100406096 - johan andrean
TRANSCRIPT
ABSTRAK
Elam adalah peradaban kuno yang berpusat di ujung barat dan barat daya dari
zaman modern Iran, membentang dari dataran rendah yang sekarang Khuzestandan Ilam
Provinsi sebagaimana merupkan bagian kecil dari Irak Selatan. Nama modern Elam adalah
transkripsi dari Alkitab Ibrani, sesuai dengan Elam Sumeria, elamtu Akkadia, dan Elamite
haltamti. Negara bagian Elamite berada di antara kekuatan politik timur kuno yang
terkemuka.
Terletak tepat di sebelah timur dari Mesopotamia, Elam adalah bagian dari
urbanisasi awal selama periode Chalcolithic ( Zaman Tembaga). Munculnya catatan tertulis
dari sekitar 3000 SM juga merupakan sejarah paralel Mesopotamia,di mana tulisan lebih
awal digunakan daripada di Elam. Pada periode Elamite Lama (Pertengahan Zaman
Perunggu), Elam terdiri dari kerajaan di dataran tinggi Iran, berpusat di Anshan, dan
pertengahan-2 milenium SM, itu berpusat di Susa di dataran rendah Khuzestan. Budayanya
memegang peran penting dalam singkatnya kehidupan Kekaisaran Gutian dari abad 22 SM
dan dari abad 6 SM , selama dinasti Achaemenid Persia yang membuat Elam sukses, ketika
bahasa Elamite tetap di antara mereka dalam keperluan resmi. Elamite secara umum
diterima menjadi bahasa isolat.
Pengetahuan sejarah Elamite sebagian besar masih fragmentaris, dimana
rekonstruksi yang berdasarkan sumber dari sebagian besar Mesopotamia (Sumeria, Akkadia,
Asiria dan Babel). Sejarah Elam secara konvensional dibagi menjadi tiga periode, yang
membentang lebih dari dua ribu tahun. Periode sebelum masa Elamite pertama dikenal
sebagai periode proto-Elamite.
Para umat Elam berlatih pada aliran politeisme , dikarenakan pengetahuan tentang
agama mereka masih minim, tapi pada satu titik mereka memiliki dewa dewa yang dipimpin
oleh Khumban god. Dewa lain juga termasuk seperti Dewi Kiririsha dan Dewa Inshushinak
dan Jabru. Selain itu, peradaban Elam juga terkenal dengan Visual Art mereka.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peradaban Elam ini merupakan peradaban kuno dimana selain
banyakny peninggalan sejarah Elam juga memiliki keunikan di masa
peradabannya. Kekuatan peradaban Elam didasarkan pada
kemampuannya untuk mengatasi perbedaan wilayah di bawah
koordinasi pemerintahan yang memberikan peluang terjadinya tukar-
menukar sumber-sumber alam ke masing-masing wilayah. Secara
tradisional hal ini dilakukan melalui struktur pemeritahan yang bersifat
federal. Serta juga sangat erat hubungannya dengan bentuk
pemerintahan di Elam yaitu dengan adanya sistem pewarisan dan
distribusi kekuasaan.
1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalahnya yaitu perkembangan peradaban Elam di masa
sebelum revousi industry. Dimana peradaban ini juga termasuk salah
satu peradaban tua.
1.3 Rumusan Masalah Masalah yang akan dibahas adalah perkembangan peradaban, system
pemerintahan, budaya, warisan atau peninggalan sejarah, serta tata
cara hidup peradaban Elam tersebut.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah untuk dapat memahami
perkembangan peradaban Elam hingga akhir dari peradaban tersebut.
1.5 Metode Penelitian Dengan berpedoman/referensi pada Studi Pustaka.
BAB II
TEORI
Sejarah Peradaban Elam
Peradaban Elam terletak tepat di sebelah timur dari Mesopotamia, Elam
adalah bagian dari urbanisasi awal selama periode Chalcolithic ( Zaman Tembaga).
Munculnya catatan tertulis dari sekitar 3000 SM juga merupakan sejarah paralel
Mesopotamia,di mana tulisan lebih awal digunakan daripada di Elam.
