1 pedum ksn

Download 1 Pedum KSN

If you can't read please download the document

Upload: xdconsult

Post on 15-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

1 Pedum KSN

TRANSCRIPT

D:DocumentsStrategisPenyusunan RTR Kawasan Strategis.wpdDaftar Isi PengertianUmumKawasanStrategisdanRencanaTataRuangKawasanStrategis Materi Muatan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Ketentuan Penyajian Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis BAB I PENGERTIAN UMUM KAWASAN STRATEGIS DAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS 1. KawasanStrategisadalahbagiandariwilayahperencanaanyangpenataanruangnyadinilaiharus dilakukan secara khusus, lebih dalam daripada yang diatur di dalam rencana umum tata ruang, karena : Merupakan ikon wilayah yang memiliki nilai keunikan tertentu yang harus dipertahankan dan ditonjolkan, atau Memiliki nilai strategis tertentu yang harus didorong peranannya dalam pelaksanaan pembangunan wilayah, atau Memiliki nilai strategis tertentu yang harus dilindungi eksistensinya agar tidak mengganggu keseimbangan wilayah secara keseluruhan, dan Perencanaantataruangnyatidaksepenuhnyaterakomodasididalamrencanastrukturruang, rencana pola ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang yang ada di dalam rencana umum tata ruang. 2. Sesuaidenganjenjangperencanaantataruang,terdapatempatpemegangkewenanganKawasan Strategis: Pemerintah Pusat untuk Kawasan Strategis Nasional Pemerintah Daerah Provinsi untuk Kawasan Strategis Provinsi Pemerintah Daerah Kabupaten untuk Kawasan Strategis Kabupaten Pemerintah Daerah Kota untuk Kawasan Strategis Kota 3. Sesuai dengan pasal 14 UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis hanya menginduk kepada RTRWnya. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis adalahoperasionalisasiRTRW.TidakadakeharusanRTRKawasanStategisKabupaten/Kotauntuk merujuk kepada RTR Kawasan Strategis Provinsi dan seterusnya. Hal yang benar adalah RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota harus memperhatikan RTR Kawasan Strategis Provinsi yang berhimpitdengannya.Demikianpula antaraRTRKawasanStrategisProvinsidenganRTRKawasan Strategis Nasional. 4. Tidak ada batasan luas fisik kawasan strategis. Luas kawasan strategis dapat berukuran hanya tapak, satu desa, beberapa kecamatan, beberapa kabupaten atau bahkan beberapa provinsi, tergantung pada bidang yang menjadi fokus pada kawasan strategis tersebut. Sebagai contoh: KawasanMasjiddanKeratonBantenLamayangluasfisiknyakurangdariluassatudesaadalah Kawasan Strategis Provinsi. Kawasan Danau Toba yang meliputi 7 (tujuh) kabupaten adalah Kawasan Strategis Nasional. KawasanTamanNasionalKerinciSeblat(TKSN)yangmeliputi5(lima)provinsiadalahKawasan Strategis Nasional. 5. Tingkat kedalaman materi muatan RTR Kawasan Strategis sangat bergantung pada bidang yang menjadi fokus, luasan fisik kawasan, dan siapa pemegang kewenangannya. 1. RTR Kawasan Strategis dengan bidang fokus bukan kawasan budidaya hanya akan berisi arahanarahan yang berkaitan dengan pengendalian pemanfaatan ruang. 2. Kawasan Strategis Kabupaten/Kota dengan luas fisik sama atau lebih kecil dari satu kecamatan, tingkat kedalaman RTRnya adalah setara dengan RDTR. 3. RTR Kawasan Strategis Nasional dan Provinsi pada dasarnya hanya berisikan arahanarahan spesifik, terkait dengan tema atau fokus kawasan strategis yang bersangkutan, yang diamanahkan untuk dirujuk oleh RTRW di bawahnya. 2. Pada prinsipnya RTR Kawasan Strategis tidak boleh mengatur halhal yang sudah menjadi kewenangan RTRW pada jenjang di bawahnya. 3. Tingkat kedalaman RTR Kawasan Strategis Provinsi dan Nasional dapat dibuat hingga setara dengan RDTR, pada kondisi : Luas fisik kawasan strategis tersebut relatif kecil dan membentuk suatu enclave, dan dalam kawasanstrategistersebuttidak terdapat penduduk ataujumlahpenduduknya sangat sedikit sekali, sehingga turut campurnya pemerintahan yang lebih tinggi tidak akan mengganggu jalannya pemerintahan daerah yang terkait, dan Ada halhal spesifik di dalam kawasan strategis tersebut yang kemampuan pengelolaan dan pengoperasiannya hanya dikuasai oleh pemerintah daerah provinsi atau pemerintah pusat. 