07 bab 7_master plan_akhir pip smg_final
DESCRIPTION
Campus Master PlanTRANSCRIPT
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 1
BAB VII
RENCANA PENGEMBANGAN
7.1. Rencana Zoning
Pengembangan kawasan PIP Semarang Tahun 2014-2034 direncanakan dengan
pengembangan zoning sebagai berikut:
1) Zona Administrasi, Akademik dan Ketarunaan
2) Zona Fasilitas Utama
3) Zona Hunian
4) Zona Fasilitas Penunjang
5) Zona RTH
Gambar 7.1. Rencana Sub-Zona PIP Semarang 2014-2034
A. Zona Administrasi, Akademik dan Ketarunaan
Zona Administrasi, Akademik dan Ketarunaan terdiri dari bangunan Gedung
Direktorat, Gedung Auditorium, Gedung Betelgeuse dan Gedung Pollux. Antar
bangunan-bangunan gedung tersebut dihubungkan dengan koridor untuk
memudahkan hubungan aktivitas administrasi, akademik dan ketarunaan.
Bangunan-bangunan pada zona ini mempunyai ketinggian antara 6 - 8 lantai.
Zona ini dilengkapi dengan RTNH berupa Plaza Upacara dan RTH di depan Plaza
Upacara dan di depan masing-masing Gedung Direktorat, Auditorium dan
Betelgeuse. Untuk melayani mobilitas pada zona ini ke luar disediakan tempat parkir
yang berada pada lantai dasar Gedung Betelgeuse.
Zona
Servis
Fas
Utama
Zona RTH
Zona Administrasi,
Akademik &
Ketarunaan
Zona Hunian
Zona Hunian
Zona
Hunian
Fas
Utama
Fas
Utama
Zona
Servis
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 2
B. Zona Fasilitas Utama
Zona Fasilitas Utama terdiri dari bangunan-bangunan Gedung METI, Gedung INS,
Gedung Agum Gumelar dan Gedung Pasis dan kelompok Lab-lab Bengkel, Bengkel
Ship Analitic dan Engine Hall. Zona Fasilitas Utama ini menyebar disebabkan ada 2
bangunan laboratorium utama yang baru saja selesai dibangun dengan anggaran
Negara dan tidak dapat dihapus, dan telah memiliki fasilitas modern lengkap yaitu
Lab. METI dan Lab. INS (lihat Gambar 6.1).
Untuk menunjang kemudahan zona-zona tersebut sebagai fasilitas utama dan
memperbaiki hubungan fungsi zona lama, maka fungsi laboratorium eksisting yang
semula berada di bagian timur dipindahkan ke bagian barat. Pemindahan lokasi ini
mendekatkan kelompok Lab-lab Bengkel, Bengkel SHP Analitic dan Engine Hall
dengan Lab METI dan Lab Sekoci menjadi satu zona sekalian dengan Gedung Pasis
sebagai tempat Diklat dan Lab Multimedia untuk peserta Diklat Lanjutan.
Pada zona fasilitas utama di bagian utara ini dilengkapi dengan fasilitas parkir mobil
yang berada di bagian Lantai Dasar Gedung Pasis. Di antara Zona fasilitas utama di
sisi utara dengan zona hunian Gedung Asrama Kompi D dan E diberikan barrier
berupa tanaman merambat pada pagar kawat, yang sekaligus berfungsi sebagai RTH
Antara kedua kelompok zona berbeda fungsi. Lahan RTH yang mengelilingi Lab.
METI yang ada pada saat ini tetap dipertahankan.
C. Zona Hunian
Zona hunian terbagi pula menjadi 3 lokasi, yaitu zona hunian di utara, zona hunian di
timur dan zona hunian di selatan kawasan PIP Semarang. Zona hunian di utara
terdiri dari Asrama Kompi D, E dan F (yang terletak di luar lahan PIP Semarang).
Untuk memudahkan hubungan antara Asrama Kompi D,E dengan F dusediakan
jembatan penyeberangan tertutup.
Pada bagian timur zona hunian terdiri dari Gedung Asrama Kompi A, Asrama Kompi
B dan C, dan Asrama Taruni. Asrama Kompi B dan C terhubung dengan koridor
beratap dari sisi timur ke gedung PMMK, Jurusan Nautika, Jurusan Teknika dan
Jurusan KALK. Asrama Kompi A dihubungkan dengan koridor beratap ke Jurusan
Teknika, dari sisi barat ke PMMK, Jurusan Nautika dan Jurusan KALK.
Zona hunian di bagian seatan diperuntukkan bangunan-bangunan Gedung Rusun
Karyawan, Apartemen Pejabat dan Dosen, dan Guest House. Zona ini dilengkapi
dengan parkir mobil dan motor yang disediakan di Lantai Dasar. Dengan KDB yang
lebih kecil dibandingkan dengan eksisting Tahun 2013, diperoleh luasan RTH yang
lebih besar.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 3
D. Zona Fasilitas Penunjang
Zona Fasilitas Penunjang terdiri dari 3 sub zona yang terpisah-pisah pula. Zona
paling utara yaitu Gedung Poliklinik untuk melayani fungsi kesehatan taruna dan
peserta Diklat Pelaut Lanjutan, serta para dosen dan karyawan. Lokasi yang
direncanakan sudah tepat karena berada di antara ketiga fungsi tersebut dengan jarak
yang relative sama.
Zona tengah yaitu Gedung Dapur untuk melayani kebutuhan makan para taruna D-
IV, dan Gedung Menza yaitu pada Lantai 1 untuk ruang makan dan Lantai Dua untuk
Masjid.
Zona ketiga adalah Gedung Garasi kendaraan kantor dan Musholla, selain ruang-
ruang terbuka untuk olah raga.
E. Zona RTH
Zona RTH yang paling luas adalah Lapangan Sepak Bola, selain RTH taman-taman
kecil yang tersebar di sekitar gedung kelompok laboratorium dan disekitar asrama.
Zona RTH ini harus dipertahankan luasannya seluas 28,5% dan bila memungkinkan
ditambah lagi menjadi sesuai dengan target RTH Kawasan Perkotaan.
Rencana peningkatan kualitas RTH meliputi pemanfaatan tanaman yang berfungsi
sebagai pelindung/peneduh, barrier/peredam terhadap kebisingan, penyerap polusi
udara, barrier untuk zona yang harus dipisahkan, pengarah sirkulasi, dan estetika
taman. Rencana pengembangan RTH PIP Semarang mengacu pada Permen PU
Nomor 05/PRT/M/2008 yang diuraikan pada Sub bab Rencana Pengembangan RTH.
7.2. Rencana Arsitektur
Secara keseluruhan tatanan massa bangunan yang direncanakan pada Kawasan
PIP Semarang hingga 20 tahun perencanaan antara Tahun 2014-2034 telah melalui
tahapan diskusi dan pemecahan beberapa masalah yang telah dikemukakan pada Bab IV
sub-Bab 4.2.2 terkait dengan keterbatasan lahan dan eksisting bangunan yang tidak dapat
ditata ulang. Rencana penataan massa arsitektur bangunan dapat dilihat pada Gambar 7.2
di bawah ini dan pada Lampiran Gambar dari Laporan Akhir ini.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 4
Gambar 7.2. Tatanan Massa Bangunan Gedung PIP Semarang 2014-2034
7.2.1. Rencana Sirkulasi Horizontal dan Vertikal, dan Aksesibilitas
Penataan sirkulasi pada rencana Master PIP Semarang Tahun 2014-2034, pintu
masuk utama berada pada sisi barat-tengah Jl. Singosari persis di tengah depan Plaza
Upacara (membuka pintu baru). Pintu keluar utama berada di bagian utara dan selatan
daripada pintu masuk utama yang juga mempertahankan sirkulasi eksisting. Kedua akses
pintu masuk dan keluar ini memudahkan pengunjung agar tidak terlewat untuk mencari
akses masuk dan keluar kompleks PIP Semarang. Disamping itu posisi pintu masuk-
keluar ini memungkinkan untuk menghindari sebagai penyebab kemacetan lalu-lintas
umum. Dari pintu masuk utama ini langsung nampak bagian Plaza Upacara dengan
tulisan “Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang” pada bagian depannya, yang dikelilingi
Gedung Direktorat, Gedung Auditorium, Gedung Jurusan Nautika pada Pollux Baru, dan
Gedung PMMK.
Pada bagian utara terdapat 1 pintu masuk dan keluar untuk peserta Diklat
Lanjutan PASIS yang membedakan pintu masuknya dengan peserta Diklat Pembentukan
(D-IV) ataupun para tamu lainnya. Sedangkan untuk ke area servis melalui 1 pintu keluar-
masuk selatan yang menjadi satu dengan akses pintu masuk ke kompleks perumahan
Apartemen dan Rusun. Pintu masuk selatan ini juga menjadi akses untuk kendaraan bus
masuk-keluar ke garasinya.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 5
Gambar 7.3. Gerbang Utama PIP Semarang 2014-2034
A. Rencana Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraan mobil dan sepeda motor peserta Diklat, mobil bus, taxi dan
mobil dan motor dosen, dan karyawan melalui pintu masuk dan keluar bagian selatan,
menuju ke tempat parkir di bawah Gedung Betelgeuse, digambarkan sebagai berikut:
Gambar 7.4. Sirkulasi Kendaraan pada Pintu Masuk-Keluar Utama PIP Semarang 2014-2034
Untuk peserta Diklat di Gedung PASIS sirkulasi kendaraan ke tempat parkir
mengambil jalur terpendek yaitu melalui pintu utara. Untuk dosen dan karyawan menuju
tempat parkir melalui pintu gerbang terpendek dari selatan. Sedangkan untuk keperluan
PMK disediakan jalur keliling kawasan dengan mengambil rute ke arah Urata memutar
mengelilingi lahan menuju ke selatan dan berbelok ke barat menuju pintu keluar. Untuk
kendaraan servis dapat mengambil rute sebaliknya daripada kendaraan PMK.
PASIS
Dosen, Karyawan
PMK
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 6
1) Rencana Penataan Parkir Kendaraan di Lantai Dasar Bangunan
Berikut ini adalah beberapa gambar untuk standar acuan yang dipakai
untuk ukuran luasan dan tatanan parkir kendaraan di lantai dasar bangunan;
Gambar 7.5. Standar luasan parkir mobil
Gambar 7.6. Denah lantai dasar bangunan betelgeuse
2) Standar Belokan Kendaraan Pemadam Kebakaran dan Bus Kampus
Gambar 7.7. Dimensi dan ukuran mobil unit pemadam kebakaran sedang
Ukuran Min. Lebar = 2,4 meter Zona bebas = 6,1 meter Panjang = 4,8 meter Tinggi min. = 2 meter
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 7
Gambar 7.8. Bentuk dan Luasan jalan untuk manuver kendaraan
Pada gambar 7.8 diatas dapat dilihat luasan lebar belokan kendaraan pemadam
kebakaran/fire appliance adalah sebesar 315 cm, sementara lebar jalan untuk kendaraan
pemadam kebakaran yang direncanakan adalah minimum 350 sampai 400cm sehingga
ukuran ini sudah sangat layak untuk diterapkan.
B. Rencana Sirkulasi Pejalan Kaki
Untuk menggambarkan hubungan ruang pada setiap lantai bangunan dan dari
satu bangunan ke bangunan lainnya dilalui dari koridor pedestrian pada Lantai Dasar lalu
menuju ke tangga atau lift di setiap blok bangunan. Hubungan setiap lantai bangunan
dapat ditunjukkan pada Gambar 7.9 dibawah ini. Sirkulasi bagi Taruna/Taruni di Lantai 1
(Dasar) menghubungkan antara Bangunan Asrama Taruna/Taruni dengan Gedung Kuliah
dan Laboratorium. Untuk kegiatan administrasi akademik dan ketarunaan yang terpisah
pada Gedung Direktorat dan Gedung Auditorium dihubungkan dapat melalui Plaza
Upacara ataupun koridor beratap khususnya pada saat musim hujan. Untuk sirkulasi bagi
peserta Diklat Pasis sirkulasi dari Lantai Dasar parkir Gedung Pasis, peserta Diklat
melalui koridor yang menghubungkan dengan Gedung METI dan Laboratorium Terpadu,
dapat melalui Lantai Dasar Gedung Auditorium lalu melalui Plaza Upacara apabila tidak
hujan, menuju gedung laboratorium lainnya di sebelah selatan yaitu Gedung Agum
Gumelar dan Gedung INS. Sedangkan pada saat hujan dapat melalui koridor beratap yang
telah direncanakan.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 8
Pada Lantai 2 terdapat koridor yang menghubungkan secara horizontal antara
Asrama Kompi C ke Asrama Kompi B ke Menza yang terhubung ke bagian ramp.
Demikian pula dari Asrama Kompi A ke Menza dan ke bagian ramp. Bagian sirkulasi ini
difungsikan terutama untuk jalur evakuasi bagi Taruna yang sakit atau dalam keadaan
darurat.
Pada Lantai 3, 4 dan 5 dan seterusya untuk hubungan horizontal antar bangunan
harus melalui tangga atau lif.
(Lantai Dasar/Lantai I)
Peserta Diklat PASIS
Taruna
Dosen, Karyawan
Tangga/Lif
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 9
Gambar 7.9. Hubungan Horizontal Sirkulasi Pejalan Kaki
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 10
C. Rencana Aksesibilitas bagi Penyandang Cacat
Bagi penyandang cacat, aksesibilitas direncanakan pada bangunan-bangunan
umum lainnya di dalam kawasan selain fungsi hunian Asrama Taruna. Aksesibilitas bagi
penyandang cacat sesuai dengan Permen PU 30/PRT/M/2006, terdiri dari:
1) Ukuran dasar ruang;
Pengguna kursi roda adalah salah satu pokok perhatian terhadap penyediaan
fasilitas untuk para difabel dalam bangunan, oleh karena itu untuk menyediakan
ruang yang sesuai dengan kebutuhan parang pengguna kursi roda maka perlu
mengetahui terlebih dahulu ukuran dan dimensi kursi roda. Berikut ini adalah
standar ukuran kursi roda dan kebutuhan luasan ruang dasar untuk para difabel
atau pengguna kursi roda berdasarkan data yang didapatkan dari Metric
Handbook Architecture,
Gambar 7.10. Ukuran dan dimensi kursi roda umunya
Gambar 7.11. Ukuran luasan rotasi satu kursi roda dengan 3 ukuran yang berbeda
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 11
Gambar 7.12. Luasan putaran kursi roda sebesar 90° dan 180°
2) Jalur pedestrian; bagi penyandang cacat yang dimaksud adalah kecuali Taruna
atau peserta Diklat. Jalur pedestrian ini menjadi satu dengan jalur pedestrian
pengguna biasa. Kebutuhan ruang berpapasan minimum sama dengan lebar
pedestrian yang direncanakan.
Gambar 7.13. Kebutuhan luasan ruang untuk 2 pengguna kursi roda bila berpapasan
3) Area parkir; untuk kendaraan bermotor bagi penyandang cacat disediakan
sebanyak 5% dari kapasitas yang disediakan untuk setiap lahan parkir. Dari lahan
parkir menuju ke Gedung lainnya melalui koridor yang dihubungkan dengan
ramp.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 12
Gambar 7.14. Luasan kebutuhan parkir mobil dan kursi roda
4) Pintu; Lebar pintu keluar dari koridor bagi penyandang cacat harus lebih lebar
daripada koridornya itu sendiri.