Berbeda dengan dataran tinggi Iran yang tidak mengalami masa kebangkitan
urban, peradaban melek huruf telah berlangsung di Mesopotamia sejak akhir
milenium ke-4 dan awal milenium ke-3, demikian juga yang terjadi di dataran rendah
Khuzestan, yang merupakan pusat peradaban bangsa Elam. Secara geografis,
peradaban Elam tidak hanya berkembang di Khuzestan, tetapi juga meliputi wilayah-
wilayah dataran rendah dan dataran tinggi yang berada di bagian utara dan
timurnya. Kekuatan peradaban Elam didasarkan pada kemampuannya untuk
mengatasi perbedaan wilayah di bawah koordinasi pemerintahan yang memberikan
peluang terjadinya tukar-menukar sumber-sumber alam ke masing-masing wilayah.
Secara tradisional hal ini dilakukan melalui struktur pemeritahan yang bersifat
federal.
Sangat erat hubungannya dengan bentuk pemerintahan di Elam adalah adanya sistem pewarisan dan distribusi kekuasaan. Pola yang biasa berlaku secara umum dalam pemerintahan ketika itu adalah adanya kekuasann seorang raja besar yang membawahi pangeran-pangeran vassal. Pada masa yang paling awal, raja besar tersebut tinggal di kota Susa, yang berfungsi sebagai ibu kota federal. Ia memerintah bersama dengan saudara laki-lakinya yang paling tua, disebut raja muda (viceroy). Seorang raja muda biasanya berkedudukan di kota asli penguasa dinasti. Raja muda ini pada umumnya akan mewarisi kedudukan raja besar. Dengan demikian, khusus di
kota Susa terdapat tiga pejabat, yaitu raja besar (the overlord), raja muda (the viceroy), dan pangeran atau bupati (the prince atau the regent). Pangeran atau bupati biasanya merupakan anak dari seorang raja besar, atau, apabila raja besar tersebut tidak memiliki anak, maka yang menjadi pangeran adalah kemenakan laki-lakinya.
Ketika seorang raja besar meninggal, yang akan menggantikannya adalah raja
muda. Sementara itu pangeran Susa tetap dalam kedudukan semula, dan saudara
laki-laki tertua dari seorang raja muda yang telah naik kedudukannya sebagai raja
besar akan menempati posisi sebagai raja muda yang baru. Apabila semua saudara
laki-laki raja besar itu meninggal atau tidak memiliki saudara laki-laki, maka pangeran
Susa dipromosikan untuk menjadi raja muda. Setelah itu, maka anak dari raja besar
atau kemenakan laki-lakinya akan menempati posisi sebagai pangeran Susa yang
baru.
Demikianlah kompleksitas sistem pemerintahan Elam yang meliputi pengawasan, keseimbangan, dan pewarisan kekuasaan, selain adanya keturunan yang bersifat bilateral dan perkawinan levirat (perkawinan yang wajib dilakukan antar seorang janda dengan saudara laki-laki suaminya yang telah mati). Apa yang luar biasa dari pengalaman Elam adalah bagaimana mereka menjalankan dan mempraktikkan sistem tersebut. Akan tetapi pada masa kekuasaan Elam yang baru, seorang anak seringkali akan menggantikan kekuasaan yang dimiliki oleh ayahnya.
Sejarah Elam dapat dibagi ke dalam diga fase utama: periode kuno,
pertengahan, dan periode baru. Dalam semua periode, Elam memiliki keterkaitan
yang sangat kuat dengan peradaban Sumeria, Babilonia, dan Assyria, baik dalam
bentu perdagangan dan terutama serta lebih sering, yaitu dalam peperangan. Dalam
sikap yang sama, Elam juga sering terlibat dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi di
dataran tinggi Iran. Keduanya terlibat karena kepentingan untuk memadukan semua
peradaban yang ada di dataran rendah dalam rangka menguasai penduduka yang
suka perang dan untuk menguasai sumer-sumber ekonomi di wilayah itu.
1. Elam Kuno Raja-raja yang paling awal dari periode Elam Kuno diperkiran berkuasa pada
tahun 2700 SM. Pada tahun-tahun tersebut mereka sudah terlibat konflik dengan Mesopotamia, dalam kasus ini adalah dengan kota Ur. Para penguasa dari periode awal ini digantikan oleh dinasti Awan (Shustar). Raja ke-11 dari keturunan ini memembuat perjanjian bilateral dengan Naram-Sin dari Akkad (memerintah kira-kira tahun 254-221 SM). Tetapi penguasa baru telah muncul, yaitu dinasti Simash, diperikirakan di pegunungan selatan Lorestan.
