karyatulisilmiah.com · web view... baik itu kewajiban umum dalam memberikan pelayanan asuhan...
TRANSCRIPT
MAKALAH ETIKA
KODE ETIK PERAWAT GIGI DI INDONESIA
KELOMPOK I
1. Dewa Ayu Dewi S.P (8604)
2. Dian Anggita R. (8613)
3. Rafika Chintya D. (8653)
4. Titik Okta Suryani (8655)
5. Ria Hartatama R. (8657)
6. Varadita Vebri (8661)
7. Yeni Witriani (8662)
8. Anita Rahmawati (8670)
9. Iput Damayanti (8673)
10. Kurnia Ramadhani (8675)
11. Bagus Manik Panji (8679)
12. Eri Septiana (8682)
13. Damairia Hayu P (8685)
14. Prima Aretha (8687)
15. RR Nabila ZA (8688)
16. Ummu Athiyah (8694)
17. Dini Julianti (8696)
18. Ristina Noviatun (8700)
19. Firra Septyanti (8708)
20. Budi Utomo (8713)
21. Dessy Ratna P (8714)
22. Etna Nur U.K (8715)
23. Mayka Dilistiani (8718)
24. Aini Sunar (8719)
25. Eka Aulia Rachman (8802)
26. Sri Mulyaningsih (8811)
27. Catarina Srihanani (8823)
28. Violita Sheilla (8831)
29. Istighfari Zahra Maulida (8847)
30. Riana Febriani (8857)
31. Yessy Trisnaningsih (8871)
32. Ayu Uswatun Hasanah (8879)
33. Melia Oktafiani (8882)
34. Meia Audinah (8885)
35. Ika Ratna Primasasti (8888)
36. Juliyanti Manulang (8892)
37. Siska Pramita Sari (8893)
38. Zam Basir Angga W. (8894)
39. Elylla Oktaviana (9803)
40. Atwina Rizki A. I. D. (8905)
41. Irsa Grusninda Praditia (8908)
42. Nopris Tiara Anisa (8916)
43. Selviani Fharifatun (9919)
44. Pangky Fajar Sagita (8920)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2012
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penyusun memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena
atas berkat rahmat-Nya lah penulisan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika semester empat.
Sekaligus untuk menambah wawasan penulis, mengenai kode etik perawat gigi di
Indonesia yang nantinya dapat di jadikan sebagai pegangan kita di masa mendatang.
Banyak kendala yang muncul dalam penyelesaian makalah ini. Namun karena
kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, pada akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu.
Penyusun menyadari terdapat beberapa materi yang belum penyusun sertakan
dalam makalah ini. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan dalam penulisan selanjutnya di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat berguna bagi para pembaca
khususnya dan juga berguna bagi nusa dan bangsa umumnya.
Yogyakarta, 10 Maret 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman sampul ...............................................................................................................i
Kata Pengantar .................................................................................................................ii
Daftar isi...........................................................................................................................iii
Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...................................................................................................iv
1.2 Tujuan dan Manfaat ..........................................................................................
Bab 2. Pembahasan...........................................................................................................3
2.1 Kewajiban
Umum.................................................................................................
2.2 Kewajiban Perawat Gigi Terhadap
Masyarakat....................................................
2.3 Kewajiban Perawat Gigi Terhadap Teman
Sejawatnya.....................................
2.4 Kewajiban Perawat Gigi Terhadap Diri
Sendiri.................................................
Bab 3. Penutup
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................10
3.2 Saran...................................................................................................................10
Daftar Pustaka.................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawat gigi merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan dalam kelompok
keperawatan yang dalam menjalankan tugas profesinya harus berdasarkan Standar
Profesi (SK Menkes Nomor 1035 Tahun 1998). Pengertian dari profesi sendiri
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian tertentu (ketrampilan,kejujuran,dan sebagainya).
Setiap pekerjaan yang tergolong ke dalam suatu profesi harus memenuhi
beberapa persyaratan, salah satunya adalah memiliki kode etik sebagai acuan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
Kode etik merupakan sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi profesional. Kode etik juga menyatakan perbuatan apa yang benar
atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Kode
etik suatu profesi merupakan ketentuan perilaku yang harus dipatuhi oleh setiap
mereka yang menjalankan profesi seperti dokter, perawat, perawat gigi dan profesi
lainnya.