Gambar 7.15. Ukuran lebar pintu terhadap luas koridor untuk pindu di koridor/doorway.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 13
Gambar 7.16. Berbagai macam bentuk putaran kursi roda di pintu koridor dan kebutuhan luasannya
5) Ram; disediakan pada area yang mempunyai perbedaan ketinggian lebih dari 1
trap. Untuk ram yang tingginya lebih dari 3 trap diberikan pegangan/railing pada
kedua sisinya.
Gambar 7.17. Kriteria dimensi ram ukuran 2 arah/jalan, lebar untuk 1 arah=900mm.
Gambar 7.18. Tinggi ram terhadap panjangnya dan lebar untuk dua kursi roda secara pas-pasan
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 14
Gambar 7.19. Profil ukuran dan dimensi handrail yang nyaman
Gambar 7.20. Bentuk Handrail yang salah dan ketinggiannya
6) Lif;
Gambar 7.21. Beberapa luasan minimum lift standar
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 15
Ketentuan umum untuk luasan area tunggu sebelum masuk lift tidak kurang dari
150 cmx150cm.
Pintu lift dilengkapi dengan sistem buka tutup otomatis interval waktu untuk
tutup/buka harus lebih dari 20 detik.
Door position Clearance width of door (mm)
Width in the interior of lift cabin (mm)
Dimensions of depth between hind wall and fore wall (mm)
Middle arranged
900 2,100 1,300
Side arranged 900 1,800 1,300ttt
Any where 900 1,400 2,100
900 1,500 1,500
7) Toilet;
Gambar 7.22. Berbagai macam cara perpindahan pengguna kursi roda pada toilet
Gambar 7.23. Luasan ruang toilet
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 16
Gambar 7.24. Ketinggian peralatan di toilet
Gambar 7.25. Beberapa contoh ukuran satandar luasan ruang toilet untuk difabel
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 17
Gambar 7.26. Contoh Perbandingan besaran toilet berkebutuhan khusus (bagian paling kiri) dengan ruang toilet lainnya
8) Pancuran;
Persyaratan
a. Bilik pancuran (showe cubicles) harus memiliki tempat duduk yang lebar
dengan ketinggian disesuaikan dengan cara-cara perilaku memindahkan
badan pengguna kursi roda.
b. Bilik pancuran harus memiliki pegangan rambat (handrail) pada posisi yang
memudahkan pengguna kursi roda bertumpu.
c. Bilik pancuran dilengkapi dengan tombol alarm atau alat pemberi tanda lain
yang bisa dijangkau pada waktu keadaan darurat.
d. Kunci bilik pancuran dirancang dengan menggunakan tipe yang bisa dibuka
dari luar pada kondisi darurat (emergency).
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 18
e. Pintu bilik pancuran sebaiknya menggunakan pintu bukaan keluar.
f. Pegangan rambat dan setiap permukaan atau dinding yang berdekatan
dengannya harus bebas dari elemen-elemen yang runcing atau membahayakan
g. Menggunakan kran dengan sistem pengungkit.
Gambar 7.27. Bilik pancuran dengan tempat duduk dan bak bak penampung
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 19
Gambar 7.28. Bilik pancuran tanpa tempat duduk
9) Wastafel;
Esensi
Fasilitas cuci tangan, cuci muka, berkumur atau gosok gigi yang bisa digunakan
untuk semua orang.
Persyaratan
a. Wastafel harus dipasang sedemikian sehingga tinggi permukaannya dan lebar
depannya dapat dimanfaatkan oleh pengguna kursi roda dengan baik.
b. Ruang gerak bebas yang cukup harus disediakan di depan wastafel.
c. Wastafel harus memiliki ruang gerak di bawahnya sehingga tidak menghalangi
lutut dan kaki pengguna kursi roda.
d. Pemasangan ketinggian cermin diperhitungkan terhadap pengguna kursi roda.
e. Menggunakan kran dengan sistem pengungkit.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 20
Gambar 7.29. Tipe wastafel dengan penutup bawah
Gambar 7.30. Ketinggian wastafel
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 21
Gambar 7.31. Penempatan kran wastafel
Gambar 7.32. Luasan yang dibutuhkan pengguna kursi roda
10) Telepon;
Esensi
Peralatan komunikasi yang disediakan untuk semua orang yang sedang
mengunjungi suatu bangunan atau fasilitas umum.
Persyaratan
a. Telepon umum disarankan menggunakan tombol tekan, harus terletak pada
lantai yang aksesibel bagi semua orang termasuk penyandang cacat, orang tua,
orang sakit, balita dan ibu-ibu hamil.
b. Ruang gerak yang cukup harus disediakan di depan telpon umum sehingga
memudahkan penyandang cacat untuk mendekati dan menggunakan telpon.
c. Ketinggian telepon dipertimbangkan terhadap keterjangkauan gagang telpon
terhadap pengguna kursi roda 80-100 cm.
d. Bagi pengguna yang memiliki pendengaran kurang, perlu disediakan alat
kontrol volume suara yang terlihat dan mudah terjangkau.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 22
e. Bagi tuna rungu sebaiknya disediakan "telepon text", khususnya untuk di
kantor pos, bangunan komersial, dan fasilitas publik lainnya.
f. Bagi tuna netra sebaiknya disediakan petunjuk telpon dalam huruf Braille dan
dilengkapi juga dengan isyarat bersuara (talking sign) yang terpasang di dekat
telpon umum.
g. Panjang kabel gagang telpon harus memungkinkan pengguna kursi roda untuk
menggunakan telpon dengan posisi yang nyaman, dengan ketinggian ± 75 cm.
h. Bilik telepon dapat dilengkapi dengan kursi yang disesuaikan dengan gerak
pengguna dan site yang tersedia.
Gambar 7.33. Telepon dengan gagang di atas
Gambar 7.34. Telepon pada dinding dan Telepon dalam bilik
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 23
i. Perlengkapan dan Peralatan Kontrol;
Esensi
Merupakan perlengkapan dan peralatan pada bangunan yang bisa mempermudah
semua orang (tanpa terkecuali penyandang cacat, orang tua, orang sakit, balita
dan ibu-ibu hamil) untuk melakukan kontrol peralatan tertentu, seperti sistem
alarm, tombol/stop kontak, dan pencahayaan.
Persyaratan-persyaratan
a. Sistem alarm/ peringatan
• Harus tersedia peralatan peringatan yang terdiri dari sistem
peringatan suara (vocal alarms), sistem peringatan bergetar vibrating
alarms) dan berbagai petunjuk serta penandaan untuk melarikan diri
pada situasi darurat .
• Stop kontak harus dipasang dekat tempat tidur untuk mempermudah
pengoperasian sistem alarm, termasuk peralatan bergetar (vibraing
devices) di bawah bantal.
• Semua pengontrol peralatan listrik harus dapat dioperasikan dengan
satu tangan dan tidak memerlukan pegangan yang sangat kencang
atau sampai dengan memutar lengan.
b. Tombol dan stop kontak
Tombol dan stop kontak dipasang pada tempat yang posisi dan tingginya
sesuai dan mudah dijangkau oleh penyandang cacat.
Gambar 7.35. Perletakan pintu dan jendela
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 24
Gambar 7.36. Perletakan peralatan listrik
Gambar 7.37. Perletakan elektronik penunjang
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 25
Gambar 7.38. Perletakan peralatan penunjang lainnya
Gambar 7.39. Alternatif peralatan untuk penyandang cacat
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 26
c. Perabot;
Esensi
Perletakan/penataan lay-out barang-barang perabot bangunan dan furniture
harus menyisakan/memberikan ruang gerak dan sirkulasi yang cukup bagi
penyandang cacat.
Persyaratan
a. Sebagian dari perabot yang tersedia dalam bangunan gedung harus dapat
digunakan oleh penyandang cacat, termasuk dalam keadaan darurat.
b. Dalam suatu bangunan yang digunakan oleh masyarakat banyak, seperti
bangunan pertemuan, konperensi pertunjukan dan kegiatan yang sejenis maka
jumlah tempat duduk aksesibel yang harus disediakan adalah:
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 27
Gambar 7.40. Tinggi meja counter untuk penyandang cacat
Gambar 7.41. Meja bujur sangkar
Gambar 7.42. Meja persegi panjang
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 28
Gambar 7.43. Gambar potongan A-A
Gambar 7.44. Gambar potongan B-B
Gambar 7.45. Tempat tidur tunggal
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 29
Gambar 7.46. Tempat tidur ganda
Gambar 7.47. Potongan A
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 30
Gambar 7.48. Potongan B
Gambar 7.49. Potongan C
Gambar 7.50. Kotak obat-obatan
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 31
d. Rambu dan Marka
Esensi
Fasilitas dan elemen bangunan yang digunakan untuk memberikan informasi,
arah, penanda atau petunjuk, termasuk di dalamnya perangkat multimedia
informasi dan komunikasi bagi penyandang cacat.
Persyaratan
a. Penggunaan rambu terutama dibutuhkan pada:
• Arah dan tujuan jalur pedestrian;
• KM/WC umum, telpon umum;
• Parkir khusus penyandang cacat;
• Nama fasilitas dan tempat;
• Telepon dan ATM.
b. Persyaratan Rambu yang digunakan:
• Rambu huruf timbul atau huruf Braille yang dapat dibaca oleh tuna
netra dan penyandang cacat lain;
• Rambu yang berupa gambar dan simbol sebaiknya dengan sistem cetak
timbul, sehingga yang mudah dan cepat ditafsirkan artinya;
• Rambu yang berupa tanda dan simbol internasional;
• Rambu yang menerapkan metode khusus (misal: pembedaan
perkerasan tanah, warna kontras, dll);
• Karakter dan latar belakang rambu harus dibuat dari bahan yang tidak
silau. Karakter dan simbul harus kontras dengan latar belakangnya,
apakah karakter terang di atas gelap, atau sebaliknya;
• Proporsi huruf atau karakter pada rambu harus mempunyai rasio lebar
dan tinggi antara 3: 5 dan 1:1, serta ketebalan huruf antara 1: 5 dan
1:10;
• Tinggi karakter huruf dan angka pada rambu harus diukur sesuai
dengan jarak pandang dari tempat rambu itu dibaca.
c. Jenis-jenis Rambu dan Marka
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 32
Jenis-jenis Rambu dan Marka yang dapat digunakan antara lain:
• Alarm Lampu Darurat Tuna Rungu, Diletakkan pada dinding diatas
pintu dan lif.
• Audio Untuk Tuna Rungu , Diletakkan di dinding utara-barat-timur-
selatan pada ruangan pertemuan, seminar, bioskop, dll.
• Fasilitas Teletext Tunarungu, diletakkan/digantung pada pusat
informasi di ruang lobby
• Light Sign (papan informasi), Diletakkan di atas loket/informasi pada
ruang lobby, ruang loket/informasi dan di atas pintu keberangkatan
pada ruang tunggu airport bandara, KA, pelabuhan, dan terminal.
• Fasilitas TV Text Bagi Tunarungu, Diletakkan/digantung di atas
loket/informasi pada ruang lobby, atau pada sepanjang koridor yang
dilewati penumpang.
• Fasilitas Bahasa Isyarat (sign language), Diletakkan di loket/informasi,
pos satuan pengaman yang menyediakan komunikasi menggunakan
bahasa isyarat.
d. Lokasi penempatan rambu:
• Penempatan yang sesuai dan tepat serta bebas pandang tanpa
penghalang.
• Satu kesatuan sistem dengan lingkungannya.
• Cukup mendapat pencahayaan, termasuk penambahan lampu pada
kondisi gelap.
• Tidak mengganggu arus (pejalan kaki dll) dan sirkulasi (buka/tutup
pintu, dll).
Gambar 7.51. Simbol aksesibilitas
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 33
Gambar 7.52. Simbol tuna rungu dan tuna daksa
Gambar 7.53. Simbol tuna netra
Gambar 7.54. Simbol telepon dan ramp untuk penyandang cacat
Gambar 7.55. Simbol ram 2 arah dan telepon untuk penyandang cacat
Gambar 7.56. Simbol penunjuk arah
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 34
Gambar 7.57. Alarm lampu darurat tuna rungu
Gambar 7.58. Perletakan lampu sesuai jarak dan sudut pandang
Gambar 7.59. Fasilitas teletext tuna rungu
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 35
Gambar 7.60. Light sing (papan informasi)
Gambar 7.61. Fasilitas tv text tuna rungu
Gambar 7.62. Perletakan rambu sesuai jarak dan sudut pandang
7.2.2. Rencana Pengembangan Bangunan Asrama Taruna
Susunan lay out pengembangan bangunan Asrama Taruna direncanakan sebagai
berikut:
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 36
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 37
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 38
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 39
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 40
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 41
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 42
7.2.3. Rencana Pengembangan Bangunan Direktorat
Susunan lay out pengembangan bangunan Gedung Direktorat direncanakan
sebagai berikut:
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 43
7.2.4. Rencana Pengembangan Bangunan Auditorium
Susunan lay out pengembangan bangunan Auditorium direncanakan sebagai
berikut:
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 44
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 45
7.2.5. Rencana Pengembangan Bangunan Gedung Perkuliahan
Gedung perkuliahan yang direncanakan meliputi Gedung Pasis, Gedung
Betelgeuse, Gedung Pollux Baru dan Gedung untuk kuliah KALK yang ada di dalam
Auditorium Lanyai 2 dan Lantai 3. Adapun rencana penataan ruang-ruangnya adalah
sebagai berikut:
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 46
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 47
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 48
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 49
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 50
7.2.6. Rencana Pengembangan Bangunan Gedung Laboratorium
Gedung laboratorium yang direncanakan akan menyatukan Laboratorium
Navigasi, Laboratorium Engine Hall, dan Laboratirium SHP Analitik di dalam satu
gedung Lantai 3 dengan ketinggian dari lantai ke lantai + 5.00 meter. Adapun rencana
penataan ruang-ruangnya adalah sebagai berikut:
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 51
7.2.7. Rencana Pengembangan Arsitektural Bangunan Gedung
A. Estetika Bangunan (tampilan, skala bangunan, langgam arsitektur)
Bangunan yang dihadirkan, secara umum disesuaikan dengan konsep
bangunan tropis, penggunaan sorsoran sangat terlihat jelas pada tiap lantai bangunan
(terutama asrama) sebagai salah satu perwujudan atau ciri dari arsitektur tropis.
Gambar 7.63. Bangunan asrama kompi D dan E
Skala bangunan disesuaikan dengan peraturan tataguna lahan, kebutuhan
ruang dan proporsi bangunan sekitar dalam site.
Langgam arsitektur yang digunakan adalah postmodern dengan pemasukan
unsur-unsur ciri khas kapal dan arsitektur tropis indonesia. Unsur-unsur ciri khas
kapal dimasukkan melalui elemen bangunan seperti bentuk bukaan/jendela dan lain-
lain.
B. Kenyamanan Bangunan
1) Thermal, penghawaan dan Kelembaban
Penghawaan pada bangunan secara umum terbagi atas dua jenis yaitu
penghawaan aktif dan penghawaan pasif. Penghawaan aktif pada banguanan
adalah dengan penggunaan Air Condisioner (AC). Secara umum sistem AC yang
digunakan adalah sistem split karena lebih mudah dari sisi aplikasi dan
perawatan
Penghawaan pasif pada bangunan diantaranya diusahakan dengan
menciptakan bukaan-bukaan pada bangunan sebagai jalan untuk keluar masuk
udara serta menhadirkan vegetasi disekitar bangunan untuk meredam panas dari
lingkunga sekitar.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 52
Gambar 7.64. Menghadirkan vegetasi sekitar bangunan dan meyediakan bukaan serta void pada bangunan
Penggunaan void dalam bangunan berlantai juga dapat mengurangi panas
didalam bangunan karena hawa dingin yang ada di lantai bawah akan menyebar
naik ke lantai atas yang memiliki hawa lebih panas.
