06.-teguh-priatno
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 06.-Teguh-priatno
1/16
1038
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBERHASILANPROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI KOTA
TASIKMALAYA
Teguh Priatno1, Soesilo Zauhar2, Imam Hanafi3
Abstrak
Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah adanya target yang harusdicapai oleh Indonesia secara umum dan khususnya Pemerintah KotaTasikmalaya yang berkaitan dengan masalah sanitasi pada Tahun 2015.
Adanya fakta empiris bahwa hampir pada sebagian besar puskesmas diKota Tasikmalaya belum melakukan kegiatan perencanaan program yangbaik. Secara teoritis diketahui perlunya sebuah perencanaan yang harusdilakukan untuk dapat menghasilkan program pembangunan yang berhasil.Untuk menunjang keberhasilan dari program pembangunan maka harusdiperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunanyang juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi sebuahperencanaan yaitu faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, ilmupengetahuan dan teknologi serta faktor pendanaan. Tujuan dari penelitianini adalah ingin mengetahui pengaruhi faktor lingkungan, sumber dayamanusia, regulasi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta faktor pendanaanterhadap keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya baik secarabersama-sama maupun secara parsial.Metoda penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah metoda kuantitatif dengan jenis penelitian nyaadalah explanasi (penjelasan). Analisis data yang dipergunakan dengananalisis regresi berganda serta korelasi.Dari hasil penelitian diketahui bahwafaktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, ilmu pengetahuan danteknologi serta faktor pendanaan memiliki pengaruh baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap keberhasilan program STBM di Kota
Tasikmalaya. Variabel bebas dalam penelitian ini dapat menjelaskanvariabel terikat sebesar 57,7% dengan tingkat keeratan hubungan antaravariabel bebas dengan variabel terikat adalah kuat. Faktor lingkunganberdasarkan nilai Beta menunjukkan angka tertinggi yang dapat dinyatakanbahwa faktor lingkungan memiliki pengaruh paling kuat terhadapkeberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya.
Kata Kunci: Keberhasilan pembangunan, perencanaan, program STBM
Abstract
The background ofthis study wasthe presence oftargets to be achieved byIndonesiain general and inparticular the City of Tasikmalaya related tosanitation problems in the year 2015. There is an empirical fact that almost
the majority of health centers inTasikmalaya have not donea good programplanning activities. Theoretically known to need a plan to do tobe abletoproduce asuccessful development program. Tosupport the successof thedevelopment programs hould be considered factors that influence thesuccess of the developmen twhichis also the factors that affect aplan thaenvironmental factors, human resources, regulation, scienceand technologyand financial factors. The purpose of this study was to determine influence ofenvironmental factors, human resources, regulation, science andt echnologyas well as funding for program succes sfactors STB MinTasikmalayaeitherjointly or partially. The research methodused in this researc hisquantitative method with the type of research it is explanasi (explanation).
1
Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Program Studi Magister Administrasi Publik, Universitas Brawijaya23Dosen Fakultas Ilmu Administrasi, Jurusan Administrasi Publik, Universitas Brawijaya
-
7/23/2019 06.-Teguh-priatno
2/16
-
7/23/2019 06.-Teguh-priatno
3/16
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar,Imam Hanafi
1040
terhadap hasil sebuah pembangunan, sehingga sering kali pula sanitasi
terpinggirkan dibandingkan urusan-urusan yang lain.
Seperti diketahui, akibat sanitasi yang buruk, suatu negara dapat
mengalami kerugian keuangan yang besar. Kerugian tersebut dapat mencapai
Rp.56 triliun per tahun. Selain itu, akibat sanitasi yang buruk juga dapat
menyebaban tingginya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan per orang per
tahun yaitu Rp.139.000,- atau apabila dikalkulasi seca cara nasional biaya
kesehatan yang harus dikeluarkan mencapai 31 Triliun rupiah (Dinkes Jabar,
2013).
