementasi

kebijakan BOK dapat diukur keberhasilannya dari ukuran berupa

pencapaian target cakupan program promotif dan preventif

puskesmas yang mengacu pada SPM bidang kesehatan (14

indikator), serta merupakan indikator output keberhasilan kebijakan

BOK.

Dana BOK diharapkan dapat meningkatkan akses dan

pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat utamanya kegiatan

promotif dan preventif untuk mewujudkan pelayanan kesehatan

sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan

dengan fokus pencapaian target Millennium Development Goals

(MDGs) pada tahun 2015.

Menurut Harrold Laswell dan Abraham Kaplan (Riant, 2006)

kebijakan hendaknya berisi tujuan, nilai – nilai dan praktika –

praktika social yang ada dalam masyarakat. Memilih untuk

menjalankan suatu kebijakan dikarenakan dalam kebijakan

tersebut berisi nilai-nilai serta praktika social di masyarakat yang

kemudian dipilih untuk dilaksanakan demi terwujudnya suatu

tujuan.

2. Sumber Daya Manusia

Manusia dalam hal ini petugas kesehatan adalah ujung

Page 61: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

48

tombak dalam pelaksanaan program BOK. Peran dan keberadaan

mereka dalam program ini sangat menentukan keberhasilan

pelaksanaan program di puskesmas oleh karena itu sangat

dibutuhkan dukungan manusia yang terampil dan berkualitas.

Dalam buku pedoman pelaksanaan dan petunjuk teknis

program BOK tahun 2015 menjelaskan bahwa susunan pengelola

BOK ditingkat Kabupaten/Kota terdiri dari Ketua pelaksana

(Kepala Dinas Kesehatan) Sekretaris Kabag Jaminan Kesehatan

sedangkan anggota adalah Seluruh Kepala Bidang di Dinas

kesehatan Kabupaten/Kota serta didukung oleh seluruh Kepala

Puskesmas sebagai penanggung jawab tingkat Kecamatan

dibantu oleh masing – masing penanggung jawab program di

Puskesmas.

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Agen pelaksana dalam implementasi kebijakan BOK adalah

pihak KPPN (Kantor Pelayanan dan Perbandaharaan Negara).

Sebagai konsekuensi dari mekanisme penyaluran dana BOK

melalui Tugas Pembantuan (TP), pencairan dana ini harus melalui

KPPN. Mekanisme TP merupakan hal yang baru bagi dinas

kesehatan kabupaten, sehingga tata cara, aturan dan sistem yang

mengacu pada peraturan Kementrian Keuangan belum dipahami

secara mendalam oleh petugas di kabupaten. Berulang kali terjadi

Page 62: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

49

perubahan format pencairan sehingga menyulitkan tim.

4. Sikap/Kecenderungan (Disposition) Para Pelaksana

Sikap / kecenderungan para pelaksana kebijakan BOK baik di

kabupaten maupun di puskesmas menerima dengan baik dan

berupaya untuk mengimplementasikan kebijakan BOK.

5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana

Komunikasi yang dilakukan melalui pertemuan koordinasi

dengan puskesmas dilakukan sebanyak 2 (dua) kali selama

setahun, yaitu pada awal dan akhir kegiatan. Komunikasi dan

koordinasi dengan pihak KPPN sebagai agen pelaksana

kebijakan dilakukan oleh tim pengelola BOK kabupaten karena

perlunya informasi yang diberikan serta kebijakan terutama pada

proses pencairan dana BOK.

6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik.

Kondisi lingkungan ekonomi, sosial dan politik di

lingkungan pemerintahan Kabupaten sangat diperlukan untuk

mendukung keberhasilan implementasi kebijakan BOK.

7. Model Implementasi Program Menurut George C. Edward III

Model implementasi program yang berpersfektif top down ini

dikembangkan oleh George C. Edward III. Pendekatan yang

dikemukakan oleh Edward III mempunyai empat variabel yang

sangat menentukan keberhasilan implementasi program tsb, yaitu:

Page 63: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

50

(1) komunikasi; (2) sumber daya; (3) disposisi; dan (4) struktur

birokrasi. Keempat variabel tersebut dapat diaplikasikan dalam

model pendekatan di bawah ini :

Gambar. Model Implementasi Program Edward III

Sumber : Edward III (1980:48) dalam (Indiahono, 2009) (33)

Variabel pertama yang mempengaruhi keberhasilan

implementasi program, menurut George C. Edward III adalah

komunikasi. Menurut Edward III dalam Indiahono (2009:31),

komunikasi menunjuk bahwa setiap Implementasi program akan

dapat dilakukan dengan baik jika terjadi komunikasi efektif antara

pelaksana program dengan para kelompok sasaran (target group).

Tujuan dan sasaran dari program dapat disosialisasikan

secara baik sehingga dapat menghindari adanya distorsi

(kesalahpahaman) atas Implementasi dan program. Ini menjadi

penting karena semakin tinggi pengetahuan kelompok sasaran

atas program maka akan mengurangi tingkat penolakan dan

Sumberdaya

Disposisi

Komunikasi

Implementasi

Struktur Birokrasi

Page 64: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

51

kekeliruan dalam mengaplikasikan program dan Implementasi

dalam ranah yang sesungguhnya (Indiahono, 2009).

Komunikasi menurut George C. Edward III dalam Agustino

(2008) sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari

implementasi program tsb. Implementasi yang efektif terjadi

apabila para pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang

akan mereka kerjakan. Pengetahuan atas apa yang akan mereka

kerjakan dapat berjalan bila komunikasi berjalan dengan baik,

sehingga setiap keputusan kebijakan dan peraturan implementasi

harus harus dikomunikasikan kepada bagian personalia yang

tepat. Komunikasi diperlukan agar para pembuat keputusan dan

para implementor akan semakin konsisten dalam melaksanakan

setiap kebijakan yang akan diterapkan dalam masyarakat

(Agustino, 2008).

Variabel kedua yang mempengaruhi keberhasilan

implementasi suatu program adalah sumber daya. Menurut

Edward III dalam (Indiahono, 2009) (31–32), sumber daya yaitu

menunjuk setiap Implementasi program harus didukung oleh

sumber daya yang memadai, baik sumber daya manusia maupun

sumber daya finansial. Sumber daya manusia adalah kecukupan

baik kualitas maupun kuantitas implementor yang dapat

melingkupi seluruh kelompok sasaran. Lebih lanjut dijelaskan

Page 65: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

52

menurut George C. Edward III dalam (Agustino, 2008) (151),

kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi suatu program

salah satunya disebagiankan oleh karena sumber daya yang tidak

mencukupi, memadai, ataupun tidak kompeten dibidangnya.

Penambahan jumlah sumber daya saja tidaklah cukup, tetapi

diperlukan pula kecukupan sumber daya dengan keahlian dan

kemampuan yang diperlukan dalam mengimplementasikan suatu

program.

Sumber daya finansial menurut George C. Edward III dalam

Indiahono (2009:48) adalah kecukupan modal invertasi atas

sebuah program. Keduanya harus diperhatikan dalam

implementasi program pemerintah. Sebab, tanpa kehandalan

implementor, kebijakan berjalan lambat dan seadanya. Sedangkan

sumber daya finansial menjamin keberlangsungan program.

Tanpa ada dukungan finansial yang memadai, progam tak dapat

berjalan efektif dan cepat dalam mencapai tujuan dan sasaran

(Indiahono, 2009).

Variabel ketiga yang mempengaruhi keberhasilan

implementasi suatu program adalah disposisi. Menurut Edward III

dalam Indiahono (2009:32), disposisi yaitu menunjuk karakteristik

yang menempel erat kepada implementor program. Karakter yang

paling penting dimiliki oleh implementor adalah kejujuran,

Page 66: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

53

komitmen, dan demokratis. Implementor yang memiliki komitmen

tinggi dan jujur akan senantiasa bertahan diantara hambatan yang

ditemui dalam program. Kejujuran mengarahkan implementor

untuk tetap berada dalam arah program yang telah digariskan

dalam guideline (kerangka kerja) program (Indiahono, 2009).

Komitmen dan kejujuran implementor membawanya semakin

antusias dalam melaksanakan tahap-tahap program secara

konsisten. Sikap yang demokratis akan meningkatkan kesan baik

implementor dan program dihadapan anggota kelompok sasaran.

Sikap ini akan menurunkan resistensi dari masyarakat dan

menumbuhkan rasa percaya dan kepedulian kelompok sasaran

terhadap implementor dan program. Menurut George C. Edward III

dalam Agustino (2008:152), jika pelaksanaan program ingin

efektif, maka para pelaksana program tidak hanya harus

mengetahui apa yang akan dilakukan tetapi juga harus memiliki

kemampuan untuk melaksanakannya, sehingga dalam praktiknya

tidak bias (Agustino, 2008).

Variabel keempat yang mempengaruhi keberhasilan

implementasi suatu Program adalah stuktur birokrasi. Menurut

Edward III dalam (Indiahono, 2009) (32) struktur birokrasi

menunjuk bahwa struktur birokrasi menjadi penting dalam

implementasi suatu program. Aspek struktur birokrasi ini

Page 67: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

54

mencakup dua hal penting yaitu mekanisme dan struktur

organisasi pelaksana sendiri. Mekanisme implementasi program

biasanya sudah ditetapkan melalui Standard Operating Procedure

(SOP) yang dicantumkan dalam guideline program.

Seperti yang dikemukakan oleh George C. Edward III dalam

(Agustino, 2008) (153), SOP adalah suatu kegiatan rutin yang

memungkinkan para pegawai atau pelaksana program untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatannya pada setiap harinya sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan.

SOP yang baik mencantumkan kerangka kerja yang jelas,

sistematis, tidak berbelit dan mudah dipahami oleh siapapun

karena akan menjadi acuan dalam bekerjanya implementor.

Sedangkan struktur organisasi pelaksana pun sejauh mungkin

menghindari hal yang berbelit, panjang dan kompleks. Struktur

organisasi pelaksana harus dapat menjamin adanya pengambilan

keputusan atas kejadian luar biasa dalam program secara cepat.

Menurut George C. Edward III dalam Agustino (2008:153), ketika

struktur organisasi tidak kondusif pada program yang tersedia,

maka hal ini akan menyebagiankan sumberdaya menjadi tidak

efektif dan menghambat jalannya suatu program (Agustino, 2008).

Keempat variabel di atas dalam model yang dibangun oleh

Edward III memiliki keterkaitan satu dengan yang lain dalam

Page 68: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

55

mencapai tujuan dan sasaran program. Semuanya saling

bersinergi dalam mencapai tujuan dan satu variabel akan sangat

mempengaruhi variabel yang lain. Selain itu, terdapat pula aplikasi

konseptual dari model implementasi George C. Edward III yang

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. Aplikasi Konseptual George C. Edward III PerspektifImplementasi Program

Aspek Ruang Lingkup

Komunikasi a. Implementor dan kelompok sasaran dari program

b. Sosialisasi program efektif dijalankan

- Metode yang digunakan

- Intensitas komunikasi

Sumber Daya a. Kemampuan implementor

- Tingkat pendidikan

- Tingkat pemahaman terhadap tujuan dan sasaran

serta aplikasi detail program

- Kemampuan menyampaikan program dan

mengarahkan

b. Ketersediaan dana

- Dana yang dialokasikan

- Prediksi kekuatan dana dan besaran biaya untuk

implementasi program

Page 69: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

56

Disposisi Karakter pelaksana

a. Tingkat komitmen dan kejujuran: dapat diukur

dengan tingkat konsistensi antara pelaksanaan

kegiatan dengan strandar yang telah ditetapkan.

Semakin sesuai dengan standar semakin tinggi

komitmennya.

b. Tingkat demokratis dapat dengan intensitas

pelaksana melakukan proses sharing dengan

kelompok sasaran, mencari solusi dan masalah yang

dihadapi dan melakukan diskresi yang berbeda

dengan standar guna mencapai tujuan dan sasaran

program.

Struktur Birokrasi a. Ketersediaan SOP yang mudah dipahami

b. Struktur Organisasi; rentang kendali antara pucuk

pimpinan dan bawahan dalam struktur organisasi

pelaksana. Semakin jauh berarti semaki rumit,

birokratis dan lambat untuk merespon perkembangan

program.

Sumber: (Indiahono, 2009)

Model konseptual dari Edward III ini dapat digunakan sebagai alat

untuk membandingkan implementasi program diberbagai tempat dan

waktu. Artinya, empat variabel yang tersedia dalam model dapat

digunakan untuk menggambarkan fenomena implementasi suatu

program.

Sehingga dalam penelitian ini, model tersebut dapat digunakan

sebagai acuan untuk menggambarkan fenomena Program Bantuan

Page 70: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

57

Operasional Kesehatan (BOK) dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Ibu

dan Anak (KIA) di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan

Kabupaten Konawe Tahun 2017.

E. Kerangka Teori Penelitian

Sumber : (Kementerian Kesehatan, 2011)

MasyarakatSehat

PercepatanPencapaian MDGs

Pencapaian SPMKesehatan

Kabupaten/KotaMeningkat

PeningkatanFungsi Puskesmas

Pusat PenggerakPembangunanBerwawasanKesehatan

Pusat PelayananKesehatan

Masyarakat Primer

PusatPemberdayaan

Masyarakat

PusatPelayananKesehatan

Perorangan Primer

Kondisi Saat Ini :Masih Tingginya

Kematian Ibu DanAnak, Kasus Gizi

Buruk, Dll

BANTUANOPERASIONAL

KESEHATAN(BOK)

KomitmenPemerintah

Daerah

Belum OptimalnyaFungsi Puskesmas

Antara Lain :Keterbatasan Biaya

Operasional Kesehatan

PengelolaanBOK

Sumber : Kementerian Kseshatan, 2011

Page 71: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

58

F. Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti

Kebijakan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah

terobosan baru dari Kementrian Kesehatan sebagai salah satu bentuk

dukungan dan tanggung jawab pemerintah bagi pembangunan

kesehatan masyarakat di pedesaan dan kelurahan. Kebijakan

pemberian bantuan dana ini untuk meningkatkan kinerja puskesmas

dan jaringannya dalam menyelenggarakan upaya pelayanan

pelayanan kesehatan promotif dan preventif (Kemenkes, 2011).

BOK mempunyai tujuan untuk memperlancar kinerja

puskesmas dan jaringannya, serta poskesdes dan posyandu dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan

preventif sebagai upaya meningkatkan akses dan pemerataan

pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berkeadilan.

Penyediaan dana BOK dimulai pada tahun 2010 kemudian

dilanjutkan pada tahun 2011 dan merupakan suatu inovasi baru dalam

reformasi pembiayaan kesehatan. Reformasi pembiayaan dari

perspektif sasaran intervensi bisa dilakukan pada sisi demand dan

pada sisi supply. Selama ini fokus perhatian banyak diberikan pada

sisi demand seperti pada jaminan kesehatan, sedangkan sisi supply

agak terbengkalai. BOK pada dasarnya adalah intervensi pembiayaan

pada sisi supply, yang masih perlu ditelaah efektivitas dan

efisiensinya.

Page 72: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

59

Dalam penyajian Monitoring Pelaksanaan Kebijakan BOK dan

Jampersal di DIY, Papua dan NTT yang disampaikan oleh PMPK

UGM (Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan Universitas Gadjah

Mada) dan UNFPA, disampaikan beberapa hambatan utama dalam

pelaksanaan BOK tahun 2011.

Hambatan utama tesebut adalah prosedur administrasi

keuangan yang kompleks dan baru yang menyebabkan penyaluran

dan penyerapan dana terlambat, serta ketidaksiapan sumber daya

manusia baik dari jumlah dan pengetahuan. Hal tersebut sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Mariane dkk (2010) di tiga

puskesmas Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

menyebutkan bahwa keterlambatan pencairan dana BOK disebabkan

karena dana yang diterima di kabupaten terlambat yang berdampak

pada keterlambatan pendistribusian dana ke Puskesmas. Penelitian

Nurcahyani (2011) adalah sosialisasi yang kurang dari tim BOK

kabupaten dan kepala puskesmas tentang Juknis BOK, sistem

pertanggungjawaban dalam pencairan dana yang rumit serta

keterbatasan sumberdaya manusia di tingkat puskesmas dan dinas

kesehatan.

Keterlambatan pencairan dana BOK dapat mengganggu

jalannya program-program kesehatan yang telah direncanakan,

termasuk program KIA yang mengarah tidak terpenuhinya SPM yang

Page 73: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

60

telah ditargetkan sebelumnya. Pendanaan Bantuan Operasional

kesehatan (BOK) adalah menekankan pada program kesehatan

promotif dan preventif. BOK dimaksudkan agar semua program

secara kompeherensif dapat berjalan dengan lancer. Program KIA

sebagai upaya untuk menekan angka kematian Ibu dan Bayi

diharapkan dapat dilaksanakan dengan tahapan yang terukur dan

sistematis, yang terlihat berupa program, pengorganisasian,

pelaksanaan program, evaluasi, dan pembiayaan yang tertuang dalam

Bantuan Operasional kesehatan.

Dalam Notoadmojo (2003) untuk mengevaluasi sebuah

program kesehatan dalam hal ini program KIA dikaitkan dengan BOK

dapat menggunakan indicator system sebagai berikut :

1. Input

a. Sumber daya manusia, yakni tenaga kesehatan dan masyarakat

yang berpartisipasi dalam kegiatan pendanaan BOK program

KIA.

b. Sumber dana yang digunakan, dalam kegiatan program KIA

dalam hal ini dana BOK dari pemerintah.

c. Alat, Bahan, atau materi lain yang digunakan untuk menyokong

kegiatan program KIA.

Page 74: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

61

2. Proses

a. Segala sumber materi, daya, dan upaya untuk mengubah input

menjadi output.

b. Pertemuan dengan masyarakat dalam rangka perencanaan atau

pengambilan keputusan.

c. Berapa jumlah program yang akan dilaksanakan

d. Berapa kali melakukan pertemuan/rapat untuk melaksanakan

program kesehatan.

3. Output

a. Berapa jumlah dan jenis program kesehatan Ibu dan Anak yang

sudah dilakukan.

b. Jumlah orang atau anggota masyarakat yang telah meningkat

kesehatannya.

c. Meningkatnya fasilitas umum pendukung program kesehatan

ibu dan anak dimasyarakat dan sebagainya.

Page 75: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

62

Sumber : Kementerian Kesehatan (2014) & Teori Modifikasi Notoadmojo (2003)

Format PelaksanaanBOK

Pelaksanaan ProgramBOK Tahun 2014

Perencanaana. Alokasi Dana BOKb. Tim Pengelola BOKc. Pengusulan POA

Pemanfaatan Kegiatan PelayananKesehatan Anaka. Pelayanan Gizib. Pelayanan Kesehatan Neonatusc. Pelayanan Kesehatan Bayid. Pelayanan Kesehatan Balita

Penyalurana. Proses Manajemen di Puskesmasb. Pembahasan POA di Puskesmasc. Proses Pencairan dan Penyaluran

Danad. Pertanggungjawaban Keuangan

Dari Puskesmas ke DINKES

Pemanfaatan Kegiatan PelayananKesehatan Ibua. Pendampingan P4Kb. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalinc. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifasd. Pelayanan Keluarga Berencana

Pengawasana. Pengawasan dari Dinas Kesehatan

ke Puskesmasb. Pengawasan Kepala Puskesmas ke

Pengelola Program

Pelaporana. Penerapan Anggaranb. Laporan KIA

Cakupan Kesehatan Ibu :a. K4 = 71,7 %b. Cakupan komplikasi kebidanan

yang ditangani = 75 %c. Cakupan Pertolongan persalinan

oleh Nakes = 77,51 %d. Cakupan pelayanan Nifas = 80 %e. Cakupan KB aktif = 70 %

Cakupan Kesehatan Anak :a. Cakupan Neonatus dengan

komplikasi yang di tangani = 60 %b. Cakupan Desa UCI = 100 %c. Cakupan Pelayanan Anak Balita =

75 %d. Cakupan Pemberian ASI pada bayi

6-24 bulan pada Gakin = 83 %

INPUT

OUTPUT

PROCESS

Page 76: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

63

G. Kerangka Pikir Penelitian

Keterangan :

: Variabel Dependen

: Variabel Independen

H. Definisi Konsep

1. Input yaitu penyusunan sumber daya dan komponen yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan program peningkatan program

Kesehatan ibu dan anak dalam implementasi dana BOK, meliputi :

a. Menyiapkan Data Base perencanaan Program KIA

b. Pemilihan program yang akan dilaksanakan

c. Penetapan tujuan/pencapaian program

PemanfaatanDana BOK

Input

Process

Output

Page 77: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

64

d. Pembentukan Tim Kerja

2. Proses meliputi metode dan cara pihak Puskesmas memanfatkan

dana BOK pada program kesehatan ibu dan anak dalam bentuk

kegiatan dan program KIA, meliputi :

a. Upaya yang telah dilakukan

b. Jumlah program yang dilaksanakan

3. Output yaitu program yang yang telah dilaksanakan atau

dikerjakan oleh Puskesmas penerima dana BOK pada program

kesehatan ibu dan anak yang disesuaikan dengan dokumen

rujukan, meliputi :

a. Jumlah program yang telah dilaksanakan

b. Pencapaian target program yang telah dilaksanakan

c. Tolak ukur keberhasilan program.

