repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2469/1/98266... · tujuan...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE
SNOWBALL THROWING TERHADAP
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Disusun Oleh:
Rahmadini Husna
105017000434
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
ABSTRAK RAHMADINI HUSNA, Pengaruh Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Oktober 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model Coopertive Learning tipe Snowball Throwing terhadap hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini dilakukan di MTs. Negeri Legok Tahun Ajaran 2010/2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian Two Group Randomized Subject Posttest Only. Subyek penelitian ini adalah 72 siswa yang terdiri dari 36 siswa untuk kelas eksperimen dan 36 siswa untuk kelas kontrol yang diperoleh dengan teknik sampel acak kelas pada siswa kelas VII. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar matematika yang terdiri dari 20 butir soal bentuk pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t, dan berdasarkan perhitungan uji-t menunjukkan thitung 2,37 dan ttabel 1,66 pada taraf signifikansi 5% yang berarti thitung > ttabel (2,37 > 1,66), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ” Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional”. Dengan demikian, model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.
Kata kunci : Cooperative Learning, Snowball Throwing, Hasil Belajar.
i
ii
ABSTRACT
RAHMADINI HUSNA, The Influence of Cooperative Learning type Snowball Throwing on Students Mathematics Learning Outcomes. The paper of Mathematics Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, Oktober 2010. The purpose of this research is to determine the influence of Cooperative Learning type Snowball Throwing on students mathematics learning outcomes. The research was conducted at MTs Negeri Legok for academic year 2010/2011. The method used in this research is quasi experimental method with Subject Two randomized posttest-only group. The subject of this research are 72 students consisting of 36 students for grade 36 students to experimental and control classes obtained by cluster random sampling technique in class VII. Instruments are obtained from the test scores of students mathematics learning outcomes. Tests consisted of 20 questions in mulitiple choice. Data analysis technique used in this research are t-test to test the hypotesis with thitung 2,37 and ttabel 1,66 in taraf signifikansi 5% it’s mean thitung > ttabel (2, 37 > 1, 66) , then H0 rejected and Ha accepted. So it can be concluded that " The students who taught with cooperative learning type Snowball Throwing have mean score of students mathematics learning outcomes higher than who taught with convensional learning”. Therefore cooperative learning model type Snowball Throwing is effected to students mathematics learning outcomes. Keywords: Cooperative Learning, Snowball Throwing, Learning Outcomes.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini merupakan
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat
terbatas, maka adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak
sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
2. Ibu Dra. Maifalinda Fatra, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika.
3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika.
4. Bapak Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd, pembimbing I yang selalu memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Lia Kurniawati, MPd, pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika.
7. Ibu Halimatussadiyah, S.Ag, kepala MTs. Negeri Legok yang telah banyak
membantu penulis selama penelitian berlangsung.
8. Ibu Fiyanti Malawati, S.Pd, guru pamong tempat penulis mengadakan penelitian.
9. Ayah dan ibuku tercinta yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Suami dan putriku tersayang yang senatiasa memberiku motivasi, dukungan,
semangat dan pengertiannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iii
iv
11. Kakak dan adikku tercinta yang senantiasa memberikan doanya kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman ku tercinta, mahasiswa dan mahasiswi jurusan pendidikan
matematika angkatan 2005, semoga kebersamaan kita menjadi kenangan terindah
untuk menggapai kesuksesan dimasa mendatang.
13. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan dan informasi
serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Semoga Allah SWT dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik
yang diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan-
kekurangan karena terbatasnya kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu pengetahuan. Amin.
Jakarta, Oktober 2010
Penulis
Rahmadini Husna
DAFTAR ISI
hal
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 6
D. Perumusan Masalah .................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIK DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS ..................................................................................... 8
A. Deskripsi Teoretik ....................................................................... 8
1. Pembelajaran Matematika ..................................................... 8
a. Belajar dan Pembelajaran ................................................ 8
b. Hasil Belajar Matematika ................................................ 11
2. Model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing ........ 16
a. Model Cooperative Learning .......................................... 16
b. Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing ............ 22
3. Pembelajaran Konvensional .................................................. 25
4. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................. 26
v
B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 27
C. Pengajuan Hipotesis .................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 30
1. Tempat Penelitian ................................................................ 30
2. Waktu Penelitian .................................................................. 30
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................... 30
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ................................ 31
D. Teknik Pengumpulan Data................................................. ........ 31
1. Variabel yang Diteliti .......................................................... 31
2. Data Penelitian ..................................................................... 32
3. Instrumen Penelitian ............................................................ 32
a. Uji Validitas .................................................................... 33
b. Uji Reliabilitas ................................................................ 35
c. Uji Taraf Kesukaran ........................................................ 36
d. Uji Daya Beda ................................................................. 37
E. Teknik Analisa Data ................................................................... 38
1. Uji Normalitas .................................................................... 38
2. Uji Homogenitas .................................................................. 39
3. Pengujian Hipotesis ............................................................. 40
F. Hipotesis Statistik ......................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 44
A. Deskripsi Data ............................................................................. 44
1. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Eksperimen....... 45
2. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Kontrol .......... 47
B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................... 50
1. Uji Normalitas ..................................................................... 50
2. Uji Homogenitas .................................................................. 52
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ......................................... 52
1. Pengujian Hipotesis ................................................................ 52
vi
2. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 53
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 60
A. Kesimpulan ................................................................................. 60
B. Saran ............................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif Dengan Kelompok Belajar
Konvensional .............................................................................. 19
Tabel 2 Waktu Pelaksanaan Penelitian .................................................... 30
Tabel 3 Desain Penelitian . ...................................................................... 31
Tabel 4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Balajar ........................................ 32
Tabel 5 Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas ............................................. 36
Tabel 6 Klasfikasi Interpretasi Taraf Kesukaran ..................................... 37
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok
Eksperimen ................................................................................. 45
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok
Kontrol ........................................................................................ 48
Tabel 9 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ........................................... 50
Tabel 10 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....... 51
Tabel 11 Hasil Uji Homogenitas ................................................................ 52
Tabel 12 Hasil Uji Perbedaan Dengan Statistik Uji t ................................ 53
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Berpikir Model Cooperative Learning tipe Snowball
Throwing ....................................................................................... 28
Gambar 2 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi hasil Belajar
Matematika Kelompok Eksperimen .............................................. 47
Gambar 3 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi hasil Belajar
Matematika Kelompok Eksperimen .............................................. 49
Gambar 4. Pertanyaan Siswa Dalam Satu Kelompok ...................................... 55
Gambar 5. Siswa melempar kertas yang digulung seperti bola ....................... 56
Gambar 6. Siswa sedang melakukan diskusi kelompok .................................. 57
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Wawancara Pra Penelitian .............................................. 64
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen 67
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ...... 91
Lampiran 4. Kertas Kerja Siswa ................................................................... 115
Lampiran 5. Uji Coba Instrumen Tes ........................................................... 116
Lampiran 6. Insrumen Tes ........................................................................... 120
Lampiran 7. Jawaban Instrumen Tes ............................................................ 123
Lampiran 8. Perhitungan Validitas Item Uji Coba Instrumen ...................... 124
Lampiran 9. Perhitungan Reliabilitas Item Uji Coba Instrumen .................. 127
Lampiran 10. Langkah-Langkah Perhitungan Indeks Kesukaran Tes
Berbentuk Pilihan Ganda ........................................................ 129
Lampiran 11. Langkah-Langkah Perhitungan Daya Beda Tes
Berbentuk Pilihan Ganda ......................................................... 131
Lampiran 12. Hasil Perhitungan Validitas, Daya Beda dan Tingkat
Kesukaran Tes Soal Postest ..................................................... 133
Lampiran 13. Lembar Keterangan Perbaikan Instrumen ................................ 134
Lampiran 14. Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol . 137
Lampiran 15. Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Kelompok
Eksperimen ............................................................................... 139
Lampiran 16. Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol .. 143
Lampiran 17. Uji Normalitas Kelas Eksperimen ............................................ 147
Lampiran 18. Uji Normalitas Kelas Kontrol .................................................. 149
Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas .................................................. 151
Lampiran 20. Perhitungan Uji Hipotesis Statistik .......................................... 152
Lampiran 21. Tabel Nilai ”r” Product Moment .............................................. 154
Lampiran 22. Luas Kurva Di Bawah Normal ................................................. 156
x
xi
Lampiran 23. Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Chi Square)...................... 157 Lampiran 24. Nilai Kritis Distribusi F ............................................................ 159
Lampiran 25. Nilai Kritis Distribusi t ............................................................. 161
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan pendidikan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang sangat
kompleks, karena pendidikan adalah suatu proses yang membantu manusia dalam
mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan
permasalahan yang ada. Hal ini senada dengan fungsi pendidikan nasional yang
tertuang dalam Undang-undang Dasar Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3
yang berbunyi :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak manusia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 1
Banyak faktor yang saling menunjang dalam proses pendidikan, antara lain
adalah sekolah. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang
didalamnya terdapat proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Proses pembelajaran dan komponen yang ada didalamnya seperti guru,
peserta didik, tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode pembelajaran, dan sarana
serta prasarana yang tersedia merupakan hal-hal yang dapat menetukan suatu
keberhasilan proses pendidikan.
Saat ini salah satu hal yang dapat menunjukkan suatu keberhasilan proses
pendidikan adalah melalui ujian nasional. Siswa atau peserta didik yang lulus
dalam ujian nasional maka dinyatakan telah berhasil dalam proses pendidikan,
sedangkan siswa yang tidak lulus dinyatakan belum berhasil dalam proses
pendidikan. Salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam ujian nasional adalah
matematika.
1Undang-Undang RI No.20 tahun 2003, Tentang Sisdiknas(Jakarta: depdiknas, 2006), h.7.
1
2
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang harus
dikuasai oleh siswa pada jenjang pendidikan sekolah dasar sampai sekolah
menengah atas. Hal ini menunjukkan bahwa matematika merupakan mata
pelajaran yang memiliki kedudukan penting dalam pendidikan, karena matematika
merupakan bidang studi yang amat berguna dan banyak memberi bantuan dalam
berbagai disiplin ilmu yang lain. Oleh karena itu maka dapat dikatakan setiap
orang memerlukan pengetahuan matematika dalam berbagai bentuk sesuai dengan
kebutuhannya.
Mengingat pentingnya mata pelajaran matematika, maka pembelajaran
matematika harus didesain agar menarik minat siswa dan menumbuhkan dorongan
untuk belajar sehingga mereka terikat dalam proses pembelajaran matematika dan
memiliki sikap positif terhadap matematika. Berdasarkan kenyataan yang ada,
mungkin tidaklah mengejutkan kalau banyak siswa sekolah dan orang dewasa
yang takut dengan matematika dan berusaha menghindarinya. Mereka sering kali
percaya kalau hanya sedikit orang berbakat yang bisa sukses dalam matematika.
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika yang
masih memprihatinkan.Selain itu, hal ini juga dapat dilihat dari data yang
mendukung opini tersebut, yaitu :
Dari hasil studi TIMSS tahun 2007 untuk siswa kelas VIII, menempatkan
siswa Indonesia pada urutan ke-36 dari 49 negara dengan nilai rata-rata untuk
kemampuan matematika secara umum adalah 397. nilai tersebut masih jauh dari
standard minimal nilai rata-rata kemampuan matematika yang ditetapkan TIMSS
yaitu 500. Prestasi siswa Indonesia ini berada dibawah siswa Malaysia dan
Singapura. Siswa Malaysia memperoleh nilai rata-rata 593.2 Skala matematika
TIMSS-Benchmark Internasional menunjukkan bahwa siswa Indonesia berada
pada peringkat bawah, Malaysia pada peringkat tengah, dan Singapura berada
pada peringkat atas. Padahal jam pelajaran matematika di Indonesia 136 jam
2 Ina V.S. Mullis, dkk, “TIMSS 2007 International Mathematics Report”, dari
http://timss.bc.edu/TIMSS2007/techreport.html, 6 September 2009, h. 38.
3
untuk kelas VIII, lebih banyak dibanding Malaysia yang hanya 123 jam dan
Singapura 124 jam.3
Rendahnya hasil belajar juga terjadi di MTs. Negeri Legok. Hal ini terlihat
dari data nilai ulangan harian kelas VII yang rata-rata siswanya masih
mendapatkan nilai di bawah kkm. Selain itu, hasil wawancara dengan guru bidang
studi matematika juga menunjukkan masih banyak masalah–masalah yang
dihadapi siswa dalam pembelajaran matematika. Diantaranya adalah motivasi
belajar siswa yang rendah, kemampuan dasar mereka juga rendah, dan tidak
adanya dukungan dari orang tua untuk belajar. 4 Rendahnya motivasi belajar juga
mengakibatkan siswa tidak aktif dalam bertanya, entah karena takut maupun
karena mereka tidak tahu apa yang ingin mereka tanyakan.
Puncak dari proses belajar adalah hasil belajar siswa yaitu dengan adanya
penilaian. Dalam penilaian hasil belajar, yang memberikan batasan atau ukuran
terhadap penilaian tersebut adalah guru. Guru merupakan kunci dalam
pembelajaran, karena guru menyusun desain pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, dan menilai hasil belajar. 5
Bagaimana mengoptimalkan hasil belajar matematika siswa adalah tugas
seorang pendidik. Untuk itulah dalam proses pembelajaran dibutuhkan suatu
paradigma baru yang diyakini mampu memecahkan masalah tersebut. Paradigma
baru itu ditandai oleh pembelajaran dengan inovasi-inovasi yang berangkat dari
hasil refleksi terhadap eksistensi paradigma lama yang mengalami masa suram
menuju paradigma baru. Beberapa hal yang menandakan pembelajaran paradigma
lama mengalami masa suram, antara lain guru sebagai pengajar bukan pendidik,
sekolah terikat dengan jadwal yang ketat, basis belajar hanya berkutat pada fakta,
isi pelajaran, dan teori semata, hafalan menjadi agenda utama bagi siswa,
komputer lebih dipandang sebagai objek, penggunaan media statis lebih
mendominasi, komunikasi terbatas, penilaian lebih bersifat normatif.6 Selain itu,
3 Ina V.S. Mullis, dkk, “TIMSS 2007 International …………h.195. 4 Fiyanti malawati, Wawancara, Legok, 15 Juni 2010. 5 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.250.
6 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, h. 7.
4
pada saat proses pembelajaran berlangsung juga terlihat kurangnya kerja sama
antara sesama siswa, misalnya saja siswa yang pandai tidak memiliki kemampuan
untuk menjelaskan kepada temannya yang belum mengerti akan materi pelajaran
yang disampaikan.
Paradigma lama tersebut tampaknya sudah tidak relevan lagi untuk kondisi
saat ini yang ditandai oleh perubahan di segala aspek. Pada proses pembelajaran
dengan paradigma lama masih kurangnya variasi model pembelajaran yang
digunakan sehingga proses pembelajaran jadi monoton. Pembelajaran harus turut
berubah seiring dengan perubahan aspek yang lainnya sehingga terjadi
keseimbangan dan kesesuaian.
Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu dengan menggunakan model
cooperative learning. Model cooperative learning merupakan kegiatan
pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama dan saling membantu
mengkonstruksi konsep, dan memahami materi pelajaran.
Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam
membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman.
Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran
sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi
yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran, namun bisa juga berperan sebagai
tutor bagi teman sebayanya.
Cooperative learning juga menghasilkan peningkatan kemampuan
akademik, membentuk hubungan persahabatan, menimba informasi, belajar
menggunakan sopan-santun, meningkatkan motivasi siswa dan belajar
mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam
menghargai pikiran orang lain. Dalam cooperative learning siswa diminta untuk
bekerjasama menyelesaikan masalah dengan menyatukan pendapat demi
memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok maupun individual.
5
Salah satu teknik pembelajaran dalam model cooperative learning adalah
snowball throwing. Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti ‘bola
salju bergulir, dapat diartikan sebagai tipe pembelajaran dengan menggunakan
bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian
dilemparkan secara bergiliran di antara sesama siswa.7 Kegiatan melempar bola
pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa
tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau berbicara, akan tetapi mereka juga
melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada
siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri
karena pada gilirannya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang
terdapat dalam bola kertas.
Pembelajaran Snowball Throwing dinilai cocok diterapkan di Sekolah
Menengah Pertama khususnya untuk pelajaran matematika, karena sesuai dengan
inti dari pembelajaran Snowball Throwing yaitu siswa berkreatifitas dalam
membuat soal matermatika dan menjawab pertanyaan yang diberikan temannya
dengan sebaik-baiknya. Siswa dapat belajar efektif dengan perasaan senang,
karena siswa bisa mendiskusikan gagasan atau yang menjadi pemikirannya dalam
proses pembelajaran. Hal ini sangat baik, karena akan terbentuk persepsi bahwa
matematika merupakan pelajaran yang sangat menarik, dan tujuan pembelajaran
akan tercapai sehingga hasil belajar siswa juga akan baik.
Berawal dari alasan diatas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang hal
itu dengan mengangkat judul : “ Pengaruh Model Coopertive Learning Tipe
Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka
permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Masih rendahnya hasil belajar matematika pada siswa
2. Kurangnya variasi model pembelajaran dalam proses pembelajaran
7 http://etd.eprints.ums.ac.id/4921/
6
3. Proses pembelajaran yang berlangsung masih monoton.
4. Kurangnya kerja sama antara sesama siswa saat belajar.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah perbandingan hasil belajar matematika
siswa yang diajar dengan menggunakan model cooperative learning tipe snowball
throwing dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional di kelas VII, pada materi bilangan bulat.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka
permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model cooperative
learning tipe Snowball Throwing dan hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan pembelajaran konvensional pada pelajaran matematika?
2. Apakah terdapat pengaruh model cooperative learning tipe snowball
throwing terhadap hasil belajar matematika siswa?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar
matematika siswa yang diajar menggunakan model cooperative learning tipe
snowball throwing lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan pembelajaran konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaatnya, antara
lain:
1. Bagi siswa, dapat membantu dalam memahami pelajaran matematika,
mengoptimalkan kemampuan berpikir, tanggung jawab, dan kemampuan
siswa dalam kegiatan pembelajaran.
7
2. Bagi guru, dapat menjadi masukan dalam hal melaksanakan pembelajaran
dan menambah wacana tentang model pembelajaran yang efektif sebagai
upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.
3. Bagi peneliti, dapat memperluas wawasan tentang proses pembelajaran
dengan model cooperative learning tipe snowball throwing di bidang
matematika.
BAB II
PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIK DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Pembelajaran Matematika
a. Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan komponen paling vital dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, sehingga tanpa proses belajar
sesungguhnya tidak pernah ada jenjang pendidikan. Belajar merupakan
tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, belajar hanya
dialami oleh siswa itu sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak
terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh
sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
Berhasil atau gagalnya proses pendidikan amat tergantung pada proses
belajar dan mengajar yang dialami siswa dan pendidik baik ketika para siswa
itu disekolah maupun di lingkungan keluarganya sendiri. Terdapat keragaman
dalam cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning).
Whittaker dalam Djamarah merumuskan belajar sebagai proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.1
Pengertian tersebut senada dengan pendapat fontana yang menyatakan belajar
adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil
dari pengalaman.2 Dengan adanya latihan atau pengalaman maka siswa akan
terbiasa dan selalu teringat akan proses belajar yang terjadi.
Crow dalam Sagala mengemukakan bahwa belajar ialah upaya untuk
memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap.3 Dari
beberapa pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
1 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2009), h.12. 2 Erman Suherman,dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (IMSTEP,
Jurusan Pendidikan FMIPA UPI,2001), h.8 3 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h.13.
8
9
upaya untuk mendapatkan perubahan mulai dari yang tidak tahu menjadi
tahu, dari yang tidak mampu menjadi mampu dan itu semua diperoleh karena
latihan yang berulang-ulang dan pengalaman.
