01 slope deflection.pdf
DESCRIPTION
slope deflection (nur laeli hajati-itenas)TRANSCRIPT
Ver 3.1, thn 2007 Buku Ajar KTS-325 Analisis Struktur II Jurusan Teknik Sipil Itenas
Halaman I-1 dari I-27
BAB I SLOPE DEFLECTION
1.1. Derajat Ketidaktentuan Statis dan Derajat Ketidaktentuan
Kinematis Derajat ketidaktentuan statis adalah banyaknya kelebihan reaksi yang diperlukan sebagai
syarat perlu dan syarat cukup agar suatu sistem struktur stabil dan setimbang. Faktor
kelebihan ini disebut sebagai redundant. Struktur yang memiliki kelebihan reaksi
perletakan disebut memiliki redundant statis dan kondisi struktur ini dikategorikan
sebagai struktur statis tak tertentu luar.
Derajat ketidaktentuan statis =
0ΣMz,0ΣMy,0ΣMx,0ΣFz,0ΣFy,0ΣFx:D3/u0ΣH,0ΣV,0ΣM:D2/uperletakanreaksi
statikapersamaandikurangidiketahuitidakyanggaya
Contoh : lihat gambar 1.1
Derajat ketidaktentuan kinematis adalah jumlah perpindahan bebas pada join
(perpindahan berupa defleksi, putaran sudut). Derajat ketidaktentuan kinematis disebut
juga DOF (Degree of Freedom = derajat kebebasan). Contoh : lihat gambar 1.2.
1.2. Prinsip dalam Metode Slope Deflection
Metode Slope Deflection dikemukakan oleh G.A. Maney pada tahun 1915. Metode ini
memenuhi 2 (dua) syarat sbb. :
Kesetimbangan (equilibrium).
Kesetimbangan momen = Momen pada join pertemuan elemen adalah nol.
Kompatibilitas secara geometri.
Kompatibilitas ini dapat digambarkan sebagai berikut : nilai komponen-deformasi
pada setiap bagian struktur adalah sama. Pada gambar 1.3.a diperlihatkan model
V V V
H
H
M
Derajat ketidaktentuan statis
= 6 – 3 = 3.
Maka struktur dikategorikan statis tak
tertentu derajat 3 dan memiliki redundant = 3.
Gambar 1.1 : Ketidaktentuan statis
A
B C
VCΔ
HCΔ
C B
Gambar 1.2 : Ketidaktentuan kinematis
= defleksi
= rotasi (putaran sudut)
Slope Deflection
Halaman I-2 dari I-27
1.3. Penurunan Persamaan Slope Deflection
Gambar 1.5 : Konfigurasi deformasi
(berdasarkan gambar pada [9] pp : 449)
FEM (Fixed End Moment) adalah momen
yang terbentuk pada ujung balok yang
dibebani bila ujung balok tersebut dianggap
sebagai jepit (lihat gambar 1.4)
Perjanjian tanda untuk FEM
adalah :
Momen titik jika berarah
Momen batang jika berarah
Putaran sudut jika berarah
Gambar 1.4 : FEM
struktur yang mengalami
deformasi, pada gambar
1.3.b diperlihatkan
kompatibilitas struktur
dimana irisan struktur tetap
setimbang & memiliki
kontinuitas perpindahan
Perpindahan pada join c di
bagian kiri struktur memilki
nilai yang sama dan searah
dengan perpindahan pada
join c di bagian kanan
struktur.
Gambar 1.3.a : Contoh deformasi struktur
dengan prinsip kompatibilitas [9] pp : 59
Gambar 1.3.b : Contoh kompatibilitas struktur
[9] pp: 60
Struktur asli
Deformasi
struktur
Translasi tipikal
(dua komponen)
Rotasi
tipikal
Ver 3.1, thn 2007 Buku Ajar KTS-325 Analisis Struktur II Jurusan Teknik Sipil Itenas
Halaman I-3 dari I-27
Lihat gambar 1.5.
