04 dokumen penawaran teknis bab 2 pemahaman kak.pdf
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
1/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 1
.1.
PEMAHAMAN TERHADAP KAJIAN RUANG TERBUKA HIJAU
.1.1.
DEFINISI DAN PENGERTIAN
Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces)
suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi)
guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam
kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan
tersebut.
Berdasarkan bobot kealamiannya, bentuk RTH dapat diklasifikasi menjadi (a) bentuk RTH
alami (habitat liar/alami, kawasan lindung) dan (b) bentuk RTH non alami atau RTH binaan
(pertanian kota, pertamanan kota, lapangan olah raga, pemakaman, berdasarkan sifat dan
karakter ekologisnya diklasi-fikasi menjadi (a) bentuk RTH kawasan (areal, non linear), dan (b)
bentuk RTH jalur (koridor, linear), berdasarkan penggunaan lahan atau kawasan fungsionalnya
diklasifikasi menjadi (a) RTH kawasan perdagangan, (b) RTH kawasan perindustrian, (c) RTHkawasan permukiman, (d) RTH kawasan per-tanian, dan (e) RTH kawasan-kawasan khusus,
seperti pemakaman, hankam, olah raga, alamiah.
Status kepemilikan RTH diklasifikasikan menjadi (a) RTH publik, yaitu RTH yang berlokasi
pada lahan-lahan publik atau lahan yang dimiliki oleh peme-rintah (pusat, daerah), dan (b) RTH
privat atau non publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan milik privat (sumber: Makalah
Lokakarya Pengembangan Sistem RTH di Perkotaan, 2005).
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
2/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 2
.1. . ISTILAH-ISTILAH
Terdapat berbagai istilah yang sering digunakan dalam kegiatan penataan RTH yang
bersumber dari Makalah Lokakarya Pengembangan Sistem RTH di Perkotaan, 2005, yaitu:
Elemen lansekap, adalah segala sesuatu yang berwujud benda, suara, warna dan suasana
yang merupakan pembentuk lansekap, baik yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
Elemen lansekap yang berupa benda terdiri dari dua unsur yaitu benda hidup dan benda
mati; sedangkan yang dimaksud dengan benda hidup ialah tanaman, dan yang dimaksud
dengan benda mati adalah tanah, pasir, batu, dan elemen-elemen lainnya yang berbentuk
padat maupun cair.
Garis sempadan, adalah garis batas luar pengaman untuk mendirikan bangunan dan atau
pagar yang ditarik pada jarak tertentu sejajar dengan as jalan, tepi luar kepala jembatan, tepi
sungai, tepi saluran, kaki tanggul, tepi situ/rawa, tepi waduk, tepi mata air, as rel kereta api,
jaringan tenaga listrik, pipa gas.
Hutan kota, adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak
dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang
ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.
Jalur hijau, adalah jalur penempatan tanaman serta elemen lansekap lainnya yang terletak di
dalam ruang milik jalan (RUMIJA) maupun di dalam ruang pengawasan jalan (RUWASJA).
Sering disebut jalur hijau karena dominasi elemen lansekapnya adalah tanaman yang pada
umumnya berwarna hijau.
Kawasan, adalah kesatuan geografis yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
fungsional serta mempunyai fungsi utama tertentu.
Kawasan perkotaan, adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Koefisien Dasar Bangunan (KDB),adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh
lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang
dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan.
Koefisien Daerah Hijau (KDH), adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh
ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan
dan luas tanah perpetakan/daerah perencanan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan
rencana tata bangunan dan lingkungan.
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
3/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 3
Lansekap jalan, adalah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan
jalan, baik yang terbentuk dari elemen lansekap alamiah seperti bentuk topografi lahan yang
mempunyai panorama yang indah, maupun yang terbentuk dari elemen lansekap buatan
manusia yang disesuaikan dengan kondisi lahannya. Lansekap jalan ini mempunyai ciri-ciri
khas karena harus disesuaikan dengan persyaratan geometrik jalan dan diperuntukkan
terutama bagi kenyamanan pemakai jalan serta diusahakan untuk menciptakan lingkungan
jalan yang indah, nyaman dan memenuhi fungsi keamanan.
Penutup tanah, adalah semua jenis tumbuhan yang difungsikan sebagai penutup tanah.
Peran masyarakat, adalah berbagai kegiatan masyarakat, yang timbul atas kehendak dan
keinginan sendiri di tengah masyarakat sesuai dengan hak dan kewajiban dalam
penyelenggaraan penataan ruang.
Perdu, adalah tumbuhan berkayu dengan percabangan mulai dari pangkal batang dan
memiliki lebih dari satu batang utama.
Pohon, adalah semua tumbuhan berbatang pokok tunggal berkayu keras.
Pohonkecil, adalah pohon yang memiliki ketinggian sampai dengan 7 meter.
Pohon sedang, adalah pohon yang memiliki ketinggian dewasa 7-12 meter.
Pohon besar, adalah pohon yang memiliki ketinggian dewasa lebih dari 12 meter.
Ruang terbuka, adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam
bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana dalam
penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Ruang terbuka
terdiri atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau.
Ruang Terbuka Hijau (RTH), adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman
secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka di wilayah perkotaan yang tidak termasuk
dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras maupun yang berupa badan air.
Ruang terbuka hijau privat, adalah RTH milik institusi tertentu atau orang perseorangan yang
pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa kebun atau halaman
rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan.
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
4/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 4
.1.3. FUNGSI DAN MANFAAT
.1.3.1.Fungsi RTH
RTH memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis:
Memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara (paru-
paru kota)
Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung
lancar
Sebagai peneduh
Produsen oksigen
Penyerap air hujan
Penyedia habitat satwa
Penyerap polutan media udara, air dan tanah
Penahan angin
b. Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu:
Fungsi sosial dan budaya:
o Menggambarkan ekspresi budaya lokal;
o
Merupakan media komunikasi warga kota;
o Tempat rekreasi;
o Wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam
Fungsi ekonomi:
o Sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun, sayur mayur
o Bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan lainlain
Fungsi estetika:
o Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro:
halaman rumah, lingkungan permukimam, maupun makro: lansekap kota secara
keseluruhan
o Menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota
o Pembentuk faktor keindahan arsitektural
o Menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan tidak
terbangun
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
5/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 5
Dalam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai
dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota seperti perlindungan tata air,
keseimbangan ekologi dan konservasi hayati.
.1.3. .Manfaat RTH
Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas:
a. Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible), yaitu membentuk
keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan untuk
dijual (kayu, daun, bunga, buah);
b.
Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible), yaitu pembersih udara
yang sangat efektif, pemeliharaan akan kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian fungsi
lingkungan beserta segala isi flora dan fauna yang ada (konservasi hayati atau
keanekaragaman hayati).
(Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan, 2008)
.1.4. TIPOLOGI RTH
Berdasarkan Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan (2008) pembagian jenis-jenis RTH yang ada sesuai dengan tipologi RTH sebagaimana
gambar dibawah ini.
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
6/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 6
Secara fisik RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami berupa habitat liar alami, kawasan
lindung dan taman-taman nasional serta RTH non alami atau binaan seperti taman, lapangan
olahraga, pemakaman atau jalur-jaur hijau jalan. Dilihat dari fungsi RTH dapat berfungsi ekologis,
sosial budaya, estetika, dan ekonomi.
Secara struktur ruang, RTH dapat mengikuti pola ekologis (mengelompok, memanjang,
tersebar), maupun pola planologis yang mengikuti hirarki dan struktur ruang perkotaan. Dari segi
kepemilikan, RTH dibedakan ke dalam RTH publik dan RTH privat.
Baik RTH publik maupun privat memiliki beberapa fungsi utama seperti fungsi ekologis
serta fungsi tambahan, yaitu sosial budaya, ekonomi, estetika/arsitektural. Khusus untuk RTH
dengan fungsi sosial seperti tempat istirahat, sarana olahraga dan atau area bermain, maka RTH
ini harus memiliki aksesibilitas yang baik untuk semua orang, termasuk aksesibilitas bagi
penyandang cacat.
Status kepemilikan RTH dapat berupa RTH publik yang penyedia dan pemeliharaannya
menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota, dan RTH privat atau non-publik yang
penyedia dan pemeliharaannya menjadi tanggung jawab pihak/lembaga swasta, perseorangan
dan masyarakat yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan ruang oleh pemerintah
kabupaten/kota.
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
7/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 7
.1.5. POLA DAN STRUKTUR FUNGSIONAL
Pola RTH kota merupakan struktur RTH yang ditentukan oleh hubungan fungsional
(ekologis, sosial, ekonomi, arsitektural) antar komponen pemben-tuknya. Pola RTH terdiri dari
(a) RTH struktural, dan (b) RTH non struktural.
