06.-teguh-priatno

Upload: vinaanggraini

Post on 12-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 06.-Teguh-priatno

    1/16

    1038

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBERHASILANPROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI KOTA

    TASIKMALAYA

    Teguh Priatno1, Soesilo Zauhar2, Imam Hanafi3

    Abstrak

    Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah adanya target yang harusdicapai oleh Indonesia secara umum dan khususnya Pemerintah KotaTasikmalaya yang berkaitan dengan masalah sanitasi pada Tahun 2015.

    Adanya fakta empiris bahwa hampir pada sebagian besar puskesmas diKota Tasikmalaya belum melakukan kegiatan perencanaan program yangbaik. Secara teoritis diketahui perlunya sebuah perencanaan yang harusdilakukan untuk dapat menghasilkan program pembangunan yang berhasil.Untuk menunjang keberhasilan dari program pembangunan maka harusdiperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunanyang juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi sebuahperencanaan yaitu faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, ilmupengetahuan dan teknologi serta faktor pendanaan. Tujuan dari penelitianini adalah ingin mengetahui pengaruhi faktor lingkungan, sumber dayamanusia, regulasi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta faktor pendanaanterhadap keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya baik secarabersama-sama maupun secara parsial.Metoda penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah metoda kuantitatif dengan jenis penelitian nyaadalah explanasi (penjelasan). Analisis data yang dipergunakan dengananalisis regresi berganda serta korelasi.Dari hasil penelitian diketahui bahwafaktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, ilmu pengetahuan danteknologi serta faktor pendanaan memiliki pengaruh baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap keberhasilan program STBM di Kota

    Tasikmalaya. Variabel bebas dalam penelitian ini dapat menjelaskanvariabel terikat sebesar 57,7% dengan tingkat keeratan hubungan antaravariabel bebas dengan variabel terikat adalah kuat. Faktor lingkunganberdasarkan nilai Beta menunjukkan angka tertinggi yang dapat dinyatakanbahwa faktor lingkungan memiliki pengaruh paling kuat terhadapkeberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya.

    Kata Kunci: Keberhasilan pembangunan, perencanaan, program STBM

    Abstract

    The background ofthis study wasthe presence oftargets to be achieved byIndonesiain general and inparticular the City of Tasikmalaya related tosanitation problems in the year 2015. There is an empirical fact that almost

    the majority of health centers inTasikmalaya have not donea good programplanning activities. Theoretically known to need a plan to do tobe abletoproduce asuccessful development program. Tosupport the successof thedevelopment programs hould be considered factors that influence thesuccess of the developmen twhichis also the factors that affect aplan thaenvironmental factors, human resources, regulation, scienceand technologyand financial factors. The purpose of this study was to determine influence ofenvironmental factors, human resources, regulation, science andt echnologyas well as funding for program succes sfactors STB MinTasikmalayaeitherjointly or partially. The research methodused in this researc hisquantitative method with the type of research it is explanasi (explanation).

    1

    Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Program Studi Magister Administrasi Publik, Universitas Brawijaya23Dosen Fakultas Ilmu Administrasi, Jurusan Administrasi Publik, Universitas Brawijaya

  • 7/23/2019 06.-Teguh-priatno

    2/16

  • 7/23/2019 06.-Teguh-priatno

    3/16

    Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar,Imam Hanafi

    1040

    terhadap hasil sebuah pembangunan, sehingga sering kali pula sanitasi

    terpinggirkan dibandingkan urusan-urusan yang lain.

    Seperti diketahui, akibat sanitasi yang buruk, suatu negara dapat

    mengalami kerugian keuangan yang besar. Kerugian tersebut dapat mencapai

    Rp.56 triliun per tahun. Selain itu, akibat sanitasi yang buruk juga dapat

    menyebaban tingginya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan per orang per

    tahun yaitu Rp.139.000,- atau apabila dikalkulasi seca cara nasional biaya

    kesehatan yang harus dikeluarkan mencapai 31 Triliun rupiah (Dinkes Jabar,

    2013).

