100162598 referat penatalaksanaan multiple sklerosis terbaru

Upload: victoria-sampson

Post on 15-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Lebih dari 100 tahun yang lalu sejak Charcot, Carswell, dan Cruveilhier,

    berhasil menjelaskan tentang gambaran klinis, patologis, dan karakteristik

    multiple sklerosis. Penyakit sistem saraf pusat yang bersifat progresif dan sering

    menyebabkan relaps ini terus menimbulkan tantangan bagi para peneliti untuk

    mencoba memahami patogenesis dan tatalaksananya sehingga mencegah penyakit

    tersebut terus berkembang(1).

    Multiple sklerosis (MS) adalah penyakit radang myelin sistem saraf pusat

    yang disebabkan karena proses autoimun dan faktor genetik lainnya. Sekitar

    400.000 orang di Amerika Serikat dan 2,5 juta orang di seluruh dunia, dengan

    prevalensi sekitar 1 kasus per 1000 orang dalam populasi dan rasio perempuan

    dengan laki-laki 2:1 menderita penyakit ini. Sekitar 85% pasien dengan multiple

    sklerosis sering bersifat relaps atau hilang-timbul saja. Lebih dari setengah dari

    pasien tersebut berkembang menjadi kecacatan dan berlanjut dari serangan akut

    dan beralih ke progresif sekunder dalam waktu 10 hingga 20 tahun setelah

    terdiagnosis(2).

    Harapan hidup pasien dengan MS menjadi berkurang. Dalam satu studi di

    Kanada, harapan hidup penderita berkurang sebesar 4 sampai 7 tahun(3), dan di

    Denmark berkurang hingga 10 sampai 12 tahun(4). Kualitas hidup seorang pasien

    ini sangat dipengaruhi oleh gejala fisik yang timbul termasuk kelelahan,

    kesakitan, dan kesulitan dengan mobilitas, dan masalah sosial dan gangguan

    perasaan dan mood(2)

    .

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    2

    Saat ini belum ada obat yang dapat mencegah timbul dan menyembuhkan

    MS. Terapi yang diberikan hanya meminimalkan timbulnya serangan, mengurangi

    efek serangan, dan memperpanjang masa remisi. Salah satu alasan mengapa MS

    sulit disembuhkan adalah sekali sistem saraf pusat (SSP) rusak maka perbaikan

    neuron yang telah rusak akan sulit(5).

    Berdasarkan hal tersebut, sampai saat ini eksperimental tentang

    penatalaksanaan dan penggunaan obat yang mungkin dapat merangsang

    'remyelinisasi' saraf yang rusak dan memperlambat atau menghentikan proses

    kerusakan lebih lanjut masih terus dilakukan. Pada makalah ini, akan dibahas

    tentang tatalaksana dari penyakit multiple sklerosis sehingga dapat menambah

    pengetahuan dalam mengurangi morbiditas bagi penderita.

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    3

    BAB II

    ISI

    A. Definisi Multiple Sklerosis

    Multiple sklerosis adalah suatu peradangan yang terjadi di otak dan

    sumsum tulang belakang yang menyerang daerah substansia alba dan merupakan

    penyebab utama kecacatan pada dewasa muda. Penyebabnya dapat disebabkan

    oleh banyak faktor, terutama proses autoimun(6). Focal lymphocytic infiltration

    atau sel T bermigrasi keluar dari lymph node ke dalam sirkulasi menembus sawar

    darah otak (blood brain barrier) secara terus-menerus menuju lokasi dan

    melakukan penyerangan pada antigen myelin pada sistem saraf pusat seperti yang

    umum terjadi pada setiap infeksi. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya

    inflamasi, kerusakan pada myelin (demyelinisasi), neuroaxonal injury,

    astrogliosis, dan proses degenerative(7). Akibat demyelinasi (Gambar 1.1), neuron

    menjadi kurang efisien dalam potensial aksi. Transmisi impuls yang disampaikan

    oleh neuron yang terdemyelinisasi akan menjadi buruk. Akibat 'kebocoran' impuls

    tersebut, terjadi kelemahan dan kesulitan dalam mengendalikan otot atau kegiatan

    sensorik tertentu di berbagai bagian tubuh(5)

    .

