03 bab ii print (skripsi flora & fauna)

Download 03 BAB II PRINT (SKRIPSI FLORA & FAUNA)

If you can't read please download the document

Upload: khairul-umam

Post on 08-Sep-2015

16 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

33

12

BAB II

MENGENALI FLORA DAN FAUNA

Pengertian Flora dan Fauna

Ilmu yang mempelajari mahluk hidup disebut dengan ilmu hayat atau biologi. Secara garis besar ilmu ini terbagi ke dalam dua cabang, yaitu yang pertama ilmu tumbuh-tumbuhan (botani), yang secara khusus mempelajari flora (dunia tumbuh-tumbuhan); sedangkan yang kedua ilmu hewan (zoologi), yaitu ilmu yang mempelajari tentang fauna (dunia hewan). Di dalam bilogi mahluk dibedakan dalam dua dunia yaitu dunia tumbuhan disebut kingdom plantae dan dunia hewan disebut kingdom animalia. Keduanya terbagi dalam tingkatan-tingkatan berdasarkan persamaan ciri-ciri secara umum sampai khusus. Ilmu yang mempelajari tentang ini disebut taksonomi tumbuhan dan taksonomi hewan. Imron Rossidy, Fenomena Flora dan Fauna Perspektif Al-Qur`an (Malang, UIN-Malang Press 2008), Cet. 1, h. 58.

Pengertian flora menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) adalahKeseluruhan kehidupan jenis tumbuh-tumbuhan suatu habitat atau daerah, atau disebut juga alam tumbuh-tumbuhan. http://dzumanjipunya.wordpress.com/2012/08/06/pengertian-juga-asal-usul-flora-dan-fauna/ diakses pada 20-7-2014 Jadi setiap tumbuhan baik yang hidup di atas maupun di dalam tanah merupakan jenis flora.

Sedangkan fauna merupakan semua jenis hewan yang hidup di muka bumi sesuai dengan pengertian dari Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) adalah Keseluruhan kehidupan hewan suatu habitat atau daerah atau strata geologi tertentu atau disebut juga dunia hewan. Pengertian tersebut juga sama dengan yang terdapat pada Ensiklopedia (wikipedia).

Flora daribahasa latin,alam tumbuhan atau nabatah adalah khazanah segala macam jenistanamanatau tumbuhan. Biasanya ditulis di depan namageografis. Misalnya, nabatahJawa, nabatahAsiaatau nabatahAustralia.

Fauna daribahasa latin ataualam hewanartinya adalahkhazanahsegala macam jenishewanyang hidup di bagian tertentu atau periode tertentu. Istilah yang sejenis untuk tumbuhan adalahflora/nabatah. Nabatah, alam hewan dan bentuk kehidupan lain sepertifungsidalam suatu kesatuan disebutbiota. Penulisan nabatah dan alam hewan biasanya ditulis di depan namageografis, misalnya alam hewanperalihan, alam hewanAsiaatau alam hewanAustralia.

Definisi flora berasal dari bahasa latin yaitu Flora dewi yang bunga. Flora dapat merujuk kepada sekelompok tanaman, sebuah penyelidikan dari kelompok tanaman, serta bakteri. Flora adalah akar kata bunga, yang berarti menyangkut bunga. Fauna dapat merujuk pada kehidupan hewan atau binatang klasifikasi dari daerah tertentu, jangka waktu, atau lingkungan. Fauna juga berasal dari bahasa latin. Dalam Mitologi Romawi Fauna adalah kakak dari Faunus, roh yang baik dari hutan dan dataran. Http://Dzumanjipunya.Wordpress.Com/2012/08/06/Pengertian-Juga-Asal-Usul-Flora-Dan-Fauna/ diakses pada 20-8-2014

Fungsi Adanya Flora dan Fauna

Sebagai Tamsil Bagi Manusia

Al-Qur`an memandang tumbuhan sebagai ciptaan yang bernilai tinggi. Tumbuhan dan bagiannya banyak disebutkan di dalamnya, baik dalam gambaran fisiknya maupun sebagai tamsil (perumpamaan). Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2011 M), cet. 1, h. 9-10. Tamsil mempunyai tujuan yang sangat penting, seperti disebutkan dalam Firman-Nya;

Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam al-Qur`an ini Setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran. (QS. Al-Zumar : 27).

