07 bab 7_master plan_akhir pip smg_final

95
Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG Tahun 2013 VII - 1 BAB VII RENCANA PENGEMBANGAN 7.1. Rencana Zoning Pengembangan kawasan PIP Semarang Tahun 2014-2034 direncanakan dengan pengembangan zoning sebagai berikut: 1) Zona Administrasi, Akademik dan Ketarunaan 2) Zona Fasilitas Utama 3) Zona Hunian 4) Zona Fasilitas Penunjang 5) Zona RTH Gambar 7.1. Rencana Sub-Zona PIP Semarang 2014-2034 A. Zona Administrasi, Akademik dan Ketarunaan Zona Administrasi, Akademik dan Ketarunaan terdiri dari bangunan Gedung Direktorat, Gedung Auditorium, Gedung Betelgeuse dan Gedung Pollux. Antar bangunan-bangunan gedung tersebut dihubungkan dengan koridor untuk memudahkan hubungan aktivitas administrasi, akademik dan ketarunaan. Bangunan-bangunan pada zona ini mempunyai ketinggian antara 6 - 8 lantai. Zona ini dilengkapi dengan RTNH berupa Plaza Upacara dan RTH di depan Plaza Upacara dan di depan masing-masing Gedung Direktorat, Auditorium dan Betelgeuse. Untuk melayani mobilitas pada zona ini ke luar disediakan tempat parkir yang berada pada lantai dasar Gedung Betelgeuse. Zona Servis Fas Utama Zona RTH Zona Administrasi, Akademik & Ketarunaan Zona Hunian Zona Hunian Zona Hunian Fas Utama Fas Utama Zona Servis

Upload: andon-setyo-wibowo

Post on 27-Nov-2015

190 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

Campus Master Plan

TRANSCRIPT

Page 1: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 1

BAB VII

RENCANA PENGEMBANGAN

7.1. Rencana Zoning

Pengembangan kawasan PIP Semarang Tahun 2014-2034 direncanakan dengan

pengembangan zoning sebagai berikut:

1) Zona Administrasi, Akademik dan Ketarunaan

2) Zona Fasilitas Utama

3) Zona Hunian

4) Zona Fasilitas Penunjang

5) Zona RTH

Gambar 7.1. Rencana Sub-Zona PIP Semarang 2014-2034

A. Zona Administrasi, Akademik dan Ketarunaan

Zona Administrasi, Akademik dan Ketarunaan terdiri dari bangunan Gedung

Direktorat, Gedung Auditorium, Gedung Betelgeuse dan Gedung Pollux. Antar

bangunan-bangunan gedung tersebut dihubungkan dengan koridor untuk

memudahkan hubungan aktivitas administrasi, akademik dan ketarunaan.

Bangunan-bangunan pada zona ini mempunyai ketinggian antara 6 - 8 lantai.

Zona ini dilengkapi dengan RTNH berupa Plaza Upacara dan RTH di depan Plaza

Upacara dan di depan masing-masing Gedung Direktorat, Auditorium dan

Betelgeuse. Untuk melayani mobilitas pada zona ini ke luar disediakan tempat parkir

yang berada pada lantai dasar Gedung Betelgeuse.

Zona

Servis

Fas

Utama

Zona RTH

Zona Administrasi,

Akademik &

Ketarunaan

Zona Hunian

Zona Hunian

Zona

Hunian

Fas

Utama

Fas

Utama

Zona

Servis

Page 2: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 2

B. Zona Fasilitas Utama

Zona Fasilitas Utama terdiri dari bangunan-bangunan Gedung METI, Gedung INS,

Gedung Agum Gumelar dan Gedung Pasis dan kelompok Lab-lab Bengkel, Bengkel

Ship Analitic dan Engine Hall. Zona Fasilitas Utama ini menyebar disebabkan ada 2

bangunan laboratorium utama yang baru saja selesai dibangun dengan anggaran

Negara dan tidak dapat dihapus, dan telah memiliki fasilitas modern lengkap yaitu

Lab. METI dan Lab. INS (lihat Gambar 6.1).

Untuk menunjang kemudahan zona-zona tersebut sebagai fasilitas utama dan

memperbaiki hubungan fungsi zona lama, maka fungsi laboratorium eksisting yang

semula berada di bagian timur dipindahkan ke bagian barat. Pemindahan lokasi ini

mendekatkan kelompok Lab-lab Bengkel, Bengkel SHP Analitic dan Engine Hall

dengan Lab METI dan Lab Sekoci menjadi satu zona sekalian dengan Gedung Pasis

sebagai tempat Diklat dan Lab Multimedia untuk peserta Diklat Lanjutan.

Pada zona fasilitas utama di bagian utara ini dilengkapi dengan fasilitas parkir mobil

yang berada di bagian Lantai Dasar Gedung Pasis. Di antara Zona fasilitas utama di

sisi utara dengan zona hunian Gedung Asrama Kompi D dan E diberikan barrier

berupa tanaman merambat pada pagar kawat, yang sekaligus berfungsi sebagai RTH

Antara kedua kelompok zona berbeda fungsi. Lahan RTH yang mengelilingi Lab.

METI yang ada pada saat ini tetap dipertahankan.

C. Zona Hunian

Zona hunian terbagi pula menjadi 3 lokasi, yaitu zona hunian di utara, zona hunian di

timur dan zona hunian di selatan kawasan PIP Semarang. Zona hunian di utara

terdiri dari Asrama Kompi D, E dan F (yang terletak di luar lahan PIP Semarang).

Untuk memudahkan hubungan antara Asrama Kompi D,E dengan F dusediakan

jembatan penyeberangan tertutup.

Pada bagian timur zona hunian terdiri dari Gedung Asrama Kompi A, Asrama Kompi

B dan C, dan Asrama Taruni. Asrama Kompi B dan C terhubung dengan koridor

beratap dari sisi timur ke gedung PMMK, Jurusan Nautika, Jurusan Teknika dan

Jurusan KALK. Asrama Kompi A dihubungkan dengan koridor beratap ke Jurusan

Teknika, dari sisi barat ke PMMK, Jurusan Nautika dan Jurusan KALK.

Zona hunian di bagian seatan diperuntukkan bangunan-bangunan Gedung Rusun

Karyawan, Apartemen Pejabat dan Dosen, dan Guest House. Zona ini dilengkapi

dengan parkir mobil dan motor yang disediakan di Lantai Dasar. Dengan KDB yang

lebih kecil dibandingkan dengan eksisting Tahun 2013, diperoleh luasan RTH yang

lebih besar.

Page 3: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 3

D. Zona Fasilitas Penunjang

Zona Fasilitas Penunjang terdiri dari 3 sub zona yang terpisah-pisah pula. Zona

paling utara yaitu Gedung Poliklinik untuk melayani fungsi kesehatan taruna dan

peserta Diklat Pelaut Lanjutan, serta para dosen dan karyawan. Lokasi yang

direncanakan sudah tepat karena berada di antara ketiga fungsi tersebut dengan jarak

yang relative sama.

Zona tengah yaitu Gedung Dapur untuk melayani kebutuhan makan para taruna D-

IV, dan Gedung Menza yaitu pada Lantai 1 untuk ruang makan dan Lantai Dua untuk

Masjid.

Zona ketiga adalah Gedung Garasi kendaraan kantor dan Musholla, selain ruang-

ruang terbuka untuk olah raga.

E. Zona RTH

Zona RTH yang paling luas adalah Lapangan Sepak Bola, selain RTH taman-taman

kecil yang tersebar di sekitar gedung kelompok laboratorium dan disekitar asrama.

Zona RTH ini harus dipertahankan luasannya seluas 28,5% dan bila memungkinkan

ditambah lagi menjadi sesuai dengan target RTH Kawasan Perkotaan.

Rencana peningkatan kualitas RTH meliputi pemanfaatan tanaman yang berfungsi

sebagai pelindung/peneduh, barrier/peredam terhadap kebisingan, penyerap polusi

udara, barrier untuk zona yang harus dipisahkan, pengarah sirkulasi, dan estetika

taman. Rencana pengembangan RTH PIP Semarang mengacu pada Permen PU

Nomor 05/PRT/M/2008 yang diuraikan pada Sub bab Rencana Pengembangan RTH.

7.2. Rencana Arsitektur

Secara keseluruhan tatanan massa bangunan yang direncanakan pada Kawasan

PIP Semarang hingga 20 tahun perencanaan antara Tahun 2014-2034 telah melalui

tahapan diskusi dan pemecahan beberapa masalah yang telah dikemukakan pada Bab IV

sub-Bab 4.2.2 terkait dengan keterbatasan lahan dan eksisting bangunan yang tidak dapat

ditata ulang. Rencana penataan massa arsitektur bangunan dapat dilihat pada Gambar 7.2

di bawah ini dan pada Lampiran Gambar dari Laporan Akhir ini.

Page 4: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 4

Gambar 7.2. Tatanan Massa Bangunan Gedung PIP Semarang 2014-2034

7.2.1. Rencana Sirkulasi Horizontal dan Vertikal, dan Aksesibilitas

Penataan sirkulasi pada rencana Master PIP Semarang Tahun 2014-2034, pintu

masuk utama berada pada sisi barat-tengah Jl. Singosari persis di tengah depan Plaza

Upacara (membuka pintu baru). Pintu keluar utama berada di bagian utara dan selatan

daripada pintu masuk utama yang juga mempertahankan sirkulasi eksisting. Kedua akses

pintu masuk dan keluar ini memudahkan pengunjung agar tidak terlewat untuk mencari

akses masuk dan keluar kompleks PIP Semarang. Disamping itu posisi pintu masuk-

keluar ini memungkinkan untuk menghindari sebagai penyebab kemacetan lalu-lintas

umum. Dari pintu masuk utama ini langsung nampak bagian Plaza Upacara dengan

tulisan “Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang” pada bagian depannya, yang dikelilingi

Gedung Direktorat, Gedung Auditorium, Gedung Jurusan Nautika pada Pollux Baru, dan

Gedung PMMK.

Pada bagian utara terdapat 1 pintu masuk dan keluar untuk peserta Diklat

Lanjutan PASIS yang membedakan pintu masuknya dengan peserta Diklat Pembentukan

(D-IV) ataupun para tamu lainnya. Sedangkan untuk ke area servis melalui 1 pintu keluar-

masuk selatan yang menjadi satu dengan akses pintu masuk ke kompleks perumahan

Apartemen dan Rusun. Pintu masuk selatan ini juga menjadi akses untuk kendaraan bus

masuk-keluar ke garasinya.

Page 5: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 5

Gambar 7.3. Gerbang Utama PIP Semarang 2014-2034

A. Rencana Sirkulasi Kendaraan

Sirkulasi kendaraan mobil dan sepeda motor peserta Diklat, mobil bus, taxi dan

mobil dan motor dosen, dan karyawan melalui pintu masuk dan keluar bagian selatan,

menuju ke tempat parkir di bawah Gedung Betelgeuse, digambarkan sebagai berikut:

Gambar 7.4. Sirkulasi Kendaraan pada Pintu Masuk-Keluar Utama PIP Semarang 2014-2034

Untuk peserta Diklat di Gedung PASIS sirkulasi kendaraan ke tempat parkir

mengambil jalur terpendek yaitu melalui pintu utara. Untuk dosen dan karyawan menuju

tempat parkir melalui pintu gerbang terpendek dari selatan. Sedangkan untuk keperluan

PMK disediakan jalur keliling kawasan dengan mengambil rute ke arah Urata memutar

mengelilingi lahan menuju ke selatan dan berbelok ke barat menuju pintu keluar. Untuk

kendaraan servis dapat mengambil rute sebaliknya daripada kendaraan PMK.

PASIS

Dosen, Karyawan

PMK

Page 6: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 6

1) Rencana Penataan Parkir Kendaraan di Lantai Dasar Bangunan

Berikut ini adalah beberapa gambar untuk standar acuan yang dipakai

untuk ukuran luasan dan tatanan parkir kendaraan di lantai dasar bangunan;

Gambar 7.5. Standar luasan parkir mobil

Gambar 7.6. Denah lantai dasar bangunan betelgeuse

2) Standar Belokan Kendaraan Pemadam Kebakaran dan Bus Kampus

Gambar 7.7. Dimensi dan ukuran mobil unit pemadam kebakaran sedang

Ukuran Min. Lebar = 2,4 meter Zona bebas = 6,1 meter Panjang = 4,8 meter Tinggi min. = 2 meter

Page 7: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 7

Gambar 7.8. Bentuk dan Luasan jalan untuk manuver kendaraan

Pada gambar 7.8 diatas dapat dilihat luasan lebar belokan kendaraan pemadam

kebakaran/fire appliance adalah sebesar 315 cm, sementara lebar jalan untuk kendaraan

pemadam kebakaran yang direncanakan adalah minimum 350 sampai 400cm sehingga

ukuran ini sudah sangat layak untuk diterapkan.

B. Rencana Sirkulasi Pejalan Kaki

Untuk menggambarkan hubungan ruang pada setiap lantai bangunan dan dari

satu bangunan ke bangunan lainnya dilalui dari koridor pedestrian pada Lantai Dasar lalu

menuju ke tangga atau lift di setiap blok bangunan. Hubungan setiap lantai bangunan

dapat ditunjukkan pada Gambar 7.9 dibawah ini. Sirkulasi bagi Taruna/Taruni di Lantai 1

(Dasar) menghubungkan antara Bangunan Asrama Taruna/Taruni dengan Gedung Kuliah

dan Laboratorium. Untuk kegiatan administrasi akademik dan ketarunaan yang terpisah

pada Gedung Direktorat dan Gedung Auditorium dihubungkan dapat melalui Plaza

Upacara ataupun koridor beratap khususnya pada saat musim hujan. Untuk sirkulasi bagi

peserta Diklat Pasis sirkulasi dari Lantai Dasar parkir Gedung Pasis, peserta Diklat

melalui koridor yang menghubungkan dengan Gedung METI dan Laboratorium Terpadu,

dapat melalui Lantai Dasar Gedung Auditorium lalu melalui Plaza Upacara apabila tidak

hujan, menuju gedung laboratorium lainnya di sebelah selatan yaitu Gedung Agum

Gumelar dan Gedung INS. Sedangkan pada saat hujan dapat melalui koridor beratap yang

telah direncanakan.

Page 8: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 8

Pada Lantai 2 terdapat koridor yang menghubungkan secara horizontal antara

Asrama Kompi C ke Asrama Kompi B ke Menza yang terhubung ke bagian ramp.

Demikian pula dari Asrama Kompi A ke Menza dan ke bagian ramp. Bagian sirkulasi ini

difungsikan terutama untuk jalur evakuasi bagi Taruna yang sakit atau dalam keadaan

darurat.

Pada Lantai 3, 4 dan 5 dan seterusya untuk hubungan horizontal antar bangunan

harus melalui tangga atau lif.

(Lantai Dasar/Lantai I)

Peserta Diklat PASIS

Taruna

Dosen, Karyawan

Tangga/Lif

Page 9: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 9

Gambar 7.9. Hubungan Horizontal Sirkulasi Pejalan Kaki

Page 10: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 10

C. Rencana Aksesibilitas bagi Penyandang Cacat

Bagi penyandang cacat, aksesibilitas direncanakan pada bangunan-bangunan

umum lainnya di dalam kawasan selain fungsi hunian Asrama Taruna. Aksesibilitas bagi

penyandang cacat sesuai dengan Permen PU 30/PRT/M/2006, terdiri dari:

1) Ukuran dasar ruang;

Pengguna kursi roda adalah salah satu pokok perhatian terhadap penyediaan

fasilitas untuk para difabel dalam bangunan, oleh karena itu untuk menyediakan

ruang yang sesuai dengan kebutuhan parang pengguna kursi roda maka perlu

mengetahui terlebih dahulu ukuran dan dimensi kursi roda. Berikut ini adalah

standar ukuran kursi roda dan kebutuhan luasan ruang dasar untuk para difabel

atau pengguna kursi roda berdasarkan data yang didapatkan dari Metric

Handbook Architecture,

Gambar 7.10. Ukuran dan dimensi kursi roda umunya

Gambar 7.11. Ukuran luasan rotasi satu kursi roda dengan 3 ukuran yang berbeda

Page 11: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 11

Gambar 7.12. Luasan putaran kursi roda sebesar 90° dan 180°

2) Jalur pedestrian; bagi penyandang cacat yang dimaksud adalah kecuali Taruna

atau peserta Diklat. Jalur pedestrian ini menjadi satu dengan jalur pedestrian

pengguna biasa. Kebutuhan ruang berpapasan minimum sama dengan lebar

pedestrian yang direncanakan.

