internetweb159.files.wordpress.com file · web viewdalam belajar matematika tidak hanya...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan suatu bangsa erat sekali hubungannya denga masalah-
masalah pendidikan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan sebagai pencetak
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas
pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan pendidikan secara
keseluruhan. Upaya peningkatkan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu
dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan,
kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat. Marsigit
menyatakan ahli-ahli kependidikan telah menyadari bahwa mutu pendidikan
sangat tergantung kepada kualitas guru dan praktek pembelajarannya,
sehingga peningkatan pembelajaran merupakan isu mendasar bagi
peningkatan mutu pendidikan secara nasional (Sutama, 2000:1).
Guru manyadari bahwa matematika sering dipandang sebagai mata
pelajaran yang sulit sehingga kurang menikmati dan dihindari oleh sebagian
besar siswa. Siswa seharusnya sadar bahwa kemampuan berpikir secara logis,
rasional, cermat dan efisien yang menjadi ciri utama matematika.
Banyak siswa yang merasa kurang mampu dalam mempelajari
matematika karena dianggap sulit, menakutkan bahkan ada sebagian dari
mereka yang membenci sehingga matematika dianggap sebagai momok oleh
mereka. Hal ini menyebabkan siswa malas dan tidak banyak melakukan
aktivitas dalam belajar matematika. Kurangnya aktivitas dalam belajar maka
akan sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
Ketakutan yang muncul dari diri siswa tidak hanya disebabkan oleh
siswa itu sendiri, tetapi juga didukung oleh ketidakmampuan guru
menciptakan situasi yang dapat membawa siswa tertarik terhadap matematika.
Belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi
kepada siswa apalagi untuk belajar matematika sangat diperlukan aktivitas
fisik maupun mental siswa karena siswa yang belajar harus aktif sendiri, tanpa
ada aktivitas maka proses belajar tidak akan berlangsung dengan baik.
Dalam pengajaran matematika diharapkan siswa benar-benar aktif.
Dengan belajar aktif diharapkan memiliki dampak positif pada siswa tentang
apa yang dipelajari akan lebih lama bertahan dalam benak siswa. Siswa berani
mengajukan pertanyaan kepada guru merupakan suatu tindakan bahwa siswa
tersebut aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Keaktifan
siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa. Walaupun siswa termasuk dalam kategori
mempunyai kemampuan yang pandai, namun aktivitas dalam belajarnya
rendah maka prestasi belajar metematika siswa tersebut tidak akan sebagus
siswa yang lebih dalam belajar (Noviana, 2005:5).
Keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar hampir tidak
nampak. Siswa jarang sekali mengajukan pertanyaan walaupun guru
memancing dengan pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya siswa belum jelas.
Guru sering memberikan umpan kepada siswa supaya siswa aktif dalam
proses belajar mengajar. Suatu kelompok siswa dikatakan belajar secara aktif
bila ada mobilitas, misalnya nampak dari interaksi yang terjadi antara guru
dan siswa dan antara siswa sendiri, komunikasi yang terjadi tidak hanya satu
arah dari guru ke siswa tetapi banyak arah. Aktivitas didalam kelas tidak
hanya dari siswa saja tetapi juga memerlukan aktivitas dari guru. Kurang
aktifnya guru dalam mendekati siswa serta membimbing siswa pada saat
pelajaran berlangsung juga mempemharuhi aktivitas siswa. Guru jarang
mendekati dan membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok
pada saat pembelajaran berlangsung. Sehingga siswa cenderung diam, pasif,
serta tidak berani mengajukan pertanyaan ataupun ide-ide siswa pada saat
pelajaran berlangsung. Hal ini menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat
partisipasi aktif (aktivitas) siswa dalam pembelajaran matematika.
Dalam belajar matematika tidak hanya mendengarkan guru di depan
kelas saja, tetapi memerlukan banyak latihan-latihan, berani mengemukakan
ide dan berani bertanya, berani mengerjakan soal-soal di depan kelas. Sebagai
alternatif pembelajaran yang dapay meningkatkan aktivitas belajar siswa
adalah dengan metode Missory Mathematics Projecrt (MMP) yaitu salah satu
metode yang terstruktur dengan pengembangan ide dan perluasan konsep
matematika.
Bertolak dari latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk
meneliti tentang bagaimana cara yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa melalui metode Misouri Mathematics Project (MMP) yang
penulis tuangkan dalam suatu penelitian “Peningkatan Aktivitas Siswa dalam
Pembelajaran Matematika Melalui Metode Missori Matematics Project
(MMP)”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,
maka dikemukakan rumusan permasalahan yang diangkat penulis adalah
1. Adakah peningkatan aktivitas siswa setelah dilakukan pembelajaran
matematika melalui Missouri Matematics Project(MMP) pada sub pokok
pembahasan Kubus dan Balok?
