badiatulmunawaroh.files.wordpress.com · web viewhampir semua guru tidak menyenangi tugas...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir semua guru tidak menyenangi tugas mengoreksi dan membuat catatan tentang hasil atau prestasi siswa. Pekerjaan itu membutuhkan ketekunan dan ketelitian yang luar biasa dan menuntut banyak energi. Jika disuruh memilih, kebanyakan guru akan lebih menyenangi mengajar dibandingkan dengan memeriksa dan mencatat hasil ulangan.
Pada waktu mengajar, tentu guru sudah berkali-kali memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui. Akan tetapi pada umumnya mereka itu diam, tidak mau bertanya. Dengan demikian guru beranggapan bahwa siswa-siswa tersebutsudah tahu, walaupun sebenarnya guru itu terkecoh. Problemnya baru terbuka setelah guru memeriksa hasil ulangan. Dari hasil tersebut guru mengetahui bagian-bagian mana dari tujuan pelajaran yang diberikan di kelas belum tercapai.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tentang laporan hasil evaluasi?
2. Jelaskan tentang cara menentukan nilai akhir?
3. Jelaskan tentang cara pengisian laporan hasil belajar?
4. Jelaskan tentang cara formatif, sumatif dan penentuan nilai raport?
5. Jelaskan manfaat penyusunan laporan?
C. Tujuan
Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang laporan hasil evaluasi, cara
menentukan nilai akhir, cara pengisian laporan hasil belajar, cara menilai tes
formatif, sumatif dan penentuan nilai rapor, serta manfaat penyusunan laporan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Laporan Hasil Evaluasi
Semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan, orang tua/wali, kepala sekolah, pengawas, pemerintah,
mitra sekolah, dan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar
proses pembelajaran, termasuk proses dan hasil belajar yang dicapai
peserta didik serta perkembangannya dapat diketahui oleh berbagai pihak.
Laporan kemajuan belajar peserta didik merupakan sarana komunikasi
antar sekolah, peserta didik, dan orang tua dalam upaya mengembangkan
dan menjaga hubungan kerja sama yang harmonis di antara mereka.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan
hasil belajar yaitu sebagai berikut:
1. Konsisten dengan pelaksanaan penilaian sekolah.
2. Memuat perincian hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang
bermanfaat bagi pengembangan peserta didik.
3. Menjamin orang tua akan informasi permasalahan peserta didik
dalam belajar.
4. Mengandung berbagai cara dan strategi komunikasi.
5. Memberikan informasi yang benar, jelas, komprehensif, dan
akurat.1
Secara garis besar tujuan pelaporan hasil belajar siswa untuk :
1. Memberikan informasi yang tepat, dan jelas tentang kemajuan hasil
belajar siswa dalam kurun waktu tertentu.
1 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 110-111
2. Memberikan umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kelebihan
dan kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk hasil
belajarnya.
3. Menetapkan kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam
mencapai kompetensi.
B. Cara Menentukan Nilai Akhir
Tiap guru mempunyai pendapat sendiri tentang cara menentukan nilai
akhir. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap penting
tidaknya kegiatan yang dilakukan siswa misalnya: menyelesaikan tugas,
mengikuti diskusi, menempuh tes semester, dll.
Penentuan nilai akhir dilakukan terutama pada waktu guru akan
mengisi raport atau STTB. Biasanya dalam menetukan nilai akhir ini guru
sudah dibimbing oleh suatu peraturan atau pedoman yang dikeluarkan oleh
pemerintah atau kantor/badan yang membawahinya.2
Cara menentukan nilai akhir yaitu sebagai berikut:
1. Penentuan Nilai Akhir Berdasarkan Nilai Formatif dan Sumatif.
Nilai akhir diperoleh dengan jalan memperhitungkan nilai hasil
tes nilai sumatif. Nilai formatif di sini dapat berupa nilai rata-rata
hasil ulangan harian dan nilai tugas yang lain jika kita menganggap
nilai keduanya seimbang. Nilai sumatif yaitu nilai hasil ulangan
umum atau UAS. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
NA=
Keterangan:
NA = Nilai Akhir
F = Nilai tes formatif
2 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003),277
S = Nilai tes sumatif
Jadi nilai akhir diperoleh dari rata-rata nilai tes formatif (diberi
bobot satu) dijumlahkan dengan nilai tes sumatif (diberi bobot dua)
kemudian dibagi 3.