Begitu halnya dengan perawat gigi yang merupakan suatu profesi bidang
keperawatan gigi juga memiliki kode etik. Dengan adanya kode etik ini diharapkan
dapat memberikan pedoman bagi tiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas, dimana pelaksana profesi (perawat gigi) mampu mengetahui suatu
hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Disamping itu kode etik
juga merupakan sarana kontrol bagi masyarakat maupun profesi yang bersangkutan,
serta mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan
etika dalam keanggotaan profesi.
Kode etik disusun oleh organisasi profesi. Organisasi profesi merupakan suatu
wadah/tempat para anggota profesi tersebut menggabungkan diri dan mendapat
perlindungan. Di Indonesia, organisasi profesi bidang keperawatan gigi adalah
Persatuan Perawat Gigi Indonesia(PPGI). Sebagai seorang perawat gigi kita wajib
menghayati, mentaati dan mengamalkan apa yang sudah tertera didalam kode etik
diwilayah hukum Indonesia. Kewajiban-kewajiban sebagai seorang perawat gigi
senantiasa harus dilakukan dengan semaksimal mungkin, baik itu kewajiban umum
dalam memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, agama, hukum,
kewajiban terhadap masyarakat, kewajiban terhadap diri sendiri, bahkan kewajiban
terhadap rekan sejawat.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui kode etik perawat gigi Indonesia serta kekurangan dan
kelebihannya.
2. Melindungi masyarakat dari praktek-praktek yang tidak sesuai dengan
standar profesi.
3. Melindungi tenaga kesehatan dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar.
4. Sebagai pedoman dalam pengawasan pelaksanaan pelayanan kesehatan dan
pembinaan serta peningkatan mutu pelayanan.
5. Sebagai pedoman menjalankan pelayanan kesehatan yang efektif dan
efisien.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kewajiban Umum
Pasal 1
Setiap Perawat Gigi Indonesia harus senantiasa menjalankan profesinya
secara optimal.
Perawat gigi melakukan pekerjaannya sesuai dengan pelayanan asuhan
kesehatan gigi dan mulut, etika umum, etika kesehatan gigi, hukum dan agama.
Pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut perlu
dipelihara dan ditingkatkan sesuai dengan kompetensi perawat gigi, etika umum
dan etika kesehatan gigi dan mulut dilakukan dalam rangka member pelayanan
terbaik pada pasien.
Sebagai contoh seorang perawat gigi dalam memberikan pelayanan
kesehatannya perlu memperhatikan prinsip etika dan pengetahuan yang didapat
supaya mendapat hasil yang maksimal.
Pasal 2
Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib menjunjung tinggi norma-norma
hidup yang luhur.
Seorang perawat gigi dalam menjalankan profesinya harus membawa diri
dalam sikap yang terpuji. Baik dalam hubungannya terhadap pasien, masyarakat,
teman sejawat maupun profesinya. Dalam menjalankan tugasnya, perawat gigi
harus mematuhi norma-norma luhur yang berlaku di daerah dimana ia
menjalankan tugas sebagai perawat gigi. Oleh karena itu Perawat gigi Indonesia
berkewajiban untuk menjaga tingkah laku, tutur kata serta sikapnya agar selalu
seimbang dengan martabat jabatan Perawat Gigi sebagai salah satu tenaga
kesehatan gigi. Masyarakat memandang perawat gigi yang terampil adalah
perawat gigi yang menjunjung tinggi norma hidup yang luhur baik dalam
1
kehidupan pribadi maupun dalam menjalankan profesinya. Karena Masyarakat
menilai seorang perawat gigi tidak hanya berdasarkan kemampuan dalam
1
memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat, tetapi juga
berdasarkan cara dan sikap hidupnya dalam masyarakat.
Pasal 3
Dalam menjalankan profesi, setiap Perawat Gigi Indonesia tidak
dibenarkan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Kode Etik.