RTH struktural merupakan pola RTH yang dibangun oleh hubungan fungsi-onal antar
komponen pembentuknya yang mempunyai pola hierarki plano-logis yang bersifat
antroposentris. RTH tipe ini didominasi oleh fungsi-fungsi non ekologis dengan struktur RTH
binaan yang berhierarkhi. Contohnya adalah struktur RTH berdasarkan fungsi sosial dalam
melayani kebutuhan rekreasi luar ruang (outdoor recreation) penduduk perkotaan seperti yang
diperlihatkan dalam urutan hierakial sistem pertamanan kota (urban park system) yang dimulai
dari taman perumahan, taman lingkungan, taman ke-camatan, taman kota, taman regional, dst).
RTH non struktural merupakan pola RTH yang dibangun oleh hubungan fungsional antar
komponen pem-bentuknya yang umumnya tidak mengikuti pola hierarki planologis karena
bersifat ekosentris. RTH tipe ini memiliki fungsi ekologis yang sangat dominan dengan struktur
RTH alami yang tidak berhierarki. Contohnya adalah struktur RTH yang dibentuk oleh
konfigurasi ekologis bentang alam perkotaan tersebut, seperti RTH kawasan lindung, RTH
perbukitan yang terjal, RTH sempadan sungai, RTH sempadan danau, RTH pesisir.
Untuk suatu wilayah perkotaan, maka pola RTH kota tersebut dapat dibangun dengan
mengintegrasikan dua pola RTH ini berdasarkan bobot tertinggi pada kerawanan ekologis kota
(tipologi alamiah kota: kota lembah, kota pegunungan, kota pantai, kota pulau, dll) sehingga
dihasilkan suatu pola RTH struktural.
.1.6. JENIS-JENIS RTH KAWASAN PERKOTAAN
Menurut Peraturan Menteri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan, jenis RTHKP meliputi:
a.
Taman kota Taman kota merupakan ruang didalam kota yang ditata untuk menciptakan
keindahan, kenyamanan, keamanan, dan kesehatan bagi penggunanya. Taman kota
dilengkapi dengan beberapa fasilitas untuk kebutuhan masyarakat kota sebagai tempat
rekreasi. Selain itu, taman kota difungsikan sebagai paru-paru kota, pengendali iklim mikro,
konservasi tanah dan air, dan habitat berbagai flora dan fauna. Apabila terjadi suatu
bencana, maka taman kota dapat difungsikan sebagai tempat posko pengungsian.
Pepohonan yang ada dalam taman kota dapat memberikan manfaat keindahan, penangkal
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
8/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 8
angin, dan penyaring cahaya matahari. Taman kota berperan sebagai sarana pengembangan
budaya kota, pendidikan, dan pusat kegiatan kemasyarakatan. Pembangunan taman
dibeberapa lokasi akan menciptakan kondisi kota yang indah, sejuk, dan nyaman serta
menunjukkan citra kota yang baik.
b. Taman wisata alam Kawasan taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam dengan
tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. Kawasan
ini dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya (Ditjenphka, 2010).
c. Taman rekreasi Taman rekreasi merupakan tempat rekreasi yang berada di alam terbuka
tanpa dibatasi oleh suatu bangunan, atau rekreasi yang berhubungan dengan lingkungan dan
berorientasi pada penggunaan sumberdaya alam seperti air, hujan, pemandangan alam atau
kehidupan di alam bebas. Kegiatan rekreasi dibedakan menjadi kegiatan yang bersifat aktif
dan pasif. Kegiatan yang cukup aktif seperti piknik, olah raga, permainan, dan sebagainya
melalui penyediaan sarana-sarana permainan.
d. Taman lingkungan perumahan dan permukiman. Taman lingkungan perumahan dan
permukiman merupakan taman dengan klasifikasi yang lebih kecil dan diperuntukkan untuk
kebutuhan rekreasi terbatas yang meliputi populasi terbatas/masyarakat sekitar. Taman
lingkungan ini terletak disekitar daerah permukiman dan perumahan untuk menampung
kegiatan-kegiatan warganya. Taman ini mempunyai fungsi sebagai paru-paru kota (sirkulasi
udara dan penyinaran), peredam kebisingan, menambah keindahan visual, area interaksi,
rekreasi, tempat bermain, dan menciptakan kenyamanan lingkungan.
e. Taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial. Taman lingkungan perkantoran dan
gedung komersial merupakan taman dengan klasifikasi yang lebih kecil dan diperuntukkan
untuk kebutuhan terbatas yang meliputi populasi terbatas/pengunjung. Taman ini terletak di
beberapa kawasan institusi, misalnya pendidikan dan kantor-kantor. Institusi tersebut
membutuhkan ruang terbuka hijau pekarangan untuk tempat upacara, olah raga, area parkir,
sirkulasi udara, keindahan dan kenyamanan waktu istirahat belajar atau bekerja.
f. Taman hutan raya. Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan
koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan asli,
yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi (Ditjenphka, 2010).
g. Hutan kota. Hutan kota adalah komunitas vegetasi berupa pohon dan asosiasinya yang
tumbuh di lahan kota atau sekitarnya, berbentuk jalur, menyebar, atau bergerombol
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
9/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 9
(menumpuk), strukturnya meniru (menyerupai) hutan alam, membentuk habitat yang
memungkinkan kehidupan bagi satwa liar dan menimbulkan lingkungan sehat, suasana
nyaman, sejuk, dan estetis. Berdasarkan PP No. 63 Tahun 2002, hutan kota didefinisikan
sebagai suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di
dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan
sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.
h. Hutan lindung Hutan lindung/mangrove merupakan kawasan hutan yang mempunyai fungsi
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Selain itu,
huta lindung/mangrove adalah sebidang RTH dikawasan perkotaan yang berfungsi sebagai
kawasan lindung dengan kegiatan sangat ketat dan hati-hati, habitat satwa liar, penyangga
lingkungan, dengan radius pelayanan untuk seluruh warga, luas areal sepanjang lahan
tersedia, dilengkapi sarana dan fasilitas standar jalan setapak.
i. Bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah RTH bentang alam adalah ruang
terbuka yang tidak dibatasi oleh suatu bangunan dan berfungsi sebagai pengamanan
keberadaan kawasan lindung perkotaan; pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air,
dan udara; tempat perlindungan plasma nutfah dan keanekaragaman hayati; pengendali tata
air; dan sarana estetika kota.
j.
Cagar alam Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang
perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Sesuai fungsinya, kawasan
cagar alam ini dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan,
pendidikan, dan kegiatan penunjang budidaya (Ditjenphka, 2010).
k. Kebun raya Kebun raya adalah suatu area kebun yang ditanami berbagai jenis tumbuhan
yang ditujukan terutama untuk keperluan penelitian. Selain itu, kebun raya juga digunakan
sebagai sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung. Dua buah bagian utama dari sebuah
kebun raya adalah perpustakaan dan herbarium yang memiliki koleksi tumbuh-tumbuhan
yang telah dikeringkan untuk keperluan pendidikan dan dokumentasi (Wikipedia
Ensiklopedia Bebas, 2010).
l. Kebun binatang Kebun binatang adalah tempat dimana hewan dipelihara dalam lingkungan
buatan serta dipertunjukkan kepada publik. Selain menyuguhkan atraksi kepada pengunjung
dan memiliki berbagai fasilitas rekreasi, kebun binatang juga mengadakan programprogram
pembiakan, penelitian, konservasi, dan pendidikan (Wikipedia Ensyclopedya free, 2010)
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
10/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 10
m. Pemakaman umum Pemakaman umum merupakan salah satu fasilitas sosial yang berfungsi
sebagai tempat pemakaman bagi masyarakat yang meninggal dunia. Pemakaman umum juga
memiliki fungsi lainnya seperti cadangan ruang terbuka hijau, daerah resapan air, dan paru-
paru kota. Lahan pemakaman selain digunakan untuk tempat pemakaman, umumnya
memiliki sedikit lahan untuk ruang terbangun dan sisanya ditanami berbagai jenis tumbuhan.
RTH pemakaman perlu dikembangkan untuk mendukung kebutuhan akan lahan RTH yang
semakin menyempit dan langka di wilayah perkotaan. Lahan pemakaman umum perlu ditata
dengan baik untuk mencapai tujuannya sebagai daerah resapan air dan paru-paru kota.