Berbagai eksperimen dilakukan para ahli psikologi tentang proses
belajar mengajar berhasil mengungkapkan serta menemukan sejumlah prinsip
atau kaidah yang merupakan dasar-dasar dalam melakukan proses dan
mengajar atau pembelajaran. Menurut Suprijono, prinsip-prinsip belajar
meliputi, perubahan perilaku, belajar merupakan proses dan belajar
merupakan bentuk pengalaman. 4
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri sebagai hasil
tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari, kontinu atau
berkesinambungan dengan perilaku lainnya, fungsional atau bermanfaat
sebagai bekal hidup, positif atau berakumulasi, aktif atau sebagai usaha yang
direncanakan dan dilakukan, permanen atau tetap, bertujuan dan terarah,
mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. Belajar terjadi karena didorong
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik
yang dinamis, konstruktif, dan organic. Belajar merupakan kesatuan
fungsional dari berbagai komponen belajar. Pengalaman pada dasarnya
adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
Menurut Muhibbin, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: 5
1) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yakni
keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.
2) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yakni
kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
4 Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Belajar), h.4. 5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008), h.132.
10
Dalam kegiatan yang disebut belajar harus ada 4 kondisi yang
fundamental pada diri orang yang belajar, yaitu adanya:
a) Suatu dorongan atau kebutuhan untuk belajar/mempelajari sesuatu.
jari.
b) Suatu perangsangan atau isyarat tertentu sebagai signal/ tanda materi
yang akan dipela
c) Suatu respon utama dari diri orang yang belajar, apakah berupa tindakan
motorik, pengamatan, pemikiran, penghayatan atau perubahan fisiologis.
d) Suatu ganjaran pengukuhan sebagai hasil belajar yang dicapai.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dengan peserta
didik. Interaksi antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran
memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
efektif. Tanpa adanya interaksi antara guru dengan peserta didik, maka proses
pembelajaran tidak dapat berjalan secara maksimal.
Dimyati dan Mudjiono menyatakan pembelajaran adalah kegiatan guru
secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar
secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.6 Hal ini
senada dengan UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah
proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.7 Sebelum memulai proses pembelajaran guru harus
mempersiapkan model dan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan, maka dapat
dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan siswa
yang terprogram dalam desain instruksional dengan menggunakan sumber
belajar untuk mengembangkan kreatifitas berpikir dan kemampuan
mengkonstruksi pengetahuan baru siswa sebagai upaya untuk meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
6 Syaiful Sagala, Konsep ..........................................., h.62. 7 Syaiful Sagala, Konsep............................................, h.62.
11
b. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah
mengalami proses belajar mengajar. Menurut Abdurrahman, “hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.”8
Muhibbin mengemukakan arti hasil belajar adalah “ segenap aspek psikologis
yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa.”9
Sudjana mengemukakan bahwa hasil belajar adalah “suatu perubahan yang
terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai
pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk membentuk kecakapan,
kebiasaan, sikap dan cita-cita”.10
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah hasil akhir setelah siswa mengalami proses belajar,
dimana terdapat perubahan dalam tingkah laku maupun pola pikir siswa yang
dapat diamati dan diukur karena hasil belajar menentukan tingkat
keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Kinsley membagi 3 macam hasil
belajar yakni: 11
(a) keterampilan dan kebiasaan
(b) pengetahuan dan pengertian
(c) sikap dan cita-cita.
Merujuk pemikiran Gagne, ada lima kategori hasil belajar yaitu: 12
(1) Informasi verbal yaitu kemampuan mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan yang tidak memerlukan
manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
(2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan melakukan aktivitas kognitif
bersifat khas untuk mempresentasikan konsep dan lambang.
Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasi,
8 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2009), Cet.II, h. 37. 9 Muhibbin Syah, Psikologi.................................., h.150
10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Matematika,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 22
11 Nana Sudjana, Penilaian Hasil……, hal. 22 12 Agus Suprijono, Cooperative ..................................., h.5-6.
12
kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-
prinsip keilmuan.
(3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
(4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
(5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.
Bloom dan Rathwol mengkategorikan jenis perilaku hasil belajar
kepada tiga jenis ranah yang melekat pada diri peserta didik, yaitu: ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.13
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kerja otak. Dalam ranah
kognitif itu terdapat enam jenjang/level proses berpikir, mulai dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Menurut revisi Bloom,
keenam level tersebut adalah: 14
Knowledge Remembering (Pengetahuan) (Mengingat)
Comprehension Understanding (Pemahaman) (Memahami)
Application Applying
(Aplikasi) (Mengaplikasikan)
Analysis Analyzing (Analisa) (Menganalisa)
Synthesis Evaluating (Perpaduan) (Mengevaluasi)
Evaluating Creating
13Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2009), h .17 14 Prasetyo Wijaya, Mengetahui Level Soal Matematika Dengan Taksonomi Bloom,
http://www.doestoe.com/does/4956972/Mengetahui-level-soal-matematika-dengan-taksonomi-bloom
13
(Evaluasi) (Membuat)
Keterangan :
1. Remembering (Mengingat)
Pada level ini, kerja otak kita hanya mengambil informasi dalam satu
langkah dan menulisnya secara apa adanya.
2. Understanding (Memahami)
Pada level ini, kerja otak kita mengambil informasi dalam satu langkah
dan menjelaskannya secara gamblang.
3. Applying (Mengaplikasikan)
Pada level ini, kerja otak kita mengambil informasi dalam satu langkah
dan menerapkan informasi itu untuk memecahkan persoalan yang ada.
4. Analyzing (Menganalisa)
Pada level ini, kerja otak kita mengambil informasi dalam satu langkah
dan menerapkan informasi itu untuk memecahkan persoalan yang ada.
Akan tetapi informasi itu belum bisa memecahkan permasalahan, sehingga
dibutuhkan informasi lain yang berbeda dari informasi sebelumnya untuk
memecahkan permasalahan.
5. Evaluating (Mengevaluasi)
Pada level ini, kita dihadapkan pada permasalahan yang menuntut suatu
keputusan. Dimana keputusan ini diambil setelah kita melakukan analisa
secara menyeluruh.
6. Creating (Membuat)
Pada level ini, kita diharuskan untuk menghasilkan sesuatu hal/rumus yang
baru yang bisa kita gunakan untuk memecahkan persoalan.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)
atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu.
Hasil belajar tiap individu berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Abdurrahman
14
menyatakan hasil belajar dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri
anak dan faktor yang berasal dari lingkungan. 15 Faktor yang datang dalam
diri siswa antara lain kemampuan yang dimilikinya, minat, perhatian,
motivasi belajar, konsep diri, sikap, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang
datang dari luar meliputi orang tua, guru, teman sekolah, dan sebagainya.
Hasil belajar yang baik dapat diperoleh dengan belajar yang berulang-
ulang, hal ini seperti pada proses belajar matematika. James dan James
mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang
lainnya. Reys menyatakan bahwa matematika adalah “ telaah tentang pola
dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan
suatu alat.”16
Berdasarkan beberapa definisi matematika yang telah dijelaskan, maka
dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai
konsep-konsep yang memiliki pola dan hubungan antara satu dengan yang
lainnya serta dapat digunakan sebagai alat untuk berpikir.
Bruner mengemukakan bahwa belajar matematika adalah belajar
mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur yang tercakup dalam pokok
bahasan yang diajarkan, serta keterkaitan antara konsep-konsep dan struktur-
struktur tersebut.17 Pemahaman terhadap konsep dan struktur suatu materi
menjadikan materi itu dipahami secara lebih komprehensif, peserta didik
lebih mudah mengingat materi itu bila yang dipelajari merupakan pola yang
berstruktur.
Menurut Cockroft siswa perlu belajar matematika karena : 18
(1) selalu digunakan dalam semua bidang kehidupan
(2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai
(3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas
(4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara
15Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi............., h. 42 16 Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran ...., h.18-19. 17 Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran ...., h. 44.
18 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi.........., h.253
15
(5) meningkatkan kemampuan berfikir logis dan ketelitian
(6) dapat memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang
ran yang objektif berupa fakta,
konse
a siswa yang akan diukur dalam penelitian ini
adala
atematika
yang
a terlepas dari sifat-sifat matematika
yang
adalah berjenjang
erjenjang, yaitu dimulai dari
hal yang konkrit dilanjutkan ke hal yang abstrak, dari hal yang sederhana
menantang
Matematika merupakan bahan pelaja
p, operasi, dan prinsip yang semuanya adalah abstrak, maka dapat
dikatakan hasil belajar matematika siswa sebagian besar dinilai oleh guru
pada ranah kognitifnya, penilaiannya dilakukan dengan tes hasil belajar
matematika. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa
tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat
didalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara
konsep-konsep dan struktur-struktur matematika tersebut sesuai tujuan
pendidikan yang ditetapkan.
Hasil belajar matematik
h pada ranah kognitifnya saja yaitu berupa tes formatif pokok bahasan
bilangan bulat. Materi bilangan bulat berkaitan dengan materi bilangan cacah
yang telah dipelajari oleh peserta didik pada tingkat sekolah dasar.
Hasil belajar matematika dipengaruhi oleh pembelajaran m
diartikan sebagai proses belajar matematika oleh siswa dengan
bantuan/pendampingan dari guru. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam
pembelajaran matematika, kegiatan utama dilakukan oleh siswa untuk
mempelajari bahan ajar matematika dalam rangka menguasai kompetensi
yang telah ditetapkan guru matematika.
Pembelajaran matematika tidak bis
abstrak dan sifat perkembangan intelektual siswa yang kita ajar. Oleh
karena itulah kita perlu memperhatikan beberapa sifat atau karakteristik
pembelajaran matematika.19
a. pembelajaran matematika
bahan kajian matematika diajarkan secara b
19 Erman Suherman,dkk., Strategi Pembelajaran..........................., h. 65
16
ke hal yang kompleks, dari konsep yang mudah menuju konsep yang lebih
sukar
pembelajaran matematika mengikuti metode spiral
dalam setiap m
b.
emperkenalkan konsep atau bahan yang baru perlu
jari siswa sebelumnya.
c.
sep matematika melalui contoh-contoh tentang
ki oleh konsep-
d.
erupakan
benaran suatu
2. M
a. ative Learning
tu perencanaan atau
sebagai pedoman dalam merencanakan
pem
memperhatikan konsep atau bahan yang telah dipela
Metoda spiral bukanlah mengajarkan konsep hanya dengan pengulangan
atau perluasan saja tetapi harus ada peningkatan. Spiralnya harus spiral
naik bukan spiral datar.
pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif
pemahaman konsep-kon
sifat-sifat yang sama yang dimiliki dan yang tidak dimili
konsep tersebut merupakan tuntutan pembelajaran matematika.
pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi
kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya m
kebenaran konsistensi, tidak ada pertentangan antara ke
konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar bila
didasarkan atas pernyataan-pernyataan terdahulu yang telah diterima
kebenarannya.
odel Coopertive Learning Tipe Snowball Throwing
Model Cooper
Menurut Joyce model pembelajaran adalah sua
suatu pola yang digunakan
belajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran.20 Model pembelajaran merupakan
suatu pedoman yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan belajar.
20 Trianto, Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), hal. 5
17
Model pembelajaran mempunyai empat ciri, yaitu: 21
1) encipta atau
2) l tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
3) rlukan agar model tersebut dapat
4) lingkungan belajar yan diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
meng
ran kooperatif
merup
a n kooperatif
adala
rasional teoritik logis yang disusun oleh para p
pengembangnya
andasan pemikiran
pembelajaran yang akan dicapai)
tingkah laku mengajar yang dipe
dilaksanakan dengan berhasil
tercapai
erjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu
sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Model cooperative
learning ditandai oleh struktur tugas, tujuan, dan dan reward yang kooperatif.
Siswa dalam situasi cooperative learning didorong dan/atau dituntut untuk
mengerjakan tugas yang sama secara bersama-sama, dan mereka harus
mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas itu.
Slavin dalam Isjoni mengemukakan bahwa pembelaja
akan suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif
sehingga dapat membuat siswa lebih bergairah dalam belajar. 22
Sedangkan Johnson mengemukakan bahwa pembelaj ra
h model pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam mencapai
tujuan bersama. 23 Dalam kegiatan kooperatif, siswa mencari hasil yang
menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok dengan pemanfaatan
kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota
lainnya dalam kelompok itu.
21 Trianto, Model- Model Pembelajaran….., hal. 6 22 Isjoni, Cooperative Learning, (Bandung: Alfabeta, 2009), h.15. 23 Isjoni, Cooperative ............................................................, h.15-16.
18
Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif dalam pendidikan
adalah falsafah homo homini socius, yang menekankan bahwa manusia
adalah makhluk social. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting
artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama tidak akan ada keluarga,
organisasi atau sekolah.
Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Langkah-
langkah pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut. 24
a). Menyampaikan tujuan dan memberikan motivasi kepada siswa.
b). Menyajikan informasi.
c). Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
d). Membimbing kelompok belajar dan bekerja.
e). Evaluasi.
f). Memberikan penghargaan kapada kelompok-kelompok belajar.
Unsur- unsur yang ada dalam pembelajaran kooperatif : 25
1. Mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar
sesama sebagai latihan hidup bermasyarakat.
2. Saling ketergantungan positif antar individu (tiap individu punya
kontribusi dalam mencapai tujuan) dalam satu kelompok.
3. Siswa mempunyai tanggung jawab secara individu.
4. Temu muka dalam proses pembelajaran.
5. Komunikasi antar anggota kelompok.
6. Evaluasi proses pembelajaran kelompok.
Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif tersebut diberitahukan
kepada siswa dengan harapan agar siswa dapat bekerja sama dengan baik
dalam kelompoknya, sehingga menunjukkan sikap baik dalam proses belajar
24 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009),
h. 52. 25 Yatim Riyanto, Paradigma................, h.269-270.
19
mengajar yang pada akhirnya kemampuan akademik atau hasil belajar siswa
menjadi baik, sesuai dengan teori perkembangan yang mengasumsikan bahwa
interaksi antar siswa di sekitar tugas-tugas yang sesuai, meningkatkan
penguasaan mereka terhadap konsep-konsep yang sulit.
Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 26
1. Kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
2. Siswa dalam kelompok sehidup semati.
3. Siswa melihat semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
4. Siswa membagi tugas dan dan tanggung jawab yang sama.
5. Akan dievaluasi untuk semua.
6. Berbagi kepemimpinan dan keterampilan untuk bekerja bersama.
7. Diminta untuk mempertanggungjawabkan individual materi yang
ditangani.
Ada beberapa perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan
kelompok belajar konvensional, yaitu:27
Tabel 1
Pebedaan Kelompok Belajar Kooperatif Dengan Kelompok
Belajar Konvensional
Kelompok belajar kooperatif
Kelompok belajar konvensional
Adanya saling ketergantungan positif,
saling membangun, dan saling
memberikan motivasi sehingga ada
interaksi positif
Guru sering membiarkan adanya
siswa yang mendominasi kelompok
atau menggantungkan diri pada
kelompok
Adanya akuntabilitas individual yang
mengukur penguasaan materi
pelajaran tiap anggota kelompok, dan
kelompok diberi umpan balik tentang
hasil belajar para anggotanya sehingga
Akuntabilitas individual sering
diabaikan sehingga tugas-tugas
sering di borong oleh salah seorang
anggota kelompok sedangkan
anggota kelompok lainnya hanya
26 Yatim Riyanto, Paradigma................, h. 270. 27 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrukvistik (Konsep,
Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya), (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h.43-44
20
dapat saling mengetahui siapa yang
memerlukan bantuan dan siapa yang
dapat memberikan bantuan
“mendompleng” keberhasilan
“pemborong”
Kelompok belajar heterogen, baik
dalam kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, etnik, dan sebagainya
sehingga dapat saling mengetahui
siapa yang memerlukan bantuan dan
siapa yang memberikan bantuan
Kelompok belajar biasanya homogeny
Pimpinan kelompok dipilih secara
demokratis atau bergilir untuk
memberikan pengalaman memimpin
bagi para anggota kelompok
Pemimpin kelompok sering
ditentukan oleh guru atau kelompok
dibiarkan untuk memilih
pemimpinnya dengan cara masing-
masing
Keterampilan social yang diperlukan
dalam kerja gotongroyong seperti
kepemimpinan, mempercayai orang
lain, dan mengelola konflik secara
langsung diajarkan
Keterampilan sosial sering tidak
secara langsung diajarkan
Pada saat belajar kooperatif sedang
berlangsung guru terus melakukan
pemantauan melalui observasi dan
melakukan intervensi jika terjadi
masalah dalam kerja sama antar
anggota kelompok
Pemantauan melalui observasi dan
intervensi sering tidak dilakukan
oleh guru pada saat belajar
kelompok sedang berlangsung
Guru memperhatikan secara proses
kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar
Guru sering idak memperhatikan
proses kelompok yang terjadi
dalam kelompok-kelompok belajar
Penekanan tidak hanya pada
penyelesaian tugas tetapi juga
hubungan interpersonal (hubungan
antar pribadi yang saling menghargai)
Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas
21
Model Cooperative Lerning akan berjalan dengan baik pada kelas yang
kemampuan siswanya merata, namun sebenarnya kelas dengan kemampuan
siswa yang bervariasi lebih membutuhkan model ini. Secara umum,
kelompok heterogen disukai oleh para guru yang telah menggunakan model
pembelajaran cooperative learning. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan,
antara lain kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling
mengajar (peer tutoring) dan saling mendukung, kelompok ini meningkatkan
relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik, dan gender, dan kelompok
heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang
yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk
setiap tiga orang. 28
Pada dasarnya model cooperative learning dikembangkan untuk
mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum
Ibrahim, et al. (2000), yaitu : 29
a. Hasil belajar akademik
Dalam coopertive learning selain memiliki beragam tujuan sosial, juga
dapat memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting
lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang
model ini telah menunjukkan, model struktur penghargaan koopertif telah
dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan
norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
b. Penerimaan terhadap individu
Model cooperative learning juga bertujuan agar siswa dapat bergaul
secara luas dengan orang-orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, dan ketidakmampuannya.
28 Anita Lie, Cooperative Learning( mempraktikkan cooperative learning di ruang-ruang
kelas), (Jakarta : PT. Grasindo, 2009), h.43. 29 Isjoni, Cooperative .................., h.27-28.
22
c. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga cooperative leaning adalah mengajarkan kepada
siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-
ketrampilan sosial penting dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak
muda masih kurang dalam keterampilan sosial.
Kelebihan model Cooperative Learning menurut Jarolimek & Parker
(1993) adalah sebagai berikut : 30
1) adanya saling ketergantungan yang positif antara siswa
2) adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu
3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas
4) tercipta suasana kelas yang menyenangkan sehinggan membuat siswa
merasa rileks
5) terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan
guru
6) siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman
emosi yang menyenangkan.
b. Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing
Salah satu tipe yang ada pada cooperative learning adalah Cooperative
Learning Tipe Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti ‘bola
salju bergulir’ yang dapat diartikan sebagai pembelajaran dengan
menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola
kemudian dilemparkan secara bergiliran di antara sesama siswa. 31
Dilihat dari pendekatan yang digunakan, tipe Snowball Throwing ini
memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan keterampilan proses.
Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi
dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau
30 Isjoni, Cooperative ................., h.24. 31http://etd.eprints.ums.ac.id/4921/
23
berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu
menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian,
tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya
mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola
kertas.
Tipe pembelajaran Snowball Throwing merupakan suatu cara penyajian
pelajaran dengan cara siswa berkreatifitas membuat soal matematika dan
menyelesaikan soal yang telah dibuat oleh temannya dengan sebaik-
baiknya.32 Dengan demikian, siswa dituntut untuk membaca materi yang
akan dipelajari sebelum proses pembelajaran.
Secara rinci langkah-langkah penggunaan tipe pembelajaran Snowball
Throwing ini dapat diuraikan sebagai berikut.33
a). Guru menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan
b). Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil ketua dari setiap
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c). Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-
masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
kepada temannya
d). Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja,
untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang
sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
e). Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa
ke siswa yang lain
f). Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergantian.
32http://etd.eprints.ums.ac.id/4921/ 33 Yatim Riyanto, Paradigma Baru .............., h.280.
24
g). Evaluasi
h). Penutup
Penggunaan model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing
dalam pembelajaran matematika dapat memberikan dampak positif bagi
siswa, karena model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing
memiliki beberapa kelebihan, antara lain : 34
1. Melatih kesiapan siswa dalam proses pembelajaran
2. Siswa saling memberikan pengetahuan.
Penerapan Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing
dinilai cocok dalam pembelajaran matematika khususnya pokok bahasan
bilangan bulat sesuai indikator dalam KTSP, yaitu menyelesaikan operasi
perkalian dan pembagian bilangan bulat. Hal ini dikarenakan dalam proses
pembelajaran Snowball Throwing siswa dilatih untuk selalu siap dalam
membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang diperoleh dari siswa
lain. Semakin banyak siswa menjawab pertanyaan sama dengan siswa
mengerjakan latihan secara berulang-ulang.
