070214 - ppp hiv uki - dr. tjahjani natriana

31
Profilaksis Pasca Pajanan Okupasional

Upload: david-jati-marintang

Post on 22-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hj

TRANSCRIPT

Page 1: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

ProfilaksisPasca Pajanan Okupasional

Page 2: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

PENDAHULUANPENDAHULUANPemeliharaan kesehatan karyawan adalah bagian dari

Kewaspadaan Standar dari program PPI. Salah satunya adalah penatalaksanaan pasca pajanan darah dan cairan tubuh.

Sebagian besar insiden pajanan okupasional adalah infeksi melalui darah yang terjadi dlm fasyankes.

Tujuan tatalaksana pajanan adalah untuk mengurangi waktu kontak dengan darah, cairan tubuh, atau jaringan sumber pajanan dan untuk membersihkan dan melakukan dekontaminasi tempat pajanan.

Page 3: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Risiko penularan bahan pajananRisiko penularan bahan pajanan

• Darah dan cairan tubuh yang bercampur darah yang kasat mata resiko penularan tertinggi.

• Cairan mani, cairan vagina, dan beberapa cairan tubuh lain (air susu ibu, cairan serebrospinal, pleura, peritoneal, perikardial, sinovial, dan amnion) merupakan cairan berpotensi infeksius.

• Beberapa cairan tubuh, seperti saliva, dahak, keringat, air mata, urin, sekret hidung, feses dan cairan muntahan tidak dianggap infeksius kecuali bercampur darah yang kasat mata.

Page 4: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Risiko penularan bahan pajananRisiko penularan bahan pajananJenis Pajanan HIV Risiko mendapat HIV

tiap pajanan Transfusi darah 90 – 95 dalam 100Penggunaan jarum suntik (berbagi jarum)

6,7 dalam 1.000

Menerima seks anal tanpa pelindung 5 – 32 dalam 1.000Tusukan jarum perkutaneus (di fasyankes, dgn darah terinfeksi HIV)

3 dalam 1.000

Menerima hubungan seks vaginal tanpa pelindung

1 - 3 dalam 1.000

Pajanan membran mukosa (di fasyankes dgn darah terinfeksi HIV)

9 dalam 10.000

Memasukkan seks anal tanpa pelindung

6,5 dalam 10.000

Memasukkan dalam hubungan seks vaginal tanpa pelindung

3 - 9 dalam 10.000

Menerima seks oral 1 dalam 10.000Memasukkan seks oral 5 dalam 100.000Menelan air susu ibu (ASI) 1 - 4 dalam 100.000Perkutaneus 1 dalam 300Kutan 1 dalam 1.000Membran mukosa 1 dalam 1.000

Page 5: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Pertolongan Pertama Jika Terjadi Pertolongan Pertama Jika Terjadi Kecelakaan Kerja Kecelakaan Kerja

Tujuan : mengurangi waktu kontak dengan darah, cairan

tubuh dari sumber pajanan dan untuk

membersihkan, dekontaminasi tempat pajanan.

Jika terjadi luka pada kulit setelah pajanan dengan jarum atau benda tajam, dianjurkan untuk mengikuti petunjuk berikut :

1.Jangan memijat, memencet atau menggosok daerah luka.

2.Cuci segera dengan sabun dan air mengalir atau larutan disinfektan ringan yang tidak mengiritasi kulit, yaitu chlorhexidine gluconate.

Page 6: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Lanjutan……

3.Jika tidak ada air yang mengalir, bersihkan daerah luka dengan gel atau larutan pembersih tangan lainnya.

4.Jangan menggunakan larutan disinfektan yang sangat kuat, seperti iodium, untuk membersihkan daerah luka karena dapat mengiritasi dan memperburuk daerah luka.

Page 7: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Jika terjadi percikan darah atau cairan tubuh, ikuti petunjuk berikut :

1.Jika percikan mengenai kulit yang utuh, lakukan hal sbb: •Cucilah daerah tersebut segera.•Jika tidak ada air yang mengalir, bersihkan daerah tersebut dengan gel atau larutan pembersih tangan lainnya.•Jangan menggunakan larutan disinfektan yang sangat kuat.

Page 8: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

2. Jika percikan tersebut mengenai mata, lakukan hal sbb: • Basuhlah mata yang terpajan dengan air atau larutan

garam fisiologis.• Duduk dan tengadahkan kepala, dan minta rekannya

secara perlahan-lahan menuangkan air atau larutan garam fisiologis pada mata, tarik kelopak mata atas dan bawah untuk memastikan mata dibersihkan secara menyeluruh.