2. Adakah peningkatan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP setelah
dilakukan pembelajaran matematika melalui Metode Missouri Matematics
Project(MMP)?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan unutk mendiskusikan proses
pembelajaran matematika melalui Metode Missouri Matematics Project
(MMP) yang dilakukan untuk mengetahui tindakan-tindakan yang dilakukan
guru pada proses pembelajaran dalam meningkatkan aktivitas siswa. Secara
khusus penelitian bertujuan untuk :
1. Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajang matematika melalui
metode Missouri Matematics Project (MMP)
2. Meningkatkan kemampuan matematika siswa dalam proses pembelajaran
matematika melalui metide Missouri Matematics Project (MMP)
D. Manfaat Penelitian
Sebagai penelitian tindakan kelas, penelitian ini memberikan manfaat
konseptual utamanya terhadap pembelajaran matematika, disamping itu juga
terdapat peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
1. Manfaat Teoritis
Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis
mampu memberikan sumbangan terhadap pembelajaran matematika,
terutama pada peningkatan aktivitas siswa melalui metode Missouri
Matematics Project (MMP) dalam proses pembelajaran matematika.
Mengingat pentingnya metode Missouri Matematics Project
(MMP) dan peranannya yang cukup besar bagi siswa dalam hal kecakapan
untuk menemukan sendiri pengetahuan dalam bidang matematika. Selain
itu penelitian ini memperkaya proses pembelajaran matematika melalui
metode Missouri Matematics Project (MMP).
2. Manfaat Praktis
Pada tatanan praktis, penelitian ini memberikan sumbangan bagi
guru matematika dan siswa.
a. Bagi guru matematika, metode Missouri Matematics Project (MMP)
dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang inovatif
dan kreatif.
b. Bagi siswa, proses pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan
dasar dalam bidang matematika.
c. Bagi sekolahan, penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka
perbaikan metode pembelajaran matematika
d. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam
penerapan pembelajaran melalui model pembelajaran Missouri
Matematics Project (MMP)
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dikemukakan mengenai Tinjauan Pustaka, tinjauan
teori, kerangka, kerangka pemikiran dan hipotesis. Tinjauan pustaka berisi tentang
hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, sedangkan
kajian teori berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian. Pada penelitian ini yang akan dibahas adalah aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran matematika. Kerangka pemikiran adalah konsep dasar untuk
menjawab permasalahan yang dianggat dari kajian pustaka dan kajian teori.
Pengajuan hipotesis merupakan rumusan tentang permasalahan yang diteliti atas
dasar kerangka berpikir yang telah dikemukakan.
A. Tinjauan Pustaka
Penelitian-penelitian relevan yang akan dibahas sebagai tinjauan
adalah penelitian yang akan dilakukan oleh :
Berdasarkan penelitian Danik Haryanti (2005) menghasilkan
kesimpulan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika
mengalami peningkatan yaitu siswa yang aktif mengemukakan ide meningkat
67,5%, siswa yang aktif mengerjakan soal-soal yang diberikan guru
meningkat 77,5%, siswa yang aktif mengerjakan PR yang diberikan guru
meningkat 90%.
Berdasarkan penelitian Novita Hardani (2006) menghasilkan
kesimpulan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika
mengalami peningkatan yaitu siswa yang aktif mengemukakan ide meningkat
sebesar 80%, siswa yang aktif mengerjakan soal-soal yang diberikan guru
meningkat sebesar 84%, dan gangguan kelas mengalami penurunan sebesar
12%.
Berdasarkan penelitian Dwi Maria Astuti (2006) menghasilkan
kesimpulan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika
mengalami peningkatan yaitu siswa yang aktif mengemukakan pendapat
meningkat sebesar 45,95%. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan dari guru
meningkat sebesar 48,65%. Aktivitas mengerjakan soal latihan yang diberikan
guru meningkat sebesar 32,43%.
Hasil penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas dalam
pembelajaran matematika perlu ditinggkatkan dengan melibatkan siswa secara
langsung karena dalam pembelajaran matematika banyak kegiatan yang
menuntut kreatifitas. Pada penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan
aktivitas pembelajaran matematika hanya melalui pendekatan missoury
mathematics project (MMP).
B. Kajian Teori
Kajian teori ini yang akan dibahas adalah teori-teori yang berkaitan
dengan variabel-variabel penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Pendekatan Pembelajaran Matematika
a. Pembelajaran
Kata pembelajaran adalah terjemahan dari “instruction”, yang
berarti proses membuat orang belajar. Menurut Wina Sanjaya (2006 :
107) pembelajaran adalah proses berpikir bahwa dalam belajar belajar
berpikir menekankan pada proses pencarian dan menemukan
pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan.
Dalam hal ini tidak hanya menekankan pada pengetahuan materi
pelajaran tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk
memperoleh pengetahuannya sendiri.
Pembelajaran merupakan proses yang bukan hanya
memindahkan pengetahuan dari guru pada siswa, melainkan suatu
aktivitas yang memungkinkan siswa dapat membangun sendiri
pengetahuannya.
b. Pengertian Matematika
Menurut Johnson dan Mykelebus (Abdurrahman, 2003 : 252)
Matematika adalah bahasa simbolik yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan kekurangan,
sedangkan fungsi teorisnya adalah untuk memudahkan berpikir.
