06 bab vi - pendekatan dan metodologi
TRANSCRIPT
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-1
BAB VI
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
6.1 TAHAP IDENTIFIKASI
Tahap ini meliputi kegiatan identifikasi kondisi actual dan potensi serta
permasalahan, dan identifikasi kebijakan terkait dengan penggunaan sistem transportasi
kelautan pada wilayah perencanaan yang berlaku. Kegiatan identifikasi dibagi menjadi
dua, pengumpulan data primer dan sekunder.
Menurut Nazir (1999: 211), pengumpulan data tidak lain merupakan suatu
proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Data yang dikumpulkan harus
cukup valid untuk dapat dipergunakan. Pengumpulan data dan informasi dalam studi ini
dilakukan dengan dua metode, yaitu studi pustaka dan survei primer.
6.1.1 PENGUMPULAN DATA PRIMER
Survey yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran kondisi Pengadaan Jasa
Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi
Pelabuhan Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah meliputi survey primer
untuk mendapatkan data mengenai :
a. Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah terdiri dari bor dalam di sungai dan Sondir, Hand Bor
serta pengambilan contoh tanah untuk CBR didarat. Lokasi peneyelidikan
tanah adalah disekitar rencana lokasi pelabuhan dan rencana areal fasilitas
pendukung.
Bor dilakukan sampai kedalaman 30 m atau setelah mencapai tanah keras
dimana pada setiap kedalaman 2 m dilakukan SPT (Standart Penetration
Test) dan pengambilan contoh tanah. Sondir dilakukan di darat sampai
kedalaman 20 m atau sampai tekanan konus 200 kg/cm2. Metode
pelaksanaan ditentukan oleh konsultan yang harus memenuhi syarat
pelaksanaan yang dapat diterima.
Semua pekerjaan penyelidikan tanah dan geofisik harus diawasi oleh seorang
sarjana geoteknik dan geofisik yang cukup berpengalaman.
Data yang diperoleh dilapangan terutama dari hasil CPT diolah dan
digambarkan pada suatu grafik. Sedangkan contoh tanah yang diperoleh dari
hasil bor harus ditest dilaboratorium dan dibuatkan bor log-nya. Jenis test
laboratorium yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1) Moisture content dan density
2) Grain size distribution
3) Atterberg limit
4) Triaxial
5) Unconfined compression test
6) Direct shear
7) Compaction test
8) Consolidation test
9) Permeability test
10) CBR test
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-2
b. Topografi dan Batimetri
Maksud dan tujuan pekerjaan topografi dan batimetri adalah untuk
mendapatkan peta dasar skala 1 : 5000 dan peta kerja skala 1 : 1000 dari
kawasan yang akan direncanakan. Pengukuran ini terdiri dari dua jenis
pengukuran yaitu pengukuran bagian darat yang dialokasikan sebagai jalan
masuk dan areal pelabuhan. sedang bagian sungai diperlukan untuk
perencanaan pelabuhan dan alur pelayaran.
Untuk ini perlu dibuat kerangka dasar pengukuran yang dilakukan dengan
metode triangulasi dengan pengamatan azimuth matahari. Pekerjaan
topografi dilakukan dengan ketelitian tidak lebih dari 20”n, dimana n adalah
jumlah titik poligon kerangka dasar horisontal.
Sedangkan untuk pengukuran kerangka dasar vertikal kesalahan tidak lebih
dari 10D1/2, dimana D adalah total panjang pengukuran. Hasil dari
pengukuran ini adalah peta kerja dengan skala 1 : 1000. Pekerjaan batimetri
dilakukan untuk memperoleh kedalaman sungai disekitar lokasi rencana
dengan referensi koordinat dan ketinggian sesuai dengan referensi topografi.
Kedalaman sungai harus diukur dengan echosounder dan lajur pengukuran
diambil dengan interval 10 meter pada rencana pelabuhan dan 20 meter
pada alur pelayaran. Rintangan-rintangan navigasi seperti pulau karang perlu
diukur posisinya.
Referensi ketinggian untuk topografi dan batimetri dibuat sama yaitu titik
ketinggian 0,00 diambil sama dengan tinggi muka air rata-rata dikurangi
dengan Z0 yaitu yang didefinisikan sebagai LWS (Lowest Water Spring).
Metode pelaksanaan dan peralatan yang digunakan harus sedemikian rupa
untuk mendapatkan ketelitian yang dapat diterima untuk dapat digunakan
sebagai peta dasar dan detail design.
Pelaksanaan survey topografi dan batimetri harus diawasi oleh seorang
sarjana geodesi.
c. Hidrooceanografi
Pekerjaan Hidrooceanografi terdiri dari :
1. Pengamatan pasang surut
Pengamatan pasang surut dilakukan minimum selama 15 hari
pengamatan. Pengamatan bisa dilakukan dengan menggunakan alat
pengukuran otomatis atau dengan pengamatan visual. Bila pengamatan
visual yang dipilih maka pembacaaan rambu dilakukan setiap interval
setengah jam. Data yang diperoleh digunakan untuk menghitung muka
air rata-rata (MSL), 9 komponen pasang surut, dan Z0. Lokasi
pengamatan diusulkan oleh konsultan agar diperoleh hasil yang terbaik.
2. Pengukuran Arus
Pengukuran arus dapat dilakukan dengan menggunakan current meter
atau pelampung untuk mendapatkan kecepatan dan arah arus disungai.
Pengukuran dilakukan pada saat pasang purnama
(spring tide) dan pasang perbani (neap tide) masing-masing selama 24
jam.
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-3
3. Pengamatan Gelombang
Pengamatan tinggi gelombang dapat dilakukan dengan menggunakan
alat ukur otomatis atau secara visual. Pengamatan dilakukan selama 15
hari. Analisa dilakukan untuk mendapatkan tinggi gelombang signifikan.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder.
Untuk menunjang kegiatan pengumpulan data primer, maka tabel berikut adalah
perincian alat dan bahan yang akan digunakan.
Tabel . Alat dan Bahan yang digunakan dalam Penelitian
No Nama alat Satuan Kegunaan
1. Kompas ( o ) Mengetahui arah
2. GPS ( o, ’, ” ) Mengetahui posisi
3. Stopwach 0,01 det Mengukur kecepatan arus
4. Perahu - Alat bantu transportasi
5. Peta - Gambar lokasi pengamatan
6. Komputer - Pengolah data
7. Wave and Current Deploy
By Sontek Argonout XR -
Mengukur kecepatan arus dan
gelombang
8. Tongkat berskala m Mengukur kedalaman dan
pengamatan pasut
9. Anemo meter mdet-1, ( o) Mengetahui kecepatan dan arah
angin
10. Sedimen grab - Mengambil sampel sedimen
11 Nonsen Bottle - Pengambilan data TSS
2. Pengambilan Sampel untuk Parameter Oseanografi
Pengambilan sampel untuk parameter oseanografi dapat digambarkan pada flowchart
berikut ini
Gambar. Diagram analisis pengolahan set data hidro-oseanografi Penjelasan metode
survei adalah sebagai berikut :
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-4
6.1.2 SURVEY TOPOGRAFI DAN BATHIMETRI
Tujuan dari pekerjaan ini adalah :
a. Memperoleh peta topografi yang lebih detail dan terkini serta memenuhi
syarat untuk perencanaan teknis wilayah pantai dan sungai di bagian
muara. Pengukuran ini meliputi : sepanjang alur pantai dan muara serta
alur sungai di bagian muara.
b. Memperoleh gambaran lokasi daerah yang mungkin harus dibebaskan.
c. Dalam studi ini dilakukan survey peta topografi dan alur sungai.
Sebelum pekerjaan pengukuran/bathimetri dimulai akan dibuat rencana
kerja untuk didiskusikan dengan direksi pekerjaan ini.
1. Persiapan Teknis dan Operasional
Persiapan Teknik dan Operasional meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Penyiapan data, laporan-laporan, peta kerja berupa Peta Topografi
dengan skala 1 : 25.000 atau peta lainnya dalam skala yang lebih
besar.
b. Data jaringan titik ikat Global Positioning System (GPS) beserta nilai
koordinatnya sebagai titik ikat horisontal, yang ada di areal
pengukuran.
c. Data jaringan titik tinggi geodesi (TTG) beserta nilai elevasinya sebagai
titik ikat elevasi, yang ada di areal pengukuran.
d. Penyiapan alat ukur, serta peralatan bantu lainnya yang sesuai dengan
keperluan pekerjaan, termasuk kalibrasi alat ukur.
e. Mobilisasi peralatan, orientasi lapangan, transportasi personil.
f. Pemberian penjelasan kepada semua personil yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan ketentuan teknis.
g. Penyiapan Base Camp (Barak Kerja) di lapangan termasuk
akomodasinya, dalam hal ini :
Penyediaan Kendaraan Operasional yaitu Mobil Double Gardan.
Penyiapan buku tamu, buku kerja harian, formulir kendali dll.
Penyiapan alat tulis, hitung, gambar, foto, cetak, dan lain-lain.
2. Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan Lapangan meliputi antara lain :
a. Pembuatan dan Pemasangan Patok Kayu.
Patok adalah merupakan titik tetap yang berfungsi sebagai acuan di
dalam pekerjaan pengukuran topografi yang akan digunakan sebagai
kerangka dasar dari pemetaan yang terdiri dari patok kayu, Control
Point (CP), dan Bench Mark (BM).
Patok Kayu
Patok kayu terbuat dari kayu Dolken atau usuk kamper dengan
ukuran 4/6 dengan sepanjang 50 cm dan diberi cat merah, bagian
atas dipasang paku seng. Patok dipasang di tempat yang aman dan
ditancapkan dengan kuat sekurang-kurangnya dengan kedalaman
30 cm.
Jarak antar patok maksimum 50 meter dan di daerah tikungan lebih
dirapatkan dengan jarak maksimal 25 meter.
Pengukuran jarak antar patok menggunakan meteran baja.
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-5
Control Point (CP)
Control Point (CP) merupakan titik kontrol bantu yang terbuat dari
pipa PVC yang dicor beton yang besar dan ukurannya akan
ditentukan oleh direksi.
Control Point dipasang pada setiap jarak 250 meter.
Setiap Control Point diberi nomor secara berurutan dengan huruf/
angka dicat biru.
Bench Mark (BM)
Merupakan titik kontrol tetap yang dibuat dari beton yang
ditentukan dengan ukuran yang telah ditentukan oleh direksi,
dipasang setiap jarak 1 km.
b. Pengukuran Poligon
Maksud dari pengukuran poligon adalah untuk menentukan
koordinat-koordinat titik tetap (Patok kayu, CP dan BM) yang
merupakan kerangka utama dalam pemetaan, oleh karena itu
pengukuran poligon harus diikatkan kepada titik tetap (BM) atau
triangulasi yang sudah ada yang memiliki nilai kooordinat bumi dan
elevasi, dan disetujui oleh direksi.
