kwnb04fpikub.files.wordpress.com file · web viewhal ini berdasarkan analisis sistematis bahwa...

31
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Geostrategi” ini guna menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Makalah ini kami susun bertujuan untuk memberikan pembahasan tentang aspek – aspek ketahanan Nasional yang ada pada Negara Republik Indonesia dan pengaruhnya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Mungkin dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan yang tidak kami sadari. Untuk itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sebagai penyempurnaan untuk kedepannya. Malang, 10 Mei 2015 Penyusun Page 1

Upload: doque

Post on 27-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah tentang “Geostrategi” ini guna menyelesaikan tugas mata

kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Makalah ini kami susun bertujuan untuk memberikan pembahasan tentang aspek –

aspek ketahanan Nasional yang ada pada Negara Republik Indonesia dan pengaruhnya

terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.

Mungkin dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan yang

tidak kami sadari. Untuk itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam dan

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sebagai penyempurnaan

untuk kedepannya.

Malang, 10 Mei 2015

Penyusun

Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Banyak negara yang memperoleh kemerdekaannya karena perjuangan rakyat mereka

yang gigih mencapainya. Negara itu akan tetap berdiri apabila tetap selalu dijaga dan

dipertahankan oleh seluruh rakyat bersama pemerintahannya. Demikian juga dengan

Indonesia. Mampukah rakyat Indonesia menjaga dan mempertahankan ketuhanan dan

kelangsungan hidup negara kesatuan Republik Indonesia.

Dalam perjuangan mencapai cita-cita/ tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak

terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan

keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa Indonesia

harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.

Kondisi atau situasi dan juga bisa dikatakan sikon bangsa kita ini selalu berubah-ubah tidak

statik. Ancaman yang dihadapi juga tidak sama, baik jenisnya maupun besarnya. Karena itu

ketahanan nasional harus selalu dibina dan ditingkatkan, sesuai dengan kondisi serta ancaman

yang akan dihadapi. Dan inilah yang disebut dengan sifat dinamika pada ketahanan nasional.

Kata ketahanan nasional telah sering kita dengar disurat kabar atau sumber-sumber lainnya.

Objek pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan menurut Keputusan Dirjen

Pendidikan Tinggi No.43/DIKTI/KEP/2006 salah satu yang menjadi substansi kajiannya

adalah Geostrategi Indonesia. Di mana Pancasila merupakan dasar filosofi geostrategi

Indonesia. Hal ini berdasarkan analisis sistematis bahwa Pancasila merupakan core

philosophy dari Pembukaan UUD 1945, yang menurut ilmu hukum berkedudukan sebagai

staatfundamentalnorm. Geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita

proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, melalui proses

pembangunan nasional dengan memanfaatkan geopolitik Indonesia. Dengan Pancasila sebagai

dasarnya, maka pembangunan Indonesia akan memiliki visi yang jelas dan terarah.

Page 2

1.2 Rumusan Masalah

Adapun dalam pembahasan makalah yang berjudul Geostrategi Indonesia ini mengangkat

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian Geostrategi?

2. Bagaimana perkembangan konsep ketahanan nasional di indonesia?

3. Apa saja unsur-unsur ketahanan nasional?

4. Apa saja Sifat-sifat dalam Ketahanan Nasional?

5. Apa saja Landasan Ketahanan Nasional?

6. Apa saja Unsur-Unsur Ketahanan Nasional?

7. Meningkatkan Ketahanan Nasional Indonesia Dalam Menghadapai Era Globalisasi

8. Bagaimana pendekatan asta gatra dalam mewujudkan ketahanan nasional?

9. Apa saja ancaman terhadap Bangsa dan Negara?

1.3 Tujuan Masalah

Adapun dalam pembahasan makalah yang berjudul Geostrategi Indonesia ini bertujuan

sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian Geostrategi

2. Mengetahui perkembangan konsep ketahanan nasional di indonesia

3. Mengetahui apa saja unsur-unsur ketahanan nasional

4. Mengetahui Sifat-sifat Ketahanan Nasional

5. Mengetahui Landasan Ketahanan Nasional

6. Mengetahui Unsur-Unsur Ketahanan Nasional

7. Meningkatkan Ketahanan Nasional Indonesia Dalam Menghadapai Era Globalisasi

8. Mengerti pendekatan asta gatra dalam mewujudkan ketahanan nasional

9. Mengidentifikasi ancaman terhadap Bangsa dan Negara

Page 3

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ketahanan NasionalGeostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan didalam

upaya mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi Indonesia

dirumuskan dalam wujud ketahanan nasional, sehingga bisa dikatakan geostartegi adalah

ketahanan nasional itu sendiri. Ketahanan nasional itu sendiri adalah suatu kondisi dinamik

suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan dalam

menghadapi dan mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan maupun gangguan yang

datang dari luar maupun yang datang dari dalam, yang secara langsung maupun tidak

langsung dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara

serta perjuangan mencapai tujuan nasional.

Menurut Lemhanas pada 1969, Ketahanan Nasional adalah keuletan dan daya tahan

kita menghadapi segala ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang

langsung ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan bangsa Indonesia.

