10 model pembelajaran saintifik mp bhs inggris

99
i KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PSMA 2013

Upload: maulana-hafizd-mefid

Post on 18-Oct-2015

159 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

j

TRANSCRIPT

Membelajarkan Kompetensi Kurikulum 2013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAHDIREKTORAT PSMA

2013

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran. Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.

daftar isi

cOVER ikATA pengantar iiDAFTAR ISI iiiBab I: Pendahuluan 1A. Latar Belakang 1B. Tujuan 2C. Ruang Lingkup 2D. Landasan Hukum3

Bab II: Pembelajaran Kompetensi 4A. Pendekatan Pembelajaran Saintifik 5B. Penilaian Autentik 19C. Penilaian Hasil Belajar20

Bab III: Analisis Kompetensi 22A. Prosedur Analisis 22B. Hasil Analisis Kompetensi Dasar 36

Bab IV : Penutup 82

dAFTAR pUSTAKA

LAMPIRAN: Contoh RPP 82

iii

BAB IPendahuluan

A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya) mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan.Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B. TujuanSecara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian4. Merancang penilaian otentik

C. Ruang LingkupRuang lingkup buku ini terdiri atas:1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik2. Langkah-langkah analisis kompetensi; 3. Penilaian otentik; dan4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

D. Landasan Hukum1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor . Tentang Silabus

Bab II. Pembelajaran Kompetensi

Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis sejak tahun 2004 melalui piloting beberapa sekolah, dan secara operasional dikembangkan menjadi KTSP sejak tahun 2006. Oleh karena itu pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian otentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, menalar, dan mengomunikasikan atau mempresentasikan.Bab IIPembelajaran Kompetensi

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input proses output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.A. Pendekatan Pembelajaran saintifikPembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya sense of inquiry dan kemampuan berpikir kreatif siswapeserta didik (Alfred De Vito: 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswapeserta didik (Zamroni: 2000; Semiawan: 1998).Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer: 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, siswapeserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, gurupendidik hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswapeserta didik.Dalam model ini siswapeserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian siswapeserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswapeserta didik dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).Di dalam model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswapeserta didik belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan siswapeserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston: 1988). Dengan demikian siswapeserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan gurupendidik lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang digunakan oleh lebih dari separuh penduduk dunia baik dalam komunikasi formal maupun informal. Bahasa Inggris juga berperan sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Bahasa Inggris juga digunakan dalam dunia ekonomi dan perdagangan, hubungan antar bangsa, sosial-budaya dan pendidikan serta pengembangan karier.Untuk keperluan tersebut di atas, penguasaan Bahasa Inggris merupakan persyaratan penting bagi keberhasilan individu, masyarakat dan bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan global. Penguasaan bahasa Inggris dapat diperoleh melalui berbagai program dan program pembelajaran di sekolah masih merupakan sarana utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia.Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki tantangan baik internal maupun eksternal. Tantangan internal terkait dengan kondisi pendidikan dan perkembangan penduduk Indonesia. Sedangkan tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang berhubungan dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Bangsa Indonesia pun dipengaruhi oleh perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian siswapeserta didik Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.Mata pelajaran Bahasa Inggris mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran eksakta atau mata pelajaran ilmu sosial yang lain. Perbedaan ini terletak pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini mengindikasikan bahwa belajar Bahasa Inggris bukan saja belajar kosakata dan tatabahasa dalam arti pengetahuannya, tetapi harus berupaya menggunakan atau mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kegiatan komunikasi. Seorang siswapeserta didik belum dapat dikatakan menguasai Bahasa Inggris jika dia belum dapat menggunakan Bahasa Inggris untuk keperluan komunikasi, meskipun dia mendapat nilai yang bagus pada penguasaan kosakata dan tata bahasanya. Memang diakui bahwa seseorang tidak mungkin dapat berkomunikasi dengan baik kalau pengetahuan kosakatanya rendah. Oleh karena itu, penguasaan kosakata memang tetap diperlukan tetapi yang lebih penting bukan semata-mata pada penguasaan kosakata tersebut tetapi memanfaatkan pengetahuan kosakata tersebut dalam kegiatan komunikasi dengan Bahasa Inggris.Dalam belajar bahasa, orang mengenal keterampilan reseptif dan keterampilan produktif. Keterampilan reseptif meliputi keterampilan menyimak (listening) dan keterampilan membaca (reading), sedangkan keterampilan produktif meliputi keterampilan berbicara (speaking) dan keterampilan menulis (writing). Baik keterampilan reseptif maupun keterampilan produktif perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Keempat keterampilan berbahasa tersebut disajikan secara terpadu.Agar dapat menguasai keterampilan tersebut di atas dengan baik, siswapeserta didik perlu dibekali dengan unsur-unsur bahasa yaitu kosakata, lafal, ejaan serta tata bahasa. Tatabahasa membantu seseorang untuk mengungkapkan gagasannya dan membantu si pendengar untuk memahami gagasan yang diungkapkan oleh orang lain. NamuntTatabahasa hanyalah sebagai unsur pembantu dalam penguasaan keterampilan berbahasa. Oleh karenanya, pengajaran yang menekankan semata-mata pada pengetahuan tatabahasa hendaknya ditinggalkan. Tatabahasa hendaknya diajarkan dalam rangka memfasilitasi penguasaan keempat keterampilan yang telah disebutkan di muka. Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dapat ditunjukkan dalam dua cara, yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Dalam komunikasi lisan, unsur yang perlu diperhatikan adalah ucapan/lafal atau pronunciation. Kesalahan dalam ucapan menyebabkan seseorang tidak dapat mengemukakan gagasannya dengan tepat. Atau, kalau dia dalam posisi mendengarkan pembicaraan orang lain, maka kesalahan dalam ucapannya juga berpengaruh terhadap kemampuannya untuk memahami apa yang dia dengar. Demikian pula kalau orang tersebut mendengarkan pembicaraan orang lain yang mengucapkan dengan benar, tentu kata yang dia tangkap bukan kata yang dimaksud. Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris yang optimal dan menarik perhatian siswapeserta didik seperti yang dikemukakan Cassandra James (2011) dapat digunakan perangkat teknologi seperti CD, VCD, DVD, radio, tayangan televisi, internet. Melalui internet dapat diperoleh berbagai informasi dalam Bahasa Inggris sehingga dapat meningkatkan kemampuan menyimak dan melalui computer siswapeserta didik dapat mengembangkan kemampuan membaca dan menulis. Selain itu dapat digunakan juga media cetak. Media cetakyang meliputi surat kabar, majalah, buku, brosur, dan lain-lain. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup kegiatan mendengarkan paparan, membaca teks, memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, unsur kebahasaan, dan format penyampaian atau penulisannya.(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswapeserta didik dalam bentuk konsep, prinsnsip, prosedur, hukum dan terori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswapeserta didik berpikir secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Kegiatan menanya dapat dilakukan di antaranya mempertanyakan perbedaan bentuk paparan baik secara lisan maupun tertulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia termasuk perbedaan penggunaannya, perbedaan pola-pola kalimat, dan isi wacana seperti gagasan pokok, informasi tertentu, informasi rinci, rujukan kata, dsb. (3) Kegiatan mengeksplorasi dilakukan untuk melatih kemampuan berbahasa peserta didik melalui kegiatan simulasi, bermain peran dan kegiatan lain yang terstruktur.(4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh gurupendidik melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan berkelompok sehingga siswapeserta didik melakukan aktifitas antara lain menganalisis teks, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, membandingkan berbagai ungkapan, struktur teks, unsur kebahasaan, mendiskusikan isi wacana, serta memperoleh balikan dari gurupendidik. (5) Kegiatan mengomunikasikan adalah kegiatan untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan maupun tulis seperti mendemonstrasikan, menuliskan, memaparkan, menyunting hasil karya teman, mempublikasikan hasil karya pada majalah dinding, buletin sekolah, learning journal, blog sekolah, dsb.

