portal.bangkabaratkab.go.idportal.bangkabaratkab.go.id/sites/default/files/file... · web viewbahan...
TRANSCRIPT
KONSEP PENGELOLAAN SAMPAHDAN APLIKASI 3R MELALUI BANK SAMPAH
Kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari masalah sampah. Sampah
merupakan segala sesuatu yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis lagi setelah
dimanfaatkan. Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau proses alam yang
berbentuk padat. Akan tetapi sampah sendiri memiliki bentuk tidak hanya padat, tetapi
juga berbentuk cair dan gas.
Secara umum, klasifikasi sampah terbagi menjadi beberapa berdasarkan bentuk
dan sifatnya. Berdasarkan bentuknya ada sampah padat, cair dan gas. Sampah padat
misalnya dedaunan, kardus, kaleng, dll. Sampah cair seperti misalnya air buangan hasil
proses industri, air bekas pencucian. Sampah gas seperti karbondioksida hasil pembakaran
sampah ataupun pembukaan lahan pertanian, gas metana (hasil dari penguraian sampah
di TPS/ TPA), dan freon yang digunakan dalam pendingin. Berdasarkan sifat, ada sampah
organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme pengurai, sedangkan sampah anorganik tidak. Contoh sampah organik
adalah sampah ‘basah’ yang ada di sekitar kita, seperti sisa makanan, sisa sayuran, kertas
tisu, dan lain-lain. Contoh sampah anorganik yaitu plastik, kaleng, logam, kaca, dan lain-
lain.
Dalam mendukung Program Adipura periode 2014 – 2015, Badan Lingkungan
Hidup Daerah Kabupaten Bangka Barat telah menyiapkan tong sampah lima warna per
setnya. Kelima warna tersebut adalah merah, hijau, kuning, biru, dan abu-abu. Setiap
warna memiliki perbedaan dalam peruntukan jenis sampahnya. Warna merah untuk
sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), misalnya baterai bekas, aki bekas, kaleng/
wadah racun serangga, kaleng bekas oli, lampu bekas, obat-obatan kadaluarsa. Warna
hijau untuk menempatkan sampah organik seperti sayuran sisa dan sisa makanan. Warna
kuning untuk menempatkan sampah guna ulang seperti kaleng bekas makanan dan
minuman. Warna biru untuk menempatkan sampah daur ulang seperti plastik bekas
kemasan, kardus, karton bekas bungkus makanan/ minuman, koran dan buku bekas.
Sedangkan warna abu-abu untuk menempatkan sampah residu seperti popok bayi sekali
pakai (pampers, dll), pembalut wanita, permen karet, puntung rokok.
Setiap jenis sampah memiliki waktu penguraian yang berbeda. Sampah organik
mampu diuraikan oleh mikroorganisme dalam waktu yang lebih singkat dibanding dengan
sampah yang lain.
NO. JENIS SAMPAH LAMA HANCUR
1. ORGANIK 1 – 2 BULAN
2. DOS / KARTON 3 - 5 BULAN
3. FILTER ROKOK 10-12 BULAN
4. KANTONG PLASTIK 10-20 TAHUN
5. KULIT SEPATU 25-40 TAHUN
6. KAIN NYLON 30-40 TAHUN
7. KARET SANDAL JEPIT 30-40 TAHUN
8. PLASTIK 50-60 TAHUN
9. ALUMINIUM 80-100 TAHUN
10. STYROFOAM TIDAK BISA HANCUR
Dikarenakan waktu penguraian yang berbeda, maka sebaiknya sampah diolah
untuk menjadi barang yang lebih bermanfaat. Misalnya, sampah organik dapat diolah
menjadi kompos. Sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang.
Berikut adalah tabel contoh dan pemanfaatan sampah organik :
BISA DIKOMPOSKAN TIDAK BISA MASUK LUBANG
DIKOMPOSKAN RESAPAN BIOPORI
Daun segar dan kering Keju, mentega, susu Daun kebun
Buah , sayur, ranting Sisa daging, ikan, udang Sisa daging, ikan, udang
Nasi dan sayur sisa Kulit & isi durian Sisa kue/roti
Ampas teh, kopi, kelapa, jus Biji buah yg keras Sisa sayur,nasi
Kulit telor, ktrn hewan Pelepah kelapa, pinang Sisa buah
Sekam, serbuk gergajian kayu Batang pohon
Pupuk kompos merupakan bahan yang baik untuk membantu memperbaiki struktur
tanah sehingga dapat menyuburkan tanaman. Pembuatan pupuk kompos juga sangat
mudah. Prinsip dasar pembuatan kompos ini adalah bahwa pengomposan akan berjalan
dengan baik jika mikroorganisme di dalam sampah basah berkembang dengan baik. Untuk
mempermudah proses penguraian, maka sebaiknya bahan-bahan kompos harus dicacah
sehingga ukurannya lebih kecil.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan mikroorganisme dalam pengomposan
antara lain : oksigen yang cukup supaya terjadi sirkulasi udara yang baik di dalam bahan,
suhu yang optimum (35º – 70ºC), kelembaban yang optimum (50%-60%), ukuran bahan
baku (sebaiknya berukuran kecil-kecil (± 1- 2 cm)), serta derajat keasaman yang optimum
(pH 6,0 – 8,0). Pengadukan / pembalikan diperlukan untuk mengatur suhu/ sirkulasi udara.