Begitu besarnya dampak yang ditimbulkan akibat sanitasi yang buruk
mengakibatkan permasalahan sanitasi tidak hanya menjadi permasalahan biasa
tetapi telah menjadi permasalahan yang luar biasa sehingga hal tersebut turut
mendorong sanitasi menjadi isu-isu yang strategis dalam pembangunan. Isu-isu
strategis tentang pembangungan sanitasi tersebut tidak hanya berkembang
dalam lingkup nasional saja tetapi juga menjadi isu yang hangat di dunia
internasional yang salah satunya adalah mengakibatkan lahirnya kesepakatan
dari banyak negara di dunia pada Tahun 2000 yaitu kesepakatan Millenium
Development Goals (MDGs). Ada 8 butir kesepakatan di dalam MDGs dimana
salah satunya adalah kesepakatan tentang environemnt sustainabilityyang terdiri
dari beberapa point dimana salah satu point nya berkaitan dengan sanitasi.
Berdasarkan data statistik, akses sanitasi dasar di Indonesia sampai
dengan Tahun 2013 baru mencapai 57,8%. Dari hasil perhitungan BPS tahun
2010 juga menunjukkan bahwa data nasional pada tahun 2009 untuk cakupan
pelayanan air minumadalah sebagai berikut: perkotaan dan perdesaan sebesar
47,71% (110,39 juta jiwa); 1) perkotaan sebesar 49,82% (62,48 juta jiwa); dan 2)
perdesaan sebesar 45,72% (48,45 juta jiwa). 3).Untuk mencapai target pada
MDGs 2015, masih dibutuhkan 21,16% untuk perkotaan dan perdesaan, atau
25,47% untuk perkotaan dan sebesar 20,69% untuk target perdesaan.
Untuk melakukan percepatan terhadap pencapaian target yang telah
ditentukan, salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan
mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kepmenkes
RI) No. 852 Tahun 2008 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Melalui keputusan inilah kemudian menjadikan STBM sebagai program nasional
dan merupakan salah satu sasaran utama dalam RPJMN 2010-2014 (Dinkes
Provinsi Jabar, 2013 h.2).
-
7/23/2019 06.-Teguh-priatno
4/16
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
1041
STBM adalah sebuah metoda dalam meningkatkan kualitas sanitasi
masyarakat dengan meningkatkan kepedulian masyarakat akan sanitasi melalui
metode pemicuan. STBM terdiri dari 5 (lima) pilar yaitu menghentikan buang air
besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum rumah
tangga yang tepat, pengelolaan limbah cair, pengelolaan sampah rumah tangga
yang tepat. Kelima pilar inilah yang secara bertahap mulai dilaksanakan
progamnya diseluruh daerah di Indonesia.
Dari hasil evaluasi pelaksanaan program STBM di Kota Tasikmalaya pada
Tahun 2013, dilihat dari hasil pencapaian yang didapat memang belum sesuai
dengan target yang telah ditetapkan yaitu baru mencapai 36,20% masyarakat
yang memiliki akses terhadap sanitasi layak dari target MDGs yaitu sebesar
76,8% untuk daerah perkotaan, sedangkan untuk akses air minum layak
mencapai 34,90% dari target MDGs perkotaan yaitu sebesar 75,29%. (Dinas
Kesehatan Kota Tasikmalaya, 2013).
Apabila kita lihat lebih dalam lagi khususnya di lingkup Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya, dari hasil laporan pembinaan dan monitoring tahunan yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya pada puskesmas yang ada di
Kota Tasikmalaya diketahui bahwa lebih dari 50% petugas puskesmas tidak
membuat perencanaan (dokumen perencanaan) kegiatan khususnya untuk
program STBM, baik perencanaan tahunan ataupun perencanaan bulanan
termasuk perencanaan STBM. Selain tidak adanya perencanaan, lebih dari 90%
puskesmas tidak menganggarkan secara khusus untuk kegiatan STBM. Dari sisi
sumber daya manusia, ada 10% puskesmas yang tidak memiliki sumber daya
sanitarian (ahli sanitasi)
Pentingnya program perencanaan yang baik untuk menunjang
keberhasilan program pembangunan disampaikan oleh Sanjaya ( 2013) pada
penelitiannya tentang Evaluasi Pelaksanaan Program PAMSIMAS Tahun 2009-
2010 di Kabupaten Grobogan dimana dari hasil penelitiannya didapatkan hasil
bahwa adanya kegagalan dalam penerapan program PAMSIMAS karena adanya
kesalahan dalam proses perencanaan, pelaksanaan pembangunan hingga
pengelolaan program PAMSIMAS.