4. Dalam hal hubungan antara RTR Kawasan Strategis dengan RTRW, secara prinsip hanya ada satu pegangan, yaitu produk tata ruang yang lebih mikro harus merujuk kepada produk tata ruang yang lebih makro, sebagai berikut ini : RTRKawasanStrategisharussepenuhnyamerujukkepadaRTRWyangmenjadiinduknya.RTR Kawasan Strategis Nasional mutlak harus merujuk kepada RTRW Nasional. RTR Kawasan StrategisProvinsiharusmerujukkepadaRTRWProvinsinya.RTRKawasanStrategisKabupaten harus merujuk kepada RTRW Kabupatennya. RTR Kawasan Strategis Kota harus merujuk kepada RTRW Kotanya. RTR Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang meliputi beberapa provinsi wajib untuk dijadikan sebagai rujukan oleh RTRW semua provinsi yang terkait di dalam Kawasan Strategis Nasional tersebut. RTR Kawasan Strategis Nasional yang meliputi beberapa kabupaten/kota di dalam satu provinsi wajibuntukdijadikansebagairujukanolehRTRWsemuakabupaten/kotayangterkait di dalam Kawasan Strategis Nasional tersebut. Provinsi tidak perlu merujuk, melainkan harus mengakomodasikan keberadaan Kawasan Strategis Nasional tersebut di dalam RTRWnya. RTR Kawasan Strategis Nasional yang meliputi satu kawasan kecil di dalam wilayah kabupaten/kota tidak perlu dirujuk, baik olehkabupaten/kota maupun olehprovinsi. Namun, baik RTRW kabupaten maupun provinsi harus mengakomodasikan keberadaan Kawasan Strategis Nasional tersebut di dalam RTRWnya. RTR Kawasan Strategis Provinsi (KSP) dalam penyusunannya tidak perlu merujuk kepada RTR KawasanStrategisNasionalyangberhimpitdengannya,melainkanharusmemperhatikanapayang menjadi fokus perhatian Kawasan Strategis Nasional tersebut agar tidak terjadi tumpang tindih. 1. RTRKawasanStrategisProvinsiyangmeliputibeberapakabupaten/kotawajibuntukdijadikan sebagai rujukan oleh RTRW Kabupaten/Kota yang terkait di dalam Kawasan Strategis Provinsi tersebut. 2. RTR Kawasan Strategis Provinsi yang meliputi satu kawasan kecil di dalam wilayah kabupaten/kota tidak perlu dirujuk, baik oleh kabupaten/kota. Namun, baik RTRW Kabupaten/Kota harus mengakomodasikan keberadaan Kawasan Strategis Provinsi tersebut di dalam RTRWnya. 3. RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) dalam penyusunannya tidak perlu merujuk kepada RTR Kawasan Strategis Provinsi ataupun Kawasan Strategis Nasional yang berhimpit dengannya, melainkan harus memperhatikan apa yang menjadi fokus perhatian Kawasan Strategis Provinsi atau Kawasan Strategis Nasional tersebut agar tidak terjadi tumpang tindih. RENCANA UMUM RENCANA RINCI KSN yang luasnya lebih kecil dari kabupaten/kota KSN yang luasnya meliputi beberapa provinsi KSP yang luasnya lebih kecil dari kabupaten/kota BAB II MATERI MUATAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS 1. Secara generik sesuai dengan Undangundang No. 26 Tahun 2007, materi muatan rencana tata ruang meliputi 6 (enam) bagian, yaitu : Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang, Rencana Struktur Ruang, Rencana Pola Ruang, Penetapan Kawasan Strategis, Arahan Pemanfaatan Ruang Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Materi muatan RTR Kawasan Strategis berbedabeda bergantung pada tingkat kedalamannya. 2. Secara umum materi muatan rencana tata ruang kawasan strategis sepenuhnya harus mengikuti prinsip dasar perencanaan tata ruang sebagai berikut ini. Semakin tinggi jenjang perencanaan sifatnya akan semakin makro dan produk rencananya harus bersifat konseptual. Materi muatan rencana lebih dititikberatkan pada aspek ekonomi yang disertai dengan pertimbangan akan aspek sosialpolitik dan hankam. Semakin rendah jenjang perencanaan sifatnya semakin mikro dan produk rencananya harus bersifat operasional. Materi muatan rencana lebih dititikberatkan pada aspek fisik. Pada jenjang RTRW Kabupaten bobot pertimbangan aspek fisik dan ekonomi