10 alfiyah bab i
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan modern yang berkembang sekarang ini
memandang anak sebagai sosok yang hidup dan aktif. Pendidikan modern
sangat menekankan pemahaman akan kebutuhan maupun karakteristik
anak/individu. Pemahaman akan kebutuhan dan karakteristik anak cukup
membantu efisiensi pengarahan dan barangkali akan lebih membuat kita sabar
ketika menghadapi mereka (anak-anak), ketika menjumpai kenakalan-
kenakalan mereka yang kalau kita renungkan seringkali justru menggelikan.
Anak-anak yang ada dalam rentang usia 0 -12 tahun, berbeda dengan
masa dewasa. Pada masa kanak-kanak, perkembangan fisik, koordinasi mata,
telinga dan gerakan-gerakan motorik sangat menonjol. Begitu juga daya ingat
dan kemampuan berfikirnya, sekalipun belum seimbang dengan kemampuan
abstraksinya . Usia ini juga merupakan perkembangan sosial anak, mereka
selalu ingin bergaul dengan orang lain utamanya yang sebaya. Meski
demikian kebutuhan maupun karakteristik anak satu dengan yang lain tidaklah
sama.
Sebagai seorang individu, secara umum anak memiliki kebutuhan-
kebutuhan fisik, emosi, sosial dan intelektual.1
1 http://edymei.blog.ugm.ac.id/2008/10/20/71/ (diakses 28 Februari 2010)
1
Kebutuhan fisik adalah kebutuhan untuk tumbuh sehat, ini meliputi
mendapatkan makan yang bergizi, papan yang sehat, udara segar,
tidur/istirahat, olah raga dan rekreasi. Pemenuhan kebutuhan fisik ini
merupakan modal dasar bagi diperolehnya otak yang sehat. Oleh karena itu
sejak anak dikandung oleh ibunya, kebutuhan ini sudah harus dipenuhi. Pola
makan dan menu ibu ketika mengandung memiliki kontribusi yang besar bagi
pertumbuhan otak janin.
Kebutuhan emosi, adalah kebutuhan yang berhubungan dengan
perasaan (+/-) seperti rasa kasih sayang, rasa aman, rasa berharga, dll.
Kebutuhan emosi ini juga dimulai sejak anak dalam kandungan, bagaimana
penerimaan ibu dan orang dewasa lain terhadap bayi yang ada dalam
kandungan, merupakan faktor utama kwalitas penerimaan dan perlakukan
orang tua dan lingkungan pada keberadaan anak sebagai makhluk sosial.
Adapun kebutuhan sosial seorang anak adalah hal-hal yang
berhubungan dengan tindakan-tindakan dalam kaitannya dengan orang lain
seperti pertemanan dengan teman sebaya, komunikasi dengan orang dewasa
dan orang tua.
Dan kebutuhan intelektual, adalah kebutuhan yang berhubungan
dengan kognisi dan akal. Bentuk kebutuhan ini berupa keinginan tahu
terhadap sesuatu, mencoba sesuatu, menciptakan sesuatu, mencapai prestasi
dan memiliki banyak pertanyaan.
2
Dalam prosesnya pemenuhan ke 4 kebutuhan tersebut adalah mutlak
terpenuhi secara interaktif. Jika kebutuhan-kebutuhan anak sebagaimana di
atas tidak terpuaskan, maka akan muncul gangguan-gangguan perilaku seperti
tidak suka/sulit makan, masalah tidur, istirahat, mengompol/ buang air besar
di celana dan lain lain, jika ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik..