4. Program kesehatan ibu dan anak, merupakan kegiatan yang

berupaya pada program yang berfokus pada pencegahan angka

kesakitan dan peningkatan kesehatan dengan sasaran utama ibu

dan anak. Yang meliputi : Persentase pencapaian target SPM

bidang kesehatan, dengan indikator:

a. Cakupan kunjungan ibu hamil.

b. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani.

c. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

memiliki kompetensi kebidanan.

Page 78: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

65

d. Cakupan pelayanan nifas.

e. Cakupan neonatus (bayi baru lahir 0–28 hari) dengan

komplikasi ditangani.

f. Cakupan kunjungan bayi.

g. Cakupan desa UCI (Universal Child Immunization).

h. Cakupan pelayanan anak balita.

i. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan.

j. Cakupan pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu

Ibu) pada anak 6–24 bulan dari keluarga miskin.

5. Bantuan Operasional kesehatan (BOK) yaitu dana yang dikeluarkan

yang berfokus pada program pencegahan dan promosi kesehatan.

Dana BOK ditunjukkan dan dinilai dalam bentuk fisik sesuai dengan

dokumen rujukan.

6. Evaluasi adalah suatu kegiatan meninjau atau melihat kembali

kelayakan dan pemanfaatan suatu program.

Page 79: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

66

I. Proposisi Penelitian

1. Kajian Implementasi program Kesehatan Ibu dan anak dikaitkan

dengan bantuan operasional kesehatan dinas kesehatan Konawe

sangat penting dilakukan mengingat keberhasilan program ini

sangat ditentukan oleh proses evaluasi.

2. Indikator sistem meliputi Input, Proses, dan Output pada evaluasi

pemanfaatn program kesehatan Ibu dan anak merupakan elemen

yang menentukan evaluasi pemanfaatan bantuan operasional

kesehatan pada program tersebut.

Page 80: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

Sintesa Penelitian

No.Nama Peneliti,

TahunLokasi Judul Penelitian

Metode/Variabel/Dimensi

Hasil Penelitian

1. Merlianawati,Tahun 2011

KecamatanPringsewu danKecamatanGadingrejoKabupatenPringsewu

ImplementasiKebijakanDana BantuanOperasionalKesehatan (BOK)(Studi di KecamatanPringsewu danKecamatanGadingrejoKabupatenPringsewu Tahun2010 –2011)

Metode DeskriptifDengan PendekatanKualitatif

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keempatindikator tersebut belum maksimal. Kesimpulan iniberdasarkan pada: 1) Komunikasi antara pelaksanakebijakan dengan para kelompok sasaran dalampelaksanaan kegiatan BOK belum efektif karena parakader dan sebagian masyarakat tidak mengetahuiinformasi tentang adanya kebijakan BOK; 2) Sumberdaya manusia pada pelaksanaan kebijakan danaBOK secara keseluruhan sudah cukup memadaitetapi pada sumber daya finansialnya masih kurangmemadai; 3) Disposisi para implementor kebijakanBOK dilaksanakan sesuai dengan tugas danfungsinya; 4) Struktur birokrasi dalam pelaksana BOKtelah mencapai dua aspek yaitu mekanisme danstruktur organisasi pelaksana.

2. Ema Mawarni,Tahun 2015

KabupatenAceh Besar

OperasionalKesehatan (BOk)TerhadapPembangunanKesehatanMasyarakat DiPuskesmas DalamKabupaten Aceh

Metode analisisdiskriptif & MetodeKuantitatif.Uji T Paired Dan UjiRegresi

Hasil analisis data menggunakan uji T Pairedmenunjukkan perbedaan yang signifikan tingkatketercapaiaan program yang meliputi bidangKesehatan Ibu dan Anak , Imunisasi, perbaikan gizimasyarakat, dan kesehatan lingkungan sebelum dansesudah adanya BOK. Berdasarkan hasil analisisRegresi menunjukkan bahwa adanya pengaruhpositif dan signifikan dari variabel independen yang

Page 81: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

Besar meliputi cakupan kesehatan ibu dan anak sebesar0,825, cakupan imunisasi sebesar 0,244, cakupanperbaikan gizi masyarakat gizi sebesar 0,659 dancakupan kesehatan lingkungan sebesar 0,863 yangdibiayai oleh dana BOK dengan variabel dependen(pembangunan Kesehatan). Secara parsialmenunjukkan bahwa setiap peningkatan cakupansebesar 1% dari masing-masing variabel independen(KIA, Imunisasi, Gizi dan Kesling) maka akanberpengaruh positif dan signifikan terhadappembangunan kesehatan di Puskesmas dalamKabupaten Aceh Besar.

3. Asmaripa Ainy.Tahun 2012.

Di KabupatenOgan Ilir,SumateraSelatan

PelaksanaanKebijakan BantuanOperasionalKesehatanDi Kabupaten OganIlir, SumateraSelatan

Metode penelitianadalah analysis ofpolicy. Data primerdiperoleh melaluiobservasi langsungdan wawancaramendalam kepadaempat orang informan,yaitu: kepala dinasdan staf pengelolaBOK di DinasKesehatan Ogan Ilirserta kepalapuskesmas dan stafpengelola BOK diPuskesmas Indralaya.

Pengorganisasian BOK di Ogan Ilir mengacu padapetunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan RI yaituada tim koordinasi, tim pengelola, dan tim pengelolakeuangan. Pengelolaan keuangan mengacu padapetunjuk pelaksanaan pengelolaan keuangan dariDitjen Bina Gizi dan KIA. Pencairan dana BOKdiawali dengan usulan Plan Of Action (POA)puskesmas kepada dinas desehatan untukdiverifikasi dananya kemudian diusulkanpencairannya ke Kantor Pusat PerbendaharaanNegara (KPPN). Penanggung jawab program dapatmengambil dana pelaksanaan melalui bendaharaBOK. Alokasi BOK puskesmas disesuaikan denganjumlah wilayah kerja, jumlah penduduk, cakupanprogram dan kondisi geografis, sehingga PAGU di 24Puskesmas bervariasi. Prioritas BOK untuk

Page 82: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

Data sekunderdiperoleh daridokumen BOK.

penyuluhan: KIA, gizi, pengukuran IMT, dan penyakitmenular. Pada Juni 2011, BOK per April-Juni 2011masih proses pencairan tetapi dana kesekretariatansudah 40% dari PAGU yakni untuk sosialisasi,pelatihan bendahara Puskesmas dan transpor.

4. Andini Aridewi,Tahun 2013.

KabupatenKudus

AnalisisPemanfaatanBantuanOperasionalKesehatan dalamUpaya PeningkatanKesehatan Ibu danAnak di PuskesmasWilayah Kerja DinasKesehatanKabupaten Kudus

Metode Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan pada Puskesmasdengan serapan tinggi dan berhasil menekan kasus,pemahaman tentang juknis BOK jelas, pelaksanaankegiatan sesuai dengan laporan dan dilaksanakansecara tim, ada keterlibatan pelaksana dalampenyusunan Plan of Action (POA) serta ada evaluasipelaksanaan kegiatan. Selain itu pada Puskesmasyang berhasil, pelaksana kegiatan juga menyusunkelengkapan data pendukung sehingga pembuatanlaporan tidak hanya dibebankan kepada TimPengelola BOK Puskesmas.

5. RitaNurcahyaniTahun 2011

KabupatenBandung Barat

ImplementasiKebijakan BantuanOperasionalKesehatan (BOK) DiKabupatenBandung BaratTahun 2011

Desain penelitianmixed method denganstrategi konkurenembedded.Rancangan kualitatifmenggunakan strategipragmatism dankuantitatifmenggunakan strategiobservasional crosssectional. Sampeluntuk rancangan

Faktor yang sangat memengaruhi implementasikebijakan BOK adalah faktor sumber daya.Ketidaksiapan sumber daya manusia berdampakpada tahapan proses yang mengakibatkan fungsimanajemen tidak dapat dilaksanakan secara optimal.Disposisi/sikap para pelaksana kebijakan BOKmenunjukkan keseriusan tetapi hanya bersifatformalitas untuk memenuhi aspek administrasikeuangan sehingga mengabaikan tujuan utamakebijakan BOK. Cakupan program puskesmas yangdibiayai dana BOK tidak menunjukan peningkatanyang signifikan (p<0,05) antara sebelum dan sesudah

Page 83: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

kualitatifmenggunakanpurposive samplingdan untuk kuantitatifmenggunakan totalsampling

ada dana BOK.

6. Dasmar,Tahun 2013

KabupatenLuwu

Studi EvaluasiProgram DanaBantuanOperasionalKesehatan DiKabupaten Luwu

Jenis penelitian inidigunakan SurveyDeskriptif,

1. Pelaksanaan program Dana Bantuan OperasionalKesehatan pada tahap input: MenyangkutKebijakan SDM / tenaga pengelola, BukuPedoman/Juknis Sasaran program padaumumnya sudah memadai kecuali menyangkutdana pada umumnya Puskesmas mengangkapmasih perlu ditingkatkan jumlah serta perlupembinaan proses pertanggung jawaban yangmasih perlu pembimbingan dan penyederhanaanpelaporan.

2. Pelaksanaan program Dana Bantuan OperasionalKesehatan pada tahap proses : yang menyangkutPerencanaan, Pengorganisasian Pelaksanaan,Pelaporan Pemantauan atau monitoring padaumumnya sudah berjalan sesuai juknis kecualiperencanaan masih perlu penekanan kepadakepala Puskesmas agar membuat perencanaansesuai analisa masalah, hal tersebut tidak terlepasdari pengawasan oleh Dinas Kesehatan belumberjalan maksimal.

3. Pelaksanaan program Dana Bantuan OperasionalKesehatan pada tahap output: menyangkut

Page 84: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

Terlaksananya program bantuan operasionalkesehatan dan Tercapainya cakupan program, jikadilihat dari hasil cakupan sebelum ada BOKmenunjukkan bahwa terjadi peningkatan cakupanakan tetapi kalau kita bandingkan dengan targetSPM 2015 belum tercapai dengan demikianprogram Dana Bantuan Operasional Kesehatankedepan diperlukan evaluasi berkala pertriwulanatau persemester guna mewujudkan capaian SPM2015.

7. Anna AprinaBurdames,Tahun 2014

Koya BaratKota Jayapura

PelaksanaanKebijakan BantuanOperasionalKesehatan DalamCakupan ProgramKIA (Studi Kasus DiPuskesmas RawatInap Koya BaratKota Jayapura)

penelitian kualitatifdengan desain studikasus (case study)

Menujukkan bahwa sebagian besar informan adalahperempuan dimana laki-laki memiliki jumlah yangsedikit yang paling tua adalah informan yang memilikijabatan tertinggi di puskesmas yakni kepalapuskesmas. Keterkaitan antara pengelola yaitupemegang program KIA tidak mendapatkankesepakatan dalam hal penentuan prioritas masalahyang harus diangkat sebagai program unggulan yangcepat memberikan efek pada peningkatan cakupanKIA, dalam proses penyaluran dana yang tidakmerata di program dan masih harus menyesuaikandengan kegiatan prioritas karena masih banyakkegiatan yang harus dilaksanakan melalui dana BOKdengan kata lain kegiatan ada tapi dana penunjangterbatas, untuk tahap pelaporan realisasi sudahsesuai tetapi program SPM belum mencapai target,serta penggunaan dana belum maksimal.

Page 85: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

8. Ulma PutriSeptyantieTahun 2012

Kabupaten/KotaProvinsi JawaTengah

Hubungan AntaraRealisasi DanaBantuanOperasionalKesehatan DenganIndikator Gizi KIA diKabupaten/KotaProvinsi JawaTengah Tahun 2012

Penelitian Kuantitatif.Metode AnalisisMenggunakan RegresiSederhana.

Hasil estimasi pengaruh realisasi dana BOK terhadapcakupan kunjungan neonatus pertama/KN1 adalahsignifikan (Sig.0,000 < ±=1%), pengaruh realisasidana BOK terhadap cakupan persalinan ditolongtenaga kesehatan terlatih/Pn adalah signifikan (Sig.0,000 < ±=1%), dan pengaruh realisasi dana BOKterhadap cakupan balita ditimbang berat badannyaatau D/S adalah signifikan ( Sig.0,000 < ±=1%). Ujikoefisien determinasi (r²) yaitu 0,629 untuk pengaruhBOK terhadap KN1, 0,636 untuk pengaruh BOKterhadap Pn, dan 0,690 untuk pengaruh BOKterhadap D/S. Hasil pengujian asumsi klasikmenunjukkan bahwa variabel residual berdistribusinormal, terbebas dari autokorelasi danheterokedastisitas.Kesimpulan: Realisasi dana BOK berpengaruh positifdan signifikan terhadap, realisasi dana BOKberpengaruh positif dan signifikan terhadap cakupanPn dan realisasi dana BOK berpengaruh positif dansignifikan terhadap cakupan D/S.

9. Muh. ImamMaulanaParawansaTahun 2013

KabupatenJeneponto

Evaluasi BantuanOperasionalKesehatan DiKabupatenJeneponto

Penelitian Kualitatif Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaanprogram dana BOK di Kabupaten Jenepontomenunjukkan bahwa pelaksanaan sudah berjalandengan baik yang terlihat dari aspek kebijakan yangsudah mengeluarkan dana BOK dengan tepat, aspekSDM yang menunjukkan tenaga pengelola dana BOKtelah sesuai dengan pedoman dan aspek danapelaksanaan program sudah mencukupi, kemudian

Page 86: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

aspek pengorganisasian memiliki tenaga pelaksanayang berbeda serta dari aspek pengawasandilakukan pemerintah setiap tahun secara periodiksehingga pada aspek pelaporan menjadi baik karenalaporan keuangan dilakukan secara periodik.

10. SanveryParlindunganSihombingTahun 2012

Kabupaten Dairi EvaluasiPelaksanaanKegiatan BantuanOperasionalKesehatan DiPuskesmasKabupaten DairiTahun 2012

Penelitian ini adalahdeskriftif denganmengggunakan desainkualitatif

Hasil Evaluasi terhadap kegiatan BOK di Puskesmaspada tahap input meliputi unsur kebijakan,tenaga,dana,sarana penunjang. Dari segi kebijakanBOK merupakan kebijakan yang baik demikepentingan masyarakat. Evaluasi tenaga sudahmencukupi dan memadai dalam pelaksanaankegiatan tetapi masih ditemukan pemanfaatan tenagaoleh Kepala Puskesmas belum maksimal dalampelaksanaan kegiatan. Evaluasi terhadap dana masihditemukan permasalahan yaitu belum terintegrasinyasumber dana yang digunakan olehPuskesmas.Evaluasi terhadap sarana penunjangtelah memadai guna melaksanakan StandarPelayanan Minimal. Evaluasi terhadap proses masihbelum sesuai dengan pedoman petunjukteknisprogram yang telah ditetapkan terutama dalamhal perencanaan Puskesmas dan pelaksanaanlokakarya mini Puskesmas. Evaluasi terhadap outputberupa pencapaian Standar Pelayanan Minimal telahsesuai dengan yang di harapkan.

11. Faisal HusniTahun 2012

KabupatenBintan ProvinsiKepulauan Riau

Efektifitas BantuanOperasionalKesehatan Di

Penelitian KualitatifDengan Desain StudiKasus

Hasil penelitian diketahui bahwa BantuanOperasional Kesehatan belum efektif dalammendukung percepatan MDGs. Hal ini disebabkan

Page 87: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

Kabupaten BintanProvinsi KepulauanRiau Tahun 2011Dan Tahun 2012

karena pegawai masih berorientasi pada uanglumpsum, peruntukkan kegiatan lebih besar diluarprogram tujuan MDGs dan menurunnya anggarankesehatan dari APBD setalah ada BOK.

12. Tri NirwanaTahun 2014

Di KecamatanBambelKabupatenAceh Tenggara

PengaruhPemanfaatan DanaBantuanOperasionalKesehatan UntukKegiatan PelayananGizi TerhadapPemantauanPertumbuhan BalitaDi KecamatanBambel KabupatenAceh Tenggara

Jenis penelitian adalahsurvei yang bersifatexplanatory research.Analisis deskriptif

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruhpemanfaatan dana BOK (ketersediaan dana(p=0,002) dan pemberdayaan masyarakat(p=0,040))terhadap cakupan pemantauan penimbangan balita(K/S), terdapat pengaruh pemanfaatan dana BOK(ketersediaan dana (p=0,009)) terhadap cakupanpartisipasi masyarakat (D/S), terdapat pengaruhpemanfaatan dana BOK (ketersediaan dana(p=0,004)) terhadap cakupan hasil penimbangan(N/D).

13. Oka Beratha,Tahun 2013

KabupatenGianyar

Hubungankarakteristik,motivasi dan danaBOK dengan kinerjapetugas KIApuskesmas diKabupaten Gianyar

Disain penelitianadalah cross sectional

Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat (chi-square) dan multivariate (regresi logistik). Sebagianbesar responden 41 (58,6%) berumur rendah, masakerjanya pendek 39 (55,7%), berpendidikan tinggi 57(81,4%), 36 (51,4%) sudah pernah mendapatkanpelatihan, 42 (60%) motivasi rendah, 47(60,7%) danaBOK masih kurang dan kinerja petugas tinggi 40(57,1%). Berdasarkan analisis bivariat diperolehhubungan yang bermakna antara pelatihan[OR=2,88; 95%CI 1,08-7,67], motivasi [OR=6,77;95%CI 2,15-21,29] dan dana BOK [OR=4,09; 95%CI1,30-12,85] dengan kinerja petugas. Pada analisis

Page 88: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

multivariat didapat variabel yang berhubungandengan kinerja petugas adalah pelatihan [OR=6,11;95%CI 1,61-23,23], motivasi [OR=7,48; 95%CI 1,81-30,93] dan dana BOK [OR=5,09; 95%CI 1,12-23,21].

14. Hilda Ngii,2012

ProvinsiSulawesiTenggara

PerbedaanPelaksanaanKegiatan DanPemanfaatanPelayananKesehatan IbuSebelum DanSesudah ProgramBOK Di TigaKabupaten/KotaWilayah ProvinsiSulawesi Tenggara

Cross Sectional Study Pelaksanaan Kegiatan pemeriksaan kehamilan(p=0,789), kegiatan pelayanan persalinan (p=0,165)dan kegiatan pelayanan nifas (p=0,114) menunjukantidak ada perbedaan yang signifikan sebelum dansesudah program BOK. Sedangkan cakupankunjungan ibu hamil (p=0,010), cakupan pertolonganpersalinan (p=0,001) dan cakupan pelayanan nifas(p=0,005) menunjukan ada perbedaan yangsignifikan sebelum dan sesudah program BOK

15. Niniek LelyPratiwi,Tahun 2014

Di PropinsiJawa Timur

Kajian KebijakanPenyaluran DanaBantuanOperasionalKesehatan DalamMendukungPencapaianKesehatan Ibu DanAnak (Mdgs 4,5) DiTiga Kabupaten,Kota Di PropinsiJawa Timur

Penelitian inimerupakan kajiankebijakan, denganmetode potong lintang.Kajian dilakukandenganmengumpulkaninformasi melaluiwawancara mendalam

Komitmen Pemerintah Daerah kurang untuk upayapreventif, promotif bidang KIA guna mendukungpencapaian Millineum Developmen Goals termasukpercepatan penurunan kematian ibu dan kematianbayi baru lahir dengan mengurangi anggaran danapreventif dan promotif kabupaten kota denganpertimbangan sudah ada dana BOK. Terlihat bahwaada beberapa kasus dari data profil kesehatankabupaten pada tahun 2010 angka kematian bayimenurun, namun pada tahun 2011 naik kembali keposisi tahun 2009.Penyusunan Rencana Aksi Daerah kurang mengacu

Page 89: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

Indonesia pada program prioritas program kesehatan ibu dananak, kurangnya monitoring dari propinsi kekabupaten, kurangnya pemantauan dan monitoringdari dinas kesehatan kabupaten ke kecamatan yangperlu dilakukan.Masih lambannya penurunan angka kematian ibu danbayi dan kasus gizi kurang dari hasil review dataprofil dari ke 3 kabupaten (Gresik, Sidoarjo danSampang) di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Gresik,Sidoarjo dan kabupaten Sampang. KepalaPuskesmas kurang dapat mengelola dana BOKsecara lebih efisien dan akuntabel, mengingat daribeberapa data sekunder data pencapaian kesehatanibu dan anak cakupan ‘KN1’-‘KN4’ naik pada tahun2010.Program JKN, kebijakan BOK dalam upayapemberdayaan masyarakat diharapkan dapatmengungkit turunnya angka kematian ibu bersalin,bayi lahir sehat ini diharapkan memberikan kontribusibesar dalam upaya percepatan penurunan angkakematian ibu dan bayi baru lahir.