Berbicara tentang perencanaan program pembangunan dan hubungannya
dengan keberhasilan program pembangunan, maka tentunya kita harus
mengetahui faktor-faktor apa saja mempengaruhi keberhasilan program
pembangunan tersebut. Riyadi (2004) dalam buku nya tentang perencanaan
-
7/23/2019 06.-Teguh-priatno
5/16
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar,Imam Hanafi
1042
pembangunan daerah, menyatakan bahwa untuk mencapai keberhasilan
program pembangunan, maka kita harus memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan kegiatan pembangunan yaitu faktor lingkungan,
faktor sumber daya manusia, faktor sistem, faktor iptek dan faktor pendanaan
Dengan mengacu pada latar belakang yang telah dituliskan diatas dan
perumusan masalah sebagaimana telah dikembangkan oleh peneliti, maka yang
menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menggambarkan faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, iptek dan
pendanaan terhadap keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya.
2. Menggambarkan keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) di Kota Tasikmalaya.
3. Mengetahui pengaruh faktor-faktor lingkungan, sumber daya manusia,
regulasi, iptek dan pendanaan secara bersama-sama dengan keberhasilan
Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya.
4. Mengetahui pengaruh faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, iptek
dan pendanaan secara parsial dengan keberhasilan Program Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya
METODE PENELITIAN
Metoda yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Sedangkan
jenis penelitian yang dipergunakan adalan expalanasi atau penjelasan karena
melakukan penjelasan tentang hubungan antara variabel serta dilakukannya
pengujian hipotesis (Singarimbun, 1989 h.5)
Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh petugas sanitarian puskesmas
yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya sebanyak 20 puskesmas. Dari data yang
ada, tiap-tiap puskesmas di wilayah Kota Tasikmalaya terdiri atas 1 (satu) orang
petugas sanitarian sehingga apabila dijumlahkan maka total populasi dalam
penelitian ini adalah 20 orang sanitarian.Alasan yang mendasari penetapan
petugas sanitarian sebagai populasi dalam penelitian ini adalah bahwa
perencanaan program STBM di Kota Tasikmalaya disusun oleh puskesmas dan
dilakukan oleh petugas sanitarian puskesmas yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan kesehatan lingkungan di wilayah kerja masing-masing, dimana
salah satu program utama yang menjadi tanggung jawabnya adalah program
STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat).
-
7/23/2019 06.-Teguh-priatno
6/16
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
1043
Dalam penelitian ini, jumlah populasi yang ada sebanyak 20 orang
sanitarian yang menunjukkan jumlah yang kecil, oleh karena itu, dalam penelitian
ini, seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai sampel penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat,
penelitian dilaksanakan pada seluruh puskesmas yang ada di Kota Tasikmalaya.
Metoda Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan
teknik sebagai berikut:
1) Kuesioner atau angket, yang diberikan kepada responden dalam penelitian ini
sanitarian puskesmas yang berjumlah 20 orang.
2) DokumentasiDalam penelitian ini teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan
dokumen-dokumen pendukung perencanaan program STBM yang ada di
puskesmas, pencapaian kinerja program STBM serta dokumen lainnya seperti
profil Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, profil puskesmas, RPJMD Kota
Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya dalam angka dan profil Kota Tasikmalaya.
Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh secara bersama dari variabel bebas terhadap
variabel terikat maka dipergunakan analisis regresi berganda. Sedangkan untuk
mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat maka dipergunakan analisis korelasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel Lingkungan
Dari 20 responden yang menjawab kuesioner tentang pertanyaan variabel
lingkungan, sebanyak 13 orang responden (65.0%) cukup mempertimbangkanvariabel lingkungan dalam perencanaan program STBM, 7 orang responden
(35.0%) mempertimbangkan variabel lingkungan dalam proses perencanaan
program STBM, dan tidak ada responden yang tidak mempertimbangkan faktor
lingkungan dalam proses perencanaan program STBM (0 %).
Pada item pertanyaan berkaitan dengan lingkungan, jawaban responden
yang paling banyak muncul adalah berkaitan dengani nteraksi antar masyarakat.
