1-kebijakan & strategi penanganan jembatan

Upload: zaenal-arifin

Post on 16-Oct-2015

158 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

  • 1

    SUBDIT TEKNIK JEMBATAN

    DIREKTORAT BINA TEKNIK

    DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

    KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGANAN JEMBATAN

  • 2

    Jembatan di Indonesia Ada sekitar 16.962 buah jembatan (ekivalen 325.5 km) di Ruas Jalan

    Nasional di Indonesia

    KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN JEMBATAN

  • 3

    Distribusi Jembatan Di Indonesia

    Distribusi Jembatan Berdasarkan Kondisi

    Jembatan

    47%

    20%

    16%

    8%4% 5% 0

    1

    2

    3

    4

    5

  • 4

    Distribusi Jembatan Di Indonesia (cont)

    Distribusi Jembatan Berdasarkan Jenis Jembatan

    12%

    51%10%

    27%

    Culvert

    Gelagar

    Rangka

    Lain-lain

  • 5

    Distribusi Jembatan Di Indonesia (cont)

    77%

    14%

    5% 2% 2%

    Distribusi Jembatan Berdasarkan Bentang Jembatan (meter)

    < 20

    20 - 40

    40 - 60

    60 - 100

    > 100

  • 6

    Kebijakan Pembangunan Jembatan

    Sesuai UU 38 Tahun 2004 tentang jalan,

    dinyatakan bahwa jalan (termasuk jembatan) sebagai bagian dari sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan yang dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah

    Sesuai visi dan misi Ditjen Bina Marga:

    Tersedianya infrastruktur jalan (termasuk jembatan) yang handal, bermanfaat dan berkelanjutan untuk mendukung terwujudnya Indonesia yang aman dan damai, adil dan demokratis , lebih sejahtera

  • 7

    Beberapa upaya mempercepat hal tersebut khususnya infrastruktur jembatan sebagai berikut :

    Kebijakan Pembangunan Jembatan (cont)

    Standardisasi bangunan atas jembatan

    Penyediaan komponen bangunan atas standar termasuk pabrik pracetak

    Penyediaan standar konstruksi jembatan standar yang dapat di buat di lapangan

    Penyiapan NSPM bidang Jembatan (BMS)

    Penyiapan Sistem Informasi Jembatan & Expert System

  • 8

    Produk konstruksi jembatan yang aman & berkualitas (adanya jaminan mutu konstruksi)

    Mudah & siap dipasang di segala tempat dengan resiko yang minimal

    Pembagian biaya konstruksi dengan pemerintah setempat

    Hampir seluruh sungai di indonesia adalah sungai-sungai kecil

    Hanya 2% jembatan yang melintasi sungai-sungai besar (> 100m)

    Prinsip dasar standardisasi

    Alasan standarisasi

    Kebijakan Pembangunan Jembatan (cont)

  • 9

    Strategi Penanganan Jembatan

    Memprioritaskan program pemeliharaan dan rehabilitasi jembatan agar kondisi tetap berfungsi secara baik.

    Meningkatkan program percepatan pembangunan jembatan

    Penggunaan bangunan atas jembatan bentang standar, antara lain: Jembatan Rangka dan girder dari baja dan beton serta pratekan, dll

    Sebagian kecil penguna jembatan bentang panjang non standar sesuai dengan kebutuhan, antara lain : Jembatan Pelengkung, Cable stayed dan gantung, dll

    Pembinaan perencanaan teknik jembatan

    Pengembangan teknik perencanaan & teknologi jembatan

    Peningkatan program mutu

  • 10

    Pabrik Komponen Jembatan Pracetak

    Dep. PU mempunyai 5 Pabrik komponen Pracetak jembatan

    1. Kalbar di Sanggau pada tahun 1973

    2. Aceh di Beureunuen pada tahun 1979

    3. Buntu di Purwokerto pada tahun 1980

    4. Bengkulu di Bengkulu pada tahun 1980

    5. Sulteng di Poso pada tahun 1983

    Produksi berupa :