Aliran udara merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dalam
perencanaan penghawaan bangunan karena aliran udara yang baik dapat
memberikan kenyamanan yang optimal pada bangunan. Beberapa usaha dalam
perencanaan aliran udara untuk bangunan seperti gambar berikut ini ;
Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics
Gambar 7.65. Penggunaan vegetasi yang dapat meneruskan aliran angin pada kondisi bagian bangunan tertentu
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 53
Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics
Gambar 7.66. Vegetasi sebagai pengatur aliran udara
Gambar 7.67. Gedung PASIS dan NSC dan vegetasi disekitarnya
Mengurangi panas/thermal di dalam bangunan direncanakan dengan
penggunaan sorsoran atau overhang karena dapat membayangi bagian badan
bangunan dari paparan panas matahari sehingga meminimumisir panas yang
masuk ke dalam bangunan. Penggunaan sorsoran di rencanakan pada semua
bangunan.
Berikut ini beberapa gambar acuan sebagai standar penghawaan pada
bangunan.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 54
Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics
Gambar 7.68. Ukuran overhang, efektif untuk membayang dinding dari paparan panas matahari yang besar
Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics
Gambar 7.69. Tanaman perdu untuk mengurangi panas yang dipantulkan dari permukaan tanah didepan bukaan bangunan.
Selanjutnya panas pada bangunan yang masuk melalui bukaan dapat di
minimumisir dengan penggunaan jenis material kaca tertentu yang dapat
menghambat panas, seperti contohnya laminated glass dan lain sebagainya. Kaca
biasa pada umumnya meneruskan panas kedalam bangunan sebesar 83% dari
total panas yang diterimanya, sedikit sekali yang di redam atau dipantulkan
kembali, namun dengan jenis kaca tertentu panas yang diteruskan masuk
kedalam bangunan dapat di hambat sampai kurang dari 60%.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 55
Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics
Gambar 7.70. Jumlah panas yang diteruskan, diserap dan di pantulkan oleh kaca biasa
C. Pencahayaan/Penerangan
Cahaya matahari merupakan sumber cahaya alami untuk bangunan, akan
tetapi cahaya matahari yang berlebihan/cahaya matahari langsung akan
menimbulkan panas pada bangunan sehingga dibutuhkan suatu usaha untuk
menghambat cahaya langsung seperti dengan memanfaatkan cahaya pantulan
langit atau bidang bangunan.
Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics
Gambar 7.71. Penggunaan shading atau bidang pantul cahaya matahari di bagian bukaan bangunan.
D. Kebisingan
Kebisingan utama pada banguna di perkotaan adalah jalan raya sehingga
perlu suatu usaha perencanaan yang dapat meredam kebisingan yang berasal dari
jalan raya, kebisingan juga bisa berasal dari dalam sistem mekanikal elektrikal
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 56
pada bangunan atau didalam site bangunan selain itu juga bisa berasal dari
bangunan itu sendiri yang geteran ataupun gesekan pada elemen bangunan
tertentu akibat tiupan angin dan sebagainnya.
Jalan raya di kampus PIP berada di sebelah selatan lahan yang merupakan
area pintu masuk utama kmapus sehingga pada area ini diperlukan banyak
vegetasi sebagai salah satu alternatif meredam kebisingan dari jalan raya. Berikut
ini adalah beberapa hal lain yang bisa dilakukakan;
o Optimalisasi vegetasi yang dapat meredam kebisingan di sekitar pagar
bangunan yang berbatasan langsung dengan jalan surber kebisingan.
o Pemilihan jenis meterial yang digunakan untuk bangunan adalah material yang
baik untuk meredam suara
o Desain bangunan yang tepat (memperhatikan masing–masing posisi dan
kondisi untuk bangunan yang mengeluarkan getaran dan bunyi bising)
o Pemasangan bahan/elemen bangunan yang kuat dan tepat sehingga dapat
menghindari terjadi kebisingan dari getaran yang ditimbulkan bangunan di
kondisi tertentu
E. Fleksibilitas Ruang
Fleksibelitas ruang yang dimaksud adalah penggunaan ruang yang
multifungsi, gampang dirubah dan diatur sesuai fungsi tertentu, misalnya seperti
penggunaan dinding yang tidak permanen dengan menggunakan partisi gypsum
(estetika ruang tetap terkaga), perabotan multifungsi yang bisa digesar, jadi
pembatas ruang, hemat tempat, mudah diatur dan sebagainya.
Sumber ; goole search engine
Gambar 7.72. Dinding partisi
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 57
7.3. Rencana Pengembangan RTH
1) Tanaman sebagai pelindung dan peneduh
Diterapkan pada sekeliling luar site, di tepi trotoar yang tidak beratap, sebagai
peneduh untuk jalur jogging track; sebagai peneduh pada taman-taman pasif,
ruang belajar di luar, dan sekeliling taman aktif (lapangan olah raga). Jenis
tanaman yang dapat dipergunakan sebagai tanaman peneduh antara lain dengan
kriteria:
a) Ditempatkan pada jalur hijau dengan lebar minimum 2,50 meter;
b) Percabangan minimum 2.00 meter diatas tanah;
c) Ditanam secara berbaris;
d) Tidak mudah tumbang;
e) Berdaun rapat sepanjang musim;
f) Jarak minimum antar pohon 5.00 meter;
g) Tinggi minimum saat baru tanam 3.00 meter;
h) Tinggi maksimum tidak membahayakan jaringan listrik dan lalu-lintas
disekitarnya.
Jenis tanaman ini yaitu: Kiara Payung (Filicium decipiens), Tanjung (Mimusops
elengi), Bungur (Lagerstroemia floribunda), Angsana (Pterocarpus indicus),
Flamboyan (Delonix regia).
a) Bungur b) Angsana c) Flamboyan d) Tanjung
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 58
2) Tanaman sebagai peredam kebisingan
Diterapkan pada area depan Gedung Betelgeuse, Gedung Pasis, dan depan
Asrama Kompi serta depan perumahan Rusun dan Apartemen. Jenis tanaman
yang berfungsi sebagai peredam kebisingan mempunyai kriteria:
a) Terdiri dari pohon dan dikombinasi dengan perdu/semak;
b) Membentuk massa;
c) Berdaun rapat;
d) Berbagai bentuk tajuk.
Jenis tanaman ini yaitu: Tanjung (Mimusops elengi), Kiara payung (Filicium
decipiens), Teh-tehan pangkas (Acalypha sp), Kembang Sepatu (Hibiscus rosa
sinensis), Bugenvil (Bogenvillea sp), dan Oleander (Nerium oleander).
a) Kiara Payung b) Tanjung c) Teh-tehan d) Bugenvil
3) Tanaman sebagai penyerap polusi udara
Diterapkan di sekeliling site PIP Semarang yang dikelilingi jalan lokal, dan
disekeliling tempat parkir mobil diluar lantai dasar bangunan gedung. Prioritas
penanaman pada jalur jalan yang paling padat kendaraan dan pejalan kaki. Jalur
ini yang dimaksud diprioritaskan pada sisi barat, yaitu Jl. Raya Singosari.
Tanaman yang dimaksud dengan ciri-ciri yang dibutuhkan mempunyai kriteria:
a) Berdaun tebal dan lebat;
b) Jarak tanaman rapat;
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 59
c) Terdiri dari pohon dan perdu/semak.
Jenis tanaman untuk fungsi ini antara lain: Sawo Kecik (Manilkara kauki), Lidah
Mertua (Sansevieria trifasciata}, Pohon Karet Hias (Ficus Robusta), Areca Palm
(Chrysalidocarpus lutescens), Pohon Kelengkeng (Dimocarpus longan), dan
Peace Lily (Spathiphyllum cochlearispathum).
a) Sawo Kecik b) Pohon Lengkeng c) Karet Hias d) Areca Palm
4) Tanaman sebagai barrier/pemisah zona
Tanaman sebagai penghalang diterapkan pada khususnya zona privat dan zona
publik. Yang dimaksud yaitu tanaman ini ditanam diantara Gedung Pasis dengan
Asrama Taruna Kompi D dan E.
Sebagai tanaman pemisah dapat berupa tanaman merambat di bidang ram kawat
loket, atau tanaman yang ditanam sangat rapat. Tanaman jenis ini mempunyai
kriteria Antara lain:
a) Terdiri dari pohon, perdu ataupun semak;
b) Ditanam sangat rapat sebagai penghalang pandangan;
c) Berbagai bentuk tajuk atau rambatan.
Tanaman jenis ini antara lain: tanaman Bambu Jepang (Arandinari Japonica);
tanaman merambat seperti Sangga Langit (Ipomea quamoclit), Morning Glory
(Ipomoea purpurea), Clematis, Pasiflora ataupun Tunbergia (Thunbergia
grandiflora).
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 60
a) Bambu Jepang b) Sangga Langit c) Morning Glory d) Tunbergia
5) Tanaman sebagai pengarah sirkulasi
Tanaman pengarah sirkulasi digunakan untuk mengarahkan orang ke tempat-
tempat yang dianggap paling penting. Bentuk tanaman untuk fungsi pengarah
biasanya mempunyai kriteria Antara lain:
a) Berbatang tunggal, lurus dan ramping;
b) Berdaun sedikit;
c) Batang tunggal atau tidak bercabang;
d) Ditanam dengan jarak tertentu sekitar 3.00 meter sd 5.00 meter;
Tanaman untuk jenis yang dimaksud meliputi: Palem Raja (Oreodoxa regia),
Pinang jambe (Areca catechu), Lontar (siwalan) (Borassus flabellifer), Tanjung
(Mimosups Elengi), dan Glodogan Tiang (Polyathea longifolia).
a) Palem Raja b) Pinang Jambe c) Lontar d) Glodogan Tiang
6) Tanaman sebagai fungsi estetika
Tanaman yang berfungsi sebagai estetika adalah tanaman yang pada umumnya
berjenis perdu yang berwarna warni, tanaman merambat yang dapat mengikuti
bentuk wadahnya (untuk peneduh, dll).
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 61
7.4. Rencana Struktur
Dalam upaya melakukan perancangan struktur diperlukan konsep rancangan yang
mampu menjawab permasalahan dengan memahami syarat utama kekuatan bangunan.
Persyaratan tersebut adalah bahwa rancangan bangunan dengan pemanfaatannya harus
memenuhi 3 aspek penting yaitu:
a. Keselamatan (Safety)
b. Keberlanjutan (Sustainability)
c. Keamanan (Security)
Dilihat dari kondisi tanah di lahan Kampus PIP yang merupakan tanah lunak
sehingga menyebabkan lahan tidak padat, maka diperlukan adanya penanganan khusus
karena lahan dengan jenis tanah tersebut kurang stabil untuk didirikan bangunan
diatasnya dan titik pencapaian ke tanah keras cukup dalam.
7.4.1. Rancangan Struktur Pondasi
Dari kondisi tanah yang ada di lokasi maka disarankan untuk pondasi bangunan
menggunakan pondasi dalam dengan jenis tiang pancang. Tiang pancang adalah suatu
konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya vertikal yang diakibatkan oleh beban mati
dan beban hidup dari bangunan serta gaya lateral yang diakibatkan oleh beban angin dan
gempa. Pondasi tiang pancang digunakan untuk mentransfer beban yang dipikul pondasi
(struktur serta penggunanya) ke lapisan tanah yang dalam, dimana dapat dicapai daya
dukung yang lebih baik. Pondasi tiang pancang ini juga berguna untuk menahan gaya
angkat akibat tingginya muka air tanah dan gaya dinamis akibat gempa. Pondasi tiang
pancang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang
pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.
Alasan penggunaan pondasi tiang pancang adalah sebagai berikut:
1. Pengerjaan relatif cepat dan pelaksanaannya lebih mudah
2. Biaya lebih murah dibandingkan dengan jenis pondasi dalam lainnya
3. Kualitas lebih terjamin karena merupakan produk fabrikasi yang mudah dalam
kontrol kualitasnya
4. Dapat diketahui langsung daya dukungnya, karena dapat langsung diarahkan ke
tanah keras.
Sebagai tambahan, penentuan bahan tiang pancang tergantung dari hasil tes yang
lebih detail pada saat proses perencanaan dan konstruksi akan dilakukan.
Untuk pelaksanaan pemancangan diperlukan penggunaan alat pancang yang
berupa hidrolis atau injeksi. Penggunaan alat pemancang yang berupa hammer tidak
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 62
diperkenanakan. Hal ini akan dapat mengakibatkan kerusakan yang berupa retak-retak
pada bangunan yang sudah ada. Penggunaan alat pancang yang berupa hidrolis atau
injeksi dapat mengurangi getaran akibat pukulan saat pemancangan dilaksanakan.
Gambar 7.73. Bentuk Pondasi Tiang Pancang.
Penggunaan tiang pancang yang cukup banyak memang dapat membuat tanah
terdesak dan dapat mengganggu lingkungan di sekitarnya. Ada beberapa solusi untuk
masalah tersebut:
• Alternatif solusi 1: Meminimumisir jumlah tiang pancang, dengan cara
menggunakan tiang pancang dengan diameter yang relatif besar (diameter 50
– 60 cm), sehingga menghasilkan daya dukung per tiang yang cukup besar.
• Alternatif solusi 2: Membuat galian (parit) di sekeliling bangunan yang
pondasinya menggunakan tiang pancang. Parit ini berfungsi untuk
melokalisasi tanah yang terdesak akibat tiang pancang. Dimensi parit bisa
bervariasi tergantung kebutuhan jumlah tiang pancang pada bangunan. Lebar
parit bervariasi antara 1-2 m dengan kedalaman yang juga bervariasi antara 2-
3 m.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 63
• Alternatif solusi 3: Metode pemancangan yang bergerak dari tepi perimeter
bangunan menuju ke bagian pusat bangunan. Tiang pancang yang berada pada
perimeter bangunan dapat berfungsi sebagai cerucuk yang sedikit banyak
mampu menahan desakan tanah akibat tiang pancang yang berada pada
bagian pusat bangunan.
7.4.2. Rancangan Struktur Kolom-Balok
Kolom sebagai elemen tekan juga merupakan elemen penting pada konstruksi.
Sistem post and beam terdiri dari elemen struktur horisontal (balok) diletakkan
sederhana di atas dua elemen struktur vertikal (kolom) yang merupakan konstruksi dasar
yang digunakan sejak dulu. Pada sistem ini, secara sederhana balok dan kolom digunakan
sebagai elemen penting dalam konstruksi. Dengan ukuran kolom menyesuaikan hasil
perhitungan pada saat proses perencanaan begitu pula dengan struktur baloknya.
Bahan struktur kolom-balok dapat berupa beton, baja atau gabungan keduanya.
Adapun ketentuan-ketentuan/perturan yang digunakan untuk sistem struktur ini adalah
sebagai berikut:
1. Tata Cara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002.
2. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPI) N.I18 Tahun 1983.
3. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan SNI 03- 1726-2002.
4. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002.
5. Tata cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.
6. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.
7. Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat yang
berkaitan dengan permasalahan bangunan.
Gambar 7.74. Ilustrasi Bentuk Sambungan Kolom Balok.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 64
7.5. Rencana Mekanikal dan Elektrikal
7.5.1. Rencana Kebutuhan Elektrikal
Perhitungan beban listrik dilakukan untuk setiap blok bangunan dengan
pendekatan kebutuhan penerangan dengan luas per m2 yang dilengkapi dengan
kebutuhan daya untuk sambungan listrik dan daya untuk pengkondisian udara
dengan AC. Adapun estimasi kebutuhan beban listrik untuk PIP adalah sebagai
berikut:
1) Gedung Kelas Pasis.