Peristiwa yang terkenal dari periode ini adalah penaklukkan Elam oleh Shulgi dari dinasti Ur ke-3 (kira-kira tahun 2094-2047 SM). Akhirnya, bangsa Elam bangkit dengan melakukan pemberontakan dan menggulingkan dinasti Ur ke-3, suatu peristiwa yang senantiasa diingat di dalam nyanyin dan teks-teks Mesopotamia. Kira-kira pada pertengahan abad ke-19 sebelum masehi, penguasa Elam telah berganti dengan dinasti yang baru, yaitu dinasti Eparti. Raja ketiga dari keturunan ini, Shirukdukh, secara aktif telah melakukan berbagai koalisi militer untuk melawan kebangkitan penguasa Babilon, tetapi kemajuan yang dilakukan Hammurabi tidak bisa ditahan, dan Elam dapat ditundukkan pada tahun 1764 SM.
Akan tetapi, kerajaan Babilon Kuno dengan cepat mengalami kemunduran
seiring dengan kematian Hammurabi, dan tidak lama kemudian bangsa Elam berhasil
melakukan balas dendam. Kutir-Nahhunte menyerang Samsuiluna (kira-kira pada
tahun 1749-1712 SM), anak Hammurabi, suatu peristiwa yang diingat lebih dari 1000
tahun kemudian dalam suatu inskripsi raja Assyiria Ashurbanipal. Dapat diasumsikan
bahwa dengan pukulan ini, bangsa Elam kembali lagi berhasil memperoleh
kemerdekaannya. Akhir dari dinasti Eparti, kemungkinan terjadi pada akhir abad ke-
16 SM.
2. Elam Pertengahan Setelah selama dua abad tidak ada sumber-sumber yang mengungkapkannya,
periode Pertengahan Elam dibuka dengan munculnya dinasti Anzanit, yang terletak di pegunungan timur laut Khuzestan. Ekspansi politik yang dilakukan oleh Khumbannumena (kira-kira pada tahun 1285-1266 SM), raja keempat dari keturunan ini, dengan cepat berhasil, dan keberhasilannya ini ditandai dengan sebutan kepadanya sebagai "Expander of the Empire". Ia kemudian digantikan oleh anaknya, Untash-Gal, sejaman dengan Shalmaneser I dari Assyria (kira-kira tahun 1274-1245 SM) dan mendirikan kota Dur Untash (sekarang bernama Choga Zanbil).
Pada tahun-tahun pemerintahan Untash-Gal, Elam mengalami kemajuan yang
pesat dan segera memicu konflik dengan penguasa Assyria. Tukulti-Ninurta I dari Assyria melakukan operasi tentaranya di pegunungan-pegunungan utara Elam pada bagian akhir abad ke-13 SM. Elam di bawah kekuasaan Kidin-Khutran, raja kedua setelah untash-Gal, berhasil melakukan serangan balasan ke Babilonia. Akan tetapi, bagaimanapun juga, penguasa Assyria tampaknya sangat kuat. Tukulti-Ninurta berusaha melakukan perluasan, dan dalam waktu yang singkat berhasil menguasai bagian selatan Mesopotamia. Keadaan Kidin-Khutran semakin lemah, dan akhirnya dinasti Anzanite mengalami kehancuran.
Setelah periode dinasti yang pendek, pada pertengahan kedua periode Pertengahan Elam dibuka dengan munculnya pemerintaha Shutruk-Nahhunte I (kira- kira tahun
1160 SM). Dua orang raja yang sama-sama kuat dan dua orang raja yang sama-sama kurang mengesankan mengiringi pendiri dinasti baru, pada periode ini, Elam menjadi salah satu penguasa militer yang besar di Timur Tengah.