Responden memperkirakan bahwa pencapaian program STBM tidak hanya
dapat berhasil karena interaksi petugas kesehatan dengan masyarakat tetapi
-
7/23/2019 06.-Teguh-priatno
7/16
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar,Imam Hanafi
1044
yang utamanya juga adalah bagaimana antar masyarakat melakukan interaksi
sosial yang berkaitan dengan program STBM yang pada akhirnya akan dapat
mempercepat keberhasilan program STBM itusendiri. Hal ini sesuai dengan apa
yang disampaikan oleh Riyadi (2004) yang menyatakan bahwa dari proses
interaksi sosial yang ada dimasyarakat inilah kemudian lahir nilai-nilai yang
menjadi budaya didalam masyarakat tersebut.
Sedangkan berkaitan dengan pertanyaan tentang lingkungan politik,
jawaban yang paling sering muncul dari responden adalah tentang dukungan
dari stake holder. Hal tersebut menjadi penting bagi responden diduga karena
para stake holder tidak mendukung akan program STBM maka akan terjadi
kesulitan dalam hal dukungan pelaksanaan dan juga penganggaran kegiatan.
Selain itu, dengan adanya dukungan dari stake holder maka akan lebih
memudahkan dalam akselerasi program kegiatan baik di masyarakat ataupun
dalam level pemerintahan. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan
Tjokroamidjojo (1988) yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara
lingkungan politik dengan pembangunan dimana salah satunya dalam hal
komitmen dari elit kekuasaan atau elit pemerintah terhadap proses
pembangunan.
Variabel SDM
Dari 20 orang responden yang menjawab kuesioner tentang pertanyaan
variabel SDM, responden yang termasuk ke dalam katagori mempertimbangkan
variabel SDM dalam proses perencanaan program STBM sebanyak 4 orang
responden (20.0%), kategori yang cukup mempertimbangkan variabel SDM
dalam perencanaan program STBM sebanyak 15 orang responden (75.0%) dan
yang tidak mempertimbangkan variabel SDM dalam perencanaan program
STBM sebanyak 1 orang responden (5.0%).
Pentingnya pengaruh faktor SDM menurut Conyers dan Hill (1984) adalah
karena faktor sumberdaya manusia itu sangat diperlukan baik dari sisi kuantitas
maupun kualitas. Sumber daya yang baik dalam hal ini SDM dapat diterjemahkan
sebagai SDM yang memiliki kinerja yang baik, memiliki motivasi yang tinggi serta
memiliki etos kerja dan dalam sisi kuantitas SDM tersebut memenuhi criteria dan
jumlahnya sesuai dengan proporsi dan beban kinerja yang diperlukan untuk di
masing-masing daerah..
-
7/23/2019 06.-Teguh-priatno
8/16
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
1045
Variabel Regulasi
Dari 20 orang responden yang menjawab kuesioner tentang pertanyaan
variabel regulasi, sebagian besar responden termasuk dalam kategori cukup
mempertimbangkan variabel regulasi dalam proses perencanaan program
STBM, sisanya sebanyak 5 orang responden (25.0%) masuk dalam kategori
yang mempertimbangkan dan 1 orang responden (5.0%) yang masuk dalam
kategori tidak mempertimbangkan variabel regulasi dalam perencanaan program
STBM sebanyak.
Menurut Khoiridiyah (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi proses
perencanaan salah satunya adalah faktor regulasi atau aturan. Sedangkan
menurut Rahman ( 2011) dalam penelitiannya tentang faktor penghambat dari
perencanaan program sanitasi di Kota Batu salah satunya adalah faktor aturan
atau regulasi. Sedangkan menurut Edward III (1980:11) menyatakan bahwa
pelaksana dapat terhambat oleh struktur organisasi di mana mereka melayani.
Terdapat dua karakteristik yang menonjol dari birokrasi, standar operasional
prosedur (SOP) dan fragmentasi. Yang menjadi aturan yang paling berperan
berkaitan dengan program STBM ini adalah adanya Keputusan Menteri
Kesehatan no 852 Tahun 2008 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM).