Dalam hal ini sebagai seorang perawat yang profesional harus bekerja
berdasarkan kode etik yang telah diatur dan disepakati. Apabila ada pelanggaran
yang dilakukan dalam proses perawatan maka akan diberi sanksi yang telah
dimuat dalam kode etik profesi perawat gigi. Contoh: apabila seorang perawat
gigi membuka praktik tanpa lisensi maka akan diberi peringatan dan jika hal itu
terus berlanjut maka akan dikeluarkan dari organisasi profesi.
Pasal 4
Setiap Perawat Gigi Indonesia harus memberikan kesan dan keterangan
atau pendapat yang dapat dipertanggung jawabkan.
Yang dimaksud dalam pasal 4 itu adalah bahwa setiap perawat gigi harus
mampu mempertanggungjawabkan tentang apa yang telah disampaikan kepada
pasien. Misalnya dalam hal melakukan tindakan scaling pada pasien, apa saja
langkah-langkah yang akan dilakukan dan dihadapi oleh pasien, seberapa besar
kemungkinan perawatan akan berhasil dan bahkan resiko seperti apa yang akan
dihadapi ketika pasien melakukan tindakan scaling.
Kemudian perawat gigi juga berwenang dalam hal mempertanggung
jawabkan rekam medis pasien dan harus sesuai dengan keadaan pasien yang
sebenarnya terjadi pada diri pasien itu sendiri, bahkan ketika terjadi kesalahan
dalam melakukan tindakan pelayanan kesehatan terhadap diri pasien sang
perawat akan mempertanggunjawabkan nya ataupun mempertanggunggugatkan.
1
Pasal 5
Setiap perawat gigi Indonesia agar menjalin kerja sama yang baik
dengan tenaga kesehatan lainnya.
Perawat gigi harus dapat menjalin kerjasama dengan pelaksana tenaga
kesehatan menyeluruh seperti dokter gigi, dokter umum, bidan, perawat umum,
ahli gizi maupun penyuluh kesehatan masyarakat agar terjalin hubungan yang
baik, harmonis dan saling menghargai. Hubungan kerjasama yang baik dapat
mendukung terjalinnya kolaborasi perawat gigi dengan tenaga kesehatan yang
lain sehingga dapat melakukan asuhan pelayanan kesehatan dengan terapeutik.
Pasal 6
Setiap perawat gigi Indonesia wajib bertindak sebagai motivator dan
pendidik masyarakat.
Perawat bertindak sebagai motivator bertujuan untuk memberi suatu
motivasi/semangat dalam hal kesehatan gigi dan mulut pasien. Hal ini
diterapkan karena motivasi merupakan suatu pencegahan primer.
Pasal 7
Setiap perawat gigi Indonesia wajib berupaya meningkatkan kesehatan
gigi dan mulut masyarakat dalam bidang promotif, preventif, dan kuratif
sederhana.
Perawat gigi Indonesia dalam rangka meningkatkan kesehatan gigi dan
mulut diwajibkan untuk melakukan usaha baik secara pencegahan, promotif,
maupun tindakan kuratif sederhana. Peran perawat gigi dalam upaya promotif
dan preventif dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit gigi dan mulut,
upaya ini dilakukan sebagai rencana berjangka guna menekan angka terjadinya
penyakit gigi dan mulut dalam masyarakat, sedangkan peran perawat gigi dalam
1
upaya kuratif sederhana adalah dengan memberikan tindakan yang bersifat
kuratif yakni disaat penyakit gigi dan mulut sudah menjangkiti seseorang,
namun tindakan kuratif yang diberikan adalah sederhana, tidak melebihi batas
wewenang yang dimiliki oleh seorang perawat gigi sesuai SOP.
2.2 Kewajiban Perawat Gigi Terhadap Masyarakat
Pasal 8
Dalam melaksanakan profesinya, setiap Perawat Gigi Indonesia wajib
memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada individu masyarakat.
Perawat gigi juga termasuk tenaga kesehatan yang di didik dan nantinya
juga bekerja untuk masyarakat luas. Jadi sudah seharusnya menjadi kewajiban
untuk perawat gigi memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada individu
masyarakat.
Selain itu perawat gigi juga wajib untuk memperhatikan dan mendapat
persetujuan apa yang akan dilakukan terhadap pasien. Jika tidak, perawatan
tidak mungkin bisa diteruskan. Jika iya, harus laksanakan semaksimal mungkin.