Menurut SK Menhankam / Pangab No.SKEP/1382/XII/1974, Ketahanan Nasional

adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung

kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala

ancaman, gangguan, tantangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar, yang langsung

maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan

negara serta perjuangan nasional.

2.2 Perkembangan Konsep Ketahanan Nasional Di Indonesia

2.2.1 Sejarah Lahirnya Ketahanan nasional.

Gagasan tentang ketahanan nasional bermula pada awal tahun 1960-an pada kalangan

militer angkatan darat di SSKAD yang sekarang bernama SESKOAD (sunardi, 1997). Masa

itu adalah sedang meluasnya pengaruh komunisme yang berasal dari Uni Sovyet dan Cina.

Concern atas fenomena tersebut memengaruhi para pemikir militer di SSKAD. Mereka

mengadakan pengamatan atas kejadian tersebut, yaitu tidak adanya perlawanan yang gigih

dan ulet di indo-Cina dalam menghadapi ekspansi komunis. Pengembangan atas pemikiran

awal diatas semakin kuat setelah berakhirnya gerakan G30SPKI Pada tahun 1968, pemikiran

dilingkungan SSKAD tersebut dilanjutkan oleh Lemhanas (Lembaga Pertahanan Nasional).

Dalam pemikiran Lemhanas tahun 1968 tersebut telah ada kemajuan konseptual berupa

ditemukanya unsur-unsur dari tata kehidupan nasional yang  berupa ideologi, politik,

ekonomi, sosial, dan militer.

Page 4

Pada tahun 1969 lahirlah istilah Ketahanan Nasional yang menjadi pertanda dari

ditinggalkanya konsep kekuatan, meskipun dalam ketahanan nasional sendiri terdapat konsep

kekuatan. Konsepsi ketahanan nasional tahun 1972 dirumuskan sebagai kondisi dinamis satu

bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk

mengembangkan kekuatan nasional, didalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,

ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dalam, yang langsung

maupun tidak langsung yang dapat membahayakan identitas.

2.2.2 Ketahanan Nasional dalam GBHN

Konsepsi Ketahanan Nasional untuk pertama kali dimasukan dalam GBHN 1973 yaitu

ketetapan MPR No. IV/MPR/1973. Rumusan ketahanan nasional dalam GBHN 1973 adalah

sama dengan rumusan ketahanan nasional tahun 1972 dari lemhanas. Rumusan mengenai

ketahanan nasional dalam GBHN adalah sebagai berikut:

1. Untuk tetap memungkinkan berjalanya pembangunan nasional yang selalu harus

menuju ketujuan yang ingin dicapai dan agar dapat secara efektif dielakkan dari

hambatan, tantangan, ancaman, dan gangguan yang timbul baik dari luar maupun dari

dalam negeri.

2. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap

aspek kehidupan bangsa dan Negara.

3. Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan

ekonomi, ketahanan social budaya, dan ketahanan pertahanan keamanan.

4. Ketahanan ideologi adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan

keyakinan akan kebenaran ideologi pancasila yang mengandung kemampuan untuk

menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional.

5. Ketahanan politik adalah kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang

berlandaskan demokrasi politik berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

6. Ketahanan ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang

berlandaskan demokrasi ekonomi yang berdasarkan pancasila yang mengandung

kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat.

7. Ketahanan sosial budaya adalah kondisi kehidupan sosial budaya bangsa yang dijiwai

kepribadian nasional berdasarkan pancasila yang mengandung kemampuan

membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya.

8. Ketahanan Pertahanan adalah kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran

bela Negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas

pertahanan keamanan Negara.

Page 5

Menyimak rumusan mengenai konsepsi ketahanan nasional dalam GBHN tersebut,

kita kembali mengetahui akan adanya tiga wujud atau wajah konsep ketahanan nasional,

yaitu:

1. Ketahanan nasional sebagai metode pendekatan sebagaimana tercermin dari rumusan

pertama.

2. Ketahanan nasional sebagai kondisi sebagaimana tercermin dari rumusan kedua

3. Ketahanan nasional sebagai doktrin dasar nasional sebagaimana tercermin dari

rumusan ketiga.

2.3 Asas Ketahanan Nasional

Asas Ketahanan Nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun

berlandaskan Pancasila dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut

(Lemhannas, 2000: 99-11).

1.    Asas Kesejahteraan dan Keamanan

Konsepsi ketahanan nasional hakikatnya adalah konsepsi pengaturan kesejahteraan dan

keamanan. Kesejahteraan dan keamanan bagai satu keping mata uang, keduanya tidak

dapat dipisahkan tetapi dapat dibedakan.

Kesejahteraan dan keamanan merupakan kebutuhan yang mendasar dan esensial bagi

manusia, sehingga ini merupakan asa dalam sistem ketahanan nasional Indonesia sebab

tanpa kesejahteraan dan keamanan kehidupan nasional tidak dapat berlangsung.

Realisasinya, baik kesejahteraan maupun keamanan harus selalu ada, berdampingan dalam

kondisi apapun. Dalam kehidupan nasional tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional

yang dicapai merupakan tolok ukur ketahanan nasional.

2.    Asas Komprehensif dan Integral

Ketahanan nasional dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan nasional secara

komprehensif integral. Perwujudannya dalam persatuan dan perpaduan yang seimbang,

serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bangsa secara utuh menyeluruh terpadu.