Rasa takut yang berlebihan, rasa marah yang berlebihan, rasa negative yang
berlebih, rendah diri dan lain lain jika berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan emosi. Adapun permasalahan yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan sosial berbentuk perilaku pemalu, suka menyendiri, keterikatan
pada objek lekat dll. Sedangkan permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan
intelektual adalah dalam hal kelambatan belajar seperti keterlambatan
berbahasa, kelambatan visual motorik dll. Jika gangguan perilaku tersebut
tidak segera diatasi pada akhirnya anak akan dicap sebagai anak yang tidak
cerdas, entah secara emosi, sosial maupun intelektual. Biasanya tidak
terpenuhinya satu kebutuhan anak akan berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan yang lain. Sebagai contoh, seorang anak yang tidak mendapatkan
kebutuhan emosi dengan memadai oleh orang tuanya, akan tumbuh menjadi
seorang anak yang pemalu. Dikarenakan pemalu, sangat mungkin kebutuhan
intelektualnyapun terhambat. Ia menjadi malu bertanya terhadap hal-hal yang
mestinya diketahui, ia malu bergaul dengan teman-temannya, dimana
pergaulan juga merupakan sumber pengetahuan dan mungkin akhirnya iapun
tidak bisa terlibat secara sosial.
3
Untuk itu demi generasi yang cerdas dan berakhlak, orang tua dan
masyarakat perlu kerjasama dalam menciptakan situasi yang kondusif antara
lain melalui pendidikan formal/sekolah. .
Memperhatikan karakteristik ini tampaknya metode yang efektif
untuk memenuhi kebutuhan anak dalam rangka mendidiknya agar menjadi
pribadi yang cerdas dan berakhlak adalah memberikan porsi yang seimbang
bagi semua kebutuhan diatas. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah
dengan “Pengelolaan diri”. Pengelolaan diri adalah suatu proses yang dimulai
dengan pengenalan akan berbagai potensi diri yang tiap orang pasti miliki.
Pengenalan diri juga berarti menemukan kekurangan atau kelemahan diri dan
selanjutnya adalah menggunakan seluruh potensi diri untuk mengatasi
kelemahan tadi.Untuk apa? Untuk merealisir tujuan maupun target yang telah
ditetapkan sesuai dengan potensi diri sehingga peluang untuk sukses jauh
lebih mungkin terjadi dikarenakan realistis. Proses akhir dari ‘pengelolaan
diri” adalah evaluasi atas hal-hal yang telah dilakukan dan kemudian
memberikan penghargaan atas hasil yang telah dicapai. Bisakah hal itu
diterapkan pada anak-anak? Bisa. Dan untuk itu perlu kesepakatan-kesepatan
kecil yang bisa dibuat antara anak dan orang tua, antara anak dan guru, antara
orang tua dan sekolah. Kesepakatan tersebut dilakukan untuk menentukan
tujuan, target, memberikan evaluasi dan bentuk-bentuk penghargaan yang
manusiawi. Dengan demikian, insyaalloh pribadi yang cerdas dan berakhlak
akan kita miliki.
4
Satu hal lain yang tidak boleh dilupakan adalah pemberian contoh.
Para psikolog banyak memberikan tekanan bahwa “memperhatikan” dan
kemudian meniru merupakan cara belajar anak menjadi sosok ideal yang
dicita-citakan. Untuk itu ketika orang tua dan masyarakat menghendaki
terbentuknya anak-anak yang cerdas dan berakhlak, yang pertama dan utama
adalah bagaimana perilaku orang-orang dewasa di sekitar anak memang
mencerminkan budi pekerti yang patut ditiru.
Hal ini seiring dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan :
Pendidikan nasional yang bermutu diarahkan untuk pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.2
Banyak individu beranggapan bahwa proses belajar merupakan
proses yang sederhana. Hanya dengan membaca materi pengajaran
(buku/diktat/modul/kebetan), memperhatikan dan mendengarkan penjelasan
di kelas maka prestasi optimal pasti diraih. Sayangnya pada kenyataannya
tidak demikian. Jika demikian kenyataannya maka tentunya akan banyak
sekali individu yang berhasil dalam belajar. Jika demikian maka tidak akan
ada bimbingan belajar yang mengedepankan hanya cara-cara ringkas dalam
menyelesaikan soal. Dan memang kenyataannya tidak demikian. Banyak
siswa/mahasiswa yang telah melakukan hal serupa namun prestasinya tetap
2 Sekretariat Negara RI, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Penjelasan), www.indonesia.go,id, Jakarta, 2005, 3
5
kurang memuaskan. Strategi belajar pasif tidak akan pernah memberikan hasil
pembelajaran yang diharapkan.
