eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/11928/1/jurnal.docx · web viewartikel. the influence of...

35
ARTIKEL THE INFLUENCE OF BALANCE, LEGS MUCLE STRENGTH , AND ANKLE COORDINATION ON LOWER KICK SKILLS OF STUDENTS AT SMPN 5 IN SOUTH SINJAI. MUH.NASIR PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2018

Upload: trantruc

Post on 23-May-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ARTIKEL

THE INFLUENCE OF BALANCE, LEGS MUCLE STRENGTH , AND ANKLE COORDINATION ON LOWER KICK SKILLS OF STUDENTS AT SMPN 5 IN SOUTH

SINJAI.

MUH.NASIR

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2018

PENGARUH KESEIMBANGAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN SEPAK MULA BAWAH

PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW SISWA SMP NEGERI 5 SINJAI SELATAN

MUH.NASIR

Penjas dan Olahraga,Universitas Negeri Makassar

Email: [email protected]

ABSTRAK: Muh. Nasir. 2018 “Pengaruh Keseimbangan, Kekuatan Otot Tungkai dan Koordinasi Mata Kaki Terhadap Kemampuan Sepak Mula Bawah Siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan”. Tesis Program Sudi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Pascasarjana Universitas Negeri Makassar. (Dibimbing Oleh Dr.Suwardi,M.Pd dan Sudirman,M.Pd). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keseimbangan, kekuatan otot tungkai dan koordinasi mata kaki terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan. Populasi terjangkau penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIa dan VII.b. yang berjumlah 40 orang putera. Penentuan sampel dengan menggunakan sampel jenuh, artinya seluruh populasi terjangkau dijadikan sampel penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis jalur dengan bantuan program komputer SPSS versi 21 dengan taraf signifikan 95% atau α = 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Ada pengaruh langsung keseimbangan terhadap koordinasi mata kaki siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan sebesar 63,52% 2) Ada pengaruh langsung kekuatan otot tungkai terhadap koordinasi mata kaki siswa SMP Negeri 5 Sinjai selatan sebesar 12,48%, 3) Ada pengaruh langsung keseimbangan terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan sebesar 31,8%, 4) Ada pengaruh langsung kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan sebesar 19,29%, 5) Ada pengaruh langsung koordinasi mata kaki terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan sebesar 21,6%, 6) Ada pengaruh keseimbangan terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan seoaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan melalui koordinasi mata kaki sebesar 41,91%, 7) Ada pengaruh kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan melalui motivasi sebesar 19,29%.

Kata Kunci: Keseimbangan, Kekuatan Otot Tungkai, Koordinasi Mata Kaki dan Kemampuan Sepak Mula Bawah.

ABSTRACK: MUH.NASIR, 2018. The Influence of Balance, Legs Mucle Strength, and Ankle Coordination on Lower Kick Skills of Students at SMAN 5 in South Sinjai. The study aims at examining the influence of balance, legs muscle strength, and ankle coordination on lower skills in sepaktakraw of students at SMPN 5 in South Sinjai. The population of the study was the entire students of class VIIa and VIIb with the total of 40 students. Sample was selected by employing saturated sample meaning all the population became the research sample. Data analysis employed descriptive analysis and path analysis through SPSS version 21 computer program at the level of significance 95% or a =o,05. The results of the study reveal than 1) there is direct influence of balance on ankle coordination of students at SMPN 5 in South Sinjai by 63,52% 2) there is direct influence of legs muscle strength in ancle coordinationof students at SMPN 5 in South Sinjai, 3) there is direct influence of balance on lower kick skills in sepaktakraw of students at SMPN 5 in South Sinjai by 31,8 %, 4) there is direct influence of legs muscle strength on lower kick skills in sepaktakraw of students at SMPN 5 in South Sinjai by 19,29%,5) there is direct influence of ankle coordination on lower kick skills in sepaktakraw of students at SMPN 5 in South Sinjai by 21,6%, 6) there is direct

influence of balance on lower kick skills in sepakn by 19,29%.takraw of students at SMPN 5 in South Sinjai through ankle coordination by 41,91%, and 7) there is influence of legs muscle strength on lower kick skills in sepaktakraw of students at SMPN 5 in South Sinjai through motivati

Keywords: balance, legs muscle strength, ankle coordination, lower kick skills

PENDAHULUAN

Pembinaa olahraga sepaktakraw sudah merupakan bagian integral dari pembinaan bangsa dan pembangunan nasional kita. sesuai dengan anjuran pemerintah untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, maka kegiatan olahraga di negara kita termasuk olahraga sepaktakraw di laksanakan sepanjang tahun mulai dari tingkat daerah, nasional dan bahkan sampai pada taraf internonasional.

Dewasa ini olahraga merupakan hal yang sangat penting, sebagai program kehidupan yang sehat. Kegiatan olahraga telah mendapat perhatian dari pemerintah dan seluruh rakyat, baik yang tinggal di kota maupun yang tinggal di pelosok-pelosok pedesaan. Olahraga telah mendapat tempat yang penting, dan tidak lagi dianggap sebagai milik sekelompok usia tertentu, akan tetapi semua usia dapat melakukannya. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara yang dimana kemajuan teknologinya telah maju dengan pesatnya. Kebutuhan olahraga ini telah dirasakan perlunya, karena banyak aktifitas-aktifitas manusia yang memerlukan gerak, agar supaya badan tetap sehat serta tingkat kesegaran jasmani seseorang tetap dalam kondisi prima.

Pemassalan dan pembinaan merupakan satu proses yang saling berkaitan dan saling menunjang, dengan tujuan untuk memperkuat dasar dan prestasi olahraga di Indonesia. Yang dimaksud dengan pemassalan dan pembinaan disini, bukanlah berarti banyaknya atau ramainya kegiatan sepaktakraw, akan tetapi kegiatan yang berkesinambungan, sehingga tidak terjadi kevakuman akan bibit-bibit pemain dimasa yang akan datang. Sedangkan yang melaksanakan pembinaan pada cabang olahraga sepaktakraw adalah; para pembina yang meliputi pelatih dan guru pendidikan jasmani disekolah-sekolah. Dalam hubungannya, tugas sebagai pelatih dan guru pendidikan jasmani adalah memperkaya diri dengan berbagai bentuk latihan atau metode mengajar yang telah dikuasainya, dengan tujuan untuk menyempurnakan metode lama yang tidak efisien lagi untuk dipergunakan. Kekeliruan yang

dilakukan oleh para pelatih dan guru pendidikan jasmani dalam penyajian atau memilih bentuk-bentuk latihan, akan memberikan kesukaran dalam memperbaiki kebiasaan yang kurang tepat atau salah.

Dalam dunia pendidikan, pendidikan jasmani bersama-sama dengan mata pelajaran lain yang diajarkan di sekolah memiliki tujuan mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional, yaitu: mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rokhani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Salah satu dari tujuan pendidikan nasional tersebut adalah memiliki pengetahuan dan keterampilan. Dalam dunia olahraga keterampilan yang diharapkan adalah mengarah pada pengembangan prestasi olahraga, sehingga dapat mengembangkan bakat yang dimiliki untuk dapat berprestasi pada cabang olahraga yang digelutinya.

Sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw merupakan salah satu bagian penting yang harus diperhatikan oleh pelatih, guru pendidikan jasmani dalam memberikan latihan, karena dapat menentukan kemenangan dalam pertandingan. Hal ini disebabkan karena sepak mula bawah merupakan serangan pertama yang bisa langsung mendapatkan poin atau angka. Kegagalan dalam melakukan sepak mula bawah berarti memberikan poin atau angka kepada pihak lawan. Oleh karena itu, kemampuan sepak mula bawah dalam bermain sepaktakraw sangat dibutuhkan. Dalam artian bahwa sepak mula bawah yang dilakukan adalah sepak mula bawah yang terarah ke titik lemah lawan.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis bahwa animo/minat masyarakat terhadap permainan sepaktakraw adalah cukup besar, baik anak-anak maupun orang dewasa. Hal ini dapat dilihat pada masyarakat di sore hari, mereka senang melakukan olahraga sepaktakraw, disamping itu banyak dijumpai siswa sekolah pada setiap jam istirahat aktif melakukan

permainan sepaktakraw serta ditunjang dengan perhatian dan kontrol oleh guru-guru mereka, sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan permainannya.

Di Sulawesi Selatan telah berdiri beberapa klub sepaktakraw yang dipersiapkan untuk mengikuti kejuaran nasional dan prestasinya sangat menggembirakan. Pada beberapa kejuaraan yang diikuti atlet tersebut mampu memperlihatkan prestasi yang diharapkan. Akan tetapi dalam hal sepak mula , atlet sepaktakraw Sulawesi Selatan belum memiliki keterampilan servis sesuai dengan yang diharapkan, utamanya dalam hal servis yang keras serta penempatan bola ke titik lemah lawan masih kurang akurat.

Melihat perkembangan dan antusias siswa yang sangat tinggi di SMP Negeri 5 Sinjai Selatan, akan tetapi sejak tahun 2015 setiap mengikuti kejuaraan antara SMP se Kabupaten Sinjai tidak pernah memperlihatkan prestasi sesuai dengan yang diharapkan, dikarenakan masih banyaknya kekurangan dalam teknik dasar yang dialami siswa tersebut terutama pada teknik sepak mula bawah, dimana dalam melakukan sepak mula sangat sulit untuuk mengarahkan bola ke titik lemah lawan.