Ketersediaan sarana penunjang (jalan, tempat sampah, lampu taman, areal parkir, dan
lainnya) di lokasi pemakaman juga merupakan hal yang perlu diperhatikan sehingga areal
pemakaman tidak lagi berkesan menakutkan.
n. Lapangan olah raga Lapangan olahraga merupakan lapangan yang dibangun untuk
menampung berbagai aktifitas olahraga seperti sepak bola, voli, atletik, dan golf serta sarana-
sarana penunjangnya. Fungsi lapangan olahraga adalah sebagai wadah olahraga, tempat
bermain, pertemuan, sarana interaksi dan sosialisasi, serta untuk meningkatkan kualitas
lingkungan sekitarnya.
o. Lapangan upacara Lapangan upacara merupakan lapangan yang dibangun untuk kegiatan
upacara. Umumnya kegiatan ini dilakukan di halaman perkantoran yang cukup luas dan
lapangan olah raga.
p. Parkir terbuka. Area parkir merupakan unsur pendukung sistem sirkulasi kota yang dapat
menambah kualitas visual lingkungan. Lahan parkir terbuka yang ada di perkantoran, hotel,
restoran, pusat perbelanjaan, dan lainnya hendaknya ditanami dengan pepohonan agar
tercipta lingkungan yang sejuk dan nyaman.
q. Lahan pertanian perkotaan. Pertanian kota adalah kegiatan penanaman, pengolahan, dan
distribusi pangan di wilayah perkotaan (Wikipedia Ensyclopedya free, 2010). Kegiatan ini
tentunya membutuhkan lahan yang cukup luas. Oleh karena itu, lahan ini biasanya jarang
ditemui di wilayah perkotaan yang cenderung memiliki lahan yang sudah terbangun. Hasil
pertanian kota ini menyumbangkan jaminan dan keamanan pangan yaitu meningkatkan
jumlah ketersediaan pangan masyarakat kota serta menyediakan sayuran dan buahbuahan
segar bagi masyarakat kota. Selain itu, pertanian kota juga dapat menghasilkan tanaman hias
dan menjadikan lahan-lahan terbengkalai kota menjadi indah. Dengan pemberdayaan
masyarakat penggarap maka pertanian kota pun menjadi sarana pembangunan modal
sosial.
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
11/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 11
r. Jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET). SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi)
dan SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) adalah sistem penyaluran listrik yang
ditujukan untuk menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit yang jaraknya jauh
menuju pusat-pusat beban sehingga energi listrik bisa disalurkan dengan efisien. Daerah
sekitarnya hendaklah tidak dijadikan daerah terbangun, tapi dijadikan RTH jalur hijau. RTH
ini berfungsi sebagai pengamanan, pengendalian jaringan listrik tegangan tinggi, dan
mempermudah dalam melakukan perawatan instalasi.
s. Sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa. Sempadan adalah RTH yang berfungsi
sebagai batas dari sungai, danau, waduk, situ, pantai, dan mata air atau bahkan kawasan
limitasi terhadap penggunaan lahan disekitarnya. Fungsi lain dari sempadan adalah untuk
penyerap aliran air, perlindungan habitat, dan perlindungan dari bencana alam. Sempadan
sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk sungai buatan/kanal/saluran
irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi
sungai, mengamankan aliran sungai, dan dikembangkan sebagai area penghijauan. Kawasan
sekitar waduk/danau/situ adalah kawasan di sekeliling waduk/danau/situ yang mempunyai
manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi waduk/danau/situ.
t. Jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian Jalur hijau jalan
adalah pepohonan, rerumputan, dan tanaman perdu yang ditanam pada pinggiran jalur
pergerakan di samping kiri-kanan jalan dan median jalan. RTH jalur pengaman jalan terdiri
dari RTH jalur pejalan kaki, taman pulo jalan yang terletak di tengah persimpangan jalan,
dan taman sudut jalan yang berada di sisi persimpangan jalan. Median jalan adalah ruang
yang disediakan pada bagian tengah dari jalan untuk membagi jalan dalam masingmasing
arah yang berfungsi mengamankan ruang bebas samping jalur lalu lintas.
u. Kawasan dan jalur hijau Kawasan adalah suatu area yang dimanfaatkan untuk kegiatan
tertentu di wilayah perkotaan dan memiliki fungsi utama lindung atau budidaya. Ruang
terbuka hijau kawasan berbentuk suatu areal dan non-linear dan ruang terbuka hijau jalur
memiliki bentuk koridor dan linear. Jenis RTH berbentuk areal yaitu hutan (hutan kota,
hutan lindung, dan hutan rekreasi), taman, lapangan olah raga, kebun raya, kebun
pembibitan, kawasan fungsional (perdagangan, industri, permukiman, pertanian), kawasan
khusus (hankam, perlindungan tata air, dan plasma nutfah). Sedangkan RTH berbentuk jalur
yaitu koridor sungai, sempadan danau, sempadan pantai, tepi jalur jalan, tepi jalur kereta,
dan sabuk hijau.
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
12/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 12
v. Daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara Daerah penyangga adalah wilayah yang
berfungsi untuk memelihara dua daerah atau lebih untuk beberapa alasan (Wikipedia
Ensyclopedya free, 2010). Salah satu jenis daerah penyangga adalah daerah penyangga
lapangan udara.
Daerah penyangga ini berfungsi untuk peredam kebisingan, melindungi lingkungan, menjaga
area permukiman dan komersial di sekitarnya apabila terjadi bencana, dan lainnya.
w. Taman atap (roof garden) Taman atap adalah taman yang memanfaatkan atap atau teras
rumah atau gedung sebagai lokasi taman. Taman ini berfungsi untuk membuat pemandangan
lebih asri, teduh, sebagai insulator panas, menyerap gas polutan, mencegah radiasi ultraviolet
dari matahari langsung masuk ke dalam rumah, dan meredam kebisingan. Taman atap ini
juga mampu mendinginkan bangunan dan ruangan dibawahnya sehingga bisa lebih
menghemat energi seperti pengurangan pemakaian AC. Tanaman yang sesuai adalah
tanaman yang tidak terlalu besar dengan sistem perakaran yang mampu tumbuh pada lahan
terbatas, tahan hembusan angin, dan t idak memerlukan banyak air.
.1.7. ELEMEN PENGISI RTH
RTH dibangun dari kumpulan tumbuhan dan tanaman atau vegetasi yang telah diseleksi
dan disesuaikan dengan lokasi serta rencana dan rancangan peruntukkannya. Lokasi yang berbeda
(seperti pesisir, pusat kota, kawasan industri, sempadan badan-badan air, dll) akan memiliki
permasalahan yang juga berbeda yang selanjutnya berkonsekuensi pada rencana dan rancangan
RTH yang berbeda.
Untuk keberhasilan rancangan, penanaman dan kelestariannya maka sifat dan ciri serta
kriteria (a) arsitektural dan (b) hortikultural tanaman dan vegetasi penyusun RTH harus menjadi
bahan pertimbangan dalam men-seleksi jenis-jenis yang akan ditanam.
Persyaratan umum tanaman untuk ditanam di wilayah perkotaan:
(a) Disenangi dan tidak berbahaya bagi warga kota
(b) Mampu tumbuh pada lingkungan yang marjinal (tanah tidak subur, udara dan air yang
tercemar)
(c) Tahan terhadap gangguan fisik (vandalisme)
(d) Perakaran dalam sehingga tidak mudah tumbang
(e) Tidak gugur daun, cepat tumbuh, bernilai hias dan arsitektural
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
13/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 13
(f) Dapat menghasilkan O2 dan meningkatkan kualitas lingkungan kota
(g) Bibit/benih mudah didapatkan dengan harga yang murah/terjangkau oleh masyarakat
(h)
Prioritas menggunakan vegetasi endemik/lokal
(i) Keanekaragaman hayati
Jenis tanaman endemik atau jenis tanaman lokal yang memiliki keunggulan tertentu
(ekologis, sosial budaya, ekonomi, arsitektural) dalam wilayah kota tersebut menjadi bahan
tanaman utama penciri RTH kota tersebut, yang selanjutnya akan dikembangkan guna
mempertahankan keanekaragaman hayati wilayahnya dan juga nasional.
.1.8.
TIPE RUANG TERBUKA HIJAU
Tipe-tipe RTH berdasarkan tipologi dan lokasi dapat disebutkan sebagai berikut :
Tipe Kawasan Permukiman, RTH yang berada di kawasan permukiman memiliki fungsi
sebagai penghasil oksigen, penyerap karbondioksida, peresap air, penahan angin dan
peredam kebisingan.
Tipe Kawasan Perindustrian, RTH di kawasan industri berfungsi untuk mengurangi polusi
udara dan mengurangi dampak kebisingan suara yang ditimbulkan oleh kegiatan industri.
Tipe Pelestarian Plasma Nutfah, fungsi dari RTH tipe ini adalah untuk konservasi plasma
nutfah, khususnya vegetasi in-situ dan ex-situ, perlindungan satwa yang dilindungi.
