ikma11.weebly.comikma11.weebly.com/.../7/12071055/10.pertahanan_nasional.docx · web viewsejak...
TRANSCRIPT
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KETAHANAN NEGARA
Disusun oleh :
Kelompok X
1. Santi Ratna A (101111010)
2. Ronggo Yudho W (101111011)
3. Nano Susanto (101111012)
4. Fanny Oktavia (101111013)
5. Ade Nurma R (101111014)
6. Novi Dwi Ira S (101111016)
7. Hermin Yulianti (101111017)
8. Zia Rosyidah (101111019)
9. Emy Nur Cholidah (101111021)
10. Auli Fisty Noor A (101111022)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Manusia dikatakan mahluk sempurna karena memiliki naluri, kemampuan
berpikir, akal, dan ketrampilan, senantiasa berjuang mempertahankan eksistensi,
pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya, berupaya memenuhi baik materil maupun
spiritual. Oleh karena itu manusia berbudaya akan selalu mengadakan hubungan-
hubungan dengan: Agama, Idiologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Seni/Budaya, IPTEK, dan
Hankam.
Untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya, manusia perlu
mengadakan hubungan - hubungan, antara lain :
- Hubungan manusia dengan Tuhannya, yang kemudian melahirkan agama.
- Hubungan manusia dengan cita-cita yang kemudian melahirkan ideologi.
- Hubungan manusia dengan kekuatan atau kekuasaan yang kemudian melahirkan
politik.
- Hubungan manusia dengan pemenuhan kebutuhan yang kemudian melahirkan
ekonomi.
- Hubungan manusia dengan manusia yang kemudian melahirkan sosial.
- Hubungan manusia dengan keindahan yang kemudian melahirkan kesenian atau
dalam arti sempit dinamakan budaya.
- Hubungan manusia dengan pemanfaatan fenomena alam yang kemudian
melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Hubungan manusia dengan rasa aman yang kemudian melahirkan pertahanan
keamanan
1.2 Pokok Pikiran
Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang
membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia mampu
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda dan mampu
menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis.
Ditinjau dari geopolitik dan geostrategi dengan posisi geografis, sumber daya
alam dan jumlah serta kemampuan penduduk telah menempatkan Indonesia menjadi
ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh antar negara besar. Hal ini secara
langsung maupun tidak langsung memberikan dampak negatif terhadap segenap aspek
kehidupan sehingga dapat mempengaruhi dan membahayakan kelangsungan hidup dan
eksitensi NKRI. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil
mengatasi setiap bentuk tantangan ancaman hambatan dan gangguan dari manapun
datangnya.
Pokok pikiran dari ketahanan nasional disini adalah
1. Manusia Berbudaya Manusia dikatakan mahluk sempurna karena memiliki naluri,
kemampuan berpikir, akal, dan ketrampilan, senantiasa berjuang mempertahankan
eksistensi, pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya, berupaya memenuhi baik materil
maupun spiritual. Oleh karena itu manusia berbudaya akan selalu mengadakan
hubungan-hubungan dengan: Agama, Idiologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Seni/Budaya,
IPTEK, dan Hankam.
2. Tujuan Nasional Falsafah Bangsa dan Idiologi Negara Tujuan nasional menjadi pokok
pikiran ketahanan nasional karena sesuatu organisasi dalam proses kegiatan untuk
mencapai tujuan akan selalu berhadapan dengan masalah-masalah internal dan
eksternal sehingga perlu kondisi yang siap menghadapi.
BAB II
PEMBAHASAN2.1 Pengertian
Tujuan nasional merupakan pokok pikiran ketahanan nasional karena suatu
organisasi dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan akan selalu berhadapan dengan
masalah-masalah internal dan eksternal sehingga perlu kondisi yang siap menghadapi.
Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak
langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan
nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang
seimbang serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh
berlandaskan Pancasila, UUD 45 dan Wasantara.
Kesejahteraan adalah kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil
dan merata rohani dan jasmani.
Keamanan adalah kemampuan bangsa Indonesia melindungi nilai-nilai
nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.
