101 nama
DESCRIPTION
Agama IslamTRANSCRIPT
101 Nama-nama lain hari kiamat
1. Yaumul Qiamah = hari kiamat
2. Yaumul Hasrah = hari
penyesalan
3. Yaumul Nadaamah = hari
menyesal
4. Yaumul Mahaasabah = hari
perhitungan
5. Yaumul Masaa-alah = hari
pertanyaan
6. Yaumul Masaabaqah = hari
perlombaan
7. Yaumul Munaaqasyah = hari
perdebatan
8. Yaumul Munaafasah = hari
perlombaan
9. Yaumul Zilzalah = hari
kegoncangan
10. Yaumud Damdamah = hari
kebinasaan
11. Yaumush Shaa’iqah = hari
halilintar
12. Yaulul Waaqi’ah = hari kejadian
yang sukar
13. Yaumul Qaari’ah = hari
peristiwa besar
14. Yaumul Raajifah = hari bumi
bergoncang
15. Yaumur Raadifah = hari yang
mengiringi kegoncangan itu
16. Yaumul Ghaasyiyah = hari
kejadian yang menyelubungi
17. Yaumud Daahiyah = hari bala
bencana
18. Yaumul Aazifah = hari yang
sudah dekat waktunya
19. Yaumul Haaqqah = hari keadaan
yang sebenarnya
20. Yaumuth Thaammah = hari
bahaya
21. Yaumush Shaakhkhah = hari
suara yang memekikkan telinga
22. Yaumut Talaaq = hari berjumpa
dengan Tuhan
23. Yaumul Firaaq = hari perpisahan
24. Yaumul Maasaq = hari yang
dihalaukan
25. Yaumul Qishash = hari
mengambil pembelaan
26. Yaumul Tanaad = hari panggil
memanggil
27. Yaumul Hisaab = hari
perhitungan amal
28. Yaumul Ma-aab = hari kembali
29. Yaumul Adzaab = hari siksa
30. Yaumul Firaar = hari lari
31. Yaumul Qaraar = hari ketetapan
32. Yaumul Liqa' = hari pertemuan
33. Yaumul Baqa' = hari kekal
34. Yaumul Qadla = hari qadla'
(putusan)
35. Yaumul Jazaa' = hari pembalasan
36. Yaumul Balaa' = hari percobaan
37. Yaumul Bukka' = hari tangisan
38. Yaumul Haar = hari
perkumpulan
39. Yaumul Waa'iid = hari janji akan
siksa
40. Yaumul 'Ardl = hari datang
41. Yaumul Wazn = hari timbangan
42. Yaumul Haq = hari kebenaran
43. Yaumul Hukm = hari hukuman
44. Yaumul Fashl = hari pemisahan
45. Yaumul Jam'i = hari berkumpul
46. Yaumul Ba'ts = hari kebangkitan
47. Yaumul Fath = hari kemenangan
48. Yaumul Khizyi = hari kehinaan
49. Yaumul Adhiim = hari yang
besar kedudukannya
50. Yaumul 'Aqiim = hari sial
51. Yaumud 'Asiir = hari yang sukar
52. Yaumul Diin = hari agama
53. Yaumul Yaqiin = hari yakin
54. Yaumun Nusyuur = hari
berserak-serak
55. Yaumul Mashiir = hari-hari
tempat pengembalian
56. Yaumun Naf-khah = hari tiupan
57. Yaumush Shaihah = hari pekikan
keras
58. Yaumur Raj-fah = hari
goncangan
59. Yaumush Rajjah = hari bergerak-
gerak
60. Yaumuz Zaj-rah = hari menakuti
61. Yaumush Sakrah = hari
bermabukkan
62. Yaumul Faza' = hari ketakutan
63. Yaumul Jaza' = hari gunda
gulana
64. Yaumul Muntahaah = hari
penghabisan
65. Yaumul Ma'waa = hari tempat
tinggal
66. Yaumul Miiqat = hari tepat
waktu
67. Yaumul Mii'aad = hari tempat
kembali
68. Yaumul Mir-shaad = hari
tersedia menanti
69. Yaumul Qalaq = hari kekacauan
70. Yaumul 'Araq = hari keringat
71. Yaumul Iftiqaar = hari keperluan
72. Yaumul Inkidaar = hari
kekeruhan
73. Yaumul Intisyaar = hari
bertebaran
74. Yaumul Insyiqaaq = hari
terbelahnya langit
75. Yaumul Wuquf = hari berhenti
76. Yaumul Khuruuj = hari keluar
77. Yaumul Khuluud = hari kekal
78. Yaumut Yaghaabuun = hari
terpedaya
79. Yaumun 'Abuus = hari kesukaran
80. Yaumun Ma'luum = hari yang
dimaklumi
81. Yaumun Mau'uud = hari yang
sudah dijanjikan
82. Yaumun Masy-huud = hari yang
disaksikan
83. Yaumun Laa-raiba fiih = hari
yang tidak diragukan
84. Yaumun Tublas Saraa-ir = hari
yang dipercobakan segala rahasia
85. Yaumun Laa taj-zii Nafsun
'Annafsin Syai-an = hari yang tidak akan
mampu mengganti dari seorang dengan
orang lain
86. Yaumun Tasy-khashu Fiihil
Bashaa-ir = hari yang memandang
padanya segala mata
87. Yaumun Laa Yugh-nii Maulan'an
Maulan Syai-an = hari di mana seorang
tidak mampu menolong sahabat yang
lain
88. Yaumun Yadda'uuna Alaa Naari
Jahannama Da'an = hari yang ditolakkan
mereka
89. Yaumun Yas-habuuna
Finnaari'alaa Wujuuhihim = hari di mana
mereka mukanya akan ditarik ke dalam
neraka
90. Yaumun Taqallabu Wujuuhuhum
Finnaar = hari di mana muka mereka
akan ditelungkupkan ke dalam neraka
91. Yaumun Laa yaj-zii Waalidun
'An Walaadihi = hari yang tidak akan
bisa seorang ayah menolong anaknya
92. Yaumun Yafirrul mar-u min
akhii-hi wa ummihi wa-abiihi = hari di
mana manusia lari terbirit-birit dari
saudaranya, lari ayahnya dan ibunya
93. Yaumun Laa yanthi quuna walaa
yu'-dzanu lahum fayak-tadziruuna = hari
di mana mereka tidak bercakap-cakap
karena tidak diizinkan, lalu mereka
minta maaf
94. Yaumun Laa maradda lahu
minallah = hari yang tidak ada
penolakan dari Allah
95. Yaumun Humbaarizuuna = hari
di mana muka mereka akan didatangkan
96. Yaumun Hum'allanna ri Yuf-
tanuuna = hari yang mana mereka
dicobakan ke dalam neraka
97. Yaumun Laa yanfa-'u maalun
banuuna = hari yang tidak bermanfaat
akan harta dan anak-anak
98. Yaumun Laa yaanfa'udh-
dhaalimiina ma'dziratuhum walaa
humulla'natu walahum suu-uddari = hari
di mana tidak akan bermanfaat dalihnya
orang-orang dhalim, bagi mereka suatu
kutukan dan tempat yang buruk
99. Yaumun Turaddu fiihil maa'adz-
dziru wa tublassaraa-iru watadl-
harudhdlamaa-iru watuk syaful-astaaru =
hari di mana semua dalih ditolak,
ditahan segala rahasia, ditampakkan
segala isi hati dan singkap segala tirai
100. Yaumun Takh-sya-'u fiihil Ab-
shaaru watas kunul-aswaatu wayaqillu
fihil-tifaatu wa tabruzul-khafiyyatu wa
tadh-harul khathii-atu = hari yang pada
mereka penglihatannya tetap, segala
suara tenang, sedikitpun tidak mengelak,
keluar segala yang tersembunyi dan
nampak semua kesalahan
101. Yaumun Yusaaqul-'ibaadu wa
ma'a humul asy-haadu wayashiibush-
shaqiiru wayaskarul kabiiru = hari yang
semua hamba dihalau, bersama mereka
anggota badan menjadi saksi, anak kecil
sudah beruban dan orang tua menjadi
mabuk
a. Nama-nama hari qiyamat :
1. Yaumul qiyamah = Hari
kebangkitan.