3.      Asas Kekeluargaan

Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan

tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hidup

dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, kenyataan real ini dikembangakan

secara serasi dalam kehidupan  kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat destruktif.

Page 6

2.4 Sifat-sifat Ketahanan Nasional

1. Manunggal

Artinya antara Trigatra (aspek alamiah) dan Pancagatra (aspek sosial) terpadu. Sifat

integratif ini tidak berarti pencampuradukan semua aspek atau gatra kehidupan nasional,

akan tetapi harus diartikan sebagai integrasi dari seluruh aspek (gatra) kehidupan nasional

secara serasi, seimbang, dan selaras (Ton Kertapati, 1988: 20).

Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan

yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas

dan kepribadian bangsa.

2. Mawas ke dalam dan Mawas ke luar

Mempunyai arti bahwa Ketahanan Nasional terutama diperuntukkan bagi bangsa dan

negara itu sendiri. Ketahanan Nasional bertujuan mewujudkan hakikat dan kepribadian

nasional bangsa yang tidak bersifat mengisolasi diri ataupun bersifat nasionalisme sempit.

1)      Mawas ke dalam

Mawas Ke Dalam mempunyai tujuan untuk menumbuhkan hakikat, sifat dan

kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang

proporsional untuk meningkatkan derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh.

2)      Mawas ke luar

Mawas Ke Luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan ikut berperan serta

menghadapi dan mengantisipasi dampak lingkungan strategis luar negeri serta

menerima kenyataan adanya saling interaksi dan ketergantungan dengan dunia

internasional.

Sifat Mawas ke dalam dan Mawas ke luar yang dipelihara dan dijaga dengan

baik akan memberikan peluang bagi bangsa itu sendiri dalam memperkuat ketahanan

nasionalnya.

3. Kewibawaan

Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional secara berlanjut dan

berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa yang dapat

menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain dan merupakan harga diri bangsa tersebut.

Makin tinggi tingkat Ketahanan Nasional Indonesia makin tinggi pula nilai

kewibawaan nasional yang berarti makin tinggi tingkat daya tangkal yang dimiliki

bangsa dan negara Indonesia.

Page 7

4. Barubah menurut Waktu

Ketahanan nasional, sebagai kondisi bangsa tidak selalu tetap, tergantung dari upaya

bangsa dalam pembangunan nasional dari waktu ke waktu dan ketangguhannya

menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.

5. Tidak Membenarkan Adu Kekuatan dan Adu Kekuasaan

Konsep ketahanan nasional tidak hanya mengutamakan kekuasaan fisik tetapi

juga mengutamakan kekuatan moral dan memanfaatkan segala yang dimiliki suatu

bangsa.

6. Mandiri

Maksudnya adalah percaya pada diri sendiri, artinya percaya pada kemampuan

dan kekuatan sendiri dan tidak mudah menyerah. Ketahanan nasional ditingkatkan dan

dikembangkan didasarkan atas kemampuan sumber daya yang ada pada bangsa dan

sikap percaya kepada diri sendiri. Sifat ini merupakan prasyarat untuk menjalin suatu

kerjasama. Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata

tergantung oleh pihak lain.

7. Dinamis

Ketahanan nasional tidaklah bersifat statis melainkan bersifat dinamis yaitu

dapat meningkat maupun menurun tergantung pada situasi dan kondisi  bangsa dan

negara serta kondisi lingkungan strategisnya.

2.5 Landasan Ketahanan Nasional

Landasan ketahanan nasional ada 3, yaitu

1.    Pancasila sebagai landasan ideal.

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua

kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila

merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh

rakyat Indonesia, Oleh karena itu Pancasila dianggap sebagai landasan ideal.

Kesesuaian cita-cita bangsa Indonesia dengan  kondisi dan keadaan masyarakatnya

tergambar dalam butir-butir pancasila itu sendiri. Sebab pancasila dibuat atas dasar

dari cerminan jati diri masyarakatnya sendiri.

2.    UUD 1945 sebagai landasan konstitusional.

Indonesia adalah negara yang bersandar atau sesuai pada kekuatan hukum

sehingga kekuasaan, penyelenggaraan hidup dan kehidupan kenegaraan diatur oleh

hukum yang berlaku. UUD 1945 adalah sumber hukum tertinggi negara Indonesia.

Dengan kata lain, hukum sebagai perantara sosial disusun untuk kepentingan seluruh

Page 8

rakyat dan bangsa yaitu menjaga ketertiban bagi seluruh rakyatnya. Kondisi kehidupan

nasional itu menjadi salah satu kekuatan ketahanan nasional karena adanya kekuasaan

hukum bagi semua pihak yang ada di Indonesia dan lebih jauh daripada itu adalah

menjadi cermin bagaimana rakyat Indonesia mampu untuk tumbuh dan berkembang

dalam suatu wilayah yang menempatkan hukum sebagai asas berbangsa dan bernegara

dengan menyandarkan pada kepentingan dan aspirasi rakyat.

3.    Wawasan Nusantara sebagai landasan visional.

Wawasan Nusantara adalah pandangan hidup bangsa Indonesia dalam

memanfaatka perwujudan kepulauan Nusantara, sejarah, dan sosial budayanya untuk

mewujudkan segala dorongan dan rangsangan dalam mencapai cita-cita, kepentingan

serta tujuan nasional, juga merupakan sebuah visi dalam mewujudkan tujuan nasional

bangsa.