Menurut Paling (Abdurrahman, 2003:252) Matematika adalah
suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi
manusia : suatu cara menggunakan informasi, menggunakan
pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan
tentang menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam
dunia manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-
hubungan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah cabang ilmu pengetahuan simbolis, hubungan
kuantitatif, kekurangan dan memudahkan cara berpikir didalam dunia.
2. Pembelajaran Matematika Melalui Missoury Mathematics Project (MMP)
a. Metode Missouri Mathematics Project (MMP)
Salah satu model pembelajaran yang secara empiris melalui
penelitian model yang dikembangkan dalam Missouri Mathematics
Project (MMP). Missouri Mathematics Project (MMP) merupakan
salah satu model pembelajaran yang terstruktur seperti halnya struktur
pengajaran matematika (SPM). Antara MMP dan Struktur Pengajaran
Matematika (SPM) hampir sama. Secara sederhana tahapan kegiatan
dalam struktur pengajaran matematika yaitu : 1) Pendahuluan :
apresiasi, motivasi, introduksi; 2) Pengambangan : pembelajaran
konsep atau prinsip; 3) Penerapan : penggunaan konsep atau prinsip,
pengambangan skill atau ketrampilan, dan evaluasi; 4) Penutup :
penyusunan rangkuman atau penugasan.
Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
yang secara empiris melalui penelitian dikemas dalam struktur yang
hampir sama dengan struktur pengajaran Matematika dengan urutan
langkah sebagai berikut :
a. Pendahuluan atau mereview
Guru dan siswa meninjau ulang apa yang telah tercakup pada
pelajaran yang lalu. Yang ditinjau adalah : PR, mencongak, atau
membuat prakiraan.
b. Pengembangan
Guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep matematika
tredahulu. Siswa diberi tahu tujuan pelajaran yang memiliki
“antisipasi” tentang sasaran pelajaran. Penjelasan dan diskusi
intraktif antara guru dan siswa harus disajikan termasuk
demonstrasi kongkrit yang sifatnya piktorial atau simbolik. Guru
merekomendasikan 50% waktu pelajaran untuk pengembangan.
Pengembangan akan lebih bijaksana bila dikombinasikan dengan
kontrol latihan untuk meyakinkan bahwa siswa mengikuti
penyajian materi baru itu.
c. Latihan dengan Bimbingan Guru
Siswa diminta merespon satu rangkaian soal sambil guru
mengamati kalau-kalau terjadi miskonsepsi. Pada latihan terkontrol
ini respon setiap siswa sangat menguntungkan bagi guru dan siswa.
Pengembangan dan latihan terkontrol dapat saling mengisi dengan
total waktu 20 menit. Guru harus memasukkan rincian khusus
tanggung jawab kelompok dan ganjaran individual berdasarkan
pencapaian materi yang dipelajari. Siswa bekerja sendiri atau
dalam kelomok belajar kooperatif.
d. Kerja Mandiri
Untuk latihan/ perluasan mempelajari konsep yang disajikan guru
pada langkah 2 (pengembangan)
e. Penutup
Siswa membuat rangkuman pelajaran, membuat renungan
tentang hal-hal baik yang sudah dilakukan serta hal-hal kurang
baik yang harus dihilangkan dan guru memberikan PR.
Kelebihan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP,
antara lain :
- Banyaknya materi yang bisa disampaikan kepada siswa karena
tidak terlalu memakan banyak waktu. Artinya penggunaan waktu
dapat diatur relatif ketat.
- Banyaknya latihan sehingga siswa mudah terampil dengan
beragam soal.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan model pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP, yaitu :
- Kurang menempatkan siswa pada posisi yang aktif
- Mungkin siswa cepat bosan karena lebih banyak mendengarkan.
b. Contoh Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
Materi Pokok : Kubus dan Balok
Kelas / Semester : VIII / 2
Langkah-Langkah
1) Mereview
- Mengingatkan kembali bentuk kubus
A B
CD
E F
GH
- Mengajak siswa untuk mengamati benda-benda di sekitar
ruangan kelas yang berbentuk kubus dan balok
2) Pengembangan
- Mendefinisikan dan menyabutkan unsur-unsur kubus
Kubus adalah sebuah bangun ruang yang semua sisinya
berbentuk persegi dan semua rusuknya sama panjang.
- Menyebutkan unsur-unsur kubus
a) Rusuk adalah bidang pada suatu kubus yang tertentu pada
suatu garis, yaitu AB, BC, CD, AD, AE, EF, FB, DH, HG,
CG, EH, FG
b) Kubus mempunyai bidang yang membatasi bagian dalam
dan bagian luar yang disebut sisi, yaitu ABCD, ABFE,
DCGH, EHGF, ADHE, BCGF
c) Kubus mempunyai 2 diagonal yaitu diagonal sisi dan
diagonal ruang. Diagonal sisi : AC, BD, AH, DE, BG, FC,
EG, HF, AF, DG, CH. Diagonal ruang : AG, BH, CE, FD.
d) Menghitung diagonal pada kubus
Misalkan AC Diagonal Bidang jadi panjang AC adalah ….
