1- imd asi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan,
di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke
puting susu).Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam
keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan
demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah
anak kurang gizi. Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI
kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia,
1994). Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting
susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi
ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Dengan demikian, bayi akan
mendapat ASI secara eksklusif dan ibu dapat memberikan ASI dengan posisi yang
nyaman pula.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan ASI ?
1.2.2 Apa kebaikan dari ASI dan menyusui ?
1.2.3 Bagaimana produksi ASI ?
1.2.4 Bagaimana volume produksi ASI ?
1.2.5 Apa komposisi dari ASI ?
1.2.6 Apa saja faktor-faktor uang mempengaruhi produksi ASI ?
1.2.7 Apa yang dimaksud dengan Inisiasi Menyusu Dini ?
1.2.8 Bagaimana tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini ?
1.2.9 Apa manfaat dari Inisiasi Menyusu Dini ?
1.2.10 Bagaimana SOP dari Inisiasi Menyusu Dini pada keadaan tertentu?
1
1.2.11 Bagaimana langkah-langkah menyusui yang benar ?
1.2.12 Bagaimana posisi dan perlekatan bayi saat menyusu ?
1.2.13 Apa saja tips dari menyusui yang benar ?
1.3 Tujuan Makalah
1.3.1 Menjelaskan yang dimaksud dengan ASI ?
1.3.2 Menjelaskan kebaikan dari ASI dan menyusui ?
1.3.3 Menjelaskan produksi ASI ?
1.3.4 Bagaimana volume produksi ASI ?
1.3.5 Menjelaskan komposisi dari ASI ?
1.3.6 Menjelaskan faktor-faktor uang mempengaruhi produksi ASI ?
1.3.7 Menjelaskan pengertian Inisiasi Menyusu Dini
1.3.8 Menjelaskan tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini
1.3.9 Menjelaskan manfaat dari Inisiasi Menyusu Dini
1.3.10 Menjelaskan SOP dari Inisiasi Menyusu Dini pada keadaan tertentu
1.3.11 Menjelaskan langkah-langkah menyusui yang benar
1.3.12 Menjelaskan posisi dan perlekatan bayi saat menyusu
1.3.13 Menjelaskan tips dari menyusui yang benar
1.4 Manfaat Makalah
1.4.1 Mengetahui yang dimaksud dengan ASI ?
1.4.2 Mengetahui kebaikan dari ASI dan menyusui ?
1.4.3 Mengetahui produksi ASI ?
1.4.4 Mengetahui volume produksi ASI ?
1.4.5 Mengetahui komposisi dari ASI ?
1.4.6 Mengetahui faktor-faktor uang mempengaruhi produksi ASI ?
1.4.7 Mengetahui pengertian Inisiasi Menyusu Dini
1.4.8 Memahami tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini
1.4.9 Mengetahui manfaat dari Inisiasi Menyusu Dini
1.4.10 Memahami SOP dari Inisiasi Menyusu Dini pada keadaan tertentu
1.4.11 Mengetahui langkah-langkah menyusui yang benar
2
1.4.12 Mengetahui posisi dan perlekatan bayi saat menyusu
1.4.13 Memahami tips dari menyusui yang benar
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang
berguna sebagai makanan bagi bayinya.
Sedangkan ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air
Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sampai umur 4 (empat) bulan tanpa makanan dan
ataupun minuman lain kecuali sirup obat.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4 bulan pertama. ASI merupakan makanan
alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh
kembang yang optimal.
2.2 Kebaikan ASI dan Menyusui
ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:
ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis,
ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu
buatan. Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang
bermanfaat untuk:
a. Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
b. Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis
vitamin.
c. Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.
4
d. Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium,
magnesium.
ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi
selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen
C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi
pada bayi.
Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan
bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat
memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:
Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan
“kehidupan” kepada bayinya.
Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit
yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan
anak.
Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat
menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil
Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk
beberpa bulan (menjarangkan kehamilan)
Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan
datang.
2.3 Produksi ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan
mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar
Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang
mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung
pada Let Down Replex, dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar
Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat
5
merangsang serabut otot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan
susu dapat mengalir secara lancar.
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk
menampunga air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan
tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang
yang menjadi ranting semakin mengecil.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang
besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di
gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang
mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel
Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet
dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih
besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus
lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak
kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
A.Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar
mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat
dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah
melahirkan anak.
- Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau
keempat, dari masa laktasi.
- Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.
- Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan,
lebih kuning dibandingkan ASI Mature.
- Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus
bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk
menerima makanan selanjutnya.
- Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi
berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein
6
pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat
memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
- Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat
memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
- Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI
Mature.
- Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml
colostrum.
- Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat
lebih tinggi atau lebih rendah.
- Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
- PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
- Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan
ASI Mature.
- Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi
menjadi krang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi pada bayi.
- Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
B. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
- Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.
- Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang
berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3 – ke 5.
- Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat
semakin tinggi.
- Volume semakin meningkat.
C. Air Susu Mature
- ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan
komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa
minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.
- Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang
mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan satu-satunya
yang diberikan selama 6 bulan pertamabagi bayi.
7
- ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap
diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang
sesuai untu bayi.
- Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat,
riboflaum dan karotin.
- Tidak menggumpal bila dipanaskan.
- Volume: 300 – 850 ml/24 jam
- Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:
• Antibodi terhadap bakteri dan virus.
• Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)
• Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
• Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)
• Faktor resisten terhadap staphylococcus.
• Complecement ( C3 dan C4)
2.4 Volume Produksi ASI
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai
menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir
akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari jumlah ini akan terus bertambah
sehingga mencapai sekitar 400-450 ml pada waktu bayi mencapai usia minggu
kedua.(9) Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menysusui bayinya selama 4 – 6
bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi
lkebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu menjadi
menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja
dan harus mendapat makanan tambahan.
Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang dapat
diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan oleh bayi biasanya
berlangsung selama 15-25 menit.
Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi sekitar
700-800 ml ASI setiap hari. (8) Akan tetapi penelitian yang dilakukan pada
8
beberapa kelompok ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi dimana
seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun
kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama.
Konsumsi ASI selama satu kali menysui atau jumlahnya selama sehari penuh
sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air
susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil,
terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya
memproduksi sejumlah kecil ASI.
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari
sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 bulan kedua, dan
300-500 ml dalamtahun kedua kehidupan bayi. Penyebabnya mungkin dapat
ditelusuri pada masa kehamilan dimana jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak
memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak
akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energi
selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi bahwa peningkatan jumlah
produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat meningkatkan produksi air
susunya. Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi seringkali menurun
jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih
sangat muda. Di daerah-daerah dimana ibu-ibu sangat kekurangan gizi seringkali
ditemukan “merasmus” pada bayi-bayi berumur sampai enam bulan yang hanya
diberi ASI.
2.5 Komposisi ASI
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum
mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum dan hanya
sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengandung imunoglobin A
(Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang kesemuanya sangat
penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan penyakit (Infeksi) lebih
9
sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan
lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn).
2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi ASI
Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:
a. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak
secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan.
Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila
sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak
mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar
pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna,
dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring
nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah
kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar Ibu
menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tamabahan disamping untuk
keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tamabahan makanan,
maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jika
10
pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan
makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan.
Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup.
Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan
kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk
menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.
b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu
dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk
ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui
bayinya, reflek tersebut adalah:
- Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi
menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting
susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui
nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan
hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar –
kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan
ASI.
- Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)
Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada
payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu.
Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :”rooting reflex
(reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan
bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada
ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan
pikiran. Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak
keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan bayi
ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let down
reflex.
11
c. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin
Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap
kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau
klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung
dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah
pemebrian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama yang
diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak
mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI.
Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang
gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan.
d. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi
pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah
produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh
karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang
uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon
oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.
e. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan
mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan
tersebut diharapkan apabila terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat
dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar.
2.7 Definisi Inisiasi Menyusu Dini
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak
disodorkan ke puting susu).Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu
dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama
12
menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2
tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang
merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan ‘penyelamatan
kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari
bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. “Menyusui satu jam pertama
kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan
sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan
merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan
di semua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat
mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut,
sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang berkualitas,“
ujar Ibu Negara pada suatu kesempatan.
2.8 Tahap-tahap dari Inisiasi Menyusu Dini
Berikut tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini
1. Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak
menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu
banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan
menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.
2. Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan,
akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu
pula jika ibu harus menjalani operasi caesar.
3. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa
menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan
kulit bayi.
4. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi
melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi
dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
5. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari
sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada
13
dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu
ibunya.
6. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung
dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu
yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang
dilakukan oleh bayi.
7. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu
sampai proses menyusu pertama selesai.
8. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang,
diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
9. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung
memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi
menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-
gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya,
bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan
selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui.
2.9 Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
Berikut manfaat dari Inisiasi Menyusu Dini :
1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan
suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan
risiko kematian karena hypothermia (kedinginan).
2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan
detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang
rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
3. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di
ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi
untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
4. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya
akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting
14
untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda,
tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
5. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga
menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
6. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu
pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI
mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan),
yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
7. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI
eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
8. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan
merangsang keluarnya oksitosin yang penting karena:
Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta
dan mengurangi perdarahan ibu.
Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks,
dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon
meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang
(yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.
2.10 SOP Dari Inisiasi Menyusu Dini Pada Keadaan Tertentu
2.10.1 SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Partus Spontan :
a. Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar bersalin.
(ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006).
b. Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi / tidak
menggunakan obat kimiawi
c. Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali
tangannya; tanpa menghilangkan vernix Mulut dan hidung bayi
dibersihkan, talipusat diikat.
d. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di TENGKURAPKAN di
dada-perut ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan
15
mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi
topi.
e. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi
mencari puting sendiri.
f. Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
g. Biarkan KULIT kedua bayi bersentuhan dengan KULIT ibu selama
PALING TIDAK SATU JAM; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam,
tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam
(UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India : 2007,
( Kausand Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM
protocol #5 2003).
h. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan
MENDEKATKAN BAYI KE PUTING tapi jangan memasukkan puting
ke mulut bayi. BERI WAKTU kulit melekat pada kulit 30 MENIT atau 1
JAM lagi.
i. Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau
selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur,
dicap, diberi vit K.
j. RAWAT GABUNG BAYI: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam
jangkauan ibu selama 24 jam. (American College of OBGYN 2007 and
ABM protocol #5 2003).
k. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi
medis. Tidak diberi dot atau empeng.
2.10.2 SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Operasi Caesar
a. Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar operasi
atau dikamar pemulihan.( ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO:
BFHI Revised, 2006).
16
b. Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk DINILAI, dikeringkan
secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernix ; kecuali
tangannya. Dibersihkan mulut dan hidung bayi, talipusat diikat.
c. Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu.
Diperlihatkan kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu.
d. Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu.
Kaki bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan operasi.
Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberi topi.
e. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting.
Biarkan bayi mencari puting sendiri.
f. Biarkan KULIT Bayi bersentuhan dengan kulit ibu PALING TIDAK
selama SATU JAM, bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap
kontak kulit ibu-bayi selama setidaknya 1 jam (UNICEF dan WHO: BFHI
Revised, 2006 and UNICEF India : 2007, Klaus and Kennel 2001;
American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).
g. Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu ibu dg
MENDEKATKAN BAYI KE PUTING tapi tidak memasukkan puting
ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu, beri
tambahan WAKTU melekat padadada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi.
h. Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat
didadanya dan dipeluk erat oleh ibu.Kemudian ibu dipindahkan dari meja
operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi tetap didadanya.
i. Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk
mendampingi ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih.
j. RAWAT GABUNG: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam
jangkauan ibu selama 24 jam. (American College of OBGYN 2007 and
ABM protocol #5 2003).Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan
lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.
2.10.3 SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Gemelli
17
a. Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar bersalin.
( ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006).
b. Bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala,
kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung bayi
dibersihkan, talipusat diikat.
c. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di TENGKURAPKAN di
dada-perut ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan
mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi
topi.
d. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi
mencari puting sendiri.
e. Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, berikan bayi pertama pada
ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah
seperti pada perawatan metoda kanguru. Keduanya ditutupi baju ayah.
f. Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali
tangannya; tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung bayi
dibersihkan, talipusat diikat.
g. Bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi, bayi kedua
DITENGKURAPKAN di dada-perut ibu dengan KULIT bayi
MELEKAT pada KULIT ibu. Letakkan kembali bayi pertama didada
ibu berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan kedua bayinya diselimuti.
Bayi – bayi dapat diberi topi.
h. Biarkan KULIT kedua bayi bersentuhan dengan KULIT ibu selama
PALING TIDAK SATU JAM; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam,
tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam
(UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India : 2007,
( Klausand Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM
protocol #5 2003).
i. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan
MENDEKATKAN BAYI KE PUTING tapi jangan memasukkan puting
18
ke mulut bayi. BERI WAKTU 30 MENIT atau 1 JAM lagi kulit melekat
pada kulit
j. RAWAT GABUNG BAYI :Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam
jangkauan ibu selama 24 jam. (American College of OBGYN 2007 and
ABM protocol #5 2003).Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan
lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.
2.11 Langkah-Langkah Menyusui Yang Benar
Berikut langkah langkah menyusui yang benar yang terbagi menjadi 5 bagian :
1. Persiapan mental dan fisik. Ibu yang akan menyusui harus dalam keadaan
tenang, tidak tergesa gesa atau takut dan malu payudaranya yang indah
nongol ke permukaan. Tentu untuk memperoleh suasana ini, perlu dicari
lokasi menyusui yang pas dan terjaga privasinya sehingga terhindar dari
tontonan orang. Minum segelas air sebelum menyusui merupakan salah
satu cara untuk membuat sang ibu merasa tenang. Hindari menyusui dalam
keadaan haus dan lapar.
