1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

54
MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH (TAS) DALAM MENGELOLA ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN MELALUI PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER Disusun sebagai laporan akhir kegiatan On The Job Learning pada Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah Periode : 15 September s/d 15 November 2011 Nama : Drs. H. SYARIFUDDIN, M. Pd. Unit Kerja : SMP NEGERI 1 BINAMU NIP : 19690101 199412 1 007

Upload: yuli-herawati

Post on 11-Aug-2015

193 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH (TAS) DALAM

MENGELOLA ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN MELALUI PERAN KEPALA SEKOLAH

SEBAGAI MANAJER

Disusun sebagai laporan akhir kegiatan On The Job Learning pada Pendidikan dan Pelatihan Calon

Kepala Sekolah Periode : 15 September s/d 15 November 2011

Nama : Drs. H. SYARIFUDDIN, M. Pd.

Unit Kerja : SMP NEGERI 1 BINAMU

NIP : 19690101 199412 1 007

PILOTING PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGAKABUPATEN JENEPONTO

PROVINSI SULAWESI SELATANTAHUN 2011

Page 2: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta

alam dan segala isinya, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Shalawat dan taslim senantiasa tercurah atas junjungan

Nabiyyullah Muhammad SAW. Berkat curahan rahmat dan kasih

sayang Allah SWT jualah, sehingga laporan akhir kegiatan On The

Job Learning (OJL) pada Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala

Sekolah yang berjudul “Meningkatkan Kompetensi Tenaga

Administrasi Sekolah (TAS) Dalam Mengelola Administrasi

Kepegawaian Melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer” ini

dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam proses penyusunan hingga penyelesaian laporan ini,

merupakan suatu pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga

bagi penulis. Walau diakui terasa sangat melelahkan, namun berkat

bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, khususnya

Bapak dan Ibu pendamping Diklat, Alhamdulillah akhirnya laporan

kegiatan OJL ini selesai juga. Oleh karena itu, penulis merasa

berkewajiban untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus

kepada Dr. Andi Muliati, MM., Ir. A. Makmur, M. Sc., Ph. D., Drs. Yuli

Cahyono, M. Pd., dan Drs. Ahkam Zubair, M. Pd. atas bimbingan

dan arahannya.

Demikian pula ucapan terima kasih yang tak terhingga

penulis haturkan kepada Drs. H. Mukhtar Nonci, S. Sos., M. Pd.

selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Jeneponto yang telah banyak membantu sejak awal seleksi sampai

pelaksanaan diklat selesai. Ucapan terima kasih juga penulis

haturkan kepada Dra. Hj. Rahmawati, M.Si. selaku Kepala Bidang

ketenagaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Jeneponto yang menjadi penanggungjawab pelaksanaan diklat

calon kepala sekolah yang telah banyak membantu sejak seleksi

sampai pelaksanaan diklat selesai.

ii

Page 3: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada

Ferawati Azis, SS., M. Pd. selaku Kepala Seksi Diklat Bidang

Ketenagaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Jeneponto yang menjadi ketua pelaksana diklat. Beliau telah

banyak membantu dan melayani peserta diklat sejak awal seleksi

sampai kegiatan diklat calon kepala sekolah selesai dilaksanakan.

Ucapan terima kasih terkhusus penulis sampaikan kepada

Drs. Syahrir Saini sebagai Kepala SMP Negeri 1 Binamu dan H.

Saripuddin D., S. Pd., SE., MM. Sebagai Kepala SMP Negeri Khusus

Jeneponto yang telah banyak membantu, memberikan masukan

dan bimbingan selama pelaksanaan magang pada kegiatan OJL.

Teristimewa, ucapan terima kasih penulis haturkan kepada

adinda Rahmawati Sainong, S. Pd. sebagai guru yunior SMPN 1

Binamu yang bersedia diobservasi pada kegiatan supervisi

akademik peserta diklat calon kepala sekolah.

Tak terlupakan, ucapan terima kasih penulis sampaikan

pula kepada guru-guru dan pegawai SMPN 1 Binamu dan SMPN

Khusus Jeneponto yang telah banyak membantu memberikan data

dan informasi kepada penulis dalam melakukan kajian-kajian dan

pelaksanaan rencana tindak kepemimpinan calon kepala sekolah.

Terakhir, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis

sampaikan kepada semua teman peserta diklat calon kepala

sekolah kabupaten Jeneponto tahun 2011 atas kerja sama yang

terbangun selama ini mulai dari awal seleksi sampai kegiatan OJL

berakhir.

Kiranya laporan kegiatan OJL ini dapat bermanfaat, dan

semoga segala bantuan, pengorbanan dan dorongan yang

diberikan oleh berbagai pihak, mendapat ganjaran dan pahala dari

Allah SWT, Amin.

Penulis,

iii

Page 4: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

Daftar Isi

Halaman

Halaman Judul ............................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................ ii

Daftar Lampiran............................................................................ v

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang.................................................................. 1

B. Tujuan ............................................................................3

C. Kompetensi Sasaran ........................................................ 3

BAB II. KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG ................................. 4

A. Profil SMPN 1 Binamu....................................................... 4

B. Profil SMPN Khusus Jeneponto.......................................... 10

C. Permasalahan yang di Temukan di Lapangan.................. 16

BAB III. RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN ................................... 17

A. Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi

Sekolah (TAS) dalam Mengelola Administrasi

Kepegawaian melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai

Manajer............................................................................ 17

B. Implementasi Program.......................................... 21

C. Peningkatan Kompetensi Hasil AKPK di SMP Negeri

Khusus Jeneponto ........................................................... 25

D. Kajian Hasil On The Job Learning (OJL) ................ 27

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 30

A. Kesimpulan ........................................................................ 30

B. Saran - Saran .................................................................... 30

iv

Page 5: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

Daftar Lampiran

Nomor Halaman

1. Rencana Tindak Kepemimpinan ......................................... 32

2. Instrumen Indentifikasi Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ................................................. 36

3. Instrumen Monitoring dan Evaluasi 1 Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian................................. 38

4. Instrumen Monitoring dan Evaluasi 2 Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ................................ 40

5. Analisis hasil indentifikasi Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ................................................. 42

6. Analisis hasil Monitoring dan Evaluasi 1 Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian................................. 50

7. Analisis hasil Monitoring dan Evaluasi 2 Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ................................ 58

8. Analisis hasil indentifikasi Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian Sekolah Magang lain ............... 66

9. Analisis hasil Monitoring dan Evaluasi Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian Sekolah Magang lain ........................................................................................72

10. Daftar Hadir Pembimbingan TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ..................................................................... 78

11. Foto-foto Kegiatan Pembimbingan TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ..................................................................... 81

12. Laporan Pelaksanaan Supervisi Akademik/Observasi Guru Yunior

13. Laporan Hasil Kajian RKS-RKJM

14. Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Kurikulum

15. Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

16. Laporan Hasil Kajian Sarana dan Prasarana Sekolah

17. Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Peserta Didik

18. Laporan Hasil Kajian Pengelolaan Keuangan

19. Laporan Hasil Kajian Pembinaan TAS

20. Laporan Hasil Kajian Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran

21. Laporan Hasil Kajian Monitoring dan Evaluasi Program

22. Hasil Penyusunan Silabus, RPP dan Bahan Ajar

23. Dafar Hadir dalam Kegiatan On The Job Learning (OJL)

24. Foto-foto Kegiatan di Sekolah Magang

v

Page 6: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah sebagai tempat pelaksanaan proses belajar

mengajar perlu dikelola secara baik dan benar. Keberhasilan suatu

sekolah mencapai tujuan yang diharapkan sangat tergantung

kepada bagaimana model pengelolaan terhadap segala sumber

daya yang dimiliki sekolah tersebut. Sumber daya sekolah yang

memadai bukan jaminan akan mewujudkan harapan-harapan

warga sekolah yang telah dirumuskan menjadi tujuan sekolah

tersebut jika kepala sekolah sebagai pimpinan tidak mampu

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik.