    1. Balok K400-K500 dg type I : 13m, 16m, 19m; H=90cm

    type II : 19m, 22m, 25m; H=125cm

    type III : 25m, 28m, 31m; H=160cm

    type IV : 35m. ; H=170cm

    2. Pelat berongga K-400 dg panjang 8m, 10m, 12m, 14m, 16m.

    3. Gorong-gorong K-350 dg diameter 0.6m, 0.8m, 1.0m, 1.5m.

    4. Tiang pancang beton K-350 dg panjang 6m 12m.

    5. Tetra pot beton (Penahan gelombang laut) K-350

  • 11

    DATABASE

    BMS (88.000bh~1000

    km)

    Planning

    Programming (Nilai Kondisi)

    Pemeliharaan

    Rutin Do Nothing

    Perenc. Teknik

    Skrinning Teknis

    Evaluasi Ekonomi

    Indikasi Program

    Rehabilitasi/

    Penunjangan Perenc. Rehab

    Pembangunan/

    Peningkatan

    Pekerjaan

    Jembatan

    DED

    --NSPM Teknik

    -Sistem Informasi Jbt

    -Best Practice Jbt

    -Spesifikasi Rehabilitasi Jbt

    -Procedur Perkuatan Jembatan

    -Perenc. Rehab (Expert

    System)

    Perencanaan Teknik Jembatan

  • 12

    UU/PP/Kebutuhan/

    Studi-2

    Design Criteria

    Produk Perencanaan DED

    Constructed DED

    Pelaksanaan & Pengawasan

    Fisik

    Produk Konstruksi

    PHO/FHO

    Operasional

    Evaluasi & review Design Criteria

    Penyelenggaraan Konstruksi

    Rangkaian pengujian Produk Perencanaan

    Jala Pengamanan Produk Perencanaan

    To meet client requirements etc or

    comply to international

    standard/practice

    Build in dalam constructed DED dan

    atau sertifikat kualitas perencanaan

    Dalam bentuk BA QC/QA yang

    diterbitkan oleh pengawas dan

    lembaga kompeten

  • 13

    Melalui sistem pengadaan non-konvensional antara lain

    Strategi Pencapaian Mutu Lain

    Performance Based Maintenance Contract (PBMC) untuk proyek pemeliharaan.

    Engineering Procurement and Construction (EPC) atau Turn-Key untuk proyek pembangunan baru.

    KENAPA EPC?... Non-EPC:

    Mutu produk konstruksi rendah

    Persaingan kurang sehat

    Masalah pengadaan rumit

    Inovasi kurang berkembang

    Dibutuhkan persaingan sehat dalam rangka memperoleh mutu dan pembiayaan yang optimal.

  • 14

    Penerapan EPC di LN dilakukan bertahap dengan persiapan matang sehingga manfaat didapat bertahap sejalan dengan penerapannya.

    (PBMC di Australia dimulai tahun 1999-200)

    Keuntungan:

    Penghematan biaya sampai 30% (UNSW) 3 tahun penerapan

    Adanya jaminan pemenuhan waktu penyerahan dan standar

    Meningkatkan inovasi

    Penyederhanaan urusan administrasi

    Menghemat life cycle cost

    Kerugian:

    Proses pengadaan yang sedikit rumit

    Pengendalian dari pemberi tugas menjadi terbatas (share resist)

    Tenaga kerja pemberi tugas akan berkurang

    Diperlukan kepastian pembiayaan jangka panjang

    Kemampuan teknis pemberi tugas akan berkurang

    Pengalaman EPC

  • 15

    Komitmen dari seluruh jajaran pelaku konstruksi

    Ketersediaan informasi yang akurat atas aset yang akan dikelola secara PBMC

    Mengembangan Performance Measures yang mantap

    Penetapan Performance Standar

    Pembentukan Tim Pengelola Proyek yang handal

    Catatan: Gagasan penerapan EPC di Indonesia perlu ditindaklanjuti

    karena dapat memberikan keuntungan yang signifikan. Penerapan EPC dilakukan secara bertahap dengan persiapan

    yang matang Perlu dibentuk tim khusus pengkajian dan persiapan penerapan

    EPC dari unsur-unsur stakeholder

    Syarat EPC/PBMC

  • 16

    Dinamika, variasi struktur jembatan, dan kemajuan dalam bidang konstruksi jembatan di Indonesia (ditandai dengan makin kompleksnya serta tidak standarnya bangunan atas jembatan).

