014-hasbi nabil amal aspal
TRANSCRIPT
BAB. I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Bergeraknya perekonomian satu daerah banyak ditentukan oleh tersedianya sarana jalan yang menghubungkan sentra-sentra produksi dengan daerah dimana hasil daerah tersebut dipasarkan. Propinsi Banten salah satu propinsi yang baru saja diresmikan berupaya untuk memacu perekonomiannya, salah satu prioritas adalah membangun sarana jalan dan merehabilitasi jalan-jalan yang telah ada. Sejalan dengan itu kebutuhan akan aspalt mixing bahan baku pelapis jalan tentunya akan meningkat.
Saat ini produsen aspalt mixing di daerah Jawa Barat umumnya dan Banten khususnya belum begitu banyak sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan. Menyikapi hal tersebut diatas, PT. Hasbi Nabil Amal perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha Aspalt Mixing Plant yang saat ini telah memiliki 2 (dua) unit Aspalt Mixing Plant dengan kapasitas produksi normal 144.000 ton/tahun, berupaya meningkatkan kapasitas produksinya sebanyak …, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan pasar.
Lingkup wilayah pemasaran aspalt hotmix ini meliputi daerah Banten dan sebagian wilayah Jawa Barat yaitu wilayah Sukabumi dan wilayah Bogor.
Bertitik tolak dari keadaan tersebut diatas PT. HASBI NABIL AMAL, sebagai salah satu perusahaan nasional merencanakan untuk mendirikan 1 unit Aspalt Mixing Plant, yang berlokasi di jalan masuk Jalan Rangkas Bitung, Banten.
Beberapa alasan penting yang melatarbelakangi pembangunan Aspalt Mixing Plant ini adalah untuk memenuhi kebutuhan wilayah Banten karena Aspalt Mixing Plant sebelumnya telah dipindahkan ke Sukabumi dan Bogor.
1.2 Maksud dan Tujuan Pembuatan Studi Kelayakan
Maksud dan tujuan pembuatan studi kelayakan ini secara lebih spesifik adalah untuk :
Menentukan jumlah kebutuhan dana investasi dan modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk merealisasikan proyek ini.
Menentukan alternatif sumber pembiayaan yang akan diambil untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut.
Menilai kemampuan proyek dalam menghasilkan dana kas guna memenuhi kewajiban kepada para kreditur sesuai dengan jadwal dan kewajiban finansial yang telah ditetapkan.
Menilai kemampuan proyek dalam menghasilkan laba. Menilai faktor lain yang menentukan dan mempengaruhi kelayakan pendirian usaha
ini.
1
Memberikan gambaran sebagai dasar pengambilan keputusan untuk pihak-pihak yang berkepentingan.
Sejalan dengan hal tersebut diatas dan mengingat besarnya biaya untuk merealisasi proyek ini, maka disamping dana yang tersedia milik PT. HASBI NABIL AMAL, dibutuhkan bantuan dana dari pihak lain, terutama perbankan dalam memberikan pinjaman untuk memperlancar usaha ini.
Perlu kita ingat bahwa pihak perbankan tidaklah mudah memberikan bantuan atau pinjaman dana untuk suatu proyek, apabila belum jelas diketahui eksistensi, kredibilitas, dan kemampuan pengusahanya, di samping itu harus pula diketahui oleh Bank apakah suatu proyek itu layak atau tidak layak dilaksanakan.
Sejalan dengan itu, disusunlah Studi Kelayakan atau hasil penelitian ini sedemikian rupa untuk dapat digunakan oleh seluruh pihak yang berkompeten sebagai salah satu dasar pertimbangan sehubungan dengan rencana pendirian Aspalt mixing (Stone Crusher) ini.
Adapun studi kelayakan yang dilaksanakan ini secara garis besar meliputi kerangka sebagai berikut:
Pendahuluan Aspek Hukum Aspek Manajemen Aspek Pemasaran Aspek Teknis Aspek Keuangan Aspek Ekonomis Pengamatan terhadap aspek Lingkungan Kesimpulan dan Saran/Rekomendasi
Keseluruhan aspek tersebut di atas dianalisa dan dievaluasi guna menetapkan atau memberikan rekomendasi apakah proyek ini layak atau tidak layak dilaksanakan.
1.3. Langkah-langkah Penyusunan Studi dan Penelitian
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan studi kelayakan ini adalah sebagai berikut:
Mengadakan pertemuan dengan pihak PT. HASBI NABIL AMAL. Mempersiapkan instrumen pengumpulan data/informasi. Survey dan mengumpul data ke lokasi proyek. Survey pasar. Survey ke perusahaan-perusahaan yang relevan. Mengumpul data dari instansi pemerintah dan swasta yang relevan. Menyusun laporan studi kelayakan.
2
BAB II
ASPEK HUKUM
Pembahasan aspek hukum dalam studi kelayakaan ini sangat penting dilaksanakan sesuai dengan keberadaan negara kita yang berdasarkan hukum, karena aspek ini merupakan landasan bagi aspek-aspek lainnya.
Berikut ini disajikan surat-surat dan perijinan yang telah dimiliki PT. HASBI NABIL AMAL dalam rangka pendirian usaha pemecah batu ini, agar dalam pelaksanaan tidak mengalami hambatan dari segi peraturan.
2.1. Akta Pendirian Perusahaan
Perseroan ini didirikan tangal 25 Nopember 1999 dengan Akta Notaris No. 54 dengan nama perusahaan PT. HASBI NABIL AMAL dibuat di hadapan Notaris JUSNITA GUNAWAN, Sarjana Hukum, selaku Notaris di Rangkas Bitung.