Tipe Perlindungan, berfungsi untuk mencegah atau mengurangi bahaya erosi atau longsor
pada lahan-lahan yang mempunyai kemiringan lereng yang cukup tinggi dan disesuaikan
dengan kondisi tanahnya, daerah tepian pantai yang terkena abrasi berfungsi untuk
mengurangi abrasi pantai
Tipe Pengamanan, tipe RTH ini berfungsi untuk meningkatkan keamanan para pengguna
jalan pada jalur kendaraan melalui jalur hijau dengan mengkombinasikan pohon dan
tanaman perdu.(Sumber: www.semuatentangkota.blogspot.com)
.1.9. KRITERIA PENGEMBANGAN KAWASAN YANG TERBUKA HIJAU
Kriteria pengembangan kawasan yang terbuka hijau merupakan suatu keterkaitan
hubungan antara bentang alam atau peruntukan kriteria vegetasi:
http://www.semuatentangkota.blogspot.com/ -
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
14/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 14
A. Letak Lokasi
a. Ruang terbuka hijau (RTH) dapat dikembangkan sesuai dengan kawasan-kawasan
peruntukan ruang kota meliputi:
- Kawasan pemukiman kepadatan tinggi
- Kawasan pemukiman kepadatan sedang
- Kawasan pemukiman kepadatan rendah
- Kawasan industri
- Kawasan perkantoran
- Kawasan pendidikan/ sekolah atau kampus perguruan tinggi
- Kawasan perdagangan
-
Kawasan jalur jalan (di sekitar jalan)
- Kawasan jalur sungai (sempadan sungai)
- Kawasan jalur pesisir pantai (sempadan pantai)
- Kawasan jalur pengaman utilitas/ instalasi
b. Lahan dengan bentang alam bervariasi berdasarkan keadaan lereng dan ketinggian di atas
permukaan laut serta penduduknya terhadap jalur sungai, jalur jalan dan jalur pengaman
utilitas.
c. Lahan di kawasan perkotaan yang tidak dimanfaatkan dan atau ditelantarkan oleh badan
hukum atau perorangan
B. Jenis Vegetasi
Jenis vegetasi adalah rumput, semak, pohon dan lain-lain. Pemilihan vegetasi untuk
peruntukan ruang terbuka hijau kota dengan kriteria umum adalah: bentuk morphologi,
evariasi memiliki nilai keindahan, penghasil oksigen tinggi, tahan cuaca dan hama penyakit,
memiliki peredam intensif, daya resapan air tinggi, pemeliharaannya tidak intensif sedangkan
untuk jenis vegetasi sesuai dengan sifat dan bentuk serta peruntukannya:
a. Kriteria vegetasi untuk kawasan hijau pertamanan kota, antara lain:
1.
Karakteristik tanaman tidak bergetah/ beracun
b. Kriteria vegetasi untuk kawasan hijau hutan kota, antara lain:
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
15/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 15
.1.10. PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau harus dibangun dalam sebuah sistem yang saling
berinteraksi dengan kondisi lingkungan dimana RTH ini berada. Secara detail pemanfaatan sistem
RTH sesuai dengan arahan peruntukan dan lingkungannya ini dapat diuraikan sebagai berikut :
RTH untuk kaitan produksi, seperti lahan untuk kehutanan, pertanian, produksi mineral,
sumber air, komersial dan rekreasi.
RTH untuk preservasi sumberdaya alam dan manusia, terdiri dari rawa untuk habitat
tertentu, hutan untuk satwa, bentukan geologi, batukarang, tempat-tempat bersejarah dan
pendidikan.
RTH untuk kesehatan dan kesejahteraan umum, seperti lahan untuk melindungi kualitas air,
penimbunan sampah, memperbaiki kualitas udara, area rekreasi, dan area lansekap.
RTH untuk keamanan umum, seperti waduk pencegah banjir, dan buufer zone runway.
RTH sebagai koridor, seperti jalur hijau jalan, jalur hijau sungai.
(Sumber: www.semuatentangkota.blogspot.com)
.1.11. HUTAN KOTA
Hutan kota adalah ruang terbuka yang ditumbuhi vegetasi berkayu di wilayah perkotaan.
Hutan kota memberikan manfaat lingkungan sebesar-besarnya kepada penduduk perkotaan,
dalam kegunaan-kegunaan proteksi, estetika, rekreasi dan kegunaan khusus lainnya (Djaiz dan
Novian, 2000).
Hutan kota merupakan bentuk persekutuan vegetasi pohon yang mampu menciptakan
iklim mikro dan lokasinya di perkotaan atau dekat kota. Hutan di perkotaan ini tidak
memungkinkan berada dalam areal yang luas. Bentuknya juga tidak harus dalam bentuk blok,
akan tetapi hutan kota dapat dibangun pada berbagai penggunaan lahan. Oleh karena itu
diperlukan kriteria untuk menetapkan bentuk dan luasan hutan kota. Kriteria penting yang dapat
dipergunakan adalah kriteria lingkungan. Hal ini berkaitan dengan manfaat penting hutan kota
berupa manfaat lingkungan yang terdiri atas konservasi mikroklimat, keindahan, serta konservasi
flora dan kehidupan liar (Fandeli, 2004).
Kehadiran pohon dalam lingkungan kehidupan manusia, khususnya diperkotaan,
memberikan nuansa kelembutan tersendiri. Perkembangan kota yang lazimnya diwarnai dengan
http://www.semuatentangkota.blogspot.com/http://www.semuatentangkota.blogspot.com/http://www.semuatentangkota.blogspot.com/ -
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
16/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 16
aneka rona kekerasan, dalam arti harfiah ataupun kiasan, sedikit banyak dapat dilunakkan
dengan elemen alamiah seperti air (baik yang diam-tenang maupun yang bergerak-mengalir) dan
aneka tanaman (mulai dari rumput, semak sampai pohon) (Budihardjo, 1993).
Dalam pelaksanaan pembangunan hutan kota dan pengembangannya, ditentukan
berdasarkan pada objek yang akan dilindungi, hasil yang dicapai dan letak dari hutan kota
tersebut. Berdasarkan letaknya, hutan kota dapat dibagi menjadi lima kelas yaitu :
1 Hutan Kota Pemukiman, yaitu pembangunan hutan kota yang bertujuan untuk membantu
menciptakan lingkungan yang nyaman dan menambah keindahan dan dapat menangkal
pengaruh polusi kota terutama polusi udara yang diakibatkan oleh adanya kendaraan
bermotor yang terus meningkat dan lain sebagainya di wilayah pemukiman.
2 Hutan Kota Industri, berperan sebagai penangkal polutan yang berasal dari limbah yang
dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan perindustrian, antara lain limbah padat, cair, maupun gas.
3 Hutan Kota Wisata/Rekreasi, berperan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan rekreasi
bagi masyarakat kota yang dilengkapi dengan sarana bermain untuk anak-anak atau remaja,
tempat peristirahatan, perlindungan dari polutan berupa gas, debu dan udara, serta
merupakan tempat produksi oksigen.
4 Hutan Kota Konservasi, hutan kota ini mengandung arti penting untuk mencegah kerusakan,
memberi perlindungan serta pelestarian terhadap objek tertentu, baik flora maupun faunanya
di alam.
5 Hutan Kota Pusat Kegiatan, hutan kota ini berperan untuk meningkatkan kenyamanan,
keindahan, dan produksi oksigen di pusat-pusat kegiatan seperti pasar, terminal, perkantoran,
pertokoan dan lain sebagainya. Di samping itu hutan kota juga berperan sebagai jalur hijau di
pinggir jalan yang berlalulintas padat (Irwan, 1997).
Luasan dan persentase adalah bahwa luas hutan kota dalam suatu hamparan yang
kompak paling sedikit 0,25 (dua puluh lima per seratus) hektar (pasal 8 ayat 2), sedangkan
mengenai persentase luas hutan kota paling sedikit 10 persen (sepuluh per seratus) dari wilayah
perkotaan dan atau disesuaikan dengan kondisi setempat (pasal 8 ayat 3 dalam Peraturan
Pemerintah No. 63 tahun 2002) secara umum menjelaskan bentuk morfologi) hutan kota sebagai
berikut:
1. Jalur hijau berupa peneduh jalan raya di bawah kabel listrik, di tepi jalan kereta api, tepi
sungai dan tepi jalan bebas hambatan.
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
17/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 17
2. Taman kota diartikan sebagi tanaman yang ditanam dan ditata sedemikian rupa, baik
sebagian maupun semuanya hasil rekayasa manusia untuk mendapatkan komposisi tertentu
yang indah.
3. Kebun dan halaman merupakan jenis tanaman yang dapat ditanam di kebun dan halaman
biasanya dari jenis yang dapat menghasilkan buah.
4. Kebun raya, hutan raya dan kebun binatang, kebun raya dan kebun binatang dapat
dimasukkan ke dalam salah satu bentuk hutan kota. Tanaman dapat berasal dari daerah
setempat, maupun dari daerah lain baik dalam negeri maupun luar negeri.
5. Hutan lindung, daerah dengan lereng yang curam harus dijadikan kawasan hutan karena
rawan longsor, namun dengan demikian pula dengan daerah pantai yang rawan akan
abrasi air laut.
.1.11.1. Bentuk Hutan Kota
1 Jalur Hijau. Jalur Hijau berupa peneduh jalan raya, jalur hijau di bawah kawat listrik, di tepi
jalan kereta api, di tepi sungai, di tepi jalan bebas hambatan.
2 Taman Kota. Taman Kota diartikan sebagai tanaman yang ditanam dan ditata sedemikian
rupa, baik sebagian maupun semuanya hasil rekayasa manusia, untuk mendapatkan komposisi
tertentu yang indah.
3 Kebun dan Halaman. Jenis tanaman yang ditanam di kebun dan halaman biasanya dari jenis
yang dapat menghasilkan buah.
4 Kebun Raya, Hutan Raya, dan Kebun Binatang. Kebun raya, hutan raya dan kebun binatang
dapat dimasukkan ke dalam salah satu bentuk hutan kota. Tanaman dapat berasal dari daerah
setempat, maupun dari daerah lain baik dalam negeri maupun luar negeri.