    Penyiapan dokumen detail engineering disain (DED) oleh konsultan perencana atau kontraktor (dalam konteks EPC) belumlah cukup untuk menyakinkan dan menjamin kehandalan produk engineering dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

    Perlu tidaknya pemeriksaan pembuktian yang dilakukan oleh pihak ketiga sebagai dasar pertimbangan dalam pengembangan sistem pengadaan dokumen engineering pada masa mendatang berkaitan dengan tingkat kerumitan (kompleksitas) dan ketidaklaziman struktur bangunan atas jembatan.

    Independent Proof Checking

  • 17

    Merupakan hal yang umum bagi pengguna jasa memerlukan independent proof checking consultant, untuk proyek-proyek besar di Australia dan USA. Terutama pada proyek-proyek yang diadakan dengan sistem EPC.

    Kenapa IPC ?

    Tujuan IPC

    a) Manajemen resiko (risk management)

    Meyakinkan kehandalan dan keamanan dari struktur

    Meyakinkan pemenuhan standar-standar & kriteria desain

    Mereview kemungkinan pelaksanaan (constructability)

    Identifikasi setiap dokumentasi yang tidak jelas untuk menghindari kelebihan biaya konstruksi dan perselisihan kontrak

    b) Tanggung jawab (responsibility)

    c) Kemandirian (independence)

    Evaluasi tersendiri bagian kritis desain

    Mereview dengan memanfaatkan team dengan pengalaman dan kemampuan yang memadai

    d) Tambahan keuntungan (value added)

  • 18

    Mekanisme Perencanaan Teknis Jembatan

    Bahan Acuan :

    1. KEPPRES 80 tahun 2000 menerangkan bahwa :

    - Pengguna Jasa bertanggung jawab terhadap fisik dan

    keuangan

    2. PERATURAN PEMERINTAH NO. 34 Tahun 2006 TENTANG JALAN (Pasal 89)

    - Dokumen Perencanaan Teknis harus dibuat oleh perencana

    teknis dan disetujui oleh penyelenggara jalan ybs atau pejabat yang ditunjuk.

  • 19

    Kewenangan Perencanaan Teknis

    Draft Pekerjaan Jembatan

    No Jenis Bangunan Atas Melakukan/

    Menyetujui

    Mengetahui Keterangan

    1.

    Rangka, Gelagar Dua Tumpuan & JemabatnSistem Lantai

    SNVT P2JJ

    BALAI

    -

    2.

    Gelagar Menerus, Pelengkung & Jembatan Sistem Kabel serta Jembatan Non-Standar lainnya

    SNVT P2JJ

    BINTEK

    Penyiapan Rencana Teknis dibantu Tim Teknis/Konsultan Independent Proof Checker*)

    3.

    Semua Jenis Jembatan termasuk dengan Sumber Dana Loan

    Subdit Teknik Jembatan

    BINTEK

    Penyiapan Rencana Teknis dibantu Tim Teknis/Konsultan Independent Proof Checker*)

    *)Tergantung pada kompleksitas struktur jembatan dan yang disiapkan dalam format Engineering Procurement Contract/Turn-key

  • 20

    Contoh Legalisasi DED Paket Kontrak

    Pengesahan setiap lembar gambar

    BERITA ACARA PENGESAHAN

    Diserahkan oleh:

    (Direktur Utama Konsultan)

    Disetujui oleh:

    (PPK/Kasatker)

    Diketahui,

    (Institusi Organisasi Struktural

    yang lebih tinggi)*

    PIHAK KONSULTAN

    Digambar

    (Draftman)

    Direncanakan

    (Tenaga Ahli sebagai Perencana)

    Disetujui,

    (Team Leader)

    Sampul depan DED di belakang Cover

    * Ditentukan lebih lanjut sesuai wewenang teknis yang berlaku

    (1) (2) (3)

    (1) (2) (3)

  • 21

    Kewenangan Persetujuan Review Desain

    No Bangunan Atas Menyetujui *) Mengetahui Keterangan

    1

    Rangka, Gelagar Dua

    Tumpuan & Jembatan

    Sistem Lantai

    P2JJ Balai -

    2

    Gelagar Menerus,

    Pelengkung dan

    Jembatan Sistem Kabel

    serta Jembatan Non-

    Standar lainnya

    P2JJ Bintek

    Penyiapan Revisi Rencana

    Teknis dibantu Tim Teknis/

    Konsultan Independent Proof

    Checker **)