Akte Pendirian Perseroan ini belum mendapat pengesahan dari Departemen Kehakiman, namun sesuai Surat Keterangan Notaris JUSNITA GUNAWAN Nomor : 26/SK/III/2000, pengurusan pengesahan Kehakiman masih dalam proses pengurusan Notaris bersangkutan.
2.1.1 Makud dan Tujuan Perseroan
Sesuai isi Pasal 3 akta pendirian perseroan, maksud dan tujuan perseroan ini adalah, berusaha dalam bidang pembangunan, perdagangan umum, keagenan, pertanian, industri, pertambangan dan jasa.
2.1.2. Permodalan
Sesuai isi Pasal 4 akta perseroan modal dasar perseroan ini berjumlah Rp.2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) terbagi atas 2.000 (dua ribu) saham, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).
Dari saham-saham tersebut telah diambil dan ditempatkan oleh para pendiri perseroan ini sebesar 500 (lima ratus) saham atau dengan nilai nominal sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) oleh para pendiri .
2.1.3. Dewan Komisaris dan Direksi
Untuk pertama kalinya susunan komisaris dan direksi adalah sebagai berikut :
Komisaris : Haji Mulyadi Jayabaya
3
Direktur Utama : Sumantri Jayabaya Direktur : Binsar Pakpahan
2.2. Surat dan Perijinan
2.2.1 Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas
Nomor TDP 100215200108, berlaku sampai dengan tanggal 05 Oktober 2005, dikeluarkan tanggal 05 Oktober 2000 oleh Kepala Kantor Dep. Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Lebak.
2.2.2 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah)
Nomor : 236/10-03/PM/X/2000, dikeluarkan di Rangkasbitung tanggal 05 Oktober 2000 oleh Kantor Departemen Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Lebak, dengan Jenis / Jasa Dagangan Utama, Bahan bangunan, Aspal olahan, Pertambangan dan Angkutan.
2.2.3 Surat Keterangan Domisili
Nomor : 13/SKT/2007/DS/I/2000, dikeluarkan oleh Kepala Desa Kaduagung Barat, tanggal 16 Januari 2000, dengan alamat usaha Jl. Raya Pandeglang No.6 Km.4.
2.2.4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Sebagai Perseroan Terbatas perusahaan ini telah memperoleh NPWP dari Kantor Pelayanan Pajak No. NPWP : 1.939.844.5-401.
2.2.5. Surat Pernyataan
Surat pernyataan dari tokoh-tokoh masyarakat Desa Gerem RT. 01/03, Kecamatan Pulomerak, Kotamadya Cilegon, Propinsi Banten, yang menyatakan tidak keberatan atas pembangunan/pendirian Pabrik Pengolahan Hotmix dan Mesin pemecah batu diatas tanah Hak Milik Bapak H. Utok Haryanto.
2.3. Kesimpulan Aspek Hukum
Sebagai Perseroan perusahaan ini sudah memiliki legalitas yang cukup, dan dapat menjalankan kegiatanya.
4
BAB III
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
3.1. Struktur Organisasi.
Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, sistem organisasi memegang peranan yang sangat penting untuk koordinasi kerja terpadu, serta ketegasan/kejelasan wewenang dan tanggung jawab masing-masing pimpinan dan staf.
PT. HASBI NABIL AMAL berpandangan bahwa organisasi dalam manajemen merupakan suatu sistim yang terdiri dari komponen manusia yang membagi pekerjaan, wewenang, dan tanggung jawab serta kerja sama secara terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi yang diterapkan di PT. HASBI NABIL AMAL adalah merupakan kombinasi dari organisasi garis (line) dan staff dengan susunan pengurus sebagai berikut :
a. Dewan Komisaris
Mengawasi dan memeriksa seluruh kegiatan perusahaan Mengawasi pekerjaan dan pengurusan direksi dalam menjalankan
perusahaan Melaporkan perkembangan perusahaan kepada pemegang saham.
b. Direksi
Direksi terdiri atas Direktur Utama dibantu oleh dua orang Direktur membawahi beberapa bidang. Direksi bertugas mengelola seluruh kegiatan dalam rangka pelaksanaan proyek untuk mencapai maksud dan tujuan perusahaan serta bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
Hubungan organisasi dan ikhtisar pekerjaan masing-masing anggota Direksi adalah sebagai berikut :
Jabatan : Direktur Utama.
Hubungan Organisasi : Bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris.Membawahi : - Direktur
- Keuangan- Pemasaran
- ProduksiIkhtisar Pekerjaan : Mengkoordinasi seluruh kegiatan perusahaan
dalam arti seluas-luasnya hingga mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
5
Menetapkan dan menyempurnakan kebijakan dan mekanisme kerja perusahaan
Mendelegasikan tugas kepada direktur untuk bidang keahliannya masing-masing.
Menyampaikan pertanggung jawaban yang dituangkan dalam laporan keuangan.
Jabatan : Direktur Operasional
Hubungan Organisasi : Bertanggungjawab kepada Direktur Utama.
Membawahi : Keuangan, Administrasi, Mekanik, dan Produksi.
Ikhtisar Pekerjaan : Bertindak sebagai pembantu Direktur Utama untuk mengelola keuangan pemasaran dan produksi.
Jabatan : Manajer Keuangan
Hubungan Organisasi : Bertanggungjawab kepada Direktur Utama.
Membawahi : Staff Keuangan
Ikhtisar Pekerjaan : Bertindak sebagai pembantu Direktur untuk mengelola keuangan dan mengkoordinasi penanganan keuangan perusahaan.
Jabatan : Manajer Produksi
Hubungan Organisasi : Bertanggungjawab kepada Direktur
Membawahi : - Staff Produksi- Pengadaan Bahan Baku
Ikhtisar Pekerjaan : Bertindak sebagai pelaksana proses produksi, sekaligus mengkoordinasi seluruh unit produksi.