Tantangan baru dinamika kehidupan menuntut aktifitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswapeserta didik hingga situasi baru yang tak terdugatersebut.Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswapeserta didik kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah model sebagai berikut(1) Discovery Learninga) Langkah Pembelajaran menciptakan stimulus (rangsangan)Kegiatan penciptaan stimulus dilakukan pada saat peserta didik melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena dengan cara melihat, mendengar, membaca, atau menyimak. Fakta yang disediakan dimulai dari yang sederhana hingga fakta atau femomena yang menimpulkan kontroversi. Misalnya peserta didik diminta untuk mengamati fakta tentang beberapa teks deskripsi, kemudian diberikan fakta lain tentang paparan jati diri penulis dan CV seseorang yang dari segi informasikan terlihat hampir sama tapi dengan genre yang berbeda. Dengan demikian peserta didik tergugah untuk mencari tahu lebih lanjut tentang fakta/fenomena tersebut dengan membaca dari berbagai sumber atau mempertanyakan kepada pendidik. Tahapan ini dimulai dengan peserta didik dihadapkan pada teks dengan genre yang sama namun bervariasi dalam fungsi sosial dan unsur kebahasaan sehingga menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki alasan penulis atau penutur menggunakan unsur kebahasaan yang berbeda, sehingga dapat mengetahui perbedaan fungsi sosial dari teks-teks tersebut. Disamping itu pendidik harus menyiapkan instruksi yang jelas untuk penugasan dalam setiap tahapan. Selain itu pendidik dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner memberikan stimulasi dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan peserta didik pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang pendidik harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada peserta didik agar tujuan mengaktifkan peserta didik untuk mengeksplorasi dapat tercapai.

b) Menyiapkan pernyataan masalahSetelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah 2004:244). Sedangkan menurut permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. Memberikan kesempatan peserta didik untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun peserta didik agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah.c) Mengumpulkan dataKetika eksplorasi berlangsung pendidik juga memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Dalam hal ini informasi ang dikumPada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah peserta didik belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak sengaja peserta didik menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimilikid) Mengolah DataMenurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22). Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut peserta didik akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logise) Memverifikasi dataPada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004: 244). Verifikasi menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidakf) Menarik kesimpulanTahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004: 244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan peserta didik harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.Pemilihan model discovery learning memerlukan persyaratan pendukung untuk mereduksi kelemahan yang sering ditemukan, antara lain:a) Secara klasikal peserta didik memiliki kecerdasan/kecakapan awal yang lebih dengan keterampilan berbicara dan menulis lebih baik. Bagi peserta didik yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.b) Jumlah peserta didik tidak terlalu banyak, karena untuk melakukan pembelajaran jumlah peserta didik yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.c) Pemilihan materi dengan kompetensi dominan pada pemahaman.d) Perlu fasilitas memadai seperti sumber, media, dan peralatan pembelajaran. Manfaat pemilihan model discovery learning antara lain:a) Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya. b) Pengetahuan yang diperoleh besifat pribadi, dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.c) Menimbulkan rasa senang pada peserta didik, karena tumbuhnya rasa penyelidikan dan berhasil.d) Memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan dengan keecepatannya sendiri.e) Menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya dengan melibatkan akal dan motivasinya.f) Membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan diri bekerjasama dengan yang lainnya.g) Membantu peserta didik menghilangkan keraguan karena mengarah pada kebenaran yang final yang dialami dalam keterlitbatan kegiatannya.h) Mendorong peserta didik berfikir secara intuitif, inisiatif, dalam merumuskan hipotesis.i) Dapat mengembangkan bakat, motivasi, dan keingintahuan.j) Kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan belajar dari berbagai jenis sumberbelajar.

(2) Project Based Learninga) Langkah Pembelajaran Menyiapkan pertanyaan atau penugasan projekPembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru diharapan berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik sesuai dengan tuntusan kompetensi yang diharapkan. Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan di awal semester agar dapat dirancang kegiatan selanjutnya yaitu mendesain perencanaan.b) Mendesain perencanaan projekPerencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.c) Menyusun JadwalPengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, membuat deadline penyelesaian proyek, membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu carad) Memonitor kegiatan dan perkembangan projekPengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.e) Menguji hasilPenilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.f) Mengevaluasi kegiatan/pengalamanPada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.Persyaratan pendukung dan Manfaatnya Pemilihan model pembelajaran project based learning memerlukan dukungan persyaratan untuk mereduksi kelemanan yang sering terjadi, antara lain: Peserta didik terbiasa dengan aktivitas pemecahan masalah, sehingga projek tidak memakan waktu terlalu lama. Dukungan sarana dan perasarana memadai termasuk perlatan belajar di laboratorium. Pengaturan waktu dan jadwal kegiatan yang terkontrol. Perlunya kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan dari kegiatan project.Manfaat pemilihan model pembelajaran project based learning, antara lain: Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai. Mengembangkam kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis. Mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan pengelolaan sumberdaya. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

(3) Problem Based Learning

a) Langkah Pembelajaran Mengorientasi peserta didik pada masalahPembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dan juga oleh guru. serta dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi agar peserta didikdapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu : Tujuan utama pembelajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri, Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak benar, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan, Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Peserta didik akan bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, namun peserta didik harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan temannya, dan Selama tahap analisis dan penjelasan, peserta didik akan didorong untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan. Tidak ada ide yang akan menjadi bahan lelucon oleh peserta didik atau teman sekelas. Semua peserta didik diberi peluang untuk berperan serta pada penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.

b) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok peserta didik dimana masing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Peserta didik sangat penting memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok selama pembelajaran. Setelah peserta didik diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar selanjutnya pendidik dan peserta didik menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal. Tantangan utama bagi pendidik pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua peserta didik aktif terlibat dalam sejumlah kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta memamerkannya. Pendidik bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Pengawasan dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pendidik berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang pentingc) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompokPenyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, pendidik harus mendorong peserta didik untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Pendidik membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan pendidik seharusnya mengajukan pertanyaan pada peserta didik untuk berifikir tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan. Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam bentuk hipotesis, penjelesan, dan pemecahan. Selama pengajaran pada fase ini, guru mendorong peserta didik untuk menyampikan semua ide-idenya dan menerima secara penuh ide tersebut. Guru juga harus mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik berfikir tentang kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang kualitas informasi yang dikumpulkan.d) Mengembangkan dan Menyajikan Hasil KaryaTahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan pameran. Artifak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video, tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artifak sangat dipengaruhi tingkat berfikir peserta didik. Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan pendidik berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan peserta didik-peserta didik lainnya, para pendidik, para orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi penilai atau memberikan umpan balik.e) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan MasalahFase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.

Langkah-Langkah Pemilihan Model PembelajaranPemilihan model pembelajaran (discovery learning, project based learning, atau problem based learning) sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:(1) Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori faktual, konseptual, dan prosedural. Pada pengetahuan faktual dan konsepetual dapat dipilih discovery learning, sedangkan pada pengetahuan prosedural dapat dipilih project based learning dan problem based learning.(2) Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI- 4. Pada keterampilan abstrak dapat dipilih discovery learning dan problem based learning, sedangkan pada keterampilan konkrit dapat dipilih project based learning. (3) Pemilihan ketiga model tersebut mempertimbangkan sikap yang dikembangkan, baik sikap religious (KI-1) maupun sikap sosial (KI-2)

Berikut contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai dengan dimensi pengetahuan dan keterampilan.Dimensi PengetahuanDimensi Keterampilan

AbstrakKonkrit

FaktualDiscovery LearningDiscovery Learning

KonseptualDiscovery LearningDiscovery Learning

ProseduralDiscovery LearningProblem Based LearningDiscovery Learning Problem Based Learning

MetakognitifDiscovery Learning Project Based LerningProblem Based LearningDiscovery Learning Project Based LerningProblem Based Learning

B. Penilaian OtentikAutentikPenilaian yang dikembangkan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 lebih ditekankan pada penilaian otentikautentik yaitu penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran (Permendikbud No. 66 Tahun 2013). Penilaian yang dilakukan gurupendidik tidak hanya berbasis pada hasil belajar tetapi juga pada prosesnya. Konsep penilaian otentikautentik (Munif Chatib) adalah kemampuan anak dinilai berdasar perkembangan hasil anak itu sendiri yang, berbasis proses, bukan pada akhir pembelajaran, serta tidak hanya a menilai ranah kognitif saja, namun jugamenilai ranah psikomotorik dan afektif juga.

Dalam pembelajaran bahasa Inggris, dengan penilaian otentikautentik, gurupendidik dapat menggunakan berbagai kegiatan untuk mengecek pemahaman siswapeserta didik bahwa siswapeserta didik yang belajar bahasa asing memerlukan berbagai cara untuk mendemonstrasikan pemahaman mereka atas konsep-konsep yang telah mereka pelajari (Moir, 2005). O'Malley dan Pierce School Library Media Activities Monthly (1998) memberikan contoh-contoh penilaian otentikautentik yakni tindakan siswapeserta didik yang harus dapat diamati dan didokumentasikan: 1. Oral Interviews:GuruPendidik bertanya kepada siswapeserta didik tentang jati diri, kegiatan yang dilakukan, bacaan, dan hal-hal minat lainnya.2. Story or Text Retelling:SiswaPeserta didik menceritakan ulang gagasan pokok atau informasi rinci pilihan yang didapat pada waktu membaca atau menyimak.3. Writing Samples: SiswaPeserta didik membuat tulisan naratif, ekspositori, persuasif, atau bentuk tulisan lainnya.4. Projects/Exhibitions:SiswaPeserta didik bekerja dengan siswapeserta didik lain dalam satu tim membuat suatu karya yang menggunakan multimedia, presentasi lisan dan tulis, serta pameran.5. Experiments/Demonstrations:SiswaPeserta didik mendokumentasikan rangkaian pengalaman, mengilustrasikan prosedur, menampilkan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, dan mendokumentasikan hasil-hasil tindakannya.6. Constructed-Response Items:SiswaPeserta didik memberikan respon atau jawaban atas pertanyaan terbuka dalam bentuk tulisan.7. Teacher Observations:GuruPendidik mengamati dan mendokumentasikan perhatian dan interaksi siswapeserta didik di dalam kelas, respon mereka terhadap materi pembelajaran, dan kerjasama dengan siswapeserta didik lainnya.8. Portfolios:Koleksi pekerjaan siswapeserta didik yang terfokus untuk menunjukkan tingkat kemajuan hasil belajar siswapeserta didik dari waktu ke waktu.

C. Penilaian Hasil Belajar Bahasa InggrisPenilaian otentikautentik (penilaian alternatif atau penilaian informal) adalah pendekatan penilaian dan instrumen asesmen yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas seperti membaca dan menulis dalam dunia nyata dan di sekolah, presentasi, mengamati, survey, project, makalah, membuat multi media, membuat karangan atau, diskusi kelas. Tujuannya adalah untuk menilai berbagai jenis kemampuan berbahasa dalam konteks yang hampir mendekati situasi nyata. Sebagai contoh, penilaian autentik meminta peserta didik untuk membaca teks autentik, menulis untuk tujuan autentik tentang topik-topik yang bermakna, dan terlibat dalam tugas-tugas literasi yang autentik seperti mendiskusikan buku cerita pendek, membuat jurnal, menulis surat, dan menyunting teks hingga sesuai dengan struktur dan fungsi sosialnya. Baik Mmateri maupun tugas penilaian harus dibuat senatural mungkin. Selanjutnya Selain itu penilaian autentik menghargai kemampuan berfikir dibalik tugas dan proses pembelajaran sebaik serta hasil akhir dari proses pembelajaran itu. Berdasarkan tugas yang telah ditentukan tersebut, pendidik perlu menyusun rubrik penskoran dan daftar cek pengamatan untuk mengetahui aspek apa saja yang perlu dilakukan oleh peserta didik dan apakah peserta didik telah melakukan pekerjaan dengan baik. dikembangkan pertanyaan aspek apa saja yang perlu dilakukan peserta didik agar guru tahu bahwa mereka telah melakukan pekerjaan dengan baik. Untuk itu perlu menggunakan rubriks penskoran dan daftar cek untuk pengamatan.Berikut ini 5 dimensi dari penilaian aAutentik menurut Gulikers, Bastiaens, & Kirschner (2004). (1) Bentuk penilaian harus relevan dan mempresentasikan pengetahuan dan keterampilan yang peserta didik harus pelajari.(2) Lingkungan fisik harus mempresentasikan bagaimana keterampilan berbahasa betul-betul digunakan. (3) Konteks sosial harus mempresentasikan bagaimana keterampilan berbahasa akan digunakan.(4) Hasil penilaian harus termasuk unjuk kerja yang dibutuhkan dari peserta didik. (5) Kreteria penilaian harus didasarkan pada level unjuk kerja yang ditentukan dalam kompetensi dasar.