Sepaktakraw merupakan olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat sulawesi selatan, baik orang tua, muda maupun anak-anak. Gerakan dalam sepaktakraw sangatlah unik dan sulit, dimana butuh ketepatan dalam perkenaan bola dengan kaki, paha, dan kepala saat melakukan teknik-teknik keteramplan didalamnya seperti sepaksila, memaha, menyundul, membahu, mendada, servis, smash, dan blok. Dengan banyaknya yang menggemari olahraga ini diharapkan agar permainan sepaktakraw dapat memberi kontribusi kesehatan, hiburan dan prestasi khususnya bagi kabupaten sinjai.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis bahwa animo/minat masyarakat terhadap permainan sepaktakraw adalah cukup besar baik anak-anak maupun orang dewasa. Hal ini dapat dilihat pada masyarakat di sore hari mereka senang melakukan olahraga sepaktakraw, disamping itu banyak menjumpai siswa sekolah pada setiap jam istirahat aktif melakukan permainan sepak sepaktakraw serta ditunjang dengan perhatian dan kontrol oleh guru-guru mereka, sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan permainannya.Sesuai dengan uraian di atas, tentang komponen kondisi fisik yang terkait dalam meningkatkan

kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw, dipilih tiga komponen kondisi fisik yang akan diteliti, yaitu: keseimbangan, kekuatan otot tungkai dan koordinasi mata kaki sebagai upaya terobosan untuk meningkatkan kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw.

Keseimbangan dibutuhkan pada saat mengangkat salah satu kaki sebagai kaki ayun, dan kaki yang satu sebagai kaki tumpu. Pada saat seperti itulah keseimbangan badan harus terpelihara sehingga posisi bola yang akan disepak mula bawah berada pada posisi yang tepat, sehingga sepak mula bawah yang dilakukan bisa terarah ke titik lemah lawan

Kekuatan otot tungkai dibutuhkan saat kaki melakukan sepak mula bawah karena gerakannya membutuhkan hanya satu kaki tumpuan. Secara otomatis, tungkai yang digunakan untuk bertumpu harus memiliki kekuatan otot yang baik agar dapat menopang tubuh saat melakukan sepak mula bawah sehingga kaki yang akan melakukan sepakan tepat perkenaannya pada bola takraw.

Koordinasi merupakan unsur yang penting dalam melakukan gerakan kemampuan sepak mula bawah, dimana dalam pelaksanaannya melibatkan penglihatan dengan gerakan kaki, karena bola yang akan disepak mula bawah dilambungkan oleh orang lain. Jadi membutuhkan tingkat koordinasi mata dengan kaki yang baik, sehinnga sepak mula bawah yang dilakukan bisa menghasilkan angka atau poin. Dengan demikian dalam penelitian ini akan dikaji secara terperinci tentang pengaruh keseimbangan, kekuatan otot tungkai dan koordinasi mata kaki akan memberikan pengaruh terhadap kemampuan sepak mula bawah bawah dalam permainan sepaktakraw.Adapun tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari 5 aspek untuk siswa SMPN 5 Sinjai Selatan dan Hasil yang dicapai dalam penelitian ini diharapkan memberikan manfaat: Manfaat Teoritis

Dapat lebih memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dibidang keolahragaan, tentang pengaruh keseimbangan, kekuatan otot tungkai dan koordisasi mata-kaki terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.1. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat penggemar cabang olahraga sepaktakraw,

sebagai bahan informasi dan bahan masukan dalam rangka pembinaan, pengembangan dan peningkatan prestasi olahraga khususnya olahraga sepaktakraw

b. Memberikan informasi kepada pembina, pelatih dan guru penjas serta penulis sendiri tentang pentingnya keseimbangan, kekuatan otot tungkai dan koordinasi mata-kaki khususnya dalam kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw.Permainan sepaktakraw merupakan suatu

permainan masyarakat yang dulunya dikenal dengan nama sepak raga. Permainan sepak raga sangat digemari oleh para pemuda dan masyarakat pada beberapa daerah di Indonesia, terutama yang berdomisili di pesisir pantai seperti: kepulauan Riau, Sumatera Barat dan Makassar.

Hanafi (1995;3) mengatakan bahwa di beberapa negara Asia Tenggara, istilah sepaktakraw atau sepak raga dikenal dengan berbagai nama. Di Thailand dikenal dengan istilah “takraw”, di Filipina disebut “Sipa”, di Kamboja (Laos) disebut “Kator” di Sri Langka “Raga”, Burma disebut “Ching Loong”, di Sulawesi Selatan (Indonesia) disebut “Rago”dan di Brunei disebut “Olahraga Jala”.

Cara pelaksanaan/ permulaan permainan sepaktakraw adalah: 1) regu yang memilih sepak mula bawah pada waktu undian, akan memulai permainan pada set pertama. Pemenang set pertama akan memulai permainan pada set kedua dan pada set tie break akan dilakukan undian lagi, 2) pelambung harus segera melambungkan bola begitu wasit menyebutkan angka, apabila pemain mendahuluinya, maka lambungan harus diulang dan pemain tersebut diberi peringatan oleh wasit, 3) bola harus disepak begitu pelambung melambungkan bola kepada tekong. Begitu bola berhasil disepak dengan baik dan melewati atas net, semua pemain bebas bergerak di lapangan sendiri, 4) sepak mula bawah dinyatakan syah apabila bola melewati atas net baik menyentuh ataupun tidak dan jatuh di lapangan lawan, 5) pelaksanaan sepak mula bawah oleh tekong boleh dilakukan dengan berbagai cara, asal salah satu kakinya berada di dalam garis lingkaran servis.

Untuk lebih memperjelas tentang permainan sepaktakraw, maka lihat gambar bola dan lapangan sepaktakraw lengkap dengan ukurannya.

Gambar: 2.1 Bola Takraw Sumber : Takraw

Word (1999:15)

Ukuran bola sepaktakraw adalah sebagai berikut:1. Bola berbentuk bulat, terbuat dari rotan

atau plastik (synthetic fibre)2. Berat bola antara 170-180 gram untuk

putra, dan 150-160 untuk putri3. Lingkaran keliling bola 42- 44 cm untuk

putra, dan 43 – 45 cm untuk putri, dan terdiri dari 9 – 11 strains (anyaman) dan mempunyai 12 lubang.

Ukuran lapangan dan tinggi net sepaktakraw.

Tiang :1) Tinggi net putra 1,55 meter di pinggir

dan minimal 1,52 meter di tengah2) Tinggi net putri 1,45 meter di pinggir dan

minimal 1,42 meter di tengah.3) Kedudukan tiang 30 cm dari garis

pinggir.Net :

1) Net terbuat dari tali, benang atau nylon yang lubangnya berukuran 6-8 cm

2) Panjang net tidak lebih dari 6.11 meter dan lebar 70 cm.

3) Kedua ujung net ditandai dengan pita ukuran 5 cm, ditarik dan diikatkan pada tiang.

Sehubungan dengan itu, maka teknik-teknik dasar permainan sepaktakraw seperti yang tersebut di atas, meliputi: sepak mula bawah, sepak kura, sepak cungkil, sepak badek,memaha, mendada.

Keseimbangan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai olahragawan maupun yang bukan olahragawan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang mempertahankan sistem tubuh baik dalam posisi statis maupun dalam posisi bergerak (dinamis) yang mana keseimbangan juga merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu gerakan. Harsono

(1988:223) mengatakan bahwa keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular kita dalam kondisi statis, atau mengontrol sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi bergerak.

Kekuatan merupakan kemampuan otot dalam mengatasi beban ketika menjalankan aktivitas.

Tanpa kekuatan tubuh yang memadai, seseorang penampilan gerak tentu tidak mampu melakukan gerak motorik secara maksimal. Kekuatan adalah kemampuan seseorang untuk membangkitkan tegangan (tension) terhadap suatu tahanan (resistance). Kekuatan terjadi karena adanya kontraksi antara otot dan tulang.

Otot adalah sebuah jaringan yang paling penting dalam bergerak. Sekitar 40 % berat tubuh kita adalah otot. Menurut Budiono (2012:5) mengatakan bahwa otot adalah sebuah jaringan konektif yang fungsi utamanya adalah berkontraksi yang berfungsi menggerakkan bagian-bagian tubuh baik yang disadari maupun yang tidak. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara otot dan tulang. Otot bekerja dengan cara mengubah lemak dan glukosa menjadi gerakan dan energi panas.

Menurut Widiastuti (2011:76) mengatakan bahwa secara fisiologi kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban.

Peningkatan kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw banyak dipengaruhi oleh kemampuan fisik, maupun kemampuan teknik yang merupakan suatu dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Salah satu kemampuan fisik yang harus dimiliki untuk meningkatkan kemampuan sepak mula bawah yaitu koordinasi. Menurut Sharkley (2011:169), koordinasi mengimplikasikan hubungan yang harmonis, penyatuan aliran gerakan yang halus dalam melakukan pekerjaan. Pendapat lain dari Bompa

(1988:23) mengatakan bahwa koordinasi adalah kemampuan gerak dasar kompleks, pendekatan yang berhubungan dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan kelentukan, ini adalah faktor penting yang mendapatkan teknik sempurna dan taktis.

Pendapat Bompa dalam (Ramli, 2011:56) memperjelas bahwa dalam aktivitas olahraga, hampir tidak mungkin seseorang melakukan aktivitasnya hanya dilakukan oleh satu elemen saja, seperti pada kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw yang terdiri dari rangkaian gerak seperti yang dikemukakan oleh Khalim dkk (1996:19), yaitu: sebelum sentuhan, perlakuan awal, sentuhan dan setelah sentuhan. Rangkaian gerak ini harus memiliki koordinasi mata dan kaki dengan baik untuk mendapatkan perkenaan bola pada kaki secara tepat agar hasil sepakan atau arah bola dapat di arahkan dengan baik.