Jabatan : Umum & Personalia
Ikhtisar Pekerjaan : Menjalankan kebijakan tugas pokok bagian umum dan personalia
6
Menyusun perencanaan umum dalam bidang personalia dan umum.
BAGAN ORGANISASI
Komisaris
Direktur Utama
Direktur Operasional
Manajer Keuangan Manager Produksi
Umum/Personalia
Staff
3.2. Hubungan/Kerjasama Perusahaan
Secara melembaga hubungan perusahaan dengan perusahaan lain tidak ada namun perusahaan ini tergabung dalam Jaya Baya Group dengan anggota group sebagai berikut :
PT. Cipadang Jaya Baya Putra Utama PT. Bayasakti Hasbi Utama PT. Hasbi Nabil Amal PT. Wahyu Mulyana Jaya
Ketiga perusahaan anggota group bergerak dalam bidang kontraktor, perdagangan umum dan supplier, yang juga merupakan pasar dari produk PT. Hasbi Nabil Amal.
3.3. Analisis Kwantitatif Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk proyek ini secara kwantitatif dapat dilihat pada tabel berikut ini :
7
No Keterangan Jumlah
Tenaga
I. Tenaga kerja tidak langsung
Direktur Utama 1
Direktur 1
Manajer Produksi 1
Manajer Keuangan , Adm & Umum 1 Manajer Pemasaran 1 Security 8
Tenaga Administrasi 6
Jumlah. I 19
II Tenaga kerja langsung
Operator Mesin 8 Mekanik 8 Sopir 8
Kenek 8
Tenaga Lepas 10
Jumlah. II 42
Total 63
Tabel diatas menunjukkan tenaga kerja yang paling banyak dibutuhkan adalah tenaga kerja langsung di bagian produksi, sedangkan selebihnya tenaga kerja tidak langsung seperti manajer, supervisor dan staff serta karyawan kantor.
3.4. Kwalifikasi Tenaga Kerja
Kwalifikasi tenaga kerja sangat menentukan keberhasilan perusahaan, karena itu kwalifikasi tenaga kerja perlu diperhatikan sesuai dengan tingkat kesulitan pekerjaan yang dihadapi setiap personil, sehingga personal untuk setiap posisi perlu mendapat persyaratan khusus agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, adapun persyaratan umum yang diajukan direncanakan sebagai berikut :
- Tingkat Direksi.Lowongan ini diharapakan telah berpengalaman luas dibidangnya dan mempunyai kemampuan managerial yang tinggi serta mempunyai inovasi untuk mendukung perjalanan usaha.
8
- Tingkat Manajer.Tenaga ini diharapkan minimal Sarjana muda dan telah berpengalaman di bidangnya masing masing minimal 5 tahun.
- Tenaga ProduksiTenaga ini diharapkan dari STM dan telah berpengalaman dalam bidangnya minimal 5 tahun.
3.5. Sumber Tenaga Kerja
Sumber tenaga kerja diharapkan dari tenaga lokal yang sudah cukup banyak tersedia di lokasi proyek.
3.6. Cara Mendapatkan Tenaga Kerja
Pendekatan yang ditempuh untuk memperoleh tenaga kerja dalam proyek ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
Melalui instansi pemerintah yang berwewenang, yaitu Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja
Melalui mass media.
Untuk mendapatkan tenaga yang sesuai dengan syarat dan kwalifikasi yang dibutuhkan, dilakukan seleksi melalui alat-alat penilai seperti formulir isian, ujian tertulis dan wawancara. Ujian dan wawancara dilakukan untuk memperoleh data yang lebih mendalam tentang keahlian, inteligensi, vocational interest aptitude test, achievement, personality trait, temperamen, karakter, motifasi dan moral.
Seluruh calon yang lulus dalam seleksi tersebut harus melalui masa pendidikan keterampilan di lapangan, sesuai dengan bidang masing-masing.
3.7. Sistem Penggajian
Sistem penggajian didasarkan pada faktor-faktor antara lain : pendidikan formal, pengalaman profesional, jabatan strategis yang diduduki, dan lain-lain.
Skilled Labour, setara dengan Staff dengan pendidikan minimal SLTA ditambah dengan pengalaman di perusahaan yang sejenis.
Unskilled labour, setara dengan SD dan SLTP yang pada umumnya belum berpengalaman.
Kebijakan ini ditempuh untuk memenuhi program pemerintah Indonesia yang sekaligus bertujuan untuk melaksanakan alih tekhnologi sebagaimana tertuang dalam maksud dan tujuan pendirian proyek ini.
9
BAB IV
ASPEK PEMASARAN
4.1. Umum
Kebutuhan akan aspalt mixing akan terus dibutuhkan dalam rangka kepentingan pemeliharaan jalan maupun pembuatan jalan baru baik untuk kepentingan jalan umum untuk mendukung sarana transportasi yang semakin dibutuhkan masyarakat.
Program pemerintah untuk terus meningkatkan pemerataan pembangunan sampai ke pedesaan-pedesaan secara langsung akan terus mempengaruhi perkembangan pemeliharaan jalan maupun pembangunan jalan baru.
Mencermati arah pembangunan yang sedang digalakkan oleh pemerintah setelah adanya penetapan otonomi daerah sudah barang tentu berorientasi ke arah pemberdayaan potensi perekonomian daerah. Perberdayaan ekonomi berkaitan langsung dengan terbukanya isolasi-isolasi terhadap sentra-sentra produksi melalui tersedianya sarana jalan, hal ini mengakibatkan tersedianya bahan baku pembuat jalan seperti aspalt mixing mutlak adanya.