hampir berimbang. Sedangkan pada RTRW Kota bobot pertimbangan utamanya lebih pada aspek fisik dengan dukungan keilmuan urban design, arsitektur dan sosialbudaya. Pada jenjang RDTR hampir seluruh pertimbangannya hanya didasarkan aspek fisik dan difokuskan pada pengendalian pemanfaatan ruang. Berdasarkan pada kurva di atas, tingkat kedalaman materi muatan RTR Kawasan Strategis adalah sebagai berikut : Kawasan Strategis yang luasannya meliputi beberapa provinsi, tingkat kedalaman materi muatannya harus lebih makro dari pada materi muatan RTRW Provinsi, dan terfokus hanya pada bidang yang menjadi tema pembentukan kawasan strategis tersebut. Kawasan Strategis yang luasannya meliputi beberapa kabupaten/kota, tingkat kedalaman materi muatannya harus lebih makro dibanding dengan materi muatan RTRW Kabupaten/ Kota, namun lebih mikro dibanding dengan materi muatan RTRW Provinsi dan terfokus hanya pada bidang yang menjadi tema pembentukan kawasan strategis tersebut. Kawasan Strategis yang berda di dalam wilayah kabupaten atau kota, tingkat kedalaman materi muatannya setara dengan RDTR. Bila kurva di atas dikaitkan dengan sistematika materi muatan RTRW menurut UU No. 26 Tahun 2007, akan diperoleh grafik seperti di bawah ini. Berdasarkan pada grafik di atas, materi muatan RTR Kawasan Strategis adalah sebagai berikut : a. Kawasan Strategis yang luasannya meliputi beberapa provinsi, materi muatannya lebih dititikberatkan pada Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang : Tujuanpenataanruangkawasanstrategisharusterfokushanyapadabidangyangmenjadi tema pembentukan kawasan strategis tersebut. Kebijakan dan strategi penataan ruangnya harus mampu menjembatani berbagai kebijakan pusat dan daerah yang berlaku di kawasan tersebut, terutama kebijakan yang terkait dengan tema pembentukan kawasan strategis tersebut. Materimuatanlainnyahanyaberisiarahanarahanyangdiamanahkanuntukditerapkandalam penyusunan RTRW Provinsi terkait. b. KawasanStrategisyangluasannyameliputibeberapakabupaten/kota,materimuatannyalebih dititikberatkan pada Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang : Tujuanpenataanruangkawasanstrategisharusterfokushanyapadabidangyangmenjadi tema pembentukan kawasan strategis tersebut. Bila ada bidang lain yang juga berperan di kawasan strategis tersebut, jadikanlah sebagai constraint dalam mencapai tujuan tersebut, bukan sebagai tujuan tambahan. Untuk kawasan strategis nasional, kebijakan dan strategi penataan ruangnya harus mampu menjembatani berbagai kebijakan pusat dan daerah yang berlaku di kawasan tersebut, terutama kebijakan yang terkait dengan tema pembentukan kawasan strategis tersebut. Untukkawasanstrategisprovinsi,kebijakandanstrategipenataanruangnyaharusmampu menjembatani berbagai kebijakan provinsi dan kabupaten/kota yang berlaku di kawasan tersebut, terutama kebijakan yang terkait dengan tema pembentukan kawasan strategis tersebut. Materimuatanlainnyahanyaberisiarahanarahanyangdiamanahkanuntukditerapkandalam penyusunan RTRW kabupaten/kota terkait. c. KawasanStrategisyangberdadidalamwilayahkabupatenataukota,materimuatannyasetara dengan materi muatan RDTR. 3. RTRKawasanStrategisyangluasnyameliputibeberapaprovinsiataubeberapakabupaten, untuk selanjutnyaakandisebutsebagaikawasanstrategismakro,materimuatannya dituangkandalam lima bagian sebagai berikut : Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Arahan Rencana Struktur Ruang Arahan Rencana Pola Ruang Arahan Pemanfaatan Ruang ArahanPengendalianPemanfaatanRuangyangmeliputiArahanPeraturanZonasi,Ketentuan InsentifDisinsentif dan Ketentuan Perizinan Titik berat materi muatan terletak pada Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang. Arahan perwujudan struktur ruang, Arahan Perwujudan pola ruang dan Arahan Peraturan Zonasi adalah amanahyangdiberikankepadaRTRWdibawahnya.Arahanpemanfaatanruangberisikanindikasi program yang akan dilaksanakan oleh pemegang otoritas kawasan strategis tersebut demi untuk mewujudkan Tujuan Penataan Ruang. Demikian pula halnya dengan Arahan InsentifDisinsentif danArahanPerizinanakanberisikanjenisinsentifdisinsentifsertaperizinanyangakanditerapkan oleh pemegang otoritas kawasan strategis tersebut demi untuk mewujudkan Tujuan Penataan Ruang Kawasan Strategis. 