sababjalal.files.wordpress.com · web viewseni kerajinan batik tulis perkembangan batik pada masa...
TRANSCRIPT
CONTOH PROPOSAL SKRIPSI BAHASA INDONESIA
TENTANG KAJIAN PEMBELAJARAN UNSUR INTRINSIK ROMAN “KEMELUT
HIDUP” KARYA RAMADHAN K. H. DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK
RESITASI PADA SISWA
SMAN 1 RAJAGALUH
Tahun Pelajaran 2008-2009.
PROPOSAL PENELITIAN
1. Judul Skripsi
kajian pembelajaran unsur intrinsik roman “kemelut hidup” karya ramadhan k. h.
dengan menggunakan teknik resitasi pada siswa sman 1 rajagaluh tahun
pelajaran 2008-2009.
2. Bidang Ilmu
Dikbasasinda ( Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah )
3. Pendahuluan
Hakikat Sastra pada dasarnya adalah segala apa yang ditulis dalam peradaban
atau kebudayaan suatu bangsa. Sastra tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia dan bangsa. Sastra selalu merekam kehidupan manusia.
Sastra merangsang hati dan perasaan kita terhadap kemanusiaan, kehidupan
dan alam sekitar. Kehidupan merupakan jantung sastra. Sastra menjadikan hati
kita memahami dan menghayati kehidupan. Sastra bukan merumuskan dan
mengabstrakan kehidupan tetapi menampilkan dan mengkongkritkanya. Interaksi
budaya yang terjadi di suatu negeri tidak terlepas kajian sastra.
“Apabila karya sastra dianggap tidak berguna, tidak bermanfaat lagi untuk
menafsirkan dan memahami masalah-masalah dunia nyata, maka tentu saja
pengajaran sastra tidak ada gunanya lagi diadakan. Namun jika dapat ditunjukan
bahwa sastra itu mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia nyata,
maka pengajaran sastra harus dipandang sebagai sesuatu yang penting yang
patut menduduki tempat selayaknya” (Rahamanto, 1988:15)
Pengajaran sastra tidak hanya berisikan tentang pengertian sastra, contoh-
contoh nama pengarang dan karyanya tetapi yang lebih penting adalah
mengenal, memahami dan memanfaatkan karya sastra sebagai sarana
penambahan pengalaman, wawasan dan kematangan berfikir.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rusnyana (1984:313) yang mengatakan:
“Pengajaran sastra dalam pendidikan siswa dilibatkan kedalam pengalaman agar
mereka mampu mengapreasikan nilai-nilai serta memahami dan mengapresiasi
hubungan sebagai makhluk hidup dengan kholiq-Nya”.
Memperhatikan hal di atas, penyusun berpendapat bahwa, tujuan pengajaran
sastra yaitu agar siswa dapat melakukan penginderaan dan pengimajinasian.
Dengan demikian siswa menjadi temotivasi untuk memahami, menikmati dan
menghargai karya sastra sebagai bagian dari dirinya, “Kegiatan menggauli karya
sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap karya sastra”. Aminudin, (1991: 35)
Untuk mencapai hal tersebut, siswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang
memadai sehingga dapat melakukan pengkajian terhadap unsur-unsur dalam
karya sastra, baik itu puisi, Cerpen atau Roman.
Terdapat beberapa macam teknik pembelajaran yang dikemukakan oleh
Roestiyah (1991: 4) yaitu
1. Teknik Diskusi
2. Teknik kerja kelompok
3. Teknik penemuan ( Discovery )
4. Teknik Simulasi
5. Teknik Teacing
6. Teknik Mikro Teacing
7. Teknik Sumbang Saran / Brain Storning
8. Teknik Inquiry
9. Teknik Eksperimen
10. Teknik Demontrasi
11. Teknik Karya Wisata
12. Teknik Penyajian karya lapangan
13. Teknik Sosio Drama / Bermain Peran / Role Playing
14. Teknik Penyajian Secara Kasus
15. Teknik Penyajian Secara sistem beregu / Team Teacing
16. Teknik Latihan / Drill
17. Teknik Penyajian Dengan Tanya Jawab
18. Teknik Pemberian Tugas dan Resitasi
19. Ceramah
20. Teknik Penyajian dengan interaksi Masa
Salah satu teknik pembelajaran dalam upaya meningkatkan apresiasi
pembelajaran sastra khususnya pembelajaran unsur intrinsik cerita pendek, yaitu
teknik resitasi.
Teknik resitasi yaitu: teknik pembelajaran dengan cara penugasan dan hapalan
yang diucapkan siswa di dalam kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi
(1997: 134) yang menyatakan.
Tugas itu dapat berubah perintah, kemudian siswa mempelajari bersama
temannya atau sendiri, kemudian menyusun laporan / resume. Esok harinya
laporan itu dibacakan di depan kelas. Tugas semacam itu disebut resitasi, yaitu
menyusun laporan sebagai hasil dari materi yang telah dipelajari.
Penerapan teknik resitasi ini didasarkan pada banyak kegiatan pendidikan di
sekolah, apalagi sekarang dituntut kelulusan dari UASBN (Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional), sehingga pembelajaran lebih ditekankan pada latihan
soal-soal, sedangkan pembelajaran prosa yang mendalam sangat sulit diajarkan
di sekolah. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru perlu memberikan tugas-
tugas diluar jam pelajaran sebagai selingan atau variasi teknik penyajian. Tugas-
tugas semacam ini dapat dikerjakan di luar jam pelajaran, di rumah maupun
sebelum pulang sehingga dapat dikerjakan bersama-sama secara kelompok.
Menurut penyusun, teknik resitasi dapat diterapkan dalam pembelajaran unsur
intrinsik sebuah cerita pendek. Pengkajian intrinsik sebuah cerpen rekaan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab proses pengkajian memerlukan
pemahaman yang mendalam, pengimajinasian dan kritis terhadap karya sastra.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ahmadi (1997: 137) yang mengatakan
bahwa “Teknik resitasi ini memiliki kebaikan sebagai teknik penyajian siswa
mengalami dan mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya, maka
pengetahuan itu akan tinggal lama dijiwanya.
Roman pilihan dalam pembelajaran unsur-unsur intrinsik dengan menggunakan
teknik resitasi dapat menggunakan Roman yang Berjudul Kemelut hidup
Ramadhan K.H. Penyusun memilih cerpen tersebut karena unsur-unsur intrinsik
dalam Roman tersebut sangat menarik untuk dikaji dan dipelajari oleh siswa.
Bertolak dari uraian di atas penyusun tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang kajian unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan teknik resitasi pada
siswa kelas XII SMAN Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
4. Perumusan Masalah
Bertolak pada latar belakang di atas penyusun merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup“
karya Ramadhan, K.H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII
SMAN 1 Rajagaluh Tahun pelajaran 2008 /2009
2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup”
Karya Ramadhan K. H yang tidak menggunakan teknik resitasi pada siswa kelas
XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
3) Bagaimana efektivitas teknik resitasi bila dibandingkan dengan teknik non
resitasi dalam pembelajaran unsur intrinsik Roman Kemelut Hidup karya
Ramadhan K. H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII
SMAN 1 Rajagaluh Tahun pelajaran 2008/2009.
5. Pembatasan Masalah
Supaya penelitian ini lebih terarah dalam membahas permasalahan diperlukan
adanya perbatasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Unsur intrinsik yang dijadikan bahan pembelajaran dibatasi pada tema,
amanat dan latar yang terdapat pada Roman Kemelut hidup Ramadhan K. H
2. Keefektifan teknik resitasi dalam pembelajaran Roman Kemelut Hidup karya
Ramadhan K.H dilihat protes kelas eksperimen dan kelas kontrol.
6. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan arah, sasaran, maksud, atau hasil yang ingin
dicapai dalam penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Memberikan gambaran yang jelas tentang pelaksanaan dan pembelajaran
unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup” Karya Ramadhan K.H. Dengan
menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun
Pelajaran 2008/2009
2. Mengetahui hasil pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman Kemelut
Manusia Ramadhan K.H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas
XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
3. Mengetahui sejauh mana efektifitas teknik resitasi bila dibandingkan dengan
teknik non resitasi dalam pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman
“Kemelut Hidup” karya Ramadhan K.H dilihat dari nilai postes kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
7. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil dari penelitian ini di harapkan berguna untuk berbagai pihak, baik
secara teoritis maupun secara praktis, diantaranya sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Secara teoritis diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam upanya
meningkatkan pembelajaran apresiasi cerita pendek dan memberikan
sumbangan pemikiran sebagai perkembangan dunia sastra Indonesia khususnya
pada tataran pembelajaran apresiasi sastra.
2. Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada:
a. Siswa
Memperoleh pembelajaran apresiasi cerita pendek dengan baik, serta dapat
meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya-karya sastra;
b. Guru
Khususnya Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai
imformasi pentingnya menerapkan teknik yang relevan dalam proses belajar
mengajar dalam upanya meningkatkan prestasi belajar siswa;
c. Lembaga
Dapat memberikan konstribusi kepada sekolah untuk berupaya dalam
peningkatan mutu lulusannya dalam dengan jalan melengkapi sarana belajar dan
meningkatkan profesionalisme guru dalam mendidik siswa
d. Penyusun
Memberikan pengalaman berfikir ilmiah melalui penyusunan dan penulisan
Skripsi, sehingga dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan menambah
wawasan dalam bidang pendidikan khususnya bahasa dan sastra Indonesia.
8. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mencapai
tujuan dari penelitian yang dilakukan. Hal itu sejalan dengan pendapat Surakmad
(1994: 131) yang mengatakan, “Cara utama yang digunakan untuk mencapai
tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan
teknik serta alat-alat tertentu setelah penyelidikan memperhitungkan
kewajaranya ditinjau dari tujuan serta situasi penyelidikan”
Sesuai dengan batasan di atas, maka metode yang tepat digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode Resitadi. Ahmad (1997: 13) menjelaskan bahwa, “
Teknik resitasi adalah teknik pemberian tugas pada siswa untuk mengerjakan
sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan siswa dituntut untuk
memberikan laporan hasil yang dicapainya”.
Untuk memberikan keleluasaan pada siswa, tugas yang diberikan oleh guru
dapat dikerjakan diluar jam pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok.
Kelebihan teknik Resitasi, diantaranya:
1) Siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap;
2) Siswa memperoleh pengetahuan, memiliki wawasan pengetahuan serta
keterampilan :
3) Siswa aktif belajar dan termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya :
4) Memupuk inisiatif dan tanggung jawab, dan
5) Memberikan kesadaran pada siswa pentingnya memanfaatkan waktu luang
dengan baik.
Agar teknik resitasi ini efektif, guru perlu memperhatikan beberapa hal:
1) Tujuan yang ingin dicapai dengan penerapan teknik resitasi:
2) Tugas yang diberikan pada siswa harus jelas ;
3) Adanya pengawasan guru, dan
4) Penyiapan evaluasi yang tepat.
Langkah-langkah proses belajar mengajar dengan teknik resitasi;
1) Merumuskan tujuan Kasus dari tugas yang diberikan;
2) Mempertimbangkan apakah pemilihan teknik resitasi ini tepat / sesuai dengan
tujuan yang dirumuskan;
3) Merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dipahami;
4) Menetapkan bentuk resitasi yang akan dilaksanakan, sehingga siswa pasti
mengerjakannya karena bentuknya telah pasti, dan
5) Menyiapkan alat evaluasi;
9. Teknik Penelitian
Data yang dikumpulkan berupa hasil pembelajaran apresiasi Roman Kemelut
Hidup “karya Ramadhan k. H. Dengan menggunakan teknik resitasi. Data
tersebut diperoleh dengan cara mengujicobakan teknik resitasi pada kelas
eksperimen dan teknik non resitasi pada kelas kontrol dalam hal ini teknik
ceramah. Kegiatan ujicoba mengajar tersebut diakhiri dengan pelaksanaan tes
akhir (postes). Hasil kegiatan tes tersebut berupa nilai tes tersebut berupa nilai
tes dari kedua kelas yang menjadi sampel penelitian. Nilai tes tersebut oleh
penyusun dijadikan bahan dalam melakukan penganalisaan.
10. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah merupakan titik tolak yang dijadikan dasar penelitian,
terutama dalam suatu pola pemikiran pemecahan masalah, Pendapat tersebut
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Surakhmad (1994: 107) bahwa dasar
adalah suatu titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik itu.
Adapun anggapan dasar yang penyusun kemukakan dalam penelitian ini adalah:
1) Penelitian karya sastra dapat membantu meningkatkan apresiasi seseorang ;
2) Penelitian unsur-unsur karya sastra merupakan cara untuk mengapresiasi
karya sastra :
3) Hasil kajian terhadap pembelajaran sastra merupakan sumbangan pemikiran
bagi peningkatan prestasi belajar siswa ; dan
4) Penerapan teknik yang dapat merupakan salah satu strategi dalam mencapai
tujuan pembelajaran; CONTOH PROPOSAL SKRIPSI BAHASA INDONESIA
tentang kajian pembelajaran unsur intrinsik roman “kemelut hidup” karya
ramadhan k. h. dengan menggunakan teknik resitasi pada siswa sman 1
rajagaluh tahun pelajaran 2008-2009.