Contoh bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :
1. Ancaman di dalam negeri
Contohnya adalah pemberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari
masyarakat indonesia.
2. Ancaman dari luar negeri
Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan
imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negeri.
2.2 Ciri – Ciri Ketahanan Nasional
Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara berkembang.
Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan.
Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan mengatasi tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Di dasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional tercermin
dalam sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) yang meliputi
geografi, kekayaan alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial (pancagatra) yang
meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara merupakan cara
pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan
Undang Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan
landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan
nusantara dapat disebut sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan
nasional.
2.3Asas – Asas Ketahanan Nasional
Kesejahteraan dan keamanan Komprehensif Integral (Menyeluruh Terpadu)
Mawas kedalam dan keluar Kekeluargaan
2.4 Sifat – Sifat Ketahanan Nasional Indonesia
1. Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan
kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip
tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian
bangsa. Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama yang
saling menguntungkan dalam perkembangan global.
2. Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat
ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta
kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian
bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah. Oleh sebab itu, upaya
peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan
dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang
lebih baik.
3. Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan
terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat
manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan
oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu negara. Semakin
tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar pula kewibawaannya.
5. Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak
mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan
dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan kerja sama serta
saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian
bangsa.
2.5 Unsur – unsur Ketahanan NasionalUnsur kekuatan nasional menurut Hans J Morgenthou Faktar tetap ( satble factor ) : geografi dan sumber daya alam Faktor yang berubah ( dynamic factors ) : kemampuan Industri, militer, demografi,
karakter nasional, moral nasional, dan kualitas diplomatis.Unsur ketahanan nasional menurut Parakhas Chandra : Alamiah terdiri dari : geografi, sumber daya, dan penduduk Sosial terdiri dari : perkembangan ekonomi, struktur politik, struktur budaya dan
moral nasional Lain-lain : ide, intelegensi, dan diplomasi, kebijaksanaan dan kepemimpinanUnsur ketahanan nasional model Indonesia : Tri gatra adalah aspek alamiah (tangible) yang terdiri dari : penduduk, sumberdaya
alam, dan wilayah Pancagatra adalah aspek sosial (intangible) yang terdiri dari : ideology, politik,
ekonomi , sosial budaya dan pertahanan keamanan
BAB III
PENGARUH KETAHANAN NASIONAL PADA KEHIDUPAN
BERNEGARA
Ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan
nasional dalam berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap-tiap aspek relatif berubah menurut
waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis sehingga interaksinya
menciptakan kondisi umum yang sulit dipantau karena sangan komplek.
Konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek yang
mendukung kehidupan, yaitu:
1. Aspek alamiah (Statis)
a. Geografi
b. Kependudukan
c. Sumber kekayaan alam
2. Aspek sosial (Dinamis)
▪ Ideologi
▪ Politik
▪ Ekonomi
▪ Sosial budaya
▪ Ketahanan keamanan
3.1 PENGARUH ASPEK IDEOLOGI
Ideologi merupakan suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang
memberikan motivasi.Dalam Ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang
dicita-citakan oleh bangsa. Keampuhan ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang
dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan
manusia. Suatu ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah dan merupakan
pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.
3.1.1 IDEOLOGI DUNIA
1. Liberalisme(Individualisme)
Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak
semua orang (individu) dalam masyarakat (kontraksosial). Liberalisme bertitik tolak
dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat
oleh siapapun termasuk penguasa terkecuali atas persetujuan dari yang bersangkutan.
Paham liberalisme mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan
kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak. Tokoh:
Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, Herbert Spencer, Harold J. Laski
2. Komunisme(ClassTheory)
Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain.
Golongan borjuis menindas golongan proletar (buruh), oleh karena itu kaum buruh
dianjurkan mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari kaum
kapitalis & borjuis, dalam upaya merebut kekuasaan /
mempertahankannya,komunisme akan menyebabkan :
1. Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan – golongan tertentu serta
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
2. Atheis, agama adalah racun bagi kehidupan masyarakat.
3. Mengkomuniskan dunia, masyarakat tanpa nasionalisme.
4. Menginginkan masyarakat tanpa kelas, hidup aman, tanpa pertentangan,
perombakan masyarakat dengan revolusi.