Orang yang beriman kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang baik oleh al-Qur`an diumpamakan seperti pohon.

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit (24). pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (25). dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun (26). (QS. Ibrahm : 24-26).

Perumpamaan ini sangat tepat. Seperti diketahui, manusia mendapat banyak manfaat dari tumbuhan, dari keteduhan hingga ketersediaan buah dan bunga. Hijaunya pepohonan membangkitkan rasa nyaman di hati manusia. Semua kualitas ini seharusnya ada pada diri mereka yang beriman kepada Allah. Mereka harus berinteraksi dengan masyarakat dalam harmoni dan dalam rangka memberi manfaat, rasa aman, dan kesejukan kepada yang lain.

Terkait hal itu, dalam sebuah hadis dinyatakan bahwa orang yang beriman seperti tumbuhan yang gemulai. Apabila diterpa hembusan angin maka ia tidak kaku, melainkan bergoyang sesuai arah angin itu. Begitu angin berhenti, tumbuhan itu pun kembali tegak seperti semula. Demikian pula orang yang beriman. Dalam bergaul, mereka tidak kaku dan tidak pula arogan. Mereka bersikap toleran kepada orang lain, tidak memancing benturan dan konfrontasi, dan selalu mengikuti prinsip persuasif serta anti kekerasan. Lajnah Pentashihahan Mushaf Al-Qur`an Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains h.11

Dalam hadis yang lain Rasulullah Saw. mengibaratkan orang yang beriman seperti kurma. Rasulullah Saw., bersabda:

Ditemukan riwayat Imam al-Bukhr dalam kitab tafsir dari jalur Ibn Umar yang berkata, Ketika kami sedang bersama Rasulullah beliau bersabda,

: : " : "

Telah menceritakan kepadaku 'Ubaid ibn Ism'l dari Ab Usmah dari 'Ubaidillah dari Nfi' dari Ibn 'Umar r.a dia berkata; ketika kami bersama Rasulullah Saw., beliau bersabda: "Beritahukan padaku suatu pohon yang mirip seorang muslim, daunnya tidak berguguran, dan ia tidak berbuah setiap waktu." Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismal Al-Bukhr, Sahh al-Bukhr, cet. 1 (Beirut:Dr Ibn Katsr, 2002), h. 1164, Kitab al-Tafsir, Bb ka Syajarat, hadis ke-4698.

Redaksi penafian (tidak) dalam riwayat ini disebutkan sebanyak tiga kali. Salah satu pendapat mengatakan, bahwa penafsiran "penafian" tersebut adalah tidak putus buahnya, bayangannya tidak pernah hilang dan manfaatnya tidak pernah habis. Ibn Hajar al-Asqalniy, Fath al-Bri (Riyad: t.pn, 2001), , cet 1, jilid 1, h. 176.

Hadis yang berbeda namun memiliki kemiripan redaksi dan subjek dapat pula ditemukan. Misalnya hadis yang menjelaskan bahwa pohon kurma memiliki berkah dan manfaat dalam setiap bagiannya, demikian juga seorang mukmin.

( )

Ketika kami (para sahabat) duduk-duduk bersama Rasulullah datanglah seseorang sembari membawa satu jantung kurma. Rasulullah pun berkata, Sesungguhnya ada satu pohon yang berkahnya ibarat berkah seorang muslim. Aku pun menerka bahwa pohon itu adalah pohon kurma. Sebetulnya aku ingin mengatakan, Itu adalah pohon kurma, wahai Rasulullah. Namun ketika melihat ke sekeliling, aku mendapati diriku sebagai orang terakhir dari sepuluh orang dan aku adalah yang paling muda di antara mereka, sehingga aku pun diam saja. Lalu Rasulullah berkata, Itu adalah pohon kurma. (Riwayat al-Bukhr dari Ibn Umar). Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismal Al-Bukhr, Sahh al-Bukhri, h. 1511, Kitab al-at`imah, Bb akli al-jummari, hadis ke-5444.