PROPOSAL PENELITIAN
1. Judul Skripsi
kajian pembelajaran unsur intrinsik roman “kemelut hidup” karya ramadhan k. h.
dengan menggunakan teknik resitasi pada siswa sman 1 rajagaluh tahun
pelajaran 2008-2009.
2. Bidang Ilmu
Dikbasasinda ( Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah )
3. Pendahuluan
Hakikat Sastra pada dasarnya adalah segala apa yang ditulis dalam peradaban
atau kebudayaan suatu bangsa. Sastra tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia dan bangsa. Sastra selalu merekam kehidupan manusia.
Sastra merangsang hati dan perasaan kita terhadap kemanusiaan, kehidupan
dan alam sekitar. Kehidupan merupakan jantung sastra. Sastra menjadikan hati
kita memahami dan menghayati kehidupan. Sastra bukan merumuskan dan
mengabstrakan kehidupan tetapi menampilkan dan mengkongkritkanya. Interaksi
budaya yang terjadi di suatu negeri tidak terlepas kajian sastra.
“Apabila karya sastra dianggap tidak berguna, tidak bermanfaat lagi untuk
menafsirkan dan memahami masalah-masalah dunia nyata, maka tentu saja
pengajaran sastra tidak ada gunanya lagi diadakan. Namun jika dapat ditunjukan
bahwa sastra itu mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia nyata,
maka pengajaran sastra harus dipandang sebagai sesuatu yang penting yang
patut menduduki tempat selayaknya” (Rahamanto, 1988:15)
Pengajaran sastra tidak hanya berisikan tentang pengertian sastra, contoh-
contoh nama pengarang dan karyanya tetapi yang lebih penting adalah
mengenal, memahami dan memanfaatkan karya sastra sebagai sarana
penambahan pengalaman, wawasan dan kematangan berfikir.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rusnyana (1984:313) yang mengatakan:
“Pengajaran sastra dalam pendidikan siswa dilibatkan kedalam pengalaman agar
mereka mampu mengapreasikan nilai-nilai serta memahami dan mengapresiasi
hubungan sebagai makhluk hidup dengan kholiq-Nya”.
Memperhatikan hal di atas, penyusun berpendapat bahwa, tujuan pengajaran
sastra yaitu agar siswa dapat melakukan penginderaan dan pengimajinasian.
Dengan demikian siswa menjadi temotivasi untuk memahami, menikmati dan
menghargai karya sastra sebagai bagian dari dirinya, “Kegiatan menggauli karya
sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap karya sastra”. Aminudin, (1991: 35)
Untuk mencapai hal tersebut, siswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang
memadai sehingga dapat melakukan pengkajian terhadap unsur-unsur dalam
karya sastra, baik itu puisi, Cerpen atau Roman.
Terdapat beberapa macam teknik pembelajaran yang dikemukakan oleh
Roestiyah (1991: 4) yaitu
1. Teknik Diskusi
2. Teknik kerja kelompok
3. Teknik penemuan ( Discovery )
4. Teknik Simulasi
5. Teknik Teacing
6. Teknik Mikro Teacing
7. Teknik Sumbang Saran / Brain Storning
8. Teknik Inquiry
9. Teknik Eksperimen
10. Teknik Demontrasi
11. Teknik Karya Wisata
12. Teknik Penyajian karya lapangan
13. Teknik Sosio Drama / Bermain Peran / Role Playing
14. Teknik Penyajian Secara Kasus
15. Teknik Penyajian Secara sistem beregu / Team Teacing
16. Teknik Latihan / Drill
17. Teknik Penyajian Dengan Tanya Jawab
18. Teknik Pemberian Tugas dan Resitasi
19. Ceramah
20. Teknik Penyajian dengan interaksi Masa
Salah satu teknik pembelajaran dalam upaya meningkatkan apresiasi
pembelajaran sastra khususnya pembelajaran unsur intrinsik cerita pendek, yaitu
teknik resitasi.
Teknik resitasi yaitu: teknik pembelajaran dengan cara penugasan dan hapalan
yang diucapkan siswa di dalam kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi
(1997: 134) yang menyatakan.
Tugas itu dapat berubah perintah, kemudian siswa mempelajari bersama
temannya atau sendiri, kemudian menyusun laporan / resume. Esok harinya
laporan itu dibacakan di depan kelas. Tugas semacam itu disebut resitasi, yaitu
menyusun laporan sebagai hasil dari materi yang telah dipelajari.
Penerapan teknik resitasi ini didasarkan pada banyak kegiatan pendidikan di
sekolah, apalagi sekarang dituntut kelulusan dari UASBN (Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional), sehingga pembelajaran lebih ditekankan pada latihan
soal-soal, sedangkan pembelajaran prosa yang mendalam sangat sulit diajarkan
di sekolah. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru perlu memberikan tugas-
tugas diluar jam pelajaran sebagai selingan atau variasi teknik penyajian. Tugas-
tugas semacam ini dapat dikerjakan di luar jam pelajaran, di rumah maupun
sebelum pulang sehingga dapat dikerjakan bersama-sama secara kelompok.
Menurut penyusun, teknik resitasi dapat diterapkan dalam pembelajaran unsur
intrinsik sebuah cerita pendek. Pengkajian intrinsik sebuah cerpen rekaan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab proses pengkajian memerlukan
pemahaman yang mendalam, pengimajinasian dan kritis terhadap karya sastra.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ahmadi (1997: 137) yang mengatakan
bahwa “Teknik resitasi ini memiliki kebaikan sebagai teknik penyajian siswa
mengalami dan mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya, maka
pengetahuan itu akan tinggal lama dijiwanya.
Roman pilihan dalam pembelajaran unsur-unsur intrinsik dengan menggunakan
teknik resitasi dapat menggunakan Roman yang Berjudul Kemelut hidup
Ramadhan K.H. Penyusun memilih cerpen tersebut karena unsur-unsur intrinsik
dalam Roman tersebut sangat menarik untuk dikaji dan dipelajari oleh siswa.
Bertolak dari uraian di atas penyusun tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang kajian unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan teknik resitasi pada
siswa kelas XII SMAN Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
4. Perumusan Masalah
Bertolak pada latar belakang di atas penyusun merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup“
karya Ramadhan, K.H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII
SMAN 1 Rajagaluh Tahun pelajaran 2008 /2009
2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup”
Karya Ramadhan K. H yang tidak menggunakan teknik resitasi pada siswa kelas
XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
3) Bagaimana efektivitas teknik resitasi bila dibandingkan dengan teknik non
resitasi dalam pembelajaran unsur intrinsik Roman Kemelut Hidup karya
Ramadhan K. H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII
SMAN 1 Rajagaluh Tahun pelajaran 2008/2009.
5. Pembatasan Masalah
Supaya penelitian ini lebih terarah dalam membahas permasalahan diperlukan
adanya perbatasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Unsur intrinsik yang dijadikan bahan pembelajaran dibatasi pada tema,
amanat dan latar yang terdapat pada Roman Kemelut hidup Ramadhan K. H
2. Keefektifan teknik resitasi dalam pembelajaran Roman Kemelut Hidup karya
Ramadhan K.H dilihat protes kelas eksperimen dan kelas kontrol.
6. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan arah, sasaran, maksud, atau hasil yang ingin
dicapai dalam penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Memberikan gambaran yang jelas tentang pelaksanaan dan pembelajaran
unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup” Karya Ramadhan K.H. Dengan
menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun
Pelajaran 2008/2009
2. Mengetahui hasil pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman Kemelut
Manusia Ramadhan K.H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas
XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
3. Mengetahui sejauh mana efektifitas teknik resitasi bila dibandingkan dengan
teknik non resitasi dalam pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman
“Kemelut Hidup” karya Ramadhan K.H dilihat dari nilai postes kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
7. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil dari penelitian ini di harapkan berguna untuk berbagai pihak, baik
secara teoritis maupun secara praktis, diantaranya sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Secara teoritis diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam upanya
meningkatkan pembelajaran apresiasi cerita pendek dan memberikan
sumbangan pemikiran sebagai perkembangan dunia sastra Indonesia khususnya
pada tataran pembelajaran apresiasi sastra.
2. Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada:
a. Siswa
Memperoleh pembelajaran apresiasi cerita pendek dengan baik, serta dapat
meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya-karya sastra;
b. Guru
Khususnya Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai
imformasi pentingnya menerapkan teknik yang relevan dalam proses belajar
mengajar dalam upanya meningkatkan prestasi belajar siswa;
c. Lembaga
Dapat memberikan konstribusi kepada sekolah untuk berupaya dalam
peningkatan mutu lulusannya dalam dengan jalan melengkapi sarana belajar dan
meningkatkan profesionalisme guru dalam mendidik siswa
d. Penyusun
Memberikan pengalaman berfikir ilmiah melalui penyusunan dan penulisan
Skripsi, sehingga dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan menambah
wawasan dalam bidang pendidikan khususnya bahasa dan sastra Indonesia.
8. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mencapai
tujuan dari penelitian yang dilakukan. Hal itu sejalan dengan pendapat Surakmad
(1994: 131) yang mengatakan, “Cara utama yang digunakan untuk mencapai
tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan
teknik serta alat-alat tertentu setelah penyelidikan memperhitungkan
kewajaranya ditinjau dari tujuan serta situasi penyelidikan”
Sesuai dengan batasan di atas, maka metode yang tepat digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode Resitadi. Ahmad (1997: 13) menjelaskan bahwa, “
Teknik resitasi adalah teknik pemberian tugas pada siswa untuk mengerjakan
sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan siswa dituntut untuk
memberikan laporan hasil yang dicapainya”.
Untuk memberikan keleluasaan pada siswa, tugas yang diberikan oleh guru
dapat dikerjakan diluar jam pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok.
Kelebihan teknik Resitasi, diantaranya:
1) Siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap;
2) Siswa memperoleh pengetahuan, memiliki wawasan pengetahuan serta
keterampilan :
3) Siswa aktif belajar dan termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya :
4) Memupuk inisiatif dan tanggung jawab, dan
5) Memberikan kesadaran pada siswa pentingnya memanfaatkan waktu luang
dengan baik.
Agar teknik resitasi ini efektif, guru perlu memperhatikan beberapa hal:
1) Tujuan yang ingin dicapai dengan penerapan teknik resitasi:
2) Tugas yang diberikan pada siswa harus jelas ;
3) Adanya pengawasan guru, dan
4) Penyiapan evaluasi yang tepat.
Langkah-langkah proses belajar mengajar dengan teknik resitasi;
1) Merumuskan tujuan Kasus dari tugas yang diberikan;
2) Mempertimbangkan apakah pemilihan teknik resitasi ini tepat / sesuai dengan
tujuan yang dirumuskan;
3) Merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dipahami;
4) Menetapkan bentuk resitasi yang akan dilaksanakan, sehingga siswa pasti
mengerjakannya karena bentuknya telah pasti, dan
5) Menyiapkan alat evaluasi;
9. Teknik Penelitian
Data yang dikumpulkan berupa hasil pembelajaran apresiasi Roman Kemelut
Hidup “karya Ramadhan k. H. Dengan menggunakan teknik resitasi. Data
tersebut diperoleh dengan cara mengujicobakan teknik resitasi pada kelas
eksperimen dan teknik non resitasi pada kelas kontrol dalam hal ini teknik
ceramah. Kegiatan ujicoba mengajar tersebut diakhiri dengan pelaksanaan tes
akhir (postes). Hasil kegiatan tes tersebut berupa nilai tes tersebut berupa nilai
tes dari kedua kelas yang menjadi sampel penelitian. Nilai tes tersebut oleh
penyusun dijadikan bahan dalam melakukan penganalisaan.
10. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah merupakan titik tolak yang dijadikan dasar penelitian,
terutama dalam suatu pola pemikiran pemecahan masalah, Pendapat tersebut
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Surakhmad (1994: 107) bahwa dasar
adalah suatu titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik itu.
Adapun anggapan dasar yang penyusun kemukakan dalam penelitian ini adalah:
1) Penelitian karya sastra dapat membantu meningkatkan apresiasi seseorang ;
2) Penelitian unsur-unsur karya sastra merupakan cara untuk mengapresiasi
karya sastra :
3) Hasil kajian terhadap pembelajaran sastra merupakan sumbangan pemikiran
bagi peningkatan prestasi belajar siswa ; dan
4) Penerapan teknik yang dapat merupakan salah satu strategi dalam mencapai
tujuan pembelajaran; CONTOH PROPOSAL SKRIPSI BAHASA INDONESIA
tentang kajian pembelajaran unsur intrinsik roman “kemelut hidup” karya
ramadhan k. h. dengan menggunakan teknik resitasi pada siswa sman 1
rajagaluh tahun pelajaran 2008-2009.