Lantai P L Luas m2
Luas m2 Asumsi 70%
KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu 30W/m2
Stop Kontak 20W/m2
AC 60W/m2
1 42 19 798 558.60 16.758 11.172 33.516 2 42 19 798 558.60 16.758 11.172 33.516 3 42 19 798 558.60 16.758 11.172 33.516 4 42 19 798 558.60 16.758 11.172 33.516 5 42 19 798 558.60 16.758 11.172 33.516 6 42 19 798 558.60 16.758 11.172 33.516
4.788 3.351.6 100.540 67.032 201.096
Jumlah beban (Kva)
Total Beban (Kva) 368.676 Total Kebutuhan Daya (Kva) 307.230 Kapasitas Trafo (Kva) 400.000 Kapasitas Genset (Kva) 350.000
2) Asrama Kompi D dan E
Lantai P L Luas m2
Luas m2 Asumsi 70%
KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu 30W/m2
Stop Kontak 20W/m2
Fan 10W/m2
1 39 14 546 382.2 11.466 7.644 3.822 2 39 14 546 382.2 11.466 7.644 3.822 3 39 14 546 382.2 11.466 7.644 3.822 4 39 14 546 382.2 11.466 7.644 3.822 5 39 14 546 382.2 11.466 7.644 3.822
3.990 2.793
Jumlah beban (Kva) 57.330 38.220 19.110
Total Beban (Kva) 114.660 Total Kebutuhan Daya (Kva) 97.461 Kapasitas Trafo (Kva) 160.000 Kapasitas Genset (Kva) 160.000
3) Laboratorium Terpadu
Lantai P L Luas m2
Luas m2 Asumsi
70%
KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu
30W/m2 Stop Kontak
20W/m2 AC
60W/m2 1 39 16 624 436.8 13.104 8.736 26.208 2 39 16 624 436.8 13.104 8.736 26.208 3 39 16 624 436.8 13.104 8.736 26.208
1.872 1.310 39.312 26.208 78.624 Jumlah beban (Kva)
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 65
Lantai P L Luas m2
Luas m2 Asumsi
70%
KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu
30W/m2 Stop Kontak
20W/m2 AC
60W/m2 Total Beban (Kva) 144.144 Total Kebutuhan Daya (Kva) 120.120 Kapasitas Trafo (Kva) 160.000 Kapasitas Genset (Kva) 160.000
4) Gedung Auditorium
Lantai P L Luas m2
Luas m2 Asumsi 70%
KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu 30W/m2
Stop Kontak 20W/m2
AC 60W/m2
1 57 30 1.710 1.97 35.910 23.940 71.820 2 57 30 1.710 1.97 35.910 23.940 71.820 3 57 30 1.710 1.97 35.910 23.940 71.820 4 57 30 1.710 1.97 35.910 23.940 71.820 5 57 30 1.710 1.97 35.910 23.940 71.820 6 57 30 1.710 1.97 35.910 23.940 71.820
10.260 7.182
Jumlah beban (Kva) 215.460 143.640 430.920
Total Beban (Kva) 790.020 Total Kebutuhan Daya (Kva) 658.350 Kapasitas Trafo (Kva) 800.000 Kapasitas Genset (Kva) 730.000
5) Gedung Direktorat
LOKASI LUAS M2 ARSITEK
LUAS M2 ASUMSI 70%
KEBUTUHAN DAYA (KVA)
LAMPU 30W/M2
STOP KONTAK 20W/M2
AC 60W/M2
LANTAI 8 1,512.00 1,058.40 31,752.00 21,168.00 63,504.00
LANTAI 7 1,512.00 1,058.40 31,752.00 21,168.00 63,504.00
LANTAI 6 1,512.00 1,058.40 31,752.00 21,168.00 63,504.00
LANTAI 5 1,512.00 1,058.40 31,752.00 21,168.00 63,504.00
LANTAI 4 1,512.00 1,058.40 31,752.00 21,168.00 63,504.00
LANTAI 3 1,512.00 1,058.40 31,752.00 21,168.00 63,504.00
LANTAI 2 1,512.00 1,058.40 31,752.00 21,168.00 63,504.00
LANTAI 1 1,512.00 1,058.40 31,752.00 21,168.00 63,504.00 JUMLAH BEBAN (kVA)
12,096.00
8,467.20
254,016.00
169,344.00
508,032.00
TOTAL BEBAN ( kVA) 931,392.00
TOTAL KEBUTUHAN DAYA (kVA) 776,160.00 KAPASITAS TRAFO (kva) 1000 Kva
KAPASITAS GENSET (kVA) 1000 Kva
6) Gedung Asrama Kompi A, B dan C, F (tanpa AC)
A. Gedung Asrama Kompi A
Lantai
P L Luas m2
Luas m2 Asumsi 70%
KEBUTUHAN DAYA (Kva)
Lampu
30W/m2
Stop Kontak
20W/m2
AC
10W/m2
1 54 16 864 604,8 18.144 12.096 6.048
2 54 16 864 604,8 18.144 12.096 6.048
3 54 16 864 604,8 18.144 12.096 6.048
4 54 16 864 604,8 18.144 12.096 6.048
5 54 16 864 604,8 18.144 12.096 6.048
4.320 3.024
Jumlah beban (Kva) 90.720 60.480 30.240
Total Beban (Kva) 181.440
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 66
Lantai
P L Luas m2
Luas m2 Asumsi 70%
KEBUTUHAN DAYA (Kva)
Lampu
30W/m2
Stop Kontak
20W/m2
AC
10W/m2
Total Kebutuhan Daya (Kva) 154.224
Kapasitas Trafo (Kva) 200.000
Kapasitas Genset (Kva) 200.000
B. Gedung Asrama Kompi B dan C
Lantai
P L Luas m2
Luas m2 Asumsi 70%
KEBUTUHAN DAYA (Kva)
Lampu
30W/m2
Stop Kontak
20W/m2
AC
10W/m2
1 55 16 880 616 18.480 12.320 6.160
2 55 16 880 616 18.480 12.320 6.160
3 55 16 880 616 18.480 12.320 6.160
4 55 16 880 616 18.480 12.320 6.160
5 55 16 880 616 18.480 12.320 6.160
4.400 3.080
Jumlah beban (Kva) 92.400 61.600 30.800
Total Beban (Kva) 184.800
Total Kebutuhan Daya (Kva) 157.080
Kapasitas Trafo (Kva) 200.000
Kapasitas Genset (Kva) 200.000
C. Gedung Asrama Kompi F
Lantai
P L Luas m2
Luas m2 Asumsi 70%
KEBUTUHAN DAYA (Kva)
Lampu
30W/m2
Stop Kontak
20W/m2
AC
10W/m2
1 45 10 450 315 9.450 6.300 3.150
2 45 10 450 315 9.450 6.300 3.150
3 45 10 450 315 9.450 6.300 3.150
4 45 10 450 315 9.450 6.300 3.150
1.800 1.260
Jumlah beban (Kva) 37.800 25.200 12.600
Total Beban (Kva) 75.600
Total Kebutuhan Daya (Kva) 64.260
Kapasitas Trafo (Kva) 100.000
Kapasitas Genset (Kva) 100.000
7) Gedung Betelgeuse Baru (Jurusan Teknika), dan Gedung Pollux Baru (Jurusan
Nautika), masing-masing membutuhkan:
Lantai
P L Luas m2
Luas m2 Asumsi 70%
KEBUTUHAN DAYA (Kva)
Lampu
30W/m2
Stop Kontak
20W/m2
AC
60W/m2
1 84 22 1.848 1293,60 38.808 25.872 77.616
2 84 22 1.848 1293,60 38.808 25.872 77.616
3 84 22 1.848 1293,60 38.808 25.872 77.616
4 84 22 1.848 1293,60 38.808 25.872 77.616
5 84 22 1.848 1293,60 38.808 25.872 77.616
6 84 22 1.848 1293,60 38.808 25.872 77.616
11.088 7.762
Jumlah beban (Kva) 232.848 155.232 465.696
Total Beban (Kva) 853.776
Total Kebutuhan Daya (Kva) 725.710
Kapasitas Trafo (Kva) 900.000
Kapasitas Genset (Kva) 900.000
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 67
8) Gedung Poliklinik
Lantai
P L Luas m2 Luas m2 Asumsi 70%
KEBUTUHAN DAYA (Kva)
Lampu 30W/m2
Stop Kontak 20W/m2
AC 60W/m2
1 19 16 304 212,8 6.384 4.256 12.768
2 19 16 304 212,8 6.384 4.256 12.768
3 19 16 304 212,8 6.384 4.256 12.768
912 638
Jumlah beban (Kva) 19.152 12.768 6.384
Total Beban (Kva) 70.224
Total Kebutuhan Daya (Kva) 59.690
Kapasitas Trafo (Kva) 100.000
Kapasitas Genset (Kva) 100.000
9) Apartemen Dosen
Lantai
P L Luas m2 Luas m2 Asumsi 70%
KEBUTUHAN DAYA (Kva)
Lampu 30W/m2
Stop Kontak 20W/m2
AC 60W/m2
1 48 25,6 1.229 860,16 25.805 17.203 51.610
2 48 25,6 1.229 860,16 25.805 17.203 51.610
3 48 25,6 1.229 860,16 25.805 17.203 51.610
4 48 25,6 1.229 860,16 25.805 17.203 51.610
5 48 25,6 1.229 860,16 25.805 17.203 51.610
6 48 25,6 1.229 860,16 25.805 17.203 51.610
7.373 5.161
Jumlah beban (Kva) 154.829 103.219 309.658
Total Beban (Kva) 567.706
Total Kebutuhan Daya (Kva) 482.550
Kapasitas Trafo (Kva) 600.000
Kapasitas Genset (Kva) 600.000
10) Rusun Karyawan (asumsi penghuni menggunakan penyejuk udara Fan)
Lantai
P L Luas m2 Luas m2 Asumsi 70%
KEBUTUHAN DAYA (Kva)
Lampu 30W/m2
Stop Kontak 20W/m2
AC 60W/m2
1 48 11,4 547 383,04 11.491 7.661 3.830
2 48 11,4 547 383,04 11.491 7.661 3.830
3 48 11,4 547 383,04 11.491 7.661 3.830
4 48 11,4 547 383,04 11.491 7.661 3.830
5 48 11,4 547 383,04 11.491 7.661 3.830
2.736 1.915
Jumlah beban (Kva) 57.456 38.304 19.152
Total Beban (Kva) 114.912
Total Kebutuhan Daya (Kva) 97.675
Kapasitas Trafo (Kva) 150.000
Kapasitas Genset (Kva) 150.000
11) Guest House
Lantai
P L Luas m2 Luas m2 Asumsi 70%
KEBUTUHAN DAYA (Kva)
Lampu 30W/m2
Stop Kontak 20W/m2
AC 60W/m2
1 34 27 918 642,6 19.278 12.852 38.556
2 34 27 918 642,6 19.278 12.852 38.556
3 34 27 918 642,6 19.278 12.852 38.556
2.754 1.928
Jumlah beban (Kva) 57.834 38.556 115.668
Total Beban (Kva) 212.058
Total Kebutuhan Daya (Kva) 180.249
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 68
Lantai
P L Luas m2
Luas m2 Asumsi 70%
KEBUTUHAN DAYA (Kva)
Lampu 30W/m2
Stop Kontak 20W/m2
AC 60W/m2
Kapasitas Trafo (Kva) 250.000
Kapasitas Genset (Kva) 250.000
Dapat disimpulkan bahwa penempatan Genset dengan Rumahnya dan sebagainya
harus dibagi menjadi 4 lokasi dengan luas minmum Rumah Genset adalah 216 m2
(12 x 18) m2. Direncanakan penempatan Genset pada Site adalah sebagai berikut:
Gambar 7.75. Lay Out Perletakan Genset.
Gambar 7.76. Rencana Jaringan Listrik.
Dalam upaya mengatasi keterbatasan suplai energi listrik dari PLN, pada gedung-
gedung tertentu direncanakan menggunakan energi alternatif dengan
menggunakan sel surya yang dipasang pada satu sisi bidang atap. Bangunan
2
1
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 69
Gedung yang direncanakan menggunakan sel surya yaitu Gedung Auditorium,
Gedung Direktorat, dan Asrama Taruna.
7.5.2. Rencana Kebutuhan Tata Udara
Sistem tata udara yang akan diterapkan pada setiap bangunan gedung harus
diperhitungkan dengan beban pendinginan maksimum agar tidak melebihi beban
tetap struktural. Meskipun yang akan diterapkan menggunakan sistem indoor namun
penempatan outdoor unit harus diperhitungkan penempatan ruang penyokongnya
agar secara estetika tidak mengganggu dari tampak luarnya. Rencana kebutuhan
energi untuk pendinginan AC telah dihitung pada table kebutuhan listrik pada Sub-
bab 5.5.1 diatas.
7.5.3. Rencana Kebutuhan Mekanikal
Rencana Mekanikal terdiri dari rencana suplai air bersih dan rencana penyediaan
air bersih dan hidran untuk pemadaman kebakaran. Kebutuhan air bersih dihitung untuk
setiap bangunan dengan fungsi tertentu dengan memperhitungkan kebutuhan per-orang
per-hari. Sesuai dengan standar SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan
Sistem Plambing, maka standar penggunaan air bersih per-orang per-hari adalah sebagai
berikut:
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 70
NO PENGGUNAAN GEDUNG PEMAKAIAN AIR SATUAN
1 Rumah Tinggal 120 Liter/orang/hari 2 Rumah Susun 100 Liter/orang/hari 3 Asrama 120 Liter/orang/hari 4 Poliklinik 500 Liter/tempat tidur/hari 5 Kantor 50 Liter/orang/hari 6 Auditorium 25 Liter/orang/hari 7 Masjid 15 Liter/orang/hari 8 Ruang Kelas/Laboratorium 80 Liter/siswa/hari 9 Kantin 15 Liter/orang/hari
Sumber: SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing
Maka kebutuhan air bersih untuk setiap bangunan gedung adalah dan ukuran tendon air
bawah yang perlu disediakan adalah sebagai berikut:
No GEDUNG Jumlah Penghuni (Org)
Pemakaian Air
(L/org/hari)
Jumlah Air (L/hari)
Jumlah Air (M3/hari)
Ukuran Tandon
Bawah (M3)
1 Asrama Kompi A 576 120 69.120 69,12 2 x 4 x 10
2 Asrama Kompi B 280 120 33.600 33,60 1,5 x 4 x 6
3 Asrama Kompi C 280 120 33.600 33,60 1,5 x 4 x 6
4 Asrama Kompi D 168 120 20.160 20,16 1,5 x 3 x 5
5 Asrama Kompi E 168 120 20.160 20,16 1,5 x 3 x 5
6 Asrama Kompi F 128 120 15.360 15,36 1,5 x 2,5 x 5
7 Asrama Taruni 152 120 18.240 18,24 1,5 x 3 x 5
8 Gedung Pasis 1530 80 122.400 122,40 2 x 2 x 4 x 8
9 Gedung Betelgeuse 1540 80 123.200 123,20 2 x 2 x 4 x 8
10 Gedung Pollux 2020 80 161.600 161,60 2 x 2 x 4 x 10
11 Gedung Lab Terpadu 210 80 16.800 16,80 1,5 x 2,5 x 5
12 Gedung Auditorium 2800 25 70.000 70,00 2 x 4 x 10
13 Gedung Direktorat 1720 50 86.000 86,00 2 x 2 x 3,5 x 7
14 Gedung Poliklinik 16 500 8.000 8,00 (menjadi satu
dengan Auditorium)
15 Apartemen Dosen 160 120 19.200 19,20 1,5 x 3 x 5
16 Rusun Karyawan 160 100 16.000 16,00 1,5 x 3 x 5
17 Guest House 28 250 7.000 7,00 1,5 x 2 x 3
18 Garasi 20 50 1.000 1,00 (menjadi satu
dengan Musholla)
JUMLAH TOTAL 11956
841.440 841,44
Sumber: Hasil Perhitungan, 2013
Rencana penempatan tandon air bawah pada setiap bangunan dikaitkan dengan
penempatan tandon air atas yang tersedia pada bagian atap bangunan. Kebutuhan tandon
air atas pada setiap bagian tandon air bawah adalah sebesar 1/3 dari volume setiap tandon
air bawah. Untuk tandon air bawah sebagaimana telah dihitung untuk cadangan
kebutuhan pemadaman kebakaran dan kebutuhan air bersih di setiap bangunannya, maka
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 71
untuk kebutuhan air hidran membutuhkan ruang tandon air bawah (GWT) berukuran
8.00 x 7.00 x 3.00 m3. GWT ini disediakan pada setiap cluster kelompok bangunan.
