01_gis dan konsep geodesi
DESCRIPTION
01_GIS Dan Konsep GeodesiTRANSCRIPT
![Page 1: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/1.jpg)
1
A. PENGANTAR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
1. Pendahuluan
Sistem Informasi Georafis atau Georaphic Information System (SIG) merupakan
suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan
menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Sistem ini
mengcapture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan
menampilkan data yang secara spasial mereferensikan kepada kondisi bumi.
Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan
analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki
oleh pemetaan.
Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainya yang
membuatnya menjadi berguna berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian,
merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi.
Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama
Data Banks for Develompment (Rais, 2005). Munculnya istilah Sistem Informasi
Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh General Assembly dari
International Geographical Union di Ottawa Kanada pada tahun 1967.
Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CSIG (Canadian SIG-
SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisa dan mengolah data yang
dikumpulkan untuk inventarisasi tanah Kanada (CLI-Canadian Land Inventory)
sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada
dengan memetakan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas,
unggas dan penggunaan tanah pada skala 1 : 250000. Sejak saat itu Sistem
Informasi Geografis berkembang di beberapa benua terutama Benua Amerika,
Benua Eropa, Benua Australia, dan Benua Asia.
Seperti di negara-negara yang lain, di Indonesia pengembangan SIG dimulai di
lingkungan pemerintahan dan militer. Perkembangan SIG menjadi pesat semenjak di
ditunjang oleh sumberdaya yang bergerak di lingkungan akademis (kampus).
![Page 2: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/2.jpg)
2
2. Sistem Informasi
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema, yang mempunyai satu
pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara
teratur dan merupakan satau kesatuan yang tidak terpisahkan (Vaza, 2006). Sementara
itu menurut Hamalik (2002 dalam Zakir 2007) Sistem secara teknis berarti
seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai
suatu tujuan. Mudyharjo (1993, dalam Zakir 2007) mendefinisikan sistem sebagai
suatu kesatuan dari berbagai elemen atas bagian-bagian yang mempunyai hubungan
fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Dari ketiga definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian sistem adalah
seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan erat satu dengan lainya untuk
mencapai tujuan bersama-sama.
Subsistem sebenarnya hanyalah sistem di dalam suatu sistem, sebagai contoh, pesawat
terbang adalah suatu sistem yang terdiri dari sistem-sistem bawahan seperti mesin,
sistem badan pesawat dan sistem rangka. Masing-masing sistem ini terdiri dari
sistem tingkat yang lebih rendah lagi, misal sistem mesin adalah kombinasi dari
sistem karburator, sistem bahan bakar dan seterusnya. Istilah subsistem digunakan
untuk memudahkan analisis dan pengkomunikasian.
Berikut ini adalah karakter atau sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh sistem:
1. Mempunyai komponen (component).
Suatu sistem mempunyai sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan
bekerjasama untuk membentuk suatu kesatuan.Setiap komponen mempunyai sifat-
sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi
proses sistem secara keseluruhan.
2. Batas sistem (boundary).
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sitem dengan sistem
lainya.
3. Penghubung sistem (interface).
![Page 3: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/3.jpg)
3
Penghubung merupakan media antara subsistem dengan subsistem lainya. Penghubung
memungkinkan sumber-sumber daya mengalit dari satu subsistem ke subsistem
lainya, dan juga subsistem -subsistem tersebut dapat berintegrasi membentuk satu
kesatuan.
4. Masukan sistem (input).
Sesuatu yang dimasukan ke dalam sistem yang berasal dari lingkungan.
5. Keluaran sistem (output).
Suatu hasil dari proses pengolahan sistem yang dikeluarkan ke lingkungan
6. Pengolahan sistem (proces).
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan mengubah
masukan menjadi keluaran.
7. Lingkungan luar sistem (environments)
Segala sesuatu di luar batas suatu sistem yang mempengaruhi kerja sistem.
8. Sasaran suatu tujuan (goal)
Setiap sistem mempunyai tujuan. Suatu sistem dikatakan berhasil jika mengenai
sasaran atau tujuan (goal)
3. Data dan Informasi
Seringkali istilah informasi dan data agak rancu karena kedua istilah tersebut
sering digunakan secara bergantian dan saling tertukar, meskipun kedua istilah ini
sebenarnya merujuk pada masing-masing konsep yang berbeda. Data merupakan
bahasa matematika dan simbol-simbol pengganti lain yang disepakati oleh umum dalam
menggambarkan objek, manusia, peristiwa, aktivitas, konsep dan objek-objek
penting lainya, data merupakan suatu kenyataan apa adanya (raw facts).
