bida88.files.wordpress.com file · web viewteori kecerdasan majemuk (multiple intelligences)...
TRANSCRIPT
1
TEORI KECERDASAN MAJEMUK(MULTIPLE INTELLIGENCES)
MAKALAH (REVISI)Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
TEORI BELAJAR
Dosen Pengampu:
Dr. H. AZ. Fanani, M.Ag
Oleh:
ABIDATUL MUTAWADLI’AHNIM : F1.3.2.12.168
KONSENTRASI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2013
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Munculnya Teori Kecerdasan Majemuk
B. Konsep Teori Kecerdasan Majemuk
C. Faktor-Faktor Munculnya Teori Kecerdasan Majemuk
D. Strategi Pembelajaran Dalam Mengembangkan Teori Kecerdasan Majemuk
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap anak pasti mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Kecerdasan yang dimiliki
tersebut tidak saling berhubungan, tetapi masing-masing kecerdasan tersebut berjalan
bersamaan pada setiap anak. Setiap anak mempunyai kadar yang berbeda pada setiap
kecerdasan yang dipunyai, dan kombinasi antara kecerdasan yang ada juga berbeda seperti
wajah kepribadian setiap orang. 1
Dalam proses pembelajaran, pengajaran dan pendidikan yang diberikan kepada anak
didik harus berfokus pada kecerdasan yang dimiliki oleh setiap anak. Sebagai contoh jika
seseorang mempunyai kelebihan dalam hal musik, orang tua atau guru harus mengembangkan
kemampuan tersebut. Perbedaan kecerdasan tiap anak tidak hanya menunjukkan isi dari
kecerdasan tersebut, tetapi juga pada gaya belajar anak dalam menerima pengajaran.
Selama ini sebagian besar pembelajaran hanya mengacu pada kecerdasan berbahasa dan
logis matematis, padahal banyak kecerdasan lain yang jika diperhatikan akan sangat membantu
perkembangan anak. Semakin banyak macam kecerdasan yang berkembang, maka anak akan
segera dengan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan lebih cepat dalam belajar
atau menguasai materi.
Teori kecerdasan majemuk telah menunjukkan bahwa tidak ada strategi atau model
pembelajaran terbaik. Suatu strategi atau model pembelajaran mungkin sangat cocok untuk
beberapa anak didik, tetapi tidak tentu cocok untuk anak didik lainnya. Hal ini berkaitan
dengan jenis kecerdasan yang mereka miliki. Oleh karena itu, seorang pendidik harus
memahami teori kecerdasan majemuk dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
berbagai macam strategi dan model pembelajaran agar semua anak didik terakomodasi
berdasarkan jenis kecerdasan yang mereka miliki sehingga setiap anak didik dapat terlibat
selama proses pembelajaran di sekolah.2
Penulis disini akan membahas tentang Teori Kecerdasan Majemuk (sejarah munculnya,
konsep, faktor-faktor munculnya dan strategi pembelajaran dalam mengembangkannya).
1 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 229.2 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), 15.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Munculnya Teori Kecerdasan Majemuk
Konsep multiple intelligence diperkenalkan pada tahun 1983 oleh Prof. Howard
Gardner pada yaitu seorang psikolog dan profesor utama di Cognition and Education, Harvar
Graduate School of Education dan juga profesor di bidang Neurologi, Boston University
School of Medicine. Konsep ini memiliki esensi bahwa setiap orang adalah unik, Setiap orang
perlu menyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan manusia dan kombinasi-
kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena mempunyai kombinasi kecerdasan yang
berlainan.3
Kebanyakan orang sukses di dunia ini memang tidak memiliki nilai tinggi pada semua
skor, namun orang yang benar-benar sukses seperti Albert Einstein atau Leonardo Da Vincy
itu memiliki kombinasi nilai yang tinggi pada 4 - 5 jenis kecerdasan.