Pengukuran Poligon yang nmeliputi pengukuran sudut horisontal
dan jarak datar, dengan menggunakan alat ukur Total Station atau
sekurang-kurangnya Theodolit T2 atau sejenis dan dilengkapi EDM
yang sudah dikalibrasi.
Pembacaaan sudut horisontal dan jarak datar tetap dilakukan
dengan 1 seri (biasa/ luar biasa) engan ketentuan sudut ≤ 5 ” dan
jarak dengan toleransi 20 ≤ D mm (D = jarak dalam Km).
Untuk mendapatkan azimuth awal dilakukan dengan pengikatan dari
titik tetap yang telah ditentukan.
c. Pengukuran Waterpass
Maksud pengukuran waterpass adalah untuk mendapatkan nilai
elevasi pada daerah pengukuran topografi, dimana elevasi-elevasi
tersebut sudah dihitung dari titik nol permukaan air laut.
Elevasi awal diambil dari titik BM yang ada atau triangulasi yang
terdekat yang disetujui Direksi.
Pengukuran waterpass dilaksanakan melalui titik poligon (Patok
kayu, CP dan BM) dan dilakukan dengan satu seri (pergi pulang)
dengan membaca BT, BA, BB.
Kesalahan yang dibolehkan maksimum 10 D mm (D = jarak dalam
km)
Alat yang digunakan sekurang-kurangnya jenis N1 atau yang sejenis
dan sudah dikalibrasi.
d. Pengukuran Situasi, Profil Memanjang dan Melintang Sungai.
Pengukuran situasi, potongan melintang dan memanjang dimaksudkan
guna mendapatkan data yang lengkap pada daerah pengukuran
topografi meliputi potongan tanah, kontur tanah dan situasi yang ada
(jalan, bangunan, sawah, kebun dll) yang dianggap penting untuk
petakan. Dan diambil secara detail supaya hasilnya dapat digunakan
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-6
sebagai bahan perencanaan dan desain. Pengukuran potongan
melintang dan memanjang terdiri dari dua, yaitu :
Pada daerah sungai dilakukan pengukuran potongan melintang
pada setiap titik poligon dengan batas pengukuran ke kiri dan ke
kanan sekurang-kurangnya 50 m dari tebing kanan kiri sungai
dengan jarak antar titik pengambilan maksimal 10 m. Jarak antar
potongan melintang sungai pada setiap 100 m.
Untuk potongan melitang pada daerah pantai, dilakukan
pengukuran 100 m dengan lebar pengukuran potongan melintang
selebar areal pengukuran topografi dan tegak lurus dengan garis
pantai.
Alat yang digunakan adalah theodolit T.0 atau sejenis yang sudah
dikalibrasi.
3. Pekerjaan Studio
Pekerjaan Studio meliputi antara lain kegiatan sebagai berikut :
a. Perhitungan
Pekerjaan perhitungan dimaksudkan untuk mendapatkan besaran yang
definitif berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, dan selanjutnya
hasil perhitungan ini akan digunakan sebagai bahan pelaksanaan
pekerjaan penggambaran.
Pekerjaan perhitungan ini akan dilaksanakan oleh personil yang telah
mengerti dan memahami serta dapat menggunakan Rumus Hitungan
Plane Surveying dan Geodetic Surveying dan di dalam pelaksanaannya
akan disupervisi oleh Direksi Pekerjaan.
b. Penggambaran.
1. Penggambaran dilakukan diatas kertas kalkir dengan tebal 90 gram
dengan ukuran kertas A1 (65,8 x 83,0), dengan ukuran wajah peta
63 x 80 cm2.
2. Setiap lembar peta berisi :
Garis tepi Wajah Peta.
Garis-garis silang Grid yang berjarak 10 cm baik Vertikal
maupun Harisontal dengan lebar sayap grid 0,5 cm.
3. Kop Gambar terletak di pojok kanan sebelah bawah peta.
4. Penggambaran situasi dengan skala 1 : 1000 dengan selang garis
tinggi 0,5 m
5. Penggambaran Penampang Melintang dengan skala Vertikal dan
Horisontal
1 : 100
6. Penggambaran Detail Situasi dengan skala 1 : 200 dengan selang
garis
tinggi 0,25 m
7. Penulisan Huruf dan Angka dilakukan dengan Huruf cetak atau
sablon
8. Tebal Garis Gambar Situasi, Penampang Melintang dan Penampang
Memanjang sesuai dengan persetujuan Direksi
9. Penampang Memanjang digambar dengan skala Vertikal 1 : 100
atau 1 : 200 dan Horisontal 1 : 1.000 atau 1 : 2.000
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-7
Apabila diijinkan oleh Direksi pekerjaan, maka akan dilakukan
penggambaran dengan mempergunakan program-program komputer,
sehingga akan menghasilkan gambar Peta Digital yang lebih baik, tepat
dan akurat.
4. Survei Bathimetri
a. Umum
Survei Bathimetri akan melingkupi area studi dengan luas area sekitar
200 Ha di wilayah perairan. Batas ke arah laut lepas sampai dengan
zona laut dalam yang disesuaikan dengan rasio panjang gelombang dan
kedalaman perairan. Secara regional area studi melingkupi kawasan
yang kecil, sehingga juga dibutuhkan informasi dari data sekunder
berupa peta bathimetri yang dikeluarkan oleh lembaga resmi yang
berwenang. Dari survei ini dapat ditentukan/dianalisa tipe
pembangkitan gelombang di laut dalam dan efek yang ditimbulkan dari
gelombang, arus yang timbul terhadap transport sedimen di pantai.
Untuk mampu memberikan hasil yang optimal dari suatu studi tentang
dinamika pantai dan muara secara keseluruhan maka peranan yang
dilaksanakan survei ini sangat besar.
b. Spesifikasi Pengukuran
1. Pengukuran dilakukan secara bersamaan dari daratan di stasiun
pengamatan pasang surut atau titik tetap dan dari atas kapal laut.
2. Di daratan dilakukan pencatatan naik turunnya permukaan air laut
pada waktu tertentu secara kontinyu selama periode tertentu.
3. Di atas kapal dilakukan kegiatan :
Pengukuran kedalaman laut (Echo Sounding).
Penentuan titik ikat awal posisi kedalaman muka air laut (Bar
Check) untuk mengetahui kevalidan dan ketelitian alat.
Penentuan posisi kedalaman dan pengeplotan dari posisi
kedalaman tersebut.
Mengemudikan kapal agar selalu melalui dengan tepat garis
lajur yang telah ditentukan.
Meregistrasi semua hasil kegiatan dan mencatat waktu
kegiatan tersebut di atas.
Melakukan lajur pengukuran dengan selalu memperhatikan
pergeseran titik koordinat alat dengan koordinat bumi.
4. Lajur pengukuran (pemeruman) utama harus merupakan
perpanjangan dari profil melintang pada pengukuran topografi
dan harus bertitik pangkal pada patok atau titik-titik yang telah
diketahui koordinat dan elevasinya, sedangkan untuk pengukuran
situasi selanjutnya dilakukan secara random.
5. Jarak/kerapatan antara titik perum pada profil melintang
ditentukan maksimum tiap 10 (sepuluh) meter dan untuk titik di
luar garis profil melintang ditentukan maksimum 20 (dua puluh)
meter, diutamakan menggunakan GPS navigasi agar didapatkan
ketelitian atau kerapatan yang lebih tinggi.
6. Peralatan untuk keperluan pengukuran bathimetri ini
menggunakan alat pengukur kedalaman yang sesuai dengan
lokasi tersebut (Echosounder Type Raytheon atau sejenis) yang
dilengkapi dengan GPS navigasi agar didapatkan
ketelitian/kerapatan yang lebih tinggi.
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-8
6.1.3 ANGIN
Data angin diukur dengan menggunakan anemo meter, anemo meter dapat
merekam kecepatan dan arah angin. Data angin didapatkan dengan mengukur
kecepatan dan arah angin. Pengamatan angin dilakukan selama 5 jam (lima
hari).
Gambar : Alat Anemometer
6.1.4 PASANG SURUT
Pengukuran pasang surut selama lima belas hari telah dilakukan sehingga
didapat parameter konstanta pasang surut dan elevasi rencananya. Akan tetapi
pengamatan pasang surut selama pengukuran arus perlu juga dilakukan untuk
mengkalibrasi data-data arus yang diperoleh selama pasang surut tersebut. Data
pasangsurut air laut diukur dengan menggunakan tongkat berskala (palem
pasangsurut). Palem dipasang di daerah yang terlindung dari gelombang, tetapi
tetap terendam pada saat surut paling rendah dengan interval waktu 1 (satu)
jam. Untuk kelengkapan data, data pasut juga diambl dari data sekunder.
6.1.5 ARUS
Peralatan yang digunakan untuk mengukur arus adalah dengan alat ukur arus
putaran baling-baling (counter). Alat ukur kecepatan aliran yang digunakan alat
ukur arus jenis standar tipe baling-baling plastik/stainless steel.
Untuk mengetahui arah dan kecepatan arus yang terjadi di perairan tersebut,
akan dilakukan pengukuran arus pada lokasi- lokasi yang mempunyai pengaruh
penting terhadap garis pantai dan oleh gerak kapal. Pengukuran arus terdiri atas
pengukuran arus tetap dan arus bergerak.
a. Pengukuran Arus Tetap
Pengukuran arus tetap akan dilakukan lokasi-lokasi tersebut secara
bersamaan dengan cara menjangkar perahu di lokasi tersebut.
Pengukuran akan dilakukan selama 3 x 24 jam pada saat spring tide. Alat
ukur arus yang dipakai berupa alat pengukur arus (Current meter) dan
pengukur arah arus digunakan pelampung dengan resistant body dan
kompas. Pengukuran harus dilakukan pada kedalaman 0,2d; 0,4d dan 0,8d
(d = kedalaman laut). Hasil pengukuran berupa kecepatan dan arah arus.
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-9
d
0.2 d
0.6 d
0.8 d
PERMUKAAN AIR LAUT
DASAR LAUT
b. Pengukuran Arus Bergerak
Pengukuran arus bergerak akan dilakukan 2 kali yaitu pada saat Spring tide
dan Neap tide. Lama pengukuran masing-masing 3 x 24 jam. Pengukuran
dilakukan dengan cara melepaskan alat pelampung dan resistant body pada
kedalaman 0,5 d (d = kedalaman laut).