L
ΑΒ ΑΒΑ
… (1.1.a)
L
BA BAB
… (1.1.b)
sedangkan :
AB =
EI
L M 2AB
3 -
EI
L M 2BA
6 + L AB … (1.2.a)
BA = -
EI
L M 2AB
6 +
EI
L M 2BA
3 - L BA ... (1.2.b)
Jika join A dan join B perletakan jepit, balok dibebani dan momen internal adalah FEM,
dengan mengaplikasikan prinsip kompatibilitas dan kesetimbangan, akan diperoleh A =
B = ΑΒ = nol, sehingga :
ABM = ABBA L
EI 32
2 + ABFEM … (1.3.a)
BAM = BAAB L
EI 32
2 + BAFEM … (1.3.b)
dituliskan dalam bentuk umum sebagai Persamaan Slope Deflection, sbb. :
nfM = nffnnfnf EKFEM 322 … (1.4)
Hal mana (lihat gambar 1.6) :
nfM = momen ujung
indeks n near = ujung dekat
indeks f far = ujung jauh
E = modulus elastisitas
Knf = L
I,
Hal mana :
I = momen inersia penampang
L = panjang elemen
nf = R = goyangan horisontal
= hH , halmana
H = defleksi horizontal
h = tinggi elemen kolom
yang bergoyang
atau
nf = R = goyangan vertikal
= LV , halmana
V = defleksi vertikal
L = panjang elemen balok yang bergoyang
Untuk lantai ke-1, 1R = 1
1
h
, untuk lantai ke-2, 2R =
2
12
h
analog dengan ij
Gambar 1.6 :
Goyangan horisontal pada portal
Slope Deflection
Halaman I-4 dari I-27
1.4. Portal tidak Bergoyang dan Portal Bergoyang Suatu portal akan bergoyang jika memenuhi kriteria ke-1 berikut dan salah satu dari 3
(tiga) kriteria berikutnya (lihat contoh pada gambar 1.7) :
Gambar 1.7 : Contoh aplikasi faktor penyebab portal bergoyang
Gambar 1.4
1. Tidak ada penahan arah lateral.
2. Kekakuan struktur tidak simetris.
3. Geometri struktur tidak simetris. 4. Pembebanan struktur tidak simetris.
Portal tidak memiliki penahan
arah lateral
Kekakuan struktur tidak
simetris
Portal tidak memiliki
penahan arah lateral
Geometri struktur tidak
simetris
Portal tidak memiliki
penahan arah lateral
Pembebanan tidak
simetris
Ver 3.1, thn 2007 Buku Ajar KTS-325 Analisis Struktur II Jurusan Teknik Sipil Itenas
Halaman I-5 dari I-27
1.5. Perjanjian Tanda Menentukan Gaya Geser Kolom dan Syarat Geseran
Slope Deflection
Halaman I-6 dari I-27
1.6. Resume Contoh DOF dan Syarat Batas Deformasi Contoh soal analog dengan “suggested problems” dari [9] pp :490-494
Ver 3.1, thn 2007 Buku Ajar KTS-325 Analisis Struktur II Jurusan Teknik Sipil Itenas
Halaman I-7 dari I-27
Slope Deflection
Halaman I-8 dari I-27
Ver 3.1, thn 2007 Buku Ajar KTS-325 Analisis Struktur II Jurusan Teknik Sipil Itenas
Halaman I-9 dari I-27
1.7. Contoh Soal dan Solusi
CONTOH SOAL KE-1 :
Slope Deflection
Halaman I-10 dari I-27
Ver 3.1, thn 2007 Buku Ajar KTS-325 Analisis Struktur II Jurusan Teknik Sipil Itenas
Halaman I-11 dari I-27
Slope Deflection
Halaman I-12 dari I-27
Ver 3.1, thn 2007 Buku Ajar KTS-325 Analisis Struktur II Jurusan Teknik Sipil Itenas
Halaman I-13 dari I-27
Slope Deflection
Halaman I-14 dari I-27
Ver 3.1, thn 2007 Buku Ajar KTS-325 Analisis Struktur II Jurusan Teknik Sipil Itenas
Halaman I-15 dari I-27
Slope Deflection
Halaman I-16 dari I-27
Ver 3.1, thn 2007 Buku Ajar KTS-325 Analisis Struktur II Jurusan Teknik Sipil Itenas
Halaman I-17 dari I-27
CONTOH SOAL KE-2 :
Soal diambil dari Soal no. 1 UTS Analisis Struktur II Semester Pendek 2004/2005
Tgl 25 Juli 2005
Slope Deflection
Halaman I-18 dari I-27
Ver 3.1, thn 2007 Buku Ajar KTS-325 Analisis Struktur II Jurusan Teknik Sipil Itenas
Halaman I-19 dari I-27
Slope Deflection
Halaman I-20 dari I-27
CONTOH SOAL KE-3 : UTS Mata Ujian : KTS-325 Analisis Struktur II Tanggal : 22 November 2005 Jurusan : Teknik Sipil Waktu : 3 jam (11:00 ~ 14:00) Kelas : A dan B Sifat : tutup buku Dosen : Nur Laeli Hajati, ST, MT dan Nana Mulyana, Ir., M.Sc.