Kerangka merupakan landasan paling

kompleks untuk mengungkapkan fenomena-

fenomena keolahragaan serta mampu

memberikan hasil yang obyektif, dapat

dilihat dari siswa SMP 5 Sinjai Selatan dan

kemampuan sepak mula bawah bawah dalam

permainan sepaktakraw. Berdasarkan uraian

yang dipaparkan diatas berbagai teori yang

berhubungan variable-variabel penelitian ini,

maka akan disusun suatu kerangka pikir dan

akan dijadikan sebagai suatu landasan.

1. Pengaruh langsung keseimbangan terhadap koordinasi mata-kaki siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

Keseimbangan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai olahragawan maupun yang bukan olahragawan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan sistim tubuh baik dalam posisi statis maupun dalam posisi dinamis. Keseimbangan juga merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu gerakan yang menuntut gerakan koordinasi.2. Pengaruh langsung kekuatan

otot tungkai terhadap koordinasi mata-kaki siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

Kekuatan otot (musclestrength) umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik. Dalam melakukan sepaksila salah satu kaki dilipat ke atas, maka perlu kekuatan otot tungkai untuk menopang berat seluruh badan. Sedangkan koordinasi mata dan kaki berkaitan dengan kemampuan melakukan suatu gerakan berdasarkan penglihatan dan anggota gerak bagian bawah (kaki). Meskipun seseorang memiliki kekuatan otot tungkai yang baik jika mata dan kaki tidak singkron maka kaki tidak bisa mengenai bola secara tepat.

Berdasarkan uraian di atas, maka diduga ada pengaruh langsung kekuatan otot tungkai terhadap koordinasi mata-kaki siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan. 3. Pengaruh langsung

keseimbangan terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

Keseimbangan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai olahragawan maupun yang bukan olahragawan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan sistim tubuh baik dalam posisi statis maupun dalam posisi dinamis. Keseimbangan juga merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu gerakan yang menuntut gerakan koordinasi.

4. Pengaruh langsung kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

Kekuatan otot tungkai dibutuhkan pada saat salah satu kaki di lipat ke atas untuk melakukan sepakan, dan salah satu kaki digunakan untuk bertumpu guna menopang berat badan, maka kaki yang menjadi penopang harus memiliki kekuatan untuk menahan seluruh berat badan. Pada kaki yang melakukan sepakanpun memerlukan kekuatan pada saat perkenaan bola sehingga boola bisa melewati atas net. Siswa tidak boleh menahan gerakan ayunan kaki jika bola tersebut telah mengenai kaki bagian dalam. Setelah dilakukan sepak mula bawah maka ada gerakan lanjutan sehingga bolanya bisa melewati atas net. Kemampuan sepak mula bawah yang baik dapat di lakukan apabila terdapat seseorang memiliki kekuatan otot tungkai yang, oleh karena itu jika otot tungkai kuat maka keseimbangan saat mengangkat salat satu kaki, sehingga pelaksanaan sepak mula bawah bisa dilakukan dengan baik pula..

5. Pengaruh langsung koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan

Seorang siswa yang memiliki koordinasi yang baik, mampu melakukan keterampilan/kemampuan yang dilakukan secara cepat dan tepat dalam menyelesaikan tugas latihan dengan baik melalui perpaduan antara kualitas otot, tulang dan persendian untuk menghasilkan suatu gerak.. Kemampuan koordinasi seseorang merupakan suatu aktualisasi komponen-komponen gerak yang bekerja secara serentak yang meliputi sistem energi, kontraksi otot, saraf tulang an persendian. Tingkat koordinasi (level of coordination) seseorang mencerminkan kemampuan untuk melakukan gerak pada berbagai tingkat kesulitan secara tepat, cepat dan efisien.6. Pengaruh keseimbangan terhadap

kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan melalui koordinasi mata-kaki

Keseimbangan merupakan kemampuan dalam mempertahankan neuromuscular dalam posisi statis atau dinamis. Seseorang dapat bergerak secara sempurna apabila memiliki keseimbangan yang baik. Tingkat keseimbangan dapat dilihat atau teruji jika diperhadapkan dengan variasi tingkat kesulitan. Oleh karena itu, setiap cabang olahraga berbeda kebutuhan akan unsur keseimbangan dalam melakukan gerakan. Keseimbangan merupakan hal yang penting dalam melakukan suatu gerakan karena dengan keseimbangan yang baik, maka seseorang mampu mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang dilakukan.

7. Pengaruh kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan melalui koordinasi mata-kaki

Kekuatan otot tungkai dibutuhkan pada saat salah satu kaki di lipat ke atas untuk melakukan sepakan, dan salah satu kaki digunakan untuk bertumpu guna menopang berat badan, maka kaki yang menjadi penopang harus memiliki kekuatan untuk menahan seluruh berat badan. Pada kaki yang melakukan sepakanpun memerlukan kekuatan pada saat perkenaan bola sehingga boola bisa melewati atas net. Siswa tidak boleh menahan gerakan ayunan kaki jika bola tersebut telah mengenai kaki bagian dalam. Setelah dilakukan sepak mula bawah maka ada gerakan lanjutan sehingga bolanya bisa melewati atas net. Kemampuan sepak mula bawah yang baik dapat di lakukan apabila terdapat seseorang memiliki kekuatan otot tungkai yang, oleh karena itu jika otot tungkai kuat maka keseimbangan saat mengangkat salat satu kaki, sehingga pelaksanaan sepak mula bawah bisa dilakukan dengan baik pula.

Berdasarkan dari uraian di atas, maka diduga ada pengaruh kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan melalui koordinasi mata-kaki.

METODEPenelitian ini adalah jenis penelitian

deskriptif dan metode yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis jalur untuk analisis datanya. Subjek penelitiannya adalah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

Variabel yang ingin diteliti adalah variabel bebas,antara dan terikat. Lokasi penitilian yaitu SMPN 5 Sinjai Selatan.

Variabel-variabel penelitian ini perlu diketahui secara jelas batasan dan ruang lingkup kajiannya, agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda, maka secara oprasional variabel penelitian didefenisikan sebagai berikut:1. Kemampuan Sepak mula bawah Bawah

Kemampuan sepak mula bawah bawah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sepak mula bawah yang dilakukan dari bawah dengan cara mengayun kaki dari posisi kaki belakang diayun ke depan.cara melakukan sepak mula bawah bawah dengan menggunakan kaki bagian dalam yang diukur dari berapa bola yang masuk setelah siswa melakukan dengan 10 bola dengan 3 kali percobaan.

2. KeseimbanganKeseimbangan adalah kemampuan seorang siswa untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada saat diam. Untuk mengukur keseimbangan menggunakan tes keseimbangan dinamis statis.

3. Kekuatan Otot Tungkai Kekuatan otot tungkai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan tungkai siswa untuk menahan beban. Untuk mengetahui kekuatan otot siswa digunakan leg dynamometer dengan 3 kali percobaan.

4. Koordinasi mata kakiKoordinasi mata-kaki yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam melakukan tendangan bola berkali-kali ke dinding (tembok) atau sasaran yang telah ditentukan dengan ukuran panjang dinding 2,44 meter, tinggi 1,22 meter, pembatas daerah tendangan 3,65 meter kali 4.33 meter. Testee (atlet) diberikan kesempatan untuk melakukan sebanyak tiga kali berturut-turut masing-masing 20 detik. Skor yang syah (sesuai ketentuan) dihitung dan dijumlahkan untuk dijadikan skor koordinasi mata-kaki.

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Putra kelas VII.a dan VII.b SMP Negeri 5 Sinjai Selatan berjumlah 40 orang siswa.

Sampel adalah bagian dari populasi, berdasarkan atas pertimbangan dari konsep tersebut maka teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian adalah menggunakan sampel jenuh yang artinya seluruh populasi dijadikan sampel, sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 orang siswa.

Didalam proses penelitian yang sistematis haruslah ada instrumen penelitian sebagai alat dan sebagai tolak ukur dari penelitia tersebut untuk mengumpulkan data.Instrument Penelitian yang di gunakan dalampenelitian ini terdiri dari :1. Instrument kemampuan sepak mula

menggunakan tes kemampuan sepak mula bawah.

2. Instrument keseimbangan dengan menggunakan tes keseimbangan statis.

3. Instrument kekuatan otot tungkai dengan menggunakan leg dynamometer.

4. Instrument koordinasi mata kaki dengan menggunakan tes pantulan bola ke tembok selama 20 detik

Teknik analisis data yang digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian adalah (1) analisis jalur (path analisis), (2) korelasi sederhana, (3) koefisien determinasi.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyarata yaitu uji asumsi klasik terdiri dari ujinormalitas dengan menggunakan uji kolmogorof smirnof dan linearitas sebagai persyaratan analisis jalur. Selain itu, dilakukan analisis keber artian dengan α = 0,05 pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Seluruh rangkaian analisis statistic yang digunakan dalam penelitin ini adalah menggunakan pengolahan data penelitian yang sudah paten yaitu statistic SPSS versi 21.00

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi data dari hasil penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai penyebaran distribusi data, baik yang berupa ukuran letak distribusi frekuensi. Harga-harga yang disajikan setelah diolah dari data mentah dengan menggunakan metode statistik

deskriptif, yaitu harga rata-rata (X ), simpangan baku (Sd), Modus (Mo), Median (Md), distribusi frekuensi serta grafik histogram. Rangkuman hasil perhitungan statistik deskripsi tersebut dikemukakan sebagai berikut:

Tabel 4.1. Rangkuman hasil analisis deskriptif pengaruh

keseimbangan, kekuatan otot tungkai dan koordinasi mata kaki terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan

Variabel N Max Min RangeRata-Rata

(X )Keseimbangan 40 25 15 10 20Kekuatan otot tungkai

40 95 65 30 81,73

Koordinasi mata kaki

40 14 6 8 10,13

Kemampuan sepak mula bawah

40 11 5 6 7,90

1. Keseimbangan Hasil penelitian mengenai Keseimbangan

(X1) diperoleh skor terendah 15 , skor tertinggi 25

, sehingga rentangnya 10 cm. Nilai rata-rata (X ) sebesar 20, simpangan baku (s) sebesar 2,95 dan varians sebesar 8,71.