Gambar 7.13. Kebutuhan luasan ruang untuk 2 pengguna kursi roda bila berpapasan

3) Area parkir; untuk kendaraan bermotor bagi penyandang cacat disediakan

sebanyak 5% dari kapasitas yang disediakan untuk setiap lahan parkir. Dari lahan

parkir menuju ke Gedung lainnya melalui koridor yang dihubungkan dengan

ramp.

Page 12: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 12

Gambar 7.14. Luasan kebutuhan parkir mobil dan kursi roda

4) Pintu; Lebar pintu keluar dari koridor bagi penyandang cacat harus lebih lebar

daripada koridornya itu sendiri.

Gambar 7.15. Ukuran lebar pintu terhadap luas koridor untuk pindu di koridor/doorway.

Page 13: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 13

Gambar 7.16. Berbagai macam bentuk putaran kursi roda di pintu koridor dan kebutuhan luasannya

5) Ram; disediakan pada area yang mempunyai perbedaan ketinggian lebih dari 1

trap. Untuk ram yang tingginya lebih dari 3 trap diberikan pegangan/railing pada

kedua sisinya.

Gambar 7.17. Kriteria dimensi ram ukuran 2 arah/jalan, lebar untuk 1 arah=900mm.

Gambar 7.18. Tinggi ram terhadap panjangnya dan lebar untuk dua kursi roda secara pas-pasan

Page 14: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 14

Gambar 7.19. Profil ukuran dan dimensi handrail yang nyaman

Gambar 7.20. Bentuk Handrail yang salah dan ketinggiannya

6) Lif;

Gambar 7.21. Beberapa luasan minimum lift standar

Page 15: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 15

Ketentuan umum untuk luasan area tunggu sebelum masuk lift tidak kurang dari

150 cmx150cm.

Pintu lift dilengkapi dengan sistem buka tutup otomatis interval waktu untuk

tutup/buka harus lebih dari 20 detik.

Door position Clearance width of door (mm)

Width in the interior of lift cabin (mm)

Dimensions of depth between hind wall and fore wall (mm)

Middle arranged

900 2,100 1,300

Side arranged 900 1,800 1,300ttt

Any where 900 1,400 2,100

900 1,500 1,500

7) Toilet;

Gambar 7.22. Berbagai macam cara perpindahan pengguna kursi roda pada toilet

Gambar 7.23. Luasan ruang toilet

Page 16: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 16

Gambar 7.24. Ketinggian peralatan di toilet

Gambar 7.25. Beberapa contoh ukuran satandar luasan ruang toilet untuk difabel

Page 17: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 17

Gambar 7.26. Contoh Perbandingan besaran toilet berkebutuhan khusus (bagian paling kiri) dengan ruang toilet lainnya

8) Pancuran;

Persyaratan

a. Bilik pancuran (showe cubicles) harus memiliki tempat duduk yang lebar

dengan ketinggian disesuaikan dengan cara-cara perilaku memindahkan

badan pengguna kursi roda.

b. Bilik pancuran harus memiliki pegangan rambat (handrail) pada posisi yang

memudahkan pengguna kursi roda bertumpu.

c. Bilik pancuran dilengkapi dengan tombol alarm atau alat pemberi tanda lain

yang bisa dijangkau pada waktu keadaan darurat.

d. Kunci bilik pancuran dirancang dengan menggunakan tipe yang bisa dibuka

dari luar pada kondisi darurat (emergency).

Page 18: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 18

e. Pintu bilik pancuran sebaiknya menggunakan pintu bukaan keluar.

f. Pegangan rambat dan setiap permukaan atau dinding yang berdekatan

dengannya harus bebas dari elemen-elemen yang runcing atau membahayakan

g. Menggunakan kran dengan sistem pengungkit.

Gambar 7.27. Bilik pancuran dengan tempat duduk dan bak bak penampung

Page 19: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 19

Gambar 7.28. Bilik pancuran tanpa tempat duduk

9) Wastafel;

Esensi

Fasilitas cuci tangan, cuci muka, berkumur atau gosok gigi yang bisa digunakan

untuk semua orang.

Persyaratan

a. Wastafel harus dipasang sedemikian sehingga tinggi permukaannya dan lebar

depannya dapat dimanfaatkan oleh pengguna kursi roda dengan baik.

b. Ruang gerak bebas yang cukup harus disediakan di depan wastafel.

c. Wastafel harus memiliki ruang gerak di bawahnya sehingga tidak menghalangi

lutut dan kaki pengguna kursi roda.

d. Pemasangan ketinggian cermin diperhitungkan terhadap pengguna kursi roda.

e. Menggunakan kran dengan sistem pengungkit.

Page 20: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 20

Gambar 7.29. Tipe wastafel dengan penutup bawah

Gambar 7.30. Ketinggian wastafel

Page 21: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 21

Gambar 7.31. Penempatan kran wastafel

Gambar 7.32. Luasan yang dibutuhkan pengguna kursi roda

10) Telepon;

Esensi

Peralatan komunikasi yang disediakan untuk semua orang yang sedang

mengunjungi suatu bangunan atau fasilitas umum.

Persyaratan

a. Telepon umum disarankan menggunakan tombol tekan, harus terletak pada

lantai yang aksesibel bagi semua orang termasuk penyandang cacat, orang tua,

orang sakit, balita dan ibu-ibu hamil.

b. Ruang gerak yang cukup harus disediakan di depan telpon umum sehingga

memudahkan penyandang cacat untuk mendekati dan menggunakan telpon.

c. Ketinggian telepon dipertimbangkan terhadap keterjangkauan gagang telpon

terhadap pengguna kursi roda 80-100 cm.

d. Bagi pengguna yang memiliki pendengaran kurang, perlu disediakan alat

kontrol volume suara yang terlihat dan mudah terjangkau.

Page 22: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 22

e. Bagi tuna rungu sebaiknya disediakan "telepon text", khususnya untuk di

kantor pos, bangunan komersial, dan fasilitas publik lainnya.

f. Bagi tuna netra sebaiknya disediakan petunjuk telpon dalam huruf Braille dan

dilengkapi juga dengan isyarat bersuara (talking sign) yang terpasang di dekat

telpon umum.

g. Panjang kabel gagang telpon harus memungkinkan pengguna kursi roda untuk

menggunakan telpon dengan posisi yang nyaman, dengan ketinggian ± 75 cm.

h. Bilik telepon dapat dilengkapi dengan kursi yang disesuaikan dengan gerak

pengguna dan site yang tersedia.

Gambar 7.33. Telepon dengan gagang di atas

Gambar 7.34. Telepon pada dinding dan Telepon dalam bilik

Page 23: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 23

i. Perlengkapan dan Peralatan Kontrol;

Esensi

Merupakan perlengkapan dan peralatan pada bangunan yang bisa mempermudah

semua orang (tanpa terkecuali penyandang cacat, orang tua, orang sakit, balita

dan ibu-ibu hamil) untuk melakukan kontrol peralatan tertentu, seperti sistem

alarm, tombol/stop kontak, dan pencahayaan.

Persyaratan-persyaratan

a. Sistem alarm/ peringatan

• Harus tersedia peralatan peringatan yang terdiri dari sistem

peringatan suara (vocal alarms), sistem peringatan bergetar vibrating

alarms) dan berbagai petunjuk serta penandaan untuk melarikan diri

pada situasi darurat .

• Stop kontak harus dipasang dekat tempat tidur untuk mempermudah

pengoperasian sistem alarm, termasuk peralatan bergetar (vibraing

devices) di bawah bantal.

• Semua pengontrol peralatan listrik harus dapat dioperasikan dengan

satu tangan dan tidak memerlukan pegangan yang sangat kencang

atau sampai dengan memutar lengan.

b. Tombol dan stop kontak

Tombol dan stop kontak dipasang pada tempat yang posisi dan tingginya

sesuai dan mudah dijangkau oleh penyandang cacat.

Gambar 7.35. Perletakan pintu dan jendela

Page 24: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 24

Gambar 7.36. Perletakan peralatan listrik

Gambar 7.37. Perletakan elektronik penunjang

Page 25: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 25

Gambar 7.38. Perletakan peralatan penunjang lainnya

Gambar 7.39. Alternatif peralatan untuk penyandang cacat

Page 26: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 26

c. Perabot;

Esensi

Perletakan/penataan lay-out barang-barang perabot bangunan dan furniture

harus menyisakan/memberikan ruang gerak dan sirkulasi yang cukup bagi

penyandang cacat.

Persyaratan

a. Sebagian dari perabot yang tersedia dalam bangunan gedung harus dapat

digunakan oleh penyandang cacat, termasuk dalam keadaan darurat.

b. Dalam suatu bangunan yang digunakan oleh masyarakat banyak, seperti

bangunan pertemuan, konperensi pertunjukan dan kegiatan yang sejenis maka

jumlah tempat duduk aksesibel yang harus disediakan adalah:

Page 27: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 27

Gambar 7.40. Tinggi meja counter untuk penyandang cacat

Gambar 7.41. Meja bujur sangkar

Gambar 7.42. Meja persegi panjang

Page 28: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 28

Gambar 7.43. Gambar potongan A-A

Gambar 7.44. Gambar potongan B-B

Gambar 7.45. Tempat tidur tunggal

Page 29: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 29

Gambar 7.46. Tempat tidur ganda

Gambar 7.47. Potongan A

Page 30: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 30

Gambar 7.48. Potongan B

Gambar 7.49. Potongan C

Gambar 7.50. Kotak obat-obatan

Page 31: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 31

d. Rambu dan Marka

Esensi

Fasilitas dan elemen bangunan yang digunakan untuk memberikan informasi,

arah, penanda atau petunjuk, termasuk di dalamnya perangkat multimedia

informasi dan komunikasi bagi penyandang cacat.

Persyaratan

a. Penggunaan rambu terutama dibutuhkan pada:

• Arah dan tujuan jalur pedestrian;

• KM/WC umum, telpon umum;

• Parkir khusus penyandang cacat;

• Nama fasilitas dan tempat;

• Telepon dan ATM.

b. Persyaratan Rambu yang digunakan:

• Rambu huruf timbul atau huruf Braille yang dapat dibaca oleh tuna

netra dan penyandang cacat lain;

• Rambu yang berupa gambar dan simbol sebaiknya dengan sistem cetak

timbul, sehingga yang mudah dan cepat ditafsirkan artinya;

• Rambu yang berupa tanda dan simbol internasional;

• Rambu yang menerapkan metode khusus (misal: pembedaan

perkerasan tanah, warna kontras, dll);

• Karakter dan latar belakang rambu harus dibuat dari bahan yang tidak

silau. Karakter dan simbul harus kontras dengan latar belakangnya,

apakah karakter terang di atas gelap, atau sebaliknya;

• Proporsi huruf atau karakter pada rambu harus mempunyai rasio lebar

dan tinggi antara 3: 5 dan 1:1, serta ketebalan huruf antara 1: 5 dan

1:10;

• Tinggi karakter huruf dan angka pada rambu harus diukur sesuai

dengan jarak pandang dari tempat rambu itu dibaca.

c. Jenis-jenis Rambu dan Marka

Page 32: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 32

Jenis-jenis Rambu dan Marka yang dapat digunakan antara lain:

• Alarm Lampu Darurat Tuna Rungu, Diletakkan pada dinding diatas

pintu dan lif.

• Audio Untuk Tuna Rungu , Diletakkan di dinding utara-barat-timur-

selatan pada ruangan pertemuan, seminar, bioskop, dll.

• Fasilitas Teletext Tunarungu, diletakkan/digantung pada pusat

informasi di ruang lobby

• Light Sign (papan informasi), Diletakkan di atas loket/informasi pada

ruang lobby, ruang loket/informasi dan di atas pintu keberangkatan

pada ruang tunggu airport bandara, KA, pelabuhan, dan terminal.

• Fasilitas TV Text Bagi Tunarungu, Diletakkan/digantung di atas

loket/informasi pada ruang lobby, atau pada sepanjang koridor yang

dilewati penumpang.

• Fasilitas Bahasa Isyarat (sign language), Diletakkan di loket/informasi,

pos satuan pengaman yang menyediakan komunikasi menggunakan

bahasa isyarat.

d. Lokasi penempatan rambu:

• Penempatan yang sesuai dan tepat serta bebas pandang tanpa

penghalang.

• Satu kesatuan sistem dengan lingkungannya.

• Cukup mendapat pencahayaan, termasuk penambahan lampu pada

kondisi gelap.

• Tidak mengganggu arus (pejalan kaki dll) dan sirkulasi (buka/tutup

pintu, dll).

Gambar 7.51. Simbol aksesibilitas

Page 33: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 33

Gambar 7.52. Simbol tuna rungu dan tuna daksa

Gambar 7.53. Simbol tuna netra

Gambar 7.54. Simbol telepon dan ramp untuk penyandang cacat

Gambar 7.55. Simbol ram 2 arah dan telepon untuk penyandang cacat

Gambar 7.56. Simbol penunjuk arah

Page 34: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 34

Gambar 7.57. Alarm lampu darurat tuna rungu

Gambar 7.58. Perletakan lampu sesuai jarak dan sudut pandang

Gambar 7.59. Fasilitas teletext tuna rungu

Page 35: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 35

Gambar 7.60. Light sing (papan informasi)

Gambar 7.61. Fasilitas tv text tuna rungu

Gambar 7.62. Perletakan rambu sesuai jarak dan sudut pandang

7.2.2. Rencana Pengembangan Bangunan Asrama Taruna

Susunan lay out pengembangan bangunan Asrama Taruna direncanakan sebagai

berikut:

Page 36: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 36

Page 37: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 37

Page 38: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 38

Page 39: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 39

Page 40: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 40

Page 41: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 41

Page 42: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 42

7.2.3. Rencana Pengembangan Bangunan Direktorat

Susunan lay out pengembangan bangunan Gedung Direktorat direncanakan

sebagai berikut:

Page 43: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 43

7.2.4. Rencana Pengembangan Bangunan Auditorium

Susunan lay out pengembangan bangunan Auditorium direncanakan sebagai

berikut:

Page 44: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 44

Page 45: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 45

7.2.5. Rencana Pengembangan Bangunan Gedung Perkuliahan

Gedung perkuliahan yang direncanakan meliputi Gedung Pasis, Gedung

Betelgeuse, Gedung Pollux Baru dan Gedung untuk kuliah KALK yang ada di dalam

Auditorium Lanyai 2 dan Lantai 3. Adapun rencana penataan ruang-ruangnya adalah

sebagai berikut:

Page 46: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 46

Page 47: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 47

Page 48: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 48

Page 49: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 49

Page 50: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 50

7.2.6. Rencana Pengembangan Bangunan Gedung Laboratorium

Gedung laboratorium yang direncanakan akan menyatukan Laboratorium

Navigasi, Laboratorium Engine Hall, dan Laboratirium SHP Analitik di dalam satu

gedung Lantai 3 dengan ketinggian dari lantai ke lantai + 5.00 meter. Adapun rencana

penataan ruang-ruangnya adalah sebagai berikut:

Page 51: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 51

7.2.7. Rencana Pengembangan Arsitektural Bangunan Gedung

A. Estetika Bangunan (tampilan, skala bangunan, langgam arsitektur)

Bangunan yang dihadirkan, secara umum disesuaikan dengan konsep

bangunan tropis, penggunaan sorsoran sangat terlihat jelas pada tiap lantai bangunan

(terutama asrama) sebagai salah satu perwujudan atau ciri dari arsitektur tropis.