2. Assa'ah = Waktu.
3. Yaumul Akhir = Hari Akhir.
4. Yaumuddin = Hari akhir
( agama ).
5. Yaumul fasli = Hari
keputusan.
6. Yaumul Hisab = Hari
perhitungan.
7. Yaumul Fathi = Hari
pengadilan.
8. Yaumuth Thalaq = Hari
perpisahan.
9. Yaumul Jam'i = Hari
pengumpulan.
10. Yaumul Hulud = Hari
kekekalan.
11. Yaumul Huruj = Hari Keluar.
12. Yaumul Ba'tsi = Hari
Kebangkitan.
13. Yaumul Hasrah = Hari
penyesalan.
14. Yaumuttanad = Hari
pemanggilan.
15. Yaumul azifah = Hari
mendekat.
16. Yaumuttaghobun = Hari
terbukanya ‘ aib.
17. Al-Qori'ah = Bencana yang
menggetarkan.
18. Al-Ghosiyah = Bencana yang
tak tertahankan.
19. Ash-Shokhoh = Bencana yang
memilukan.
20. Ath-Thommah = Bencana
yang melanda.
21. Al-Haqqoh = Kebenaran
besar.
22. Al-Waqiah = Peristiwa besar.
1. Al-Ghâsyiyah (Arab: الغاشية) - Peristiwa Yang
Dahsyat
2. Al-Qâri‘ah (Arab: القارعة) - Yang
Menggemparkan
3. Ar-Râjifah (Arab: الرجفة) - Yang Menggetarkan
4. As-Sâ'ah (Arab: اع�ة Kehancuran - (الس�
5. Ash-Shakhah - Bencana yang memilukan
6. At-Thaamah (Arab: اظمة) - Bencana
7. Al-Wâqi‘ah (Arab: �و�اق�ع�ة� Peristiwa Yang Pasti - (ال
Terjadi
8. Al-Zalzalah (Arab: الزلزلة) - Kegoncangan
9. Yawm ad-Dîn (Arab: الد�ين� � �و�م (ي - Hari
Penghakiman
10. Yawm al-Âkhir (Arab: اآلخ�ر� � �و�م Hari Akhir - (ي
11. Yawm al-Alîm Arab: أليم م (يو - Hari Yang
Menyedihkan
12. Yawm al-‘Azhim (Arab: �م# ع�ظ�ي �و�م# Hari Yang - ( ي
Besar
13. Yawm al-Âzifah (Arab: اآلز�ف�ة� �و�م� (ي - Hari Yang
Dekat
14. Yawm al-Ba'ats (Arab: البث (يوم -
Hari Kebangkitan
15. Yawm al-Fashl (Arab: �ف�ص�ل� ال �و�م� (ي - Hari
Keputusan
16. Yawm al-Fath (Arab: �ح� �ف�ت ال �و�م� (ي - Hari
Kemenangan
17. Yawm al-Haqq (Arab: ��ح�ق ال �و�م� (ي - Hari
Kebenaran
18. Yawm al-Hasrah (Arab: ة� ر� �ح�س� ال �و�م# (ي - Hari
Penyesalan
20. Yawm al-Hisãb (Arab: اب� �ح�س� (يومال - Hari
Perhitungan
21. Yawm al-Jam‘i' (Arab: �ج�م�ع� ال �و�م� (ي - Hari
Pengumpulan
22. Yawm al-Jaza' (Arab: الجزاء /Hari Pembalasan - (يوم
Hukuman
23. Yawm al-Khulûd (Arab: �و�د� ل �خ� ال �و�م� (ي - Hari
Kekekalan[26]
24. Yawm al-Khurûj (Arab: و�ج� �خ�ر� ال �و�م� ( ي - Hari Keluar
dari Kubur
25. Yawm al-Mahsyar (Arab: يومالمحشر) - Hari
Berkumpul di Mahsyar
26. Yawm al-Mau‘ûd (Arab: �م�و�ع�و�د� ال �و�م� ( ي - Hari Yang
Dijanjikan
27. Yawm al-Mizan (Arab: و�م�الميزان� (ي - Hari
Penimbangan
28. Yawm al-Qiyāmah (Arab: �و�م� �ام�ة� ي �ق�ي ال ) - Hari
Kebangkitan
29. Yawm al-Wa’iid (Arab: �و�م� �و�ع�يد� ي ال ) - Hari Ancaman
30. Yawm an-Nusyur (Arab: انوسر يوم ) - Hari Kembali
31. Yawm ‘Aqîm (Arab: �و�م# �م# ي ع�ق�ي ) - Hari Siksaan[33]
32. Yawm at-Taghâbun (Arab: �و�م� �ن� ي �غ�اب الت ) - Hari
Pengungkapan Kesalahan
33. Yawm at-Tanad (Arab: �و�م� �اد� ي �ن الت ) - Hari Panggil
Memanggil
34. Yawm ath-Thalâq (Arab: �و�م� �ق� ي الط�ال ) - Hari
Pertemuan
35. Yawm azh-Zhullah (Arab: �و�م� �ة� ي الظCل ) - Hari Naungan
36. Yawm Kabîr' (Arab: �و�م# �ر# ي �ي �ب ك ) - Hari Yang Besar
37. Yawm Ma‘lûm (Arab: �و�م# �و�م# ي م�ع�ل ) - Hari Yang
19. Yawm al-Hasyr (Arab: يوماالحشر) - Hari
Perhimpunan
Dikenal
38. Yawm Muhîth (Arab: �و�م# �ط# ي ي م�ح� ) - Hari Yang
Membinasakan
Secara fisika
Kiamat Bisa Terjadi Berulang-ulang
Febdian menjelaskan salah satu teori yang menyebabkan kiamat adalah matahari yang
terus membesar dan akhirnya memakan planet, istilahnya red giant. Matahari yang
tergolong bintang ini akan kehabisan bahan bakar dan terus berkembang sampai meledak
(supernova). Supernova ini akan menghasilkan debu kosmik yang merupakan cikal bakal
bintang dan planet yang baru. Siklus ini menurut Febdian terjadi berulang-ulang dan
menjadi dasar pemikiran ilmiah kenapa kiamat bisa terjadi berulang-ulang. Febdian
mengatakan sekarang ilmuwan di Amerika dan Eropa tengah meneliti temuan supernova
di angkasa untuk membuka selubung ini. "Tapi proyeknya lama, ini bisa beribu-ribu
tahun. Nggak bisa singkat," tuturnya. Selain itu ilmuwan juga menyelidiki sebuah white
dwarf, yakni bekas red giant yang tidak meledak. Benda tersebut dinamakan Sirius-B
yang massanya 300 ribu kali massa planet bumi. "1 Sendok white dwarf setara dengan 5
ton," tandasnya.