Berikut ini beberapa alternatif penilaian untuk melakukan penilaian autentik dalam pembelajaran bahasa Inggris.(1) KINERJA Melakukan monolog Bermain Peran Simulasi Presentasi(2) OBSERVASI: Sasaran penilaian Sikap Sasaran penilaian Pengetahuan Sasaran penilaian Keterampilan(3) PORTOFOLIO Kumpulan karya peserta didik yang mencerminkan hasil atau capaian belajar berupa rekaman penggunaan ungkapan dan skrip percakapan. Kumpulan hasil tes dan latihan. Catatan penilaian diri dan penilaian sejawat, berupa komentar atau cara penilaian lainnya.(4) PENILAIAN DIRI Bentuk: diary, jurnal, format khusus.(5) PENILAIAN SEJAWATBentuk: format khusus, komentar, atau bentuk penilaian lain.

Bab III Analisis Kompetensi

A. Prosedur AnalisisKurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar.Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.DimensiKualifikasi Kemampuan

SikapMemiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

PengetahuanMemiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

KeterampilanMemiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.KompetensiDeskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Sikap Sosial2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Keterampilan4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut.

Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut.(1) Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok. TABEL 1: Linierisasi Kompetensi Dasar dari KI3 dan KI4Kompetensi Dasar (KI 3)Kompetensi Dasar (KI 4)Materi Pokok (Dalam Silabus)

3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks pemaparan jati diri, sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.1 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana, untuk memaparkan, menanyakan, dan merespon pemaparan jati diri, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks.Teks lisan dan tulis sederhana, untuk memaparkan, menanyakan, dan merespons pemaparan jati diriFungsi sosialMenjalin hubungan dengan gurupendidik, teman dan orang lain.Ungkapan My name is... Im ... I live in ... I have I like . dan semacamnya Unsur kebahasaan: (1) Kata terkait dengan hubungan kekeluargaan dan kekerabatan, profesi pekerjaan, hobi.(2) Kata kerja dalam simple present tense: be, have dalam simple present tense.(3) Kata tanya What? Who? Which?(4) Ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tulisan tangan yang rapi. (5) Rujukan kata. TTopik: Keteladanan tentang perilaku terbuka, menghargai perbedaan, perdamaian.

3.2. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memuj ibersayap serta responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.2. Menyusun teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan merespon pujian bersayap, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

Teks lisan dan tulis untuk memuji bersayap (extended) serta responsnya.Fungsi sosial:Menjaga hubungan interpersonal dengan gurupendidik, teman dan orang lain.Ungkapan: Excellent! You really did it well, Tina. Thats nice, Anisa. I really like it. It was great. I like it, thank you.,

Unsur kebahasaan: Ucapan, tekanan kata, intonasi.

3.3. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan menunjukan perhatian (care), serta responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.3. Menyusun teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan merespon ungkapan perhatian (care), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.Teks lisan dan tulis untuk menunjukkan perhatian (care).Fungsi sosial:Menjaga hubungan interpersonal dengan gurupendidik, teman dan orang lain.Ungkapan:Ungkapan untuk memberi perhatian dan cara meresponsnya: You look pale . Are you OK? Not, really. Ive got a headache.Unsur kebahasaan:Ucapan, tekanan kata, intonasi.

3.4. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menanyakan tentang niat melakukan sesuatu, sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.4. Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang niat melakukan sesuatu, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.

Teks lisan dan tulis pernyataan dan pertanyaan tentang niat melakukan sesuatu Fungsi Sosial: Menyatakan rencanaStruktur Teks: Id like to tell my name., I will tell him about my job,. Im going to introduce my friend. Unsur Kebahasaan: Kata kerja Id like to .., I will .., Im going to ...; tata bahasa, ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda baca, tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi.

3.5. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari ungkapan ucapan selamat bersayap, sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.5. Menyusun teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan merespon ucapan selamat bersayap (extended), dengan memperhatikan tujuan, struktur teks, dengan memperhatikan tujuan, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks.

Teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan meresponsucapan selamat bersayap (extended).Fungsi Sosial:Menjaga hubungan interpersonal dengan gurupendidik, teman, dan orang lain.Struktur teks:xtUngkapan baku dari sumber-sumber otentikautentik.Unsur kebahasaan:(1) Kata dan tata bahasa baku.(2) Ejaan dan tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi.(3) Ucapan, tekanan kata, intonasi, ketika mempresentasikan secara lisan.Topik:Keteladanan tentang perilaku peduli dan cinta damai.

3.6. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada pernyataan dan pertanyaan tindakan/kejadian yang dilakukan/terjadi di waktu lampau yang merujuk waktu terjadinya dengan yang merujuk pada kesudahannya, sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.6. Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang tindakan/kejadian yang dilakukan/terjadi di waktu lampau yang merujuk waktu terjadinya dengan yang merujuk pada kesudahannya, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.

Tindakan/kejadian yang dilakukan/terjadi di waktu lampau yang merujuk waktu terjadinya dengan dan yang merujuk pada kesudahannya(Past Simple dan Present Perfect Tense)Fungsi sosial: Menyatakan dan menanyakan tentang tindakan/kejadian yang dilakukan/terjadi di waktu lampau yang merujuk waktu terjadinya dengan dan yang merujuk pada kesudahannya.Struktur teks:I hollered farewells to my friends and poured myself into the car.My friend has prepared everything before we left already prepared everything.Unsur kebahasaan:(1) Past Simple, Present Perfect(2) Tata bahasa, ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda baca, tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi.Topik: Berbagai hal terkait dengan interaksi antara gurupendidik dan siswapeserta didik selama proses pembelajaran, di dalam maupun di luar kelas.