Berdasarkan data dari 40 orang sampel penelitian jika hasil masing-masing responden dibandingkan rata-ratanya, ternyata yang mendapatkan skor keseimbangan (X1) pada kelompok rata-rata 10 orang (25%), berada di bawah kelompok rata-rata 17 orang (32,5%) dan 13 orang (32,5 %) berada di atas rata-rata kelompok.2. Kekuatan Otot Tungkai

Hasil penelitian mengenai kekuatan otot tungkai (X2) diperoleh skor terendah 65 , skor tertinggi 95 , sehingga rentangnya 30. Nilai rata-

rata (X ) sebesar 81,73 kg, simpangan baku (s) sebesar 6,99 dan varians sebesar48,92.

Berdasarkan data dari 40 orang sampel penelitian jika hasil masing-masing responden dibandingkan rata-ratanya, ternyata yang mendapatkan skor kekuatan otot tungkai (X2) pada kelompok rata-rata 12 orang (30%), berada dibawah kelompok rata-rata 13 otang (32,5 %) dan 15orang (33 %) berada di atas rata-rata kelompok.

3. Koordinasi Mata Kaki

Hasil penelitian mengenai koordinasi mata kaki (X3) diperoleh skor terendah 6 poin,

skor tertinggi 14 poin, sehingga rentangnya 8

poin. Nilai rata-rata (X ) sebesar 10,13 poin, simpangan baku (s) sebesar 2,08 dan varians sebesar 4,32.

Berdasarkan data dari 40 orang sampel penelitian jika hasil masing-masing responden dibandingkan rata-ratanya, ternyata yang mendapatkan skor koordinasi mata kaki (X3) pada kelompok rata-rata 12 orang (30%), berada di bawah kelompok rata-rata 22 orang (55 %) dan 6 orang (15%) berada di atas rata-rata kelompok.4. Kemampuan Sepak Mula Bawah

Hasil penelitian mengenai kemampuan sepak mula bawah pada Permainan sepaktakraw (Y) diperoleh skor terendah 5 poin, skor tertinggi

10 , sehingga rentangnya 6. Nilai rata-rata (X ) sebesar 7,90,.Simpangan baku (s) sebesar 2,96 dan Varians sebesar 14,65

Berdasarkan data dari 40 orang sampel penelitian jika hasil masing-masing responden dibandingkan rata-ratanya, ternyata yang mendapatkan skor kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw (Y) pada kelompok rata-rata 10 orang (25%), berada di bawah kelompok rata-rata 16 orang (40%) dan 14 orang (35%) berada di atas rata-rata kelompok.

Berhubung karena pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan statistik dengan teknik analisis jalur (path analysis), maka perlu dilakukan uji persyaratan analisis, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk menarik kesimpulan, dalam penelitian ini uji persyaratan yang dimaksud meliputi : uji normalitas data dan uji homogen varians.1. Uji Normalitas Data

Dari hasil uji lillieforsTestyang dilakukan, diperoleh hasil sebagaimana terlampir. Data hasil pengujian normalitas keseimbangan , kekuatan otot tungkai dan koordinasi mata kaki terhadap kemampuan sepak mula bawah pada siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan di rangkum dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Hasil uji normalitas data pengaruh keseimbangan, kekuatan otot tungkai dan koordinasi mata kaki terhadap kemampuan sepak

mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan

. Variabel N Shapir

o-WilkSig. Α Ket

Keseimbangan

40

0,963 0,206

0,05

Normal

Kekuatan otot tungkai

40

0,960 0,167

0,05

Normal

Koordinasi mata kaki

40

0,959 0,160

0,05

Normal

Kemampuan sepak mula

40

0.949 0,069

0,05

Normal

Berdasarkan hasil uji normalitas yang diperoleh pada tabel 4.2 diperoleh data keseimbangan dengan nilai Shapiro-Wilk sebesar 0,963 dan tingkat signifikan sebesar 0,206 lebih besar dari α 0,05. Kekuatan otot tungkai diperoleh nilai Shapiro-Wilk sebesar 0,960 dan tingkat signifikan sebesar 0,167 lebih besar dari α 0,05. Koordinasi mata kaki diperoleh nilai Shapiro-Wilk sebesar 0,959 dan tingkat signifikan sebesar 0,160 lebih besar dari α 0,05. Kemampuan sepak mula bawah diperoleh nilai Shapiro-Wilk sebesar 0,949 dan tingkat signifikan sebesar 0,069 lebih besar dari α 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pengaruh keseimbangan, kekuatan otot tungkai dan koordinasi mata kaki terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan 2. Uji Homogenitas Varians

Untuk menguji homogenitas varians dalam penelitian ini digunakan uji barlett. Untuk menentukan apakah varians dari kelompok yang dibandingan homogen dengan melihat besarnya koefisien P-value. Jika analisis menunjukkan bahwa besarnya koefisien P-value lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak signifikan memiliki makna bahwa varians dari kedua kelompok yang dibandingkan adalah homogen.a. Uji Homogenitas Varians Y atas X3

Hasil analisis uji homogenitas varians kemampuan sepak mula bawah (Y) terhadap koordinasi mata kaki diperoleh p = 0,511. Karena nilai p > 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa “tidak ada perbedaan varians antar kelompok data yang dibandingkan “ dengan kata lain” varians data adalah sama.

b. Uji Homogenitas Varians Y atas X1

Hasil analisis uji homogenitas varians kemampuan sepak mula bawah (Y) terhadap keseimbangan (X1) diperoleh p = 0,174. Karena nilai p > 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa “tidak ada perbedaan varians antar kelompok data yang dibandingkan “ dengan kata lain” varians data adalah sama.

c. Uji Homogenitas Varians Y atas X2

Hasil analisis uji homogenitas varians kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw (Y) terhadap kekuatan otot tungkai (X2) diperoleh p = 0,103. Karena nilai p > 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa “tidak ada perbedaan varians antar kelompok data yang dibandingkan “ dengan kata lain” varians data adalah sama.d. Uji Homogenitas Varians X3 atas X1

Hasil analisis uji homogenitas varians koordinasi mata kaki (X3) terhadap keseimbangan (X1) diperoleh p = 0,106. Karena nilai p > 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa “tidak ada perbedaan varians antar kelompok data yang dibandingkan “ dengan kata lain” varians data adalah sama.e. Uji Homogenitas Varians X3 atas X2

Hasil analisis uji homogenitas varians koordinasi mata kaki (X3) terhadap kekuatan otot tungkai (X2) diperoleh p = 0, 069. Karena nilai p > 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa “tidak ada perbedaan varians antar kelompok data yang dibandingkan“ dengan kata lain” varians data adalah sama.

Rangkuman hasil pengujian homogenitas varians kemampuan sepak mula bawah (Y) yang dikelompokkan menurut koordinasi mata kaki (X3), keseimbangan (X1) dan kekuatan otot tungkai (X2) dan data koordinasi mata kaki (X3) yang dikelompokkan menurut keseimbangan (X1) dan kekuatan otot tungkai (X2) disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Rangkuman hasil uji homogenitas pengaruh keseimbangan, kekuatan otot tungkai dan koordinasi mata kaki terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan

Varians Y atas

N P-Value Kesimpulan

X3 40 0,511 Homogen

X1 40 0,103 Homogen

X2 40 0,174 Homogen

Varians X3

atasN P-Value Kesimpulan

X1 40 0,106 Homogen

X2 40 0,069 Homogen

A. Pengujian HipotesisPenelitian ini menurunkan tujuh

hipotesis, dimana ketujuhnya harus diuji kebenarannya dengan menggunakan analisis statistik inverensial yakni dengan menggunakan analisis jalur (path analysis). Secara beruntun, hipotesis dalam penelitian ini dapat diungkapkan sebagai berikut:

Model persamaan struktural dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengujian Hipotesis Sub Struktur I

Hipotesis penelitian untuk Sub struktur I ada dua:

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan keseimbangan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama terhadap koordinasi mata kaki.

H1 : Terdapat pengaruh langsung yang

signifikan keseimbangan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama terhadap koordinasi mata kaki.