Kiamat Pertama Kali Terjadi di Bumi
Siapa saja umat Islam yang mengaku dirinya beriman pasti yakin kiamat akan tiba.
Kiamat adalah keniscayaan meskipun hal itu artinya ras manusia harus punah. Mengacu
pada Alquran dan hadis, banyak sudah gambaran ciri-ciri manakala hari kiamat akan tiba.
Tetapi ahli fisika Febdian Rusydi punya penjelasan ilmiah mengenai bagaimana
terjadinya kiamat. "Yang pertama itu kiamat di bumi. Skenario kiamat yang bisa
diprediksi oleh sains terjadi di bumi," kata penyandang gelar master bidang teknik fisika
itu.
Bumi terdiri dari lapisan-lapisan. Paling dalam adalah inti yang bentuknya solid dan cair.
Lapisan berikutnya adalah mantel yang terdiri dari silikat, gabungan silikon dan air.
Mantel adalah lapisan tempat panas bumi berada. Panas ini berputar di dalam mantel dan
bisa menggerakkan bagian kerak (crust) bumi sehingga muncul gempa. Febdian
mengatakan kiamat terjadi di bumi ketika sistem gravitasi yang ada menjadi kacau oleh
aliran panas bumi di lapisan mantel. Saat itulah terjadi pergerakan lempengan bumi yang
ditandai dengan munculnya gempa. Saat terjadi gempa orang akan sulit sekali berjalan.
Febdian mengatakan dirinya mendengar kerabatnya di Padang mengaku baru bisa keluar
dari rumah saat gempa berhenti mengguncang pesisir barat Pulau Sumatera beberapa
waktu lalu. "Saat normal, gravitasi seragam di setiap permukaan bumi. Tapi saat gempa
gravitasi tidak lagi seragam di daerah gempa," ujarnya. Pergerakan lempeng di bumi itu
terus berlanjut alias berevolusi. Bukti ilmiah menunjukkan dulu di bumi hanya ada satu
kontinen besar sebelum akhirnya terpecah-pecah menjadi yang sekarang ini.
Pengaruh gaya gravitasi itu begitu besar. Sehingga bila terjadi gempa dengan skala yang
luar biasa maka efek yang dihasilkannya pun besar pula. "Gunung pun bisa tercungkil
atau dengan kata lain bisa terangkat dan terbalik. Itulah skenario kiamat di bumi,"
terangnya. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Q.S. Al
Qariah:5) Febdian mengatakan soal waktu tepatnya kiamat terjadi tetap hanya Allah yang
tahu. Tetapi Allah juga telah memerintahkan untuk belajar dan mencari tahu tentang
misteri alam atau lingkungan.
Kiamat Kedua Terjadi di Tata Surya
Setelah kiamat di bumi, skenario berikutnya dalam kiamat yang dijelaskan secara fisika
adalah kiamat di tata surya kita. Hal ini terjadi karena ukuran Matahari yang kian
membesar, memakan planet-planet di dekatnya seperti Merkurius, Venus, dan Bumi.
"Fenomena itu dinamakan Red Giant. Dan prosesnya tidak lama, mungkin sekitar 3
menit," kata ahli fisika Febdian Rusydi.
Matahari yang tergolong dalam keluarga bintang bisa membesar ketika bahan bakarnya,
yakni hidrogen, habis. Bahan bakar itu dibutuhkan matahari untuk melakukan reaksi fusi
nuklir yang nantinya menghasilkan cahaya dan atom-atom berat. "Dan hidrogen itu
jumlahnya di permukaan matahari terbatas," ujar pria yang juga menjadi pengajar di
Universitas Airlangga itu. Saat hidrogen habis, inti Matahari akan terus mengecil dan
kian masif bentuknya. Sementara bagian terluar yang lebih bersifat loose akan terus
membesar sehingga menjadi Red Giant.
Jika perkembangannya sudah maksimal maka Matahari akan meledak dan terjadilah
peristiwa yang dinamakan supernova. Bagian-bagian yang terbuang akan menjadi debu-
debu kosmik, cikal bakal bintang baru. Debu-debu kosmik tersebut akan berkumpul dan
membentuk awan molekul raksasa. Awan raksasa berputar sehingga bagian pusatnya
membentuk bola (Nebula). Perputaran itu makin cepat sehingga bagian pusat makin solid
dan bagian luar terlempar. Bagian dalam inilah yang akan membentuk bintang dan bagian
terluar membentuk gugusan planet. Lalu kapan ini terjadi? Febdian mengatakan prediksi
sains menunjukkan matahari akan berubah menjadi Red Giant sekitar 5 miliar tahun lagi.
Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang dijatuhkan. (Q.S. At Takwiir:1-
2)
Salah seorang pakar geologi dan Kepala Departemen Geologi pada Institute of
Geosciences, Johannes Gutenburg University, Mainz, Germany. Professor Alfred
Kroner diminta untuk mengomentari beberapa ayat Al Qur’an dan Hadist.
Ketika Professor Kroner ditanya tentang kondisi geologi daratan Arab, apakah dulunya
daratan Arab penuh dengan tumbuh-tumbuhan dan sungai-sungai? Dia menjawab: “Ya
selama zaman salju (Snow Age)”. Dan diketahui lebih lanjut bahwa iceberg di Kutub
Utara secara perlahan-lahan bergerak menuju ke arah selatan. Ketika iceberg tersebut
telah relatif dekat dengan semenanjung/daratan Arab, cuaca akan berubah dan daratan
Arab akan menjadi salah satu bagian dunia yang paling hijau dan basah.