Page 90: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

67

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif, dengan

pendekatan Case study yang bertujuan untuk mengekslplorasi dan

mencari penjelasan empirik tentang pemanfaatan dana bantuan

operasional kesehatan (BOK) pada program Kesehatan ibu dan anak.

Penelitian ini memilih jenis study analisis dengan maksud untuk

mmeperoleh informasi yang luas dan mendalam tentang gambaran

gambaran pemanfaatan dana BOK untuk Program KIA pada

Puskesmas yang terdapat kejadian (Incident) kasus kematian ibu dan

bayi. Penelitian ini dilakukan di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten

Konawe.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja Dinas

Kesehatan Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara pada Juni

hingga Juli tahun 2017. Pemilihan lokasi berdasarkan data awal bahwa

Puskesmas memiliki angka kematian bayi yang tidak sesuai dengan

standar nasional yaitu Puskesmas Uepai, Wawotobi, Tawanga,

Unaaha, Lambuya dan Tongauna.

67

Page 91: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

68

C. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini yaitu semua pegawai yang terlibat

dan mengetahui program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi

Tenggara maupun yang berada di Puskesmas. Informan adalah orang

yang memberikan informasi untuk data-data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini sebanyak 23 orang, terdiri dari :

1. Informan

Pegawai ataupun petugas yang berasal dari 6 puskesmas yaitu

Puskesmas Uepai, Wawotobi, Tawanga, Unaaha, Lambuya dan

Tongauna, dengan masing-masing puskesmas terdiri 3 orang

meliputi penanggung jawab dari program Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK) pada puskesmas yaitu Kepala Puskesmas,

Bendahara Puskesmas, penanggung jawab dari kegiatan

pelaksanaan program KIA yang dananya bersumber dari Bantuan

Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas dan bidan Desa.

2. Informan Kunci (key Informan)

Pegawai ataupun petugas yang berasal dari Dinas

Kesehatan Konawe yang terdiri dari 5 orang meliputi Kepala Dinas

Kesehatan kabupaten Konawe, Kepala bidang perencanaan,

Kepala bidang kesehatan masyarakat, Kepala Seksi KIA dan gizi,

dan Sekertariat Pengelola Dana BOK.

Page 92: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

69

Adapun pertimbangan dan kriteria informan yang dimaksud adalah

sebagai berikut :

1. Berada di tempat saat penelitian berlangsung.

2. Bersedia menjadi informan dan memberikan informasi terkait

penelitian ini.

3. Berasal dari lingkup kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe

Provinsi Sulawesi Tenggara.

4. Memiliki pengetahuan dan wawasan tentang program promosi

kesehatan.

5. Tingkat pendidikan berlatar belakang minimal Diploma ataupun

Sarjana (Strata Satu).

D. Sumber Data

1. Data Primer

Data ini diperoleh melalui wawancara langsung secara

mendalam (indept interview) dan observasi yang tidak terstruktur

dengan mengembangkan daya pengamatan dalam mengamati

objek maupun informan dengan menggunakan pedoman

wawancara serta alat bantu berupa perekam suara, kamera dan

alat tulis.

Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data, melalui tehnik wawancara mendalam

dengan informan kunci (Pegawai Dinas kesehatan Kabupaten

Page 93: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

70

Konawe), informan biasa (Pegawai atau petugas pengelola BOK di

Puskesmas).

2. Data Sekunder

Data diperoleh dari bagian informasi pada Dinas kesehatan

dan Puskesmas Kabupaten Konawe, maupun lembaga terkait.

E. Instrumen Penelitian

Ciri khas penelitian kualitatif adalah instrumen penelitian yang

digunakan yaitu pengamatan berperan serta dan teknik wawancara.

Instrumen penelitian tersebut adalah peneliti yang berperan dalam

menentukan keseluruhan skenarionya (Moleong,1996). Dengan

demikian maka yang menjadi instrumen dalam penelitian yang akan

dilakukan adalah peneliti sendiri sebagai human instrument.

Upaya untuk memperoleh data dan informasi yang sesuai

dengan sasaran penelitian menjadikan kehadiran peneliti dalam setting

penelitian kualitatif merupakan hal penting karena sekaligus

melakukan proses empiris. Dalam hal penciuman lapangan proses

empiris merupakan hal yang harus dilakukan sekaligus sebagai

instrumen utama penelitian.

Kehadiran peneliti dalam setting sebagai instrumen utama,

mengingat data dan informasi yang akan digali dalam sebuah proses

berasal dari berbagai dimensi dan dinamika. Kehadiran peneliti dalam

setting berperan sebagai instrumen utama dimaksudkan untuk

Page 94: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

71

menjaga akurasi data yang dibahas. Sebagai instrumen, manusia juga

hendaknya memiliki kemampuan untuk mengenali informasi yang lain

dari yang lain, yang tidak direncanakan semula, yang tidak terduga,

atau yang tidak lazim terjadi. Jadi, bukan menghindari tetapi harus

mencari dan berusaha menggali lebih dalam. Dalam pelaksanaannya,

kegiatan penelitian ini didukung oleh beberapa instrumen pendukung

dan instrumen pencatatan dalam melaksanakan kegiatan lapangan.

Peneliti melengkapi diri dengan :

1. Tape Recorder/MP3 yang berfungsi untuk merekam hasil

wawancara antara peneliti dan informan.

2. Daftar pertayaan sebagai pedoman wawancara

3. Catatan lapangan yang berfungsi untuk mencatat data/informasi

tambahan yang merupakan hasil observasi lapangan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada

natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik

pengumpulan data lebih banyak pada observasi yang berperan serta

(participation observation), wawancara mendalam (indepth interview)

dan dokumentasi.

Page 95: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

72

1. Observasi

Observasi dilakukan sebelum ke kelapangan, serta

melakukan pengamatan mengenai pemanfaatan bantuan

oeprasional kesehatan (BOK).

2. Indepth Interview

Wawancara dilakukan setelah melakukan observasi. Dalam

melakukan wawancara peneliti memilih dua kategori informan yakni

informan kunci (Pegawai Dinas kesehatan Kabupaten Konawe),

informan biasa (Pegawai atau petugas pengelola BOK di

Puskesmas). Wawancara dilakukan untuk melihat bagaimana

pemanfaatan bantuan operasional kesehatan (BOK) untuk

peningkatan kesehatan ibu dan anak (KIA) melalui pendekatan

sistem yang dilihat berdasarkan Input, proses dan output.

Wawancara dilakukan secara terus –menerus sampai data atau

informasi yang didapatkan jenuh.

3. Telaah Dokumen

Telaah dokumen dilakukan untuk menyesuaikan jawaban

informan dengan kenyataan yang ditemukan di lapangan dengan

cara melihat kembali pencapaian kegiatan program dalam

dokumen-dokumen terkait.

4. Dokumentasi

Dokumentasi bisa berbetuk tulisan, gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumentasi yang digunakan dalam

Pencarianpengobatan :

- Tidakmelakukantindakanapa-apa

- Mengobatidirisendiri

- Kefasilitaspengobatantradisional

- Kefasilitaspengobatanmoderen

Page 96: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

73

penelitian ini ada beberapa macam diantaranya berupa dokumen

dari dinas kesehatan dan Puskesmas kabupaten Konawe dan

dokumentasi berupa foto dan rekaman wawancara.

G. Pengolahan dan Penyajian Data

Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan

metode pengumpulan data, maka peneliti mengolah dan menganalisis

data tersebut dengan menggunakan Content Analysis dimana data

tidak dianalisis menggunakan teknik kuantitatif. Content Analysis

merupakan salah satu teknik analisis data yang biasanya digunakan

dalam penelitian kualitatif, khususnya kualitatif verifikatif seperti yang

disarankan oleh (Bungin, 2008).

Menurut Bungin (2008) analisis isi atau Content Analysis

merupakan teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dapat ditiru

(replicable). Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi

komunikasi. Analisis isi menekankan pada bagaimana peneliti melihat

kesenjangan isi komunikasi, bagaimana peneliti memaknakan isi

komunikasi, membaca simbol-simbol, memaknakan isi interaksi

simbolis yang terjadi dalam komunikasi.

Analisis isi didahului dengan melakukan coding terhadap istilah-

istilah atau penggunaan kata dan kalimat yang relevan, yang paling

banyak muncul dalam media komunikasi. Dalam hal pemberian coding,

perlu juga di catat konteks mana istilah itu muncul. Kemudian,

Page 97: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

74

dilakukan klasifikasi terhadap coding yang telah dilakukan. Klasifikasi

dilakukan dengan melihat sejauh mana satuan makna berhubungan

dengan tujuan penelitian. Klasifikasi ini dimaksudkan untuk

membangun kategori dari setiap klasifikasi. Kemudian, satuan makna

dan kategori dianalisis dan di cari hubungan satu dengan lainnya untuk

menemukan makna, arti, dan tujuan isi komunikasi itu. Hasil analisis ini

kemudian dideskripsikan dalam bentuk draft laporan penelitian.

Analisa data yang dilakukan melalui beberapa tahap yang

dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas data

dari narasumber serta memastikan bahwa semua data telah diisi,

dilanjutkan dengan memeriksa dan mendengarkan kembali hasil dari

wawancara yang dilakukan dan juga menuliskan apa yang di

sampaikan oleh narasumber.

H. Teknik Uji Keabsahan Data

Guna pengecekan validitas temuan/kesimpulan terdapat empat

macam validitas, namun dalam penelitian ini validitas dilakukan

dengan tiga cara yaitu triangulasi tekhnik/metode, sumber, dan teori

(Sugiyono. 2014). Namun dalam penelitian ini triangulasi yang

digunakan adalah Triangulasi tehnik/metode dimana keabsahan data

diuji dengan mengabungkan beberapa tehnik metode dalam

memperoleh informasi diantaranya observasi partisipatif, wawancara

Page 98: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

75

mendalam dan dokumentasi. Hasil wawancara setiap informan akan

saling menguatkan pernyataan yang lain.

I. Alur Penelitian

Pemilihan informan pertama yang dilakukan dengan cara purposivesampling yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Informed consent

Analisis data

Pengumpulan data melalui wawancara semiterstruktur

(in- depth interview)

Menguji keabsahan Datacredibility, transferability, dependability dan

confirmability

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Membina hubungan saling percaya denganpartisipan

Page 99: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

76

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografis

Kabupaten Konawe memiliki ibukota Unaaha, berjarak 73 km

dari Kota Kendari, secara geografis terletak di bagian selatan

Khatulistiwa, melintang dari Utara ke Selatan antara 02045’’ dan

04014’ lintang Selatan, membujur dari Barat ke Timur antara

121,150’ dan 123,300 Bujur Timur.

Batas wilayah Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten

Konawe Utara, Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda, Laut

Maluku Dan Kab.Konawe Kepulauan, Sebelah Selatan berbatasan

dengan Kabupaten Konawe Selatan dan Sebelah Barat berbatasan

dengan Kabupaten Kolaka Timur. Luas wilayah Kabupaten Konawe,

5.799 Km2, atau 17,48 persen dari luas wilayah daratan Sulawesi

Tenggara.

Luas wilayah menurut Kecamatan sangat beragam.

Kecamatan Routa merupakan wilayah kecamatan yang terluas yaitu

: 2188.58 Ha (37,74%) sementara Kecamatan dengan luas wilayah

terkecil yaitu Kecamatan Konawe (Pemekaran dari Kecamatan

Wawotobi) luasnya 17.82 Ha (0,31%) terhadap luas wilayah

Kabupaten Konawe.

76

Page 100: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

77

Jumlah 213.038 217.280 220.530 229.801 233.601 233.610

2. Keadaan Penduduk

a. Pertumbuhan

Jumlah penduduk di Kab. Konawe Tahun 2015 Sebesar

229.801 Jiwa. Pertumbuhan penduduk di Kab. Konawe tahun

2009-2014, disajikan pada Gambar 1 berikut:

Gambar. 1Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kabupaten Konawe Periode Tahun

2011-2016

Sumber: BPS Kab. Konawe 2016

Pada Gambar 1 menunjukkan Jumlah penduduk tahun

2011 sebesar 213.038 jiwa dan jumlah penduduk tahun 2016

sebesar 233.610 jiwa, karena pertumbuhan penduduk disetiap

tahunnya, bertambahnya jumlah kelahiran dan adanya penduduk

yang datang (tidak menetap) serta adanya perbaikan pendataan

yang dilakukan dari tahun ketahun oleh BPS.

1 2 3 4 5 6Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Page 101: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

78

b. Persebaran dan Kepadatan

Pada Tabel 1 (lihat lampiran) menunjukkan bahwa

Kecamatan Unaaha merupakan jumlah penduduk yang paling

tertiggi yaitu 24,586 jiwa sedangkan Kecamatan Latoma jumlah

penduduk yang paling terendah yaitu 2,638 jiwa.

c. Sex Ratio Penduduk

Pada tabel 2 (lihat lampiran) menunjukkan

perkembangan penduduk menurut jenis kelamin. Ratio jenis

kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan

penduduk perempuan. Adapun jumlah penduduk laki-laki

sebesar 119.835 jiwa dan perempuan sebesar 113.775 jiwa.

3. Tingkat Pendidikan

Peningkatan sumber daya manusia tidak terlepas dari

standar minimal pendidikan. Jumlah tenaga administrasi dan tenaga

kesehatan yang tercatat khususnya lingkup Dinas Kesehatan dan

semua Unit Pelaksana Teknis Dasar (UPTD) yang berada di wilayah

kerja Dinas Kesahatan Kab. Konawe tahun 2016

Pada Tabel. 3 (Lihat lampiran) menunjukkan bahwa tingkat

pendidikan di Lingkup Kerja Dinas Kesehatan Kab. Konawe tahun

2016 yaitu Pendidikan tertinggi S2 sebanyak 121 orang (11,9%),

adapun dan Pendidikan terendah SLTA/sederajat sebanyak 22

orang (2,1%).

Page 102: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

79

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini didapatkan melalui wawancara mendalam

dengan menggunakan panduan wawancara yang berisi tentang

bagaimana pemanfaatan dana BOK yang digunakan untuk program

kesehatan ibu dan anak di PUSKESMAS kabupaten Konawe.

1. Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini yaitu berjumlah 23 orang, yang

berasal dari 6 puskesmas yaitu Puskesmas Uepai, Wawotobi,

Tawanga, Unaaha, Lambuya dan Tongauna, terdiri dari

penanggung jawab program Bantuan Operasional Kesehatan

(BOK) pada puskesmas yaitu Kepala Puskesmas, Bendahara

Puskesmas, penanggung jawab dari kegiatan pelaksanaan

program KIA yang dananya bersumber dari Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK) di Puskesmas dan bidan Desa. Pegawai ataupun

petugas yang berasal dari Dinas Kesehatan Konawe yang terdiri

dari Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Konawe, Kepala bidang

perencanaan, Kepala bidang kesehatan masyarakat, Kepala Seksi

KIA dan gizi, dan Sekertariat Pengelola Dana BOK.

Page 103: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

80

Tabel 4Karakterisitik Responden

No Nama Instansi Usia(Tahun)

Jabatan

1 MA DinasKesehatan

45 Kepala Dinas

2 IS DinasKesehatan

37 KA. Bidang Perencanaan

3 ES DinasKesehatan

40 Ka. Bidang KesehatanMasyarakat

4 NA DinasKesehatan

34 Ka. Seksi KIA dan Gizi

5 IL DinasKesehatan

38 Staff Sekretariat BOK

6 AL PKM Uepai 32 KA. PUSKESMAS UEPAI7 MW PKM

Lambuya40 KA. Puskesmas Lambuya

8 SM PKMUnaaha

45 KA. Puskesmas Unaaha

9 PS PKMWawotobi

30 KA. PuskesmasWawotobi

10 AA PKMTawanga

32 KA. Puskesmas Tawanga

11 DE PKMTongauna

50 KA. PuskesmasTongauna

12 MP PKM Uepai 28 Bidan Koordinator13 NR PKM

Lambuya38 Bidan Koordinator

14 RB PKMUnaaha

30 Bidan Koordinator

15 AM PKMWawotobi

26 Bidan Koordinator

16 ES PKMTawanga

40 Bidan Koordinator

17 IE PKMTongauna

37 Bidan Koordinator

18 DD PKM Uepai 32 Bendahara BOK19 NP PKM

Lambuya40 Bendahara BOK

20 JW PKMUnaaha

35 Bendahara BOK

21 AA PKMWawotobi

28 Bendahara BOK

22 RR PKMTawanga

26 Bendahara BOK

23 HR PKMTongauna

36 Bendahara BOK

Sumber data Primer : 2017

Page 104: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

81

2. Fokus Penelitian

a. Informasi Perencanaan Pemanfaatan Dana BOK pada Program

Kesehatan Ibu dan Anak (INPUT)

Dari hasil wawancara ditemukan bahwa tenaga kesehatan

yang terlibat dalam penganggaran dana BOK memaknai

perencanaan sebagai hal yang sangat penting. Dimana

perencanaan merupakan proses awal yang ditentukan dalam

setiap program yang akan dilaksanakan. Sesuai informasi yang

disampaikan sebagai berikut :

“….Jadi yang pertama dibutukan untuk meningkatkan KIA

adalah data base, sasaran dan data base KIA di semua

puskesmas. Kemudian selain data base juga ada data2 teknis

KIA, jadi seperti tingkat kematian dan juga tingkat kelahiran.

Pentingnya perencanaan ialah untuk, eeeee, apa,

mengantisipasi kegiatan KIA kedepan. Ia, jadi untuk

menunjang program itu kan harus ada perencanaan,

implementasi dari perencanaan itu kan pelaksanaan kegiatan.

Ia, jadi harus direncanakan dulu ya….” (JW, 35 Tahun)

Tahapan perencanaan dilaksanakan dengan pendekatan

yang bersifat prosedural dan kaidah birokratif, penggalian

informasi dan masalah dilakukan dari bawah ke atas (Bottom-Up)

dengan menggunakan data-data hasil perencanaan tingkat

Puskesmas (mikro-planning) yang dilaporkan ke tingkat dinas

kesehatan kabupaten/Kota. Kegiatan ini dilakukan oleh masing-

masing kepala seksi pada sub bagian dinas khususnya program

kesehatan ibu dan anak.

Page 105: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

82

“…..Jadi begini, program yang ada di jalankan di

PUSKESMAS itu sudah adaji menunya dari pusat, ya jadi

kita disini tinggal melaksanakan saja. Kita juga disini hanya

menyesuaikan sesuai dengan kemampuan ta’, termasuk

dilihat juga berapa lagi dana yang masuk. Pertimbangannya

dengan menyaring hasil data laporan dan hasil perencanaan

pada tingkat PUSKESMAS, baru data-data itu disaring

dengan tim perencana seksi program KIA, tapi ini baru

tahapan awal saja…..” (MA, 45 Tahun).

Kegiatan ini berlangsung 1 (satu) tahun sekali, yakni pada

setiap penyusunan dan penganggaran program ini diambil dari

dana APBD dan dilaksanakan oleh dinas kesehatan Kabupaten

Konawe.

Tahapan mencari data dan informasi tentang masalah

kesehatan juga dilakukan dengan membentuk tim

kunjungan/supervisi dari tingkat Dinas Kesehatan yang langsung

melakukan interaksi dengan petugas pada masing-masing

Puskesmas. Tim ini berjumlah 1-4 orang pada setiap Puskesmas

dan pembiayaan tim ini dilakukan oleh dinas kesehatan

Kabupaten/Kota. Tim ini bertugas untuk melakukan interaksi

langsung untuk menggali informasi dan kebutuhan masing-

masing petugas puskesmas khususnya kajian tentang program

Kesehatan Ibu dana anak yang dijalankan pada wilayah kerja

Puskesmas masing-masing dimana hasil temuan lapangan akan

dicocokkan dengan keberhasilan program yang pernah dilakukan

Page 106: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

83

sebelumnya, fakta ini dikemukakan salah satu informan dibawah

ini :

“…….Ia artinya kan perencanaan dan KIA itu data base untuk

kegiatan KIA di BOK itu kan dimulai dari tahapan Puskesmas,

jadi puskesmas membuat POA Planing Of Action, jadi semua

program itu direncanakan oleh puskesmas kemudian dibawa

kedinas, didinas diverifikasi, termasuk KIA, keseluruhan

program harus direncanakan dari bawah, nanti dikabupaten

baru diverifikasi, itupun juga sesuai kebutuhan, jadi tidak

langsung juga langsung disetujui semua program yang mau

dilakukan di Puskesmas….” (ES, 40 Tahun).

