10. diferensiasi organ reproduksi [autosaved]
TRANSCRIPT
•Gonad : testis, ovarium –Gonochoristic : individu hanya memiliki satu tipe gonad –Hermaphrodite:
•Synchronous : Jaringan testiskuler dan ovarian berfungsi secarabersamaan •Protandrous : jaringan testikuler berfungsi terlebih dahulu •Protoginous : jaringan ovarian berfungsi terlebih dahulu
•Saluran reproduksi –Jantan : vasa eferensia, epidymis, vasa deferensia, uretra, vesicula seminalis, duktus ejakulatorius –Betina : tuba fallopi (oviduk), uterus, servix, vagina •Kelenjar asesori: prostat, cowpery, bulbouretral
Jenis kelamin primer Genotip
Jantan heterozigot: XY jantan, XX betina Betna homozigot: ZZ jantan, ZW betina Rasio seks kromosom dan autosome
Lingkungan Temperatur Posisi
Jenis kelamin sekunder hormonal
SRy: penentu diferensiasi gonad indiferent ke arah testis
SOX9: gen pada autosome yang mengarahkan perkembangan testis
SF1: bersama dengan Sox9 mengamplifikasi transkripsi AMH
DAX1: Wnt4: dianggap sebagai penentu diferensiasi
ovarium
Lingkungan: temperatur –Aligator mississippiensis: temperatur 30°C semuanya betina; 33°C semuanya jantan –Macroclemys temminckii: <22° atau >28° C betina, di antaranya jantan –Trachemys scripta: >30°C semua betina, 25°-28°C semua jantan, 28,5°C menghasilkan 50% jantan/betina
Gonad primordia terbentuk pada daerah medioventral mesonephros bersifat indiferent
Gonad primordia tersusun atas dua komponen utama Jaringan somatis (mesenkim): epitelium germinal coelom dan jaringan mesonephric
Sel germinalis primordia
Sel germinalis primordia dibentuk/ dialokasikan di luar gonad primordia
Ada dua mekanisme alokasi SGP Maternal determinant (germ plasm) penentu
SGP ditentukan sejak awal /segera setelah fertilisasi
Induksi SGP dialokasikan setelah adanya induksi (contoh BMP4=bone morphogenetic 4)
Setelah dialokasikan, SGP migrasi menuju gonad primordia
Di dalam gonad primordia SGP germ cells berdiferensiasi menurut genotip dan/atau induksi di dalam gonad primordia
Jantan Regresi duktus Muller (dibawah pengaruh AMH) Diferensiasi duktus Wolffian menjadi epididymis, vas deferens
(di bawah pengaruh androgen) Diferensiasi organ genetalia eksternal dan karakter kelamin
sekunder (di bawah pengaruh androgen)
Betina Regresi duktus Wolffian Diferensiasi duktus Muller menjadi oviduct, uterus dan bagian
anterior vagina (dibawah pengaruh estrogen) Diferensiasi karakter kelamin sekunder (dibawah pengaruh
estrogen)
Drosophila memiliki kromosom X dan kromosom Y, tetapi kromosom Y tidak menentukan jenis kelamin
Penentuan jenis kelamin ditentukan oleh jumlah kromosom X rasio antara kromosom kelamin dan autosom
Kromosom Y diperlukan pada proses spermatogenesis
Tabel 17.1 Rasio kromosom x pada autosom pada fenotip seksual berbeda
lalat Drosophila melanogaster
X Chromosomes Autosome sets
(A) X :A ratio
Sex
3 2 1.50 Metafemale
4 3 1.33 Metafemale
4 4 1.00Normalfemale
3 3 1.00Normalfemale
2 2 1.00Normalfemale
2 3 0.66 Intersex
1 2 0.50 Normal Male
1 3 0.33 Metamale
Source : After Strickberger 1968