PROPOSAL PENELITIAN
1. Judul Skripsi
kajian pembelajaran unsur intrinsik roman “kemelut hidup” karya ramadhan k. h.
dengan menggunakan teknik resitasi pada siswa sman 1 rajagaluh tahun
pelajaran 2008-2009.
2. Bidang Ilmu
Dikbasasinda ( Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah )
3. Pendahuluan
Hakikat Sastra pada dasarnya adalah segala apa yang ditulis dalam peradaban
atau kebudayaan suatu bangsa. Sastra tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia dan bangsa. Sastra selalu merekam kehidupan manusia.
Sastra merangsang hati dan perasaan kita terhadap kemanusiaan, kehidupan
dan alam sekitar. Kehidupan merupakan jantung sastra. Sastra menjadikan hati
kita memahami dan menghayati kehidupan. Sastra bukan merumuskan dan
mengabstrakan kehidupan tetapi menampilkan dan mengkongkritkanya. Interaksi
budaya yang terjadi di suatu negeri tidak terlepas kajian sastra.
“Apabila karya sastra dianggap tidak berguna, tidak bermanfaat lagi untuk
menafsirkan dan memahami masalah-masalah dunia nyata, maka tentu saja
pengajaran sastra tidak ada gunanya lagi diadakan. Namun jika dapat ditunjukan
bahwa sastra itu mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia nyata,
maka pengajaran sastra harus dipandang sebagai sesuatu yang penting yang
patut menduduki tempat selayaknya” (Rahamanto, 1988:15)
Pengajaran sastra tidak hanya berisikan tentang pengertian sastra, contoh-
contoh nama pengarang dan karyanya tetapi yang lebih penting adalah
mengenal, memahami dan memanfaatkan karya sastra sebagai sarana
penambahan pengalaman, wawasan dan kematangan berfikir.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rusnyana (1984:313) yang mengatakan:
“Pengajaran sastra dalam pendidikan siswa dilibatkan kedalam pengalaman agar
mereka mampu mengapreasikan nilai-nilai serta memahami dan mengapresiasi
hubungan sebagai makhluk hidup dengan kholiq-Nya”.
Memperhatikan hal di atas, penyusun berpendapat bahwa, tujuan pengajaran
sastra yaitu agar siswa dapat melakukan penginderaan dan pengimajinasian.
Dengan demikian siswa menjadi temotivasi untuk memahami, menikmati dan
menghargai karya sastra sebagai bagian dari dirinya, “Kegiatan menggauli karya
sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap karya sastra”. Aminudin, (1991: 35)
Untuk mencapai hal tersebut, siswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang
memadai sehingga dapat melakukan pengkajian terhadap unsur-unsur dalam
karya sastra, baik itu puisi, Cerpen atau Roman.
Terdapat beberapa macam teknik pembelajaran yang dikemukakan oleh
Roestiyah (1991: 4) yaitu
1. Teknik Diskusi
2. Teknik kerja kelompok
3. Teknik penemuan ( Discovery )
4. Teknik Simulasi
5. Teknik Teacing
6. Teknik Mikro Teacing
7. Teknik Sumbang Saran / Brain Storning
8. Teknik Inquiry
9. Teknik Eksperimen
10. Teknik Demontrasi
11. Teknik Karya Wisata
12. Teknik Penyajian karya lapangan
13. Teknik Sosio Drama / Bermain Peran / Role Playing
14. Teknik Penyajian Secara Kasus
15. Teknik Penyajian Secara sistem beregu / Team Teacing
16. Teknik Latihan / Drill
17. Teknik Penyajian Dengan Tanya Jawab
18. Teknik Pemberian Tugas dan Resitasi
19. Ceramah
20. Teknik Penyajian dengan interaksi Masa
Salah satu teknik pembelajaran dalam upaya meningkatkan apresiasi
pembelajaran sastra khususnya pembelajaran unsur intrinsik cerita pendek, yaitu
teknik resitasi.
Teknik resitasi yaitu: teknik pembelajaran dengan cara penugasan dan hapalan
yang diucapkan siswa di dalam kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi
(1997: 134) yang menyatakan.
Tugas itu dapat berubah perintah, kemudian siswa mempelajari bersama
temannya atau sendiri, kemudian menyusun laporan / resume. Esok harinya
laporan itu dibacakan di depan kelas. Tugas semacam itu disebut resitasi, yaitu
menyusun laporan sebagai hasil dari materi yang telah dipelajari.
Penerapan teknik resitasi ini didasarkan pada banyak kegiatan pendidikan di
sekolah, apalagi sekarang dituntut kelulusan dari UASBN (Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional), sehingga pembelajaran lebih ditekankan pada latihan
soal-soal, sedangkan pembelajaran prosa yang mendalam sangat sulit diajarkan
di sekolah. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru perlu memberikan tugas-
tugas diluar jam pelajaran sebagai selingan atau variasi teknik penyajian. Tugas-
tugas semacam ini dapat dikerjakan di luar jam pelajaran, di rumah maupun
sebelum pulang sehingga dapat dikerjakan bersama-sama secara kelompok.
Menurut penyusun, teknik resitasi dapat diterapkan dalam pembelajaran unsur
intrinsik sebuah cerita pendek. Pengkajian intrinsik sebuah cerpen rekaan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab proses pengkajian memerlukan
pemahaman yang mendalam, pengimajinasian dan kritis terhadap karya sastra.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ahmadi (1997: 137) yang mengatakan
bahwa “Teknik resitasi ini memiliki kebaikan sebagai teknik penyajian siswa
mengalami dan mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya, maka
pengetahuan itu akan tinggal lama dijiwanya.
Roman pilihan dalam pembelajaran unsur-unsur intrinsik dengan menggunakan
teknik resitasi dapat menggunakan Roman yang Berjudul Kemelut hidup
Ramadhan K.H. Penyusun memilih cerpen tersebut karena unsur-unsur intrinsik
dalam Roman tersebut sangat menarik untuk dikaji dan dipelajari oleh siswa.
Bertolak dari uraian di atas penyusun tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang kajian unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan teknik resitasi pada
siswa kelas XII SMAN Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
4. Perumusan Masalah
Bertolak pada latar belakang di atas penyusun merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup“
karya Ramadhan, K.H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII
SMAN 1 Rajagaluh Tahun pelajaran 2008 /2009
2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup”
Karya Ramadhan K. H yang tidak menggunakan teknik resitasi pada siswa kelas
XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
3) Bagaimana efektivitas teknik resitasi bila dibandingkan dengan teknik non
resitasi dalam pembelajaran unsur intrinsik Roman Kemelut Hidup karya
Ramadhan K. H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII
SMAN 1 Rajagaluh Tahun pelajaran 2008/2009.
5. Pembatasan Masalah
Supaya penelitian ini lebih terarah dalam membahas permasalahan diperlukan
adanya perbatasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Unsur intrinsik yang dijadikan bahan pembelajaran dibatasi pada tema,
amanat dan latar yang terdapat pada Roman Kemelut hidup Ramadhan K. H
2. Keefektifan teknik resitasi dalam pembelajaran Roman Kemelut Hidup karya
Ramadhan K.H dilihat protes kelas eksperimen dan kelas kontrol.
6. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan arah, sasaran, maksud, atau hasil yang ingin
dicapai dalam penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Memberikan gambaran yang jelas tentang pelaksanaan dan pembelajaran
unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup” Karya Ramadhan K.H. Dengan
menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun
Pelajaran 2008/2009
2. Mengetahui hasil pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman Kemelut
Manusia Ramadhan K.H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas
XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
3. Mengetahui sejauh mana efektifitas teknik resitasi bila dibandingkan dengan
teknik non resitasi dalam pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman
“Kemelut Hidup” karya Ramadhan K.H dilihat dari nilai postes kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
7. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil dari penelitian ini di harapkan berguna untuk berbagai pihak, baik
secara teoritis maupun secara praktis, diantaranya sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Secara teoritis diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam upanya
meningkatkan pembelajaran apresiasi cerita pendek dan memberikan
sumbangan pemikiran sebagai perkembangan dunia sastra Indonesia khususnya
pada tataran pembelajaran apresiasi sastra.
2. Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada:
a. Siswa
Memperoleh pembelajaran apresiasi cerita pendek dengan baik, serta dapat
meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya-karya sastra;
b. Guru
Khususnya Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai
imformasi pentingnya menerapkan teknik yang relevan dalam proses belajar
mengajar dalam upanya meningkatkan prestasi belajar siswa;
c. Lembaga
Dapat memberikan konstribusi kepada sekolah untuk berupaya dalam
peningkatan mutu lulusannya dalam dengan jalan melengkapi sarana belajar dan
meningkatkan profesionalisme guru dalam mendidik siswa
d. Penyusun
Memberikan pengalaman berfikir ilmiah melalui penyusunan dan penulisan
Skripsi, sehingga dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan menambah
wawasan dalam bidang pendidikan khususnya bahasa dan sastra Indonesia.
8. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mencapai
tujuan dari penelitian yang dilakukan. Hal itu sejalan dengan pendapat Surakmad
(1994: 131) yang mengatakan, “Cara utama yang digunakan untuk mencapai
tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan
teknik serta alat-alat tertentu setelah penyelidikan memperhitungkan
kewajaranya ditinjau dari tujuan serta situasi penyelidikan”
Sesuai dengan batasan di atas, maka metode yang tepat digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode Resitadi. Ahmad (1997: 13) menjelaskan bahwa, “
Teknik resitasi adalah teknik pemberian tugas pada siswa untuk mengerjakan
sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan siswa dituntut untuk
memberikan laporan hasil yang dicapainya”.
Untuk memberikan keleluasaan pada siswa, tugas yang diberikan oleh guru
dapat dikerjakan diluar jam pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok.
Kelebihan teknik Resitasi, diantaranya:
1) Siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap;
2) Siswa memperoleh pengetahuan, memiliki wawasan pengetahuan serta
keterampilan :
3) Siswa aktif belajar dan termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya :
4) Memupuk inisiatif dan tanggung jawab, dan
5) Memberikan kesadaran pada siswa pentingnya memanfaatkan waktu luang
dengan baik.
Agar teknik resitasi ini efektif, guru perlu memperhatikan beberapa hal:
1) Tujuan yang ingin dicapai dengan penerapan teknik resitasi:
2) Tugas yang diberikan pada siswa harus jelas ;
3) Adanya pengawasan guru, dan
4) Penyiapan evaluasi yang tepat.
Langkah-langkah proses belajar mengajar dengan teknik resitasi;
1) Merumuskan tujuan Kasus dari tugas yang diberikan;
2) Mempertimbangkan apakah pemilihan teknik resitasi ini tepat / sesuai dengan
tujuan yang dirumuskan;
3) Merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dipahami;
4) Menetapkan bentuk resitasi yang akan dilaksanakan, sehingga siswa pasti
mengerjakannya karena bentuknya telah pasti, dan
5) Menyiapkan alat evaluasi;
9. Teknik Penelitian
Data yang dikumpulkan berupa hasil pembelajaran apresiasi Roman Kemelut
Hidup “karya Ramadhan k. H. Dengan menggunakan teknik resitasi. Data
tersebut diperoleh dengan cara mengujicobakan teknik resitasi pada kelas
eksperimen dan teknik non resitasi pada kelas kontrol dalam hal ini teknik
ceramah. Kegiatan ujicoba mengajar tersebut diakhiri dengan pelaksanaan tes
akhir (postes). Hasil kegiatan tes tersebut berupa nilai tes tersebut berupa nilai
tes dari kedua kelas yang menjadi sampel penelitian. Nilai tes tersebut oleh
penyusun dijadikan bahan dalam melakukan penganalisaan.
10. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah merupakan titik tolak yang dijadikan dasar penelitian,
terutama dalam suatu pola pemikiran pemecahan masalah, Pendapat tersebut
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Surakhmad (1994: 107) bahwa dasar
adalah suatu titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik itu.
Adapun anggapan dasar yang penyusun kemukakan dalam penelitian ini adalah:
1) Penelitian karya sastra dapat membantu meningkatkan apresiasi seseorang ;
2) Penelitian unsur-unsur karya sastra merupakan cara untuk mengapresiasi
karya sastra :
3) Hasil kajian terhadap pembelajaran sastra merupakan sumbangan pemikiran
bagi peningkatan prestasi belajar siswa ; dan
4) Penerapan teknik yang dapat merupakan salah satu strategi dalam mencapai
tujuan pembelajaran; CONTOH PROPOSAL SKRIPSI BAHASA INDONESIA
tentang kajian pembelajaran unsur intrinsik roman “kemelut hidup” karya
ramadhan k. h. dengan menggunakan teknik resitasi pada siswa sman 1
rajagaluh tahun pelajaran 2008-2009.
PROPOSAL PENELITIAN
1. Judul Skripsi
kajian pembelajaran unsur intrinsik roman “kemelut hidup” karya ramadhan k. h.
dengan menggunakan teknik resitasi pada siswa sman 1 rajagaluh tahun
pelajaran 2008-2009.