    Begitu besarnya dampak yang ditimbulkan akibat sanitasi yang buruk

    mengakibatkan permasalahan sanitasi tidak hanya menjadi permasalahan biasa

    tetapi telah menjadi permasalahan yang luar biasa sehingga hal tersebut turut

    mendorong sanitasi menjadi isu-isu yang strategis dalam pembangunan. Isu-isu

    strategis tentang pembangungan sanitasi tersebut tidak hanya berkembang

    dalam lingkup nasional saja tetapi juga menjadi isu yang hangat di dunia

    internasional yang salah satunya adalah mengakibatkan lahirnya kesepakatan

    dari banyak negara di dunia pada Tahun 2000 yaitu kesepakatan Millenium

    Development Goals (MDGs). Ada 8 butir kesepakatan di dalam MDGs dimana

    salah satunya adalah kesepakatan tentang environemnt sustainabilityyang terdiri

    dari beberapa point dimana salah satu point nya berkaitan dengan sanitasi.

    Berdasarkan data statistik, akses sanitasi dasar di Indonesia sampai

    dengan Tahun 2013 baru mencapai 57,8%. Dari hasil perhitungan BPS tahun

    2010 juga menunjukkan bahwa data nasional pada tahun 2009 untuk cakupan

    pelayanan air minumadalah sebagai berikut: perkotaan dan perdesaan sebesar

    47,71% (110,39 juta jiwa); 1) perkotaan sebesar 49,82% (62,48 juta jiwa); dan 2)

    perdesaan sebesar 45,72% (48,45 juta jiwa). 3).Untuk mencapai target pada

    MDGs 2015, masih dibutuhkan 21,16% untuk perkotaan dan perdesaan, atau

    25,47% untuk perkotaan dan sebesar 20,69% untuk target perdesaan.

    Untuk melakukan percepatan terhadap pencapaian target yang telah

    ditentukan, salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan

    mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kepmenkes

    RI) No. 852 Tahun 2008 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

    Melalui keputusan inilah kemudian menjadikan STBM sebagai program nasional

    dan merupakan salah satu sasaran utama dalam RPJMN 2010-2014 (Dinkes

    Provinsi Jabar, 2013 h.2).

  • 7/23/2019 06.-Teguh-priatno

    4/16

    Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014

    1041

    STBM adalah sebuah metoda dalam meningkatkan kualitas sanitasi

    masyarakat dengan meningkatkan kepedulian masyarakat akan sanitasi melalui

    metode pemicuan. STBM terdiri dari 5 (lima) pilar yaitu menghentikan buang air

    besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum rumah

    tangga yang tepat, pengelolaan limbah cair, pengelolaan sampah rumah tangga

    yang tepat. Kelima pilar inilah yang secara bertahap mulai dilaksanakan

    progamnya diseluruh daerah di Indonesia.

    Dari hasil evaluasi pelaksanaan program STBM di Kota Tasikmalaya pada

    Tahun 2013, dilihat dari hasil pencapaian yang didapat memang belum sesuai

    dengan target yang telah ditetapkan yaitu baru mencapai 36,20% masyarakat

    yang memiliki akses terhadap sanitasi layak dari target MDGs yaitu sebesar

    76,8% untuk daerah perkotaan, sedangkan untuk akses air minum layak

    mencapai 34,90% dari target MDGs perkotaan yaitu sebesar 75,29%. (Dinas

    Kesehatan Kota Tasikmalaya, 2013).

    Apabila kita lihat lebih dalam lagi khususnya di lingkup Dinas Kesehatan

    Kota Tasikmalaya, dari hasil laporan pembinaan dan monitoring tahunan yang

    dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya pada puskesmas yang ada di

    Kota Tasikmalaya diketahui bahwa lebih dari 50% petugas puskesmas tidak

    membuat perencanaan (dokumen perencanaan) kegiatan khususnya untuk

    program STBM, baik perencanaan tahunan ataupun perencanaan bulanan

    termasuk perencanaan STBM. Selain tidak adanya perencanaan, lebih dari 90%

    puskesmas tidak menganggarkan secara khusus untuk kegiatan STBM. Dari sisi

    sumber daya manusia, ada 10% puskesmas yang tidak memiliki sumber daya

    sanitarian (ahli sanitasi)

    Pentingnya program perencanaan yang baik untuk menunjang

    keberhasilan program pembangunan disampaikan oleh Sanjaya ( 2013) pada

    penelitiannya tentang Evaluasi Pelaksanaan Program PAMSIMAS Tahun 2009-

    2010 di Kabupaten Grobogan dimana dari hasil penelitiannya didapatkan hasil

    bahwa adanya kegagalan dalam penerapan program PAMSIMAS karena adanya

    kesalahan dalam proses perencanaan, pelaksanaan pembangunan hingga

    pengelolaan program PAMSIMAS.