• Jika menggunakan lensa kontak, lepaskanlah ketika membasuh mata.

• Jangan menggunakan sabun atau disinfektan di mata.

Page 9: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

3. Jika percikan tersebut mengenai mulut, lakukan hal sbb:

• Buang (ludahkan) cairan di mulut dengan segera• Kumur – kumur dengan menggunakan air atau larutan

garam faali, dan buang kembali. Ulang tindakan ini beberapa kali.

• Jangan menggunakan sabun atau disinfektan di mulut.

Page 10: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Pelaporan PajananPelaporan Pajanan

Setelah melakukan pertolongan pertama orang yang terpajan melaporkan kejadian tersebut kepada petugas yang berwenang :•Atasan langsung (di RS atau Fasyankes)•Komite PPI atau K3 (di RS atau Fasyankes)

Pelapor pada pihak berwenang (kepolisian) untuk kasus pemerkosaan agar korban dapat menjalani pemeriksaan visum dan perlindungan.

Page 11: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

A. Langkah dasar tatalaksana klinis PPP A. Langkah dasar tatalaksana klinis PPP HIV pada kasus kecelakaan kerja HIV pada kasus kecelakaan kerja

1. Menetapkan memenuhi syarat untuk PPP HIV.

2. Memberikan informasi singkat mengenai HIV dan memberikan surat persetujuan (informed consent).

3. Memastikan bahwa korban tidak menderita infeksi HIV dengan melakukan tes HIV terlebih dahulu.

4. Pemberian obat-obatan untuk PPP HIV.

5. Melaksanakan evaluasi laboratorium.

6. Menjamin pencatatan.

7. Memberikan follow-up dan dukungan.

Page 12: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

B. B. Langkah dasar tatalaksana klinis PPP Langkah dasar tatalaksana klinis PPP HIV pada kasus pemerkosaan HIV pada kasus pemerkosaan

1. Menenangkan dan memberikan bantuan psikologis pada korban.

2. Melakukan pemeriksaan visum untuk laporan kepada kepolisian.

3. Melakukan tes kehamilan.

4. Pemeriksaan IMS termasuk sifilis jika memungkinkan.

5. Memberikan obat IMS setidaknya untuk GO, Chlamidia dan sifilis.

6. Memberikan obat pencegahan kehamilan dengan obat after morning pill.

7. Memberikan ARV untuk PPP HIV.

Page 13: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Menetapkan memenuhi syarat untuk Menetapkan memenuhi syarat untuk PPP HIVPPP HIV

Evaluasi memenuhi syarat untuk PPP HIV adalah meliputi penilaian keadaan berikut :

Waktu terpajanStatus HIV orang terpajanJenis dan risiko pajananStatus sumber pajanan

Page 14: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Waktu memulai PPP HIVWaktu memulai PPP HIV

PPP harus diberikan secepat mungkin setelah pajanan, dalam jam pertama dan tidak boleh lebih dari 72 jam setelah terpajan

PPP HIV harus tersedia di Fasyankes untuk orang yang potensial terpajan, setelah sebelumnya dilakukan tes HIV dengan hasil negatif

Page 15: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Infeksi HIV yang sebelumnya adaInfeksi HIV yang sebelumnya ada

Bila orang tersebut telah mendapat infeksi HIV sebelumnya, maka PPP tidak boleh diberikan, karena seorang penderita HIV harus minum ARV untuk pengobatan bukan pencegahan.

Bila infeksi HIV sudah positif sebelumnya, maka semua paket perawatan seperti : skrining TB, IMS, penentuan stadium klinis, dll mutlak diperlukan sesuai pedoman ARV.

Page 16: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Penilaian pajanan HIVPenilaian pajanan HIV

PPP HIV harus diberikan pada orang yang terpajan dengan menilai hal-hal sbb :

Jenis pajanan ( perkutaneus atau percikan)Status HIV sumber pajanan

Page 17: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Rekomendasi PPP HIV berdasarkan Rekomendasi PPP HIV berdasarkan jenis pajananjenis pajanan

Jenis pajanan

Sumber pajanan HIV positif

Sumber pajanan tidak diketahui status HIVnya

Per kutaneus:Lebih berata

Tawarkan paduan 2-obat ARVb

Pertimbangkan prevalensi populasi atau subkelompok

Per kutaneus:Kurang beratc

Tawarkan paduan 2-obat ARVb

Jangan tawarkan PPP

Seksual Tawarkan paduan 2-obat ARVb

Pertimbangkan prevalensi populasi atau sub kelompok

Percikand:Lebih berate

Tawarkan paduan 2-obat ARVb

Pertimbangkan prevalensi populasi atau subkelompok

Percikan:Kurang beratf

PPP tidak dianjurkan, tetapi paduan 2-obat ARV dapat diberikan berdasarkan permintaan

Jangan tawarkan PPP

Page 18: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Keterangan :

Status HIV negatif : jangan tawarkan PPP jika tidak ada resiko bahwa sumber pajanan berada dalam periode jendela.