1. SLOPE DEFLECTION
Jawab :
Diketahui suatu struktur balok statis
tak tertentu seperti dimodelkan pada
gambar 1.
Pertanyaan :
1.a . Dengan metode Slope Deflection,
hitunglah momen ujung struktur.
1.b . Hitung dan gambar diagram gaya
dalam.
50%
Gambar 1 : Balok statis tak tertentu
1 m 1 m 2 m
4 t 6 t
A B C D E F
q = 2 t/m
3EI 3EI 2EI
4 m 2 m 2 m
Ver 3.1, thn 2007 Buku Ajar KTS-325 Analisis Struktur II Jurusan Teknik Sipil Itenas
Halaman I-21 dari I-27
Slope Deflection
Halaman I-22 dari I-27
Ver 3.1, thn 2007 Buku Ajar KTS-325 Analisis Struktur II Jurusan Teknik Sipil Itenas
Halaman I-23 dari I-27
CONTOH SOAL KE-4 :
Jawab :
DOF dan Syarat Batas
DOF Syarat Batas Persamaan
B BM = nol BAM + BCM = nol … (1.a)
C CM = nol CBM = nol … (1.b)
H H = nol ABH + 2 ton = nol … (1.c)
FEM
ABFEM = - 2
2
L
Pab = -
2
2
)3(
)5,1)(5,1)(2( = - 0,75 tm
BAFEM = + 2
2
L
bPa = +
2
2
)3(
)5,1()5,1)(2( = + 0,75 tm
BCFEM = - 2
2
L
Pab = -
2
2
)4(
)3)(1)(3( -
2
2
)4(
)1)(3)(4( = - 2,438 tm
BCFEM = + 2
2
L
bPa = +
2
2
)4(
)3()1)(3( +
2
2
)4(
)1()3)(4( = + 2,813 tm
i j
Slope Deflection
Halaman I-24 dari I-27
Persamaan Slope Deflection
Persamaan umum:
nfM = nffnnfnf EKFEM 322 … (1.4)
dengan nf = R untuk bangunan satu lantai dengan goyangan arah horisontal
adalah kolomtinggi
H
.
A = nol (perletakaan A adalah jepit).
Dengan demikian persamaan slope deflection adalah :
ABM = ABFEM + L
EI2 RBA 32
= -0,75 + 3
)3(2 EI
33)0)(2( H
B
= -0,75 + EI(2 B -2 H ) … (2.a)
BAM = BAFEM + L
EI2 RAB 32
= +0,75 + 3
)3(2 EI
330))(2( H
B
= +0,75 + EI(4 B -2 H ) … (2.b)
BCM = BCFEM + L
EI2 CB 2
= -2,438 + 4
)2(2 EI CB ))(2(
= -2,438 + EI(2 B +1 C ) … (2.c)
CBM = CBFEM + L
EI2 BC 2
= +2,813 + 4
)2(2 EI BC ))(2(
= +2,813 + EI(1 B +2 C ) … (2.d)
Substitusi Persamaan Slope Deflection ke Persamaan Syarat Batas
Substitusikan …(2) ke …(1):
… (1.a): BAM + BCM = nol
(+0,75) + EI(4 B -2 H ) + (-2,438) + EI(2 B +1 C ) = nol
EI(6 B +1 C -2 H ) = +1,688 … (3.a)
… (1.b): CBM = nol
+2,813 + EI(1 B +2 C ) = nol
EI(1 B +2 C ) = -2,813 … (3.b)
… (1.c): AH + 2 ton = nol
3
BAAB MM+ 2 ton = nol
3
)24()75,0()22()75,0( HBHB EIEI + 2 ton = nol
EI(6 B -4 H ) = -3 … (3.c)
Ver 3.1, thn 2007 Buku Ajar KTS-325 Analisis Struktur II Jurusan Teknik Sipil Itenas
Halaman I-25 dari I-27
Nilai DOF
Solusi …(3) adalah:
406
021
216
EI
H
C
B
=
3
813,2
688,1
, diperoleh:
B = EI
838,1 … (4.a)
C = EI
325,2 … (4.b)
H = EI
5067,3 … (4.c)
Nilai Momen Ujung
Substitusikan nilai DOF ke Persamaan Slope Deflection
= substitusikan …(4) ke …(2)
ABM = -0,75 + EI(2 B -2 H )
= -0,75 + EI
EIEI
507,32
838,12
= -4,088 tm
Dengan cara yang sama untuk memperoleh ABM , diperoleh nilai momen ujung yang
lain, yaitu:
BAM = +1,088 tm
BCM = -1,088 tm
CBM = nol.