Di MTs Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang
guru dituntut mampu mengidentifikasi masing-masing individu apakah
individu tersebut masih merasa kurang nyaman dalam belajar, apakah rasa
aman yang harus dimiliki oleh anak sudah benar-benar terpenuhi, hal ini
diterapkan dengan harapan siswa mempunyai prestasi belajar yang tinggi atau
paling tidak memenuhi ketuntasan minimal penguasaan materi pembelajaran
yang telah ditetapkan.
Tertarik dengan fenomena diatas, peneliti mencoba meneliti dengan
menulisnya dalam skripsi yang berjudul “Hubungan Pemenuhan Rasa Aman
dari Orang Tua Dengan Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII MTs Babussalam
Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang”.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang peneliti uraikan diatas,
peneliti dapat menentukan dan mengidentifikasi masalah yang akan
dibahas dalam penulisan skripsi ini. Adapun secara spesifik sesuai dengan
penelitian yang akan menjadi fokus peneliti selanjutnya, maka peneliti
dapat menentukan identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Sebagai seorang individu, secara umum anak memiliki kebutuhan-
kebutuhan fisik, emosi, sosial dan intelektual.
6
2. Jika kebutuhan-kebutuhan anak sebagaimana di atas tidak terpuaskan,
maka akan muncul gangguan-gangguan perilaku seperti tidak
suka/sulit makan, masalah tidur, istirahat, mengompol/ buang air besar
di celana dll jika ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik..
Rasa takut yang berlebihan, rasa marah yang berlebihan, rasa negative
yang berlebih, rendah diri dll jika berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan emosi. Adapun permasalahan yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan sosialberbentuk perilaku pemalu, suka
menyendiri, keterikatan pada objek lekat dll. Sedangkan permasalahan
dalam pemenuhan kebutuhan intelektual adalah dalam hal kelambatan
belajar seperti keterlambatan berbahasa, kelambatan visual motorik
dll. Jika gangguan perilaku tersebut tidak segera diatasi pada akhirnya
anak akan dicap sebagai anak yang tidak cerdas, entah secara emosi,
sosial maupun intelektual. Biasanya tidak terpenuhinya satu kebutuhan
anak akan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan yang lain.
3. Selama proses pembelajaran guru perlu memastikan bahwa setiap
langkah koheren satu sama lain guna mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya
4. Untuk mencapai Prestasi belajar siswa yang optimal dalam
pembelajaran dibutuhkan pemikiran aktif, dan berpikir secara aktif
sama artinya dengan berpikir secara kritis, maka artinya proses
pembelajaran optimal membutuhkan pemikiran kritis dari si
pembelajar.
7
5. Dalam pikiran kebanyakan praktisi pendidikan, makna dan hakikat
belajar seringkali hanya diartikan sebagai penerimaan informasi dari
sumber informasi (guru dan buku pelajaran). Akibatnya, guru masih
memaknai kegiatan mengajar sebagai kegiatan transfer informasi
(baca: penuangan ‘air’ informasi) dari guru ke siswa.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dalam penelitian
ini peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :
a. Daerah penelitian peneliti laksanakan di MTs Babussalam Kalibening
Tanggalrejo Mojoagung Jombang
b. Subyek dan penelitian yang peneliti lakukan adalah siswa di Kelas
VIII MTs Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang
c. Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua di Kelas VIII MTs Babussalam
Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang Pemenuhan Rasa Aman
terhadap kebutuhan-kebutuhan fisik, emosi, sosial dan intelektual yang
dibutuhkan oleh siswa.
d. Prestasi Belajar siswa dalam penelitian ini tidak pada hasil yang
diperoleh siswa atas penilaian guru, namun efek keterkaitan dengan
pemenuhan rasa aman.