Penggunaan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing pada
pembelajaran bilangan bulat dimulai dengan pembentukan kelompok.
Kemudian masing-masing ketua kelompok maju ke depan kelas untuk
mendapatkan informasi materi yang akan dipelajari, misalnya operasi
perkalian dan pembagian bilangan bulat. Tahap berikutnya adalah setiap
siswa mendapatkan satu lembar kertas kerja dan membuat pertanyaan yang
bersangkutan dengan opersi perkalian dan pembagian bilangan bulat.
Selanjutnya adalah melempar kertas kerja yang sudah berisi pertanyaan dan
digulung seperti bola kepada siswa lain yang berbeda kelompok. Setiap siswa
mempunyai tanggung jawab untuk menjawab pertanyaan yang diperoleh dari
siswa lain dan melakukan diskusi dengan kelompoknya untuk membahas
setiap pertanyaan dalam satu kelompok.
34 http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/19/snowball-throwing/
25
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan presentasi dari beberapa
kelompok, karena waktu yang ada tidak memungkinkan setiap kelompok
untuk melakukan presentasi. Pemilihan kelompok yang maju presentasi
berdasarkan pada pertanyaan yang lebih bervariasi dari kelompok lainnya.
Kemudian guru membimbing siswa dalam evaluasi dan membuat kesimpulan.
3. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional adalah sebuah pembelajaran yang biasa
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran
konvensional, guru memiliki peranan yang sangat penting. Guru dituntut
untuk menjelaskan materi dari awal hingga akhir pelajaran untuk menjamin
bahwa semua siswa mengerti akan materi tersebut.
Pembelajaran konvensional menyebabkan siswa menjadi pasif dalam
proses pembelajaran, karena pembelajaran yang berlangsung lebih berpusat
pada guru dan komunikasi yang terjadi adalah komunikasi satu arah. Hal ini
menyebabkan kurangnya interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa.
Siswa lebih banyak mendengarkan, mencatat, dan akhirnya menghafal
penjelasan yang diberikan oleh guru. Dalam proses pembelajaran siswa hanya
sekali-kali bertanya mengenai hal-hal yang disampaikan oleh guru dan
biasanya hal tersebut dilakukan oleh siswa yang sama. Sehingga proses
pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif.
Ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran lebih berpusat pada guru
2. Siswa biasanya lebih pasif dalam proses pembelajaran
3. Siswa merupakan objek pembelajaran
4. Siswa belajar dengan menghafal
5. Bahan ajar biasanya dalam bentuk ceramah, tugas tulis dan media lain
menurut pertimbangan guru
6. Komunikasi antara guru dengan siswa adalah komunikasi satu arah
26
4. Hasil Penelitian yang Relevan
Salah satu penelitian yang menggunakan Model Cooperative Learning
Tipe Snowball Throwing adalah Silfia Maulida dalam penelitiannya yang
berjudul ”Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika
Melalui Kolaborasi Model Quantum Teaching dan Model Kooperatif Tipe
Snowball Throwing pada kelas X-1 SMA Negeri 7 Yogyakarta” Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Quantum Teaching yang
dikolaborasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa meliputi
tahap tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan.
Peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa tampak dari hasil rubric
penilaian komunikasi matematika dari kategori “Sedang” dengan persentase
64,08% pada siklus I menjadi kategori “Tinggi” dengan persentase 77,11% pada
siklus II. Hal ini didukung dengan hasil tes kemampuan komunikasi matematika
siswa yang meningkat dari pre tes dengan persentase 42,71% dalam kategori
“Rendah” menjadi 60,73% dalam kategori “Sedang” pada post tes siklus I dan
pada post tes siklus II menjadi 65,11% dalam kategori “Tinggi”. 35
Penelitian lain yang menggunakan Model Cooperative Learning Tipe
Snowball Throwing adalah Ari Daryani dalam penelitiannya yang berjudul
”Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran
Snowball Throwing”. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) pada kelas VII G SMP Negeri 1 Godong. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep pada sub pokok
persegi panjang dan persegi. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan: 1)
dengan model pembelajaran Snow Ball Throwing dapat meningkatkan
pemahaman konsep matematika hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa yang
mengerjakan soal ke depan kelas sebelum putaran mencapai 15% dan di akhir
putaran mencapai 72,5%, Mengajukan ide/gagasan sebelum putaran mencapai
35Silfia Maulida, Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Kolaborasi Model Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 7 Yogyakarta
27
12,5% dan diakhir putaran mencapai 65%, keaktifan bertanya sebelum
putaran 7,5% dan di akhir putaran mencapai 67,5%. 2) hasil belajar
matematika siswa meningkat dengan menggunakan model pembelajaran
Snow Ball Throwing, disini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dengan nilai
≥ 60 sebelum putaran 10% dan diakhir putaran mencapai 70%, hasil belajar
dengan nilai < 60 sebelum putaran mencapai 90% dan diakhir putaran
mencapai 30%.36
Melihat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan model Cooperative
Learning tipe Snowball Throwing menggunakan sangat efektif untuk
digunakan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian yang menggunakan model Cooperative
Learning Tipe Snowball Throwing.
d. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu
dan memajukan daya pikir manusia. Namun, penelitian tentang matematika
seringkali dianggap sebagai terbatas, individualistik atau kompetitif. Satu
pekerjaan atau perjuangan yang semata-mata ditujukan untuk memahami
materi atau memecahkan masalah yang ditugaskan. Mungkin tidaklah
mengejutkan kalau banyak siswa sekolah dan orang dewasa yang takut
dengan matematika dan berusaha menghindarinya. Oleh karena itu,
diperlukan suatu pembaharuan dalam proses pembelajaran matematika. Pada
proses pembelajaran dengan paradigma lama masih kurang variasi model
pembelajaran yang digunakan sehingga proses pembelajaran jadi monoton.
Pembelajaran harus turut berubah seiring dengan perubahan aspek yang
lainnya sehingga terjadi keseimbangan dan kesesuaian.
36 Ari Daryani, Peningkatan pemahaman konsep matematika melalui model
pembelajaran snowball throwing, http://etd.eprints.ums.ac.id/4921/
28
Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu dengan menggunakan model
cooperative learning. Cooperative learning juga menghasilkan peningkatan
kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk
hubungan persahabatan, menimba informasi, belajar menggunakan sopan-
santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sifat terrhadap sekolah
dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa
dalam menghargai pokok pikiran orang lain.
Tipe dari model cooperative learning salah satunya adalah tipe
snowball throwing. Tipe pembelajaran Snowball Throwing merupakan suatu
cara penyajian pelajaran dengan cara siswa berkreatifitas membuat soal
matematika dan menyelesaikan soal yang telah dibuat oleh temannya dengan
sebaik-baiknya.
Penerapan tipe Snowball Throwing ini dalam pembelajaran matematika
khususnya pokok bahasan bilangan bulat melibatkan siswa untuk dapat
berperan aktif dengan bimbingan guru, agar peningkatan kemampuan siswa
dalam memahami konsep dapat terarah lebih baik. Sehingga hasil belajar
siswa juga akan lebih baik. Secara grafis, penulis menggambarkan kerangka
berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut :
Materi Pembelajaran Guru
Model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing Bilangan Bulat
Hasil belajar matematika siswa meningkat
Gambar 1
Kerangka Berpikir Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing
29
e. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa
yang diajar dengan menggunakan model cooperative learning tipe snowball
throwing lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan
menggunakan pembelajaran konvensional.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada MTs. Negeri Legok yang beralamat
di Jl H Abdurrahman No 85 A Pagedangan, Tangerang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011
pada bulan Agustus sampai dengan bulan September 2010. Waktu
pelaksanaan penelitian akan terlihat pada tabel dibwah ini :
Tabel 2
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Waktu Kegiatan
15 Juni 2010 Permohonan izin observasi dan
wawancara dengan guru bidang study
21 Juli 2010 Permohonan izin penelitian
2 Agustus 2010 – 1 September
2010 Penelitian
4 Agustus 2010 Uji validitas instrument
22 September 2010 Pemberian postes
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimen (penelitian semu), yaitu metode eksperimen yang tidak
memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap variabel dan
kondisi eksperimen. Kelas eksperimen adalah kelas dengan perlakuan model
30
31
Cooperative Learning tipe snowball throwing dan kelas kontrol dengan
pembelajaran konvensional. Desain penelitian yang digunakan adalah
Randomized Subject Posttest Only Control Group Design dengan rincian
sebagai berikut :1
Tabel 3
Desain Penelitian
Kelas Perlakuan Post Test
Eksperimen
Kontrol
Keterangan :
: Perlakuan dengan Model Cooperative Learning Tipe Snowball
Throwing
: Tes akhir yang sama pada kedua kelas
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs. Negeri
Legok . Sedangkan populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa kelas
VII MTs. Negeri Legok. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel
acak kelas. Setelah dilakukan sampling terhadap enam kelas yang ada
diperoleh sampel adalah kelas VII 4 sebagai kelas kontrol dengan jumlah
siswa sebanyak 36 orang dan kelas VII 6 sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa sebanyak 36 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel yang Diteliti
a. Variabel bebas : Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
b. Variabel Terikat : Hasil belajar matematika pada pokok bahasan
bilangan bulat.
1 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 185
32
2. Data Penelitian
Data penelitian diambil dari hasil belajar matematika pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dari skor tes formatif pada
pokok bahasan bilangan bulat dimana tes yang dikerjakan oleh kedua kelas
tersebut sama, yang dilakukan pada akhir pokok bahasan materi bilangan
bulat.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes berbentuk
pilihan ganda sebanyak 20 buah soal untuk mengukur hasil belajar
matematika siswa. Dimana 10 soal merupakan hasil dari uji validitas dan
10 soal dari perbaikan instrumen dengan pembimbing dengan kisi-kisi
instrumen sebagai berikut:
Tabel 4
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat 1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan
bulat dalam pemecahan masalah
Indikator Kemampuan Nomor soal C1 C2 C3
Membedakan bilangan bulat positif dan
bilangan bulat negative
√
1
Menyatakan hubungan antara dua bilangan
bulat
√
2
Menyelesaikan operasi tambah,kurang, kali,
bagi, pangkat dan akar kuadrat bilangan bulat
termasuk operasi campuran
√
√
√
3, 4, 7, 20
18, 19 5, 14, 16
33
Menentukan dan menjelaskan sifat-sifat operasi
hitung pada bilangan bulat
√ 6
Menentukan KPK danFPB dengan
memfaktorkan
√ 8, 9
Menggunakan KPK dan FPB untuk
menyelesaikan masalah
√ 10
Menaksir hasil perkalian, pembagian dan
melakukan pembulatan bilangan bulat
√ 11, 12
Menghitung akar kuadrat suatu bilangan √ 17
Menggunakan sifat-sifat penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian, dan
perpangkatan bilangan bulat untuk
menyelesaikan masalah
√
13, 15
Jumlah 20
Keterangan: C1 = Mengingat C2 = Memahami C3 = Mengaplikasikan
Instrumen terlebih dahulu diuji cobakan sebelum digunakan sehingga
didapatkan instrumen yang baik. Uji coba ini dimaksudkan untuk
memperoleh validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda
instrumen.
a. Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat.
Pada instrumen tes hasil belajar matematika, validitas yang
digunakan adalah validitas item, yaitu mengkur yang dimiliki oleh
34
sebutir item dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir
item tersebut.
Pengujian validitas item untuk tes berbentuk pilihan ganda dalam
penelitian ini menggunakan rumus korelasi point biserial, yaitu:2
=
Keterangan:
= Koefisien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan
korelasi antara variabel I dengan variabel II, yang dalam hal ini
dianggap sebagai koefisien validitas item.
= Skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang untuk butir
item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul.
= Skor rata-rata dari skor total.
SDt = Deviasi standar dari skor total.
P = Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang
sedang diuji validitas itemnya.
q = Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang
sedang diuji validitas itemnya.
Setelah diperoleh harga , selanjutnya dilakukan pengujian
validitas dengan membandingkan harga dan product moment,
s terlebih dahulu menetapkan degrees of freedomnya atau derajat
kebebasannya, dengan rumus dk = n – 2. Dengan diperolehnya dk, maka
dapat dicari harga product moment pada taraf signifikansi 5 %.
Kriteria pengujiannya adalah jika , maka soal tersebut valid
dan jika maka soal tersebut tidak valid. Dari hasil uji
validitas 30 soal yang diujicobakan terdapat 10 soal yang valid (pada
lampiran 8) dan 10 soal yang yang telah diperbaiki.
2 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
hal. 78-79
35
b. Uji reliabilitas
Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut
konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Pengujian
reliabilitas untuk tes berbentuk pilihan ganda dalam penelitian ini
menggunakan rumus KR-20, yaitu:3
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ ∑−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−
= 2
2
11 )1( SpqS
nnr
Keterangan:
11r = Koefisien reliabilitas tes.
n = Banyaknya butir item.
1 = Bilangan konstan.
= Varian total. 2ts
pi = Proporsi testee yang menjawab dengan betul butir item yang
bersangkutan.
qi = Proporsi testee yang jawabannya salah, atau qi = 1 - pi .
iiqp∑ = Jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi .
Klasifikasi interpretasi reliabilitas yang digunakan adalah sebagai
berikut:4
3M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka
Setia, 2005), cet. II, hal. 131-132 4 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka
Setia, 2005), cet. II , h. 132
36
Tabel 5
Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas
Nilai Korelasi Interpretasi
11r ≤0,20
0,20 ≤< 11r 0,40
0,40 ≤< 11r 0,70
0,70 ≤< 11r 0,90
0,90 << 11r 1,00
=11r 1,00
Tidak ada korelasi
Korelasi rendah
Korelasi sedang
Korelasi tinggi
Korelasi sangat tinggi
Korelasi sempurna
Dari uji reliabilitas yang dilakukan pada butir soal yang valid
didapatkan reliabilitas sebesar 0,48 (pada lampiran 9) dengan tingkat
reliabilitas sedang
c. Uji Taraf Kesukaran (Difficulty Index)
Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam
menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan
betul. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan antara
siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti
tes. Semakin besar indeks menunjukan semakin mudah butir soal.
Tingkat kesukaran yang baik adalah P = 0,5. Rumusnya adalah sebagai
berikut: :5
P =
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Jumlah seluruh siswa yang menjawab soal benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.
5 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar ... h. 208.
37
Kl si T ran
Tabel 6
asifikasi Interpreta araf Kesuka
Nilai Dp Interpretasi
P = 0,00
0,00 < P ≤ 0,30
0,30 < P ≤ 0,70
0,7 00
P = 1,00
Sangat sukar
Sangat mudah
0 < P ≤ 1,
Sukar
Sedang
Mudah
d.
umus yang digunakan untuk
enemukan indeks diskriminan adalah: 6
D =
Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan kemampuan siswa. Angka yang menunjukkan besarnya
daya pembeda disebut indeks diskriminan. Indeks diskriminan ini
dikenak dengan tanda negative yang berarti bahwa suatu soal itu terbalik
dalam mengukur kemampuan siswa. R
m
-
= -
BA = banyak golongan atas yang menjawab benar untuk setiap butir
BB = banyak golongan bawah yang menjawab benar untuk setiap butir
Keterangan:
D = daya pembeda
PA = proporsi kelas atas yang menjawab benar
PB = proporsi kelas bawah yang menjawab benar
soal.
soal.
6 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar…., hal. 213
38
JA = jumlah siswa kelas atas
JB = jumlah siswa kelas bawah
t jelek
0,70 < DP 1,00 = sangat baik
E. Tek
statistik, uji statistik yang
digu
memeriksa
agai prasyarat dapat dilakukan analisis data.
1. Uji
). Adapun prosedur
ai berikut:8
a.
al dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Klasifikasi daya pembeda:7
DP = 0, 00 = sanga
0,00 < DP 0,20 = jelek
0,20 < DP 0,40 = cukup
0,40 < DP 0,70 = baik
nik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan uji
nakan adalah uji-t untuk menguji hipotesis.
Namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, maka perlu
dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu
dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas untuk
keabsahan sampel seb
Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua
kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas
menggunakan uji kai kuadrat (chi square
pengujiannya adalah sebag
Menentukan hipotesis
H0 : Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Data sampel beras
b. Menentukan rata-rata.
c. Menentukan standar deviasi.
7 Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian...........hal. 135
8 Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar…, h. 149 – 150.
39
d. Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi.
1)
nya subjek
rb sar – skor terkecil
3) Panjang kelas (P) =
Rumus banyak kelas: (aturan Struges)
K = 1 + 3,3 log (n), dengan n adalah banyak
2) Rentang (R) = skor te e
KR
e. Cari dengan rumus: hitung2χ
( )∑ −
=iE
Cari tabel2χ dengan derajat kebebasan (dk) = banyak ke
iihitung
EO 22χ
f. las (K) – 3 dan
% atau taraf signifikansi α = 5%.
g. ria pen ian:
Jika > , maka H0 ditolak
2. Uji Homogenitas
an uji Fisher (F).
nya adalah sebagai berikut:9
a. ntukan hi tesis
b. Cari Fhitung dengan rumus:
taraf kepercayaan 95
Krite guj
Jika ≤ , maka H0 diterimahitung2χ tabel
2χ
hitung2χ tabel
2χ
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok sampel mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak.
Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunak
Adapun prosedur pengujian
Mene po
H0 : 22
21 σσ =
H1 : 22
21 σσ ≠
terkecilVariansF
terbesarVarians
=
)
d. itung Ftabel dengan rumus:
c. Tetapkan taraf signifikansi (α
H
9 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet. III, h. 249.
40
( )1,12
tabel21
FF−−
=nnα
e.
ut:
pok sampel mempunyai varians yang berbeda.
3. Pen
an uji-t pada taraf
signifikan alpha = 0,05 dengan rumus sebagai berikut:
a) ji t untuk varian yang homogen
Tentukan kriteria pengujian H0, yaitu:
Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima
Jika F > F , maka H ditolak hitung tabel 0
Adapun pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berik
H0 : Kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama.
H1 : Kedua kelom
gujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, kemudian untuk mengetahui
pengaruh model cooperative learning tipe snowball throwing terhadap
hasil belajar matematika siswa digunakn uji-t. Melakuk
u
21
21
11nn
S
XXt
gab +
−=
dk =
221 −+ nn
b) ji t untuk varian yang tidak homogen
t =
u
2
22
1
21
21
nS
nS
XX
+
−
41
dk =
11 2
2
2
22
2
1
21
2
2
22
1
21
−
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
+−
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
n
nS
n
nS
nS
nS
Keterangan :
t : harga uji statistik
1X : rata-rata hasil belajar matematika kelompok
Eksperimen
2X : rata-rata hasil belajar matematika kelompok
Kontrol
S : varian gabungan gab
1n : jumlah sampel kelas eksperimen
2n : jumlah sampel kelas kontrol 21S : varian data pada kelompok eksperimen
: varian data pada kelompok kontrol 22S
Kriteria pengujian:
Tolak Ho jika thitung > t tabel
Terima Ho jika thitung < t tabel
Jika dalam perhitungan uji normalitas diperoleh bahwa kelompok
eksperimen dan atau kelompok kontrol tidak berasal dari populasi yang
berdistribusi normal maka untuk menguji hipotesis menggunakan uji non
parametrik. Adapun jenis uji non parametrik yang digunakan pada
penelitian ini adalah Uji Mann-Whitney (Uji ”U”) untuk sampel besar
dengan taraf signifikasi α = 0,05. Adapun langkah-langkah dalam tes U
Mann-Whitney adalah sebagai berikut:
42
a. Tentukan harga-harga n1 dan n2. n1 untuk jumlah siswa yang lebih
sedikit, dan n2 untuk jumlah siswa yang lebih banyak.
b. Berilah ranking bersama skor-skor kedua kelompok itu.
c. Tentukan harga U dengan rumus:
111
211 R2
)1n(nnnU −
+ dan +=
222
212 R2
)1n(nnnU −
++=
Dimana:
n1 = jumlah sampel kelas eksperimen
n2 = jumlah sampel kelas kontrol
U1 = jumlah peringkat kelas eksperimen
U2 = jumlah peringkat kelas kontrol
R1 = jumlah rangking pada sampel kelas eksperimen
R2 = jumlah rangking pada sampel kelas kontrol
d. Metode untuk menetapkan signifikansi harga U observasi dengan
rumus:
12)1nn()n()(n
2nn-U
Z
-UZ
2121
21
U
U
++=
=σμ
e. Jika harga observasi U mempunyai kemungkinan yang sama besar
dengan, atau lebih kecil dari α, tolaklah H0 dan menerima Ha.
