efikusdian.files.wordpress.com · web viewpuji syukur kehadirat tuhan yang maha esa karena atas...
TRANSCRIPT
MAKALAH PROSES KEPERAWATAN
Oleh
Kelompok 12
Alvin Ferdian P 152310101224
Azmy Avi Alizain 152310101107
Efi Kusdian 152310101308
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
PROSES KEPERAWATAN dengan baik dan tepat pada waktu yang ditentukan.
Adapun makalah proses keperawatan kami susun guna memenuhi tugas Ilmu
Keperawatan Dasar IIA dengan dosen Ns. Ahmad Rifai,M.Kep. kelompok kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini sehingga makalah
ini tersusun baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun.Semoga makalah ini memenuhi kriteria penilaian dan
bermanfaat bagi pembaca.
Jember, 17 Februari 2016
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI………................................................................................................ 3
BAB I. PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah4
1.3 Tujuan Penulisan 5
1.4 Manfaat Makalah 5
BAB II. PEMBAHASAN 6
BAB III. PENUTUP 16
3.1 Kesimpulan 16
3.2 saran …17
DAFTAR PUSTAKA 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses keperawatan memberikan panduan sistematis atau metode untuk
membantu peserta didik atau perawat mengembangkan pola berfikir yang
mengarah pada penelitian klinis yang tepat. Penyusunan proses keperawatan
dilakukan sebagai alat pengajaran untuk membantu peserta didik belajar
keterampilan berfikir kritis untuk praktek keperawatan. Proses keperawatan
mengarah peserta didik dan praktisi dalam menerapkan pengetahuan yang
mendasar ke dalam praktik. Proses keperawatan digunakan untuk membantu
perawat melakukan praktik keperawatan secara sistematis dalam memecahkan
masalah keperawatan. Dengan metode ini, perawat dapat mendemonstrasikan
tanggung gugat pada klien, sehingga kualitas praktek keperawatan dapat
ditingkatkan. Asuhan keperawatan pada klien, keluarga dan komunitas, serta
merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik, serta
pemecahan masalah baik aktual maupun potensial dalam mempertahankan
kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan proses keperawatan?
Apakah manfaat dari proses keperawatan?
Apakah tujuan dari proses keperawatan?
Apa saja jenis-jenis asuhan keperawatan?
Apa saja komponen yang dibutuhkan dalam proses keperawatan?
Bagaimana kerugian apabila proses keperawatan tidak dilakukan?
4
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan membahas tentang proses keperawatan,agar kita
sebagai mahasiswa keperawatan memahami, mengetahui, serta dapat
mengamalkanya dalam kehidupan nyata.
1.4 Manfaat Makalah
a).Secara Umum
Dapat memberikan pengetahuan secara luas tentang proses keperawatan.
b).Secara Khusus
kita dituntut untuk bisa memahami proses keperawatan, karena profesi kita kelak
menjadi tenaga kerja kesehatan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah aktifitas yang mempunyai maksud yaitu praktik
keperawatan yang dilakukan secara sistematik. Selama melakukan proses
keperawatan, perawat menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk
mengkaji status kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan
mendiagnosa, mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan,
menerapkan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna mencapai hasil
akhir tersebut. Proses asuhan keperawatan adalah suatu metode yang sistematis untuk
mengkaji respons manusia terhadap masalah-masalah kesehatan dan membuat
rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Proses asuhan keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi
dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respon untuk
individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan yang
dialami.
2.2 Manfaat Proses Keperawatan
a. Meningkatkan layanan mutu keperawatanProses keperawatan merupakan metode sistematis yang
menjadi panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Jika setiap perawat dapat menggunakan proses keperawatan dengan benar dan tepat, ini akan meningkatkan mutu layanan keperawatan. Melalui proses keperawatan, setiap perawat bertindak secara profesional sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.