Davenport dan Prusak (1998 dalam Setiarso 2006) membedakan data dan informasi
sebagai berikut: Data is a set of discreteobjective facts abaout events.
Sebagai contoh bila seorang pelanggan datang untuk membeli buah jeruk di sebuah
supermarket makan transaksi yang terjadi dapat digambarkanb sebagian oleh ,
yaitu berapa uang yang harus dibayarkan, berapa kilogram jeruk yang dibeli,
namun tidak menjelaskan mengapa pelanggan itu datang ke supermarket, kualitas
![Page 4: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/4.jpg)
4
pelayanaan supermarket dan sebagainya. Dalam organisasi, data terdapat dalam
catatan-catatan (record) atau transaksi.
Information is data that makes a difference. Kata inform sejatinya adalah berarti
memberi bentuk, dan informasi ditujukan untuk membentuk orang yang
mendapatkannya, yaitu untuk membuat agar pandangan atau wawasan orang tersebut
berbeda (dibandingkan sebelum memperoleh informasi). Sebagai contoh pelanggan
membeli jeruk lokal bukan jeruk import, pernyataan tersebut merupakan informasi.
Data merupakan bahan mentah, untuk menjadi informasi data harus terlebih dahulu
diolah melalui suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data disebut
model pengolahan data atau dikenal dengan siklus pengolahan data Pengolahan,
Pemrosesan, Konversi, dll.
Barry E. Cusing (983, dalam Riasetiawan, 2007) mendefinisikan sistem informasi
sebagai : An organized means of colleting, entering and processing data, and of
storing, managing, controllingm and reporting information so that an organization
can achieve its objectives and goal.
Sementara itu Gelinas, Oram dan Wiggins (1990 dalam Riasetiawan ,2007)
mendefinisikan sistem informasi sebagai: A man made system that generally consists of
an integrated set of computer-based and manual components establish to collect, store
, and manage data, and to provide output information to users.
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah
suatu cara yang terorganisir mengumpulkan, memasukan dan memproses data,
mengendalikan, dan menghasilkan informasi dengan berbasis proses manual atau
Komputer untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
Keberhasilan suatu sistem informasi yang diukur berdasarkan maksud pembuatannya,
bergantung pada tiga faktor utama yaitu: keserasian dan mutu data,
![Page 5: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/5.jpg)
5
pengorganisasian data dan tata cara penggunaannya ( Cook, 1977 dalam
Notohadiprawiro, 2006).
4. Sistem informasi Geografis
Definisi SIG sangatlah beragam, karena memang defenisi SIG selalu berkembang,
bertambah dan sangat bervariasi, dibawah ini adalah beberapa definisi SIG.
Arronoff (1989), mendefinisiskan SIG sebagai suatu sitem berbasis komputer yang
memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan
data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali),manipulasi dan
analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan
dengan geografi Arronoff (1989).
(Burrough,1986) mendefinisikan SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan
untuk memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali
data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan
dengan pemetaan dan perencanaan.
Sistem informasi geografis dapat dilihat sebagai suatu sistem dari berbagai komponen
yang terintegrasi; informasi mengenai fenomena di permukaan bumi yangtelah
disederhanakan dan disarikan menjadi sebuah basis data spasial dan nonspasial dalam
bentuk digital, yang dibantu dengan penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras
komputer yang dirangkaikan dengan pertimbangan pengguna SIG atau analis sehingga
menghasilkan solusi terhadap persoalan spasial.
Dari defenisi-definisi tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa SIG terdiri
atas beberapa subsistem yaitu: data input, data output, data management , data
manipulasi dan analysis (Prahasta, 2005)
![Page 6: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/6.jpg)
6
Komponen Sistem Informasi Geografi
1. Perangkat keras, seperti yang sering digunakan antara adalah digitizer,
scanner,Central Procesing Unit (CPU), mouse , printer, plotter
2. Perangkat lunak, seperti ArcSIG, Idrisi, ARC/INFO,ILWIS, MapInfo dan lain lain.
3. Data dan informasi geografi, data dan informasi yang diperlukan baik secara
tidak langsung dengan cara meng import-nya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang
lain maupun secara langsung dengan cara menjitasi data spasial dari peta dan
memasukan data atributnya dari table-tabel dan laporan dengan menggunakan
keyboard.