Diketahui sisi kubus :
Jadi panjang AC2 = AB2 + BC2
= s2 + s2
AC = √25+25
= √50=5√2
Misalkan AG diagonal ruang untuk menghitung AG adalah
AG2 = AC2 + CG2
= (AB2 + BC2) + CG2
= (S2 + S2) + S2
= (25 + 25) + 25
AG = √75 = 5√3
Guru mengamati kegiatan siswa dan membantu
apabila siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal
tersebut.
Siswa mengerjakan sendiri soal-soal seperti pada
latihan kemudian ditambah soal-soal dengan variasi dan
bobot kesulitan yang ditingkatkan. Setelah itu memberikan
tugas atau pekerjaan rumah untuk latihan siswa di rumah.
3. Aktivitas Siswa
Kata aktivitas berasal dari Bahasa Inggris “Activity” yang berarti
kegiatan atau kesibukan. Didalam belajar diperlukan aktivitas sebab pada
prinsipnya belajar adalah berbuat, yaitu berbuat untuk mengubah tingkah
laku. Dalam hal ini sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia yang
menyatakan aktivitas adalah keaktifan, kegiatan, kesibukan.
Dari perngertian diatas, maka yang dinamakan aktivitas belajar
adalah kegiatan atau kesibukan siswa yang dilakukan untuk mencapai
perubahan tingkah laku. Perubahan inilah yang merupakan hasil dari
proses belajar. Belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik maupun
mental (psikis). Kedua aktivitas ini berkaitan antara satu dengan yang lain,
karena apabila tidak, maka akan terjadi ketidakserasian antara aktivitas
fisik dan aktivitas mental.
Aktivitas fisik adalah peserta didi giat-aktif dengan anggota badan,
membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja. Sedangkan aktivitas mental
(psikis) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak
berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan
dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan
hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran
secara aktif : ia mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat,
menguraikan dan sebagainya.
Kegiatan atau keaktifan jasmani fisik sebagai kegiatan yang
tampak, yaitu saat siswa melakukan percobaan, membuat konstruksi
model dan lain-lain. Sedangkan kegiatan fisik tampak bila siswa sedang
mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, dan mengambil
keputusan.
Aktivitas siswa dalam belajar matematika meliputi kegiatan
bertanya, mengemukakan ide, mendengarkan penjelasan guru, mencatat,
mengerjakan soal dan mempelajari kembali catatan matematika. Aktivitas
belajar ini merupakan sebagian dari macam-macam aktivitas belajar yang
disusun oleh B. Diedrich yang diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Visual activities, seperti : membaca, melihat gambar, demonstrasi
percobaan, mengamati pekerjaan lain.
b. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
interupsi.
c. Listening activities, seperti : mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
d. Writing activities, seperti : menulis cerita, karnagan, laporan angket,
menyalin.
e. Drawing activities, seperti : menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
f. Motor activities, seperti : melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model mereparasi, bermain berkebun, beternak.
g. Mental activities, seperti : menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Emosional activities, seperti : menaruh munat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
4. Prestasi Belajar Matematika
Proses belajar mengajar ditujukan untuk memperoleh perubahan
pada diri siswa yang sedang belajar yang ditunjukkan dengan suatu
kemampuan yang disebut prestasi.
Menurut Oemar hamalik (2001 : 5), prestasi belajar merupakan
perubahan tingkah laku dan sikap yang lebih berkualitas. Prestasi individu
yaitu hal-hal yang telah dicapai seseorang yang disebut prestasi belajar.
Jadi prestasi belajar adalah sikap atau perubahan tingkah laku yang
dinyatakan dalam bentuk kemampuan sebagai pencerminan hasil belajar
yang telah dicapai oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu. Maka
prestasi belajar matematika adalah keberhasilan yang telah dicapai oleh
siswa setelah melalui suatu proses belajar matematika yang ditunjukkan
kecakapan (kemampuan) dalam menguasai materi pelajaran matematika.
5. Materi yang berkaitan dengan metode Missoury mathematics Project
(MMP)
a. Pengertian Kubus dan Balok
Sebuah bangun ruang yang semua sisinya berbentuk persegi
dan semua rusuknya sama panjang disebut kubus dan sebuah bangunan
ruang yang tiga pasang sisi berhadapan yang sama bentuk dan
ukurannya dimana setiap sisinya berbentuk persegi panjang dinamakan
Balok.
b. Unsur-Unsur pada Kubus dan Balok
Gb. 1 Gb. 2
Rusuk adalah bidang-bidang suatu kubus atau balok berpotongan atau
bertemu pada suatu garis. Cintoh AB, BC, CD.
Kubus dan balok memiliki bidang yang membatasi bagian dalam dan
bagian luar yang disebut bidang sisi yang selanjutnya disebut bidang.
Bidang-bidang suatu balok berbentuk persegi panjang dan bidang-
bidang suatu kubus berbentuk persegi.
Dalam sebuah balok dan kubus terdapat diagonal bidang dan diagonal
ruang. Perhatikan gambar 1, jika dibuat garis AC atau BE maka
masing-masing tersebut akan menghubungkan dua titik sudut. Garis
AC dan BE disebut diagonal. Karena garis AC dan BE terletak pada
bidang kubus maka AC dan BE disebut diagonal Bidang.