Tukulti-Ninurta meninggal kira-kira tahun 1208 SM, dan Assyria mengalami
kemunduran disebabkan terjadinya konflik internal. Sementara itu, Elam mengalami
kemajuan yang pesat dan mulai melakukan penyerangan secara ekstensif ke wilayah
Sungai Diyala dan pusat Mesopotamia. Shutruk-Nahhunte I berhasil menaklukkan
Babilon dan membawa kode Hammurabi yang terkenal ke Susa. Shilkhak-In-
Shushinak, saudara laki-laki dan pengganti anak Shutruk-Nahhunte yang paling
muda, Kutir-Nahhunte, masih khawatir dengan perkembangan di Assyria, melakukan
penyerangan ke utara sampai ke wilayah Kirkuk.Akan tetapi, di Babilonia, dinasti
kedua dari Isin memimpin pemberontakan terhadap kekuasaan Elam, dan penguasa
Elam di Mesopotamia tengah akhirnya mengalami kehancuran. Sejak masa itu,
kekuasaan militer Elam mulai mengalami kemunduran yang drastis. Nebuchadrezzar I
dari Babilonia (kira-kira tahun 1119-1098 SM) melakukan penyerangan ke Elam, akan
tetapi mengalami kegagalan. Serangan kedua dari Babilonia berhasil dengan sukses,
dan seluruh wilayah Elam mengalami kehancuran. Peristiwa ini telah menandai
berakhirnya Elam periode pertengahan.
Penting untuk diketahui bahwa selama periode Elam Pertengahan sistem kuno
yang berkaitan dengan pergantian dan distribusi kekuasaan tidak berlaku lagi. Sistem
yang berlaku adalah seorang anak menggantikan ayahnya, dan tidak terjadi
pembagian kewenangan dalam sistem federal. Keadaan ini menggambarkan adanya
peningkatan otoritas yang terpusat di Susa dalam rangka mengefektifkan serangan
militer ke luar dan sekaligus mempertahankan Elam dari seangan-serangan pihak
lain. Sistem regionalisme kuno yang sebanding dengan federalisme harus tersingkir,
dan perselisihan yang terkait dengan persaudaraan telah melemahkan Elam pada
periode Elam-Baru, dapat menjadi akar terhadap perkembangan sentrifugal abad ke-
13 dan 12 SM.
3. Elam-Baru
Suatu periode kegelapan yang panjang telah memisahkan antara periode Elam Pertengan dan Elam-Baru. Pada tahun 742 SM disebutkan bahwa Huban-Nugash naik tahta menjadi raja Elam. Wilayahnya dibagi-bagi ke dalam kerajaan-kerajaan yang terpisah, dengan posisi kekuasaan pusat yang lemah. Selama abad-abad yang kemudian, bangsa Elam tetap berusaha untuk terlibat dalam persoalan-persoalan di Mesopotamia, yaitu melakukan aliansi dengan Babilonia untuk menghadapi tekanan dari adanya ekspandi yang dilakukan oleh Assyria-Baru.
Pada masa itu mereka berhasil dengan kebijakan tersebut, baik secara militer
maupun diplomatik, akan tetapi secara keseluruhan sesungguhnya kebijakan itu telah memberikan jalan bagi meningkatnya kekuasaan Assyria. Kekacauan-kekacauan lokal yang terjadi di lingkungan dinasti Elam dari waktu ke waktu telah diperkeruh dengan keterlibatan orang-orang Asyyria maupun Babilonia. Sementara itu angkatan perang Assyria telah berhasil mengurangi kekuasaan Elam dan berhasil menguasai Luristan. Adanya tekanan, baik yang bersifat internal maupun eksternal, telah menyebabkan kehancuran kekuasaan pusat di Elam. Dalam usahanya untuk memperbaiki urusan politik dan diplomatik yang telah kronis, pasukan Ashurbanipal akhirnya melakukan serangan antara tahun 692 dan 639 dan menghancurkan Susa, meruntuhkan bangunan-bangunan, melakukan perampokan dan menebarkan garam ke tanah-tanah orang Elam.
Agama/Kepercayaan Para umat Elam berlatih pada aliran politeisme , dikarenakan pengetahuan tentang agama mereka masih minim, tapi pada satu titik mereka memiliki dewa dewa yang dipimpin oleh Khumban god. Dewa lain juga termasuk seperti Dewi Kiririsha dan Dewa Inshushinak dan Jabru. Ada menyebutkan Susha sebagai kota yang indah dari Varuna di Matsya Purana. Selain itu, dalam Rig Veda disebutkan bahwa Sage Vasishta dikunjungi oleh laut candi seribu besar terjaga keamanannya Varuna (disebut Susha). Beberapa sarjana percaya bahwa ada pertukaran budaya dan agama antara Elam dan India.