2. Penentuan Nilai Akhir Berdasarkan nilai tugas, Formatif, dan
Sumatif.
Nilai akhir diperoleh dengan jalan memperhitungkan nilai
tugas (T), nilai ulangan harian (formatif), dan nilai ulangan umum
(sumatif). Pada cara yang kedua ini kita membedakan bobot antara
nilai tugas, formatif, dan sumatif yang masing-masing diberi
bobot 2,3 dan 5. Terlebih dahulu kita harus mencari nilai rata-rata
tugas, formatif, dan sumatif. 3
Rumus : NA=
Keterangan:
T = Nilai tugas
H = Nilai ulangan harian (rata-ratanya)
U = Nilai ulangan umum
3. Nilai akhir untuk STTB diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian (diberi bobot satu), dan nilai EBTA (diberi bobot dua),
kemudian dibagi 3.4 Rumusnya adalah: NA=
Keterangan: ∑H = Jumlah nilai ulangan harian
E = Nilai EBTA
nH = Frekuansi ulangan harian
3 Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT . Raja Grafindo, 1996). 437-439
4 Ibid.,278-279
C. Cara Pengisian Laporan Hasil Belajar
Laporan Hasil Belajar Siswa
1. Satuan Pendidikan membuat laporan hasil penilaian mata
pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada akhir semester
dalam bentuk buku laporan pendidikan (raport), dan menyampaikan
laporan dimaksud kepada orang tua/wali peserta didik.
2. Laporan hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan harus
dapat menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada
semua mata pelajaran. Sesuai dengan ketentuan yang d i a t u r
da l a m P e ra tu r an P emer i n t ah No . 19 t ahun 2005 pas a l 25
aya t ( 4 ) d i j e l a s kan bahw a , kompetensi lulusan mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan oleh karena itu penilaian
hasil belajar harus mencerminkan ketiga aspek kompetensi
dimaksud dengan mempertimbangkan karakteristik masing-
masing mata pelajaran.
3. Bentuk LHB dapat berupa buku atau lembaran, dengan catatan
harus memenuhi seluruh komponen LHB, yang mencakup hal-hal
sebagai berikut:
a) identitas peserta didik.
b) format nilai hasil belajar peserta didik.
c) format ketercapaian kompetensi peserta didik.
d) program pengembangan diri.
e) akhlak mulia dan kepribadian.
f) ketidakhadiran.
g) catatan wali kelas.
h) keterangan pindah sekolah.
i) catatan prestasi peserta didik.
4. Nilai laporan hasil belajar per semester merupakan nilai
kumulatif dari hasil pencapaian standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) selama peserta didik mengikuti
pembelajaran pada semester yang terkait, yang diperoleh melalui
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester
dan ulangan kenaikan kelas (untuk semester genap) termasuk hasil
remedial. Hal ini sesuai dengan karakteristik Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yang dikembangkan berbasis kompetensi.
Proses pembelajaran berbasis kompetensi menerapkan prinsip
pembelajaran tuntas(mastery learning) dan penilaian berkelanjutan.
5. Pengisian LHB dapat dilakukan secara manual atau komputerisasi.
6. P enu l i s an buku i nduk dapa t d i l akuka n se ca ra m anua l a t au
kompu te r i s a s i d i s e s ua ika n dengan pe l aks anaan pe nu l i s an
LH B.
7. LHB disampaikan kepada peserta didik dan orang tua/wali
peserta didik setiap akhir semester.B. Pengisian Format/Tabel
Laporan Hasil Belajar
1) Identitas Peserta Didik Cukup jelas. Tabel nilai Nilai Hasil Belajar
Kolom Pengetahuan diisi dengan nilai kumulatif dari hasil
pencapaian SK dan KD untuk aspek kompetensi pengetahuan
peserta didik setiap mata pelajaran dan muatan lokal per semester.