1.1. H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan keseimbangan terhadap koordinasi mata kaki

H1 : Terdapat pengaruh langsung yang

Model

Jumlah

Kuadrat

Df

Rata-rata

Kuadrat

F P

1 Regresi

6061,417 2

3030,709

88,117

0,000

signifikan keseimbangan terhadap koordinasi mata kaki

1.2. H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung kekuatan otot

tungkai yang signifikan terhadap kordinasi mata kaki

H1 : Terdapat pengaruh langsung kekuatan otot tungkai yang signifikan terhadap koordinasi mata kaki.

a. Uji Hipotesis Secara Keseluruhan Model 1 Sub Struktur I

Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut :

H0 : ρx3x1=ρx3x2= 0H1 : ρx3x1=ρx3x2≠ 0Secara kalimat sebagai berikut :H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung yaang

signifikan keseimbangan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama terhadap koordinasi mata kaki

H1 : Terdapat pengaruh langsung yang signifikan keseimbangan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama terhadap koordinasi mata kaki.Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan SPSS versi 16.00 forWindows. Hasilnya dieproleh Analisis Varians sebagai berikut :Tabel 4.4 Analisis Bivariat Model 1 Sub Struktur

I(Hasil Analisis Bivariat)

Kekuatan otot tungkai

Keseimbangan r = 0,591p = 0,000

Dari tabel di atas diperoleh nilai r sebesar 0,591 dengan signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat diambil kesimpulan

bahwa keseimbangan dengan kekuatan otot tungkai memiliki hubungan recibrocal.

Tabel 4.5 Analisis Varians Model 1 Sub Struktur I

(Hasil Anova Keseimbangan , Kekuatan Otot Tungkai dengan Koordinasi Mata Kaki)

Dari tabel Analisis Varians di atas diperoleh F sebesar 88,117 dengan signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat diambil keputusan tolak H0. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan keseimbangan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama terhadap koordinasi mata kaki. Dengan demikian model persamaan struktural secara keseluruhan dapat diterima, dan dapat dilanjutkan ke uji masing-masing variabel bebas.b. Uji Hipotesis Individual Model 1 Sub

Struktur IHipotesis Statistik dirumuskan sebagai

berikut :1. H0 : ρx3x1= 0

H1 : ρx3x1≠ 02. H0 : ρx3x2= 0

H1 :ρx3x2≠ 0Secara kalimat sebagai berikut :

1. H0: Tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan keseimbangan terhadap koordinasi mata kaki.

H1 : Terdapat pengaruh langsung yang signifikan keseimbangan terhadap koordinasi mata kaki.

2. H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan kekuatan otot tungkai terhadap koordinasi mata kaki.

H1 : Terdapat pengaruh langsung yang signifikan kekuatan otot tungkai terhadap koordinasi mata kaki

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16 forWindows. Hasilnya diperoleh Tabel Koefisien Persamaan Struktural Model 1 sebagai berikut ini:

Tabel 4.6 Analisis Multivariat Regresi Model 1 Sub Struktur I

(Hasil Analisis Multivariat Regresi)

Pengujian hipotesis individual untuk setiap koefisien persamaan struktural dengan menggunakan uji t. Dari tabel koefisien model 1 sub struktur 1 di atas diperoleh nilai koefisien persamaan struktural untuk keseimbangan sebesar 0,797 dan nilai t sebesar 9,386 dengan

Model Variabel

Koefisien

Korelasi

T

P

1

Keseimbangan 0,797 9,38

60,00< 0,05

Kekuatan Otot Tungkai

0,1732,03

30.049

< 0,05

Konstanta 0,000

signifikan 0,000. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat diambil keputusan tolak H0. Artinya terdapat pengaruh langsung yang signifikan keseimbangan terhadap koordinasi mata kaki. Sedangkan nilai koefisien persamaan struktural kekuatan otot tungkai sebesar 0,173 dan nilai t sebesar 2,033 dengan signifikan 0,049. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat diambil keputusan tolak H0. Artinya terdapat pengaruh langsung yang signifikan kekuatan otot tungkai terhadap koordinasi mata kaki.

Dengan demikian model persamaan struktural model 1 sub struktur I sudah dapat digunakan, karena variabel bebas yang terlibat signifikan, selanjutnya dapat diketahui besar koefisien determinan sebesar 0,826. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :Tabel 4.7. Koefisien Determinasi Sub Struktur I

(Hasil Analisis Koefisien Determinasi )

Dari tabel di atas dapat dihitung besarnya koefisien error :ɛ1 = √1-R2 = √1- 0,826 = √ 0,174 = 0,4171Dengan demikian diagram jalur untuk sub struktur I mengalami perubahan menjadi berikut iniPengujian Hipotesis Sub Struktur II

Hipotesis penelitian untuk Sub Struktur II ada 3 (tiga hipotesis) yaitu :

H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan koordinasi mata kaki, keseimbangan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

H1: Terdapat pengaruh langsung yang signifikan koordinasi mata kaki. keseimbangan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

2.1. H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan koordinasi mata kaki terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

H1 : Terdapat pengaruh langsung yang signifikan koordinasi mata kaki terhadap

kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan

2.2. H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan keseimbangan terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan

H1 : Terdapat pengaruh langsung yang signifikan keseimbangan terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan

2.3. H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan

H1 : Terdapat pengaruh langsung yang signifikan kekuatan otot tungkai

terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan

a. Uji Hipotesis Secara Keseluruhan Model 1 Sub Struktur II

Hipotesis Statistik dirumuskan sebagai berikut :H0 : ρyx3= ρyx1= ρyx2= 0H1 : ρyx3= ρyx1= ρyx2≠ 0Secara kalimat sebagai berikut:H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung yang

signifikan koordinasi mata kaki, keseimbangan, dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan

H1 : Terdapat pengaruh langsung yang signifikan koordinasi mata kaki, keseimbangan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai SelatanPengolahan data dilakukan dengan

menggunakan SPSS versi 20 forWindows.

ɛ2

Y

Model R

Koefisien Determina

si

adjusted Koefisien Determina

si

Std. Eror

1 0,909 0,826 0,817 5,8646

5

Model

Jumlah

Kuadrat

df

Rata-rata

Kuadrat

F P

1 Regresi

5847,349 3

1949,116

104,316

0,000

Hasilnya diperoleh Analisis Varians sebagai berikut ini:Tabel 4.8 Analisis Varians Model 1 Sub Struktur

II(Hasil Anova Keseimbangan , Kekuatan Otot

Tungkai, Koordinasi Mata Kaki dengan Kemampuan sepak mula bawah)

Dari tabel Analisis Varians di atas diperoleh nilai F sebesar 104,316 dengan signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat diambil keputusan H0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan koordinasi mata kaki, keseimbangan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan. Dengan demikian model persamaan struktural keseluruhan dapat diterima, dan dapat dilanjutkan ke uji masing-masing variabel bebas.b. Uji Hipotesis Individual Model 1 Sub

Struktur IIHipotesis Statistik dirumuskan sebagai

berikut:1. H0:ρyx3= 0

H1 :ρyx3≠ 02. H0:ρyx1 = 0

H0:ρyx1 ≠ 03. H0:ρyx2 = 0

H0:ρyx2 ≠ 0

Secara kalimat sebagai berikut :1. H0: Tidak terdapat pengaruh

langsung yang signifikan koordinasi mata kaki terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan

H1: Terdapat pengaruh langsung yang signifikan koordinasi mata kaki terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

2. H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan keseimbangan terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

H1: Terdapat pengaruh langsung yang signifikan keseimbangan terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan

3. H0 : Tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan

H1 : Terdapat pengaruh langsung yang signifikan kekuatan otot tungkai

terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 20 forWindows. Hasilnya diperoleh Tabel Koefisien Persamaan Struktural Model 1 sebagai berikut ini.

Tabel 4.9 Analisis Multivariat Regresi Model 1 Sub Struktur II

(Hasil Analisis Multivariat Regresi)

VariabelKoefisi

en

Koefisien

Korelasi

T

P

Keseimbangan

0,717 0,5644,621

< 0,05

Kekuatan Otot Tungkai

0,191 0,1492,133

< 0,05

Koordinasi Mata Kaki

0,286 0,3032,361

< 0,05

Konstanta 286 0,913

Pengujian hipotesis individual dilakukan untuk setiap koefisien persamaan struktural dengan menggunakan uji t. Dari tabel koefisien model 1 sub struktur II di atas diperoleh nilai koefisien persamaan struktural untuk koordinasi mata kaki sebesar 0,303 dan nilai t sebesar 2,361 dengan signifikansi 0,0,24. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat diambil

Model

R

Koefisien

Determina

si

adjusted

Koefisien

Determina

si

Std.

Eror

1

0,947

0,897 0,8884,32259

keputusan tolak H0. Artinya terdapat pengaruh langsung yang signifikan koordinasi mata kaki terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan. Nilai koefisien keseimbangan sebesar 0,564 dan nilai t sebesar 4,621 dengan signifikan 0,000. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat diambil keputusan tolak H0. Artinya terdapat pengaruh langsung yang signifikan keseimbangan terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan. Sedangkan nilai koefisien kekuatan otot tungkai sebesar 0,149 dan nilai t sebesar 2,133 dengan signifikansi 0,027. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat diambil keputusan H0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh langsung yang signifikan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

Berdasarkan hasil pengujian ini dimana ketiga variabel bebas telah signifikan, selanjutnya dapat diketahui besarnya koefisien determinan sebesar 0,897. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :Tabel 4.10. Koefisien Determinasi Sub Struktur

II(Hasil Analisis Koefisien Determinasi)

Dari tabel di atas dapat dihitung besarnya koefisien error :ɛ2= √1-R2 = √1- 0,897 = √0,103 = 0,3209Dengan demikian diagram jalur untuk sub struktur II menjadi seperti berikut:

Berdasarkan hasil pengujian untuk sub struktur I dan sub struktru II, maka diperoleh diperoleh diagram jalur untuk keseluruhan sebagai berikut:

Dari diagram jalur diatas maka dapat dibuat persamaan struktur sebagai berikut:X3 = ρx3x1X1 + ρx3x2X2 + ρx3ɛ1 X3 = 0,797 X1 + 0,173 X2 + 0,5636 ɛ1Y= ρyx3X3 + ρyx1X1 + ρyx2X2+ ρyɛ2Y= 0,149X3+ 0,564X1 + -0,303X2+ 0,3209ɛ2