1.    Pancasila

2.    UUD 1945

3.    Wawasan Nusantara

2.6 Unsur-Unsur Ketahanan Nasional

2.6.1 Gatra dalam Ketahanan nasional

Unsur, elemen atau factor yang mempengaruhi ketahanan nasional suatu Negara

terdiri atas beberapa aspek, diantaranya:

Unsur kekuatan nasional menurut Hans J. Morgenthou

a. Faktor tetap (stable factors) terdiri atas geografi dan sumber alam.

b. Faktor berubah (dynamic factors) terdiri atas kemampuan industri, militer,

demografi, karakter nasional, moral nasional, dan kualitas diplomasi.

Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray

a. Tangible factors terdiri atas penduduk, kemampuan industri, dan militer.

b. lntangible factors terdiri atas karakter nasional, moral nasional, dan kualitas

kepemimpinan.

Unsur kekuatan nasional menurut Palmer & Perkins

Terdiri atas tanah, sumber daya, penduduk, teknologi, ideologi, moral, dan

kepemimpinan.

Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Chandra

a. Alamiah terdiri atas geografi, sumber daya, dan penduduk.

b. Sosial terdiri atas perkembangan ekonomi, struktur politik, budaya dan moral

lainya.

Page 9

c. Lain-lain: ide, intelegensi dan diplomasi.

Unsur kekuatan nasional menurut Alfred T. Mahan

Unsur kekuatan nasional menurut Cline

Unsur-unsur kekuatan terdiri atas sinergi antara potensi temografi dan

geografi, kemampuan ekonomi, militer, starategi nasional.

Unsur kekuatan nasional model Indonesia

Pemikiran tentang Gatra dalam ketahanan nasional dirumuskan dan

dikembangkan oleh Lemhanas.

Unsur-unsur kekuatan nasional Indonesia dikenal dengan nama Astagrata yang terdiri

atas Trigatra dan Pancagatra.

a. Trigatra adalah aspek alamiah (tangible) yang terdiri atas penduduk, sumber daya

alam, dan wilayah.

b. Pancagatra adalah aspek sosial (intangible) yang terdiri atas ideologi, politik,

ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Penjelasan atas tiap gatra dalam ketahanan nasional:

Unsur atau Gatra Penduduk

Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau ketahanan nasional negara yang

bersangkutan. Faktor yang berkaitan dengan penduduk negara meliputi dua hal:

1. Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja, dan

kepribadian.

2. Aspek kuantitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan,

persebaran, perataan, dan perimbangan penduduk ditiap wilayah Negara.

Unsur atau Gatra wilayah

Wilayah turut menentukan kekuatan nasional Negara. Meliputi:

1. Bentuk wilayah negara dapat berupa negara pantai, negara kepulauan atau

negara kontinental.

2. Luas wilayah Negara.

3. Posisi geografis, astronomis, dan geologis negara.

4. Daya dukung wilayah negara, ada wilayah yang habitable, dan ada yang

unhabitable.

Unsur atau Gatra sumber daya alam, meliputi:

1. Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup sumber

daya alam hewani, nabati, dan tambang.

2. Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam.

Page 10

3. Pemanfaatan sumber daya dengan memperhitungkan masa depan dan

lingkungan hidup.

4. Kontrol atas sumber daya alam.

Unsur atau Gatra dibidang Ideologi

Ideologi adalah seperangkat gagasan, ide, cita dari sebuah masyarakat

tentang kebaikan bersama yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang harus

dicapai dan cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu.

Fungi pokok Ideologi dalam mendukung ketahanan nasional:

1. Sebagai tujuan atau cita-cita dari kelompok masyarakat yang bersangkutan.

2. Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan.

Unsur atau Gatra di bidang Politik

Penyelenggaraannya dalam negara dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu:

1. Sistem politik yang dipakai yaitu apakah sistem demokrasi atau non demokrasi.

2. Sistem pemerintahan yang dijalankan apakah sistem presidensil atau

parlementer.

3. Bentuk pemerintahan yang dipilih apakah republik atau kerajaan.

4. Susunan negara yang dibentuk apakah sebagai negara kesatuan atau negara

serikat.

Unsur atau Gatra dibidang Ekonomi

Suatu negara dapat pula mengembangkan sistem ekonomi yang dianggap

sebagai cerminan dari nilai dan ideologi bangsa yang bersangkutan.

Unsur atau Gatra dibidang sosial budaya

Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan nasional suatu

negara. Hal-hal yang dialami sebuah bangsa homogen tentu saja akan berbeda

dengan yang dihadapi bangsa yang heterogen dari segi sosial budaya

masyarakatnya.