Sumber air bersih direncanakan seluruhnya disuplai dari PDAM. Sumber air tanah
yang pernah dipergunakan direncanakan tidak dipergunakan lagi dengan tujuan untuk
mempertahankan muka air tanah agar tidak terjadi penurunan tanah dan bangunan
(subsidence).
7.6. Rencana Kebutuhan Utilitas
7.6.1. Rencana Pengolahan Air Limbah
Untuk kebutuhan instalasi biotank berupa STP membutuhkan ruang sebesar 80%
dari setiap tandon air bawah, dengan metoda daur ulang. Jarak minimum Antara tendon
air bawah dengan instalasi pengolah air limbah minimum sejauh 15.00 meter. Rencana
penempatan tandon air bawah dan STP pada setiap blok bangunan adalah sebagai
berikut:
Gambar 7.77. Rencana Penempatan Tandon Air Bawah dan STP.
7.6.2. Rencana Penataan Drainase Kawasan
7.6.2.1. Penataan Jalur Drainase
Dengan dibangunnya gedung baru, maka diperlukan juga pembangunan saluran
drainase baru dengan membongkar dan menata kembali saluran drainase eksisting yang
ada saat ini. Saluran drainase yang lama tidak dapat digunakan lagi karena dimensinya
sangat kecil. Pengaliran aliran limpasan air hujan dilakukan secara gravitasi dengan
melihat elevasi tanah yang ada. Penataan jalur dan daerah layanan disesuaikan dengan
konstruksi dan perangcangan desain pengembangan kawasan PIP Semarang.
Tandon Air Bawah
STP
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 72
Untuk mengantisipasi terjadinya banjir, PIP Semarang dilengkapi dengan sistem
penampungan air hujan yang terbagi dua. Bagian tengah ke utara yang mempunyai elevasi
lebih tinggi dilengkapi dengan sistem penampungan long storage. Bagian tengah ke
selatan yang mempunyai elevasi lebih rendah menggunakan penampungan dengan sistem
polder.
Long storage pada kawasan dari tengah ke utara ditempatkan keliling pada sisi
luar lahan yang dibuat dibawah jalur jogging track. Lebar efektif long storage adalah
2.00 meter dengan kedalaman efektif 3.00 meter. Desain long storage terkait dengan
dimensi teknis selanjutnya dibuat pada saat penyusunan DED dengan memperhitungkan
curah hujan tertinggi dan periode ulang banjir 100 tahunan, dengan memperhitungkan
usia konstruksi sekitar 50 tahun.
Kawasan terbuka hijau yang ada pada saat ini berfungsi sebagai lapangan sepak
bola difungsikan sebagai polder penampungan air hujan. Untuk mencegah mengalirnya
genangan dari luar kawasan pada saat curah hujan tertinggi dan genangan di dalam
kawasan PIP telah melebihi 30 cm, maka pintu-pintu masuk kawasan dan semua saluran
keluar kawasan yang ada ditutup dengan pintu air. Pada saat terjadi genangan di dalam
kawasan PIP yang lebih tinggi dari 30 cm, genangan di dalam polder melebihi ketinggian
60 cm, maka air di dalam polder dipompa keluar kawasan ke drainase sekunder kota.
7.6.2.2. Saluran Drainase
Dimensi saluran drainase di dalam lingkungan adalah 50 x 50 cm dari beton
pracetak yang dasarnya berlubang untuk meresapkan air hujan. Sebaiknya saluran
drainase dibuat tertutup untuk menghindari air hujan menjadi media pengembangan
penyakit. Pada setiap jarak 100 m dibuat bak kontrol untuk memudahkan perawatan
saluran. Hal ini dimaksudkan agar terjadi peresapan maksimum air hujan sebelum
terbuang ke saluran drainase kota, mereduksi terjadinya banjir dan menambah
tersedianya air tanah.
7.6.2.3. Pembuatan Sumur Resapan dan Biopori
Pada pipa penyalur air hujan dari atap bangunan disalurkan menuju sumur
resapan. Sedangkan pada ruang-ruang RTH yang ada dibuatkan biopori setiap jarak 5 m
ke arah panjang dan lebar bidang RTH atau setiap lubang biopori melayani luas bidang
RTH 20 m2. Pembuatan sumur resapan dan biopori dimaksudkan agar air hujan yang
dialirkan menuju saluran kota tidak berlebihan.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 73
Gambar 7.78. Rencana Jaringan Drainase Kawasan PIP Semarang.
7.6.3. Rencana Pengelolaan Persampahan
Penanganan sampah kawasan PIP Semarang dilakukan sesuai standar yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Sampah secara umum terbagi atas sampah
kering dan sampah basah, selan sampah medis dari poliklinik. Sampah medis yang
mungkin ada adalah limbah radioaktif, limbah infeksius, limbah sitotoksis, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah kimiawi.
Sumber sampah kering dan basah yang merupakan sampah domestik berasal dari
ruang kerja, laboratorium, poliklinik, asrama taruna maupun dari dapur. Sampah
domestik tidak dibuang ataupun dibakar di tempat terbuka, tetapi dikumpulkan di TPS
dan dibuang ke TPA oleh Dinas Kebersihan. Perletakan tempat sampah di tempat terbuka
dengan jarak maksimal 20 m, agar pengguna kawasan mudah membuang sampah.
Sampah klinis yang berasal dari Poliklinik yang ditingkatkan statusnya menkadi
Poliklinik Utama mempunyai ruang perawatan, ruang operasi dikumpulkan dan
dikelolakan pembuangannya melalui Pihak Ketiga yang ditunjuk dan mempunyai ijin
pengangkutan limbah B3 dari Kementerian Lingkungan Hidup. Sampah klinis jenis ini
sangat infeksius. Sampah klinis didominasi oleh kapas yang terkontaminasi darah
maupun obat, dressing bedah, swab dan semua limbah terkontaminasi dari daerah ini.
Sampah kategori ini diberi wadah kantong plastik kuning yang kuat dan anti bocor.
Kantong plastik harus distrerilisasi terlebih dahulu sebelum dibawa ke luar ruangan.
Sampah padat yang terdiri dari syringe bekas, jarum suntik, cartridge, pecahan gelas dan
benda tajam lainnya harus ditampung pada satu kontainer berwarna kuning. Kontainer
harus kuat dan anti bocor. Kontainer ini dapat meleleh dan menyelimuti sampah tajam
tersebut berbentuk padat. Sampah jenis ini juga bersifat infeksius.
Drainase Kota
Drainase Lingkungan
Polder
Long Storage
Pintu Air
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 74
Sampah bahan kimia dan farmasi dimasukkan dalam kantong plastik coklat. Jika
sampah bahan kimia dan farmasi tersebut belum digunakan tetapi tanggal kedaluarsa
telah dilalui, sedapat mungkin dikembalikan ke distributor. Sampah dari laboratorium
yang bersifat sitotoksis dimasukkan dalam kontainer plastik yang kuat dan anti bocor.
Sampah yang bersifat radiokatif dikemas dan diangkut sesuai dengan peraturan
yang berlaku dan diserahkan ke BATAN untuk penanganan lebih lanjut. Semua sampah
jenis ini tidak boleh dibakar atau dibuang ke TPA.
Proses pengumpulan dan pengangkutan sampah padat ke lokasi tempat
pembuangan sementara (TPS) dilakukan dengan waktu berkala. Untuk sampah domestik
basah tidak boleh lebih dari 1 x 24 jam. Di kawasan PIP Semarang pengumpulan sampah
umum dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Hal ini untuk menghindari
terbentuknya lindi sampah yang berbau busuk dan menemari lingkungan.
Pemgumpulan dan pengangkutan sampah klinis, dilakukan dalam waktu tidak
lebih dari 1 x 12 jam. Hal ini disebabkan sampah klinis mempunyai resiko yang tinggi
terhadap kesehatan. Proses pengumpulan dilakukan menggunakan peralatan pembantu,
misalnya kereta troli, sebelum diserahkan ke pihak ketiga.
Lokasi TPS dibuat di area yang jauh dari area sensitif namun harus mudah diakses
oleh proses pengumpulan dan proses pembuangan ke TPA. Lokasi juga harus mudah
diakses oleh truk sampah.
Gambar 7.79. Rencana Pengelolaan Sampah Kawasan PIP Semarang.
7.7. Rencana Pentahapan Pembangunan
7.7.1. Rencana Tahap I
Rencana Tahap I dimulai pada Tahun 2014 dengan melaksanakan kegiatan
pembangunan bangunan gedung yang sudah tidak berfungsi optimal atau sangat jarng
TPS
Rute Pengangkutan
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 75
dipergunakan. Ada dua gedung yaitu Gedung Auditorium dan bekas Laboratorium
Navigasi di sisi utara. Jadi pada Tahap I dilakukan pembangunan Gedung Auditorium
setinggi 6 (enam) lantai pada lokasi eksisting dan Gedung Kuliah PASIS setinggi 6 (enam)
lantai termasuk lantai dasar untuk parkir pada lokasi Laboratorium Navigasi.
Diperkirakan rencana pembangunan akan memakan waktu 2 (dua) tahun anggaran
Negara dari Tahun 2014-Tahun 2015.
Tahap I dilaksanakan untuk Gedung Auditorium dan Gedung Laboratorium
Navigasi disebabkan Gedung Auditorium pada saat ini elemen-elemen bangunannya
mengalami kerusakan, dan Gedung Laboratorium Navigasi peralatannya tidak berfungsi
beberapa bagian. Dengan demikian kegiatan konstruksi pada dua lokasi ini diharapkan
tidak akan mengganggu kegiatan belajar-mengajar yang rutin dilaksanakan.
Mengingat Gedung Auditorium dan Gedung Pasis ini masing-masing terdiri dari 6
lantai (mendekati kategori bangunan bertingkat tinggi), maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan baik pada bagian pondasi maupun struktur bangunan diatasnya. Untuk
bagian pondasi disarankan untuk menggunakan tiang bor. Pada saat pelaksanaan tiang
bor sama sekali tidak menimbulkan getaran yang dapat merusak bangunan disekitarnya.
Meskipun demikian, proses dewatering juga perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan.
Untuk struktur bangunan atas dapat digunakan struktur beton bertulang dengan sistem
rangka terbuka yang hanya terdiri pelat lantai, balok dan kolom (tanpa perlu dinding
geser). Sedangkan untuk struktur atap dapat digunakan material baja, baik pada kuda-
kuda, gording, penggantung gording, dan ikatan angin.
Setelah selesainya konstruksi dan difungsikannya Gedung Auditorium dan Gedung
Pasis ini pada Tahun 2015, ruang-ruang yang tersedia akan difungsikan untuk
mengalihkan kegiatan yang akan dilaksanakan pada Tahap II berikutnya, yaitu relokasi
perkuliahan Gedung Betelgeuse ke Gedung Pasis baru dan Asrama Kompi B dan C pada
Gedung Auditorium baru. Adaptasi ruangan sementara dari Asrama Kompi B dan C ke
Gedung Auditorium baru dilakukan dengan melakukan penyekatan ruang sementara
sesuai dengan ukuran ruang tidur taruna pada Kompi B dan Kompi C.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 76
Gambar 7.80. Kondisi eksisting sebelum dimulainya Tahap I pembangunan
Gambar 7.81. Rencana Pembangunan Tahap I untuk Gedung Auditorium dan Gedung Pasis Tahun 2014-2015
7.7.2. Rencana Tahap II
Rencana Pembangunan PIP Semarang pada Tahap II dilaksanakan untuk Gedung
Asrama Kompi B Baru dan Asrama Kompi C Baru dengan membongkar seluruh bangunan
Rumah Susun karyawan. Bersamaan dengan ini juga dilaksanakan pembangunan untuk
Gedung Betelgeuse dengan memindahkan ruang perkuliahan yang ada pada Gedung Pasis
baru. Untuk pembangunan Asrama Kompi B dan C baru direncanakan dapat diselesaikan
satu blok dalam satu tahun, yang dilanjutkan dengan pembangunan Asrama Taruni
dengan membongkar bangunan Gedung Asrama Kompi C lama.
0
EKSISTING Tahun
2013
1
AUDITORIUM
Tahap
2014 - 2015
1
PASIS Tahap
2014 - 2015
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 77
Secara umum, sistem struktur yang digunakan dapat mengacu pada struktur
Gedung Auditorium dan Gedung Pasis yang telah dilaksanakan pada Tahap 1. Penggunaan
tiang bor lebih disarankan dari pada menggunakan tiang pancang. Sedangkan untuk
untuk struktur bangunan atas tetap menggunakan material beton bertulang dengan
sistem rangka terbuka yang hanya terdiri dari pelat lantai, balok dan kolom. Sedangkan
untuk struktur atap digunakan material baja profil pada kuda-kuda, gording, penggantung
gording, dan ikatan angin.
Agar proses pembangunan tidak mengganggu kegiatan yang ada, maka relokasi
taruna dari Asrama Kompi B dan Asrama Kompi C ditempatkan pada Gedung Auditorium
pada Lantai 2, 3 dan 4. Sedangkan para karyawan disosialisasikan satu tahun sebelumnya
untuk berpindah tempat tinggal diluar lokasi kawasan PIP Semarang.
Direncanakan pembangunan bangunan baru Gedung Betelgeuse, Asrama Kompi B
dan C baru dan Asrama Taruni dari Tahun 2016 sampai Tahun 2017. Ilustrasi rencana
pembangunan pada Tahap II dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Pada saat konstruksi
dimulai, ketentuan-ketentuan pelaksanaan termasuk di dalamnya kegiatan persiapan,
pembongkaran dan seterusnya akan dijelaskan lebih lanjut di dalam dokumen DED yang
akan disusun pada Tahap Perencanaan DED.