Bahasa Elamite secara tradisional dianggap bahasa isolat, dan sama sekali tidak
berhubungan dengan tetangga Semit, Sumeria (juga Isolat), dan bahasa Iran kemudian Indo-Eropa yang mendominasi wilayah tersebut. Itu ditulis dalam cuneiform diadaptasi dari naskah Akkadia Semit Asyur dan Babilonia, meskipun dokumen-dokumen yang sangat awal yang ditulis dalam naskah sangat berbeda "Linear Elamite". Pada tahun 2006, dua prasasti bahkan lebih tua dalam naskah yang sama ditemukan di Jiroft ke timur dari Elam, memimpin arkeolog untuk berspekulasi bahwa Elamite Linear awalnya menyebar dari lebih ke timur untuk Susa. Ini tampaknya telah dikembangkan dari tulisan bahkan sebelumnya dikenal sebagai "proto-Elamite", namun ulama tidak bulat pada apakah atau tidak script ini digunakan untuk menulis Elamite atau bahasa lain, dan belum diuraikan. Beberapa tahapan bahasa yang dibuktikan, tanggal kembali ke awal milenium ketiga SM, yang terbaru untuk Kekaisaran Achaemenid.Bahasa Elamite dapat bertahan hingga akhir periode awal Islam. Ibnu al-Nadim antara lain sejarawan abad pertengahan Islam, misalnya, menulis bahwa "Bahasa-bahasa Iran Fahlavi (Pahlavi), Dari, Khuzi, Persia
dan Suryani (Assyrian)", dan Ibnu Moqaffa mencatat bahwa Khuzi adalah bahasa resmi dari royalti Persia, "Khuz" adalah nama rusak untuk Elam.
Sebuah minoritas ulama telah mengusulkan bahwa bahasa Elamite dapat berhubungan dengan Bahasa Munda dari India, beberapa Mon-Khmer Kamboja dan beberapa bahasa Dravida modern India dan Sri Lanka, seperti Tamil dan Malayalam, berbeda dengan mayoritas yang menunjukkan sebagai bahasa isolate.David McAlpine percaya Elamite mungkin terkait dengan bahasa Dravida hidup. Hipotesis ini dianggap di bawah rubrik Elamo-Dravida bahasa.
Warisan/Peninggalan Setelah rakyat Asyur menghancurkan bangsa Elamite, polities baru muncul di daerah itu setelah Asiria memudar. Di antara negara-negara yang diuntungkan dari penurunan Asyur adalah suku Iran, yang berada di sekitar Danau Urmia di utara Elam dibuktikan dari abad ke-9 SM dalam teks-teks Asyur. Beberapa saat setelah wilayah itu jatuh ke Madius yang Scythian (653 SM), Teispes anak Achaemenes menaklukkan Elamite Anshan pada pertengahan abad ke-7 SM, membentuk inti yang akan memperluas ke Kekaisaran Persia. Mereka sebagian besar dianggap sebagai pengikut dari Asyur, dan Media, Mannaeans dan Persia membayar upeti kepada Asyur dari abad ke-10 SM sampai kematian Ashurbanipal tahun 627 SM. Setelah kematiannya Media memainkan peran utama dalam penghancuran Kekaisaran Asyur lemah di 612 SM. Munculnya Achaemenids pada abad 6 SM membawa akhiri dari keberadaan Elam sebagai kekuatan politik independen "tetapi bukan sebagai sebuah entitas budaya" (Encyclopædia Iranica, Columbia University). Adat Elamite tradisi, seperti penggunaan judul "raja Anshan" oleh Cyrus Agung, yang "Elamite jubah" dipakai oleh Cambyses I Anshan dan dilihat pada genii bersayap terkenal di Pasargadae, beberapa gaya glyptic, penggunaan Elamite sebagai yang pertama dari tiga bahasa resmi kerajaan yang digunakan dalam ribuan teks administrasi ditemukan di kota Darius 'Persepolis, penyembahan dewa terus Elamite, dan kegigihan personil Elamite agama dan sekte yang didukung oleh mahkota, membentuk bagian penting dari budaya Achaemenid baru muncul dalam bahasa Persia Iran. Para Elam sehingga menjadi saluran di mana pencapaian peradaban Mesopotamia diperkenalkan kepada suku-suku dari dataran tinggi Iran. Sebaliknya, sisa-sisa Elamite telah "menyerap pengaruh Iran di kedua struktur dan kosakata" oleh 500 SM, menunjukkan bentuk kontinuitas budaya atau fusi menghubungkan Elamite dan periode Persia. Nama "Elam" bertahan ke periode Helenistik dan seterusnya. Dalam bentuk bahasa Yunani, Elymais, itu muncul sebagai menunjuk keadaan semi-independen di bawah kekuasaan raja Parthia pada abad 2 SM ke awal abad ke3. Dalam Kisah Para Rasul 2:8-9 dalam Perjanjian Baru, bahasa dari Elam adalah salah satu bahasa terdengar
pada Pentakosta. Dari 410 dan seterusnya Elam (Beth Huzaye) adalah provinsi metropolitan senior dari Gereja Timur, hidup dalam abad ke-14.