Ketika Professor Kronerkembali ditanya “Akankah daratan Arab menjadi daratan yang
penuh dengan tumbuh-tumbuhan dan sungai-sungai?” Dia menjawab: “Ya, hal itu
merupakan salah satu fakta ilmiah (scientific fact)”. Mengapa dia katakan hal itu
merupakan bukti ilmiah, karena menurut dia “Zaman Salju Baru (New Snow Age)
sebenarnya telah dimulai.
Dia menambahkan bahwa kita dapat saksikan slaju bergerak sekali lagi dari Kutub Utara
menuju ke arah selatan. Kenyataannya bahwa salju kutub utara sekarang sudah dekat
menuju ke daratan Arab. Lanjut dia, kita dapat melihat tanda-tanda ini pada pergerakan
salju “the snow blizzards striking the northern parts of Europe and America every
winter”. Apa yang dijelaskan oleh Profesor Kroner tersebut baru diketahui oleh para
ilmuan setelah melalui penemuan yang panjang dan dengan bantuan peralatan khusus.
Umat Islam, telah mengetahui dan mempercayai hal tersebut sejak lebih dari 1400 tahun
yang lalu berdasarkan sebuah hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dalam
Sahih Muslim sebagai berikut:
“Hari Akhir tidak akan datang kepada kita sampai dataran Arab sekali lagi merupakan
dataran yang subur (pasture) dan dipenuhi dengan sungai-sungai”(Shahih Muslim).
Geologi dan Asal Usul Bumi, kiamat serta Hubungannya dengan Al-Qur`an
dan As-Sunnah
Sungguh tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ajaran Islam yang telah dibawa oleh Baginda
Nabi Muhammad Saw adalah benar dan membenarkan. Dalam sebuah kesempatan
Profesor Alfred Kroner berkata: “….bahwa beberapa pernyataan yang dibuat pada saat
tidak dapat ditunjukkan, tetapi metode ilmiah modern sekarang pada posisi yang
membuktikan apa yang dikatakan Muhammad 1400 tahun yang lalu”
Profesor Alfred Kroner, adalah salah satu ahli geologi terkenal dunia. Dia adalah ahli
geologi dan Ketua Jurusan Geologi Institut Geosciences, Universitas Johannes
Gutterburg, Mainz, Jerman. Disatu kesempatan dia menunjukkan beberapa ayat Al-
Qur`an dan Hadist Nabi Muhammad Saw. Dia mempelajari dan memberikan
komentarnya. Berikut hasil diskusi yang dilakukan antara Abdullah M. al-Rehaili dan
sang Profesor:
Profesor Kroner berkata “Pikirkan tentang beberapa pertanyaan ini dan pikirkan Nabi
Muhammad itu datang dari mana, dia datang dari suku Badui.[2]. Saya pikir, semuanya
itu hampir tidak mungkin dia dapat mengetahui segala hal seperti asal-usul alam semesta
secara umum, sebab ilmuwan baru dapat menentukan hal itu pada tabun-tahun terakhir
dengan metode yang sangat rumit dan teknologi yang canggih untuk hal ini”. Muhammad
tidak dilahirkan dari Suku badui, tetapi dilahirkan dari suku perkotaan. yaitu Bani
Hasyim.
Profesor Kroner memilih contoh dari Al-Qur`an yang membuktikan kepadanya bahwa
Al-Qur`an tidak datang dari Nabi Muhammad Saw. Contoh yang diambil Profesor
Kroner ini adalah sebuah gambaran dari Al-Qur`an yang membuktikan kenyataan bahwa
alam semesta ini dimulai dalam satu kesatuan yang benar-benar ada. Allah Yang Maha
Agung dan Maha Mulia berfiman:
“Dan apakah orang orang kafir itu tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada
juga beriman?” (QS. al-Anbiyaa` [21] : 30)
Arti “ratgan” pada ayat ini, sebagaimana Ibnu Abbas, mujahid dan yang lainnya berkata,
Allah akan senang dengan semuanya akan mereka, langit dan bumi yang ditancapkan
bersama atau paduan atau campuran yang bersama, kemudian mereka dipisahkan dari
satu dengan yang lain. Profesor Kroner menggunakan hal ini sebagai contoh untuk
membuktikan bahwa tidak ada manusia yang hidup pada masa Nabi Muhammad Saw
yang dapat mengetahui hal ini.
Profesor Kroner menyatakan: “Seseorang yang tidak tahu sesuatu tentang fisika nuklir
1400 tahun yang lalu, saya pikir, tidak dapat dalam posisi ini untuk mengetahui dari
pemikirannya sendiri untuk kejadian bahwa bumi dan langit memiliki asal-usul yang
sama atau beberapa pertanyaan yang lain yang kami diskusikan di sini”
Profesor Kroner, hal ini terlihat oleh kita, bahwa dia memiliki pembawaan yang bersifat
mengelak. Sebagai contoh, kami menyatakannya untuk menggambarkan kondisi geologi
Arab. Apakah Arab itu penuh dengan kebun buah-buahan dan sungai? Dia berkata:
“Selama zaman es dan telah diketahui lebih jauh bahwa gunung es yang terapung di
kutub utara secara perlahan bergerak menuju ke selatan. Ketika gunung es kutub itu
secara relatif mendekat ke Jazirah Arab, cuaca akan berubah dan negara Arab akan
menjadi satu dari daerah yang paling hijau dan paling basah di dunia. Kami bertanya
kepadanya: “Apakah Arab itu akan menjadi daratan yang dipenuhi dengan kebun buah-
buahan dan sungai?” Dia menjawab: “Ya, hal ini adalah fakta ilmiah.”
Hal ini mengherankan kami, dan kami heran bagaimana dia membuat pernyataan ini
sebagai fakta ilmiah padahal hal ini berhubungan dengan masa depan dan kami bertanya:
“Mengapa?” Dia menjawab: “Sebab zaman es pada dasarnya telah dimulai. Dan kita
dapat melihat es yang bergerak sangat perlahan, sekali lagi, dari kutub Utara menuju ke
selatan. Pada kenyataannya, es di kutub sekarang mendekati Jazirah Arab secara
perlahan. Kita dapat melihat tanda es ini dari badai salju yang menyerang bagian utara
Eropa dan Amerika setiap musim dingin. Para ilmuwan telah melihat tanda-tanda lain
dan informasi yang menunjukkan dimulainya zaman es. Inilah fakta ilmiah”
Kami mengatakan kepadanya: “Apakah yang baru saja Anda sebutkan itu hanya
diketahui ilmuwan setelah penelitian yang lama dan dengan bantuan peralatan tertentu.
Tetapi kami telah mendapatkan yang Anda sebutkan itu dari Nabi Muhammad Saw 1400
tahun yang lalu. Beliau bersabda di dalam hadistnya yang diteruskan di dalam Shahih
Muslim.