3.7. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks deskriptif sederhana tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal, sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.8. Menangkap makna dalam teks deskriptif lisan dan tulis sederhana. 4.9. Menyunting teks deskriptif lisan dan tulis, sederhana, tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.4.10. Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis sederhana tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal, dengan memperhatikan tujuan, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks.

Teks deskriptif lisan dan tulis, sederhana, tentang orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal.Fungsi sosial: Membanggakan, mengenalkan, mengidentifikasi, memuji, mengritik, mempromosikan, dsb.Struktur teks:xt(1) Penyebutan nama orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal dan nama bagian-bagiannya yang dipilih untuk dideskripsikan(2) Penyebutan sifat orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal dan bagiannya, dan (3) Penyebutan tindakan dari atau terkait dengan orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal.yang semuanya sesuai dengan fungsi sosial yang hendak dicapai.Unsur kebahasaan:(1) Kata benda yang terkait dengan orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal.(2) Kata sifat yang terkait dengan orang, tempat wisata, dan bangunan bersejarah terkenal(3) Ejaan dan tulisan tangan dan c etak yang jelas dan rapi(4) Ucapan, tekanan kata, intonasi, ketika mempresentasikan secara lisan. (5) Rujukan kataTopik: Keteladanan tentang perilaku toleran, kewirausahaan, nasionalisme, percaya diri.

3.8. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks pemberitahuan (announcement), sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.11. Menangkap makna pemberitahuan (announcement).4.12. Menyusun teks tulis pemberitahuan (announcement), sangat pendek dan sederhana, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

Teks tulis berbentuk announcement (pemberitahuan)Fungsi sosial:Memberikan informasi dengan atau tanpa perintah atau petunjuk yang harus diikuti, untuk memperlancar informasi antara gurupendidik, siswapeserta didik, kepala sekolah, dan staf administrasiStruktur Teks:Ungkapan yang lazim digunakan dalam teks announcement di media massa maupun di internet, secara urut dan runtut.Unsur kebahasaan:Kosa kata , tata bahasa, ucapan, rujukan kata, tekanan kata, intonasi, ejaan, dan tanda baca yang tepat, dengan pengucapan yang lancar dan penulisan dengan tulisan tangan atau cetak yang jelas dan rapi.Multimedia: Layout, dekorasi, yang membuat tampilan teks lebih menarik.

3.9. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks recount sederhana tentang pengalaman/kejadian/peristiwa, sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.13. Menangkap makna dalam teks recount lisan dan tulis sederhana.4.14. Menyusun teks recount lisan dan tulis sederhana tentang pengalaman/ kegiatan/kejadian/peristiwa, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks. Teks recount lisan dan tulis, sederhana, tentang pengalaman /kegiatan/ kejadian/peristiwa.Fungsi sosial:Meneladani, membanggakan, bertindak teratur, teliti dan disiplin, melaporkan.Struktur: a. Menyebutkan tindakan/ peristiwa/kejadian secara umumb. Menyebutkan urutan tindakan/ kejadian/peristiwa secara kronologis, dan runtut.c. Jika perlu, ada kesimpulan umum.Unsur kebahasaan:(1) Kata-kata terkait dengan perjuangan hidup, profesionalisme dalam bekerja, kejadian/peristiwa yang sedang banyak dibicarakanlampau.(2) Penyebutan kata benda.(3) Ejaan dan tulisan tangan dan c etak yang jelas dan rapi.(4) Ucapan, tekanan kata, intonasi, ketika mempresentasikan secara lisan. (5) Rujukan kata Topik:Keteladanan tentang perilaku kewirausahaan, daya juang, percaya diri, tanggung jawab, disiplin.

3.9. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks naratif sederhana berbentuk legenda rakyat, sesuai dengan konteks penggunaannya.

4.15. Menangkap makna teks naratif lisan dan tulis berbentuk legenda, sederhanaTeks naratif lisan dan tulis berbentuk legenda sederhana.Fungsi sosial:Meneladani nilai-nilai moral, cinta tanah air, menghargai budaya lain.Struktur: a. Pengenalan tokoh dan setting.b. Komplikasi terhadap tokoh utama.c. Solusi dan akhir cerita.Unsur kebahasaan:(1) Kata-kata terkait karakter, watak, dan setting dalam legenda.(2) Modal auxiliary verbs. (4) Ejaan dan tulisan tangan dan c etak yang jelas dan rapi.(5) Ucapan, tekanan kata, intonasi, ketika mempresentasikan secara lisan.(6) Rujukan kata Topik:Keteladanan tentang perilaku dan nilai-nilai luhur dan budaya.

3.11. Menyebutkan fungsi sosial dan unsur kebahasaan dalam lagu.

4.16. Menangkap makna lagu sederhana.Lagu sederhanaFungsi sosial: Menghibur, mengungkapkan perasaan, mengajarkan pesan moralUnsur kebahasaan:(1) Kata, ungkapan, dan tata bahasa dalam karya seni berbentuk lagu.(2) Ejaan dan tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi.(3) Ucapan, tekanan kata, intonasi, ketika mempresentasikan secara lisanTopik:Keteladanan tentang perilaku yang menginspirasi.

(2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaran yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.(3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.(4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.(5) Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan.(6) Merancang penilaian yang diperlukan.(7) Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.

Materi Pokok (Silabus)Materi PembelajaranFakta, Konsep, Prinsip, dan ProsedurAlternatif Kegiatan Pembelajaran:Mengamati, Menanya, Mengeksplorasi, Mengasosiasi, dan MengomunikasikanPembelajaran (Silabus)Indikator Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan untuk PenilaianPenilaian (Silabus)Lulusan yang :Cerdas, Kreatif, Produktif, dan Bertanggung jawab

a. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaran yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedurA. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.B. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.C. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevanD. Merancang penilaian yang diperlukanE. F. Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.G. Materi Pokok (Silabus)Materi PembelajaranFakta, Konsep, Prinsip, dan ProsedurAlternatif Kegiatan Pembelajaran:Mengamati, Menanya, Mengeksplorasi, Mengasosiasi, dan MengomunikasikanPembelajaran (Silabus)Indikator Sikap, Pengethuan, dan Keterampilan untuk PenilaianPenillaian (Silabus)Lulusan yang :Cerdas, Kreatif, Produktif, dan Bertanggung jawabH. I. J. K. L. M. N. O. P. Q. R. S. T. U. Mengembangkan Materi pembelajaranPengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pembelajaran dalam silabus dan kompetensi dasar pada kompetensi inti ke tiga (pengetahuan). Penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan). Materi pembelajaran bahasa Inggris dikembangkan menggunakan konsep genre sebagai dasar. Sehingga dirumuskan konsisten, runut, dan menggambarkan tindakan komunikatif. Dengan demikian materi pembelajaran bahasa Inggris untuk setiap jenis teks dapat secara konsisten terdiri atas tiga unsur, yaitu (1) fungsi sosial, (2) struktur teks, dan (3) unsur kebahasaan. Selain itu, materi pembelajaran bahasa Inggris akan sangat sulit dipisahkan secara konkrit antara pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip maupun prosedur. Hal ini disebabkan ketiga aspek genre yang harus dikuasai bisa dikelompokkan pada dua tataran pengetahuan sekaligus, misalnya fungsi sosial teks bisa berada pada tataran konsep maupun prinsip. Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokkan dalam empat kategori yaitu:(1) Fakta, merupakan teks yang dapat dilihat, didengar, dibaca, atau diamati. Selain itu pengetahuan faktual pada mata pelajaran bahasa Inggris juga terkait dengan topik dan konteks.(2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep tentang teks deskriptif adalah teks yang mempunyai berbagai fungsi sosial dalam kehidupan sehari-hari, dengan struktur yang diawali dengan identifikasi dan diikuti deskrisi bagian-bagiannya, serta dengan unsur kebahasaan kata benda dan kata sifat terkait orang, benda, dan tempat.(3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaitan. Prinsip bahasa bersifat holistik, sebab diawali dengan teks, bukan dari kata perkata. Contoh pengetahuan yang merupakan prinsip adalah bentuk kalimat, dan struktur teks. (4) Prosedur, merupakan sederetan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran bahasa Inggris, langkah menyusun teks merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi materi pembelajaran.

V. Mengembangkan Kegiatan PembelajaranProsedur, merupakan sederetan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran fisika, langkap kerja ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi Kegiatan pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah yaitu ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan Dengan demikian kegiatan pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi komunikatif yang tidak hanya bermakna menguasai keterampilam berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis tetapi merupakan kemampuan untuk melaksanakan fungsi sosial dengan menggunakan bahasa Inggris secara trampil baik lisan maupun tulisan dengan sikap yang benar. Keterampilan menggunakan bahasa Inggris tidak hanya berupa pembiasaan namun harus mempunyai pemahaman akan tujuan komunikatif dan strategi penyampaiannya. Untuk memberi kesempatan yang luas kepada peserta didik dalam mencapai kompetensi komunikatif maka perlu melakukan langkah-langkah pembelajaran yang menuntut partisipasi aktf peserta didik yaitu melalui pendekatan saintifik dengan lima tahapan kegitan yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan(1) Mengamati Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu kegiatan yang memaksimalkan pancaindra dengan cara melihat, mendengar, dan membaca, atau menyimakmenonton. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, konsep, dan prosedur. Materi berbentuk fakta yaitu misalnya teks interpersonal/transaksional,. tTeks khusus, teks fungsional, dan unsur kebahasaan dalam bentukyang berupa bacaan, video, atau rekaman suara. Sedangkan materi berbentuk konsep yaitu materi tentang fungsi sosial dari teks-teks tersebut dan materi berbentuk prosedur adalah stuktur teks dari masing-masing teks yang dibaca atau didengar. Jadi alternatif pembelajaran untuk proses mengamati bisa berupa kegiatan mendengarkan/menonton video percakapan, menonton film sederhana, dan membaca buku cerita, koran, majalah, brosur, leaflets, banner dan poster berbahasa Inggris(2) Menanya Pada tahapan Kkegiatan menanya merupakan proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep yaitu menanya tentang fungsi sosial dari teks dan prosedur tentang struktur teks melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas. Pada proses menanya harus dikembangkan rasa ingin tahu dan kemampuan berfikir kritis sehingga perlu mengembangkanakan muncul pertanyaan-pertanyaan pada level berfikir tingkat tinggi. Selain itu proses menanya juga menuntut partisipasi aktif peserta didik. Agar proses menanya dapat terlaksana dan mencapai tujuan, maka pendidik perlu menyiapkan panduan bertanya berupa langkah-langkah yang harus dilewati peserta didik sampai dapat mengajukan pertanyaan tentang ketiga aspek genre yang diamati pada saat melakukan kegiatan-kegiatan dalam proses mengamati.(3) Mencoba Kegiatan mencoba atau mengeksplorasi adalah kegiatan untuk menginternalisasi pengetahuan dan keterampilan yang baru saja diperoleh/dipelajarai. Pada proses ini peserta didik berlatih mengungkapkan hal-hal baru yang dipelajari dan mencoba menggunakan kemampuan itu dalam dunia nyata, didalam/diluar kelas melalui kegiatan simulasi, bermain peran, presentasi, diskusi dan bermain game..(4) MengasosiasiKegiatan mengasosiasi atau menalar merupakan proses mengembangkan kemampuan mengelompokkan dan membandingkan beragam ide dan peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Khusus untuk mata pelajaran bahasa Inggris pada tahapan ini peserta didik dibimbing untuk mengelompokkan dan membandingkan teks berdasarkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan.(5) MengomunikasikanKegiatan mengomunikasikan ditujukan untuk mengembangkan kemampuan menyajikan atau mempresentasikan semua pengetahuan dan keterampilan yang sudah dikuasai dan yang belum baik secara lisan maupun secara tertulis. Pada kegiatan ini tidak hanya pengetahuan dan keterampilan mengomunikasikan saja yang disajikan tetapi juga permasalahan dan kesuksesan yang dialami selama proses pembelajaran. Dengan demikian kegiatan ini menggambarkan secara utuh kemampuan peserta didik dalam penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sehingga Sebaiknya proses mengomunikasikan ini selalu disertai dengan penulisan jurnal belajar. Dengan demikian kegiatan yang dapat dilakukan untuk proses mengomunikasikan antara lain mempresentasikan kemampuan secara lisan di depan kelas dengan dan tanpa media presentasi, membuat laporan secara tertulis, mempublikasikan hasil di majalah dinding kelas atau sekolah serta memanfaatkan media komunikasi sosial seperti wechat, line, kakaotalk, whatsup, facebook, tweeter dan e-mail untuk mempublikasikan atau melaporkan hasil belajar.

1. Mengembangkan Materi pembelajaranPengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan). Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan).Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu:(1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati dalam (2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol, bensin, dan spiritus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang ditempatinya, volume dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan. Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan.Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaiatan. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh. Contoh yang merupakan prinsip adalah air jika dipanaskan akan menguap. Prinsip yang menghubungkan adalah konsep air, konsep panas, dan konsep penguapan. Termasuk ke dalam kategori prinsip apendekatan saintifik dengan lima tahapan kegitan yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, da85

B. Hasil Analisis Kompetensi Dasar

1. Hasil Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi DasarKI-1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya1.1. Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar

KI-2:Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia2.1. Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi interpersonal dengan guru dan teman.2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.2.3. Menunjukkkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi fungsional

KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi DasarMateri PokokMateri PembelajaranAlternatif PembelajaranAspekPengetahuanKeterampilan

IndikatorPenilaianIndikatorPenilaian

3.1Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks pemaparan jati diri, sesuai dengan konteks penggunaannya.