4. Pengguna (user), Teknologi SIG tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang
mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai
kondisi nyata Suatu proyek SIG akan berhasil jika di manage dengan baik dan
dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keakhlian yang tepat pada semua
tingkatan.
Fungsi SIG
Berdasarkan desain awalnya fungsi utama SIG adalah untuk melakukan analisis
data spasial. Dilihat dari sudut pemrosesan data geografik, SIG bukanlah penemuan
baru. Pemrosesan data geografik sudah lama dilakukan oleh berbagai macam bidang
ilmu, yang
membedakannya dengan pemrosesan lama hanyalah digunakannya data dijital.
![Page 7: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/7.jpg)
7
Adapun fungsi -fungsi dasar dalam SIG adalah sebagai berikut :
1. Akuisisi data dan proses awal meliputi: digitasi, editing, pembangunan
topologi, konversi format data, pemberian atribut dll.
2. Pengelolaan database meliputi : pengarsipan data, permodelan bertingkat,
pemodelan jaringan pencarian atribut dll.
3. Pengukuran keruangan dan analisis meliputi : operasi pengukuran, analisis
daerah penyanggga, overlay, dll.
4. Penayangan grafis dan visualisasai meliputi : transformasi skala, generalisasi,
peta topografi, peta statistic, tampilan perspektif.
Bagaimana mengenali kemampuan SIG adalah dengan melihat kemampuannya
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
What is that ….? mencari keterangan (atribut atribut) atau deskripsi mengenai
suatu unsur peta yang terdapat pada posisi-posisi yang ditentukan.
Where is it ….? Mengidentifikasi unsur peta yang didiskripsinya (salah satu atau lebih
atributnya) ditentukan. Sebagai contoh SIG dapat menentukan lokasi yang sesuai untuk
mengembangan lahan pertanian tanaman lada yang memiliki beberapa kriteria yang
harus dipenuhi.
How has it changed….? Ini adalah pertanyaan kecenderungan, mengidentifikasi
kecenderungan perubahan trend spasial dari berbagai unsur-unsur peta.
What spatial patterns exist? Pertanyaan ini lebih menekankan pada keberadaan pola-
pola yang terdapat di dalam data-data spasial (juga atribut) suatu SIG. Jika ada
penyimpangan data aktual terhadap pola pola yang sudah biasa dikenali SIG mampu
merepresentasikan.
What if…? Pertanyaan yang berbasisikan model. Permodelan didalam SIG adalah
penggunaan fungsi dasar manipulasi dan analisis untuk menyelesaikan persoalan yang
kompleks.
Aplikasi dan Pemanfaatan SIG
Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam
mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi
atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data
![Page 8: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/8.jpg)
8
spasial dan data atribut dalam bentuk dijital. Sistem ini merelasikan data spasial
(lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para penggunanya dapat
membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG
merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data
dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk
peta cetak, table, atau dalam bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan
mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan. SIG sangat
bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan spasial
(decision making process).
Posisi SIG dengan segala kelebihannya, semakin lama semakin berkembang
bertambah dan bervarian. Pemanfaatan SIG semakin meluas meliputi berbagai
disiplin ilmu, seperti ilmu kesehatan, ilmu ekonomi, ilmu lingkungan, ilmu pertanian,
militer dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa contoh aplikasi SIG:
1. Pengelolaan Fasilitas: Peta skala besar, network analysis, biasanya digunakan
untuk pengolaan fasilitas kota. Contoh aplikasinya adalah penempatan pipa dan kabel
bawah tanah,
perencanaan fasilitas perawatan, pelayanan jaringan telekomunikasi
2. Pengolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Untuk tujuan ini pada umumnya
digunakan citra satelit, citra Landsat yang digabungankan dengan foto udara, dengan
teknik overlay.
Contoh aplikasinya adalah studi kelayakan untuk tanaman peranian, pengelolaan
hutan dan analisis dampak lingkungan
![Page 9: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/9.jpg)
9
3. Bidang Transportasi: Untuk fungsi ini digunakan peta skala besar dan menengah dan
analisis keruangan, terutama untuk manajemen transit perencanaan rute, pengirimsn
teknisi, analisa pelayanan, penanganan pemasaran dan sebagainya.