“Hari kiamat itu tidak akan datang kepada kita sampai daratan Arab itu sekali lagi akan
menjadi padang rumput dan dipenuhi dengan sungai” (HR. Muslim)
Pada pokok persoalan ini kami bertanya kepada Profesor Kroner: “Siapa yang
mengajarkan Nabi Muhammad Saw bahwa daratan Arab itu sekali lagi akan dipenuhi
dengan kebun buah-buahan dan sungai?” Dia langsung menjawab: “Bangsa Romawi”.
Hal ini mengingatkan kami akan kemampuan Profesor Kroner untuk mengelak. Kami
bertanya kepadanya pertanyaan lain: “Akan tetapi siapa yang memberitahukan Nabi
Muhammad Saw bahwa daratan Arab sekali lagi akan menjadi padang rumput dan
dipenuhi dengan sungai?” Profesor Kroner menjadi mengelak jika malu, akan tetapi
sewaktu atau pada saat dia dihadapkan dengan kebenaran, dia cukup berani untuk
menyatakan pendapatnya secara blak-blakan dan dengan demikian dia menjawab: Ia
dapat mengetahuinya hanya melalui petunjuk dari yang di atas.
Akhirnya, setelah kami berbicara dengannya, dia membuat komentar sebagai berikut:
“Jika Anda menggabungkan semua ini dan menggabungkan semua pernyataan itu maka
di dalam Al-Qur`an juga ada ayat yang berhubungan dengan bumi dan formasi dari bumi
dan ilmu pengetahuan secara umum, Anda dapat mengatakan secara mendasar bahwa
pernyataan itu dibuat dalam beberapa cara yang benar. Mereka sekarang dapat ditegaskan
dengan metode ilmiah dan pada cara yang dapat Anda katakan bahwa Al-Qur`an adalah
buku teks ilmu pengetahuan yang simpel dan sederhana untuk orang yang sederhana.
Pernyataan itu dibuat pada saat atau zaman yang tidak dapat dibuktikan dengan metode
modern secara ilmiah yang sekarang pada posisi yang dapat ditunjukkan dengan apa yang
dikatakan Nabi Muhammad 1.400 tahun yang lalu”
Sehingga sekarang mengapakah masih saja banyak diantara kita yang tetap mengingkari
kebenaran yang telah ada sejak 14 abad yang lalu dan telah dibuktikan secara ilmiah pada
saat sekarang? Padahal Allah Swt telah berfirman: “Al-Qur`an ini tidak lain hanyalah
peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran)
berita Al-Qur`an setelah beberapa waktu lagi” (QS. Shaad [38] : 87-88)
Saudaraku sekalian, semoga dengan pembuktian diatas bisa dijadikan sebagai tolak ukur
semangat dan motivasi diri kita untuk terus berusaha mengembalikan kodrat dan
kewajiban kita sebagai hamba yang patuh dan mengikuti apa yang telah Allah Swt
berikan yaitu ajaran Islam Al-Qur`an dan Sunnah Rasululah Saw. Amiin.
Secara astronomi
Para ahli astronomi dan astrofisika kini mengembangkan teori baru, menyangkut tahapan
akhir alam semesta. Teori Big Bang atau dentuman besar bagi penciptaan alam semesta
kini sudah secara luas diterima. Akan tetapi skenario akhir dari dentuman besar, masih
menjadi bahan perdebatan yang cukup hangat.
Lima tahun lalu, para ahli astronomi dan astrofisika ibaratnya hanya membahas dua tema.
Yakni, kecepatan pemuaian alam semesta serta kerapatan rata-rata materi penyusun alam
semesta. Terdapat aksioma, jika kerapatan materi melampaui nilai kritis, maka alam
semesta berhenti berkembang dan mengkerut kembali.
Jadi selaras dengan teori dentuman besar, skenario tahapan akhir alam semesta adalah
keruntuhan besar. Akan tetapi berdasarkan pengukuran pancaran latar belakang sinar
kosmis, penyebaran awan galaksi, penghitungan konstanta Hubble serta indikator lain,
diperhitungkan volume materi nampak maupun materi gelap, tidak mencukupi untuk
membuat alam semesta kolaps. Masih ada komponen utama lainnya yang menentukan
nasib alam semesta, yakni energi gelap yang sejauh ini masih misterius. Tantangan
terbesar ilmu kosmologi saat ini, adalah mengerti sifat dan mekanisme energi gelap ini.
Para ahli kosmologi menyadari, alam semesta yang kini berumur sekitar 13,7 milyar
tahun, sudah memasuki paruh siklus hidupnya. Itulah sebabnya para peneliti merasa lebih
tertarik pada skenario nasib alam semesta. Apa yang terjadi dengan alam semesta 20
milyar tahun mendatang ? Bumi sendiri yang lahir sekitar 5 milar tahun lalu, jadi jauh
lebih muda dari alam semesta, diperkirakan lima sampai tujuh milyar tahun mendatang
sudah merupakan planet tanpa kehidupan. Matahari sudah memasuki fase bintang raksasa
merah, dan ukurannya membesar sampai 100 kali lipat dari ukuran sekarang. Bumi sudah
menjadi planet yang berupa bola api menyala.
Ada tiga gambaran skenario yang dikembangkan para peneliti kosmologi. Yakni jika
konstanta alam semesta tetap negatif, alam semesta akan mengalami keruntuhan besar di
akhir siklus kehidupannya. Jika konstantanya positif atau tidak mencapai titik kritis, alam
semesta akan terus memuai. Disamping itu, ada juga gambaran yang ekstrim. Misalnya
saja teori yang dilontarkan Robert Caldwell dari departemen fisika dan astronomi di
Darmouth College, AS, serta Marc Kamionkowski dan Nevin Weinberg dari institut
teknologi California di Pasadena AS. Beberapa bulan lalu, ketiga pakar astrofisika itu
melontarkan skenario yang disebut Big Rip, atau koyakan besar.
Dalam hal ini, energi gelap tetap memainkan peranan utama. Jika energi gelap tidak lagi
mengikuti hukum konstanta alam semesta, dan bertindak sebagai materi liar yang dijuluki
“Phantom Energy”, maka pemuaian alam semesta tidak berhenti atau konstan, akan tetapi
justru dipercepat. Dengan percepatan yang terus meningkat, alam semesta ibaratnya
dikoyak sampai menjadi bagian materinya yang terkecil. Kerapatan energi “phantom
energy” pada akhir zaman alam semesta, menjadi tidak terbatas. Artinya, tidak ada yang
dapat mengelak, semua benda langit, mulai dari galaksi besar sampai atom terkecil akan
meledak.
Kapan akhir zaman atau kiamat alam semesta itu akan terjadi? Apakah dapat diramalkan?