Konsep kecerdasan majemuk atau multiple intelligences berawal dari karya Horward
Gardner dalam buku Frames Of Mind tahun 1983 yang didasarkan atas hasil penelitian selama
beberapa tahun tentang kapasitas kognitif manusia (Human Cognitif Capacities). Gardner
menolak asumsi bahwa kognisi manusia merupakan satu kesatuan dan individu hanya
mempunyai kecerdasan tunggal. Meskipun sebagian besar individu menunjukkan penguasaan
yang berbeda, individu memiliki beberapa kecerdasan dan bergabung menjadi satu kesatuan
membentuk kemampuan pribadi yang cukup tinggi.4
Howard Gardner memperkenalkan sekaligus mempromosikan hasil penelitian Project
Zero di Amerika yang berkaitan dengan kecerdasan ganda. Teorinya menghilangkan
anggapan selama ini tentang kecerdasan manusia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
tidak ada satu kegiatan manusia yang hanya menggunakan satu macam kecerdasan, tetapi
seluruh kecerdasan yang selama ini dianggap antara tujuh sampai dengan sepuluh kecerdasan.
Semua kecerdasan ini bekerja sama sebagai satu kesatuan yang utuh dan terpadu. Komposisi
keterpaduannya tentu saja berbeda-beda pada masing-masing budaya. Namun secara
keseluruhan, semua kecerdasan yang paling menonjol akan mengontrol keceerdasan-
kecerdasan lainnya dalam memecahkan masalah.
3 Ibid; 184 M.Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar Ruz Media, 2011), 238.
5
Gardner menetapkan syarat khusus yang harus dipenuhi oleh setiap kecerdasan agar
dapat dimasukkan dalam teorinya diantaranya adalah5:
1) Setiap kecerdasan dapat dilambangkan misalnya Matematika jelas ada lambang,
Musik ada lambang, kinestetik ada lambang atau irama gerak (seperti: lambaian
tangan, untuk selamat tinggal atau mau tidur dan lain-lain).
2) Setiap kecerdasan mempunyai riwayat perkembangan artinya tidak seperti IQ yang
meyakini bahwa kecerdasan itu mutlak tetap dan sudah ditetapkan saat kelahiran
atau tidak berubah, MI (Multiple Intelligences) percaya bahwa kecerdasan itu
muncul pada titik tertentu dimasa kanak-kanak, mempunyai periode yang
berpotensi untuk berkembang selama rentang hidup dan berisikan pola unik yang
secara berlahan atau cepat semakin merosot seiring dengan semakin tuanya
seseorang.
3) Setiap Kecerdasan rawan terhadap cacat akibat kerusakan atau cedera pada wilayah
otak tertentu. Misalnya orang dengan kerusakan pada Lobus Frontal pada belahan
otak kiri, tidak mampu berbicara atau menulis dengan mudah, namun tanpa
kesulitan dapat menyanyi, melukis dan menari. Orang yang Lobus, Temporalnya
yang kanan yang rusak, mungkin mengalami kesulitan di bidang musik tetapi
dengan mudah mampu bicara, membaca dan menulis. Pasien dengan kerusakan
pada Lobus Oksipital belahan otak kanan mengkin mengalami kesulitan dalam
mengenali wajah, membayangkan atau mengamati detail visual.
4) Setiap kecerdasan mempunyai keadaan akhir berdasar nilai budaya.Artinya tidak
harus Matematis-Logis yang penting atau Spatial atau Musik, atau tergantung
budaya masing-masing misalnya ada kemampun naik kuda, melacak jejak dan lain-
lain dalam budaya tertentu itu sangat penting dan lain-lain.
B. Konsep teori Kecerdasan Majemuk
Berdasarkan teori Gardner, David G. Lazear memberikan petunjuk untuk mengubah
dan meningkatkan kecerdasan-kecerdasan tersebut yang dilengkapi dengan instrumentasinya
dalam pembelajaran. Ia mengembangkan proses pembelajaran di kelas yang memanfaatkan
dan mengembangkankecerdasan ganda pada anak dengan harapan dapat digunakan anak di
luar kelas dalam mengenali dan memahami realitas kehidupan.
5 Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 3.
6
Adapun pokok-pokok pikiran yang dikemukakan Gardner diantaranya:6
1) Manusia mempunyai kemampuan meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya
2) Kecerdasan selain berubah dapat pula diajarkan kepada orang lain
3) Kecerdasan merupakan realitas majemuk yang muncul di bagian-bagian yang berbeda pada
sistem otak atau pikiran manusia
4) Pada tingkat tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh. Artinya, dalam
memecahkan masalah atau tugas tertentu, seluruh macam kecerdasan manusia bekerja
sama, kompak dan terpadu.