Bertitik-tolak dari keadaan di atas dan adanya peluang yang masih terbuka dalam usaha aspalt mixing ini, maka PT. HASBI NABIL AMAL merencanakan untuk menambah kapasitas Aspalt Mixing Plant (AMP) dalam rangka memenuhi kebutuhan Propinsi Banten dan sebagian wilayah Jawa Barat.
4.2. Permintaan Aspalt Mixing
Aspalt mixing sebagai bahan pelapis jalan untuk kebutuhan Banten dan sebagian wilayah Jawa Barat diperhitungkan akan semakin meningkat, hal ini dikaitkan dengan rencana-rencana pembangunan jalan dan juga masih sangat sedikitnya perusahaan yang bergerak di bidang aspalt mixing plant.
a. Prospek Pasar Asplat Mixing Plant untuk Propinsi Banten, Sukabumi dan Bogor.
Permintaan Aspalt Mixing untuk propinsi Banten, Sukabumi dan Bogor sesuai dengan Daftar Isian Proyek tahun 2001 sampai periode Maret 2001 diuraikan sebagai berikut :
No Uraian Kebutuhan (ton)
1 Sukabumi 54,000
2 Bogor 33.030
3 Banten 86.400
Total 173.430Sumber : DIP hasil pengolahan data
Data diatas menunjukkan kebutuhan aspalt mixing Sukabumi, Bogor dan Propinsi Banten mencapai 173,430 ton untuk tahun 2001
4.3. Proyeksi Permintaan 10
Melihat belum begitu banyaknya pesaing yang bergerak dalam pembuatan aspal mixing, diperkirakan hampir seluruh proyek yang ada di ketiga daerah tersebut akan menjadi pasar potensial bagi aspal mixing produk PT. HASBI NABIL AMAL.
4.4. Pangsa Pasar Produk PT. HASBI NABIL AMAL
Pangsa pasar produk PT. HASBI NABIL AMAL jika dikaitkan dengan proyeksi permintaan batu pecah dapat diuraikan sebagai berikut :
No Tahun Kebutuhan Batu Belah Produksi Hanamal Persentase
1 2001 6.460.000 250.000 3,87%
2 2002 9.044.000 260.000 2,87%
3 2003 12.661.600 275.000 2,17%
4 2004 17.726.240 300.000 1,69%
5 2005 24.816.736 325.000 1,31%
6 2006 34.743.430 360.000 1,04%Data diatas menunjukkan penjualan PT. HASBI NABIL AMAL relatif kecil jika dibandingkan dengan permintaan yaitu sebesar 3,87% dahun 2001 dan 1.04 untuk tahun 2006.
Dari sini terlihat peluang pasar batu belah produksi PT. HASBI NABIL AMAL masih sangat baik dan mempunyai prospek di kemudian hari.
4.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemintaan
Secara umum ada 4 (empat) faktor utama yang mempengaruhi permintaan batu belah antara lain :
- Kwalitas Produksi- Ukuran- Harga- Pelayanan/tepat waktu
Keempat variabel tersebut diatas menurut pengalaman sebelumnya (historical background) sangat mempengaruhi pilihan masyarakat dalam menentukan pilihan, karena itu agar dapat sukses dalam pemasaran masalah ini perlu mendapat perhatian dari pihak PT. HASBI NABIL AMAL.
4.6. Prospect Buyer
Telah diuraikan diatas bahwa tujuan pemasaran hasil batu pecah ini adalah untuk kebutuhan group sendiri yaitu untuk pembuatan Asplat Mixing Plant dan konstruksi, dimana darai kapasitas produksi tahun I sebesar 250.000 m3, maka sebanyak 83.854 m3 atau sekitar 35% adalah untuk group sendiri dan sisanya dipasarkan ke pihak lain.
11
4.7. Strategi Pemasaran
Struktur Harga Harga jual akan dibuat semurah mungkin dengan mengusahakan efisiensi di segala bidang.
Kwalitas ProduksiKwalitas Produksi akan senantiasa di jaga melalui proses “Quality Control” terpadu
PelayananPelayanan untuk para pembeli akan diusahakan dlam waktu yang tepat.
4.8 Keuntungan Komparative (Comparative Advantage)
Keuntungan komparative yang dapat dimanfaatkan oleh usaha industri pemecah batu ini untuk dapat bersaing dengan produk yang sama, yaitu :
a. Lokasi usaha ini sangat strategis berada persis dekat pintu masuk pintu tol Merak-Jakarta, sehingga waktu pengangkutan lebih cepat dan praktis tidak kena macet.
b. Adanya dukungan yang kuat sumber bahan baku.
c. Tenaga kerja tersedia dalam jumlah yang cukup besar.
Hal ini memberikan indikasi bahwa usaha ini mempunyai prospek yang baik.
4.9. Strategi Pemasaran
Pemasaran produksi batu belah PT. HASBI NABIL AMAL ini buat secara konsevatif dan kapasitas penjualan setiap tahun direncanakan sebagai berikut :
Tahun Produksi (m3) Kebutuhan Group Sendiri (m3)
Pihak Lain (m3)
2001 229.167 80.208 148.959
2002 257.431 90.101 167.330
2003 273.536 95.738 177.798
2004 297.795 104.228 193.567
2005 322.733 112.957 209.776
2006 356.894 124.913 231.981
2007 359.741 125.909 233.832
2008 359.978 125.992 233.986
4.10 Kesimpulan Aspek Pasar
12
Dilihat dari permintaan akan batu pecah untuk kebutuhan Propinsi Banten dan DKI Jakarta, maka usaha pemecahan batu ini menunjukkan indikasi baik, disamping itu produk batu pecah ini sebesar 35% adalah untuk memenuhi kebutuhan group sendiri.