Unsur atau Gatra dibidang Pertahanan Keamanan

Ketahanan nasional Indonesia dikelola berdasarkan unsur Asta grata

yang meliputi unsur-unsur :

1. Geografi.

2. Kekayaan alam.

3. Kependudukan.

4. Ideologi.

5. Politik.

6. Ekonomi.

Page 11

7. Sosial Budaya.

8. Pertahanan Keamanan.

2.7 Meningkatkan Ketahanan Nasional Indonesia Dalam Menghadapai Era Globalisasi

Untuk menghadapi globalisasi tersebut kita harus tahu kekuatan dan kelemahan yang

kita miliki dalam segenap aspek kehidupan bangsa (astagatra) sebagai berikut :

1. Geografi

Potensi wilayah darat, laut, udara dan iklim tropis sebagai ruang hidup sangat baik dan

strategis, namun di sisi lain terdapat kelemahan dalam pendayagunaan wilayah darat, laut

dirgantara, dan pengaturan tata ruangnya.

2. Sumber Kekayaan Alam

Potensi SKA di daratan, lautan dan dirgantara, baik yang bersifat hayati maupun

nonhayati, serta yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui sangat besa.

Hal ini merupakan modal dan kekuatan dalam pembangunan. Kelemahaanya, belum

sepenuhnya potensi sumber kekayaan alam tersebut dimanfaatkan secara optimal. Hal ini

tidak sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia. Di sisi lain juga sumber kekayaan alam yang ada tidak seutuhnya dapat

dijaga keamanannya dengan baik atau dengan kata lain rawan pencurian.

3. Demografi.

Jumlah penduduk Indonesia termasuk nomor 4 di dunia. Pertumbuhannya dapat

ditekan melalui KB. Begitu juag tingkat kesehatan harapan hidup, dan kualitas fisik

semakin meningkat. Kelemahannya, sebagian penduduk Indonesia antarwilayah atau

daerah atau antarpulau tidak proporsional, pertumbuhan belum mencapai zero grwoth dan

kualitas nonfisik yang masih rendah.

4. Ideologi

Pancasila telah diterima sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa,

bernegara, dan bermasyarakat. Kelemahannya, pengamalan atau pmbudayaan Pancasila

tersebut belum sepenuhnya terwujud.

5. Politik

Dalam pelaksanaan politik sudah diciptakan kerangka landasan sistem Politik

Demokrasi Pancasila dan sudah tertata terutama struktur politik dan mekanismenya.

Kelemahannya, budaya politik masih perlu perbaikan dan peningkatan. Suprastruktur

masih sangat dominan apabila dibandingkan dengan infrastruktur dan substruktur.

Page 12

6. Ekonomi

Kekuatan perekonomian Indonesia terletak pada struktur perekonomian yang makin

seimbang antara sektor pertanian dengan sektor industri dan jasa. Kelemahannya,

perindustrian Indonesia belum begitu kokoh karena masih tergantung pada impor bahan

baku atau komponen. Sementara itu, dalam proses pembangunan terjadi ekonomi biaya

tinggi (high cost economy) yang membuat inefisien biaya pembangunan. Kesenjangan

ekonomi juga cenderung semakin tinggi dapat memacu dan memicu destabilisasi

ekonomi dan politik yang berpengaruh terhadap kelangsungan pembangunan. Perpajakan

juga masih lemah dan perlu mendapat perhatian.

7. Sosial Budaya

Hasil pembangunan selama PJPT I dapat meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan

rakyat serta meningkatkan harkat martabat dan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang

tidak lepas dari akar kebudayaannya. Kelemahan yang perlu diperbaiki di antaranya,

berkembangnya primordialisme, kolusi, korupsi, dan nepotisme yang membudaya dan

disiplin nasional yang semakin merosot. Kehidupan masyarakat agak cenderung ke arah

individualis dan materialistis dan makin berkurangnya keteladanan para pemimpin.

8. Pertahanan dan Keamanan

Bangsa Indonesia mewarisi tradisi sebagai bangsa pejuang yang merebut kemerdekaan

dari penjajah merupakan sumber kekuatan. Kelemahannya sishankamrata tersebut belum

sepenuhnya terwujud. Kesadaran bela negara belum memasyarakat. Sementara itu tingkat

keamanan masyarakat masih terganggu dengan makin meningkatnya kriminalitas.

Faktor yang sangat berpengaruh dominan adalah perekonomian, khususnya

perdagangan untuk memperoleh keuntungan bagi kesejahteraan rakyat masing-masing

negara. Kondisi sekarang negara-negara maju menguasai sebagian besar modal, teknologi

atau skill. Hal ini merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk mensejajarkan diri

dengan bangsa atau negara maju tersebut, melalui peningkatan tannas Indonesia. Kunci

dalam peningkatan tannas Indonesia itu adalah peningkatan kualitas sumber daya

manusia Indonesia menuju ke penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi

oleh iman dan taqwa.

1. Aspek Trigatra

Dalam pengaturan aspek Trigatra yang perlu mendapat perhatian ialah :

1. Pengaturan tata ruang wilayah Nasional yang serasi antara kepentingan kesejahteraan

dan kepentingan keamanan. Sumber-sumber perekonomian dan pemukiman harus

Page 13

dilindungi. Perencanaan pembangunan harus mempertimbangkan kepentingan

keamanan tersebut dalam arti luas, selain mempertimbangkan aspek kesejahteraan

untuk masyarakat luas.