Gambar 7.63. Bangunan asrama kompi D dan E

Skala bangunan disesuaikan dengan peraturan tataguna lahan, kebutuhan

ruang dan proporsi bangunan sekitar dalam site.

Langgam arsitektur yang digunakan adalah postmodern dengan pemasukan

unsur-unsur ciri khas kapal dan arsitektur tropis indonesia. Unsur-unsur ciri khas

kapal dimasukkan melalui elemen bangunan seperti bentuk bukaan/jendela dan lain-

lain.

B. Kenyamanan Bangunan

1) Thermal, penghawaan dan Kelembaban

Penghawaan pada bangunan secara umum terbagi atas dua jenis yaitu

penghawaan aktif dan penghawaan pasif. Penghawaan aktif pada banguanan

adalah dengan penggunaan Air Condisioner (AC). Secara umum sistem AC yang

digunakan adalah sistem split karena lebih mudah dari sisi aplikasi dan

perawatan

Penghawaan pasif pada bangunan diantaranya diusahakan dengan

menciptakan bukaan-bukaan pada bangunan sebagai jalan untuk keluar masuk

udara serta menhadirkan vegetasi disekitar bangunan untuk meredam panas dari

lingkunga sekitar.

Page 52: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 52

Gambar 7.64. Menghadirkan vegetasi sekitar bangunan dan meyediakan bukaan serta void pada bangunan

Penggunaan void dalam bangunan berlantai juga dapat mengurangi panas

didalam bangunan karena hawa dingin yang ada di lantai bawah akan menyebar

naik ke lantai atas yang memiliki hawa lebih panas.

Aliran udara merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dalam

perencanaan penghawaan bangunan karena aliran udara yang baik dapat

memberikan kenyamanan yang optimal pada bangunan. Beberapa usaha dalam

perencanaan aliran udara untuk bangunan seperti gambar berikut ini ;

Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics

Gambar 7.65. Penggunaan vegetasi yang dapat meneruskan aliran angin pada kondisi bagian bangunan tertentu

Page 53: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 53

Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics

Gambar 7.66. Vegetasi sebagai pengatur aliran udara

Gambar 7.67. Gedung PASIS dan NSC dan vegetasi disekitarnya

Mengurangi panas/thermal di dalam bangunan direncanakan dengan

penggunaan sorsoran atau overhang karena dapat membayangi bagian badan

bangunan dari paparan panas matahari sehingga meminimumisir panas yang

masuk ke dalam bangunan. Penggunaan sorsoran di rencanakan pada semua

bangunan.

Berikut ini beberapa gambar acuan sebagai standar penghawaan pada

bangunan.

Page 54: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 54

Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics

Gambar 7.68. Ukuran overhang, efektif untuk membayang dinding dari paparan panas matahari yang besar

Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics

Gambar 7.69. Tanaman perdu untuk mengurangi panas yang dipantulkan dari permukaan tanah didepan bukaan bangunan.

Selanjutnya panas pada bangunan yang masuk melalui bukaan dapat di

minimumisir dengan penggunaan jenis material kaca tertentu yang dapat

menghambat panas, seperti contohnya laminated glass dan lain sebagainya. Kaca

biasa pada umumnya meneruskan panas kedalam bangunan sebesar 83% dari

total panas yang diterimanya, sedikit sekali yang di redam atau dipantulkan

kembali, namun dengan jenis kaca tertentu panas yang diteruskan masuk

kedalam bangunan dapat di hambat sampai kurang dari 60%.

Page 55: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 55

Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics

Gambar 7.70. Jumlah panas yang diteruskan, diserap dan di pantulkan oleh kaca biasa

C. Pencahayaan/Penerangan

Cahaya matahari merupakan sumber cahaya alami untuk bangunan, akan

tetapi cahaya matahari yang berlebihan/cahaya matahari langsung akan

menimbulkan panas pada bangunan sehingga dibutuhkan suatu usaha untuk

menghambat cahaya langsung seperti dengan memanfaatkan cahaya pantulan

langit atau bidang bangunan.

Sumber ; Eco Resort-Planning and Design for The Tropics

Gambar 7.71. Penggunaan shading atau bidang pantul cahaya matahari di bagian bukaan bangunan.

D. Kebisingan

Kebisingan utama pada banguna di perkotaan adalah jalan raya sehingga

perlu suatu usaha perencanaan yang dapat meredam kebisingan yang berasal dari

jalan raya, kebisingan juga bisa berasal dari dalam sistem mekanikal elektrikal

Page 56: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 56

pada bangunan atau didalam site bangunan selain itu juga bisa berasal dari

bangunan itu sendiri yang geteran ataupun gesekan pada elemen bangunan

tertentu akibat tiupan angin dan sebagainnya.

Jalan raya di kampus PIP berada di sebelah selatan lahan yang merupakan

area pintu masuk utama kmapus sehingga pada area ini diperlukan banyak

vegetasi sebagai salah satu alternatif meredam kebisingan dari jalan raya. Berikut

ini adalah beberapa hal lain yang bisa dilakukakan;

o Optimalisasi vegetasi yang dapat meredam kebisingan di sekitar pagar

bangunan yang berbatasan langsung dengan jalan surber kebisingan.

o Pemilihan jenis meterial yang digunakan untuk bangunan adalah material yang

baik untuk meredam suara

o Desain bangunan yang tepat (memperhatikan masing–masing posisi dan

kondisi untuk bangunan yang mengeluarkan getaran dan bunyi bising)

o Pemasangan bahan/elemen bangunan yang kuat dan tepat sehingga dapat

menghindari terjadi kebisingan dari getaran yang ditimbulkan bangunan di

kondisi tertentu

E. Fleksibilitas Ruang

Fleksibelitas ruang yang dimaksud adalah penggunaan ruang yang

multifungsi, gampang dirubah dan diatur sesuai fungsi tertentu, misalnya seperti

penggunaan dinding yang tidak permanen dengan menggunakan partisi gypsum

(estetika ruang tetap terkaga), perabotan multifungsi yang bisa digesar, jadi

pembatas ruang, hemat tempat, mudah diatur dan sebagainya.

Sumber ; goole search engine

Gambar 7.72. Dinding partisi

Page 57: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 57

7.3. Rencana Pengembangan RTH

1) Tanaman sebagai pelindung dan peneduh

Diterapkan pada sekeliling luar site, di tepi trotoar yang tidak beratap, sebagai

peneduh untuk jalur jogging track; sebagai peneduh pada taman-taman pasif,

ruang belajar di luar, dan sekeliling taman aktif (lapangan olah raga). Jenis

tanaman yang dapat dipergunakan sebagai tanaman peneduh antara lain dengan

kriteria:

a) Ditempatkan pada jalur hijau dengan lebar minimum 2,50 meter;

b) Percabangan minimum 2.00 meter diatas tanah;

c) Ditanam secara berbaris;

d) Tidak mudah tumbang;

e) Berdaun rapat sepanjang musim;

f) Jarak minimum antar pohon 5.00 meter;

g) Tinggi minimum saat baru tanam 3.00 meter;

h) Tinggi maksimum tidak membahayakan jaringan listrik dan lalu-lintas

disekitarnya.

Jenis tanaman ini yaitu: Kiara Payung (Filicium decipiens), Tanjung (Mimusops

elengi), Bungur (Lagerstroemia floribunda), Angsana (Pterocarpus indicus),

Flamboyan (Delonix regia).

a) Bungur b) Angsana c) Flamboyan d) Tanjung

Page 58: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 58

2) Tanaman sebagai peredam kebisingan

Diterapkan pada area depan Gedung Betelgeuse, Gedung Pasis, dan depan

Asrama Kompi serta depan perumahan Rusun dan Apartemen. Jenis tanaman

yang berfungsi sebagai peredam kebisingan mempunyai kriteria:

a) Terdiri dari pohon dan dikombinasi dengan perdu/semak;

b) Membentuk massa;

c) Berdaun rapat;

d) Berbagai bentuk tajuk.

Jenis tanaman ini yaitu: Tanjung (Mimusops elengi), Kiara payung (Filicium

decipiens), Teh-tehan pangkas (Acalypha sp), Kembang Sepatu (Hibiscus rosa

sinensis), Bugenvil (Bogenvillea sp), dan Oleander (Nerium oleander).

a) Kiara Payung b) Tanjung c) Teh-tehan d) Bugenvil

3) Tanaman sebagai penyerap polusi udara

Diterapkan di sekeliling site PIP Semarang yang dikelilingi jalan lokal, dan

disekeliling tempat parkir mobil diluar lantai dasar bangunan gedung. Prioritas

penanaman pada jalur jalan yang paling padat kendaraan dan pejalan kaki. Jalur

ini yang dimaksud diprioritaskan pada sisi barat, yaitu Jl. Raya Singosari.

Tanaman yang dimaksud dengan ciri-ciri yang dibutuhkan mempunyai kriteria:

a) Berdaun tebal dan lebat;

b) Jarak tanaman rapat;

Page 59: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 59

c) Terdiri dari pohon dan perdu/semak.

Jenis tanaman untuk fungsi ini antara lain: Sawo Kecik (Manilkara kauki), Lidah

Mertua (Sansevieria trifasciata}, Pohon Karet Hias (Ficus Robusta), Areca Palm

(Chrysalidocarpus lutescens), Pohon Kelengkeng (Dimocarpus longan), dan

Peace Lily (Spathiphyllum cochlearispathum).

a) Sawo Kecik b) Pohon Lengkeng c) Karet Hias d) Areca Palm

4) Tanaman sebagai barrier/pemisah zona

Tanaman sebagai penghalang diterapkan pada khususnya zona privat dan zona

publik. Yang dimaksud yaitu tanaman ini ditanam diantara Gedung Pasis dengan

Asrama Taruna Kompi D dan E.

Sebagai tanaman pemisah dapat berupa tanaman merambat di bidang ram kawat

loket, atau tanaman yang ditanam sangat rapat. Tanaman jenis ini mempunyai

kriteria Antara lain:

a) Terdiri dari pohon, perdu ataupun semak;

b) Ditanam sangat rapat sebagai penghalang pandangan;

c) Berbagai bentuk tajuk atau rambatan.

Tanaman jenis ini antara lain: tanaman Bambu Jepang (Arandinari Japonica);

tanaman merambat seperti Sangga Langit (Ipomea quamoclit), Morning Glory

(Ipomoea purpurea), Clematis, Pasiflora ataupun Tunbergia (Thunbergia

grandiflora).

Page 60: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 60

a) Bambu Jepang b) Sangga Langit c) Morning Glory d) Tunbergia

5) Tanaman sebagai pengarah sirkulasi

Tanaman pengarah sirkulasi digunakan untuk mengarahkan orang ke tempat-

tempat yang dianggap paling penting. Bentuk tanaman untuk fungsi pengarah

biasanya mempunyai kriteria Antara lain:

a) Berbatang tunggal, lurus dan ramping;

b) Berdaun sedikit;

c) Batang tunggal atau tidak bercabang;

d) Ditanam dengan jarak tertentu sekitar 3.00 meter sd 5.00 meter;

Tanaman untuk jenis yang dimaksud meliputi: Palem Raja (Oreodoxa regia),

Pinang jambe (Areca catechu), Lontar (siwalan) (Borassus flabellifer), Tanjung

(Mimosups Elengi), dan Glodogan Tiang (Polyathea longifolia).

a) Palem Raja b) Pinang Jambe c) Lontar d) Glodogan Tiang

6) Tanaman sebagai fungsi estetika

Tanaman yang berfungsi sebagai estetika adalah tanaman yang pada umumnya

berjenis perdu yang berwarna warni, tanaman merambat yang dapat mengikuti

bentuk wadahnya (untuk peneduh, dll).

Page 61: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 61

7.4. Rencana Struktur

Dalam upaya melakukan perancangan struktur diperlukan konsep rancangan yang

mampu menjawab permasalahan dengan memahami syarat utama kekuatan bangunan.

Persyaratan tersebut adalah bahwa rancangan bangunan dengan pemanfaatannya harus

memenuhi 3 aspek penting yaitu:

a. Keselamatan (Safety)

b. Keberlanjutan (Sustainability)

c. Keamanan (Security)

Dilihat dari kondisi tanah di lahan Kampus PIP yang merupakan tanah lunak

sehingga menyebabkan lahan tidak padat, maka diperlukan adanya penanganan khusus

karena lahan dengan jenis tanah tersebut kurang stabil untuk didirikan bangunan

diatasnya dan titik pencapaian ke tanah keras cukup dalam.

7.4.1. Rancangan Struktur Pondasi

Dari kondisi tanah yang ada di lokasi maka disarankan untuk pondasi bangunan

menggunakan pondasi dalam dengan jenis tiang pancang. Tiang pancang adalah suatu

konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya vertikal yang diakibatkan oleh beban mati

dan beban hidup dari bangunan serta gaya lateral yang diakibatkan oleh beban angin dan

gempa. Pondasi tiang pancang digunakan untuk mentransfer beban yang dipikul pondasi

(struktur serta penggunanya) ke lapisan tanah yang dalam, dimana dapat dicapai daya

dukung yang lebih baik. Pondasi tiang pancang ini juga berguna untuk menahan gaya

angkat akibat tingginya muka air tanah dan gaya dinamis akibat gempa. Pondasi tiang

pancang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang

pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.

Alasan penggunaan pondasi tiang pancang adalah sebagai berikut:

1. Pengerjaan relatif cepat dan pelaksanaannya lebih mudah

2. Biaya lebih murah dibandingkan dengan jenis pondasi dalam lainnya

3. Kualitas lebih terjamin karena merupakan produk fabrikasi yang mudah dalam

kontrol kualitasnya

4. Dapat diketahui langsung daya dukungnya, karena dapat langsung diarahkan ke

tanah keras.

Sebagai tambahan, penentuan bahan tiang pancang tergantung dari hasil tes yang

lebih detail pada saat proses perencanaan dan konstruksi akan dilakukan.

Untuk pelaksanaan pemancangan diperlukan penggunaan alat pancang yang

berupa hidrolis atau injeksi. Penggunaan alat pemancang yang berupa hammer tidak

Page 62: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 62

diperkenanakan. Hal ini akan dapat mengakibatkan kerusakan yang berupa retak-retak

pada bangunan yang sudah ada. Penggunaan alat pancang yang berupa hidrolis atau

injeksi dapat mengurangi getaran akibat pukulan saat pemancangan dilaksanakan.

Gambar 7.73. Bentuk Pondasi Tiang Pancang.

Penggunaan tiang pancang yang cukup banyak memang dapat membuat tanah

terdesak dan dapat mengganggu lingkungan di sekitarnya. Ada beberapa solusi untuk

masalah tersebut:

• Alternatif solusi 1: Meminimumisir jumlah tiang pancang, dengan cara

menggunakan tiang pancang dengan diameter yang relatif besar (diameter 50

– 60 cm), sehingga menghasilkan daya dukung per tiang yang cukup besar.

• Alternatif solusi 2: Membuat galian (parit) di sekeliling bangunan yang

pondasinya menggunakan tiang pancang. Parit ini berfungsi untuk

melokalisasi tanah yang terdesak akibat tiang pancang. Dimensi parit bisa

bervariasi tergantung kebutuhan jumlah tiang pancang pada bangunan. Lebar

parit bervariasi antara 1-2 m dengan kedalaman yang juga bervariasi antara 2-

3 m.

Page 63: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 63

• Alternatif solusi 3: Metode pemancangan yang bergerak dari tepi perimeter

bangunan menuju ke bagian pusat bangunan. Tiang pancang yang berada pada

perimeter bangunan dapat berfungsi sebagai cerucuk yang sedikit banyak

mampu menahan desakan tanah akibat tiang pancang yang berada pada

bagian pusat bangunan.