2. Bidang Ilmu
Dikbasasinda ( Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah )
3. Pendahuluan
Hakikat Sastra pada dasarnya adalah segala apa yang ditulis dalam peradaban
atau kebudayaan suatu bangsa. Sastra tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia dan bangsa. Sastra selalu merekam kehidupan manusia.
Sastra merangsang hati dan perasaan kita terhadap kemanusiaan, kehidupan
dan alam sekitar. Kehidupan merupakan jantung sastra. Sastra menjadikan hati
kita memahami dan menghayati kehidupan. Sastra bukan merumuskan dan
mengabstrakan kehidupan tetapi menampilkan dan mengkongkritkanya. Interaksi
budaya yang terjadi di suatu negeri tidak terlepas kajian sastra.
“Apabila karya sastra dianggap tidak berguna, tidak bermanfaat lagi untuk
menafsirkan dan memahami masalah-masalah dunia nyata, maka tentu saja
pengajaran sastra tidak ada gunanya lagi diadakan. Namun jika dapat ditunjukan
bahwa sastra itu mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia nyata,
maka pengajaran sastra harus dipandang sebagai sesuatu yang penting yang
patut menduduki tempat selayaknya” (Rahamanto, 1988:15)
Pengajaran sastra tidak hanya berisikan tentang pengertian sastra, contoh-
contoh nama pengarang dan karyanya tetapi yang lebih penting adalah
mengenal, memahami dan memanfaatkan karya sastra sebagai sarana
penambahan pengalaman, wawasan dan kematangan berfikir.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rusnyana (1984:313) yang mengatakan:
“Pengajaran sastra dalam pendidikan siswa dilibatkan kedalam pengalaman agar
mereka mampu mengapreasikan nilai-nilai serta memahami dan mengapresiasi
hubungan sebagai makhluk hidup dengan kholiq-Nya”.
Memperhatikan hal di atas, penyusun berpendapat bahwa, tujuan pengajaran
sastra yaitu agar siswa dapat melakukan penginderaan dan pengimajinasian.
Dengan demikian siswa menjadi temotivasi untuk memahami, menikmati dan
menghargai karya sastra sebagai bagian dari dirinya, “Kegiatan menggauli karya
sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap karya sastra”. Aminudin, (1991: 35)
Untuk mencapai hal tersebut, siswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang
memadai sehingga dapat melakukan pengkajian terhadap unsur-unsur dalam
karya sastra, baik itu puisi, Cerpen atau Roman.
Terdapat beberapa macam teknik pembelajaran yang dikemukakan oleh
Roestiyah (1991: 4) yaitu
1. Teknik Diskusi
2. Teknik kerja kelompok
3. Teknik penemuan ( Discovery )
4. Teknik Simulasi
5. Teknik Teacing
6. Teknik Mikro Teacing
7. Teknik Sumbang Saran / Brain Storning
8. Teknik Inquiry
9. Teknik Eksperimen
10. Teknik Demontrasi
11. Teknik Karya Wisata
12. Teknik Penyajian karya lapangan
13. Teknik Sosio Drama / Bermain Peran / Role Playing
14. Teknik Penyajian Secara Kasus
15. Teknik Penyajian Secara sistem beregu / Team Teacing
16. Teknik Latihan / Drill
17. Teknik Penyajian Dengan Tanya Jawab
18. Teknik Pemberian Tugas dan Resitasi
19. Ceramah
20. Teknik Penyajian dengan interaksi Masa
Salah satu teknik pembelajaran dalam upaya meningkatkan apresiasi
pembelajaran sastra khususnya pembelajaran unsur intrinsik cerita pendek, yaitu
teknik resitasi.
Teknik resitasi yaitu: teknik pembelajaran dengan cara penugasan dan hapalan
yang diucapkan siswa di dalam kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi
(1997: 134) yang menyatakan.
Tugas itu dapat berubah perintah, kemudian siswa mempelajari bersama
temannya atau sendiri, kemudian menyusun laporan / resume. Esok harinya
laporan itu dibacakan di depan kelas. Tugas semacam itu disebut resitasi, yaitu
menyusun laporan sebagai hasil dari materi yang telah dipelajari.
Penerapan teknik resitasi ini didasarkan pada banyak kegiatan pendidikan di
sekolah, apalagi sekarang dituntut kelulusan dari UASBN (Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional), sehingga pembelajaran lebih ditekankan pada latihan
soal-soal, sedangkan pembelajaran prosa yang mendalam sangat sulit diajarkan
di sekolah. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru perlu memberikan tugas-
tugas diluar jam pelajaran sebagai selingan atau variasi teknik penyajian. Tugas-
tugas semacam ini dapat dikerjakan di luar jam pelajaran, di rumah maupun
sebelum pulang sehingga dapat dikerjakan bersama-sama secara kelompok.
Menurut penyusun, teknik resitasi dapat diterapkan dalam pembelajaran unsur
intrinsik sebuah cerita pendek. Pengkajian intrinsik sebuah cerpen rekaan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab proses pengkajian memerlukan
pemahaman yang mendalam, pengimajinasian dan kritis terhadap karya sastra.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ahmadi (1997: 137) yang mengatakan
bahwa “Teknik resitasi ini memiliki kebaikan sebagai teknik penyajian siswa
mengalami dan mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya, maka
pengetahuan itu akan tinggal lama dijiwanya.
Roman pilihan dalam pembelajaran unsur-unsur intrinsik dengan menggunakan
teknik resitasi dapat menggunakan Roman yang Berjudul Kemelut hidup
Ramadhan K.H. Penyusun memilih cerpen tersebut karena unsur-unsur intrinsik
dalam Roman tersebut sangat menarik untuk dikaji dan dipelajari oleh siswa.
Bertolak dari uraian di atas penyusun tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang kajian unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan teknik resitasi pada
siswa kelas XII SMAN Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
4. Perumusan Masalah
Bertolak pada latar belakang di atas penyusun merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup“
karya Ramadhan, K.H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII
SMAN 1 Rajagaluh Tahun pelajaran 2008 /2009
2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup”
Karya Ramadhan K. H yang tidak menggunakan teknik resitasi pada siswa kelas
XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
3) Bagaimana efektivitas teknik resitasi bila dibandingkan dengan teknik non
resitasi dalam pembelajaran unsur intrinsik Roman Kemelut Hidup karya
Ramadhan K. H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII
SMAN 1 Rajagaluh Tahun pelajaran 2008/2009.
5. Pembatasan Masalah
Supaya penelitian ini lebih terarah dalam membahas permasalahan diperlukan
adanya perbatasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Unsur intrinsik yang dijadikan bahan pembelajaran dibatasi pada tema,
amanat dan latar yang terdapat pada Roman Kemelut hidup Ramadhan K. H
2. Keefektifan teknik resitasi dalam pembelajaran Roman Kemelut Hidup karya
Ramadhan K.H dilihat protes kelas eksperimen dan kelas kontrol.
6. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan arah, sasaran, maksud, atau hasil yang ingin
dicapai dalam penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Memberikan gambaran yang jelas tentang pelaksanaan dan pembelajaran
unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup” Karya Ramadhan K.H. Dengan
menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun
Pelajaran 2008/2009
2. Mengetahui hasil pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman Kemelut
Manusia Ramadhan K.H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas
XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
3. Mengetahui sejauh mana efektifitas teknik resitasi bila dibandingkan dengan
teknik non resitasi dalam pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman
“Kemelut Hidup” karya Ramadhan K.H dilihat dari nilai postes kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
7. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil dari penelitian ini di harapkan berguna untuk berbagai pihak, baik
secara teoritis maupun secara praktis, diantaranya sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Secara teoritis diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam upanya
meningkatkan pembelajaran apresiasi cerita pendek dan memberikan
sumbangan pemikiran sebagai perkembangan dunia sastra Indonesia khususnya
pada tataran pembelajaran apresiasi sastra.
2. Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada:
a. Siswa
Memperoleh pembelajaran apresiasi cerita pendek dengan baik, serta dapat
meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya-karya sastra;
b. Guru
Khususnya Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai
imformasi pentingnya menerapkan teknik yang relevan dalam proses belajar
mengajar dalam upanya meningkatkan prestasi belajar siswa;
c. Lembaga
Dapat memberikan konstribusi kepada sekolah untuk berupaya dalam
peningkatan mutu lulusannya dalam dengan jalan melengkapi sarana belajar dan
meningkatkan profesionalisme guru dalam mendidik siswa
d. Penyusun
Memberikan pengalaman berfikir ilmiah melalui penyusunan dan penulisan
Skripsi, sehingga dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan menambah
wawasan dalam bidang pendidikan khususnya bahasa dan sastra Indonesia.
8. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mencapai
tujuan dari penelitian yang dilakukan. Hal itu sejalan dengan pendapat Surakmad
(1994: 131) yang mengatakan, “Cara utama yang digunakan untuk mencapai
tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan
teknik serta alat-alat tertentu setelah penyelidikan memperhitungkan
kewajaranya ditinjau dari tujuan serta situasi penyelidikan”
Sesuai dengan batasan di atas, maka metode yang tepat digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode Resitadi. Ahmad (1997: 13) menjelaskan bahwa, “
Teknik resitasi adalah teknik pemberian tugas pada siswa untuk mengerjakan
sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan siswa dituntut untuk
memberikan laporan hasil yang dicapainya”.
Untuk memberikan keleluasaan pada siswa, tugas yang diberikan oleh guru
dapat dikerjakan diluar jam pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok.
Kelebihan teknik Resitasi, diantaranya:
1) Siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap;
2) Siswa memperoleh pengetahuan, memiliki wawasan pengetahuan serta
keterampilan :
3) Siswa aktif belajar dan termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya :
4) Memupuk inisiatif dan tanggung jawab, dan
5) Memberikan kesadaran pada siswa pentingnya memanfaatkan waktu luang
dengan baik.
Agar teknik resitasi ini efektif, guru perlu memperhatikan beberapa hal:
1) Tujuan yang ingin dicapai dengan penerapan teknik resitasi:
2) Tugas yang diberikan pada siswa harus jelas ;
3) Adanya pengawasan guru, dan
4) Penyiapan evaluasi yang tepat.
Langkah-langkah proses belajar mengajar dengan teknik resitasi;
1) Merumuskan tujuan Kasus dari tugas yang diberikan;
2) Mempertimbangkan apakah pemilihan teknik resitasi ini tepat / sesuai dengan
tujuan yang dirumuskan;
3) Merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dipahami;
4) Menetapkan bentuk resitasi yang akan dilaksanakan, sehingga siswa pasti
mengerjakannya karena bentuknya telah pasti, dan
5) Menyiapkan alat evaluasi;
9. Teknik Penelitian
Data yang dikumpulkan berupa hasil pembelajaran apresiasi Roman Kemelut
Hidup “karya Ramadhan k. H. Dengan menggunakan teknik resitasi. Data
tersebut diperoleh dengan cara mengujicobakan teknik resitasi pada kelas
eksperimen dan teknik non resitasi pada kelas kontrol dalam hal ini teknik
ceramah. Kegiatan ujicoba mengajar tersebut diakhiri dengan pelaksanaan tes
akhir (postes). Hasil kegiatan tes tersebut berupa nilai tes tersebut berupa nilai
tes dari kedua kelas yang menjadi sampel penelitian. Nilai tes tersebut oleh
penyusun dijadikan bahan dalam melakukan penganalisaan.
10. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah merupakan titik tolak yang dijadikan dasar penelitian,
terutama dalam suatu pola pemikiran pemecahan masalah, Pendapat tersebut
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Surakhmad (1994: 107) bahwa dasar
adalah suatu titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik itu.
Adapun anggapan dasar yang penyusun kemukakan dalam penelitian ini adalah:
1) Penelitian karya sastra dapat membantu meningkatkan apresiasi seseorang ;
2) Penelitian unsur-unsur karya sastra merupakan cara untuk mengapresiasi
karya sastra :
3) Hasil kajian terhadap pembelajaran sastra merupakan sumbangan pemikiran
bagi peningkatan prestasi belajar siswa ; dan
4) Penerapan teknik yang dapat merupakan salah satu strategi dalam mencapai
tujuan pembelajaran; CONTOH PROPOSAL SKRIPSI BAHASA INDONESIA
tentang kajian pembelajaran unsur intrinsik roman “kemelut hidup” karya
ramadhan k. h. dengan menggunakan teknik resitasi pada siswa sman 1
rajagaluh tahun pelajaran 2008-2009.
PROPOSAL PENELITIAN
1. Judul Skripsi
kajian pembelajaran unsur intrinsik roman “kemelut hidup” karya ramadhan k. h.
dengan menggunakan teknik resitasi pada siswa sman 1 rajagaluh tahun
pelajaran 2008-2009.
2. Bidang Ilmu
Dikbasasinda ( Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah )
3. Pendahuluan
Hakikat Sastra pada dasarnya adalah segala apa yang ditulis dalam peradaban
atau kebudayaan suatu bangsa. Sastra tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia dan bangsa. Sastra selalu merekam kehidupan manusia.