    Bila otak penderita MS dipotong, akan terlihat bercak-bercak induratif

    yang multipel di substansia alba yang membuatnya dinamai multipel sklerosis.

    Lesi tersebut umumnya berlokasi di periventrikel, korpus kalosum, nervus

    optikus, dan medula spinalis. Selain itu dapat ditemukan di batang otak dan

    serebelum. Secara mikroskopis, lesi tersebut menunjukkan destruksi myelin

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    4

    parsial/total. Juga ditemukan infiltrasi perivaskuler dari monosit, limfosit serta

    makrofag, sedangkan astrosit dan oligodendrosit pada fase lanjut. Pada lesi yang

    relatif aseluler umumnya aksonnya masih utuh dan terjadi remyelinisasi,

    sedangkan pada lesi yang infiltratif terjadi degenerasi aksonal (8,9).

    Gambar 1.1 Perbedaan Neuron yang Sehat dan yang Mengalami Demyelinisasi

    B. Etiologi Multiple Skelrosis

    Etiologi dari kelainan tersebut masih belum jelas. Ada beberapa

    mekanisme penting yang menjadi penyebab timbulnya bercak MS yaitu autoimun,

    infeksi, dan herediter. Meskipun bukti yang meyakinkan kurang, faktor makanan

    dan paparan toksin telah dilaporkan ikut berkontribusi juga. Mekanisme ini tidak

    saling berdiri sendiri melainkan merupakan gabungan dari berbagai faktor (10).

    Mekanisme autoimun diduga terjadi melalui penurunan aktifitas limfosit

    T-supresor pada sirkulasi pasien penderita MS serta adanya molecular mimicry

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    5

    antara antigen dan MBP (myelin basic protein) yang mengaktifkan klon sel T

    yang spesifik terhadap MBP (MBP specific T-cell clone). Limfosit T4 menjadi

    autoreaktif pada paparan antigen asing yang strukturalnya mirip dengan MBP.

    Tidak hanya beberapa virus dan peptida bakteri saja yang memiliki kesamaan

    struktural dengan MBP, tetapi beberapa dari mikroorganisme tersebut dapat

    mengaktifkan MBP-spesifik T-sel klon pada pasien MS (10).

    Beberapa infeksi virus diketahui menyebabkan demyelinasi pada manusia

    diantaranya progressive multifocal leukoencephalopathy yang disebabkan oleh

    papilloma virus JC, subakutsclerosing panencephalitisoleh virus campak. Pada

    MS studi serologis awal sulit ditafsirkan. Namun, banyak pasien MS terdapat

    elevasi titer CSF terhadap virus campak dan herpes simpleks (HSV), tetapi ini

    juga tidak spesifik(10).

    C. Klasifikasi MS

    Berdasarkan perbedaan klinis dan gejala, terdapat beberapa tipe MS (5):

    1. Relapsing-remitting MS. Banyak kasus umumnya berawal dari bentuk MSyang gejalanya bersifat hilang timbul terutama pada dewasa muda.

    Merupakan perjalanan klinis yang klasik dari multipel sklerosis dimana

    terdapat fase relaps dan remisi. Gejala hanya memburuk ketika adanya

    serangan meskipun dapat berkembang menjadi secondary progressive

    multiple sclerosis.

    2. Chronic progressiveMS. Gejala secara bertahap memburuk setelah episodeserangan pertama dan terus terjadi peningkatan kecacatan tanpa diselingi

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    6

    fase remisi sama sekali. Sering melibatkan penurunan gerakan motorik

    tubuh, atau kinerja sensorik (terutama penglihatan).