Pohon kurma tidak dapat tumbuh di sembarang tanah. Demikian juga iman; ia akan hanya tumbuh dan mengakar di hati orang yang Allah karunia hidayah dan kelapangan dada dalam menerimanya. Pantaslah bila Rasulullah bersabda:

( )

Hidayah dan ilmu yang dipikulkan Allah kepadaku bagaikan air hujan yang deras yang mengguyur tanah. Di antara tanah-tanah ada tanah yang subur; ia menyerap air lalu menumbuhkan rumput dan tumbuhan yang banyak. Ada pula diantaranya yang gersang; ia menampung air, dan dengannya Allah memberi manfaat kepada manusia, sehingga mereka bisa minum, memberi minum ternak mereka, dan bercocok tanam. Air hujan ini juga mengguyur sejenis tanah lain, yaitu padas yang tidak mampu menampung air dan tidak pula menumbuhkan rerumputan. Demikianlah permisalan orang yang memiliki ilmu tentang agama Allah, dapat mengambil manfaat dari apa yang Allah pikulkan kepadaku (hidayah dan ilmu), sehingga ia menjadi alim dan mampu mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Demikian pula permisalan orang yang tidak menggubris dan tidak pula menerima petunjuk Allah yang aku bawa. (Riwayat al-Bukhr dari Ab Msa al-Asy`ari). Abu Abdillah Muhammad Ibn Ismal Al-Bukhr, Sahh al-Bukhri, h. 1663, Kitab al-Ilm , Bb la yustahya min al-haqqi li at-tafaqquhi fi ad-dn, hadis ke-6122.

Pohon kurma yang tidak pernah gugur daunnya diumpamakan seorang mukmin. Dalam hadis yang diriwayatkan Ibn Umar disebutkan,

( )

Kami sedang bersama Rasulullah suatu hari, lalu beliau bersabda, Sesungguhnya permisalan seorang mukmin bagaikan pohon yang tidak gugur daunnya satu helai pun. Tahukah kalian pohon apa itu? Mereka (para sahabat) berkata, Tidak. Lalu beliau menjawab, Itu adalah pohon kurma. Pohon kurma tidak gugur daunnya, dan seorang mukmin tidak gugur doanya. Ibn Hajar al-Asqalniy, Fath al-Bri, cet 1, jilid 1, H. 176.

Karenanya, adalah benar jika doa seorang mukmin tidak akan ditolak oleh Allah. Itu merupakan hal yang Allah janjikan melalui firman-Nya,

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina." (QS. Al-Mu`mn: 60).

Hanya saja doa akan dikalbukan jika memenuhi syarat dan tidak ada penghalang. Syarat-syarat itu di antaranya kehadiran hati, tekad yang bulat, dan pengharapan yang penuh akan terkabulnya doa tersebut.

Diketahui bahwa pohon kurma memiliki perbedaan antara satu varian dengan varian lainnya. Fenomena variasi di antara jenis tumbuhan ini termaktub dalam firman Allah:

Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti. (QS. Al-Ra`d : 4). Lajnah Pentashihahan Mushaf Al-Qur`an Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains...h. 16

Demikian kondisi nyata yang dapat dilihat pada kaum mukmin. Meski sama-sama beriman namun masing-masing individu memiliki level keimanan yang variatif. Mengenai hal ini Allah berfirman,

.

Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS. Ftir : 32).

Dalam hadis yang lain Rasulullah bersabda:

: :

Menceritakan pada kami Muhammad ibn al-Fadl al-Saqaty, menceritakan kepada kami Sad ibn Sulaimn, dari Abbd ibn al-Awwm, dari Sufyn ibn Husain, dari Bisr, dari Mujhid, dari ibn Umar, berkata: saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda:Permisalan seorang mukmin bagaikan pohon kurma. Apa saja yang engkau ambil darinya niscaya itu bermanfaat bagimu. Sulaimn ibn Ahmad ibn Ayb ibn Mutr al-Lakhmy al-Symy, Al-Mujam al-Kabr, Kairo: Maktabah ibn Taimah, 1994),hadis ke-13514, juz 12, h. 411.