Dan kriteria pengujian:
Jika p ≤ α, maka tolak H0
Jika p > α, maka terima H0
43
21
B. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : μμ ≤
Ha : 21 μμ > Keterangan :
Ho = Hipotesis nol
Ha = Hipotesis alternatif
=1μ nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen
=2μ nilai rata-rata hasil belajar mastematika siswa kelas kontrol
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di MTs. Negeri Legok pada kelas VII dengan
kelas VII-6 sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan
Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing dan kelas VII-4
sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran
konvensional.
Materi matematika yang diajarkan pada penelitian ini adalah materi
Bilangan Bulat. Untuk mengetahui hasil belajar kedua kelompok, setelah
diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol lalu kedua kelompok tersebut diberikan tes berupa post test
yang sudah diujicoba terlebih dahulu
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
hasil belajar matematika yang terdiri dari 20 butir soal berbentuk pilihan
ganda. 10 dari instrumen tersebut merupakan hasil ujicoba yang telah
dianalisis karakteristiknya, meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran
butir soal, dan daya pembeda butir soal dan 10 instrumen lainnya merupakan
hasil perbaikan yang dilakukan penulis atas bimbingan dari para dosen
pembimbing. Tes hasil belajar tersebut diberikan setelah kedua kelompok
sampel menyelesaikan pokok bahasan bilangan bulat, dimana dalam proses
pembelajarannya kedua kelompok sampel diberikan perlakuan yang berbeda,
yaitu kelompok kontrol diajarkan dengan pendekatan konvensional dan
kelompok eksperimen diajarkan dengan Model Cooperative Learning tipe
Snowball Throwing.
Setelah siswa diberikan post-test, maka diperoleh hasil belajar
matematika dari kedua kelompok sampel. Kemudian dari hasil post-test
tersebut, dilakukan perhitungan pengujian persyaratan analisis dan pengujian
44
45
hipotesis. Adapun hasil belajar matematika yang diperoleh oleh kedua
kelompok tersebut adalah sebagai berikut.
1. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Eksperimen
Hasil tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen yang dalam
pembelajarannya menggunakan Model Cooperative Learning tipe
Snowball Throwing, diperoleh nilai terendah adalah 20 dan nilai tertinggi
adalah 70. Untuk lebih jelasnya, data hasil belajar matematika siswa
kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
berikut:
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Hasil belajar Matematika
Kelompok Eksperimen
Nilai Titik
Tengah
Frekeunsi
Absolut Relatif
(%) Kumulatif
20 – 27 23,5 2 5,56 2
28 – 35 31,5 3 8,33 5
36 – 43 39,5 3 8,33 8
44 – 51 47,5 7 19,44 15
52 – 59 55,5 6 16,70 21
60 – 67 63,5 8 22,2 29
68 – 75 71,5 7 19,44 36
Tabel 7 menunjukkan bahwa banyak kelas interval adalah 7 kelas
dengan panjang tiap interval kelas adalah 8. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 53,7, median sebesar 55,5,
modus sebesar 64,8, simpangan baku sebesar 14,32, varians sebesar
46
205,2, kemiringan sebesar -0,77 (kurva model negatif atau kurva
menceng ke kiri) artinya penyebaran data ada pada data atau nilai yang
tinggi, dan ketajaman atau kurtosis sebesar 2,18 (distribusi platikurtik
atau bentuk kurvanya mendatar). Untuk perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 15. Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa nilai
yang paling banyak diperoleh oleh siswa kelompok eksperimen terletak
pada interval 60 – 67 yaitu sebesar 22,2%. Siswa yang mendapat nilai di
atas rata-rata sebanyak 58,33%, yaitu siswa yang mendapatakan nilai 55-
70. Sedangkan, siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak
41,67%, yaitu siswa yang mendapatkan nilai 20-50. Distribusi frekuensi
hasil belajar matematika kelompok eksperimen tersebut dapat disajikan
dalam grafik histogram dan poligon berikut:
47
Frekuensi
Gambar 2
Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
Siswa Kelompok Eksperimen
2. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Kontrol Berdasarkan tes yang diberikan kepada kelompok kontrol yang
dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan konvensional,
diperoleh nilai terendah adalah 10 dan nilai tertinggi adalah 75. Untuk
lebih jelasnya, data hasil belajar matematika siswa kelompok kontrol
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut:
19,5 27,5 35,5 43,5 51,5 59,5 67,5 Nilai
1
7
6
5
2
3
4
8
75,5
48
Tabel 8.
Distribusi Frekuensi Hasil belajar Matematika Kelompok Kontrol
Nilai Titik
Tengah
Frekeunsi
Absolut Relatif
(%) Kumulatif
10 – 20 15 4 11,11 4
21 -31 26 4 11,11 8
32 – 42 37 7 19,44 15
43 – 53 48 9 25,00 24
54 – 64 59 7 19,44 31
65 – 75 70 5 13,90 36
Tabel 8 menunjukkan bahwa banyak kelas interval adalah 6 kelas
dengan panjang tiap interval kelas adalah 11. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 44,94, median sebesar 46,17,
modus sebesar 48, simpangan baku sebesar 16,96, varians sebesar
287,71, kemiringan sebesar -0,18 (kurva model negatif atau kurva
menceng ke kiri) artinya penyebaran data ada pada data atau nilai yang
tinggi, dan ketajaman atau kurtosis sebesar 2.02 (distribusi platikurtik
atau bentuk kurvanya mendatar). Untuk perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 16. Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa nilai
pada interval 43 - 53 merupakan nilai yang paling banyak diperoleh
siswa kelompok kontrol, yaitu sebanyak 25%. Siswa yang mendapat nilai
di atas rata-rata sebanyak 58,33%, yaitu siswa yang mendapatkan nilai
45-75. Sedangkan, siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata
sebanyak 41,67%, yaitu siswa yang mendapatkan nilai 10- 40.
49
Distribusi frekuensi hasil tes kelompok kontrol tersebut dapat
ditunjukkan dalam grafik histogram dan poligon berikut:
Frekuensi
1
5
2
3
4
7
8
Gambar 3
Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
Siswa Kelompok Kontrol
Berdasarkan uraian mengenai hasil belajar matematika siswa
kelompok eksperimen dan hasil belajar matematika siswa kelompok
kontrol, terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan
hasil belajar matematika antara kelompok eksperimen (kelompok yang
dalam pembelajarannya menggunakan Model Cooperative Learning tipe
Snowball Throwing) dengan kelompok kontrol (kelompok yang dalam
Nilai 9,5 20,5 31,5 42,5 53,5 64,5 75,5
9
6
50
pembelajarannya menggunakan pendekatan konvensional), dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 9.
Perbandingan Hasil Belajar Matematika
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok
Kontrol
Banyak sampel 36 36
Mean 53,7 44,94
Median 55,5 46,17
Modus 64,8 48
Varians 205,2 287,71
Simpangan Baku 14,32 16,96
Kemiringan -0,77 -0,18
Ketajaman/Kurtosis 2,18 2, 02
B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji kai
kuadrat (chi square). Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, dengan
ketentuan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika
memenuhi kriteria χ2hitung < χ2
tabel diukur pada taraf signifikansi dan
tingkat kepercayaan tertentu.
51
• Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
Dari hasil perhitungan uji normalitas data, untuk kelas
eksperimen (lampiran 17) diperoleh nilai χ2hitung sebesar 5,97
sedangkan dari tabel harga kritis uji kai kuadrat (chi square) diperoleh
χ2tabel untuk dk = 4 pada taraf signifikansi α = 5% adalah 9,49. Karena
χ2hitung kurang dari χ2
tabel (5,97 < 9,49), artinya data sampel pada
kelompok eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal.
• Uji Normalitas Kelompok Kontrol
Dari hasil perhitungan uji normalitas hasil belajar matematika
kelas kontrol (lampiran 18), diperoleh harga χ2hitung = 3,32, sedangkan
dari tabel harga kritis uji kai kuadrat (chi square) diperoleh χ2tabel
untuk dk = 3 pada taraf signifikansi α = 5% adalah 7,82. Karena
χ2hitung kurang dari χ2
tabel (3,32 < 7,82), artinya data sampel pada
kelompok kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal.
Untuk lebih jelasnya, data perhitungan mengenai uji normalitas
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 10
Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok Dk χ2hitung
χ2tabel
(α = 5%) Kesimpulan
Eksperimen 4 5,97 9,49 Sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal
Kontrol 3 3,32 7,82 Sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal
52
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher. Dari hasil
perhitungan (lampiran 19), diperoleh nilai varians kelas eksperimen
adalah 205,2 dan varians kelas kontrol adalah 287,71. Sehingga diperoleh
nilai . Dengan taraf signifikan 4,1=hitF 05,0=α untuk dkpembilang = 35
dan dkpenyebut = 35 didapat nilai . Karena
maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau
homogen.
96,1=tabelF
( 96,14,1 ≤hitungF )≤ tabelF
Tabel 11
Hasil Uji Homogenitas
Varians Taraf
Signifikan Fhitung Ftabel Keterangan
kelas Eksperimen
kelas Kontrol
205,2 287,71 0,05 1,4 1, 96 Kedua sampel
mempunyai varians yang sama
Karena Fhitung Ftabel maka H0 diterima, artinya kedua kelompok sampel
mempunyai varians yang sama atau homogen.
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian persyaratan analisis, didapatkan bahwa
data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Selanjutnya
dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui
apakah rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok
eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan Model
Cooperative Learning tipe Snowball Throwing lebih tinggi dibandingkan
53
dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol
yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional.
Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:
H0 : 21 μμ ≤
Ha : 21 μμ >
Keterangan:
1μ : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen
2μ : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol
Pengujian hipotesis tersebut diuji dengan uji t, dengan kriteria
pengujian yaitu, jika thitung = ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Sedangkan, jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak, pada taraf
kepercayaan 95% atau taraf signifikansi α = 5%. Berdasarkan hasil
perhitungan, diperoleh thitung sebesar 2,37 dan ttabel sebesar 1,66 (lampiran
20). Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung > ttabel (2,37 >
1,66). Dengan demikian, H0 ditolak dan Ha diterima, atau dengan kata
lain rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen
lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok
kontrol. Secara ringkas, hasil perhitungan uji t tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 12
Hasil Uji Perbedaan Dengan Statistik Uji t
db thitung ttabel Kesimpulan
70 2,37 1,66 Tolak H0
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil
bahwa berada diluar daerah penerimaan atau dengan kata lain hitt 0H 0H
54
ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan
bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diberi model
Cooperative Learning tipe Snowball Throwing lebih tinggi dibandingkan
dengan yang diberi pembelajaran konvensional diterima pada taraf
signifikan 5%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran koperatif tipe
Snowball Throwing lebih baik dari pada pembelajaran konvensional.
Berdasarkan pengalaman penulis selama penelitian, dikelas
eksperimen yaitu kelas VII-6 diperoleh beberapa informasi. Siswa yang
diajar dengan menggunakan Model Cooperative Learning tipe Snowball
Throwing lebih siap dalam menghadapi proses pembelajaran. Hal ini
dikarenakan siswa selalu membuat ringkasan materi yang akan dipelajari
pada setiap pertemuan. Dengan demikian, siswa merasa lebih percaya
diri karena paling tidak siswa sudah membaca buku sebelum masuk
materi baru.
Pada proses pembelajaran, masing-masing siswa mempunyai
tanggung jawab untuk membuat pertanyaan pada kertas kerja. Pertanyaan
tersebut harus berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Ketika
membuat pertanyaan, siswa tidak hanya dilatih untuk berpikir tetapi
siswa juga dapat menuliskan apa yang menjadi pemikirannya.
55
Gambar 4
Pertanyaan siswa dalam satu kelompok
Berdasarkan gambar 4, dapat dilihat bahwa siswa yang satu
kelompok tidak boleh membuat pertanyaan yang sama. Siswa tidak dapat
menyontek atau melihat pertanyaan dari temannya dan masing-masing
siswa berusaha membuat pertanyaan sendiri. Selain itu, siswa juga harus
berusaha menjawab pertanyaan yang diperoleh dalam bola kertas dengan
sebaik-baiknya Sehingga siswa lebih bertanggung jawab secara
individual terhadap tugasnya dan belajar dengan lebih tekun .
Menggunakan model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing,
siswa terlihat lebih bersemangat karena mereka juga melakukan aktivitas
fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannnya kepada siswa lain
seperti pada gambar 5. Siswa juga dilatih untuk lebih fokus dalam proses
pembelajaran yaitu siswa harus memperhatikan siapa saja temannya yang
belum memperoleh bola kertas. Karena setiap siswa hanya akan
mendapatkan satu bola kertas yang berisi pertanyaan.
56
Gambar 5
Siswa melempar kertas yang digulung seperti bola
Pada proses pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing siswa
lebih komunikatif. Siswa melakukan kegiatan sharing dengan teman
sekelompoknya untuk mendiskusikan seluruh pertanyaan yang mereka
peroleh dari kelompok lain terutama pertanyaan-pertanyaan yang mereka
anggap sulit. Ketika melakukan diskusi, siswa yang belum mengerti akan
dibantu oleh teman sekelompoknya. Sehingga terjadi saling
ketergantungan positif antar siswa, yaitu setiap siswa mempunyai
kontribusi dalam mencapai tujuan bersama dalam satu kelompok. Hal ini
dapat dilihat pada gambar 6.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan model Cooperative
Learning tipe Snowball Throwing dapat melatih siswa dalam menjawab
soal-soal matematika. Karena semakin banyak variasi soal tentang
bilangan bulat yang telah siswa kerjakan maka siswa akan semakin
mudah dalam menyelesaikan soal-soal yang bersangkutan dengan materi
bilangan bulat.
57
Gambar 6
Siswa sedang melakukan diskusi kelompok
Pada pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, guru bisa
menunjuk siswa manapun yang kelompoknya telah dipilih untuk
presentasi berdasarkan variasi pertanyaan yang diperoleh tiap kelompok.
Sehingga setiap siswa harus mempersiapkan diri dan bertanggung jawab
terhadap hasil diskusi kelompoknya serta benar-benar mengerti akan
semua pertanyaaan dan jawaban yang telah didiskusikan.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dapat terlihat bahwa
model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing pada pokok
bahasan bilangan bulat yang diterapkan pada proses pembelajaran dalam
penelitian di MTs. Negeri Legok memberikan dampak positif. Antara
lain, siswa lebih siap dalam proses pembelajaran karena telah membaca
buku sebelum masuk materi baru, siswa lebih bertanggung jawab secara
individual saat membuat dan menjawab pertanyaan, siswa lebih tekun
dalam belajar agar dapat menjawab pertanyaan dengan sebaik-baiknya,
serta siswa lebih bertanggung jawab terhadap hasil diskusi kelompoknya.
Selain itu, siswa lebih terbiasa mengerjakan variasi soal yang berkaitan
dengan bilangan bulat, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar
58
matematika siswa dan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk
meningkatkan mutu pembelajaran yang mungkin dapat dilaksanakan
dikelas.
Pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan dengan pembelajaran
konvensional. Untuk hasil penelitian pada kelas kontrol yaitu kelas VII-4,
diketahui bahwa hasil belajarnya lebih rendah daripada hasil belajar kelas
eksperimen. Hal ini disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Misalnya
dalam pembelajaran konvensional, guru lebih dominan dalam proses
pembelajaran yaitu proses pembelajaran lebih berpusat pada guru
(teacher centered). Sementara siswa lebih banyak diam dan
memperhatikan guru sehingga dalam proses pembelajaran kurang terjadi
interaksi antara siswa dengan guru. Hanya beberapa siswa saja yang mau
bertanya maupun melakukan interaksi dengan guru. Sedangkan beberapa
siswa lainnya ada yang mengantuk bahkan mengobrol dengan teman
sebangkunya. Hal ini dikarenakan siswa tidak melakukan aktivitas lain
selain memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran.
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah
dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil yang
maksimal. Akan tetapi, masih ada beberapa hal yang tidak dapat dikendalikan
sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan
diantaranya.:
1. Penelitian ini hanya diteliti pada pokok bahasan bilangan bulat saja,
sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
2. Siswa terbiasa dengan pembelajaran konvensional sehingga siswa sempat
merasa canggung pada awal proses pembelajaran dengan menggunakan
Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing, karena siswa
belum terbiasa dengan pembelajaran yang digunakan.
59
3. Banyaknya jumlah siswa membuat waktu yang dibutuhkan relatif lama
pada saat siswa melempar kertas kerja yang berisi pertanyaaan kepada
siswa lain yang berbeda kelompok secara bergantian. Sehingga
diperlukan persiapan dan pengaturan kelas yang baik.
4. Kemampuan dasar siswa pada saat disekolah dasar yang masih rendah,
seperti perkalian dan pembagian juga menghambat jalannya penelitian.
5. Kontrol terhadap kemampuan subjek penelitian hanya meliputi variabel
Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing, dan hasil belajar
matematika siswa. Variabel lain seperti minat, motivasi, inteligensi,
lingkungan belajar, dan lain-lain tidak terkontrol. Karena hasil penelitian
dapat saja dipengaruhi variabel lain di luar variabel yang ditetapkan
dalam penelitian ini.
6. Pertanyaan yang dibuat oleh siswa terbatas hanya pada pengetahuan yang
dimiliki siswa.
7. Banyak faktor lain yang mempengaruhi yang tidak penulis teliti.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan
model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing (kelompok
eksperimen) lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional (kelompok kontrol).
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar matematika pada kelompok
eksperimen yaitu berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata
sebesar 53,7. Sedangkan hasil belajar paada kelompok kontrol yaitu
berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 44,94.
2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang pengaruh
model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing terhadap hasil
belajar matematika maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metode ini
memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini
didapatkan berdasarkan perhitungan uji hipotesis menggunakan uji-t,
diperoleh harga thitung = 2,37 dan ttabel = 1,66 karena thitung > ttabel ( 2,37
>1,66) maka H0 ditolak atau Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan
rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diberi model Cooperative
Learning tipe Snowball Throwing lebih tinggi daripada siswa yang
diberi pembelajaran konvensional. Dengan kata lain, model Cooperative
Learning tipe Snowball Throwing mempunyai pengaruh terhadap hasil
belajar matematika siswa.
Model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing ini dapat
dijadikan salah satu alternatif variasi dalam memilih metode
pembelajaran, karena dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran dan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan hasil
belajar terutama dalam pelajaran matematika.
61
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka dapat diberikan saran
sebagai berikut:
1. Guru hendaknya menggunakan Model Cooperative Learning tipe
Snowball Throwing sebagai alternatif dalam proses pembelajaran
2. Guru hendaknya memberikan masalah-masalah menarik yang dapat
merangsang siswa berpikir dalam proses pembelajaran.
3. Guru hendaknya menanamkan pada siswa bahwa pembelajaran
matematika bermakna dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa sendiri
akan mencari dan menyukai pelajaran matematika.
4. Karena beberapa keterbatasan peneliti dalam penelitian ini, maka
disarankan banyak penelitian lanjutan yang mengenai Model Cooperative
Learning tipe Snowball Throwing ini.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006
Daryani, Ari, Peningkatan pemahaman konsep matematika melalui model pembelajaran snowball throwing, http://etd.eprints.ums.ac.id/4921/, 21 Oktober 2010.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009.
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008.
Ina V.S. Mullis, dkk, “TIMSS 2007 International Mathematics Report”, dari http://timss.bc.edu/TIMSS2007/techreport.html, 6 September 2009, h. 38.
Isjoni, Cooperative Learning, Bandung: Alfabeta, 2009.