Kepala sekolah adalah guru yang diserahi tugas tambahan

untuk memimpin dan mengelola sekolah dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai seorang guru, kepala

sekolah sejatinya adalah juga pendidik yang harus mampu

membina guru-guru disekolahnya menjadi guru kreatif dan selalu

melakukan inovasi dalam pembelajaran. Dengan adanya tugas

tambahan tersebut, kepala sekolah tidak hanya dituntut untuk

membina guru saja, tetapi lebih dari itu, juga dituntut untuk

membina dan mengelola seluruh komponen sekolah lainnya seperti

tenaga adminstrasi sekolah, tenaga perpustakaan, tenaga

laboratorium dan lain sebagainya. Tuntutan-tuntutan ini adalah

merupakan tugas-tugas yang baru bagi seorang guru yang diserahi

tugas tambahan kepala sekolah. Disisi lain, tujuan utama sekolah

berupa peningkatan mutu pendidikan hanya dapat diraih jika

seluruh komponen sekolah dapat melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya masing-masing melalui pembinaan dan pengelolaan

seorang kepala sekolah yang profesional.

Karena begitu banyaknya tugas-tugas baru seorang kepala

sekolah maka untuk menjadi seorang kepala sekolah yang

profesional tentu tidaklah mudah. Diperlukan waktu yang cukup

1

Page 7: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

untuk belajar bagaimana melaksanakan tugas-tugas yang baru

tersebut. Pelatihan, pembimbingan dan pembinaan bagi calon

kepala sekolah merupakan upaya-upaya yang mesti dilakukan oleh

pihak terkait dalam rangka melahirkan pemimpin sekolah yang

berkualitas yang diharapkan mampu untuk memimpin dan

mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Peraturan menteri pendidikan nasional (permendikas)

Republik Indonesia nomor 28 tahun 2010 tentang penugasan guru

sebagai kepala sekolah memberikan angin segar bagi peningkatan

profesionalisme seorang kepala sekolah ataupun calon kepala

sekolah.

Dalam permendiknas tersebut dijelaskan bahwa seorang guru

yang telah dinyatakan lulus seleksi calon kepala sekolah

diharuskan mengikuti pendidikan dan pelatihan sebagai kegiatan

pemberian pengalaman pembelajaran teoretik maupun praktik

yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap

dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian,

manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.

Berdasarkan permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang

standar kompetensi kepala sekolah menetapkan dimensi

kompetensi manajerial kepala sekolah merupakan dimensi

kompetensi yang menuntut 16 kompetensi. Jumlah kompetensi ini

merupakan jumlah terbanyak dibandingkan dengan kompetensi

pada dimensi kompetensi kepribadian, kewirausahaan, supervisi

dan sosial. Tingkat kemampuan kepala sekolah dalam

mengarahkan, memberdayakan, menggerakkan, dan

mengembangakan sumber daya sekolah dalam usaha

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah sangat bergantung

kepada kompetensi manajerial seorang kepala sekolah.

SMPN 1 Binamu sebagai sekolah tempat mengajar penulis

misalnya, memiliki 20 tenaga kependidikan yang berfungsi sebagai

tenaga administrasi sekolah merupakan SDM yang cukup untuk

2

Page 8: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

terlibat dalam usaha meningkatkan pelayanan pendidikan menuju

peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Namun kenyataannya,

SDM yang demikian besar seakan tidur tanpa memperlihatkan

prestasi kerjanya. Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama

mengabdi di SMPN 1 Binamu, menemukan beberapa tenaga

administrasi sekolah hanya datang kemudian pulang tanpa berbuat

sesuatu. Sebahagian lagi malas masuk kantor dengan alasan tidak

ada yang mereka bisa kerjakan.

Pendidikan dan pelatihan yang dijalani calon kepala sekolah

dalam kegiatan tatap muka (in servis-1) dalam kurun waktu 70 jam

merupakan modal awal untuk menjalani praktek lapangan on the

job learning (OJL) selama kurang lebih 3 bulan. Kegiatan OJL

penting bagi peserta diklat untuk mempraktekkan kompetensi yang

telah dipelajari selama kegiatan tatap muka. Dalam OJL

dipraktekkan bagaimana mengkaji pengelolaan kurikulum sekolah,

RKAS/RKJM, pengelolaan keuangan, produksi dan jasa, pembinaan

tenaga administrasi sekolah, pengelolaan peserta didik, sarana dan

prasarana, pengelolaan pendidikan dan tenaga kependidikan,

pemanfaatan TIK, monitoring dan evaluasi serta program supervisi

akademik.

Sehubungan dengan hasil penilaian analisis kebutuhan

pengembangan keprofesian (AKPK) penulis sebagai peserta diklat

calon kepala sekolah yang menemukan kelemahan terbanyak pada

dimensi manajerial, maka penulis akan mengangkat tema tulisan

yang terkait dengan dimensi manajerial kepala sekolah.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas,

maka penulis mengangkat tema tulisan dengan judul

“Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS)

dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian melalui Peran Kepala

Sekolah Sebagai Manajer”

B. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan tema yang diangkat

dalam tulisan ini adalah:

3

Page 9: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

1. Untuk mengetahui tingkat kompetensi tenaga administrasi

sekolah (TAS) dalam mengelola administrasi kepegawaian,

2. Untuk meningkatkan kompetensi tenaga administrasi sekolah

(PAS) dalam mengelola administrasi kepegawaian.

C. Kompetensi Sasaran

Berdasarkan hasil analisis AKPK penulis yang menyimpulkan

kelemahan terbesar pada dimensi kompetensi manajerial, maka

sasaran yang ingin dicapai dalam tulisan ini adalah pengembangan

dimensi kompetensi manajerial kepala sekolah melalui pembinaan

tenaga administrasi sekolah (TAS) dalam mengelola administrasi

kepegawaian.

BAB II

KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG

A. Profil SMPN 1 Binamu

SMPN Binamu berlokasi di jalan Lanto Daeng Pasewang no.

32 Bontosunggu kelurahan Empoang kecamatan Binamu yang

diapit oleh dua perkantoran pemerintah yaitu kantor Bupati

Jeneponto dan kantor KPU. Sekolah ini dibangun pada tahun 1960

di atas lahan seluas 8065 m2 dan mulai beroperasi tahun 1961

dengan nama SMP 1 Jeneponto. Sekolah ini merupakan sekolah

tertua di kabupaten Jeneponto untuk sekolah tingkat menengah

pertama dan sudah banyak mencetak alumni-alumni yang

menduduki jabatan-jabatan penting, baik di pemerintahan, legislatif

ataupun diperusahaan-perusahaan swasta.

Tahun pelajaran 2011/2012 ini SMPN 1 Binamu membina

sebanyak 1043 siswa yang terbagi ke dalam 30 rombongan belajar

dengan masing-masing 10 rombongan belajar pertingkatan kelas.

Setiap ruang kelas menampung rata-rata sebanyak 36 siswa.

SMPN 1 Binamu kini memiliki guru sebagai tenaga pendidik

dan tenaga administrasi sekolah yang cukup memadai. Jumlah guru

sebanyak 54 orang dengan rincian 44 guru PNS dan 10 orang non

4

Page 10: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

PNS sedang jumlah tenaga asministrasi sebanyak 20 orang yang

terdiri dari 8 orang PNS dan 12 orang non PNS.

Sekolah ini memiliki sarana dan prasana laboratorium yang

cukup yaitu laboratorium Fisika, Biologi, Bahasa dan Komputer.

Sekolah juga memiliki 30 ruang belajar, 1 ruang kepala sekolah, 1

ruang wakil-wakil kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang BK, 2

gedung perpustakaan, 1 ruang multimedia, 1 gedung mushallah, 1

ruang OSIS, 3 kamar WC guru, 10 kamar WC siswa, 1 pos

keamanan, 2 kantin dan 1 aula mini.