Benar saja bahwa seluruh bagian pohon kurma memiliki manfaat, tidak terkecuali durinya. Begitulah seharusnya keadaan seorang mukmin di tengah masyarakat. Ia harus selalu memberi manfaat kepada masyarakat dalam pergaulannya, berahlak mulia, memiliki tata krama dan budi pekerti yang luhur, serta tidak menimbulkan kekisruhan dan gangguan terhadap mereka. Di satu sisi ia bersikap lemah lembut, namun di sisi yang lain ia punya ketegasan dalam menegakkan kebenaran, seperti duri pohon kurma yang kuat menangkal gangguan yang datang. Lajnah Pentashihahan Mushaf Al-Qur`an Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur`an dan Sains...h. 16

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa antara orang mukmin dan pohon kurma memiliki banyak kemiripan. Kokohnya pohon kurma ibarat iman yang mengakar di dalam hati seorang mukmin. Begitu pun, kualitas buah kurma yang makin baik sejalan bertambahnya umur pohon ibarat seorang mukmin yang makin tua makin bertambah pula kebaikan dan amal salihnya. Dalam sebuah hadis disebutkan:

Telah menceritakan kepada kami Ab Kuraib telah menceritakan kepada kami Zaid bin Hubb dari Mu'wiyah ibn Salih dari 'Amru ibn Qais dari 'Abdullah ibn Busr, seorang badui bertanya: Wahai Rasulullah, siapa orang terbaik itu? Rasulullah Saw. menjawab: "Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya." Dalam hal ini ada hadits serupa dari Abu Hurairah dan Jbir. Ab Is al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi (t.t:tp, 1967), kitab al-Atimah bab M Ja f Akli al-Zait, hadis ke 1852, juz 4, h. 565.

Lebih dari itu, kebermanfaatan seluruh bagian pohon kurma ibarat seorang mukmin yang selalu saja bermanfaat dan tidak pernah menyakiti orang lain; itulah orang mukmin yang terbaik. Dalam hadis disebutkan:

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami 'Abd al-'Aziz ibn Muhammad dari Al-'Al` ibn Abdurrahman dari bapaknya dari Ab Hurairah Rasulullah Saw. berdiri di hadapan orang orang yang sedang duduk lalu beliau bersabda: "Maukah kalian aku beritahu orang yang paling baik di antara kalian dari orang yang paling buruk di antara kalian?" Abu Hurairah berkata: Para sahabat diam, beliau mengatakan demikian sampai tiga kali, kemudian salah seorang berkata: Ya, wahai Rasulullah, beritahukan kepada kami orang yang paling baik di antara kami dari orang yang paling buruk, beliau bersabda: "Orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang diharapkan kebaikannya dan aman dari kejahatannya, dan orang yang paling buruk di antara kalian adalah orang yang tidak diharapkan kebaikannya dan tidak aman dari kejahatannya." Ab Is al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, kitab al-Atimah bab M Ja f Akli al-Zait, hadis ke 1845, juz 4, h. 528.

Bukan hanya pada sisi flora, pada sisi fauna pun mempunyai fungsi tamsil bagi manusia, di antaranya Dalam hadis Rasulullah bersabda:

Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengkhabarkan kepada kami Ma'mar dari Matar dari Abdullah ibn Buraidah berkata; -Ubaidullah ibn Ziyd masih ragu tentang persoalan telaga.- Maka Ab Sabrah berkata kepadanya (seorang lelaki dari sahabat Ubaidullah ibn Ziyd): sesungguhnya bapakmu ketika berangkat kepada Mu'awiyah sebagai seorang utusan aku juga berangkat bersamanya, kemudian aku bertemu dengan Abdullah ibn 'Amru, maka dia menceritakan kepadaku dari mulut ke mulut sebuah hadits yang ia dengar dari Rasulullah Saw. Dia membacakan kepadaku dan aku menulisnya. Dia berkata; "sesungguhnya aku ingin berbagi denganmu ketika engkau telah menjadikan Birdzaun (hewan tunggangan sejenis kuda) ini berkeringat sehingga engkau bisa datang kepadaku dengan membawa buku." Dia berkata; maka akupun memacu birdzaun tersebut sehingga berkeringat dan aku datang kepadanya dengan membawa kitab. Maka Abdullah ibn 'Amru ibn Al-'As menceritakan kepadaku bahwa dia mendengar Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah membenci perbuatan keji dan orang yang berbuat keji, Demi yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, tidak akan datang hari kiamat sehingga orang yang amanah dikhianati dan orang yang khianat diberi kepercayaan. Sehingga muncul kekejian dan perbuatan keji, putusnya hubungan kekerabatan dan buruknya muamalah antar tetangga. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin adalah seperti potongan emas yang ditiup oleh pemiliknya yang tidak kurang dan tidak berubah. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin adalah seperti lebah, ia makan yang baik-baik, mengeluarkan yang baik-baik, bila ia hinggap tidak membuat dahan patah dan rusak." Dia berkata; Rasulullah bersabda: "ketahuilah bahwa aku mempunyai sebuah telaga, yang jarak antara dua ujungnya adalah seperti jarak antara Ailah dan Makkah, " atau beliau bersabda; "yaitu antara Shon'a` hingga Madinah, di dalamnya terdapat ceret sebagaimana bintang-bintang, lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu, barangsiapa meminum darinya maka dia tida akan pernah merasa haus selamanya." Ab Sabrah berkata: maka Ubaidullah pun mengambil kitab tersebut dan aku merasa takut dan kawatir terhadapnya, maka Yahya ibn Ya'mar bertemu denganku, dan aku sampaikan prihal tersebut kepadanya. Maka dia menjawab: "Demi Allah, sungguh aku telah menghafalnya sebagaimana aku menghafal surat dari Al-Quran, " maka dia menceritakan kepadaku apa yang terdapat dalam kitab tersebut. Ab Abd Allh Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Hall ibn Asad al-Sybn, Musnad Ahmad ibn Hanbal (T.tp.: Mu`sasah al-Rislah, 2001), jilid 11, h. 457.