    Berbicara tentang perencanaan program pembangunan dan hubungannya

    dengan keberhasilan program pembangunan, maka tentunya kita harus

    mengetahui faktor-faktor apa saja mempengaruhi keberhasilan program

    pembangunan tersebut. Riyadi (2004) dalam buku nya tentang perencanaan

  • 7/23/2019 06.-Teguh-priatno

    5/16

    Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar,Imam Hanafi

    1042

    pembangunan daerah, menyatakan bahwa untuk mencapai keberhasilan

    program pembangunan, maka kita harus memperhatikan faktor-faktor yang

    mempengaruhi keberhasilan kegiatan pembangunan yaitu faktor lingkungan,

    faktor sumber daya manusia, faktor sistem, faktor iptek dan faktor pendanaan

    Dengan mengacu pada latar belakang yang telah dituliskan diatas dan

    perumusan masalah sebagaimana telah dikembangkan oleh peneliti, maka yang

    menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

    1. Menggambarkan faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, iptek dan

    pendanaan terhadap keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis

    Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya.

    2. Menggambarkan keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

    (STBM) di Kota Tasikmalaya.

    3. Mengetahui pengaruh faktor-faktor lingkungan, sumber daya manusia,

    regulasi, iptek dan pendanaan secara bersama-sama dengan keberhasilan

    Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya.

    4. Mengetahui pengaruh faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, iptek

    dan pendanaan secara parsial dengan keberhasilan Program Sanitasi Total

    Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya

    METODE PENELITIAN

    Metoda yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Sedangkan

    jenis penelitian yang dipergunakan adalan expalanasi atau penjelasan karena

    melakukan penjelasan tentang hubungan antara variabel serta dilakukannya

    pengujian hipotesis (Singarimbun, 1989 h.5)

    Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh petugas sanitarian puskesmas

    yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya sebanyak 20 puskesmas. Dari data yang

    ada, tiap-tiap puskesmas di wilayah Kota Tasikmalaya terdiri atas 1 (satu) orang

    petugas sanitarian sehingga apabila dijumlahkan maka total populasi dalam

    penelitian ini adalah 20 orang sanitarian.Alasan yang mendasari penetapan

    petugas sanitarian sebagai populasi dalam penelitian ini adalah bahwa

    perencanaan program STBM di Kota Tasikmalaya disusun oleh puskesmas dan

    dilakukan oleh petugas sanitarian puskesmas yang bertanggung jawab terhadap

    pelaksanaan kesehatan lingkungan di wilayah kerja masing-masing, dimana

    salah satu program utama yang menjadi tanggung jawabnya adalah program

    STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat).

  • 7/23/2019 06.-Teguh-priatno

    6/16

    Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014

    1043

    Dalam penelitian ini, jumlah populasi yang ada sebanyak 20 orang

    sanitarian yang menunjukkan jumlah yang kecil, oleh karena itu, dalam penelitian

    ini, seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai sampel penelitian.

    Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat,

    penelitian dilaksanakan pada seluruh puskesmas yang ada di Kota Tasikmalaya.

    Metoda Pengumpulan Data

    Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan

    teknik sebagai berikut:

    1) Kuesioner atau angket, yang diberikan kepada responden dalam penelitian ini

    sanitarian puskesmas yang berjumlah 20 orang.

    2) DokumentasiDalam penelitian ini teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan

    dokumen-dokumen pendukung perencanaan program STBM yang ada di

    puskesmas, pencapaian kinerja program STBM serta dokumen lainnya seperti

    profil Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, profil puskesmas, RPJMD Kota

    Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya dalam angka dan profil Kota Tasikmalaya.

    Analisis Data

    Untuk mengetahui pengaruh secara bersama dari variabel bebas terhadap

    variabel terikat maka dipergunakan analisis regresi berganda. Sedangkan untuk

    mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel

    terikat maka dipergunakan analisis korelasi.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Variabel Lingkungan

    Dari 20 responden yang menjawab kuesioner tentang pertanyaan variabel

    lingkungan, sebanyak 13 orang responden (65.0%) cukup mempertimbangkanvariabel lingkungan dalam perencanaan program STBM, 7 orang responden

    (35.0%) mempertimbangkan variabel lingkungan dalam proses perencanaan

    program STBM, dan tidak ada responden yang tidak mempertimbangkan faktor

    lingkungan dalam proses perencanaan program STBM (0 %).