5) Kecerdasan terkuat cenderung memimpin atau melatih kecerdasan lainnya yag lebih lemah
Pengertian cerdas menurut Gardner adalah sebagai berikut:7
1) Kecakapan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya
2) Kecakapan untuk mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan
3) Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat di dalam
kehidupannya
Adapun Kecerdasan majemuk atau multiple intelligences adalah suatu kemampuan
ganda untuk memecahkan suatu masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
Titik point kunci kecerdasan adalah sebagai berikut:
1) Setiap orang memiliki 10 kecerdasan
2) Orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang
memadai
3) Berbagai macam kecerdasan ini umumnya bekerja bersama dengan cara yang komplek
4) Banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori
Kecerdasan luar biasa yang dimiliki manusia ada sepuluh, diantaranya adalah:8
1) Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan berbahasa. Manusia dengan bakat
ini mampu mengolah kata-kata dengan baik. Contoh orang-orang dengan bakat ini
adalah jurnalis, ahli orasi atau ahli pidato, dan penulis.
Ciri-ciri orang yang cerdas linguistik:
a) Menyenangi puisi dan cerita-cerita
6 M. Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, 2397 Ibid; 240.8 Martinis Yamin, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2004), 69.
7
b) Senang membaca dan menulis
c) Mudah mengungkapkan perasaan dengan kata-kata, baik lisan maupun tulisan
Adapun tokoh yang terkenal misalnya: Winston Churchil, Soekarno, Cicero,
W.S. Rendra, dan lain-lain.
2) Kecerdasan Logika Matematis
Kecerdasan logika matematis adalah bakat yang dimiliki seseorang untuk
mengolah angka, berhitung, serta memiliki logika matematika yang baik. Contoh
orang-orang dengan bakat ini adalah pecatur profesional, ahli matematika, dan
sebagainya.
Adapun ciri-ciri orang yang cerdas logika-matematis adalah:
a) Menyukai hal-hal yang berhubungan dengan angka dan menghitung
b) Menyukai eksperimen dan pengembangan ilmu pengetahuan terbaru.
c) Menyukai pelajaran matematika dan IPA
d) Senang menganalisa yang dikaitkan dengan logika
Tokoh yang terkenal: Albert Einstein, Thomas Alva Edison, dan lain-lain.
3) Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan musik,
antara lain kemampuan mengingat nada dan bunyi-bunyian menjadi suatu kreasi
musik yang bagus. Misalnya seorang komposer atau pemusik terkenal dunia.
Ciri-ciri orang yang cerdas musikal adalah:
a) Dapat dan senang memainkan alat musik
b) Senang menyanyikan lagu atau mendengarkan musik dimana saja.
c) Peka terhadap nada dan irama
d) Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik.
e) Menyukai pelajaran seni suara
f) Suka bersenandung ataupun mengetukkan jari sesuai irama musik
Tokoh yang terkenal: Mozart, Beethoven, dan lain-lain.
4) Kecerdasan Kinestetik Tubuh
8
Kecerdasan jenis ini adalah kemampuan seseorang dalam menguasai
tubuhnya. Misalnya, kepandaian mengolah tubuh dalam gerak tari, olahraga, atau
seni bela diri. Orang-orang semacam ini memiliki refleks dan kecepatan gerak yang
baik.
Ciri-ciri orang yang cerdas kinestetik antara lain:
a) Menyukai aktifitas olahraga
b) Menyukai gerak tubuh
c) Memikirkan suatu masalah dengan melakukan banyak gerakan
d) Menyukai pelajaran olahraga dan keterampilan
e) Lebih mudah mengingat sesuatu dengan melakukan gerakan daripada melihat
atau mendengar.
Tokoh yang terkenal: Ronaldo, Michael Jordan, Mohamad Ali, Bagong
Kusudiharjo, dan lain-lain.
5) Kecerdasan Visual Spasial
Kecerdasan ini dimiliki oleh orang-orang yang bisa membayangkan bentuk
ruang serta membuat harmonisasi di alam pikirannya dan mewujudkannya dalam
bentuk nyata. Contohnya adalah arsitek, seniman, perencana, serta ahli kecantikan.