    3 Semua Jenis Jembatan Subdit Teknik

    Jembatan Bintek

    Penyiapan Revisi Rencana

    Teknis dapat dibantu Tim

    Teknis/Konsultan Independent

    Proof Checker **)

    **) tergantung pada kompleksitas struktur jembatan.

    *) pihak-pihak yang menyiapkan DED awal

  • 22

    Cara Penanganan:

    1. lapisan perkerasan aspal dikupas

    2. Baut yg kendor harus dikencangkan kembali dng alat yg sesuai

    3. Penggantian baut dan elemen baja yang hilang.

    4. Pengecetan jembatan

    5. Pd bag lantai beton yg terdpt retak atau spalling dpt dilakukan perkuatan dng injeksi grouting atau dng penambahan pelat baja (steel plate bonding)

    6. Pd jbt CH yg seluruh lantai perlu dilakukan penggantian keseluruhan pelat betonnya dpt dilakukan bbrp cara :

    a) Mengganti dng beton baru, namun dng mutu beton dan baja tulangan yg lebih rendah (U-24 & K-250)

    b)Mengganti dng pelat baja orthotropic yg perencanaannya akan disiapkan oleh Subdit Teknik Jembatan

    7. Memelihata perletakan dan expansion joint secara rutin

    8. Pembersihan saluran drainase

    9. Perbaikan jalan pendekat (oprit) agar tdk menimbulkan kejut tambahan

    Penanganan Jembatan CH

  • 23

    Mengupas seluruh lapisan aspal dan permukaan lantai beton diberi lapisan hardener anti gores.

    Memperkuat batang bawah tarik yang berdekatan dengan tumpuan jembatan dengan menambahkan beberapa profil baja siku.

    Penggantian mechanical bearing (tumpuan mekanik sendi) pada satu sisi jembatan dengan menggunakan jenis elastomeric bearing.

    Sesuai Surat Dirjen BM, No.UM.0103-Db/693, tgl 13Juni 2006 tentang Penanganan perkuatan Jbt.CH Pada jalur lalu lintas tidak berat dan tekanan gandar masih sesuai dengan kelas jembatan, sbb:

    Perkuatan CH

  • 24

    Pengupasan Aspal

  • 25

    Pengupasan Aspal (Cont.)

  • 26

    Perkuatan Bottom Chord Dekat Perletakan

  • 27

    Perkuatan Bottom Chord Dekat Perletakan (Cont.)

  • 28

    Penggantian Bearing

  • 29

    Penggantian Bearing (Cont.)

  • 30

    STANDAR BANGUNAN ATAS Standard Bangunan Atas Gelagar Beton Bertulang Tipe T. Standard Bangunan Atas Gelagar Beton Pratekan Tipe I. Standard Bangunan Atas Gelagar Beton Pratekan Tipe T. Standard Jembatan Girder Komposit Bentang 20 s.d 30m. Standard Bangunan Atas Voided Slab Bentang 6 s.d 16m. Standard Bangunan Atas Rangka Baja Bentang 40 s.d 60m. Standard Box Girder Pratekan 3 Bentang STANDAR BANGUNAN BAWAH Spesifikasi Pilar dan Abutmen Jembatan Sederhana bentang 11

    s/d 25m dengan interval kenaikan 1m

    STANDAR BANGUNAN PELENGKAP Standard Gorong-gorong Persegi Beton Bertulang (box culvert)

    Single Standard Gorong-gorong Persegi Beton Bertulang (box culvert)

    DoubleStandard Bangunan Atas Gelagar Beton Pratekan Tipe T. Standard Gorong-gorong Persegi Beton Bertulang (box culvert)

    Triple

    Standar Jembatan Bina Marga

  • 31

    Peraturan & Manual BMS 92

    1. IBMS General Procedures Manual

    (Panduan Prosedur Umum IBMS)

    2. IBMS Planning and Programming Manual

    (Panduan Rencana dan Program IBMS)

    3. IBMS Management Information System Manual

    (Panduan Sistem Informasi Manajemen IBMS)

    4. Bridge Inspection Manual

    (Panduan Pemeriksaan Jembatan)

    5. Bridge Maintenance and Rehabilitation Manual

    (Panduan Pemeliharaan dan Rehabilitasi Jembatan)

    6. Bridge Construction Techniques Manual

    (Panduan Teknik Pelaksanaan Jembatan)

  • 32

    7. Bridge Construction Supervision Manual

    (Panduan Teknik Pengawasan Jembatan)