2. Pengelolaan sumber kekayaan alam dengan memperhatikan asas manfaat, daya saing

dan lestari serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Asas manfaat berkaitan dengan

upaya pengelolaan sumber kekayaan alam itu, digunakan sebesar-besarnya untuk

kemakmuran rakyat. Mempunyai daya saing berkaitan dengan “mutu” yang tinggi

standar sesuai dengan kebutuhan pasar dan pelayanan yang menyenangkan. Begitu

pula hasil pembangunan hendaknya mencerminkan pemerataan.

Program KB tidak hanya ditujukan kepada pengendalian tetapi peningkatan

kesejahteraan dan mutu kehidupan. Perlu diupayakan peningkatan kualitasnya melalui

program pendidikan dan keterampilan dalam arti luas untuk memulihkan kualitas SDM

Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan dilandasi iman dan taqwa. Di

sisi lain, perlu diupayakan agar menjadi sebaran yang proporsional, melalui program

pengembangan atau pembangunan wilayah luar Pulau Jawa. Pada tahap awal transmigrasi

boleh jadi alternatif, tetapi relokasi industri di Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa serta

pengembangan potensi-potensi perekonomian di wilayah luar Pulau Jawa.

B. Aspek Pancagatra

3. Pemahaman penghayatan dan pengamalan Pancasila (ideologi)

Penataran dan pengajaran Pancasila di masyarakat dan sekolah masih dianggap kurang

efektif karena cenderung berorientasi kepada ketermapilan kognitif dan formalitas.

Dalam konteks ini suatu hal yang perlu dan harus diingat bahwa P4 adalah norma yang

mengandung nilai-nilai luhur dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

Dan kalaupun ada kelemahan kekurangan dalam pengamalannya, itu adalah kesalahan

oknum, bukan kesalahn P4nya.

4. Penghayatan budaya Pancasila

Suasana harmonis, terpadu dan bersinergi perlu diciptakan sehingga setiap keputusan

politik yang diambil sesuai dengan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat

berlandaskan hukum yang berlaku. Indonesia berdasar atas hukum (rechstaat) tidak

berdasar kekuasaan belaka (machstaat). Rule of law berasaskan supremacy of law,

persamaan di muka hukum atau equality before the law (Pasal 27 ayat (1) UUD 1945).

Jika rule of law dengan asas-asasnya dapat kita lukakn dengan baik diiringi dengan makin

meningkatnya “kecerdasan” rakyat, pemerintahan yang bersih dan berwibawa maka

“partisipasi” politik rakyat akan meningkat.

Page 14

5. Mewujudkan perekonomian yang efisien, pemerataan dan pertumbuhan yang tinggi

Kendatipun struktur perekonomian Indonesia makin seimbang antara sektor pertanian

dengan sektor industri dan jasa, namun belum efisien. Adanya kebocoran, KKN,

pungutan liar, dan lain0lain yang sejenis dianggap menodai perekonomian Indonesia.

Dengan pemerataan kita akan mencapai pertumbuhan. Konsep ini mengarah kepada

empowerment (pemberdayaan masyarkat), dan bukan konglomerasi pada sekelompok

kecil anggota masyarkat. Paradigma empowerment atau pemberdayaan masyarakat

dilandasi oleh pemikiran bahwa pembangunan akan berjalan dengan sendirinya apabila

masyarkat mengelola sumber daya alam yang mereka miliki dan emnggunakan untuk

pembangunan masyarakat. Perbedaan antara model pembangunan yang partisipatif

dengan model empowerment terletak dalam hal model empowerment rakyat miskin, tidak

hanya aktif berpartisipasi dalam proses pemilihan program, perencanaan dan

pelaksanaanya. Dalam model partisipasi keterlibatan rakyat dalam proses pembangunan

hanya sebatas pada pemilihan, perencanaan dan pelaksanaan, sedang pemerintah tetap

menguasai dana guna mendukung pelaksanaan program. Pemberdayaan rakyat tidak akan

berhasil apabila tidak didukung suatu sistem politik dan ekonomu yang demokratis.

Reformasi eknomi dengan model pemberdayaan ini harus disertai dengan reformasi di

bidang politik. Birokrasi negara harus memiliki sikap mental baru yakni sikap

memfasilitasi masyarakat dan bertanggung jawab pada masyarakat terhadap segala

kebijaksanaannya.

6. Memantapkan identitas Nasional Bhinneka Tunggal Ika

Perlu disadari dalam kemajemukan itu terdapat kerawanan yaitu gampang dipecah

belah. Oleh karena itu, perlu diciptakan iklim yang kondusif untuk hidup bersama dalam

suasan kebhinnekaan tersebut. Hilangkan premordialisme. Kondisi-kondisi yang

mengarah kepada pertentangan SARA harus dihilangkan. Selain itu, mengekkan hukum

dengan asas-asasnya mutlak diterapkan.

7. Memantapkan kesadaran bela negara

Bela negara dalam pengertian yang luas tidak hanya menyangkut masalah kemiliteran

atau Hankam, tetapi pada seluruh aspek kehidupan bangsa dan negara. Stabilitas

keamanan dalam pembangunan Nasional maka yang lebih esensial harus dipadukan atau

dimantapkan ialah kesamaan pola pikir, pola sikap dan pola tindak kita untuk mencapai

kasra dalam cita-cita nasional, tujuan nasional, tujuan Pembangunan Nasional, sasaran

pembangunan nasional, dan kepentingan Nasional.