3.1.2 IDEOLOGI PANCASILA
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar
budaya bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh
sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang
terkandung didalamnya.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa
Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta
gangguan yang dari luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin
kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan
keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara serta
pengamalannya yang konsisten dan berlanjut.
Untuk memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut:
Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif.
Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu direlevansikan dan diaktualisasikan agar
mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara.
Bhineka Tunggal Ika dan Wasantara terus dikembangkan dan ditanamkan dalam
masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk menjaga persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah.
Contoh para pemimpin penyelenggara negara dan pemimpin tokoh masyarakat
merupakan hal yang sangat mendasar.
Pembangunan seimbang antara fisik material dan mental spiritual untuk
menghindari tumbuhnya materialisme dan sekularisme
Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada anak didik dengan cara
mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain.
3.2 PENGARUH ASPEK POLITIKPolitik berasal dari kata politik dan policy yang berarti kekuasaan
(pemerintahan) atau kebijaksanaan. Politik di Indonesia berdasar atas hal sebagai berikut :1. DalamNegeri
Adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD ’45
yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu
sistem yang unsur-unsurnya:
a. StrukturPolitik
Wadah penyaluran pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat dan
sekaligus wadah dalam menjaring/pengkaderan pimpinan nasional
b. ProsesPolitik
Rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun
kepentingan umum yang bersifat nasional dan penentuan dalam pemilihan
kepemimpinan yang akhirnya terselenggara pemilu.
c. BudayaPolitik
Pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang dilakukan secara sadar dan rasional
melalui pendidikan politik dan kegiatan politik sesuai dengan disiplin nasional.
d. KomunikasiPolitik
Hubungan timbal balik antar berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, baik rakyat sebagai sumber aspirasi maupun sumber pimpinan-
pimpinan nasional.
Ketahanan pada aspek politik dalam negeri berarti Sistem pemerintahan yang
berdasarkan hukum, mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat.
Kepemimpinan nasional yang mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat
2.LuarNegeri
Salah satu sasaran pencapaian kepentingan nasional dalam pergaulan antar bangsa.
Landasan Politik Luar Negeri adalah Pembukaan UUD ’45, melaksanakan ketertiban
dunia, berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dan anti penjajahan
karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan.
Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas dalam pengertian
Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa. Aktif dalam pengertian Indonesia dalam percayuran
internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi berperan atas dasar
cita-citanya. Untuk mewujudkan ketahanan aspek politik diperlukan kehidupan politik
bangsa yang sehat dan dinamis yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
politik yang bersadarkan Pancasila UUD ‘45
Ketahanan pada aspek politik luar negeri berarti meningkatkan kerjasama
internasional yang saling menguntungkan dan meningkatkan citra positif Indonesia.
Kerjasama dilakukan sesuai dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional.
Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan seksama,
memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan dengan negara industri maju.
Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain
dan hak-hak WNI di luar negeri perlu ditingkatkan.
3.3 PENGARUH ASPEK EKONOMI
Dalam halnya berkaitan dengan ketahanan perekonomian bangsa, maka dapat
dijabarkan pengertian tentang aspek ekonomi sebagai berikut :
1. Aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
bagi masyarakat meliputi: produksi, distribusi, dan konsumsi barang-
barang jasa
2. Usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu
maupun kelompok, serta cara-cara yang dilakukan dalam kehidupan
bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan.
Sistem perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi corak
terhadap kehidupan perekonomian negara yang bersangkutan. Sistem perekonomian
liberal dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh
dari luar, sebaliknya sistem perekonomian sosialis dengan sifat perencanaan dan
pengendalian oleh pemerintah kurang peka terhadap pengaruh-pengaruh dari luar.