8
C. Rumusan Masalah
Agar pembahasan yang ada dalam penelitian ini sesuai dengan target
yang diinginkan dan untuk mempermudah peneliti dalam memilih data yang
didapat, maka penelitian menetapkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua di Kelas VIII MTs
Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang ?
2. Bagaimana Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII MTs Babussalam
Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang ?
3. Adakah Hubungan Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua Dengan
Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII MTs Babussalam Kalibening
Tanggalrejo Mojoagung Jombang?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan motivasi pencapaian dari sebuah aksi, begitu juga
dengan penelitian ini, tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua di
Kelas VIII MTs Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung
Jombang.
2. Untuk Mengetahui bagaimana Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII MTs
Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang.
3. Untuk mengetahui adakah Hubungan Pemenuhan Rasa Aman dari Orang
Tua Dengan Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII MTs Babussalam
Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang.
9
E. Kegunaan Penelitian
Setiap pembahasan secara ilmiah tentu ada manfaatnya, adapun
manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
a. Peneliti dapat mengetahui Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua di
Kelas VIII MTs Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung
Jombang.
b. Peneliti dapat mengetahui Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII MTs
Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang.
c. Peneliti dapat mengetahui adakah Hubungan Pemenuhan Rasa Aman
dari Orang Tua Dengan Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII MTs
Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang
2. Bagi MTs Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai parameter
keberhasilan Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua siswa yang diukur
dengan Prestasi Belajar siswa sebagaimana tujuan yang diinginkan.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat melengkapi khazanah ilmu
pengetahuan khususnya mengenai Hubungan Pemenuhan Rasa Aman dari
Orang Tua Dengan Prestasi Belajar siswa..
10
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada hakekatnya adalah kesimpulan yang sifatnya
sementara dan belum valid. Namun walaupun sifatnya sementara hipotesis
tidak boleh begitu saja dilontarkan, sebagaimana Prof. Dr. Wjs.
Poerwodarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menyatakan :
hipotesis /hipotésis/ n sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau
pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya belum dibuktikan; patokan
duga; anggapan dasar; postulat;3
Menurut Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA, Hipotesis adalah harus
dirumuskan sebagai berikut :
Sebagai konklusi, sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan ini sebagian didapat dari hasil-hasil serta problematik-problematik yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang mendahului dan renungan-renungan atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang masuk akal, atau dari hasil penyelidikan yang eksploratif yang dilakukan sendiri.4
Suatu hal lain lagi dalam hubungannya dengan persoalan hipotesis
ini perlu kita perhatikan secara seksama apa yang disebut hipotesis nihil (Null
Hypthesis) adalah : Suatu hipotesis yang menyatakan kesamaan atau tidak
adanya perbedaan antara dua kelompok (atau lebih) tentang suatu perkara
yang dipersoalkan, dan suatu hipotesis bukan hipotesis nihil disebut hipotesis
Alternatif.5
3 Dendy Sugono dkk,, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), 5434 Sutrisno Hadi, Metodologie Research Jilid I, (Jogyakarta, Andi Offset, Ed. I, Cet. XXX, 2000), 35Ibid, 64
11
Adapun hipotesis yang diajukan oleh peneliti disini adalah sebagai
berikut :
Hipotesis Kerja ( Ha ) :
Ada Hubungan Positif yang signifikan Pemenuhan Rasa Aman dari Orang
Tua Dengan Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII MTs Babussalam
Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang.
G. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang diajukan peneliti adalah :
Variabel Bebas
(Variabel X)
: Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua
di Kelas VIII MTs Babussalam
Kalibening Tanggalrejo Mojoagung
Jombang
Variabel Terikat
(Variabel Y)
: Prestasi Belajar siswa di Kelas VIII
MTs Babussalam Kalibening
Tanggalrejo Mojoagung Jombang
2. Definisi operasional
a. Pemenuhan rasa aman
12
Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan fisik, emosi, sosial dan intelektual.
