04. bab 1
DESCRIPTION
degeenerasi maakulaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia terus membaik seiring dengan
pesatnya kemajuan bidang kedokteran meningkatkan usia harapan hidup (di
Indonesia tahun 2015 adalah 70,2 tahun).1 Di sisi lain akan muncul berbagai
penyakit degeneratif antara lain yang mengganggu tajam penglihatan seperti
ARMD (Age-Related Macular Degeneration). ARMD menyerang makula, yang
dapat menyebabkan kebutaan; upaya pengobatan, laser, dan operasi tidak dapat
menjanjikan tajam penglihatan yang lebih baik.
ARMD merupakan penyebab utama hilangnya ketajaman penglihatan pada
satu atau dua mata pada orang berusia di atas 50 tahun di Amerika Serikat.
Diperkirakan 15 juta warga negara Amerika Serikat menderita ARDM. Prevalensi
ARDM adalah 85-90% pada AMD non eksudatif dan 10-15% pada eksudatif
AMD.2 Di dunia, penderita ARMD diperkirakan telah mencapai 20-25 juta jiwa
yang akan bertambah tiga kali lipat akibat peningkatan usia lanjut dalam waktu
30-40 tahun mendatang. Pada tahun 2003, WHO memperkirakan 8 juta orang
akan mengalami kebutaan akibat ARMD.3 Dampak psikososial akibat ARMD
cukup besar karena penderita akan mengalami gangguan penglihatan sentral
sehingga sulit melakukan aktivitas resolusi tinggi, seperti membaca, menjahit,
mengemudi, dan mengenali wajah.4 Selain itu, penanganannya juga membutuhkan
biaya tinggi dan sering hasilnya tidak dapat diprediksi.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui definisi, klasifikasi,
epidemiologi, etiologi, patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan, dan pencegahan
dari endoftalmitis.