BAB V
ASPEK TEKNIS
5.1. Lokasi Dan Identifikasi Proyek
Dasar pertimbangan penentuan lokasi aspalt mixing ini dibagi dua variable yaitu:
Variable utama (primair) antara lain meliputi : letak lokasi, ketersediaan deposit batu, ketersediaan tenaga kerja, kesediaan lahan, sarana transportasi, serta fasilitas sarana/prasarana pendukung lainnya.
Variable non utama (sekundair) antara lain meliputi hukum/peraturan/strategi pemerintah yang berlaku di Indonesia secara regional dan nasional, disamping itu juga dipertimbangkan sikap masyarakat setempat (adat istiadat).
Untuk mengetahui gambaran variable utama (primair) dan sekundair secara lebih rinci dalam kaitannya dengan hasil survey, lebih lanjut disajikan data dan analisisnya sebagai berikut:
13
5.1.1. Letak Lokasi
Lokasi aspalt mixing ini direncanakan di Rangkas Bitung, Desa Gerem, Kecamatan Pulo Merak Kabupaten DT II, Serang. Lokasi ini persis di jalan masuk Pintu Tol Merak-Jakarta.
Pemilihan lokasi aspalt mixing ini didasarkan atas dekat dengan sumber bahan baku dan lokasi mempunyai akses yang cukup baik untuk sarana pengangkutan.
5.1.2. Ketersediaan Bahan baku
Untuk mendukung usaha ini telah tersedia bahan baku berupa batu split yang dipasok dari perusahaan yang masih satu grup dengan perusahaan. Berdasarkan uraian diatas dapat diperhitungkan ketersediaan bahan baku untuk usaha ini tidak akan mengalami masalah.
5.1.3. Ketersediaan Lahan Aspalt mixing
Lahan untuk tapak Aspalt mixing sudah tersedia seluas 1,5 Ha persis di pinggir Jalan Raya Rangkas Bitung.
5.1.4. Potensi Penyediaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk proyek ini lebih kurang 62 orang, yang terdiri dari tenaga produksi, manajemen dan staf. Diperkirakan untuk mendapatkan tenaga kerja sebanyak ini tidak akan mengalami kesulitan mengingat masih banyaknya tenaga kerja kita yang masih menganggur saat ini.
5.1.5. Sarana Transportasi
Sarana transportasi untuk kelancaran angkutan sudah tersedia sarana jalan berupa jalan aspal didepan lokasi.
5.1.6. Fasilitas Pendukung
Fasilitas pendukung yang dimaksud dalam studi ini adalah segala sesuatu sarana/prasarana yang ada di sekitar rencana lokasi proyek yang turut membantu kelancaran seluruh kegiatan, antara lain mulai dari pembangunan proyek hingga produksi komersil antara lain : jalan, sumber air, listrik, telepon, dll yang turut menjadi faktor pertimbangan penentuan lokasi proyek.
Jalan menuju lokasi sudah tersedia berupa jalan aspal denganlebar jalan kira-kira 8 meter dan saluran daya listrik dan telepon juga sudah terdapat di sekitarnya.
14
Berdasarkan analisis diatas bahwa pendukung untuk pengembangan proyek ini tersedia dalam jumlah yang cumup memadai.
5.1.7. Strategi Pemerintah
Strategi pemerintah didaerah ini sudah jelas antara lain mengarah pada pendayagunaan sumber daya alam, manusia, dan teknologi untuk memproduksi berbagai kebutuhan masyarakat terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja, penambahan pendapatan asli daerah, memajukan aktifitas perdagangan serta menunjang program pemerintah untuk meningkatkan pendapatan daerah.
Berdasarkan strategi diatas, tampaknya rencana pembangunan usaha pemecah batu ini sesuai dengan strategi yang ditetapkan pemerintah setempat untuk membuka kesampatan kerja dan kesempatan berusaha.
5.1.8. Sikap Masyarakat Setempat
Masyarakat di sekitar lokasi proyek ini umumnya adalah suku Sunda yang terkenal merupakan pekerja yang baik, rajin, dan masih memegang tradisi bekerja secara gotong royong disamping itu masyarakatnya umumnya mudah menerima saran khususnya dari orang yang dituakan, prinsip ini merupakan salah satu modal dasar yang perlu dikembangkan untuk memperluas usaha terutama dalam pengembangan sektor industri
Berdasarkan pertimbangan primer dan sekunder yang telah disajikan diatas maka lokasi pendirian industri perakitan sepeda listrik ini, ditinjau dari lokasi dan identifikasi proyek adalah sesuai dan mempunyai prospek dikemudian hari.
5.2. Rencana Pembangunan Proyek
5.2.1. Bangunan
Bangunan pendukung pabrik aspalt mixing ini telah tersedia, berupa bangunan kantor, bangunan mess dan bangunan lain.
5.2.2. Mesin-mesin dan Peralatan
Kriteria pemilihan mesin-mesin dan peralatan didasarkan pada banyak faktor pertimbangan, antara lain ;
- Harga yang relatif lebih murah dengan kualifikasi memenuhi syarat
- Kapasitas produksi yang sesuai
15
- Mempunyai efisiensi dan efektivitas yang tinggi
- Mampu beradaptasi terhadap perkembangan teknologi baru
- Mendapat izin dari Badan yang relevan di Indonesia
- Tersedianya spare part yang cukup dan mudah didapatkan di pasaran lokal maupun internasional.
Berdasarkan pertimbangan yang dikemukakan diatas maka mesin/peralatan yang direncanakan sebagian besar adalah mesin-mesin bekas yang kondisinya masih baik.
5.2.3. Lay-Out Aspalt Mixing
Plan lay-out ditata sedemikian rupa sehingga terjadi arus kerja searah, yang bertujuan untuk mempertinggi efisiensi dan efektivitas kerja.