Prestasi guru yang diraih SMPN 1 Binamu empat tahun

terakhir yaitu juara I tiga tahun berturut-turut guru berprestasi

tahun 2007-2009 dan juara II tahun 2010 tingkat kabupaten

Jeneponto, juara II inovasi pembelajaran tingkat nasional.

Sedangkan prestasi siswa yaitu juara I lomba mengarang, pidato

(putra dan putri), baca puisi (putra dan putri) pada acara

HARDIKNAS tahun 2009.

Kinerja SMPN 1 Binamu dilihat dari pencapaian delapan

standar pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Standar Isi

SMPN 1 Binamu telah memiliki kurikulum sendiri yang

dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP

dengan mempertim-bangkan karakter daerah, kebutuhan sosial

masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan

pembelajaran. Mata pelajaran bahasa daerah Makassar dan baca

tulis al-qur’an adalah mata pelajaran muatan lokal sekolah yang

merupakan kebutuhan sosial masyarakat Jeneponto yang mayoritas

beragama Islam yang ingin melestrasikan bahasa daerah Makassar.

Kurikulum sekolah memuat 10 mata pelajaran muatan

nasional dan dua mata pelajaran muatan lokal. Alokasi waktu mata

pelajaran Pendidikan Agama, PKn, Seni Budaya, Penjas, TIK, Bahasa

Daerah Makassar dan BTQ masing-masing 2 jam pelajaran. Mata

pelajaran yang diujinasionalkan yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa

5

Page 11: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

Inggris, Matematika dan IPA masing-masing 4 jam pelajaran. Mata

pelajaran IPS juga diberikan alokasi waktu 4 jam pelajaran.

Pengembangan diri memperoleh alokasi waktu ekuivalen dengan 2

jam pelajaran. Satu jam pelajaran setara 40 menit. Jumlah jam

pelajaran perminggu 32 jam pelajaran per kelas, sehingga total

jumlah jam pelajaran tatap muka sebanyak 32 jam pelajaran per

rombel 30 rombel = 960 jam pelajaran perminggu.

Program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi siswa

belum berjalan secara sistematis sebagaimana mestinya. Bagi

siswa yang dinyatakan belum mencapai nilai ketuntasan minimal

dalam pencapaian kompetensi hanya diberikan kesempatan belajar

sendiri indikator-indikator kompetensi yang belum dikuasai untuk

mempersiapkan diri dalam mengikuti ulangan perbaikan.

Pembelajaran remedial dan pengayaan mestinya dilaksanakan

diluar jam pelajaran terjadual disore hari. Hal ini dilakukan untuk

memastikan tercapainya pelayanan kepada siswa yang

memerlukan penjelasan ulang tentang kompetensi yang belum

dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan.

Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada

kebutuhan pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra

kurikuler yang disediakan diantaranya pembinaan kepramukaan,

PMR, OSIS, LDK, karate, basket dan sepak bola.

Pemenuhan akan kebutuhan pengembangan pribadi siswa

dilakukan dengan menyediakan layanan bimbingan dan konseling

(BK). Jumlah tenaga konseling yang dimiliki berjumlah 4 yang

masing-masing memiliki program rencana dan pelaksanaan

layanan BK. Empat guru BK belum sebanding dengan siswa yang

berjumlah 1043 orang. Artinya setiap guru BK memberikan layanan

rata-rata kepada 261 orang siswa. Dalam hal ini setidaknya sekolah

masih membutuhkan tenaga konseling sebanyak 1 atau 2 orang

guru BK.

2. Standar Proses

6

Page 12: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan

Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan

penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan

silabus dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok dalam

pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. Diakui

bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum

sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebahagian

masih mencontoh silabus dari sekolah-sekolah lain dengan

beberapa perbaikan-perbaikan.

Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum

membagi ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur

(PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT).

Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan

pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata

pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan

penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri

ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun

MGMP mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih

meng-copy paste RPP sekolah lain dengan beberapa perubahan-

perubahan. Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah

menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun

kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa,

nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat

Jeneponto.

Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam

silabus dan RPP sebahagian sudah menggunakan metode yang

interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan

memotivasi siswa. Sebahagian guru masih ada yang menggunakan

pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran langsung.

Keterbatasan jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah

mengakibat-kan terbatasnya sumber belajar dari buku. Kebijakan

7

Page 13: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

pelarangan penjualan buku paket di sekolah dan terbatasnya

anggaran pengadaan buku paket sangat merugikan siswa sendiri.

Buku-buku yang disediakan sekolah paling lama bertahan satu atau

dua tahun dimanfaatkan oleh siswa. Umur penggunaan buku-buku

paket yang singkat sangat terkait dengan kepribadian siswa yang

senang merusak atau menghilangkan buku-buku yang dipinjamkan.

Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran

di kelas, pengawas, kepala SMPN 1 Binamu, wakil kepala sekolah

dan guru senior yang berkompeten, melakukan supervisi dan

evaluasi proses pembelajaran. Hanya saja kegiatan supervisi belum

dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

3. Standar Kompetensi Lulusan

Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun pelajaran

2009/2010 dan tahun 2010/2011 untuk masing-masing mata

pelajaran berturut-turut Bahasa Indonesia 6,47 dan 5,62, Bahasa

Inggris 7,27 dan 8,13, Matematika 7,41 dan 8,24 serta IPA 7,81 dan

7,95. Kecuali untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat

dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya peningkatan

pencapaian kompetensi siswa artinya siswa sudah memperlihatkan

kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan

SKL.

Untuk mengembangkan nilai-nilai agama khusunya Islam dan

budaya masyarakat Jeneponto, SMPN 1 Binamu melaksanakan

kegiatan pesantren kilat setiap bulan ramadhan bekerja sama

dengan pondok pesantren IMMIM Putra Makassar. Selain itu,

sekolah membudayakan saling memberi salam setiap bertemu,

baik guru ataupun siswa.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jumlah guru yang mencapai 54 orang dan tenaga

administrasi sekolah sebanyak 20 orang sudah memenuhi standar

jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sekolah. Guru yang

sudah berkualifikasi minimal S1 sebanyak 93% sedangkan pegawai

8

Page 14: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

administrasi berkualifikasi S1 sebanyak 15%, SMA sebanyak 80%

dan SMP sebanyak 5%.

Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SMPN

1 Binamu belum terukur karena belum ada hasil penilaian yang

mengukur berapa tingkat pencapaian kompetensi masing-masing.

5. Standar Sarana dan Prasarana

SMPN 1 Binamu memiliki luas lahan 8065 m2 dengan jumlah

gedung sebanyak 13 unit yang terdiri dari 2 unit gedung berlantai

dua dan 11 unit gedung berlantai satu.

Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar

mengajar sebanyak 30 ruang kelas dengan luas masing-masing 63

m2 per ruang kelas. Setiap ruang kelas masing-masing memiliki

satu white board dan black board, satu meja dan kursi guru,

masing-masing satu meja dan kursi untuk setiap siswa.

Ruang guru berukuran (18 7) m2 memuat 35 pasang meja

dan kursi guru, 1 papan white board, satu meja panjang dan 4 kursi

untuk tempat pimpinan rapat pertemuan, 1 set kursi dan meja

tamu, 1 kamar kecil (WC), 2 rak buku, 6 lemari buku, 1 set sound

system dan 1 buah jam dinding.

Ruang perpustakaan terdiri dari dua unit dengan luas masing-

masing (1015) m2. Jumlah buku teks pelajaran masih kurang dari

jumlah siswa.

Laboratorium yang dimiliki terdiri dari laboratorium fisika,

biologi, bahasa dan komputer. Laboratorium komputer memiliki

jaringan LAN yang terkoneksi dengan jaringan internet speedy

schoolnet dari jardiknas dan dilengkapi dengan 2 buah pendingin

udara.

Ruang kepala sekolah berukuran (45)m2 terdapat 1 kamar

kecil (WC), 2 lemari buku, 1 pasang meja dan kursi kepala sekolah,

1 set kursi tamu, 1 lemari piala, 1 set komputer PC, dan 1

pendingin udara.