Hasil temuan tim tersebut selanjutnya akan didiiskusikan di

intem seksi masing-masing yang akan membahas tentang tujuan,

sasaran dan waktu realisasi program, untuk selanjutnya diajukan

ke sub bagian perencanaan dinas kesehatan Kabupaten/Kota.

“….jadi proses perencanaan itu disamping dilaksanakan

dipuskesmas dan diusul kedinas, perencanaan juga, ada

diminta usulan dari seksi KIA itu sendiri untuk perencanaan,

dan dari semua usulan-usulan itu baru digodok di kasubag

perencanaan, kalau sudah keluar dari kasubag perencanaan

baru diusulkan ketingkat atas. Penyusunan perencanaan

programnya jadi sudah sesuai, jadi tahapan dari bawah dulu,

tidak langsung di kasubag program, jadi mulai dari

puskesmas, kemudian diseksi-seksi, kemudian masuk

diperencanaan, perencanaan godok, keluarlah usulan

perencanaan, apa yang dibutuhkan oleh dinas termasuk

KIA…” (MA, 45 Tahun).

Page 107: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

84

Perencanaan Program kesehatan ibu dan akan yang

dilaksanakan menjadi contoh nyata yang diawali dengan tahapan

tersebut di atas, Pemilihan program apa yang akan dilaksanakan

(pengobatan, layanan kunjungan K4, Imunisasi, dll) sangat

mempengaruhi telaksananya kegiatan tersebut secara maksimal.

Namun pemenuhan alat bantu lebih banyak dibandingkan dengan

kebutuhan dan masalah yang ada pada masyarakat.

Dalam tahap perencanaan dilaksanakan dengan tahapan

tersebut, namun disadari bahwa dalam tahap perencanaan yang

dilakukan masih sangat terbatas yang berimplikasi bagi

penyusunan program yang kurang sesuai dengan masalah dan

tingkat kebutuhan kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan

anggaran yang dalokasikan untuk program KIA bukanlah bagian

yang memilik anggaran terbesar, ditambah dengan komitmen

pembangunan kesehatan yang kurang pada pengambil kebijakan,

sebagaimana informasi yang disampaikan salah seorang

informan dibawah ini.

“……Cara mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan utk

program KIA jadi mengidentifikasinya itu kan menurut sumber

daya yang ada, sumber daya data, kemudian tenaga KIA itu

sendiri, kemudian sasaran, ah itu semua diidentifikasi

termasuk permasalahan yang ada, semua dipadukan

kemudian digodok, tapi tetap disesuaikan dengan target

program, itukann misalnya, apa, target K1, itukan kita melihat

evaluasi yang tahun lalu kemudian kita sesuaikan dengan data

yang ada sekarang…” (IE, 37 Tahun).

Page 108: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

85

Oleh informan kunci hal tersebut sebagai berikut:

“….Ya nanti sebelum ada pembuatan program, para bidan

yang sudah ditunjuk itu, akan berembuk dulu kira-kira kegiatan

apa yang akan dilakukan, dan umumnya ini sama ji dengan

semua Puskesmas….” (DD, 32 Tahun).

Hasil wawancara ditambahkan oleh informan berikut:

“….Ya setelah pihak Puskesmas sudah menetukan siapa-

siapa toh petugas yang terlibat dalam program KIA dan

program apa yang akan dilaksanakan, mah nanti dia kasih di

kita supaya ditindaklanjuti, dari situ baru kita tahu kira-kira

untuk KIA berapa anggarannya dan untuk kegiatan apa

saja….”(NP, 40 Tahun)

Kemudian hal tersebut juga diungkapkan langsung salah

seorang informan :

“…kegiatan yang paling banyak itu meliputi kegiatan ibu hamil

seperti pemantauan WUS, PUS, KB tapi itu-itu terus ji

programnya sama seperti tahun kemarin, jadi walaupun sudah

ada program yang akan dijalankan dari dinas dan digabung

dengan hasil rapatnya itu bidan koordinasi tetap ji itu lagi

kegiatannya, mungkin karena susah mi lagi dapat inovasi

kegiatan petugas…” (IE, 37 Tahun)

Fakta di atas menunjukkan, bahwa problem kesehatan

tidak hanya pada rendahnya tingkat kepedulian dan kesadaran

masyarakat (recipient) tetapi juga pada penyelanggaraan

(provider) pembangunan kesehatan. Para penyelenggara

kesehatan berperan untuk menyediakan pelayanan yang dapat

Page 109: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

86

digunakan oleh masyarakat untuk meningkatkan taraf

kesehatannya, khusunya pada ibu dan anak.

b. Informasi Pelaksanaan Program Kesehatan ibu dan anak

Realisasi Program Kesehatan ibu dan anak yang

dilaksanakan oleh dinas kesehatan Kabupaten Konawe,

berorientasi pada penguatan internal dengan pengadaan fasilitas

pendukung dan bagi peningkatan kapasitas tenaga kesehatan

masyarakat khusunya pada tenaga yang berorientasi pada bidang

kesehatan ibu dan anak pada dinas Kabupaten/Kota dan adapun

program-program yang bersentuhan langsung dengan

masyarakat masih sangat minim. Realisasi program kesehatan

ibu dan anak sendiri dinyatakan telah berjalan dengan baik

dengan pencapaian program 100% sebagaimana mestinya

sesuai dengan perencanaan programnya, namun pelaksanaan

program terkesan berjalan hanya pada saat awal-awal

pelaksanaan program kegiatan, dan akan menurun di tengah

perjalanan programnya.

Dalam pelaksanaan program keterlibatan pihak eksternal

dalam setiap kegiatan hanya pada kepesertaan dan narsumber,

biasanya yang diundang dari kalangan akademisi, ikatan profesi

atau dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Keterlibatan

unsur-unsur tersebut sangat penting, baik sebagai peningkatan

kualitas program KIA juga untuk memantapkan keberhasilan

program yang akan dilaksanakan sebagaimana diungkapkan

informan dibawah ini :

Page 110: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

87

“ penting juga untuk kita undang kalangan professional

kesehatan, untuk tahu kira-kira program ta, apa yang perlu

ditambah, ya kalangan professional ini diajak berbincang

apakah program ini sudah pas apa tidak. Baru bagus juga

yang dikenal saja supaya anggaran tidak terlalu tinggi..“ (DD,

32 Tahun).

Ditambahkan oleh informan lain :

“… Biasanya realisasi program kita ji yang lakukan sendiri,

tetap pada keterlibatan unsur luar, bahkan biar narasumber

kalau diktat, paling sering kita undang kelompok akademisi

atau ikatan profesi… “(NR, 38 Tahun).

Realisasi setiap program sangat dipengaruhi oleh

ketersediaan sumber daya, terutama kesiapan anggaran yang

sangat tidak memadai dan hampir semua program belum dapat

terealisasikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Hal

ini disebabkan oleh anggaran program yang belum diperoleh oleh

pelaksana teknis, karena ada tahapan birokrasi yang memerlukan

pendekatan tersendiri. Dengan demikian program tersebut akan

ditunda, disamping itu keterbatasan tenaga pelaksana teknis, baik

secara kuantitas maupun kualitas juga menjadi kendala

keterlambatan dalam merealisasikan program seperti yang telah

direncanakan. Seperti diutarakan salah seorang informan :

“…...Ya biasanya itu anggranna lama cairnya, malah biasa

hampir mau sudah habis tahun ya baru jadi. Tapi biasanya

kalau kita walaupun belum ada dana nya cair, ya dibikin

memang mi itu program yang akan dilaksanakan…” (IL, 38

Tahun).

Page 111: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

88

Walaupun pencairan dana sedikit terhambat, tetap ada

program yang dilaksanakan walau anggarannya belum ada,

inovasi seperti ini dilaksanakan karena realisasi program sudah

tersosialisasi dini. Hal ini merupakan inisiatif dari masing-masing

seksi saja, tentu dengan resiko kegiatan tidak terlaksana sesuai

dengan perencanaan yang telah dilaksanakan sebelumnya

terutama disebabkan kurangnya alokasi pembiayaan program.

Sesuai dengan informasi wawancara berikut :

“….kami berharap agar semua orang dapat berpartisipasi

untuk dapat memantau jalannya program kami, bak sebagai

peserta ataupun fasiliator bahkan narasumber, dengan begitu

kami akan lebih terbantu… “(DD, 32 Tahun)

Informasi tersebut kemudian diperjelas sebagai berikut :

“…. Ya semua program telah terlaksana dengan indkatornya

masing-masing. Ada 18 program yang kami keluarkan dan

Alhamdulillah semuanya mencapai pencapaian, dan dikatakan

telah berjalan 100% dengan pemanfaatan dana BOK…”(MA,

45 Tahun).

Ditambahkan oleh salah seorang informan sebagai berikut :

“….kalau program, Alhamdulillah semua berjalan ji, ada biasa

yang terkendala dua – sampai tiga minggu seperti pemberian

tablet Fe pada remaja wanita, itu biasa karena dananya ji

belum cair, tapi biasa juga kalau ada dana lebih sedikit yan

kita tutupi dulu buat program yang akan berjalan…” (ES, 40

Tahun).

Dalam realisasi program kesehatan ibu dan anak tidak

sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya,

Page 112: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

89

terutama pada ketepatan waktu dan sasaran. Tidak tepatnya

waktu realisasi program disebabkan karena anggaran belum

ada. Proses pencairan anggaran karena prosesnya bertahap dan

rumit, dan biasanya dikaitkan dengan urusan administrasi sesuai

kutipan informan berikut :

“… Prosesnya bertahap, ada proses birokrasi yang rumit dan

utuh da nada tahapannya sendiri. Pada sisi lain koordinasi

dan komunikasi pelaksana teknis juga lamban, karena

keterbatasan sumber daya manusia yang tersedia sebagai

pelaksana..” (ES, 40 Tahun).

Pada penjelasan di atas mengindikasikan lemahnya

pelaksanaan kegiatan program kesehatan ibu dan anak, terutama

tidak adanya ketepatan waktu, sasaran dan target yang jelas

terukur dan lemahnya sumber daya manusia. Oleh karena itu

dibutuhkan upaya peningkatan kapasitas pelaksana sumber daya

manusia dengan meningkatkan keterampilan (skill) tenaga

pelaksana tehnis melalui pelatihan tersebut.

Namun sebenarnya masalah sesungguhnya bukan pada

kurangnya alokasi dana tapi kualitas program yang tidak

memenuhi standar bahkan adanya program yang dianggap

penting nanmun sebenarnya tidak penting untuk dlaksanakan.

Tapi walaupun begitu pihak Puskesmas telah bekerja dengan

baik terbukti semua program yang telah direncanakan telah

berjalan sebagaimana mestinya.

Page 113: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

90

c. Informasi Evaluasi Program Kesehatan ibu dan Anak

Evaluasi program yang dilaksanakan bersifat periodik yaitu

pengawasannya memiliki jarak waktu tertentu, umumnya

dllaksanakan pada akhir program atau akhir tahun. Cara yang

digunakan adalah evaluasi secara administratif kegiatan setiap

pelaksanaan program laporan tersebut membahas waktu,

kepesertaan, anggota dan laporan kegiatan. Sebagaimana

diutarakan oleh informan :

“Ya kalau dari kita puskesmas biasanya kita lihat apakah

sudah pas waktu, pendanaan, pendanaan dan kegiatan yang

dilaksanakan…” (ES, 40 Tahun).

Dan juga informasi oleh informan sebagai berikut :

“….Kalo model evaluasi yang dilakukan kan tiap bulan mereka

melakukan evaluasi melalui laporan, melalui pertemuan-

pertemuan bulanan KIA, mereka melakukan evaluasi….” (NR,

38 Tahun).

Pada setiap program dinas kesehatan kabupaten/kota,

dievaluasi pada rapat perencanaan dan evalausi yang

dilaksanakan oleh dinas kesehatan sendiri, pada setiap tahun

program. Forum ini menjadi media pelaporan setiap aktivitas

program kesehatan iu dan anak yang dilaksanakan oleh internal

seski program kesehatan ibu anak.

Hal itu tergambar sebagai berikut :

“…..kita ndi, melakukan penilaian dengan cara meminta

penanggung jawab program membuat laporan administrasi

laporan kegiatan…” (JW, 35 Tahun).

Page 114: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

91

Indikator evaluasi dari setiap program yang dilaksanakan

adalah ketepatan waktu dan sasaran atau target yang ingin

dicapai, anggaran yang digunakan serta kepesertaan masyarakat.

Walaupun hal ini sangat sulit untuk dilakukan karena keakuratan

data masih harus dipelajari lebih lanjut. Seperti yang diutarakan

sebagai berikut :

“….Indikator keberhasilan programnya ada beberapa indikator,

jadi sudah ada target, jadi. Berdasarkan target, jadi misalnya

target 80%, indikatornya eeee… kalo K1, kalooo tidak tercapai

ya dicari permasalahannya kenapa tidak tercapai, bisa saja

karena data proyektif, bisa juga melebihi! Karena data data

proyektif sekarang kan berdasarkan data PUSDATIN tidak

selamanya sama dilapangan, ya. Jadi bisa cakupan mereka

melebihi bisa juga kurang. Karena anu, estimasi factor itu kan

bukan data real kalo pusdatin, jadi bisa saja lebih besar dia

punya sasaran, jadi indikatornya kalo 80% bisa tidak tercapai

karena tidak sesuai data real dilapangan, padahal puskesmas

sudah menyatakan 100%, padahal dibanding kalo dengan

data sasaran oleh pusdatin tidak cukup 80% karena lebih

besar target dari sasaran pusdatin…” (MA, 45 Tahun).

Selain itu evaluasi untuk mengukur output setiap program

yang dijalankan dalam bidang kesehatan ibu dan anak, belum

dapat dilakukan secara maksimal karena adanya keterbatasan

dari skill petugas, serta anggaran yang terbatas ikut mengambil

andil pada pengukuran output.

“…kalau untuk itu tidak ada, semisal kalau ada kita bina dan

bimbing petugas, ya pada saat pelatihan saja, setelah itu nanti

kita tidak lihat mi sejauh mana peningkatan dan partisipasinya

Page 115: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

92

untuk program KIA, anu karena kurang sekali danannya…”

(IL, 38 Tahun).

Namun tidak adanya tindak lanjut untuk mengukur

perkembangan SDM di bidang KIA yang merupakan salah satu

program peningkatan kesehatan ibu dan anak disebabkan karena

terbatasnya sumber daya untuk itu, baik itu anggaran, maupun

tenaga dan waktu. Tim penilai kegiatan dilaksanakan secara

internal sendiri. Tim evaluasi dari luar tidak ada, karena anggaran

untuk melakukan hal tersebut tidak ada, padahal itu akan lebih

baik karena hasil kegiatan evaluasi lebih menyeluruh, dan tentu

hasilnya lebih obyektif. Seperti diutarakan informan :

“…..ya kita cuma periksa laporan yang kita terima dari masing-

masing koordinator program, kan ada dokumentasinya, selain

itu kan pihak Puskesmas juga terlibat secara langsung, maka

semua program dapat di evaluasi laporan yang mereka

berikan…”(IE, 37 Tahun)

Selain itu informan lain juga mengatakan bahwa, semua

harus berjalan sesuai rencana :

“….ya laporan yang ada kami tinjau apakah sudah berjalan

tepat waktu, alokasi anggaran sudah sesuai, dan sumber daya

yang tepat sudah di maksimalkan, itu ji yang penting, oh

dengan itu pencapaiannya indikatornya disesuaikan ji dengan

Juknis nya…” (MA, 45 tahun)

Seperti penuturan informan berikut ini :

Page 116: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

93

“…..evaluator yang memantau keberhasilan program ya kita

kita ji, itupun kalau mau datang pihak dinas ya disesuaikan

dengan kesiapan dari Puskesmas…”(NA, 34 Tahun)

dan informasi ini diperkuat dengan pernyataan sebagai berikut

:

“ …ya walaupun ada sumber dana lain selain BOK, tapi kan

tidak semua itu dana buat program KIA tapi juga harus dibagi

dengan program-program urgent lainnya seperti P2L yang

membutuhkan dana yang cukup besar juga…”(JW, 35 tahun).

Hal ini sejalan dengan hasil chross-check data alokasi

anggaran kesehatan 2015-2016 sebagai berikut:

“…kami tidak bisa mengatakan pengguyuran dana nya secara

langsung berapa, Cuma memang penggunaan dana BOK

untuk program KIA sudah termasuk yang besar dan maksimal

pengalokasiannya, dan kami rasa hal tersebut cukup, buktinya

semua program berjalan ji semua…”(NR, 38 Tahun).

Evaluasi bersifat administratif yaitu penilaian sebuah

program dilakukan dengan menilai laporan pelaksanaan kegiatan

dalam bentuk laporan administrasi. Isi laporan hanya

menggambarkan keadaan berjalannya sebuah program berupa

waktu, peserta, dan anggaran kegiatan. Sesuai yang diutarakan

informan dalam wawancara sebagai berikut :

“…. Secara umum tentu ketepatan waktu, laporan pendanaan

dan siapa – siapa saja yang terlibat dalam kegiatan…”(IL, 38

Tahun).

Page 117: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

94

Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan evaluasi tidak

menyentuh substansi yang sebenarnya dimana evaluasi program

kesehatan ibu dan anak menurut green dan lewis agar para

pelaksana sebagai promotor dapat menunjukkan keefektifan

program yang dilaksanakan dan kredibilitas program secara

spesifik dan program kegiatan kesehatan lain secara umumnya

(Thaha, 2006).

C. Pembahasan

1. Perencanaan Program Kesehatan Ibu dan Anak

Pendekatan perencanaan program kesehatan ibu dan anak

yang digunakan oleh seksi kesehatan ibu dan anak kesehatan Dinas

Kesehatan Kabupaten Konawe adalah perencanaan program dengan

pendekatan Prosedural Birokrasi. Hal ini ditandai dengan tahapan

perencanaan berupa need assessment dan penyusunan program

dilakukan secara periodik (sekali dalam setahun), dengan

menghadirkan masing-masing kepala seksi khususnya seksi

kesehatan ibu dan yang secara langsung merefresentasikan dan

memaparkan masalah dan kebutuhan masing-masing seksi di dinas

Kesehatan Kabupaten Konawe. Tahap perencanaan adalah sebuah

tahap yang sangat penting untuk mengarahkan pelaksanaan dan

tujuan program, serta didasarkan pada data base yang kuat dalam

penyusunannya.

Page 118: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

95

Hasil dari forum ini nantinya akan diteruskan pada Puskesmas

dengan harapan sebagai rangkuman atau acuan program kegiatan

yang akan dilaksanakan. Forum ini membahas tentang kondisi dan

masalah yang dihadapi masing-masing seksi dinas kesehatan

kabupaten/kota, permasalahan tersebut diantaranya adalah:

a. Kebutuhan Sarana dan Prasarana

b. Kebutuhan Sumber Daya Manusia baik secara Kualitas maupun

Kuantitas

c. Masalah Kesehatan masyarakat dari sudut pandang program

kesehatan ibu dan anak.

Dari hasil presentase masalah-masalah tersebut diatas,

selanjutnya tim perencanaan dinas kesehatan kabupaten membuat

desain program yang dilandasi oleh berbagai informasi dan masukan

dari seksi yang di dinas kesehatan. Sepintas hal ini menunjukkan

adanya sebuah alur perencanaan program yang berdasarkan

pendekatan dari bawah (bottom up planning). Pendekatan ini

merupakan pendekatan yang sangat baik untuk mengidentifikasi

program-program yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Dalam taraf Puskesmas sendiri para bidan dipimpin oleh bidan

koordinator akan terlebih dahulu merumuskan kegiatan apa yang

akan dilakukan, bidan yang berpartisipasi dalam hal ini adalah bidan

yang telah dipilih dan akan bekerja sesuai tanggung jawab mereka.

Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan dilakukan

Page 119: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

96

berdasarkan pengalaman empirik yang telah ditemukan pada tahun

sebelumnya.