Nilai pengetahuan mencakup aspek pengetahuan konsep sampai
dengan konsep penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi yang
diperoleh melalui berbagai teknik penilaian berupa tes tertulis dan
lisan (wawancara/presentasi),pengamatan, penugasan perseorangan
atau kelompok, dan bentuk lain sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran. Nilai pengetahuan harus sesuai tuntutan kompetensi
dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. Nilai Pengetahuan
ditulis secara kuantitatif dalam bentuk bilangan bulat dan
huruf, dengan menggunakan skala 0 - 100.
Contoh: dalam angka : 75 dalam huruf Tujuh Lima.
2) Kolom praktik diisi dengan nilai kumulatif dari hasil pencapaian SK dan
KD yang penilaian hasil belajarnya dilakukan melalui tes praktek atau
kinerja. Nilai praktek hanya diberlakukan untuk mata pelajaran
tertentu yang SK dan KD nya menuntut peserta didik untuk
mampu mempraktekkan atau melaksanakan tugas dengan cara
yang benar dan hasil yang baik, seperti mata pelajaran Fisika,
Kimia, Biologi, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan,
Bahasa, Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Seni Budaya.
Sedangkan untuk mata pelajaran pendidikan agama disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di masing-masing
satuan pendidikan. Nilai praktik mencakup ranah/aspek penilaian
yaitu:
a) Kognitif (penguasaan pengetahuan/ penerapan)
b) Psikomotorik
(Keterampilan dan teknik dalam melakukan tugas Serta
kesesuaian dengan standar operasional prosedur) yang
seluruh hasil penilaiannya terintegrasi dalam satu nilai
yang dituliskan dalam kolom praktek.
c) Kolom sikap diisi dengan penilaian sikap pada setiap mata
pelajaran dan muatan lokal yang diperoleh dari observasi
atau pengamatan guru terhadap peserta didik selama
proses pembelajaran berlangsung.
8. Menentukan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung
meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria
ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria
ketuntasan ideal.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM
adalah sebagai berikut:
1. Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap
kelas!
2. Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan
dengan kemampuan masing-masing aspek:
a. Aspek Kompleksitas:
Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah
tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
b. Aspek Sumber Daya Pendukung
Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin
tinggi.
c. Aspek intake
Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya
semakin tinggi.
3. Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan
KKM setiap KD!
4. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk
menentukan KKM mata pelajaran!
5. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada
kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.
D. Cara Menilai Tes Formatif, Tes Sumatif dan Penentuan Nilai Raport
1) Cara menilai tes formatifTelah dijelaskan bahwa tes formatif adalah tes yang diberikan
kepada murid-murid pada setiap akhir program satuan pelajaran. Fungsinya untuk mengetahui sampai dimana pencapaian hasil belajar murid dalam penguasaan bahan atau materi pelajaran yang telah diberikan.
Ada dua jenis pengolahan yang diperlukan di dalam penilaian formatif yaitu sebagai berikut:
a) Pengolahan untuk mendapatkan angka persentase siswa yang gagal dalam setiap soal, misalnya:
Soal nomor % siswa yang gagal
1 30%
2 85%
3 60%
dan sebagainya dan seterusnya
Untuk soal bentuk uraian, pengertian "siswa yang gagal" di atas dapat di artikan sebagai siswa yang jawabannya terhadap suatu soal dipandang kurang memuaskan.