5 Hutan Lindung, daerah dengan lereng yang curam harus dijadikan kawasan hutan karena
rawan longsor. Demikian pula dengan daerah pantai yang rawan akan abrasi air laut (Dahlan,
1992).
.1.11. . Fungsi Hutan Kota
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi lingkungan perkotaan
yang rusak adalah dengan pembangunan ruang terbuka hijau kota yang mampu memperbaiki
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
18/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 18
keseimbangan ekosistem kota. Upaya ini bisa dilakukan dengan cara membangun hutan kota
yang memiliki beranekaragam manfaat. Manfaat hutan kota diantaranya adalah sebagai berikut :
Identitas Kota
Jenis tanaman dapat dijadikan simbol atau lambang suatu kota yang dapat dikoleksi pada
areal hutan kota. Propinsi Sumatra Barat misalnya, flora yang dikembangkan untuk tujuan
tersebut di atas adalah Enau (Arenga pinnata) dengan alasan pohon tersebut serba guna dan
istilah pagar-ruyung menyiratkan makna pagar enau. Jenis pilihan lainnya adalah kayu manis
(Cinnamomum burmanii), karena potensinya besar dan banyak diekspor dari daerah ini
(Fandeli, 2004).
Nilai Estetika
Komposisi vegetasi dengan strata yang bervariasi di lingkungan kota akan menambah nilai
keindahan kota tersebut. Bentuk tajuk yang bervariasi dengan penempatan (pengaturan tata
ruang) yang sesuai akan memberi kesan keindahan tersendiri. Tajuk pohon juga berfungsi
untuk memberi kesan lembut pada bangunan di perkotaan yang cenderung bersifat kaku.
Suatu studi yang dilakukan atas keberadaan hutan kota terhadap nilai estetika adalah bahwa
masyarakat bersedia untuk membayar keberadaan hutan kota karena memberikan rasa
keindahan dan kenyamanan (Tyrvinen, 1998).
Penyerap Karbondioksida (CO2)
Hutan merupakan penyerap gas karbon dioksida yang cukup penting, selain dari fito-
plankton, ganggang dan rumput laut di samudera. Dengan berkurangnya kemampuan hutan
dalam menyerap gas ini sebagai akibat menyusutnya luasan hutan akibat perladangan,
pembalakan dan kebakaran, maka perlu dibangun hutan kota untuk membantu mengatasi
penurunan fungsi hutan tersebut. Cahaya matahari akan dimanfaatkan oleh semua
tumbuhan, baik hutan kota, hutan alami, tanaman pertanian dan lainnya dalam proses
fotosintesis yang berfungsi untuk mengubah gas karbon dioksida dengan air menjadi
karbohidrat (C6H12O6) dan oksigen (O2). Proses kimia pembentukan karbohidrat
(C6H12O6) dan oksigen (O2) adalah 6 CO2 + 6 H2O + Energi dan klorofil menjadi
C6H12O6 + 6 O2.
Proses fotosintesis sangat bermanfaat bagi manusia. Pada proses fotosintesis dapat menyerap
gas yang bila konsentarasinya meningkat akan beracun bagi manusia dan hewan serta akan
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
19/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 19
mengakibatkan efek rumah kaca. Di lain pihak proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen
yang sangat diperlukan oleh manusia dan hewan. Jenis tanaman yang baik sebagai penyerap
gas Karbondioksida (CO2) dan penghasil oksigen adalah damar (Agathis alba), daun kupu-
kupu (Bauhinia purpurea), lamtoro gung (Leucaena leucocephala), akasia (Acacia
auriculiformis), dan beringin (Ficus benjamina). Penyerapan karbon dioksida oleh hutan kota
dengan jumlah 10.000 pohon berumur 16-20 tahun mampu mengurangi karbon dioksida
sebanyak 800 ton per tahun (Simpson and McPherson, 1999).
Pelestarian Air Tanah
Sistem perakaran tanaman dan serasah yang berubah menjadi humus akan mengurangi
tingkat erosi, menurunkan aliran permukaan dan mempertahankan kondisi air tanah di
lingkungan sekitarnya. Pada musim hujan laju aliran permukaan dapat dikendalikan oleh
penutupan vegetasi yang rapat, sedangkan pada musim kemarau potensi air tanah yang
tersedia bisa memberikan manfaat bagi kehidupan di lingkungan perkotaan. Hutan kota
dengan luas minimal setengah hektar mampu menahan aliran permukaan akibat hujan dan
meresapkan air ke dalam tanah sejumlah 10.219 m setiap tahun (Urban Forest Research,
2002).
Penahan Angin
Hutan kota berfungsi sebagai penahan angin yang mampu mengurangi kecepatan angin 75 -
80 %. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain hutan kota untuk
menahan angin adalah sebagai berikut :
Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang memiliki dahan yang kuat.
c. Daunnya tidak mudah gugur oleh terpaan angin dengan kecepatan sedang
d.Memiliki jenis perakaran dalam.
e. Memiliki kerapatan yang cukup (50 -60 %).
f.
Tinggi idan lebar jalur hutan kota cukup besar, sehingga dapat melindungi wilayah yang
diinginkan.
Penanaman pohon yang selalu hijau sepanjang tahun berguna sebagai penahan angin pada
musim dingin, sehingga pada akhirnya dapat menghemat energi sampai dengan 50 persen
energi yang digunakan untuk penghangat ruangan pada pemakaian sebuah rumah. Pada
musim panas
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
20/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 20
Ameliorasi Iklim
Hutan kota dapat dibangun untuk mengelola lingkungan perkotaan untuk menurunkan suhu
pada waktu siang hari dan sebaliknya pada malam hari dapat lebih hangat karena tajuk
pohon dapat menahan radiasi balik (reradiasi) dari bumi. Jumlah pantulan radiasi matahari
suatu hutan sangat dipengaruhi oleh panjang gelombang, jenis tanaman, umur tanaman,
posisi jatuhnya sinar matahari, keadaan cuaca dan posisi lintang. Suhu udara pada daerah
berhutan lebih nyaman daripada daerah yang tidak ditumbuhi oleh tanaman. Selain suhu,
unsur iklim mikro lain yang diatur oleh hutan kota adalah kelembaban. Pohon dapat
memberikan kesejukan pada daerah-daerah kota yang panas (heat island) akibat pantulan
panas matahari yang berasal dari gedung-gedung, aspal dan baja. Daerah ini akan
menghasilkan suhu udara 3-10 derajat lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Penanaman pohon pada suatu areal akan mengurangi temperatur atmosfer pada wilayah
yang panas tersebut (Forest Service Publications, 2003. Trees Modify Local Climate, 2003).
Habitat Hidupan Liar
Hutan kota bisa berfungsi sebagai habitat berbagai jenis hidupan liar dengan
keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Hutan kota merupakan tempat perlindungan dan
penyedia nutrisi bagi beberapa jenis satwa terutama burung, mamalia kecil dan serangga.
Hutan kota dapat menciptakan lingkungan alami dan keanekaragaman tumbuhan dapat
menciptakan ekosistem lokal yang akan menyediakan tempat dan makanan untuk burung
dan binatang lainnya (Forest Service Publications, 2003. Trees Reduce Noise Pollution and
Create Wildlife and Plant Diversity, 2003).
Produksi Terbatas atau Manfaat Ekonomi
Manfaat hutan kota dalam aspek ekonomi bisa diperoleh secara langsung maupun tidak
langsung. Secara langsung, manfaat ekonomi hutan kota diperoleh dari penjualan atau
penggunaan hasil hutan kota berupa kayu bakar maupun kayu perkakas. Penanaman jenis
tanaman hutan kota yang bisa menghasilkan biji, buah atau bunga dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan oleh masyarakat untuk meningkatkan taraf gizi, kesehatan dan
penghasilan masyarakat. Buah kenari selain untuk dikonsumsi juga dapat dimanfaatkan untuk
kerajinan tangan. Bunga tanjung dapat diambil bunganya. Buah sawo, pala, kelengkeng,
duku, asam, menteng dan lain-lain dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan
gizi dan kesehatan masyarakat kota. Sedangkan secara tidak langsung, manfaat ekonomi
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
21/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 21
hutan kota berupa perlindungan terhadap angin serta fungsi hutan kota sebagai perindang,
menambah kenyamanan masyarakat kota dan meningkatkan nilai estetika lingkungan kota.
(Fandeli, 2004).
Hutan kota dapat meningkatkan stabilitas ekonomi masyarakat dengan cara menarik minat
wisatawan dan peluang-peluang bisnis lainnya, orang-orang akan menikmati kehidupan dan
berbelanja dengan waktu yang lebih lama di sepanjang jalur hijau, kantor-kantor dan
apartemen di areal yang berpohon akan disewakan serta banyak orang yang akan menginap
dengan harga yang lebih tinggi dan jangka waktu yang lama, kegiatan dilakukan pada
perkantoran yang mempunyai banyak pepohonan akan memberikan produktifitas yang
tinggi kepada para pekerja (Forest Service Publications, 2003. Trees Increase Economic
Stability, 2003).