Ciri-ciri orang yang cerdas visual-spasial antara lain:
a) Menyukai bidang seni rupa (lukisan, patung, dan lain-lain)
b) Dapat mengembangkan gambaran suatu ruang dari beberapa sudut yang berbeda.
c) Menyukai bacaan yang penuh oleh gambar-gambar berwarna.
d) Senang merekam peristiwa atau kejadian dengan video kamera
Tokoh yang terkenal: Pablo Picaso, Michael AngeloRaden Saleh, Affandi,
dan lain-lain.
6) Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan jenis ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh orang-orang
untuk mempengaruhi orang lain, mendengarkan dengan empati, serta kemampuan
meyakinkan dan menyemangati orang lain. Contohnya ialah seorang motivator,
guru, dan sebagainya.
Ciri-ciri cerdas interpersonal (cerdas sosial) adalah:
9
a) Menyukai pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain atau dalam
kelompok
b) Menyenangi permainan yang melibatkan banyak peserta
c) Pandai berkomunikasi bahkan memanipulasi
d) Jika mempunyai masalah, mereka senang membicarakannya dengan orang lain
e) Banyak orang lain yang datang minta pendapat kepadanya, karena ia dapat
bersimpati kepada mereka
Tokoh yang terkenal: Mahatma Gandhi, Mother Theresia, Khomeini dan
lain-lain.
7) Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan manusia untuk
merenungkan arti kehidupan, arti kebijaksanaan, serta kemampuan untuk membuat
analisis sosial dan berpikir filosofis. Orang-orang dengan bakat ini akan mampu
mendengarkan dan memberi nasihat pada orang lain. Contoh orang yang memiliki
kecerdasan ini adalah para filosof seperti Plato, Aristoteles, Sigmund Freud dan
sebagainya.9
Ciri-ciri cerdas intrapersonal (cerdas diri) adalah:
a) Memiliki buku catatan harian untuk mengungkapkan perasaannya
b) Sensitif terhadap nilai diri
c) Menyadari akan kelebihan dan kekurangannya sendiri
d) Lebih senang menikmati rekreasi sendirian, misalnya : memancing atau menyepi
ke pegunungan
e) Menentukan dan memutuskan sendiri langkah yang akan dipilih
8) Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kepekaan yang dimiliki oleh orang-orang
terhadap alam, tumbuhan, hewan, dan fenomena alam lainnya. Kecerdasan ini
biasanya dimiliki oleh para aktifis lingkungan seperti Steve Job, Ambrosius
Ruwindrijarto, Charles Darwin, Harun Yahya, Madame Curie dan sebagainya.
Ciri-ciri cerdas naturalis adalah:
9 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000), 39.
10
a) Senang memelihara binatang dan merawat tanaman
b) Mempunyai minat besar terhadap pengetahuan tentang kehidupan flora dan
fauna
c) Menyukai kegiatan yang berhubungan dengan alam, seperti berkebun dan
memancing.
d) Menyukai pelajaran biologi
e) Mempunyai perhatian besar terhadap masalah lingkunan hidup, konservasi
alam, dan lain-lain
9) Kecerdasan Spiritual/Eksistensial
Kecerdasan jenis ini adalah kemampuan manusia dalam menerjemahkan
agama dan kepercayaannya ke dalam kehidupannya. Orang-orang jenis ini memiliki
kedekatan dengan Sang Pencipta, sesuai dengan iman dan kepercayaan yang
dianutnya. Kecerdasan seperti ini biasanya dimiliki oleh para pemuka agama,
seperti ustad, pendeta, biksu, dan sebagainya.10
10) Kecerdasan Moral
Kecerdasan moral merupakan kemampuan manusia untuk menjalani
kehidupan yang baik sesuai dengan moral yang diyakininya. Orang-orang yang
memiliki kecerdasan moral memiliki kepekaan terhadap kultur dan budaya.
Misalnya kepala suku pedalaman suatu daerah.
C. Faktor-Faktor Munculnya Teori Kecerdasan Majemuk
1) Memiliki dasar biologis
Kecenderungan untuk mengetahui dan memcahkan masalah merupakan sifat dasar
biologis manusia, misalnya: gerak tubuh, berkomunikasi dengan orag lain, berimajinasi
sendiri, menggunakan ritme dan suara, dan lain-lain.