Dengan adanya prosedur seperti ini, tidak mendapat kesan kalau pasien tidak
tahu apa yang dilakukan perawat terhadapnya, walaupun si perawat sudah
menjelaskan tentang indikasi yang sesuai dengan keadaan penderitanya, tapi
pasien lah yang sepenuhnya menentukan akan dilakukan tindakan atau tidak.
Pasal 9
Dalam hal ini ketidakmampuan dan diluar kewenangan Perawat Gigi
Indonesia berkewajiban merujuk kasus yang ditemukan kepada tenaga yang
lebih ahli.
Setuju, karena apabila seorang perawat gigi tidak dapat menangani
sebuah kasus, dikarenakan hal tersebut bukan kompetensinya, maka ia harus
1
merujuknya ke tenaga medis yang lebih ahli atau berkompeten dalam bidangnya
misalnya ke dokter gigi atau dokter gigi spesialis.
Pasal 10
Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib merahasiakan segala sesuatu yang
ia ketahui tentang kliennya.
Setuju, hal tersebut merupakan hal yang sangat sensitive bagi pasien.
Ketidaknyamanan si pasien, merasa rendah diri, minder, atau lingkungan
sosialisasinya akibat rahasia medis yang tidak dijaga dapat menurunkan
semangat untuk sembuh karena pasien tersebut sudah tidak nyaman dengan
lingkungannya.
Namun, jika harus dirahasiakan kepada keluarganya, nampaknya kurang
setuju. Karena keluarga adalah orang terdekat pasien sehingga diharapkan
mereka bisa membantu dalam proses penyembuhan, seperti memberikan
semangat, mengupayakan pelayanan yang lebih baik, dan sebagai wujud kasih
sayang terhadap pasien.
Pasal 11
Setiap Perawat gigi indonesia wajib memberikan pertolongan darurat
dalam batas-batas kemampuan, sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali
pada waktu itu ada orang lain yang lebih mampu memberikan pertolongan.
Pasal tersebut menjelaskan kewajiban perawat gigi terhadap masyarakat.
Dalam keadaan darurat seorang Perawat Gigi wajib memberikan pertolongan
kepada siapapun yang membutuhkan dan apapun yang dideritanya. Pertolongan
1
yang diberikan tentu dalam batas-batas tindakan keterampilan, keahlian dan
pengetahuan yang dimilikinya. Walaupun sangat terbatas, namun tetap harus
mengerjakan segala sesuatu dalam upaya menyelamatkan seseorang.
Pertolongan harus diberikan apabila tidak ada orang lain yang mampu
memberikan.
Kami sependapat, karena bagaimanapun juga kita sebagai tenaga
kesehatan harus siap dan sigap dalam melayani masyarakat dalam kondisi
apapun dan kapanpun. Namun memang perlu diperhatikan sejauh mana
kemampuan yang kita miliki agar tidak terjadi kesalah yang tidak diinginkan.
Sebaiknya jangan menangani kasus di luar kompetensi kita sebagai perawat gigi,
lakukan pertolongan sederhana sesuai kompetensi kita, kemudian rujuk pada
orang yang lebih mampu menangani kasus tersebut, misalnya dokter gigi.
Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang dapat berakibat fatal dan
merugikan pasien, alih – alih bertujuan menolong tapi yang terjadi malah
membahayakan pasien.
2.3 Kewajiban Perawat Gigi Terhadap Teman Sejawatnya.
Pasal 12
Setiap Perawat Gigi Indonesia harus memperlakukan teman sejawatnya
sebagaimana ia sendiri diperlakukan.
Sesama Perawat Gigi sebaiknya tidak merasa lebih tinggi dari rekan
kerjanya. Hal ini dikarenakan untuk menciptakan proses kerja yang, adil serta
tidak menimbulkan kesenjangan. Selain itu, bertujuan untuk membentuk
lingkungan kerja yang nyaman, sehingga kinerja yang dihasilkan pun optimal.