Sastra merangsang hati dan perasaan kita terhadap kemanusiaan, kehidupan
dan alam sekitar. Kehidupan merupakan jantung sastra. Sastra menjadikan hati
kita memahami dan menghayati kehidupan. Sastra bukan merumuskan dan
mengabstrakan kehidupan tetapi menampilkan dan mengkongkritkanya. Interaksi
budaya yang terjadi di suatu negeri tidak terlepas kajian sastra.
“Apabila karya sastra dianggap tidak berguna, tidak bermanfaat lagi untuk
menafsirkan dan memahami masalah-masalah dunia nyata, maka tentu saja
pengajaran sastra tidak ada gunanya lagi diadakan. Namun jika dapat ditunjukan
bahwa sastra itu mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia nyata,
maka pengajaran sastra harus dipandang sebagai sesuatu yang penting yang
patut menduduki tempat selayaknya” (Rahamanto, 1988:15)
Pengajaran sastra tidak hanya berisikan tentang pengertian sastra, contoh-
contoh nama pengarang dan karyanya tetapi yang lebih penting adalah
mengenal, memahami dan memanfaatkan karya sastra sebagai sarana
penambahan pengalaman, wawasan dan kematangan berfikir.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rusnyana (1984:313) yang mengatakan:
“Pengajaran sastra dalam pendidikan siswa dilibatkan kedalam pengalaman agar
mereka mampu mengapreasikan nilai-nilai serta memahami dan mengapresiasi
hubungan sebagai makhluk hidup dengan kholiq-Nya”.
Memperhatikan hal di atas, penyusun berpendapat bahwa, tujuan pengajaran
sastra yaitu agar siswa dapat melakukan penginderaan dan pengimajinasian.
Dengan demikian siswa menjadi temotivasi untuk memahami, menikmati dan
menghargai karya sastra sebagai bagian dari dirinya, “Kegiatan menggauli karya
sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap karya sastra”. Aminudin, (1991: 35)
Untuk mencapai hal tersebut, siswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang
memadai sehingga dapat melakukan pengkajian terhadap unsur-unsur dalam
karya sastra, baik itu puisi, Cerpen atau Roman.
Terdapat beberapa macam teknik pembelajaran yang dikemukakan oleh
Roestiyah (1991: 4) yaitu
1. Teknik Diskusi
2. Teknik kerja kelompok
3. Teknik penemuan ( Discovery )
4. Teknik Simulasi
5. Teknik Teacing
6. Teknik Mikro Teacing
7. Teknik Sumbang Saran / Brain Storning
8. Teknik Inquiry
9. Teknik Eksperimen
10. Teknik Demontrasi
11. Teknik Karya Wisata
12. Teknik Penyajian karya lapangan
13. Teknik Sosio Drama / Bermain Peran / Role Playing
14. Teknik Penyajian Secara Kasus
15. Teknik Penyajian Secara sistem beregu / Team Teacing
16. Teknik Latihan / Drill
17. Teknik Penyajian Dengan Tanya Jawab
18. Teknik Pemberian Tugas dan Resitasi
19. Ceramah
20. Teknik Penyajian dengan interaksi Masa
Salah satu teknik pembelajaran dalam upaya meningkatkan apresiasi
pembelajaran sastra khususnya pembelajaran unsur intrinsik cerita pendek, yaitu
teknik resitasi.
Teknik resitasi yaitu: teknik pembelajaran dengan cara penugasan dan hapalan
yang diucapkan siswa di dalam kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi
(1997: 134) yang menyatakan.
Tugas itu dapat berubah perintah, kemudian siswa mempelajari bersama
temannya atau sendiri, kemudian menyusun laporan / resume. Esok harinya
laporan itu dibacakan di depan kelas. Tugas semacam itu disebut resitasi, yaitu
menyusun laporan sebagai hasil dari materi yang telah dipelajari.
Penerapan teknik resitasi ini didasarkan pada banyak kegiatan pendidikan di
sekolah, apalagi sekarang dituntut kelulusan dari UASBN (Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional), sehingga pembelajaran lebih ditekankan pada latihan
soal-soal, sedangkan pembelajaran prosa yang mendalam sangat sulit diajarkan
di sekolah. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru perlu memberikan tugas-
tugas diluar jam pelajaran sebagai selingan atau variasi teknik penyajian. Tugas-
tugas semacam ini dapat dikerjakan di luar jam pelajaran, di rumah maupun
sebelum pulang sehingga dapat dikerjakan bersama-sama secara kelompok.
Menurut penyusun, teknik resitasi dapat diterapkan dalam pembelajaran unsur
intrinsik sebuah cerita pendek. Pengkajian intrinsik sebuah cerpen rekaan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab proses pengkajian memerlukan
pemahaman yang mendalam, pengimajinasian dan kritis terhadap karya sastra.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ahmadi (1997: 137) yang mengatakan
bahwa “Teknik resitasi ini memiliki kebaikan sebagai teknik penyajian siswa
mengalami dan mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya, maka
pengetahuan itu akan tinggal lama dijiwanya.
Roman pilihan dalam pembelajaran unsur-unsur intrinsik dengan menggunakan
teknik resitasi dapat menggunakan Roman yang Berjudul Kemelut hidup
Ramadhan K.H. Penyusun memilih cerpen tersebut karena unsur-unsur intrinsik
dalam Roman tersebut sangat menarik untuk dikaji dan dipelajari oleh siswa.
Bertolak dari uraian di atas penyusun tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang kajian unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan teknik resitasi pada
siswa kelas XII SMAN Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
4. Perumusan Masalah
Bertolak pada latar belakang di atas penyusun merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup“
karya Ramadhan, K.H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII
SMAN 1 Rajagaluh Tahun pelajaran 2008 /2009
2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup”
Karya Ramadhan K. H yang tidak menggunakan teknik resitasi pada siswa kelas
XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
3) Bagaimana efektivitas teknik resitasi bila dibandingkan dengan teknik non
resitasi dalam pembelajaran unsur intrinsik Roman Kemelut Hidup karya
Ramadhan K. H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII
SMAN 1 Rajagaluh Tahun pelajaran 2008/2009.
5. Pembatasan Masalah
Supaya penelitian ini lebih terarah dalam membahas permasalahan diperlukan
adanya perbatasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Unsur intrinsik yang dijadikan bahan pembelajaran dibatasi pada tema,
amanat dan latar yang terdapat pada Roman Kemelut hidup Ramadhan K. H
2. Keefektifan teknik resitasi dalam pembelajaran Roman Kemelut Hidup karya
Ramadhan K.H dilihat protes kelas eksperimen dan kelas kontrol.
6. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan arah, sasaran, maksud, atau hasil yang ingin
dicapai dalam penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Memberikan gambaran yang jelas tentang pelaksanaan dan pembelajaran
unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup” Karya Ramadhan K.H. Dengan
menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun
Pelajaran 2008/2009
2. Mengetahui hasil pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman Kemelut
Manusia Ramadhan K.H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas
XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
3. Mengetahui sejauh mana efektifitas teknik resitasi bila dibandingkan dengan
teknik non resitasi dalam pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman
“Kemelut Hidup” karya Ramadhan K.H dilihat dari nilai postes kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
7. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil dari penelitian ini di harapkan berguna untuk berbagai pihak, baik
secara teoritis maupun secara praktis, diantaranya sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Secara teoritis diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam upanya
meningkatkan pembelajaran apresiasi cerita pendek dan memberikan
sumbangan pemikiran sebagai perkembangan dunia sastra Indonesia khususnya
pada tataran pembelajaran apresiasi sastra.
2. Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada:
a. Siswa
Memperoleh pembelajaran apresiasi cerita pendek dengan baik, serta dapat
meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya-karya sastra;
b. Guru
Khususnya Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai
imformasi pentingnya menerapkan teknik yang relevan dalam proses belajar
mengajar dalam upanya meningkatkan prestasi belajar siswa;
c. Lembaga
Dapat memberikan konstribusi kepada sekolah untuk berupaya dalam
peningkatan mutu lulusannya dalam dengan jalan melengkapi sarana belajar dan
meningkatkan profesionalisme guru dalam mendidik siswa
d. Penyusun
Memberikan pengalaman berfikir ilmiah melalui penyusunan dan penulisan
Skripsi, sehingga dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan menambah
wawasan dalam bidang pendidikan khususnya bahasa dan sastra Indonesia.
8. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mencapai
tujuan dari penelitian yang dilakukan. Hal itu sejalan dengan pendapat Surakmad
(1994: 131) yang mengatakan, “Cara utama yang digunakan untuk mencapai
tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan
teknik serta alat-alat tertentu setelah penyelidikan memperhitungkan
kewajaranya ditinjau dari tujuan serta situasi penyelidikan”
Sesuai dengan batasan di atas, maka metode yang tepat digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode Resitadi. Ahmad (1997: 13) menjelaskan bahwa, “
Teknik resitasi adalah teknik pemberian tugas pada siswa untuk mengerjakan
sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan siswa dituntut untuk
memberikan laporan hasil yang dicapainya”.
Untuk memberikan keleluasaan pada siswa, tugas yang diberikan oleh guru
dapat dikerjakan diluar jam pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok.
Kelebihan teknik Resitasi, diantaranya:
1) Siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap;
2) Siswa memperoleh pengetahuan, memiliki wawasan pengetahuan serta
keterampilan :
3) Siswa aktif belajar dan termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya :
4) Memupuk inisiatif dan tanggung jawab, dan
5) Memberikan kesadaran pada siswa pentingnya memanfaatkan waktu luang
dengan baik.
Agar teknik resitasi ini efektif, guru perlu memperhatikan beberapa hal:
1) Tujuan yang ingin dicapai dengan penerapan teknik resitasi:
2) Tugas yang diberikan pada siswa harus jelas ;
3) Adanya pengawasan guru, dan
4) Penyiapan evaluasi yang tepat.
Langkah-langkah proses belajar mengajar dengan teknik resitasi;
1) Merumuskan tujuan Kasus dari tugas yang diberikan;
2) Mempertimbangkan apakah pemilihan teknik resitasi ini tepat / sesuai dengan
tujuan yang dirumuskan;
3) Merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dipahami;
4) Menetapkan bentuk resitasi yang akan dilaksanakan, sehingga siswa pasti
mengerjakannya karena bentuknya telah pasti, dan
5) Menyiapkan alat evaluasi;
9. Teknik Penelitian
Data yang dikumpulkan berupa hasil pembelajaran apresiasi Roman Kemelut
Hidup “karya Ramadhan k. H. Dengan menggunakan teknik resitasi. Data
tersebut diperoleh dengan cara mengujicobakan teknik resitasi pada kelas
eksperimen dan teknik non resitasi pada kelas kontrol dalam hal ini teknik
ceramah. Kegiatan ujicoba mengajar tersebut diakhiri dengan pelaksanaan tes
akhir (postes). Hasil kegiatan tes tersebut berupa nilai tes tersebut berupa nilai
tes dari kedua kelas yang menjadi sampel penelitian. Nilai tes tersebut oleh
penyusun dijadikan bahan dalam melakukan penganalisaan.
10. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah merupakan titik tolak yang dijadikan dasar penelitian,
terutama dalam suatu pola pemikiran pemecahan masalah, Pendapat tersebut
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Surakhmad (1994: 107) bahwa dasar
adalah suatu titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik itu.
Adapun anggapan dasar yang penyusun kemukakan dalam penelitian ini adalah:
1) Penelitian karya sastra dapat membantu meningkatkan apresiasi seseorang ;
2) Penelitian unsur-unsur karya sastra merupakan cara untuk mengapresiasi
karya sastra :
3) Hasil kajian terhadap pembelajaran sastra merupakan sumbangan pemikiran
bagi peningkatan prestasi belajar siswa ; dan
4) Penerapan teknik yang dapat merupakan salah satu strategi dalam mencapai
tujuan pembelajaran; CONTOH PROPOSAL SKRIPSI BAHASA INDONESIA
tentang kajian pembelajaran unsur intrinsik roman “kemelut hidup” karya
ramadhan k. h. dengan menggunakan teknik resitasi pada siswa sman 1
rajagaluh tahun pelajaran 2008-2009.
PROPOSAL PENELITIAN
1. Judul Skripsi
kajian pembelajaran unsur intrinsik roman “kemelut hidup” karya ramadhan k. h.
dengan menggunakan teknik resitasi pada siswa sman 1 rajagaluh tahun
pelajaran 2008-2009.
2. Bidang Ilmu
Dikbasasinda ( Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah )
3. Pendahuluan
Hakikat Sastra pada dasarnya adalah segala apa yang ditulis dalam peradaban
atau kebudayaan suatu bangsa. Sastra tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia dan bangsa. Sastra selalu merekam kehidupan manusia.
Sastra merangsang hati dan perasaan kita terhadap kemanusiaan, kehidupan
dan alam sekitar. Kehidupan merupakan jantung sastra. Sastra menjadikan hati
kita memahami dan menghayati kehidupan. Sastra bukan merumuskan dan
mengabstrakan kehidupan tetapi menampilkan dan mengkongkritkanya. Interaksi
budaya yang terjadi di suatu negeri tidak terlepas kajian sastra.