Uji Kesesuaian Model Dan Signifikansi Koefisien Jalur

Hipotesis UjiHo : R = R : Matriks korelasi estimasi

sama dengan matrik korelasi sampel (model sesuai)

Ha : R = R : Matriks korelasi estimasi tidak sama dengan matrik korelasi sampel (model tidak sesuai)

Statistik Uji Whitung = -(N – d) In QKeterangan:N : Ukuran Sampeld : Banyaknya koefisien jalur yang tidak

signifikan

Q =

= Koefisien determinasi persamaan struktural untuk model yang diusulkan

M = Koefisien determinasi multipel setelah koefisien jalur yang tidak signifikan dihilangkan

Koefisien determinasi persamaan struktural yang diusulkan adalah :

= 0,909 = 0,817Sehingga = 1 – (1- ) X (1 – )= 1 – (1 – 0,909) X (1 – 0,817)= 1 – (0,091) X (0,183)= 1 – 0,0166= 0,9834Koefisien determinasi persamaan

struktural hasil perbaikan setelah koefisien jalur yang tidak signifikan dihilangkan adalah:

= 0,947 = 0,888Sehingga= 1 – (1- ) X (1 – )= 1 – (1 - 0,947 X (1 – 0,888) = 1 - (0,053X (0,112)= 1 – 0,0059= 0,9941

Q = = = 2,81

Whitung = - (N – d) In Q = - (40 – 0) In (2,75)

= - 40 (1,0116) = - 41,32

Dari tabel diperoleh nilai X2 untuk dk = 1 dan α = 0.05 sebesar 3,841. karena Whitung = - 41,32lebih kecil dari X2= 3,841 untuk dk = 1 maka diputuskan H0 diterima. Artinya matriks korelasi estimasi sama dengan data matrik korelasi sampel sehingga disimpulkan model sesuai dengan data penelitian. Jadi, kedua persamaan struktral adalah signifikan untuk menjelaskan fenomena pengaruh kausal baik langsung maupun tidak langsung dari variabel eksogen, terhadap endogen.

Yɛ2 = 0,3209

1−R2m

1−MR 2

m

R 22R 2

1R 2

m

R 21

R 22R 2

1R 2

m

1−0 ,98341−0 ,9941

1−R2m

1−M

B. Pembahasan Hasil PenelitianBerdasarkan hasil pengujian dari semua

hipotesis yang telah dilakukan pada bagian pengujian hipotesis, maka dapat dinyatakan bahwa : Pertama, hipotesis terdapat pengaruh signifikan keseimbangan dan kekuatan otot tungkai terhadap koordinasi mata kaki. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan analisis jalur diperoleh bahwa terdapat pengaruh signifikan keseimbangan dan kekuatan otot tungkai terhadap koordinasi mata kaki. Persamaan struktural dari hasil analisis jalur dari keseimbangan dan kekuatan otot tungkai dengan koordinasi mata kaki X3 = X3 = 0,797 X1 + 0,173 X2 + 0,5636 ɛ1. Besarnya pengaruh variabel keseimbangan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama adalah 82,6% terhadap koordinasi mata kaki. Sedangkan 17,4% sisanya merupakan pengaruh dari variabel-variabel lain selain variabel keseimbangan dan kekuatan otot tungkai. Pengaruh variabel keseimbangan terhadap koordinasi mata kaki secara langsung adalah sebesar 0,7972 x 100% = 63,52%. Sementara variabel kekuatan otot tungkai memiliki pengaruh secara langsung sebesar 0,1732 x 100% = 2,99 %. Pengaruh antara keseimbangan dan kekuatan otot tungkai berkorelasi terhadap koordinasi mata kaki sebesar (0,797 x 0,591 x 0,164) x 100% = 9,49 %. Total pengaruh keseimbangan terhadap koordinasi mata kaki adalah 63,52% + 9,49% = 73,01%. Dan kekuatan otot tungkai berpengaruh terhadap koordinasi mata kaki secara keseluruhan adalah sebesar 2,99 % + 9,49 % = 12,48%. Temuan ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan koordinasi mata kaki, seseorang harus memiliki keseimbangan dan kekuatan otot tungkai yang baik.

Berdasarkan hasil analisis statistik bahwa ada hubungan keseimbangan dan kekuatan otot tungkai terhadap koordinasi mata kaki, maka dapat dijelaskan bahwa keseimbangan dan kekuatan otot tungkai sebagai salah satu bagian dari kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam peningkatan koordinasi mata kaki.

Kedua, hipotesis terdapat pengaruh yang signifikan koordinasi mata kaki, keseimbangan dan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai

Selatn. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan analisis jalur diperoleh, terdapat pengaruh signifikan koordinasi mata kaki, keseimbangan dan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan. Persamaan struktural dari hasil analisis jalur dari koordinasi mata kaki, keseimbangan dan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan Y= 0,149X3+ 0,564X1 + -0,303X2+ 0,3209ɛ2. Besarnya pengaruh variabel koordinasi mata kaki, keseimbangan dan kekuatan otot tungkai secara bersama-sama adalah 89,7% terhadap kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan. Sedangkan 10,3 % sisanya merupakan pengaruh dari variabel-variabel lain selain dari variabel koordinasi mata kaki, keseimbangan dan kekuatan otot tungkai. Pengaruh variabel koordinasi mata kaki secara langsung terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw adalah sebesar 0,1472 x 100% = 21,6 %. Besarnya pengaruh variabel keseimbangan terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw secara langsung sebesar 0,5642 x 100% = 31,81 %. pengaruhi variabel kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw secara langsung adalah 0,3032 x 100% = 9,19 %. Sementara pengaruh tidak langsung variabel keseimbangan dan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw sebesar (0,564 x 0,591 x 0,303) x 100% = 10,10 %. Total pengaruh keseimbangan terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw melalui koordinasi mata kaki sebesar 31,81% + 10,10 % = 41,91 %. Total pengaruh kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw melalui koordinasi mata kaki sebesar 9,19% +10,10 % = 19,29 %. Koordinasi mata kaki berpengaruh terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw secara keseluruhan adalah sebesar 0,1472 x 100% = 2,16%.Temuan ini menunjukkan, bahwa untuk meningkatkan kemampuan sepak mula bawah siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan, maka perlu diperhatikan dan ditingkatkan koordinasi mata kaki, keseimbangan dan kekuatan otot tungkai. Berdasarkan hasil analisis statistik bahwa ada pengaruh keseimbangan , kekuatan otot tungkai dan koordinasi mata kaki terhadap kemampuan sepak mula bawah . Maka dapat dijelaskan bahwa keseimbangan, kekuatan otot tungkai dan

koordinasi mata kaki merupakan kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw .

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa:1. Ada pengaruh langsung keseimbangan

terhadap koordinasi mata kaki siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

Dari hasil analisis statistik penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara positif keseimbangan terhadap koordinasi mata kaki sebesar 63,52%.

Keseimbangan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai olahragawan maupun yang bukan olahragawan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan sistim tubuh baik dalam posisi statis maupun dalam posisi dinamis. Keseimbangan juga merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu gerakan yang menuntut gerakan koordinasi.

Koordinasi pada dasarnya merupakan kemampuan untuk mengatasi keserasian gerak bagian-bagian tubuh, kemampuan berkembang dengan kontrol tubuh untuk memadukan berbagai macam gerakan ke dalam satu atau lebih pola gerak khusus. Ini jelas bahwa individu yang keseimbangannya baik akan mampu mengendalikan gerak tubuhnya sesuai dengan kemampuannya sehingga koordinasi mata kaki yang dimiliki bisa lebih baik.

Koordinasi pada mata dengan kaki mengacu pada kemampuan seseorang untuk memilih suatu obyek dan latar belakang sekitarnya, serta mengkoordinasikan obyek yang diterima dengan memanipulasi pada gerakan kakinya. Inti dari koordinasi adalah suatu bentuk kerja sama dari susunan syaraf dan menjadi suatu gerakan yang terintegrasi dan terkoordinasi.

Keseimbangan dalam cabang olahraga tertentu sangat dibutuhkan utamanya pada cabang olahraga yang menuntut keterampilan/kemampuan tinggi dan koordinasi yang baik. Koordinasi mata – kaki tidak mungkin akan bisa dicapai tanpa memiliki keseimbangan yang baik pula, apalagi kalau pelaksanaan gerakannya mengharuskan hanya bertumpu dengan satu kaki, kemudian kaki yang satu juga melakukan gerakan, maka disitulah dibutuhkan keseimbangan untuk mendapatkan koordinasi mata – kaki yang baik.

2. Ada pengaruh langsung kekuatan otot tungkai yang signifikan terhadap koordinasi mata kaki pada siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh kekuatan otot tungkai terhadap koordinasi mata kaki sebesar 12,48%.

Kekuatan otot (musclestrength) umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik. Dalam melakukan sepaksila salah satu kaki dilipat ke atas, maka perlu kekuatan otot tungkai untuk menopang berat seluruh badan. Sedangkan koordinasi mata dan kaki berkaitan dengan kemampuan melakukan suatu gerakan berdasarkan penglihatan dan anggota gerak bagian bawah (kaki). Meskipun seseorang memiliki kekuatan otot tungkai yang baik jika mata dan kaki tidak singkron maka kaki tidak bisa mengenai bola secara tepat.3. Ada pengaruh langsung keseimbangan

terhadap kemampuan sepak mula bawah pada siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh keseimbangan terhadap kemampuan sepak mula bawah sebesar 31,8 %.