Kiranawati, Guru PKn Menulis, http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/19/snowball-throwing/, 21 Oktober 2010
Lie, Anita, Cooperative Learning( mempraktikkan cooperative learning di ruang-ruang kelas), Jakarta: PT. Grasindo, 2009.
Malawati, Fiyanti, Wawancara, Tangerang, 15 Juni 2010.
Maulida, Silfia, Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Kolaborasi Model Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 7 Yogyakarta,
Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009.
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2009.
63
Subana, Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005.
Suherman, Erman, Strategi Pembelajaran Kontemporer, Bandung: IMSTEP, upi, 2001.
Sujana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Matematika, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Suprijono, Agus, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009.
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2003.
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrukvistik (Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya). Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007
Undang-Undang RI No.20. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta; Depdiknas
Wijaya, Prasetyo, Mengetahui Level Soal Matematika Dengan Taksonomi Bloom, http://www.doestoe.com/does/4956972/Mengetahui-level-soal-matematika-dengan-taksonomi-bloom, 21 Oktober 2010
.
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
No Kompetensi Dasar Indikator Kemampuan Bentuk
Soal Nomor
soal C1 C2 C31. Melakukan
operasi hitung
bilangan bulat
dan pecahan
Membedakan
bilangan bulat
positif dan
bilangan bulat
negatif
√
Pilihan Ganda 1
Menyatakan
hubungan antara
dua bilangan
bulat
√
Pilihan Ganda 2
Menyelesaikan
operasi tambah,
kurang, kali,
bagi, pangkat dan
akar kuadrat
bilangan bulat
termasuk operasi
campuran
√
√
Pilihan Ganda
3, 4, 8, 12, 13, 29, 30
5, 6, 11, 23, 24,
25, 27, 28
Menentukan dan
menjelaskan
sifat-sifat operasi
hitung pada
bilangan bulat
√ Pilihan Ganda 7, 9, 10, 14, 20
Menentukan
KPK dan FPB
dengan
memfaktorkan
√ Pilihan Ganda 15, 16
Menggunakan
KPK dan FPB
untuk
menyelesaikan
masalah
√ Pilihan Ganda 17
Melakukan
pembulatan pada
bilangan bulat
√ Pilihan Ganda 18
Menaksir hasil
perkalian dan
pembagian
bilangan bulat
√ Pilihan Ganda 19, 21
Menghitung akar
kuadrat suatu
bilangan
√ Pilihan Ganda 26
2. Menggunakan
sifat-sifat
operasi hitung
bilangan bulat
dalam
pemecahan
masalah
Menggunakan
sifat-sifat
penjumlahan,
pengurangan,
perkalian,
pembagian, dan
perpangkatan
bilangan bulat
untuk
menyelesaikan
masalah
√
Pilihan Ganda 22, 24
Jumlah 30 Keterangan: C1 = Mengingat C2 = Memahami C3 = Mengaplikasikan
64
Lampiran 1
Hasil Wawancara Pra Penelitian 1) Apakah siswa memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran
matematika?
Jawab :
Pada dasarnya siswa memperhatikan akan tetapi cara memperhatikannya
berbeda-beda. Hampir seluruh siswa memperhatikan penjelasan dari guru,
mereka juga diam pada saat guru menjelaskan meskipun tidak banyak siswa
yang mampu menyerap penjelasan dari guru.
2) Apakah siswa berusaha menanyakan kepada guru tentang materi pelajaran
matematika yang belum mereka pahami?
Jawab:
Siswa yang bertanya adalah siswa yang justru mempunyai kemampuan lebih
dari teman-temannya. Yaitu siswa yang mampu menyerap penjelasan yang
diberikan oleh guru. Siswa yang tidak mengerti malah tidak mau bertanya
kepada guru, karena sepertinya mereka juga bingung apa yang akan mereka
tanyakan.
3) Apakah sarana dan prasarana yang ada sudah cukup menunjang proses
pembelajaran matematika di kelas?
Jawab :
Secara umum, sudah cukup menunjang. Karena guru masih bisa
mengusahakan membuat alat-alat sederhana untuk menunjang pembelajaran.
4) Menurut Ibu, apa saja masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran
matematika?
Jawab :
Masalah yang paling utama adalah motivasi belajar memang kurang, selain
itu kemampuan dasarnya juga kurang, serta kurangnya dukungan dari orang
tua. Siswa hanya belajar pada saat disekolah dan ketika sampai di rumah
siswa tidak belajar.
65
5) Bagaimana hasil belajar matematika siswa?
Jawab:
Hasil belajar siswa masih rendah. Dari 35 siswa paling hanya 10 siswa yang
nilainya memenuhi kkm.
6) Apa saja metode yang biasa Ibu gunakan dalam pembelajaran matematika?
Jawab:
Metode yang digunakan disesuaikan dengan materi pelajaran. Misalnya saja,
untuk pelajaran bangun datar biasanya guru menggunakan metode
demonstrasi karena siswa akan merasa lebih jelas, dan untuk materi yang
lain guru biasanya menggunakan metode ceramah dan ekspositori.
7) Bagaimana kerja sama antara sesama siswa pada saat belajar matematika?
Untuk siswa kelas VII masih sangat kurang. Paling – paling mereka hanya
bekerja sama dengan teman sebangkunya. Itu pun jarang karena sebagian
besar siswa juga sama-sama tidak bisa sehingga siswa juga tidak bisa
menjelaskan apapun kepada temannya. Untuk siswa yang pandai pun dia
kurang memiliki kemampuan untuk menjelaskan kepada temannya yang
belum mengerti materi yang dipelajari.
8) Bagaimana cara Ibu untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa?
Jawab :
Yang lebih penting adalah memberi motivasi terus kepada siswa, karena
memang motivasi belajar mereka sangat rendah. Biasanya materi pelajaran
yang akan dipelajari dijelaskan kaitannya dengan kehidupan sehari- hari.
Karena mereka lebih tertarik jika ada aplikasinya, dan guru akan
memberikan latihan yang lebih banyak.
66
Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah benar telah diajukan kepada guru
bidang studi matematika kelas VII MTs. Negeri Legok pada hari Selasa, 15 Juni
2010 dan telah dijawab oleh guru yang bersangkutan sebagaimana tertulis di atas.
Guru Bidang Studi Matematika
Fiyanti Malawati, S. Pd
NIP. 197106132005012002
115
Lampiran 4
KERTAS KERJA SISWA
Nama :
Kelas / kelompok :
Pertemuan ke - : I / II / III/ IV/ V/ VI/ VII/ VIII
Pertanyaan : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Nama :
Kelas / kelompok :
Pertemuan ke - : I/ II / III/ IV/ V/ VI/ VII/ VIII
Jawaban : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………….
116
Lampiran 5
UJI COBA INSTRUMEN TES Nama :
Kelas :
Petunjuk:
Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan!
Bacalah soal dengan teliti dan kerjakan terlebih dahulu soal yang kamu
anggap mudah!
Periksalah kembali hasil kerjamu sebelum dikumpulkan!
Alokasi waktu: 80 menit
1. Diantara bilangan dibawah ini, manakah yang merupakan bilangan bulat positif dan negatif? A. -3 dan 4 C. 4 dan -5 B. 2 dan 5 D. 2 dan -1,5
2. Diketahui pernyatan-pernyataan berikut : (i) -3 -1 (ii) -2 -6 (iii) -1 2 (iv) -2 -3
Pernyataan di atas yang benar adalah… A. (i) , (ii), dan (iii) C. (i) dan (iii) B. (ii) dan (iii) D. (iii) dan (iv)
3. Suhu mula- mula 5 C, kemudian turun 12 . Suhu akhir adalah… A. 17 C. 2 B. 7 D. 7
4. Dari prakiraan cuaca di kota – kota besar dunia, tercatat suhu tertinggi dan terendahdi berbagai kota adalah sebagai berikut ;
Nama Kota Suhu Terendah Suhu Tertinggi Moskow -8 15 Mexico 18 34 Tokyo 12 18 Paris 3 21 Perubahan suhu terbesar terjadi di kota … A. Moskow C. Tokyo B. Mexico D. Paris
117
5.
s penjumlahan dari p adalah…
i an b, selalu berlaku a + b = b + a. Sifat ini
C. komutatif
r y t :
ang benar adalah …
iii) silkan bilangan bulat. Sifat ini
C. distributif
y ut : enghasilkan
ibagi dengan bilangan bulat negatif menghasilkan
ibagi dengan bilangan bulat negatif menghasilkan
iv. Bilangan bulat negatif dibagi dengan bilangan bulat negatif menghasilkan
ah benar, kecuali… A. i
m yang m = -48 adalah…
Bilangan yang satu besarnya dua kali
1 ari
Hasil dari -3 + 4 – (-2) adalah… A. -4 C. 3 B. -3 D. 4
6. Jika p memenuhi p + (-4) = 1, maka inverA. -5 C. 5 B. 3 D. -3
7. Untuk setiap b langan bulat a ddisebut sifat… A. tertutup B. asosiatif D. distributif
8. Diketahui pe n ataan – pernyataan beriku(i) 15 – (-5) = 20 (ii) -12 + 9 = -21 (iii) -8 – (-6) = -2Peryataan di atas yA. (i) dan (ii) C. (ii) dan (iii) B. (i) dan (iii) D. (i), (ii), dan (
9. Pembagian dua bilangan bulat selalu menghadisebut sifat …. A. Asosiatif B. Komutatif D. tertutup
10. Diketahui pern atan-pernyataan beriki. Bilangan bulat negatif dibagi dengan bilangan bulat positif m
bilangan bulat negatif. ii. Bilangan bulat positif d
bilangan bulat negatif. iii. Bilangan bulat negatif d
bilangan bulat negatif.
bilangan bulat positif. Pernyataan di atas adal C. iii
B. ii D. iv 11. Nilai emenuhi m x 12
A. 36 C. 4 B. -4 D. -36
12. Jumlah dua bilangan bulat adalah 153. bilangan yang lain. Kedua bilangan itu adalah… A. 51 dan 102 C. 53 dan 100 B. 50 dan 103 D. 52 dan 101
13. Diketahui p = - , q = 4, dan r = 2, nilai d adalah…
adalah… + q ) x (p + r)
A. -1 C. 1 B. -2 D. 2
14. Bentuk distributif berikut yang benar A. p(q + r) = (p x q) + (q x r) C. p(q + r) = (pB. p(q – r) = (p – r) x (p x r) D. p(q – r) = (p x q) – (p x r)
118
15. FPB dari 12 dan 18 adalah…. A. 36 C. 30
n jaga (piket) secara berkala, A tiap 3
anuari 2008 C. Senin, 3 Januari 2008
ari 51 x 149 adalah…
ri 1.610 : 394 adalah…
iberi nilai 4, yang salah diberi nilai -2,
6
h …
B 144
B. 6 D. 12 16. KPK dari 6, 8, dan 12 adalah…
A. 24 C. 72 B. 48 D. 96
17. Tiga orang yaitu A, B, dan C melakukahari sekali, B tiap 4 hari sekali, dan C tiap 5 hari sekali. Pada hari Selasa 2 November 2007 mereka berjaga bersama. Mereka akan bertugas bersamaan lagi pada… A. Sabtu, 1 JB. Minggu, 2 Januari 2008 D. Rabu, 5 Januari 2008
18. Hasil pembulatan ke puluhan terdekat untuk 236 adalah… A. 230 C. 200 B. 240 D. 250
19. Pembulatan ke angka puluhan terdekat dA. 6.000 C. 7.000 B. 6.500 D. 7.500
20. Operasi kebalikan dari perkalian disebut…A. Penjumlahan C. Identitas B. B. Pengurangan D. pembagian
21. Pembulatan ke angka ratusan terdekat daA. 4 C. 40 B. 20 D.50
22. Dalam suatu tes, jawaban yang benar ddan untuk soal tidak dijawab diberi nilai 0. Jika dari 25 soal, Andi menjawab dengan benar 18 soal dan 5 soal salah serta sisanya tidak dijawab, maka nilai yang diperoleh Andi adalah …. A. 62 C. 70 B. 65 D.82
23. Hasil – 2 adalah…. A. -8 C. B. -6 D.8
24. Nilai dari (-3 -10 x 2 (-4) = …. A. – 82 C. -89 B. – 72 D. 89
25. Bentuk seder ana dari =. C. . D.
26. Nilai dari √ a alah…18
adalah…
dalah…
d A. 14 C. B.16 D. 12
27. Nilai n yang memenuhi kalimat 2 = 4A. 2 C. 5 B. 3 D. 6
28. Luas persegi yang kelilingnya 28 cm a
119
adalah….
0. Jika Anton membeli 2 buku dan
A. 36 C. 64 B. 49 D. 25 29. Bila a = 2, b = 3, dan c = 4, maka nilai dari
A. 20 C. 23 B. 21 D. 24
30. Harga satu lusin buku Rp. 24.000,0membayar dengan satu lembar uang lima ribuan, maka uang kembalian yang diterima Anton adalah… A. Rp. 500,00 C. Rp. 1.000,00 B. Rp. 1.500,00 D. Rp. 2.500,00
120
Lampiran 6
INSTRUMEN TES Nama :
Kelas :
Petunjuk :
Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan!
Bacalah soal dengan teliti dan kerjakan terlebih dahulu soal yang kamu
anggap mudah!
Periksalah kembali hasil kerjamu sebelum dikumpulkan!
Alokasi waktu: 80 menit
1. Pasangan bilangan berikut menunjukkan tinggi suatu daerah dari permukaan air laut diwaktu pasang.. Jika tinggi daerah tersebut dinyatakan/ditulis dalam bentuk bilangan bulat positif dan negatif, manakah pasangan bilangan yang dimaksud? A. 50 meter dan -15 meter C. -40 meter dan -20 meter B. 48 meter dan 35 meter D. -15 meter dan 50 meter
2. Diketahui pernyatan-pernyataan berikut : (i) -18 -21 (ii) -24 -16 (iii) -12 25 (iv) -32 -28
Pernyataan di atas yang benar adalah… A. (i) , (ii), dan (iii) C. (i) dan (iii) B. (ii) dan (iii) D. (iii) dan (iv)
3. Suhu mula- mula 5 C, kemudian turun 12 . Suhu akhir adalah… A. 17 C. 2
B. 7 D. 7 4. Dari prakiraan cuaca di kota – kota besar dunia, tercatat suhu tertinggi dan
terendahdi berbagai kota adalah sebagai berikut ;
Nama Kota Suhu Terendah Suhu Tertinggi Moskow -8 15 Mexico 18 34 Tokyo 12 18 Paris 3 21
erubahan suhu terbesar terjadi di kota … P
121
A. Moskow C. Tokyo B. Mexico D. Paris
5.
lalu berlaku a + b = b + a. Sifat ini
C. komutatif
yang satu besarnya dua kali
n
) secara berkala, Ari setiap 3 hari a
008
1.610 : 394 adalah…
iberi nilai 4, yang salah diberi nilai -2,
6
h = … C.
B
Hasil dari -3 + 4 – (-2) adalah… A. -4 C. 3 B. -3 D. 4
6. Untuk setiap bilangan bulat a dan b, sedisebut sifat… A. tertutup B. asosiatif D. distributive
7. Jumlah dua bilangan bulat adalah 153. Bilanganbilangan yang lain. Kedua bilangan itu adalah… A. 51 dan 102 C. 53 dan 100 B. 50 dan 103 D. 52 dan 101
8. FPB dari 21 da 18 adalah…. A. 9 C. 14B. 54 D. 3
9. KPK dari 6, 14, dan 15 adalah… A. 42 C. 30 B. 210 D. 120
10. Ari, Oji dan Deni melakukan jaga (piketsekali, Oji setiap 4 hari sekali, dan Deni setiap 5 hari sekali. Pada hari Selas2 November 2007 mereka melakukan jaga (piket) secara bersama. Mereka akan melakukan jaga (piket) bersamaan lagi pada… A. Sabtu, 1 Januari 2008 C. Senin, 3 Januari 2B. Minggu, 2 Januari 2008 D. Rabu, 5 Januari 2008
11. Pembulatan ke angka puluhan terdekat dari 65 x 149 adalah… A. 9.000 C. 10.500 B. 6.500 D. 7.500
12. Pembulatan ke angka ratusan terdekat dariA. 4 C. 40 B. 20 D.50
13. Dalam suatu tes, jawaban yang benar ddan untuk soal tidak dijawab diberi nilai 0. Jika dari 25 soal, Andi menjawab dengan benar 18 soal dan 5 soal salah serta sisanya tidak dijawab, maka nilai yang diperoleh Andi adalah …. A. 62 C. 70 B. 65 D.82
14. Hasil – 2 adalah…. A. -8 C. B. -6 D.8
15. Nilai dari (-3 -10 x 2 (-4) = …. A. – 82 C. -89 B. – 72 D. 89
16. Bentuk seder ana dari . . D.
122
ai da 7617. Nil ri √5 a alah…26
4 adalah…
ka nilai dari adalah….
0. Harga satu lusin buku Rp. 18.000,00. Jika Anton membeli 3 buah buku dan
C. Rp. 1.000,00
d A. 24 C. B.16 D. 23
18. Nilai n yang memenuhi kalimat 4 16 A. 4 C. 3 B. 5 D. 6 19. Bila a = 2, b = 3, dan c = 4, ma
a. 20 C. 23 B. 21 D. 24
2
membayar dengan satu lembar uang lima ribuan, maka sisa uang yang diterima Anton adalah…
A. Rp. 500,00 B. Rp. 1.500,00 D. Rp. 2.500,00
123
Lampiran 7
Jawaban Instrumen Hasil Belajar
No Jawaban No Jawaban
1 A 11 C
2 A 12 A
3 D 13 A
4 C 14 D
5 C 15 D
6 C 16 C
7 A 17 A
8 D 18 B
9 B 19 D
10 A 20 A
137
Lampiran 14
Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
A. Kelompok Eksperimen No Nama Siswa Nilai
1 A 50
2 B 55
3 C 60
4 D 70
5 E 45
6 F 55
7 G 50
8 H 25
9 I 60
10 J 70
11 K 35
12 L 60
13 M 60
14 N 70
15 O 60
16 P 65
17 Q 40
18 R 40
19 S 55
20 T 20
21 U 70
22 V 45
23 W 40
24 X 70
25 Y 55
26 Z 30
27 AA 55
28 BB 50
29 CC 30
30 DD 70
31 EE 50
32 FF 60
33 GG 45
34 HH 70
35 II 55
36 JJ 65
138
B. Kelompok Kontrol No Nama Siswa Nilai
1 A 50
2 B 60
3 C 40
4 D 45
5 E 30
6 F 20
7 G 40
8 H 20
9 I 50
10 J 30
11 K 65
12 L 45
13 M 60
14 N 75
15 O 55
16 P 10
17 Q 20
18 R 25
19 S 35
20 T 60
21 U 45
22 V 50
23 W 35
24 X 45
25 Y 55
26 Z 55
27 AA 30
28 BB 65
29 CC 40
30 DD 60
31 EE 50
32 FF 35
33 GG 45
34 HH 40
35 II 65
36 JJ 70
139
Lampiran 15
PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN,
MODUS, VARIANS, SIMPANGAN BAKU, KEMIRINGAN DAN
KURTOSIS KELOMPOK EKSPERIMEN
A. Distribusi Frekuensi
1. Banyak data (n) = 36
2. Perhitungan Rentang
R = Xmaks - Xmin
= 70 - 20
= 50
3. Perhitungan Banyak Kelas
K = 1 + 3,3 log (n)
= 1 + 3,3 log 36
= 1 + 3,3 (1,56)
= 1 + 5, 14
= 6,14
≈ 7
4. Perhitungan Panjang Kelas
814,7
750
≈=
=
=
PP
P
KRP
140
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai tes Eksperimen
interval Bb Ba fi Fk Xi xi^2 fixi fixi^2 xi‐x (xi‐x)^4 f(xi‐x)^4 20‐27 19.5 27.5 2 2 23.5 552.25 47 1104.5 ‐30.2 831816.96 1663633.9228‐35 27.5 35.5 3 5 31.5 992.25 94.5 2976.75 ‐22.2 242891.27 728673.8036‐43 35.5 43.5 3 8 39.5 1560.25 118.5 4680.75 ‐14.2 40658.69 121976.0744‐51 43.5 51.5 7 15 47.5 2256.25 332.5 15793.75 ‐6.2 1477.63 10343.4452‐59 51.5 59.5 6 21 55.5 3080.25 333 18481.5 1.8 10.50 62.9960‐67 59.5 67.5 8 29 63.5 4032.25 508 32258 9.8 9223.68 73789.4568‐75 67.5 75.5 7 36 71.5 5112.25 500.5 35785.75 17.8 100387.586 702713.10 Jumlah 17585.75 1934 111081 3301192.76
B. Perhitungan Mean
7,5336
1934
=
=
=∑
∑i
ii
fxf
x
C. Perhitungan Median
5,556
151885,51
21
=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
+=
⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛ −+=
f
FnPbM e
D. Perihtungan Modus
8,643,55,59
12285,59
21
1
=+=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
++=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
+=bb
bPbM o
141
E. Perhitungan Varians
( )( )
( ) (( )
)
2,205=1260
2585601260
3740356399891613636193411108136
12
222
=
−=
−−
=
−
−= ∑ ∑
nnxfxfn
s iiii
F. Perhitungan simpangan baku
32.142,205
==s
G. Perhitungan Kemiringan
77,032,14
1,1132,14
8,647,53
−=
−=
−=
−=
sMx
S ok
Karena kemiringan negatif maka modelnya miring ke kiri.