Dalam usaha menciptakan suasanan kerja yang diinginkan, tentunya
tidak terlepas dari andil organisasi profesi yang menaungi. Pengetahuan yang
dimiliki hendknya dibagikan kepada sesama perawat gigi. Untuk memudahkan
adanya sharing pengalaman antar sesama perawat gigi, alangkah baiknya jika
setiap perawat gigi menjadi anggota dari organisasi Persatuan Perawat Gigi
1
Indonesia. Bisa juga aktif untuk mengikuti pertemuan yang diselenggarakan oleh
PPGI, sehingga feel kerjasama dan penerimaan dalam sebuah komunitas itu ada.
Forum antar perawat gigi juga dapat memfasilitasi dalam pencarian
solusi atas kesalahpahaman yang timbul antar sesama perawat gigi. Selain itu
dapat dijadikan sebagai sarana curah pendapat tentang isu-isu teraktual dalam
dunia kedokteran gigi.
2.4 Kewajiban Perawat Gigi Terhadap Diri Sendiri
Pasal 13
Setiap perawat gigi Indonesia wajib mempertahankan dan meningkatkan
martabat dirinya.
Meningkatkan martabat dirinya, berarti bahwa perawat gigi wajib bekerja
secara teleti dan hendaknya selalu berusaha mawas diri untuk meningkatkan
citra perawat gigi di masyarakat.
Pasal 14
Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib mengikuti secara aktif
perkembangan pengetahuan dan teknologi.
Kami setuju dengan pasal 14 karena bagaimanapun ilmu pengetahuan itu
terus berkembang seimbang dengan kemajuan zaman. Oleh sebab itu, sebagai
seorang perawat gigi tentunya kita juga harus aktif mengikuti perkembangan
tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dengan ilmu – ilmu baru yang
lebih memadai. Dapat kita lihat pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan
yang dilakukan masih bersifat manual dan konvensional, belum disertai dengan
sistem/perangkat tekhnolgi yang memadai. Contohnya dalam hal
1
pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat
mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam
praktek. Dengan adanya perkembangan teknologi, maka sangat dimungkinkan
bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan
yang lebih baik.
Pasal 15
Setiap Perawat Gigi Indonesia harus memelihara kesehatannnya supaya
dapat bekerja dengan baik.
Dalam pasal 15 disebutkan bahwa setiap perawat gigi di Indonesia harus
memeliharanya kesehatannya, kita sebagai calon perawat gigi harusnya
memberikan contoh yang baik kepada masyarakat tentang bagaimana caranya
memelihara kesehatan, terutama kesehatan gigi dan mulut. Seperti
memeriksakan gigi minimal 6 bulan sekali, menggosok gigi minimal 2 kali
sehari (setelah sarapan dan sebelum tidur). Dan menjaga kebersihan dirinya serta
lingkungan sekitarnya, dan memperhatikan syarat-syarat pencegahan antara lain
dengan imunisasi, mencuci tangan, memakai masker dan sarung tangan.
Tapi dalam realitanya di Indonesia masih sering ditemui perawat gigi
yang tidak memperhatikan syarat-syarat kesehatan.
1
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan yang telah dijabarkan pada bab pembahasan, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Kode Etik Perawat Gigi Indonesia dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan
profesi secara baik untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan dan
pengembangan tenaga kesehatan gigi di masa mendatang.
b. Dapat dijadikan evaluasi bagi seluruh perawat gigi Indonesia terhadap
profesinya.
3.2 Saran
a. Dalam pelaksanaanya dibutuhkan tingkat profesionalitas yang tinggi dari seluruh
perawat gigi Indonesia dan partisipasi antar sesama teman sejawatnya.
b. Perawat gigi Indonesia harus menjaga nama baik dengan ilmu, moral dan etika
agar tidak berdampak buruk pada nama baik seluruh perawat gigi di Indonesia
1
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 378/Menkes/Sk/Iii/2007 Tentang Standar Profesi Perawat Gigi
http://prasxo.wordpress.com/2011/02/17/definisi-perawat-gigi/ diunduh melalui Google Chrome 10/03/2012
http://www.pdgi.or.id/assets/files/2010/Kepmenkes.pdf diunduh melalui Mozzila Firework “Standar Profesi Perawat Gigi” tanggal 10/3/2012.
http://mohtar.staff.uns.ac.id/files/2009/03/kode-etik.pdf diunduh di unduh melalui Mozzila Firework “Profesi,Kode Etik,dan Profesionalisme” tanggal 10/3/2012.
1