4. RTR Kawasan Strategis yang tingkat kedalamannya dengan RDTR, yang selanjutnya akan disebut sebagai kawasan strategis mikro, merupakan rencana tata ruang pada tatanan operasional, materi muatannya harus berisikan halhal yang bersifat rencana tindak, seperti berikut ini : Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang Arahan Pemanfaatan Ruang Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan ruang yang mencakup Peraturan Zonasi, Ketentuan InsentifDisinsentif dan Ketentuan Perizinan Tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang serta arahan sanksi, sepenuhnya mengikuti apa yang sudah ditetapkan pada RTRW yang menjadi induknya. Arahan pemanfaatan ruang disini harus berisikan indikasi program yang akan dilaksanakan oleh pemegang otoritas kawasan strategis yang bersangkutan, bukan dilimpahkan pada pemerintah daerah dimana kawasan strategis tersebut berada. Materi muatan lainnya sama dengan materi muatan RDTR pada umumnya. BAB III PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS PenyusunanRencanaTataRuangKawasanStrategisdalampanduaninilebih ditujukanuntukRencana Tata Ruang Kawasan Strategis makro yang meliputi beberapa provinsi atau kabupaten. Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis mikro yang kedalamannya setara dengan RDTR sepenuhnya mengikuti Pedoman Penyusunan RDTR. 1. Perumusan Tujuan Penataan Ruang Setiap kawasan strategis makro pada dasarnya sudah memiliki tujuan penataan ruang bawaan, yang sesuai dengan tema pembentukan kawasan strategis tersebut. Perumusan tujuan disini dimaksudkan untuk lebih mempertajam tujuan penataan ruang bawaan agar lebih spesifik terhadap persoalan dan potensi yang ada di dalam kawasan strategis tersebut. Contohnya, Kawasan Danau Toba, Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Tanjung Puting ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional untuk bidang lingkungan. Secara implisit ketiga kawasan strategis nasional tersebut memiliki tujuan penataan ruang bawaan yang sama, yaitu Menjaga dan melestarikan lingkungan. Contohlain,KawasanBatamBintanKarimundanKawasanSabangPulauWeh,ditetapkansebagai Kawasan Strategis Nasional bidang ekonomi. Secara implisit keduanya memiliki tujuan penataan ruang bawaan yang sama, yaitu Mendorong pertumbuhan investasi guna mendukung fungsi kawasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Tujuanpenataanruangkawasanstrategisdapatdiperkayadenganmemasukannilainilaisetempat tetapi harus tetap fokus pada tema kawasan tersebut dan tidak menjadikan tujuan yang bersifat facet atau multitema. Bila ada bidangbidang lain di kawasan strategis tersebut yang dianggap perlu diketengahkan, maka bidang tersebut dapat dijadikan sebagaiconstraint yang harus diperhatikan dalam mewujudkan tujuan penataan ruang. Tujuan penataan ruang kawasan strategis tidak dibenarkan bersifat multitema oleh karena RTR kawasan strategis pada dasarnya merupakan operasionalisasi rencana umum (UU No. 26 Tahun 2007 pasal 14). Tujuan penataan ruang yang bersifat multitema tempatnya ada pada rencana umum, bukan pada rencana rinci. Contoh:TemapembentukanKawasanStrategisNasionalDanauTobaadalahlingkungan,sehingga tujuan penataan ruang bawaannya adalah Menjaga dan melestarikan lingkungan. Di kawasan Danau Toba juga terdapat kegiatan pariwisata serta kegiatan perikanan air tawar dan pertanian hortikultura yang menjadi sumber penghidupan masyarakat. Ketiga bidang ini tidak perlu disertakan sebagai bagian dari tujuan penataan ruang, tetapi cukup dijadikan sebagai constraint yangharusdiperhatikandidalammewujudkantujuanpenataanruang,menjagadanmelestarikan lingkungan. Keberadaan constraint ini harus muncul di dalam kebijakan dan strategi penataan ruang RTR