*Atas dasar pembagian kronologis ke Old, periode Tengah dan Neo-Elamite
disarankan untuk segel silinder, sekarang kita dapat membahas beberapa karya seni
lainnya Elamite.
Tidak ada sisa-sisa arsitektur dari paruh pertama SM milenium kedua diamati dan
dijelaskan di Susa, dan tidak ada jejak bangunan telah diawetkan. Oleh karena itu
tidak mungkin untuk membentuk opini arsitektur Elamite di Susa selama periode ini.
Dalam seni kecil, namun, gaya pasti memanifestasikan dirinya, gaya ditandai dengan
penggunaan tubuh hewan dan kepala binatang dengan kapal dan benda-benda
lainnya. Piring kami menunjukkan kaki obyek diukir di aspal [14] dengan foreparts
dari Ibex yang kepala dan leher yang bekerja di putaran. Hidung dan jenggot dari
hewan yang patah, namun, patung hewan cukup ekspresif, yang sebagian karena
aksentuasi mata dengan Inlays kulit putih. Hair ditandai dengan deretan garis tajam
terukir dan pendek, sering sedikit melengkung. Gaya ini mengingatkan pada segel
Elamite Old silinder yang juga terbuat dari aspal dan yang menunjukkan baris yang
sama dari garis menorehkan menyarankan pola permukaan.
Contoh terbaik dari semangkuk jenis ini ditemukan di utara Mesopotamia kota
Ishchali, di lembah Diyala. Tiga ibexes telentang, kepala dan leher berbalik di sudut
kanan ke seluruh tubuh dan sebagian bekerja di putaran, awalnya diukir di sepanjang
lingkar mangkuk, tetapi hanya salah satu hewan yang diawetkan. Tubuh
disederhanakan dengan bentuk hampir geometris, dan rambut yang bergaya dalam
barisan hatchings berjalan di arah yang berlawanan seperti pola herring-bone.
Meskipun perbedaan kecil dapat diamati antara mangkuk dari Ishchali dan mangkuk
dan kaki fragmentaris obyek dari Susa ini direproduksi, keberadaan sejumlah besar
kapal-kapal tersebut dalam menemukan digali di Susa, seperti terhadap contoh unik
dari Ishchali, dan bahan dari kapal ini, yang khas dari karya seni yang dibuat di Susa,
tawaran indikasi yang cukup yang mendalilkan asal kelompok di Elam. Munculnya
bagian tunggal di Ishchali dapat dijelaskan oleh fakta bahwa salah satu rute
perdagangan-pergi dari Susa ke Mesopotamia selama Kurdistan, rute saat melintasi
Kermanshah dan ke Irak melewati memimpin yang ke lembah Diyala.
Dilain zaman peradaban Elam , The situlae dan the quiver biasanya dijuluki
'Luristan' karena tidak ada obyek yang sebanding perunggu sejauh ini telah
ditemukan di Susa, sedangkan perunggu banyak gaya yang berbeda ditemukan di
wilayah pegunungan Luristan, utara-barat Elam. Alasan mengapa benda logam ada
dari awal milenium kedua ditemukan di Susa pasti dapat ditemukan dalam
penjarahan menyeluruh dari kota oleh Asyur di sekitar 640 SM.
Hal ini lebih sulit untuk menjelaskan bagaimana perunggu Elamite datang ke Luristan.