Variabel Iptek
Dari 20 orang responden yang menjawab kuesioner tentang pertanyaan
variabel IPTEK, yang termasuk kedalam katagori mempertimbangkan variabel
IPTEK sebanyak 4 orang responden (20.0%), yang cukup mempertimbangkan
variabel IPTEK dalam perencanaan program STBM sebanyak 14 orang
responden (70%) dan yang tidak mempertimbangkan variabel IPTEK dalam
perencanaan program STBM sebanyak 2 orang responden (10.0%).
Dalam kaitannya dengan perencanaan program, bahwa untuk dapat
menghasilkan sebuah perencanaan pembangunan yang baik salah satu faktor
yang harus diperhatikan adalah masalah ilmu pengetahuan dan teknologi
(Riyadi, 2004)
Variabel Pendanaan
Dari 20 orang responden yang menjawab kuesioner tentang pertanyaan
variabel pendanaan, yang termasuk kedalam katagori mempertimbangkan
variabel pendanaan sebanyak 4 orang responden (20.0%), yang cukup
-
7/23/2019 06.-Teguh-priatno
9/16
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar,Imam Hanafi
1046
mempertimbangkan variabel pendanaan dalam perencanaan program STBM
sebanyak 15 orang responden (75.0%) dan yang tidak mempertimbangkan
variabel pendanaan dalam perencanaan program STBM sebanyak 1 orang
responden (5.0%).
Faktor pendanaan merupakan faktor yang harus ada untuk membiayai
sebuah aktivitas termasuk perencanaan pembangunan dengan adanya
kepastian adanya sumber dana dapat memberikan jaminan akan terlaksananya
perencanaan tersebut (Riyadi, 2004).
Keberhasilan Program STBM di Kota Tasikmalaya
Dari 20 puskesmas yang disurvey tingkat keberhasilan program STBM
nya, yang termasuk dalam katagori berhasil dalam program STBM nya ada 3
puskesmas (15%), yang termasuk kedalam katagori cukup berhasil ada 11
puskesmas (55.00%) dan yang termasuk dalam katagori tidak berhasil dalam
program STBM sebanyak 6 puskesmas (30.00%). Kalau melihat dari tingkat
keberhasilan, baru 3 puskesmas yang termasuk katagori berhasil, hal ini dapat
dimungkinkan karena program STBM itu sendiri baru mulai secara intensif
dilaksanakan di Kota Tasikmalaya sejak Tahun 2013 sehingga terhitung masih
sangat baru sekali dibandingkan dengan kota-kota lainnya.
Masih banyak nya puskesmas di Kota Tasikmalaya yang belum
menunjukkan hasil program STBM yang memenuhi target karena secara garis
besar masih lemahnya komitmen dari pemerintah daerah Kota Tasikmalaya
khususnya berkaitan dengan anggaran dan penguatan kelembagaan. Selama ini
program yang berkaitan dengan sanitasi lebih diarahkan kepada pembangunan
yang bersifat infrastruktur atau fisik yang sebenarnya selama ini tidak
membuahkan hasil yang maksimal.
Program sanitasi yang selama ini dibuat seringkali menjadi sia-sia dan
tidak bertahan lama. Pemerintah Kota Tasikmalaya lebih banyak
menggelontorkan anggaran kepada masyarakat dalam bentuk pengadaan
fasilitas sanitasi tetapi kurang memperhatikan aspek keberlanjutan dari fasilitas
tersebut dan bagaimana membangun masyarakat menjadi pengelola dari fasilitas
tersebut. Kepedulian yang timbul dari masyarakat pun belum sepenuhnya
dijadikan fokus dalam meningkatkan level sanitasi di Kota Tasikmalaya.
-
7/23/2019 06.-Teguh-priatno
10/16
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
1047
Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Secara ParsialPengaruh Variabel Lingkungan terhadap Variabel Keberhasilan ProgramSTBM
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa garis prediksi bergerak ke arah
kanan atas yang dapat diartikan bahwa semakin dipertimbangkan variabel
lingkungan dalam proses perencanaan program STBM maka keberhasilan
program STBM akan semakin meningkat. Hasil uji statistik dengan menggunakan
uji korelasi Pearson diperoleh hasil pvalue sebesar 0,001 yang artinya ada
pengaruh antara variabel lingkungan dengan keberhasilan program STBM. Hasil
uji pearson juga diperoleh nilai r sebesar 0,684 yang artinya pengaruh antara
variabel lingkungan terhadap keberhasilan program STBM memiliki keeraatan
yang kuat dengan arah pengaruh yang positif.