    8. Standard Specification for Bridge Construction

    (Spesifikasi Standar Konstruksi Jembatan)

    9. Standard Specification for Bridge Rehabilitation

    (Spesifikasi Standar Rehabilitasi Jembatan)

    10. Guideline for Preparation of Specification

    (Pandoman Penyusunan Spesifikasi)

    11. Store Management Guideline

    (Pedoman Manajemen Gudang)

    Peraturan & Manual BMS 92

  • 33

    12. Bridge Design Code Vol. 1

    (Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Vol. 1

    13. Bridge Design Code Vol. 2

    (Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Vol. 2)

    14. Bridge Design Manual Vol. 1

    (Panduan Perencanaan Teknik Jembatan Vol. 1)

    15. Bridge Design Manual Vol. 2

    (Panduan Perencanaan Teknik Jembatan Vol. 2)

    16. Bridge Investigation Manual

    (Panduan Penyelidikan Tanah)

    Peraturan & Manual BMS 92

  • 34

    Standar Bangunan Atas Jembatan

    Gelagar Baja Komposit

    Callender

    Hamilton Warren Truss, Dutch Dutch

    Gelagar Beton

    Pratekan

    Contoh-Contoh Jembatan :

  • 35

    Perkembangan Jembatan Khusus

    A. Jembatan Box beton menerus

    B. Jembatan Gelagar Baja Menerus

    C. Jembatan Pelengkung Beton

    D. Jembatan Pelengkung Baja

    E. Jembatan Gantung

    F. Jembatan Cable Stayed

    Perkembangan pembangunan jembatan khusus / panjang di Indonesia dimulai dari th. 70-an dengan jenis konstruksi sbb:

  • 36

    Jembatan Khusus

    A. Jembatan Box beton menerus

    No Nama Jembatan Bentang total

    (m)

    Bentang utama

    (m)

    Tahun

    Bangun

    1 Rantau Berangin, Riau 200 121 1972-1974

    2 Rajamandala, Jabar 222 132 1972-1979

    3 Serayu Kesugihan, Jateng 274 128 1978-1985.

    4 Mojokerto, Jatim 230 62 1975-1977

    5 Arakundo, Aceh 210 95 1987-1990

    6 Tonton-Nipah, Batam 420 160 1995-1998

    7 Setoko-Rempang, Batam 365 145 1994 -1997

    8 Siti Nurbaya, Sumbar 156 76 1995-2002

    9 Tukat Bangkung, Bali 240 120 2006

    10 Teluk Efil, Sumsel 208 104 2006

  • 37

    Jembatan Box Beton Menerus

    Jembatan Rajamandala

    Jawa Barat, Jembatan Box girder beton menerus Kelas-A, 1979. Bentang utama 132 meter san sisi simetris 45meter (total 222 meter).

  • 38

    Jembatan Teluk Efil

    Sekayu, Sumatera Selatan, Concrete Box Girder, Balanced Cantilever Bentang 52 + 104 + 52 meter

    Jembatan Box beton menerus

  • 39

    Jembatan Khusus

    No Nama Jembatan Bentang

    Total (m)

    Bentang

    Utama (m)

    Tahun

    Bangun

    1 Ampera, Sumsel 354 75 1962-1965

    2 Danau Bingkuang, Riau 200 120 1968-1970

    B. Jembatan Gelagar Baja menerus

    C. Jembatan Pelengkung Beton

    No Nama Jembatan Bentang

    Total (m)

    Bentang

    Utama (m)

    Tahun

    Bangun

    1 Rempang-Galang, Batam 385 245 1995-1998

    2 Serayu Cindaga, Jateng 150 90 1996

    3 Besok Koboan Jatim 125 89 2000.

    4 Bajulmati, Jatim 90 60 2007

  • 40

    Jembatan Pelengkung Beton

    Jembatan Besok Koboan

    Lumajang, Jawa Timur, Jembatan Pelengkung Beton, 2000 Bentang 80 meter, Panjang total 125 meter,

  • 41

    Jembatan Bajulmati

    Malang, Jawa Timur, Single Plane Jembatan Pelengkung Beton Bentang 15 + 60 + 15 meter

    ,

    Jembatan Serayu Cindaga

    Jawa tengah,1979

    double Plane Arch Concrete Bridge,

    Bentang 90 meter.