Teks lisan dan tulis sederhana, untuk memaparkan, menanyakan, dan merespon pemaparan jati diri

FaktaUngkapan: My name is... Im ... I live in ... I have I like dan semacamnya

KonsepFungsi sosial:menjalin hubungan dengan guru, teman dan orang lain

ProsedurUnsur kebahasaan: (6) Kata terkait dengan hubungan kekeluargaan dan kekerabatan, profesi pekerjaan, hobi.(7) Kata kerja dalam simple present tense: be, have dalam simple present tense(8) Kata tanya What? Who? Which?(9) Ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tulisan tangan yang rapi (10) Rujukan kata

Mengamati1. Mendengarkan rekaman percakapan tentang jati diri2. Menonton video tentang percakapan jati diri3. Membaca teks jati diri pada kartu nama, KTP, SIM, dsb.

Menanya1. Mempertanya-kan perbedaan antara pemaparan jati diri dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa Inggris.2. Mempertanya-kan pengucapan dan isi teks yang memaparkan jati diri3. Mempertanya- kan kosakata dan cara pengucapan-nya tentang jati diri.Mengeksplorasi:1. pengucapan kata/kalimat2. memperkenal-kan diri sendiri secara lisan3.menuliskan jati diri 4. mencari teks contoh jati diri

Mengasosiasi1. menganalisis ungkapan memaparkan jati diri dengan mengelompokannya berdasarkan penggunaan.2. mendiskusikan ungkapan pemaparan jati diri yang mereka temukan dari sumber lain3. memperoleh balikan (feedback) dari guru dan teman tentang fungsi sosial dan unsur kebahasaan dalam pemaparan jati diri.

Mengkomunikasi-kan1. mendemons-trasikan penggunaan pemaparan jati diri secara lisan dan tertulis2. menuliskan permasalahan dalam menggunakan bahasa Inggris untuk memaparkan jati diri

Santun, jujur, disiplin, percaya diri, bertanggung jawab, kerjasama Santun, disiplin, jujur, tanggung jawab, percaya diri

4.1 Menangkap makna pemaparan jati diri lisan dan tulis.

4.2 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana, untuk memaparkan, menanyakan, dan merespon pemaparan jati diri, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks.

3.2. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memuji bersayap serta responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.4.3. Menyusun teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan merespon pujian bersayap, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

Teks lisan dan tulis untuk memuji bersayap (extended) serta responnya

FaktaUngkapan: Excellent! You really did it well, Tina. Thats nice, Anisa. I really like it. It was great. I like it, thank you,

KonsepFungsi sosialMenjaga hubungan interpersonal dengan guru, teman dan orang lain.

Prosedur:Unsur kebahasaan:Ucapan, tekanan kata, intonasi

Mengamati:1. mendengarkan/menonton interaksi memuji bersayap.2. mengikuti interaksi memuji bersayap.3. menirukan model interaksi memuji bersayap4. mengidentifikasi ciri-ciri interaksi memuji bersayap (fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan).Menanya:Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antara berbagai ungkapan memuji bersayap dalam bahasa Inggris, perbedaan ungkapan dengan yang ada dalam bahasa Indonesia, kemungkinan menggunakan ungkapan lain, dsb.

Mengeksplorasi:Siswa memuji bersayap dengan bahasa Inggris dalam konteks simulasi, role-play, dan kegiatan lain yang terstruktur.

Mengasosiasi: Siswa membandingkan ungkapan memuji bersayap yang telah dipelajari dengan yang ada di berbagai sumber lain. Siswa membandingkan antara ungkapan dalam bahasa Inggris dan dalam bahasa siswa.

Mengkomunikasikan1. Siswa memuji dengan bahasa Inggris, di dalam dan di luar kelas. 2. Siswa menuliskan permasalahan dalam menggunakan ungkapan untuk memuji bersayap dalam jurnal belajar (learning journal).

Santun, disiplin, jujur, tanggung jawab, percaya diri, kerjasamaKD 3.2.1) mengidentifikasi struktur teks dan unsur kebahasaan pada teks lisan dan tulis untuk memuji bersayap serta responnya.2) menyimpulkan fungsi sosial ungkapan-ungkapan untuk memuji.

KD 4.31)mengidentifikasi ciri-ciri interaksi memuji bersayap (fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan).2)mencontohkan penggunaan ungkapan untuk memuji bersayap3) membuat percakapan singkat tertulis dengan menggunakan ungkapan untuk memuji bersayap.

- Tes Tulis

KD 4.32) memperagakan percakapan yang telah dibuat secara berpasangan

Tes unjuk kerja

3.3. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan menunjukan perhatian (care), serta responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.4.4. Menyusun teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan merespon ungkapan perhatian (care), dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.Teks lisan dan tulis untuk menunjukkan perhatian (care)

FaktaUngkapan untuk memberi perhatian dan cara meresponnya: You look pale . Are you OK? Not, really. Ive got a headache.

KonsepFungsi sosial:Menjaga hubungan interpersonal dengan guru, teman dan orang lain.

Prosedur:Unsur kebahasaan:Ucapan, tekanan kata, intonasi

Mengamati:1. Siswa mendengarkan/menonton interaksi menunjukkan perhatian.2. Siswa mengikuti interaksi menunjukkan perhatian.3. Siswa menirukan model interaksi menunjukkan perhatian.4. Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mengidentifikasi ciri-ciri interaksi menunjukkan perhatian. (fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan).MenanyaDengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antara berbagai ungkapan menunjukan perhatian dalam bahasa Inggris, perbedaan ungkapan dengan yang ada dalam bahasa Indonesia, kemungkinan menggunakan ungkapan lain, dsb.MengeksplorasiSiswa menunjukan perhatian dengan bahasa Inggris dalam konteks simulasi, role-play, dan kegiatan lain yang terstruktur.Mengasosiasi1. Siswa membandingkan ungkapan menunjukan perhatian yang telah dipelajari dengan yang ada di berbagai sumber lain. Siswa membandingkan antara ungkapan dalam bahasa Inggris dan dalam bahasa siswa. Mengkomunikasikan1. Siswa menunjukan perhatian dengan bahasa Inggris, di dalam dan di luar kelas. 2. Siswa menuliskan permasalahan dalam menggunakan bahasa Inggris untuk menunjukan perhatian dalam jurnal belajar (learning journal)Santun, jujur, disiplin, percaya diri, bertanggung jawab, kerjasamaKD 3.31) Meng identifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan menunjukan perhatian (care), serta responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.2) menyimpulkan fungsi sosial ungkapan-ungkapan untuk menunjukkan perhatian.