Apabila tampak kering, maka perlu dilakukan penyiraman dengan air secukupnya
setidaknya seminggu sekali. Sedangkan pemberian kotoran hewan/ urea/ pupuk N atau
kapur/ abu dapur utk meningkatkan derajat keasaman.
Umumnya, pembuatan kompos memerlukan waktu sekitar 6-7 minggu. Ciri kompos
yang sudah matang antara lain : berwarna coklat tua hingga hitam dan bentuknya remah
seperti teh, temperaturnya sama atau hampir sama dengan udara luar, tidak larut dalam
air, dan tidak berbau.
Berbeda dengan sampah anorganik, perlakuannya juga tidak sama seperti halnya
sampah organik. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme. Dikarenakan tidak dapat diuraikan, maka sampah ini dapat diolah
dengan menggunakan konsep 3 R (Reduce, Reuse, Recycle).
Di dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, telah dikemukakan
bahwa setiap orang berkewajiban untuk melakukan pengelolaan sampah rumah tangga
dan sampah sejenis sampah rumah tangga dalam mengurangi dan menangani sampah
dengan cara yang berwawasan lingkungan. Saat ini, konsep 3R merupakan cara terbaik
dan efektif dalam pengelolaan sampah dan permasalahannya. Dengan adanya konsep 3R
diharapkan mampu merubah paradigma lama mengenai pengelolaan sampah (kumpul-
angkut-buang) menjadi paragdigma baru yaitu dengan cara sampah dipilah (organik dan
anorganik), lalu yang anorganik diolah dengan konsep 3R (Reduce, reuse, dan Recycle).
Reduce yaitu dengan cara mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Contohnya,
mengganti penggunaan tisu dengan saputangan. Reuse dengan cara menggunakan
kembali barang yang masih dapat digunakan. Contohnya, menggunakan botol bekas air
mineral untuk menyimpan cairan pewangi pakaian. Recycle dengan cara mendaur ulang
sampah yang sudah tidak digunakan. Misalnya, membuat kerajinan tangan dari botol
plastik bekas atau kain bekas.
Konsep pengelolaan sampah seperti ini sudah diatur dalam Peraturan Bupati
Bangka Barat Nomor 43 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan
Persampahan, dimana telah dikemukakan tahapan pengelolaan persampahan yaitu
dengan Pengurangan, Pemilahan, Pengumpulan, Pengangkutan, dan Pengolahan.
Pengurangan sampah dilakukan dengan cara mengurangi produksi sampah (reduce) dan
komsumsi barang yang kemasannya menggunakan bahan yang tidak dapat atau sulit
didaur ulang (recycle), serta menggunakan dan/ atau memanfaatkan kembali sampah
secara langsung (reuse). Pemilahan sampah dilakukan dengan cara memisahkan sampah
organik dan anorganik. Pemilahan ini dapat dilakukan oleh penghasil sampah, pengelola
sampah, dan penyedia jasa pengelolaan persampahan yang telah mempunyai izin
pelayanan pengelolaan persampahan. Pengumpulan sampah dilakukan oleh penghasil
sampah dan/ atau pengelola sampah dengan memindahkan sampah dari sumber ke TPS.
Pengangkutan sampah ke TPA dilakukan setiap hari dengan menggunakan sarana
pengangkutan sampah. Idealnya sampah yang diangkut merupakan sampah yang berasal
dari TPS dan armada yang digunakan adalah truck sampah yang disediakan oleh BLHD
Kabupaten Bangka Barat. Pengolahan sampah dilakukan dengan cara penimbunan
(sanitary landfill) di TPA, insenerasi (biasanya di Rumah Sakit atau Puskesmas) dan atau
dengan cara lainnya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi. Adapun jenis
sampah residu merupakan jenis sampah yang tidak dapat diolah lagi menjadi barang
apapun, dan inilah yang dapat dibuang di TPA/ TPS.