Segitiga ABE siku-sikU di A, maka :
BE2 = AB2 + AE2 …….. Teorema Phytagoras
= P2 + t2
BE = √ p2+t2
Perhatikan gambar 3. Jika dibuat garis yang menghubungkan titik H
dan B, maka garis tersebut yaitu HB, menghubungkan dua titik sudut
Gb. 3
sehingga disebut diagonal, karena diagonal HB terletak dalam ruang
balok, maka diagonal HB disebut diagonal ruang.
Panjang diagonal HB adalah.
HB2 = HD2 + DB2 ……… Theorema Phytagoras
= HD2 + (AB2 + AD2) ……. DB2 = AD2 + AD2
= t2 + (p2 + l2)
= p2 + l2 + t2
HB = √ p2+l2+ t2
Contoh : sebuah balok berukuran panjang 12 cm, lebar 5cm, dan
tinggi 6 cm. Hitunglah panjang salah satu diagonal ruang.
Jawab
Panjang : 12 cm, maka p : 12
Lebar : 5 cm, maka l : 5
Tinggi : 6 cm, maka t : 6
Salah satu diagonal ruang balok adalah HB.
HB2 : √ p2+l2+ t2
: √122+52+62
: √144+25+36
: √205
Jadi, panjang diagonal ruang balok itu adalah √205cm
c. Luas Permukaan Kubus dan Balok
1) Luas permukaan kubus
Kubus dengan panjang rusuk = s, dan kubus memiliki enam buah
bidang dan tiap bidang berbentu persegi, maka
Luas permukaan kubus = 6 x Luas persegi
= 6 x (s x s)
= 6 x s2
Luas permukaan kubus = 6 s2
2) Luas permukaan balok
Balok dengan panjang = p, lebar = l dan tinggi t, maka
Luas permukaan balok = 2 pl + 2 pt + 2 lt
= 2 (pl + pt + lt)
C. Kerangka Pemikiran
Prosedur penelitian tindakan kelas ini merupakan siklus dan
dilaksanakan sesuai perencanaan tindakan atau perbaikan dari perencanaan
lp
ss
s
t
tindakan terdahulu. Penelitian ini diperlukan evaluasi awal untuk mengetahui
penyebab rendahnya aktivitas siswa dan observasi awal sebagai upaya untuk
menemukan fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian teori
yang ada dan untuk menyusun perencanaan tindakan yang tepat dalam upaya
meningkatkan aktivitas siswa.
Tindakan kelas dilaksanakan berupa pengajaran di kelas secara
sistematis dengan tindakan pengelolaan kelas melalui strategi, pendekatan,
metode dan teknik pengajaran yang tepat dengan penerapan kondisional yang
mengacu pada perencanaan tindakan yang telah tersusun sebelumnya. Dan
teknik pengajaran yang digunakan adalah dengan menggunakan metode
pengajaran Missouri Matematics Project (MMP), karena dengan metode
Missouri Matematics Project (MMP) diharapkan siswa akan lebih kreatif
dalam proses belajar mengajar. Dalam penelitian peningkatan aktivitas siswa
dalam pembelajaran matematika melalui Metode Missouri Matematics Project
(MMP), peneliti akan mengamati reaksi setiap siswa dalam setiap tindakan
pengajaran yang dilakukan di depan kelas. Dalam sekali tindakan biasanya
permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian sehingga
siklus tersebut harus terus berulang sampai permasalahan tersebut teratasi.
Uraian-uraian di atas dapat digambarkan pada siklus sebagai berikut:
Kondisi awalMasalah aktivitas siswa :
1. Siswa yang aktif belajar matematika sebanyak 25%
2. Siswa yang tuntas dalam prestasi matematika pokok bahasan sistem kubus dan balok sebanyak 25%
Tindakan
Pembelajaran matematika melalui metode Missouri Mathematics Project : 1. Menyiapkan siswa secara tepat dan
menetapkan karakteristik siswa yang mengalami kesulitan belajar.
2. Membangun hubungan baik antara guru dan siswa
3. Melibatkan siswa secara aktif dalam pelaksanaan pembelajaran melalui metode Missouri Mathematics Project
4. Mendorong dan membimbing siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan
5. Memberikan tugas dengan memberi petunjuk penyelesaian secara jelas
6. Memotivasi siswa untuk aktif mengerjakan soal dan maju kedepan
7. Memberi balikan setiap tugas yang diberikan kepada siswa
Kondisi AkhirPenyelesaian masalah aktivitas siswa meningkat:1. Siswa yang aktif dalam pembelajaran
matematika meningkat sebanyak 75%2. Siswa yang tuntas dalam prestasi
matematika pada bahasan kubus dan balok meningkat sebanyak 75%.
D. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan diatas,
maka diperoleh hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :
1. Jika dalam pembelajaran matematika guru menggunakan metode Missouri
Matematics Project (MMP), maka aktivitas siswa di kelas akan
meningkat.
2. Jika Pembelajaran matematika melalui pendekatan Missouri Matematics
Project (MMP) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research (CAR). Penelitian kelas merupakan kegiatan
pemecahan masalah yang dimulai dari : a) perencanaan (planning), b)
pelaksanaan (action), c) pengumpulan data (observing), d) menganalisis data
atau informasi untuk memutuskan sejauh mana kelebihan atau kelemahan
tindakan tersebut (reflecting). PTK bercirikan perbaikan terus menerus
sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur berhasilnya (berhentinya)
siklus-siklus tersebut.