2. Persiapan tempat dan alat. Sebelum menyusui perlu dicari tempat
duduk/kursi yang nyaman dengan siburan punggung dan tangan serta
bantalan untuk menopang tangan yang menggendong bayi.
3. Sebelum menggendong bayi, tangan dicuci sampai benar benar bersih
untuk menghindari ASI terkontaminasi oleh kuman. Lalu sebelum
menyusui, tekan daerah sekitar puting susu diantara telunjuk dan ibu jari
sehingga keluar 2 – 3 tetes ASI, kemudian oleskan ke seluruh bagian
puting susu. Cara menyusui yang baik adalah bila ibu melepaskan kedua
payudaranya dari pemakaian BH.
4. Susukan bayi sesuai dengan kebutuhan, jangan dijadual. Biasanya
kebutuhan terpenuhi dengan menyusui tiap 2 – 3 jam. Setiap menyusui,
lakukan pada kedua payudara secara bergantian masing masing selama
kurang lebih 10 menit. Mulai selalu dengan payudara sisi yang terakhir
disusui sebelumnya. Periksa ASI sampai payudara terasa kosong.
19
5. Setelah selesai, oleskan ASI seperti awal menyusui dan biarkan kering
oleh udara sebelum memakai BH untuk mencegah lecet. Hal ini dapat
dilakukan sambil menyangga bayi agar bersendawa. Menyendawakan bayi
setelah menyusui harus selalu dilakukan untuk mengeluarkan udara dari
lambung supaya bayi tidak muntah.
2.12 Posisi dan Perlekatan Bayi Saat Menyusu
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang
tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia,
1994)
20
Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar
(Perinasia, 1994)
21
Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia,
1994)
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu
pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki
diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola
bila disusui bersamaan,dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar
(penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan
kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.
22
Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia,
1994)
Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang
perawatan (Perinasia, 2004)
23
Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah
(Perinasia, 2004)
Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)
24
Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan
(Perinasia, 2004)
2.12.1 Langkah-langkah menyusui yang benar
a. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI
dan oleskan disekitar putting, duduk dan berbaring dengan
santai.
Gambar 9. Cara meletakan bayi (Perinasia, 2004)
Gambar 10. Cara memegang payudara (Perinasia, 2004)
b. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah
seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja,
kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu,
25
sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu,
dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke
puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka
lebar.
Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004)
c. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa
sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu.
Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu
menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan
bibir bawah bayi membuka lebar.
26
Gambar 12. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)
Gambar 13. Perlekatan salah (Perinasia, 2004)
Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan
tanda-tanda sebagai berikut :
Bayi tampak tenang.
Badan bayi menempel pada perut ibu.
Mulut bayi terbuka lebar.
Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih
banyak yang masuk.
Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
Puting susu tidak terasa nyeri.
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
Kepala bayi agak menengadah.
27
Gambar 14. Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004)
2.12.2 Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan
menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi
akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila
bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan
atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui
bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7
menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan
akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.
28
Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah
timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih
sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari
akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka
sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan
kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar
produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan
payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu
menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak
terlalu ketat.
Gambar 15. Kutang (BH) yang baik untuk ibu menyusui
(Perinasia, 2004)
2.13 Tips dari Menyusui Yang Benar
29
a. Menyusui
Susu adalah hak setiap bayi dan seorang ibu tidak seharusnya
mementingkan diri sendiri ketika bayi memerlukan ASI (air susu ibu).
Dan untuk mengetahui posisi yang baik untuk bayi maupun ibu yang
sedang menyusui silahkan baca tulisan berikut ini.
Sentuh bibir bayi dengan ujung puting hingga bayi membuka mulutnya.
Biarkan dia membuka selebarnya mulutnya hingga sampai bagian besar
areola (bagian berwarna coklat). Gerakan rahang dan bunyi tegukan
memastikan bayi menyusui dalam posisi yang betul. Selepas menyusui,
masukkan hujung jari kelingking ibu di hujung mulut bayi untuk
menghentikan hisapan.
b. Refleks ‘let-down’
Refleks ‘let-down’ adalah rasa berdenyut yang menibukan aliran hangat
susu dan bayi berada pada posisi penyusuan yang betul. Jika ibu tidak
mengalami rasa ini, mungkin disebabkan oleh gangguan, tidak ada ruang
untuk privacy/pribadi, rasa malu atau rasa cemas mengenai menyusui
bayi, letih atau sakit.