Hal tersebut sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Conyer dan
Hills (1997) yang menyatakan bahwa setiap perencanaan tidak dapat dipisahkan
dari faktor lingkungan, baik lingkungan politik, sosial, ekonomi. Faktor lingkungan
itu sendiri akan mempengaruhi sebuah perencanaan dari aspek metoda serta isi
rencana tersebut. Pengaruh faktor lingkungan juga diutarakan oleh Waterston
dalam Otenyo dan Nancy (2006) yang menyatakan bahwa sebaik apapun
sebuah perencanaan tidak akan memberikan kontribusi yang baik bagi sebuah
negara tanpa adanya komitmen politik
Pengaruh Variabel SDM terhadap Variabel Keberhasilan Program STBM
Dari hasil analisis didapatkan bahwa terlihat garis prediksi bergerak ke arah
kanan atas yang dapat diartikan bahwa semakin dipertimbangkan variabel SDM
dalam proses perencanaan program STBM maka keberhasilan program STBM
akan semakin meningkat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi
pearson diperoleh hasil nilai p sebesar 0,003 yang artinya ada pengaruh antara
variabel SDM terhadap keberhasilan program STBM. Hasil uji pearson juga
diperoleh nilai r sebesar 0,624 yang artinya pengaruh variabel SDM terhadap
keberhasilan program STBM memiliki keeraatan yang kuat dengan arah
pengaruh yang positif.
Hasil uji statistik diatas sesuai dengan apa yang disampaikan oleh
Kartasasmita (1997) yang menyatakan bahwa selama ini kelemahan yang terjadi
pada negara-negara berkembang dalam melaksanakan pembangunannya
adalah karena ketiadaan SDM baik secara kualitas ataupun kuantitasnya. Untuk
itu perlu dipersiapkan SDM yang berkualitas dengan peningkatan kapasitas dari
-
7/23/2019 06.-Teguh-priatno
11/16
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar,Imam Hanafi
1048
SDM itu sendiri. Selanjutnya hasil penelitian ini mendukung dan sejalan dengan
penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Wahyuni (2012); Purwita (2013);
Symond (2006) yang memaparkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
perencanaan program dipengaruhi oleh faktor SDM.
Pengaruh Variabel Regulasi terhadap Variabel Keberhasilan Program STBM
Dari hasil analisis terlihat bahwa garis prediksi bergerak ke arah kanan atas
yang dapat diartikan bahwa semakin dipertimbangkan variabel regulasi dalam
proses perencanaan program STBM maka keberhasilan program STBM akan
semakin meningkat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi rank
spearmann diperoleh hasil nilai p sebesar 0.012yang artinya ada pengaruh
antara variabel regulasi terhadap keberhasilan program STBM. Hasil uji rankspearmann juga diperoleh nilai sebesar 0.552yang artinya pengaruh antara
variabel regulasi terhadap keberhasilan program STBM memiliki keeraatan yang
sedang dengan arah pengaruh yang positif
Sedangkan menurut Rahmani ( 2011) dalam penelitiannya tentang faktor
penghambat dari perencanaan program sanitasi di Kota Batu salah satunya
adalah faktor aturan atau regulasi. Sedangkan menurut Edward III (1980:11)
menyatakan bahwa pelaksana dapat terhambat oleh struktur organisasi di mana
mereka melayani. Terdapat dua karakteristik yang menonjol dari birokrasi,
regulasi (SOP) dan fragmentasi.