2) Bersifat universal bagi spesies manusia
Setiap cara untuk memahami sesuatu selalu ada pada setiap budaya, tidak peduli
kondisi sosio-ekonomi dan pendidikannya. Jadi kecerdasan ini berakar pada keberadaan
spesies manusia.
3) Nilai budaya suatu keterampilan
10 Ibid; 56.
11
Cara untuk memahami sesuatu didukung oleh budaya manusia dan merupakan hal
yang harus diteruskan kepada generasi penerus. Contoh: pengembangan bahasa bisa berupa
tulisan pada suatu budaya hiroglief pada budaya lain, pesan-pesan lisan dan bahasa-bahasa
tanda pada budaya lain pula.
4) Memiliki basis neurologi
Setiap kecerdasan memiliki bagian tertentu pada otak sebagai puasat kerjanya dan
yang dapat diaktifkan oleh informasi eksternal maupun internal.
5) Dapat dinyatakan dalam bentuk simbol
Setiap kecerdasan dapat dinyatakan dalam bentuk symbol atau tanda-tanda tertentu.
Misalnya, symbol kata, gambar, musik, angka dan lain-lain. Adanya symbol-simbol
tersebut merupakan kunci bahwa kecerdasan dapat dialihkan atau diajarkan.11
D. Strategi Pembelajaran Untuk Mengembangkan Kecerdasan Majemuk
Ada beberapa strategi dasar dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan
kecerdasan majemuk, yaitu:12
1) Membangun kecerdasan sebagai upaya untuk mengaktifkan indera dan
menghidupkan kerja otak
2) Memperkuat kecerdasan dengan cara memberi latihan dan memperkuat
kemampuan membangunkan kecerdasan
3) Mengajarkan dengan kecerdasan sebagai upaya mengembangkan struktur pelajaran
yang mengacu pada penggunaan kecerdasan majemuk
4) Mentransfer kecerdasan dengan usaha memanfaatkan berbagai cara yang telah
dilatihkan di kelas untuk memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungan
nyata.
BAB III
KESIMPULAN11 M. Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, 244.12 Ibid; 255.
12
1. Konsep multiple intelligence diperkenalkan pada tahun 1983 oleh Howard Gardner pada yaitu
seorang psikolog dan profesor utama di Cognition and Education, Harvar Graduate School of
Education dan juga profesor di bidang Neurologi, Boston University School of Medicine.
2. Kecerdasan majemuk atau multiple intelligences adalah suatu kemampuan ganda untuk
memecahkan suatu masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
3. Teori-teori kecerdasan majemuk ada sepuluh, diantaranya: kecerdasan linguistik, kecerdasan
logika matematis, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik tubuh, kecerdasan visual spatial,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, kecerdasan
spiritual/eksistensial, kecerdasan moral.
4. Faktor-faktor munculnya teori kecerdasan majemuk diantaranya; memiliki dasar biologis,
bersifat universal bagi spesies manusia, nilai budaya suatu keterampilan, memiliki basis
neurologi, dapat dinyatakan dalam bentuk simbol
5. Strategi pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan majemuk, yaitu membangun
kecerdasan sebagai upaya untuk mengaktifkan indera dan menghidupkan kerja otak,
memperkuat kecerdasan dengan cara memberi latihan dan memperkuat kemampuan
membangunkan kecerdasan, mengajarkan dengan kecerdasan sebagai upaya mengembangkan
struktur pelajaran yang mengacu pada penggunaan kecerdasan majemuk, mentransfer
kecerdasan dengan usaha memanfaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan di kelas untuk
memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungan nyata.
DAFTAR PUSTAKA
13
Djamarah, Saiful Bahri, 2002, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
M.Thobroni dan Arif Mustofa, 2011, Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: Ar Ruz Media.
Sabri, Ahmad , 2005, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta: Quantum
Teaching.
Sudjana, Nana, 2000, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sukmadinata, Nana Syaodih, 2005, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Yamin, Martinis, 2004, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Gaung Persada Press.
REFLEKSI MATA KULIAH TEORI BELAJAR
(Dosen: Dr. H. AZ. Fanani, M.Ag)
14
Nama : ABIDATUL MUTAWADLI’AHNIM : F1.3.2.12.168.