    3. Benign MS. Gejala yang relatif kecil, perkembangan sangat lambat sehinggahampir tak terlihat secara klinis, atau ada sedikit serangan selama masa

    waktu yang panjang biasanya 15 tahun setelah diagnosis. Ada bukti yang

    menyebutkan bahwa perjalanan MS mungkin awalnya jinak. Namun, bukti

    dari penelitian jangka panjang menyebutkan kasus benignMS akhirnya

    mengakibatkan gejala dan kecacatan yang signifikan, meskipun ini mungkin

    tidak terjadi selama 20 atau 30 tahun setelah diagnosis.

    4. Secondary progressive MS.Relapsing-remitting MSdapat berubah menjadi bentuksecondary progressiveMS dimana mulai terjadi penurunan yang relatif stabil

    namun frekuensi remisi cukup jarang.

    D. Gambaran Klinis MS

    Gambaran klinis yang muncul sesuai dengan daerah lesi yang terkena.

    Terdapat beberapa gejala dan tanda yang timbul pada MS (5):

    Disfungsi usus dan saluran kencing Menurunnya persepsi nyeri, getaran, dan posisi Kelelahan dan gangguan mobilitas Depresi dan gangguan kognitif atau memori Masalah penglihatan dan pendengaran Tremor, hiperefleksia, spastisitas, dan tanda babinsky yang positif Nistagmus, gangguan koordinasi dan keseimbangan

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    8

    mengalami remisi dalam beberapa bulan. Tanda yang sering terjadi pada penderita

    MS meskipun tidak karakteristik adalah tanda Lhermitte; bila kepala difleksikan

    secara pasif, timbul parestesi sepanjang bahu, punggung dan lengan. Hal ini

    mungkin disebabkan akson yang mengalami demyelinisasi sensitivitasnya

    meningkat terhadap tekanan ke spinal yang diakibatkan fleksi kepala (12).

    Gangguan serebelum juga sering terjadi pada MS meskipun jarang menjadi

    gejala utama. Manifestasi klinisnya ataksia serebelaris, baik yang mengenai

    gerakan motorik halus (dismetria, disdiadokokinesia, intention tremor), gait,

    maupun artikulasi (scanning speech, disartria). Selain itu dapat timbul pula

    nistagmus, terutama yang horizontal bidireksional dan vertikal (12).

    Hemiparesis yang diakibatkan lesi kortikospinal dapat terjadi pada MS

    meski frekuensinya lebih kecil. Demikian juga lesi di medula spinalis dapat

    menyebabkan sindroma Brown-Sequard atau mielitis transversa yang

    mengakibatkan paraplegi (umumnya tidak simetris), level sensorik dan gangguan

    miksi-defekasi. Refleks patologis dan/atau hiperrefleksia bilateral dengan atau

    tanpa kelemahan motorik merupakan manifestasi yang lebih sering dan

    merupakan tanda lesi kortikospinal bilateral. Yang karakteristik, meskipun

    kelemahan hanya pada satu sisi, refleks patologis selalu bilateral. Spastisitas dapat

    menyebabkan gejala kram otot pada pasien MS. Kelelahan/fatigue merupakan

    gejala non spesifik pada MS dan terjadi pada hampir 90% pasien MS. Kelelahan

    dapat merupakan kelelahan fisik pada waktu exercise berlebihan ataupun pada

    temperatur panas maupun kelelahan/kelambatan mental (12).

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    9

    Gangguan memori dapat terjadi pada pasien MS. Menurut penelitian

    Thornton dkk memori jangka pendek, working memori dan memori jangka

    panjang umumnya terganggu pada pasien MS (13). Selain itu juga didapatkan

    gangguan atensi. Gangguan emosi berupa iritabilitas dan afek pseudobulbar

    berupa forced laughing atau forced crying umum terjadi pada pasien MS

    disebabkan lesi hemisfer bilateral (12,13).

    Gejala lainnya yang lebih jarang meliputi neuralgia trigeminal (bilateral),

    gangguan lain pada batang otak berupa paresis n. facialis perifer (bilateral),

    gangguan pendengaran, tinitus, vrtigo, dan sangat jarang penurunan kesadaran

    (stupor dan koma) (13).