Berdasarkan perhitungan konstanta alam semesta Einstein dan konstanta Hubble, yang
saat ini besarnya 70 kilometer per detik dan Megaparsec, masih tersisa waktu 53 milyar
tahun sampai tibanya Big Rip. Skenario yang lebih ekstrim dilontarkan astronom Pedro
Gonzalez-Diaz dari pusat penelitian alam semesta di Madrid. Ia memperkirakan Big Rip
akan terjadi sekitar 22 milyar tahun mendatang. Satu milyar tahun sebelum terjadinya
koyakan besar, awan galaksi akan tercerai berai. Tiga bulan sebelum koyakan besar, juga
lubang hitam akan tercerai berai.
Tiga puluh menit sebelum koyakan besar, semua benda langit makroskopis akan
meledak. Namun pusat persemaian pemusnahan alam semesta belum sepenuhnya
mengembang. Baru pada saat limit menjelang koyakan besar, semua inti atom terpecah
menjadi partikel elementernya, Proton dan Neutron. Setelah itu semua hukum fisika yang
dikenal, mungkin memainkan peranannya. Diperkirakan akan tercipta partikel secara
spontan, terbentuknya dimensi ekstra seperti string yang eksotis atau efek gravitasi
kuantum. Jika masih ada yang dapat mengamati, alam semesta akan terus mengecil
sampai menjadi sebuah titik, kata Caldwell dengan singkat.
Jelas Caldwell hanya bercanda. Sebab sampai sekitar 20 milyar tahun mendatang,
diyakini umat manusia di Bumi sudah musnah. Namun juga tidak ada yang mengetahui,
apakah aksioma baru itu juga akan terbukti. Yang jelas perhitungan astronomi
menunjukan, skenario itu dapat saja terjadi. Kalau materi gelap melakukan percepatan
yang terus meningkat, hingga menjadi “phantom energy” maka skenario koyakan besar
dapat terjadi.
Namun belum diketahui, alam semesta nantinya akan memasuki tahapan akhir mana?
Apakah terkoyak, runtuh atau terus mengembang tanpa akhir? Semua skenario mungkin
saja terjadi. Apakah nanti semua fase itu akan kembali mengarah ke dentuman besar yang
baru, juga masih diteliti dan dihitung oleh para ahli. Yang jelas, manusia tidak berdaya
mencegah datangnya kiamat alam semesta semacam itu. Manusia hanya dapat
menghitung, memperkirakan, menarik aksioma dan meramalkan. Besaran waktu alam
semesta, memang terlalu panjang dan absurd untuk ukuran kehidupan manusia yang amat
singkat.
Meskipun tulisan di atas lebih banyak unsur spekulasinya, dimana konstanta alam
semesta menjadi negatif dan BigRip masih 53 milyar tahun yad, namun tidak ada
salahnya diingat. Toh sebenarnya, yang menjelaskan dan yang ingin tahu adalah sama:
sama – sama tidak tahunya.
masa depan planet bumi
Apabila pemanasan global terus berlanjut pada suhu tertentu
maka kita akan menghadapi kepunahan. Jadi apa yang
sebenarnya akan terjadi apabila bumi terus memanas?
Jurnalis dan penyiar acara lingkungan hidup asal Inggris, Mark
Lynas, melakukan perjalanan selama 3 tahun yang mengelilingi 5
benua untuk menyaksikan berbagai perubahan karena dampak pemanasan global. Dari
mencairnya tundra di Alaska, tenggelamnya pulau di Pasifik dari negara bagian dari
Tuvalu, dan bertambahnya dataran tandus di pedalaman Mongolia sampai pada
lenyapnya lapisan es di Peru dan banjir, serta badai yang menyebabkan erosi di China.
Tuan Lynas secara pribadi mengumpulkan semua bukti yang dikumpulkan dalam
bukunya mengenai perubahan iklim, High Tide: The Truth About Our Climate Crisis
(Gelombang Besar: Kenyataan Mengenai Krisis Perubahan Iklim Kita).
Setelah itu, dalam waktu singkat Tuan Lynas mempelajari lebih mendalam tentang
berbagai bukti ilmiah serta rasional mengenai efek pemakaian bahan bakar fosil terhadap
iklim, lingkungan, dan kehidupan di planet ini. Beliau menghabiskan waktunya beberapa
bulan di perpustakaan ilmiah Radcliffe di Universitas Oxford untuk membaca ribuan
buku literatur ilmiah yang telah dianalisa secara mendalam sebelum mempublikasikan
buku kejutannya yang kedua, Six Degrees: Our Future on a Hotter Planet (Enam Derajat:
Masa Depan Kita di Planet yang Semakin Panas); sebagai media lain untuk
membangkitkan kesadaran.
Buku terbarunya secara sistematik membahas perubahan iklim berdasarkan data yang
diperoleh dari penelitian secara ilmiah dengan penggunaan aplikasi komputer tahap lanjut
dan juga pencarian secara palaeoclimatic untuk menelusuri sejarah bumi yang
memberikan gambaran akan pemanasan iklim di masa mendatang dan akibat yang akan
dihadapi. Selain itu ia juga meneliti periode-periode dari perubahan iklim dramatik
sebelumnya melalui proses alami dan meramalkan akan efek menakutkan dari pemanasan
global yang akan dihadapi semua kehidupan dan lingkungan di planet ini.
Derajat demi derajat, satu derajat per bab. Enam Derajat disusun berdasarkan “Laporan
Perkiraan Ketiga” dari Panel Antar Pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) tahun
2001 (http:/www.ipcc.ch). Pada setiap halaman, efek dari peningkatan temperatur di
bumi dan lapisan biosfernya digambarkan dalam realitas yang menguatirkan.
Kenaikan suhu 1ºC sampai 3ºC merupakan “titik puncak”, tetapi jika naik sampai pada 6
ºC maka peningkatan ini dapat menyebabkan kepunahan pada hampir semua kehidupan,
termasuk manusia! Sulit dibayangkan jika perilaku dari manusia sendiri yang
menyebabkan kerusakan dan penderitaan yang tidak diharapkan. Kita telah
membahayakan planet ini dan berada di ambang kehilangan momentum apabila kita tidak
bertindak secepatnya untuk membatasi efek emisi gas rumah kaca.
Kenaikan Suhu 1 Derajat:
Pada kenaikan suhu 1 derajat, Kutub Utara akan kehilangan es setengah tahun penuh,
Atlantik Selatan yang sebelumnya tidak ada badai akan mengalami serangan badai dan di
barat AS terjadi kekeringan parah yang mengakibatkan banyak penduduk menderita.
Kenaikan Suhu 2 Derajat
Beruang kutub berjuang untuk hidup saat lapisan es mencair. Lapisan es di Greenland
mulai menghilang, sedangkan batu karang menjadi lenyap. Permukaan air laut
mengalami kenaikan 7 meter secara global.