7.4.2. Rancangan Struktur Kolom-Balok

Kolom sebagai elemen tekan juga merupakan elemen penting pada konstruksi.

Sistem post and beam terdiri dari elemen struktur horisontal (balok) diletakkan

sederhana di atas dua elemen struktur vertikal (kolom) yang merupakan konstruksi dasar

yang digunakan sejak dulu. Pada sistem ini, secara sederhana balok dan kolom digunakan

sebagai elemen penting dalam konstruksi. Dengan ukuran kolom menyesuaikan hasil

perhitungan pada saat proses perencanaan begitu pula dengan struktur baloknya.

Bahan struktur kolom-balok dapat berupa beton, baja atau gabungan keduanya.

Adapun ketentuan-ketentuan/perturan yang digunakan untuk sistem struktur ini adalah

sebagai berikut:

1. Tata Cara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002.

2. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPI) N.I18 Tahun 1983.

3. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan SNI 03- 1726-2002.

4. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002.

5. Tata cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.

6. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.

7. Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat yang

berkaitan dengan permasalahan bangunan.

Gambar 7.74. Ilustrasi Bentuk Sambungan Kolom Balok.

Page 64: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 64

7.5. Rencana Mekanikal dan Elektrikal

7.5.1. Rencana Kebutuhan Elektrikal

Perhitungan beban listrik dilakukan untuk setiap blok bangunan dengan

pendekatan kebutuhan penerangan dengan luas per m2 yang dilengkapi dengan

kebutuhan daya untuk sambungan listrik dan daya untuk pengkondisian udara

dengan AC. Adapun estimasi kebutuhan beban listrik untuk PIP adalah sebagai

berikut:

1) Gedung Kelas Pasis.

Lantai P L Luas m2

Luas m2 Asumsi 70%

KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu 30W/m2

Stop Kontak 20W/m2

AC 60W/m2

1 42 19 798 558.60 16.758 11.172 33.516 2 42 19 798 558.60 16.758 11.172 33.516 3 42 19 798 558.60 16.758 11.172 33.516 4 42 19 798 558.60 16.758 11.172 33.516 5 42 19 798 558.60 16.758 11.172 33.516 6 42 19 798 558.60 16.758 11.172 33.516

4.788 3.351.6 100.540 67.032 201.096

Jumlah beban (Kva)

Total Beban (Kva) 368.676 Total Kebutuhan Daya (Kva) 307.230 Kapasitas Trafo (Kva) 400.000 Kapasitas Genset (Kva) 350.000

2) Asrama Kompi D dan E

Lantai P L Luas m2

Luas m2 Asumsi 70%

KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu 30W/m2

Stop Kontak 20W/m2

Fan 10W/m2

1 39 14 546 382.2 11.466 7.644 3.822 2 39 14 546 382.2 11.466 7.644 3.822 3 39 14 546 382.2 11.466 7.644 3.822 4 39 14 546 382.2 11.466 7.644 3.822 5 39 14 546 382.2 11.466 7.644 3.822

3.990 2.793

Jumlah beban (Kva) 57.330 38.220 19.110

Total Beban (Kva) 114.660 Total Kebutuhan Daya (Kva) 97.461 Kapasitas Trafo (Kva) 160.000 Kapasitas Genset (Kva) 160.000

3) Laboratorium Terpadu

Lantai P L Luas m2

Luas m2 Asumsi

70%

KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu

30W/m2 Stop Kontak

20W/m2 AC

60W/m2 1 39 16 624 436.8 13.104 8.736 26.208 2 39 16 624 436.8 13.104 8.736 26.208 3 39 16 624 436.8 13.104 8.736 26.208

1.872 1.310 39.312 26.208 78.624 Jumlah beban (Kva)

Page 65: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 65

Lantai P L Luas m2

Luas m2 Asumsi

70%

KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu

30W/m2 Stop Kontak

20W/m2 AC

60W/m2 Total Beban (Kva) 144.144 Total Kebutuhan Daya (Kva) 120.120 Kapasitas Trafo (Kva) 160.000 Kapasitas Genset (Kva) 160.000

4) Gedung Auditorium

Lantai P L Luas m2

Luas m2 Asumsi 70%

KEBUTUHAN DAYA (Kva) Lampu 30W/m2

Stop Kontak 20W/m2

AC 60W/m2

1 57 30 1.710 1.97 35.910 23.940 71.820 2 57 30 1.710 1.97 35.910 23.940 71.820 3 57 30 1.710 1.97 35.910 23.940 71.820 4 57 30 1.710 1.97 35.910 23.940 71.820 5 57 30 1.710 1.97 35.910 23.940 71.820 6 57 30 1.710 1.97 35.910 23.940 71.820

10.260 7.182

Jumlah beban (Kva) 215.460 143.640 430.920

Total Beban (Kva) 790.020 Total Kebutuhan Daya (Kva) 658.350 Kapasitas Trafo (Kva) 800.000 Kapasitas Genset (Kva) 730.000

5) Gedung Direktorat

LOKASI LUAS M2 ARSITEK

LUAS M2 ASUMSI 70%

KEBUTUHAN DAYA (KVA)

LAMPU 30W/M2

STOP KONTAK 20W/M2

AC 60W/M2

LANTAI 8 1,512.00 1,058.40 31,752.00 21,168.00 63,504.00

LANTAI 7 1,512.00 1,058.40 31,752.00 21,168.00 63,504.00

LANTAI 6 1,512.00 1,058.40 31,752.00 21,168.00 63,504.00

LANTAI 5 1,512.00 1,058.40 31,752.00 21,168.00 63,504.00

LANTAI 4 1,512.00 1,058.40 31,752.00 21,168.00 63,504.00

LANTAI 3 1,512.00 1,058.40 31,752.00 21,168.00 63,504.00

LANTAI 2 1,512.00 1,058.40 31,752.00 21,168.00 63,504.00

LANTAI 1 1,512.00 1,058.40 31,752.00 21,168.00 63,504.00 JUMLAH BEBAN (kVA)

12,096.00

8,467.20

254,016.00

169,344.00

508,032.00

TOTAL BEBAN ( kVA) 931,392.00

TOTAL KEBUTUHAN DAYA (kVA) 776,160.00 KAPASITAS TRAFO (kva) 1000 Kva

KAPASITAS GENSET (kVA) 1000 Kva

6) Gedung Asrama Kompi A, B dan C, F (tanpa AC)

A. Gedung Asrama Kompi A

Lantai

P L Luas m2

Luas m2 Asumsi 70%

KEBUTUHAN DAYA (Kva)

Lampu

30W/m2

Stop Kontak

20W/m2

AC

10W/m2

1 54 16 864 604,8 18.144 12.096 6.048

2 54 16 864 604,8 18.144 12.096 6.048

3 54 16 864 604,8 18.144 12.096 6.048

4 54 16 864 604,8 18.144 12.096 6.048

5 54 16 864 604,8 18.144 12.096 6.048

4.320 3.024

Jumlah beban (Kva) 90.720 60.480 30.240

Total Beban (Kva) 181.440

Page 66: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 66

Lantai

P L Luas m2

Luas m2 Asumsi 70%

KEBUTUHAN DAYA (Kva)

Lampu

30W/m2

Stop Kontak

20W/m2

AC

10W/m2

Total Kebutuhan Daya (Kva) 154.224

Kapasitas Trafo (Kva) 200.000

Kapasitas Genset (Kva) 200.000

B. Gedung Asrama Kompi B dan C

Lantai

P L Luas m2

Luas m2 Asumsi 70%

KEBUTUHAN DAYA (Kva)

Lampu

30W/m2

Stop Kontak

20W/m2

AC

10W/m2

1 55 16 880 616 18.480 12.320 6.160

2 55 16 880 616 18.480 12.320 6.160

3 55 16 880 616 18.480 12.320 6.160

4 55 16 880 616 18.480 12.320 6.160

5 55 16 880 616 18.480 12.320 6.160

4.400 3.080

Jumlah beban (Kva) 92.400 61.600 30.800

Total Beban (Kva) 184.800

Total Kebutuhan Daya (Kva) 157.080

Kapasitas Trafo (Kva) 200.000

Kapasitas Genset (Kva) 200.000

C. Gedung Asrama Kompi F

Lantai

P L Luas m2

Luas m2 Asumsi 70%

KEBUTUHAN DAYA (Kva)

Lampu

30W/m2

Stop Kontak

20W/m2

AC

10W/m2

1 45 10 450 315 9.450 6.300 3.150

2 45 10 450 315 9.450 6.300 3.150

3 45 10 450 315 9.450 6.300 3.150

4 45 10 450 315 9.450 6.300 3.150

1.800 1.260

Jumlah beban (Kva) 37.800 25.200 12.600

Total Beban (Kva) 75.600

Total Kebutuhan Daya (Kva) 64.260

Kapasitas Trafo (Kva) 100.000

Kapasitas Genset (Kva) 100.000

7) Gedung Betelgeuse Baru (Jurusan Teknika), dan Gedung Pollux Baru (Jurusan

Nautika), masing-masing membutuhkan:

Lantai

P L Luas m2

Luas m2 Asumsi 70%

KEBUTUHAN DAYA (Kva)

Lampu

30W/m2

Stop Kontak

20W/m2

AC

60W/m2

1 84 22 1.848 1293,60 38.808 25.872 77.616

2 84 22 1.848 1293,60 38.808 25.872 77.616

3 84 22 1.848 1293,60 38.808 25.872 77.616

4 84 22 1.848 1293,60 38.808 25.872 77.616

5 84 22 1.848 1293,60 38.808 25.872 77.616

6 84 22 1.848 1293,60 38.808 25.872 77.616

11.088 7.762

Jumlah beban (Kva) 232.848 155.232 465.696

Total Beban (Kva) 853.776

Total Kebutuhan Daya (Kva) 725.710

Kapasitas Trafo (Kva) 900.000

Kapasitas Genset (Kva) 900.000

Page 67: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 67

8) Gedung Poliklinik

Lantai

P L Luas m2 Luas m2 Asumsi 70%

KEBUTUHAN DAYA (Kva)

Lampu 30W/m2

Stop Kontak 20W/m2

AC 60W/m2

1 19 16 304 212,8 6.384 4.256 12.768

2 19 16 304 212,8 6.384 4.256 12.768

3 19 16 304 212,8 6.384 4.256 12.768

912 638

Jumlah beban (Kva) 19.152 12.768 6.384

Total Beban (Kva) 70.224

Total Kebutuhan Daya (Kva) 59.690

Kapasitas Trafo (Kva) 100.000

Kapasitas Genset (Kva) 100.000

9) Apartemen Dosen

Lantai

P L Luas m2 Luas m2 Asumsi 70%

KEBUTUHAN DAYA (Kva)

Lampu 30W/m2

Stop Kontak 20W/m2

AC 60W/m2

1 48 25,6 1.229 860,16 25.805 17.203 51.610

2 48 25,6 1.229 860,16 25.805 17.203 51.610

3 48 25,6 1.229 860,16 25.805 17.203 51.610

4 48 25,6 1.229 860,16 25.805 17.203 51.610

5 48 25,6 1.229 860,16 25.805 17.203 51.610

6 48 25,6 1.229 860,16 25.805 17.203 51.610

7.373 5.161

Jumlah beban (Kva) 154.829 103.219 309.658

Total Beban (Kva) 567.706

Total Kebutuhan Daya (Kva) 482.550

Kapasitas Trafo (Kva) 600.000

Kapasitas Genset (Kva) 600.000

10) Rusun Karyawan (asumsi penghuni menggunakan penyejuk udara Fan)

Lantai

P L Luas m2 Luas m2 Asumsi 70%

KEBUTUHAN DAYA (Kva)

Lampu 30W/m2

Stop Kontak 20W/m2

AC 60W/m2

1 48 11,4 547 383,04 11.491 7.661 3.830

2 48 11,4 547 383,04 11.491 7.661 3.830

3 48 11,4 547 383,04 11.491 7.661 3.830

4 48 11,4 547 383,04 11.491 7.661 3.830

5 48 11,4 547 383,04 11.491 7.661 3.830

2.736 1.915

Jumlah beban (Kva) 57.456 38.304 19.152

Total Beban (Kva) 114.912

Total Kebutuhan Daya (Kva) 97.675

Kapasitas Trafo (Kva) 150.000

Kapasitas Genset (Kva) 150.000

11) Guest House

Lantai

P L Luas m2 Luas m2 Asumsi 70%

KEBUTUHAN DAYA (Kva)

Lampu 30W/m2

Stop Kontak 20W/m2

AC 60W/m2

1 34 27 918 642,6 19.278 12.852 38.556

2 34 27 918 642,6 19.278 12.852 38.556

3 34 27 918 642,6 19.278 12.852 38.556

2.754 1.928

Jumlah beban (Kva) 57.834 38.556 115.668

Total Beban (Kva) 212.058

Total Kebutuhan Daya (Kva) 180.249

Page 68: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 68

Lantai

P L Luas m2

Luas m2 Asumsi 70%

KEBUTUHAN DAYA (Kva)

Lampu 30W/m2

Stop Kontak 20W/m2

AC 60W/m2

Kapasitas Trafo (Kva) 250.000

Kapasitas Genset (Kva) 250.000

Dapat disimpulkan bahwa penempatan Genset dengan Rumahnya dan sebagainya

harus dibagi menjadi 4 lokasi dengan luas minmum Rumah Genset adalah 216 m2

(12 x 18) m2. Direncanakan penempatan Genset pada Site adalah sebagai berikut:

Gambar 7.75. Lay Out Perletakan Genset.

Gambar 7.76. Rencana Jaringan Listrik.

Dalam upaya mengatasi keterbatasan suplai energi listrik dari PLN, pada gedung-

gedung tertentu direncanakan menggunakan energi alternatif dengan

menggunakan sel surya yang dipasang pada satu sisi bidang atap. Bangunan

2

1

Page 69: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 69

Gedung yang direncanakan menggunakan sel surya yaitu Gedung Auditorium,

Gedung Direktorat, dan Asrama Taruna.

7.5.2. Rencana Kebutuhan Tata Udara

Sistem tata udara yang akan diterapkan pada setiap bangunan gedung harus

diperhitungkan dengan beban pendinginan maksimum agar tidak melebihi beban

tetap struktural. Meskipun yang akan diterapkan menggunakan sistem indoor namun

penempatan outdoor unit harus diperhitungkan penempatan ruang penyokongnya

agar secara estetika tidak mengganggu dari tampak luarnya. Rencana kebutuhan

energi untuk pendinginan AC telah dihitung pada table kebutuhan listrik pada Sub-

bab 5.5.1 diatas.