Pertemuan yang dilakukan antar bidan terkait pelaksanaan

program KIA terkadang membutuhkan waktu yang tidak singkat,

dimana proses tersebut tidak serta merta melahirkan satu desain

program. Hasil pertemuan akan di jadikan pemateri diskusi pada

masing-masing penanggung jawab yang ada pada Puskesmas di

Kabupaten Konawe. Proses yang terjadi di intern pelaksana kegiatan

KIA ini akan lebih spesifik menentukan tujuan, sasaran, dan waktu

serta anggaran program dibuat sesuai dengan masukan yang

dirapatkan melaluli laporan penanggung jawab program ditingkat

Puskesmas dalam hal ini Kepala Puskesmas serta Penanggung

jawab KIA dan Bidan koordinator sebagai pelaksana baik melalui

laporan administratif maupun rapat koordinasi.

Tahapan tersebut akan dilanjutkan untuk diajukan menjadi

sebuah program pada kepala bagian perencanaan dinas Kesehatan

Kabupaten Konawe, untuk selanjutnya melakukan pengusulan dan

dipertimbangkan penganggaran dan pengalokasian dana BOK pada

program KIA di Puskesmas Kabupaten Konawe.

Berdasarkan informasi tersebut, tahapan perencanaan yang

dilakukan adalah melalui rapat koordinasi antar intern bagian

kesehatan ibu dan anak perencanaan dengan tahapan seperti ini

memiliki kelemahan, yaitu informasi dan masalah yang dilaporkan

Page 120: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

97

lebih bersifat kebutuhan institusi (institusional needs) atau bagian

tetentu dari pada kebutuhan masyarakat (public needs). Hal ini

disebabkan informasi yang diterima adalah informasi sekunder yang

dilaporkan oleh tenaga Puskesmas dan seksi di intern Dinas

Kesehatan itu sendiri, dengan demikian tingkat kepentingan kesiapan

sumber daya manusia dalam implementasi kebijakan BOK tahun

2016 belum mencukupi dan memadai dari segi jumlah dan

kompetensi.

Salah satu kompetensi atau keahlian yang dibutuhkan dalam

implementasi kebijakan BOK adalah kompetensi bidang

keuangan, karena permasalahan yang muncul selama proses

pelaksanaan di lapangan adalah menyangkut administrasi keuangan

BOK. Kondisi ketenagaan di Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe

terutama di puskesmas, tidak terdapat tenaga khusus di bidang

keuangan, sebagian besar tenaga yang ada adalah tenaga profesi

kesehatan.

Selama ini kebijakan tentang pengadaan tenaga di bidang

kesehatan lebih mengutamakan tenaga profesi kesehatan, karena

ketersediaannya sampai saat ini belum sesuai dengan kebutuhan

standar ratio jumlah penduduk yang ada. Diberlakukannya

desentralisasi, kekurangan tenaga di luar profesi kesehatan yang

dibutuhkan di sarana pelayanan kesehatan diharapkan dapat

dipenuhi atas dasar kebijakan kepala daerah setempat. Apabila

Page 121: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

98

kebijakan tersebut dilaksanakan akan sangat membantu kelancaran

program-program kesehatan.

Institusi lebih dominan, dengan dominannya interest institusi

maka tingkat pemenuhan program akan lebih banyak pada aspek

pengadaan dan maintanance sarana dan prasarana. Jika demikian

adanya maka tahapan perencanaan berupa pencarian masalah dan

tingkat kebutuhan program lebih berorientasi pada institusi bukan

pada masalah dan kebutuhan masyarakat (Dachroni, 2003).

Perencanaan kesehatan yang baik menurut Leavy & Loomba

harus mampu mewakili sebuah masalah dan kebutuhan masyarakat,

menentukan tujuan dan sasaran secara spesifik, memperkirakan

kemampuan yang dimiliki dan mampu menentukan model evaluasi

yang tepat (Azwar, 2003). Mengacu pada pendekatan diatas,

perencanaan yang dilakukan di dinas Kesehatan Kabupaten Konawe

telah mampu membangun sebuah model kerja perencanaan yang

dengan sistematika birokrasi, hal tersebut menunjukkan sebuah

model kerja perencanaan yang bersifat hirarkis.

Pendekatan model ini sesungguhnya belum

mengimplementasikan subtansi perencanaan kesehatan masyarakat

dengan pendekatan kesehatan ibu dan anak, dimana proses

pencarian masalah dan kebutuhan harus dilakukan secara langsung

kepada masyarakat. Instrument yang digunakan harus terukur dan

akurat meliputi (Azwar, 2003):

Page 122: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

99

a. Analisis masyarakat berupa pengumpulan data geografis dan

demografis

b. Diagnosis masyarakat, meliputi data sarana dan status

Kesehatan

c. Penentuan prioritas masalah dengan pendekatan scoring ataupun

nominal group technique baik itu delphi technique maupun delbeg

technique

d. Menyusun model evaluasi program

Pendekatan tersebut tidak mampu dilakukan secara

menyeluruh oleh karena lemahnya sumber daya manusia yang

memiliki kemampuan mendesain program kesehatan dengan

pendekatan kesehatan ibu dan anak. Program yang dibuat

cenderung monoton sama dari tahun ke tahun, padahal mereka

berusaha membuat program dari masalah masyarakat yang mereka

temukan namun kegiatannya hal yang berulang dari tahun ke tahun,

dan sama di beberapa Puskesmas lain.

Lemahnya SDM tersebut mengindikasikan para

penyelenggara sistem pemerintah bahkan ke tingkat Puskesmas

belum melihat program kesehatan ibu dan anak sebagai hal yang

sangat penting. Pembangunan Kesehatan masih menggunakan

paradigma sakit. Hal itu ditandai oleh prioritas kebijakan program

pembangunan kesehatan pada pengadaan sarana dan prasarana

yang bersifat kuratif dan rehabilitatif lebih dominan.

Page 123: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

100

Fakta ini hadir karena kurangnya pemahaman para pengambil

kebijakan tentang pergeseran paradigm pembangunan kesehatan

yang tidak lagi berorientasi kuratif dan rehabilitatif tetapi harus

berorientasi preventif dan promotif. Dengan demikian kesehatan tidak

boleh dipandang sebagai hal yang bersifat konsumtif, namun harus

dilihat sebagai investasi, sehingga kebijakan kesehatan berorientasi

untuk kebaikan masyarakat (public goods) bukan untuk keuntungan

pribadi (private goods). Hal tersebut diutarakn oleh informan

mengenai proses dan hasil advokasi yang dilakukan selama ini.

Kurangnya keberpihakan para pengambil kebijakan dalam

melihat urgensi program kesehatan ibu dan anak terutama program

PHBS tidak terlepas dari kurangnya pengetahuan mereka tentang

kesehatan ibu dan anak , karena itu advokasi harus dilakukan secara

intensif untuk membanun kepekaan dan keberpihakan mereka

terhadap program kesehatan ibu dan anak dengan adanya indikasi

positif yang dilakukan melalui peningkatan rekrutmen tenaga

kesehatan ibu dan anak. Proses advokasi pun harus dilakukan

dengan metode yang lebih variatif sesuai dengan konteks sosial

budaya masing-masing.

Selain itu menurut Nurcahyani (2013) menyatakan komunikasi

dan koordinasi dalam implementasi kebijakan BOK kurang berjalan

maksimal baik di dalam internal tim pengelola BOK maupun dengan

pihak eksternal. Komunikasi yang dilakukan melalui pertemuan

Page 124: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

101

koordinasi dengan puskesmas hanya dilakukan sebanyak 2 (dua) kali

selama setahun, yaitu pada awal dan akhir kegiatan. Komunikasi dan

koordinasi dengan pihak KPPN sebagai agen pelaksana kebijakan

sulit dilakukan oleh tim pengelola BOK kabupaten karena

terbatasnya informasi yang diberikan serta kebijakan yang tidak

konsisten terutama pada proses pencairan dana BOK. Hal ini

mengakibatkan terjadinya keterlambatan pencairan dana BOK

secara berjenjang baik di kabupaten maupun di Puskesmas, yang

berimbas pada program-program yang tertunda menyebabkan

pelaksanaan kegiatan tidak terlaksana dengan baik. Hal ini juga

terjadi pada bagian KIA.

Dari penjelsan tersebut tampak jelas bahwa perencanaan

program kesehatan ibu dan anak pada Seksi Kesehatan ibu dan

anak Kabupaten Konawe khususnya belum dilakukan dengan baik.

Hal itu terjadi diantaranya disebabkan oleh lemahnya analisis

masalah dan diagnosis masyarakat yang dilakukan pada tahapan

perencanaan program. Sehingga berimplikasi program yang

direncanakan hanya dominan memenuhi kebutuhan alat bantu

institusi yang terbukti dengan banyaknya program yang tidak berjalan

dengan baik. Dengan demikian trend penyakit yang ada tidak

mengalami pergeseran signifikan disebabkan program pembangunan

kesehatan yang dilakukan kurang mampu memenuhi masalah dan

kebutuhan masyarakat.

Page 125: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

102

Menurut Collins (2004), ada beberapa alasan untuk

mengfokuskan perhatian pada partisipasi masyarakat (community

participation), yaitu:

(1) Efektifitas program lebih mudah dicapai. Hal ini dimungkinkan

oleh karena manejemen dan perencanaan lebih mengarah

kepada kebutuhan masyarakat local. Selain itu, masyarakat

dapat memberikan kontribusi yang penting dalam proses

monitoring dan evaluasi program.

(2) Melalui partisipasi masyarakat, sustainabilitas program

kesehatan dapat diperoleh dengan lebih mudah. Hal ini

disebabkan program lebih sesuai dengan kebutuhan local serta

resources yang esnsial dapat diperoleh dari mereka.

(3) Dengan proses community participation yang efektif, dapat

merupakan prinsip akuntabilitas dari masyarakat terutama

dalam hal pembiayaan pelayanan masyarakat terutama dalam

hal pembiayaan pelayanan kesehatan.

(4) Dengan community participation, tingkat penerimaan program

kesehatan oleh masyarakat dapat lebih mudah diperoleh yang

pada gilirannya akan meningkatkan utilitas dan cangkupan

pelayan kesehatan.

(5) Pada situasi dengan keterbatasan sumber daya yang ada,

masyarakat dapat berperan dalam hal kontribusi tenaga, lahan,

material dan bahkan pembiayaan.

Page 126: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

103

Selain itu partisipasi masyarakat akan menciptakan

kemandirian masyarakat dalam kewujudkan kesehatannya. Selain itu

agar pihak pemerintah dalam hal ini dinas kesehatan untuk

menambah dan mengadakan program pelatihan yang merata pada

semua tenaga kesehatan khusunya pada pelayanan kesehatan

tingkat dasar agar dapat memiliki kemampuan untuk melakukan

proses penyusunan perencanaan program kesehatan yang akan

dilaksanakan.

2. Pelaksanaan Program Kesehatan Ibu dan Anak

Realisasi program promosi keshatan ibu dan merupakan

tindak lanjut dari hal yang telah direncanakan, melaksanakan

program kesehatan ibu dan anak tidaklah sesederhana apa yang

direncanakan, Pelaksanaan program memerlukan keterampilan

khusus untuk memotivasi para pelaksana teknis (Thaha, 2006).

Sejalan dengan Azwar (2003) dalam melaksanakan suatu

rencana, seseorang administrator dan ataupun manager, perlu

menguasai sebagai pengetahuan keterampilan yang jika

disederhanakan dapat dibedakan atas enam macam, yakni:

a. Pengetahuan dan keterampilan motivasi (Motivating)

b. Pengetahuan dan keterampilan komunikasi (Communication)

c. Pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan (Leadership)

d. Pengetahuan dan keterampilan pengarahan (Directing)

Page 127: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

104

e. Pengetahuan dan keterampilan pengawasan (Controling) dan

keterampilan supervise (Supervision)

Pada organisasi Sub Kesehatan Masyarakat Seksi kesehatan

ibu dan anak Kabupaten Konawe, arah program lebih berorientasi

pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak,

meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tenaga promsi

kesehatan di interen dinas kesehatan kabupaten/kota sendiri.

Pelatihan dilaksanakan sendiri oleh seksi kesehatan ibu dan anak,

pelaksanaan pelatihan inipun sebenarnya masih belum memadai

untuk menciptakan tenaga kesehatan ibu dan anak yang

professional, karena bentuk-bentuk pelatihan yang dilaksanakan

hanya untuk memenuhi kebutuhan pada saat program akan

dilaksanakan yang disesuaikan dengan program-program yang akan

dilaksanakan nantinya sesuai dengan program perencanaan dan

sangat bersifat teknis.

Realisasi sebuah program dalam bentuk pelatihan dan

peningkatan kapasitas sumber daya didesain dengan keterlibatan

berbagai pihak. Masing-masing komponen yang menjadi penunjang

pelaksanaan kegiatan akan diikut sertakan sesuai dengan model

pelaksanaan program yang telah direncanakan, baik itu masyarakat,

ikatan profesi maupun akademisi.

Realisasi pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak Dinas

Kesehatan Kabupaten Konawe masih diarah pada upaya-upaya

Page 128: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

105

peningkatan dan penguatan internal petugas kesehatan ibu dan anak

sendiri, baik itu penambahan jumlah SDM dan peningkatan kualitas

SDM. Selain itu upaya pengadaan fasilitas dan alat-alat bantu

kesehatan akan sangat membantu keberhasilan program. Seperti

sepeda motor, komputer, LCD dan alat-alat media lainnya guna

mengefektifkan kegiatan program KIA mengingat masih banyak

tempat yang sangat sulit dari akses transportasi dan informasi di

kabupaten Konawe.

Proses pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak

Kabupaten Konawe yang bersentuhan secara langsung dengan

masyarakat masih sangat minim. Berdasarkan informasi dan data

yang kami temukan dilapangan bahwa ada 18 program kesehatan

ibu dan anak yang terlaksana.

Realisasi intervensi pelaksanaan program kesehatan ibu dan

anak Kesehatan Kabupaten Konawe ini sebagaimana yang ada

dalam tabel Plan Of Action (POA) realisasi program kesehatan ibu

dan anak tahun 2016 menunjukan adanya berbagai keterbatasan

dalam proses pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak,

terutama keterbatasan sumber daya manusia dan alokasi anggaran

yang tidak memadai untuk melakukan kegiatan kesehatan ibu dan

anak sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Sinergitas SDM

secara kuantitas dan kualitas, anggaran dan fasilitas yang memadai

secara komplit untuk merealisasikan rencana kegiatan kesehatan ibu

Page 129: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

106

dan anak dalam bentuk pelaksanaan nyata adalah hal sangat penting

untuk dipenuhi. Namun semua pihak di Puskesmas telah

menyesuaikan diri pada keterbatasan anggaran dana BOK yang ada

sehingga semua program berhasil dilaksanakan.

Dalam realisasi program kesehatan ibu dan anak

pelaksanaannya secara keseluruhan sudah sesuai dengan

perencanaan yang telah dilaksanakan sebelumnya, terutama pada

ketepatan waktu dan sasaran, namun dalam hal ini sangat perlu

dipertimbangkan mengenai peningkatan kualitas dan kemampuan

tenaga kesehatan yang terlibat agar tidak tepatnya waktu realisasi

program disebabkan karena anggaran program belum ada atau

belum keluar secara maksimal. Proses pencairan anggaran program

mengalami keterlambatan karena proses birokrasi yang bertahap dan

rumit. Pencairan dana BOK juga sangat dipengaruhi oleh banyak hal

termasuk masalah administrasi, serta keberhasilan program

kesehatan pada tahun sebelumnya yang menetukan jumlah sera

kebutuhan dana anggaran BOK.

Salah satu teknik yang dilakukan petugas dalam hal ini pihak

Puskesmas dalam keterlambatan pencairan anggaran BOK adalah

dengan menerapkan sistem subsidi silang terhadap program lain.

Dalam artian pelaksanaan program KIA yang belum dibiayai oleh

Anggaran BOK, danannya akan dipinjamkan terlebih dahulu, apabila

Anggaran BOK telah cair atau didapatkan maka dana yang dipinjam

Page 130: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

107

tersebut akan digantikan. Dimana perlu diperhatikan bahwa dana

program yang menggantikan tersebut juga sedang tidak akan

digunakan dalam waktu dekat.

Selain itu berdasarkan informasi tersebut diatas permasalahan

juga disebabkan oleh lemahnya komunikasi dengan pelaksana teknis

karena keterbatasan sumber daya baik secara kualitas dan kuantitas.

Pihak puskesmas sebagai pelaksana program dan pemberi dana

memiliki waktu yang minim saat bertemu. Padahal menurut

Notoatmodjo (2003), bahwa manusia sebagai individu diperlukan

unsur-unsur untuk bisa melaksanakan tugas dengan baik, misalnya

memiliki pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) yang positif dan

sarana yang diperlukan untuk melakukannya serta dorongan/motivasi

untuk berbuat.

Menurut Merliana (2012) Kondisi dana BOK yang difungsikan

untuk pendanaan pelaksanaan program namun pada pada

implementasinya, dana BOK masih kurang mampu mendukung

kegiatan operasional Puskesmas yang difokuskan pada upaya

promotif dan preventif karena masih minimnya dana BOK yang

diberikan oleh Pemerintah Pusat ke Kabupaten sampai Puskesmas

sehingga sering kali Puskesmas meminimalisir pembiayaan kegiatan,

yang merujuk pada pemotongan anggaran program, ataupun

penundaan pelaksanaan program kegiatan.

Page 131: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

108

Dari seluruh pemaparan diatas mengindikasikan lemahnya

pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak, terutama tidak karena

lemahnya pengalokasian dana yang akan mengarah pada lemahnya

sumber daya manusia. Selain itu ketidaktepatan waktu dalam alokasi

dana membuat banyak program menjadi tidak efisien karena sudah

tidak tepat waktu.

Oleh karena itu, harus ada upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan kapasitas pelaksana dengan memfokuskan

pengalokasian dana pada program-program utama dan urgent

seperti program kesehatan ibu dan anak meningkatkan keterampilan

(skill) tenaga pelaksana teknis melalui pelatihan untuk hal tersebut,

tentu dengan desian pelatihan yang harus terukur dan memerlukan

proses inovasi dari waktu ke waktu. Hal ini perlu dilakukan

secepatnya agar pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak

betul-betul mampu menjawab masalah kesehatan yang ada di

masyarakat. Pihak dinas kesehatan ataupun Puskesmas dapat

menjalin kerjasama dengan para akademisi dibidang kesehatan

ataupun lintas sektoral agar dapat mengkaji lebih dalam dan efektif

tentang pembuatan POA serta analisis kebutuhan program

kesehatan yang dibutuhkan di masyarakat.

3. Evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Anak

Evaluasi (penilaian) merupakan hal yang sangat penting untuk

memberikan gambaran keberhasilan sebuah program, dengan

Page 132: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

109

indikator yang konkrit dan dapat diverifikasi. Model evaluasi yang akan

digunakan tidaklah ditentukan pada saat akhir sebuah program, namun

model evaluasi sudah terlebih dahulu didesain pada saat tahapan

merencanakan sebuah program (Azwar, 2003).

Evaluasi yang dilaksanakan pada program kesehatan ibu dan

anak yang ada di Puskesmas adalah evaluasi yang bersifat

administratif, yaitu penilaian sebuah program dilakukan dengan nilai

laporan pelaksanaan kegiatan dalam bentuk laporan administrasi. Isi

laporan administrasi hanya menggambarkan kondisi realisasi sebuah

program, berupa waktu, peserta dan anggaran kegiatan.

Ini menunjukkan bahwa pelaksanaan evaluasi tidak menyentuh

substansi yang sebenarnya dimana evaluasi program kesehatan

menurut Green dan Lewis bertujuan agar usaha preventif kesehatan

dapat menunjukkan keefektifan program dan menunjukkan kredibilitas

program secara spesifik dan kerdibilitas promosi dan pendiriikan

kesehatan pada umumnya (Thaha, 2006).

Kondisi tersebut seakan-akan menjadi sebuah kebiasaan yang

ditolerir dan menjadi budaya interen birokrasi, proses inovasi selalu

terhambat pada persoalan dana dan sistem yang tidak mendukung,

dengan demikian advokasi harus dilakukan dengan intensif dan

senantiasa berubah tidak bersifat monoton.

Evaluasi yang digunakan oleh pihak Puskesmas (K.

Puskesmas, Bendahara, dan bidan kepala) dan seksi promosi dinas

Page 133: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

110

kesehatan Kabupaten Konawe jika ditinjau dari evaluatornya

merupakan evaluasi yang bersifat formatif, dimana evaluatornya

berasal dari internal dinas kesehatan ataupun Puskesmas itu sendiri,

namun jika ditinjau dari waktu evaluasinya maka dapat dikategorikan

sebagai evaluasi sumatif, karena evaluasi diadakan bukan pada saat

proses program tapi pada akhir program. Dari model ini

menggambarkan bahwa evaluasi proses sebuah program tidak

dilaksanakan secara maksimal.