H. Perhitungan Ketajaman/Kurtosis
( )
( )
( )
18,26,420508,9169932,14
76,3301192361
1
4
4
4
4
=
=
=
−=
∑s
xxfn i
α
142
Karena nilai kurtosisnya kurang dari 3, maka distribusinya adalah distribusi
platikurtik atau bentuk kurvanya mendatar.
143
Lampiran 16
PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN,
MODUS, VARIANS, SIMPANGAN BAKU, KEMIRINGAN DAN
KURTOSIS KELOMPOK KONTROL
A. Distribusi Frekuensi
1. Banyak data (n) = 36
2. Perhitungan Rentang
R = Xmaks - Xmin
= 75-10
= 65
3. Perhitungan Banyak Kelas
K = 1 + 3,3 log (n)
= 1 + 3,3 log 36
= 1 + 3,3 (1, 56)
= 1 + 5,14
= 6,14
≈ 6
4. Perhitungan Panjang Kelas
118,10
665
≈=
=
=
PP
P
KRP
144
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kelas kontrol
Interval Bb Ba fi Fk xi xi^2 fixi fixi^2 xi‐x (xi‐x)^4 f(xi‐x)^4 1 0‐20 9,5 20,5 4 4 15 225 60 900 ‐29.94 803539.4 3214158
21‐31 20,5 31,5 4 8 26 676 104 2704 ‐18.94 128682.6 514730.5 32‐42 31,5 42,5 7 15 37 1369 259 9583 ‐7.94 3974.496 27821.47
43‐53 42,5 53,5 9 24 48 2304 432 20736 3.06 87.677 789.093 54‐64 53,5 64,5 7 31 59 3481 413 24367 14.06 39078.81 273551.6
65‐75 64,5 75,5 5 36 70 4900 350 24500 25.06 394388.5 1971943 Jumlah 1618 82790 6002993
A. Perhitungan Mean
94,4436
1618
=
=
=∑
∑i
ii
fxf
x
B. Perhitungan Median
17,4667,35,429
1518115,42
21
=+=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
+=
⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛ −+=
f
FnPbM e
145
C. Perhitungan Modus
485,55,42
22
=+=
⎠⎝ +2115,42
21
1
⎟⎞
⎜⎛+=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
+=bb
bPbM o
D. Perhitungan Varians
( )( )
( ) ( )( )
71,2871260
3625161260
261792429804401363616188279036
12
222
=
=
−=
−−
=
−
−= ∑ ∑
nnxfxfn
s iiii
E. Perhitungan simpangan baku
96,1671,287
==s
F. Perhitungan Kemiringan
18,096,1606,3
96,164894,44
−=
−=
−=
−=
sMx
S ok
146
Karena kemiringan negatif dan dekat kepada nol maka modelnya sedikit miring ke
kiri.
G. Perhitungan Ketajaman/Kurtosis
( )
( )
( )
02.269,827378,166749
96,16 4
=
=
6002993361
1
4
4
4
=
−=
∑s
xxfn i
α
Karena nilai kurtosisnya kurang dari 3, maka distribusinya adalah distribusi
platikurtik atau bentuk kurvanya mendatar.
147
Lampiran 17
UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
A. Kelas Eksperimen Kelas
Interval Batas Kelas
Z Batas Kelas
Nilai Z Batas Kelas
Luas Z Tabel Ei Oi
(Oi - Ei)2/Ei
19.5 -2.39 0.0084
20-27 0.0252 0.9072 2 1.32
27.5 -1.83 0.0336
28-35 0.0684 2.4624 3 0.12
35.5 -1.27 0.1020
36-43 0.1369 4.9284 3 0.75
43.5 -0.71 0.2389
44-51 0.2015 7.2540 7 0.01
51.5 -0.15 0.4404
52-59 0.2187 7.8732 6 0.45
59.5 0.41 0.6591
60-67 0.1724 6.2064 8 0.52
67.5 0.96 0.8315
68-75 0.1042 3.7512 7 2.81
75.5 1.52 0.9357
Rata-rata 53.70 Simpangan Baku 14.32
χ2hitung 5,97 χ2tabel 9.49
Keterangan / penjelasan perhitungan:
Langkah 1: Mencari batas bawah kelas = 20 – 0,5 = 19,5 (BK1)
BK2 = BK1 + Panjang kelas
= 19,5 + 8 = 27,5. Dan seterusnya
Langkah 2 : Mencari Z batas kelas dengan menggunakan Daftar Z.
148
Diketahui batas bawah kelas adalah 19,5, maka mencari Z batas
kelas dengan cara: S
xBK −
Jadi, Z batas kelas = 32,14
7,535,19 − = -2,39 dan 32,14
7,535,27 − = -1,83
Begitu seterusnya hingga batas bawah terakhir.
Langkah 3 : Mencari luas Z tabel = Z-1,83 – Z-2,39
Luas Z tabel = 0,0336- 0,0084 = 0,0252
Langkah 4 : Mencari frekuensi ekspektasi (Ei) = n x luas Z tabel
Ei = 36 x 0,0252
= 0,9072
Langkah 5 : Mencari Ei
EiOi 2)( − =
9072,0
)9072,02( 2− = 9072,0
)0928,1( 2
= 9072,01942,1 = 1,32
Langkah 6 : Dengan Derajat kebebasan (dk) = Banyak kelas – 3, jadi dk = 7 – 3 =
4
dan taraf signifikansi (α )=0,05
49,9)7)(95,0(2
))(1(22 === − XXX dktabel α
Dari tabel di atas diperoleh daftar frekuensi observasi dan ekspektasi dengan nilai
= 5,97. hitungX 2
Kriteria pengujian normalitas:
Jika maka data berdistribusi normal. tabelhitung XX 22 ≤
Karena pada perhitungan di atas diperoleh nilai yaitu
, maka data pada sampel penelitian berdistribusi normal.
tabelhitung XX 22 ≤
49,997,5 ≤
149
Lampiran 18
UJI NORMALITAS KELAS KONTROL DENGAN KAI KUADRAT
(Chi Square)
Kelas Interval
Batas Kelas
Z Batas Kelas
Nilai Z
Batas Kelas
Luas Z Tabel Ei Oi (Oi - Ei)2/Ei
9.5 -2.09 0.0183
1 0 - 20 0.0566 2.0376 4 1.89
20.5 -1.44 0.0749
21 - 31 0.1399 5.0364 4 0.21
31.5 -0.79 0.2148
32 - 42 0.2295 8.2620 7 0.19
42.5 -0.14 0.4443
43 - 53 0.2472 8.8992 9 0.00
53.5 0.50 0.6915
54 - 64 0.1834 6.6024 7 0.02
64.5 1.15 0.8749
65 - 75 0.0892 3.2112 5 1.00
75.5 1.80 0.9641
Rata-rata 44.94 Simpangan Baku 16.96
χ2hitung 3.32 χ2tabel 7.82
Keterangan / penjelasan perhitungan:
Langkah 1: Mencari batas bawah kelas = 10 – 0,5 = 9,5 (BK1)
BK2 = BK1 + Panjang kelas
= 9,5 + 11 = 20,5. Dan seterusnya
Langkah 2 : Mencari Z batas kelas dengan menggunakan Daftar Z.
150
Diketahui batas bawah kelas adalah 9,5, maka mencari Z batas kelas
dengan cara: S
xBK −
Jadi, Z batas kelas = 96,16
94,445,9 − = -2,09 dan 96,16
94,445,20 − = -1,44
Begitu seterusnya hingga batas bawah terakhir.
Langkah 3 : Mencari luas Z tabel = Z-1,80 – Z-2,47
Luas Z tabel = 0,0068 - 0,0259 = 0,0191
Langkah 4 : Mencari frekuensi ekspektasi (Ei) = n x luas Z tabel
Ei = 36 x 0,0191
= 0,6876
Langkah 5 : Mencari Ei
EiOi 2)( − =
6876,0
)6876,02( 2− = 6876,0
)3124,1( 2
= 6876,0722,1 = 2,50
Langkah 6 : Dengan Derajat kebebasan (dk) = Banyak kelas – 3, jadi dk = 6 – 3 =
3
dan taraf signifikansi (α )=0,05
82.7)6)(95,0(2
))(1(22 === − XXX dktabel α
Dari tabel di atas diperoleh daftar frekuensi observasi dan ekspektasi dengan nilai
= 3,32. hitungX 2
Kriteria pengujian normalitas:
Jika maka data berdistribusi normal. tabelhitung XX 22 ≤
Karena pada perhitungan di atas diperoleh nilai yaitu
, maka data pada sampel penelitian berdistribusi normal.
tabelhitung XX 22 ≤
82,732,3 ≤
151
Lampiran 19
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS
A. Menentukan Hipotesis Statistik
H0 : 22
21 σσ =
H1 : 22
21 σσ ≠
B. Menentukan Ftabel dan Kriteria Pengujian
Dari Table F untuk jumlah sampel 36 pada taraf signifikasi (α ) 5%
dan pada taraf signifikansi α = 0,05 untuk dk penyebut (varian terbesar) 35
dan dk pembilang (varian terkecil ) 35, diperoleh Ftabel = 1,96. Keriteria
pengujian untuk uji homogenitas sebagai berikut :
Jika Fhitung < Ftabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima
C. Menentukan Fhitung
4,12,20571,287
terkecilVarians terbesarVariansFhitung
=
=
=
D. Membandingkan Ftabel dengan Fhitung
Dari hasil perhitungan diperoleh,
Fhitung < Ftabel ⇔ 1,4 < 1,96
E. Kesimpulan
Dari pengujian homogenitas dengan uji Fisher diperoleh Fhitung < Ftabel
maka H0 diterima, artinya kedua kelompok sampel mempunyai varians yang
sama atau homogen.
152
Lampiran 20
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS STATISTIK
A. Menentukan Hipotesis Statistik
H0 : 21μ μ≤
Ha : 21 μμ >
Keterangan:
1μ : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen
2μ : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol
B. Menentukan ttabel dan Kriteria Pengujian
Untuk mencari ttabel , karena hipotesisnya satu pihak maka untuk
menentukan . ( ) (dktt ,1tabel α−= )
Dengan ( ) ( ) 7023636221 =−+=−+= nndk
Pada taraf signifikasi α =0,05 diperoleh ttabel = 1, 66. Kriteria pengujian untuk
uji normalitas sebagai berikut :
Jika thitung < ttabel , maka H0 diterima dan Ha ditolak
Jika thitung ≥ ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima
153
C. Menentukan thitung
( ) ( )
( )( ) ( )( )
7,155,246
7085,1725170
85,10069718223636
71,2871362,205136
211
21
222
211
==
=
+=
−+−+−
=
−+−+−
=nn
snsnsgab
37,270,376,8
361
3617,15
94,447,53
11
21
21
=
=
+
−=
+
−=
nnS
XXt
gab
hitung
D. Membandingkan thitung dengan ttabel
Dari hasil perhitungan diperoleh,
thitung > ttabel ⇔ 2,37 > 1,66
E. Kesimpulan
Dari pengujian hipotesis dengan uji-t diperoleh thitung > ttabel maka H0
ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain rata-rata hasil belajar
matematika siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata hasil
belajar matematika pada kelompok kontrol.
154
Lampiran 21
Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment dari Pearson
155
Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment dari Pearson (Lanjutan)
156
Lampiran 22
Luas Di Bawah Kurva Normal
157
Lampiran 23
Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Chi Square)
158
Nilai Kritis Distribusi Kai Kuadrat (Lanjutan)
159
Lampiran 24
Nilai Kritis Distribusi F
f0,05 (v1, v2)
160
Nilai Kritis Distribusi F (Lanjutan)
161
Lampiran 25
Nilai Kritis Distribusi t
kelompok eksperimen
interval Bb Ba fi fk xi xi^2 fixi fixi^2 xi‐x20‐27 19.5 27.5 2 2 23.5 552.25 47 1104.5 ‐30.228‐35 27.5 35.5 3 5 31.5 992.25 94.5 2976.75 ‐22.236‐43 35.5 43.5 3 8 39.5 1560.25 118.5 4680.75 ‐14.244‐51 43.5 51.5 7 15 47.5 2256.25 332.5 15793.75 ‐6.252‐59 51.5 59.5 6 21 55.5 3080.25 333 18481.5 1.860‐67 59.5 67.5 8 29 63.5 4032.25 508 32258 9.868‐75 67.5 75.5 7 36 71.5 5112.25 500.5 35785.75 17.8
17585.75 1934 111081
kelas kontrolInterval Bb Ba fi Fk xi xi^2 fixi fixi^2 xi‐x1 0‐20 9,5 20,5 4 4 15 225 60 900 ‐29.9421‐31 20,5 31,5 4 8 26 676 104 2704 ‐18.9432‐42 31,5 42,5 7 15 37 1369 259 9583 ‐7.9443‐53 42,5 53,5 9 24 48 2304 432 20736 3.0654‐64 53,5 64,5 7 31 59 3481 413 24367 14.0665‐75 64,5 75,5 5 36 70 4900 350 24500 25.06jumlah 1618 82790
(xi‐x)^4 f(xi‐x)^4831816.96 1663633.92 mean= 53.7242891.27 728673.80 median= 55.940658.69 121976.07 modus 64.81477.63 10343.44 varians 205,21
10.50 62.99 simpangan baku 14.329223.68 73789.45 3740356
100387.586 702713.10 kemiringan ‐0.775143301192.76 kurtosis 2.181
(xi‐x)^4 f(xi‐x)^4803539.4 3214158128682.6 514730.53974.496 27821.4787.677 789.093
39078.81 273551.6394388.5 1971943
6002993
67
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Eksperimen
Nama Sekolah : MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII (tujuh)
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi :
1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
Indikator :
1. Membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif
2. Menyatakan hubungan antara dua buah bilangan bulat
3. Menyelesaikan operasi tambah pada bilangan bulat
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif
2. Siswa dapat menyatakan hubungan antara dua buah bilangan bulat
3. Siswa dapat menyelesaikan operasi tambah pada bilangan bulat
B. Materi Pembelajaran
1. Bilangan bulat dan lambangnya.
2. Penjumlahan bilangan bulat
68
C. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing
D. Langkah- langkah pembelajaran
Pendahuluan (10 menit)
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca
do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru
menyiapkan siswa untuk memulai belajar.
Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan operasi hitung pada
bilangan cacah yang pernah di pelajari di Sekolah Dasar.
- guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Motivasi : guru menyampaikan manfaat bilangan bulat dalam kehidupan
sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit)
1. embentuk kelompok–kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan informasi tentang materi Guru m
Setia
Setia
Kem
Setelah sis
Masing-m
Guru mMasing-mEvaluasi
2. p ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing, kemudian menjelaskan informasi tentang materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
3. p siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah diinformasikan oleh ketua kelompok.
4. udian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain.
5. wa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
6. asing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang di anggap sulit.
7. embimbing dan mengarahkan jalannya diskusi. 8. asing kelompok membuat laporan hasil diskusi. 9.
69
Penutup : (10 menit)
1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan mengenai
bilangan bulat dan lambangnya dan penjumlahan bilangan bulat 2. Siswa dan guru melakukan refleksi 3. Siswa diberi tugas untuk meringkas materi berikutnya
E. Alat dan sumber belajar
Alat : Whiteboard, spidol, penghapus
Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga.
F. Penilaian
Teknik : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Uraian
Instrumen :
1. Diketahui barisan bilangan sebagai berikut : -3, 1, 4, -2. Tentukan manakah yang merupakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif!
2. Sisipkan lambang sehingga menjadi kalimat yang benar! a. 45… 28 b. 22 … 11
3. Hitunglah penjumlahan penjumlahan bilangan bulat berikut ini! a. -10 + 13 b. -25 + (-22)
Mengetahui Tangerang, 2 Agustus 2010 Guru Pamong Matematika Peneliti Fiyanti Malawati, S. Pd Rahmadini Husna NIP. 197106132005012002 NIM.105017000434
70
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2
(RPP)
Nama Sekolah : MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII (tujuh)
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi :
1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
Indikator :
1. Menentukan sifat-sifat operasi tambah pada bilangan bulat
2. Menyelesaikan operasi kurang pada bilangan bulat
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan sifat-sifat operasi tambah pada bilangan bulat
2. Siswa dapat menyelesaikan operasi kurang pada bilangan bulat
B. Materi Pembelajaran
1. Sifat-sifat penjumlahan pada bilangan bulat
2. Pengurangan bilangan bulat
C. Model Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing
D. Langkah- langkah pembelajaran
Pendahuluan (10 menit)
71
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca
do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru
menyiapkan siswa untuk memulai belajar.
Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan
sebelumnya.
Motivasi : guru menyampaikan manfaat penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit)
1. embentuk kelompok–kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan informasi tentang materi Guru m
Setiap
Setiap
Kemud
Setelah s
Masing-mi jalannya diskusi.
Masing-m iskusi. Evaluasi
nutup :
ngkuman dari materi yang disampaikan
ateri berikutnya
E. lat dan sumber belajar , penghapus
Sum er belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga.
2. ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing, kemudian menjelaskan informasi materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
3. siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah diinformasikan oleh ketua kelompok.
4. ian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain.
5. iswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
6. asing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang di anggap sulit. 7. Guru mengawas8. asing kelompok membuat laporan hasil d9.
Pe (10 menit)
1. Siswa membuat ra2. Siswa dan guru melakukan refleksi 3. Siswa diminta untuk mempelajari m AAlat : Whiteboard, spidol
b
72
Penilaian F. Teknik : Tes Tulis
Uraian
n hasil penju lahan bilangan-bilangan berikut ini: an (-9) + 16
ab a al di atas, sifat apakah yang
2. (i)
Tangerang, 4 Agustus 2010
iyanti Malawati, S. Pd
Bentuk Instrumen :
Instrumen :
1. a. Tentuka(i) 16 + (-9) d
m
0(ii) (-3 + 10) + (-4) dan -3 + 1 4
b. Dengan memperhatikan jaw an so l-soberlaku?
Hitunglah pengurangan-pengurangan bilangan bulat berikut ini! 4 – 7
(ii) 6 – (-10)
Mengetahui Guru Pamong Matematika Peneliti F Rahmadini Husna
IP. 197106132005012002 NIM.105017000434
N
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3
Nama Sekola
er
a enit
Standar Kompetensi :
fat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam
Ko
si hitung bilangan bulat
aikan perkalian bilangan bulat
bulat
esaikan perkalian bilangan bulat
bulat
B. Materi Pembelajaran
sifatnya
Tipe Snowball Throwing
(RPP)
h : MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII (tujuh)
Semest : 1 (satu)
Alokasi W ktu : 2 x 40 m
1. Memahami sifat–sipemecahan masalah.
mpetensi Dasar :
1.1 Melakukan opera
Indikator :
1. Menyeles
2. Menentukan sifat-sifat perkalian bilangan
3. Menyelesaikan pembagian bilangan bulat
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyel
2. Siswa dapat menentukan sifat-sifat perkalian bilangan
3. Siswa dapat menyelesaikan pembagian bilangan bulat
1. Perkalian dan sifat-
2. Pembagian bilangan bulat
C. Model Pembelajaran
Cooperative Learning
74
D. angkah- langkah pembelajaran
engkondisikan siswa untuk tertib membaca
pokok bahasan pada pertemuan
Motivasi : guru menyampaikan manfaat perkalian dan pembagian bilangan
Kegiatan inti : (60 menit)
dan memanggil ketua dari setiap kelomp
menjel
lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertany
i bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa y
satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada
aan yang di anggap sulit. Guru m
elompok membuat laporan hasil diskusi. Evaluasi
utup :
gkuman dari materi yang disampaikan 2. Siswa dan guru melakukan refleksi
L
Pendahuluan (10 menit)
- Guru memberikan salam, guru m
do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru
menyiapkan siswa untuk memulai belajar.