4. Bidang pertambangan, seperti dijelaskan oleh A.D Hammond, 2006; “The application
of GIS in environmental, mine remediation and reclamation has been extensively tested
and documented. However, the same is not true in the area of technical mining
applications".
Hubungan SIG dan CAD dalam pertambangan
Model Data Dalam SIG
Model data spasial yang biasa digunakan dalam pemetaan SIG 2 dimensi adalah vector
dan raster. Model vector mengklasifikasikan fitur geografis sebagai titik (point), garis
(lines), dan area (poligon). Keunggulan dari model data vector terletak dari
fleksibilitasnya. Model data lain yang biasa digunakan adalah data raster, seperti foto
udar, data penginderaan jauh, dan bahkan dari video. Data raster membagi peta
menjadi ukuran-ukuran sel regular dengan ukuran sel yang identik. Setiap sel dalam data
raster memiliki nilai kunatitatif yang merepresentasikan keberadaan atribut dari
fenomena di permukaan bumi yang ingin diukur. Berikut ini adalah gambar yang
menunjukkan perbandingan antara data raster dan data vector dalam aplikasi SIG.
![Page 10: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/10.jpg)
10
source: http://www.SIG.unbc.ca
Pengumpulan Data dan Pengelolaan Data
File Formats
Format data SIG is standar dari encoding informasi geografis ke dalam file. Secara
umum standar file ditentukan oleh badan-badan pemetaan pemerintah dan oleh
pengembang software SIG. Ada beberapa format file yang populer untuk SIG yaitu:
Raster Formats
ECW – Enhanced Compressed Wavelet (ER Mapper)
GeoTIFF – TIFF variant enriched with GIS relevant metadata
IMG – ERDAS IMAGINE image file format
![Page 11: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/11.jpg)
11
MrSID – Multi Resolution Seamless Image Database (Lizardtech)
Vector formats
DXF – AutoCAD DXF Format
SHP – ESRI’s vector data format using SHP, SHX and DBF files
TAB – MapInfo’s vector data format using TAB, DAT, ID and MAP Files
NTF – National Transfer Format
TIGER – Topological Integrated Geographic Encoding & Referencing
Grid Formats
DEM – The USGS Digital Elevation Model
SDTS – The USGS successor to DEM.
![Page 12: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/12.jpg)
12
B. SISTEM PROYEKSI, SISTEM KOORDINAT DAN TRANSFORMASI KOORDINAT
1. SISTEM PROYEKSI
Proyeksi peta adalah proses memindahkan sistem paralel (garis lintang) dan meridian
(garis bujur) berbentuk bola (globe) ke bidang datar (peta). Hasil pemindahan dari globe
ke bidang datar ini akan menjadi peta. Pemindahan dari globe ke bidang datar harus
diusahakan akurat. Agar kesalahan diperkecil sampai tidak ada kesalahan maka
pemindahan harus memperhatikan syarat-syarat di bawah ini; bentuk-bentuk di
permukaan bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap), persis seperti pada gambar
peta di globe bumi dan luas permukaan yang diubah harus tetap. Jarak antara satu titik
dengan titik lain di atas permukaan bumi yang diubah harus tetap.
Di dalam proses pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas sekaligus
adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi satu syarat saja
untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak mungkin, yang bisa dipenuhi
hanyalah satu saja dari syarat-syarat di atas dan ini hanya untuk sebagian kecil dari
muka bumi.
Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah yang lebih
besar harus dilakukan kompromi ketiga syarat di atas. Akibat dari kompromi itu maka
lahir bermacam jenis proyeksi peta.
Bila diminta untuk memetakan seluruh permukaan bumi, maka kita dituntut harus tepat
dalam memilih proyeksi yang digunakan. Pemilihan proyeksi tergantung pada bentuk,
luas dan letak daerah yang dipetakan, ciri-ciri tertentu/ciri asli yang akan dipertahankan.
Titik singgung antara permukaan bola bumi dan bidang datar dapat terletak pada kutub,
ekuator atau antara kutub dan ekuator. Misalnya Anda akan memproyeksikan garis-garis
meridian dan garis-garis lintang. Jika titik singgung antara bidang datar dan permukaan
bola bumi terletak di kutub utara, setelah diproyeksikan garis lintang akan taampak
sebagai lingkaran konsentris yang mengelilingi kutub. Garis meridian akan tampak
sebagai garis lurus yang berpusat di kutub dengan sudut yang sama.