.1.1 . PEMANFAATAN RTH DI KAWASAN PERKOTAAN
.1.1 .1. Pemanfaatan RTH pada Bangunan/Perumahan
RTH pada bangunan/perumahan baik di pekarangan maupun halaman perkantoran,
pertokoan, dan tempat usaha berfungsi sebagai penghasil O2, peredam kebisingan, dan
penambah estetika suatu bangunan sehingga tampak asri, serta memberikan keseimbangan dan
keserasian antara bangunan dan lingkungan. Selain fungsi tersebut, RTH dapat dioptimalkan
melalui pemanfaatan sebagai berikut:
a. RTH Pekarangan
Dalam rangka mengoptimalkan lahan pekarangan, maka RTH pekarangan dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan atau kebutuhan lainnya.
RTH pada rumah dengan pekarangan luas dapat dimanfaatkan sebagai tempat utilitas
tertentu (sumur resapan) dan dapat juga dipakai untuk tempat menanam tanaman hias dan
tanaman produktif (yang dapat menghasilkan buah-buahan, sayur, dan bunga).
Untuk rumah dengan RTH pada lahan pekarangan yang tidak terlalu luas atau sempit, RTH
dapat dimanfaatkan pula untuk menanam tanaman obat keluarga/apotik hidup, dan
tanaman pot sehingga dapat menambah nilai estetika sebuah rumah. Untuk efisiensi ruang,
tanaman pot dimaksud dapat diatur dalam susunan/bentuk vertikal.
b. RTH Halaman Perkantoran, Pertokoan, dan Tempat Usaha
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
22/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 22
RTH pada halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha, selain tempat utilitas
tertentu, dapat dimanfaatkan pula sebagai area parkir terbuka, carport, dan tempat untuk
menyelenggarakan berbagai aktivitas di luar ruangan seperti upacara, bazar, olah raga, dan
lain-lain.
.1.1 . . Pemanfaatan RTH pada Lingkungan/Permukiman
RTH pada Lingkungan/Permukiman dapat dioptimalkan fungsinya menurut jenis RTH
berikut:
a. RTH Taman Rukun Tetangga
Taman Rukun Tetangga (RT) dapat dimanfaatkan penduduk sebagai tempat melakukan
berbagai kegiatan sosial di lingkungan RT tersebut.
Untuk mendukung aktivitas penduduk di lingkungan tersebut, fasilitas yang harus disediakan
minimal bangku taman dan fasilitas mainan anak-anak.
Selain sebagai tempat untuk melakukan aktivitas sosial, RTH Taman Rukun Tetangga dapat
pula dimanfaatkan sebagai suatu community garden dengan menanam tanaman obat
keluarga/apotik hidup, sayur, dan buah-buahan yang dapat dimanfaatkan oleh warga.
Gambar .1.
Contoh 1 Taman Rukun Tetangga
Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, 2008
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
23/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 23
Gambar . .
Contoh Taman Rukun Tetangga
Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, 2008
b. RTH Rukun Warga
RTH Rukun Warga (RW) dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan remaja, kegiatan
olahraga masyarakat, serta kegiatan sosial lainnya di lingkungan RW tersebut.
Fasilitas yang disediakan berupa lapangan untuk berbagai kegiatan, baik olahraga maupun
aktivitas lainnya, beberapa unit bangku taman yang dipasang secara berkelompok sebagai
sarana berkomunikasi dan bersosialisasi antar warga, dan beberapa jenis bangunan
permainan anak yang tahan dan aman untuk dipakai pula oleh anak remaja.
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
24/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 24
Gambar .3.
Contoh Taman Rukun Warga
Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan, 2008
c. RTH Kelurahan
RTH kelurahan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan penduduk dalam satu
kelurahan.
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
25/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 25
Taman ini dapat berupa taman aktif, dengan fasilitas utama lapangan olahraga (serbaguna),
dengan jalur trek lari di seputarnya, atau dapat berupa taman pasif, dimana aktivitas
utamanya adalah kegiatan yang lebih bersifat pasif, misalnya duduk atau bersantai, sehingga
lebih didominasi oleh ruang hijau dengan pohon-pohon tahunan.
Gambar .4.
Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Aktif)
Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, 2008
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
26/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 26
Gambar .5.
Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Pasif)
Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, 2008
d. RTH Kecamatan
RTH kecamatan dapat dimanfaatkan oleh penduduk untuk melakukan berbagai aktivitas di
dalam satu kecamatan.
Taman ini dapat berupa taman aktif dengan fasilitas utama lapangan olahraga, dengan jalur
trek lari di seputarnya, atau dapat berupa taman pasif untuk kegiatan yang lebih bersifat
pasif, sehingga lebih didominasi oleh ruang hijau.
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
27/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 27
Gambar .6.
Contoh Taman Kecamatan
Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, 2008
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
28/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 28
.1.1 .3. Pemanfaatan RTH pada Kota/Perkotaan
a. RTH Taman Kota
RTH Taman kota dapat dimanfaatkan penduduk untuk melakukan berbagai kegiatan sosial
pada satu kota atau bagian wilayah kota. Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH (lapangan
hijau), yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi, taman bermain (anak/balita), taman bunga,
taman khusus (untuk lansia), fasilitas olah raga terbatas, dan kompleks olah raga dengan
minimal RTH 30%. Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum.
Gambar .7.
Contoh Taman Kota
Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, 2008
b. Hutan kota
Hutan kota dapat dimanfaatkan sebagai kawasan konservasi dan penyangga lingkungan kota
(pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan plasma nutfah, keanekaragaman hayati). Hutan
kota dapat juga dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas sosial masyarakat (secara terbatas,
meliputi aktivitas pasif seperti duduk dan beristirahat dan atau membaca, atau aktivitas yang
aktif seperti jogging, senam atau olahraga ringan lainnya), wisata alam, rekreasi, penghasil
produk hasil hutan, oksigen, ekonomi (buah-buahan, daun, sayur), wahana pendidikan dan
penelitian. Fasilitas yang harus disediakan disesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan seperti
kursi taman, sirkulasi pejalan kaki/jogging track.
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
29/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 29
Idealnya hutan kota merupakan ekosistem yang baik bagi ruang hidup satwa misalnya
burung, yang mempunyai peranan penting antara lain mengontrol populasi serangga. Untuk
itu diperlukan introduksi tanaman pengundang burung pada hutan kota.
c. Sabuk Hijau
Sabuk hijau berfungsi sebagai daerah penyangga atau perbatasan antara dua kota, sehingga
sabuk hijau dapat menjadi RTH bagi kedua kota atau lebih tersebut. Sabuk hijau
dimaksudkan sebagai kawasan lindung dengan pemanfaatan terbatas dengan pemanfaatan
utamanya adalah sebagai penyaring alami udara bagi kota-kota yang berbatasan tersebut.
d. RTH Jalur Hijau Jalan
Pulau Jalan dan Median Jalan Taman pulau jalan maupun median jalan selain berfungsi
sebagai RTH, juga dapat dimanfaatkan untuk fungsi lain seperti sebagai pembentuk arsitektur
kota. Jalur tanaman tepi jalan atau pulau jalan selain sebagai wilayah konservasi air, juga
dapat dimanfaatkan untuk keindahan/estetika kota. Median jalan dapat dimanfaatkan
sebagai penahan debu dan keindahan kota.
e. RTH Jalur Pejalan Kaki
RTH jalur pejalan kaki dapat dimanfaatkan sebagai:
Fasilitas untuk memungkinkan terjadinya interaksi sosial baik pasif maupun aktif serta
memberi kesempatan untuk duduk dan melihat pejalan kaki lainnya;
Sebagai penyeimbang temperatur, kelembaban, tekstur bawah kaki, vegetasi, emisi
kendaraan, vegetasi yang mengeluarkan bau, sampah yang bau dan terbengkalai, faktor
audial (suara) dan faktor visual.
f. RTH di Bawah Jalan Layang
Selain sebagai daerah resapan air, RTH di bawah jalan layang dapat menjadi unsur estetika
untuk meminimalkan unsur kekakuan konstruksi jalan. Disamping itu RTH di bawah jalan
layang dapat dimanfaatkan sebagai:
Lokasi penempatan utilitas seperti drainase, gardu listrik, dan lain-lain
Tempat istirahat sementara bagi pengendara sepeda motor/pejalan kaki pada saat hujan
Lokasi penempatan papan reklame secara terbatas
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
30/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 30
.1.1 .4. RTH Fungsi Tertentu
a. Jalur Hijau Sempadan Rel Kereta Api
RTH/jalur hijau sempadan rel kereta api dapat dimanfaatkan sebagai pengamanan terhadap
jalur lalu lintas kereta api. Untuk menjaga keselamatan lalu lintas kereta api maupun
masyarakat di sekitarnya, maka jenis aktivitas yang perlu dilakukan berkaitan dengan
peranan RTH sepanjang rel kereta api adalah sebagai berikut:
a) Memperkuat pohon melalui perawatan dari dalam, sehingga jaringan kayu dapat tumbuh
lebih banyak yang akan menjadi pohon lebih kuat;
b)Menghilangkan sumber penularan hama dan penyakit serta menghilangkan tempat
persembunyian ular dan binatang berbahaya lainnya;c) Memperbaiki citra/penampilan pohon secara keseluruhan; d) Membuat saluran drainase.
b. Jalur Hijau Jaringan Listrik Tegangan Tinggi
Jaringan listrik tegangan tinggi sangat berbahaya bagi manusia, sehingga RTH pada kawasan
ini dimanfaatkan sebagai pengaman listrik tegangan tinggi dan kawasan jalur hijau
dibebaskan dari berbagai kegiatan masyarakat serta perlu dilengkapi tanda/peringatan untuk
masyarakat agar tidak beraktivitas di kawasan tersebut.
c. RTH Sempadan Sungai
Pemanfaatan RTH daerah sempadan sungai dilakukan untuk kawasan konservasi,
perlindungan tepi kiri-kanan bantaran sungai yang rawan erosi, pelestarian, peningkatan
fungsi sungai, mencegah okupasi penduduk yang mudah menyebabkan erosi, dan
pengendalian daya rusak sungai melalui kegiatan penatagunaan, perizinan, dan pemantauan.