1.53
1
1,5
m
HAB
2 ton
VCBVBC
MCB
MBC
2 m
HBA
MBA
MAB
A
B C
1,5
m
E F
1 m 1 m
= -4,088 tm
= +1,088 tm
= -1,088 tm
= nol tm
3 ton 4 ton
D
Nilai Reaksi Perletakan
BCV (4) – (3)(3) – (4)(1) + BCM + CBM = nol
BCV (4) – 9 – 4 + (-1,088) + (0) = nol
Slope Deflection
Halaman I-26 dari I-27
EM = BCM + BCV (1)
= (-1,088) + (+3,522)(1)
= +2,434 tm
FM = BCM + BCV (3) - (3)(2)
= (-1,088) + (+3,522)(3) - 6
= +3,478 tm
BCV = +3,522 ton
- CBV (4) – (3)(3) – (4)(1) + BCM + CBM = nol
- CBV (4) – 9 – 4 + (-1,088) + (0) = nol
CBV = +3,478 ton
ABH (3) – (2)(1,5) + ABM + BAM = nol
ABH (3) – 3 + (-4,088) + (+1,088) = nol
BCV = +2 ton
DM = ABM + ABH (1,5)
= (-4,088) + (2)(1,5)
= -1,088 tm
Gambar Diagram Bidang Gaya Dalam
A
B
C
D
E F
-4,0
88
-1,0
88
-1,0
88
-1,088
-4,088 -2,434
A
B
C
D
E
F
2
-3,522
0,478
A
B
C
D
E F
-3,5
22
Momen Lintang
Normal
-3,478
Ver 3.1, thn 2007 Buku Ajar KTS-325 Analisis Struktur II Jurusan Teknik Sipil Itenas
Halaman I-27 dari I-27
DAFTAR PUSTAKA SLOPE DEFLECTION
[1] Arbabi, F. (1991) . Structural Analysis and Behavior . Singapore : McGraw-Hill, Inc.
[2] Hariandja, Binsar. (1997) . Analisis Struktur Berbentuk Rangka dalam Formulasi Matrik .
Bandung : Aksara Husada.
[3] Hibbeler, Russel C. (1997) . Structural Analysis, rd3 ed. New Jersey : Prentice-Hall International, Inc.
[4] Hsieh, Yuan-Yu. (1985) . Teori Dasar Struktur. Edisi Kedua . Alihbahasa oleh Suryadi, Ir. Jakarta :
Erlangga.
[5] Theodosius, Gunawan, et.al. (1991) . Teori Soal dan Penyelesaian Mekanika Teknik III jilid 1 .
Jakarta : Delta Teknik Group .
[6] Theodosius, Gunawan, et.al. (1991) . Teori Soal dan Penyelesaian Mekanika Teknik III jilid 2 . Jakarta : Delta Teknik Group .
[7] Wang, Chu-Kia . (1990) . Analisis Struktur lanjutan jilid 1 . Alihbahasa oleh Kusuma Wirawan dan
Mulyadi Nataprawira . Jakarta : Erlangga.
[8] Weaver, William Jr., et al. (1989) . Analisa Matriks untuk Rangka Batang, edisi ke-2 . Jakarta :
Erlangga .
[9] West, Harry H. (1993) . Fundamentals of Structural Analysis . Toronto : John Wiley & Sons, Inc.
[10] Willems, Nicholas, et.al. (1978) . Structural Analysis for Engineers . Tokyo : McGraw-Hill, Inc.
No. TOPIK untuk SLOPE DEFLECTION SUMBER
No. Ref. Bab/chapter/pasal/tabel Halaman
1. Derajat kebebasan, struktur tidak bergoyang dan struktur bergoyang, persamaan slope deflection, gaya geser kolom
[3] [4] [6] [7] [9]
10 12 Bab VII Bab : 7.1-7.9 Chapter 11
517-562 250-287 532-592 177-226 447-497