Seorang mukmin adalah manusia yang memiliki sifat-sifat unggul. Sifat-sifat itu membuatnya memiliki keistimewaan dibandingkan dengan manusia lain. Sehingga di mana pun dia berada, kemana pun dia pergi, apa yang dia lakukan, peran dan tugas apa pun yang dia emban akan selalu membawa manfaat dan maslahat bagi manusia lain. Maka jadilah dia orang yang seperti dijelaskan Rasulullah Saw., Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain.

Kehidupan ini agar menjadi indah, menyenangkan, dan sejahtera membutuhkan manusia-manusia seperti itu. Menjadi apa pun, ia akan menjadi yang terbaik; apa pun peran dan fungsinya maka segala yang ia lakukan adalah hal-hal yang membuat orang lain, lingkungannya menjadi bahagia dan sejahtera.

Nah, sifat-sifat yang baik itu antara lain terdapat pada lebah. Rasulullah Saw., dengan pernyataanya dalam hadits di atas mengisyaratkan agar kita meniru sifat-sifat positif yang dimiliki oleh lebah. Tentu saja, sifat-sifat itu sendiri memang merupakan ilham dari Allah Swt., seperti yang Dia firmankan,

Dan Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan. (al-Nahl: 68-69) http://www.dakwatuna.com/2007/05/06/169/jadilah-seperti-lebah/#axzz2zm9jnEex

Sekarang, bandingkanlah apa yang dilakukan lebah dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang mukmin, seperti berikut ini:

Pertama, Hinggap di tempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih. Lebah hanya hinggap di tempat-tempat pilihan. Dia sangat jauh berbeda dengan lalat. Serangga yang terakhir amat mudah ditemui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang berbau busuk. Tapi lebah, ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar.

Begitulah pula sifat seorang mukmin yang serupa dengan lebah. Sebagaimana Allah Swt., berfirman:

Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu. (al-Baqarah: 168)

Karenanya, jika ia mendapatkan amanah dia akan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan melakukan korupsi, pencurian, penyalahgunaan wewenang, manipulasi, penipuan, dan dusta. Sebab, segala kekayaan hasil perbuatan-perbuatan tadi adalah merupakan khabaits (kebusukan).

Kedua, Mengeluarkan yang bersih. Semuanya tahu bahwa madu mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia. Tapi dari organ tubuh manakah keluarnya madu itu? Itulah salah satu keistimewaan lebah. Dia produktif dengan kebaikan, bahkan dari organ tubuh yang pada binatang lain hanya melahirkan sesuatu yang menjijikan. Belakangan, ditemukan pula produk lebah selain madu yang juga diyakini mempunyai khasiat tertentu untuk kesehatan: liurnya!

Seorang mukmin adalah orang yang produktif dengan kebajikan.

Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (al-Hajj : 77)

Al-khair adalah kebaikan atau kebajikan. Akan tetapi al-khair dalam ayat di atas bukan merujuk pada kebaikan dalam bentuk ibadah ritual. Sebab, perintah ke arah ibadah ritual sudah terwakili dengan kalimat rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu (irka, wasjud, wabud rabbakum). Al-khair di dalam ayat itu justru bermakna kebaikan atau kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia dan makhluk lainnya. http://www.dakwatuna.com/2007/05/06/169/jadilah-seperti-lebah/#axzz2zm9jnEex diakses pada 20-8-2014

Segala yang keluar dari dirinya adalah kebaikan. Hatinya jauh dari prasangka buruk, iri, dengki; lidahnya tidak mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik; perilakunya tidak menyengsarakan orang lain melainkan justru membahagiakan; hartanya bermanfaat bagi banyak manusia; kalau dia berkuasa atau memegang amanah tertentu, dimanfaatkannya untuk sebesar-besar kemanfaat manusia.

Ketiga, Tidak pernah merusak. Seperti yang disebutkan dalam hadits yang sedang kita bahas ini, lebah tidak pernah merusak atau mematahkan ranting yang dia hinggapi. Begitulah seorang mukmin. Dia tidak pernah melakukan perusakan dalam hal apa pun: baik material maupun nonmaterial. Bahkan dia selalu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap yang dilakukan orang lain dengan cara-cara yang tepat. Dia melakukan perbaikan akidah, akhlak, dan ibadah dengan cara berdakwah. Mengubah kezaliman apa pun bentuknya dengan cara berusaha menghentikan kezaliman itu. Jika kerusakan terjadi akibat korupsi, ia memberantasnya dengan menjauhi perilaku buruk itu dan mengajukan koruptor ke pengadilan.

Keempat, Bekerja keras. Lebah adalah pekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat menetas), lebah pekerja membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Dan begitulah, hari-harinya penuh semangat berkarya dan beramal. Bukankah Allah pun memerintahkan umat mukmin untuk bekerja keras? Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (al-Insyirah : 7). http://www.dakwatuna.com/2007/05/06/169/jadilah-seperti-lebah/#axzz2zm9jnEex diakses pada 20-8-2014

Kerja keras dan semangat pantang kendur itu lebih dituntut lagi dalam upaya menegakkan keadilan. Karena, meskipun memang banyak yang cinta keadilan, namun kebanyakan manusia kecuali yang mendapat rahmat Allah tidak suka jika dirinya dirugikan dalam upaya penegakkan keadilan.

Kelima, Bekerja secara jamai dan tunduk pada satu pimpinan. Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengudang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah seharusnya sikap orang-orang beriman. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (al-Shaff : 4).

Keenam, Tidak pernah melukai kecuali kalau diganggu. Lebah tidak pernah memulai menyerang. Ia akan menyerang hanya manakala merasa terganggu atau terancam. Dan untuk mempertahankan kehormatan umat lebah itu, mereka rela mati dengan melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Sikap seorang mukmin: musuh tidak dicari. Tapi jika ada, tidak lari.

Itulah beberapa karakter lebah yang patut ditiru oleh orang-orang beriman. Bukanlah sia-sia Allah menyebut-nyebut dan mengabadikan binatang kecil itu dalam Al-Quran sebagai salah satu nama surah: Al-Nahl. wallahu alam. http://www.dakwatuna.com/2007/05/06/169/jadilah-seperti-lebah/#axzz2zm9jnEex diakses pada 20-8-2014

Pemanfaatan Oleh Manusia

Memang tak bisa dipungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari yang namanya tumbuhan dan hewan. Terutama pada tumbuhan, karena posisi tumbuhan sebagai produsen itu berarti merupakan rantai utama dalam kehidupan setelah air. Selain membutuhkan air yang cukup setiap harinya, manusia juga membutuhkan makanan. Kebutuhan akan makanan ini bisa terpenuhi dengan adanya tumbuhan dan hewan di lingkungan sekitar manusia itu tinggal. Selain itu keberadaan tumbuhan dan hewan di lingkungan manusia juga memberikan manfaat yang sangat banyak, diantaranya sebagai berikut ini:

a. Sebagai Obat

Sebagai contoh dari jenis flora yaitu Habbat al-Sauda (Jintan Hitam). Menurut keyakinan teologis, ia merupakan Obat Penyembuh Segala Macam Penyakit. Jintan hitam disebut juga sebagai biji yang barakah karena banyaknya manfaat dan khasiatnya. Kawasan asli dari tumbuhnya ini adalah di daerah semenanjung laut tengah, akan tetapi kemudian penanaman tanaman ini meluas hingga ke Asia Barat dan Afrika Selatan, juga sampai ke daratan Eropa dan negara-negara Balkan (Eropa Timur). Nama habbat al-Sauda ini disebut pula dengan syuniz di dalam beberapa hadits Nabi Saw. Adapun faedah dan khasiat dari biji habbat al-Sauda sudah diketahui oleh masyarakat sejak dahulu kala. habbat al-Sauda, di negara Yaman dinamakan dengan sebutan al-Qahtah, dan hampir sebagian besar penduduk di bumi ini mengetahui apa itu tanaman habbat al-Sauda sebenarnya. Muhammad ash-Shayim, Sehat Dengan Herbal Pilihan; Menurut Nabi, Ulama, dan Pakar Kesehatan, (Solo : Pustaka Arafah 2012), cet. 1...h. 96

Sebagai Sumber Makanan.

Berulang kali al-Qur`an menyebut peran tumbuhan sebagai sumber makanan dan obat bagi manusia. Dalam penciptaan bumi pun Allah menegaskan bahwa proses penciptaan tumbuhan terjadi pasca penciptaan bumi dan munculnya air dari dalam bumi. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, Badan Litbang & Kementrian Agama RI, Tumbuhan Dalam Perpekstif AL-Qur`an dan Sains h. 18

Al-Qur`an juga mengungkapkan tentang fungsi dan kegunaan ciptaan dan realitas alam. Madu yang dihasilkan dari lebah yang bermanfaat bagi kesehatan (QS. Al-Nahl 16: 48-49), hewan sebagai sarana transportasi, makanan dan minuman/susu, tumbuhan menghasilkan buah-buahan, kayu, daun, akar digunakan untuk obat-obatan dan bahan makanan, air sebagai sumber kehidupan, dan angin merupakan sarana untuk mengawinkan tumbuhan (penyerbukan). Imron Rossidy, Fenomena Flora dan Fauna Perspektif Al-Qur`an (Malang, UIN-Malang Press 2008), cet. I h 48-49

Manfaat Bagi Alam sebagai Keseimbangan

Salah satu fenomena mahluk hidup di alam ini adalah fenomena tumbuhan (flora) yang mendominasi ekosistem terestrial (daratan). Kehidupan mahluk hidup lain terutama hewan dan manusia sangat tergantung pada tumbuhan. Ini dikarenakan tumbuhan menempati posisi produsen dalam transformasi energi di alam. Proses fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dengan bantuan sinar matahari yang memiliki zat hijau daun atau yang disebut dengan klorofil. Imron Rossidy, Fenomena Flora dan Fauna Perspektif Al-Qur`an h. 63

Tumbuhan juga dikatakan sebagai paru-paru dunia ketika bersatu dengan spesies-spesies lainnya membentuk hutan heterogen. Itu disebabkan kemampuan tumbuhan dengan proses fotosintesis yang dapat merubah karbondioksida (CO2) menjadi oksigen (O2) untuk kemudian dilepaskan ke alam bebas. Oksigen ini sangat diperlukan dalam prosese respirasi (pernapasan) mahluk hidup yang membutuhkannya. Imron Rossidy, Fenomena Flora dan Fauna Perspektif Al-Qur`an h. 63

Melihat eksistensi, peran dan fungsi tumbuhan yang sangat vital bagi kelangsungan hidup, maka manusia sebagai khalifah di muka bumi harus mengkaji dan memahami agar dapat mengambil manfaat bagi kesejahteraan serta melestarikannya demi terciptanya keseimbangan dan keharmonisan lingkungan hidup (alam). Imron Rossidy, Fenomena Flora dan Fauna Perspektif Al-Qur`an h. 63-64

Menurut al-Qur`an dari berbagai aspeknya bercocok tanam dan bertani adalah alasan mengapa manusia bereksistensi di muka bumi. Proses inilah yang menyediakan makanan bagi manusia, baik secara fisik maupun spiritual. Betapa tidak, Nabi Muhammad Saw., menegaskan bahwa ketika seseorang menanam pohon yang kemudian berbuah, dan buah itu dimakan oleh orang lain atau bahkan oleh binatang, maka itu semua akan diperhitungkan sebagai sedekah baginya. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-qur`an, Badan Litbang & Kementrian Agama RI, Tumbuhan Dalam Perpekstif AL-Qur`an dan Sains, h 19