Perekonomian Indonesia tercantum dalam UUD 1945 Pasal 33.Sistem
perekonomian sebagai usaha bersama berarti setiap warga negara mempunyai hak dan
kesempatan yang sama dalam menjalankan roda perekonomian dengan tujuan untuk
mensejahterakan bangsa. Dalam perekonomian Indonesia tidak dikenal monopoli dan
monopsoni baik oleh pemerintah/swasta. Secara makro sistem perekonomian Indonesia
dapat disebut sebagai sistem perekonomian kerakyatan.
Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian
bangsa yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan
dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing
tinggi dan mewujudkan kemampuan rakyat.
Untuk mencapai tingkat ketahanan ekonomi perlu pertahanan terhadap berbagai
hal yang menunjang, antara lain:
1. Sistem ekonomi Indonesia harus mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan
yang adil dan merata.
2. EkonomiKerakyatanMenghindari:
a. Sistem free fight liberalism: Menguntungkan pelaku ekonomi yang kuat.
b. Sistem Etastisme: Mematikan potensi unit-unit ekonomi diluar sektor negara.
c. Monopoli: Merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita
keadilan sosial.
3. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang antara sektor pertanian,
perindustrian dan jasa.
4. Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama dibawah
pengawasan anggota masyarakat memotivasi dan mendorong peran serta
masyarakat secara aktif.
5. Pemerataan pembangunan.
6. Kemampuan bersaing.
3.4 PENGARUH ASPEK SOSIAL BUDAYA
Sosial adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung
nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan, solidaritas yang merupakan unsur
pemersatuSedangkan budaya adalah sistem nilai yang merupakan hasil hubungan
manusia dengan cipta rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta
merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan.Kebudayaan diciptakan oleh
faktor organobiologis manusia, lingkungan alam, lingkungan psikologis, dan lingkungan
sejarah. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai budaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh budaya asing (local genuis). Local genuis itulah pangkal segala
kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.
Kebuadayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya-budaya
suku bangsa (daerah) atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima sebagai nilai
bersama seluruh bangsa. Interaksi budaya harus berjalan secara wajar dan alamiah tanpa
unsur paksaan dan dominasi budaya terhadap budaya lainnya.
Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia.
Identitas bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-sifat
dasar:
1. Religius
2. Kekeluargaan
3. Hidup seba selaras
4. Kerakyatan
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial budaya
bangsa yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan membentuk
dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, bersatu, cinta tanah air, berkualitas,
maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta
kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan
nasional.
3.5 PENGARUH ASPEK HANKAM
Pertahanan Keamanan Indonesia mengandung perngertian kesemestaan daya
upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem ketahanan keamanan negara dalam
mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan
bangsa dan negara RI.Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan menyusun,
mengerahkan, menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat
diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi.
Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah satu
fungi utama dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri sebagai intinya, guna
menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional
Indonesia.Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang
dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan
memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis,
mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan
kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
Postur kekuatan pertahanan keamanan mencakup:
Struktur kekuatan
Tingkat kemampuan
Gelar kekuatan
Untuk membangun postur kekuatan pertahanan keamanan melalui empat
pendekatan :
1. Ancaman
2. Misi
3. Kewilayahan
4. Politik
Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luar dan menjadi
tanggung jawab TNI. Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri
dan menjadi tanggung jawab Polri.TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah
keamanan apabila diminta atau Polri sudah tidak mampu lagi karena eskalasi ancaman
yang meningkat ke keadaan darurat.
Secara geografis ancaman dari luar akan menggunakan wilayah laut dan udara
untuk memasuki wilayah Indonesia (initial point). Oleh karena itu pembangunan postur
kekuatan pertahanan keamanan masa depan perlu diarahkan kepada pembangunan
kekuatan pertahanan keamanan secara proporsional dan seimbang antara unsur-unsur
utama.
Kekuatan Pertahanan bangsa Indonesia adalah Angkatan Darat, Aangkatan Laur,
Angkatan Udara. Dan unsur utama Keamanan adalah Polri.Pembangunan dan
penggunaan kekuatan pertahanan keamanan diselenggarakan oleh manusia-manusia yang
berbudi luhur, arif, bijaksana, menghormati HAM, menghayati nilai perang dan damai.
TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang berpedoman pada Sapta Marga. Polri sebagai
kekuatan inti KAMTIBMAS berpedoman pada Tri Brata dan Catur Prasetya.
Gejolak dalam negeri harus diwaspadai karena tidak menutup kemungkinan
mengundang campur tangan asing (link up) dengan alasan-alasan:
Menegakkan HAM
Demokrasi
Penegakan hukum
Lingkungan hidup
Mengingat keterbatasan yang ada, untuk mewujudkan postur kekuatan
pertahanan keamanan kita mengacu pada negara-negara lain yang membangun kekuatan
pertahanan keamanan melalui pendekatan misi yaitu untuk melindungi diri sendiri dan
tidak untuk kepentingan invasi (standing armed forces):
1. Perlawanan bersenjata = TNI, Polri, Ratih (rakyat terlatih) sebagai fungsi
perlawanan rakyat.
2. Perlawanan tidak bersenjata = Ratih sebagai fungsi dari TIBUM, KAMRA,
LINMAS
3. Komponen pendukung = Sumber daya nasional sarana dan prasarana serta
perlindungan masyarakat terhadap bencana perang.
STUDY KASUSKasus :
PELANGGARAN BATAS KEWILAYAHAN OLEH TNI
MALAYSIA DI PERAIRAN AMBALAT
Blok Ambalat kembali menjadi perhatian setelah kapal perang Diraja
Malaysia kembali memasuki
perairan kaya minyak yang
berada diujung Kalimantan
Timur. Bahkan selama tahun
2009, kapal perang Malaysia
telah memasuki wilayah
Ambalat hingga 11 kali.
Blok Ambalat masuk
dalam wilayah Indonesia tahun
1980, berdasarkan deklarasi
Juanda tahun 1957. Dalam
deklarasi yang diterima dan ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut PBB ini,
Indonesia diterapkan sebagai negara kepulauan.
Sesuai prinsip negara kepulauan, Blok Ambalat seluas 6.700 kilometer
persegi, merupakan wilayah Indonesia. Tahun 1990, kandungan minyak Blok
Ambalat diberikan kepada perusahaan minyak Italia dan konsensi Ambalat Timur
diberikan kepada Chevron. Masalah timbul saat Mahkamah Internasional
memutuskan Pulau Sipadan dan Ligitan milik Malaysia tahun 2002. Sejak saat itu
Malaysia mengklaim sebagian Blok Ambalat yakni Blok ND 6 dan ND 7 yang
kaya minyak menjadi miliknya. Bahkan tahun 2003, Malaysia memberikan
konsensi ke Petronas dan Shell.
Tahun 2005, hubungan kedua negara mulai memanas setelah kapal perang
Malaysia melakukan provokasi dengan memasuki wilayah Ambalat. Sejak saat itu
kapal perang Malaysia tak henti memasuki wilayah Ambalat tanpa ijin. Tahun
2008, tercatat lebih dari 26 kali terjadi dan di tahun 2009 telah terjadi hingga 11
kali.Untuk menjaga kedaulatan, TNI kini mengerahkan 9 kapal perang, 2 pesawat
Boeing 737 dan satu pesawat jet tempur Shukoi.
ANALISIS PERMASALAHAN :
Sengketa antara Indonesia dan Malaysia mengenai pulau Ambalat sudah
terjadi sejak tahun 1969. Pada kasus ini mengundang banyak pihak yang angkat
bicara. Malaysia mengeklaim ambalat itu adalah milik Malaysia berdasarkan atas
peta yang dibuat malaysia pada tahun 1979. Padahal peta itu tidak diakui oleh
internasional. Pada peta Internasional, telah ditetapkan bahwa pulau Ambalat
adalah milik NKRI.
Sudut pandang Indonesia :
1. Malaysia telah melanggar hukum kewilayahan NKRI
2. Malaysia tidak mau mengakui peta internasional yang menyatakan bahwa
pulau Ambalat termasuk dalam wilayah NKRI
3. Malaysia hanya mengkomunikasikan damai di tingkat dunia tetapi pada
kenyataannya nihil.