![Page 13: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/13.jpg)
13
Proyeksi adalah suatu cara dalam usaha menyajikan dari suatu bentuk yang mempunyai
dimensi tertentu ke dimensi lainnya. Dalam hal ini adalah dari bentuk matematis bumi
(Elipsoid atau Elip 3 dimensi) ke bidang 2 dimensi berupa bidang datar (kertas).
PROYEKSI dapat dibagi menurut criteria :
1. SIFAT:
KONFORM (bentuk sama)
EQUIVALENT (luas sama)
EQUIDISTANT (jarak sama)
2. BIDANG :
AZIMUTHAL (bidang datar)
KERUCUT (bidang kerucut)
SILINDER (bidang silinder)
3. KEDUDUKAN BIDANG PROYEKSI :
NORMAL ( tegak )
TRANSVERSAL ( melintang )
OBLIQUE ( miring )
Sebagai ilustrasi analogi dapat dibayangkan bagaimana cara untuk mendatarkan
kupasan kulit jeruk agar didapatkan jumlah luas minimal dan dijaga posisi relatif setiap
titik dikulit jeruk tadi tetap sama. Maka cara mengiris kupasan jeruk tadi dianalogkan
sama dengan Proyeksi.
Ada banyak sistem Proyeksi, diantaranya yang digunakan dalam kepentingan pemetaan
adalah Proyeksi Silinder Melintang yang dikenalkan oleh Mercator dan bersifat Universal
atau disebut UTM ( Universal Tranvers Mercator ) sistem ini telah dibakukan oleh
BAKOSURTANAL sebagai sistem Proyeksi Pemetaan Nasional.
![Page 14: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/14.jpg)
14
Mengapa UTM, karena:
Kondisi geografi negara Indonesia membujur disekitar Garis Katulistiwa atau garis lingkar
Equator dari Barat sampai ke Timur yang relatif seimbang. Untuk kondisi seperti ini,
sistem proyeksi Tranvers Mercator/Silinder Melintang Mercator adalah paling ideal
(memberikan hasil dengan distorsi minimal). Dengan pertimbangan kepentingan teknis
maka dipilih sistem proyeksi Universal Transverse Mercator yang memberikan batasan
luasan bidang 6º antara 2 garis bujur di elipsoide yang dinyatakan sebagai Zone.
Ciri dari Proyeksi UTM adalah :
Proyeksi bekerja pada setiap bidang Elipsoide yang dibatasi cakupan garis meridian
dengan lebar 6º yang disebut Zone.
ZONE :
Penomoran Zone merupakan suatu kesepakatan yang dihitung dari Garis Tanggal
Internasional (IDT) pada Meridian 180º Geografi ke arah Barat - Timur, Zone 1 = (180ºW
sampai dengan 174ºW). Wilayah Indonesia dilingkup oleh Zone 46 sampai dengan Zone
54 dengan kata lain dari Bujur 94º East sampai dengan 141 East.
Proyeksi garis Meridian Pusat (MC) merupakan garis lurus vertical pada tengah bidang
proyeksi.
Proyeksi garis lingkar Equator merupakan garis lurus horizontal di tengah bidang
Proyeksi.
Grid merupakan perpotongan garis-garis yang sejajar dengan dua garis proyeksi pada
butir 2 dan 3 dengan interval sama. Jadi, garis pembentuk grid bukan hasil proyeksi dari
garis Bujur atau garis Lintang Elipsoid (kecuali garis Meridian Pusat dan Equator).
Faktor skala garis (scale factor) di Pusat peta adalah 0.9996, artinya garis horizontal di
tanah pada ketinggian muka air laut, sepanjang 1 km akan diproyeksikan sepanjang
999.6 m pada Peta. Catatan : Faktor skala tidak sama dengan skala peta.
![Page 15: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/15.jpg)
15
Penyimpangan arah garis meridian terhadap garis utara Grid di Meridian Pusat = 0º, atau
garis arah Meridian yang melalui titik diluar Meridian Pusat tidak sama dengan garis
arah Utara Grid Peta, simpangan ini disebut Konfergensi Meridian. Dalam luasan dan
skala tertentu tampilan simpangan ini dapat diabaikan karena kecil (tergantung posisi
terhadap garis Ekuator).