    E. Diagnosis MS

    Kriteria diagnostik yang umum dipakai adalah kriteria McDonald yang

    merupakan kriteria MS dengan konsep asli tahun 2001 dan revisi terakhir tahun

    2010. Kriteria McDonald menekankan adanya pemisahan menurut

    waktu/disseminated in time (dua serangan atau lebih) dan pemisahan oleh

    ruang/disseminated in space (dua atau lebih diagnosa topis yang berbeda).

    Seseorang dinyatakan definite menderita MS bila terjadi pemisahan waktu dan

    ruang yang dibuktikan secara klinis atau bila bukti secara klinis tidak lengkap

    tetapi didukung oleh pemeriksaan penunjang (MRI, LCS atau VEP).

    Pemisahan secara waktu maksudnya adalah terjadinya dua serangan atau

    lebih dimana jarak antara dua serangan minimal 30 hari dan satu episode serangan

    minimal berlangsung 24 jam. Sedangkan pemisahan oleh ruang adalah

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    11

    untuk MS dimana terjadi pemanjangan latensi VEP yang disebabkan adanya

    demyelinisasi pada nervus optikus. VEP secara dini dapat mendeteksi kelainan

    meskipun pada pasien MS yang secara klinis belum terdapat gejala klinis neuritis

    optika (16).

    F. Tatalaksana MS

    Managemen dan tatalaksana multiple sklerosis mengikuti Clinical Guideline

    8 Multiple Sclerosis National Institute for Clinical Excellence tahun 2003. Pola

    klasifikasi menggunakan tingkatan rekomendasi (A, B, C, D, DS, HSC) (17).

    Grade Keterangan

    A Kategori I

    B Kategori II atau dengan penambahan kategori I

    C Kategori III atau dengan penambahan kategori I atau II

    D Kategori IV atau dengan penambahan kategori I, II atau III

    DS Berdasarkan bukti diagnostic

    HSC Berdasarkan pelayanan kesehatan 2002/2004

    Kategori Sumber

    Ia Meta-analisis dari randomized control trial

    Ib Paling sedikit minimal 1 randomized control trial

    IIa Paling sedikit minimal 1 studi kontrol tanpa randomisasi

    IIb Paling sedikit minimal 1 tipe quasi eksperimental study

    IIIBukan dari studi eksperimental seperti comparative studies,

    corelation studies, dan case control studies

    IV Dari laporan komite, opini, pengalaman klinis dari para ahli

    Adapted from Eccles M, Mason J (2001) How to develop cost-conscious

    guidelines.Health Technology Assessment 5 (16)

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    12

    Kondisi Grade

    Setiap yang mengalami episode akut (termasuk neuritis optik)menyebabkan distres atau keterbatasan fisik harus diberikan

    kortikosteroid dosis tinggi. Hal ini sebaiknya dilakukan sesegera

    mungkin setelah muncul relaps :

    intravena metilprednisolon, 500 mg - 1 g sehari, selama 3 - 5hari

    atau

    dosis tinggi metilprednisolon oral 500 mg - 2 g sehari, selama3 - 5 hari.

    A

    Pasien harus diberi penjelasan tentang risiko dan keuntungan

    penggunaan kortikosteroid.D

    Frekuensi penggunaan kortikosteroid lebih dari 3 minggu dan lebih

    dari 3 kali setahun harus dihindariD

    Penggunaan obat lain pada terapi akut saat relaps sebaiknya tidak

    digunakan kecuali ada protokol lainD

    Penderita MS harus disarankan mengkonsumsi asam linoleat 17-23

    g/hari agar mengurangi perkembangan kecacatan. Sumber makanan

    kaya akan asam linoleat termasuk bunga matahari, jagung, kedelai

    dan minyak safflower.

    A

    Tatalaksana berikut tidak boleh dilakukan kecuali dalam

    keadaan khusus:

    setelah diskusi lengkap dan melalui pertimbangan semuarisiko

    dengan evaluasi, sebaiknya dengan studi prospektif lain dilakuakan oleh eorang pakar dalam penggunaan obat-obat

    dibawah ini dengan pemantauan ketat untuk efek samping.

    pengobatan:

    azathioprine mitoxantrone

    D

    A

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    13

    intravena imunoglobulin

    plasma exchange intermiten (4-bulan) pendek (1-9 hari) program

    metilprednisolon dosis tinggi.