Posisi saat peluncuran (posisi pertama) diukur kedudukannya, selang
beberapa waktu kemudian misalnya 10 atau 15 menit posisi pelampung
diukur kembali. Jarak antara posisi pertama dan posisi kedua berikut
arahnya diketahui sehingga kecepatan dan arah arus dapat dihitung.
Gambar : Ilustrasi Pengukuran Arus dengan 3 Kedalaman Perairan Sungai
Pengolahan data arus selanjutnya diolah sebagai berikut :
1. Data yang didapat dianalisa dengan vector untuk mendapatkan besaran dan
arah komponen arus pasut dan komponen arus non pasut.
2. Arus juga bisa ditimbulkan karena gesekan angin yang kencang (tangensial
wind sterss) pada permukaan air laut. Arus yang demikian dinamakan
sebagai “Drift Current”. Pada Selat besar perlu dikaji adanya drift current ini
mengingat selat yang tidak begitu lebar sangat memungkinkan timbulnya
tiupan angin yang kencang.
c. Persyaratan Lokasi Pengukuran
Persyaratan lokasi pengukuran yang baik untuk tempat pengukuran debit
dengan alat ukur arus adalah :
1. Mempunyai pola aliran yang seragam dan mendekati jenis aliran sub kritis,
kecepatan alirannya tidak terlalu lambat atau terlalu cepat. Pengukuran yang
baik pada lokasi yang mempunyai kecepatan aliran mulai dari 0,20 m/det
sampai dengan 2,40 m/det
2. Tidak terkena pengaruh peninggian muka air
3. Kedalaman aliran pada penampang pengukuran harus cukup, kedalaman
aliran yang kurang dari 20 cm biasanya sulit diperoleh hasil yang baik
4. Aliran turbulen yang disebabkan oleh batu-batu, vegetasi, penyempitan lebar
alur sungai atau karena sebab lainnya harus dihindarkan.
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-10
Gambar : Current Meter Untuk Mengukur Arus
d. Pengukuran Kedalamam Aliran
Pengukuran kedalaman aliran dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur
kedalaman di setiap vertikal diusahakan serapat mungkin, supaya debit
disetiap sub bagian penampang tidak lebih dari 1/4 bagian dari debit seluruh
penampang basah.
Jenis alat ukur kedalaman aliran tergantung dari dalamnya aliran dan alat
perakitan yang tersedia. Batang duga digunakan apabila pengukuran
kedalaman dilakukan dengan merawas apabila kedalaman aliran kurang dari
1,4 m, atau dengan perahu pada kedalaman aliran berkisar 1,4- 3,0 m dan
kecepatan alirannya rendah. Kabel duga dengan pemberat digunakan
apabila kedalaman aliran lebih dari 2,4 m dan kecepatan alirannya tinggi,
pelaksanannya dapat mernggunakan perahu, kereta gantung atau
menggunakan ”bridge crane” apabila dilakukan dari kedalaman aliran
dengan menggunakan kabel duga dan pemberat diperlakukan koreksi
kedalaman aliran, apabila posisi kabel duga membuat sudut lebih besar
daripada 4 terhadap garis vertikal.
e. Prinsip Pengukuran Kecepatan Aliran
Untuk mengukur debit perlu mengukur kecepatan aliran rata-rata pada
suatu penampang melintang sungai yang bersangkutan. Kecepatan aliran
rata-rata dapat diperoleh dengan cara mengukur kecepatan aliran pada
beberapa titik dari beberapa vertikal pada suatru penampang melintang
dengan menggunakan alat ukur arus. Kecepatan aliran disetiap titik dihitung
berdasarkan jumlah putaran baling-baling selama periode waktu tertentu.
Periode waktu pengukuran dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu dengan
cara:
Mengukur jumlah putaran baling-baling untuk lama waktu yang telah
ditentukan (t,pasti) setiap negara berbeda-beda dalam menentukan
lama waktu ini. Di Indonesia pada umumnya berkisar antara 49 – 70
detik; standar WMO, minimal 60 detik; Prancis berkisar 40 – 60 detik;
Selandia Baru berkisar 40 70 detik; Jerman 40 detik; atau dengan.
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-11
Mengukur waktu yang diperlukan untuk mencapai jumlah putaran
tertentu (N,pasti), cara ini belum lazim digunakan di Indonesia. Di
Negeri Belanda misalnya menentukan berapa lama yang diperlukan
baling-baling alat ukur arus berputar sebanyak 100 buah putaran. Di
Kanada, biasanya sebelum alat ukur arus digunakan untuk mengukur
kecepatan yang sebenarnya, dicoba dahulu selama 30 detik.
Setelah peralatan dan kru pengukuran disiapkan kemudian mulai mengukur
disiapkan kemudian mulai mengukur dengan tahap-tahap :
1. Mengukur kedalaman aliran pada vertikal pertama kemudian
menentukan titik kedalaman pengiukuran kecepatan aliran (0,2 dan 0,8
atau 0,2; 0,6; 0,8; atau 0,6 saja).
2. Mencatat jarak dari tepi sungai ke vertikal pertama, dan kedua.
3. Mengukur dan mencatat jumlah putaran rotor alat ukur arus pada titik
pengukuran kecepatan aliran (0,2; 0,8 atau 0,2 ; 0,6; 0,8; atau 0,6
kedalaman).
4. Menghitung kecepatan aliran dari jumlah putaran rotor alat ukur arus
yang didapat pada vertikal dan merata-ratakannya, lama putaran
antara 40-70 detik.
f. Tenaga Pelaksana
Dalam melaksanakan pengukuran debit dengan alat ukur arus minimal
diperlukan 3 orang, orang tersebut harus mempunyai pendidikan dan
pengalaman yang cukup tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan
pengoperasian pos duga air, pengukuran debit, merawat peralatan
pengukuran debit
Data Arus diukur di periran dalam di sekitar rencana pelabuhan batu bara.
Data pengukuran lapangan dilakukan selama 5 hari, maka didapatkan besar
dan arah arus total. Besar dan arah arus ini diuraikan komponennya menjadi
komponen U (timur-barat) dan V (utara-selatan). Besar komponen U didapat
dari rumus :
sin180
Total
DirU V
...........................................................................................(1)
Sedangkan besar komponen V didapat dari :
cos180
Total
DirV V
...........................................................................................(2)
Dengan nilai adalah 3,14 dan dir merupakan arah arus. Hasil dari
perhitungan komponen U dan V ini kemudian di plot kedalam grafik.
Perangkat lunak yang digunakan dalam plot grafik ini adalah CD-
Oceanography. Pengambilan data arus menggunakan Wave and Current
Deploy By Sontek Argonout XR. Data arus diukur selama 5 kali 24 jam (lima
hari), dengan interval perekaman waktu adalah setiap 10 menit sekali.
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-12
Gambar : Wave and Current Deploy By Sontek Argonout XR
Gambar : Contoh Vektor Kecepatan Arus Dasar Perairan di Muara Sungai Silandak
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-13
Keterangan :
VE : Velocity East (Komponen kecepatan arus arah sumbu x : timur-barat)
VN : Velocity North (Komponen kecepatan arus arah sumbu y : utara-selatan)
Gambar : Contoh Scatterplot Kecepatan Arus dasar perairan di Muara Sungai Silandak
0
50
100
150
200
250
300
350
400
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Arah
Aru
s (o)
Ke
cep
atan
Aru
s (c
m/d
et)
Tanggal Perekaman Data
Data Arus Perairan SilandakTanggal : 10 - 13 Mei 2010
Cell02 Spd(cm/s) Cell02 Dir(deg) Tidal Elevation
Gambar : Contoh Data Arus Muara Sungai Silandak Semarang, kecepatan dan arah
arus pada cell 02 (kedalaman dasar perairan)
6.1.6 GELOMBANG
Data gelombang diukur di perairan dalam di Laut Jawa di sekitar rencana
Pelabuhan Batu Bara. Data gelombang diukur untuk mendapatkan parameter
gelombang seperti tinggi gelombang (H) dan periode gelombang (T).
Pengambilan data gelombang menggunakan Wave and Current Deploy By
Sontek Argonout XR. Data gelombang diukur selama 120 jam (lima hari).
VN
(cm/det)
VE
(cm/det)
U UTL
TL
TTL
T
TTg
Tg
STg S
SBD
BD
BBD
B
BBL
BL
UBL
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-14
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Tin
gg
i G
elo
mb
an
g (
cm
)
Tanggal pengukuran
Tinggi gelombang perairan SilandakTanggal survey 10 - 13 Mei 2010
Series1
Gambar : Contoh Grafik tinggi gelombang perairan Silandak saat survei bulan Mei 2010
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Perio
de G
elo
mb
an
g (
deti
k)
Tanggal pengukuran
Periode gelombang perairan SilandakTanggal survey 10 - 13 Mei 2010
Gambar : Contoh Grafik periode gelombang perairan Silandak saat survei bulan Mei 2010
6.1.7 PENGAMBILAN SAMPEL UNTUK PARAMETER SEDIMEN
Analisis pergerakan sedimen merupakan elemen mempengaruhi perubahan garis
pantai. Analisis ini merupakan dasar kondisi pantai stabil, tererosi, abrasi dan
akrasi. Pengukuran yang dilakukan adalah :
1. Sedimen suspensi pada posisi 0,2 d; 0,6 d dan 0,8.
2. Gradasi butiran sedimen dasar
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-15
Gambar : Prediksi Grafik Pasang Surut
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-17
Gambar : Imbangan Sedimen pantai
Dari data tersebut di atas dan data-data hidrodinamika pantai dapat diperoleh
gambaran transportasi sedimen yang terjadi pada pantai. Analisa sedimen yang
dilakukan meliputi :
1. Kecepatan pengendapan sedimen.
2. Analisis sedimen di muara sungai yang besar dan mempengaruhi perubahan
garis pantai secara umum.
3. Analisa sediment budget pada areal daerah penelitian.
Sampel sedimen diambil di sekitar perairan dangkal dan transisi di mana Lokasi
reklamasi akan dilakukan, dengan jumlah titik sampling sebanyak 12 (dua belas)
titik sampling sedimen dasar laut dan 6 (enam) lokasi sedimen laying. Sedimen
dasar diambil dengan menggunakan sedimen grab sampler kemudian
dimasukkan dalam kantong plastik untuk analisis ukuran butir di laboratorium.
Sedangkan sedimen laying diambil dengan menggunakan nonsen bottle yang
kemudian akan dianalisis komposisi TSS-nya (zat padat tersuspensi) di
laboratorium.