Berdasarkan informasi diatas dengan jelas juga

menggambarkan kurangnya pemahaman informan tentang model

evaluasi, baik itu yang bersifat sumatif maupun formatif. Dengan

demikian realisasi program hanya dilaksanakan untuk memenuhi daftar

program yang telah disusun sebelumnya. Tidak ada evaluasi yang

dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat perubahan dan

kemajuan setelah mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Hal itu menunjukkan hasil akhir pelaksanaan sebuah program secara

realisasi tidak dapat diukur secara jelas.

Selain itu, informan juga memaknai bahwa model evaluasi yang

dilakukan dengan evaluator internal memiliki kelemahan mendasar,

karena akan melahirkan penilaian yang bersifat sangat subyektif.

Berdasarkan informasi diatas yang menunjukkan bahwa

penilaian yang dilakukan secara internal dapat melahirkan

subyektifitas, apa lagi laporan yang selama ini dibuat untuk memantau

Page 134: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

111

pelaksanaan sebuah program lebih bernuansa untuk menyenangkan

atasan bukan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari

penuturan ini menunjukkan informan tidak memahami dengan baik

evaluasi sumatif, yaitu evaluasi yang evaluatornya berasal dari internal,

yang memang secara khusus melakukan evaluasi pada proses

program untuk mendapatkan umpan balik (feed back) tentang kendala

dan masalah yang ada pada saat proses pelaksanaan program. Hal ini

penting dilakukan untuk memperbaiki proses pelaksanaan program

agar mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya (Thaha,

2006).

Pengunaan evaluator internal dalam penilaian program

kesehatan ibu dan anak membuat hasil akhir sebuah program susah

untuk diketahui dan dilacak sejauh mana implikasi positif dari sebuah

program. Hal ini dikarenakan budaya kelompok untuk menutupi

kelemahan dan kekurangan dalam birokrasi masih tinggi. Karena itu

evaluasi program kesehatan ibu dan anak harus dilakukan dengan

pendekatan yang lebih obyektif, dengan instrument evaluasi harus

terukur dan sedapat mungkin meminimalisir tingkat kepentingan

pelaksana/penanggung jawab sebuah program dalam proses dan hasil

evaluasi. Dengan demikian evaluasi yang bersifat formatif dan sumatif

harus dilakukan untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik, evaluasi

sumatif menggunakan indikator kuantitatif yang mengukur efektifitas

dan efesiensi kegiatan, selain itu evaluatornya adalah evaluator

Page 135: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

112

eksternal yang akan menguarangi tingkat interest untuk

menyembunyikan kelemahan atau bahkan kesalahan sebuah program.

Namun hal ini pun belum mampu dilakukan oleh seksi

kesehatan ibu dan anak disebabkan tidak adanya anggaran untuk

keterlibatan pihak eksternal untuk melakukan evaluasi. Karena itu di

era transisi demokrasi pengawalan terhadap kebijakan dan program

kesehatan ibu dan anak harus dilakukan oleh kelompok Akademisi

dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai bentuk Advokasi

yang lebih tinggi posisi tawarnya.

4. Pembiayaan Program Kesehatan ibu dan anak

Dari hasil wawancara mendalam pada petugas menemukan

bahwa pembiayaan terhadap program kesehatan ibu dan anak

menjadi salah satu faktor utama dalam proses berjalannya dan

terlaksananya program kesehatan ibu dan anak dimasyarakat secara

maksimal, baik untuk belanja modal maupun belanja operasional

program baik program fisik ataupun non fisik. Dari dalam upaya

pembiayaan terhadap sektor kesehatan khususnya program kesehatan

ibu dan anak di daerah kabupaten kota. Pihak pemerintah

mengalokasikan anggaran melalui dana BOK, APBN, APBD Provinsi

dan APBD Kabupaten/Kota, serta sumber lainnya.

Tujuan dari kebijakan BOK sudah jelas disebutkan dalam

Petunjuk Teknis BOK yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan

yaitu untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan

Page 136: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

113

masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif puskesmas untuk

mewujudkan pencapaian target SPM bidang kesehatan dan MDGs

pada tahun 2016. Adapun tujuan khususnya adalah meningkatkan

cakupan program puskesmas yang bersifat upaya promotif dan

preventif, penyediaan dukungan biaya untuk upaya pelayanan

kesehatan promotif dan preventif serta terselenggaranya lokakarya

mini puskesmas dalam perencanaan pelayanan kesehatan bagi

masyarakat (PMPK UGM & UNFPA, 2011). Dalam tujuan tersebut

terdapat ukuran-ukuran pencapaian target yang mengacu pada

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, dan juga

merupakan indikator output keberhasilan kebijakan BOK.

Pemberian dana bantuan BOK akan sangat membantu dalam

menunjang pelaksanaan program kesehatan yang dijalankan oleh

Puskesmas. Selama implementasi tersebut dapat dijalankan sesuia

dengan yang dibutuhkan. Namun banyak kendala yang ditemukan

dalam realisasi dana tersebut, sehingga walaupun dana untuk program

telah dianggarkan namun, program yang dilaksanakan dirasakan

belum tetap sasaran. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal

seperti kurangnya tenaga ahli (Sumber daya) di Puskesmas dalam

mengalokasikan dana program, berkas dana rujukan yang tidak

lengkap, pengurusan administrasi yang berbelit-belit, program yang

dibuat tidak disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, serta

Page 137: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

114

akumulasi hal-hal tersebut yang membuat pencairan dana menjadi

terhambat hingga dalam proses perjalanan dan pelaksanaan kegiatan .

Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang

terpenting dan menentukan keberhasilan proses implementasi. Agar

implementasi kebijakan dapat berhasil dituntut adanya sumber daya

manusia yang berkualitas, kompeten dan kapabel, dengan jumlah

yang mencukupi dan memadai (Agustino, 2010).

Kesiapan sumber daya manusia dalam implementasi kebijakan

BOK tahun 2016 belum mencukupi dan memadai dari segi jumlah dan

kompetensi. Salah satu kompetensi atau keahlian yang dibutuhkan

dalam implementasi kebijakan BOK adalah kompetensi bidang

keuangan, karena permasalahan yang muncul selama proses

pelaksanaan di lapangan adalah menyangkut administrasi keuangan

BOK. Kondisi ketenagaan di Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe di

puskesmas, tidak terdapat tenaga khusus di bidang keuangan,

sebagian besar tenaga yang ada adalah tenaga profesi kesehatan.

Selama ini kebijakan tentang pengadaan tenaga di bidang

kesehatan lebih mengutamakan tenaga profesi kesehatan, karena

ketersediaannya sampai saat ini belum sesuai dengan kebutuhan

standar ratio jumlah penduduk yang ada. Dengan diberlakukannya

desentralisasi, kekurangan tenaga di luar profesi kesehatan yang

dibutuhkan di sarana pelayanan kesehatan diharapkan dapat

dipenuhi atas dasar kebijakan kepala daerah setempat. Apabila

Page 138: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

115

kebijakan tersebut dilaksanakan akan sangat membantu kelancaran

program-program kesehatan

Berdasarkan 6 puskesmas yaitu Puskesmas Uepai, Wawotobi,

Tawanga, Unaaha, Lambuya dan Tongauna diketahui bahwa semua

program KIA yang didanai oleh dana BOK telah terlaksana sesuai

dengan program yang telah direncanakan. Semua program yang

direncanakan disetiap Puskesmas telah mencapai sasaran target

cakupan. Walaupun dana BOK yang diterima cair pada akhir perode

pelaksanaan program. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor

termasuk administrasi, dan penentuanjumlah anggaran BOK. Adanya

tuntutan penggunaan dana BOK secara maksimal agar, dana yang

telah direncanakan dimanfaatkan se efektif mungkin untuk peningkatan

kesehatan ibu dan anak di masyarakat. Apabila dana yang telah

dianggarkan tidak habis terpakai maka, rencana anggaran untuk

periode mendatang akan mengalami penurunan.

Sikap/kecenderungan para pelaksana kebijakan BOK yang

hanya melaksanakan kegiatan BOK sebagai formalitas saja

seharusnya dapat dihindari apabila dana BOK tidak terlambat dan

dapat dicairkan tepat waktu. Bila dana BOK turun sesuai

dengan jadwal yang telah direncanakan, para pelaksana di

puskesmas mempunyai waktu yang cukup untuk menyelesaikan

semua tahapan pelaksanaan kegiatan termasuk memperhatikan

peningkatan hasil cakupan program puskesmas sebagai tujuan dari

Page 139: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

116

pendanaan BOK. Walaupun semua program telah berjalan sesuai

cakupan, namun dalam sistematika hingga keefektifan program dirasa

belum maksimal. Adapun kegiatan program tersebut antara lain:

a. Cakupan kunjungan ibu hamil.

b. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani.

c. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

memiliki kompetensi kebidanan.

d. Cakupan pelayanan nifas.

e. Cakupan neonatus (bayi baru lahir 0–28 hari) dengan

komplikasi ditangani.

f. Cakupan kunjungan bayi.

g. Cakupan desa UCI (Universal Child Immunization).

h. Cakupan pelayanan anak balita.

i. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan.

j. Cakupan pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu

Ibu) pada anak 6–24 bulan dari keluarga miskin.

Umumnya program yang dijalankan disetiap puskesmas

Penyaluran dana BOK pada tahun 2016 dengan mekanisme

Tugas Pembantuan (TP) seringkali mengalami kendala yang

mengakibatkan keterlambatan pencairan dana ke kabupaten dan

puskesmas. Hal ini berdampak pada rendahnya tingkat penyerapan

realisasi anggaran BOK di akhir tahun serta pada pencapaian tujuan

utama kebijakan BOK. Hasil ini diperkuat dengan penelitian

Page 140: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

117

Trisnantoro (2012) tentang pelaksanaan BOK tahun 2011

menunjukan terdapat potensi masalah dan faktor- faktor yang

memengaruhi implementasi kebijakan BOK di daerah, dalam evaluasi

pembiayaan yang dilakukan diketahui bahwa pemanfaatan dana BOK

oleh ke empat Puskesmas telah dilakukan dimana program-program

tersebut tetap dilaksanakan dengan kondisi yang terbatas dalam

pendanaannya.

Hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi

implementasi kebijakan BOK menggunakan model implementasi

kebijakan publik dari Donald Van Metter dan Carl Van Horn yaitu A

Model of The Policy Implementation, yang membagi 6 (enam) variabel

yang mempengaruhi kinerja kebijakan publik yaitu (Agustino, 2010) :

1) Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Hasil telaah dokumen, dijelaskan bahwa tujuan kebijakan BOK

adalah untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan

kesehatan masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif

puskesmas untuk mewujudkan pencapaian target SPM bidang

kesehatan dan MDGs pada tahun 2015. Kinerja implementasi

kebijakan BOK dapat diukur keberhasilannya dari ukuran berupa

pencapaian target cakupan program promotif dan preventif

puskesmas yang mengacu pada SPM bidang kesehatan (14

indikator), serta merupakan indikator output keberhasilan

Page 141: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

118

kebijakan BOK.

2) Sumberdaya

Hasil penelitian menunjukan ketidaksiapan sumber daya

manusia/tenaga pengelola BOK di kabupaten dan puskesmas

terjadi karena keterbatasan dari segi kualifikasi, kompetensi

dan jumlah tenaga. Para pelaksana program di puskesmas

sebagian besar belum mengerti dan faham tentang kebijakan BOK

sehingga mereka tidak siap melaksanakan kegiatan yang

dibiayai dana ini di lapangan. Ketidaksiapan tenaga pengelola

BOK kabupaten, terjadi karena satuan kerja (satker) keuangan

yang dibentuk dalam susunan tim tidak berjalan sesuai dengan

fungsinya. Komitmen dari personil yang duduk dalam tim pengelola

BOK kabupaten masih kurang.

Tim pengelola BOK kabupaten menetapkan besaran alokasi

dana BOK untuk puskesmas hanya berdasarkan jumlah desa yang

ada di masing-masing puskesmas. Hal ini menyebabkan beberapa

puskesmas mengalami kekurangan serta kelebihan dana. Sebagian

besar informan mengeluhkan besaran dana operasional untuk

insentif/honor pengelola BOK serta transport konsultasi kurang. Tidak

tersedia sarana dan prasarana khusus untuk pengelolaan kegiatan

BOK, tetapi hal tersebut diatasi dengan menggunakan fasilitas milik

pribadi dan milik kantor (dinas dan puskesmas).

Hasil penelitian menunjukan fungsi perencanaan dan

Page 142: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

119

pengorganisasian dalam implementasi kebijakan BOK belum

dilaksanakan maksimal. Salah satu permasalahan yang ditemui

dari hasil wawancara menunjukan bahwa sebagian besar

puskesmas mengalami kesulitan dalam proses pembuatan

perencanaan tahunan BOK puskesmas yaitu POA (Plan Of Action)

dimana POA yang dibuat lebih banyak didasarkan pada acauan POA

sebelumnya, dan hanya disesuaiakan sumber daya dan dananya saja,

tidak berdasarkan pada aspek lain. Sesuai hasil kesepakatan tim

pengelola BOK kabupaten, maka dibuat menu-menu kegiatan yang

dapat dibiayai BOK, tetapi hal tersebut menyebabkan konflik bagi

sebagian puskesmas karena merasa dibatasi dan tidak diakomodir

sebagian usulan kegiatannya.

Kabupaten Konawe sejak diterapkkannya otonomi daerah

membawa impilikasi yang luas terhadap pelaksanaan tugas dan

wewenang pihak penyelenggara pemerintah Kabupaten dan Kota

(eksekutif dan legislatif), begitupun halnya perubahan pada sektor

kesehatan dengan proses desentralisasi kesehatan diikuti dengan pola

perubahan pelayanan kesehatan yang terlihat pada proses alur

perencanaan program kesehatan yang dimulai dari penggalian

masalah dari bawah-keatas (button up) dimaksudkan untuk

mengoptimalkan pembangunan bidang kesehatan dengan cara lebih

mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan

sistem desentralisik diharapkan program pembangunan kesehatan

Page 143: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

120

lebih efektif dan efesien serta menyentuh kepada kebutuhan

kesehatan bersifat dari bawah-keatas (button up), seperti terlihat dari

hasil wawancara dilapangkan bahwa alur perencanaan program

kesehatan ibu dan anak dinas Kesehatan Kabupaten Konawe.

Langkah-langkah melaksanakan gerakan masyarakat, yaitu:

pendekatan terhadap tokoh masyarakat, pengenalan masalah

kesehatan perumusan upaya penanggulangan masalah oleh

masyarakat, pembinaan dan pengembangan, dan bentuk-bentuk

gerakan masyarakat dan hasil yang diharapkan.

Dengan adanya strategi upaya pencegahan dan

penanggulanagan penyakit terkait kesehatan ibu dan anak diharapkan

masyarakat kedepan dapat berpartisipasi dan berperan serta dalam

menetukan derajat kesehatannya. Melalui BPJS kesehatan

masyarakat mampu membiayai dirinya sendiri tanpa merasa terbebani

kerena secara tidak langsung mereka sudah membayar secara

bertahap sebelum sakit. Kemudian melalui upaya kesehatan

bersumber daya masyarakat mereka dapat memeriksakan diri di

posyandu, melahirkan di pondok bersalin desa, dan melalui pos obat

desa serta tanaman obat keluarga mereka tahu bahwa ketika sakit

mampu memberikan pertolongan pada dirinya sendiri sekaligus

menjadi sumber pendapatan keluarga. Hal ini sebagai upaya

pemandirian masyarakat dalam menanangani masalah kesehatannya.

Page 144: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

121

D. Keterbatasan Penelitian

1. Kesulitan untuk mendapatkan dan menggali informasi tentang

pengalokasian dana, Karena hal ini merupakan salah satu hal

sensitif untuk diperbincangkan. selain itu karena penelitian ini

terkonsentrasi pada empat Puskesmas sulit untuk tidak

membandingkan pencapaian masing-masing program yang telah

mereka laksanakan.

2. Keterbatasan kepustakaan bagi peneliti untuk mengeksplorasi

penelitian ini lebih jauh, terutama untuk menurunkan dalam detail

yang lebih jelas. Membuat penelitian ini jauh dari kata sempurna.

3. Mobilisasi para informan serta akses terhadap beberapa informan

membuat peneliti secara sadar tidak dapat membangun komunikasi

yang intens pada masing-masing informan.

Page 145: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

122

Alur pelaksanaan BOK dari Pusat Hingga Puskesmas

Pusat

Dinas kesehatanKota/Kabupaten

Puskesmas

Perencanaan :

1. Dokumen PoA2. Dokumen

Perencanaan3. Pembuatan

menu BOK

Pengorganisasian :

1. Penetapan Timsesuai JUKNIS

2. Tugas Timdalam JUKNIS

Pengawasan Pelaksanaan Koordinasi

Program yang DiDanai BOK

Pelaporan :

1. Penerimaan danrealisasi Dana BOK

2. Surat PernyataanTanggung JawabBelanja

Input

Proses

Output

SK Menteri

Page 146: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

123

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Evaluasi pemanfaatan bantuan operasional kesehatan (BOK) untuk

peningkatan kesehatan ibu dan anak (KIA) di Puskesmas Wilayah Kerja

Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Tahun 2017 yaitu sebagai berikut :

1. Pada tahap Input pemanfaatan BOK dalam upaya peningkatan KIA

belum berjalan dengan baik hal ini disebabkan kondisi SDM

perencanaan program KIA belum memiliki pengetahuan dan

kemampuan yang memadai untuk melakukan proses penyusunan

perencanaan terhadap program yang akan dilaksanakan. Namun

langkah perencanaan yang dilakukan pihak Puskesmas sudah tepat

dimana perencanaan dilakukan berdasarkan pendekatan Bottom – Up.

2. Pada tahap Proses pemanfaatan BOK dalam upaya peningkatan KIA

belum berjalan dengan baik karena dalam pelaksanaan kegiatan

program masih merujuk kepada kebutuhan institusi daripada

kebutuhan masyarakat Sehingga realisasi program belum bersentuhan

langsung dengan kebutuhan masyarakat serta lamanya pencairan

alokasi dana BOK membuat implementasi terhambat. Namun langkah

bijak Puskesmas dalam menanggulangi keterlambatan pencairan

123

Page 147: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

124

anggaran BOK sangat baik dengan menerapkan sistem subsidi silang,

hingga program tetap berjalan sebagaimana mestinya.

3. Pada tahap Output pemanfaatan BOK dalam upaya peningkatan KIA

belum berjalan dengan baik karena masih lemahnya indikator

keberhasilan program yang digunakan yang memperlihatkan belum

adanya inovasi berarti dari dinas ataupun Puskesmas terhadap

program yang dijalankan. Namun pihak Puskesmas telah

memperlihatkan tanggung jawab yang baik pada setiap program yang

direncanakan, terbukti telah terlaksana dan mencapai target yang

diharapkan.

4. Dampak pemberian bantuan upaya peningkatan KIA melalui Program

yang dibiayai oleh BOK belum berjalan lancar hal ini disebabkan waktu

pencairan anggaran BOK yang terlalu lama, dan dirasakan cukup

menyulitkan pihak Puskesmas, sehingga banyak program yang

direncanakan terganggu pelaksanaannya. Namun pihak Puskesmas

dengan baik senantiasa meningkatkan kualitas dan pelaksanaan

program yang akan dilaksanakan.

B. Saran

1. Disarankan agar pihak pemerintah untuk menambah dan

mengadakan program pelatihan yang merata pada semua tenaga

kesehatan khusunya pada pelayanan kesehatan tingkat dasar agar

Page 148: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

125

dapat memiliki kemampuan untuk melakukan proses penyusunan

perencanaan.

2. Disarankan agar pada tahap proses pihak Puskesmas dapat menjalin

kerjasama dengan para akademisi agar dapat mengkaji lebih dalam

tentang pembuatan POA serta analisis kebutuhan program yang

dibutuhkan di masyarakat dan juga memfokuskan pengalokasian

dana pada program-program utama dan urgent seperti program

kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan keterampilan (skill)

tenaga pelaksana teknis melalui pelatihan untuk hal tersebut.

3. Diharapkan agar pihak dinas kesehatan dan Puskesmas dapat

melakukan evaluasi yang saling terintegrasi dan berkesinambungan

pada program KIA yang dilaksanakan dengan standar evaluasi yang

terukur, serta melakukan inovasi penggunaan evaluasi program yang

lebih partisipatif dan transparan termasuk melibatkan kelompok

akademisi ataupun LSM sebagai bentuk advokasi.