“Apabila karya sastra dianggap tidak berguna, tidak bermanfaat lagi untuk
menafsirkan dan memahami masalah-masalah dunia nyata, maka tentu saja
pengajaran sastra tidak ada gunanya lagi diadakan. Namun jika dapat ditunjukan
bahwa sastra itu mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia nyata,
maka pengajaran sastra harus dipandang sebagai sesuatu yang penting yang
patut menduduki tempat selayaknya” (Rahamanto, 1988:15)
Pengajaran sastra tidak hanya berisikan tentang pengertian sastra, contoh-
contoh nama pengarang dan karyanya tetapi yang lebih penting adalah
mengenal, memahami dan memanfaatkan karya sastra sebagai sarana
penambahan pengalaman, wawasan dan kematangan berfikir.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rusnyana (1984:313) yang mengatakan:
“Pengajaran sastra dalam pendidikan siswa dilibatkan kedalam pengalaman agar
mereka mampu mengapreasikan nilai-nilai serta memahami dan mengapresiasi
hubungan sebagai makhluk hidup dengan kholiq-Nya”.
Memperhatikan hal di atas, penyusun berpendapat bahwa, tujuan pengajaran
sastra yaitu agar siswa dapat melakukan penginderaan dan pengimajinasian.
Dengan demikian siswa menjadi temotivasi untuk memahami, menikmati dan
menghargai karya sastra sebagai bagian dari dirinya, “Kegiatan menggauli karya
sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap karya sastra”. Aminudin, (1991: 35)
Untuk mencapai hal tersebut, siswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang
memadai sehingga dapat melakukan pengkajian terhadap unsur-unsur dalam
karya sastra, baik itu puisi, Cerpen atau Roman.
Terdapat beberapa macam teknik pembelajaran yang dikemukakan oleh
Roestiyah (1991: 4) yaitu
1. Teknik Diskusi
2. Teknik kerja kelompok
3. Teknik penemuan ( Discovery )
4. Teknik Simulasi
5. Teknik Teacing
6. Teknik Mikro Teacing
7. Teknik Sumbang Saran / Brain Storning
8. Teknik Inquiry
9. Teknik Eksperimen
10. Teknik Demontrasi
11. Teknik Karya Wisata
12. Teknik Penyajian karya lapangan
13. Teknik Sosio Drama / Bermain Peran / Role Playing
14. Teknik Penyajian Secara Kasus
15. Teknik Penyajian Secara sistem beregu / Team Teacing
16. Teknik Latihan / Drill
17. Teknik Penyajian Dengan Tanya Jawab
18. Teknik Pemberian Tugas dan Resitasi
19. Ceramah
20. Teknik Penyajian dengan interaksi Masa
Salah satu teknik pembelajaran dalam upaya meningkatkan apresiasi
pembelajaran sastra khususnya pembelajaran unsur intrinsik cerita pendek, yaitu
teknik resitasi.
Teknik resitasi yaitu: teknik pembelajaran dengan cara penugasan dan hapalan
yang diucapkan siswa di dalam kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi
(1997: 134) yang menyatakan.
Tugas itu dapat berubah perintah, kemudian siswa mempelajari bersama
temannya atau sendiri, kemudian menyusun laporan / resume. Esok harinya
laporan itu dibacakan di depan kelas. Tugas semacam itu disebut resitasi, yaitu
menyusun laporan sebagai hasil dari materi yang telah dipelajari.
Penerapan teknik resitasi ini didasarkan pada banyak kegiatan pendidikan di
sekolah, apalagi sekarang dituntut kelulusan dari UASBN (Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional), sehingga pembelajaran lebih ditekankan pada latihan
soal-soal, sedangkan pembelajaran prosa yang mendalam sangat sulit diajarkan
di sekolah. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru perlu memberikan tugas-
tugas diluar jam pelajaran sebagai selingan atau variasi teknik penyajian. Tugas-
tugas semacam ini dapat dikerjakan di luar jam pelajaran, di rumah maupun
sebelum pulang sehingga dapat dikerjakan bersama-sama secara kelompok.
Menurut penyusun, teknik resitasi dapat diterapkan dalam pembelajaran unsur
intrinsik sebuah cerita pendek. Pengkajian intrinsik sebuah cerpen rekaan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab proses pengkajian memerlukan
pemahaman yang mendalam, pengimajinasian dan kritis terhadap karya sastra.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ahmadi (1997: 137) yang mengatakan
bahwa “Teknik resitasi ini memiliki kebaikan sebagai teknik penyajian siswa
mengalami dan mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya, maka
pengetahuan itu akan tinggal lama dijiwanya.
Roman pilihan dalam pembelajaran unsur-unsur intrinsik dengan menggunakan
teknik resitasi dapat menggunakan Roman yang Berjudul Kemelut hidup
Ramadhan K.H. Penyusun memilih cerpen tersebut karena unsur-unsur intrinsik
dalam Roman tersebut sangat menarik untuk dikaji dan dipelajari oleh siswa.
Bertolak dari uraian di atas penyusun tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang kajian unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan teknik resitasi pada
siswa kelas XII SMAN Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
4. Perumusan Masalah
Bertolak pada latar belakang di atas penyusun merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup“
karya Ramadhan, K.H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII
SMAN 1 Rajagaluh Tahun pelajaran 2008 /2009
2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup”
Karya Ramadhan K. H yang tidak menggunakan teknik resitasi pada siswa kelas
XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
3) Bagaimana efektivitas teknik resitasi bila dibandingkan dengan teknik non
resitasi dalam pembelajaran unsur intrinsik Roman Kemelut Hidup karya
Ramadhan K. H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII
SMAN 1 Rajagaluh Tahun pelajaran 2008/2009.
5. Pembatasan Masalah
Supaya penelitian ini lebih terarah dalam membahas permasalahan diperlukan
adanya perbatasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Unsur intrinsik yang dijadikan bahan pembelajaran dibatasi pada tema,
amanat dan latar yang terdapat pada Roman Kemelut hidup Ramadhan K. H
2. Keefektifan teknik resitasi dalam pembelajaran Roman Kemelut Hidup karya
Ramadhan K.H dilihat protes kelas eksperimen dan kelas kontrol.
6. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan arah, sasaran, maksud, atau hasil yang ingin
dicapai dalam penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Memberikan gambaran yang jelas tentang pelaksanaan dan pembelajaran
unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup” Karya Ramadhan K.H. Dengan
menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun
Pelajaran 2008/2009
2. Mengetahui hasil pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman Kemelut
Manusia Ramadhan K.H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas
XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
3. Mengetahui sejauh mana efektifitas teknik resitasi bila dibandingkan dengan
teknik non resitasi dalam pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman
“Kemelut Hidup” karya Ramadhan K.H dilihat dari nilai postes kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
7. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil dari penelitian ini di harapkan berguna untuk berbagai pihak, baik
secara teoritis maupun secara praktis, diantaranya sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Secara teoritis diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam upanya
meningkatkan pembelajaran apresiasi cerita pendek dan memberikan
sumbangan pemikiran sebagai perkembangan dunia sastra Indonesia khususnya
pada tataran pembelajaran apresiasi sastra.
2. Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada:
a. Siswa
Memperoleh pembelajaran apresiasi cerita pendek dengan baik, serta dapat
meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya-karya sastra;
b. Guru
Khususnya Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai
imformasi pentingnya menerapkan teknik yang relevan dalam proses belajar
mengajar dalam upanya meningkatkan prestasi belajar siswa;
c. Lembaga
Dapat memberikan konstribusi kepada sekolah untuk berupaya dalam
peningkatan mutu lulusannya dalam dengan jalan melengkapi sarana belajar dan
meningkatkan profesionalisme guru dalam mendidik siswa
d. Penyusun
Memberikan pengalaman berfikir ilmiah melalui penyusunan dan penulisan
Skripsi, sehingga dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan menambah
wawasan dalam bidang pendidikan khususnya bahasa dan sastra Indonesia.
8. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mencapai
tujuan dari penelitian yang dilakukan. Hal itu sejalan dengan pendapat Surakmad
(1994: 131) yang mengatakan, “Cara utama yang digunakan untuk mencapai
tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan
teknik serta alat-alat tertentu setelah penyelidikan memperhitungkan
kewajaranya ditinjau dari tujuan serta situasi penyelidikan”
Sesuai dengan batasan di atas, maka metode yang tepat digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode Resitadi. Ahmad (1997: 13) menjelaskan bahwa, “
Teknik resitasi adalah teknik pemberian tugas pada siswa untuk mengerjakan
sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan siswa dituntut untuk
memberikan laporan hasil yang dicapainya”.
Untuk memberikan keleluasaan pada siswa, tugas yang diberikan oleh guru
dapat dikerjakan diluar jam pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok.
Kelebihan teknik Resitasi, diantaranya:
1) Siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap;
2) Siswa memperoleh pengetahuan, memiliki wawasan pengetahuan serta
keterampilan :
3) Siswa aktif belajar dan termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya :
4) Memupuk inisiatif dan tanggung jawab, dan
5) Memberikan kesadaran pada siswa pentingnya memanfaatkan waktu luang
dengan baik.
Agar teknik resitasi ini efektif, guru perlu memperhatikan beberapa hal:
1) Tujuan yang ingin dicapai dengan penerapan teknik resitasi:
2) Tugas yang diberikan pada siswa harus jelas ;
3) Adanya pengawasan guru, dan
4) Penyiapan evaluasi yang tepat.
Langkah-langkah proses belajar mengajar dengan teknik resitasi;
1) Merumuskan tujuan Kasus dari tugas yang diberikan;
2) Mempertimbangkan apakah pemilihan teknik resitasi ini tepat / sesuai dengan
tujuan yang dirumuskan;
3) Merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dipahami;
4) Menetapkan bentuk resitasi yang akan dilaksanakan, sehingga siswa pasti
mengerjakannya karena bentuknya telah pasti, dan
5) Menyiapkan alat evaluasi;
9. Teknik Penelitian
Data yang dikumpulkan berupa hasil pembelajaran apresiasi Roman Kemelut
Hidup “karya Ramadhan k. H. Dengan menggunakan teknik resitasi. Data
tersebut diperoleh dengan cara mengujicobakan teknik resitasi pada kelas
eksperimen dan teknik non resitasi pada kelas kontrol dalam hal ini teknik
ceramah. Kegiatan ujicoba mengajar tersebut diakhiri dengan pelaksanaan tes
akhir (postes). Hasil kegiatan tes tersebut berupa nilai tes tersebut berupa nilai
tes dari kedua kelas yang menjadi sampel penelitian. Nilai tes tersebut oleh
penyusun dijadikan bahan dalam melakukan penganalisaan.
10. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah merupakan titik tolak yang dijadikan dasar penelitian,
terutama dalam suatu pola pemikiran pemecahan masalah, Pendapat tersebut
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Surakhmad (1994: 107) bahwa dasar
adalah suatu titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik itu.
Adapun anggapan dasar yang penyusun kemukakan dalam penelitian ini adalah:
1) Penelitian karya sastra dapat membantu meningkatkan apresiasi seseorang ;
2) Penelitian unsur-unsur karya sastra merupakan cara untuk mengapresiasi
karya sastra :
3) Hasil kajian terhadap pembelajaran sastra merupakan sumbangan pemikiran
bagi peningkatan prestasi belajar siswa ; dan
4) Penerapan teknik yang dapat merupakan salah satu strategi dalam mencapai
tujuan pembelajaran; CONTOH PROPOSAL SKRIPSI BAHASA INDONESIA
tentang kajian pembelajaran unsur intrinsik roman “kemelut hidup” karya
ramadhan k. h. dengan menggunakan teknik resitasi pada siswa sman 1
rajagaluh tahun pelajaran 2008-2009.
PROPOSAL PENELITIAN
1. Judul Skripsi
kajian pembelajaran unsur intrinsik roman “kemelut hidup” karya ramadhan k. h.
dengan menggunakan teknik resitasi pada siswa sman 1 rajagaluh tahun
pelajaran 2008-2009.
2. Bidang Ilmu
Dikbasasinda ( Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah )
3. Pendahuluan
Hakikat Sastra pada dasarnya adalah segala apa yang ditulis dalam peradaban
atau kebudayaan suatu bangsa. Sastra tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia dan bangsa. Sastra selalu merekam kehidupan manusia.
Sastra merangsang hati dan perasaan kita terhadap kemanusiaan, kehidupan
dan alam sekitar. Kehidupan merupakan jantung sastra. Sastra menjadikan hati
kita memahami dan menghayati kehidupan. Sastra bukan merumuskan dan
mengabstrakan kehidupan tetapi menampilkan dan mengkongkritkanya. Interaksi
budaya yang terjadi di suatu negeri tidak terlepas kajian sastra.