Gambar : Metode Pengambilan Sedimen dasar
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-18
Gambar : Pengambilan sampel air untuk analisis salinitas dan pengukuran TSS (zat
padat tersuspensi)
6.1.8 PEKERJAAN BOR
Dipakai dikhususkan untuk menentukan Index Properties tanah pada lokasi
sejumlah 3 (empat) titik, dengan kedalaman 10 meter pada daratan 2 lokasi
dan pada dasar muara dimana dermaga akan dibangun 1 lokasi. S sampel yang
diambil berupa Undisturbed & Disturbed Sample. Pekerjaan pemboran yang
akan dilaksanakan dimaksudkan untuk mendapatkan informasi kondisi geologi
bawah permukaan direncana lokasi tower berupa Index properties. Karena itu
bila dalam pelaksanaan pekerjaan ditemui kondisi atau fenomena lain yang
tidak normal, agar segera dilaporkan kepada Direksi dan sebelum pekerjaan
investigasi geoteknik ini dimulai akan dibuat rencana kerja untuk didiskusikan
dengan direksi pekerjaan.
Pekerjaan pemboran ini mencakup pemboran teknik menggunakan Hand
Auger. Adapun setiap pelaksanaannya, adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan sampel pada kedalaman 10 dan 20 meter.
2. Menyiapkan Rencana Kerja Terinci yang meliputi Daftar personil dan
schedule.
3. Mobilisasi alat perlengkapan lainnya dan penyiapan kerja lapangan,
termasuk didalamnya untuk jalan alat ke lokasi kerja.
4. Transportasi serta penyiapan lokasi untuk dudukan bor dan perlengkapan
lainnya.
5. Pemberian tanda pada kotak contoh tanah dan batuan yang berisi
informasi nama proyek dan lokasi dan nomor titik bor serta kisaran
kedalamannya serta nama pelaksana pekerjaan.
6. Pemilihan contoh tanah dan batuan hasil pemboran dan cara
pengirimannya kelaboratorium untuk keperluan pengujian.
7. Demobilisasi alat dan peralatan serta pembersihan lokasi kerja dari sampah
dan kotoran-kotoran lainnya yang dihasilkan selama berlangsung
pekerjaan.
Tujuan survei bor tangan adalah :
1. Untuk mengetahui struktur tanah/lapisan tanah.
2. Untuk mengetahui tinggi muka air tanah.
3. Untuk mengambil contoh tanah untuk diselidiki di laboratorium mekanika
tanah.
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-19
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan bor adalah bor tangan (Hand Bore)
tipe Iwan Auger dengan diameter 6 inchi, dengan perlengkapan sebagai berikut
:
1. Mata bor
2. Pipa bor
3. Stang pemutar
4. Tabung sampel
5. Cap (kepala) dan alat pemukul
6. Linggis
7. Kunci inggris & Kunci Pipa
Metode/cara kerja bor tangan :
1. Mata bor disambung dengan pipa bor dan stang pemutar.
2. Pemboran dilakukan dengan tenaga manusia dengan cara stang ditekan
dan diputar searah jarum jam dengan kedudukan alat selalu tegak lurus.
3. Pengambilan contoh tanah dilakukan secara menerus (continue) agar
didapat susunan lapisan tanah.
4. Pada kedalaman tertentu dilakukan pengambilan sampel untuk dibawa ke
laboratorium dalam pekerjaan ini sampel diambil pada kedalaman -5,00
meter.
5. Pengambilan sampel yang dilakukan ada dua jenis yaitu :
a. Undisturbed Sample (UDS)
Pengambilan contoh UDS dilakukan sebanyak 3 sampel untuk Sampel
UDS dan tiap titik atau tiap perubahan jenis tanah sampai pada
kedalaman 5 meter untuk sampel DS.
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi pada waktu pengembalian contoh
tanah adalah :
Pengambilan sampel UDS dilakukan pada kedalaman tertentu.
Dasar lubang bor dimana akan diambil contoh harus bersih dari sisa
pemboran.
Bilamana pada saat pengambilan sampel terjadi kelongsoran pada lubang
bor dilakukan pemasangan cassing sampai dasar lubang bor.
Segera setelah lubang bor bersih, pada kedalaman tertentu tabung contoh
tak terganggu (UDS) diambil dengan menekan/memasukkan tabung
sampler ke dalam tanah dengan cara dipukul menggunakan hammer.
Setelah tabung contoh selesai ditekan ke dalam tanah hendaknya dibiarkan
dahulu selama beberapa menit, baru kemudian diangkat perlahan-lahan.
b. Disturbed Sample (DS)
Contoh DS diambil langsung dari hasil pemboran, di mana tanpa
adanya usaha-usaha yang dilakukan untuk melindungi struktur asli
tanah tersebut.
1. Sondir (DCPT – Dutch Cone Penetration Test)
Tujuan dari penyondiran adalah sebagai berikut :
Untuk mendapatkan nilai pengukuran langsung tahanan ujung (= qc
dalam kg/cm2) di suatu titik.
Untuk mengetahui nilai hambatan pelekat JHP (dalam kg/cm’).
Untuk mendapatkan nilai perlawanan geser (fs = local friction dalam
kg/cm’) sepanjang lubang setelah dilewati konus.
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-20
Dalam penyondiran, standard procedure/metode yang digunakan :
PB 0101 – 76
SNI 03-2827-1992
Pada pekerjaan sondir alat yang dipergunakan adalah sondir ringan
manual tipe Gouda/ Dutch Cone Penetrometer dengan kapasitas 2,50 ton
dan tahanan konus (Conus Resistance) qc = 250,0 kg/cm2, dengan
spesifikasi alat sebagai berikut :
Alat sondir manual (keadaan baik) dengan kapasitas 2,50 ton
Stang sondir sebanyak 25 (dua puluh lima) batang, dengan panjang
masing-masing 1,00 meter.
Manometer 2 (dua) buah yaitu manometer kapasitas 0 – 60 kg/cm2
dan manometer kapasitas 0 – 250 kg/cm2.
1 (satu) buah bikonus dan 1 (satu) single konus.
1 (satu) set angker terdiri dari 4 (empat) buah angker dan besi kanal
penjepit (penahan).
Kunci-kunci dan perlengkapan lain yang digunakan untuk penunjang
pekerjaan.
Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
Mesin sondir dipasang dengan posisi tegak lurus dengan dasar tanah
dan ditahan oleh angkur dan besi kanal dalam keadaan stabil.
Oli dalam piston dalam kondisi penuh, baru stang dan konus dipasang,
manometer pada kondisi awal dalam keadaan baik.
Pembacaan dilaksanakan, pada penekanan pertama, dari ujung konus
dan penekanan kedua adalah pembacaan ujung konus dan mantel.
Penekanan stang dengan kecepatan konstan sebesar 2 cm/dt setiap
interval 20 cm dan dilaksanakan pada setiap jarak (interval) kedalaman
20 cm.
Pekerjaan sondir dihentikan apabila dalam keadaan :
a. Pembacaan manometer tiga kali berturut-turut menunjukkan nilai
konus (qc) > 200 kg/cm2.
b. Pembacaan manometer menunjukkan nilai konus (qc) kecil tetapi
nilai total lekatan (jumlah hambatan pelekat) besar sehingga
mengakibatkan angker terangkat, maka kanal penahan diberi
beban (pemberat).
c. Apabila pada kedalaman kurang dari 2,00 meter sudah mencapai
tekanan (nilai) konus qc = 250 kg/cm2, maka untuk menyakinkan
hasil sondir yang akurat alat sondir digeser sejauh ± 2,00 meter.
d. Tetapi apabila kondisinya sama, maka pekerjaan dihentikan dan
lapisan tanah dapat diyakini dalam kondisi padat atau keras.
Hasil dan penggambaran grafik penyondiran meliputi :
Grafik tahanan konus (conus resistance) terhadap kedalaman
Grafik lekatan setempat (local friction)
Grafik jumlah hambatan lekat (total friction)
Perbandingan geseran local dengan tekanan konus (Friction Ratio).
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-21
2. Tes Pit
Sumur-sumur percobaan (trial pists) atau sumur-sumur penyelidikan
adalah lubang-lubang hasil penggalian dengan tangan dengan ukuran
diameter kira-kira sampai 1 m. Ini dapat dilakukan sampai suatu
kedalaman tertentu asalkan kohesi bahan yang digali masih
memungkinkan dan permukaan air tanah di tempat tersebut masih lebih
dalam daripada dasar penggalian.
Dalam lapisan yang sangat tidak rembes air (impermeable) mungkin kita
dapat menggali sampai di bawah ketinggian muka air tanah setempat.
Lubang-lubang percobaan mempunyai keuntungan, yaitu bahwa lubang-
lubang ini akan bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang
susunan lapisan tanah, dan kita juga dapat mengambil contoh berupa
potongan-potongan yang besar dari dasar atau dinding lubang galian
tersebut.
Tujuan utama dari pembuatan lubang bor dan penggalian sumur
percobaan ini bermacam lapisan tanah yang dijumpai tersebut. Sambil
melakukan pengeboran atau penggalian, dibuat catatan yang teliti tentang
lapisan-lapisan yang dijumpai.
Catatan ini sebaiknya dibuat oleh orang yang terlatih dan berpengalaman
dalam cara-cara pembuatan catatan hasil pemboran (soil logging).
3. Bearing Capacity (SPT)
Percobaan ini adalah suatu macam percobaan dinamis yang berasal dari
Amerika Serikat. Suatu alat yang dinamakan “split spoon sampler”
dimasukkan ke dalam tanah pada dasar lubang bor dengan memakai suatu
beban penumbuk (drive weight) seberat 140 pound (63 kg) yang
dijatuhkan dari ketinggian 30 in (75 cm). Setelah “split spoon” ini
dimasukkan 6 inch (15 cm) jumlah pukulan ditentukan untuk
memasukkannya 12 inch (30 cm) berikutnya, jumlah pukulan ini disebut
nilai N (N number or N value) dengan satuan pukulan/kaki (blows per
foot). Setelah percobaan selesai, split spoon dikeluarkan dari lubang bor
dan dibuka untuk mengambil contoh tanah yang tertahan di dalamnya.
Contoh ini dapat dipakai untuk percobaan klasifikasi semacam Batas
Atterberg dan ukuran butir, tetapi kurang sesuai untuk percobaan lain
karena diameter terlampau kecil dan tidak dapat dianggap sungguh -
sungguh hasil.
Nilai “N” yang diperoleh dengan percobaan Standard Penetration Test
dapat dihubungkan secara empiris dengan beberapa sifat lain dari pada
tanah yang bersangkutan. Hubungan-hubungan semacam ini dapat dilihat
dalam buku Soil Mechanic in Engineering Practice oleh Terzaghi dan Peck.
Hasil dari “Standard Penetration Test” ini sebaiknya selalu dianggap
sebagai perkiraan yang kasar saja, bukan sebagai nilai-nilai yang teliti,
umumnya hasil percobaan penetrasi dinamis seperti Standard Penetration
Test.