    Tatalaksana berikut tidak boleh digunakan karena bukti penelitian

    tidak menunjukkan efek menguntungkan pada:

    siklofosfamid anti-virus (misalnya, asiklovir, tuberkulin)

    cladribine pengobatan jangka panjang dengan kortikosteroid hiperbarik oksigen linomide iradiasi seluruh tubuh basic protein myelin(tipe apapun).

    A

    Terapi simptomatik

    Selain primary care, terapi simptomatik juga harus dipertimbangkan

    diantaranya adalah (18):

    1. Spasticity, spastisitas ringan dapat dikurangi dengan peregangan dan programexercise seperti yoga, terapi fisik, atau terapi lainnya. Medikasi diberikan

    ketika ada kekakuan, spasme, atau klonus saat beraktivitas atau kondisi tidur.

    Baclofen, tizanidine, gabapentin, dan benzodiazepine efektif sebagai agen

    antispastik.

    2. Paroxysmal disorder. Pada berbagai kasus, penggunaan carbamazepinmemberikan respon yang baik pada spasme distonik. Nyeri paroxysmal dapat

    diberikan antikonvulsan atau amitriptilin.

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    14

    3. Bladder dysfunction. Urinalisis dan kultur harus dipertimbangkan danpemberian terapi infeksi jika dibutuhkan. Langkah pertama yang dilakukan

    ada mendeteksi problem apakah kegagalan dalam mengosongkan bladder

    atau menyimpan urin. Obat antikolinergik Oxybutinin dan Tolterodine efektif

    untuk kegagalan dalam menyimpan urin diluar adanya infeksi.

    4. Bowel symptom. Konstipasi merupakan masalah umum pada pasien MS danharus diterapi sesegera mungkin untuk menghindari komplikasi.

    Inkontinensia fekal cukup jarang. Namun bila ada, penambahan serat dapat

    memperkeras tinja sehingga dapat membantu spingter yang inkompeten

    dalam menahan pergerakan usus. Penggunaan antikolinergik atau antidiare

    cukup efektif pada inkontinensia dan diare yang terjadi bersamaan.

    5. Sexual symptom. Masalah seksual yang muncul antara lain penurunan libido,gangguan disfungsi ereksi, penurunan lubrikan, peningkatan spastisitas, rasa

    sensasi panas dapat terjadi. Pada beberapa pasien MS, gangguan disfungsi

    ereksi dapat diatasi dengan sildenafil.

    6. Neurobehavior manifestation. Depresi terjadi lebih dari separuh dari pasiendengan MS. Pasien dengan depresi ringan dan transien dapat dilakukan terapi

    suportif. Pasien dengan depresi berat sebaiknya diberikan Selective Serotonin

    Reuptake Inhibitors (SSRIs) yang memiliki efek sedative yang lebih kecil

    disbanding antidepresan lain. Amitriptilin dapat digunakan bagi pasien yang

    memiliki kesulitan tidur atau memiliki sakit kepala.

    7. Fatigue. Kelelahan dapat diatasi dengan istirahat cukup atau penggunaanmedikasi. Amantadine 100 mg dua kali perhari cukup efektif. Modafinil, obat

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    15

    narcolepsy yang bekerja sebagai stimulant SSP telah ditemukan memiliki

    efek yang bagus pada pasien MS. Obat diberikan dengan dosis 200 mg satu

    kali sehari pada pagi hari. SSRIs juga dapat menghilangkan kelelahan pada

    pasien MS. Amantadine memiliki efek anti influenza A dan baik diberikan

    pada Oktober hingga Maret.

    Terapi relaps(18)

    1. Adrenal Kortikosteroid. Kortikosteroid merupakan terapi andalan dalammengurangi gejala-gejala MS relaps akut. Agen ini bekerja melalui efek

    imunomodulator dan antiinflamasi, pemulihan blood brain barier, dan

    pengurangi edema. kortikosteroid juga dapat meningkatkan konduksi aksonal.