Pengaruh Variabel Iptek terhadap Variabel Keberhasilan Program STBM
Dari hasil analisis terlihat garis prediksi bergerak ke arah kanan atas
yang dapat diartikan bahwa semakin dipertimbangkan variabel IPTEK dalam
proses perencanaan program STBM maka keberhasilan program STBM akan
semakin meningkat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi rank
spearmann diperoleh hasil nilai p sebesar 0.019yang artinya ada pengaruhantara variabel IPTEK terhadap keberhasilan program STBM. Hasil uji rank
spearmann juga diperoleh nilai sebesar 0.520yang artinya pengaruh antara
variabel IPTEK terhadap keberhasilan program STBM memiliki keeratan yang
sedangdengan arah pengaruh yang positif
Dijaman yang semakin maju sekarang ini, semua berkembang sangat
pesat sekali salah satu nya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Untuk menggapai informasi yang diperlukan, saat ini kita tidak perlu
bersusah payah lagi karena kemudahan akan akses informasi secara global
-
7/23/2019 06.-Teguh-priatno
12/16
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
1049
yang tentunya dipermudah dengan adanya teknologi yang sangat maju. Dalam
kaitannya dengan perencanaan program, bahwa untuk dapat menghasilkan
sebuah perencanaan pembangunan yang baik salah satu faktor yang harus
diperhatikan adalah masalah ilmu pengetahuan dan teknologi (Riyadi, 2004).
Pengaruh Variabel Lingkungan terhadap Variabel Keberhasilan ProgramSTBM
Dari hasil alisis terlihat garis prediksi bergerak ke arah kanan atas yang dapat
diartikan bahwa semakin dipertimbangkan variabel pendanaan dalam proses
perencanaan program STBM maka keberhasilan program STBM akan semakin
meningkat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi rank spearmann
diperoleh hasil nilai p sebesar 0,001 yang artinya ada pengaruh antara variabel
pendanaan terhadap keberhasilan program STBM. Hasil uji rank spearmannjuga
diperoleh nilai sebesar 0,701 yang artinya pengaruh antara variabel pendanaan
terhadap keberhasilan program STBM memiliki keeraatan yang kuat dengan arah
pengaruh yang positif
Pentingnya faktor pendanaan terhadap program pembangunan
disampaikan oleh Akhirani (2004) yang menyatakan adanya keterkaitan antara
faktor pendanaan dengan pembangunan kesehatan. Besarnya alokasi dana
merupakan salah satu unsur strategis dalam pembangunan kesehatan.Tersedianya sejumlah dana tertentu dan pemanfaatan yang baik dari alokasi
dana tersebut serta efisien dalam penggunaan akan mendukung suksesnya
pembangunan kesehatan.
Pengaruh Variabel Lingkungan, SDM, Regulasi, Iptek dan PendanaanSecara Bersama-sama terhadap Keberhasilan Program STBM.
Berdasarkan tabel 5.36 tersebut, didapatkan nilai R square sebesar 0.577
yang berarti dari kelima variabel bebas (lingkungan, SDM, sistem, iptek dan
pendanaan) dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 57,7% sedangkansisanya dijelaskan oleh variabel lain. Dari hasil uji statisitik (Anova) didapatkan p
value= 0.022 yang berarti persamaan garis regresi secara keseluruhan sudah
signifikan.
Untuk mengetahui variabel mana yang paling besar pengaruhnya dapat
dilihat dari nilai Beta pada hasil uji regresi diatas. Pada kolom tersebut terlihat
bahwa variabel lingkungan memiliki pengaruh yang paling besar dengan nilai
Beta 0.322 dan variabel yang paling kecil pengaruhnya adalah variabel SDM
yaitu sebesar 0.134
-
7/23/2019 06.-Teguh-priatno
13/16
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar,Imam Hanafi
1050
Merujuk pada hasil analisa tersebut maka dapat dinyatakan bahwa hasil
pengujian dalam penelitian ini adalah terdapat cukup bukti untuk menolak Ho
dan menerima Ha atau dapat dipaparkan sebagai berikut: variabel lingkungan,
SDM, regulasi, iptek dan pendanaan berpengaruh secara bersama-sama
terhadap keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya.