    Pada item pertanyaan berkaitan dengan lingkungan, jawaban responden

    yang paling banyak muncul adalah berkaitan dengani nteraksi antar masyarakat.

    Responden memperkirakan bahwa pencapaian program STBM tidak hanya

    dapat berhasil karena interaksi petugas kesehatan dengan masyarakat tetapi

  • 7/23/2019 06.-Teguh-priatno

    7/16

    Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar,Imam Hanafi

    1044

    yang utamanya juga adalah bagaimana antar masyarakat melakukan interaksi

    sosial yang berkaitan dengan program STBM yang pada akhirnya akan dapat

    mempercepat keberhasilan program STBM itusendiri. Hal ini sesuai dengan apa

    yang disampaikan oleh Riyadi (2004) yang menyatakan bahwa dari proses

    interaksi sosial yang ada dimasyarakat inilah kemudian lahir nilai-nilai yang

    menjadi budaya didalam masyarakat tersebut.

    Sedangkan berkaitan dengan pertanyaan tentang lingkungan politik,

    jawaban yang paling sering muncul dari responden adalah tentang dukungan

    dari stake holder. Hal tersebut menjadi penting bagi responden diduga karena

    para stake holder tidak mendukung akan program STBM maka akan terjadi

    kesulitan dalam hal dukungan pelaksanaan dan juga penganggaran kegiatan.

    Selain itu, dengan adanya dukungan dari stake holder maka akan lebih

    memudahkan dalam akselerasi program kegiatan baik di masyarakat ataupun

    dalam level pemerintahan. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan

    Tjokroamidjojo (1988) yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara

    lingkungan politik dengan pembangunan dimana salah satunya dalam hal

    komitmen dari elit kekuasaan atau elit pemerintah terhadap proses

    pembangunan.

    Variabel SDM

    Dari 20 orang responden yang menjawab kuesioner tentang pertanyaan

    variabel SDM, responden yang termasuk ke dalam katagori mempertimbangkan

    variabel SDM dalam proses perencanaan program STBM sebanyak 4 orang

    responden (20.0%), kategori yang cukup mempertimbangkan variabel SDM

    dalam perencanaan program STBM sebanyak 15 orang responden (75.0%) dan

    yang tidak mempertimbangkan variabel SDM dalam perencanaan program

    STBM sebanyak 1 orang responden (5.0%).

    Pentingnya pengaruh faktor SDM menurut Conyers dan Hill (1984) adalah

    karena faktor sumberdaya manusia itu sangat diperlukan baik dari sisi kuantitas

    maupun kualitas. Sumber daya yang baik dalam hal ini SDM dapat diterjemahkan

    sebagai SDM yang memiliki kinerja yang baik, memiliki motivasi yang tinggi serta

    memiliki etos kerja dan dalam sisi kuantitas SDM tersebut memenuhi criteria dan

    jumlahnya sesuai dengan proporsi dan beban kinerja yang diperlukan untuk di

    masing-masing daerah..

  • 7/23/2019 06.-Teguh-priatno

    8/16

    Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014

    1045

    Variabel Regulasi

    Dari 20 orang responden yang menjawab kuesioner tentang pertanyaan

    variabel regulasi, sebagian besar responden termasuk dalam kategori cukup

    mempertimbangkan variabel regulasi dalam proses perencanaan program

    STBM, sisanya sebanyak 5 orang responden (25.0%) masuk dalam kategori

    yang mempertimbangkan dan 1 orang responden (5.0%) yang masuk dalam

    kategori tidak mempertimbangkan variabel regulasi dalam perencanaan program

    STBM sebanyak.

    Menurut Khoiridiyah (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi proses

    perencanaan salah satunya adalah faktor regulasi atau aturan. Sedangkan

    menurut Rahman ( 2011) dalam penelitiannya tentang faktor penghambat dari

    perencanaan program sanitasi di Kota Batu salah satunya adalah faktor aturan

    atau regulasi. Sedangkan menurut Edward III (1980:11) menyatakan bahwa

    pelaksana dapat terhambat oleh struktur organisasi di mana mereka melayani.

    Terdapat dua karakteristik yang menonjol dari birokrasi, standar operasional

    prosedur (SOP) dan fragmentasi. Yang menjadi aturan yang paling berperan

    berkaitan dengan program STBM ini adalah adanya Keputusan Menteri

    Kesehatan no 852 Tahun 2008 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

    (STBM).