Keseimbangan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai olahragawan maupun yang bukan olahragawan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan sistim tubuh baik dalam posisi statis maupun dalam posisi dinamis. Keseimbangan juga merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu gerakan yang menuntut gerakan koordinasi.

Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh yang didukung oleh sistem muskoloskeletal dan bidang tumpu, Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien. Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan pusat berat badan sebagai dasar dukungan adalah kesadaran dari posisi badan dan

tergantung antara koordinasi telinga, otak, kerangka dan otot Keseimbangan dalam melakukan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw sangat diperlukan, karena pada pelaksanaannya adalah salah satu kaki bertumpu dalam lingkaran garis tekong, kemudian kaki yang satu diangkat lalu diayunkan untuk melakukan sepakan (sepak mula bawah). Pada kondisi seperti itulah sangat dibutuhkan keseimbangan sehingga posisi badan tetap seimbang dan tidak jatuh pada saat kaki diangkat lalu diayunkan.4. Ada pengaruh langsung kekuatan otot tungkai

terhadap kemampuan sepak mula bawah pada siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah sebesar 19,29%.

Kekuatan otot tungkai dibutuhkan pada saat salah satu kaki di lipat ke atas untuk melakukan sepakan, dan salah satu kaki digunakan untuk bertumpu guna menopang berat badan, maka kaki yang menjadi penopang harus memiliki kekuatan untuk menahan seluruh berat badan. Pada kaki yang melakukan sepakanpun memerlukan kekuatan pada saat perkenaan bola sehingga boola bisa melewati atas net. Siswa tidak boleh menahan gerakan ayunan kaki jika bola tersebut telah mengenai kaki bagian dalam. Setelah dilakukan sepak mula bawah maka ada gerakan lanjutan sehingga bolanya bisa melewati atas net. Kemampuan sepak mula bawah yang baik dapat di lakukan apabila terdapat seseorang memiliki kekuatan otot tungkai yang, oleh karena itu jika otot tungkai kuat maka keseimbangan saat mengangkat salat satu kaki, sehingga pelaksanaan sepak mula bawah bisa dilakukan dengan baik pula..

Dalam pelaksanaan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw utamanya pada saat mengangkat salah satu kaki untuk melakukan ayunan dan berat badan ditopang oleh kaki tumpuh, selanjutnya kaki ayun diayunkan sekuat-kuatnya dengan agar dapat menghasilkan sepakan bisa melewati atas net dan terarah sehingga dibutuhkan kekuatan otot tungkai. Yang perlu diperhatikan dalam gerakan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw adalah perpindahan berat badan dimana pada saat posisi siap menunggu bola yang akan dilambungkan oleh pelambung, berat badan masih ditopang oleh kedua kaki, akan tetapi begitu kaki ayun

diangkat, maka berat badan akan ditopang oleh kaki tumpu kemudian mengayunkan kaki dengan kuat sehingga sepak mula bawah bisa masuk ke lapangan lawan dengan terarah.

Untuk mendapatkan kemampuan sepak mula bawah, maka komponen utamanya adalah kekuatan otot tungkai, yang bertujuan untuk menopang berat badan pada saat mengangkat kemudian mengayunkan kaki dengan kuat, sehingga tekong dapat melakuan sepak mula bawah dapat mengarahkan ke tempat yang tidak dapat dijangkau oleh penerima sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw.

Sehubungan dengan itu, maka seorang tekong yang memiliki kekuatan otot tungkai yang baik akan lebih mudah baginya untuk melakukan sepak mula bawah yang terarah ke titik lemah lawan, yang mengakibatkan lawan mengalami kesulitan untuk menerimanya.

5. Ada pengaruh langsung koordinasi mata kaki terhadap kemampuan sepak mula bawah pada siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh langsung koordinasi mata kaki terhadap kemampuan sepak mula bawah sebesar 21,6%Seorang siswa yang memiliki koordinasi yang baik, mampu melakukan keterampilan/kemampuan yang dilakukan secara cepat dan tepat dalam menyelesaikan tugas latihan dengan baik melalui perpaduan antara kualitas otot, tulang dan persendian untuk menghasilkan suatu gerak.. Kemampuan koordinasi seseorang merupakan suatu aktualisasi komponen-komponen gerak yang bekerja secara serentak yang meliputi sistem energi, kontraksi otot, saraf tulang an persendian. Tingkat koordinasi (level of coordination) seseorang mencerminkan kemampuan untuk melakukan gerak pada berbagai tingkat kesulitan secara tepat, cepat dan efisien.

Permainan sepaktakraw merupakan salah satu permainan yang melibatkan kemampuan teknik. Teknik yang tinggi selalu melibatkan segi-segi anatomis, fisiologi, mekanis dan psikologi. Dengan dasar tersebut, pengembangan teknik berarti mengembangkan kemampuan mengkoordinasikan fungsi syaraf otot untuk merealisasikan unsur kecepatan dan ketepatan. Disamping itu, penguasaan koordinasi merupakan salah satu ukuran dalam menentukan keahlian dan penguasaan keterampilan tertentu, oleh

karena terciptanya kesesuaian dan keselarasan irama gerak dalam unjuk kerja.

Kedua aspek di atas sangat terkait dengan pelaksanaan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw. Sepak mula bawah dalam permainan sepaktakraw merupakan keterampilan terbuka karena situasi akan berubah-ubah. Komponen gerak harus menunjukkan kesesuaian dengan komponen gerak yang lain untuk merealisasikan tingkat ketepatan yang akurat, seperti kaki yang melakukan perkenaan dengan bola. Disamping itu, juga terjadi keselarasan irama gerak, seperti irama pergerakan komponen-komponen gerak kaki, penglihatan serta posisi badan.

Dalam melakukan sepak mula bawah banyak melibatkan kemampuan teknik untuk pembuktian praktek yang sebaik mungkin. Setiap saat teknik selalu berkembang sesuai dengan tuntutan prestasi olahraga yang makin tinggi. Teknik dalam olahraga merupakan dasar individu yang sangat menentukan dalam mencapai prestasi yang maksimal.

Peningkatan kemampuan sepak mula bawah banyak dipengaruhi oleh kemampuan fisik, maupun kemampuan teknik yang merupakan suatu dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Salah satu kondisi fisik yang harus dimiliki oleh seorang tekong dalam melakukan sepak mula bawah adalah koordinasi mata - kaki, karena koordinasi mata – kaki merupakan unsur yang sangat penting dalam melakukan gerakan kemampuan sepak mula bawah, dimana dalam pelaksanaannya melibatkan penglihatan dengan gerakan kaki. karena bola yang akan disepak mula bawah dilambungkan oleh orang lain. Jadi membutuhkan tingkat koordinasi antara mata dengan kaki yang baik.6. Ada pengaruh keseimbangan terhadap

kemampuan sepak mula bawah melalui koordinasi mata kaki pada siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh keseimbangan terhadap kemampuansepak mula bawah melalui koordinasi mata kaki sebesar 41.91 %.

Keseimbangan merupakan kemampuan dalam mempertahankan neuromuscular dalam posisi statis atau dinamis. Seseorang dapat bergerak secara sempurna apabila memiliki keseimbangan yang baik. Tingkat keseimbangan dapat dilihat atau teruji jika diperhadapkan dengan variasi tingkat kesulitan. Oleh karena itu, setiap cabang olahraga berbeda kebutuhan akan

unsur keseimbangan dalam melakukan gerakan. Keseimbangan merupakan hal yang penting dalam melakukan suatu gerakan karena dengan keseimbangan yang baik, maka seseorang mampu mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang dilakukan.

Siswa memelihara keseimbangan dengan menggunakan susunan otot untuk mengubah kedudukan susunan otot, sehingga pusat gaya berat telah berada dalam batas-batas dasar dukungan. Memelihara keseimbangan tergantung pada umpan balik yang tepat didapat dari reseptor sensori sistem syaraf.dalam menahan gaya eksternal yang bekerja pada tubuh dan dalam memindahkan berat badan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan gerakan yang cepat seperti dalam pelaksanaan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw.

Untuk meningkatkan kemampuan sepak mula bawah bawah pada permainan sepaktakraw dibutuhkan keseimbangan utamanya pada saat mengangkat salah satu kaki sebagai kaki ayun dan kaki yang satu sebagai kaki tumpu. Pada saat seperti itulah keseimbangan badan harus terpelihara sehingga posisi bola yang akan disepak untuk dissepak mula bawah berada pada posisi yang tepat.

Tingkat koordinasi atau baik tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat (precise) dan efisien. Seorang siswa dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan yang masih baru baginya, serta dapat mengubah dan berpindah secara cepat dari pola gerak yang satu ke pola gerak yang lain, sehingga gerakannya menjadi efisien.

Koordinasi dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan sepak mula bawah, karena dalam pelaksanaannya membutuhkan keserasian antara bola yang dilambung dengan kaki yang akan melakukan sepakan (kaki sepak). Oleh karena itu, sehingga dibutuhkan tingkat koordinasi mata – kaki yang baik.7. Ada pengaruh kekuatan otot tungkai terhadap

kemampuan sepak mula bawah melalui koordinasi mata kaki pada siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah melalui

koordinasi mata kaki sebesar 19,29 %.