Dari tabel hasil uji regresi diatas juga dapat disimpulkan bentuk
persamaan regresi yang dihasilkan yaitu:
Y=0.453X1+0.143X2+0.118X3+0.230X4+0.105X5
Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas, dikarenakan
pilihan jawaban sama-sama tidak memiliki satuan, maka perubahan variabel
bebas akan proporsional dengan perubahan variabel terikat. Akibatnya tidak ada
nilai konstanta (nilai tetap) yang digunakan (kolom Unstandardized Coefficients,
kolom B). Diperoleh juga nilai koefisien masing-masing variabel bebas, yang
bernilai positif. Hal ini berarti apabila terjadi peningkatan pada variabel
lingkungan, SDM, regulasi, Iptek dan pendanaan akan berpengaruh pada
keberhasilan program STBM.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat sebagaimana diteorikan oleh
Riyadi (2004) yang menyatakan ada pengaruh variabel lingkungan, sumber daya
manusia, regulasi, IPTEK dan pendanaan terhadap keberhasilan program STBM
di Kota Tasikmalaya. Selain itu Conyers dan Hills (1990) juga yang menyatakan
pentingnya faktor Sumber daya manusia dalam proses perencanaan. Selain itu
juga dengan apa yang disampaikan oleh Kunarjo (2002) bahwa semakin baik
pemanfaatan potensi sumber daya yang ada maka semakin baik pulalah
perencanaan yang dihasilkan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembuktian hipotesis yang telah diuraikan
dalam pembahasan, maka penelitian ini dapat menyimpulkan beberapa hal,
antara lain:
1. Keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya secara umum belum sesuai
dengan target yang telah ditetapkan. Hanya ada beberapa puskesmas yang
termasuk katagori berhasil dalam program STBM
2. Keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya dapat dikatagorikan cukup
berhasil berdasarkan atas pencapaian target yang telah ditentukan
berdasarkan atas kriteria-kriteria pencapaian yang ada
-
7/23/2019 06.-Teguh-priatno
14/16
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
1051
3. Responden setuju untuk mempertimbangkan faktor lingkungan, sumber daya
manusia, regulasi, Iptek dan pendanaan dalam mendukung keberhasilan
program STBM di Kota Tasikmalaya.
4. Hubungan antara faktor lingkungan sumber daya manusia, regulasi, Iptek dan
pendanaan terhadap keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya
adalah:
a. Terdapatpengaruh yang signifikandarivariablelingkungan dengan
keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya (tingkat keeratan
termasuk kategori kuat).
b. Terdapatpengaruh yang signifikandarivariablesumber daya manusia
dengan keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya (tingkat
keeratan termasuk katagori sedang).
c. Terdapatpengaruh yang signifikandari variableregulasi dengan
keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya (tingkat keeratan
termasuk kategori sedang).
d. Terdapatpengaruh yang signifikandarivariabel IPTEK dengan
keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya (tingkat keeratan
termasuk kategori sedang).
e. Terdapatpengaruh yang signifikandarivariablependanaan dengan
keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya (tingkat keeratan
termasuk katagori kuat).
5. Terdapat pengaruhsignifikan dari variabel faktor lingkungan, sumber daya
manusia, regulasi, Iptek dan pendanaan secara bersama-sama terhadap
keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya
6. Variabel lingkungan adalah variabel yang paling dominan berpengaruh
terhadap keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya.
SARAN
a. Pemerintah Kota Tasikmalaya perlu merencanakan program pembangunan
dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pembangunan seperti faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi,
Iptek dan pendanaan untuk meningkatkan keberhasilan sebuah program
pembangunan.
b. Pada peneltian ini ada beberapa faktor yang berpengaruh sangat signifikan
dan memiliki tingkat keeratan yang kuat terhadap keberhasilan program
STBM seperti faktor lingkungan dan pendanaan yang sebaiknya dapat
-
7/23/2019 06.-Teguh-priatno
15/16
-
7/23/2019 06.-Teguh-priatno
16/16
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
1053
Singarimbun, Masridan Sofian Effendi, 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta:LP3ES
Tjokroamidjojo, Bintoro. 1988. Pengantar Administrasi Pembangunan. LP3ESJakarta
Todaro, Michael P, 1994, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, PT.GeloraAksara Pertama, Jakarta
Wahyuni, Sri, dkk. 2012 .Implementasi Kebijakan Pembangunan dan PenataanSanitasi Perkotaan Melalui Program Sanitasi Lingkungan BerbasisMasyarakat DI KabupatenTulungagung, Jurnal Ilmu Lingkungan ProgramPasca Sarjana UNDIP, Volume 10 (Isse 2):111-122.