“Apabila karya sastra dianggap tidak berguna, tidak bermanfaat lagi untuk
menafsirkan dan memahami masalah-masalah dunia nyata, maka tentu saja
pengajaran sastra tidak ada gunanya lagi diadakan. Namun jika dapat ditunjukan
bahwa sastra itu mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia nyata,
maka pengajaran sastra harus dipandang sebagai sesuatu yang penting yang
patut menduduki tempat selayaknya” (Rahamanto, 1988:15)
Pengajaran sastra tidak hanya berisikan tentang pengertian sastra, contoh-
contoh nama pengarang dan karyanya tetapi yang lebih penting adalah
mengenal, memahami dan memanfaatkan karya sastra sebagai sarana
penambahan pengalaman, wawasan dan kematangan berfikir.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rusnyana (1984:313) yang mengatakan:
“Pengajaran sastra dalam pendidikan siswa dilibatkan kedalam pengalaman agar
mereka mampu mengapreasikan nilai-nilai serta memahami dan mengapresiasi
hubungan sebagai makhluk hidup dengan kholiq-Nya”.
Memperhatikan hal di atas, penyusun berpendapat bahwa, tujuan pengajaran
sastra yaitu agar siswa dapat melakukan penginderaan dan pengimajinasian.
Dengan demikian siswa menjadi temotivasi untuk memahami, menikmati dan
menghargai karya sastra sebagai bagian dari dirinya, “Kegiatan menggauli karya
sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap karya sastra”. Aminudin, (1991: 35)
Untuk mencapai hal tersebut, siswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang
memadai sehingga dapat melakukan pengkajian terhadap unsur-unsur dalam
karya sastra, baik itu puisi, Cerpen atau Roman.
Terdapat beberapa macam teknik pembelajaran yang dikemukakan oleh
Roestiyah (1991: 4) yaitu
1. Teknik Diskusi
2. Teknik kerja kelompok
3. Teknik penemuan ( Discovery )
4. Teknik Simulasi
5. Teknik Teacing
6. Teknik Mikro Teacing
7. Teknik Sumbang Saran / Brain Storning
8. Teknik Inquiry
9. Teknik Eksperimen
10. Teknik Demontrasi
11. Teknik Karya Wisata
12. Teknik Penyajian karya lapangan
13. Teknik Sosio Drama / Bermain Peran / Role Playing
14. Teknik Penyajian Secara Kasus
15. Teknik Penyajian Secara sistem beregu / Team Teacing
16. Teknik Latihan / Drill
17. Teknik Penyajian Dengan Tanya Jawab
18. Teknik Pemberian Tugas dan Resitasi
19. Ceramah
20. Teknik Penyajian dengan interaksi Masa
Salah satu teknik pembelajaran dalam upaya meningkatkan apresiasi
pembelajaran sastra khususnya pembelajaran unsur intrinsik cerita pendek, yaitu
teknik resitasi.
Teknik resitasi yaitu: teknik pembelajaran dengan cara penugasan dan hapalan
yang diucapkan siswa di dalam kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi
(1997: 134) yang menyatakan.
Tugas itu dapat berubah perintah, kemudian siswa mempelajari bersama
temannya atau sendiri, kemudian menyusun laporan / resume. Esok harinya
laporan itu dibacakan di depan kelas. Tugas semacam itu disebut resitasi, yaitu
menyusun laporan sebagai hasil dari materi yang telah dipelajari.
Penerapan teknik resitasi ini didasarkan pada banyak kegiatan pendidikan di
sekolah, apalagi sekarang dituntut kelulusan dari UASBN (Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional), sehingga pembelajaran lebih ditekankan pada latihan
soal-soal, sedangkan pembelajaran prosa yang mendalam sangat sulit diajarkan
di sekolah. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru perlu memberikan tugas-
tugas diluar jam pelajaran sebagai selingan atau variasi teknik penyajian. Tugas-
tugas semacam ini dapat dikerjakan di luar jam pelajaran, di rumah maupun
sebelum pulang sehingga dapat dikerjakan bersama-sama secara kelompok.
Menurut penyusun, teknik resitasi dapat diterapkan dalam pembelajaran unsur
intrinsik sebuah cerita pendek. Pengkajian intrinsik sebuah cerpen rekaan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab proses pengkajian memerlukan
pemahaman yang mendalam, pengimajinasian dan kritis terhadap karya sastra.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ahmadi (1997: 137) yang mengatakan
bahwa “Teknik resitasi ini memiliki kebaikan sebagai teknik penyajian siswa
mengalami dan mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya, maka
pengetahuan itu akan tinggal lama dijiwanya.
Roman pilihan dalam pembelajaran unsur-unsur intrinsik dengan menggunakan
teknik resitasi dapat menggunakan Roman yang Berjudul Kemelut hidup
Ramadhan K.H. Penyusun memilih cerpen tersebut karena unsur-unsur intrinsik
dalam Roman tersebut sangat menarik untuk dikaji dan dipelajari oleh siswa.
Bertolak dari uraian di atas penyusun tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang kajian unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan teknik resitasi pada
siswa kelas XII SMAN Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
4. Perumusan Masalah
Bertolak pada latar belakang di atas penyusun merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup“
karya Ramadhan, K.H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII
SMAN 1 Rajagaluh Tahun pelajaran 2008 /2009
2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup”
Karya Ramadhan K. H yang tidak menggunakan teknik resitasi pada siswa kelas
XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
3) Bagaimana efektivitas teknik resitasi bila dibandingkan dengan teknik non
resitasi dalam pembelajaran unsur intrinsik Roman Kemelut Hidup karya
Ramadhan K. H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII
SMAN 1 Rajagaluh Tahun pelajaran 2008/2009.
5. Pembatasan Masalah
Supaya penelitian ini lebih terarah dalam membahas permasalahan diperlukan
adanya perbatasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Unsur intrinsik yang dijadikan bahan pembelajaran dibatasi pada tema,
amanat dan latar yang terdapat pada Roman Kemelut hidup Ramadhan K. H
2. Keefektifan teknik resitasi dalam pembelajaran Roman Kemelut Hidup karya
Ramadhan K.H dilihat protes kelas eksperimen dan kelas kontrol.
6. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan arah, sasaran, maksud, atau hasil yang ingin
dicapai dalam penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Memberikan gambaran yang jelas tentang pelaksanaan dan pembelajaran
unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup” Karya Ramadhan K.H. Dengan
menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun
Pelajaran 2008/2009
2. Mengetahui hasil pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman Kemelut
Manusia Ramadhan K.H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas
XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
3. Mengetahui sejauh mana efektifitas teknik resitasi bila dibandingkan dengan
teknik non resitasi dalam pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman
“Kemelut Hidup” karya Ramadhan K.H dilihat dari nilai postes kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
7. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil dari penelitian ini di harapkan berguna untuk berbagai pihak, baik
secara teoritis maupun secara praktis, diantaranya sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Secara teoritis diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam upanya
meningkatkan pembelajaran apresiasi cerita pendek dan memberikan
sumbangan pemikiran sebagai perkembangan dunia sastra Indonesia khususnya
pada tataran pembelajaran apresiasi sastra.
2. Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada:
a. Siswa
Memperoleh pembelajaran apresiasi cerita pendek dengan baik, serta dapat
meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya-karya sastra;
b. Guru
Khususnya Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai
imformasi pentingnya menerapkan teknik yang relevan dalam proses belajar
mengajar dalam upanya meningkatkan prestasi belajar siswa;
c. Lembaga
Dapat memberikan konstribusi kepada sekolah untuk berupaya dalam
peningkatan mutu lulusannya dalam dengan jalan melengkapi sarana belajar dan
meningkatkan profesionalisme guru dalam mendidik siswa
d. Penyusun
Memberikan pengalaman berfikir ilmiah melalui penyusunan dan penulisan
Skripsi, sehingga dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan menambah
wawasan dalam bidang pendidikan khususnya bahasa dan sastra Indonesia.
8. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mencapai
tujuan dari penelitian yang dilakukan. Hal itu sejalan dengan pendapat Surakmad
(1994: 131) yang mengatakan, “Cara utama yang digunakan untuk mencapai
tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan
teknik serta alat-alat tertentu setelah penyelidikan memperhitungkan
kewajaranya ditinjau dari tujuan serta situasi penyelidikan”
Sesuai dengan batasan di atas, maka metode yang tepat digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode Resitadi. Ahmad (1997: 13) menjelaskan bahwa, “
Teknik resitasi adalah teknik pemberian tugas pada siswa untuk mengerjakan
sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan siswa dituntut untuk
memberikan laporan hasil yang dicapainya”.
Untuk memberikan keleluasaan pada siswa, tugas yang diberikan oleh guru
dapat dikerjakan diluar jam pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok.
Kelebihan teknik Resitasi, diantaranya:
1) Siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap;
2) Siswa memperoleh pengetahuan, memiliki wawasan pengetahuan serta
keterampilan :
3) Siswa aktif belajar dan termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya :
4) Memupuk inisiatif dan tanggung jawab, dan
5) Memberikan kesadaran pada siswa pentingnya memanfaatkan waktu luang
dengan baik.
Agar teknik resitasi ini efektif, guru perlu memperhatikan beberapa hal:
1) Tujuan yang ingin dicapai dengan penerapan teknik resitasi:
2) Tugas yang diberikan pada siswa harus jelas ;
3) Adanya pengawasan guru, dan
4) Penyiapan evaluasi yang tepat.
Langkah-langkah proses belajar mengajar dengan teknik resitasi;
1) Merumuskan tujuan Kasus dari tugas yang diberikan;
2) Mempertimbangkan apakah pemilihan teknik resitasi ini tepat / sesuai dengan
tujuan yang dirumuskan;
3) Merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dipahami;
4) Menetapkan bentuk resitasi yang akan dilaksanakan, sehingga siswa pasti
mengerjakannya karena bentuknya telah pasti, dan
5) Menyiapkan alat evaluasi;
9. Teknik Penelitian
Data yang dikumpulkan berupa hasil pembelajaran apresiasi Roman Kemelut
Hidup “karya Ramadhan k. H. Dengan menggunakan teknik resitasi. Data
tersebut diperoleh dengan cara mengujicobakan teknik resitasi pada kelas
eksperimen dan teknik non resitasi pada kelas kontrol dalam hal ini teknik
ceramah. Kegiatan ujicoba mengajar tersebut diakhiri dengan pelaksanaan tes
akhir (postes). Hasil kegiatan tes tersebut berupa nilai tes tersebut berupa nilai
tes dari kedua kelas yang menjadi sampel penelitian. Nilai tes tersebut oleh
penyusun dijadikan bahan dalam melakukan penganalisaan.
10. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah merupakan titik tolak yang dijadikan dasar penelitian,
terutama dalam suatu pola pemikiran pemecahan masalah, Pendapat tersebut
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Surakhmad (1994: 107) bahwa dasar
adalah suatu titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik itu.
Adapun anggapan dasar yang penyusun kemukakan dalam penelitian ini adalah:
1) Penelitian karya sastra dapat membantu meningkatkan apresiasi seseorang ;
2) Penelitian unsur-unsur karya sastra merupakan cara untuk mengapresiasi
karya sastra :
3) Hasil kajian terhadap pembelajaran sastra merupakan sumbangan pemikiran
bagi peningkatan prestasi belajar siswa ; dan
4) Penerapan teknik yang dapat merupakan salah satu strategi dalam mencapai
tujuan pembelajaran; CONTOH PROPOSAL SKRIPSI BAHASA INDONESIA
tentang kajian pembelajaran unsur intrinsik roman “kemelut hidup” karya
ramadhan k. h. dengan menggunakan teknik resitasi pada siswa sman 1
rajagaluh tahun pelajaran 2008-2009.
PROPOSAL PENELITIAN
1. Judul Skripsi
kajian pembelajaran unsur intrinsik roman “kemelut hidup” karya ramadhan k. h.
dengan menggunakan teknik resitasi pada siswa sman 1 rajagaluh tahun
pelajaran 2008-2009.
2. Bidang Ilmu
Dikbasasinda ( Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah )
3. Pendahuluan
Hakikat Sastra pada dasarnya adalah segala apa yang ditulis dalam peradaban
atau kebudayaan suatu bangsa. Sastra tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia dan bangsa. Sastra selalu merekam kehidupan manusia.
Sastra merangsang hati dan perasaan kita terhadap kemanusiaan, kehidupan
dan alam sekitar. Kehidupan merupakan jantung sastra. Sastra menjadikan hati
kita memahami dan menghayati kehidupan. Sastra bukan merumuskan dan
mengabstrakan kehidupan tetapi menampilkan dan mengkongkritkanya. Interaksi
budaya yang terjadi di suatu negeri tidak terlepas kajian sastra.