Gambar 7.82. Rencana Pembangunan Tahap II untuk Gedung Betelgeuse dan Gedung Asrama Kompi B dan C, dan Asrama Taruni Tahun 2016-2017
ASRAMA B,C
Tahap
2016 - 2017
2
2
BETELGEUSE
Tahap
2016 - 2017
ASRAMA TARUNI Tahap
2016 - 2017
2
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 78
7.7.3. Rencana Tahap III
Pembangunan yang direncanakan pada Tahap III akan dilaksanakan untuk
Gedung Direktorat dan Gedung Pollux Baru dan relokasi Fire Ground. Gedung Pollux
lama dapat dibongkar pada saat Gedung Betelgeuse baru (6 lantai) selesai masa
konstruksi dan finishing. Gedung Asrama Kompi B juga dapat dibongkar, sementara
Taruna dari Asrama Kompi B dapat berpindah ke bangunan Asrama Kompi B dan C yang
baru. Diperkirakan pembangunan Gedung Direktorat dan Gedung Pollux Baru dapat
selesai dalam masa 2 tahun anggaran sejak Tahun 2018 – 2019.
Pada pembangunan Gedung Direktorat dan Gedung Pollux Baru ini dapat
mengacu pada sistem struktur yang dipakai pada Tahap I dan II yang telah dilaksanakan
sebelumnya. Pondasi dengan tiang bor lebih disarankan dari pada menggunakan tiang
pancang. Sedangkan untuk untuk struktur bangunan atas tetap menggunakan material
beton bertulang dengan sistem rangka terbuka yang hanya terdiri dari pelat lantai, balok
dan kolom. Sedangkan untuk struktur atap digunakan material baja profil pada kuda-
kuda, gording, penggantung gording, dan ikatan angin.
Bangunan Fire Ground direlokasi ke selatan lapangan sepak bola mendekati
Masjid Perumahan. Bangunan Fire Ground baru dibangun terlebih dahulu hingga selesai,
selanjutnya bangunan Fire Ground lama dibongkar dan diganti dengan RTH dan fasilitas
TPS untuk pengelolaan sampah. Fire Ground baru dibangun dengan sistem tertutup dan
dilengkapi dengan alat penghisap asap.
Ilustrasi rencana pembangunan pada Tahap III dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 7.83. Rencana Pembangunan Tahap III untuk Gedung Direktorat dan Gedung Pollux Baru Tahun 2018-2019
DIREKTORAT
Tahap
2018 - 2019
3
POLLUX BARU
Tahap
2018 - 2019
3
Fire Grond Tahap
2018 - 2019
3
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 79
7.7.4. Rencana Tahap IV
Rencana pembangunan pada Tahap IV dilaksanakan untuk Gedung Asrama Kompi
A, Asrama Kompi D dan Gedung Laboratorium Terpadu serta pengelolaan sampah di TPS.
Untuk membongkar Asrama Kompi A yang lama, dilakukan relokasi taruna dari Asrama
Kompi A ke Asrama Kompi C Baru, sementara Taruna Semester III dan IV memenpati
Asrama Kompi B yang baru. Sebagai catatan untuk pembangunan hingga Tahap IV ini PIP
Semarang belum dapat meningkatkan kapasitas daya tampungnya untuk Peserta Diklat
Pembentukan sebagaimana pada Tahun 2013, dikarenakan Asrama Kompi yang baru
terbangun masih dimanfaatkan untuk relokasi ruang tinggal taruna.
Sementara itu untuk taruna yang menempati Asrama Kompi D direlokasi ke
Auditorium Lantai 5 dan 6 untuk pembongkaran dan pembangunan Asrama Kompi D
baru dengan ketinggian 5 lantai. Estimasi waktu pembangunan dari Tahun 2020-2021.
Pada pembangunan Gedung Asrama dan Gedung Lab-2 dapat mengacu pada
sistem struktur yang dipakai pada Tahap I dan II yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Pondasi dengan tiang bor lebih disarankan dari pada menggunakan tiang pancang.
Sedangkan untuk untuk struktur bangunan atas tetap menggunakan material beton
bertulang dengan sistem rangka terbuka yang hanya terdiri dari pelat lantai, balok dan
kolom. Sedangkan untuk struktur atap digunakan material baja profil pada kuda-kuda,
gording, penggantung gording, dan ikatan angin. Khusus untuk Gedung Lab-2, pada saat
DED perlu diperhatikan apakah ada peralatan yang memperlukan sistem struktur yang
khusus. Sehingga ke depannya Lab tersebut akan dapat mengakomodasi peralatan yang
ada di dalamnya dengan optimal.
Gambar 7.84. Rencana Pembangunan Tahap IV untuk Gedung Asrama Kompi A dan Gedung Asrama Kompi D dan Lab Terpadu Tahun 2020-2021
ASRAMA A Tahap
2020 - 2021
4 ASRAMA D &
LAB-2
Tahap
2020 - 2021
4
TPS Sampah
Tahap
2020 - 2021
4
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 80
7.7.5. Rencana Tahap V
Rencana pembangunan Tahap V untuk Asrama Kompi E dan Rusun Karyawan dan
Apartemen Dosen, dengan membongkar rumah-rumah dosen yang lama. Rencana
pembangunan ketiga bangunan gedung ini dapat diestimasi selesai dalam waktu satu
tahun.
Secara umum, sistem struktur yang digunakan dapat mengacu pada struktur pada
Tahapan sebelumnya. Penggunaan tiang bor kembali lebih disarankan dari pada
menggunakan tiang pancang. Sedangkan untuk untuk struktur bangunan atas tetap
menggunakan material beton bertulang dengan sistem rangka terbuka yang hanya terdiri
dari pelat lantai, balok dan kolom. Sedangkan untuk struktur atap digunakan material
baja profil pada kuda-kuda, gording, penggantung gording, dan ikatan angin.
Gambar 7.85. Rencana Pembangunan Tahap V untuk Gedung Asrama Kompi E dan Gedung Apartemen Dosen dan Rusun Karyawan Tahun 2022
7.7.6. Rencana Tahap VI
Rencana kegiatan pada Tahun 2023 disiapkan untuk pembangunan Tahap VI
untuk Gedung Asrama Kompi F dan Guest House. Kedua fasilitas ini diestimasikan dapat
selesai pada Tahun 2023.
Sistem struktur yang digunakan kembali dapat mengacu pada struktur pada
Tahapan sebelumnya. Penggunaan tiang bor kembali lebih disarankan dari pada
menggunakan tiang pancang. Sedangkan untuk untuk struktur bangunan atas tetap
menggunakan material beton bertulang dengan sistem rangka terbuka yang hanya terdiri
RUSUN, APARTEMEN
Tahap
2022
5
ASRAMA E Tahap
2022
4
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 81
dari pelat lantai, balok dan kolom. Sedangkan untuk struktur atap digunakan material
baja profil pada kuda-kuda, gording, penggantung gording, dan ikatan angin.
Gambar 7.86. Rencana Pembangunan Tahap VI untuk Gedung Asrama Kompi F dan Gedung Apartemen Dosen dan Rusun Karyawan Tahun 2023
7.8. Rencana Pengembangan Organisasi
Untuk mengelola fasilitas sarana dan prasarana baru yang akan disediakan
nantinya, struktur organisasi baru yang akan menangani yaitu Urusan Rumah Tangga
sekurang-kurangnya harus memiliki sumber daya yang menguasai kegiatan pemanfaatan
dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang akan disediakan. Tenaga sumber daya yang
dibutuhkan sekurang-kurangnya mempunyai penguasaan di bidang:
a) Arsitektur atau Teknik Sipil, untuk menangani aspek pemanfaatan dan
pemeliharaan fisik bangunan gedung dan lansekap/pertamanan;
b) Elektrikal dan Mekanikal, untuk menangani aspek pemanfaatan dan pemeliharaan
listrik, telekomunikasi dan internet/IT, CCTV, peralatan bantu perkuliahan berupa
multimedia, instalasi pengolahan air limbah dalam bangunan, instalasi air bersih;
c) Utilitas lingkungan untuk menangani aspek persampahan, drainase, sarana
pemadaman kebakaran dan masalah lainnya terkait dengan gangguan lingkungan.
Setiap bidang sumber daya tersebut diatas akan melakukan pendataan rutin setiap
tahunnya untuk kebutuhan kelayakan kondisi, perubahan, peningkatan kualitas,
perawatan dan pemeliharaan. Rekaman pendataan juga dilakukan terhadap penurunan
nilai asset dan kerusakan pada barang-barang terkait sarana dan prasarana. Data kondisi
ini sangat diperlukan bagi peningkatan pelayanan dan penyelenggaraan pendidikan yang
GUEST HOUSE
Tahap
2023
6
ASRAMA F Tahap
2023
6
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 82
berkualitas. Dengan adanya bidang sumber daya teknis ini diharapkan perencanaan dapat
dilakukan sedini mungkin sehingga dapat mengantisipasi kondisi agat ridak terjadi
penurunan kualitas pelayanan.
7.9. Rencana Pembiayaan Pembangunan
Rencana pembiayaan pembangunan PIP Semarang hingga Tahun 2034 didasarkan
pada perhitungan HPS pada saat ini di Kota Semarang. Selanjutnya dilakukan estimasi
sesuai dengan pertumbuhan ekonomi lokal Kota Semarang setiap tahun sebesar 5,87%
(Semarang Dalam Angka, 2011) atau menggunakan statistik rata-rata laju inflasi nasional
mendekati 6% dalam kurun 5 tahun terakhir. Rencana pembiayaan pembangunan ini
menggunakan pendekatan pembiayaan komponen biaya pekerjaan standar dan pekerjaan
non-standar. Biaya pembagunan untuk komponen pekerjaan standar adalah untuk biaya
pembangunan fisik gedung saja, meliputi biaya:
1) Pondasi,
2) Struktur,
3) Lantai,
4) Dinding,
5) Plafond,
6) Atap,
7) Utilitas, dan
8) Finishing.
Setap kenaikan satu lantai besaran biaya konstruksi dikalikan faktor pengali
menurut acuan dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Uraian Estimasi
Pembiayaan Pembangunan Bangunan Gedung PIP Semarang untuk biaya pekerjaan
standar adalah sebagai berikut:
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 83
ESTIMASI RENCANA ANGGARAN BIAYA
PERWUJUDAN MASTER PLAN PIP SEMARANG TAHUN 2014-2034
A. KOMPONEN BIAYA STANDAR
NO NAMA GEDUNG JUML
LT.
LUAS
LANTAI
(M2)
Koef
Naik
Lantai
dr
Harga
Sat
(%)
PERKIRAAN
HARGA
SATUAN
(Rp./m2)
PERKIRAAN BIAYA
BANGUNAN (Rp.)
A.1. TAHAP I (Tahun 2014-2015)
A.1.1. GEDUNG AUDITORIUM (6 Lantai)
Pondasi 12% LS 6.631.858.800,00
1 Lantai 1 1710 1,197 4.500.000,00 9.210.915.000,00
2 Lantai 2 1710 1,197 4.500.000,00 9.210.915.000,00
3 Lantai 3 1710 1,197 4.500.000,00 9.210.915.000,00
4 Lantai 4 1710 1,197 4.500.000,00 9.210.915.000,00
5 Lantai 5 1710 1,197 4.500.000,00 9.210.915.000,00
6 Lantai 6 1710 1,197 4.500.000,00 9.210.915.000,00
JUMLAH 6 61.897.348.800,00
A.1. TAHAP I (Tahun 2014-2015)
A.1.2. GEDUNG PASIS (6 Lantai)
Pondasi 12% LS 3.094.867.440,00
1 Lantai 1 798 1,197 4.500.000,00 4.298.427.000,00
2 Lantai 2 798 1,197 4.500.000,00 4.298.427.000,00
3 Lantai 3 798 1,197 4.500.000,00 4.298.427.000,00
4 Lantai 4 798 1,197 4.500.000,00 4.298.427.000,00
5 Lantai 5 798 1,197 4.500.000,00 4.298.427.000,00
6 Lantai 6 798 1,197 4.500.000,00 4.298.427.000,00
JUMLAH 6 28.885.429.440,00
A.1.3. RUMAH GENSET
1 Lantai 1 1 216 1,25 4.500.000,00 1.215.000.000,00
JUMLAH TAHAP I 91.997.778.240,00
NO NAMA GEDUNG JUML
LT.
LUAS
LANTAI
(M2)
Koef
Naik
Lantai
dr
Harga
Sat
(%)
PERKIRAAN
HARGA
SATUAN
(Rp./m2)
PERKIRAAN BIAYA
BANGUNAN (Rp.)
A.2. TAHAP II (Tahun 2016-2017)
A.2.1. GEDUNG BETELGEUSE (6 Lantai)
Pondasi 12% LS 7.732.747.360,80
1 Lantai 1 1881 1,197 4.770.000,00 10.739.926.890,00
2 Lantai 2 1881 1,197 4.770.000,00 10.739.926.890,00
3 Lantai 3 1881 1,197 4.770.000,00 10.739.926.890,00
4 Lantai 4 1881 1,197 4.770.000,00 10.739.926.890,00
5 Lantai 5 1881 1,197 4.770.000,00 10.739.926.890,00
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 84
NO NAMA GEDUNG JUM
L LT.
LUAS
LANTA
I (M2)
Koef
Naik
Lantai
dr
Harg
a Sat
(%)
PERKIRAAN
HARGA
SATUAN
(Rp./m2)
PERKIRAAN
BIAYA
BANGUNAN (Rp.)
6 Lantai 6 1881 1,197 4.770.000,00 10.739.926.890,00
JUMLAH 6 72.172.308.700,80
A.2. TAHAP II (Tahun 2016-2017)
A.2.2. GEDUNG ASRAMA KOMPI B DAN ASRAMA KOMPI C (Dua Blok)
Pondasi 12% LS 3.891.003.480,00
1 Lantai 1 1170 1,162 4.770.000,00 6.485.005.800,00
2 Lantai 2 1170 1,162 4.770.000,00 6.485.005.800,00
3 Lantai 3 1170 1,162 4.770.000,00 6.485.005.800,00
4 Lantai 4 1170 1,162 4.770.000,00 6.485.005.800,00
5 Lantai 5 1170 1,162 4.770.000,00 6.485.005.800,00
JUMLAH 5 36.316.032.480,00
A.2. TAHAP II (Tahun 2016-2017)
A.2.3. GEDUNG ASRAMA TARUNI
Pondasi 12% LS 1.621.586.304,00
1 Lantai 1 624 1,135 4.770.000,00 3.378.304.800,00
2 Lantai 2 624 1,135 4.770.000,00 3.378.304.800,00
3 Lantai 3 624 1,135 4.770.000,00 3.378.304.800,00
4 Lantai 4 624 1,135 4.770.000,00 3.378.304.800,00
JUMLAH 4 15.134.805.504,00
A.2.3. RUMAH GENSET
Lantai 1 1 216 1,25 4.770.000,00 1.287.900.000,00
JUMLAH TAHAP II 124.911.046.684,80
NO NAMA GEDUNG JUML
LT.
LUAS
LANTAI
(M2)
Koef
Naik
Lantai
dr
Harga
Sat
(%)
PERKIRAAN
HARGA
SATUAN
(Rp./m2)
PERKIRAAN BIAYA
BANGUNAN (Rp.)
A.3. TAHAP III (Tahun 2018-2019)
A.3.1. GEDUNG DIREKTORAT
Pondasi 12% LS 9.284.056.911,36
1 Lantai 1 1512 1,265 5.056.200,00 9.670.892.616,00
2 Lantai 2 1512 1,265 5.056.200,00 9.670.892.616,00
3 Lantai 3 1512 1,265 5.056.200,00 9.670.892.616,00
4 Lantai 4 1512 1,265 5.056.200,00 9.670.892.616,00
5 Lantai 5 1512 1,265 5.056.200,00 9.670.892.616,00
6 Lantai 6 1512 1,265 5.056.200,00 9.670.892.616,00
7 Lantai 7 1512 1,265 5.056.200,00 9.670.892.616,00
8 Lantai 8 1512 1,265 5.056.200,00 9.670.892.616,00
JUMLAH 8 86.651.197.839,36
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 85
NO NAMA GEDUNG JUML
LT.