6
b. Meningkatkan citra profesi keperawatanMelalui penerapan proses keperawatan, mutu layanan
keperawatan dapat di tingkatkan. Ini merupakan salah satu upaya promosi yang paling efektif, tepat, dan langsung untuk mengubah persepsi masyarakat dan profesi lain tentang profesi keperawatan. Pencitraan negatif yang dituduhkan terhadap profesi keperawatan salah satunya disebabkan oleh perilaku perawat diposisikan bukan sebagai suatu profesi yang profesional, melainkan sebagai pembantu profesi lain, yakni kedokteran. Ini merupakan penyebab lain dari citra negatif keperawatan. Hingga saat ini, pencitraan semacam itu masih sering terlontar, terutama dari profesi non-keperawatan.Oleh sebab itu, sudah menjadi tanggung jawab bersama dari profesi keperawatan untuk mengubah citra tersebut. Ini bisa dilakukan melalui peningkatan kualitas layanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan yang benar dan tepat.
c. Mengambarkan otonomi dan tanggung jawab perawatProses keperawatan memberi arah bagi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian sampai evaluasi. Salah satu komponen proses keperawatan yang penting adalah perencanaan tindakan keperawatan. Pada tahap ini, perawat memiliki otonomi yang penuh dalam merencanakan tindakan keperawatan bagi klien. Itu berarti perawat melaksanakan intervensi keperawatan kepada klien bukan didasarkan atas instruksi dari profesi lain. Selain itu, melalui proses keperawatan,
7
profesi lain akan mengetahui apa yang akan menjadi kewenangan dan tanggung jawab perawat. Lebih lanjut, tahap evaluasi dari proses keperawatan merupakan suatu mekanisme kontrol yang mencerminkan tanggung jawab perawat terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
d. Mengembangkan keterampilan teknis dan intelektual perawatDalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat
sebaiknya tidak terjebak pada kegiatan yang sifatnya rutinitas. Dikhawatirkan ini akan menghambat perkembangan kemampuan intelektual dan teknis perawat sebab perawat bekerja ibarat robot. Seperti kita ketahui, proses keperawatan merupakan kerangka berfikir secara kritis, logis, dan sistematis, serta kerangka bertindak secara etis dan rasional kepada klien. Penerapan proses keperawatan yang baik dan benar akan mengembangkan kemampuan tersebut.
e. Meningkatkan rasa solidaritas dan rasa kesatuan perawatProses keperawatan dilakukan secara berkesinambungan dan
komprehensif. Proses keperawatan dapat berfungsi sebagai media komunikasi antar-perawat sehingga akan tercipta rasa kebersamaan. Manfaat yang lebih besar adalah terbina dan terpeliharanya kesatuan dan persatuan diantara perawat.
f. Menghasilkan praktik keperawatan yang profesionalPenerapan proses keperawatan didasarkan pada metode ilmiah,
bukan pada intuisi semata. Penerapan proses keperawatan
8
menunjukkan ciri-ciri profesionalisme, diantaranya mengutamakan kepentingan klien (client oriented), menggunakan pengetahuan ilmiah, serta menunjukkan tanggung jawab dan tanggung gugat dalam melaksanakan praktik keperawatan. Jika perawat bertindak dan berprilaku secara profesional, masyarakat dan profesi lain akan menilai dan mengakui perawat sebagai tenaga professional
.2.3 Tujuan proses keperawatan
1. Menggunakan metode pemecahan masalah.
Proses keperawatan memungkinkan perawat mengidentifikasi seluruh yang
dibutuhkan klien.Identifikasi masalah keperawatan yang ada merupakan dasar
bagi perawat untuk memecahkan desain pemecahan masalahnya.Tindakan
terhadap klien yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada
klien.
2. Menggunakan standar untuk praktik keperawatan.
Diperlukan untuk menjaga mutu asuhan yang diperlukan untuk klien.Standar
ini sangat penting untuk menjamin bahwa klien telah mendapatkan pelayanan
yang memadai.
3. Memperoleh metode yang baku dan sesuai, rasional, dan sistematis.
Desain rencana tindakan keperawatan dalam pendekatan proses keperawatan
slalu ditetapkan berdasarkan prinsip-prinsip yang ilmiah/rasional. Efek samping
setiap tindakan yang akan dilakukan akan dipertimnbangkan dan
dikomunikasikan pada klien dan keluarganya. Karena sifatnya yang
ketergantungan menjadi kienerja perawat menjadi rapi, terstruktur, setiapa
langkah saling berurutan, dan tidak dapat ditinggalkan.
9
4. Memperoleh metode yang dapat dipakai dalam segala situasi.
Sifat proses keperawatan yang fleksibel memungkinkan dipakainya
pendekatan ini. Proses keperawatan (darurat) dapat berlangsung secara imajiner
kemudian pencatatan dilakukan setelah tindakan selesai. Sebaliknya untuk kasus
biasa proses harus mengikuti alur pendokumentasian yang lazim.