Mereka bisa telah dijarah oleh perampok dari Luristan, bagi orang-orang dari daerah
pegunungan pasti sebagai sulit untuk mengontrol di zaman kuno karena mereka
telah sampai sangat baru-baru ini. Hal ini juga mungkin bahwa Elam mencari
perlindungan di Luristan dari serangan Asyur membawa beberapa barang-barang
berharga mereka dengan mereka. Turis modern yang tahu panas yang membakar
dari Susa di musim panas ingin berasumsi bahwa Elam pindah ke pegunungan yang
sejuk di bulan-bulan ini. Alasan menentang hipotesis adalah kebiasaan yang
disebutkan di atas dari penduduk kota modern untuk mencari perlindungan dari
panas di ruang bawah tanah dan, kedua, keengganan dari penduduk kota-kota kuno
untuk menjelajah ke daerah berbahaya seperti negara terbuka dan pegunungan. Hal
ini dimungkinkan, bagaimanapun, bahwa penguasa Elamite tidak termasuk dalam
tradisi perkotaan sama seperti warga kota mereka, jika kita benar dalam
menganggap dengan upacara pemakaman raja-raja yang melibatkan kremasi
berbeda dengan penguburan dalam berbagai jenis kuburan untuk warga kota.
Keluarga kerajaan dan pengadilan karena itu mungkin telah mengikuti pola hidup
yang berbeda dari orang-orang biasa dan mungkin telah menikmati berburu di
pegunungan selama musim panas. Untuk seperti pihak kerajaan berburu benda-
benda berharga bisa saja dibawa ke Luristan dan terus di sana.
Beberapa warisan visual art pada masa peradaban Elam :
=> A 4.5 inch long lapis lazuli dove is studded with gold pegs.
Dated 1200BCE from Susa, a city later on shared with the Achaemenids.
Mountain goat, Proto-Elamite;
Susa, Iran; Around 3100-2900 BCE
Kneeling Bull holding spouted vessel, Elamite Worshipper (Golden); Proto-Elamite; Susa, Iran; Around 3100-2850 BCE Susa, Iran; 12th century BCE
Relief resembles a fish tailed Silver cup from Marvdasht, Fars, with linear- woman holding snakes Elamite inscription on it. Late 3rd Millennium BC.
A "two horned" figure wrestling with serpents. The Elamite artifact was discovered by Iran's border police from Historical Heritage traffickers, en route to Turkey, and was confiscated. Style is determined to be from "Jiroft".
BAB III STUDI KASUS
Peradaban Elam terletak tepat di sebelah timur dari Mesopotamia, Elam
adalah bagian dari urbanisasi awal selama periode Chalcolithic yang tidak mengalami
masa kebangkitan urban, peradaban melek huruf telah berlangsung di Mesopotamia
sejak akhir milenium ke-4 dan awal milenium ke-3, demikian juga yang terjadi di
dataran rendah Khuzestan, yang merupakan pusat peradaban bangsa Elam.
Kekuatan peradaban Elam didasarkan pada kemampuannya untuk mengatasi
perbedaan wilayah di bawah koordinasi pemerintahan yang memberikan peluang
terjadinya tukar-menukar sumber-sumber alam ke masing-masing wilayah. Secara
tradisional hal ini dilakukan melalui struktur pemeritahan yang bersifat federal.
Sangat erat hubungannya dengan bentuk pemerintahan di Elam adalah adanya
sistem pewarisan dan distribusi kekuasaan. Kompleksitas sistem pemerintahan Elam
yang meliputi pengawasan, keseimbangan, dan pewarisan kekuasaan, selain adanya
keturunan yang bersifat bilateral dan perkawinan levirat (perkawinan yang wajib
dilakukan antar seorang janda dengan saudara laki-laki suaminya yang telah mati).
Apa yang luar biasa dari pengalaman Elam adalah bagaimana mereka menjalankan
dan mempraktikkan sistem tersebut.