7.5.3. Rencana Kebutuhan Mekanikal

Rencana Mekanikal terdiri dari rencana suplai air bersih dan rencana penyediaan

air bersih dan hidran untuk pemadaman kebakaran. Kebutuhan air bersih dihitung untuk

setiap bangunan dengan fungsi tertentu dengan memperhitungkan kebutuhan per-orang

per-hari. Sesuai dengan standar SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan

Sistem Plambing, maka standar penggunaan air bersih per-orang per-hari adalah sebagai

berikut:

Page 70: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 70

NO PENGGUNAAN GEDUNG PEMAKAIAN AIR SATUAN

1 Rumah Tinggal 120 Liter/orang/hari 2 Rumah Susun 100 Liter/orang/hari 3 Asrama 120 Liter/orang/hari 4 Poliklinik 500 Liter/tempat tidur/hari 5 Kantor 50 Liter/orang/hari 6 Auditorium 25 Liter/orang/hari 7 Masjid 15 Liter/orang/hari 8 Ruang Kelas/Laboratorium 80 Liter/siswa/hari 9 Kantin 15 Liter/orang/hari

Sumber: SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing

Maka kebutuhan air bersih untuk setiap bangunan gedung adalah dan ukuran tendon air

bawah yang perlu disediakan adalah sebagai berikut:

No GEDUNG Jumlah Penghuni (Org)

Pemakaian Air

(L/org/hari)

Jumlah Air (L/hari)

Jumlah Air (M3/hari)

Ukuran Tandon

Bawah (M3)

1 Asrama Kompi A 576 120 69.120 69,12 2 x 4 x 10

2 Asrama Kompi B 280 120 33.600 33,60 1,5 x 4 x 6

3 Asrama Kompi C 280 120 33.600 33,60 1,5 x 4 x 6

4 Asrama Kompi D 168 120 20.160 20,16 1,5 x 3 x 5

5 Asrama Kompi E 168 120 20.160 20,16 1,5 x 3 x 5

6 Asrama Kompi F 128 120 15.360 15,36 1,5 x 2,5 x 5

7 Asrama Taruni 152 120 18.240 18,24 1,5 x 3 x 5

8 Gedung Pasis 1530 80 122.400 122,40 2 x 2 x 4 x 8

9 Gedung Betelgeuse 1540 80 123.200 123,20 2 x 2 x 4 x 8

10 Gedung Pollux 2020 80 161.600 161,60 2 x 2 x 4 x 10

11 Gedung Lab Terpadu 210 80 16.800 16,80 1,5 x 2,5 x 5

12 Gedung Auditorium 2800 25 70.000 70,00 2 x 4 x 10

13 Gedung Direktorat 1720 50 86.000 86,00 2 x 2 x 3,5 x 7

14 Gedung Poliklinik 16 500 8.000 8,00 (menjadi satu

dengan Auditorium)

15 Apartemen Dosen 160 120 19.200 19,20 1,5 x 3 x 5

16 Rusun Karyawan 160 100 16.000 16,00 1,5 x 3 x 5

17 Guest House 28 250 7.000 7,00 1,5 x 2 x 3

18 Garasi 20 50 1.000 1,00 (menjadi satu

dengan Musholla)

JUMLAH TOTAL 11956

841.440 841,44

Sumber: Hasil Perhitungan, 2013

Rencana penempatan tandon air bawah pada setiap bangunan dikaitkan dengan

penempatan tandon air atas yang tersedia pada bagian atap bangunan. Kebutuhan tandon

air atas pada setiap bagian tandon air bawah adalah sebesar 1/3 dari volume setiap tandon

air bawah. Untuk tandon air bawah sebagaimana telah dihitung untuk cadangan

kebutuhan pemadaman kebakaran dan kebutuhan air bersih di setiap bangunannya, maka

Page 71: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 71

untuk kebutuhan air hidran membutuhkan ruang tandon air bawah (GWT) berukuran

8.00 x 7.00 x 3.00 m3. GWT ini disediakan pada setiap cluster kelompok bangunan.

Sumber air bersih direncanakan seluruhnya disuplai dari PDAM. Sumber air tanah

yang pernah dipergunakan direncanakan tidak dipergunakan lagi dengan tujuan untuk

mempertahankan muka air tanah agar tidak terjadi penurunan tanah dan bangunan

(subsidence).

7.6. Rencana Kebutuhan Utilitas

7.6.1. Rencana Pengolahan Air Limbah

Untuk kebutuhan instalasi biotank berupa STP membutuhkan ruang sebesar 80%

dari setiap tandon air bawah, dengan metoda daur ulang. Jarak minimum Antara tendon

air bawah dengan instalasi pengolah air limbah minimum sejauh 15.00 meter. Rencana

penempatan tandon air bawah dan STP pada setiap blok bangunan adalah sebagai

berikut:

Gambar 7.77. Rencana Penempatan Tandon Air Bawah dan STP.

7.6.2. Rencana Penataan Drainase Kawasan

7.6.2.1. Penataan Jalur Drainase

Dengan dibangunnya gedung baru, maka diperlukan juga pembangunan saluran

drainase baru dengan membongkar dan menata kembali saluran drainase eksisting yang

ada saat ini. Saluran drainase yang lama tidak dapat digunakan lagi karena dimensinya

sangat kecil. Pengaliran aliran limpasan air hujan dilakukan secara gravitasi dengan

melihat elevasi tanah yang ada. Penataan jalur dan daerah layanan disesuaikan dengan

konstruksi dan perangcangan desain pengembangan kawasan PIP Semarang.

Tandon Air Bawah

STP

Page 72: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 72

Untuk mengantisipasi terjadinya banjir, PIP Semarang dilengkapi dengan sistem

penampungan air hujan yang terbagi dua. Bagian tengah ke utara yang mempunyai elevasi

lebih tinggi dilengkapi dengan sistem penampungan long storage. Bagian tengah ke

selatan yang mempunyai elevasi lebih rendah menggunakan penampungan dengan sistem

polder.

Long storage pada kawasan dari tengah ke utara ditempatkan keliling pada sisi

luar lahan yang dibuat dibawah jalur jogging track. Lebar efektif long storage adalah

2.00 meter dengan kedalaman efektif 3.00 meter. Desain long storage terkait dengan

dimensi teknis selanjutnya dibuat pada saat penyusunan DED dengan memperhitungkan

curah hujan tertinggi dan periode ulang banjir 100 tahunan, dengan memperhitungkan

usia konstruksi sekitar 50 tahun.

Kawasan terbuka hijau yang ada pada saat ini berfungsi sebagai lapangan sepak

bola difungsikan sebagai polder penampungan air hujan. Untuk mencegah mengalirnya

genangan dari luar kawasan pada saat curah hujan tertinggi dan genangan di dalam

kawasan PIP telah melebihi 30 cm, maka pintu-pintu masuk kawasan dan semua saluran

keluar kawasan yang ada ditutup dengan pintu air. Pada saat terjadi genangan di dalam

kawasan PIP yang lebih tinggi dari 30 cm, genangan di dalam polder melebihi ketinggian

60 cm, maka air di dalam polder dipompa keluar kawasan ke drainase sekunder kota.

7.6.2.2. Saluran Drainase

Dimensi saluran drainase di dalam lingkungan adalah 50 x 50 cm dari beton

pracetak yang dasarnya berlubang untuk meresapkan air hujan. Sebaiknya saluran

drainase dibuat tertutup untuk menghindari air hujan menjadi media pengembangan

penyakit. Pada setiap jarak 100 m dibuat bak kontrol untuk memudahkan perawatan

saluran. Hal ini dimaksudkan agar terjadi peresapan maksimum air hujan sebelum

terbuang ke saluran drainase kota, mereduksi terjadinya banjir dan menambah

tersedianya air tanah.

7.6.2.3. Pembuatan Sumur Resapan dan Biopori

Pada pipa penyalur air hujan dari atap bangunan disalurkan menuju sumur

resapan. Sedangkan pada ruang-ruang RTH yang ada dibuatkan biopori setiap jarak 5 m

ke arah panjang dan lebar bidang RTH atau setiap lubang biopori melayani luas bidang

RTH 20 m2. Pembuatan sumur resapan dan biopori dimaksudkan agar air hujan yang

dialirkan menuju saluran kota tidak berlebihan.

Page 73: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 73

Gambar 7.78. Rencana Jaringan Drainase Kawasan PIP Semarang.

7.6.3. Rencana Pengelolaan Persampahan

Penanganan sampah kawasan PIP Semarang dilakukan sesuai standar yang telah

ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Sampah secara umum terbagi atas sampah

kering dan sampah basah, selan sampah medis dari poliklinik. Sampah medis yang

mungkin ada adalah limbah radioaktif, limbah infeksius, limbah sitotoksis, limbah

patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah kimiawi.

Sumber sampah kering dan basah yang merupakan sampah domestik berasal dari

ruang kerja, laboratorium, poliklinik, asrama taruna maupun dari dapur. Sampah

domestik tidak dibuang ataupun dibakar di tempat terbuka, tetapi dikumpulkan di TPS

dan dibuang ke TPA oleh Dinas Kebersihan. Perletakan tempat sampah di tempat terbuka

dengan jarak maksimal 20 m, agar pengguna kawasan mudah membuang sampah.

Sampah klinis yang berasal dari Poliklinik yang ditingkatkan statusnya menkadi

Poliklinik Utama mempunyai ruang perawatan, ruang operasi dikumpulkan dan

dikelolakan pembuangannya melalui Pihak Ketiga yang ditunjuk dan mempunyai ijin

pengangkutan limbah B3 dari Kementerian Lingkungan Hidup. Sampah klinis jenis ini

sangat infeksius. Sampah klinis didominasi oleh kapas yang terkontaminasi darah

maupun obat, dressing bedah, swab dan semua limbah terkontaminasi dari daerah ini.

Sampah kategori ini diberi wadah kantong plastik kuning yang kuat dan anti bocor.

Kantong plastik harus distrerilisasi terlebih dahulu sebelum dibawa ke luar ruangan.

Sampah padat yang terdiri dari syringe bekas, jarum suntik, cartridge, pecahan gelas dan

benda tajam lainnya harus ditampung pada satu kontainer berwarna kuning. Kontainer

harus kuat dan anti bocor. Kontainer ini dapat meleleh dan menyelimuti sampah tajam

tersebut berbentuk padat. Sampah jenis ini juga bersifat infeksius.

Drainase Kota

Drainase Lingkungan

Polder

Long Storage

Pintu Air

Page 74: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 74

Sampah bahan kimia dan farmasi dimasukkan dalam kantong plastik coklat. Jika

sampah bahan kimia dan farmasi tersebut belum digunakan tetapi tanggal kedaluarsa

telah dilalui, sedapat mungkin dikembalikan ke distributor. Sampah dari laboratorium

yang bersifat sitotoksis dimasukkan dalam kontainer plastik yang kuat dan anti bocor.

Sampah yang bersifat radiokatif dikemas dan diangkut sesuai dengan peraturan

yang berlaku dan diserahkan ke BATAN untuk penanganan lebih lanjut. Semua sampah

jenis ini tidak boleh dibakar atau dibuang ke TPA.

Proses pengumpulan dan pengangkutan sampah padat ke lokasi tempat

pembuangan sementara (TPS) dilakukan dengan waktu berkala. Untuk sampah domestik

basah tidak boleh lebih dari 1 x 24 jam. Di kawasan PIP Semarang pengumpulan sampah

umum dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Hal ini untuk menghindari

terbentuknya lindi sampah yang berbau busuk dan menemari lingkungan.

Pemgumpulan dan pengangkutan sampah klinis, dilakukan dalam waktu tidak

lebih dari 1 x 12 jam. Hal ini disebabkan sampah klinis mempunyai resiko yang tinggi

terhadap kesehatan. Proses pengumpulan dilakukan menggunakan peralatan pembantu,

misalnya kereta troli, sebelum diserahkan ke pihak ketiga.

Lokasi TPS dibuat di area yang jauh dari area sensitif namun harus mudah diakses

oleh proses pengumpulan dan proses pembuangan ke TPA. Lokasi juga harus mudah

diakses oleh truk sampah.

Gambar 7.79. Rencana Pengelolaan Sampah Kawasan PIP Semarang.

7.7. Rencana Pentahapan Pembangunan

7.7.1. Rencana Tahap I

Rencana Tahap I dimulai pada Tahun 2014 dengan melaksanakan kegiatan

pembangunan bangunan gedung yang sudah tidak berfungsi optimal atau sangat jarng

TPS

Rute Pengangkutan

Page 75: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 75

dipergunakan. Ada dua gedung yaitu Gedung Auditorium dan bekas Laboratorium

Navigasi di sisi utara. Jadi pada Tahap I dilakukan pembangunan Gedung Auditorium

setinggi 6 (enam) lantai pada lokasi eksisting dan Gedung Kuliah PASIS setinggi 6 (enam)

lantai termasuk lantai dasar untuk parkir pada lokasi Laboratorium Navigasi.

Diperkirakan rencana pembangunan akan memakan waktu 2 (dua) tahun anggaran

Negara dari Tahun 2014-Tahun 2015.

Tahap I dilaksanakan untuk Gedung Auditorium dan Gedung Laboratorium

Navigasi disebabkan Gedung Auditorium pada saat ini elemen-elemen bangunannya

mengalami kerusakan, dan Gedung Laboratorium Navigasi peralatannya tidak berfungsi

beberapa bagian. Dengan demikian kegiatan konstruksi pada dua lokasi ini diharapkan

tidak akan mengganggu kegiatan belajar-mengajar yang rutin dilaksanakan.

Mengingat Gedung Auditorium dan Gedung Pasis ini masing-masing terdiri dari 6

lantai (mendekati kategori bangunan bertingkat tinggi), maka ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan baik pada bagian pondasi maupun struktur bangunan diatasnya. Untuk

bagian pondasi disarankan untuk menggunakan tiang bor. Pada saat pelaksanaan tiang

bor sama sekali tidak menimbulkan getaran yang dapat merusak bangunan disekitarnya.

Meskipun demikian, proses dewatering juga perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan.

Untuk struktur bangunan atas dapat digunakan struktur beton bertulang dengan sistem

rangka terbuka yang hanya terdiri pelat lantai, balok dan kolom (tanpa perlu dinding

geser). Sedangkan untuk struktur atap dapat digunakan material baja, baik pada kuda-

kuda, gording, penggantung gording, dan ikatan angin.

Setelah selesainya konstruksi dan difungsikannya Gedung Auditorium dan Gedung

Pasis ini pada Tahun 2015, ruang-ruang yang tersedia akan difungsikan untuk

mengalihkan kegiatan yang akan dilaksanakan pada Tahap II berikutnya, yaitu relokasi

perkuliahan Gedung Betelgeuse ke Gedung Pasis baru dan Asrama Kompi B dan C pada

Gedung Auditorium baru. Adaptasi ruangan sementara dari Asrama Kompi B dan C ke

Gedung Auditorium baru dilakukan dengan melakukan penyekatan ruang sementara

sesuai dengan ukuran ruang tidur taruna pada Kompi B dan Kompi C.

Page 76: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 76

Gambar 7.80. Kondisi eksisting sebelum dimulainya Tahap I pembangunan

Gambar 7.81. Rencana Pembangunan Tahap I untuk Gedung Auditorium dan Gedung Pasis Tahun 2014-2015

7.7.2. Rencana Tahap II

Rencana Pembangunan PIP Semarang pada Tahap II dilaksanakan untuk Gedung

Asrama Kompi B Baru dan Asrama Kompi C Baru dengan membongkar seluruh bangunan

Rumah Susun karyawan. Bersamaan dengan ini juga dilaksanakan pembangunan untuk

Gedung Betelgeuse dengan memindahkan ruang perkuliahan yang ada pada Gedung Pasis

baru. Untuk pembangunan Asrama Kompi B dan C baru direncanakan dapat diselesaikan

satu blok dalam satu tahun, yang dilanjutkan dengan pembangunan Asrama Taruni

dengan membongkar bangunan Gedung Asrama Kompi C lama.

0

EKSISTING Tahun

2013

1

AUDITORIUM

Tahap

2014 - 2015

1

PASIS Tahap

2014 - 2015

Page 77: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 77

Secara umum, sistem struktur yang digunakan dapat mengacu pada struktur

Gedung Auditorium dan Gedung Pasis yang telah dilaksanakan pada Tahap 1. Penggunaan

tiang bor lebih disarankan dari pada menggunakan tiang pancang. Sedangkan untuk

untuk struktur bangunan atas tetap menggunakan material beton bertulang dengan

sistem rangka terbuka yang hanya terdiri dari pelat lantai, balok dan kolom. Sedangkan

untuk struktur atap digunakan material baja profil pada kuda-kuda, gording, penggantung

gording, dan ikatan angin.

Agar proses pembangunan tidak mengganggu kegiatan yang ada, maka relokasi

taruna dari Asrama Kompi B dan Asrama Kompi C ditempatkan pada Gedung Auditorium

pada Lantai 2, 3 dan 4. Sedangkan para karyawan disosialisasikan satu tahun sebelumnya

untuk berpindah tempat tinggal diluar lokasi kawasan PIP Semarang.