Dalam topik yang serupa, Nabi Muhammad Saw., mengatakan bahwa bila seseorang memegang sebatang bibit pohon, sedangkan ia tahu kiamat akan terjadi esok hari, maka ia dianjurkan segera menggali tanah dan menanam bibit itu di sana. Tradisi yang ditanamkan Nabi memperlihatkan betapa tumbuhan memiliki peran penting dalam Islam. Ini merupakan pelajaran bagi manusia bahwa tugas mereka terbatas pada persoalan menanam pohon saja dan apa yang terjadi sesudahnya; gempa bumi, kebakaran hutan, atau bahkan kiamat adalah murni urusan Allah Swt. Dengan demikian semangat yang Islam tanamkan hanya satu, yaitu menghijaukan bumi. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-qur`an, Tumbuhan Dalam Perpekstif AL-Qur`an dan Sains h. 19

Anjuran bercocok tanam, yang kemudian berkembang menjadi proses bertani, dan peningkatan peradaban manusia ternyata saling berhubungan. Allah Swt., menghamparkan bumi dan menjadikan langit sebagai atap sebagai simbol bahwa langit dan bumi adalah satu kesatuan dan dalam suatu ukuran yang telah ditetapkan. Itu artinya ada interaksi antara langit, bumi, dan mahluk yang ada di antara keduanya. Imron Rossidy, Fenomena Flora dan Fauna Perspektif Al-Qur`an h. 67

C. Hikmah Tuhan Menciptakan Flora dan Fauna

Tumbuhan (Flora)

Renungkanlah tumbuhan dan manfaat yang kita peroleh darinya: tanaman pangan untuk makanan, jerami untuk makanan ternak, batang kayu untuk bahan bakar, dan kayu untuk segala macam kerja pertukangan. Kulit dan daun, bunga dan tangkai, dahan dan damar memiliki berbagai manfaat tersendiri. Pikirkanlah, betapa repotnya jika semua tanaman pangan menumpuk di atas tanah, dan bukannya menggantung di dahan dan tangkai tumbuhan. Apakah kualitasnya akan bagus jika hasil panen itu berada di atas tanah? Ada manfaat dan kebijaksanaan besar dalam susunan seperti ini: manfaat besar bahan bakar, dedaunan, dan jerami akan hilang jika semuanya ada di atas tanah. Kemudian, ada pula kenikmatan dalam mengamati tumbuhan dan kesegarannya, suatu pengalaman yang tak terbandingkan dengan segala hiburan dan pemandangan di dunia. Maha Tinggi Dia yang menciptakan segala sesuatu sesempurna mungkin. Ab Utsman Al-Jahiz , Semesta Hikmah Kebijaksanaan Allah Di Balik Penciptaan Alam (Berkshire Gamet Publishing 1995), cet. 1, h. 87.

Binatang (Fauna)

Renungkanlah struktur tubuh binatang, bagaimana ia disusun. Tubuh binatang tidak sekeras batu yang tak bisa dilekuk dan tak cocok untuk bekerja. Tubuh binatang juga tidak dibuat lunak, sehingga tubuh dan identitasnya tampak jelas. Tubuh binatang terdiri atas daging lunak dan tulang keras di bagian dalamuntuk menopang tubuh, serta terdiri atas otot dan pembuluh nadi untuk memompa tekanan darah. Segala sesuatunya ditempatkan dalam kulit yang terbuat dari batang kayu dengan kain perca dan tali pengikat, dan kemudian dibalut dengan damar. Batang-batang kayu itu bisa diumpamakan sebagai tulang, kain perca sebagai daging, tali seperti otot dan pembuluh nadi, dan damar itu ibarat kulit. Jika anda berhujah bahwa binatang yang hidup dan bergerak itu terjadi secara kebetulan tanpa seorang pencipta, Anda pun harus menganggap mainan tak bernyawa itu sebagai hasil kebetulan belaka. Dan kendatipun anda bersikeras bahwa mainan binatang tersebut adalah hasil kebetulan, tentunya sulit mengatakan hal yang sama berlaku pula pada binatang. Ab Utsman Al-Jahiz , Semesta Hikmah Kebijaksanaan Allah Di Balik Penciptaan Alam, h. 88.