Apersepsi : - guru mengingatkan kembali
sebelumnya.
bulat dalam kehidupan sehari-hari
1. Guru membentuk kelompok–kelompok ok untuk memberikan informasi tentang materi
2. Setiap ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing, kemudian askan informasi tentang materi yang disampaikan oleh guru kepada
temannya. 3. Setiap siswa diberikan satu
aan apa saja yang menyangkut materi yang sudah diinformasikan oleh ketua kelompok.
4. Kemudian kertas tersebut dibuat sepertang lain.
5. Setelah siswa dapat satu bola / siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergantian. 6. Masing-masing kelompok mendiskusikan pertany7. engawasi jalannya diskusi. 8. Masing-masing k9.
Pen (10 menit)
1. Siswa membuat ran
3. Siswa diminta untuk mempelajari materi berikutnya
75
E. Alat dan sumber belajar
Alat : Whiteboard, spidol
, penghapus
atika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga.
F.
Teknik : Tes Tulis
Uraian
h perkalia -perkalian bilangan bulat berikut ini! -4 x 6
erkalian bilangan bulat berikut ini! (2 x (-4)) + ( 2 x 3). Sifat apakah yang berlaku?
Mengetahui Tangerang, 16 Agustus 2010
iyanti Malawati, S. Pd
Sumber belajar : Buku paket Matem
Penilaian
Bentuk Instrumen :
Instrumen :
1. Hitungla(i)
n
(ii) -5 x (-7) 2. Hitunglah p
2( -4 + 3) dan 3. Hitunglah pembagian berikut ini!
a. [90 : (-15)] : (-3) b. -60 : 5
Guru Pamong Matematika Peneliti F Rahmadini Husna
IP. 197106132005012002 NIM.105017000434
N
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 4
Nama Sekola
er
a enit
Standar Kompetensi :
fat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam
Ko
si hitung bilangan bulat
kan KPK dan FPB dengan memfaktorkan
masalah
ukan KPK dan FPB dengan memfaktorkan
masalah
B. Materi Pembelajaran
Tipe Snowball Throwing
D.
(RPP)
h : MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII (tujuh)
Semest : 1 (satu)
Alokasi W ktu : 2 x 40 m
1. Memahami sifat–sipemecahan masalah.
mpetensi Dasar :
1.1 Melakukan opera
Indikator :
1. Menentu
2. Menggunakan KPK dan FPB untuk menyelesaikan
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menent
2. Siswa dapat menggunakan KPK dan FPB untuk menyelesaikan
KPK dan FPB
C. Model Pembelajaran
Cooperative Learning Langkah- langkah pembelajaran
Pendahuluan (10 menit)
77
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca
do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru
menyiapkan siswa untuk memulai belajar.
Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan
sebelumnya.
Motivasi : guru menyampaikan manfaat KPK dan FPB dalam kehidupan
sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit)
1. embentuk kelompok–kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan informasi tentang materi Guru m
Setiap
Setiap
Kemu
Setelah s
Masing-mi jalannya diskusi.
Masing-m diskusi. Evaluasi
nutup :
angkuman dari materi yang disampaikan
ateri berikutnya
E. Alat dan sumber belajar
2. ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing, kemudian menjelaskan informasi tentang materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
3. siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah diinformasikan oleh ketua kelompok.
4. dian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain.
5. iswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
6. asing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang di anggap sulit. 7. Guru mengawas8. asing kelompok membuat laporan hasil 9.
Pe (10 menit)
1. Siswa membuat r2. Siswa dan guru melakukan refleksi 3. Siswa diminta untuk mempelajari m
Alat : Whiteboard, spidol, penghapus
78
Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga.
F. Penilaian
Teknik : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Uraian
Instrumen :
1. Tentukan KPK dan FPB dari 24 dan 32! 2. Tersedia 84 buku, 56 pensil, dan 140 krayon. Bila buku, pensil, dank rayon
tersebut akan dibagi rata kepada sejumlah anak, berapa anak sebanyak-banyaknya yang dapat menerima pembagian itu?
Mengetahui Tangerang, 18 Agustus 2010 Guru Pamong Matematika Peneliti Fiyanti Malawati, S. Pd Rahmadini Husna NIP. 197106132005012002 NIM.105017000434
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 5
(RPP)
Nama Sekolah : MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII (tujuh)
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi :
1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
Indikator :
1. Melakukan pembulatan pada bilangan bulat
2. Menaksir hasil perkalian dan pembagian pada bilangan bulat
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan pembulatan pada bilangan bulat
2. Siswa dapat menaksir hasil perkalian dan pembagian pada bilangan bulat
B. Materi Pembelajaran Taksiran pada bilangan bulat
C. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing
D. Langkah- langkah pembelajaran
Pendahuluan (10 menit)
80
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca
do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru
menyiapkan siswa untuk memulai belajar.
Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan
sebelumnya.
Motivasi : guru menyampaikan manfaat taksiran pada bilangan bulat
dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit)
1. embentuk kelompok–kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan informasi tentang materi Guru m
Setiap
Setiap
Kemu
Setelah s
Masing-mi jalannya diskusi.
Masing-m diskusi. Evaluasi
nutup :
ngkuman dari materi yang disampaikan
ateri berikutnya
. Alat dan sumber belajar
2. ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing, kemudian menjelaskan informasi tentang materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
3. siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah diinformasikan oleh ketua kelompok.
4. dian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain.
5. iswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
6. asing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang di anggap sulit. 7. Guru mengawas8. asing kelompok membuat laporan hasil 9.
Pe (10 menit)
1. Siswa membuat ra2. Siswa dan guru melakukan refleksi 3. Siswa diminta untuk mempelajari m E
Alat : Whiteboard, spidol, penghapus
81
Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga.
F. Penilaian
Teknik : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Uraian
Instrumen :
1. Hasil pembulatan ke puluhan terdekat untuk 167 adalah… 2. Tentukan pendekatan hasil perhitungan berikut ke angka ratusan
terdekat! a. 123 x 298 b. 1. 624 : 432
Mengetahui Tangerang, 23 Agustus 2010 Guru Pamong Matematika Peneliti Fiyanti Malawati, S. Pd Rahmadini Husna NIP. 197106132005012002 NIM.105017000434
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 6
(RPP)
Nama Sekolah : MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII (tujuh)
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi :
1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
Indikator :
1. Menyelesaikan operasi pangkat pada bilangan bulat
2. Menentukan dan menggunakan sifat-sifat operasi bilangan berpangkat
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyelesaikan operasi pangkat pada bilangan bulat
2. Siswa dapat menentukan dan menggunakan sifat-sifat operasi bilangan
berpangkat
B. Materi Pembelajaran
Pemangkatan dan sifat-sifatnya
C. Model Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing
D. Langkah- langkah pembelajaran
Pendahuluan (10 menit)
83
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca
do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru
menyiapkan siswa untuk memulai belajar.
Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan
sebelumnya.
Motivasi : guru menyampaikan manfaat pemangkatan dan sifat-sifatnya
dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit)
1. embentuk kelompok–kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan informasi tentang materi Guru m
Setiap
Setiap
Kemud
Setelah s
Masing-mi jalannya diskusi.
Masing-m iskusi. Evaluasi
nutup :
ngkuman dari materi yang disampaikan
materi berikutnya
E. Alat dan sumber belajar
Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga.
2. ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing, kemudian menjelaskan informasi tentang materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
3. siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah diinformasikan oleh ketua kelompok.
4. ian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain.
5. iswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
6. asing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang di anggap sulit. 7. Guru mengawas8. asing kelompok membuat laporan hasil d9.
Pe (10 menit)
1. Siswa membuat ra2. Siswa dan guru melakukan refleksi 3. Siswa diberi tugas untuk meringkas
Alat : Whiteboard, spidol, penghapus
84
Penilaian F.
Teknik : Tes Tulis
strumen : Uraian
3
3 b. x 4 : 4
Mengetahui Tangerang, 25 Agustus 2010
Bentuk In
Instrumen :
1. Tentukan hasil pemangkatan bilangan-bilangan berikut! a.
b. 9 2
2. Sederhanakan bentuk-bentuk berikut! a.
4
Guru Pamong Matematika Peneliti Fiyanti Malawati, S. Pd Rahmadini Husna
IP. 197106132005012002 NIM.105017000434
N
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 7
(RPP)
Mata Pelajaran atika
i Wa
Standar Kompetensi :
1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam
Kompetensi Dasar :
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
lat.
kan akar kuadrat suatu bilangan dengan perkiraan atau taksiran.
tukan akar kuadratsuatu bilangan dengan perkiraan atau
B. Materi Pembelajaran
Akar kuadrat bilangan bulat
nowball Throwing
belajaran
Nama Sekolah : MTs. Negeri Legok
: Matem
Kelas : VII (tujuh)
Semester : 1 (satu)
Alokas ktu : 2 x 40 menit
pemecahan masalah.
Indikator :
1. Menghitung akar kuadrat suatu bilangan bu
2. Menentu
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menghitung akar kuadrat suatu bilangan bulat
2. Siswa dapat menen
taksiran
C. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe S
D. Langkah- langkah pem
Pendahuluan (10 menit)
86
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca
pokok bahasan pada pertemuan
Motivasi ampaikan manfaat akar kuadrat dalam kehidupan
Kegiatan inti
mpok–kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan informasi tentang materi
utup :
1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan elakukan refleksi
Alat : Whiteboard, spidol, penghapus
do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru
menyiapkan siswa untuk memulai belajar.
Apersepsi : - guru mengingatkan kembali
sebelumnya.
: guru meny
sehari-hari
: (60 menit)
1. Guru membentuk kelo
2. Setiap ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing, kemudian menjelaskan informasi tentang materi yang disampaikan oleh guru kepadatemannya.
3. Setiap siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah diinformasikan oleh ketua kelompok.
4. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain.
5. Setelah siswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
6. Masing-masing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang di anggap sulit. Guru mengawasi jalannya diskusi. 7.
8. Masing-masing kelompok membuat laporan hasil diskusi. 9. Evaluasi
Pen (10 menit)
2. Siswa dan guru m3. Siswa diberi tugas untuk meringkas materi berikutnya
E. Alat dan sumber belajar
87
Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga.
F. Teknik : Tes Tulis
Uraian
glah hasil ak pangkat kuadrat berikut ini!
Penilaian
Bentuk Instrumen :
Instrumen :
1. Hitun
a. √169 ar
b. √461
2. Per irakak n hasil akar kuadrat berikut ini sampai satu tempat desimal! 0a. √2
b. √45
Mengetahui Tangerang, 30 Agustus 2010
iyanti Malawati, S. Pd
Guru Pamong Matematika Peneliti F Rahmadini Husna
IP. 197106132005012002 NIM.105017000434
N
88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 8
(RPP)
Mata Pelajaran matika
i Wa
Standar Kompetensi :
1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam .
-sifat operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan
1. Menggunakan sifat-sifat penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan atan bilangan bulat untuk menyelesaikan masalah
urangan, perkalian, pangkatan bilangan bulat untuk menyelesaikan masalah
B.
Pe
belajaran
Nama Sekolah : MTs. Negeri Legok
: Mate
Kelas : VII (tujuh)
Semester : 1 (satu)
Alokas ktu : 2 x 40 menit
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar :
1.2 Menggunakan sifatmasalah
Indikator :
perpangk
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menggunakan sifat-sifat penjumlahan, pengpembagian, dan per
Materi Pembelajaran
nggunaan operasi hitung bilangan bulat untuk menyelesaikan masalah
C. Model Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing
D. Langkah- langkah pem
Pendahuluan (10 menit)
89
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca
do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru
menyiapkan siswa untuk memulai belajar.
Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan
sebelumnya.
Motivasi : guru menyampaikan manfaat operasi hitung dalam kehidupan
sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit)
1. embentuk kelompok–kelompok dan memanggil ketua dari setiap kelompok untuk memberikan informasi tentang materi Guru m
Setiap
Setiap
Kemud
Setelah s
Masing-mi jalannya diskusi.
Masing-m iskusi. Evaluasi
nutup :
an dari materi yang disampaikan
E. lat dan sumber belajar
umber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga.
2. ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing–masing, kemudian menjelaskan informasi tentang materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
3. siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah diinformasikan oleh ketua kelompok.
4. ian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain.
5. iswa dapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
6. asing kelompok mendiskusikan pertanyaan yang di anggap sulit. 7. Guru mengawas8. asing kelompok membuat laporan hasil d9.
Pe (10 menit)
1. Siswa membuat rangkum2. Siswa dan guru melakukan refleksi A
Alat : Whiteboard, spidol, penghapus S
90
Uraian
k r untuk jawaban benar adalah 2, jawaban salah -1, enjawab benar 29 soal dan
Mengetahui Tangerang, 1 September 2010
iyanti Malawati, S. Pd
F. Penilaian Teknik : Tes Tulis
Bentuk Instrumen :
Instrumen :
1. Pada tes fisika, sdan tidak dijawab adalah 0. Budi berhasil m
o
tidak menjawab 5 soal dari 40 soal yang diberikan. Berapakah skor yang diperoleh oleh Budi?
Guru Pamong Matematika Peneliti F Rahmadini Husna
IP. 197106132005012002 NIM.105017000434 N
91
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Kontrol
Nama Sekolah : MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII (tujuh)
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi :
1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
Indikator :
1. Membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif
2. Menyatakan hubungan antara dua buah bilangan bulat
3. Menyelesaikan operasi tambah pada bilangan bulat
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif
2. Siswa dapat menyatakan hubungan antara dua buah bilangan bulat
3. Siswa dapat menyelesaikan operasi tambah pada bilangan bulat
B. Materi Pembelajaran
1. Bilangan bulat dan lambangnya.
2. Penjumlahan bilangan bulat
92
C. Metode Pembelajaran
Ekspositori
D. Langkah- langkah pembelajaran
Pendahuluan (10 menit)
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca
do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru
menyiapkan siswa untuk memulai belajar.
Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan operasi hitung pada
bilangan cacah yang pernah di pelajari di Sekolah Dasar.
- guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Motivasi : guru menyampaikan manfaat bilangan bulat dalam kehidupan
sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit)
1. enjelaskan tentang bilangan bulat dan lambangnya serta letak bilangan bulat pada garis bilangan Guru m
Siswa dimuru menyatakan hubungan antara dua bilangan bulat yang
diketahulat dengan garis bilangan.
Siswinta mengerjakan latihan 1 no. 7 dan latihan 2 no. 3 halaman 8
padadiminta mengerjakan latihan 1 no. 7 dan latihan 2 no. 3 di
papan tulis.
dari materi yang disampaikan mengenai lambangnya dan penjumlahan bilangan bulat
2. Siswa dan guru melakukan refleksi
a
2. inta menyebutkan contoh bilangan bulat positif dan negatif 3. Siswa dan g
i secara bersama-sama 4. Guru menjelaskan penjumlahan bilangan bu5. a dan guru mengerjakan contoh soal penjumlahan bilangan bulat. 6. Siswa dim
buku paket erlangga. 7. Beberapa siswa
Penu it)
1. Siswa membuat rangkuman
tup : (10 men
bilangan bulat dan
E. Alat dan sumber belajar
Al t : Whiteboard, spidol, penghapus
93
Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik
F.
trumen : Uraian
an sebagai berikut : -3, 1, 4, -2. Tentukan manakah pakan bilan n bulat positif dan bilangan bulat negatif!
2. Sisipkan lambang sehingga menjadi kalimat yang benar!
stus 2010
Guru Pamong Matematika Peneliti
Adinawan & Sugijono, Erlangga.
Penilaian
Teknik : Tes Tulis
Bentuk Ins
Instrumen :
1. Diketahui barisan bilangyang meru
ga
a. 45… 28 b. 22 … 11 3. Hitunglah penjumlahan penjumlahan bilangan bulat berikut ini!
a. -10 + 13 b. -25 + (-22)
Mengetahui Tangerang, 2 Agu
Fiyanti Malawati, S. Pd Rahmadini Husna
IP. 197106132005012002 NIM.105017000434
N
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2
(RPP)
Mata Pelajar atika
i Wa
Standar Kompetensi :
1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam
Kompetensi Dasar :
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
bilangan bulat
aikan operasi kurang pada bilangan bulat
esaikan operasi kurang pada bilangan bulat
B.
an bulat
C. Metode
belajaran
(10 menit)
Nama Sekolah : MTs. Negeri Legok
an : Matem
Kelas : VII (tujuh)
Semester : 1 (satu)
Alokas ktu : 2 x 40 menit
pemecahan masalah.
Indikator :
1. Menentukan sifat-sifat operasi tambah pada
2. Menyeles
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan sifat-sifat operasi tambah pada bilangan bulat
2. Siswa dapat menyel
Materi Pembelajaran
1. Sifat-sifat penjumlahan bilangan bulat.
2. Pengurangan bilang
Pembelajaran
Ekspositori
D. Langkah- langkah pem
Pendahuluan
95
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca
pokok bahasan pada pertemuan
mpaikan tujuan pembelajaran
otivasi an dan pengurangan
Kegiatan inti
– sifat penjumlalahan bilangan bulat Guru mSiswa bulat
dan lat
enit)
ar
Sum er belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik
rlangga.
F.
trumen : Uraian
lahan bilangan-bilangan berikut ini:
do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru
menyiapkan siswa untuk memulai belajar.
Apersepsi : - guru mengingatkan kembali
sebelumnya.
- guru menya
M : guru menyampaikan manfaat penjumlah
bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari
: (60 menit)
1. Guru menjelaskan sifat 2. enjelaskan pengurangan bilangan bulat. 3. dan guru mengerjakan contoh soal sifat-sifat penjumlahan bilangan
4. Siswa dan guru mengerjakan contoh soal pengurangan bilangan bulat. Guru member tugas kepada s5. iswa mengerjakan latihan 3 no. 1 halaman 11
ihan 4 no. 2 a, c halaman 14 pada buku paket erlangga. Beberapa siswa6. diminta mengerjakan latihan 3 no. 1 halaman 11 dan latihan 4 no. 2 a, c halaman 14 di papan tulis.
Penutup : (10 m
1. Siswa dan guru melakukan refleksi
E. Alat dan sumber belaj
Alat : Whiteboard, spidol, penghapus
b
Adinawan & Sugijono, E
Penilaian
Teknik : Tes Tulis
Bentuk Ins
Instrumen :
1. a. Tentukan hasil penjum
96
(i) 16 + (-9) dan (-9) + 16
b. Dengan memperhatikan jawaban soal-soal di atas, sifat apakah yang
2. Hitunglah pengurangan-pengurangan bilangan bulat berikut ini!
(ii) 6 – (
Mengetahui Tangerang, 4 Agustus 2010
iyanti Malawati, S. Pd Rahmadini Husna
(ii) (-3 + 10) + (-4) dan -3 + 10 4
berlaku?
(i) 4 – 7 -10)
Guru Pamong Matematika Peneliti F
IP. 197106132005012002 NIM.105017000434
N
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3
(RPP)
Mata Pelajar atika
i Wa
Standar Kompetensi :
1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam
Kompetensi Dasar :
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
kan sifat-sifat perkalian bilangan bulat
langan bulat
ukan sifat-sifat perkalian bilangan bulat
B. Materi Pembelajaran
bulat
C.
Nama Sekolah : MTs. Negeri Legok
an : Matem
Kelas : VII (tujuh)
Semester : 1 (satu)
Alokas ktu : 2 x 40 menit
pemecahan masalah.