Sudut Pandang Malaysia
1. Indonesia mengabaikan pulau Ambalat
2. Ambalat tidak ada dalam peta kewilayahan Indonesia
3. Ambalat masuk dalam wilayah malaysia sehingga pihak malaysia tidak
pernah melanggar batas kewilayahan Indonesia
Sudut Pandang Mahasiswa
1. Pemerintah lalai terhadap pulau-pulau kecil (kontrol kerja pada sistem
HANKAM)
2. Malaysia lancang mengklaim Ambalat sebagai hartanya atas dasar peta
yang dibuat sendiri tahun 1979
3. Tidak adanya konsistensi Malaysia terhadap perjanjian batas wilayah yang
telah disepakati
SOLUSI
1. Pemetaan Kembali Titik-Titik Perbatasan Indonesia
Pemetaan kembali titik-titik perbatasan wilayah Indonesia harus
dilakukan. Hasil pemetaan baru tersebut harus dibandingkan dengan
pemetaan yang pernah dilakukan sebelumnya. Koordinat titik-titik
perbatasan sangat penting untuk kita inventarisir dan dimasukkan dalam
sebuah undang-undang mengenai perbatasan wilayah Indonesia. Apabila
perlu, daripada konstitusi diubah-ubanh hanya untuk keperluan rebutan
kekuasaan, masukkan klausul mengenai titik-titik perbatasan tersebut
dalam UUD.
2. Bangun Jalan (Prioritaskan Pembangunan) di Sepanjang Perbatasan
Darat
Pandangan kita mengenai perbatasan sebagai wilayah terpencil harus kita
ubah. Mulai saat ini kita harus memandang perbatasan sebagai wilayah
strategis. Strategis untuk mempertahankan wilayah kita. Dari perspektif
eksternal, wilayah atau kota-kota/kabupaten di daerah perbatasan adalah
"etalase" NKRI. Artinya, kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di
daerah-daerah tersebut akan menjadi "nilai jual" positif bagi diplomasi
internasional Indonesia. Sebaliknya, keterbelakangan atau kelambanan
ekonomi di daerah-daerah itu akan menjadi makanan empuk bagi pihak-
pihak asing yang berkepentingan untuk melemahkan kredibilitas RI di
dunia internasional. Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah yang
memiliki wilayah perbatasan darat dengan negara tetangga seperti
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur dan Papua
harus memprioritaskan pembangunan prasarana jalan di sepanjang
perbatasan. Jalan tersebut dihubungkan ke pusat kota atau pusat
pemukiman terdekat. Tujuan pembangunan jalan tersebut adalah untuk
merangsang pembangunan kota atau pemukiman baru di dekat perbatasan.
Kelak, sarana transportasi darat itulah media "perkuatan" ketahanan
ekonomi (juga sosial budaya) di daerah-daerah tersebut.
3. Bangun Wilayah Baru di Dekat Perbatasan
Setelah di sepanjang perbatasan dibangun jalan yang terhubung ke pusat
kota atau pusat pemukiman terdekat, pemerintah daerah diharuskan
membangun wilayah baru di dekat perbatasan. Pembangunan untuk
perluasan kota yang sudah mapan harus dihambat dan masyarakat
dirangsang untuk mengembangkan wilayah baru. Untuk melakukan hal
tersebut, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus menyusun
konsep pengembangan wilayah perbatasan secara komprehensif agar
wilayah baru yang dibentuk dapat hidup baik secara ekonomi maupun
sosial.Selain itu, wilayah baru yang dibangun sebaiknya diarahkan untuk
memiliki spesialsisasi. Misalnya, ada blok khusus jeruk Pontianak, blok
khusus kebun aren, blok khusus sawah padi, dll. untuk merangsang
masuknya investasi bisnis pendukung di sana.