b) Pengolahan untuk mendapat hasil yang dicapai setiap siswa dalam tes secara keseluruhan ditinjau dari persentase jawaban yang memuaskan, misalnya:
Nama siswa Hasil yang dicapai
(% jawaban yang memuaskan)
1. Badi'atul munawaroh 90%
2. Amalia Putri Utami 50%
3. Iman Solichun 75%
dan seterusnya
Sebagai contoh, bila skor maksimum yang harus dicapai dalam suatu tes adalah 60, angka yang dicapai Imam Solichun dalam tes tersebut adalah:
S= 100% = 75%Dengan kata lain, cara menilai tes formatif dilakukan dengan percentages correction (hasil yang dicapai setiap siswa dihitung dari persentase jawaban
yang benar). Rumusnya adalah sebagai berikut: S = 100Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan
R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N = Skor maksimum dari tes tersebut
2) Cara menilai tes sumatifTes sumatif biasanya diadakan setiap catur wulan sekali atau
setiap semester. Fungsi tes sumatif adalah untuk menilai prestasi siswa, sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan selama jangka waktu tertentu. Kegunaannya adalah untuk pengisian raport, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus tidaknya siswa pada ujian akhir sekolah.
Cara penilaian tes dalam bentuk multiple choice,
S = R Keterangan:
S = skor yang diharapkan atau dicari
R = jumlah item yang dijawab betul (Right)
W = jumlah item yang dijawab salah (wrong)
n = jumlah option (alternative jawaban)
1 = bilangan tetap
Skor mentah yang diperoleh seorang siswa dari suatu tes sumatif yang terdiri atas beberapa macam bentuk tes merupakan jumlah skor dari tiap-tiap bentuk tes tersebut yang telah dihitung menurut rumus masing-masing.
3) Penentuan nilai raportUntuk menjaga kesinambungan penilaian sehingga hasil
penilaian menjadi lebih andal (reliable) bagi setiap siswa, disamping penilaian tes sumatif yang biasanya dilakukan pada setiap catur wulan atau akhir semester, guru harus melakukan pula tes-tes subsumatif pada tahap-tahap tertentu (misalnya 2 minggu sekali atau sebulan sekali) selama caturwulan atau semester yang bersangkutan.
Hasil tes subsumatif inilah yang kemudian digabungkan dengan nilai sumatif untuk mengisi raport. Caranya dengan merata-ratakan hasil rata-rata tes subsumatif dan nilai tes sumatif.5 Contoh:
5 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 110-117
Nama siswa Nilai-nilai hasil tes subsumatif Rata-rata subsumatif
Nilai sumatif
Nilai akhir
1 2 3 4 5 6
Badi' 7 6 5 6 6 7 6,5 7 7
Amalia 6 7 7 9 6 7 7 8 7,5
Imam 7 5 8 6 5 5 6 7 6,5
Catatan:
- Nilai akhir dengan angka pecahan kurang dari 0,5 dibulatkan kebawah.- Nilai akhir dengan angka pecahan 0,5 keadaannya tetap.- Nilai akhir dengan angka pecahan lebih dari 0,5 dibulatkan ke atas.
E. Manfaat Membuat Laporan
Pada waktu mengajar, tentu guru sudah berkali-kali memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui. Akan tetapi pada umumnya mereka itu diam, tidak mau bertanya. Dengan demikian guru beranggapan bahwa siswa-siswa tersebut sudah tahu, walaupun sebenarnya guru itu terkecoh. Problemnya baru terbuka setelah guru memeriksa hasil ulangan. Dari hasil tersebut guru mengetahui bagian-bagian mana dari tujuan pelajaran yang diberikan di kelas belum tercapai.
Secara sistematis dapat dikemukakan di sini bahwa laporan tentang siswa bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu sebagai berikut;
1) Siswa sendiriBagi siswa laporan prestasi sangat bermanfaat karena secara
alamiah setiap orang selalu ingin tau akibat dari apa yang telah mereka lakukan, entah itu menggembirakan maupun mengecewakan. Jika siswa mengetahui hasil yang positif dari perbuatannya, maka pengetahuan yang diperoleh akan dikuatkan.
2) Guru yang mengajarGuru yang mengajar tentunya ingin mengetahui hasil usaha
yang telah dilakukan terhadap siswa, oleh karena itu laporan merupakan titik tolak bagi guru untuk menentukan langkah selanjutnya.
3) Guru lain
Guru lain ini adalah guru yang akan menggantikan guru sebelumnya karena siswa tersebut sudah naik kelas.