Kawasan Strategis Danau Toba. Bidang pariwisata dapat digunakan sebagai tema dalam penetapan Kawasan Strategis Provinsi Danau Toba yang secara fisik berimpit dengan Kawasan Strategis Nasional Danau Toba. 2. Perumusan Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Tata ruang pada dasarnya merupakan perwujudan spasial dari berbagai kebijakan sektoral. Undangundang No.26Tahun2007menyatakanbahwatataruangadalahwujudstrukturdanpola ruang. Struktur dan pola ruang pada dasarnya merupakan wujud akhir tata ruang yang lahir sebagai akibat berbagai kebijakan sektoral. Rencana struktur dan rencana pola ruang seharusnya mencerminkan kesepakatan berbagai sektor di dalam membentuk ruang spasial yang menjadi wadah bagi kegiatan bersama. Sehubungan dengan itu perumusan kebijakan dan strategi untuk mewujudkan Tujuan Penataan Ruang harus dilihat dari atau melibatkan kebijakan berbagai sektor terkait yang berperan di kawasan tersebut1. Perumusan kebijakan dan strategi selanjutnya dilakukan secara bertahap, sebagai berikut : a. Inventarisasi Pada tahap ini dilakukan langkahlangkah sebagai berikut: Himpunsemuakebijakansektor(termasukjugakebijakanpenataanruangyangsudahada) yang berlaku di kawasan strategis. Telaah secara satu per satu untuk melihat bagaimana implikasinya terhadap ruang. Perhitungkan halhal yang menjadi constraint di dalam perwujudan penataan ruang. Pisahkan antara kebijakan yang dapat menunjang perwujudan tujuan penataan ruang, kebijakan yang dapat menghambat, dan kebijakan mana yang tumpangtindih dengan kebijakan lainnya. b. Perumusan kebijakan dan strategi Berdasarkan hasil telaahan di atas, dapat di rumuskan kebijakan dan strategi penataan ruang untuk mewujudkantujuanpenataanruangkawasanstrategis,dengankriteriasebagaiberikut: Harus sejalan dengan kebijakan sektoral yang berlaku, Harus dapat menjembatani atau mengklarifikasi kebijakan sektoral yang tumpangtindih, Harus dapat mengakomodasi halhal yang menjadi constraint, dan Sejauh mungkin harus dapat diwujudkan menjadi arahan spasial. Untuk kawasan strategis makro yang luasannya meliputi lebih dari satu provinsi atau lebih dari satu kabupaten/kota,muatanrencanatata ruangnyatidakbolehmengulangataumengambilhalhal yang sudah menjadi kewenangan atau sudah diatur di dalam RTRW provinsi atau kabupaten/kota yang berada di dalamnya. Sehubungan dengan itu kebijakan dan strategi penataanruangselanjutnyadijabarkanmenjadiArahanRencanaStrukturRuang,ArahanRencana Pola Ruang, Arahan Pemanfaatan Ruang, dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang. 1 Pembatasan kebijakan dan strategi penataan ruang hanya menjadi kebijakan dan strategi pembentuk struktur ruang serta kebijakan dan strategi pembentuk pola ruang adalah tindakan yang sangat keliru. Hal ini menjadikan seolaholah tata ruang adalah yang menentukan segalanya dan mengabaikan berbagai kebijakan sektoral yang nyatanyata berlaku di kawasan tersebut. 3. Penyusunan Arahan Rencana Struktur Ruang Arahan rencana struktur ruang adalah panduan penyusunan rencana struktur ruang yang harus diikuti dalam penyusunan RTRW provinsi atau kabupaten/kota yang tercakup di dalam kawasan strategis makro. Penyusunan arahan rencana struktur ruang diturunkan dari strategi penataan ruangkawasanstrategisdenganpendekatandeduktif.Arahanrencanastrukturruangsekurangnya berisikan panduan tentang : Jumlah jenjang pusat kegiatan atau pusat pelayanan yang harus dikembangkan, Persyaratan penetapan suatu pusat kegiatan atau pusat pelayanan, Kriteria penyebaran pusat kegiatan atau pusat pelayanan secara spasial, dan Arahan kualitas dan kuantitas sistem prasarana yang menghubungkan pusatpusat kegiatan atau pusat pelayanan. 4. Penyusunan Arahan Rencana Pola Ruang Arahan pola ruang adalah panduan penyusunan rencana pola ruang yang harus diikuti dalam penyusunanRTRWprovinsiataukabupaten/kotayangtercakupdidalamkawasanstrategismakro. Arahan pola ruang sekurangnya berisikan panduan tentang : Arahanjenisperuntukanruangspesifikapasajayangdiperkenankan,diperkenankanbersyarat atau tidak diperkenankan, Arahan pengelolaan pemanfaatan ruang, dan Arahan khusus untuk mengatasi kemungkinan adanya konflik peruntukan ruang. 