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat
menggambar beberapa bagian permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang
meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi. Untuk dapat
membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan
bumi kita harus mengadakan kompromi antara ketiga syarat di atas. Sebagian dampak
kompromi tersebut, keluarlah bermacam-macam jenis proyeksi peta. Masing-masing
proyeksi mempunyai kelebihan dan kelemahan sesuai dengan tujuan peta dan bagian
mukabumi yang digambarkan.
2. SISTEM KOORDINAT
Koordinat adalah pernyataan besaran geometrik yang menentukan posisi satu titik
dengan mengukur besar vektor terhadap satu Posisi Acuan yang telah didefinisikan.
Posisi acuan dapat ditetapkan dengan asumsi atau ditetapkan dengan suatu
kesepakatan matematis yang diakui secara universal dan baku. Jika penetapan titik
acuan tersebut secara asumsi, maka sistem koordinat tersebut bersifat Lokal atau
disebut Koordinat Lokal dan jika ditetapkan sebagai kesepakatan berdasar matematis
maka koordinat itu disebut koordinat yang mempunyai sistem kesepakatan dasar
matematisnya.
Koordinat Geografi pada Proyeksi UTM adalah salah satu transformasi geografi yang
mempunyai referensi Posisi Acuan dan arah yang sama yaitu Titik Pusat Proyeksi untuk
posisi dan arah utara Grid di Meridian Pusat sebagai arah acuan. Permasalahan yang
timbul adalah :
Koordinat adalah pernyataan besaran geometrik yang menentukan posisi satu titik
dengan mengukur besar vektor terhadap satu Posisi Acuan yang telah didefinisikan.
![Page 16: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/16.jpg)
16
Posisi acuan dapat ditetapkan dengan asumsi atau ditetapkan dengan suatu
kesepakatan matematis yang diakui secara universal dan baku. Jika penetapan titik
acuan tersebut secara asumsi, maka sistem koordinat tersebut bersifat Lokal atau
disebut Koordinat Lokal dan jika ditetapkan sebagai kesepakatan berdasar matematis
maka koordinat itu disebut koordinat yang mempunyai sistem kesepakatan dasar
matematisnya.
Sebagai contoh:
Pada Proyeksi UTM, sistem koordinat yang digunakan adalah Orthmetrikl 2 Dimensi,
dengan satuan meter kesepakatan posisi titik Acuan berada di pusat proyeksi yaitu
perpotongan proyeksi garis Meridian Pusat pada Zone tertentu dengan lingkaran
Equator dan di-definisikan sebagai :
N(orth) : 10,000,000 m
E(ast) : 500,000 m
Penentuan Zone:
Zone ditentukan dengan :
Dimana :
Bujur = Bujur ditengah daerah Pemetaan
3º = Lebar 0.5 Zone
30 = Nomor Zone di Greenwich
Kesimpulan, Parameter Koordinat UTM terdiri dari komponen North/East dan informasi
Zone. (Kontur bukan merupakan parameter koordinat.)
Pada Sistem Proyeksi Lokal, titik acuan dapat berupa Patok, Paku, Pojok Bangunan dll,
dengan asumsi nilai X,Y sebarang, dengan arah Utara Grid sebarang. Koordinat ini dapat
pula disebut Koordinat Relatif. Jika pada kemudian hari koordinat “Patok” tersebut
![Page 17: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/17.jpg)
17
dapat ditentukan hubungannya terhadap Sistem Koordinat Nasional, maka Sistem
Koordinat dapat diubah menjadi Sistem Koordinat Baku. Proses ini disebut juga
TRANSFORMASI.
3. TRANSFORMASI KOORDINAT
Transformasi Koordinat adalah proses pemindahan suatu Sistem Koordinat ke Sistem
Koordinat lainnya. Pada pembahasan terdahulu Koordinat harus mempunyai acuan
Posisi dan Arah. Dalam kasus ini dibatasi pembahasan Transformasi Koordinat Geografi
ke Koordinat UTM dan sebaliknya. Koordinat Geografi pada Proyeksi UTM mempunyai
referensi Posisi Acuan dan arah yang sama yaitu Titik Pusat Proyeksi untuk posisi dan
arah utara Grid di Meridian Pusat sebagai arah acuan. Permasalahan yang timbul adalah
SATUAN (unit). Besaran Pada Koordinat Geografi dinyatakan dalam besaran sudut
(derajat), besaran pada Koordinat UTM dinyatakan besaran panjang (meter).