    Terapi kortikosteroid memperpendek durasi relaps akut dan mempercepat

    pemulihan. Namun, kortikosteroid belum bisa meningkatkan pemulihan

    secara keseluruhan MS.

    Jika seorang pasien menjadi cacat setalah mendapat serangan akut, dokter

    harus mempertimbangkan pengobatan dengan intravena metilprednisolon

    selama tiga hingga lima hari (atau kortikosteroid yang setara) dalam dosis 1 g

    diberikan secara intravena dalam 100 mL normal salin selama 60 menit sekali

    sehari di pagi hari.

    2. Perawatan lainnya. Pada pasien dengan MS, fisoterapi harus selalu dilakukanuntuk meningkatkan fungsi dan kualitas hidup dari ketergantungan obat

    therapy. Perawatan pendukung berupa konseling, terapi okupasi, saran dari

    sosial, masukan dari perawat, dan partisipasi dalam patient support group

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    16

    merupakan bagian dari perawatan kesehatan dengan pendekatan tim dalam

    pengelolaan MS.

    Pasien dengan MS sering tergoda untuk mencoba terapi alternatif seperti diet

    khusus, vitamin, sengatan lebah, atau akupunktur. Meskipun bukti definitif

    efektivitas perawatan ini kurang.

    Disease-Modifying Therapies(18)

    Terapi yang diberikan hanya meminimalkan timbulnya serangan,

    mengurangi efek serangan, dan memperpanjang masa remisi. Disease-modifying

    therapiesuntuk pengelolaan awal MS saat ini yang tersedia di Amerika Serikat:

    intramuskular interferon beta-1a (Avonex), subkutan interferon beta-1a (Rebif),

    interferon beta-1b (Betaseron), dan glatiramer asetat (Copaxone). Agen kelima,

    mitoxantrone (Novantrone), telah disetujui oleh Food and Drug Administration

    (FDA) untuk pengobatan relapsingremitting MS dan sekunder progresif MS

    yang memburuk.

    1. Interferon beta. Interferon beta merupakan sitokin alami yang berfungsisebagai imunomodulasi dan memiliki aktivitas antivirus. Tiga interferon beta

    disetujui FDA yang digunakan untuk MS telah terbukti mengurangi

    kekambuhan sekitar sepertiga dan direkomendasikan sebagai terapi lini

    pertama atau untuk pasien yang intoleran dengan glatiramer pada relapsing-

    remitting MS. Pada studi randomized double blind placebo control trial,

    penggunaan interferon beta dapat mengurangi 50 sampai 80 persen lesi

    inflamasi yang divisualisasikan pada MRI otak. Ada juga bukti bahwa obat

    ini meningkatkan kualitas hidup dan fungsi kognitif.

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    18

    kambuh MS sekitar sepertiga. Obat ini juga direkomendasikan sebagai

    pengobatan lini pertama pada pasien dengan Relapsing-RemittingMS dan

    bagi pasien yang tidak dapat mentolerir interferon beta. Hasil terapi

    glatiramer mampu mengurangi sepertiga proses inflamasi yang terlihat pada

    MRI.

    Glatiramer umumnya dapat ditoleransi dengan baik dan tidak menimbulkan

    influenza-like symptoms. Reaksi post injeksi termasuk peradangan lokal dan

    reaksi yang tidak umum seperti flushing, sesak dada dengan jantung berdebar,

    gelisah, atau dispnea dapat sembuh spontan tanpa gejala sisa. Pemantauan

    rutin laboratorium tidak diperlukan pada pasien yang diobati dengan

    glatiramer, dan kempuan antibodi dalam mengikat antigen juga tidak

    terganggu.

    3. Mitoxantrone. Sebuah studi klinis phase III randomized placebo controlmulticenter trial menemukan bahwa mitoxantrone, sebuah agen antineoplastik

    anthracenedione, dapat mengurangi jumlah relaps MS sebesar 67 persen dan

    memperlambat perkembangan. Mitoxantrone dianjurkan untuk digunakan

    pada pasien dengan bentukProgressiveMS.