Setelah dilakukan refleksi yang mencakup analisa, sintesa dan
penelitian terhadap hasil pengamatan serta hasil tindakan, biasanya muncul
permasalahan yang perlu mendapat perhatian sehingga pada gilirannya perlu
dilakukan perencanaan ulang.
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara kepala sekolah, guru
tetap dan peneliti. Kegiatan perencanaan awal dimulai dari melakukan studi
pendahuluan. Pada kegiatan ini juga mendiskusikan cara melakukan tindakan
pembelajaran dan bagaimana cara melakukan pengamatannya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan sebagai penelitian mengenai peningkatan
aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan
Missoury Mathematics Project (MMP) di SMP Muhammadiyah 2
Surakarta. Sekolah ini merupakan Sekolah Menengah Pertama yang
termasuk kategori “Menengah”. Bukan merupakan Sekolah “Unggulan”
dan bukan pula sekolah yang “Jelek”. Peneliti mengadakan penelitian ini
dengan pertimbangan sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian
dengan judul yang sama dengan peneliti.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada semester II, bulan
Februari 2009 sampai dengan Juni 2009 dengan rincian sebagai berukut:
a. Tahap Persiapan : Bulan Februari sampai Maret 2009
b. Tahap Pelaksanaan : Bulan April 2009
c. Tahap Penyelesaian : Bulan Mei sampai Juni 2009
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 2
Surakarta tahun ajaran 2008/2009 dengan jumlah siswa 38 orang. Dalam
penelitian ini guru matematika kelas VIII sebagai subyek penelitian yang
membantu dalam perencanaan dan pengumpulan data. Sedangkan peneliti
sebagai subyek penelitian yang melakukan tindakan kelas. Semua siswa kelas
VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2008/2009 sebagai
subyek yang menerima tindakan.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan berbasis kelas kolaboratif. Suatu penelitian
yang bersifat praktis, situasional dan konteksual berdasarkan permasalahan
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di SMP
Muhammadiyah 2 Surakarta. Kepala sekolah, guru dan peneliti senantiasa
berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang
efektif sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan
revisi untuk meningkatkan aktivitas siswa. Penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar matematika serta perolehan
manfaat yang lebih baik.
Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus perlakuan
pembelajaran matematika diilustrasikan dalam siklus sebaga berikut:
Pengertian dan pemahaman
Tindakan IIPerencanaan terevisi
Refleksi
Pengertian dan pemahaman
Evaluasi
Seterusnya sesuai dengan alokasi waktu harapan tindakan yang direncanakan
Dialog Awal
Perencanaan Tindakan I
Evaluasi Observasi dan monitoring
Obvervasi Awal
Refleksi
Gambar 3.1
Observasi dan monitoring
Putaran I
Putaran II
Proses Penelitian Tindakan
Sumber: Modifikasi Kemmis dan MC Taggart (Sutama, 2000: 92)
1. Dialog awal
Dialog awal dilakukan peneliti, guru matematika dan kepala sekolah
untuk melakukan pengenalan, penyatuan ide dan berdiskusi untuk
membahas masalah yang muncul. Serta cara-cara peningkatan aktivitas
siswa dalam pembelajaran matematika yang terfokus pada interaksi antara
guru dan siswa. Peserta dialog juga membicarakan model dan alternatif
pembelajaran yang akan dipraktekkan dan dikembangkan. Dialog ini
nantinya akan menyepakati penanganan masalah peningkatan aktivitas
siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan Missouri
Mathematics Project.
2. Perencanaan Tindakan
Langkah-langkah persiapan yang dilakukan untuk mengadakan
tindakan terdiri dari:
a. Memperbaiki kompetensi material guru dalam bidang matematika
Setiap guru pasti menemui berbagai masalah dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga akan lebih baik jika
guru mengajukan masalah kemudian peneliti memberi bantuan. Hal ini
yang dapat dilakukan peneliti adalah melihat guru dalam
pembelajaran melakukan suatu kemudian memberi masukan.
b. Identifkasi Masalah dan Penyebabnya
Peneliti merumuskan permasalahan siswa sebagai upaya
meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar matematika melalui
pendekatan Missouri Mathematics Project. Tindakan yang ditawarkan
pada identifikasi masalah antara lain diskusi antara peneliti dengan
guru kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta.
c. Perencanaan Solusi Masalah
Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah peningkatan
aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika adalah dengan
menerapkan pembelajaran aktif dengan pendekatan Missouri
Mathematics Project.
d. Persiapan Tindakan
Langkah-langkah persiapan tindakan dengan menerapkan Missoury
Mathematics Project dari:
1) Guru mata pelajaran matematika bersama peneliti menyiapakan
bahan ajar yang harus dipelajari secara mandiri.
2) Siswa melaksanakan tugas sebagi berikut:
a) Mempelajari materi yang ditugaskam guru secara mandiri,
selanjutnya merangkum/meringkas materi tersebut.
b) Membuat pertanyan/soal yang berkaitan dengan materi yang
diringkasnya. Siswa harus menjawab pertanyaan tersebut.
