02a_konsep disain
DESCRIPTION
desain bajaTRANSCRIPT
07/04/2012
1
STRUKTUR BAJA ‐ 1
Load and Resistance Factor Design
(LRFD)
Tata Cara Perencanan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung
(SNI‐03‐1729 2002)
HYSTORICAL PERATURAN BAJA DI INDONESIA
Allowable Stress Design (ASD)
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia
(PPBBI 1984)
07/04/2012
2
Peraturan Strutkur Beton Bertulang di Indonesia lebih dulu menganut sistim LRFD
dibanding dengan Struktur Baja
Beton sejak SKNSI 1991
Baja sejak SNI 03‐1729‐2002
ASD vs LRFD(Defenisi menurut AISC 2005)
Kesamaan sama – sama “Nominal Strenght”Perbedaan Safety factor vs Resistance factor
07/04/2012
3
ijin
leleh / SF
SF = 1,50 untuk beban tetap
1,05 untuk beban sementara
Konsep ASD lama PPBBI 1984
ASD (Allowable Stress Design)Working stress Design
Tegangan Kerja (Working Stress)
Peraturan LRFD di AISC dikembangkan oleh T.V.GALAMBOS, GALAMBOS & RAVINDRA.
Peraturan LRFD AISC berdasarkan :
Model Probabilistic (model kemungkinan/peluang).
Kalibrasi dengan peraturan ASD AISC tahun 1978.
Evaluasi menggunakan pertimbangan dan pengalaman terbaru/terakhir, sepanjang dilakukannya pengembangan metode struktur oleh lembaga terkait.
LRFD (Load and Resistance Factor Design)
Kutipan AISC 2005,
07/04/2012
4
Data dari banyak kemungkinan yang mungkin terjadi di plotkan dalam kurva distribusi normal ………….
KEMUNGKINAN KEJADIANDALAM STATISTIK
Misalkan Kemungkinan #1 :
Q = 10 R = 20
AMAN !!!
R > Q atau R – Q > 0
Misalkan Kemungkinan #2 :
R = 20 Q = 30
GAGAL !!!
R < Q atau R – Q < 0
Dalam teori probabilitas, kekuatan struktur dan tingkat resikonya dinyatakan dengan kemungkinan runtuh (probability of failure)
Kemungkinan keruntuhan ini dipengaruhi oleh 2 faktor :(1) Faktor Beban = Q ; (2). Faktor kekuatan bahan /resistensi = R
Rm
R
Qm
Q
0
Frekwensi
Kekuatan Bahan (R)
Beban (Q)
STATISTIK(Kurva Distribusi Normal)
07/04/2012
5
Peluangkegagalan (Pf)
0
Frekwensi
Distribusi Frekwensi KEKUATAN BAHAN (R)
Rm
R
Kekuatan Bahan (R)
Distribusi Frekwensi BEBAN (Q)
Qm
Q
Beban (Q)
Konsep Perencanaan LRFD(Kurva Distribusi Normal)
Alasan penggunaan angka keamanan adalah ketidak pastian dalam menentukan suatu besaran.
Macam – macam ketidak pastian dalam menentukan pembebanan yang mungkin terjadi adalah; Beban hidup sangat tergantung kepada sifat dan perilaku pengguna
bangunan Beban Angin, Hujan dan Gempa sangat tergantung kepada keadaan alam
yang saling berubah – rubah. Beban Mati mempunyai ketidak pastian dalam penentuan berat jenis dan
ukuran bahan.
Ketidak pastian yang lain yang dapat juga terjadi dalam perencanaan yang menyebabkan ketidak pastian resistensi adalah : Sifat – sifat bahan yang tidak seragam Pemodelan analisa struktur yang bersifat pendekatan dan bukan eksak. Ketidak pastian mungkin juga terjadi pada tahap pelaksaan yang tidak
sempurna.
Ketidak Pastian
07/04/2012
6
Tingkat Keandalan(Kurva Distribusi Log Normal)
0
Frekwensi
Ln (R /Q)
Peluangkegagalan (Pf)
g LnRmQm
Ln (R /Q)
β Ln Rm
QmVR2 VQ2
Dimana ;β = Tingkat Keandalan (Reability Indeks)VR & VQ = Koefisien variasi R & QRm & Qm = Nilai rerata R & Qσg = Standard Deviasi
β.σg
Semakin besar (Indeks keandalan) semakin besar batas keamanan
LRFD (Load Resistance Factor Design) Limited Stress Design (LSD)
Kuat Rencana ≥ Kuat Perlu
Rn Ru i Qi Dimana:
= faktor reduksi kekuatan / strength reduction factors
Rn = kuat nominal komponen struktur (tarik, tekan, lentur dan geser)
Ru = kuat perlu komponen struktur
= faktor beban / overload factors
Qi = berbagai jenis beban, D : beban mati
L : beban hidup
E : beban gempa
W : beban angin
07/04/2012
7
Ru = Max
1.4 D Comb. 1
1.2 D + 1.6 L + 0.5 (La atau H) Comb. 2
1.2 D + 1.6 (La atau H) + (L L atau 0.8 W) Comb. 3
1.2 D + 1.3 W + L L + 0.5 (La atau H) Comb. 4
1.2 D 1.0 E + L L Comb. 5
0.9 D (1.3 W atau 1.0 E)Comb. 6
Kuat Perlu , Ru(Required strength)
Kuat perlu (Ru) yang menentukan adalah nilai yang terbesar diantara 6 kombinasi pembebanan dibawah ini.
Kombinasi Pembebanan berdasarkan SNI 03‐1729‐2002 Ps. 6.2.2
β
TARIK
tarik ‐ leleh Leleh penampang Rn 1
tarik – fraktur Fraktur penampang effektif Rn 2
tarik – fraktur Keruntuhan blok geser sambungan Rn 3
tarik – fraktur Keruntuhan blok ujung baut Rn 4
TEKAN
tekan Leleh penampang Rn 1
tekan Tekuk lentur penampang Rn 2
tekan Tekuk torsi: profil T, dan Rn 3
LENTUR
lentur Leleh penampang Rn 1
lentur Tekuk lokal elemen penyusun Rn 2
lentur Tekuk lateral‐torsi Rn 3
Rn Ru i Qi Rn Tergantung Kondisi Batas
Kuat Rencana, Rn
07/04/2012
8
Faktor Reduksi Kekuatan, (SNI 03‐1979‐2002. Ps. 6.3, Tabel 6.4.2)
Kuat Rencana untuk Faktor Reduksi ()
Komponen struktur yang memikul lentur: balok lentur murni, balok berdinding penuh, perencanaan geser pada balok dan pengaku
0.90
Komponen struktur yang memikul gaya tekan 0.85
Komponen struktur yang memikul gaya tarik untuk
Kondisi batas leleh 0.90
Kondisi batas fraktur 0.75
Sambungan baut baik yang memikul geser, tarik ataupun kombinasi geser dan tarik 0.75
Sambungan Las
Las Tumpul Penuh 0.90
Las Sudut, Las Pengisi dan Las Tumpul Sebagian 0.75