c. Beralih payudara
Jika bisa, berikan bayi menyusui dari kedua payudara setiap kali
menyusui. Alihkan bayi pada satu payudara sehingga dia berhenti
menghisap. Angkat bayi, sendawakannya dan alihkannya ke payudara
sebelah dan teruskan menyusui sehingga dia merasa kenyang. Untuk
menyusui yang berikutnya, dimulai dari payudara yang terasa sarat
dengan susu.
d. Sendawakan Bayi
Sendawakan bayi setiap kali selesai menyusui. Bayi mungkin termuntah
susu, jadi pastikan ibu menyediakan kain/handuk. Jika dia tidak sendawa
30
selepas 30 detik, dia mungkin tidak perlu disendawakan. Letakkan bayi
di bahu ibu dan gosok atau tepuk perlahan belakang badannya.
e. Pilih posisi yang nyaman
Dapatkan posisi yang membuat ibu dan bayi ibu merasa nyaman. Tubuh
bayi haruslah rapat dengan ibu dan muka bayi bertemu dengan payudara
ibu. Mulutnya harus berhampiran dengan puting dan kepala, leher dan
belakangnya sepatutnya dalam keadaan lurus. Belakang badan ibu juga
perlu tegak, jangan membungkuk. Gunakan bantal untuk bersibur, jika
perlu.
Posisi dakapan, posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan
para ibu. Posisi ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu
supaya ibu tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi
berada di dalam dekapan ibu, sokong belakang badan dan punggung bayi
serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya.
Posisi ‘football hold’, posisi ini sangat sesuai jika ibu baru pulih dari
pembedahan ‘cesarean’, memiliki payudara yang besar, menyusui bayi
premature atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui anak kembar
pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan,
gunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu.
Posisi berbaring, coba posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika
ibu baru pulih dari pembedahan ‘Cesarean’ ini mungkin satu-satunya
posisi yang bisa ibu coba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu
dengan lengan dan sokong bayi ibu dengan lengan atas.
Posisi “cradle hold”. Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir.
Bagaimana caranya? Pastikan punggung Anda benar-benar mendukung
untuk posisi ini. Jaga bayi di perut Anda, sampai kulitnya dan kulit Anda
saling bersentuhan. Biarkan tubuhnya menghadap ke arah Anda, dan
letakkan kepalanya pada siku Anda.
31
Posisi “cross cradle hold”. Satu lengan mendukung tubuh bayi dan yang
lain mendukung kepala, mirip dengan posisi dudukan tetapi Anda akan
memiliki kontrol lebih besar atas kepala bayi. Posisi menyusui ini bagus
untuk bayi prematur atau ibu dengan puting payudara kecil.
Posisi “Saddle hold”. Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk
menyusui dalam posisi duduk. Ini juga bekerja dengan baik jika bayi
Anda memiliki pilek atau sakit telinga. Caranya, bayi Anda duduk tegak
dengan kaki mengangkangi Anda sendiri.
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak
disodorkan ke puting susu).Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu
dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama
menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2
tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
Pada waktu menyusui, ibu harus mengetahui langkah-langkah
menyusui yang benra dan posisi menyusui yang nyaman bagi bayi. Selain itu,
ibu juga harus memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsinya,
agar ASI yang diberikan pada bayi berkualitas. Ada bebrapa posisi yang perlu
ibu ketahui, antara lain : posisi dakapan, posisi footbal hold, posisi berbaring,
posisi cradle hold, posisi cross cradle hold dan posisi saddle hold.
3.2 Saran
Inisiasi Menyusu Dini merupakan hal penting yang perlu diperhatikan
oleh ibu, karena dengan menyusu dini si bayi akan langsung dapat mengenali
puting ibu sehingga ibi dapat memberikan ASI eksklusif langsung setelah bayi
dilahirkan.Untuk ibu yang menyusui, perlu diperhatikan beberapa hal yang
harus ibu ketahui. Seperti posisi yang nyaman saat menyusui, kebersihan dari
badan ibu, nutrisi yang dikonsumsi serta psikis dari si ibu sendiri. Hal ini
dikarenakan agar rasa dan sensasi yang dirasakan oleh bayi dapat diterima
dengan baik.
33
DAFTAR PUSTAKA
Perinasia. 2004. Manajemen Laktasi. Menuju Persalinan Aman dan Bayi Lahir
Sehat, 2nd ed. Jakarta.
http://dinkes.kulonprogokab.go.id
http://ummukautsar.wordpress.com/2010/02/10/imd-inisiasi-menyusu-dini/#more-
533 di akses 25 desember 2011
34