Pertanyaan ini mampu mengungkap penguasan atas materi yang
bersangkutan.
3) Guru matematika bersama peneliti mengoreksi hasil pekerjaan
siswa, selanjutnya mencatat sejumlah siswa yng benar.
4) Guru bersama peneliti menyuruh siswa sebagai wakil kelompoknya
untuk menjelaskan/menyajikan hasil temuannya di depan kelas.
5) Dengan metode Tanya jawab, guru mengungkapakan kembali
pengembangan soal tersebut untuk melihat pemahaman siswa yang
lain.
6) Guru bersama peneliti memberikan tugas soal latihan secara
individu, termasuk memberikan soal yang mengacu pada
kemampuan siswa dalam memprediksi kemampuan pengembangan
materi tersebut.
Guru bersama peneliti perlu segera melakuakn orientasi diri/refleksi
untuk mengamati keberhasilan pembelajaran melalui pendekatan
Missoury Mathematics Project.
3. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan, namun tindakan
tidak mutlak dikendalikan oleh rencana suatu tindakan yang diputuskan
mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata, oleh karena itu
rencana tindakan harus bersifat tentative dan sementara, fleksibel dan
siap diubah sesuai dengan kondisi yang ada sebagai usaha kearah
perbaikan. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan selama dua minggu terbagi
dalam tiga putaran.
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru yang akan observasi
karena guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan
perencanaan yang telah dibuat, guru melaksanakan tindakan
pembelajaran melalui pendekatan Missoury Mathematics Project.
4. Observasi dan Monitoring
Observasi berperan dalam upaya perbaikan praktek profesional
melalui pemahaman yang lebih baik dan perencanaan tindakan yang lebih
kritis.
Kegiatan ini dilakukan oleh rekan sesama peneliti dengan dibekali
lembar pengamatan menurut aspek-aspek identifikasi, waktu
pelaksanaan, pendekatan, metode dan tindakan yang dilakukan peneliti,
tingkah laku siswa serta kelemahan dan kelebihan yang ditemukan.
5. Refleksi
Dalam pengambilan keputusan secara efektif perlu dilakukan
refleksi yaitu merenungkan apa yang telah terjadi dan tidak terjadi.
Mengapa segala sesuatu terjadi dan atau tidak terjadi pada observasi
implementasi tindakan serta mencari solusi atau jalan alternatif lainnya
yang perlu ditempuh pada perencanaan tindakan selanjutnya.
Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan langsung lebih
lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian. Kegiatan refleksi ini
dilakukan setiap akhir pembelajaran matematika, tetapi secara informal
dapat dilakukan dialog menangani masalah yang muncul.
6. Evaluasi
Kegiatan ini sebagai proses pengumpulan data, mengolah data dan
menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan
tindakan. Evaluasi diarahkan pada penemuan dari bukti-bukti dari
peningkatan aktivitas siswa belajar matematika yang terjadi setelah suatu
tindakan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam
pembelajaran matematika dan berupa data tindakan belajar atau perilaku
belajar yang dihasilkan dari tindakan yang mengajar. Pengambilan data
dilakukan dengan:
1. Metode Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis (Arikunto, 2002:28).
Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada
kelas yang dijadikan sample untuk mendapatkan gambaran secara
langsung kegiatan belajar siswa dikelas.
2. Metode Tes
Arikunto (2002:139) menyatakan “Metode tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok”. Selain itu Budiono (dalam Ika, 1998
: 39) mendefinisikan metode tes sabagai metode pengumpulan data yang
menghadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan kepada subyek
penelitian. Metode tes digunakan sebagai instrumen penelitian dalam
pengumpulan data untuk mengetahui siswa yang mau mengerjakan soal
dan yang tidak mengerjakan soal. Bentuk tes berupa uraian, karena
dengan tes uraian akan terlihat kemampuan siswa dalam
mempresentasikan setiap soal yang diberikan disamping melihat langkah-
langkah pengerjaan dari soal.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat temuan selama
pembelajaran yang diperoleh peneliti yang tidak teramati dalam lembar
observasi bentuk temuan ini berupa aktivitas siswa dan permasalahan
yang dihadapi selama pembelajaran.
4. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau
mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan
yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah
dan nama siswa kelas VIII serta foto rekaman proses tindakan penelitian.
F. Instrumen Penelitian
1. Definisi Operasional Istilah
a. Pembelajaran Matematika Melalui Missouri Matematics Project
(MMP)
Missori Mathematics Project merupakan salah satu model yang
memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan
belajar mandiri dan peserta didik mampu menjelaskan temuannya
kepada pihak lain. Yang diharapkan selain tujuan agar pembelajaran
tersebut tercapai maka kemampuan siswa dalam belajar mandiri juga
dapat ditingkatkan.
Model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
siswa yang diwujudkan dengan kemampuannya dalam
mengkomunikasikan materi yang dipelajari baik secara lisan maupun
tulisan.