LUAS
LANTAI
(M2)
Koef
Naik
Lantai
dr
Harga
Sat
(%)
PERKIRAAN
HARGA
SATUAN
(Rp./m2)
PERKIRAAN BIAYA
BANGUNAN (Rp.)
A.3. TAHAP III (Tahun 2018-2019)
A.3.2. GEDUNG POLLUX BARU
Pondasi 12% LS 8.196.712.202,45
1 Lantai 1 1881 1,197 5.056.200,00 11.384.322.503,40
2 Lantai 2 1881 1,197 5.056.200,00 11.384.322.503,40
3 Lantai 3 1881 1,197 5.056.200,00 11.384.322.503,40
4 Lantai 4 1881 1,197 5.056.200,00 11.384.322.503,40
5 Lantai 5 1881 1,197 5.056.200,00 11.384.322.503,40
6 Lantai 6 1881 1,197 5.056.200,00 11.384.322.503,40
JUMLAH 6 76.502.647.222,85
A.3. TAHAP III (Tahun 2018-2019)
A.3.3. FIRE GROUND
Pondasi 10% LS 63.202.500,00
1 Lantai 1 100 1,25 5.056.200,00 632.025.000,00
JUMLAH 1 695.227.500,00
JUMLAH TAHAP III 163.849.072.562,21
NO NAMA GEDUNG JUML
LT.
LUAS
LANTAI
(M2)
Koef
Naik
Lantai
dr
Harga
Sat
(%)
PERKIRAAN
HARGA
SATUAN
(Rp./m2)
PERKIRAAN BIAYA
BANGUNAN (Rp.)
A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021)
A.4.1. ASRAMA KOMPI A
Pondasi 12% LS 3.037.931.895,50
1 Lantai 1 813 1,162 5.359.572,00 5.063.219.825,83
2 Lantai 2 813 1,162 5.359.572,00 5.063.219.825,83
3 Lantai 3 813 1,162 5.359.572,00 5.063.219.825,83
4 Lantai 4 813 1,162 5.359.572,00 5.063.219.825,83
5 Lantai 5 813 1,162 5.359.572,00 5.063.219.825,83
JUMLAH 5 28.354.031.024,66
A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021)
A.4.2. ASRAMA KOMPI D
Pondasi 12% LS 2.185.965.755,06
1 Lantai 1 585 1,162 5.359.572,00 3.643.276.258,44
2 Lantai 2 585 1,162 5.359.572,00 3.643.276.258,44
3 Lantai 3 585 1,162 5.359.572,00 3.643.276.258,44
4 Lantai 4 585 1,162 5.359.572,00 3.643.276.258,44
5 Lantai 5 585 1,162 5.359.572,00 3.643.276.258,44
JUMLAH 5 20.402.347.047,26
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 86
NO NAMA GEDUNG JUML
LT.
LUAS
LANTAI
(M2)
Koef
Naik
Lantai
dr
Harga
Sat
(%)
PERKIRAAN
HARGA
SATUAN
(Rp./m2)
PERKIRAAN BIAYA
BANGUNAN (Rp.)
A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021)
A.4.3. GEDUNG LAB TERPADU
Pondasi 12% LS 1.769.409.957,61
1 Lantai 1 712 1,12 1,15 5.359.572,00 4.915.027.660,03
2 Lantai 2 712 1,12 1,15 5.359.572,00 4.915.027.660,03
3 Lantai 3 712 1,12 1,15 5.359.572,00 4.915.027.660,03
JUMLAH 3 16.514.492.937,71
A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021)
A.4.4. POLIKLINIK
Pondasi 12% LS 510.531.390,43
1 Lantai 1 236,25 1,12 5.359.572,00 1.418.142.751,20
2 Lantai 2 236,25 1,12 5.359.572,00 1.418.142.751,20
3 Lantai 3 236,25 1,12 5.359.572,00 1.418.142.751,20
JUMLAH 3 4.764.959.644,03
A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021)
A.4.5. DAPUR MENZA
Pondasi 10% LS 448.660.491,26
1 Lantai 1 384 1,09 5.359.572,00 2.243.302.456,32
2 Lantai 2 384 1,09 5.359.572,00 2.243.302.456,32
JUMLAH 2 4.935.265.403,90
A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021)
A.4.6. LANDASAN DAN BAK PEMILAH PADA TPS
Pondasi 7% LS 9.379.251,00
1 Lantai 1 100 0,25 5.359.572,00 133.989.300,00
143.368.551,00
A.4.7. RUMAH GENSET
1 Lantai 1 1 216 1,25 5.359.572,00 1.447.084.440,00
JUMLAH TAHAP IV 76.561.549.048,57
NO NAMA GEDUNG JUML
LT.
LUAS
LANTAI
(M2)
Koef
Naik
Lantai
dr
Harga
Sat
(%)
PERKIRAAN
HARGA
SATUAN
(Rp./m2)
PERKIRAAN BIAYA
BANGUNAN (Rp.)
A.5. TAHAP V (Tahun 2022)
A.5.1. GEDUNG ASRAMA KOMPI E
Pondasi 12% LS 2.317.123.700,37
1 Lantai 1 585 1,162 5.681.146,32 3.861.872.833,95
2 Lantai 2 585 1,162 5.681.146,32 3.861.872.833,95
3 Lantai 3 585 1,162 5.681.146,32 3.861.872.833,95
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 87
NO NAMA GEDUNG JUML
LT.
LUAS
LANTAI
(M2)
Koef
Naik
Lantai
dr
Harga
Sat
(%)
PERKIRAAN
HARGA
SATUAN
(Rp./m2)
PERKIRAAN BIAYA
BANGUNAN (Rp.)
4 Lantai 4 585 1,162 5.681.146,32 3.861.872.833,95
5 Lantai 5 585 1,162 5.681.146,32 3.861.872.833,95
JUMLAH 5 21.626.487.870,10
A.5. TAHAP V (Tahun 2022)
A.5.2. APARTEMEN DOSEN
Pondasi 12% LS 5.059.346.900,49
1 Lantai 1 857,75 1,236 5.681.146,32 6.023.032.024,39
2 Lantai 2 857,75 1,236 5.681.146,32 6.023.032.024,39
3 Lantai 3 857,75 1,236 5.681.146,32 6.023.032.024,39
4 Lantai 4 857,75 1,236 5.681.146,32 6.023.032.024,39
5 Lantai 5 857,75 1,236 5.681.146,32 6.023.032.024,39
6 Lantai 6 857,75 1,236 5.681.146,32 6.023.032.024,39
7 Lantai 7 857,75 1,236 5.681.146,32 6.023.032.024,39
JUMLAH 7 47.220.571.071,23
A.5. TAHAP V (Tahun 2022)
A.5.3. RUSUN KARYAWAN
Pondasi 12% LS 4.199.749.126,13
1 Lantai 1 857,75 1,197 5.681.146,32 5.832.984.897,41
2 Lantai 2 857,75 1,197 5.681.146,32 5.832.984.897,41
3 Lantai 3 857,75 1,197 5.681.146,32 5.832.984.897,41
4 Lantai 4 857,75 1,197 5.681.146,32 5.832.984.897,41
5 Lantai 5 857,75 1,197 5.681.146,32 5.832.984.897,41
6 Lantai 6 857,75 1,197 5.681.146,32 5.832.984.897,41
JUMLAH 6 39.197.658.510,58
A.5.4. RUMAH GENSET
1 Lantai 1 1 216 1,25 5.681.146,32 1.533.909.506,40
JUMLAH TAHAP V 109.578.626.958,31
NO NAMA GEDUNG JUML
LT.
LUAS
LANTAI
(M2)
Koef
Naik
Lantai
dr
Harga
Sat
(%)
PERKIRAAN
HARGA
SATUAN
(Rp./m2)
PERKIRAAN BIAYA
BANGUNAN (Rp.)
A.6. TAHAP VI (Tahun 2023)
A.6.1. GUEST HOUSE
Pondasi 12% LS 1.573.393.564,22
1 Lantai 1 648 1,12 6.022.015,10 4.370.537.678,40
2 Lantai 2 648 1,12 6.022.015,10 4.370.537.678,40
3 Lantai 3 648 1,12 6.022.015,10 4.370.537.678,40
JUMLAH 3 14.685.006.599,41
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 88
NO NAMA GEDUNG JUML
LT.
LUAS
LANTAI
(M2)
Koef
Naik
Lantai
dr
Harga
Sat
(%)
PERKIRAAN
HARGA
SATUAN
(Rp./m2)
PERKIRAAN BIAYA
BANGUNAN (Rp.)
A.6. TAHAP VI (Tahun 2023)
A.6.2. ASRAMA KOMPI F
Pondasi 12% LS 1.328.721.499,55
1 Lantai 1 405 1,135 6.022.015,10 2.768.169.790,72
2 Lantai 2 405 1,135 6.022.015,10 2.768.169.790,72
3 Lantai 3 405 1,135 6.022.015,10 2.768.169.790,72
4 Lantai 4 405 1,135 6.022.015,10 2.768.169.790,72
JUMLAH 4 12.401.400.662,45
A.6. TAHAP VI (Tahun 2023)
A.6.3. GARASI BUS
Pondasi 10% LS 378.086.195,99
1 Lantai 1 288 1,09 6.022.015,10 1.890.430.979,94
2 Lantai 2 288 1,09 6.022.015,10 1.890.430.979,94
JUMLAH 2 4.158.948.155,87
A.6. TAHAP VI (Tahun 2023)
A.6.4. PLAZA UPACARA
Pondasi 7% LS 350.553.542,95
1 Lantai 1 5544 0,15 6.022.015,10 5.007.907.756,49
JUMLAH 1 5.358.461.299,45
JUMLAH TAHAP VI 36.603.816.717,17
Sumber: Hasil Perhitungan oleh Konsultan Perencana mengacu Permen PU Nomor 45/PRT/M/2007.
Perhitungan rencana biaya non-standar menurut Permen PU Nomor
45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
terdiri dari:
No Jenis Pekerjaan Prosentase
1 Alat Pengkondisian Udara 10-20% dari total BKF Pek Standar 2 Elevator/Escalator 8-12% dari total BKF Pek Standar 3 Tata Suara (Sound System) 3-6% dari total BKF Pek Standar 4 Telepon dan PABX 3-6% dari total BKF Pek Standar 5 Instalasi IT (Informasi & Teknologi) 6-11% dari total BKF Pek Standar 6 Elektrikal (termasuk genset) 7-12% dari total BKF Pek Standar 7 Sistem Proteksi Kebakaran 7-12% dari total BKF Pek Standar 8 Sistem Penangkal Petir Khusus 2-5% dari total BKF Pek Standar 9 Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) 2-4% dari total BKF Pek Standar
10 Interior (termasuk furniture) 15-25% dari total BKF Pek Standar 11 Pencegahan Bahaya Rayap 1-3% dari total BKF Pek Standar 12 Fasilitas penyandang cacat & kebutuhan
khusus 3-8% dari total BKF Pek Standar
13 Sarana/Prasarana Lingkungan 3-8% dari total BKF Pek Standar 14 Basement (per m2) 120% dari standar Harga Satuan
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 89
Tertinggi/m2
Total biaya pekerjaan non-standar maksimum sebesar 150% dari total biaya pekerjaan
standar bangunan gedung negara.
Di dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bangunan gedung,
untuk Bangunan Gedung Negara menggunakan standar yang telah ditetapkan pada
peraturan yang sama diatas. Terdapat klasifikasi untuk pembiayaan kegiatan perencanaan
dan kegiatan pelaksanaan, yaitu untuk Bangunan Gedung Negara Sederhana dan
Bangunan Gedung Negara Tidak Sederhana. Dalam hal pembangunan PIP Semarang
diklasifikasikan ke dalam Bangunan Gedung Negara Tidak Sederhana. Pada implementasi
kegiatan perencanaan dan pelaksanaan untuk Bangunan Gedung Negara Tidak
Sederhana, terdapat komponen kegiatan yang diperhitungkan pembiayaannya menurut
peraturan ini, yaitu:
1) Biaya perencanaan konstruksi,
2) Biaya manajemen konstruksi,
3) Biaya pengawasan konstruksi,
4) Biaya pengelolaan kegiatan, dan
5) Biaya pekerjaan non standar yang juga harus diperhitungkan yaitu:
a) Biaya penyusunan studi AMDAL kawasan dan ANDALALIN,
b) Biaya pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
c) Biaya penyambungan listrik, air bersih, telepon dan internet.
Untuk komponen kegiatan perencanaan dan pelaksanaan untuk Bangunan Gedung
Negara Tidak Sederhana menggunakan standar prosentase biaya sebagai berikut:
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 90
Dengan demikian rincian estimasi rencana pembiayaan pembangunan bangunan gedung
PIP Semarang Tahun 2014-2034 untuk biaya pekerjaan standar dan biaya pekerjaan non-
standar adalah sebagai berikut di bawah ini.
Biaya perkiraan keseluruhan rencana pembangunan fisik Bangunan Gedung PIP
Semarang dari Tahap I sampai Tahap VI di bawah ini ditambahkan dengan biaya
penyusunan dokumen AMDAL Kawasan PIP Semarang dan dokumen ANDALALIN
dengan memperhitungkan komponen-komponen biaya yang terkait dengan kegiatan
tersebut antara lain:
a) Biaya pengukuran rona awal sumber daya lingkungan yang meliputi kadar kualitas
air, udara, air limbah dan air di dalam badan air drainase lingkungan dan kota,
dan kebisingan yang dilakukan oleh laboratorium yang telah terakreditasi,
b) Biaya publikasi dan sosialisasi publik,
c) Biaya persidangan untuk penyusunan KA dan ANDAL,
d) Biaya untuk mendapatkan rekomendasi Walikota,
e) Biaya pengukuran kepadatan lalu-lintas (traffic counting) pada ruas-ruas yang
relevan,
f) Biaya persidangan untuk ANDALALIN,
g) Biaya personil dan non-personil yang dapat diganti, dan
h) Biaya-biaya lainnya yang relevan.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 91
A. Bangunan Gedung Asrama:
No Jenis Pekerjaan
Prosen-
tase dari
BKF
Standar
Rencana Biaya Gedung (Rp.)