“Apabila karya sastra dianggap tidak berguna, tidak bermanfaat lagi untuk
menafsirkan dan memahami masalah-masalah dunia nyata, maka tentu saja
pengajaran sastra tidak ada gunanya lagi diadakan. Namun jika dapat ditunjukan
bahwa sastra itu mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia nyata,
maka pengajaran sastra harus dipandang sebagai sesuatu yang penting yang
patut menduduki tempat selayaknya” (Rahamanto, 1988:15)
Pengajaran sastra tidak hanya berisikan tentang pengertian sastra, contoh-
contoh nama pengarang dan karyanya tetapi yang lebih penting adalah
mengenal, memahami dan memanfaatkan karya sastra sebagai sarana
penambahan pengalaman, wawasan dan kematangan berfikir.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rusnyana (1984:313) yang mengatakan:
“Pengajaran sastra dalam pendidikan siswa dilibatkan kedalam pengalaman agar
mereka mampu mengapreasikan nilai-nilai serta memahami dan mengapresiasi
hubungan sebagai makhluk hidup dengan kholiq-Nya”.
Memperhatikan hal di atas, penyusun berpendapat bahwa, tujuan pengajaran
sastra yaitu agar siswa dapat melakukan penginderaan dan pengimajinasian.
Dengan demikian siswa menjadi temotivasi untuk memahami, menikmati dan
menghargai karya sastra sebagai bagian dari dirinya, “Kegiatan menggauli karya
sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap karya sastra”. Aminudin, (1991: 35)
Untuk mencapai hal tersebut, siswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang
memadai sehingga dapat melakukan pengkajian terhadap unsur-unsur dalam
karya sastra, baik itu puisi, Cerpen atau Roman.
Terdapat beberapa macam teknik pembelajaran yang dikemukakan oleh
Roestiyah (1991: 4) yaitu
1. Teknik Diskusi
2. Teknik kerja kelompok
3. Teknik penemuan ( Discovery )
4. Teknik Simulasi
5. Teknik Teacing
6. Teknik Mikro Teacing
7. Teknik Sumbang Saran / Brain Storning
8. Teknik Inquiry
9. Teknik Eksperimen
10. Teknik Demontrasi
11. Teknik Karya Wisata
12. Teknik Penyajian karya lapangan
13. Teknik Sosio Drama / Bermain Peran / Role Playing
14. Teknik Penyajian Secara Kasus
15. Teknik Penyajian Secara sistem beregu / Team Teacing
16. Teknik Latihan / Drill
17. Teknik Penyajian Dengan Tanya Jawab
18. Teknik Pemberian Tugas dan Resitasi
19. Ceramah
20. Teknik Penyajian dengan interaksi Masa
Salah satu teknik pembelajaran dalam upaya meningkatkan apresiasi
pembelajaran sastra khususnya pembelajaran unsur intrinsik cerita pendek, yaitu
teknik resitasi.
Teknik resitasi yaitu: teknik pembelajaran dengan cara penugasan dan hapalan
yang diucapkan siswa di dalam kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi
(1997: 134) yang menyatakan.
Tugas itu dapat berubah perintah, kemudian siswa mempelajari bersama
temannya atau sendiri, kemudian menyusun laporan / resume. Esok harinya
laporan itu dibacakan di depan kelas. Tugas semacam itu disebut resitasi, yaitu
menyusun laporan sebagai hasil dari materi yang telah dipelajari.
Penerapan teknik resitasi ini didasarkan pada banyak kegiatan pendidikan di
sekolah, apalagi sekarang dituntut kelulusan dari UASBN (Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional), sehingga pembelajaran lebih ditekankan pada latihan
soal-soal, sedangkan pembelajaran prosa yang mendalam sangat sulit diajarkan
di sekolah. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru perlu memberikan tugas-
tugas diluar jam pelajaran sebagai selingan atau variasi teknik penyajian. Tugas-
tugas semacam ini dapat dikerjakan di luar jam pelajaran, di rumah maupun
sebelum pulang sehingga dapat dikerjakan bersama-sama secara kelompok.
Menurut penyusun, teknik resitasi dapat diterapkan dalam pembelajaran unsur
intrinsik sebuah cerita pendek. Pengkajian intrinsik sebuah cerpen rekaan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab proses pengkajian memerlukan
pemahaman yang mendalam, pengimajinasian dan kritis terhadap karya sastra.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ahmadi (1997: 137) yang mengatakan
bahwa “Teknik resitasi ini memiliki kebaikan sebagai teknik penyajian siswa
mengalami dan mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya, maka
pengetahuan itu akan tinggal lama dijiwanya.
Roman pilihan dalam pembelajaran unsur-unsur intrinsik dengan menggunakan
teknik resitasi dapat menggunakan Roman yang Berjudul Kemelut hidup
Ramadhan K.H. Penyusun memilih cerpen tersebut karena unsur-unsur intrinsik
dalam Roman tersebut sangat menarik untuk dikaji dan dipelajari oleh siswa.
Bertolak dari uraian di atas penyusun tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang kajian unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan teknik resitasi pada
siswa kelas XII SMAN Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
4. Perumusan Masalah
Bertolak pada latar belakang di atas penyusun merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup“
karya Ramadhan, K.H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII
SMAN 1 Rajagaluh Tahun pelajaran 2008 /2009
2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup”
Karya Ramadhan K. H yang tidak menggunakan teknik resitasi pada siswa kelas
XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
3) Bagaimana efektivitas teknik resitasi bila dibandingkan dengan teknik non
resitasi dalam pembelajaran unsur intrinsik Roman Kemelut Hidup karya
Ramadhan K. H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII
SMAN 1 Rajagaluh Tahun pelajaran 2008/2009.
5. Pembatasan Masalah
Supaya penelitian ini lebih terarah dalam membahas permasalahan diperlukan
adanya perbatasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Unsur intrinsik yang dijadikan bahan pembelajaran dibatasi pada tema,
amanat dan latar yang terdapat pada Roman Kemelut hidup Ramadhan K. H
2. Keefektifan teknik resitasi dalam pembelajaran Roman Kemelut Hidup karya
Ramadhan K.H dilihat protes kelas eksperimen dan kelas kontrol.
6. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan arah, sasaran, maksud, atau hasil yang ingin
dicapai dalam penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Memberikan gambaran yang jelas tentang pelaksanaan dan pembelajaran
unsur intrinsik Roman “Kemelut Hidup” Karya Ramadhan K.H. Dengan
menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun
Pelajaran 2008/2009
2. Mengetahui hasil pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman Kemelut
Manusia Ramadhan K.H dengan menggunakan teknis resitasi pada siswa kelas
XII SMAN 1 Rajagaluh Tahun Pelajaran 2008/2009
3. Mengetahui sejauh mana efektifitas teknik resitasi bila dibandingkan dengan
teknik non resitasi dalam pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik Roman
“Kemelut Hidup” karya Ramadhan K.H dilihat dari nilai postes kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
7. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil dari penelitian ini di harapkan berguna untuk berbagai pihak, baik
secara teoritis maupun secara praktis, diantaranya sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Secara teoritis diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam upanya
meningkatkan pembelajaran apresiasi cerita pendek dan memberikan
sumbangan pemikiran sebagai perkembangan dunia sastra Indonesia khususnya
pada tataran pembelajaran apresiasi sastra.
2. Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada:
a. Siswa
Memperoleh pembelajaran apresiasi cerita pendek dengan baik, serta dapat
meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya-karya sastra;
b. Guru
Khususnya Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai
imformasi pentingnya menerapkan teknik yang relevan dalam proses belajar
mengajar dalam upanya meningkatkan prestasi belajar siswa;
c. Lembaga
Dapat memberikan konstribusi kepada sekolah untuk berupaya dalam
peningkatan mutu lulusannya dalam dengan jalan melengkapi sarana belajar dan
meningkatkan profesionalisme guru dalam mendidik siswa
d. Penyusun
Memberikan pengalaman berfikir ilmiah melalui penyusunan dan penulisan
Skripsi, sehingga dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan menambah
wawasan dalam bidang pendidikan khususnya bahasa dan sastra Indonesia.
8. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mencapai
tujuan dari penelitian yang dilakukan. Hal itu sejalan dengan pendapat Surakmad
(1994: 131) yang mengatakan, “Cara utama yang digunakan untuk mencapai
tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan
teknik serta alat-alat tertentu setelah penyelidikan memperhitungkan
kewajaranya ditinjau dari tujuan serta situasi penyelidikan”
Sesuai dengan batasan di atas, maka metode yang tepat digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode Resitadi. Ahmad (1997: 13) menjelaskan bahwa, “
Teknik resitasi adalah teknik pemberian tugas pada siswa untuk mengerjakan
sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan siswa dituntut untuk
memberikan laporan hasil yang dicapainya”.
Untuk memberikan keleluasaan pada siswa, tugas yang diberikan oleh guru
dapat dikerjakan diluar jam pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok.
Kelebihan teknik Resitasi, diantaranya:
1) Siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap;
2) Siswa memperoleh pengetahuan, memiliki wawasan pengetahuan serta
keterampilan :
3) Siswa aktif belajar dan termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya :
4) Memupuk inisiatif dan tanggung jawab, dan
5) Memberikan kesadaran pada siswa pentingnya memanfaatkan waktu luang
dengan baik.
Agar teknik resitasi ini efektif, guru perlu memperhatikan beberapa hal:
1) Tujuan yang ingin dicapai dengan penerapan teknik resitasi:
2) Tugas yang diberikan pada siswa harus jelas ;
3) Adanya pengawasan guru, dan
4) Penyiapan evaluasi yang tepat.
Langkah-langkah proses belajar mengajar dengan teknik resitasi;
1) Merumuskan tujuan Kasus dari tugas yang diberikan;
2) Mempertimbangkan apakah pemilihan teknik resitasi ini tepat / sesuai dengan
tujuan yang dirumuskan;
3) Merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dipahami;
4) Menetapkan bentuk resitasi yang akan dilaksanakan, sehingga siswa pasti
mengerjakannya karena bentuknya telah pasti, dan
5) Menyiapkan alat evaluasi;
9. Teknik Penelitian
Data yang dikumpulkan berupa hasil pembelajaran apresiasi Roman Kemelut
Hidup “karya Ramadhan k. H. Dengan menggunakan teknik resitasi. Data
tersebut diperoleh dengan cara mengujicobakan teknik resitasi pada kelas
eksperimen dan teknik non resitasi pada kelas kontrol dalam hal ini teknik
ceramah. Kegiatan ujicoba mengajar tersebut diakhiri dengan pelaksanaan tes
akhir (postes). Hasil kegiatan tes tersebut berupa nilai tes tersebut berupa nilai
tes dari kedua kelas yang menjadi sampel penelitian. Nilai tes tersebut oleh
penyusun dijadikan bahan dalam melakukan penganalisaan.
10. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah merupakan titik tolak yang dijadikan dasar penelitian,
terutama dalam suatu pola pemikiran pemecahan masalah, Pendapat tersebut
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Surakhmad (1994: 107) bahwa dasar
adalah suatu titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik itu.
Adapun anggapan dasar yang penyusun kemukakan dalam penelitian ini adalah:
1) Penelitian karya sastra dapat membantu meningkatkan apresiasi seseorang ;
2) Penelitian unsur-unsur karya sastra merupakan cara untuk mengapresiasi
karya sastra :
3) Hasil kajian terhadap pembelajaran sastra merupakan sumbangan pemikiran
bagi peningkatan prestasi belajar siswa ; dan
4) Penerapan teknik yang dapat merupakan salah satu strategi dalam mencapai
tujuan pembelajaran;
TE66666666666666666666666666666666666666666666666666666666
Perkembangan Batik pada masa sekarang cukup
menggembirakan, hal ini berdampak positif bagi produsen batik-batik di
berbagai daerah. Permintaan Batik Tulis maupun batik cap sangat tinggi sekali,
walaupun kebutuhan pasar batik tersebut sebagian sudah dipenuhi dengan
tekstil berMotif Batik yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan tekstil yang
bermodal besar. Beberapa pengrajin batik menghendaki untuk pembayaran di
muka agar produksinya bisa lancar dan pembeli akan segera menerima
pesanan yang diminta, hal ini mengingatkan pada masa tahun 70-an dimana
pada waktu itu Pembuatan Batik juga mengalami permintaan yang cukup
lumayan jumlahnya.
1. Dikerjakan dengan menggunakan canting yaitu alat yang terbuat dari
tembaga yang dibentuk bisa menampung malam (lilin batik) dengan memiliki
ujung berupa saluran/pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk
gambar awal pada permukaan kain.
2. Bentuk gambar/desain pada Batik Tulis tidak ada pengulangan yang jelas,
sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis Motif Batik
yang relatif bisa lebih kecil dibandingkan dengan batik cap
3. Gambar Motif Batik Tulis bisa dilihat pada kedua sisi kain nampak lebih rata
(tembus bolak-balik) khusus bagi batik tulis yang halus.
4. Warna dasar kain biasanya lebih muda dibandingkan dengan warna pada
goresan Motif Batik Tulis (batik tulis putihan/tembokan).
5. Setiap potongan gambar (ragam hias) yang diulang pada lembar kain
biasanya tidak akan pernah sama bentuk dan ukurannya. Berbeda dengan
batik cap yang kemungkinannya bisa sama persis antara gambar yang satu
dengan gambar lainnya...
6. Harga jual batik tulis relatif lebih mahal, dikarenakan dari sisi kualitas