4. Pemetaan Geologi
Kegiatan pemetaan Geologi permukaan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari kegiatan survei perencanaan muara sungai, survei daerah
rawan gerakan tanah, survei daerah irigasi, maupun survei keteknikan
yang lain yang terkait dengan lingkup pekerjaan bidang ketekniksipilan.
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-22
Pemetaan geologi permukaan ini bertujuan untuk mengetahui beberapa
kenampakan dan kondisi kegeologian secara umum, yang meliputi :
Jenis batuan
Sebaran batuan
Tingkat lapukan batuan dan penyebarannya
Sifat keteknikan batuan
Kondisi geomorfologi dan sebarannya
Kondisi struktur geologi setempat, seperti jurus dan kemiringan lapisan
batuan/dip & strikes lapisan batuan, gejala retakan/joints, lipatan/folds,
gejala patahan atau sesar/faults, maupun bidang-bidang
diskontinyuitas/ discontinuity.
Kondisi hidrogeologi, seperti sebaran dan sifat dari mata air/springs
dan rembesan/seepages, debit/luahdischarge.
Sebelum kegiatan pelaksanaan pemetaan geologi permukaan ini dilakukan
terlebih dahulu perlu dilakukan beberapa hal yang termasuk perlu
dipersiapkan dengan baik. Kegiatan ini meliputi : Persiapan peralatan
lapangan, seperti kompas geologi, palu geologi batuan sedimen dan
batuan beku, larutan HCl 0,1 N, kantong sampel, kaca pembesar, alat
dokumentasi, jas hujan, dan sebagainya.
Desk study, mempelajari kondisi geologi regional wilayah yang hendak
dipetakan, mempelajari hasil survei terdahulu, mempersiapkan peta
topografi standar, skala 1 : 25.000, blocknotes kegiatan lapangan.
Termasuk dalam kegiatan ini adalah menentukan rute survei / jalur
lintasan yang hendak dilakukan.
Pelaksanaan survei pemetaan geologi permukaan dilakukan dengan
menelusuri setiap daerah penelitian. Jalur rute yang ditempuh adalah
mencari lintasan yang kemungkinan banyak dijumpai singkapan batuan /
out crops, seperti melewati dan pengamatan pada sepanjang tebing
sungai. Hal ini dikarenakan tebing sungai memungkinkan batuan
tersingkap dengan baik, cukup segar dan masih insitu. Jalur pengamatan
lain adalah sepanjang lereng bukit yang tersingkap batuannya, serta lokasi
lain yang dianggap cukup mewakili. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa
:
Pemilihan jalur lintasan diusahakan selalu tegak lurus terhadap arah
kemiringan lapisan batuan/strike, agar dapat dijumpai variasi batuan yang
lebih kompleks.
Rute lintasan berangkat dan pulang tidak menggunakan jalur yang sama,
hal ini bertujuan agar lebih banyak yang dapat diamati di sepanjang
lintasan pengamatan.
Pemetaan dilakukan dengan metode “kompas dan langkah”, metode ini
menggunakan kompas geologi untuk pengukuran- pengukuran dan
menelusuri setiap lokasi di lapangan.
Pada pengamatan terhadap jenis batuan yang dijumpai dilakukan
pendiskripsian mengenai : jenis batuan, nama batuan, kekerasan,
kekuatan batuan, tingkat pelapukan, serta kenampakan lain yang
mendukung. Lokasi penemuan singkapan batuan di plot dalam peta dasar.
Sedangkan pengamatan terhadap kondisi morfologi dilakukan pengamatan
terhadap : bentuk morfologi, kemiringan lereng, kemungkinan kestabilan,
terhadap gejala longsoran, dan sebagainya. Selain itu morfologi sungai
juga diamati, seperti bentuk sungai lebar sungai dan bantaran, sebaran
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-23
aluvial, kelokan sungai, terjunan sungai, undak sungai, daerah rawan
banjir, dan sebagainya. Lokasi pengamatan dan uraian diplot dalam peta
dasar dan dicatat dalam buku lapangan. Juga dilakukan pengambilan
gambar dokumentasi terhadap obyek - obyek pendukung.
Pengamatan terhadap kondisi struktural, dilakukan pengamatan terhadap :
besarnya kemiringan lapisan / dip dan arah kemiringan lapisan/strike.
Setelah diukur kemudian posisi lapisan ini digambar dalam peta standar.
Juga dilakukan pengamatan terhadap struktur retakan, jika ada, kondisi
retakan, bukaan retakan, dan posisi antar retakan.
Seluruh hasil pengamatan pada pemetaan geologi permukaan dengan
sistem “kompas dan langkah” tersebut diplot ke dalam peta standar, untuk
kemudian dilakukan evaluasi, seperti pembuatan cross section untuk
rekonstruksi jenis struktur geologi yang ada, pembuatan korelasi jenis
batuan, penggambaran sebaran batuan, serta penggambaran peta final,
dengan menggunakan pewarnaan standar di dalam prosedur pembuatan
peta geologi lapangan.
5. Pekerjaan Laboratorium
Maksud dari pengujian laboratorium adalah : untuk melakukan pengujian
contoh tanah yang diperoleh dari lapangan, dan untuk mengetahui
parameter keteknikan dari contoh tanah secara lebih kualitatif.
Pekerjaan laboratorium dilakukan untuk mendapatkan “Index Properties”
dan “Mechanical Properties” dari contoh tanah yang didapat dari hasil
penyelidikan di lapangan, adapun metode uji laboratorium yang dilakukan
dapat diterangkan secara singkat sebagai berikut :
I. Pengujian Index Properties
a. Water Content/Kadar Air Asli (Wn)
Standard Procedure/Metode Natural Water Content yang digunakan :
AASTHO T 100 - 90
ASTM D 265 - 86
PB D 117 – 76
Peralatan yang digunakan :
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu
Cawan/container
Timbangan
Desikator
Uraian singkat pelaksanaan :
Contoh tanah ditempatkan dalam cawan/container yang bersih,
kering dan telah diketahui beratnya. Berat cawan + contoh tanah
ditimbang, kemudian cawan beserta isinya dioven sampai
beratnya konstan.
Setelah itu didinginkan dalam desikator dan kemudian ditimbang
dan dicatat beratnya. Untuk tiap benda uji dilakukan dua kali tes
dan diambil harga rata-ratanya.
Hasil penyelidikan :
100ker
xingcontohBerat
airBeratWn %
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-24
b. Spesific Gravity/berat jenis (Gs)
Standard procedure/metode yang digunakan :
AASHTO T 100 - 90
ASTM D 854 - 92
P B 0108 - 76
Peralatan yang digunakan :
Picnometer
Timbangan
Thermometer
Saringan No.4, 10 dan 40
Botol berisi air suling
Tungku listrik dan cawan berisi gliserin
Uraian singkat pelaksanaan :
Contoh tanah disaring dengan saringan no. 4, dikeringkan dalam
oven kemudian didinginkan dalam desikator. Contoh tanah
dimasukkan kedalam picnometer yang telah diketahui beratnya
(w1) dan ditimbang berat picnometer yang telah terisi tanah dua
per tiga (w2). Aquades dimasukan kemudian dididihkan + 10
menit untuk mengeluarkan udara yang tersekat.
Kemudian picnometer tersebut dibiarkan sampai suhu konstan,
setelah suhu konstan tambahkan aquades sampai penuh dan
picnometer ditutup, bagian luarnya dikeringkan kemudian di
timbang berat picnometer + contoh tanah kering + aquades
(w3).
Untuk mengetahui harga w4, picnometer kosong yang telah
diketahui beratnya diisi dengan aquades (penuh) lalu ditimbang
(w4).
Untuk satu contoh tanah dilakukan 2 tes dan nilainya dirata-
ratakan, perbedaan hasil pemeriksaan tidak boleh lebih dari 0,03.
Hasil Penyelidikan Didapat berat jenis contoh tanah
(Gs) = )23()14(
12
WWWW
WW
Dimana :
W1 = berat picnometer (gram)
W2 = berat picnometer + contoh tanah kering (gram)
W3 = berat picnometer + contohtanah kering + aquades (gram)
W4 = berat picnometer + aquades (gram)
Berat jenis tanah adalah perbandingan berat butir tanah dan berat air
suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu.
c. Natural Density/Berat Isi ()
Standard procedure/metode yang digunakan :
ASTM D 2937 – 72
P B 2024 – 76
Peralatan yang digunakan :
Ring (sudah dikalibrasi)
Timbangan
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-25
Uraian singkat pelaksanaan :
Contoh tanah asli dicetak dengan menggunakan ring yang telah
diketahui berat dan luas penampangnya kemudian timbang berat
ring + tanah basah.
Berat tanah basah dan volume tanah basah dapat diketahui.
Hasil Penyelidikan :
BasahTanahIsi
BasahTanahBeratTanahVolumeBerat
d. Atterberg Limit (LL, PL, PI )/Batas Atterberg
Standard procedure/metode yang digunakan :
1. Liquid Limit (LL)
AASHTO T 88 – 90
ASTM D 424 – 66
P B 0109 – 76
Peralatan yang digunakan :
1. Liquid Limit
Alat batas cair standar
Grooving tool
Sendok dempul
Plat kaca
Timbangan
Cawan kadar air
Spatula
Aquades/air suling
Oven
2. Plastic Limit
Plat kaca
Sendok dempul
Batang pembanding .3 mm
Timbangan
Cawan kadar air
Aquades/air suling
Oven
Uraian singkat pelaksanaan :
1. Liquid Limit
Umumnya tes ini dilakukan untuk contoh tanah yang lolos
saringan No. 40. 100 gram benda uji diletakkan pada plat kaca,
benda uji diaduk dengan menggunakan spatula dan ditambahkan
aquades sedikit demi sedikit hingga homogen.
Kemudian benda uji yang sudah homogen diletakkan di atas
mangkok alat batas cair permukaan diratakan sampai sejajar
dasar alat dengan bagian paling tebal + 1 cm. Di buat alur
dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok memakai
grooving tool.
Kemudian alat diputar sedemikian sehingga mangkok naik/jatuh
dengan kecepatan dua putaran/detik sampai dasar alur benda uji
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-26
bersinggungan sepanjang + 1,25 cm dan dicatat jumlah
pukulannya serta diperiksa kadar airnya tiap-tiap percobaan.
Pekerjaan tersebut di ulangi dengan kadar air berbeda.
Hasil yang diperoleh berupa grafik antara jumlah pukulan dan
kadar air yang bersangkutan dalam skala logaritma. Batas cair
ditentukan dari nilai kadar air contoh tanah yang mempunyai
jumlah ketentuan = 25.