Penatagunaan daerah sempadan sungai dilakukan dengan penetapan zona-zona yang
berfungsi sebagai fungsi lindung dan budi daya.
Pada zona sungai yang berfungsi lindung menjadi kawasan lindung, pada zona sungai danau,
waduk yang berfungsi budi daya dapat dibudidayakan kecuali pemanfaatan tanggul hanya
untuk jalan.
Pemanfaatan daerah sempadan sungai yang berfungsi budi daya dapat dilakukanoleh
masyarakat untuk kegiatan-kegiatan:
a) Budi daya pertanian rakyat;
b)Kegiatan penimbunan sementara hasil galian tambang golongan C;
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
31/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 31
c) Papan penyuluhan dan peringatan, serta rambu-rambu pekerjaan;
d)Pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telpon, dan pipa air minum;
e)
Pemancangan tiang atau pondasi prasarana jalan/jembatan baik umum maupun kereta
api;
f) Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial, keolahragaan, pariwisata dan
kemasyarakatan yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan
keamanan fungsi serta fisik sungai dan danau; dan
g) Pembangunan prasarana lalu lintas air, bangunan pengambilan dan pembuangan air.
Untuk menghindari kerusakan dan gangguan terhadap kelestarian dan keindahan sungai,
maka aktivitas yang dapat dilakukan pada RTH sempadan sungai adalah sebagai berikut:
a) Memantau penutupan vegetasi dan kondisi kawasan DAS agar lahan tidak mengalami
penurunan;
b)Mengamankan kawasan sempadan sungai, serta penutupan vegetasi di sempadan sungai,
dipantau dengan menggunakan metode pemeriksaaan langsung dan analisis deskriptif
komparatif. Tolak ukur 100 m di kanan kiri sungai dan 50 m kanan kiri anak sungai;
c) Menjaga kelestarian konservasi dan aktivitas perambahan, keanekaragaman vegetasi
terutama jenis unggulan lokal dan bernilai ekologi dipantau dengan metode kuadrat
dengan jalur masing-masing lokasi 2 km menggunakan analisis vegetasi yang diarahkan
pada jenis-jenis flora yang bernilai sebagai tumbuhan obat;
d)Memantau fluktuasi debit sungai maksimum;
e) Aktivitas memantau, menghalau, menjaga dan mengamankan harus diikuti dengan
aktivitas melaporkan pada instansi berwenang dan yang terkait sehingga pada akhirnya
kawasan sempadan sungai yang berfungsi sebagai RTH terpelihara dan lestari selamanya.
d. RTH Sempadan Pantai
RTH sempadan pantai selain sebagai area pengaman dari kerusakan atau bencana yang
ditimbulkan gelombang laut, juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan yang
diizinkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
o Tidak bertentangan dengan Keppres No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
o Tidak menyebabkan gangguan terhadap kelestarian ekosistem pantai, termasuk gangguan
terhadap kualitas visual;
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
32/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 32
o Pola tanam vegetasi bertujuan untuk mencegah terjadinya abrasi, erosi, melindungi dari
ancaman gelombang pasang, wildlife habitat dan meredam angin kencang;
o
Pemilihan vegetasi mengutamakan vegetasi yang berasal dari daerah setempat;
o Khusus untuk kawasan pantai berhutan bakau harus dipertahankan sesuai ketentuan
dalam Keppres No. 32 Tahun 1990.
e. RTH Sumber Air Baku/Mata Air
Pemanfaatan RTH sumber air baku/mata air dilakukan untuk perlindungan, pelestarian,
peningkatan fungsi sumber air baku/mata air, dan pengendalian daya rusak sumber air
baku/mata air/danau melalui kegiatan penatagunaan, perizinan, dan pemantauan.
Tabel berikut ini memberikan gambaran mengenai dimensi sempadan serta pemanfaatannya
pada masing-masing jenis RTH sebagai berikut:
Tabel .1.
RTH Sempadan Danau dan Mata Air
No. Jenis RTH Dimensi Sempadan Pemanfaatan
1. Danau/waduk Minimal 50 m dari
titik pasang
tertinggi
a) jaringan utilitas; b) budi daya
pertanian rakyat; c) kegiatan
penimbunan sementara hasil galiantambang golongan C; d) papanpenyuluhan dan peringatan, serta
rambu-rambu pekerjaan; e)pemasangan rentangan kabel listrik,
kabel telpon, dan pipa air minum; f)
pemancangan tiang atau pondasiprasarana jalan/ jembatan baik umum
maupun kereta api; g)penyelenggaraan kegiatan-kegiatan
yang bersifat sosial, keolahragaan,
pariwisata dan kemasyarakatan yangtidak menimbulkan dampak
merugikan bagi kelestarian dan
keamanan fungsi serta fisik sungai dan
danau; dan h) pembangunanprasarana lalu lintas air, bangunanpengambilan dan pembuangan air.
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
33/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 33
2. Mata Air Radius 200 m a) ruang terbuka hijau denganaktivitas sosial terbatas penekanan
pada kelestarian sumberdaya airnya;
b) luas ruang terbuka hijau minimal90% dengan dominasi pohontahunan yang diizinkan.
Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, 2008
f. RTH Pemakaman
Pemakaman memiliki fungsi utama sebagai tempat pelayanan publik untuk penguburan
jenasah. Pemakaman juga dapat berfungsi sebagai RTH untuk menambah keindahan kota,
daerah resapan air, pelindung, pendukung ekosistem, dan pemersatu ruang kota, sehingga
keberadaan RTH yang tertata di komplek pemakaman dapat menghilangkan kesan seram
pada wilayah tersebut.
.1.13. PENGELOLAAN RTH KOTA
Pendekatan-pendekatan yang terkait dengan unsur-unsur penting dalam pengelolaan
(manajerial), yaitu
a. Menurut Direktorat Jendral Penataan Ruang, 2006 Agar perencanaan pembangunan
perkotaan dapat mencapai hasil dimana mampu dipertahankannya fungsi lingkungan kota
yang berkelanjutan, sebagaimana diharapkan dalam prinsip good environmental
government, diperlukan minimal 3 (tiga) modal dasar pembangunan, yaitu:
1. Tersedianya pengelola kota yang handal, berupa sumberdaya manusia (SDM) baik pejabat
pemerintah maupun masyarakat umum dan skala nasional dan skala lokal yang mampu
memelihara fungsi dan kondisi lingkungan perkotaan sesuai kaidah pelestarian fungsi
lingkungan hidup yang ada.
2. Tersedianya dukungan sumber daya finansial yang berkelanjutan pula untuk mendukung
kegiatan pemeliharaan dan pengawasan RTH kota.
3. Tersedianya Rencana Induk Kota yang komprehensif dan dinamis, yang artinya terus
berkembang sejalan dengan proses kehidupan lingkungan perkotaan yang dinamis.
b. Menurut Budhy Thahjati, 1995 Penerapan Undang-Undang Penataan Ruang memerlukan
dukungan antara lain, peraturan, kelembagaan terkait, pembiayaan, dan peran serta
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
34/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 34
masyarakat. Unsur penting dalam aspek manajerial RTH kota yang didasarkan dari
pendekatan-pendekatan diatas. Dengan begitu, aspek legal (peraturan), prosedur (cara
pengelolaan sesuai dengan prioritas rencana), kelembagaan (Sumber Daya Manusia), dan
pembiayaan (Sumber Daya Finansial) merupakan aspek penting dalam manajerial RTH kota.
.1.13.1. Aspek Legalitas
RTH memiliki fungsi-fungsi yang sangat penting dalam menunjang kelestarian lingkungan
hidup sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan RTH menjadi salah satu elemen dari
pembangunan yang berkelanjutan. Ada beberapa peraturan yang terkait dengan RTH di
Indonesia. Dalam UU No.26/2007 tentang penataan Ruang ditegaskan bahwa dalam
pemanfaatan ruang dipersyaratkan adanya kawasan lindung. Kawasan lindung berdasarkan
Kepres No.32 Tahun 1990 tentang Pengelolaaan Kawasan Lindung dapat berupa kawasan yang
memberikan perlindungan kawasan dibawahnya, kawasan perlindungan setempat, kawasan
suaka alam, dan cagar budaya, kawasan rawan bencan dan kawasan khusus. Kawasan ini
diperlukan guna menjaga kondisi lingkungan disuatu daerah.