Kenaikan Suhu 3 Derajat
Hutan hujan di Amazon mengering dan pola cuaca El Nino bertambah intensitasnya
menjadi sesuatu yang biasa. Eropa secara berulang mengalami musim panas yang teramat
panas yang sangat jarang terjadi sebelumnya. Jutaan dan milyaran orang akan berpindah
dari sub tropik menuju daerah pertengahan garis lintang.
Kenaikan Suhu 4 Derajat
Air laut akan meninggi dan meluap membanjiri kota-kota di daerah pesisir.
Menghilangnya lapisan es akan mengurangi banyak persediaan air tawar. Suatu bagian di
Kutub Selatan akan tenggelam dan menyebabkan area air yang meluap semakin jauh.
Temperatur musim panas di London akan menjadi 45ºC.
Kenaikan Suhu 5 Derajat
Daerah yang tidak bisa dihuni semakin menyebar, tumpukan es dan air tanah sebagai
sumber air untuk kota-kota besar akan mengering dan jutaan pengungsi akan bertambah.
Kebudayaan manusia akan mulai menghilang seiring dengan perubahan iklim yang
dramatik ini. Dalam hal ini kelompok yang kurang mampu sepertinya akan menjadi
paling menderita. Tidak ada lagi es yang tersisa pada kedua kutub seiring dengan
punahnya bermacam species di lautan dan tsunami dalam skala besar memusnahkan
kehidupan dekat pantai.
Kenaikan Suhu 6 Derajat
Pada kenaikan suhu 6 derajat, kepunahan massal sebesar 95% akan terjadi; makhluk yang
masih hidup akan mengalami serangan badai dan banjir besar yang terus menerus;
hidrogen sulfat dan kebakaran akibat gas metana akan menjadi hal yang biasa. Gas ini
berpotensi menjadi bom atom dan tidak ada yang mampu bertahan hidup kecuali bakteri.
Hal ini akan menjadi “skenario hari kiamat.”
Hal yang lebih menguatirkan adalah karena kompleksnya ekosistem di planet ini,
kenyataan akan perubahan iklim ini dapat menjadi lebih buruk dibandingkan dengan
perkiraan yang dilakukan secara ilmiah! Prediksi akan efek dari perubahan iklim sangat
menguatirkan. Saat menganalisa ulang seluruh data yang ia kumpulkan, Tuan Lynas
berpikir, mungkin ia “harus merahasiakan semuanya” karena kebenarannya sangat
“menakutkan.” Sebenarnya, beberapa dari perkiraan mulai menjadi kenyataan, sebagai
contoh, gelombang panas saat musim panas di Eropa telah mulai mempengaruhi
kesehatan manusia, khususnya para manula. Cuaca yang memanas juga menyebabkan
malaria dan penyakit lainnya yang bertambah secara regional. Pemanasan global telah
membuat lapisan es di China menyusut 7% setiap tahunnya, hal ini dapat berakibat
kerusakan yang lebih besar dan memberi efek kepada 300 juta jiwa yang sangat
menggantungkan kebutuhan air mereka dari situ. Di India, mencairnya es yang sangat
cepat telah menyebabkan 70.000 orang harus pindah dari Pulau Lohachara yang
tenggelam, dan kenaikan permukaan laut telah menyebabkan dipindahkannya 20.000
penduduk yang tinggal di dataran paling rendah di Kepulauan Duke of York pada tahun
2000. Pada keadaan yang rentan dari ekosistem serta sistem sosial yang saling terkait satu
sama lainnya, planet yang semakin panas juga menyebabkan rantai reaksi yang memicu
terjadinya kelangkaan makanan dan air seiring dengan bertambahnya pengungsi sebagai
akibat perubahan iklim.
Akan tetapi, Tuan Lynas tidak berniat membuat pembaca pesimis akan masa depan
planet ini. Sebaliknya dia menyampaikan peringatan dini secara jelas dan mendesak
perhatian internasional akan diperlukannya usaha bersama untuk mengatasi pemanasan
global seperti “mengambil tabung pemadam dan memadamkan api.” Tidak diragukan
lagi bahwa “api’ tersebut timbul sebagai akibat yang berkaitan dengan perilaku manusia
dan berdasarkan analisis data, berbagai jenis emisi yang menyebabkan kenaikan
temperature; dan waktu yang tersisa kurang dari 1 dekade saat kenaikan mencapai puncak
‘enam derajat’! Sesuai indikasi yang tercantum di bagan, kita telah mendekati tingkat 2
derajat, dengan demikian pilihan kita satu-satunya adalah bertindak secepat mungkin
serta mengurangi emisi karbon dan metana.
Bagan : Kenaikan Suhu dan Emisi Karbon*
PERUBAHAN SUHU TEMPERATUR YANG BERUBAH DALAM CELSIUS
JUMLAH CO2
Satu Derajat
0,1- 1,0ºC
350ppm (Level saat ini 380ppm)
Dua Derajat
1,1- 2,0 ºC
400ppm
Tiga Derajat
2,1- 3,0 ºC
450ppm
Empat Derajat
3,1- 4,0 ºC
550ppm
Lima Derajat
4,1- 5,0 ºC
650ppm
Enam Derajat
5,1- 5,8 ºC
800ppm
*Tabel dari hal 279 di Enam Derajat: Masa Depan Kita di Planet yang Semakin Panas
Enam Derajat adalah sebuah tiupan terompet perang, panggilan kepada semua orang akan
kondisi bumi kita yang berada pada situasi yang sangat kritis; ini adalah masa terpenting
bagi para pemimpin dan tokoh politik untuk mengimplementasikan ketentuan ambang
batas untuk mengurangi karbon dan gas dari efek rumah
kaca lainnya, seperti metana. Tidak dapat di pungkiri
bahwa ulah manusialah yang menyebabkan cepatnya
kenaikan perubahan iklim. Kita harus mengubah gaya
hidup kita ke arah yang lebih gembira dan lebih sehat
seperti berlaih ke energi yang berkelanjutan dan gaya hidup vegetarian untuk
menyelamatkan bumi kita. Kita hanya mempunyai sedikit waktu yang sangat terbatas
untuk membuat titik balik. Pemanasan global adalah sebuah realitas dan membutuhkan
perhatian semua umat manusia di planet ini. Untuk itu marilah kita segera bertindak
untuk menyejukkan bumi kita.
Skenario Kiamat dalam Fisika: Kiamat di Bumi
Kiamat, adalah sebuah keniscayaan, baik dalah ranah agama maupun sains. Dalam
Islam setiap muslim wajib beriman kepada kiamat. Al Quran dan hadits memberikan
panduan kepada kita tentang tanda-tanda, dahsyat, dan keadaan kiamat itu. Namun,
Allah tidak memberi tahu kepada kita kapan pastinya kiamat itu seperti pada surat Al
A’raaf (7:187): Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan
terjadinya?”
Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak
ada (seorang pun) yang dapat menjelaskannya waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat
itu) sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan
datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.”