Periode jendela adalah : periode dimana orang yang baru terinfeksi HIV tidak cukup menghasilkan antibodi HIV untuk memberikan hasil positif pada kebanyak tes HIV standar.

Hasil tes HIV pada periode jendela memberikan hasil negatif, tapi virus sudah berkembang didalam tubuh dan dapat ditularkan kepada orang lain.

Periode jendela berlangsung kurang lebih 22 hari.

Page 19: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

a Meliputi lesi akibat jarum berlubang besar, tusukan yang dalam dan kontak dengan darah yang kelihatan pada alat tersebut atau jarum yang digunakan di arteri atau vena.

b Jika sumber pajanan HIV positif resisten terhadap terapi antiretroviral atau jika prevalensi resistensi ARV di masyarakat lebih dari 15%, paduan 3-obat (2 NRTI ditambah 1 PI) harus ditawarkan. (Perlu diketahui, sampai saat ini prevalensi resistensi ARV di masyarakat di Indonesia masih <5%)

c Meliputi lesi dengan jarum berlubang kecil atau jarum padat dan lesi superfisial.

d Meliputi pajanan pada membran mukosa non-genital atau kulit yang tidak utuh.

e Meliputi pajanan terhadap darah atau semen yang berjumlah banyak.

f Meliputi pajanan terhadap sedikit darah atau semen atau cairan yang kurang infeksius (seperti cairan serebrospinal)

Page 20: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Pemberian obat-obat untuk PPP

Panduan obat untuk PPPPanduan obat yang diberikan untuk PPP adalah 2 obat

NRTI, jika tidak dicurigai timbulnya resistensi obat. Jika dicurigai ada resistensi obat , maka panduan 3 obat harus diberikan, 2 NRTI + 1 PI

Page 21: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Jika status HIV sumber pajanan tidak diketahui

dan

Latar belakang prevalensi resistensi terhadap ARV di masyarakat < 15 %

dan

Sumber pajanan tidak pernah memakai ARV

Atau

Sumber pajanan tidak mungkin mendapat infeksi HIV yang resisten terhadap terapi ARV berdasarkan riwayat terapi ARV dan adherens

Kriteria panduan pemberian 2 obat NRTIKriteria panduan pemberian 2 obat NRTI

Page 22: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Tabel…panduan 2-obat ARV yang dianjurkan Tabel…panduan 2-obat ARV yang dianjurkan untuk Profilaksis Pasca Pajanan HIVuntuk Profilaksis Pasca Pajanan HIV

Panduan 2 obat ARV yang dianjurkan Panduan 2 obat ARV alternatif

Tenovofir (TDF) + Lamivudin / Emtricitabine (3TC/FTC)

Zidovudine (AZT) + Lamivudin (3 TC)

Page 23: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Kriteria pemberian 3 obat ARV : 2 NRTI + 1 PI

Jika status HIV sumber pajanan positif, menerima ARV dan diketahui mempunyai riwayat , tanda dan terbukti resisten terhadap terapi ARV,

atau

Status HIV sumber pajanan tidak diketahui,dan

Latar belakang prevalensi resistensi terhadap terapi ARV di masyarakat > 15 %

Page 24: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Tabel…panduan 3-obat ARV yang dianjurkan Tabel…panduan 3-obat ARV yang dianjurkan untuk Profilaksis Pasca Pajanan HIVuntuk Profilaksis Pasca Pajanan HIV

Panduan 3 obat ARV yang dianjurkan Panduan 3 obat ARV alternatif

Tenovofir (TDF) + Lamivudin / Emtricitabine (3TC/FTC)+ Lopinavir / ritonavir (LPV/r)

Zidovudine (AZT) + Lamivudin (3 TC)+ Lopinavir / ritonavir (LPV/r)

Page 25: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

AdherensAdherens

Adherens ( tingkat kepatuhan minum obat yang sangat baik (≥ 95%), yang berkaitan dengan perbaikan dampak virologi, imunologis dan klinis.