5. Mempunyai hasil asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi.
Hasil asuhan bergantung pada sejauh mana masalah yang terjadi, kemudian
dari masalah yang timbul bagaimana desain perencanaan yang ditetapkan dapat
membantu mencegah atau mengurangi atau mengatasinya.
2.4 Jenis Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga adalah suatu proses yang meliputi biologi,
psikologi, emosi, social, spiritual dan termasuk budaya. Pemberian asuhan
keperawatan kepada keluarga merujuk pada proses keperawatan
Asuhan Keperawatan Maternitas dan anak
Keperawatan Anak adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada
ilmu keperawatan anak & teknik keperawatan anak berbentuk pelayanan
bio-psiko-sosio spiritual yang komperhensif dan ditujukan pada anak usia
0-16 tahun dalam keadaan sehat maupun sakit dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
Asuhan Keperawatan Gawat darurat
Keperawatan gawat darurat dibagi 2, yaitu:
10
1. Emergency Nursing (keperawatan krisis), area prehospital dan
hospital. Spesialisasi dari keperawatan dimana perawat merawat pasien
dalam kondisi emergency akibat penyakit atau injuri.
2. Critical Care Nursing (keperawatan kritis), area hospital di ICU dan
ICCU. Kegiatan yang tidak hanya menangani keperawatan pada
lingkungan yang khusus atau peralatan khusus, namun lebih pada proses
pengambilan keputusan dan kemamuan untuk mengambil keputusan oleh
perawat.
Asuhan Keperawatan Komunitas
Asuhan keperawatan komunitas meliputi sintesa praktik kesehatan
komunitas dan praktik keperawatan komunitas. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat serta peran serta
masyarakat dalam melaksanakan upaya prefentif, promotif, dan
mempertahankan kesehatan. Asuhan keperawatan komunitas memerlukan
metode ilmiah, yaitu proses keperawatan komunitas dan menggunakan
pendekatan keluarga binaan dan kelompok kerja komunitas.
Asuhan Keperawatan Jiwa
Keperawtan jiwa adalah suatu proses interpersoanal dengan tujuan untuk
meningkatkan dan memelihara perilaku-perilaku yang mendukung
terwujutnya suatu kesatuan yang harmonis. Kliennya dapat berupa
individu, keluarga, kelompok, organisasi, atau masyarakat.
Asuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan keperawatan lansia berfokus pada peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, mengoptimalkan fungsi mental, serta mengatasi
gangguan kesehatan yang umum sasarannya pada lansia
2.4 Komponen Dalam Proses Keperawatan
1. Tahap Pengkajian
11
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan
subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga,
masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997)
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain:
1. Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien
dengan cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural,
dan spiritual yagn bisa mempengaruhi status kesehatannya.
2. Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu,
saat ini bahkan bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi
klien guna membuat suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul
berasal dari perawat-klien selama berinteraksi dan sumber yang lain.
(Gordon, 1987;1994)
3. Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.
4. Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang
berperan penting dan catatan kesehatan klien.
Metode pengumpulan data meliputi :
Melakukan interview/wawancara.
Riwayat kesehatan/keperawatan
Pemeriksaan fisik
Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta
catatan kesehatan (rekam medik)
2.Tahap Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk
membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses
12
berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam
medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992)
mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang
mencakup klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu yang
berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan.
Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik yang
baik, mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam pembuatan
pernyataan keperawatan.
Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan
menjamin keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan
pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai
pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan
potensial dalam diagnosa keperawatan.
3.Tahap Perencanaan
Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang
dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, atau mengurangi masalah-masalah
klien.
Didalam tahap perencanaan terdapat kegiatan yakni penentuan prioritas
diagnosis yang dapat di ukur dengan berdasarkan tingkat kegawatan atau
mengancam jiwa (tinggi, sedang, dan rendah), berdasarkan kebutuhan Maslow
(fisiologis, keamanan dan keselamatan, mencintai dan dicintai, kebutuhan harga
diri, dan kebutuhan aktualisasi diri).