    Jembatan Pelengkung Beton

  • 42

    Bukit tinggi, Sumatera barat, Jembatan Pelengkung Beton Kelas-A, Bentang 80 meter

    Jembatan Kelok 9

    Jembatan Pelengkung Beton

  • 43

    Jembatan Khusus

    D. Jembatan Pelengkung Baja

    No Nama Jembatan Panjang

    Total (m)

    Bentang

    Utama (m)

    Tahun

    Bangun

    1 Kahayan, Kalteng 150 150 1995-2000

    2 Martadipura, Kaltim 560 200 2004

    3 Rumbai Jaya, Riau 150 150 2002.

    4 Rumpiang, Kaltim 754 200 On Going

    5 Batang Hari II 804 150 On Going

    6 Siak III, Riau 520 15+120+15 On Going

    7 Teluk Mesjid, Riau 1500 90+250+90 On Going

  • 44

    Jembatan Pelengkung Baja

    Jembatan Kahayan

    Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 2000, Main Span Arch Steel Box Bentang 150 meter, Panjang total 635 meter

  • 45

    Jembatan Martadipura

    Kotabangun, Kalimantan Timur, 2004, Main Span Steel Truss Arch Bridge Bentang 200 meter, panjang total 560 meter

    Jembatan Pelengkung Baja

  • 46

    Jembatan Teluk Masjid

    Siak Indrapura, Riau, Jembatan Utama Pelengkung Rangka Baja menerus (90+250+90m) ,

    panjang total 1500 meter

    Jembatan Rumbai Jaya,

    Riau, 2002, Jembatan Utama Pelengkung

    Rangka Baja (150 meter) dengan total bentang

    450 meter.

    Jembatan Pelengkung Baja

  • 47

    Jembatan Khusus

    E. Jembatan Gantung dan Cable-Stayed

    No Nama Jembatan Konfigurasi

    Kabel

    Bentang utama

    (m)

    Tahun

    Bangun

    1 Membramo, Irian Jaya Gantung 235 1994

    2 Barito, Kalsel Gantung 240 1995

    3 Mahakam II, Kaltim Gantung 270 2001

    4 Batam-Tonton, Batam Cable-Stayed 350 1998

    5 Pasopati, Bandung Cable-Stayed 106 2005

    6 Siak Indrapura, Riau Cable-Stayed 200 2007

    7 Suramadu, Jatim Cable-Stayed 434 2008

    8 Sukarno, Menado Cable-Stayed 110 On going

    9 Mahkota II, Kaltim Cable-Stayed 370 On going

  • 48

    Jembatan Gantung

    Jembatan Barito

    Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 1996, Main Span Twin Suspension Bridge Bentang 2 x ( 90 + 240 + 90 ), Panjang total 1080 meter

  • 49

    Jembatan Gantung

    Jembatan Mahakam-2

    Tenggarong, Kalimantan Timur, 2001, Main Span Classical Suspension Bentang 100 + 270 + 100, Total panjang 705 meter

  • 50

    Jembatan Cable-Stayed

    Jembatan Batam - Tonton

    Batam, Kepulauan Riau, 1998, Jembatan Utama Cable-Stayed (147+350+147meter) dengan total panjang 664 meter.

  • 51

    Jembatan SURAMADU

    Surabaya, Jawa Timur, Main Span Cable-Stayed Bentang 192 + 434 + 192 meter, Panjang total 5400 meter

    Jembatan Cable-Stayed

  • 52

    Sistem Manajemen Jembatan

    Untuk membantu Ditjen Bina Marga dengan Dinas-dinas di daerah dalam mengelola jembatan dibutuhkan alat untuk:

    Mendukung pembangunan nasional

    Mengoptimalkan penggunaan dana yang ada

    Fasilitas dari sistem ini:

    Catatan inventaris dari seluruh jembatan

    Kondisi, lalu-lintas dan rating kapasitas beban

    Identifikasi kerusakan jembatan

    Prioritas jembatan yang akan dibangun

    Optimalisasi alokasi dana

    Standarisasi kode perencanaan

    Standarisasi prosedur pelaksanaan, dll

    Component of BMS

    Policy Framework

    Inspection

    Emergency Action

    Load Rating

    IBMS & RMS

    Planning & Programming

    Investigation & Design

    Monitoring

  • 53

    TERIMA KASIH