4. Disarankan agar pemberian dana dapat disesuaikan dengan

kebutuhan, pencapaian target dan program yang ada, agar program-

program yang dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Page 149: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. 2014. Sistem Kesehatan, Pt. Raja Gravindo Persada.

Agustino, L. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Ainy, A. 2012. Pelaksanaan Kebijakan Bantuan Operasional Kesehatan DiKabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Jurnal KebijakanKesehatan Indonesia, 1, 7-12.

Anak, D. Kajian Kebijakan Penyaluran Dana Bantuan OperasionalKesehatan Dalam Mendukung Pencapaian Kesehatan Ibu DanAnak (Mdgs 4, 5) Di Tiga Kabupaten, Kota Di Propinsi Jawa TimurIndonesia.

Andini Aridewi, M. I. K., Ayun Sriatmi 2013. Analisis Pemanfaatan BantuanOperasional Kesehatan Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan IbuDan Anak Di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas KesehatanKabupaten Kudus. Manajemen Kesehatan Indonesia, 01, 09.

Aridewi, A., Kartasurya, M. I. & Sriatmi, A. 2013. Analisis PemanfaatanBantuan Operasional Kesehatan Dalam Upaya PeningkatanKesehatan Ibu Dan Anak Di Puskesmas Wilayah Kerja DinasKesehatan Kabupaten Kudus. Jurnal Manajemen KesehatanIndonesia, 1.

Bungin, B. 2008. Teknik-Teknik Analisis Kualitatif Dalam Penelitian Sosial:Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis DanMetodologis Ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. RajagrafindoPersada. Jakarta, 2.

Cahyadin, U. P. S. M. 2013. Hubungan Antara Realisasi Dana BantuanOperasional Kesehatan Dengan Indikator Gizi Kia DiKabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. JurnalKebijakan Kesehatan Indonesia, 2.

Depkes, R. 2009. Pedoman Lokakarya Mini Pusat Kesehatan Masyarakat.Jakarta.

Depkes, R. 2009b. Pedoman Stratijikasi Puskesmas. Jakarta.

Depkes, R. & Masyarakat, D. B. K. 2006. Pedoman Perencanaan TingkatPuskesmas. Jakarta: Depkes Ri.

Djaelani, A. R. 2014. Teknik Pengumpulan Data Dalam PenelitianKualitatif. Pawiyatan, 20.

Page 150: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

Faisal, S. 2012. Filosofi Dan Akar Tradisi Penelitian Kualitatif, DalamAnalisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis DanMetodologis Ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Penerbit RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Indiahono, D. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisys.

Kementerian Kesehatan, R. 2010. Petunjuk Teknis Bantuan OperasionalKesehatan. Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu DanAnak, Jakarta.

Kementerian Kesehatan, R. 2011. Petunjuk Teknis Bantuan OperasionalKesehatan. Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu DanAnak, Jakarta.

Kementerian Kesehatan, R. 2012. Petunjuk Teknis Bantuan OperasionalKesehatan. Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu DanAnak, Jakarta.

Kementerian Kesehatan, R. (Ed.) 2014. Petunjuk Teknis BantuanOperasional Kesehatan: Direktorat Jenderal Bina Gizi DanKesehatan Ibu Dan Anak, Jakarta.

Kementerian Kesehatan, R. 2015. Petunjuk Teknis Bantuan OperasionalKesehatan. Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu DanAnak, Jakarta.

Kementerian Kesehatan, R. 2016. Petunjuk Teknis Bantuan OperasionalKesehatan. Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu DanAnak, Jakarta.

Kesehatan, D. & Ri, K. K. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: BadanPenelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen KesehatanRepublik Indonesia.

Konawe, D. 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Konawe Tahun 2016.Dinkes Kab. Konawe.

Merlianawati 2011. Implementasi Kebijakan Dana Bantuan OperasionalKesehatan (Bok) (Studi Di Kecamatan Pringsewu Dan KecamatanGadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2010–2011). AdministrasiDan Kebijakan Kesehatan, 13.

Nurcahyani, R. & Arisanti, N. 2013. Implementasi Kebijakan BantuanOperasional Kesehatan (Bok) Di Kabupaten Bandung Barat Tahun2011. Abstrak.

Page 151: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

Parawansa, M. I. M., Palutturi, S. & Abadi, Y. 2014. Evaluasi BantuanOperasional Kesehatan Di Kabupaten Jeneponto.

Pani, E. M., Trisnantoro, Laksono, Zaenab, Siti Noor 2012. EvaluasiImplementasi Kebijakan Bantuan Operasional Kesehatan (Bok) Di3 Puskesmas Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur.Kebijakan Kesehatan Indonesia, 1.

Pelaksanaan, B. 2016. Analisis Pelaksanaan Dana Bantuan OperasionalKesehatan (Bok) Program Kesehatan Ibu Dan Anak Di PuskesmasPoigar Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2016.

Pintauli, S. 2003. Dokter Gigi Sebagai Manejer Kesehatan Di Puskesmas.

Riant, N. D. 2006. Kebijakan Publik; Untuk Negara-Negara Berkembang,Model-Model Perumusan, Implementasi, Dan Evaluasi. Jakarta.Gramedia.

Rita Nurcahyani, D. M. D., Nita Arisanti 2011. Implementasi KebijakanBantuan Operasional Kesehatan (Bok) Di Kabupaten BandungBarat Tahun 2011. Universitas Padjadjaran.

Sihombing, S. P. 2014. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan BantuanOperasional Kesehatan Di Puskesmas Kabupaten Dairi Tahun2014. Magister, Universitas Sumatera Utara (Usu).

Sugiyono, P. D. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif DanR&D. Bandung: Alfabeta.

Sulaeman, E. S. 2014. Manajemen Kesehatan Teori Dan Praktik DiPuskesmas. Tersedia: Http://Galeri. Blog. Fisip. Uns. Ac.Id/Files/2014/12/Microsoft-Word-Buku-Manajemen-Kesehatan-Revisi-_Dr.-Endang-Sutisna_. Pdf (13 Juli 2014).

Sultra, D. 2015. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2015. In:Tenggara, D. K. P. S. (Ed.). Sub Bagian Program Dinas KesehatanProv. Sulawesi Tenggara.

Widodo, S. 2014. Analisis Perbandingan Realisasi Dan Anggaran BantuanOperasional Kesehatan. Universitas Pgri Yogyakarta.

Page 152: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan
Page 153: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

Tabel 1Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Konawe Tahun 2016

NO KECAMATAN JUMLAHPENDUDUK

LUAS WILAYAH(Ha)

PERSENTASE

1 TONGAUNA 16,383 223.77 1.372 ABUKI 7,364 169.44 2.303 ALOSIKA 8,755 169.40 1.934 ASINUA 2,788 298.72 10.715 LATOMA 2,638 936.34 35.496 ROUTA 2,667 2188.58 82.067 ANGGABERI 6,863 75.01 1.098 UNAAHA 24,586 33.75 0.149 UEPAI 12,149 118.76 0.98

10 LAMBUYA 7,366 78.39 1.0611 PURIALA 8,213 268.78 3.2712 ONEMBUTE 6,524 99.13 1.5213 AHUHU 5,472 207.03 3.7814 AMONGGEDO

BARU

10,659 123.75 1.1615 PONDIDAHA 10,854 156.28 1.4416 WONGGEDUKU 13,051 56.88 0.4417 WAWOTOBI 22,098 67.68 0.3118 TAWANGA 8,824 17.82 0.2019 BESULUTU 7,286 111.26 1.5320 SAMPARA 8,190 30.00 0.3721 LAOSU 4,479 66.68 1.4922 L. L. MEETO 5,062 40.78 0.8123 KAPOIALA 4,462 45.42 1.0224 SOROPIA 9,190 61.73 0.6725 MOROSI 4,529 66.68 1.4726 ANGGALOMOARE 4,032 30.01 0.7427 WONGGEDUKU

BARAT

9,126 56.88 0.62

JUMLAH (KAB/KOTA) 233,610 5,798.94 100,0

Sumber: BPS Kab. Konawe 2016

Page 154: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

Tabel 2Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2016

NOKELOMPOK

UMUR(TAHUN)

JUMLAHPENDUDUKLAKI-

LAKIPEREMPUAN

LAKI-LAKI+PEREMPUAN

RASIO JENISKELAMIN

1 0 – 4 14,789 13,897 28,686 106.42 5 – 9 14,280 13,989 28,269 102.13 10 – 14 12,582 11,772 24,354 106.94 15 – 19 11,553 10,956 22,509 105.45 20 – 24 9,950 9,503 19,453 104.76 25 – 29 11,239 10,868 22,107 103.47 30 – 34 9,985 8,976 18,961 111.28 35 – 39 8,940 8,540 17,480 104.79 40 – 44 6,824 6,557 13,381 104.1

10 45 – 49 5,441 5,229 10,670 104.111 50 – 54 4,621 4,473 9,094 103.312 55 – 59 3,463 2,834 6,297 122.213 60 – 64 2,350 2,302 4,652 102.114 65 – 69 1,667 1,582 3,249 105.415 70 – 74 1,071 1,172 2,243 91.416 75+ 1,080 1,125 2,205 96.0

JUMLAH 119,835 113,775 233,610 105.3ANGKA BEBAN TANGGUNGAN(DEPENDENCY RATIO)

62Sumber: BPS Kab. Konawe 2016

Tabel 3Distribusi Tingkat Pendidikan Kabupaten Konawe Tahun 2016

NO TingkatPendidikan

Jenis Kelamin Persen(%)L (%) P (%) L+P

1 S2 55 20,0 66 8,9 121 11,92 S1 80 29,0 110 14,9 190 18,73 D4 2 0,72 4 0,05 6 0,594 D3 126 45,8 556 75,4 682 67,395 D2 0 0 0 0 0 06 D1 0 0 1 0,01 1 0,0097 SLTA /

sederajat12 4,3 10 1,3 22 2,1

JUMLAAHAH

275 100 737 100 1.012 100Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Konawe 2016

Page 155: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

PEDOMAN WAWANCARA

No Variabel Informasi Informan1 INPUT a. Menurut anda untuk meningkatkan

program kesehatan ibu dan anakapa saja yang dibutuhkan?

b. Bagaimana dengan tahapannya,dilakukan oleh siapa, apa ada timkhusus (eksternal dan Internal) danapakah mereka bekerja sesuaitupoksi ?

c. Bagaimana pemanfaatan danayang telah dianggarkan, sudahsesuai dengan apa yang telahdirencanakan?

d. Bagaimana Alat, Bahan, ataumateri lain yang digunakan untukmenyokong kegiatan program KIAapakah sudah sesuai dengan yangdirencanakan ?

a. Kepala DinasKesehatan

b. Kepala SeksiPerencanaan

c. Kepala SubDinas KIA, danKepalaPUSKESMAS

d. Staff (Bagian KIAdan Bidan)

2 PROSES(PELAKSANAAN)

a. Bagaimanakah prosesperencanaan alokasi dana BOKpada program KIA ?

b. Bagaimanakah perencanaan timPengelola BOK untuk program KIA?

c. Bagaimanakah PerencanaanPengusulan POA untuk programKIA ?

d. Bagaimanakah proses manajemendi puskesmas untuk program KIA ?

e. Bagaimanakah pembahasan POAdi puskesmas dilakukan ?

f. Bagaimanakah proses pencairandan penyaluran dana BOK untukprogram KIA ?

g. Bagaimanakahpertanggungjawaban keuangandari puskesmas ke DINKES untuk

a. Kepala DinasKesehatan

b. Kepala SeksiPerencanaan

c. Kepala SubDinas KIA, danKepalaPUSKESMAS

d. Staff (Bagian KIAdan Bidan)

Page 156: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

program KIA ?h. Bagaimanakah pemanfaatan

kegiatan pelayanan kesehatan Ibuseperti P4K, pelayanan kesehatanibu bersalin, pelayanan kesehatanibu nifas, dan pelayanan keluargaberencana ?

i. Bagaimanakah pemanfaatankegiatan pelayanan kesehatanAnak seperti pelayanan gizi,pelayanan kesehatan neonatus,pelayanan kesehatan bayi, danpelayanan kesehatan balita ?

j. Bagaimanakah pengawasan daridinas kesehatan ke puskesmasdan pengawasan kepalapuskesmas ke pengelola programterkait dana BOK untuk programKIA?

k. Bagaimana pelaporan penerapananggaran BOK untuk program KIA?

3 OUTPUT(EVALUASI)

a. Bagaimanakah model evaluasiyang digunakan?

b. Bagaimana dengan instrumentevaluasinya, kapan dlaksanakan?

c. Berapa jumlah dan apa jenis-jenisprogram kesehatan Ibu dan Anakyang sudah dilakukan ?

d. Bagaimana mengetahui berapaJumlah orang atau anggotamasyarakat yang telah meningkatkesehatannya oleh karena programKIA yang dibiayai oleh BOK ?

e. Bagaimana cara mengidentifikasiMeningkatnya fasilitas umumpendukung program kesehatan ibudan anak dimasyarakat ?

f. Apa indikator keberhasilanprogram?

a. Kepala DinasKesehatan

b. Kepala SeksiPerencanaan

c. Kepala SubDinas KIA, danKepalaPUSKESMAS

d. Staff (Bagian KIAdan Bidan)

Page 157: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

4 PEMBIAYAAN a. Bagaimana model pembiayaanyang biasa dilaksanakan?

b. Bagaimana alur untukmendapatkan pembiayaanprogram KIA?

c. Darimana saja dana pembiayaanprogram KIA?

d. Bagaimana dengan programkhusus dari pusat untuk programKIA?

e. Apakah anda merasa cukupdengan dana yang diberikan?

a. Kepala DinasKesehatan

b. Kepala SeksiPerencanaan

c. Kepala SubDinas KIA, danKepalaPUSKESMAS

d. Bendahara BOKDinas Kesehatan& PUSKESMAS

Page 158: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

MATRIX WAWANCARA

No Variabel Jawaban/Reduksi Kategorisasi Intrepretasi1 INPUT a. Menurut anda untuk meningkatkan program kesehatan ibu dan

anak apa saja yang dibutuhkan?

1. “….Jadi yang pertama dibutukan untuk meningkatkan KIAadalah data base, sasaran dan data base KIA di semuapuskesmas. Kemudian selain data base juga ada data2teknis KIA, jadi seperti tingkat kematian dan juga tingkatkelahiran. Pentingnya perencanaan ialah untuk, eeeee, apa,mengantisipasi kegiatan KIA kedepan. Ia, jadi untukmenunjang program itu kan harus ada perencanaan,implementasi dari perencanaan itu kan pelaksanaankegiatan. Ia, jadi harus direncanakan dulu ya….” (JW, 35Tahun)

2. “……Cara mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan utkprogram KIA jadi mengidentifikasinya itu kan menurut sumberdaya yang ada, sumber daya data, kemudian tenaga KIA itusendiri, kemudian sasaran, ah itu semua diidentifikasitermasuk permasalahan yang ada, semua dipadukankemudian digodok, tapi tetap disesuaikan dengan targetprogram, itukann misalnya, apa, target K1, itukan kita melihatevaluasi yang tahun lalu kemudian kita sesuaikan dengandata yang ada sekarang…” (IE, 37 Tahun).

3. “…Kalau saya pak dana juga penting, nah itumi yang kasihjalan program. Kalau tidak ada itu tidak jalan apa-apa..” )AA,28 Tahun)

Pentingnya sebuahperencanaan dalamsuatu program

Data dasar atau database sangatdibutuhkan untukmengidentifikasi apayang akan dilakukan

Dana diperlukanuntuk menjalankansebuah program

Perencanaan matangyang berasal dari database atau sumer dataterpercaya

b. Bagaimana dengan tahapannya, dilakukan oleh siapa, apa adatim khusus (eksternal dan Internal) dan apakah mereka bekerjasesuai tupoksi ?

1. “…..Jadi begini, program yang ada di jalankan diPUSKESMAS itu sudah adaji menunya dari pusat, ya jadi kitadisini tinggal melaksanakan saja. Kita juga disini hanyamenyesuaikan sesuai dengan kemampuan ta’, termasukdilihat juga berapa lagi dana yang masuk. Pertimbangannya

Penentuan programdilakukan ataumengikuti programpusat danPenunjukkandilakukan olehpemimpinPuskesmas.

Melakukan rapat

Penunjukkan dilakukanoleh pimpinanPuskesmas berdasarkansumber daya yangtersedia, diamanprogram yang akan

Page 159: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

dengan menyaring hasil data laporan dan hasil perencanaanpada tingkat PUSKESMAS, baru data-data itu disaringdengan tim perencana seksi program KIA, tapi ini barutahapan awal saja…..” (MA, 45 Tahun).

2. “….Ya nanti sebelum ada pembuatan program, para bidanyang sudah ditunjuk itu, akan berembuk dulu kira-kirakegiatan apa yang akan dilakukan, dan umumnya ini sama jidengan semua Puskesmas….” (DD, 32 Tahun).

3. “…semua kegiatan ada TUPOKSInya, biasanya kita disinidisesuaikan ji dek, apalagi ada juga PoA yang dibikin..”(RB,30 Tahun)

koordinasi antarabidan pelaksana

TUPOKSI dan PoAsebagai acuan.

dilaksanakan mengikutiprogram yang telah adasebelumnya

c. Bagaimana pemanfaatan dana yang telah dianggarkan, sudahsesuai dengan apa yang telah direncanakan?

1. “…kegiatan yang paling banyak itu meliputi kegiatan ibuhamil seperti pemantauan WUS, PUS, KB tapi itu-itu terus jiprogramnya sama seperti tahun kemarin, jadi walaupunsudah ada program yang akan dijalankan dari dinas dandigabung dengan hasil rapatnya itu bidan koordinasi tetap jiitu lagi kegiatannya, mungkin karena susah mi lagi dapatinovasi kegiatan petugas…” (IE, 37 Tahun)

2. “…kalau sesuai, sesuai ji pak hanya itu biasa lama ji keluarsaja…”(PS, 30 tahun)

3. “….Pemanfaatan nya sudah sesuai, bahkan cenderung pas-pas an, jadi tak sedikit PUSKESMAS menggunakan, danaPuskesmas yang lain untuk menjalankan program. Tapi kannanti diganti ji itu yang dipakai…”(DE, 50 tahun).

Program kegiatanKIA sama dengantahun kemarin.

Dana nya sesuaidengan yangdirencanakan,pencairannya yangterkadang telat.

Dana nya Pas-pasan, Dana BOK untukProgram disubtitusidulu, kemudiandilanjutkan.

Dana yang dianggarkansudah tepat namunwaktu pencairannyayang terhambat

d. Bagaimana Alat, Bahan, atau materi lain yang digunakan untukmenyokong kegiatan program KIA apakah sudah sesuaidengan yang direncanakan ?

1. “…….Ia artinya kan perencanaan dan KIA itu data base untukkegiatan KIA di BOK itu kan dimulai dari tahapan Puskesmas,jadi puskesmas membuat POA Planing Of Action, jadi semuaprogram itu direncanakan oleh puskesmas kemudian dibawakedinas, didinas diverifikasi, termasuk KIA, keseluruhanprogram harus direncanakan dari bawah, nanti dikabupatenbaru diverifikasi, itupun juga sesuai kebutuhan, jadi tidaklangsung juga langsung disetujui semua program yang maudilakukan di Puskesmas….” (ES, 40 Tahun).

2. “….Ya setelah pihak Puskesmas sudah menetukan siapa-

Alat, bahan, danmateri disesuaikandengan programyang ada atauberjalan sebelumnyayang disesuaikandengan Poa, tidaksemua programdisetuju.

Pimpinan petugasyang menunjukpetugas dancoordinator kegiatanyang terlibat.

Sudah sangat sesuai,karena telahdigambarkan padatujuan program yang adapada POA

Page 160: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

siapa toh petugas yang terlibat dalam program KIA danprogram apa yang akan dilaksanakan, mah nanti dia kasih dikita supaya ditindaklanjutu, dari situ baru kita tahu kira-kirauntuk KIA berapa anggarannya dan untuk kegiatan apasaja….”(NP, 40 Tahun)

3. “…iyeka anu ji yang dibutuhkan paling data tahun lalu,kalaualat dan bahan paling apaji. Biasanya dari inventarisPuskesmas ji di pakai..” (JW, 35 Tahun)

Data tahun lalusangat penting,peralatan juga dapatditemukan dariInventaris tahunsebelumnya.

2 PROSES(PELAKSANAAN)

a. Bagaimanakah proses perencanaan alokasi dana BOK padaprogram KIA ?