2. Plastic Limit
Benda uji diletakkan di atas plat kaca dan diaduk sampai kadar
airnya merata. Dibuat bola-bola tanah dari benda uji seberat 8
gram kemudian digiling di atas plat kaca dengan kecepatan 80-90
gilingan per menit.
Penggilingan dilakukan sampai benda uji membentuk batang
dengan diameter 3 mm dan dalam kondisi retak-retak.
Kadar air batang tanah tersebut diperiksa seperti tes water
content.
Hasil yang diperoleh langsung menunjukkan kadar air dalam
keadaan batas plastis.
e. Grain Size Analysis/Analisa butiran & hydrometer
Standard procedure/metode yang digunakan :
1. Analisa Butiran
AASHTO T 88 – 81
ASTM D 4318 – 95a
P B 0105 – 76 DAN 0106 –76
2. Hydrometer
AASHTO T 88 – 72
ASTM C 422 – 72
P B 0107 – 76 DAN 0106 –76
Peralatan yang digunakan :
1. Analisa Butiran
1 set saringan
Timbangan
Oven
Mesin pengguncang saringan
Kuas
Sekat kawat
Sendok
2. Hydrometer
Gelas ukur 1000 ml =6.5 cm
Penampung hydrometer
Thermometer
Mixer
Satu set saringan
Timbangan
Oven
Stopwatch
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-27
Uraian singkat pelaksanaan :
1. Analisa Butiran : Untuk tanah berbutir kasar
Contoh tanah dikeringkan dalam oven sampai beratnya tetap,
saringan disusun dengan ukuran paling besar ditempatkan paling
atas. Susunan saringan diguncang dengan alat pengguncang
selama 15 menit. Kemudian contoh tanah yang tertinggal di atas
tiap-tiap saringan ditimbang.
2. Hydrometer : Untuk tanah yang berbutir halus.
Contoh tanah dengan berat kering + 50 gr ditimbang dengan 100
mg aquades dan 25 mm waterglass.
Diaduk sampai rata dan direndam + 24jam. Setelah 24 jam
campuran tersebut dimixer + 15 menit kemudian dipindahkan
dalam gelas ukur dan di tambah aquades hingga campuran
menjadi 1000 ml.
Mulut tabung ditutup rapat dengan telapak tangan, kemudian
dikocok dalam arah mendatar + 1 menit setelah dikocok tabung
diletakkan dengan hati-hati dan stopwatch ditekan. Angka
skalanya dibaca pada 1/2, 1 dan 2 menit kemudian diangkat
pelampungnya dengan hati-hati, dicuci dengan air suling dan
dimasukkan dalam tabung yang berisi air suling.
Pelampung hydrometer dimasukkan, hydrometer dibaca pada
saat 5, 15, 20 menit, 1, 4 dan 24 jam sesudah setiap pembacaan,
dicuci dan dikembalikan pelampung hydrometer tersebut ke
dalam air suling, suhu campuran diukur sekali dalam 15 menit
pertama kemudian setiap pembacaan berikutnya, sesudah
pembacaan terakhir dipindahkan ke dalam saringan no. 200
dicuci sampai air pencuci jernih dan dibiarkan air tersebut
mengalir terbuang.
Butir yang tertinggal di atas saringan No. 200 di keringkan,
disaring dan ditimbang.
Hasil penyelidikan :
1. Analisa butir
Hasil yang didapat berupa prosentase berat benda uji yang
tertahan diatas masing-masing saringan terhadap berat total
benda uji, kemudian prosentase berat benda uji yang lolos dari
masing-masing saringan dapat dihitung dan grafik akumulatif
dapat digambar.
2. Hydrometer
Hasil yang didapat berupa grafik dalam skala logaritma
memperlihatkan prosentase kehalusan butir pada sumbu tegak
dengan butir tanah pada sumbu mendatar.
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-28
II. Pengujian Engineering Properties
a. Direct Shear Test (Geser Langsung)
Standard Procedure/Metode yang digunakan :
AASHTO : T 234 – 79
ASTM : D3080 – 79
P B : 0116 – 76
Peralatan yang digunakan :
Alat geser
Batu pori
Alat pembebanan
Alat pemotongan contoh
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
Oven pengering
Uraian singkat pelaksanaan :
Contoh tanah yang akan diuji disiapkan dengan cetakan/ring
contoh tanah.
Contoh tanah dimasukkan dalam ring tempat sampel dan
kemudian ditutup.
Pemberat (normal) pada tempatnya untuk mendapatkan beban
normal (n), kemudian engkol pemutar diputar secara perlahan
dengan konstanta untuk mendapatkan tegangan geser (s)
Pada saat jarum dial menunjukkan pada skala maksimum, (jarum
tidak bergerak lagi) angka yang ditunjukkan oleh jarum dial
dicatat.
Untuk setiap sampel dilakukan 3 kali percobaan dengan
penambahan beban yang berbeda, dimulai dengan beban normal
kemudian ditambah secara berangsur-angsur dengan konstanta
tertentu. Pada test ini penambahan beban dilakukan dengan
konstanta 5 kg.
Hasil penyelidikan :
Dari hasil penyelidikan ini diperoleh : hubungan antara tegangan
geser dengan tegangan normal sehingga didapat suatu grafik yang
menunjukkan nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam (o).
b. Triaxial Compression Strength (UU)
Standart prosedure/metode yang digunakan :
The measurement of soil properties in the triaxial test by Bishop
& Henkel
AASSHTO T 234 – 79
ASTM D 2850 – 70
Peralatan yang digunakan :
Single triaxial “SOIL TEST”
Alat pengeluar contoh
Alat pencatat waktu
Oven pengering
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-29
Timbangan dengan keteilitian 0.01 gram
Membrane karet
Kertas filter
Pengujian Triaxial UU
Pengujian dilakukan tanpa dilakukan treatment pada contoh
tanah, baik itu penjenuhan maupun pengeringan.
Nilai geser undrained UU dinyatakan secara individual dan
dilakukan penarikan kohesi dan sudut geser dalam.
Sebelum dan sesudah pengujian dilakukan pengujian kadar air
dan pengukuran berat isi.
Uraian pelaksanaan :
Contoh tanah di cetak dengan ring triaxial, kemudian di keluarkan
dengan extruder.
Sampel dilapisi dengan kertas saring + membrane karet dan
diletakkan pada alat triaxial.
Kemudian sel triaxial diisi air dan diberi tekanan keliling sebesar
tegangan overburden ( 3 = i x hi).
Untuk UU-test (Unconsolidated Undrained Test) dilaksanakan
dengan menggunakan dua sampai tiga contoh tanah, di mana
masing-masing contoh tanah dikenakan tegangan deviator
sampai tanah runtuh. Tes dilakukan dengan menutup katup
drainase selama tes berlangsung untuk mengukur tekanan air
pori dan sebelum contoh tanah terkonsolidasi.
Hasil penyelidikan :
Dari hasil penyelidikan ini diperoleh nilai kekuatan geser tanah
yaitu harga kohesi dan sudut geser dalam total.
Nilai dan harga kohesi dan sudut geser dalam efektif.
Kadar air pada waktu pengujian.
Berat isi tanah pada waktu pengujian.
c. Konsolidasi
Standard Procedure/Metode yang digunakan :
AASHTO T 216 – 81
ASTM D 2435 – 70
P B 0115 – 76
Peralatan yang digunakan :
1 Set alat konsolidasi
Arloji Pengukur
Beban-beban
Extruder
Pisau tipis & tajam/pisau kawat
Pemegang cincin contoh
O v e n
Stopwatch
Uraian singkat pelaksanaan :
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-30
Ring konsolidasi dibersihkan dan ditimbang, kemudian contoh
tanah dicetak dengan ring tersebut dan ditimbang berat contoh
tanah + ring
Bagian atas & bawah ring dilapisi dengan kertas saring dan diapit
batu pori, kemudian dimasukkan ke dalam sel konsolidasi. Plat
penumpu dipasang di atas batu pori dan sel konsolidasi
diletakkan pada alat konsolidasi dengan bagian yang runcing dan
plat penumpu tepat menyentuh alat pembeban, beban-beban
dipasang yang akan menimbulkan tekanan nomal sebesar ¼ , ½
, 2/4 kg/cm2 setiap 24 jam dan pengukuran pembebanan 2 dan
¼ kg/cm2 pada setiap 12 jam.
Setelah pembacaan terakhir dicatat, ring + contoh tanah
dikeluarkan dari sel konsolidasi, dikeringkan dan contoh tanah
dikeluarkan dari sel ring kemudian ditimbang dan ditentukan
berat keringnya
Hasil penyelidikan :
Dari hasil penyelidikan ini didapat grafik penurunan terhadap
tekanan atau grafik angka pori terhadap tekanan, serta data
parameter seperti nilai compression index Cc dan koefisien
konsolidasi Cv.
d. Permeabilitas
Pengujian permeabilitas tanah di laboratorium dimaksudkan
untuk mencari nilai koefisien rembesan tanah cm/dt (k).
Pengujian tersebut dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu : pengukuran dalam “Tegangan Tetap” (Contant Head)
untuk tanah berbutir kasar dan pengukuran dalam “tegangan
berubah” (Variable Head) untuk tanah berbutir halus.
Pengukuran dalam “tegangan tetap”, secara prinsip dengan
sejumlah air yang dapat dialirkan melalui kumpulan tanah yang
diteliti diukur volume air (V) pada kurun waktu tertentu (t),
sehingga dapat ditentukan debit air yang keluar (Q) melaui
sampel tanah dengan diameter (Ø) dan panjang (L) tanah
tertentu. Dengan mengacu Hukum Darcy maka koefisien
rembasan (k) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Ah
LQk
.
.
Pengukuran dalam “tegangan berubah”, secara prinsip dengan
sejumlah air yang dapat dialirkan melalui kumpulan tanah yang
diteliti diukur volume air (V) pada kurun waktu tertentu (dt),
menyebabkan penurunan air teretentu (dh) yang menyebabkan
keluarnya atau debit air (Q) melaui sampel tanah dengan
diameter (Ø) dan panjang (L) tanah tertentu. Dengan mengacu
Hukum Darcy maka koefisien rembasan (k) dapat ditentukan
dengan rumus sebagai berikut :
2
1log..3,2
h
h
At
Lak
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-31
Metode kerja pelaksanaan tes permebalitas tanah di laboratorium
akan diterangkan secara detail dalam lampiran draft laporan
akhir.
6.2 PEKERJAAN ANALISA DATA
Analisa Kebijakan
A. Kebijakan Pengembangan Pemerintah Pusat / Daerah
Strategi pengembangan dari Pemerintah Pusat/ Provinsi/ Kabupaten/Kota dalam
sector transportasi, seperti :
Pemerintah Kabupaten/Kota menetapkan strategi pengembangan Kota.