Bidang persamaan, pada Koordinat geografi dinyatakan sebagai permukaan Elipsoid,
sedang bidang persamaan UTM merupakan bidang datar. Jadi hubungan antara
Koordinat Geografi dan UTM adalah :
Dimana :
ON = Origin North = 10,000,000 m
G = Panjang busur Meridian
ko =0.9996
OE = Origin East = 500,000 m
p = Panjang busur Paralel
Kor = Koreksi akibat perubahan bentuk 3 D garis lengkung ke 2D.
Garis Meridian : Garis lengkung melingkar dipermukaan Elipsoid dan melewati 2 kutub
Garis Paralel : Lingkaran melintang dipermukaan Elipsoid dari Kutub U ke S sejajar
Equator
![Page 18: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/18.jpg)
18
Karena Sistem Informasi Geografi (GIS) merupakan metoda sajian terpadu, maka semua
data masukan spasial maupun tabular harus berupa data terpadu. Artinya, kesatuan
Sistem Koordinat untuk data spasial, kesatuan ID untuk data tabular, kesatuan dalam
memanage data untuk sasaran informasi tersebut agar dapat dimanfaatkan secara
maksimal. Fungsi Sistem Proyeksi dan transformasi sangat memegang peranan sangat
penting.
Hal lain yang perlu diingat bahwa konsep GIS memanfaatkan pula jaringan data antar
Pusat dengan Daerah, antar Instansi yang bersifat Nasional , yang sangat berguna untuk
analisis terhadap suatu dampak dari perubahan data yang masuk dalam cakupan yang
lebih luas. Jadi kesatuan dalam Sistem Koordinat adalah mutlak dalam konsep GIS.
Setelah dipahami tiga Konsep (Proyeksi, Koordinat, Transformasi) diatas, dapat
disimpulkan bahwa data masukan spasial (peta) mutlak harus mempunyai kesatuan
dalam hal Spheroid dan Sistem Koordinat, yaitu UTM dengan Elipsoid Acuan WGS84
(Parameter ini telah baku untuk peta rupa bumi Nasional), jika data tersebut tidak dalam
sistem tersebut maka perlu dilakukan transformasi Koordinat sebelumnya.
ISTILAH - ISTILAH
Koordinat GEOGRAFI :
Pernyataan Koordinat Spheroid Bumi (3D) dengan Komponen :
Bujur (Longitude), dimana Bujur 0º terletak di GREENWICH di negara Inggris (sekitar kota
London) dihitung ke barat (BUJUR Barat) dan ke timur (BUJUR Timur).
Lintang (Latitude), dimana diawali pada Lintang 0º yang merupakan lingkaran Equator
dihitung ke Utara (Lintang Utara) dan ke Selatan (Lintang Selatan) Posisi Geografi adalah
titik potong garis Bujur dan Lintang yang melalui titik tersebut.
PROYEKSI UTM (Universal Transverse Mercator) :
Sistem Proyeksi Orthometrik dengan satuan panjang (m) berdasar bidang SILINDER
(Mercator), bersifat KONFORM, kedudukan bidang Proyeksi TRANVERSAL (Melintang),
menggunakan ZONE (Universal) dengan interval 6º meridian dikenalkan oleh Mercator.
![Page 19: 01_GIS Dan Konsep Geodesi](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022071700/563db78c550346aa9a8c0fe9/html5/thumbnails/19.jpg)
19
KOORDINAT UTM :
Koordinat Orthometrik 2 Dimensi, dengan Titik Acuan N = 10,000,000 m dan E = 500,000
m terletak di Pusat Proyeksi (Perpotongan Meridian Central/Tengah Zone dengan
Equator). Arah Utara grid sejajar Proyeksi MC
ZONE :
Merupakan Juring Elipsoid dengan batasan 6º diawali di Bujur 180º dengan arah Timur
(Zone 1) sampai dengan Zone 60. Artinya berawal di Bujur 190º ketimur (Bujur Timur)
melalui Bujur 0º di Greenwich (Zone 30) berakhir di Bujur 180 Timur (Zone 60) GARIS
BUJUR (Longitude Line) / Grs Meridian. Proyeksi potongan satu bidang dengan elipsoid
melalui dua kutubnya yang merupakan garis di permukaan Elipsoid Bumi membujur dari
Kutub Utara ke Kutub Selatan. Dihitung dari Bujur 0º Greenwich 180º kearah Timur dan
180º kearah Barat.