Dalam UU.No.32/2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan beberapa
tujuan dari pengelolaan hidup, yang diantaranya:
a.
Melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup;
b. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;
c. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem;
d.Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup;
f. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan;
g. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak
asasi manusia;
h. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
i. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan
j. Mengantisipasi isu lingkungan global.
Untuk mencapai sasaran-sasarn diatas, salah satunya dapat dilakukan melalui penyediaan
dan pengelolaan RTH. Mengingat fungsi dan manfaat dari RTH yang sangat berkaitan langsung
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
35/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 35
dengan pelestarian lingkungan, maka dapat dilihat bahwa RTH punya peran yang cukup penting
didalam mewujudkan tujuan tersebut.
Beberapa peraturan yang ada saat ini cukup banyak berkaitan dengan RTH. Tapi yang
berkaitan secara langsung hanyalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.5/PRT/M/2008
tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Wilayah Perkotaan dan PP No.63/2002
tentang Hutan Kota. Di dalam PP No.63/2002 yang dibahas hanyalah hutan kota yang hanya
merupakan salah satu bagian dari RTH Kota.
.1.13. . Prosedural
Menurut Gie (1982), prosedural adalah kerja berpola dalam melakukan pekerjaan yang
merupakan suatu kebulatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pencapaian tujuan penataan
ruang yang berkualitas menyangkut pemanfaatan RTH, dibutuhkan prosedur penyusunan
program pembangunan yang sejalan dengan RTRW. Rangkaian kegiatan ini merupakan suatu
kesatuan dalam pemanfaatan ruang yang optimal. Dalam pengelolaan RTH, instasi yang
berkaitan seperti Dinas pertamanan harus memiliki kemampuan dalam menyusun suatu program
terpadu, dalam rangka mewujudkan perkembangan RTH yang dialokasikan sesuai dengan jenis
RTH yang akan dikembangkan. Rencana RTH ini merupakan hasil awal proses pengelolaan yang
perlu ditindaklanjuti.
Agar rencana tata ruang yang telah disusun dapat dioperasikan di lapangan, maka
diperlukan adanya pedoman atau tata cara penjabaran strategi pemanfaatan ruang sebagai
keluaran rencana tata ruang kedalam bentuuk program pelaksanaan. Sistem penyelenggaraan
pembangunan daerah di Indonesia, berpedoman pada prosedur perencanaan., sumber tertib
hukum dan peraturan perundangan yang akan mempengaruhi aktivitas penyelenggaraan
pembangunan daerah.
.1.13.3. Kelembagaan
Dalam merancang, mengembangkan dan pengelolaan RTH Kota, diperlukan institusi yang
professional, yaitu instansi di pemerintahan perkotaan. Lembaga sebagai tenaga pelaksanaan atau
dinas ini akan terlibat langsung dalam menata ruang terbuka, sehingga lembaga ini harus
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
36/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 36
diwujudkan menjadi suatu lembaga yang kuat, yang dapat memikirkan dan mengkoordinasikan
penghijauan kota.
Pelaksanaan dalam pengelolaan RTH Kota sangat dibutuhkan kelembagaan yang
professional di bidang penghijauan kota, karena penghijauan kota menyangkut desain tanam,
studi pengembangan RTH, pelaksanaan program dan proyek pemeliharaan/pengelolaan
pertanaman, penyediaan bermacam bibit yang sesuai dengan kondisi daerah, dan usaha
penyuluhan serta bimbingan kepada masyarakat. Dalam pelaksanaannya tugas ini dibutuhkan
adanya kerjasama yang efektif baik dengan lembaga-lembaga terkait maupun pihak swasta dan
masyarakat. Institusi yang berwenang dalam pemeliharaan RTH Kota terutama adalah
pemerintah, selain itu yang berperan dalam pemeliharaan adalah pihak swasta, masyarakat,
lembaga dan kerjasama dari ketiga dengan pemerintah.
a) Pemerintah
Tugas utama pemerintah dalam pengelolaan RTH, yaitu:
a. Memberikan penyuluhan kepada semua pihak akan pentingnya fungsi dan keberadaan
RTH.
b. Merencanakan RTH baik sebagai bagian dari RTRW Kota, RDTR, rencana tata ruang
wilayah lainnya ataupun Rencana Tata Hijau.
c.
Menyediakan luasan dan sebaran RTH yang memadai bagi kotanya.
d.Memelihara RTH yang ada sebagai salah satu komponen peningkat daya dukung dan
daya tamping lingkungan dengan tetap mempertahankan fungsi ekologinya.
e. Memfasilitasi pelaku pembangunan lainnya untuk berpartisipasi dalam pengelolaan ruang
terbuka hijau.
f. Mengendalikan dan membatasi alih fungsi lahan ruang terbuka hijau menjadi kawasan
terbangun.
g. Menyusun program ruang terbuka hijau termasuk aspek pembiayaan dan instansi/pelaku
pembangunan yang terlibat dalam program tersebut.
h. Berkoordinasi antar dinas/instansi terkait dalam pengelolaan RTH untuk merumuskan
pembagian tugas, peran, hak, dan kewajiban RTH yang tidak berada dibawah wewenang
langsung pemerintah daerah kota maupun pemerintah tingkat tinggi.
b) Masyarakat Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan RTH, yaitu:
Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan RTH, yaitu:
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
37/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
Dokumen Penawaran Teknis P2KH Kabupaten Kendal Tahun 20152 - 37
a. Menjaga keberadaan RTH dengan tidak membangun di jalur sempadan sungai, tidak
mengubah fungsi taman sebagai perdagangan dan tidak menebang pohon.
b.
Memelihara RTH di wilayah lingkungan perumahan.
c. Ikut mengawasi pemeliharaan dan keberadaan RTH.
d.Menyediakan lahan untuk penyelenggaraan RTH.
e. Memberikan bantuan dalam mengidentifikasi komponen RTH yang ada mampu yang
potensial dikembangkan.
f. Memberikan informasi, saran, pertimbangan, atau pendapat dalam penyelenggaraan.
c) Swasta
Peran swasta dalam pengelolaan RTH, yaitu:
a. Menjaga keberadaan RTH dengan tidak membangun di jalur sempadan sungai, tidak
mengubah fungsi taman sebagai area perdagangan, dan tiddak menebang pohon.
b. Memberikan bantuan dana dalam pelaksanaan pembangunan RTH.
c. Memelihara taman dengan biaya pemeliharaan dan penyediaan tenaga kerja serta
mendapat keuntungan lain seperti pemasangan iklan/reklame.
d.Menyediakan lahan RTH dalam setiap pembangunan perumahan, perdagangan, dan jasa
serta perkantoran.
e. Memberikan bantuan dlaam mengidentifikasi komponen RTH yang ada maupun yang
potensial dikembangka.
d) Lembaga
Lembaga-lembaga yang berperan dalam pengelolaan RTH, yaitu lembaga penelitian,
perguruan tinggi, dan LSM yang memiliki perhatian terhadap aspek lingkungan. Peran lembaga-
lembaga tersebut, yaitu:
a. Penyuluhan pendidikan yang berkaitan dengan RTH melalui media.
b. Pencanangan grakan bangun, pelihara, dan kelola RTH dari tingkat RT sampai kota.
c.
Menyediakan lahan untuk cadangan RTH.
d. Memberikan bantuan dalam identifikasi komponen RTH yang ada maupun yang
potensial dikembangkan.
-
7/26/2019 04 Dokumen Penawaran Teknis Bab 2 Pemahaman KAK.pdf
38/38
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Temanggung
.1.14. ASPEK PEMBIAYAAN DALAM PENGELOLAAN RTH KOTA
Pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui tahapan pembangunan dengan
memperhatikan sumber dan mobilisasi dana serta alokasi pembiayaan program pemanfaatan
ruang sesuai dengan rencana tata ruang (UU No.26/2007). Pengembangan RTH dipersyaratkan
dukungan dana dan peralatan yang sebanding, agar tujuan pengembangan RTH menjadi
kenyataan.
Rencana pengembangan RTH Kota yang telah dialokasikan atau dirumuskan sesuai dengan
kebutuhan, dijabarkan dalam kebijaksanaan kawasan yang diatur menurut tata cara (aspek legal),
dan kesiapan kelembagaan pemerintah perlu didukung oleh program pengembangan
pembiayaan dari berbagai kemungkinan sumber dana pemerintah kota yang terprogram dan
berkesinambungan. Pemerintah daerah yang dihadapkan oleh keterbatasan dana, sehingga
pengembangan RTH dilakukan secara bertahap, dan berkelanjutan. Berdasarkan Permendagri
No. 1 Tahun 2007 tentang penataan Ruang Terbuka Hijau kawasan Perkotaan, pendanaan
penataan ruang terbuka hijau kabupaten/kota bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) kabupaten/kota, partisipasi swadaya masyarakat dan/atau swasta, serta sumber
pendanaan lainnya yang sah dan tidak mengikat.