4. Pembangunan Pangkalan Militer di Dekat Perbatasan
Saat ini kita melihat gelaran pasukan TNI kita kurang memadai untuk
melakukan upaya menjaga perbatasan negara. Gelaran pasukan justru
diletakkan di wilayah-wilayah padat penduduk yang sudah terbangun.
Gelaran pasukan seperti ini harus diubah. Batalyon-batalyon yang berada
di wilayah "aman" dari gangguan luar sepantasnya direlokasi ke wilayah
perbatasan. Apalagi, urusan keamanan dan ketertiban saat ini sudah
menjadi tanggung jawab kepolisian. Jelas ini tidak mudah dan akan
membutuhkan „effort“ tidak sedikit. Namun, terbukti ini cukup efektif di
perbatasan RI-Papua Nugini. Bukan karena angkatan perang PNG „lebih
kecil“ dibanding TNI (juga Malaysia), namun penggelaran kekuatan
militer akan menghambat „perilaku mencuri“ negara lain karena konflik
senjata (apabila terjadi kontak senjata) relatif lebih sulit diselesaikan
sehingga negara manapun cenderung menghindari kontak senjata.
5. Galakkan Kembali Transmigrasi
Program transmigrasi yang dulu gencar dilaksanakan pada era Orde Baru
harus digalakkan kembali. Transmigran diarahkan untuk mendiami
wilayah-wilayah baru yang dibentuk di dekat perbatasan. Saya yakin,
apabila infrastruktur transportasi dan komunikasi disiapkan, banyak
penduduk dari wilayah-wilayah padat yang bersedia bertransmigrasi.
6. Pemberian Insentif Pajak
Agar pengusaha dan perbankan mau masuk, pemerintah perlu memberikan
insentif pajak bagi pengusaha yang mau berinvestasi di wialayah baru
tersebut.
7. Pilih Pemimpin yang Kuat dan Tegas
Pemimpin yang kuat dan tegas sangat penting. Terlepas dari segala
kekurangan yang dituduhkan, kita pernah memiliki dua sosok pemimpin
yang tegas sehingga dihormati kawan dan disegani lawan. Kedua
pemimpin yang kuat dan tegas itu adalah Soekarno dan Soeharto. Pada
saat kedua orang itu memimpin, tidak ada yang berani melecehkan negara
kita. Akan tetapi, setelah berganti pemimpin, negara kita menjadi bulan-
bulanan pelecehan terutama oleh Malaysia dan kadang-kadang Singapura.
8. Perkuat Diplomasi Internasional
Diplomasi internasional tidak semata-mata menyampaikan pendapat atau
pembelaan di forum-forum internasional. Diplomasi ini bersifat
multidimensional. Kita harus aktif mensosialisasikan kebijakan
pembangunan NKRI beserta hasil-hasilnya. Dunia pariwisata kita harus
proaktif “memasarkan” produk-produk wisata di wilayah-wilayah
perbatasan itu kepada negara-negara terdekat (misalnya potensi wisata
Kalimantan ke Malaysia, Sumatera ke Singapura, Sulawesi ke Filipina,
Papua dan Nusa Tenggara ke Australia, dst). Secara geografis, kedekatan
produk wisata itu ke negara yang berbatasan dengannya akan
menghasilkan “wisata murah”, namun masuknya wisatawan asing ke
daerah-daerah tersebut akan memberi akselerasi pembangunan dan
perputaran uang yang tidak sedikit. Konsekuensinya, aset wisata di
daerah-daerah tersebut harus dibangun dan dibenahi terlebih dahulu.
Sekali lagi, ini dapat dimanfaatkan sebagai “selling point” kita di mata
internasional.
9. Pembangunan Sistem Pendidikan yang Nasionalis
Dunia pendidikan kita juga harus membangun sebuah konsep pendidikan
yang menanamkan secara kuat nasionalisme dan patriotisme masyarakat di
perbatasan, sehingga mereka tidak mudah tersusupi ideologi-ideologi dan
paham-paham yang membahayakan keutuhan NKRI (infiltrasi ideologi
dan budaya adalah bentuk “invasi” yang efektif untuk meruntuhkan sebuah
negara dari dalam).