Langkah-langkah dalam pembelajaran melalui metode Missouri
Matematics Project (MMP) adalah sebagai berikut:
1) Pendahuluan atau review
Membahas PR
Meninjau ulang pelajaran yang lalu, terutama yang berkaitan
dengan materi baru
Membangkitkan motivasi
2) Pengembangan
Penyajian ide baru sebagai perluasan konsep matematika terlebih
dahulu
Penjelasan, diskusi demontrasi dengan contoh konkret sifatnya
simbolik
3) Latihan dengan bimbingan guru
Siswa merespon soal
Guru mengamati
Belajar kooperatif
4) Kerja mandiri
Siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan konsep
5) Penutup
Siswa membuat rangkuman pelajaran, membuat renungan tentang
hal-hal baik yang dilakukan sarta hal-hal yang kurang baik harus
dihilangkan
Memberi tugas PR
b. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa adalah keaktifan siswa dalam memproses mengolah
perolehan belajarnya baik secara fisik, intelektual dan emosional.
Aktivitas dalam proses pembelajaran ini meliputi aktivitas untuk
mengikuti pelajaran, mendengarkan penjelasan dari guru, mencatat,
mengerjakan soal-soal latihan, mengerjakan PR dan aktivitas untuk
mengemukakan ide serta berani mengajukan pertanyaan.
c. Prestasi belajar matematika
Prestasi belajar adalah sikap atau perubahan tingkah laku yang
dinyatakan dalam bentuk kemampuan sebagai pencerminan hasil
belajar yang telah dicapai oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu.
Maka prestasi belajar matematika adalah keberhasilan yang telah
dicapai oleh siswa setelah melalui suatu proses belajar matematika yang
ditunjukkan kecakapan (kemampuan) dalam menguasai materi
pelajaran matematika
2. Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti bersama mitra
guru matematika, dengan menjaga validitas isi. Berdasarkan cara
pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini menggunakan observasi. Dalam
melakukan observasi, menggunakan pedoman observasi (terlampir).
Pedoman ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Observasi tindak mengajar,
b. Observasi tindak belajar yang beraitan dengan keaktifan siswa dalam
pembelajaran matematika,
c. Keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar
maupun tindak belajar yang belum tercapai.
Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang
diamati. Dalam pengumpulan data digunakan beberapa instrumen
sebagai berikut:
1) Catatan lapangan
2) Test
3) Observasi
3. Validitas Isi Instrumen
Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang
dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian, maka dipilih dan ditentukan
cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang
diperolehnya. Dalam penelitian ini akan digunakan teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Penelitian ini menggunakan triangulasi penyelidikan dengan jalan
memanfaatkan peneliti atau penguatan untuk pengecekan kembali
derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamatan lainnya dalam hal
ini adalah guru matematika kelas VIII, rekan sesama peneliti dan kepala
sekolah itu sendiri dapat membantu mengulangi kemenangan dalam
pengumpulan data.
G. Teknik Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini, data dianalisis sejak tindakan
pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai
proses penyusunan laporan. Untuk kesinambungan dan kedalaman dalam
pengajaran data dalam penelitian ini digunakan analisis interaktif. Data yang
dianalisis secara diskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang terdiri dari
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dilakukan dalam
bentuk interaktif dengan pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan
mengorganisasikan data, memilih mana yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2007:88).
Menurut Miles (1992 : 20) proses analisis interaktif dapat
digambarkan dalam skema berikut:
Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi Data Penarikan Kesimpulan
Gambar 3.2 Proses Analisis Interaktif
Reduksi data adalah kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data serta
transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan. Penyajian data berupa
sekumpulan informasi dalam bentuk tes naratif yang disusun, diatur dan
diringkas sehingga mudah dipahami, dilakukan secara bertahap dari kesimpulan
sementara kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara diskusi bersama mitra
kolaborasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak-anak Berkesulitan Belajar. Bandung: Rineka Cipta.
Cipta, Sardiman, a.m. 2001. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar . Bandung:Remaja Rosdakarya.
Craft, Anna. 2003. Membangun Kreativitas Anak. Ininslasi Press : Depok.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Haryati, Danik. 2005. Upaya peningkatan Aktivitas Siswa melalui pendekatan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasabn Pecahan Kelas IV Semester II SD N 108 Soropandan Surakarta. Skripsi: UMS(tidak diterbitkan).
Kismanto, AL. 2003. “Beberapa Teknik Model dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika”. Http://matematika/download/sma/strategi pembelajaran matematika.
Maria, Astuti Dwi. 2006. Peningkatan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa SMP Dengan Penguatan Kemampuan Dasar Melalui Pendekatan Kontruktivisme. Skripsi : UMS(Tidak Diterbitkan).
Novita, Hardani, W. 2006.Peningkatan Aktivitas Belajar Dalam Pembelajaran Matematika melalui Immplementasi Accelerated Learning. Skripsi: UMS(Tidak Diterbitkan).
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolan Pengajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Sugiyono. 2003: Metode Penelitian Administrasi. Bandung:Alfabeta.
Susilo. 2007. PenelitianTindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book.
Sutama.2000. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Pembenahan Gaya Mengajar di SLTP N 18 Surakarta. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UNY.(Tidak Di Terbitkan)