5. Penyusunan Arahan Pemanfaatan Ruang Arahan pemanfaatan ruang pada dasarnya berisikan indikasi program utama yang akan dilaksanakan oleh pemegang otoritas kawasan strategis yang bersangkutan. Indikasi program diturunkan dari arahan rencana struktur ruang dan arahan rencana struktur ruang, dan penyusunannya dilakukan dengan berpegang pada PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Kewenangan Pemerintahan. 6. Penyusunan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Arahanpengendalianpemanfaatanruangmerupakanupayauntukmenjaminterwujudnyatujuan penataan ruang kawasan strategis. Secara garis besar, ada 3 (tiga) instrumen pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis yang harus diatur, yaitu : Arahan peraturan zonasi Berisikan amanah tentang halhal yang fungsinya harus dilindungi oleh ketentuan umum peraturan zonasi di dalam RTRW Kabupaten/Kota dan/atau peraturan zonasi pada RDTR. Arahanperaturanzonasidisusunmengikutiarahanrencanastrukturruangdanarahanrencana pola ruang. Ketentuan insentifdisinsentif Berisikan ketentuan insentifdisinsentif yang diterapkan oleh pemegang otoritas kawasan strategis guna menjamin terwujudnya tujuan penataan ruang kawasan strategis. Ketentuan insentifdisinsentif pada kawasan strategis tidak boleh bertentangan dengan ketentuan insentifdisinsentifyangberlakupadakabupaten/kotayangberadadidalamkawasantersebut. Ketentuan perizinan Berisikanketentuantentangprosedur,persyaratan,dankelembagaanperizinanpemanfaatan ruang tertentu yang terkait langsung dengan tema kawasan strategis dan terkait dengan kewenangan pemegang otoritas kawasan strategis yang bersangkutan. BAB IV KETENTUAN PENYAJIAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS Ketentuan Penyajian Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis dalam panduan ini lebih ditujukan untuk Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis makro yang meliputi beberapa provinsi atau kabupaten. KetentuanPenyajianRencanaTataRuangKawasanStrategismikroyangkedalamannyasetaradengan RDTR sepenuhnya mengikuti Pedoman Penyusunan RDTR. 1. Ketentuan Penyajian Buku Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Secara keseluruhan, Rencana Tata ruang Kawasan Strategis disajikan dalam 6 (enam) bab sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Bab III Arahan Rencana Struktur Ruang Bab IV Arahan Rencana Pola Ruang Bab V Arahan Pemanfaatan Ruang Bab VI Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Buku Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis disajikan pada kertas ukuran A4. Petapeta ilustrasi yang terdapat dalam buku ini juga disajikan dalam ukuran A4, layout landscape dengan skala mengikuti ukuran kertas. Demikian pula tabel maupun gambar lainnya. 2. Ketentuan Penyajian Buku Perda/Perpres RTR Kawasan Strategis Samasepertihalnyabukurencana,Perda/PerpresKawasanStrategisdisajikanpadakertasukuran A4. Dalam buku Perda/Perpres RTR Kawasan Strategis harus dilampirkan tabel indikasi program utama yang juga disajikan dalam kertas ukuran A4. 3. Ketentuan Penyajian Peta RTR Kawasan Strategis Secara garis besar, kawasan strategis terbagi atas 3 (tiga) kelompok: (1) Kawasan Strategis Mikro dengan tingkat kedalaman RDTR; (2) Kawasan Strategis Makro yang meliputi beberapa kabupaten/kota;dan(3)KawasanStrategisMakroyangmeliputibeberapaprovinsi.Sesuaidengan ketentuan penyajian peta RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota dan RDTR, ketentuan penyajian peta kawasan strategis adalah sebagai berikut: Petapeta kawasan strategis mikro disajikan pada skala 1 : 5.000. Petapeta kawasan strategis makro yang meliputi beberapa kabupaten disajikan pada peta skala 1 : 100.000 atau lebih besar. Petapeta kawasan strategis makro yang meliputi beberapa provinsi disajikan pada peta skala 1 : 500.000 atau lebih besar.