    Variabel Iptek

    Dari 20 orang responden yang menjawab kuesioner tentang pertanyaan

    variabel IPTEK, yang termasuk kedalam katagori mempertimbangkan variabel

    IPTEK sebanyak 4 orang responden (20.0%), yang cukup mempertimbangkan

    variabel IPTEK dalam perencanaan program STBM sebanyak 14 orang

    responden (70%) dan yang tidak mempertimbangkan variabel IPTEK dalam

    perencanaan program STBM sebanyak 2 orang responden (10.0%).

    Dalam kaitannya dengan perencanaan program, bahwa untuk dapat

    menghasilkan sebuah perencanaan pembangunan yang baik salah satu faktor

    yang harus diperhatikan adalah masalah ilmu pengetahuan dan teknologi

    (Riyadi, 2004)

    Variabel Pendanaan

    Dari 20 orang responden yang menjawab kuesioner tentang pertanyaan

    variabel pendanaan, yang termasuk kedalam katagori mempertimbangkan

    variabel pendanaan sebanyak 4 orang responden (20.0%), yang cukup

  • 7/23/2019 06.-Teguh-priatno

    9/16

    Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar,Imam Hanafi

    1046

    mempertimbangkan variabel pendanaan dalam perencanaan program STBM

    sebanyak 15 orang responden (75.0%) dan yang tidak mempertimbangkan

    variabel pendanaan dalam perencanaan program STBM sebanyak 1 orang

    responden (5.0%).

    Faktor pendanaan merupakan faktor yang harus ada untuk membiayai

    sebuah aktivitas termasuk perencanaan pembangunan dengan adanya

    kepastian adanya sumber dana dapat memberikan jaminan akan terlaksananya

    perencanaan tersebut (Riyadi, 2004).

    Keberhasilan Program STBM di Kota Tasikmalaya

    Dari 20 puskesmas yang disurvey tingkat keberhasilan program STBM

    nya, yang termasuk dalam katagori berhasil dalam program STBM nya ada 3

    puskesmas (15%), yang termasuk kedalam katagori cukup berhasil ada 11

    puskesmas (55.00%) dan yang termasuk dalam katagori tidak berhasil dalam

    program STBM sebanyak 6 puskesmas (30.00%). Kalau melihat dari tingkat

    keberhasilan, baru 3 puskesmas yang termasuk katagori berhasil, hal ini dapat

    dimungkinkan karena program STBM itu sendiri baru mulai secara intensif

    dilaksanakan di Kota Tasikmalaya sejak Tahun 2013 sehingga terhitung masih

    sangat baru sekali dibandingkan dengan kota-kota lainnya.

    Masih banyak nya puskesmas di Kota Tasikmalaya yang belum

    menunjukkan hasil program STBM yang memenuhi target karena secara garis

    besar masih lemahnya komitmen dari pemerintah daerah Kota Tasikmalaya

    khususnya berkaitan dengan anggaran dan penguatan kelembagaan. Selama ini

    program yang berkaitan dengan sanitasi lebih diarahkan kepada pembangunan

    yang bersifat infrastruktur atau fisik yang sebenarnya selama ini tidak

    membuahkan hasil yang maksimal.

    Program sanitasi yang selama ini dibuat seringkali menjadi sia-sia dan

    tidak bertahan lama. Pemerintah Kota Tasikmalaya lebih banyak

    menggelontorkan anggaran kepada masyarakat dalam bentuk pengadaan

    fasilitas sanitasi tetapi kurang memperhatikan aspek keberlanjutan dari fasilitas

    tersebut dan bagaimana membangun masyarakat menjadi pengelola dari fasilitas

    tersebut. Kepedulian yang timbul dari masyarakat pun belum sepenuhnya

    dijadikan fokus dalam meningkatkan level sanitasi di Kota Tasikmalaya.

  • 7/23/2019 06.-Teguh-priatno

    10/16

    Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014

    1047

    Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Secara ParsialPengaruh Variabel Lingkungan terhadap Variabel Keberhasilan ProgramSTBM

    Dari hasil analisis menunjukkan bahwa garis prediksi bergerak ke arah

    kanan atas yang dapat diartikan bahwa semakin dipertimbangkan variabel

    lingkungan dalam proses perencanaan program STBM maka keberhasilan

    program STBM akan semakin meningkat. Hasil uji statistik dengan menggunakan

    uji korelasi Pearson diperoleh hasil pvalue sebesar 0,001 yang artinya ada

    pengaruh antara variabel lingkungan dengan keberhasilan program STBM. Hasil

    uji pearson juga diperoleh nilai r sebesar 0,684 yang artinya pengaruh antara

    variabel lingkungan terhadap keberhasilan program STBM memiliki keeraatan

    yang kuat dengan arah pengaruh yang positif.