9

Page 15: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

Ruang wakil kepala sekolah berukuran (45)m2 terdapat 5

pasang meja dan kursi, 1 set komputer PC, 3 buah lemari buku, 1

pendingin udara dan dilengkapi dengan jaringan internet speedy

schoolnet.

Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah ruang tata usaha,

ruang guru BK, ruang UKS, kantin, mushallah, kantin kejujuran,

gudang, jamban (WC) siswa.

6. Standar Pengelolaan

Visi dan misi serta tujuan pendidikan SMP Negeri 1 Binamu

sudah disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun

pemangku kepentingan melalui beberapa cara diantaranya

menuliskannya ditembok dinding sekolah, dipasang di blog guru,

dan melalui persuratan.

Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT)

ataupun rencana kerja jangka menengah (RKJM) belum

disosialisasikan kepada warga sekolah. Demikian pula dengan

rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) belum

disosialisasikan kepada warga sekolah. Sekolah belum pernah

melakukan pengisian EDS sehingga RKAS yang disusun masih

mengacu pada cara lama namun sudah mengelompokkan ke dalam

delapan standar.

Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan

berkelanjutan sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai

kinerja untuk melakukan perbaikan-perbaikan terutama dalam

peningkatan hasil belajar siswa.

Pengumpulan dan penggunaan data sudah menggunakan

sistem informasi berbasis ICT program office. Sebagian data dan

informasi sekolah dapat diakses melalui telepon, jardiknas

Jeneponto ataupun blog guru.

7. Standar Pembiayaan

SMPN 1 Binamu mempunyai RKAS namun hanya disusun oleh

kepala sekolah, beberapa guru dan bendahara sekolah.

10

Page 16: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

Penyusunan RKAS belum melibatkan secara langsung pihak komite

sekolah ataupun pemangku kepentingan yang relevan, namun

demikian tetap mempertimbangkan usulan-usulannya.

Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan

pemerintah berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan gratis

pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dan pemerintah kabupaten

Jeneponto. Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan

lain misalnya dengan membangun kerja sama yang saling

menguntungkan dengan dunia usaha dan industri.

Penyusunan rencana keuangan sekolah belum dilakukan

secara transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan

sekolah hanya ditujukan kepada pemerintah sebagai pemberi dana.

8. Standar Penilaian Pendidikan

Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan

penilaian berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

KKM yang telah ditetapkan oleh masing-masing guru mata

pelajaran diinformasikan oleh sebagian guru kepada siswa diawal

pertemuan tatap muka dan sebagiannya menginformasikan KKM

sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian.

Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan

harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,

kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Penilaian melalui

ulangan harian kadang tidak dilaksanakan berdasarkan rencana

yang telah dibuat oleh sebahagian guru.

Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan

harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan

informasi berupa komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap

guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan akademik siswa

kepada kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah urusan

kurikulum.

Hasil penilaian dijadikan dasar bagi sebahagian guru sebagai

koreksi untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya.

11

Page 17: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

B. Profil SMPN Khusus Jeneponto

SMPN Khusus Jeneponto yang berlokasi di jalan Kesehatan

nomor 101 Bontosunggu kecamatan Binamu didirikan berdasarkan

surat keputusan Bupati Jeneponto nomor 134/VIII/2007 tahun 2007

bersama dua sekolah lainnya yaitu SLB Pembina dan SMAN Khusus

Jeneponto. Ketiga sekolah ini dipimpin oleh satu orang kepala

sekolah yang kini dijabat oleh H. Saripuddin D.

SMPN Khusus Jeneponto dibangun untuk membina khususnya

putra-putri Jeneponto yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Kebijakan pemerintah kabupaten Jeneponto dalam pendirian

sekolah ini dimaksudkan untuk menjamin pembinaan siswa-siswa

cerdas menjadi putra Jeneponto yang unggul sebagai pattabba’

(penembak).

Kinerja SMPN Khusus Jeneponto dilihat dari pencapaian

delapan standar pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Standar Isi

SMPN Khusus Jeneponto telah memiliki kurikulum sendiri

yang dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun

BSNP dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan

sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan

kebutuhan pembelajaran. Mata pelajaran bahasa daerah Makassar

dan baca tulis al-qur’an adalah mata pelajaran muatan lokal

sekolah yang merupakan kebutuhan sosial masyarakat Jeneponto

yang mayoritas beragama Islam yang ingin melestrasikan bahasa

daerah Makassar.

Kurikulum sekolah memuat 10 mata pelajaran muatan

nasional dan dua mata pelajaran muatan lokal. Alokasi waktu mata

pelajaran Pendidikan Agama, PKn, Seni Budaya, Penjas, TIK, Bahasa

Daerah Makassar dan BTQ masing-masing 2 jam pelajaran. Mata

pelajaran yang diujinasionalkan yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris, Matematika dan IPA masing-masing 4 jam pelajaran.

Sedangkan mata pelajaran IPS diberikan alokasi waktu terbanyak

12

Page 18: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

yaitu 6 jam pelajaran dengan pertimbangan mata pelajaran IPS

mempelajari tiga materi pokok yakni ekonomi, sejarah dan

geografi. Pengembangan diri memperoleh alokasi waktu ekuivalen

dengan 2 jam pelajaran. Satu jam pelajaran setara dengan 40

menit. Jumlah jam pelajaran perminggu 3 jam per kelas, sehingga

total jumlah jam pelajaran tatap muka sebanyak 36 jam pelajaran

per rombel 3 rombel = 108 jam pelajaran perminggu.

Sama dengan di SMPN 1 Binamu, program pembelajaran

remedial dan pengayaan bagi siswa SMPN Khusus juga belum

berjalan secara sistematis sebagaimana mestinya. Bagi siswa yang

dinyatakan belum mencapai nilai ketuntasan minimal dalam

pencapaian kompetensi hanya diberikan kesempatan belajar

sendiri indikator-indikator kompetensi yang belum dikuasai untuk

mempersiapkan diri dalam mengikuti ulangan perbaikan.

Pembelajaran remedial dan pengayaan mestinya dilaksanakan

diluar jam pelajaran secara terjadual disore hari. Hal ini dilakukan

untuk memastikan tercapainya pelayanan kepada siswa yang

memerlukan penjelasan ulang tentang kompetensi yang belum

dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan.

Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada

kebutuhan pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra

kurikuler yang disediakan yakni pembinaan kepramukaan, PMR,

OSIS, LDK, karate, basket, bulutangkis, tenis meja, futsal dan

pembinaan kultum keagamaan.

Pemenuhan akan kebutuhan pengembangan pribadi siswa

dilakukan dengan menyediakan layanan bimbingan dan konseling

(BK). Jumlah tenaga konseling yang dimiliki satu orang melayani 60

orang siswa.

2. Standar Proses

Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan

Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan

penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan

13

Page 19: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

silabus dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok dalam

pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. Silabus

yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari

hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh

silabus dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-

perbaikan.

Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum

membagi ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur

(PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT).

Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan

pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata

pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan

penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri

ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun

MGMP mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih

meng-copy paste RPP sekolah lain dengan beberapa perubahan-

perubahan. Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah

menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun

kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa,

nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat

Jeneponto.

Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam

silabus dan RPP sudah menggunakan metode yang interaktif,

inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi

siswa.

Jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah masih sangat

sedikit mengakibatkan terbatasnya sumber belajar dari buku.

Pemerintah daerah yang mengeluarkan kebijakan pelarangan

penjualan buku paket di sekolah memberi dampak kepada motivasi

siswa dan orang tua untuk membeli buku paket sendiri. Pemenuhan

buku paket siswa terbentur pada terbatasnya anggaran pengadaan

14

Page 20: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

buku paket yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat ataupun

daerah.

Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran

di kelas, pengawas, kepala SMPN Khusus dibantu wakil kepala

sekolah melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran.

Hanya saja kegiatan supervisi belum dilakukan secara berkala dan

berkelanjutan.