            Kedelapan aspek kehidupan (astagatra) ditempatkan atau dianggap sebagai

komponen proses yang akan memproses baik langsung maupun tidak langsung input

Page 15

mentah (maslah masyarkat) menjadi output berupa kondisi tannas sesaat itu kesejahteraan

dan keamanan. Tingkat tannas yang kita ciptakan tersebut melalui pembangunan nasional

dengan pendekatan tad mengarah kepada kebangkitan bangsa Indonesia untuk

menyejajarkan dirinya dengan bangsa-bangsa yang telah maju (national rivival), tannas

yang tangguh (national resiliencies) dan kelangsungan hidup bangsa dan negara atau

kejayaan bangsa dan negara (national survival) yang bebas dari berbagai bentuk

penjajahan.

Kelemahan-kelemahan gatra sumber kekayaan alam Indonesia :

· Belum adanya data inventarisasi potensi dan penyebaran sumber kekayaan alam  secara

menyeluruh.

·  Belum sepnuhnya sumber kekayaan alam tersebut dimanfaatkan secara optimal

· Teknologi pengolahan yang masih rendah.

Harapan kondisi tannas Indonesia untuk menghadapi era globalisasi ialah bahwa

tannas Indonesia harus diupayakan untuk mampu meberikan jaminan terhadap identitas

dan integritas nasional, eksistensi bangsa Indonesia dan negara kesatuan Republik

Indonesia, dan tercapainya tujuan serta cita-cita nasional.

2.8 PENDEKATAN ASTA GATRA DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN NASIONAL

Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya, pengertian ketahanan nasional terdiri

atas 3 konsep, yakni Ketahanan Nasional sebagai kondisi, Ketahanan Nasional sebagai

metode atau pendekatan, dan Ketahanan Nasional sebagai doktrin pengaturan bernegara.

Sebagai kajian akademik, kita tidak menggunakan konsepsi ketahanan sebagai doktrin

tetapi sebagai kondisi. Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan

integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Aspek kehidupan tersebut

telah dielaborasi dalam wujud Asta Gatra yang meliputi Tri Gatra (aspek alamiah) dan

Panca Gatra (aspek sosial).

Ketahanan nasional juga merupakan pendekatan yang utuh menyeluruh, yakni

mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan nasional bangsa. Aspek

tersebut juga telah terangkum dalam Asta Gatra Ketahanan Nasional. Dengan demikian,

ketahanan nasional Indonesia akan semakin kuat dan kokoh, jika dilakukan upaya

pembinaan dan pengembangan terhadap setiap aspek (gatra) secara terencana, terpadu,

dan berkesinambungan. Pembinaan Ketahanan Nasional dilakukan dengan

menggunakan pendekatan Asta Gatra (delapan aspek), yang merupakan keseluruhan dari

aspek-aspek kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

Page 16

Pembinaan terhadap aspek sosial penting dilakukan sebab aspek ini bersifat dinamis,

lebih mudah berubah dan termasuk dalam (intagible factor). Pembinaan terhadap aspek

ideologi, yakni ideologi Pancasila adalah berkaitan dengan 5 (lima) nilai dasar yang

dikandungnya, yang dijabarkan dalam nilai instrumental dalam UUD 1945. Amandemen

atas UUD 1945 serta adanya rencana perubahan yang akan datang harus terus dapat

dikembalikan pada nilai dasar Pancasila. Dalam hal ini Pancasila tetap ditempatkan

sebagai kaidah penuntun hukum, termasuk UUD 1945. Sebagai cita-cita hukum,

Pancasila harus tetap diletakkan sebagai fungsi konstitutif dan regulatif bagi norma

hukum Indonesia. Di sisi lain, pendidikan mengenai ideologi Pancasila perlu terus

dijalankan dalam sistem pendidikan nasional. Pembinaan kehidupan politik dewasa ini

mengarah pada sistem politik demokrasi dan budaya demokrasi.

Pengembangan sistem politik diarahkan pada penyempurnaan struktur politik yang

dititik beratkan pada proses pelembagaan demokrasi dengan menata hubungan antara

kelembagaan politik dan kelembagaan pertahanan keamanan dalam kehidupan bernegara.

Di sisi lain pengembangan budaya politik yang dititik beratkan pada penanaman nilai-

nilai demokratis terus diupayakan melalui penciptaan kesadaran budaya dan penanaman

nilai-nilai politik demokratis, terutama penghormatan nilai-nilai HAM, nilai-nilai

persamaan, anti-kekerasan, serta nilai-nilai toleransi, melalui berbagai wacana dan media

serta upaya mewujudkan berbagai wacana dialog bagi peningkatan kesadaran mengenai

pentingnya memelihara persatuan bangsa. Jika kehidupan politik berlangsung demokratis

dan stabil maka ketahanan politik bangsa akan terjaga. Gatra ekonomi diarahkan pada

landasan yang bertumpu pada kekuatan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan stabilitas

ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, jika hanya dinikmati oleh sebagian

masyarakat justru dapat melemahkan ketahanan bangsa. Oleh karena itu pengembangan

ekonomi harus dilakukan dengan pendekatan yang menyeluruh dan seimbang, konsisten

dan adil.