PPP diberikan dalam periode relatif pendek 28 hari ( 4 mgg ), namun pemberian informasi tentang pentingnya adherens dan dukungan akan memaksimalkan efektifitas obat.

Page 26: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Efek sampingEfek samping

Efek samping obat ARV yang paling sering dilaporkan adalah mual dan lelah.

Pemberian obat anti mual dan menganjurkan minum obat bersama makanan akan mengurangi efek samping obat.

Page 27: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Follow-up dan DukunganFollow-up dan DukunganFollow-up Klinis

•Memantau adherens

•Efek samping obat

•Perbaikan klinis, imunologis (CD4) dan virologi (jumlah virus)

Follow-up tes HIV

Tes HIV berikutnya dapat dilakukan 4 -6 mg setelah pajanan, tetapi pada umumnya belum cukup waktu untuk mendiagnosis serokonversi, maka dianjurkan melakukan tes HIV ulang 3 -6 bln setelah pajanan.

Follow-up Konseling

Dukungan psikososial dan bantuan pengobatan selanjutnya harus diberikan pada orang yang terpajan yang menerima PPP

Page 28: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Profilaksis pasca pajanan untuk Profilaksis pasca pajanan untuk Hepatitis BHepatitis B

Sebelum memberikan obat PPP untuk Hepatitis B, perlu dikaji keadaan sebagai berikut :

Pernahkah mendapat vaksinasi Hepatitis BLakukan pemeriksaan HBsAgLakukan pemeriksaan Anti HBs jika pernah mendapat vaksinasi

Page 29: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

PPP untuk HEPATITIS BPPP untuk HEPATITIS BVaksinasi dan

respon antibodi dari Petugas Kesehatan±

Pengobatan untuk sumber pajanan yang menunjukkan

HBsAg positif HBsAg negatif

Sumber yang tidak diketahui atau tidak

tersedia sarana pemeriksaan

Belum divaksinasi1 dosis HBIGa dan mulai seri vaksinasi hepatitis B

Beri seri vaksinasi hepatitis B

Beri seri vaksinasi hepatitis B

Pernah divaksinasi  Diketahui sbg responderb (HBsAg + ) Tidak perlu pengobatan

Tidak perlu pengobatan

Tidak perlu pengobatan

Diketahui sbg non-responder(HBsAg - )b

1 dosis HBIG dan ulangan seri vaksinasi hepatitis B atau 2 dosis HBIG dengan interval 1 blnc

Tidak perlu pengobatan

Bila diketahui bahwa sumber pajanan berisiko tinggi, obati seperti pada HBsAg positif

Tidak diketahui status respon antibodinya

Periksa Anti-HBsd terpajan1.bila cukup tidak perlu pengobatan2.bila tidak cukup, beri 1 dosis HBIG dan vaksin boster

Tidak perlu pengobatan

Periksa Anti-HBs terpajan1.bila cukup tidak perlu pengobatan2.bila tidak cukup, beri 1 dosis HBIG dan vaksin boster

Page 30: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

Keterangan :Keterangan :

± Orang yang sebelumnya pernah mendapat infeksi Hepatitis B, telah memiliki kekebalan terhadap hepatitis B, dan tidak pelu mendapat profilaksis pasca pajanan lagi.

+ Hepatitis B surface antigen ¥ Dosis Immune globulin Hepatitis B : 0,05 ml/kg bb intramusculer S Seorang “ responder “ adalah orang yang memiliki kadar antibodi

hepatitis B yang cukup di dalam serum ( Anti HBs > 10 mU/ ml), sedang non responden adalah seseorang yang memberikan respon kurang pada pemberian vaksinasi Hepatitis B ( kadar Anti HBs < 10 mU/ ml )

§ Untuk para non-responder lebih baik diberi HBIG ( Hepatitis B Immuno Globulin ), dan vaksinasi ulang secara serial bila mereka belum sempat menyelesaikan dosis ke 3 vaksinasinya. Bagi mereka yang telah mendapatkan vaksinasi ke 2 secara lengkap, dan tidak memberi respon, perlu diberi 2 dosis HBIG. Dosis pertama diberikan saat pajanan, dosis ke dua satu bulan kemudian

£ Antibodi terhadap HBsAg

Page 31: 070214 - PPP HIV UKI - Dr. Tjahjani Natriana

TERIMA KASIHTERIMA KASIH