3. Standar Kompetensi Lulusan

Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun pelajaran

2009/2010 dan tahun 2010/2011 untuk masing-masing mata

pelajaran berturut-turut Bahasa Indonesia 7,44 dan 8,48, Bahasa

Inggris 8,14 dan 9,08, Matematika 7,10 dan 8,90 serta IPA 7,99 dan

8,49. Perolehan rata-rata nilai UN memperlihatkan tingginya

peningkatan untuk setiap mata pelajaran. Rata-rata nilai UN semua

mata pelajaran tahun 2009/2010 adalah 7,67 dan tahun 2010/2011

adalah 8,74. Dapat dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan

adanya peningkatan pencapaian kompetensi siswa artinya siswa

sudah memperlihatkan kemajuan yang jauh lebih baik dalam

mencapai target yang ditetapkan SKL.

Untuk mengembangkan nilai-nilai agama khusunya Islam dan

budaya masyarakat Jeneponto, SMPN Khusus juga melaksanakan

kegiatan pesantren kilat setiap bulan ramadhan. Kegiatan

pesantren dikelola oleh pengurus OSIS dan dikoordinir oleh guru

agama Islam. Selain itu, sekolah membudayakan saling memberi

salam setiap bertemu, baik guru ataupun siswa.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jumlah guru yang dimiliki sebanyak 18 orang dan tenaga

administrasi sekolah sebanyak 10 orang sudah memenuhi standar

jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sekolah. Guru yang

berkualifikasi S1 sebanyak 67%, berkualifikasi S2 sebanyak 33%.

Sedangkan pegawai administrasi berkualifikasi S1 sebanyak 20%

dan SMA sebanyak 80%.

15

Page 21: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SMPN

Khusus Jeneponto belum terukur karena belum ada hasil penilaian

yang mengukur berapa tingkat pencapaian kompetensi masing-

masing.

5. Standar Sarana dan Prasarana

Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar

mengajar sebanyak 3 ruang kelas dengan luas masing-masing 63

m2 per ruang kelas. Setiap ruang kelas masing-masing memiliki

satu white board, satu meja dan kursi guru, serta 20 meja dan kursi

untuk siswa.

Ruang guru berukuran (9 7) m2 memuat 7 pasang meja dan

kursi guru, 1 papan white board, 6 lemari buku, dan 1 buah jam

dinding.

Ruang perpustakaan yang berukuran (10 15) m2 yang

dibangun khusus untuk kegiatan perpustakaan sekolah

sebahagiannya dimanfaatkan untuk fungsi laboratorium komputer.

Jumlah buku teks pelajaran ataupun buku bacaan umum masih

sangat kurang. Laboratorium komputer memuat 12 unit komputer

tetapi sebahagiannya sudah ada yang tidak berfungsi.

Laboratorium lain yang dimiliki hanya laboratorium IPA dan Bahasa.

Ruang kepala sekolah berukuran (45)m2 terdapat 1 kamar

kecil (WC), 2 lemari buku, 1 pasang meja dan kursi kepala sekolah,

1 set kursi tamu, 1 set komputer PC, dan 1 pendingin udara.

Sedangkan ruang wakil kepala sekolah berukuran (7 6)m2

terdapat 5 pasang meja dan kursi, 2 buah lemari buku,

Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah ruang tata usaha,

ruang guru BK, ruang UKS, mushallah, kantin kejujuran, jamban

(WC) siswa, lapangan olahraga, rumah guru dan asrama siswa.

6. Standar Pengelolaan

Visi dan misi serta tujuan pendidikan SMPN Khusus Jeneponto

sudah disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun

16

Page 22: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

pemangku kepentingan melalui rapat komite sekolah dan melalui

persuratan.

Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT)

ataupun rencana kerja jangka menengah (RKJM) disosialisasikan

kepada warga sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan

dan anggaran sekolah (RKAS). RKAS yang disusun berdasarkan

rekomendasi dari evaluasi diri sekolah (EDS) yang mengacu pada

pengelompokan ke dalam delapan standar pendidikan.

Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan

berkelanjutan sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai

kinerja untuk melakukan perbaikan-perbaikan terutama dalam

peningkatan hasil belajar siswa.

Pengumpulan dan penggunaan data sudah menggunakan

sistem informasi berbasis ICT program office. Sebagian data dan

informasi sekolah dapat diakses melalui telepon, jardiknas

Jeneponto ataupun blog SMPN Khusus Jeneponto.

7. Standar Pembiayaan

SMPN Khusus Jeneponto mempunyai RKAS yang disusun oleh

kepala sekolah dan guru-guru dengan mempertimbangkan

masukan-masukan dari siswa dan komite sekolah.

Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan

pemerintah berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan gratis

pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dan pemerintah kabupaten

Jeneponto. Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan

lain misalnya dengan membangun kerja sama yang saling

menguntungkan dengan dunia usaha dan industri.

Penyusunan rencana keuangan sekolah belum dilakukan

secara transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan

sekolah hanya ditujukan kepada pemerintah sebagai pemberi dana.

8. Standar Penilaian Pendidikan

Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan

penilaian berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

17

Page 23: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

KKM yang telah ditetapkan oleh masing-masing guru mata

pelajaran diinformasikan oleh sebagian guru kepada siswa diawal

pertemuan tatap muka dan sebagiannya menginformasikan KKM

sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian.

Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan

harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,

kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Penilaian melalui

ulangan harian kadang tidak dilaksanakan berdasarkan rencana

yang telah dibuat oleh sebahagian guru.

Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan

harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan

informasi berupa komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap

guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan akademik siswa

kepada kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah urusan

kurikulum.

Hasil penilaian dijadikan dasar bagi sebahagian guru sebagai

koreksi untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya.

C. Permasalahan yang Ditemukan di Lapangan

Pelaksanaan kegiatan on the job learning bagi peserta diklat

calon kepala sekolah di sekolah-sekolah magang merupakan

pembelajaran dan arena latihan dalam melakoni sebagian peran

dan fungsi seorang kepala sekolah. Penulis sudah berusaha

beradaptasi dengan warga sekolah tempat magang tetapi ternyata

melakoni peran kepala sekolah bukanlah hal mudah. Tak jarang

kami menemukan beberapa permasalahan.

Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah kurang

tersedianya data-data atau informasi yang penulis butuhkan untuk

memenuhi tagihan-tagihan OJL. Masalah lainnya adalah

pelaksanaan OJL di sekolah lain yang kadang mengganggu proses

belajar mengajar di sekolah sendiri karena meninggalkan tugas

mengajar di sekolah. Keadaan ini sulit dihindari karena tidak

adanya guru pengganti di sekolah sendiri.

BAB III

RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN

18

Page 24: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

A. Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer.

1. Rasional

Tenaga administrasi sekolah (TAS) mempunyai peranan yang

penting dalam membantu mengembangkan sekolah menjadi lebih

maju dan berkualitas. Tenaga administrasi sekolah berfungsi

sebagai juru kelola administrasi sekolah yang berkaitan dengan

pengelolaan data siswa, data pendidik dan tenaga kependidikan,

persuratan, arsip, administrasi sarana-prasarana, dan administrasi

keuangan. TAS juga berperan aktif dalam memberikan pelayanan

administrasi kepada seluruh pihak yang berkepentingan.

Kedudukan dan peran tenaga administrasi yang begitu

penting dalam pengelolaan suatu sekolah sehingga pemerintah

melalui permendiknas nomor 24 tahun 2008 menetapkan standar

tenaga administrasi sekolah. Standar ini mengatur tentang

kualifikasi dan kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh

seorang tenaga administrasi sekolah.

Ketersediaan tenaga administrasi merupakan modal sumber

daya yang harus dikelola secara optimal oleh kepala sekolah.

Sebagai seorang manajer, kepala sekolah harus mampu mengelola

TAS dan ketatausahaan dalam mendukung pencapaian tujuan

sekolah yang sudah ditetapkan.

2. Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah

Kompetensi adalah kemampuan melaksanakan tugas yang

diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan. Kompetensi dapat

pula dimaknai sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai

dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak

(Junaidi dalam Herry, 2011). Sedangkan tenaga administrasi

sekolah adalah tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang

bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,

pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses

pendidikan pada satuan pendidikan.

19

Page 25: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

Dengan menggabungkan dua pengertian di atas dapat

dikatakan bahwa kompetensi tenaga administrasi sekolah (TAS)

adalah kemampuan yang diperoleh TAS melalui pendidikan

dan/atau latihan untuk melaksanakan tugas-tugas administrasi,

pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis

untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Sedangkan menurut Syaefuddin (dalam Risnawati, 2003)

memberikan pengertian kompetensi tenaga administrasi sekolah

sebagai kemampuan untuk melaksanakan tugas, peran dan

kemampuan mengintegrasikan pengetahuan yang didasarkan pada

pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan dalam pelaksanaan

pekerjaannya yang dituntut dalam kecakapan teknis operasional

atau teknis administratif di sekolah.

Kompetensi standar yang harus dimiliki oleh tenaga

administrasi sekolah diatur dalam permendiknas nomor 24 tahun

2008. Dalam permendiknas tersebut kompetensi tenaga

administrasi sekolah dipetakan ke dalam empat dimensi

kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, sosial, teknis dan

manajerial. Untuk dapat memperjelas komponen dimensi

kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Dimensi kompetensi kepribadian meliputi: kompetensi

memiliki integritas dan akhlak mulia, etos kerja,

pengendalian diri, rasa percaya diri, fleksibilitas, ketelitian,

kedisiplinan, kreativitas dan inovasi, serta tanggung jawab.

b. Dimensi kompetensi sosial meliputi: kompetensi bekerja

dalam tim, memberikan pelayanan prima, kesadaran

berorganisasi, berkomunikasi efektif, dan membangun

hubungan kerja.

c. Dimensi kompetensi teknis meliputi: kompetensi

melaksanakan administrasi kepegawaian, keuangan, sarana

prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat,

persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaaan,

20

Page 26: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

administrasi kurikulum, administrasi layanan khusus, dan

penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

d. Dimensi kompetensi manajerial (khusus bagi kepala tenaga

administrasi sekolah) meliputi: kompetensi mendukung

pengelolaan standar nasional pendidikan, menyusun program

dan laporan kerja, mengorganisasikan staf, mengembangkan

staf, mengambil keputusan, menciptakan iklim kerja yang

kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya,

membina staf, mengelola konflik, dan menyusun laporan.

Masing-masing kompetensi ini dalam permendikas nomor 24

tahun 2008 kemudian dijabarkan dalam sub kompetensi yang lebih

rinci agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi

dalam setiap jenis dan jabatan administrasi sekolah dalam

menunjang proses pembelajaran di sekolah.

3. Administrasi Kepegawaian

Kegiatan administrasi kepegawaian sekolah dapat dibagi

menjadi tiga bidang administrasi sebagai berikut :

a. Bidang administrasi material yaitu kegiatan administrasi yang

menyangkut bidang-bidang materi seperti: ketatausahaan

sekolah, administrasi keuangan, alat-alat perlengkapan.

b. Bidang administrasi personal, yang mencakup di dalamnya

persoalan guru dan pegawai sekolah dan sebagainya.

c. Bidang administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya

pelaksanaan kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan

silabus, perisapan harian, dan sebagainya

Administrasi kepegawaian yang dimaksudkan dalam tulisan

ini administrasi personal pegawai sekolah dalam bidang

pengelolaan administrasi kepegawaian.

4. Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Wahyudi (2009) memberikan pengertian manajemen sebagai

suatu proses merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, dan

mengevaluasi usaha para anggota organisasi serta

21

Page 27: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

mendayagunakan seluruh sumberdaya organisasi dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan proses karena

semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan yang

dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai

kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai

manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk

mendayagunakan tenaga kependidikan (TAS) melalui kerjasama,

memberi kesempatan kepada para guru untuk meningkatkan

profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga

kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program

sekolah.

Memberdayakan tenaga administrasi melalui kerjasama

dimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesonalisme tenaga

administrasi, kepala sekolah harus mementingkan kerjasama

dengan tenaga administasi dan pihak lain yang terkait dalam

melaksanakan setiap kegiatan. Sebagai manajer, kepala sekolah

harus mau dan mampu mendayagunakan seluruh sumber daya

sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan mencapai tujuan.

Kepala sekolah harus mampu bekerja melalui pembantu-

pembantunya (wakil-wakil), serta berusaha untuk senantiasa

mempertanggungjawabkan setiap tindakannya. Kepala sekolah

juga harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah,

berfikir secara analitik dan konseptual, dan harus senantiasa

berusaha menjadi penengah dalam memecahkan berbagai masalah

yang dihadapi oleh guru dan tenaga administrasi yang menjadi

bawahannya serta berusaha mengambil keputusan yang dapat

memuaskan bagi semua.

Kepala sekolah sebagai manajer harus memberi kesempatan

kepada para guru dan tenaga administrasi untuk meningkatkan

profesinya. Kepala sekolah harus bersikap demokratis dan

memberikan kesempatan kepada seluruh guru dan tenaga

22

Page 28: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

administrasi untuk mengembangkan potensinya secara optimal

misalnya melalui penataran, kegiatan MGMP ataupun lokakarya

berdasarkan bidangnya masing-masing.

Sebagai manajer, kepala sekolah juga harus mampu

mendorong keterlibatan seluruh komponen sekolah dalam setiap

kegiatan sekolah. Keterlibatan dan partisipasi aktif mereka akan

sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan-kegiatan

sekolah.

5. Kerangka Pemikiran

Kompetensi yang diatur dalam peraturan menteri pendidikan

nasional nomor 24 tahun 2008 merupakan kompetensi standar

atau kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh tenaga

administrasi sekolah. Kenyataan di sekolah-sekolah

memperlihatkan banyaknya tenaga administrasi sekolah yang

memiliki kompetensi di bawah standar kompetensi yang

diharapkan. Hal ini terjadi karena proses perekrutan mereka

menjadi tenaga administrasi sekolah tidak mengacu kepada

pemenuhan kompetensi berdasarkan permendiknas tersebut.

Mereka diangkat menjadi pegawai administrasi jauh sebelum

diterbitkannya permendiknas tersebut. Akibatnya, pengelolaan

administrasi kepegawaian tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Kompetensi tenaga administrasi sekolah harus berkembang

mengikuti perubahan dan kemajuan dibidang pendidikan

khususnya dan kemajuan dibidang teknologi informasi dan

komunikasi umumnya. Tingkat kompetensi yang dimiliki tenaga

administrasi dalam mengelola administrasi sekolah ikut

menentukan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya.

Ketersediaan sumberdaya tenaga administrasi dalam jumlah

yang memadai di sekolah sudah merupakan satu modal besar

untuk dapat dikelola secara optimal. Kompetensi tenaga

administrasi yang belum memenuhi standar dapat dikembangkan

menjadi tenaga administrasi yang memenuhi standar melalui

pengelolaan dan pembimbingan yang terarah oleh kepala sekolah.

23

Page 29: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

Sebagai manajer, kepala sekolah mempunyai kewajiban mengelola

staf administrasi untuk mengarahkan, memberdayakan,

menggerakkan dan mengembangkan guna membantu mencapai

tujuan sekolah yang telah ditetapkan.

Uraian di atas menggambarkan pentingnya peran kepala

sekolah sebagai manajer dalam mengelola sumberdaya tenaga

administrasi guna membantu mengembangkan dan meningkatkan

kompetensinya menjadi tenaga administrasi yang memenuhi

standar TAS.