Direncanakan pembangunan bangunan baru Gedung Betelgeuse, Asrama Kompi B

dan C baru dan Asrama Taruni dari Tahun 2016 sampai Tahun 2017. Ilustrasi rencana

pembangunan pada Tahap II dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Pada saat konstruksi

dimulai, ketentuan-ketentuan pelaksanaan termasuk di dalamnya kegiatan persiapan,

pembongkaran dan seterusnya akan dijelaskan lebih lanjut di dalam dokumen DED yang

akan disusun pada Tahap Perencanaan DED.

Gambar 7.82. Rencana Pembangunan Tahap II untuk Gedung Betelgeuse dan Gedung Asrama Kompi B dan C, dan Asrama Taruni Tahun 2016-2017

ASRAMA B,C

Tahap

2016 - 2017

2

2

BETELGEUSE

Tahap

2016 - 2017

ASRAMA TARUNI Tahap

2016 - 2017

2

Page 78: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 78

7.7.3. Rencana Tahap III

Pembangunan yang direncanakan pada Tahap III akan dilaksanakan untuk

Gedung Direktorat dan Gedung Pollux Baru dan relokasi Fire Ground. Gedung Pollux

lama dapat dibongkar pada saat Gedung Betelgeuse baru (6 lantai) selesai masa

konstruksi dan finishing. Gedung Asrama Kompi B juga dapat dibongkar, sementara

Taruna dari Asrama Kompi B dapat berpindah ke bangunan Asrama Kompi B dan C yang

baru. Diperkirakan pembangunan Gedung Direktorat dan Gedung Pollux Baru dapat

selesai dalam masa 2 tahun anggaran sejak Tahun 2018 – 2019.

Pada pembangunan Gedung Direktorat dan Gedung Pollux Baru ini dapat

mengacu pada sistem struktur yang dipakai pada Tahap I dan II yang telah dilaksanakan

sebelumnya. Pondasi dengan tiang bor lebih disarankan dari pada menggunakan tiang

pancang. Sedangkan untuk untuk struktur bangunan atas tetap menggunakan material

beton bertulang dengan sistem rangka terbuka yang hanya terdiri dari pelat lantai, balok

dan kolom. Sedangkan untuk struktur atap digunakan material baja profil pada kuda-

kuda, gording, penggantung gording, dan ikatan angin.

Bangunan Fire Ground direlokasi ke selatan lapangan sepak bola mendekati

Masjid Perumahan. Bangunan Fire Ground baru dibangun terlebih dahulu hingga selesai,

selanjutnya bangunan Fire Ground lama dibongkar dan diganti dengan RTH dan fasilitas

TPS untuk pengelolaan sampah. Fire Ground baru dibangun dengan sistem tertutup dan

dilengkapi dengan alat penghisap asap.

Ilustrasi rencana pembangunan pada Tahap III dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 7.83. Rencana Pembangunan Tahap III untuk Gedung Direktorat dan Gedung Pollux Baru Tahun 2018-2019

DIREKTORAT

Tahap

2018 - 2019

3

POLLUX BARU

Tahap

2018 - 2019

3

Fire Grond Tahap

2018 - 2019

3

Page 79: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 79

7.7.4. Rencana Tahap IV

Rencana pembangunan pada Tahap IV dilaksanakan untuk Gedung Asrama Kompi

A, Asrama Kompi D dan Gedung Laboratorium Terpadu serta pengelolaan sampah di TPS.

Untuk membongkar Asrama Kompi A yang lama, dilakukan relokasi taruna dari Asrama

Kompi A ke Asrama Kompi C Baru, sementara Taruna Semester III dan IV memenpati

Asrama Kompi B yang baru. Sebagai catatan untuk pembangunan hingga Tahap IV ini PIP

Semarang belum dapat meningkatkan kapasitas daya tampungnya untuk Peserta Diklat

Pembentukan sebagaimana pada Tahun 2013, dikarenakan Asrama Kompi yang baru

terbangun masih dimanfaatkan untuk relokasi ruang tinggal taruna.

Sementara itu untuk taruna yang menempati Asrama Kompi D direlokasi ke

Auditorium Lantai 5 dan 6 untuk pembongkaran dan pembangunan Asrama Kompi D

baru dengan ketinggian 5 lantai. Estimasi waktu pembangunan dari Tahun 2020-2021.

Pada pembangunan Gedung Asrama dan Gedung Lab-2 dapat mengacu pada

sistem struktur yang dipakai pada Tahap I dan II yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Pondasi dengan tiang bor lebih disarankan dari pada menggunakan tiang pancang.

Sedangkan untuk untuk struktur bangunan atas tetap menggunakan material beton

bertulang dengan sistem rangka terbuka yang hanya terdiri dari pelat lantai, balok dan

kolom. Sedangkan untuk struktur atap digunakan material baja profil pada kuda-kuda,

gording, penggantung gording, dan ikatan angin. Khusus untuk Gedung Lab-2, pada saat

DED perlu diperhatikan apakah ada peralatan yang memperlukan sistem struktur yang

khusus. Sehingga ke depannya Lab tersebut akan dapat mengakomodasi peralatan yang

ada di dalamnya dengan optimal.

Gambar 7.84. Rencana Pembangunan Tahap IV untuk Gedung Asrama Kompi A dan Gedung Asrama Kompi D dan Lab Terpadu Tahun 2020-2021

ASRAMA A Tahap

2020 - 2021

4 ASRAMA D &

LAB-2

Tahap

2020 - 2021

4

TPS Sampah

Tahap

2020 - 2021

4

Page 80: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 80

7.7.5. Rencana Tahap V

Rencana pembangunan Tahap V untuk Asrama Kompi E dan Rusun Karyawan dan

Apartemen Dosen, dengan membongkar rumah-rumah dosen yang lama. Rencana

pembangunan ketiga bangunan gedung ini dapat diestimasi selesai dalam waktu satu

tahun.

Secara umum, sistem struktur yang digunakan dapat mengacu pada struktur pada

Tahapan sebelumnya. Penggunaan tiang bor kembali lebih disarankan dari pada

menggunakan tiang pancang. Sedangkan untuk untuk struktur bangunan atas tetap

menggunakan material beton bertulang dengan sistem rangka terbuka yang hanya terdiri

dari pelat lantai, balok dan kolom. Sedangkan untuk struktur atap digunakan material

baja profil pada kuda-kuda, gording, penggantung gording, dan ikatan angin.

Gambar 7.85. Rencana Pembangunan Tahap V untuk Gedung Asrama Kompi E dan Gedung Apartemen Dosen dan Rusun Karyawan Tahun 2022

7.7.6. Rencana Tahap VI

Rencana kegiatan pada Tahun 2023 disiapkan untuk pembangunan Tahap VI

untuk Gedung Asrama Kompi F dan Guest House. Kedua fasilitas ini diestimasikan dapat

selesai pada Tahun 2023.

Sistem struktur yang digunakan kembali dapat mengacu pada struktur pada

Tahapan sebelumnya. Penggunaan tiang bor kembali lebih disarankan dari pada

menggunakan tiang pancang. Sedangkan untuk untuk struktur bangunan atas tetap

menggunakan material beton bertulang dengan sistem rangka terbuka yang hanya terdiri

RUSUN, APARTEMEN

Tahap

2022

5

ASRAMA E Tahap

2022

4

Page 81: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 81

dari pelat lantai, balok dan kolom. Sedangkan untuk struktur atap digunakan material

baja profil pada kuda-kuda, gording, penggantung gording, dan ikatan angin.

Gambar 7.86. Rencana Pembangunan Tahap VI untuk Gedung Asrama Kompi F dan Gedung Apartemen Dosen dan Rusun Karyawan Tahun 2023

7.8. Rencana Pengembangan Organisasi

Untuk mengelola fasilitas sarana dan prasarana baru yang akan disediakan

nantinya, struktur organisasi baru yang akan menangani yaitu Urusan Rumah Tangga

sekurang-kurangnya harus memiliki sumber daya yang menguasai kegiatan pemanfaatan

dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang akan disediakan. Tenaga sumber daya yang

dibutuhkan sekurang-kurangnya mempunyai penguasaan di bidang:

a) Arsitektur atau Teknik Sipil, untuk menangani aspek pemanfaatan dan

pemeliharaan fisik bangunan gedung dan lansekap/pertamanan;

b) Elektrikal dan Mekanikal, untuk menangani aspek pemanfaatan dan pemeliharaan

listrik, telekomunikasi dan internet/IT, CCTV, peralatan bantu perkuliahan berupa

multimedia, instalasi pengolahan air limbah dalam bangunan, instalasi air bersih;

c) Utilitas lingkungan untuk menangani aspek persampahan, drainase, sarana

pemadaman kebakaran dan masalah lainnya terkait dengan gangguan lingkungan.

Setiap bidang sumber daya tersebut diatas akan melakukan pendataan rutin setiap

tahunnya untuk kebutuhan kelayakan kondisi, perubahan, peningkatan kualitas,

perawatan dan pemeliharaan. Rekaman pendataan juga dilakukan terhadap penurunan

nilai asset dan kerusakan pada barang-barang terkait sarana dan prasarana. Data kondisi

ini sangat diperlukan bagi peningkatan pelayanan dan penyelenggaraan pendidikan yang

GUEST HOUSE

Tahap

2023

6

ASRAMA F Tahap

2023

6

Page 82: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 82

berkualitas. Dengan adanya bidang sumber daya teknis ini diharapkan perencanaan dapat

dilakukan sedini mungkin sehingga dapat mengantisipasi kondisi agat ridak terjadi

penurunan kualitas pelayanan.

7.9. Rencana Pembiayaan Pembangunan

Rencana pembiayaan pembangunan PIP Semarang hingga Tahun 2034 didasarkan

pada perhitungan HPS pada saat ini di Kota Semarang. Selanjutnya dilakukan estimasi

sesuai dengan pertumbuhan ekonomi lokal Kota Semarang setiap tahun sebesar 5,87%

(Semarang Dalam Angka, 2011) atau menggunakan statistik rata-rata laju inflasi nasional

mendekati 6% dalam kurun 5 tahun terakhir. Rencana pembiayaan pembangunan ini

menggunakan pendekatan pembiayaan komponen biaya pekerjaan standar dan pekerjaan

non-standar. Biaya pembagunan untuk komponen pekerjaan standar adalah untuk biaya

pembangunan fisik gedung saja, meliputi biaya:

1) Pondasi,

2) Struktur,

3) Lantai,

4) Dinding,

5) Plafond,

6) Atap,

7) Utilitas, dan

8) Finishing.

Setap kenaikan satu lantai besaran biaya konstruksi dikalikan faktor pengali

menurut acuan dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007

tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Uraian Estimasi

Pembiayaan Pembangunan Bangunan Gedung PIP Semarang untuk biaya pekerjaan

standar adalah sebagai berikut:

Page 83: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 83

ESTIMASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERWUJUDAN MASTER PLAN PIP SEMARANG TAHUN 2014-2034

A. KOMPONEN BIAYA STANDAR

NO NAMA GEDUNG JUML

LT.

LUAS

LANTAI

(M2)

Koef

Naik

Lantai

dr

Harga

Sat

(%)

PERKIRAAN

HARGA

SATUAN

(Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA

BANGUNAN (Rp.)

A.1. TAHAP I (Tahun 2014-2015)

A.1.1. GEDUNG AUDITORIUM (6 Lantai)

Pondasi 12% LS 6.631.858.800,00

1 Lantai 1 1710 1,197 4.500.000,00 9.210.915.000,00

2 Lantai 2 1710 1,197 4.500.000,00 9.210.915.000,00

3 Lantai 3 1710 1,197 4.500.000,00 9.210.915.000,00

4 Lantai 4 1710 1,197 4.500.000,00 9.210.915.000,00

5 Lantai 5 1710 1,197 4.500.000,00 9.210.915.000,00

6 Lantai 6 1710 1,197 4.500.000,00 9.210.915.000,00

JUMLAH 6 61.897.348.800,00

A.1. TAHAP I (Tahun 2014-2015)

A.1.2. GEDUNG PASIS (6 Lantai)

Pondasi 12% LS 3.094.867.440,00

1 Lantai 1 798 1,197 4.500.000,00 4.298.427.000,00

2 Lantai 2 798 1,197 4.500.000,00 4.298.427.000,00

3 Lantai 3 798 1,197 4.500.000,00 4.298.427.000,00

4 Lantai 4 798 1,197 4.500.000,00 4.298.427.000,00

5 Lantai 5 798 1,197 4.500.000,00 4.298.427.000,00

6 Lantai 6 798 1,197 4.500.000,00 4.298.427.000,00

JUMLAH 6 28.885.429.440,00

A.1.3. RUMAH GENSET

1 Lantai 1 1 216 1,25 4.500.000,00 1.215.000.000,00

JUMLAH TAHAP I 91.997.778.240,00

NO NAMA GEDUNG JUML

LT.

LUAS

LANTAI

(M2)

Koef

Naik

Lantai

dr

Harga

Sat

(%)

PERKIRAAN

HARGA

SATUAN

(Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA

BANGUNAN (Rp.)

A.2. TAHAP II (Tahun 2016-2017)

A.2.1. GEDUNG BETELGEUSE (6 Lantai)

Pondasi 12% LS 7.732.747.360,80

1 Lantai 1 1881 1,197 4.770.000,00 10.739.926.890,00

2 Lantai 2 1881 1,197 4.770.000,00 10.739.926.890,00

3 Lantai 3 1881 1,197 4.770.000,00 10.739.926.890,00

4 Lantai 4 1881 1,197 4.770.000,00 10.739.926.890,00

5 Lantai 5 1881 1,197 4.770.000,00 10.739.926.890,00

Page 84: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 84

NO NAMA GEDUNG JUM

L LT.

LUAS

LANTA

I (M2)

Koef

Naik

Lantai

dr

Harg

a Sat

(%)

PERKIRAAN

HARGA

SATUAN

(Rp./m2)

PERKIRAAN

BIAYA

BANGUNAN (Rp.)

6 Lantai 6 1881 1,197 4.770.000,00 10.739.926.890,00

JUMLAH 6 72.172.308.700,80

A.2. TAHAP II (Tahun 2016-2017)

A.2.2. GEDUNG ASRAMA KOMPI B DAN ASRAMA KOMPI C (Dua Blok)

Pondasi 12% LS 3.891.003.480,00

1 Lantai 1 1170 1,162 4.770.000,00 6.485.005.800,00

2 Lantai 2 1170 1,162 4.770.000,00 6.485.005.800,00

3 Lantai 3 1170 1,162 4.770.000,00 6.485.005.800,00

4 Lantai 4 1170 1,162 4.770.000,00 6.485.005.800,00

5 Lantai 5 1170 1,162 4.770.000,00 6.485.005.800,00

JUMLAH 5 36.316.032.480,00

A.2. TAHAP II (Tahun 2016-2017)

A.2.3. GEDUNG ASRAMA TARUNI

Pondasi 12% LS 1.621.586.304,00

1 Lantai 1 624 1,135 4.770.000,00 3.378.304.800,00

2 Lantai 2 624 1,135 4.770.000,00 3.378.304.800,00

3 Lantai 3 624 1,135 4.770.000,00 3.378.304.800,00

4 Lantai 4 624 1,135 4.770.000,00 3.378.304.800,00

JUMLAH 4 15.134.805.504,00

A.2.3. RUMAH GENSET

Lantai 1 1 216 1,25 4.770.000,00 1.287.900.000,00

JUMLAH TAHAP II 124.911.046.684,80

NO NAMA GEDUNG JUML

LT.

LUAS

LANTAI

(M2)

Koef

Naik

Lantai

dr

Harga

Sat

(%)

PERKIRAAN

HARGA

SATUAN

(Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA

BANGUNAN (Rp.)