Teori belajar merupakan mata kuliah yang sangat menarik untuk dipelajari, karena
banyak manfaat yang dapat diperoleh setelah mengikuti mata kuliah ini. Dengan mempelajari
teori belajar kita sebagai pendidik dapat memahami konsep belajar dalam perspektif Islam dan
berbagai macam teori-teori yang dikembangkan oleh para pakar pendidik pada zaman dahulu
seperti: E.L. Thorndike, Burrhus Frederick Sekinner, Clark Leonard Hull, Ivan Petrovich Pavlov,
Edwin Ray Guthrie, William Kaye Estes, Gestalt, Jean Pieget, Edward Chace Tolman, Albert
Bandura, Donald Olding Hebb, Robert C. Bolles, Howard Gardner dan masih banyak tokoh-
tokoh lainnya dengan berbagai macam teori.
Teori-teori belajar yang telah kami pelajari diantaranya; teori belajar aliran
Fungsionalistik Dominan yang menekankan hubungan antara belajar dengan adaptasi diri dengan
lingkungan, teori belajar aliran Asosiasionistik Dominan yang membahas tentang proses belajar
dalam hukum asosiasi, teori belajar aliran Kognitif Dominan yang menekankan sifat kognisi
siswa dalam belajar, teori belajar Neurofisiologis yang menghubungkan dari hal-hal yang mirip,
seperti; presepsi, pemikiran dan kecerdasan, teori belajar Evolusioner yang mempelajari tentang
sejarah evolusi proses belajar organisme, teori belajar Kontruktivistik yang bersifat membangun
sebuah pengetahuan diri, teori belajar Humanistik atau kemanusiaan, teori belajar Sibernetik,
teori belajar Revolusi Sosiokultural, teori belajar Multiple Intelligences yang mengembangkan
beberapa kecerdasan yang ada dalam setiap manusia.
Dengan adanya pengetahuan teori-teori belajar yang telah disebutkan diatas, maka
seorang pendidik bisa mengimplementasikan teori-teori belajar tersebut ke dalam proses belajar
mengajar agar nantinya siswa benar-benar memahami apa yang telah dipelajari dan nanti output
sekolah juga berkualitas. Dengan adanya teori belajar, maka pendidik benar-benar memahami
apa yang seharusnya dilakukan ketika menghadapi siswa dengan berbagai macam karakteristik
dan berbagai macam siswa dengan kecerdasan yang berbeda-beda, pendidik juga dengan mudah
ketika menghadapi siswa yang trouble maker.
Seorang pendidik tentunya sudah dibekali dengan berbagai macam ilmu dan wawasan
yang mendalam tentang proses belajar mengajar, akan tetapi mereka belum tentu bisa mengatasi
problematika siswa di dalam kelas jika mereka belum mempelajari teori-teori belajar. Oleh
15
karena itu kami sangat berterimakasih kepada bapak dosen yang membimbing kami dalam
mengikuti mata kuliah teori belajar ini, semoga ilmu yang kami terima tercatat sebagai amal
jariyah bapak dosen dan semoga nantinya kami bisa mengimplementasikan dengan baik apa
yang telah kami peroleh setelah mengikuti mata kuliah ini, harapan kami semoga mata kuliah ini
nantinya lebih dikembangkan lagi materi-materinya serta teori-teori belajar serta tokoh-tokoh
yang belum ada dimasukkan sebagai penyempurnaan mata kuliah ini, agar nantinya kami sebagai
pendidik sekaligus pemikir Islam benar-benar mempunyai wawasan yang mendalam tentang
teori-teori belajar.
Dengan pengetahuan dan wawasan yang mendalam tentunya sangat berimplikasi
terhadap kemajuan pendidikan Islam pada masa sekarang dan akan datang, serta sangat
berimplikasi juga bagi pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif dan
efisien, sehingga memberi kepuasan kepada stockholder, baik dari orang tua, guru, siswa
masyarakat, bangsa dan negara dan semoga nanti kami bisa mencetak generasi penerus bangsa
yang berakhlak mulia dan berpengetahuan luas yang berpedoman pada Alqur’an dan Hadits.