B. Implementasi Program1. Rancangan tindakan siklus 1

Pada tahap rancangan tindakan siklus 1, dilakukan

penyusunan atau pengadaan instrumen-instrumen yang akan

digunakan pada tahap pelaksanaan tindakan siklus 1. Adapun

kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan antara lain

adalah sebagai berikut:

a. Menyusun instrumen identifikasi kompetensi tenaga

administrasi sekolah (TAS) dalam mengelola administrasi

kepegawaian.

b. Mengidentifikasi kompetensi TAS dalam mengelola

administrasi kepegawaian melalui pengisian instrumen.

c. Memilih tenaga administrasi atau guru yang dapat

diberdayakan membantu calon kepala sekolah dalam

melakukan pembimbingan terhadap tenaga administrasi

berdasarkan kompetensi yang perlu ditingkatkan.

d. Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan

tindakan siklus 1.

2. Pelaksanaan tindakan siklus 1

Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 1

yaitu melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan

hasil identifikasi kompetensi yang dianggap rendah atau tidak

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam

24

Page 30: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

permendiknas nomor 24 tahun 2008. Pembimbingan dilakukan

bersama-sama dengan tenaga administasi dan guru yang sudah

ditentukan sebelumnya. Pembimbingan dilakukan selama dua

minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali pertemuan.

Pelaksanaan bimbingan dilakukan diwaktu-waktu lowongnya

tenaga pembimbing atau saat jam istirahat. Lama pembimbingan

setiap pertemuan tergantung dari waktu lowong yang dimiliki oleh

pembimbing. Kisaran waktu lowong yang dapat digunakan untuk

pembimbingan adalah 30 – 90 menit.

3. Monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan tindakan siklus 1

Pada tahap monev pelaksanaan tindakan siklus 1, tenaga

administrasi sekolah yang menjadi peserta pembimbingan

melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan tindakan

siklus 1. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan

penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula

bahwa apapun yang diisikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja

mereka.

4. Hasil yang di peroleh

Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang

dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 1 melalui pengisian

instrumen monev 1 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus 1

Kompetensi awal (%)

Kompetensi setelah tindakan

1(%)

Peningkatan kompetensi

(%)

58 68 10

Tabel 1 memperlihatkan tingkat kompetensi tenaga

administrasi sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian

setelah mengikuti pembimbingan siklus pertama naik dari 58%

25

Page 31: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

menjadi 68%. Peningkatan kompetensi sebesar 10% menunjukkan

adanya hasil jerih payah calon kepala sekolah sebagai manajer

dalam melakukan pembimbingan dan menjalankan tugasnya

mengembangkan kompetensi tenaga administrasi sekolah.

5. Rancangan tindakan siklus 2

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus 1 diperoleh

bahwa tenaga adminstrasi masih memiliki kompetensi yang rendah

pada kompetensi-kompetensi tertentu terutama yang berkaitan

dengan pemanfaatan TIK dalam pengelolaan administrasi

kepegawaian. Untuk itu, pada rancangan kegiatan siklus 2 akan

difokuskan pada usaha pembimbingan pada kompetensi-

kompetensi tersebut.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan

tindakan siklus 2 antara lain adalah sebagai berikut:

a. Meminta kembali kesediaan tenaga administrasi atau guru

yang memiliki kompetensi lebih untuk diberdayakan

membantu calon kepala sekolah dalam melakukan

pembimbingan terhadap tenaga administrasi berdasarkan

kompetensi yang perlu ditingkatkan.

b. Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan

tindakan siklus 2.

6. Pelaksanaan tindakan siklus 2

Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 2

yaitu melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan

pada kompetensi-kompetensi yang masih kurang atau rendah

berdasarkan analisis hasil kegiatan monev 1. Pembimbingan

dilakukan bersama-sama dengan tenaga administasi dan guru yang

sudah ditunjuk sebelumnya. Pembimbingan dilakukan paling lama

dua minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali pertemuan.

Pelaksanaan bimbingan dilakukan diwaktu-waktu lowongnya

26

Page 32: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

tenaga pembimbing atau saat jam istirahat siswa yang berkisar 30

– 90 menit .

7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus 2

Pada tahap monev pelaksanaan tindakan siklus 2, tenaga

administrasi sekolah yang menjadi peserta pembimbingan

melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan tindakan

siklus 2. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan

penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula

bahwa apapun yang diisikan pada instrumen tersebut tidak akan

mempengaruhi penilaian kinerja mereka.

8. Hasil yang di peroleh

Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang

dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 2 melalui pengisian

instrumen monev 2 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus 2Kompetensi

setelah tindakan 1

(%)

Kompetensi setelah

tindakan 2(%)

Peningkatan kompetensi

(%)

68 95 27

Tabel 2 menunjukkan tingkat kompetensi tenaga administrasi

sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian setelah

mengikuti pembimbingan yang kedua naik dari 68% menjadi 95%.

Kompetensi 95% sudah termasuk kategori kompetensi sangat baik.

Peningkatan kompetensi tenaga adminstrasi sekolah menunjukkan

adanya peningkatan yang drastis yaitu sebesar 27%. Peningkatan

tersebut merupakan hasil dari usaha pembimbingan yang diberikan

kepada tenaga administrasi sekolah yang mengelola administrasi

kepegawaian. Pembimbingan tersebut adalah tugas seorang kepala

sekolah membina dan mengembangkan kompetensi TAS dalam

perannya sebagai manajer di sekolah.

27

Page 33: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

C. Peningkatan Kompetensi Hasil AKPK di SMP Negeri Khusus Jeneponto

Untuk lebih meningkatkan kompetensi penulis pada dimensi

manajerial melalui pembinaan dan pembimbingan tenaga

administrasi sekolah guna meningkatkan kompetensi TAS dalam

mengelola administrasi kepegawaian, maka penulis melanjutkan

pembimbingan TAS di SMP Negeri Khusus Jeneponto. Proses

pembimbingan dilaksanakan mengikuti pembimbingan TAS di

SMPN 1 Binamu. Pembimbingan dilakukan sebelum atau sesudah

melakukan pengkajian-pengkajian.

1. Rancangan tindakan

Pada tahap rancangan tindakan, dilakukan penyusunan atau

pengadaan instrumen-instrumen yang akan digunakan pada tahap

pelaksanaan tindakan. Instrumen-instrumen yang digunakan

menggunakan instrumen yang telah digunakan di SMPN 1 Binamu,

yaitu:

a. Instrumen identifikasi kompetensi tenaga administrasi

sekolah (TAS) dalam mengelola administrasi kepegawaian.

b. Instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan.

Kegiatan yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan tindakan

adalah mengidentifikasi kompetensi TAS dalam mengelola

administrasi kepegawaian. Kegiatan identifikasi diperlukan untuk

mengetahui kemampuan awal TAS yang kemudian dijadikan

sebagai dasar pembimbingan.

Berdasarkan hasil pengisian instrumen dua TAS yang

mengelola administrasi kepegawaian, diperoleh rata-rata

kemampuan awal TAS adalah 68%. Rata-rata kompetensi TAS

masih rendah pada aspek yang berhubungan dengan penyusunan

dan penyajian data statistik kepegawaian termasuk penyajian data

statistik dengan menggunakan TIK.

2. Pelaksanaan tindakan.

28

Page 34: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan yaitu

melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan hasil

identifikasi kompetensi yang dianggap rendah atau tidak

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam

permendiknas nomor 24 tahun 2008. Pembimbingan dilakukan

selama dua minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali

pertemuan. Pelaksanaan bimbingan dilakukan pada saat kunjungan

pengkajian dengan mempertimbangkan ketersediaan waktu dari

TAS yang akan dibimbing, kadang sebelum atau sesudah

melakukan pengkajian.

3. Monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan tindakan.

Pada tahap monev pelaksanaan tindakan, tenaga

administrasi sekolah yang menjadi peserta pembimbingan

melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan tindakan.

Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan

tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa apapun

yang diisikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja mereka.

4. Hasil yang di peroleh

Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang

dilakukan pada pelaksanaan tindakan melalui pengisian instrumen

monev diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Rata-rata peningkatan kompetensi

Kompetensi awal (%)

Kompetensi setelah tindakan

1(%)

Peningkatan kompetensi

(%)

68 89 21

Tabel 3 memperlihatkan tingkat kompetensi tenaga

administrasi sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian

setelah mengikuti pembimbingan naik dari 68% menjadi 89%.