Rencana Kawasan pertumbuhan.
Kebijaksanaan PEMDA dalam pengembangan Pelabuhan (kalau ada).
Rencana Startegis (RENSTRA) Pemerintah Provinsi
B. Data Ekonomi dan Daerah
GDP / GRDP
Kependudukan
Perdagangan
Tarif angkutan
6.2.1 ANALISA HIDROLOGI / HIDROMETRI
Analisa hidrologi / hidrometri mempunyai maksud mengetahui kondisi hidrologi
secara umum pada suatu wilayah dan menghitung potensi air yang ada di
daerah tersebut. Hal utama yang perlu diperhatikan dalam analisis data hidrologi
adalah ketersediaan data curah hujan yang diharapkan dapat dialihragamkan
dari data hidrologi berupa data hujan menjadi aliran sungai.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam melakukan analisa data hidrologi /
hidrometri adalah :Analisa Debit Rencana
Seperti diketahui, keadaan debit banjir dan fluktuasi debit sungai sangat
ditentukan oleh keadaan hidrologi tangkapan hujan (catchment area) sungai
tersebut. Sebagaimana diketahui pula, kondisi hidrolika sungai terutama debit
aliran sungai baik yang bersifat menerus (kontinyu) maupun yang berupa debit
puncak (banjir) dipengaruhi oleh kondisi hidrologis daerah aliran sungainya.
Analisis debit rencana dimaksudkan untuk mengkaji keadaan debit kontinyu
maupun debit banjir berdasar berbagai kondisi tata ruang.
Analisa debit rencana yang dilaksanakan meliputi :
1) Hitungan banjir rancangan, berdasarkan catatan/pengukuran debit di
beberapa stasiun pengukuran debit
2) Memperkirakan debit rerata tahunan
3) Memperkirakan debit rencana 20 tahunan
Dalam melakukan analisis hidrologi ini perlu diperhatikan hasil pencatatan data
terdahulu yang pernah dilakukan. Bilamana data debit tersedia, akan digunakan
untuk menentukan debit rencana yang akan digunakan dengan
mempertimbangkan jumlah data, kualitas data, validitas data dan kelengkapan
data. Rekaman data debit tersebut berupa maksimum bulanan, dimana data
tersebut jika dipandang cukup representatif akan digunakan dalam analisis
hidrologi selanjutnya.
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-32
Pada umumnya tidak semua sungai di Papua tidak memiliki catatan debit karena
terbatasnya jumlah alat pencatat AWLR maupun staft gauge yang terpasang
sehingga untuk melaksanakan analisa debit rencana digunakan beberapa
metode yaitu diantaranya adalah :
1) Metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu (HSS Nakayasu)
2) Metode ini didasarkan pada curah hujan dengan kala ulang tertentu
sehingga didapat debit rencana pada periode ulang tertentu
3) Metode Weduwen
4) Metode ini didasarkan pada tinggi hujan dengan periode ulang tertentu,
lamanya hujan, luas DAS, panjang dan kemiringan sungai yang disurvey,
koefisien limpasan dan koefisien pengurangan luas DAS sehingga didapat
debit rencana pada periode ulang tertentu
Hal utama yang harus dilakukan dalam menghitung tinggi hujan dengan periode
ulang tertentu adalah :
1) Analisa Frekuensi Curah Hujan Rencana
Analisa frekuensi curah hujan rencana sering dianggap sebagai cara
analisis yang paling baik, karena dilakukan terhadap data yang terukur
langsung yang tidak mengalami pengalihragaman terlebih dahulu. Analisa
frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data yang tersedia untuk
memperoleh probabilitas besaran debit di masa yang akan datang.
Berdasar hal tersebut maka berarti sifat statistik data yang akan datang
diandaikan masih sama dengan sifat statistik data yang telah tersedia.
Secara fisik dapat diartikan bahwa sifat klimatologis dan sifat hidrologis
DAS diharapkan masih tetap sama.
Curah hujan harian maksimum tahunan dihitung dengan mengambil nilai
curah hujan rata-rata tahunan berdasarkan data yang tercatat pada
stasiun-stasiun hujan yang berada di daerah aliran sungai dimana lokasi
studi berada.
Dalam ilmu statistik dikenal berbagai macam distribusi frekuensi seperti
Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi Gumbel, Distribusi Log
Pearson III dan sebagainya. Untuk menentukan jenis distribusi yang akan
digunakan harus memperhatikan parameter statistik data hujan yang
dimiliki seperti rerata (mean), simpangan baku (standard deviation),
koefisien kemencengan (skewness), dan koefisien kurtosis. Jenis distribusi
frekuensi yang banyak digunakan dalam mengolah data hidrologi adalah
Distribusi Gumbel dan Distribusi Log Pearson III.
2) Uji Kesesuaian Distribusi
Uji kesesuaian distribusi dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesa
tersebut benar sesuai dengan distribusi teoritis yang dipilih, sehingga
dapat ditentukan bahwa distribusi tersebut dapat atau tidak dapat
digunakan untuk proses perhitungan selanjutnya. Uji kesesuaian distribusi
yang biasa digunakan dalam mengolah data hidrologi adalah :
a) Uji Chi-Kuadrat (Chi-Square Test)
Metode ini digunakan untuk menguji simpangan secara tegak lurus.
Prinsipnya adalah menghitung 2hit dari frekuensi teoritis dan
frekuensi pengamatan. 2hit kemudian dibandingkan dengan 2cr
yang sudah ditetapkan sesuai dengan tar
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-33
kebebasan (DK) tertentu. Bila 2hit < 2cr berarti penyimpangan
yang terjadi masih dalam batas-batas yang diijinkan.
b) Uji Smirnov-Kolmogorov
Metode ini digunakan untuk menguji simpangan secara mendatar.
Prinsipnya adalah menghitung perbedaan maksimum antara distribusi
teoritis dan empiris dari data curah hujan yang sudah digambar pada
tingkat kepercayaan tert
penyimpangan yang terjadi masih dalam batas-batas yang diijinkan.
Pemilihan jenis distribusi frekuensi dan uji kesesuaian distribusi harus
memperhatikan karakteristik data hidrologi yang ada dan harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi Pekerjaan.
6.2.2 ANALISA DATA GEOLOGI TEKNIK / MEKANIKA TANAH
Analisa data geologi teknik / mekanika tanah harus dilakukan oleh Laboratorium
Teknik yang telah diakreditasi oleh pemerintah. Pada contoh-contoh tanah yang
terambil, baik tanah asli maupun contoh tanah yang terganggu akan dilakukan
beberapa macam percobaan laboratorium, sehingga data parameter dan sifat-
sifat tanahnya dapat diketahui.
Jenis dan macam percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Moisture content dan density
2) Gradasi butiran tanah (Grain Size)
3) Batas-batas Atterberg (Atterberg Limit)
4) Kepadatan Tanah (In Situ Bulk and Dry Density)
5) Kelembaban / Kadar Air Tanah (Natural Moisture Content)
6) Harga harga Ǿ (sudut geser) dan C (Kohesi) Tanah (Shear Strength
Chraracteristic)
7) Konsolidasi Tanah (Consolidation Characteristic)
8) Rembesan Tanah (Permeability Characteristic)
9) Deskripsi Litologi (Litology Description)
Letak titik-titik pengambilan contoh tanah asli adalah sama dengan titik bor.
Contoh tanah diambil pada setiap lapisan tanah yang berbeda strukturnya.
Semua hasil analisa data geologi teknik harus mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan sebelum digunakan untuk tahapan perencanaan selanjutnya.
6.2.3 DATA ANGIN
Data angin sekunder dari Badan Meteorologi dan Geofisika Maritim Semarang
diukur di darat dan dilakukan dalam waktu beberapa tahun pengukuran. Data
angin sekunder untuk dapat digunakan sebagai peramalan gelombang, harus
ditransformasikan terlebih dahulu menjadi data angin laut dan dilakukan koreksi.
Koreksi dilakukan untuk mengkondisikan angin darat sebagai angin yang terjadi
di laut. Tahapan koreksi terhadap data angin dilakukan berdasarkan metode
Breschneider (1954) oleh Resio dan Vincent (1977) dalam CERC (1984).
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-34
Gambar : Windrose tahun 2000-2009 (dari data stasiun BMG Ahmad Yani yang diolah)
Angin yang bertiup di atas permukaan laut merupakan pembangkit utama
gelombang. Sifat-sifat gelombang dipengaruhi oleh tiga bentuk angin (Hutabarat
dan Evans, 1984), yaitu :
1. Kecepatan angin, umumnya semakin kencang angin yang bertiup semakin
besar gelombang yang terbentuk dan gelombang ini mempunyai kecepatan
yang tinggi dan panjang gelombang yang besar.
2. Waktu angin bertiup, tinggi kecepatan dan panjang gelombang seluruhnya
cenderung untuk meningkat sesuai dengan meningkatnya waktu pada saat
angin pembangkit gelombang mulai bertiup.
3. Jarak tanpa rintangan dimana angin bertiup (fetch), di lautan bebas
kemungkinan lebih besar dan sering mempunyai panjang gelombang sampai
beberapa ratus meter.
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-35
Gambar : Diagram alir proses pembentukan gelombang dengan data angin
Angin yang bertiup di atas permukaan air akan memindahkan energinya ke air.
Kecepatan angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga
permukaan air yang semula tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang
kecil di atas permukaan air, apabila kecepatan angin bertambah, riak tersebut
menjadi semakin besar dan secara berkelanjutan akan terbentuk gelombang.
Semakin lama dan semakin kuat angin berhembus, semakin besar gelombang
yang terbentuk (Triatmodjo, 1999).
FINISH
tg
U
U
gFt A
A
c
3/2
28.68
4
3/2
21015.78.68 x
U
gF
U
gt
AA
START
no (duration limited)
no (fully developed)
yes
(fecth limited)
g
U
U
gtF A
A
22/3
min8.68
yes(non fuly
developed)
3
1
2
2
1
2
2857.0
0016.0
A
Amo
A
Amo
U
gF
g
UT
U
gF
g
UH
g
UT
g
UH
Amo
Amo
134.8
2433.0
2
F = Fmin
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-36
Gambar: Contoh perhitungan Fetch dengan orientasi arah dari utara
Di dalam tinjauan pembangkitan gelombang di laut, fetch dibatasi oleh bentuk
daratan yang mengelilingi laut. Daerah pembentukan gelombang, gelombang
tidak hanya dibangkitkan dalam arah yang sama dengan arah angin tetapi juga
dalam berbagai sudut terhadap arah angin. Dengan menggunakan Peta
Lingkungan Laut Nasional Indonesia, dapat diketahui daerah pembentukan
gelombang/fetch dan panjang fecth. Nilai fetch dihitung sebesar 45o kekiri dan
45o kekanan dari arah datangnya angin dan nilai fetch dibatasi oleh bentuk
daratan yang mengelilingi laut.