5.2.4. Jadwal Pelaksanaan Proyek
Tahap I : Persiapan 1. Rapat intern (Direksi,Komisaris Pemegang Saham
dan Divisi yang terkait didalamnya)2. Pertemuan/rapat ekstern (pihak bank, agen mesin dan
peralatan)3. Perancangan
Tahap II : 1. Pembangunan Fisik2. Pembelian mesin
Tahap III : Pemasangan mesin
Tahap IV : Rekrut tenaga kerja
Tahap V : Produksi Komersil
Jadwal pelaksanaan proyek dapat dilihat sebagai berikut :Uraian Bulan I Bulan II Bulan Iii
Persiapan Pembangunan Fisik Pembelian Mesin Pemasangan Mesin Rekrut Tenaga Kerja
16
Produksi Komersil
5.3. Proses Produksi
Proses penambangan dan produksi diuraikan sebagai berikut :
Tahap 1 : Persiapan pembuatan jalan alat berat ke puncak bukit, untuk menentukan titik awal penambangan.
Tahap 2 : Pembersihan tanah yang melapis bahan galian/batu Tahap 3 : Pemecahan bongkah, disesuaikan dengan kapasitas crusherTahap 4 : Pengangkutan ke lokasi crusherTahap 5 : PenggilinganTahap 6 : Produk siap dijual
5.4. Rencana Produksi
Kapasitas mesin terpasang mencapai 432.000 m3 pertahun dengan catatan hari kerja 25 hari per bulan dan 8 jam kerja perhari.
Berdasarkan kapasitas/efisiensi kerja mesin-mesin dan peralatan yang direncanakan dengan mempertimbangkan antara lain ; keadaan mesin dan peralatan, serta berdasarkan proyeksi kebutuhan pasar potensil, maka rencana per tahun disesuaikan dengan kapasitas effisiensi yang diperhitungkan sebagai berikut :
Tahun Produksi2001 250.0002002 260.0002003 275.0002004 300.0002005 325.0002006 360.0002007 360.0002008 360.000
17
BAB VI
ASPEK KEUANGAN
6.1. Biaya Proyek
Jumlah seluruh biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan Aspalt mixing oleh PT. HASBI NABIL AMAL ini diperhitungkan sebesar Rp. 8.882.436.000,- dengan perincian sebagai berikut :
No Uraian Jumlah
1. Biaya Investasi 7.694.800.000
2. Modal Kerja 649.000.000
3. IDC 538.636.000
Jumlah 8.882.436.000
Adapun struktur pendanaan proyek ini direncanakan sebagai berikut :
No Uraian Modal Sendiri Bank Jumlah
(30%) (70%) (100%)
1. Biaya Investasi 2.308.440.000 5.386.360.000 7.694.800.000
2. Modal Kerja 194.700.000 454.300.000 649.000.000
3. IDC 161.590.800 377.045.200 538.636.000
Jumlah 2.664.730.800 6.217.705.200 8.882.436.000
6.2. Biaya Investasi
Besarnya Biaya investasi proyek ini diperhitungkan sebesar Rp 7.694.800.000,- dengan perincian sebagai berikut :
No. Uraian Jumlah(Rp)
1 Bangunan 144.800.000
2 Mesin dan Peralatan 7.365.000.000
3 Peralatan Kantor 50.000.000 4 Biaya Pra-Investasi 135.000.000
Total Investasi 7.694.800.000
6.2.1. Biaya Pra-Operasi
Biaya pra-operasi pembangunan proyek diperhitungkan sebesar Rp. 135.000.000,- yang terdiri atas :
18
- Mobilisasi dan Erection Rp. 90.000.000,-- Biaya Perijinan Rp. 25.000.000,-- Sewa Lahan Rp. 20.000.000,-
--------------------Jumlah Rp 135.000.000,-
============
6.2.2. Biaya Bangunan
Jumlah biaya bangunan yang direncanakan dalam proyek ini adalah sebesar Rp. 144.800.000,- dengan perincian sebagai berikut :]
NO Uraian Jumlah1 Bangunan Kantor dan Gudang 90.000.000 2 Pondasi Stone Crusher 22.800.000 3 Pagar Keliling 32.000.000
Total Bangunan 144.800.000
6.2.3. Biaya Mesin-mesin dan Peralatan Pendukung
Total biaya untuk pembelian mesin, biaya instalasi dan pemasangan diperkirakan sebesar Rp. 7.365.000.00,-. Untuk lebih jelasnya dapa dilihat pada tabel 6.4.
6.2.4. Perlengkapan Kantor
Biaya alat-alat kantor diperhitungkan sebesar Rp. 50.000.000,- yang akan digunakan untuk pembelian computer, meja tulis, filling cabinet, kursi dan lain-lain.
6.3. Modal Kerja
Modal kerja yang dimaksud dalam studi ini adalah modal kerja bruto yang dihitung atas waktu keterikatan dana, dalam modal kerja atau waktu yang diperlukan sejak mengeluarkan kas sampai kembali menjadi kas.
Jumlah modal kerja yang dibutuhkan dalam proyek ini diperhitungkan sebesar Rp. 649.000.000,- dengan perincian dapat dilihat pada tabel 6.3.
6.4. Biaya Produksi.
6.4.1 Biaya Upah Tenaga Kerja Langsung
Besarnya biaya upah tenaga kerja langsung diperhitungkan sebesar RP. 596.400.000,- per tahun. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 6.5.
19
6.4.2 Biaya Gaji Tetap Pabrik
Besarnya biaya gaji tenaga tetap pabrik diperhitungkan sebesar Rp. 406.000.000,- pertahun. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 6.5.