Peningkatan kompetensi sebesar 21% menunjukkan adanya hasil

calon kepala sekolah sebagai manajer dalam melakukan

29

Page 35: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

pembimbingan dan menjalankan tugasnya mengembangkan

kompetensi tenaga administrasi sekolah.

D. Kajian Hasil On The Job Learning (OJL)1. Kajian RKS dan RKJM

Setelah mempelajari bahan pembelajaran penyusunan

rencana kerja sekolah (RKS) kemudian mengkaji RKS dan RKJM

SMPN 1 Binamu dan SMPN Khusus Jeneponto penulis mengerti

dan memahami beberapa cara penyusunan RKS dan RKJM

diantaranya model RKS/RKJM yang dikembangkan oleh DBE dan

RKS/RKJM yang disusun berdasarkan hasil rekomendasi EDS.

Pemahaman penulis tentang penyusunan RK sekolah belum

utuh dan sempurna karena belum pernah menyusun RK sekolah

secara lengkap. Untuk memaksimalkan penguasaan kompetensi

penulis tentang penyusunan RKS/RKJM, penulis berharap agar

dalam penyusunan RK sekolah pada tahun berikutnya dapat

dilibatkan secara langsung guna mempraktekkan ilmu yang telah

dimiliki.

2. Kajian Kurikulum

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan

kurikulum kemudian mengkaji pengelolaan kurikulum sekolah

tempat magang, penulis lebih mengerti tentang pengelolaan

kurikulum sekolah, proses penyusunan kurikulum, bentuk-bentuk

silabus dan RPP. Penulis merasa belum sepenuhnya mampu

menyusun silabus dan RPP yang memuat nilai-nilai karakter

bangsa sesuai dengan SK dan KD yang dikembangkan. Untuk

memaksimalkan kompetensi pengelolaan kurikulum sekolah,

termasuk penyusunan silabus dan RPP yang memuat nilai-nilai

karakter, penulis akan lebih banyak belajar dan berusaha selalu

terlibat secara langsung dalam penyusunan dan pengembangan

kurikulum sekolah.

3. Kajian Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

30

Page 36: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan

pendidik dan tenaga kependidikan kemudian mengkaji

pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah tempat

magang, penulis mengetahui keadaan guru dan pegawai,

kualifikasi pendidikan, serta memahami pengaturan pembagian

tugasnya masing-masing. Penulis juga memahami kompetensi

pendidik dan tenaga kependidikan setelah mempelajari

permendiknas-permendiknas terkait. Kompetensi pendidik dan

tenaga kependidikan sekolah magang sebaiknya dapat

diidentifikasi dan petakan oleh kepala sekolah untuk menjadi

pertimbangan dalam pembagian tugas dan pembinaannya secara

berkelanjutan. Untuk itu sebagai calon kepala sekolah, penulis

berharap ada penilaian atau uji kompetensi bagi guru-guru untuk

mengetahui tingkat kompetensinya.

4. Kajian Sarana dan Prasarana

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan

sarana dan prasarana sekolah kemudian mengkaji pengelolaan

sarana dan prasarana sekolah tempat magang, penulis

mengetahui sumber daya sarana dan prasarana yang dimiliki

sekolah magang. Penulis juga mendapat pemahaman tentang

perencanaan pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi dan

penghapusan sarana prasarana sekolah. Standar sarana dan

prasarana sekolah menurut permendiknas nomor 24 tahun 2007

harus dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan pengadaan

sarana dan prasarana sekolah.

5. Kajian Peserta Didik

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan

peserta didik kemudian mengkaji pengelolaan peserta didik

sekolah tempat magang, penulis memiliki pemahaman tentang

perencanaan dan penerimaan peserta didik baru. Penulis juga

mendapat informasi dan pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan

pengembangan diri siswa yang dikembangkan berdasarkan bakat,

31

Page 37: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

minat, kreativitas dan kemampuan siswa. Untuk mengembangkan

penguasaan kompetensi dalam pengelolaan peserta didik, penulis

akan lebih banyak membaca bahan-bahan pembelajaran terkait

pengelolaan peserta didik dari berbagai sumber.

6. Kajian Pengelolaan Keuangan

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pengelolaan

keuangan sekolah kemudian mengkaji pengelolaan keuangan

sekolah tempat magang, penulis dapat mengetahui sumber-

sumber keuangan sekolah serta dapat memahami penentuan

alokasi pembiayaan sekolah. Kompetensi yang belum penulis

kuasai adalah pengetahuan tentang bentuk laporan pertanggung-

jawaban penggunaan keuangan sekolah. Untuk memaksimalkan

penguasaan tentang pengelolaan keuangan sekolah secara

keseluruhan, penulis berharap dapat mempelajari contoh laporan

pertanggungjawaban keuangan suatu sekolah.

7. Kajian Pembinaan Tenaga

Administrasi Sekolah (TAS)

Setelah mempelajari bahan pembelajaran pembinaan

tenaga administrasi sekolah, permendiknas nomor 24 tahun 2008

kemudian mengkaji pembinaan TAS tempat magang, penulis

mendapat pengetahuan tentang kompetensi TAS yang harus

dibina oleh kepala sekolah. Penulis juga memperoleh

pengetahuan tentang model-model pembinaan TAS.

8. Kajian Pemanfaatan TIK dalam

Pembelajaran

Setelah mempelajari bahan pembelajaran TIK dalam

pembelajaran kemudian mengkaji pemanfaatn TIK dalam

pembelajaran sekolah tempat magang, penulis mendapat

informasi tentang sumber daya sarana dan prasarana yang

dimiliki sekolah yang masuk dalam ketegori TIK serta mendapat

gambaran kompetensi pendidik (guru) dalam penguasaan TIK

terutama komputer.

32

Page 38: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

9. Kajian Monitoring dan Evaluasi

Setelah mempelajari bahan pembelajaran monitoring dan

evaluasi program sekolah kemudian mengkaji monitoring dan

evaluasi sekolah tempat magang, penulis memahami pengertian,

tujuan, prinsip dan proses monitoring dan evaluasi (monev)

program. Penulis belum mendapatkan hasil monitoring dan

evaluasi yang dilaksanakan oleh sekolah magang berdasarkan

prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi sehingga belum

memperoleh pengetahuan yang utuh yaitu paham secara teori

dan praktek. Untuk meningkatkan penguasaan kompetensi

penulis dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi program

sekolah, maka penulis berharap agar dapat dilibatkan secara

langsung dalam pelaksanaan monev program-program sekolah

dimasa yang akan datang.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kerangka pemikiran dan hasil pelaksanaan

tindakan kepemimpinan yang dilaksanakan sebanyak dua siklus

maka dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat kompetensi yang dimiliki tenaga administrasi sekolah

ikut menentukan keberhasilan sekolah dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

2. Kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam mengelola

administrasi kepegawaian dapat ditingkatkan melalui

pembimbingan oleh kepala sekolah dalam kapasitasnya

sebagai manajer di sekolah.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka

terdapat saran-saran yang perlu disampaikan sebagai berikut:

33

Page 39: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

1. Kepala sekolah secara berkala sebaiknya melakukan

monitoring evaluasi diri TAS untuk mengidentifikasi tingkat

kompetensi mereka sehingga dapat dijadikan dasar untuk

melakukan pengembangan kompetensi TAS yang memenuhi

standar mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi di

bidang pendidikan.

2. Dalam usaha meningkatkan kompetensi TAS, kepala sekolah

sebaiknya memberdayakan tenaga administrasi lain atau

guru yang memiliki kompetensi lebih untuk membantu

melakukan pembimbingan terhadap tenaga administrasi

yang kompetensinya masih tergolong kategori rendah atau di

bawah standar.

34

Page 40: 1-laporan-hasil-tindak-kepemimpinan-final (1)

35