Patung-patung suci kerajaan dari Near East kuno dimaksudkan menjamin raja
untuk perlindungan abadi dewa, kesejahteraan dan umur panjang. Relief yang
menunjukkan kemenangan militer penguasa atau penampilannya dari tindakan ritual
yang pasti dimaksudkan untuk mengabadikan efektivitas perbuatan tersebut. Di
negara asal mereka karya seni jenis ini telah dipertimbangkan dengan kekuatan yang
menguntungkan. Penyusup yang bermusuhan itu akan menghancurkan mereka atau
membawa mereka ke pengasingan sebagai perwakilan dari masyarakat menaklukkan
- seperti Ningal Ur. Seringkali penakluk memiliki prasasti asli dihapus dan namanya
sendiri dan bahkan catatan penaklukannya terukir pada patung atau prasasti. Untuk
menghapus nama orang secara harfiah b erarti untuk membunuh ingatannya.
Sedikit yang diketahui tentang sejarah internal Elam. Teks-teks yang
mengandung informasi sejarah yang tidak banyak dan belum sepenuhnya dipahami
oleh para sarjana modern. Bahasa, Elamite, bukanlah Semit atau Indo-Eropa, dan
hubungannya dengan bahasa lain belum diklarifikasi. Dalam periode pengaruh kuat
dari Mesopotamia teks, catatan ekonomi dan hukum, yang ditulis dalam Sumeria dan
Akkadia, yaitu, dalam bahasa Mesopotamia. Ada indikasi bahwa praktek bisnis yang
benar-benar Elamite sepenuhnya lisan, sehingga tidak perlu menulis telah menjadi
bagian integral dari budaya Elamite.
BAB IV KESIMPULAN
Jadi,dari studi kasus diatas dapat disimpulkan bahwa peradaban Elam sudah ada
sejak sebelum masa revolusi industri berkisar 3000 tahun SM, dimana peradaban
tersebut terletak di timur dari Mesopotamia, demikian juga yang di dataran rendah
Khuzestan, yang merupakan pusat peradaban bangsa Elam. Secara geografis,
peradaban Elam tidak hanya berkembang di Khuzestan, tetapi juga meliputi wilayah-
wilayah dataran rendah dan dataran tinggi yang berada di bagian utara dan
timurnya. Kekuatan peradaban Elam didasarkan pada kemampuannya untuk
mengatasi perbedaan wilayah di bawah koordinasi pemerintahan yang memberikan
peluang terjadinya tukar-menukar sumber-sumber alam ke masing-masing wilayah.
Bentuk pemerintahan di Elam adalah adanya sistem pewarisan dan distribusi
kekuasaan. Demikianlah kompleksitas sistem pemerintahan Elam yang meliputi
pengawasan, keseimbangan, dan pewarisan kekuasaan, selain adanya keturunan
yang bersifat bilateral dan perkawinan levirat (perkawinan yang wajib dilakukan
antar seorang janda dengan saudara laki-laki suaminya yang telah mati).
Bahasa Elamite secara tradisional dianggap bahasa isolat, dan sama sekali tidak
berhubungan dengan tetangga Semit, Sumeria (juga Isolat), dan bahasa Iran
kemudian Indo-Eropa yang mendominasi wilayah tersebut. Itu ditulis dalam
cuneiform diadaptasi dari naskah Akkadia Semit Asyur dan Babilonia, meskipun
dokumen-dokumen yang sangat awal yang ditulis dalam naskah sangat berbeda
"Linear Elamite".
Dalam hal Arsitektur, tidak ada sisa-sisa arsitektur dari paruh pertama SM milenium
kedua diamati dan dijelaskan di Susa, dan tidak ada jejak bangunan telah diawetkan.
Oleh karena itu tidak mungkin untuk membentuk opini arsitektur Elamite di Susa
selama periode ini.
Serta dalam hal seni visual art yang ditinggalkan oleh peradaban Elam, dapat
disarankan bahwa ada tempat-tempat suci di pegunungan Luristan di mana Elamite
karya seni bisa saja disimpan sebagai persembahan, baik oleh Elam sendiri atau oleh
orang-orang yang memperoleh benda Elamite untuk keperluan nazar. Kemungkinan
ini tampaknya yang paling mungkin karena dua alasan: 1) obyek yang telah
ditemukan, seperti penutup perunggu quivers, tidak obyek pada penggunaan aktual,
karena telah terbukti cukup meyakinkan bahwa perunggu selubung menawarkan
perlindungan miskin dibandingkan dengan kulit dan 2) tempat kudus dengan benda
nazar sebenarnya digali dekat Surkh Dum di Luristan.
===================================== Daftar Pustaka http://en.wikipedia.org/wiki/Elam#Etymology http://www.iranchamber.com