    Hal tersebut sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Conyer dan

    Hills (1997) yang menyatakan bahwa setiap perencanaan tidak dapat dipisahkan

    dari faktor lingkungan, baik lingkungan politik, sosial, ekonomi. Faktor lingkungan

    itu sendiri akan mempengaruhi sebuah perencanaan dari aspek metoda serta isi

    rencana tersebut. Pengaruh faktor lingkungan juga diutarakan oleh Waterston

    dalam Otenyo dan Nancy (2006) yang menyatakan bahwa sebaik apapun

    sebuah perencanaan tidak akan memberikan kontribusi yang baik bagi sebuah

    negara tanpa adanya komitmen politik

    Pengaruh Variabel SDM terhadap Variabel Keberhasilan Program STBM

    Dari hasil analisis didapatkan bahwa terlihat garis prediksi bergerak ke arah

    kanan atas yang dapat diartikan bahwa semakin dipertimbangkan variabel SDM

    dalam proses perencanaan program STBM maka keberhasilan program STBM

    akan semakin meningkat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi

    pearson diperoleh hasil nilai p sebesar 0,003 yang artinya ada pengaruh antara

    variabel SDM terhadap keberhasilan program STBM. Hasil uji pearson juga

    diperoleh nilai r sebesar 0,624 yang artinya pengaruh variabel SDM terhadap

    keberhasilan program STBM memiliki keeraatan yang kuat dengan arah

    pengaruh yang positif.

    Hasil uji statistik diatas sesuai dengan apa yang disampaikan oleh

    Kartasasmita (1997) yang menyatakan bahwa selama ini kelemahan yang terjadi

    pada negara-negara berkembang dalam melaksanakan pembangunannya

    adalah karena ketiadaan SDM baik secara kualitas ataupun kuantitasnya. Untuk

    itu perlu dipersiapkan SDM yang berkualitas dengan peningkatan kapasitas dari

  • 7/23/2019 06.-Teguh-priatno

    11/16

    Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar,Imam Hanafi

    1048

    SDM itu sendiri. Selanjutnya hasil penelitian ini mendukung dan sejalan dengan

    penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Wahyuni (2012); Purwita (2013);

    Symond (2006) yang memaparkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

    perencanaan program dipengaruhi oleh faktor SDM.

    Pengaruh Variabel Regulasi terhadap Variabel Keberhasilan Program STBM

    Dari hasil analisis terlihat bahwa garis prediksi bergerak ke arah kanan atas

    yang dapat diartikan bahwa semakin dipertimbangkan variabel regulasi dalam

    proses perencanaan program STBM maka keberhasilan program STBM akan

    semakin meningkat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi rank

    spearmann diperoleh hasil nilai p sebesar 0.012yang artinya ada pengaruh

    antara variabel regulasi terhadap keberhasilan program STBM. Hasil uji rankspearmann juga diperoleh nilai sebesar 0.552yang artinya pengaruh antara

    variabel regulasi terhadap keberhasilan program STBM memiliki keeraatan yang

    sedang dengan arah pengaruh yang positif

    Sedangkan menurut Rahmani ( 2011) dalam penelitiannya tentang faktor

    penghambat dari perencanaan program sanitasi di Kota Batu salah satunya

    adalah faktor aturan atau regulasi. Sedangkan menurut Edward III (1980:11)

    menyatakan bahwa pelaksana dapat terhambat oleh struktur organisasi di mana

    mereka melayani. Terdapat dua karakteristik yang menonjol dari birokrasi,

    regulasi (SOP) dan fragmentasi.