Kemiskinan terjadi bukan sekadar karena belum terpenuhinya kebutuhan pokok,

tetapi karena tidak adanya hak dan akses untuk memenuhi kebutuhan pokok. Akses tidak

hanya mencakup ketersediaan pasokan kebutuhan pokok yang berkualitas sesuai dengan

lokasi kebutuhan, tetapi juga keterjangkauan harganya, dan keamanan pasokan sepanjang

waktu.

Rakyat Indonesia akan menjadi sejahtera bila hak dan aksesnya untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya terjamin. Dalam gatra sosial budaya, ancaman yang muncul adalah

mudahnya infiltrasi nilai-nilai budaya barat yang sekuler, liberal, dan materialistik

kemasyarakat Indonesia. Pembinaan yang dilakukan terutama dengan meningkatkan

Page 17

pemahaman, kesadaran dan penghargaan terhadap nilai-nilai budaya bangsa sendiri.

Salah satunya adalah nilai luhur budaya Pancasila yang selalu menjaga keseimbangan

yang harmonis antara hubungan manusia dengan dirinya, dengan masyarakat, dengan

Tuhan, serta keseimbangan antara kemajuan fisik material dengan kesejahteraan mental

spiritual dan keseimbangan antara kepentingan dunia dengan akhirat. Dalam hal gatra

pertahanan dan keamanan, kepentingan nasional Indonesia yang vital dan permanen

adalah tetap tegak dan utuhnya NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Dalam mewujudkan kepentingan nasional tersebut, pertahanan negara Indonesia

diselenggarakan untuk menangkal dan mencegah segala bentuk ancaman dan gangguan,

baik yang bersumber dari luar maupun dari dalam negeri. Dalam mewujudkan komitmen

bangsa Indonesia yang anti-penjajahan dan penindasan suatu bangsa terhadap bangsa

yang lain, orientasi penyelenggaraan pertahanan negara diarahkan untuk sebesar-besarnya

mewujudkan daya tangkal bangsa yang handal.

2.9 Identifikasi Ancaman Terhadap Bangsa Dan Negara

Ancaman dapat dikonsepsikan sebagai setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam

negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan Negara, keutuhan

wilayah Negara, dan keselamatan segenap bangsa.

Bentuk ancaman militer mencakup:

1. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh Negara lain terhadap kedaulatan

Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. cara-caranya antara lain:

lnvlasi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata Negara lain terhadap wilayah

NKRI.

Bombardemen berupa penggunaan senjata lainnya yang dilakukan oleh angkatan

bersenjata Negara lain terhadap wilayah NKRI.

Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara NKRI oleh angkatan

bersenjata Negara lain.

Serangan unsur angkatan bersenjata Negara lain terhadap unsur satuan darat,

satuan laut atau satuan udara TNI.

2. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh Negara lain.

3. Spionase yang dilakukan oleh Negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia

militer.

4. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional yang

membahayakan keselamatan Negara.

5. Pemberontakan bersenjata.

Page 18

6. Perang udara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan kelompok

masyarakat bersenjata lainya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan didalam

upaya mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi Indonesia

dirumuskan dalam wujud ketahanan nasional, sehingga bisa dikatakan geostartegi adalah

ketahanan nasional itu sendiri.

Gatra dalam Ketahanan nasional

1. Unsur kekuatan nasional menurut Hans J. Morgenthou

2. Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray

3. Unsur kekuatan nasional menurut Palmer & Perkins

4. Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Chandra

5. Unsur kekuatan nasional menurut Alfred T. Mahan

6. Unsur kekuatan nasional menurut Cline

7. Unsur kekuatan nasional model Indonesia

8. Unsur atau Gatra dibidang Ideologi

9. Unsur atau Gatra di bidang Politik

10. Unsur atau Gatra di bidang Ekonomi

11. Unsur atau Gatra di bidang Sosial budaya.

ketahanan nasional terdiri atas 3 konsep, yakni Ketahanan Nasional sebagai

kondisi, Ketahanan Nasional sebagai metode atau pendekatan, dan Ketahanan Nasional

sebagai doktrin pengaturan bernegara. Sebagai kajian akademik, kita tidak menggunakan

konsepsi ketahanan sebagai doktrin tetapi sebagai kondisi. Ketahanan Nasional adalah

kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan

negara.

Bentuk ancaman militer mencakup:

1. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh Negara lain terhadap kedaulatan

Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.

2. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh Negara lain.

3. Spionase yang dilakukan oleh Negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia

militer.

Page 19

4. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional yang

membahayakan keselamatan Negara.

5. Pemberontakan bersenjata.

DAFTAR PUSTAKA

Aminnatul Widyana. 2008. Kewarganegaraan (Geostrategi Indonesia). Jurnal Teknologi dan

ilmu pengetahuan. 2 (2): 176-187.

Hendra. 2011. Geostrategi Indonesia.Yogyakarta: Kanisius

Ihsan. 2011. Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi Indonesia. wordpress diakses 1 April

2015.

Muhammad Latif. 2011. Peranan IPTEK Dalam Implementasi Geostrategi Indonesia,

(Online), (http://mardoto.com/tag/kewarganegaraan/), diakses 31 Januari.

Scribd. 2011. Geostrategi Indonesia, (http://www.scribd.com/search?query=Geo+Strategi),

diakses 31 Januari.

Page 20