A.3. TAHAP III (Tahun 2018-2019)

A.3.1. GEDUNG DIREKTORAT

Pondasi 12% LS 9.284.056.911,36

1 Lantai 1 1512 1,265 5.056.200,00 9.670.892.616,00

2 Lantai 2 1512 1,265 5.056.200,00 9.670.892.616,00

3 Lantai 3 1512 1,265 5.056.200,00 9.670.892.616,00

4 Lantai 4 1512 1,265 5.056.200,00 9.670.892.616,00

5 Lantai 5 1512 1,265 5.056.200,00 9.670.892.616,00

6 Lantai 6 1512 1,265 5.056.200,00 9.670.892.616,00

7 Lantai 7 1512 1,265 5.056.200,00 9.670.892.616,00

8 Lantai 8 1512 1,265 5.056.200,00 9.670.892.616,00

JUMLAH 8 86.651.197.839,36

Page 85: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 85

NO NAMA GEDUNG JUML

LT.

LUAS

LANTAI

(M2)

Koef

Naik

Lantai

dr

Harga

Sat

(%)

PERKIRAAN

HARGA

SATUAN

(Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA

BANGUNAN (Rp.)

A.3. TAHAP III (Tahun 2018-2019)

A.3.2. GEDUNG POLLUX BARU

Pondasi 12% LS 8.196.712.202,45

1 Lantai 1 1881 1,197 5.056.200,00 11.384.322.503,40

2 Lantai 2 1881 1,197 5.056.200,00 11.384.322.503,40

3 Lantai 3 1881 1,197 5.056.200,00 11.384.322.503,40

4 Lantai 4 1881 1,197 5.056.200,00 11.384.322.503,40

5 Lantai 5 1881 1,197 5.056.200,00 11.384.322.503,40

6 Lantai 6 1881 1,197 5.056.200,00 11.384.322.503,40

JUMLAH 6 76.502.647.222,85

A.3. TAHAP III (Tahun 2018-2019)

A.3.3. FIRE GROUND

Pondasi 10% LS 63.202.500,00

1 Lantai 1 100 1,25 5.056.200,00 632.025.000,00

JUMLAH 1 695.227.500,00

JUMLAH TAHAP III 163.849.072.562,21

NO NAMA GEDUNG JUML

LT.

LUAS

LANTAI

(M2)

Koef

Naik

Lantai

dr

Harga

Sat

(%)

PERKIRAAN

HARGA

SATUAN

(Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA

BANGUNAN (Rp.)

A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021)

A.4.1. ASRAMA KOMPI A

Pondasi 12% LS 3.037.931.895,50

1 Lantai 1 813 1,162 5.359.572,00 5.063.219.825,83

2 Lantai 2 813 1,162 5.359.572,00 5.063.219.825,83

3 Lantai 3 813 1,162 5.359.572,00 5.063.219.825,83

4 Lantai 4 813 1,162 5.359.572,00 5.063.219.825,83

5 Lantai 5 813 1,162 5.359.572,00 5.063.219.825,83

JUMLAH 5 28.354.031.024,66

A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021)

A.4.2. ASRAMA KOMPI D

Pondasi 12% LS 2.185.965.755,06

1 Lantai 1 585 1,162 5.359.572,00 3.643.276.258,44

2 Lantai 2 585 1,162 5.359.572,00 3.643.276.258,44

3 Lantai 3 585 1,162 5.359.572,00 3.643.276.258,44

4 Lantai 4 585 1,162 5.359.572,00 3.643.276.258,44

5 Lantai 5 585 1,162 5.359.572,00 3.643.276.258,44

JUMLAH 5 20.402.347.047,26

Page 86: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 86

NO NAMA GEDUNG JUML

LT.

LUAS

LANTAI

(M2)

Koef

Naik

Lantai

dr

Harga

Sat

(%)

PERKIRAAN

HARGA

SATUAN

(Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA

BANGUNAN (Rp.)

A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021)

A.4.3. GEDUNG LAB TERPADU

Pondasi 12% LS 1.769.409.957,61

1 Lantai 1 712 1,12 1,15 5.359.572,00 4.915.027.660,03

2 Lantai 2 712 1,12 1,15 5.359.572,00 4.915.027.660,03

3 Lantai 3 712 1,12 1,15 5.359.572,00 4.915.027.660,03

JUMLAH 3 16.514.492.937,71

A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021)

A.4.4. POLIKLINIK

Pondasi 12% LS 510.531.390,43

1 Lantai 1 236,25 1,12 5.359.572,00 1.418.142.751,20

2 Lantai 2 236,25 1,12 5.359.572,00 1.418.142.751,20

3 Lantai 3 236,25 1,12 5.359.572,00 1.418.142.751,20

JUMLAH 3 4.764.959.644,03

A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021)

A.4.5. DAPUR MENZA

Pondasi 10% LS 448.660.491,26

1 Lantai 1 384 1,09 5.359.572,00 2.243.302.456,32

2 Lantai 2 384 1,09 5.359.572,00 2.243.302.456,32

JUMLAH 2 4.935.265.403,90

A.4. TAHAP IV (Tahun 2020-2021)

A.4.6. LANDASAN DAN BAK PEMILAH PADA TPS

Pondasi 7% LS 9.379.251,00

1 Lantai 1 100 0,25 5.359.572,00 133.989.300,00

143.368.551,00

A.4.7. RUMAH GENSET

1 Lantai 1 1 216 1,25 5.359.572,00 1.447.084.440,00

JUMLAH TAHAP IV 76.561.549.048,57

NO NAMA GEDUNG JUML

LT.

LUAS

LANTAI

(M2)

Koef

Naik

Lantai

dr

Harga

Sat

(%)

PERKIRAAN

HARGA

SATUAN

(Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA

BANGUNAN (Rp.)

A.5. TAHAP V (Tahun 2022)

A.5.1. GEDUNG ASRAMA KOMPI E

Pondasi 12% LS 2.317.123.700,37

1 Lantai 1 585 1,162 5.681.146,32 3.861.872.833,95

2 Lantai 2 585 1,162 5.681.146,32 3.861.872.833,95

3 Lantai 3 585 1,162 5.681.146,32 3.861.872.833,95

Page 87: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 87

NO NAMA GEDUNG JUML

LT.

LUAS

LANTAI

(M2)

Koef

Naik

Lantai

dr

Harga

Sat

(%)

PERKIRAAN

HARGA

SATUAN

(Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA

BANGUNAN (Rp.)

4 Lantai 4 585 1,162 5.681.146,32 3.861.872.833,95

5 Lantai 5 585 1,162 5.681.146,32 3.861.872.833,95

JUMLAH 5 21.626.487.870,10

A.5. TAHAP V (Tahun 2022)

A.5.2. APARTEMEN DOSEN

Pondasi 12% LS 5.059.346.900,49

1 Lantai 1 857,75 1,236 5.681.146,32 6.023.032.024,39

2 Lantai 2 857,75 1,236 5.681.146,32 6.023.032.024,39

3 Lantai 3 857,75 1,236 5.681.146,32 6.023.032.024,39

4 Lantai 4 857,75 1,236 5.681.146,32 6.023.032.024,39

5 Lantai 5 857,75 1,236 5.681.146,32 6.023.032.024,39

6 Lantai 6 857,75 1,236 5.681.146,32 6.023.032.024,39

7 Lantai 7 857,75 1,236 5.681.146,32 6.023.032.024,39

JUMLAH 7 47.220.571.071,23

A.5. TAHAP V (Tahun 2022)

A.5.3. RUSUN KARYAWAN

Pondasi 12% LS 4.199.749.126,13

1 Lantai 1 857,75 1,197 5.681.146,32 5.832.984.897,41

2 Lantai 2 857,75 1,197 5.681.146,32 5.832.984.897,41

3 Lantai 3 857,75 1,197 5.681.146,32 5.832.984.897,41

4 Lantai 4 857,75 1,197 5.681.146,32 5.832.984.897,41

5 Lantai 5 857,75 1,197 5.681.146,32 5.832.984.897,41

6 Lantai 6 857,75 1,197 5.681.146,32 5.832.984.897,41

JUMLAH 6 39.197.658.510,58

A.5.4. RUMAH GENSET

1 Lantai 1 1 216 1,25 5.681.146,32 1.533.909.506,40

JUMLAH TAHAP V 109.578.626.958,31

NO NAMA GEDUNG JUML

LT.

LUAS

LANTAI

(M2)

Koef

Naik

Lantai

dr

Harga

Sat

(%)

PERKIRAAN

HARGA

SATUAN

(Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA

BANGUNAN (Rp.)

A.6. TAHAP VI (Tahun 2023)

A.6.1. GUEST HOUSE

Pondasi 12% LS 1.573.393.564,22

1 Lantai 1 648 1,12 6.022.015,10 4.370.537.678,40

2 Lantai 2 648 1,12 6.022.015,10 4.370.537.678,40

3 Lantai 3 648 1,12 6.022.015,10 4.370.537.678,40

JUMLAH 3 14.685.006.599,41

Page 88: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 88

NO NAMA GEDUNG JUML

LT.

LUAS

LANTAI

(M2)

Koef

Naik

Lantai

dr

Harga

Sat

(%)

PERKIRAAN

HARGA

SATUAN

(Rp./m2)

PERKIRAAN BIAYA

BANGUNAN (Rp.)

A.6. TAHAP VI (Tahun 2023)

A.6.2. ASRAMA KOMPI F

Pondasi 12% LS 1.328.721.499,55

1 Lantai 1 405 1,135 6.022.015,10 2.768.169.790,72

2 Lantai 2 405 1,135 6.022.015,10 2.768.169.790,72

3 Lantai 3 405 1,135 6.022.015,10 2.768.169.790,72

4 Lantai 4 405 1,135 6.022.015,10 2.768.169.790,72

JUMLAH 4 12.401.400.662,45

A.6. TAHAP VI (Tahun 2023)

A.6.3. GARASI BUS

Pondasi 10% LS 378.086.195,99

1 Lantai 1 288 1,09 6.022.015,10 1.890.430.979,94

2 Lantai 2 288 1,09 6.022.015,10 1.890.430.979,94

JUMLAH 2 4.158.948.155,87

A.6. TAHAP VI (Tahun 2023)

A.6.4. PLAZA UPACARA

Pondasi 7% LS 350.553.542,95

1 Lantai 1 5544 0,15 6.022.015,10 5.007.907.756,49

JUMLAH 1 5.358.461.299,45

JUMLAH TAHAP VI 36.603.816.717,17

Sumber: Hasil Perhitungan oleh Konsultan Perencana mengacu Permen PU Nomor 45/PRT/M/2007.

Perhitungan rencana biaya non-standar menurut Permen PU Nomor

45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara,

terdiri dari:

No Jenis Pekerjaan Prosentase

1 Alat Pengkondisian Udara 10-20% dari total BKF Pek Standar 2 Elevator/Escalator 8-12% dari total BKF Pek Standar 3 Tata Suara (Sound System) 3-6% dari total BKF Pek Standar 4 Telepon dan PABX 3-6% dari total BKF Pek Standar 5 Instalasi IT (Informasi & Teknologi) 6-11% dari total BKF Pek Standar 6 Elektrikal (termasuk genset) 7-12% dari total BKF Pek Standar 7 Sistem Proteksi Kebakaran 7-12% dari total BKF Pek Standar 8 Sistem Penangkal Petir Khusus 2-5% dari total BKF Pek Standar 9 Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL) 2-4% dari total BKF Pek Standar

10 Interior (termasuk furniture) 15-25% dari total BKF Pek Standar 11 Pencegahan Bahaya Rayap 1-3% dari total BKF Pek Standar 12 Fasilitas penyandang cacat & kebutuhan

khusus 3-8% dari total BKF Pek Standar

13 Sarana/Prasarana Lingkungan 3-8% dari total BKF Pek Standar 14 Basement (per m2) 120% dari standar Harga Satuan

Page 89: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 89

Tertinggi/m2

Total biaya pekerjaan non-standar maksimum sebesar 150% dari total biaya pekerjaan

standar bangunan gedung negara.

Di dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bangunan gedung,

untuk Bangunan Gedung Negara menggunakan standar yang telah ditetapkan pada

peraturan yang sama diatas. Terdapat klasifikasi untuk pembiayaan kegiatan perencanaan

dan kegiatan pelaksanaan, yaitu untuk Bangunan Gedung Negara Sederhana dan

Bangunan Gedung Negara Tidak Sederhana. Dalam hal pembangunan PIP Semarang

diklasifikasikan ke dalam Bangunan Gedung Negara Tidak Sederhana. Pada implementasi

kegiatan perencanaan dan pelaksanaan untuk Bangunan Gedung Negara Tidak

Sederhana, terdapat komponen kegiatan yang diperhitungkan pembiayaannya menurut

peraturan ini, yaitu:

1) Biaya perencanaan konstruksi,

2) Biaya manajemen konstruksi,

3) Biaya pengawasan konstruksi,

4) Biaya pengelolaan kegiatan, dan

5) Biaya pekerjaan non standar yang juga harus diperhitungkan yaitu:

a) Biaya penyusunan studi AMDAL kawasan dan ANDALALIN,

b) Biaya pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB),

c) Biaya penyambungan listrik, air bersih, telepon dan internet.

Untuk komponen kegiatan perencanaan dan pelaksanaan untuk Bangunan Gedung

Negara Tidak Sederhana menggunakan standar prosentase biaya sebagai berikut:

Page 90: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 90

Dengan demikian rincian estimasi rencana pembiayaan pembangunan bangunan gedung

PIP Semarang Tahun 2014-2034 untuk biaya pekerjaan standar dan biaya pekerjaan non-

standar adalah sebagai berikut di bawah ini.

Biaya perkiraan keseluruhan rencana pembangunan fisik Bangunan Gedung PIP

Semarang dari Tahap I sampai Tahap VI di bawah ini ditambahkan dengan biaya

penyusunan dokumen AMDAL Kawasan PIP Semarang dan dokumen ANDALALIN

dengan memperhitungkan komponen-komponen biaya yang terkait dengan kegiatan

tersebut antara lain:

a) Biaya pengukuran rona awal sumber daya lingkungan yang meliputi kadar kualitas

air, udara, air limbah dan air di dalam badan air drainase lingkungan dan kota,

dan kebisingan yang dilakukan oleh laboratorium yang telah terakreditasi,

b) Biaya publikasi dan sosialisasi publik,

c) Biaya persidangan untuk penyusunan KA dan ANDAL,

d) Biaya untuk mendapatkan rekomendasi Walikota,

e) Biaya pengukuran kepadatan lalu-lintas (traffic counting) pada ruas-ruas yang

relevan,

f) Biaya persidangan untuk ANDALALIN,

g) Biaya personil dan non-personil yang dapat diganti, dan

h) Biaya-biaya lainnya yang relevan.

Page 91: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 91

A. Bangunan Gedung Asrama:

No Jenis Pekerjaan

Prosen-

tase dari

BKF

Standar

Rencana Biaya Gedung (Rp.)