4) Orang tuaOrang tualah yang mempunyai tanggung jawab utama terhadap
pendidikan anak, itulah sebabnya maka orang tua masih ingin selalu mengetahui kemajuan anak dari tahun ke tahun, yang dapat dilihatnya melalui laporan atau raport.6
5) Para Pemakai Lulusan Sekolah
Mayarakat khususnya para pemakai lulusan sekolah termasuk kelompok yang membutuhkan informasi tentang prestasi siswa di sekolah. Dengan prestasi yang dicapai oleh siswa itu, mereka akan menentukan layak tidaknya lulusan tersebut diterima dilingkungannya. Pemakai lulusan sekolah ini hendaknya diartikan secara luas, ia dapat mencakup sekolah yang lebih tinggi maupun berbagai lapangan pekerjaan. 7
6 Suharsimi Arikunto., Ibid 282-284
7 Burhan Nurgiyanto, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta: BPFE, 2001), 420
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Laporan kemajuan belajar peserta didik merupakan sarana komunikasi antar sekolah, peserta didik, dan orang tua dalam upaya mengembangkan dan menjaga hubungan kerja sama yang harmonis di antara mereka.
2. Cara menentukan nilai akhir yaitu sebagai berikut:
a. Penentuan Nilai Akhir Berdasarkan Nilai Formatif dan
Sumatif. Nilai akhir diperoleh dengan jalan
memperhitungkan nilai hasil tes nilai sumatif. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
NA=
b. Penentuan Nilai Akhir Berdasarkan nilai tugas, Formatif,
dan Sumatif. Rumus : NA=
c. Nilai akhir untuk STTB diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian (diberi bobot satu), dan nilai EBTA (diberi
bobot dua), kemudian dibagi 3. Rumusnya adalah: NA=
3. Cara pengisian laporan hasil belajar
a) Satuan Pendidikan membuat laporan hasil penilaian
semua kelompok mata pelajaran pada akhir semester
dalam bentuk buku laporan pendidikan (rapor.
b) Laporan hasil belajar peserta didik oleh satuan
pendidikan harus dapat menggambarkan pencapaian
kompetensi peserta didik pada semua mata
pelajaran.
c) Bentuk LHB dapat berupa buku atau lembaran,
dengan catatan harus memenuhi seluruh komponen
LHB.
d) Nilai laporan hasil belajar per semester merupakan
nilai kumulatif dari hasil pencapaian (SK) dan
(KD).
e) Pengisian LHB dapat dilakukan secara manual atau
komputerisasi.
f ) P enu l i s an buku i nduk dapa t d i l akuka n se ca ra
manua l a t au kompu te r i s a s i d i s e s ua ika n
dengan pe l aks anaa n penu l i s an L HB.
g) LHB disampaikan kepada peserta didik dan orang
tua/wali peserta didik setiap akhir semester 2.
h) Menentukan KKM
4. Cara menilai tes formatif, sumatif, dan penentuan nilai rapor.
a)Ada dua jenis pengolahan yang diperlukan di dalam penilaian formatif yaitu sebagai berikut:
-Pengolahan untuk mendapatkan angka persentase siswa yang gagal
dalam setiap soal.
-Pengolahan untuk mendapat hasil yang dicapai setiap siswa dalam tes
secara keseluruhan ditinjau dari persentase jawaban yang memuaskan.
b) Cara menilai tes sumatif
Cara penilaian tes dalam bentuk multiple choice,
S = R
c). Cara penentuan nilai rapor
Hasil tes sub sumatif inilah yang kemudian digabungkan
dengan nilai sumatif untuk mengisi raport. Caranya dengan merata-
ratakan hasil rata-rata tes sub sumatif dan nilai tes sumatif .
5. Manfaat penyusunan laporan hasil belajar.
Secara sistematis dapat di kemukakan di sini bahwa laporan tentang siswa bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu sebagai berikut:
a) Siswa Sendiri.
b) Guru yang mengajar.
c) Guru lain.
d) Orang tua.
e) Para pemakai lulusan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Arikunto, Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Burhan Nurgiyanto, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, Yogyakarta:
BPFE, 2001.
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006.
Sudjono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT . Raja Grafindo, 1996.