Kekuatan otot tungkai dibutuhkan pada saat salah satu kaki di lipat ke atas untuk melakukan sepakan, dan salah satu kaki digunakan untuk bertumpu guna menopang berat badan, maka kaki yang menjadi penopang harus memiliki kekuatan untuk menahan seluruh berat badan. Pada kaki yang melakukan sepakanpun memerlukan kekuatan pada saat perkenaan bola sehingga boola bisa melewati atas net. Siswa tidak boleh menahan gerakan ayunan kaki jika bola tersebut telah mengenai kaki bagian dalam. Setelah dilakukan sepak mula bawah maka ada gerakan lanjutan sehingga bolanya bisa melewati atas net. Kemampuan sepak mula bawah yang baik dapat di lakukan apabila terdapat seseorang memiliki kekuatan otot tungkai yang, oleh karena itu jika otot tungkai kuat maka keseimbangan saat mengangkat salat satu kaki, sehingga pelaksanaan sepak mula bawah bisa dilakukan dengan baik pula..

Dalam pelaksanaan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw utamanya pada saat mengangkat salah satu kaki untuk melakukan ayunan dan berat badan ditopang oleh kaki tumpuh, selanjutnya kaki ayun diayunkan sekuat-kuatnya dengan agar dapat menghasilkan sepakan bisa melewati atas net dan terarah sehingga dibutuhkan kekuatan otot tungkai. Yang perlu diperhatikan dalam gerakan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw adalah perpindahan berat badan dimana pada saat posisi siap menunggu bola yang akan dilambungkan oleh pelambung, berat badan masih ditopang oleh kedua kaki, akan tetapi begitu kaki ayun diangkat, maka berat badan akan ditopang oleh kaki tumpu kemudian mengayunkan kaki dengan kuat sehingga sepak mula bawah bisa masuk ke lapangan lawan dengan terarah. Untuk mendapatkan kemampuan sepak mula bawah bawah, maka komponen utamanya adalah kekuatan otot tungkai, yang bertujuan untuk menopang berat badan pada saat mengangkat kemudian mengayunkan kaki dengan kuat, sehingga tekong dapat melakuan sepak mula bawah dapat mengarahkan ke tempat yang tidak dapat dijangkau oleh penerima sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw. Sehubungan dengan itu, maka seorang tekong yang memiliki kekuatan otot tungkai yang baik akan lebih mudah baginya untuk melakukan sepak mula bawah yang terarah ke titik lemah

lawan, yang mengakibatkan lawan mengalami kesulitan untuk menerimanya.

Tingkat koordinasi atau baik tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat (precise) dan efisien. Seorang siswa dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan yang masih baru baginya, serta dapat mengubah dan berpindah secara cepat dari pola gerak yang satu ke pola gerak yang lain, sehingga gerakannya menjadi efisien.

Koordinasi dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan sepak mula bawah, karena dalam pelaksanaannya membutuhkan keserasian antara bola yang dilambung dengan kaki yang akan melakukan sepakan (kaki sepak). Oleh karena itu, sehingga dibutuhkan tingkat koordinasi mata – kaki yang baik.

SIMPULAN DAN SARAN1. Ada pengaruh langsung keseimbangan

terhadap koordinasi mata kaki siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

2. Ada pengaruh langsung kekuatan otot tungkai terhadap koordinasi mata kaki SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

3. Ada pengaruh langsung keseimbangan terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

4. Ada pengaruh langsung kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai selatan.

5. Ada pengaruh langsung koordinasi mata kaki terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan.

6. Ada pengaruh keseimbangan terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan melalui koordinasi mata kaki.

7. Ada pengaruh kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan sepak mula bawah pada permainan sepaktakraw siswa SMP Negeri 5 Sinjai Selatan melalui koordinasi mata kaki.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulannya, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :1. Bagi para siswa maupun guru penjas,

disarankan bahwa dalam upaya

meningkatkan kemampuan sepak mula bawah hendaknya perlu memperhatikan unsur-unsur yang dapat menunjang dalam melakukan sepak mula bawah misalnya meningkatkan keseimbangan, kekuatan otot tungkai dan koordinasi mata kaki yang dimilikinya

2. Bagi para siswa, direkomendasikan bahwa sebelum berlatih sepak mula bawah siswa perlu dibekali pengetahuan tentang pentingnya mengembangkan unsur phisik seperti keseimbangan, kekuatan otot tungkai dan koordinasi mata kaki dalam upaya meningkatkan kemampuan sepak mula bawah, karena komponen tersebut sangat berperan dan mendukung memaksimalkan kemampuan sepak mula bawah.

DAFTAR RUJUKAN

Anom 2014. Panduan Umum Tes Fisik PPLP/SKO. Jakarta: Asdep Sentra Keolahragaan Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Bloomfield .J, Ackland. T.R., Elliot .B.C., 1994. Applied Anatomy and Biomechanics In Sport. Berlin: Blackwell Scientific Publication.

Bompa .Tudor O. 1988. Theory and Methodology of Training. Dubuque, Iowa: Kendall/ Hunt Publishing.

Budiyono, Setiadi. 2012. Anatomi Tubuh Manusia. Cetakan III. Bekasi : Laskar Aksara.

Chan, Faizal. 2012. Strength Training. Cerdas Sifa, Edisi No 1. Online. journal. unja. ac. id/index.php/csp. Di akses 22 Desember 2014-12-24

Darwis Ratinus dan Dt. Penghulu Basa. 1992. Olahraga Pilihan Sepaktakraw, Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud.

Deliver, Frederic. 2005. Strength Training Anatomi. Second Edition. English : Human Kinetik.

Halim, Nur Ichsan. 2009. Tes dan Pengukuran Kesehatan Jasmani. Revisi ke 2. Makassasr: UNM

Hanafi Hanif, Sepaktakraw. Kuala Lumpur: Pustaka Cita Tinggi, 1995.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching, Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Harjono Soegih dan Goesmardaus. 1984. Penuntun Pelatih dan Peraturan Permainan Sepaktakraw Jakarta: Depdikbud Ditjen PLS, Pemuda dan Olahraga.

Hj. Khalim Rubai Daud 1996. Manual Latihan Sepaktakraw Malaysia: Baron Production Sdn. Bhd.

Lutan Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud P2LPTK.

Magill Richard A. 2011. Motor Learning and Control, Concept and Aplication ninth Edition. New York: McGraw Hill Companies, Inc..

Muslim Denny dkk, 1999. Mari Bermain Sepaktakraw. Jakarta: PB: Persetasi.

Novriadi, Markis dkk. 2014. Meningkatkan Kemampuan Berjalan Melalui Latihan Menendang Bola bagi Anak Cerebal Palsy Kelas Dasar di SLB Hikmah Miftahul Jannah Padang. Jupekhu. Vol 3 No 1. Ejournal.fip.unp.ac.id

Nurdin, Fatah dkk. 2012. Kekuatan otot atlet aatletik PPLP DKI Jakarta. Gladi Jurnal Ilmu Keolahragaan.Volume 6. No. 1. Journal.ppsunj.org/gjik/article/downloa/92/93. Diakses 22 Desember 2012

O’Sullivan.http://dhaenkpedro.wordpress.com/keseimbangan-balance / . Diakses 17 Januari 2011.

Pate Russel R., McClenanghan Bruce, Rotella Robert. 1993. Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan. Diterjemahkan oleh Kasiyo D), Semarang: IKIP Semarang Press.

Rahantoknam B.E. 1988, Belajar Motorik: Teori dan Aplikasinya dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti P2LPTK.

Ramli. 2015. Dasar-Dasar Kepelatihan. Makassar: UNM

Samaranch, Buletin Sepaktakraw. Jakarta: PB

Persetasi, 1994.

Sade, Suparman. 2012 Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai, Kelentukan dan Koordinasi Mata Kaki terhadap Kemampuan Sepaksila pada Permainan Sepaktakraw Siswa SMP Negeri 13 Makassar. Motion Volume III No. 1 www.journal.unisma.net.

Sajoto Mohammad. 1988. Pembinaan Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud. Dirjen. Dikti.

Schmidt Richard A. 1991. Motor Learning dan Performance. Los Angeles: Human Kinetics Books Champaign, Illionis.

Sharkey Brian J., 2011. Kebugaran Kesehatan, diterjemahkan oleh Eri Desmarini Nasution, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persana.

Sugiyanto dan Sudjarwo. 1991. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian, Bandung : CV. Alfabeta Bandung.

Suteja. 2009. Pengaruh Metode Latihan dan Koordinasi Mata Kaki terhadap Keterampilan Bermain Sepaksila. Tesis. Surakarta: Unisma

Soekarman. R. 1989. Dasar Olahraga untuk Pembinaan Prestasi dan Atlet . Jakarta: CV. Haji Mas Agung.

Suhud Muhamad. 1989. Sepaktakraw.

Jakarta: PB. Persetasi .

Tirowali, 1997. Majalah Sepaktakraw.

Jakarta: PB. Persetasi.

Wardhani, Indah Retno dkk. 2011. Kekuatan Otot dan Mobilitas Usia Lanjut setelah latihan penguatan Isotonik Quadriceps Femoris di Rumah. Maj Kedok Indon. Vol: 61. No. 1. Indonesia.digitaljournal.org/index.php/dnmed/. Diakses 22 Desember 2014.

Waharsono. 1997 Pembelajaran Sepaktakraw. Jakarta: Dikmenum, Depdikbud.

Widiastuti. 2011. Tes dan Pengkukuran olahraga .cetakan pertama. Jakarta : PT Bumi Timur Jaya

Wirasasmita, Ricky. 2013. Ilmu Urai

Olahraga I. Bandung :Alfabeta

Yessis Michael dan Trubo Richard dalam Giriwijoyo Santosa. 2007. Ilmu Faal Olahraga, Edisi 7. Bandung: UPI.