Yang diperlukan oleh anak secara individu6
b. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi
merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar
secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.
Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai
dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda
itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi
belajar, Poerwanto. memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil
yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang
dinyatakan dalam raport.” 7 Sedangkan menurut S. Nasution prestasi
belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir,
merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila
memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya
dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu
memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”8
6 http://edymei.blog.ugm.ac.id/2008/10/20/71/ (diakses 28 Februari 2010)7 Poerwanto, Ngalim Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 1988), 288 http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/ (diakses 28 Februari 2010)
13
H. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Lincoln dan Guba mendefinisikan rancangan penelitian sebagi
usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas
tanpa menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan
dengan unsur masing-masing..9 Rancangan penelitian merupakan suatu
yang penting bagi peneliti, karena pertama kali peneliti menentukan
apakah akan melakukan intervensi dalam peneliti tersebut (melakukan
studi intervensional / eksperimental) ataukah ahanya melakukan
pengamatan saja atau observasional.10
Dan pengertian diatas jelas terlihat segala yang diteliti bertitik
tolak dan satuan - satuan, sehingga sejak dan pengambilan contoh
(sampel) sampai pada pengujian Hipotesis banyak menggunakan
perhitungan - perhitungan statistik yang merupakan ciri utama dan bentuk
penelitian kuantitatif.
Penelitian ini Berdasarkan bidangnya : penelitian ini termasuk
penelitian pendidikan (education Research). Berdasarkan tempatnya
(Lokasi): Penelitian ini termasuk penelitian kancah (field researh)
Berdasarkan tujuan umumnya : Penelitian ini termasuk Penelitian
Eksplorasi (eksploratif reseach).11 Dalam penelitian ini peneliti
mengumpulkan data secara sistematik berdasarkan kebutuhan penelitian
9 http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/desain-penelitian.html . (diakses 28 Februari 2010)10 Ibid11 Sutrisno Hadi, Op Cit,3
14
ini dalam mencari konklusi beberapa aspek perilaku yang diamati yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, terdiri dari 1 variabel
bebas (dependent variable) dan 1 variabel terikat (independent
variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemenuhan
rasa aman dari Orang tua (X), Sedangkan variabel terikatnya
adalah prestasi belajar siswa (Y).
2. Variabel dan Indikator Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang diberi Iebih dan satu nilai untuk di
kaitkan dengan teori - teori yang ada12. Sedangkan dalam penelitian ini ada
dua Variabel yaitu Variabel Pengaruh (Independent Variabel) dan Variabel
terpengaruh (Dependent Variable) atau dalam istilah lain yaitu variabel
bebas dan variabel terikat.
12 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, "Metode Penelitian Survey", (Jakarta, LP3ES,. 1989) 48
15
3
1
X
2
Y
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pemenuhan rasa aman
dari orang tua dan variabel terikatnya adalah prestasi belajar. Adapun indikator
masing-masing variabel peneliti deskripsikan dibawah ini :
a. Indikator Variabel Pemenuhan Rasa Aman
1) pemenuhan Kebutuhan fisik.
Pemenuhan Kebutuhan fisik meliputi :
a) mendapatkan makan yang bergizi
b) tempat tinggal yang sehat
c) udara segar
d) tidur/istirahat, olah raga dan rekreasi yang cukup.
2) pemenuhan Kebutuhan emosi,
pemenuhan Kebutuhan emosi meliputi :
a) rasa kasih sayang
b) rasa aman
c) rasa dihargai
3) pemenuhan kebutuhan sosial
pemenuhan kebutuhan sosial meliputi :
a) pertemanan dengan teman sebaya
b) komunikasi dengan orang dewasa dan orang tua.