1. “ penting juga untuk kita undang kalangan professionalkesehatan, untuk tahu kira-kira program ta, apa yang perluditambah, ya kalangan professional ini diajak berbincangapakah program ini sudah pas apa tidak. Baru bagus jugayang dikenal saja supaya anggaran tidak terlalu tinggi..“ (DD,32 Tahun).

2. “…kalau alokasi dananya itu mengikuti ji saja, kebanyakanseperti tahun kemarin, program-program umum yang ada ituyang dijalankan…”(DE, 50 Tahun)

3. “…biasanya disesuiakan jumlah dananya, tipa tahun beda-beda sedikit, tergantung juga berapa banyak tenaga yangdigunakan, apa yang mau dilakukan, dengan sasaranprogram berapa banyak.. “(IE, 37 Tahun).

MengundangKalanganprofessional/akademisi, untuk perumusanprogram yang lebihbaik.

Rencana Alokasidana mengikutijumlah anggarantahun kemarin.

Alokasi danadisesuaika, setiapperiode berbeda-beda.

Perencanaan alokasiDana BOK disesuaikandengan Acuan danaBOK tahun sebelumnya.

b. Bagaimanakah perencanaan tim Pengelola BOK untukprogram KIA ?

1. “…...Ya biasanya itu anggranna lama cairnya, malah biasahampir mau sudah habis tahun ya baru jadi. Tapi biasanyakalau kita walaupun belum ada dana nya cair, ya dibiikinmemang mi itu program yang akan dilaksanakan…” (IL, 38Tahun).

2. “…untuk anggota nya kitas sesuaikan ji dengan sumbertenaga yang ada, karena ini KIA jadi yang masuk tim programbidan-bidan ji kebanyakan..”(MW, 40 Tahun).

3. “…Kalau tim pengelola BOK, itukan Puskesmas ji yang ambilalih, kalau disini Kepala Puskesmas ji tunjuk BidanKoordinator, lalu nanti BIKORnya yang panggil anggota, adamemang mi di kasih tahu jumlah nya berapa per programkegiatan.. “ (AA, 28 Tahun)

Anggaran terlambatcair, terkadang padaakhir-akhr tahun.

Bidan anggotautama yangdibutuhkan dalamprogram KIA.

Penunjukkandilakukan olehkepala Puskesmas,lalu ke bidancoordinator (BIKOR),dan Bikor yangmencari angotanya.

Tim yang dibentuksudah sesuai, Timdibentuk oleh pihakPuskesmas, yang didominasi oleh tenagabidan

Page 161: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

c. Bagaimanakah Perencanaan Pengusulan POA untuk programKIA ?

1. “…PoA kan isinya disesuaikan dengan data yang dimilikiPuskesmas, nanti PoA juga dilampirkan pas laporanpertanggungjawaban, dar tahun ke tahun tidak ada Poa yangberubah bagaimana sekali, yang paling disesuiakancakupannya dengan sumber daya di Puskesmas nya saja.. “(NA, 34 Tahun)

2. “Poa itukan rencana yang disusun bersama dengan PihakPuskesmas, kayak kita ini semua mi, tentang apa saja yangakan dilakukan, Program KIA itukan umumnya tidak berubah.Kalau setahu saya bisa beda programnya kecuali diamasukkan di program kegiatan khususnya, itupun kalau lebihdananya, tapi di Puskesma ta tidak ji…: (HR, 36 tahun)

3. “POA disusun bersama-sama berdasarkan data yang kitapunya sebelumnya, misal angka kesakitan kematian,kelahiran, itu-itu ji data base nya, ya paling bagus konsepnyadiikuti ji POA sebelumnya selama masih sesuai..” (RR, 26tahun).

POA disesuiakndengan datakesehatan yangdimiliki Puskesmas

POA KIA umumnyatidak berubahsignifikan

POA disusunbersama-samaberdasarkan data.

Penyusunan POAdilakukan bersama-sama oleh petuga.

d. Bagaimanakah proses manajemen di puskesmas untukprogram KIA ?

1. “….kami berharap agar semua orang dapat berpartisipasiuntuk dapat memantau jalannya program kami, baik sebagaipeserta ataupun fasiliator bahkan narasumber, dengan begitukami akan lebih terbantu… “(DD, 32 Tahun)

2. “…maksudnya manajemen?ya tetap keputusan tertinggi dikapus ji, kami sebagai pelaksana yang orang lapangan,Pertanggung jawaban dengan kapus nanti terakhir dilihat dilaporan..”(ES, 40 tahun)

3. “ …Manajemennya berlangsung baik ji kalau disini, karenajelas pembagian tugas perencanaan, waktunya, dananya,rinci ji, ya menyesuaikan saja sebenarnya, yang pentingprogram jalan dan sesuai target itu ji..” (NR, 38 tahun)

Diharapkan semuaorang untukberpartisipasi dievent berikutnya.

Penerapankeputusan tertinggitetap di kepalaPuskesmas.

Manajmen berjalanbaik, sehinggahasilnya berjalanbaik

Manajemen telahterlaksana dengan baik,dimana semyantadisesuakan dengan POAyang telah dibuat.

e. Bagaimanakah pembahasan POA di Puskesmas dilakukan ?1. “…pembahasan PoA kalau kami Cuma menerima laporan dari

Puskesmas saja, itu intern mereka yang buat PoA, yangmereka cantumkan saat laporan pertanggungjawaban“ (IS, 37tahun)

2. “…PoA itu yang ikut buat Cuma saya (Kapus), BidanKoordinator, sama bendahara. Banyak nya kegiatan biasanya

LOA dibuat secarapribadi oleh pihakPusekesman.

Pembuatan POAdidukung olehpemerintah.

POA merupakan

POA dibahas dan dibuatbersama denganprogram lain selain KIA

Page 162: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

masih mengacu pada data tahun sbeelumnya, paling banyakdiubah paling Cuma sumber daya, dana sama waktupelaksanaannya ji…”(AL, 32 tahun).

3. “POA itu kan dibikin semua, sama-sama dengan program lainkalaupun mau disesuaikan nanti yang ditunjuk sebagaikoordinasi yang komunikasikan secara langsung denganKapus. Yang jelas semua yang terlibat diikutkan dalampembuatan POA..” (SM, 45 Tahun)

hasil pemikiranbersama

f. Bagaimanakah proses pencairan dan penyaluran dana BOKuntuk program KIA ?

1. “..kalau aturan benarnya ya dana keluar sebelum kegiatandillakukan, namun biasanya kita Cuma melampirkan PoaSalah satunya untuk kalim itu dana. Dana biasa cair padasaat program sedang berjalan atau akhir-akhir. Makanyabiasa dana yang lain yang dipakai dulu…” (PS, 30 tahun)

2. “….biasanya didahului juga dengan permohonan anggaranuntuk daerah kerja PUskesmas, banyak pertimbangan untukjumlahnya karena banyak faktor yang dilihat misal luaswilayah, dan juga program tahun lalunya..”(MP, 28 tahun)

Semua programtelah terlaksanadengan baik,pencapaian sesuaitarget.

Permohonna jumlahdana BOK, namunjumlah nya akandisesuaikan olehbeberapa faktor.

Program berjalandengan baik sesuai POAyang telah disusun

g. Bagaimanakah pertanggungjawaban keuangan daripuskesmas ke DINKES untuk program KIA ?

1. Laporan akhir masing-masing Puskesmas yang telahdisetujui, itu yang biasanya digunakan sebagaipertanggungjawaban, kalau kami disini biasanya Kapus nyayang bawa langsung biar dia bisa jelaskan daerahnya.. “(ES,40 tahun)

Laporan akhir yangtelah disetujui,sebagi bukti tanggungjawab pelaksanaanprogram

Tanggung jawabsepenuhnya oleh kepalaPuskesmas, namununtuk level lebih rendahadalah tanggug jawabbidan krdinasi padaprogram dijalankan

h. Bagaimanakah pemanfaatan kegiatan pelayanan kesehatanIbu seperti P4K, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanankesehatan ibu nifas, dan pelayanan keluarga berencana ?

1. “….kalau program, Alhamdulillah semua berjalan ji, ada biasayang terkendala dua – sampai tiga minggu seperti pemberiantablet Fe pada remaja wanita, itu biasa karena dananya jibelum cair, tapi biasa juga kalau ada dana lebih sedikit yangkita tutupi dulu buat program yang akan berjalan…” (ES, 40Tahun).

2. “..tinggi ji partisipasinya masyarakat, karena itu mi lihat setiapprogram yang dijalankan apa masyarakat yang datang banyakapa tidak, sesuai target apa tidak. Paling terakhir dilihat kalausudah sesuai target apa tujuannya tercapai apa tidak.. “(NR,38 tahun).

Program berjalanlancar, namunadakalanya sistemsubtitusi dana agarprogram lain jugatetap jalan.

Partisipasimasyarakat tinggipada setiapprogram.

Dimanfaatkan denganbaik, dubuktikan denagnantusiasme wargamasyarakat.

Page 163: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

i. Bagaimanakah pemanfaatan kegiatan pelayanan kesehatanAnak seperti pelayanan gizi, pelayanan kesehatan neonatus,pelayanan kesehatan bayi, dan pelayanan kesehatan balita ?

1. “….kalau program gizi dan balitanya, semua berjalan ji, adabiasa yang terkendala tapi bisa diatasi, kalau masyarakatpemeriksaan pasti nanti kalau anaknya sakit saja,lebihnyatidakmi inimi yang kasih susah…” (ES, 40 Tahun).

2. “…anu ji bagus, karena buktinya masyarakat banyak yangdatang periksa, karena mereka pikir daripada nanti repotnyakan, paling banyak itu kesehatan bayi sama ibu hamilnya..“(RB, 30 Tahun)

3. “…. Ya semua program telah terlaksana dengan indkatornyamasing-masing. Ada 18 program yang kami keluarkan danAlhamdulillah semuanya mencapai pencapaian, dan dikatakantelah berjalan 100% dengan pemanfaatan dana BOK…”(MA,45 Tahun).

Berjalan, namunbanyak kebiasaanibu terkait anak yanghars dilupakan.

Banyak masyarakatyang datangmenghadiripestanya.

Semua programyang dilaksanakantelah mencapaitarget.

Berjalan dengan baikseusia denganindikatornya. Sedikitbermasalah padakepatuhan memeriksakesehatan ibu dan bayi.

J. Bagaimanakah pengawasan dari dinas kesehatan kepuskesmas dan pengawasan kepala puskesmas ke pengelolaprogram terkait dana BOK untuk program KIA?

1. “…dalam pelaksanaan program pengawasan dilakukan olehbidan koordinasi, kemudian di atasnya itu kepala Puskesmas,baru langsung ke Dinas, tidak semua nya langsung ke Dinas,kan repot juga kalau dinas setiap hari awasi..”(HR, 36 Tahun)

2. “ …masalah pengawasan kegiatan Puskesmas yang awasilangsung nanti dia melapor ke dinas, kalau masalahpenggunaan dana di setiap program internal Puskesmas yangtahu, tapi kan sebenarnya juga sudah dijelaskan mi di POAdengan nanti adaji juga laporan pertanggung jawabannya.. “(DD, 32 Tahun)

3. “..kalau dinas mau turun biasanya dinas juga akan langusngturun, tapi melapor dulu, supaya Puskesmas juga tahu, nahnanti disitu baru dilihat sudah berapa banyak dipakai, dipakaibuat apa, apa saja program yang sudah jalan, paling itu ji.Tidak ada itu sidak-sidak. Sebenarnya bagus ji apalagi kalaubagus mi anamnya Puskesmas ta juag..” (LL, 36 tahun)

Tidak semuapengawasankegiatan langsungke Dinas, adatahapnya.

Tindakanpengawasan diawasilangsung olehpemerintah

Sebelum pihak dinasturun meninjau,baiknya jangankeluar.

Pengawasan dilakukanlangsung oleh bidankordinasi, yang dibawahidan kepala puskesmassebagai pemimpin.

Page 164: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

b. Bagaimana pelaporan penerapan anggaran BOK untukprogram KIA ?

3 OUTPUT(EVALUASI)

a. Bagaimanakah model evaluasi yang digunakan?1. “Ya kalau dari kita puskesmas biasanya kita lihat apakah

sudah pas waktu, pendanaan, pendanaan dan kegiatan yangdilaksanakan…” (ES, 40 Tahun).

2. “….Kalo model evaluasi yang dilakukan kan tiap bulan merekamelakukan evaluasi melalui laporan, melalui pertemuan-pertemuan bulanan KIA, mereka melakukan evaluasi….” (NR,38 Tahun).

3. “…saya kurang jelas juga evaluasinya, tapi kalau dari Bidancoordinator setiap selesai program, terus dia kumpul lagianggotanya untuk melapor, biasanya disuruh buat laporankegiatan juga. Tapi kalau saya biasanya laporan resminyasaya tunggu kalau semua programnya sudah selesaidilakukan, karena saya takut nanti saya yang kewalahan untukkumpul laporannya kalau perkegiatan begitu. Tapi, sebelumturun kegiatan mereka tetap melapor kok.. “ (DE, 50 tahun).

Evaluasi tepat jikatepat waktu,pendanaan, dankegiatan yangdilaksanakan.

Model evaluasidilakukan melaluipertemuan bulananKIA

Bidan Koordinatorakan mengumpulkanpara bidan untukdievaluasi setiapsetelah kegiatan

Evaluasi dilakukan padaakhir programpelaksanan(setelaselesai)

b. Bagaimana dengan instrument evaluasinya, kapandlaksanakan?

1. “…..kita ndi, melakukan penilaian dengan cara memintapenanggung jawab program membuat laporan administrasilaporan kegiatan…” (JW, 35 Tahun).

2. “….ya laporan yang ada kami tinjau apakah sudah berjalantepat waktu, alokasi anggaran sudah sesuai, dan sumber dayayang tepat sudah di maksimalkan, itu ji yang penting, ohdengan itu pencapaiannya indikatornya disesuaikan ji denganJuknis nya…” (MA, 45 tahun)

3. “…setahuku instrument evaluasinya itu ji tadi PoA nya, palingterakhir dilihat statsistik perubahan kesehatannya masyarakat,semuanya laporan di akhir kegiatan baru dilapor mi ke atas.Kita disini itu ya 3 bulan atau 6 bulan tergantung kebutuhan,tidak tahu yang lain..(NP, 40 Tahun)

Penilaian memintaLaporan kegiatan

Peninjauan laporanuntuk mengecekalokasi penggunaandana

Instrumen statisticlaporan perubahanstatus kesehatanMasyarakat.

Instrument berupapengecekkan datastatistic cakupankesehatan

Page 165: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

c. Berapa jumlah dan apa jenis-jenis program kesehatan Ibu danAnak yang sudah dilakukan ?

1. “ …ya walaupun ada sumber dana lain selain BOK, tapi kantidak semua itu dana buat program KIA tapi juga harus dibagidengan program-program urgent lainnya seperti P2L yangmembutuhkan dana yang cukup besar juga…”(JW, 35 tahun)

2. “…kami tidak bisa mengatakan pengguyuran dana nya secaralangsung berapa, Cuma memang penggunaan dana BOKuntuk program KIA sudah termasuk yang besar dan maksimalpengalokasiannya, dan kami rasa hal tersebut cukup, buktinyasemua program berjalan ji semua…”(NR, 38 Tahun)

3. “…banyak kegiatannya Pelayanan kesehatan ibu ituKesehatan ibu bersalin, nifas, KB, baru kehamilan juga. Kalauanaknya iasanya gizi, bayi baru lahir(neonates), bayi, balita,ASI, Posyandu, begitu ji, kalau dana perkegiatan biasanya.. “(MP, 28 Tahun).

Ada sumber danaselain BOK, namuntidak semua danaBOK untuk programKIA

Alokasi Dana BOKuntuk Program KIAcukup besar

Kegiatan pelayanankesehatan ibu, bayi,dan anak balita

Pelayanan ksehatan ibu,balita, dan bayi afalahprogram utama yangdipadukan isu sosial

d. Bagaimana mengetahui berapa Jumlah orang atau anggotamasyarakat yang telah meningkat kesehatannya oleh karenaprogram KIA yang dibiayai oleh BOK ?

1. “…..ya kita cuma periksa laporan yang kita terima dari masing-masing koordinator program, kan ada dokumentasinya, selainitu kan pihak Puskesmas juga terlibat secara langsung, makasemua program dapat di evaluasi laporan yang merekaberikan…”(IE, 37 Tahun)

2. “…tidak bisa kalau cepat begitu dek karena ini masalahkesehatan yang mau diukur, sifatnya berubah-ubah, ya palingminimal 6 bulan ini dilihat dampaknya ini program, tergantungbesar atau kecil program yang dilaksanakan (DE, 50 tahun)

Memeriksa laporandari coordinatorprogram

Pengukuranpeningkatankesehatan tidakdalam waktusingkat

Memiliki periode waktutertentu (min. 6 bulan)

e. Bagaimana cara mengidentifikasi Meningkatnya fasilitas umumpendukung program kesehatan ibu dan anak dimasyarakat ?

1. “…kalau untuk itu tidak ada, semisal kalau ada kita bina danbimbing petugas, ya pada saat pelatihan saja, setelah itu nantikita tidak lihat mi sejauh mana peningkatan dan partisipasinyauntuk program KIA,… anu karena kurang sekali danannya…”(IL, 38 Tahun).

2. “…..evaluator yang memantau keberhasilan program ya kita

Peningkatanpartisipasi dalamprogram KIA

Evaluasiberdasarakankemampuan petugaskesehatan

Keaktifan petugas

Meningatnya kualitaskerja petugas

Page 166: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

kita ji, itupun kalau mau datang pihak dinas ya disesuaikandengan kesiapan dari Puskesmas…”(NA, 34 Tahun)

3. “…..identifikasi? mungkin lebih cocok kalau dibilangbagaimana ditahu apa-apa saja yang dilakukan atauditambahkan. Ya paling ituji dari aktifnya petugas saja, kalaufasilitas tidak ada, kah yang dilakukan dalam program yalayanan saja memang..” ((ES, 40 Tahun).

dalam menjalankanprogram.

f. Apa indikator keberhasilan program?

1. “….Indikator keberhasilan programnya ada beberapa indikator,jadi sudah ada target, jadii…. Berdasarkan target, jadimisalnya target 80%, indikatornya eeee… kalo K1, kaloootidak tercapai ya dicari permasalahannya kenapa tidaktercapai, bisa saja karena data proyektif, bisa juga melebihi!Karena data data proyektif sekarang kan berdasarkan dataPUSDATIN tidak selamanya sama dilapangan, ya. Jadi bisacakupan mereka melebihi bisa juga kurang. Karena anu,estimasi factor itu kan bukan data real kalo pusdatin, jadi bisasaja lebih besar dia punya sasaran, jadi indikatornya kalo 80%bisa tidak tercapai karena tidak sesuai data real dilapangan,padahal puskesmas sudah menyatakan 100%, padahaldibanding kalo dengan data sasaran oleh pusdatin tidak cukup80% karena lebih besar target dari sasaran pusdatin…” (MA,45 Tahun).

2. “…Indkator yang digunakan itu berdasarkan dari laporanharian, misal dari angka kunjungan K4, pemberian tabletFe(Besi), persalinan dibantu tenaga kesehatan nah itu semuayang dikaji selama setahun, jadi ada waktunya. Kan dijelaskansemua di Poa waktu pelaksanaannya.. “ (MW, 40 tahun)

3. “…ya kalau kita ukur biasa kalau misalnya cakupanpresentase pengguna layanan atau partisipasi masyarakatdalam program sudah emmenuhi target. Berhasil dan tidak itubiasanya ada jangka waktunya, ya maksimal sebelum periodeberikutnya lagi. Kalau dipusat paling dia lihat dari laporan itusaja.. “(AA, 32 tahun)

Berdasarkan targetcakupan pelayanankesehatan.

Laporan harian tiapprogram yangdilaksanakan

Mengukur cakupanpresentasepengguna layananserta partisipasimasyarakat.

Indicator berupacakupan peningkatanKPI lai nyasar ya.

Page 167: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Indepth Interview dengan Bendahara BOK

Gambar 2. Indepth Interview dengan Koordinator Bidan Puskesmas Uepai

Page 168: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

Gambar 3. Indepth Interview dengan Staff Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe

Gambar 4. Indepth Interview dengan Kepala Bagian KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe

Page 169: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan

Gambar 5. Indepth Interview dengan Penanggung Jawab Pemanfaatan Dana BOK Dinas KesehatanKabupaten Konawe

Gambar 6. Indepth Interview dengan Kepala Puskesmas Uepai

Page 170: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan
Page 171: digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTg... · pemanfaatan dana BOK melalui pendekatan sistem dilihat dari input, ... dalam pemanfaatan