Asrama Kompi A

(Tahap IV)

Asrama Kompi B

(Tahap II)

Asrama Kompi C

(Tahap II)

Asrama Kompi D

(Tahap IV)

Asrama Kompi E

(Tahap V)

Asrama Kompi F

(Tahap VI)

Asrama Taruni

(Tahap II)

BKF 100% 28.354.031.024,66 18.158.016.240,00 18.158.016.240,00 20.402.347.047,26 21.626.487.870,10 12.401.400.662,45 15.134.805.504,00

1 Alat Pengkondisian

Udara

2% 567.080.620,49 279.593.044,38 279.593.044,38 314.150.744,67 332.999.789,35 195.625.461,60 236.040.816,96

2 Lif

3 Tata Suara (Sound

System)

5% 1.417.701.551,23 698.982.610,95 698.982.610,95 785.376.861,66 832.499.473,36 489.063.654,00 590.102.042,40

4 Telepon dan PABX 4% 1.134.161.240,99 559.186.088,76 559.186.088,76 628.301.489,33 665.999.578,69 391.250.923,20 472.081.633,92

5 Instalasi IT

(Informasi &

Teknologi)

6 Elektrikal

(termasuk genset)

10% 2.835.403.102,47 1.397.965.221,90 1.397.965.221,90 1.570.753.723,33 1.664.998.946,73 978.127.307,99 1.180.204.084,80

7 Sistem Proteksi

Kebakaran

10% 2.835.403.102,47 1.397.965.221,90 1.397.965.221,90 1.570.753.723,33 1.664.998.946,73 978.127.307,99 1.180.204.084,80

8 Sistem Penangkal

Petir Khusus

2% 567.080.620,49 279.593.044,38 279.593.044,38 314.150.744,67 332.999.789,35 195.625.461,60 236.040.816,96

9 Instalasi

Pengolahan Air

Limbah (IPAL)

2% 567.080.620,49 279.593.044,38 279.593.044,38 314.150.744,67 332.999.789,35 195.625.461,60 236.040.816,96

10 Interior (termasuk

furniture)

20% 5.670.806.204,93 2.795.930.443,80 2.795.930.443,80 3.141.507.446,65 3.329.997.893,45 1.956.254.615,98 2.360.408.169,60

11 Pencegahan Bahaya

Rayap

2% 567.080.620,49 279.593.044,38 279.593.044,38 314.150.744,67 332.999.789,35 195.625.461,60 236.040.816,96

12 Fasilitas

penyandang cacat &

kebutuhan khusus

13 Sarana/Prasarana

Lingkungan

5% 1.417.701.551,23 698.982.610,95 698.982.610,95 785.376.861,66 832.499.473,36 489.063.654,00 590.102.042,40

JUMLAH TOTAL

Biaya Standar +

Biaya Non-Standar

162% 45.933.530.259,95 26.825.400.615,78 26.825.400.615,78 30.141.020.131,89 31.949.481.339,80 18.465.789.971,99 22.452.070.829,76

Sumber: Hasil Perhitungan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Permen PU Nomor 45/PRT/M/2007.

Page 92: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 92

B. Bangunan Gedung Kelas dan Kantor:

No Jenis Pekerjaan

Prosen-

tase

dari BKF

Standar

Rencana Biaya Gedung (Rp.)

PASIS

(Tahap I)

Betelgeuse

(Tahap II)

Pollux

(Tahap III)

Auditorium

(Tahap I)

Direktorat

(Tahap III)

Lab Terpadu

(Tahap IV)

Poliklinik

(Tahap IV)

BKF 100% 28.885.429.440,00 72.172.308.700,80 76.502.647.222,85 61.897.348.800,00 86.651.197.839,36 16.514.492.937,71 3.700.645.420,50

1 Alat Pengkondisian

Udara

2% 577.708.588,80 1.443.446.174,02 1.530.052.944,46 1.237.946.976,00 1.733.023.956,79 330.289.858,75 74.012.908,41

2 Lif 10% 2.888.542.944,00 7.217.230.870,08 7.650.264.722,29 6.189.734.880,00 8.665.119.783,94 1.651.449.293,77 370.064.542,05

3 Tata Suara (Sound

System)

5% 1.444.271.472,00 3.608.615.435,04 3.825.132.361,14 3.094.867.440,00 4.332.559.891,97 825.724.646,89 185.032.271,03

4 Telepon dan PABX 4% 1.155.417.177,60 2.886.892.348,03 3.060.105.888,91 2.475.893.952,00 3.466.047.913,57 660.579.717,51 148.025.816,82

5 Instalasi IT

(Informasi &

Teknologi)

9% 5.570.761.392,00 7.798.607.805,54 1.486.304.364,39 333.058.087,85

6 Elektrikal

(termasuk genset)

10% 2.888.542.944,00 7.217.230.870,08 7.650.264.722,29 6.189.734.880,00 8.665.119.783,94 1.651.449.293,77 370.064.542,05

7 Sistem Proteksi

Kebakaran

10% 2.888.542.944,00 7.217.230.870,08 7.650.264.722,29 6.189.734.880,00 8.665.119.783,94 1.651.449.293,77 370.064.542,05

8 Sistem Penangkal

Petir Khusus

2% 577.708.588,80 1.443.446.174,02 1.530.052.944,46 1.237.946.976,00 1.733.023.956,79 330.289.858,75 74.012.908,41

9 Instalasi

Pengolahan Air

Limbah (IPAL)

2% 577.708.588,80 1.443.446.174,02 1.530.052.944,46 1.237.946.976,00 1.733.023.956,79 330.289.858,75 74.012.908,41

10 Interior (termasuk

furniture)

20% 5.777.085.888,00 14.434.461.740,16 15.300.529.444,57 12.379.469.760,00 17.330.239.567,87 3.302.898.587,54 740.129.084,10

11 Pencegahan Bahaya

Rayap

2% 577.708.588,80 1.443.446.174,02 1.530.052.944,46 1.237.946.976,00 1.733.023.956,79 330.289.858,75 74.012.908,41

12 Fasilitas

penyandang cacat &

kebutuhan khusus

3% 866.562.883,20 2.165.169.261,02 2.295.079.416,69 1.856.920.464,00 2.599.535.935,18 495.434.788,13 111.019.362,62

13 Sarana/Prasarana

Lingkungan

5% 1.444.271.472,00 3.608.615.435,04 3.825.132.361,14 3.094.867.440,00 4.332.559.891,97 825.724.646,89 185.032.271,03

JUMLAH TOTAL

Biaya Standar +

Biaya Non-Standar

184% 50.549.501.520,00 126.301.540.226,40 133.879.632.639,99 113.891.121.792,00 159.438.204.024,42 30.386.667.005,39 6.809.187.573,72

Sumber: Hasil Perhitungan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Permen PU Nomor 45/PRT/M/2007.

Page 93: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 93

C. Hunian dan Fasilitas Penunjang

No Jenis Pekerjaan

Prosen-

tase dari

BKF

Standar

Rencana Biaya Gedung (Rp.)

Apartemen Dosen

(Tahap V)

Rusun Karyawan

(Tahap V)

Guest House

(Tahap VI)

Fire Ground

(Tahap III)

Dapur Menza

(Tahap IV)

Garasi Bus

(Tahap VI)

Plaza Upacara

(Tahap VI)

BKF 100% 47.220.571.071,23 39.197.658.510,58 14.685.006.599,41 695.227.500,00 4.935.265.403,90 4.158.948.155,87 5.358.461.299,45

1 Alat Pengkondisian

Udara

2% 944.411.421,42 293.700.131,99 13.904.550,00

2 Lif 10% 4.722.057.107,12 1.468.500.659,94

3 Tata Suara (Sound

System)

5% 734.250.329,97 246.763.270,20

4 Telepon dan PABX 4% 587.400.263,98 197.410.616,16 166.357.926,23

5 Instalasi IT (Informasi

& Teknologi)

9%

6 Elektrikal (termasuk

genset)

10% 4.722.057.107,12 3.919.765.851,06 1.468.500.659,94 493.526.540,39 415.894.815,59

7 Sistem Proteksi

Kebakaran

10% 4.722.057.107,12 3.919.765.851,06 1.468.500.659,94 69.522.750,00 493.526.540,39 415.894.815,59

8 Sistem Penangkal Petir

Khusus

2% 944.411.421,42 783.953.170,21 293.700.131,99 98.705.308,08 83.178.963,12

9 Instalasi Pengolahan

Air Limbah (IPAL)

2% 944.411.421,42 279.593.044,38 279.593.044,38 332.999.789,35 195.625.461,60

10 Interior (termasuk

furniture)

15% 7.083.085.660,68 5.879.648.776,59 2.202.750.989,91 104.284.125,00 740.289.810,59 623.842.223,38

11 Pencegahan Bahaya

Rayap

2% 944.411.421,42 783.953.170,21 293.700.131,99 13.904.550,00 98.705.308,08 83.178.963,12

12 Fasilitas penyandang

cacat & kebutuhan

khusus

3% 1.416.617.132,14 1.175.929.755,32 440.550.197,98 148.057.962,12 124.768.444,68

13 Sarana/Prasarana

Lingkungan

5% 2.361.028.553,56 1.959.882.925,53 734.250.329,97 34.761.375,00 246.763.270,20 207.947.407,79 267.923.064,97

JUMLAH TOTAL Biaya

Standar + Biaya Non-

Standar

179% 76.025.119.424,68 57.900.151.054,93 24.950.404.131,39 931.604.850,00 8.032.013.819,43 6.475.637.176,96 5.626.384.364,42

Sumber: Hasil Perhitungan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Permen PU Nomor 45/PRT/M/2007.

Page 94: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 94

Tabel Rencana Biaya Pembangunan Bangunan Gedung PIP Semarang Tahap I sampai dengan Tahap II, Tahun 2014-2023

NO NAMA GEDUNG

LUAS

LANTAI

(M2)

PERKIRAAN

HARGA

SATUAN

(Rp./m2)

PERKIRAAN BKF

BANGUNAN TOTAL

(Rp.)

PERKIRAAN

BIAYA

PERENCANAAN

(Rp.)

PERKIRAAN

BIAYA

MANAJEMEN

KONSTRUKSI

(Rp.)

PERKIRAAN

BIAYA

PENGAWASAN

(Rp.)

PERKIRAAN

BIAYA

PENGELOLAAN

KEGIATAN (Rp.)

PERKIRAAN BIAYA

TOTAL

PELAKSANAAN

(Rp.)

TAHAP I (Tahun 2014-2015)

I GEDUNG AUDITORIUM 10260 4.500.000,00 113.891.121.792,00 3.244.500.000,00 2.624.500.000,00 2.140.000.000,00 849.000.000,00 122.749.121.792,00

II GEDUNG PASIS 4788 4.500.000,00 50.549.501.520,00 1.525.000.000,00 1.251.900.000,00 1.009.600.000,00 468.250.000,00 54.804.251.520,00

III RUMAH GENSET 216 4.500.000,00 1.215.000.000,00 74.750.000,00 62.000.000,00 52.500.000,00 88.750.000,00 1.493.000.000,00

JUMLAH TAHAP I 165.655.623.312,00 179.046.373.312,00

TAHAP II (Tahun 2016-2017)

IV GEDUNG BETELGEUSE 11286 4.770.000,00 126.301.540.226,40 3.614.000.000,00 2.922.025.000,00 2.380.525.000,00 946.350.000,00 136.164.440.226,40

V GEDUNG ASRAMA KOMPI B dan

ASRAMA KOMPI C 5850 4.770.000,00 53.650.801.231,56 1.607.700.000,00 1.318.750.000,00 1.063.500.000,00 482.500.000,00 58.123.251.231,56

VI GEDUNG ASRAMA TARUNI 2496 4.770.000,00 22.452.070.829,76 785.350.000,00 645.400.000,00 530.860.000,00 343.300.000,00 24.756.980.829,76

VII RUMAH GENSET 216 4.770.000,00 1.287.900.000,00 79.000.000,00 65.250.000,00 55.250.000,00 92.750.000,00 1.580.150.000,00

JUMLAH TAHAP II 203.692.312.287,72 220.624.822.287,72

TAHAP III (Tahun 2018-2019)

VIII GEDUNG DIREKTORAT 12096 5.056.200,00 159.438.204.024,42 4.479.000.000,00 3.630.200.000,00 2.941.500.000,00 1.085.650.000,00 171.574.554.024,42

IX GEDUNG POLLUX BARU 11286 5.056.200,00 133.879.632.639,99 3.830.000.000,00 3.100.000.000,00 2.520.750.000,00 998.400.000,00 144.328.782.639,99

X FIRE GROUND 100 5.056.200,00 931.604.850,00 60.500.000,00 50.000.000,00 42.400.000,00 77.150.000,00 1.161.654.850,00

JUMLAH TAHAP III 294.249.441.514,41 317.064.991.514,41

TAHAP IV (Tahun 2020-2021)

XI ASRAMA KOMPI A 4065 5.359.572,00 45.933.530.259,95 1.417.100.000,00 1.163.000.000,00 939.600.000,00 461.550.000,00 49.914.780.259,95

XII ASRAMA KOMPI D 2925 5.359.572,00 30.141.020.131,89 1.006.000.000,00 824.000.000,00 673.500.000,00 395.750.000,00 33.040.270.131,89

XIII GEDUNG LAB TERPADU 2136 5.359.572,00 30.386.667.005,38 1.012.250.000,00 829.250.000,00 677.500.000,00 397.250.000,00 33.302.917.005,38

XIV POLIKLINIK 708,75 5.359.572,00 7.873.501.797,25 328.750.000,00 272.650.000,00 278.000.000,00 202.050.000,00 8.954.951.797,25

XV DAPUR MENZA 768 5.359.572,00 8.032.013.819,43 333.600.000,00 276.750.000,00 231.300.000,00 203.600.000,00 9.077.263.819,43

Page 95: 07 Bab 7_Master Plan_Akhir PIP Smg_Final

Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP SEMARANG

Tahun 2013

VII - 95

NO NAMA GEDUNG

LUAS

LANTAI

(M2)

PERKIRAAN

HARGA

SATUAN

(Rp./m2)

PERKIRAAN BKF

BANGUNAN TOTAL

(Rp.)

PERKIRAAN

BIAYA

PERENCANAAN

(Rp.)

PERKIRAAN

BIAYA

MANAJEMEN

KONSTRUKSI

(Rp.)

PERKIRAAN

BIAYA

PENGAWASAN

(Rp.)

PERKIRAAN

BIAYA

PENGELOLAAN

KEGIATAN (Rp.)

PERKIRAAN BIAYA

TOTAL

PELAKSANAAN

(Rp.)

XVI LANDASAN DAN BAK PEMILAH

PADA TPS 100 5.359.572,00 143.368.551,00 12.903.169,59 0,00 7.675.000,00 20.050.000,00 183.996.720,59

XVII RUMAH GENSET 216 5.359.572,00 1.447.084.440,00 87.500.000,00 72.250.000,00 61.000.000,00 99.500.000,00 1.767.334.440,00

JUMLAH TAHAP IV 123.957.186.004,91 136.241.514.174,50

TAHAP V (Tahun 2022)

XVIII GEDUNG ASRAMA KOMPI E 2925 5.681.146,32 31.949.481.339,80 1.057.000.000,00 866.200.000,00 706.400.000,00 407.500.000,00 34.986.581.339,80

XIX APARTEMEN DOSEN 6004,3 5.681.146,32 76.025.119.424,68 2.170.000.000,00 1.767.000.000,00 1.425.800.000,00 542.950.000,00 81.930.869.424,68

XX RUSUN KARYAWAN 5146,5 5.681.146,32 57.900.151.054,93 1.719.310.000,00 1.408.500.000,00 1.136.050.000,00 500.050.000,00 62.664.061.054,93

XXI RUMAH GENSET 216 5.681.146,32 1.533.909.506,40 91.500.000,00 76.000.000,00 64.500.000,00 103.000.000,00 1.868.909.506,40

JUMLAH TAHAP V 167.408.661.325,81 181.450.421.325,81

TAHAP VI (Tahun 2023)

XXII GUEST HOUSE 1944 6.022.015,10 24.950.404.131,39 853.750.000,00 699.000.000,00 574.150.000,00 354.800.000,00 27.432.104.131,39

XXIII ASRAMA KOMPI F 1620 6.022.015,10 18.465.789.971,99 668.500.000,00 552.400.000,00 455.300.000,00 313.600.000,00 20.455.589.971,99

XXIV GARASI BUS 576 6.022.015,10 6.475.637.176,96 282.000.000,00 234.500.000,00 196.900.000,00 187.950.000,00 7.376.987.176,96

XXV PLAZA UPACARA 5544 6.022.015,10 5.626.384.364,42 251.250.000,00 209.500.000,00 176.150.000,00 175.500.000,00 6.438.784.364,42

JUMLAH TAHAP VI 55.518.215.644,76 61.703.465.644,76

Sumber: Hasil Perhitungan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Permen PU Nomor 45/PRT/M/2007 Tabel E2.