Indikator :
1. Menyelesaikan perkalian bilangan bulat
2. Menentu
3. Menyelesaikan pembagian bilangan bulat
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyelesaikan perkalian bi
2. Siswa dapat menent
3. Siswa dapat menyelesaikan pembagian bilangan bulat
1. Perkalian dan sifat-sifatnya
2. Pembagian bilangan
Metode Pembelajaran
Ekspositori
98
D. angkah- langkah pembelajaran
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca
udian guru mengabsen siswa, setelah itu guru
otivasi pembagian bilangan
bulat dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti
1. Guru menjelaskan perkalian bilangan bulat positif dengan negatif, kedua erkalian bilangan bulat dengan 0 dan 1..
Siswa d
a dan guru mengerjakan contoh soal sifat-sifat perkalian bilangan bulat. Guru m
dan guru mengerjakan contoh soal pembagian bilangan bulat. Siswa dim ihan 6 no. 1 d
engerjakan latihan 5 no. 1 a,b,c,d halaman 17 dan latihan papan tulis.
utup :
Siswa m
Siswa d
dol, penghapus
L
Pendahuluan (10 menit)
do’a sebelum belajar kem
menyiapkan siswa untuk memulai belajar.
Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan
sebelumnya.
- guru menyampaikan tujuan pembelajaran
M : guru menyampaikan manfaat perkalian dan
: (60 menit)
bilangan bulat negatif, p2. an guru mengerjakan contoh soal perkalian bilangan bulat. 3. Guru menjelaskan sifat-sifat perkalian bilangan bulat. 4. Sisw5. enjelaskan pembagian bilangan bulat 6. Siswa 7. inta mengerjakan latihan 5 no. 1 a,b,c,d halaman 17 dan lat
an 2 halaman 22 pada buku paket erlangga. 8. Beberapa siswa diminta m
6 no. 1 dan 2 halaman 22 pada buku paket erlangga di
Pen (10 menit)
1. embuat rangkuman dari materi yang disampaikan mengenai perkalian dan pembagian bilangan bulat
2. an guru melakukan refleksi
E. Alat dan sumber belajar
Alat : Whiteboard, spi
Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga.
99
F. Penilaian Teknik : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Uraian
ian bilangan bulat berikut ini! + ( 2 x 3). Sifat apakah yang berlaku?
3. Hitunglah pembagian berikut ini! 5)] : (-3)
Tangerang, 16 Agustus 2010
Peneliti
Fiyanti Malawati, S. Pd Rahmadini Husna
Instrumen :
1. Hitunglah perkalian-perkalian bilangan bulat berikut ini! (i) -4 x 6
(ii) -5 x (-7) 2. Hitunglah perkal
2 ( -4 + 3) dan (2 x (-4))
a. [90 : (-1b. -60 : 5
Mengetahui
Guru Pamong Matematika
NIP. 197106132005012002 NIM.105017000434
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 4
(RPP)
Nama Sekolah : MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran : Matematika
Semester
Standar Kompetensi :
1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :
1. Menentukan KPK dan FPB dengan memfaktorkan
dan FPB untuk menyelesaikan masalah
dapat menentukan KPK dan FPB dengan memfaktorkan
menyelesaikan masalah
B. Materi Pembelajaran
KPK dan FPB
C.Ekspositori
D. Langkah- langkah pembelajaran
enit)
Kelas : VII (tujuh)
: 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
Indikator :
2. Menggunakan KPK
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa
2. Siswa dapat menggunakan KPK dan FPB untuk
Metode Pembelajaran
Pendahuluan (10 m
101
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca
lum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru
ulai belajar.
Apersepsi : - guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan
nya.
PK dan FPB dalam kehidupan
Kegiatan inti : (60 m
Guru menjelaskan cara m emfaktorkan.
enjelaskan penggunaaan masalah.
soal penggunaan KPK dan FPB untuk .
Siswa dimket erlangga.
Bebera buku paket erlangga di papan tulis.
Siswa m
Siswa d
Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik
Teknik : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Uraian
do’a sebe
menyiapkan siswa untuk mem
pertemuan sebelum
- guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Motivasi : guru menyampaikan manfaat K
sehari-hari
enit)
1. enentukan KPK dan FPB dengan m2. Siswa dan guru mengerjakan contoh KPK dan FPB dengan memfaktorkan. 3. Guru m KPK dan FPB untuk menyelesaikan
4. Siswa dan guru mengerjakan contoh menyelesaikan masalah
5. inta mengerjakan latihan 7 no. 1 dan 2 a,b,c,d dan no. 6 halaman 25 pada buku pa
6. pa siswa diminta mengerjakan latihan 7 no. 1 dan 2 a,b,c,d dan no. 5 halaman 25 pada
Penutup : (10 menit)
1. embuat rangkuman dari materi yang disampaikan mengenai perkalian dan pembagian bilangan bulat
2. an guru melakukan refleksi
E. Alat dan sumber belajar
Alat : Whiteboard, spidol, penghapus
Adinawan & Sugijono, Erlangga.
F. Penilaian
102
il, dan 140 krayon. Bila buku, pensil, dank rayon tersebut akan dibagi rata kepada sejumlah anak, berapa anak
anyak-banyaknya yang dapat menerima pembagian itu?
Mengetahui Tangerang, 18 Agustus 2010
Guru Pamong Matematika Peneliti
F
Instrumen :
1. Tentukan KPK dan FPB dari 24 dan 32! 2. Tersedia 84 buku, 56 pens
seb
iyanti Malawati, S. Pd Rahmadini Husna IP. 197106132005012002 NIM.1050170N 00434
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 5
(RPP)
Nama Sekolah : MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII (tujuh)
Alokasi Wak enit
Standar Kompetensi :
1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :
1.2 Melakukan operasi h lat
2. Menaksir hasil perkalian dan pembagian pada bilangan bulat
ran
bilangan bulat
dapat menaksir hasil perkalian dan pembagian pada bilangan bulat
B. Materi Pembelajaran
Taksiran pada bilangan bulat
C.
D. belajaran
Pendahuluan (10 menit)
Semester : 1 (satu)
tu : 2 x 40 m
itung bilangan bu
Indikator :
1. Melakukan pembulatan pada bilangan bulat
A. Tujuan Pembelaja
1. Siswa dapat melakukan pembulatan pada
2. Siswa
Metode Pembelajaran Ekspositori Langkah- langkah pem
104
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca
ar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru
an siswa untuk memulai belajar.
n kembali pokok bahasan pada pertemuan
sebelumnya.
2. S akan contoh soal pembulatan pada bilangan bulat. 3. Guru menjelaskan cara menaksir perkalian dan pembagian pada bilangan
4. Siswa dan toh soal menaksir perkalian dan pembagian pada bilangan bulat.
akan latihan 8 no. 1, 2, 3 halaman 27 pada buku paket erlangga.
t)
gkuman dari materi yang disampaikan mengenai perkali
t : Wh
u paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik
n
do’a sebelum belaj
menyiapk
Apersepsi : - guru mengingatka
Motivasi : - guru menyampaikan manfaat taksiran pada bilangan bulat dalam
kehidupan sehari-hari
Kegiatan inti : (60 menit)
1. Guru menjelaskan cara melakukan pembulatan pada bilangan bulat. iswa dan guru mengerj
bulat. guru mengerjakan con
5. Siswa diminta mengerj
6. Beberapa siswa diminta mengerjakan latihan 8 no. 1, 2, 3 halaman 27 pada buku paket erlangga di papan tulis.
Penutup : (10 meni
1. Siswa membuat ranan dan pembagian bilangan bulat
2. Siswa dan guru melakukan refleksi
E. Alat dan sumber belajar
Ala iteboard, spidol, penghapus
Sumber belajar : BukAdinawan & Sugijono, Erlangga.
F. Penilaian
Teknik : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Uraia
105
Instrumen :
2. Tentukan pendekatan hasil perhitungan berikut ke angka ratusan terdekat! 298
engetahui Tangerang, 23 Agustus 2010 Guru Pamong Matematika Peneliti
d Rahmadini Husna
1. Hasil pembulatan ke puluhan terdekat untuk 167 adalah…
a. 123 xb. 1. 624 : 432
M
Fiyanti Malawati, S. P NIP. 197106132005012002 NIM.105017000434
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 6
(RPP)
Nama Sekolah : MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII (tujuh)
Semester : 1 (satu)
Standar Kompetensi :
1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :
1.1 Melakukan operasi h ga bulat
Indikator :
asi pangkat pada bilangan bulat
A.
nyelesaikan operasi pangkat pada bilangan bulat
unakan sifat-sifat operasi bilangan
ngkat
B. Materi Pembelajaran
Pemangkatan dan sifat-sifatnya
it)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
itung bilan n
1. Menyelesaikan oper
2. Menentukan dan menggunakan sifat-sifat operasi bilangan berpangkat
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat me
2. Siswa dapat menentukan dan mengg
berpa
C. Metode Pembelajaran
Ekspositori
D. Langkah- langkah pembelajaran
Pendahuluan (10 men
107
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca
do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru
ntuk memulai belajar.
- guru mengingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan
sebelumnya.
ampaikan manfaat pemangkatan bilangan bulat dalam
kehidupan sehari-hari
asi pangkat pada bilangan bulat.
3. S rjakan contoh soal operasi pangkat pada bilangan bulat
berpangkat 5. Siswa dib latihan 10 no. 2 halaman 30 buku paket
no. 1 dan 3 halaman 33 buku paket erlangga. rjakan latihan 10 no. 2 halaman 30 buku paket
erlangg
Siswa mkukan refleksi
ber b
menyiapkan siswa u
Apersepsi :
Motivasi : guru meny
Kegiatan inti : (60 menit)
1. Guru menjelaskan cara menyelesaikan oper2. Guru menjelaskan sifat-sifat pemangkatan bilangan berpangkat
iswa dan guru menge
4. Siswa dan guru mengerjakan contoh soal sifat-sifat operasi bilangan
eri tugas mengerjakanerlangga dan latihan 11
6. Beberapa siswa mengea dan latihan 11 no. 1 dan 3 halaman 33 buku paket erlangga di
papan tulis.
Penutup : (10 menit)
1. embuat rangkuman dari materi yang disampaikan 2. Siswa dan guru mela
E. Alat dan sumber belajar
Alat : Whiteboard, spidol, penghapus
Sum elajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik Adinawan & Sugijono, Erlangga.
F. Penilaian Teknik : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Uraian
108
Instrumen :
1. Tentukan hasil pemangkatan bilangan-bilangan berikut! a. 3
a. 3 4 x 4 : 4
ti Fiyanti Malawati, S. Pd Rahmadini Husna
b. 9 2
2. Sederhanakan bentuk-bentuk berikut!
b.
Mengetahui Tangerang, 25 Agustus 2010
Guru Pamong Matematika Peneli
NIM.105017000434
NIP. 197106132005012002
109
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 7
(RPP)
Nama Sekolah : MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII (tujuh)
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi :
1. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
Indikator :
1. Menghitung akar kuadrat suatu bilangan bulat.
2. Menentukan akar kuadrat suatu bila
tukan akar kuadrat suatu bilangan dengan perkiraan atau
B. Materi Pembelajaran
Akar kuadrat suatu bilangan bulat
t)
ngan dengan perkiraan atau taksiran.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menghitung akar kuadrat suatu bilangan bulat
2. Siswa dapat menen
taksiran
C. Metode Pembelajaran Ekspositori
D. Langkah- langkah pembelajaran
Pendahuluan (10 meni
110
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca
do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru
untuk memulai belajar.
kembali pokok bahasan pada pertemuan
sebelumnya.
: guru menyampaikan manfaat akar kuadrat pada bilangan bulat
ari-hari
menghitung akar kuadrat suatu
4. S jakan contoh soal suatu bilangan dengan perkiraan atau taksiran
erlangga d 37 buku paket erlangga. 6. Beberapa siswa m an 36 buku paket
no.1-5 halaman 37 buku paket erlangga di papan
0 menit)
ng disampaikan Siswa d
ngkas materi berikutnya
t : Wh
eknik : Tes Tulis
ian
menyiapkan siswa
Apersepsi : - guru mengingatkan
Motivasi
dalam kehidupan seh
Kegiatan inti : (60 menit)
1. Guru menjelaskan cara menghitung akar kuadrat suatu bilangan. 2. Guru menjelaskan cara menetukan akar kuadrat suatu bilangan dengan
perkiraan atau taksiran. 3. Siswa dan guru mengerjakan contoh soal
bilangan bulat. iswa dan guru menger
5. Siswa diberi tugas mengerjakan latihan 12 no.1-5 halaman 36 buku paket an latihan 13 no.1-5 halaman
engerjakan latihan 12 no.1-5 halamerlangga dan latihan 13tulis.
Penutup : (1 1. Siswa membuat rangkuman dari materi ya2. an guru melakukan refleksi 3. Siswa diberi tugas untuk meri
E. Alat dan sumber belajar
Ala iteboard, spidol, penghapus
Sumber belajar : Buku paket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik inawan &Ad Sugijono, Erlangga.
F. Penilaian
T
Bentuk Instrumen : Ura
111
Instrumen :
1. Hitunglah hasil akar pangkat kuadrat berikut ini! a. √169 b. √461
2. Perkirakan hasil akar kuadrat berikut ini sampai satu tempat desimal!
a. √20 b. √45
Mengetahui Tangerang, 30 Agustus 2010 Guru Pa Peneliti
a i, S. Pd Rahmadini Husna
mong Matematika
Fiyanti alaw tM
NIM.105017000434
NIP. 197106132005012002
112
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 8
(RPP)
Nama Sekolah : MTs. Negeri Legok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII (tujuh)
Semester : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
tandar Kompetensi :
. Memahami sifat–sifat operasi hitung bilangan dan penggunaanya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah
Indikator :
1. Menggunakan sifat-sifat penjum ngurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan bilanga untuk enye lah
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat meng at p ngurangan, perkalian, bulat untuk menyelesaikan masalah
Penggunaan operasi hitung bilangan bulat untuk menyelesaikan masalah
D. Langkah- langkah pembelajaran
Pendahuluan (10 menit)
S
1
:
lahan, pen bulat m lesaikan masa
gunakan sifat-sif enjumlahan, pepembagian, dan perpangkatan bilangan
B. Materi Pembelajaran
C. Metode PembelajaranEkspositori
113
- Guru memberikan salam, guru mengkondisikan siswa untuk tertib membaca
engingatkan kembali pokok bahasan pada pertemuan
Motivasi : guru menyampaikan manfaat operasi hitung bilangan bulat
idupan sehari-hari
egiatan inti : (60 menit)
1. Guru memberikan contoh soal pada uji kompetensi bab 1 no. 4 dan 5 t erlangga
. Pen
2. S an refleksi
Alat :
aket Matematika untuk SMP kelas VII, M. Cholik
Adinawan & Sugijono, Erlangga.
raian
benar adalah 2, jawaban salah -1, dan 0. Budi berhasil menjawab benar 29 soal dan tidak ri 40 soal yang diberikan. Berapakah skor yang
do’a sebelum belajar kemudian guru mengabsen siswa, setelah itu guru
menyiapkan siswa untuk memulai belajar.
Apersepsi : - guru m
sebelumnya.
dalam keh
K
halaman 42 buku pake2. Siswa diberi tugas mengerjakan uji kompetensi bab 1 no. 7 dan 11 halaman
41 buku paket erlangga
utup : (10 menit)
1. Siswa membuat rangkuman dari materi yang disampaikan iswa dan guru melakuk
E. Alat dan sumber belajar
Whiteboard, spidol, penghapus
Sumber belajar : Buku p
F. Penilaian
Teknik : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : U
Instrumen :
1. Pada tes fisika, skor untuk jawaban
t aid k dijawab adalahmenjawab 5 soal dadiperoleh oleh Budi?
114
M
atika Peneliti
Fiy Rahmadini Husna
engetahui Tangerang, 1 September 2010
Guru Pamong Matem
anti Malawati, S. Pd NI NIM.105017000434
P. 197106132005012002
Lembar Keterangan Perbaikan Instrumen
No Indikator Nomor soal
Soal
1. Membedakan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negative
1 Pasangan bilangan berikut menunjukkan tinggi suatu daerah dari permukaan air laut diwaktu pasang.. Jika tinggi daerah tersebut dinyatakan/ditulis dalam bentuk bilangan bulat positif dan negatif, manakah pasangan bilangan yang dimaksud? A. 50 meter dan -15 meter B. 48 meter dan 35 meter C. -40 meter dan -20 meter D. -15 meter dan 50 meter
2. Menyatakan hubungan antara dua bilangan bulat
2 Diketahui pernyatan-pernyataan berikut:(i) -18 -21 (ii) -24 -16 (iii) -12 25 (iv) -32 -28 Pernyataan di atas yang benar adalah… A. (i) , (ii), dan (iii) B. (ii) dan (iii) C. (i) dan (iii) D. (iii) dan (iv)
3. Menyelesaikan
operasi tambah, kurang, kali, bagi, pangkat dan akar kuadrat bilangan bulat termasuk operasi campuran
30
27
Harga satu lusin buku Rp. 18.000,00. Jika Anton membeli 3 buah buku dan membayar dengan satu lembar uang lima ribuan, maka sisa uang yang diterima Anton adalah… A. Rp. 500,00 B. Rp. 1.500,00 C. Rp. 1.000,00 D. Rp. 2.500,00 Nilai n yang memenuhi kalimat
adalah… 4 16 4 A. 4 B. 5
25
C. 3 D. 6 Bentuk sederhana dari = …
. B. C. D.
4. Menentukan KPK
dan FPB dengan memfaktorkan
15
16
FPB dari 21 dan 18 adalah…. A. 9 B. 54 C. 14 D. 3 KPK dari 6, 14, dan 15 adalah… A. 42 B. 210 C. 30 D. 120
5. Menggunakan KPK dan FPB untuk menyelesaikan masalah
17 Ari, Oji dan Deni melakukan jaga (piket) secara berkala, Ari setiap 3 hari sekali, Oji setiap 4 hari sekali, dan Deni setiap 5 hari sekali. Pada hari Selasa 2 November 2007 mereka melakukan jaga (piket) secara bersama. Mereka akan melakukan jaga (piket) bersamaan lagi pada… A. Sabtu, 1 Januari 2008 B. Minggu, 2 Januari 2008 C. Senin, 3 Januari 2008 D. Rabu, 5 Januari 2008
6. Menaksir hasil perkalian, pembagian dan melakukan pembulatan bilangan bulat
19 Pembulatan ke angka puluhan terdekat dari 65 x 149 adalah… A. 9.000 B. 6.500 C. 10.500 D. 7.500
7. Menghitung akar kuadrat suatu bilangan
26 Nilai dari √576 adalah… A. 24 B.16 C. 26 D. 23
Jumlah 10
Instrumen tersebut telah diperbaiki dan dinyatakan valid oleh Pembimbing I dan
Pembimbing II.
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd Lia Kurniawati, M.Pd
NIP. 19480323 198203 1 001 NIP. 19760521 200801 2 008
PERHITUNGAN TARAF KESUKARAN TES PILIHAN GANDA
No Nama Butir Soal1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 A 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 12 B 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 03 C 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 04 D 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 05 E 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 16 F 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 07 G 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 08 H 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 19 I 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 110 J 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 011 K 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 012 L 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 113 M 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 114 N 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 115 O 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 116 P 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 017 Q 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 018 R 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 119 S 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 120 T 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 121 U 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 122 V 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 023 W 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 124 X 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 125 Y 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 126 Z 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 027 AA 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 028 BB 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 029 CC 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 130 DD 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 132 Σ 25 10 25 21 20 20 17 25 23 18 16 21 22 17 23 13 14 9 24 9 16 14 15 24 24 12 4 10 20 1633 P 0.8 0.3 0.8 0.7 1 0.7 0.6 1 0.6 0.6 0.5 0.7 0.7 0.6 0.8 0.4 0.5 0.3 0.8 0.3 0.5 0.5 0.5 0.8 0.8 0.4 0.1 0.3 0.7 0.5
Kriteria
Mud
ah
Seda
ng hM
uda
Seda
ng hM
uda
Seda
ng
Seda
ng
Mud
ah
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng hM
uda
Seda
ng
Seda
ng
Suka
r
Mud
ah
Suka
r
Seda
ng
Seda
ng
Seda
ng
Mud
ah
Mud
ah
Seda
ng
Suka
r
Suka
r
Seda
ng
Seda
ng