Berikut adalah skema tentang pembenahan pengelolaan sampah :
SKEMA PARADIGMA LAMA
SKEMA PARADIGMA BARU
SAMPAH KUMPUL ANGKUT BUANG
SAMPAHREUSE RECYCLE
REDUCE
RESIDU ANGKUT
PENGOLAHAN
SANITARY/ LANDFILL
PEMANFAATAN GAS METAN
Berikut adalah jenis sampah anorganik yang dapat didaur ulang (recycle) antara lain
yaitu :
SAMPAH KERTAS SAMPAH PLASTIK LOGAM-KACA
Surat kabar Kardus Kotak makanan Buram Karton HVS Bungkus rokok Buku Kalender
Tas plastik/ kresek Kantong plastik Botol minuman Gelas minuman Ember Botol sampo Mainan anak Pipa paralon Karpet Barang/peralatan
berbahan plastik yg tidak berlapis aluminium foil
Kaleng Seng Paku Besi beton Kran air Botol kaca Gelas kaca Piring kaca Barang/alat berbahan
logam/ kaca
Berikut ini merupakan contoh dari kreasi daur ulang (recycle) dari sampah
anorganik.
Bank sampah merupakan salah satu lembaga pengelolaan persampahan yang
bertujuan untuk menampung sampah anorganik yang masih dapat didaur ulang. Bank
sampah sendiri menawarkan kepada masyarakat untuk ‘menabung’ dengan menggunakan
sampah anorganik yang telah dipilah terlebih dahulu di rumah. Sistem seperti ini
diharapkan akan menarik minat bagi masyarakat untuk mengurangi jumlah sampah di
TPA/ TPS (reduce). Dalam hal ini, masyarakat mendapatkan uang dengan cara menabung
sampah di bank sampah.
Adapun jenis-jenis sampah yang tertera dalam tabel di atas juga merupakan jenis
sampah yang laku jika dijual di bank sampah. Setiap jenis sampah anorganik yang
“ditabung” di bank sampah memiliki nilai yang berbeda per satuan beratnya (kg).
Di Kabupaten Bangka Barat telah memiliki bank sampah yang bernama Bank
Sampah WALAH (Wahana Laskar Hijau) yang beralamatkan di jalan Lapangan Golf
Muntok. Bank Sampah WALAH sendiri telah memiliki payung hukum yaitu Akte Notaris
Wahyu Kuncoro, S.H No. 48 tanggal 29 Agustus 2014. Di bank sampah ini, masyarakat bisa
mengantarkan sampahnya (sampah anorganik/ yang sudah dipilah) pada hari bukan hari
kerja (Sabtu dan Minggu). Sampah akan ditimbang sesuai dengan jenisnya, lalu
dikalkulasikan sesuai dengan harga yang berlaku per jenis sampah, kemudian jumlahnya
akan dicatat ke dalam buku tabungan layaknya kita menabung di bank.
Apabila jumlah uang yang tercatat tersebut sudah banyak, maka sewaktu-waktu
dapat diambil. Dengan adanya bank sampah ini, diharapkan masyarakat akan tertarik
untuk melakukan pemilahan sampah di rumah dan mengubah sampah menjadi lebih
bermanfaat.
Kontribusi dari BLHD Kabupaten Bangka Barat dalam rangka meningkatkan
pengetahuan dan kreativitas masyarakat dalam rangka pengelolaan persampahan juga
dilakukan setiap tahun melalui kegiatan sosialisasi maupun bimbingan teknis pengelolaan
persampahan.
Dengan demikian, diharapkan jumlah sampah di TPA akan berkurang, serta isi
dompet masyarakat akan bertambah. Walhasil, hal inilah yang menjadi tujuan akhir dari
konsep pengelolaan sampah, yaitu mengubah paradigma lama menjadi paradigma baru.
Oleh:ELFRISKA DAMAYANTI, S.SiNIP. 19820425 200903 2 003FUNGSIONAL PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN BLHD BANGKA BARAT
.... Januari 2016
Diketahui dan disetujui oleh :
Kabid Persampahan dan Pengelolaan Kebersihan
Sekretaris BLHD Kepala BLHD
Suherman, S.K.M. Yudi Hermanto, S.Sos., M.Si. M. EFFENDI, SE., MM.NIP. 19611228 198609 1 001 NIP. 19720626 199803 1 006 NIP. 19620712 198603 1 014