4) pemenuhan kebutuhan intelektual
pemenuhan kebutuhan intelektual meliputi :
16
a) keinginan tahu terhadap sesuatu
b) mencoba sesuatu
c) menciptakan sesuatu
d) mencapai prestasi dan
e) memiliki banyak pertanyaan.
b. Indikator Variabel Prestasi Belajar siswa adalah Hasil yang telah dicapai
oleh siswa dalam Ulangan Akhir Semester (Ganjil) tahun pelajaran
2009/2010.
3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.13
Populasi merupakan daerah / lokasi penelitian atau dengan kata
lain bahwa populasi adalah keseluruhan sasaran yang hendak diteliti, dan
pada populasi lain itulah kelak hasil penelitian diberlakukan. Populasi bisa
berupa manusia atau bukan manusia (Lembaga, Kelompok, Dokumentasi
dan badan) dan apa saja yang dijadikan sasaran penelitian.
Sedangkan Sutrisno Hadi menyatakan Bahwa populasi adalah:
Sebagian individu yang diselidiki disebut sampel, sedangkan kenyataan
yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan, disebut populasi
atau universe.14 populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas
13 Suharsimi Arikunto, Op Cit, 13014Ibid, hal.70
17
VIII MTs Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang
sebagai populasinya yaitu sejumlah 180 siswa.
Menurut Suharsimi Arikunto, bahwa yang dimaksud dengan
sampel adalah : Sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 15
Sedangkan menurut Sutrisno Hadi adalah : Semua individu
untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu
hendak di Generalisasikan.16
Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang
mengetengahkan prosentase ancer-ancer tentang penggunaan jumlah
sampel yaitu : Untuk sekedar Ancer-ancer maka apabila subyeknya
kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi selanjutnya jika jumlah subyeknya besar
dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih.17
Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 20 % dari
jumlah populasi 180 siswa yaitu sejumlah 36 siswa sebagai sampel
yang secara random dianggap mewakili dalam proses penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
15 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto,(Op Cit). 11716 Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA, Op Cit. Hal. 7017 Ibid, hal. 120
18
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, mengemukakan bahwa :
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
Prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan sebagainya.18
Dari uraian diatas maka metode dokumentasi adalah metode
pengumpulan data dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat
erat hubungannya dengan obyek penelitian. Tujuan digunakan metode
ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkrit melalui catatan
atau arsip yang ada. Hal ini digunakan karena teknik dokumentasi
adalah teknik pokok yang akan digunakan untuk memperoleh data
yang pokok pula. Sedangkan data yang ingin diperoleh dengan
menggunakan metode dokumentasi ini adalah prestasi belajar siswa.
b. Angket.
Kartini Kartono mengemukakan bahwa yang dimaksud
dengan metode angket adalah : “Mengedarkan suatu daftar pertanyaan
berupa formulir yang diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek
untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan atau respon tertulis
seperlunya.”19
Dari pendapat diatas maka jelaslah bahwa metode angket
adalah metode pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan
secara tertulis dan harus dijawab secara tertulis pula oleh orang yang
diteliti. dengan teknik angket ini peneliti mengharapkan dapat
18 Ibid, 23419 Kartini Kartono, Pengantar Metode Research Sosial, (Bandung, CV Mandar Maju, 1990). 247.
19
memperoleh keterangan mengenai variabel-variabel yang diinginkan
oleh peneliti dalam melengkapi penelitian yang kemudian peneliti
menjadikan sebagai acuan dasar untuk selanjutnya mengelola data
hasil angket tersebut dan menjadikannya sebagai kesimpulan dari
tujuan penulisan skripsi ini. Teknik angket Peneliti gunakan untuk
mengumpulkan data pemenuhan rasa aman siswa.
5. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang kami gunakan dalam
penelitian ini sebagaimana matrik dibawah ini :
Tabel 1.1. Matrik Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan data
Variabel Penelitian Sumber Data Teknik Instrumen1. Pemenuhan
rasa amanSiswa Angket Daftar pertanyaan
2. Prestasi Belajar
Siswa Dokumentasi Nilai rapor
Adapun pedoman sebagai instrumen penelitian yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini sebagaimana lampiran dalam skripsi ini.
6. Analisis Data
Setelah data terkumpul dan sudah dikelola maka untuk
mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan
untuk dipergunakan untuk menjawab permasalahan yang ada maka
harus dimasukkan kedalam rumus.
Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rumus Korelasi Pearson Produk Moment:
20
20
Keterangan :
Rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment
N = Number of Cases
XY = Jumlah hasil perkalian antara sekor x dan y
X = Jumlah seluruh sekor x
Y = Jumlah sekor y
Rumus Korelasi Pearson Produck moment ini dilambangkan
(r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ + 1).
Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya
tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan
arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi Nilai r
sebagai berikut:
Tabel 1.2 Interprestasi koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
20 Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika (Bandung: Alfabeta,2009),125
21
0,80 – 1,00
0,60 – 0,80
0,40 – 0,60
0,20 – 0,40
0,00 – 0,20
Sangat kuat
Kuat
Cukup kuat
Lemah
Sangat Lemah
Untuk selanjutnya akan diuji signifikansi yang berfungsi
untuk mencari makna hubungan variabel X dan variabel Y, maka hasil
perhitungan produck moment akan diuji signifikansi menggunakan uji t
yaitu mencari t hitung dan t tabel rumusnya sebagai berikut:
t hitung
21
Keterangan:
t hitung = Nilai t
r = Nilai koefision korelasi
n = Jumlah sampel
t tabel dicari dengan cara menentukan dk (derajat kebebasan)
21 Ibid.,125
22
t tabel dk = n- k-1
Keterangan:
Dk = Derajat kebebasan
k = Banyaknya variable bebas
1 = Angka mutlak
I. Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan skripsi nantinya, peneliti berusaha menyajikan
sebaik mungkin dengan menata berdasarkan tata aturan penelitian yang
berlaku serta berdasarkan petunjuk dari bapak Dosen pembimbing.
Penulisan skripsi nantinya peneliti jadikan empat bab dan masing-
masing bab mempunyai sub bab pembahasan secara sistimatis. Adapun
pembahasan bab demi bab tersebut adalah :
Bab I : Pendahuluan dalam bab ini menguraikan tentang : Latar
Belakang Masalah, Identifikasi dan Batasan Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Definisi
Operasional Variabel, Metode Penelitian yang terdiri dari : Rancangan
Penelitian, Variabel dan Indikator Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel,
Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Pengumpulan Data, Analisis Data dan
yang terakhir dari bab ini adalah Sistematika Pembahasan.
Bab II : Landasan Teori dalam bab ini secara teoritis peneliti
membahas tentang variabel yang ada dalam penelitian, yaitu :
23
Tinjauan Tentang Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua, Kebutuhan Dasar
Manusia, Pengertian Orang Tua, Kedudukan Orang Tua dalam Keluarga,
Pemenuhan Rasa Aman Dari Orang Tua Kepada Anak, Tinjauan tentang
Prestasi Belajar, Pengertian Prestasi Belajar, Aspek-aspek Prestasi Belajar,
Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar, dan Hubungan
Pemenuhan Rasa Aman dari Orang Tua Dengan Prestasi Belajar siswa di
Kelas VIII MTs Babussalam Kalibening Tanggalrejo Mojoagung Jombang.
Bab III : Penyajian dan Analisis Data Hasil Penelitian, dimana dalam
bab ini peneliti menyajikan hasil temuan penelitian di lapangan serta
menganalisis dalam suatu tabulasi data dan terakhir peneliti berusaha
membahasanya.
Bab IV : Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
Sedangkan pada bagian akhir peneliti menyertakan pedoman
instrumen dan berkas lain yang mendukung penelitian ini.
24