Adapun tipe instruksi perawatan dalam rencana tindakan adalah sebagai
berikut:
1. Tipe diagnostik
13
2. Tipe terapeautik
3. Tipe penyuluhan
4. Tipe rujukan
4.Tahap Pelaksanaan
Komponen implementasi dari proses keperawatan mempunyai lima tahap,
yaitu:
1. Mengkaji Ulang Klien
2. Menelaah dan Memodifikasi Rencana Asuhan yang Ada
3. Mengidentifikasi Area Bantuan
4. Mengimplementasikan Intervensi Keperawatan
5. Mengkomunikasikan Intervensi
5.Tahap Evaluasi
Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini
perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil
atau gagal. (Alfaro-LeFevre, 1994) Perawat menemukan reaksi klien terhadap
intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi
sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima.Perencanaan merupakan dasar
yang mendukung suatu evaluasi. Menetapkan kembali informasi baru yang
diberikan kepada klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan,
tujuan, atau intervensi keperawatan. Menentukan target dari suatu hasil yang
ingin dicapai adalah keputusan bersama antara perawat dank lien (Yura &
Walsh, 1988) Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu
sendiri. Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan
rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan
14
keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan
pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.
2.5 Kerugian apabila tidak dilakukan proses keperawatan
Dokumentasi proses keperawatan harus dibuat dengan lengkap, jelas,
obyektif, ada tanggal, dan harus ditandatangani oleh perawat, karena mempunyai
manfaat yang penting bila dilihat dari berbagai aspek, yaitu:
a. Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan
bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah (miscounduct) yang berhubungan
dengan proses keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien
sebagai pengguna jasa, maka dapat dipergunakan sewaktu-waktu. Dokumentasi
tersebut dapat dijadikan barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu data-data
harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, objektif, dan ditandatangani oleh
tenaga kesehatan (perawat), tanggal, dan perlu dihindari adanya penulisan yang
dapat menimbulkan interprstasi yang salah.
b. Jaminan Mutu Pelayanan
Pendokumentasian data pasien yang lengkap dan akurat, akan
memberikan kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah
klien, dan untuk mengetahui sejauh mana masalah klien dapat teratasi, serta
seberapa jauh masalah dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui dokumentasi
15
yang akurat. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas (mutu) pelayanan
keperawatan.
c. Komunikasi
Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat “perekam” terhadap
masalah yang berkaitan dengan klien. Perawat atau profesi kesehatan lain dapat
melihat dokumentasi yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan
pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Proses keperawatan adalah aktifitas yang mempunyai maksud yaitu praktik
keperawatan yang dilakukan secara sistematik. Selama melakukan proses
keperawatan, perawat menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif
untuk mengkaji status kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan
mendiagnosa, mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan,
menerapkan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna
mencapai hasil akhir tersebut. Proses keperawatan juga memiliki manfaat
yaitu:
16
1. Menghasilkan praktik keperawatan yang profesional
2. Meningkatkan rasa solidaritas dan rasa kesatuan perawat
3. Mengembangkan keterampilan teknis dan intelektual perawat
4. Mengambarkan otonomi dan tanggung jawab perawat
5. Meningkatkan citra profesi keperawatan
6. Meningkatkan layanan mutu keperawatan
Proses keperawatan juga memiliki tujuan yaitu:
1. Menggunakan metode pemecahan masalah.
2. Menggunakan standar untuk praktik keperawatan.
3. Memperoleh metode yang baku dan sesuai, rasional, dan sistematis.
4. Memperoleh metode yang dapat dipakai dalam segala situasi.
5. Mempunyai hasil asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi.
Komponen Dalam Proses Keperawatan:
1. Tahap Pengkajian
2. Tahap Diagnosa Keperawatan
3. Tahap Perencanaan
4. Tahap Pelaksanaan
5. Tahap Evaluasi
3.2 SARAN
Tenaga profesi keperawatan perlu melakukan asuhan keperawatan secara
sistematis dan terorganisir demi meningkatkan layanan mutu keperawatan
17
dan profesionalitas sehingga menghasilkan praktik keperawatan yang
professional.
Daftar Pustaka
Carpenito,L.J (2004), Nursing Diagnosis: Aplication to Clinical Practice. (10 th edition).Philadelphia: J.B Lippincot
Company.
Kozier, Erb. Berman. Snyder. (2004). Fudamental of nursing: Concepts,
process, and practice.
Potter & Perry (2005). Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Jakarta: EG
Dermawan, Deden, S.Kep., Ns (2012). Proses Keperawatan: Penerapan
Kosep Dan Kerangka Kerja, Yogyakarta: Gosyen Publishing
18