    Efek samping akut mitoxantrone termasuk mual dan alopecia. Karena juga

    adanya cardiotoxicity kumulatif, obat dapat digunakan hanya untuk dua

    sampai tiga tahun (atau untuk dosis kumulatif 120-140 mg per m2).

    Mitoxantrone adalah agen kemoterapi yang harus diresepkan dan dikelola

    oleh para perawat kesehatan profesional yang berpengalaman.

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    19

    4. Obat baru dan obat lainnya. Natalizumab (Antegren) berada dalam tahapakhir dari fase III clinical trial dan sedang dikaji oleh FDA. Dalam uji coba

    fase II klinis, 33 obat ini mampu menjanjikan dalam hal mengurangi lesi MRI

    aktif sebesar 90 persen dan penurunan relaps MS lebih dari 50 persen.

    Natalizumab adalah antibodi monoklonal yang ditujukan terhadap sebuah

    molekul adhesi VLA-4. Obat ini diberikan secara intravena sekali sebulan.

    Meskipun FDA kurang setuju dan bukti definitif kemanjuran beberapa obat

    lain yang umum digunakan pada pasien dengan MS, terdapat sejumlah efek

    klinis sederhana pada pemberian intravena IgG, azathioprine, methotrexate,

    dan cyclophosphamide, baik sendiri atau dalam kombinasi dengan terapi

    standar.

    Para peneliti di Argentina yang mendalami manfaat vitamin D pada penyakit

    MS menemukan bahwa Vitamin D tampaknya memiliki peranan dalam

    memperbaiki keadaan pasien MS yang terkait juga dengan sistem imun. Hasil

    studi ini telah dipublikasi pada jurnal Neurology Science edisi Desember

    2011. Kadar 25(OH) Vitamin D dan 1,25(OH)(2) Vitamin D yang diukur

    dengan ELISA secara bermakna lebih rendah pada pasien Relapsing-

    Remitting MS dibandingkan kontrol. Selain itu, kadar pada pasien yang

    mengalami relaps juga lebih rendah daripada selama remisi. Sedangkan pada

    pasien Primer Pogressive MS menunjukkan nilai serupa dengan kontrol.

    Proliferasi dua isolat baru yakni sel T CD4+ dan sel T spesifik MBP secara

    bermakna dihambat oleh 1,25(OH)(2)-vitamin D. Secara keseluruhan/

    kolektif, dari temuan ini dikemukakan bahwa 1,25(OH) (2)-vitamin D

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    20

    berperan dalam homeostasis sel T pada multiple sklerosis, sehingga koreksi

    vitamin D pada keadaan defisiensi/kekurangan tersebut dapat bermanfaat

    selama pengobatan penyakit multiple sklerosis (19).

  • 5/25/2018 100162598 Referat Penatalaksanaan Multiple Sklerosis Terbaru

    21

    BAB III

    KESIMPULAN

    Multiple sklerosis (MS) adalah penyakit radang myelin sistem saraf pusat

    yang disebabkan karena proses autoimun dan faktor genetik lainnya. MS

    merupakan penyebab utama kecacatan pada dewasa muda. Sekitar 85% pasien

    dengan multiple sklerosis sering bersifat relaps atau hilang-timbul saja. Lebih dari

    setengah dari pasien tersebut berkembang menjadi kecacatan dan berlanjut dari

    serangan akut dan beralih ke progresif sekunder dalam waktu 10 hingga 20 tahun

    setelah terdiagnosis.

    Managemen dan tatalaksana multiple sklerosis mengikuti Clinical

    Guideline 8 Multiple Sclerosis National Institute for Clinical Excellence tahun

    2003. Tidak diragukan lagi bahwa kita sekarang berada dalam fase pengembangan

    terapi DMTs (Disease Modifying Therapies). Meskipun saat ini kita belum bisa

    bicara tentang penyembuhan, akan tetapi kita dapat memperlambat jalannya

    penyakit seperti pemberian asetat interferon dan glatiramer.