6.2.4 DATA PASANG SURUT
Data pasut hasil pengukuran lapangan yang diperoleh kemudian diplot pada
grafik pasangsurut, sehingga dari grafik ini didapatkan nilai MSL. Data pasang
surut diolah dengan menggunakan Metode Admiralty.
6.2.5 DATA SEDIMEN
Sampel sedimen dikeringkan dengan oven, setelah kering kemudian digerus
hingga hancur. Hasil gerusan kemudian diayak dengan menggunakan ayakan
bertingkat (sieve shaker), masing-masing sedimen yang tertinggal pada setiap
tingkatan ayakan kemudian ditimbang beratnya dan dihitung prosentasenya
menurut ukuran butir.
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-37
6.2.6 PEMODELAN GELOMBANG, ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN
Iklim gelombang dan arus berperan sangat penting dalam seluruh pekerjaan
pantai. Namun dalam berbagai kasus, hanya terdapat sedikit data gelombang
untuk perencanaan dan konstruksi teknis. Pengamatan lapangan dan pemodelan
fisik gelombang dan arus membutuhkan biaya yang besar dan memakan waktu.
Oleh karena itu untuk memperoleh informasi mengenai iklim gelombang dapat
digunakan teknik pemodelan matematik.
Informasi mengenai kondisi gelombang pada beberapa permasalahan pantai
merupakan hal yang mendasar dan penting. Kondisi gelombang yang paling
penting untuk keperluan studi perencanaan dan evaluasi pekerjaan meliputi
tinggi gelombang, periode gelombang dan arah gelombang dominan. Biasanya
parameter-parameter gelombang tersebut diperoleh dari model transfromasi
gelombang yang mentransformasikan data gelombang dari laut dalam ke daerah
dekat pantai. Selama perambatannya dari laut dalam ke dekat pantai,
parameter-parameter gelombang tersebut mengalami perubahan karena
pengaruh perubahan kedalaman serta kondisi di dekat pantai, misalnya
pengaruh dari bangunan-bangunan pantai. Untuk memodelkan fenomena
tersebut dapat digunakan model numerik yang dapat memodelkan kombinasi
refraksi dan difraksi gelombang. Salah satu diantaranya adalah model numerik
yang didasarkan pada mild slope equation (MSE).
Model numerik yang berdasarkan MSE dapat dikembangkan untuk mempelajari
mengenai iklim gelombang di sekitar pantai. Permasalahan yang sulit dalam
memperkirakan gelombang di dekat pantai adalah menentukan dimana
terjadinya gelombang pecah. Dalam studi ini digunakan model gelombang
CGWAVE yang dikembangkan oleh University of Maine bekerja sama dengan
U.S. Army Corpsof Engineers, Waterways Experiment Station. CGWAVE adalah
model prediksi gelombang yang serba guna. Model ini dapat digunakan untuk
memperkirakan pola gelombang di dalam kolam pelabuhan, daerah pantai
terbuka, muara sungai, dan di sekitar bangunan pantai. CGWAVE adalah model
finite elemen yang dihubungkan dengan model SMS (Surface water Modelling
System) untuk mengefisienkan pre dan post processingnya. Sedangkan untuk
pemodelan arus dapat menggunakan SMS v 8.1 atau di atasnya.
Simulasi model gelombang dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai
perubahan tinggi gelombang yang terjadi pada daerah perairan di luar
pelabuhan, alur masuk pelabuhan, dan kolam pelabuhan. Simulasi gelombang
dilakukan pada kondisi elevasi muka air rencana (elevasi pada saat kondisi muka
air pasang tertinggi). Sedangkan simulasi aru digunakan untuk mengetahui
besarnya arus (terutama arus permukaan) yang disebabkan oleh pasang surut.
Data pokok yang diperlukan untuk simulasi model gelombang dan arus adalah
data kedalaman pada perairan Pelabuhan, pasang surut serta kondisi gelombang
(tinggi, periode dan arah). Data kedalaman perairan diperoleh dari peta
batimetri yang dibuat berdasarkan hasil survey lapangan. Data kedalaman
tersebut kemudian didigitasi dengan menggunakan fasilitas yang ada pada
software SMS untuk selanjutnya dibuat jaring elemen sebagai domain simulasi.
Data gelombang di perairan lepas Pelabuhan diperoleh dari hasil pengamatan di
lapangan . Data gelombang lepas pantai yang diperlukan berupa informasi
gelombang harian.
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-38
6.2.7 PROSEDUR SIMULASI GELOMBANG DAN ARUS
Prosedur dalam simulasi model gelombang an arus dibagi menjadi beberapa
tahap sebagai berikut :
a. Menentukan konsep model.
Pada tahap ini dilakukan penentuan kondisi batas area yang akan
dimodelkan yang meliputi :
Batas area daratan dan perairan,
Batas perairan yang akan dimodelkan dengan perairan yang tidak
dimodelkan.
b. Pembangkitan jaring elemen.
Setelah batas area yang akan dimodelkan ditetapkan, langkah selanjutnya
adalah pembangkitan jaring elemen pada area tersebut. Jaring elemen pada
simulasi model gelombang dengan program CGWAVE dan SMS ini berbentuk
elemen segitiga.
c. Data masukan
Setelah elemen area terbentuk tahap selanjutnya adalah pemasukan parameter
atau data kondisi batas. Kondisi batas tersebut meliputi amplitudo, arah dan
periode gelombang, gaya gravitasi bumi, serta jumlah iterasi dan ketelitian yang
akan dicapai (tingkat konvergensi hitungan).
d. Running simulasi model gelombang
Setelah input data selesai langkah selanjutnya adalah proses running (eksekusi)
model simulasi gelombang.
e. Keluaran hasil simulasi.
Hasil dari running model simulasi model gelombang dengan CGWAVE dan SMS
dapat
ditampilkan berupa grafik, gambar kontur dan animasi.
Berikut adalah contoh hasil pemodelan gelombang dan arus pada berbagai
alternative layout Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC).
Alternatif Layout 1
Alternatif Layout 2
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-39
Alternatif Layout 3
Alternatif Layout 4
Gambar : Contoh Hasil Simulasi Arus Pada Saat Surut Tinggi (Spring) Pada Berbagai Macam
Scenario Pemecah Gelombang Perlindungan Kolam Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap
(Ppsc) Tahun 2008
Alternatif Layout 1
Alternatif Layout 2
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-40
Alternatif Layout 3
Alternatif Layout 4
Gambar : Contoh Hasil Simulasi Gelombang Dengan Gelombang Datang Dari Arah Selatan
Pada Berbagai Macam Scenario Layout Pemecah Gelombang Perlindungan Kolam Pelabuhan
Perikanan Samudera Cilacap (Ppsc) Tahun 2008
6.2.8 PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui perolehan data dengan cara studi
kepustakaan yang bersumber dari perpustakaan umum milik pemerintah daerah,
sumber data internet, instansi-instansi terkait yang berhubungan dengan aspek :
1. Kebijakan Pengembangan Pemerintah Pusat / Daerah
Strategi pengembangan dari Pemerintah Pusat/ Provinsi/ Kabupaten/Kota
dalam sector transportasi, seperti :
Pemerintah Kabupaten/Kota menetapkan strategi pengembangan
Kota.
Rencana Kawasan pertumbuhan.
Kebijaksanaan PEMDA dalam pengembangan Pelabuhan (kalau ada).
Rencana Startegis (RENSTRA) Pemerintah Provinsi
2. Kebutuhan Prasarana Pelabuhan
a. Rencana Induk(Master Plan)
b. Penentuan Alur Pelayaran
c. Pembangunan Fasilitas antara lain :
Demaga
Areal pelabuhan
3. Data Ekonomi dan Daerah
a. GDP / GRDP
b. Kependudukan
c. Perdagangan
d. Tarif angkutan
e. Harga bahan bangunan / material.
4. Data Fisiografi, Topografi
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-41
a. Peta topografi terbaru (1 : 5.000 atau 1 : 10.000) serta foto udara
(apabila ada).
b. Peta geologi dan sumber bahan bangunan (quarry).
c. Peta tata guna tanah.
d. Data hasil penyelidikan tanah.
e. Data meteorology yang berkaitan dengan perencanaan
Pembangunan Pelabuhan.
6.2.9 TAHAP ANALISA
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data yang telah didapat pada proses
sebelumnya. Pada awal tahap analisa, penjabaran gambaran umum perlu
dilakukan terkait dengan gambaran kondisi wilayah studi. Secara umum,
gambaran tahap analisa adalah sebagai berikut :
I. SITE PLAN DAN PRELIMINARY DESIGN
Site plan dibuat pada peta dasar dengan skala 1 : 1000. Minimal dua
alternatif site plan harus diajukan untuk mendapatkan perbandingan
sebelum site yang definitif ditentukan.
Site plan harus memperhatikan kondisi-kondisi sebagai berikut:
Fisik dari lokasi
Tata guna lahan
Bersamaan dengan pembuatan site plan juga ditetapkan kriteria design yang
akan dipakai. Setelah itu dibuat layout yang lebih terperinci.
Beberapa alternatif design awal (preliminary design) dari komponen-
komponen fasilitas pelabuhan dirancang dan kemudian dibandingkan hal-hal
sebagai berikut :
Biaya
Kemudahan pelaksanaan
Kekuatan
Kemudahan Pemeliharaan
Kenyamanan untuk pemakai
Kelancaran arus lalu lintas barang
Perbandingan ini merupakan bahan pertimbangan untuk memilih alternatif
yang akan dipakai untuk detail design. Design awal dibuat berdasarkan
kriterian design yang telah ditetapkan.
II. DETAIL DESIGN
Pekerjaan detail design dilakukan pada alternatif yang telah dipilih pada
tahap design awal. Pada tahap ini dilakukan perhitungan struktur yang lebih
rinci sampai dengan penentuan dimensi, penulangan dan lain-lain yang
diperlukan untuk gambar kerja.
Pengadaan Jasa Konsultansi Detail Engineering Design Pembangunan/Rehabilitasi Pelabuhan
Karimunjawa Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran 2015
Dokumen Penawaran
VI-42
6.2.10 METODOLOGI
Untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik, maka sebelum
melaksanakan pekerjaan, perlu dibuat suatu Metode untuk pelaksanaan
pekerjaan agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara sistematis dan
praktis,sehingga tercapai sasaran yang tepat, efisiensi kerja, tenaga dan waktu.