    Pengaruh Variabel Iptek terhadap Variabel Keberhasilan Program STBM

    Dari hasil analisis terlihat garis prediksi bergerak ke arah kanan atas

    yang dapat diartikan bahwa semakin dipertimbangkan variabel IPTEK dalam

    proses perencanaan program STBM maka keberhasilan program STBM akan

    semakin meningkat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi rank

    spearmann diperoleh hasil nilai p sebesar 0.019yang artinya ada pengaruhantara variabel IPTEK terhadap keberhasilan program STBM. Hasil uji rank

    spearmann juga diperoleh nilai sebesar 0.520yang artinya pengaruh antara

    variabel IPTEK terhadap keberhasilan program STBM memiliki keeratan yang

    sedangdengan arah pengaruh yang positif

    Dijaman yang semakin maju sekarang ini, semua berkembang sangat

    pesat sekali salah satu nya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi. Untuk menggapai informasi yang diperlukan, saat ini kita tidak perlu

    bersusah payah lagi karena kemudahan akan akses informasi secara global

  • 7/23/2019 06.-Teguh-priatno

    12/16

    Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014

    1049

    yang tentunya dipermudah dengan adanya teknologi yang sangat maju. Dalam

    kaitannya dengan perencanaan program, bahwa untuk dapat menghasilkan

    sebuah perencanaan pembangunan yang baik salah satu faktor yang harus

    diperhatikan adalah masalah ilmu pengetahuan dan teknologi (Riyadi, 2004).

    Pengaruh Variabel Lingkungan terhadap Variabel Keberhasilan ProgramSTBM

    Dari hasil alisis terlihat garis prediksi bergerak ke arah kanan atas yang dapat

    diartikan bahwa semakin dipertimbangkan variabel pendanaan dalam proses

    perencanaan program STBM maka keberhasilan program STBM akan semakin

    meningkat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi rank spearmann

    diperoleh hasil nilai p sebesar 0,001 yang artinya ada pengaruh antara variabel

    pendanaan terhadap keberhasilan program STBM. Hasil uji rank spearmannjuga

    diperoleh nilai sebesar 0,701 yang artinya pengaruh antara variabel pendanaan

    terhadap keberhasilan program STBM memiliki keeraatan yang kuat dengan arah

    pengaruh yang positif

    Pentingnya faktor pendanaan terhadap program pembangunan

    disampaikan oleh Akhirani (2004) yang menyatakan adanya keterkaitan antara

    faktor pendanaan dengan pembangunan kesehatan. Besarnya alokasi dana

    merupakan salah satu unsur strategis dalam pembangunan kesehatan.Tersedianya sejumlah dana tertentu dan pemanfaatan yang baik dari alokasi

    dana tersebut serta efisien dalam penggunaan akan mendukung suksesnya

    pembangunan kesehatan.

    Pengaruh Variabel Lingkungan, SDM, Regulasi, Iptek dan PendanaanSecara Bersama-sama terhadap Keberhasilan Program STBM.

    Berdasarkan tabel 5.36 tersebut, didapatkan nilai R square sebesar 0.577

    yang berarti dari kelima variabel bebas (lingkungan, SDM, sistem, iptek dan

    pendanaan) dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 57,7% sedangkansisanya dijelaskan oleh variabel lain. Dari hasil uji statisitik (Anova) didapatkan p

    value= 0.022 yang berarti persamaan garis regresi secara keseluruhan sudah

    signifikan.

    Untuk mengetahui variabel mana yang paling besar pengaruhnya dapat

    dilihat dari nilai Beta pada hasil uji regresi diatas. Pada kolom tersebut terlihat

    bahwa variabel lingkungan memiliki pengaruh yang paling besar dengan nilai

    Beta 0.322 dan variabel yang paling kecil pengaruhnya adalah variabel SDM

    yaitu sebesar 0.134

  • 7/23/2019 06.-Teguh-priatno

    13/16

    Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar,Imam Hanafi

    1050

    Merujuk pada hasil analisa tersebut maka dapat dinyatakan bahwa hasil

    pengujian dalam penelitian ini adalah terdapat cukup bukti untuk menolak Ho

    dan menerima Ha atau dapat dipaparkan sebagai berikut: variabel lingkungan,

    SDM, regulasi, iptek dan pendanaan berpengaruh secara bersama-sama

    terhadap keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya.

    Dari tabel hasil uji regresi diatas juga dapat disimpulkan bentuk

    persamaan regresi yang dihasilkan yaitu:

    Y=0.453X1+0.143X2+0.118X3+0.230X4+0.105X5

    Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas, dikarenakan

    pilihan jawaban sama-sama tidak memiliki satuan, maka perubahan variabel

    bebas akan proporsional dengan perubahan variabel terikat. Akibatnya tidak ada

    nilai konstanta (nilai tetap) yang digunakan (kolom Unstandardized Coefficients,

    kolom B). Diperoleh juga nilai koefisien masing-masing variabel bebas, yang

    bernilai positif. Hal ini berarti apabila terjadi peningkatan pada variabel

    lingkungan, SDM, regulasi, Iptek dan pendanaan akan berpengaruh pada

    keberhasilan program STBM.

    Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat sebagaimana diteorikan oleh

    Riyadi (2004) yang menyatakan ada pengaruh variabel lingkungan, sumber daya

    manusia, regulasi, IPTEK dan pendanaan terhadap keberhasilan program STBM

    di Kota Tasikmalaya. Selain itu Conyers dan Hills (1990) juga yang menyatakan

    pentingnya faktor Sumber daya manusia dalam proses perencanaan. Selain itu

    juga dengan apa yang disampaikan oleh Kunarjo (2002) bahwa semakin baik

    pemanfaatan potensi sumber daya yang ada maka semakin baik pulalah

    perencanaan yang dihasilkan.

    SIMPULAN

    Berdasarkan hasil analisis data dan pembuktian hipotesis yang telah diuraikan

    dalam pembahasan, maka penelitian ini dapat menyimpulkan beberapa hal,

    antara lain:

    1. Keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya secara umum belum sesuai

    dengan target yang telah ditetapkan. Hanya ada beberapa puskesmas yang

    termasuk katagori berhasil dalam program STBM

    2. Keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya dapat dikatagorikan cukup

    berhasil berdasarkan atas pencapaian target yang telah ditentukan

    berdasarkan atas kriteria-kriteria pencapaian yang ada

  • 7/23/2019 06.-Teguh-priatno

    14/16

    Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014

    1051

    3. Responden setuju untuk mempertimbangkan faktor lingkungan, sumber daya

    manusia, regulasi, Iptek dan pendanaan dalam mendukung keberhasilan

    program STBM di Kota Tasikmalaya.

    4. Hubungan antara faktor lingkungan sumber daya manusia, regulasi, Iptek dan

    pendanaan terhadap keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya

    adalah:

    a. Terdapatpengaruh yang signifikandarivariablelingkungan dengan

    keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya (tingkat keeratan

    termasuk kategori kuat).

    b. Terdapatpengaruh yang signifikandarivariablesumber daya manusia

    dengan keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya (tingkat

    keeratan termasuk katagori sedang).

    c. Terdapatpengaruh yang signifikandari variableregulasi dengan

    keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya (tingkat keeratan

    termasuk kategori sedang).

    d. Terdapatpengaruh yang signifikandarivariabel IPTEK dengan

    keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya (tingkat keeratan

    termasuk kategori sedang).

    e. Terdapatpengaruh yang signifikandarivariablependanaan dengan

    keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya (tingkat keeratan

    termasuk katagori kuat).

    5. Terdapat pengaruhsignifikan dari variabel faktor lingkungan, sumber daya

    manusia, regulasi, Iptek dan pendanaan secara bersama-sama terhadap

    keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya

    6. Variabel lingkungan adalah variabel yang paling dominan berpengaruh

    terhadap keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya.

    SARAN

    a. Pemerintah Kota Tasikmalaya perlu merencanakan program pembangunan

    dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

    pembangunan seperti faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi,

    Iptek dan pendanaan untuk meningkatkan keberhasilan sebuah program

    pembangunan.

    b. Pada peneltian ini ada beberapa faktor yang berpengaruh sangat signifikan

    dan memiliki tingkat keeratan yang kuat terhadap keberhasilan program

    STBM seperti faktor lingkungan dan pendanaan yang sebaiknya dapat

  • 7/23/2019 06.-Teguh-priatno

    15/16

  • 7/23/2019 06.-Teguh-priatno

    16/16

    Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014

    1053

    Singarimbun, Masridan Sofian Effendi, 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta:LP3ES

    Tjokroamidjojo, Bintoro. 1988. Pengantar Administrasi Pembangunan. LP3ESJakarta

    Todaro, Michael P, 1994, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, PT.GeloraAksara Pertama, Jakarta

    Wahyuni, Sri, dkk. 2012 .Implementasi Kebijakan Pembangunan dan PenataanSanitasi Perkotaan Melalui Program Sanitasi Lingkungan BerbasisMasyarakat DI KabupatenTulungagung, Jurnal Ilmu Lingkungan ProgramPasca Sarjana UNDIP, Volume 10 (Isse 2):111-122.