6.4.3 Biaya Bahan Bakar
Besarnya biaya bahan bakar untuk menggerakkan mesin-mesin pabrik diperhitungkan sebesar Rp. 630.900.000,- pertahun. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 6.8.
6.4.4. Biaya Retribusi Galian C
Besarnya biaya retribusi galian C diperhitungkan sebesar Rp. 750,- per m3.
6.4.5. Biaya Sewa Lahan
Besarnya biaya sewa lahan diperhitungkan sebesar Rp. 20.000.000,- per tahun. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 6.8.
6.4.6. Biaya Kontribusi Bahan Baku
Besarnya biaya kontribusi bahan baku diperhitungkan sebesar Rp. 2.000/m3.
6.4.7 Biaya Pemeliharaan
Besarnya biaya pemeliharaan mesin, peralatan pendukung dan bangunan diperhitungkan sebesar Rp. 1.104.750.000,- per tahun.
6.5. Biaya Operasional
6.5.1. Biaya Adminstrasi dan Umum
Besarnya biaya adminstrasi dan umum diperhitungkan sebesar Rp. 128.333.333,- per tahun. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 6.10
6.5.2. Biaya Penjualan
Besarnya biaya penjualan diperhitungkan sebesar Rp. 320.833.333,- pertahun. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 6.10.
20
6.5.3. Biaya Penyusutan dan Amortisasi
Besarnya Depresiasi dan Amortisasi dihitung menurut metoda garis lursu (straight line method), besarnya biaya penyusutan diperhitungkan sebagai berikut :
- Bangunan sebesar 20%/tahun- Mesin dan Peralatan 20%/tahun- Peralatan kantor 20%/tahun- Biaya Mobilisasi dan erection 50%/tahun- Perijinan 50%/tahun- Sewa lahan 100%/tahun
6.5.4. Biaya Pajak
Pajak penghasilan perusahaan diperhitungkan sebagaiberikut :
- Lapisan laba sampai dengan Rp. 25.000.000 adalah 10%.- Lapisan laba diatas Rp. 25.000.000,- sampai dengan Rp. 50.000.000,-
adalah 15%.- Lapisan laba diatas Rp. 50.000.000,- ke atas diperhitungkan sebesar 30%.
6.5.5 Biaya Bunga
Besarnya biaya bunga pinjaman diperhitungkan sebesar 20% pertahun.
6.6. Asumsi-asumsi Perhitungan Keuangan.
- Seluruh biaya produksi diperhitungkan naik 10% tiap tahun.
- Harga jual di lokasi diperhitungkan Rp. 28.000,- per m3, naik 10% tiap tahun.
- Dalam analisa keuangan tingkat suku bunga pinjaman dipserhitungkan tetap sebesar 20% per tahun.
- Piutang dagang diasumsikan sebesar 2 bulan darihasil penjualan.
- Persediaan barang jadi akhir diperhitungkan sebesar 2 bulan.
6.7 Rencana Pengembalian
Pengembalian pinjaman diperhitungkan selama 4,5 tahun, hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel keuangan.
21
6.8 Analisis Kelayakan Proyek.
Analisa kelayakan proyek dimaksud untuk mengetahui kelayakan proyek ditinjau dari berbagai alat ukur keuangan seperti NPV, IRR, B/C, Payback Period ,dll.
a. Perhitungan Net Present Value (NPV)
Berdasarkan perhitungan dan analisis ternyata NPV proyek pada tingkat bunga pinjaman 20% adalah positif yaitu sebesar Rp 2.828.725.670,- sehingga dari analisis NPV proyek adalah layak dilaksanakan.
Hasil perhitungan NPV dapat dilihat pada Tabel 6.13
b. Perhitungan Benefit/Cost (B/C)
Dari hasil pengujian Benefit/Cost (B/C), ternyata proyek ini menghasilkan B/C sebesar 1,34 lebih besar dari 1.
Hasil perhitungan B/C dapat dilihat pada Tabel 6.13.
c. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
Berdasarkan pengujian ternyata IRR proyek ini menghasilkan IRR sebesar 31%, yang berarti lebih besar dari tingkat bunga kredit.
Hasil perhitungan IRR dapat dilihat pada Tabel 6.13.
d. Payback Period
Dari hasil perhitungan Payback Period ternyata seluruh dana yang tertanam dalam investasi dapat dikembalikan dalam tempo 3 tahun 6 bulan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 6.13.
e. Analisa Break Even Point
Break Even Point proyek ini rata-rata adalah sebesar 57 % dari penjualan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 6.11.
f. Proyeksi Arus Kas
Proyeksi arus kas menunjukkan bahwa proyek ini pada tahun I dan seterusnya terus surplus dan mampu memenuhi seluruh kewajiban perusahaan
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.12
22
g. Ikhtisar Perkiraan Rugi/Laba
Proyeksi Laba/Rugi menunjukkan bahwa proyek ini tiap tahun mampu untuk menghasilkan keuntungan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 6.10
h. Analisa Ratio Keuangan
Analisa ratio keuangan proyek menunjukan angka-angka yang cukup baik dan hasil analisa dapat dilihat pada Tabel 6.15
6.9. Analisis Sensitivitas
Dalam analisis sensitivitas ini digunakan parameter yaitu penjualan turun sebesar 10 % dan Biaya komponen naik sebesar 10 % , suku bunga 25%, faktor lain tetap menunjukkan angka sebagai berikut :
Uraian Penjualan Turun 10% Biaya Produksi Suku Bunga
Turun 10% Naik 10% 25% NPV Rp 679.528.540 Rp 1.602.484.044 Rp 2.499.406.459 IRR 23% 27% 30%
Payback Period 4 tahun 5 bln 3 Tahun 11 bulan 3 Tahun, 9 bulan
Dari hasil analisa sensitivitas diatas terlihat bahwa proyek ini agak sensitiv terhadap penurunan penjualan, namun tidak sensitif terhadap kenaikan biaya produlsi dan suku bunga.