KD 4.41) meng identifikasi struktur teks dan unsur kebahasaan pada ungkapan menunjukkan perhatian (care) serta responnya sesuai dengan konteks penggunaannya2) merinci fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan menunjukan perhatian (care), serta responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.3) membuat percakapan tertulis yang mengandung ungkapan untuk menunjukkan perhatian..

- Tes Tulis

KD 4.42) menampilkan percakapan yang menagandung ungkapan menunjukkan perhatian.

Tes unjuk kerja

3.4. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menanyakan tentang niat melakukan sesuatu, sesuai dengan konteks penggunaannya 4.5.Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang niat melakukan sesuatu, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks

Teks lisan dan tulis pernyataan dan pertanyaan tentang niat melakukan sesuatu

FaktaStruktur Teks :Id like to tell my name, I will tell him about my job, Im going to introduce my friend

KonsepFungsi Sosial :Menyatakan rencana

ProsedurUnsur Kebahasaan:Kata kerja Id like to .., I will .., Im going to ...; tata bahasa, ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda baca, tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi.Mengamati1. Siswa mendengarkan/menonton interaksi memuji bersayap.2. Siswa mengikuti interaksi memuji bersayap.3. Siswa menirukan model interaksi memuji bersayap4. Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mengidentifikasi ciri-ciri interaksi memuji bersayap (fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan).MenanyaDengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antara berbagai ungkapan memuji bersayap dalam bahasa Inggris, perbedaan ungkapan dengan yang ada dalam bahasa Indonesia, kemungkinan menggunakan ungkapan lain, dsb.MengeksplorasiSiswa memuji bersayap dengan bahasa Inggris dalam konteks simulasi, role-play, dan kegiatan lain yang terstruktur.Mengasosiasi1. Siswa membandingkan ungkapan memuji bersayap yang telah dipelajari dengan yang ada di berbagai sumber lain.2. Siswa membandingkan antara ungkapan dalam bahasa Inggris dan dalam bahasa siswa.

Mengkomunikasikan1. Siswa memuji dengan bahasa Inggris, di dalam dan di luar kelas. 2. Siswa menuliskan permasalahan dalam menggunakan bahasa Inggris untuk memuji dalam jurnal belajar (learning journal).

Santun, jujur, disiplin, percaya diri, bertanggung jawab, kerjasamaKD 3.41) Mengidentifikasi struktur teks, dan unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menanyakan tentang niat melakukan sesuatu, sesuai dengan konteks penggunaannya2) Menyim -pulkan fungsi sosial ungkapan-ungkapan untuk menyatakan dan menanyakan tentang niat melakukan sesuatu, sesuai dengan konteks penggunaannya.

KD 4.51) Mengidentifikasi Mengidentifikasi struktur teks, dan unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menanyakan tentang niat melakukan sesuatu, sesuai dengan konteks penggunaannya2) Mencirikan ungkapan ungkapan Mengidentifikasi struktur teks, dan unsur kebahasaan untuk menyatakan dan menanyakan tentang niat melakukan sesuatu, sesuai dengan konteks penggunaannya3) Membuat percakapan tertulis yang mengandung ungkapan-ungkapan untuk menyatakan dan menanyakan tentang niat melakukan sesuatu, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, yang benar dan sesuai konteks.

Tes tulisKD 4.54) Menampilkan percakapan yang telah dipersiapkan.

Tes unjuk kerja

3.5. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari ungkapan ucapan selamat bersayap, sesuai dengan konteks penggunaannya. 4.6. Menyusun teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan merespon ucapan selamat bersayap (extended), dengan memperhatikan tujuan, struktur teks, dengan memperhatikan tujuan, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks.

Teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan meresponucapan selamat bersayap (extended)Struktur text(5) TopikKeteladanan tentang perilaku peduli dan cinta damai.

FaktaUngkapan baku dari sumber-sumber otentik.

KonsepFungsi Sosial:Menjaga hubungan interpersonal dengan guru, teman, dan orang lain.

ProsedurUnsur kebahasaan:1. Kata dan tata bahasa baku2. Ejaan dan tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi.3. Ucapan, tekanan kata, intonasi, ketika mempresentasikan secara lisanMengamati1. Siswa memperhatikan beberapa pesan yang berisi ucapan selamat dari berbagai sumber (a.l. film, tape, surat kabar, majalah).2. Siswa membacakan contoh-contoh teks pesan berisi ucapan selamat tersebut dengan ucapan, intonasi, tekanan kata, dengan benar dan lancar.3. Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mengidentifikasi ciri-ciri pesan yang berisi ucapan selamat (fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan).

MenanyaDengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antar berbagai pesan yang berisi ucapan selamat dalam bahasa Inggris, perbedaan ungkapan dengan yang ada dalam bahasa Indonesia, kemungkinan menggunakan ungkapan lain, dsb.Mengeksplorasi1. Siswa secara mandiri dan dalam kelompok mencari ucapan selamat yang lain dari berbagai sumber2. Siswa bergantian membacakan ucapan selamat dengan unsur kebahasaan yang tepat3. Siswa mengucapkan dan merespon ucapan selamat yang disampaikan teman dan guru.

Mengasosiasi1. Siswa membandingkan berbagai ucapan selamat terkait dengan tujuan, struktur teks, dan unsur kebahasaan, dilihat dari segi ketepatan, efisiensi, efektivitasnya. 2. Siswa memperoleh balikan (feedback) dari guru dan teman tentang hasil analisis yang disampaikan dalamkerja kelompok. Mengkomunikasikan1. Siswa berkreasi membuat teks-teks ucapan selamat dan menyampaikannya di depan guru dan teman untuk mendapat feedback.2. Siswa membuat kartu ucapan selamat3. Siswa memperoleh feedback dari guru dan teman sejawatSantun, jujur, disiplin, percaya diri, bertanggung jawab, kerjasamaKD 3.51) meng identifikasi struktur teks dan unsur kebahasaan pada teks lisan dan tulis pada ungkapan-ungkapan ucapan kalimat bersayap.2)Menyim -pulkan fungsi sosial ungkapan-ungkapan ucapan kalimat bersayap.

KD 4.61) Mengidentifikasi ungkapan ungkapan ucapan selamat bersayap (extended), dengan memperhatikan tujuan, struktur teks, dengan memperhatikan tujuan, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan konteks.2) Me