Asrama Kompi A
(Tahap IV)
Asrama Kompi B
(Tahap II)
Asrama Kompi C
(Tahap II)
Asrama Kompi D
(Tahap IV)
Asrama Kompi E
(Tahap V)
Asrama Kompi F
(Tahap VI)
Asrama Taruni
(Tahap II)
BKF 100% 28.354.031.024,66 18.158.016.240,00 18.158.016.240,00 20.402.347.047,26 21.626.487.870,10 12.401.400.662,45 15.134.805.504,00
1 Alat Pengkondisian
Udara
2% 567.080.620,49 279.593.044,38 279.593.044,38 314.150.744,67 332.999.789,35 195.625.461,60 236.040.816,96
2 Lif
3 Tata Suara (Sound
System)
5% 1.417.701.551,23 698.982.610,95 698.982.610,95 785.376.861,66 832.499.473,36 489.063.654,00 590.102.042,40
4 Telepon dan PABX 4% 1.134.161.240,99 559.186.088,76 559.186.088,76 628.301.489,33 665.999.578,69 391.250.923,20 472.081.633,92
5 Instalasi IT
(Informasi &
Teknologi)
6 Elektrikal
(termasuk genset)
10% 2.835.403.102,47 1.397.965.221,90 1.397.965.221,90 1.570.753.723,33 1.664.998.946,73 978.127.307,99 1.180.204.084,80
7 Sistem Proteksi
Kebakaran
10% 2.835.403.102,47 1.397.965.221,90 1.397.965.221,90 1.570.753.723,33 1.664.998.946,73 978.127.307,99 1.180.204.084,80
8 Sistem Penangkal
Petir Khusus
2% 567.080.620,49 279.593.044,38 279.593.044,38 314.150.744,67 332.999.789,35 195.625.461,60 236.040.816,96
9 Instalasi
Pengolahan Air
Limbah (IPAL)
2% 567.080.620,49 279.593.044,38 279.593.044,38 314.150.744,67 332.999.789,35 195.625.461,60 236.040.816,96
10 Interior (termasuk
furniture)
20% 5.670.806.204,93 2.795.930.443,80 2.795.930.443,80 3.141.507.446,65 3.329.997.893,45 1.956.254.615,98 2.360.408.169,60
11 Pencegahan Bahaya
Rayap
2% 567.080.620,49 279.593.044,38 279.593.044,38 314.150.744,67 332.999.789,35 195.625.461,60 236.040.816,96
12 Fasilitas
penyandang cacat &
kebutuhan khusus
13 Sarana/Prasarana
Lingkungan
5% 1.417.701.551,23 698.982.610,95 698.982.610,95 785.376.861,66 832.499.473,36 489.063.654,00 590.102.042,40
JUMLAH TOTAL
Biaya Standar +
Biaya Non-Standar
162% 45.933.530.259,95 26.825.400.615,78 26.825.400.615,78 30.141.020.131,89 31.949.481.339,80 18.465.789.971,99 22.452.070.829,76
Sumber: Hasil Perhitungan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Permen PU Nomor 45/PRT/M/2007.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 92
B. Bangunan Gedung Kelas dan Kantor:
No Jenis Pekerjaan
Prosen-
tase
dari BKF
Standar
Rencana Biaya Gedung (Rp.)
PASIS
(Tahap I)
Betelgeuse
(Tahap II)
Pollux
(Tahap III)
Auditorium
(Tahap I)
Direktorat
(Tahap III)
Lab Terpadu
(Tahap IV)
Poliklinik
(Tahap IV)
BKF 100% 28.885.429.440,00 72.172.308.700,80 76.502.647.222,85 61.897.348.800,00 86.651.197.839,36 16.514.492.937,71 3.700.645.420,50
1 Alat Pengkondisian
Udara
2% 577.708.588,80 1.443.446.174,02 1.530.052.944,46 1.237.946.976,00 1.733.023.956,79 330.289.858,75 74.012.908,41
2 Lif 10% 2.888.542.944,00 7.217.230.870,08 7.650.264.722,29 6.189.734.880,00 8.665.119.783,94 1.651.449.293,77 370.064.542,05
3 Tata Suara (Sound
System)
5% 1.444.271.472,00 3.608.615.435,04 3.825.132.361,14 3.094.867.440,00 4.332.559.891,97 825.724.646,89 185.032.271,03
4 Telepon dan PABX 4% 1.155.417.177,60 2.886.892.348,03 3.060.105.888,91 2.475.893.952,00 3.466.047.913,57 660.579.717,51 148.025.816,82
5 Instalasi IT
(Informasi &
Teknologi)
9% 5.570.761.392,00 7.798.607.805,54 1.486.304.364,39 333.058.087,85
6 Elektrikal
(termasuk genset)
10% 2.888.542.944,00 7.217.230.870,08 7.650.264.722,29 6.189.734.880,00 8.665.119.783,94 1.651.449.293,77 370.064.542,05
7 Sistem Proteksi
Kebakaran
10% 2.888.542.944,00 7.217.230.870,08 7.650.264.722,29 6.189.734.880,00 8.665.119.783,94 1.651.449.293,77 370.064.542,05
8 Sistem Penangkal
Petir Khusus
2% 577.708.588,80 1.443.446.174,02 1.530.052.944,46 1.237.946.976,00 1.733.023.956,79 330.289.858,75 74.012.908,41
9 Instalasi
Pengolahan Air
Limbah (IPAL)
2% 577.708.588,80 1.443.446.174,02 1.530.052.944,46 1.237.946.976,00 1.733.023.956,79 330.289.858,75 74.012.908,41
10 Interior (termasuk
furniture)
20% 5.777.085.888,00 14.434.461.740,16 15.300.529.444,57 12.379.469.760,00 17.330.239.567,87 3.302.898.587,54 740.129.084,10
11 Pencegahan Bahaya
Rayap
2% 577.708.588,80 1.443.446.174,02 1.530.052.944,46 1.237.946.976,00 1.733.023.956,79 330.289.858,75 74.012.908,41
12 Fasilitas
penyandang cacat &
kebutuhan khusus
3% 866.562.883,20 2.165.169.261,02 2.295.079.416,69 1.856.920.464,00 2.599.535.935,18 495.434.788,13 111.019.362,62
13 Sarana/Prasarana
Lingkungan
5% 1.444.271.472,00 3.608.615.435,04 3.825.132.361,14 3.094.867.440,00 4.332.559.891,97 825.724.646,89 185.032.271,03
JUMLAH TOTAL
Biaya Standar +
Biaya Non-Standar
184% 50.549.501.520,00 126.301.540.226,40 133.879.632.639,99 113.891.121.792,00 159.438.204.024,42 30.386.667.005,39 6.809.187.573,72
Sumber: Hasil Perhitungan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Permen PU Nomor 45/PRT/M/2007.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 93
C. Hunian dan Fasilitas Penunjang
No Jenis Pekerjaan
Prosen-
tase dari
BKF
Standar
Rencana Biaya Gedung (Rp.)
Apartemen Dosen
(Tahap V)
Rusun Karyawan
(Tahap V)
Guest House
(Tahap VI)
Fire Ground
(Tahap III)
Dapur Menza
(Tahap IV)
Garasi Bus
(Tahap VI)
Plaza Upacara
(Tahap VI)
BKF 100% 47.220.571.071,23 39.197.658.510,58 14.685.006.599,41 695.227.500,00 4.935.265.403,90 4.158.948.155,87 5.358.461.299,45
1 Alat Pengkondisian
Udara
2% 944.411.421,42 293.700.131,99 13.904.550,00
2 Lif 10% 4.722.057.107,12 1.468.500.659,94
3 Tata Suara (Sound
System)
5% 734.250.329,97 246.763.270,20
4 Telepon dan PABX 4% 587.400.263,98 197.410.616,16 166.357.926,23
5 Instalasi IT (Informasi
& Teknologi)
9%
6 Elektrikal (termasuk
genset)
10% 4.722.057.107,12 3.919.765.851,06 1.468.500.659,94 493.526.540,39 415.894.815,59
7 Sistem Proteksi
Kebakaran
10% 4.722.057.107,12 3.919.765.851,06 1.468.500.659,94 69.522.750,00 493.526.540,39 415.894.815,59
8 Sistem Penangkal Petir
Khusus
2% 944.411.421,42 783.953.170,21 293.700.131,99 98.705.308,08 83.178.963,12
9 Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL)
2% 944.411.421,42 279.593.044,38 279.593.044,38 332.999.789,35 195.625.461,60
10 Interior (termasuk
furniture)
15% 7.083.085.660,68 5.879.648.776,59 2.202.750.989,91 104.284.125,00 740.289.810,59 623.842.223,38
11 Pencegahan Bahaya
Rayap
2% 944.411.421,42 783.953.170,21 293.700.131,99 13.904.550,00 98.705.308,08 83.178.963,12
12 Fasilitas penyandang
cacat & kebutuhan
khusus
3% 1.416.617.132,14 1.175.929.755,32 440.550.197,98 148.057.962,12 124.768.444,68
13 Sarana/Prasarana
Lingkungan
5% 2.361.028.553,56 1.959.882.925,53 734.250.329,97 34.761.375,00 246.763.270,20 207.947.407,79 267.923.064,97
JUMLAH TOTAL Biaya
Standar + Biaya Non-
Standar
179% 76.025.119.424,68 57.900.151.054,93 24.950.404.131,39 931.604.850,00 8.032.013.819,43 6.475.637.176,96 5.626.384.364,42
Sumber: Hasil Perhitungan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Permen PU Nomor 45/PRT/M/2007.
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 94
Tabel Rencana Biaya Pembangunan Bangunan Gedung PIP Semarang Tahap I sampai dengan Tahap II, Tahun 2014-2023
NO NAMA GEDUNG
LUAS
LANTAI
(M2)
PERKIRAAN
HARGA
SATUAN
(Rp./m2)
PERKIRAAN BKF
BANGUNAN TOTAL
(Rp.)
PERKIRAAN
BIAYA
PERENCANAAN
(Rp.)
PERKIRAAN
BIAYA
MANAJEMEN
KONSTRUKSI
(Rp.)
PERKIRAAN
BIAYA
PENGAWASAN
(Rp.)
PERKIRAAN
BIAYA
PENGELOLAAN
KEGIATAN (Rp.)
PERKIRAAN BIAYA
TOTAL
PELAKSANAAN
(Rp.)
TAHAP I (Tahun 2014-2015)
I GEDUNG AUDITORIUM 10260 4.500.000,00 113.891.121.792,00 3.244.500.000,00 2.624.500.000,00 2.140.000.000,00 849.000.000,00 122.749.121.792,00
II GEDUNG PASIS 4788 4.500.000,00 50.549.501.520,00 1.525.000.000,00 1.251.900.000,00 1.009.600.000,00 468.250.000,00 54.804.251.520,00
III RUMAH GENSET 216 4.500.000,00 1.215.000.000,00 74.750.000,00 62.000.000,00 52.500.000,00 88.750.000,00 1.493.000.000,00
JUMLAH TAHAP I 165.655.623.312,00 179.046.373.312,00
TAHAP II (Tahun 2016-2017)
IV GEDUNG BETELGEUSE 11286 4.770.000,00 126.301.540.226,40 3.614.000.000,00 2.922.025.000,00 2.380.525.000,00 946.350.000,00 136.164.440.226,40
V GEDUNG ASRAMA KOMPI B dan
ASRAMA KOMPI C 5850 4.770.000,00 53.650.801.231,56 1.607.700.000,00 1.318.750.000,00 1.063.500.000,00 482.500.000,00 58.123.251.231,56
VI GEDUNG ASRAMA TARUNI 2496 4.770.000,00 22.452.070.829,76 785.350.000,00 645.400.000,00 530.860.000,00 343.300.000,00 24.756.980.829,76
VII RUMAH GENSET 216 4.770.000,00 1.287.900.000,00 79.000.000,00 65.250.000,00 55.250.000,00 92.750.000,00 1.580.150.000,00
JUMLAH TAHAP II 203.692.312.287,72 220.624.822.287,72
TAHAP III (Tahun 2018-2019)
VIII GEDUNG DIREKTORAT 12096 5.056.200,00 159.438.204.024,42 4.479.000.000,00 3.630.200.000,00 2.941.500.000,00 1.085.650.000,00 171.574.554.024,42
IX GEDUNG POLLUX BARU 11286 5.056.200,00 133.879.632.639,99 3.830.000.000,00 3.100.000.000,00 2.520.750.000,00 998.400.000,00 144.328.782.639,99
X FIRE GROUND 100 5.056.200,00 931.604.850,00 60.500.000,00 50.000.000,00 42.400.000,00 77.150.000,00 1.161.654.850,00
JUMLAH TAHAP III 294.249.441.514,41 317.064.991.514,41
TAHAP IV (Tahun 2020-2021)
XI ASRAMA KOMPI A 4065 5.359.572,00 45.933.530.259,95 1.417.100.000,00 1.163.000.000,00 939.600.000,00 461.550.000,00 49.914.780.259,95
XII ASRAMA KOMPI D 2925 5.359.572,00 30.141.020.131,89 1.006.000.000,00 824.000.000,00 673.500.000,00 395.750.000,00 33.040.270.131,89
XIII GEDUNG LAB TERPADU 2136 5.359.572,00 30.386.667.005,38 1.012.250.000,00 829.250.000,00 677.500.000,00 397.250.000,00 33.302.917.005,38
XIV POLIKLINIK 708,75 5.359.572,00 7.873.501.797,25 328.750.000,00 272.650.000,00 278.000.000,00 202.050.000,00 8.954.951.797,25
XV DAPUR MENZA 768 5.359.572,00 8.032.013.819,43 333.600.000,00 276.750.000,00 231.300.000,00 203.600.000,00 9.077.263.819,43
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG
Tahun 2013
VII - 95
NO NAMA GEDUNG
LUAS
LANTAI
(M2)
PERKIRAAN
HARGA
SATUAN
(Rp./m2)
PERKIRAAN BKF
BANGUNAN TOTAL
(Rp.)
PERKIRAAN
BIAYA
PERENCANAAN
(Rp.)
PERKIRAAN
BIAYA
MANAJEMEN
KONSTRUKSI
(Rp.)
PERKIRAAN
BIAYA
PENGAWASAN
(Rp.)
PERKIRAAN
BIAYA
PENGELOLAAN
KEGIATAN (Rp.)
PERKIRAAN BIAYA
TOTAL
PELAKSANAAN
(Rp.)
XVI LANDASAN DAN BAK PEMILAH
PADA TPS 100 5.359.572,00 143.368.551,00 12.903.169,59 0,00 7.675.000,00 20.050.000,00 183.996.720,59
XVII RUMAH GENSET 216 5.359.572,00 1.447.084.440,00 87.500.000,00 72.250.000,00 61.000.000,00 99.500.000,00 1.767.334.440,00
JUMLAH TAHAP IV 123.957.186.004,91 136.241.514.174,50
TAHAP V (Tahun 2022)
XVIII GEDUNG ASRAMA KOMPI E 2925 5.681.146,32 31.949.481.339,80 1.057.000.000,00 866.200.000,00 706.400.000,00 407.500.000,00 34.986.581.339,80
XIX APARTEMEN DOSEN 6004,3 5.681.146,32 76.025.119.424,68 2.170.000.000,00 1.767.000.000,00 1.425.800.000,00 542.950.000,00 81.930.869.424,68
XX RUSUN KARYAWAN 5146,5 5.681.146,32 57.900.151.054,93 1.719.310.000,00 1.408.500.000,00 1.136.050.000,00 500.050.000,00 62.664.061.054,93
XXI RUMAH GENSET 216 5.681.146,32 1.533.909.506,40 91.500.000,00 76.000.000,00 64.500.000,00 103.000.000,00 1.868.909.506,40
JUMLAH TAHAP V 167.408.661.325,81 181.450.421.325,81
TAHAP VI (Tahun 2023)
XXII GUEST HOUSE 1944 6.022.015,10 24.950.404.131,39 853.750.000,00 699.000.000,00 574.150.000,00 354.800.000,00 27.432.104.131,39
XXIII ASRAMA KOMPI F 1620 6.022.015,10 18.465.789.971,99 668.500.000,00 552.400.000,00 455.300.000,00 313.600.000,00 20.455.589.971,99
XXIV GARASI BUS 576 6.022.015,10 6.475.637.176,96 282.000.000,00 234.500.000,00 196.900.000,00 187.950.000,00 7.376.987.176,96
XXV PLAZA UPACARA 5544 6.022.015,10 5.626.384.364,42 251.250.000,00 209.500.000,00 176.150.000,00 175.500.000,00 6.438.784.364,42
JUMLAH TAHAP VI 55.518.215.644,76 61.703.465.644,76
Sumber: Hasil Perhitungan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Permen PU Nomor 45/PRT/M/2007 Tabel E2.