23
BAB VII.
ASPEK EKONOMI
7.1. Kesempatan Kerja
Jumlah tenaga kerja yang dapat diserap dengan direalisasinya proyek ini mencapai 61 orang, yang terdiri dari tenaga kerja langsung dan tidak langsung.
Jika diasumsikan setiap 1 orang tenaga kerja menanggung 3 orang anggota keluarga, maka proyek ini mampu menghidupi sebanyak 244 jiwa penduduk Indonesia.
7.2. Pajak Penghasilan Negara
Dengan direalisasinya proyek ini diharapkan mampu memberikan pajak setiap tahun kepada negara.
7.3. Penghematan Devisa Negara.
Dengan direalisirnya proyek ini diharapkan akan mampu menambah pendapatan daerah melalui biaya retribusi.
24
BAB VIII.ASPEK LINGKUNGAN
Tidak diragukan lagi bahwa bangsa Indonesia menaruh perhatian besar terhadap pembangunan sebagai perwujudan cita-cita mengisi kemerdekaan bahkan sudah merupakan tekad seluruh rakyat bersama-sama pemerintah untuk senantiasa melaksanakannya secara konsisten dan berkesinambungan, seperti telah dibuktikan setahap demi setahap melalui Pelita Indonesia.
Tidak dapat dipungkiri bahwa konsekuensi pembangunan itu telah dan akan terus mengubah lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis, maupun lingkungan sosial sepanjang zaman. Jika perubahan itu mengarah dan mengacu kepada hal yang positif, tentu saja menggembirakan bagi kita, namun pada kenyataannya sering terjadi keadaan sebaliknya bagi lingkungan.
Bertitik-tolak dari permasalahan tersebut diatas, setiap pembangunan suatu proyek haruslah diperhitungkan dampaknya sebelum dilaksanakan, sebab dampak negatif tak terkendali dari kegiatan pembangunan bukan saja merugikan bahkan dapat pula mengancam eksistensi makhluk hidup (flora, fauna, terutama manusia) dan lingkungan itu sendiri.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 yang merupakan tindak lanjut atau penerapan dari Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup, dimana pada pasal 16 dikatakan bahwa : "Setiap rencana pembangunan yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan, wajib dilengkapi dengan laporan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)".
Metoda yang lazim digunakan untuk peramalan dampak lingkungan adalah ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan) dan AMRIL (Analisis Manfaat Risiko Lingkungan), dan Studi AMDAL antara lain meliputi Penyajian Informasi Lingkungan (PIL), Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Dalam pembangunan proyek PT ABHARINA USAHA MULIA ini belum dilaksanakan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), sehingga dalam studi kelayakan ini hanya dilakukan pengamatan secara umum terhadap komponen utama faktor lingkungan sebagai berikut :
8.1. Pengaruh Proyek Terhadap Lingkungan Fisik (Physical Environment)
25
Pengaruh negatif proyek terhadap lingkungan fisik seperti tanah dan udara disekitar proyek hampir takan terpengaruh khusunya karena perubahan permukaan tanah dan debu namun penambangan batu akan dilakukan sedikti di atas jalan dan tanah akan diratakan supaya dapat dimanfaatkan.
8.2. Pengaruh Proyek Terhadap Lingkungan Biologis
Pengaruh negatif proyek terhadap lingkungan biologis seperti tanaman dan hewan hampir tidak ada, karena tidak menghasilkan limbah yang dapat membahayakan lingkungan .
8.3. Pengaruh Proyek Terhadap Lingkungan Sosial
Pengaruh negatif terhadap lingkungan sosial relatif tidak ada, bahkan dengan direalisasikannya proyek ini mampu menyerap tenaga kerja. Berdasarkan hasil pendugaan terhadap aspek lingkungan, diharapkan tidak ada aspek negatif yang serius terhadap lingkungan.
26
BAB IX.KESIMPULAN DAN SARAN/REKOMENDASI
9.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah disajikan sebelumnya ditinjau dari berbagai aspek kami berpendapat bahwa proyek ini layak dilaksanakan dan dapat dinyatakan bahwa rencana pendirian Aspalt mixing ini sangat positif namun perushaan ini harus terlebih dahulu melengkapi Surat Izin Pertambangan Daerah (SIPD), agar tidak mengalami kesulitan dalam proses produksi.
9.2. Saran/Rekomendasi
Bertitik-tolak dari hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan perhitungan/perkiraan secara konservatif, bahwa proyek ini patut dijalankan dengan jumlah dana yang dibutuhkan, mengingat banyaknya segi positif, namun perlu perhatian agar surat-surat dan perijinan yang menyangkut perusahaan dan produksi dapat diurus segera agar tidak mengganggu jalannya perusahaan.
27
BAB XPENUTUP
Dengan demikian kami berpendapat bahwa "Rencana Pendirian Aspalt mixing” yang diprakarsai oleh PT. HASBI NABIL AMAL layak (feasible) dilaksanakan, oleh karena itu sudah selayaknya pihak Bank dan seluruh pihak yang berkompeten memberikan perhatian terhadap kemungkinan memberi bantuan finansial untuk merealisasi proyek ini.
Akhir kata, bagaimana pun "feasible"-nya suatu proyek, tanpa didukung manusia yang cakap dalam mengelola usaha tersebut akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu dibutuhkan tenaga-tenaga yang bukan saja cakap, sekaligus harus mempunyai kemampuan manajerial dan jiwa kewirawastaan yang tangguh.
*****
28