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) seakan-akan kamu mengetahuinya.
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) itu pada
Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”
Keniscayaan terjadinya kiamat juga diamini oleh Fisika. Model Alam Semesta
menyaratkan adanya terjadi kiamat (kehancuran), hanya saja dalam Fisika setidak-
tidaknya ada tiga jenis kiamat: kiamat di Bumi, kiamat di Tata Surya, dan kiamat di
Alam Semesta. Pada tulisan pertama ini akan dibahas tentang kiamat di Bumi.
Kiamat di Bumi Fisik Bumi
Bumi sampai sekarang adalah satu-satunya planet yang
dihuni oleh makhluk hidup dari level rendah (seperti
amuba)sampai tinggi (seperti manusia). Dari luar angkasa
Bumi terlihat biru (disebut juga planet Biru), tenang dan
damai — walaupun polusi sudah sangat parah terjadi di
Bumi. Tidak seorang astronotpun yang pergi ke angkasatidak rindu untuk balik ke Bumi.
Berdasarkan model yang ada, Bumi kita sudah berumur sekitar 4,54 biliun tahun (1
biliun adalah 109). Radiusnya ~6×106 meter dengan massa ~6×1024 kg yang memberi
Bumi potensial gravitasi yang kuat untuk tetap berjalan diorbitnya mengelilingi
Matahari dan pada waktu bersamaan memegang Bulan untuk mengorbit
mengelilinginya.
Ada air yang menutupi ~70% permukaan Bumi yang menjadikan Bumi satu-satunya
planet yang memungkinkan untuk ditinggali. Bumi juga memiliki atmosphere yang
berlapis-lapis dan sebagian besar dari nitrogen dan oksigen dengan komposisi yang
sangat mengagumkan — jika komposisi penyusun atmosfir tidak seperti yang kita
punya sekarang, atmosfir bisa meracuni paru-paru kita. Atmosfir selain untuk
cadangan udara bernapas, juga untuk melindungi Bumi dari hempasan batu-batu
meteor. Bumi juga mengeluarkan medan magnet yang juga menjadi tameng dari efek-
efek radiasi yang berasal dari luar angkasa.
Lapisan Bumi
Bumi terdiri dari lapisan-lapisan bebatuan. Secara umum lapisan
Bumi bisa dikategorikan dalam tiga bagian:inti (core), mantel
(mantle), dan kerak(crust).
Inti Bumi terbentuk saat Bumi terbentuk pertama kali. Dengan
ketebalan ~3500 km, ~30% massa Bumi terdapat pada inti ini.
Komposisi inti didominasi oleh zat besi (Fe): inti bagian dalam (inner core) adalah besi
padat, sedangkan inti luar (outer core) adalah besi cair. Inti luar ini mengontrol Magnet
Bumi.
Bagian berikutnya adalah mantel yang berupa batu-batu keras dari silikat (senyawa
silikon dan oksigen). Ketebalannya 12.900 Km, sangat tebal. Mantel bagian luar (upper
mantle, disebut juga asthenosphere) berupa batu-batu cair (disebut magma) yang sangat
panas dan mengalir — panas Bumi berasal dari bagian ini. Pergerakkan magma ini
kemudian sanggup menggerakkan bagian lithospere (kulit Bumi). Inilah cikal bakal
gempa.
Lempeng Bumi
Lapisan terluar adalah kulit bumi tempat kita “menempel” berupa lempengan-
lempangan (plates). Lempengan kulit ini pada dasarnya
“mengapung” di atas magma gunung-gunung yang berada
di kulit Bumi berfungsi seperti paku untuk menancapkan
lempengan tersebut untuk tidak bergerak terlalu drastis.
Lempeng Bumi memberikan wajah Bumi seperti yang kita miliki sekarang. Tapi
karena lempeng Bumi terus bergerak karena pergerakan magma wajah Bumi pun terus-
menerus berubah, memang tidak dalam waktu yang sebentar. Dulunya Bumi hanya
punya satu benua besar, sebelum akhirnya terurai menjadi lima benua seperti yang kita
miliki sekarang. Dan mungkin, dalam ratusan tahun ke depan ada pulau yang hilang
atau muncul, atau malah mungkin ada benua yang berubah.
Lempengan ini tidak satu utuh seperti kulit bola, tapi terpecah-pecah seperti kulit jeruk
yang sudah dikupas dan ditempelkan lagi satu sama lain. Pecahan-pecahan lempengan
disebut tektonik. Sambungan lempengan-lempangan membentuk semacam garis di
permukaan Bumi, antara lain lempengan Afrika, Antartika, Australia, Eurasia, Amerika
Utara, Amerika Selatan, dan lempengan Pasifik. Sambungan lempengan tersebut ada
yang membentuk garis (lihat gambar), di mana pada daerah ini sangat rawan gempa —
90% gempa di Bumi terjadi berasal dari pertemuan lempeng di garis ini. Garis ini disebut
juga “cincin api” (ring of fire), dan Indonesia dilewati oleh garis-cincin ini!
Gempa Bumi
Lempengan tektonik tertahan sedemikian rupa sehingga sanggup melawan pergerakan
magma di bawahnya. Namun sangat memungkinkan jika kemudian lempengan tersebut
bergerak relatif terhadap lempengan yang lain, sehingga dua lempeng bisa saling
mendekat (sampai berbenturan), menjauh, atau bergesekan dengan arah paralel. Ini
semua menimpulkan getaran keras yang merambat sampai ke permukaan tanah yang
kemudian disebut gempa.
Gempa mungkin diikuti oleh empat hal: terbuatnya lembah atau gunung baru,
meletusnya gunung, keluarnya magma dari perut Bumi (magma yang sudah keluar dari
perut Bumi disebut lava), dan terakhir jika terjadi di dasar laut mengakibatkan tsunami.
Pergerakan magma yang terus menerus membuat kulit Bumi selalu dalam proses
evolusi. Konsekuensinya potensi gempa selalu tinggi untuk terjadi. Gempa sudah
terjadi semenjak Bumi terbentuk dan akan terus terjadi. Gempa-gempa kecil selalu
terjadi di sepanjang cincin-api, gempa besar memang jarang tapi terjadi secara
berulang (berperiodik).
Kerusakan gempa pada sebuah kota tidak hanya bergantung pada kekuatan gempa
(biasanya diukur oleh satuan Skala Richter, SR), tapi juga seberapa jauh kota tersebut
dari pusat gempa (episentrum) dan bagaimana tanah itu bergetar. Karena alasan itu
gempa di Jogja pada Mei 2006 yang “hanya” berskala ~5.5 SR relatif lebih
menghancurkan daripada gempa di Bengkulu September 2007 kemarin.
Bahaya sekunder gempa (seperti gunung meletus dan tsunami) juga tidak kalah
berbahayanya. Masih jelas ingatan kita kedahsyatan tsunami di Aceh akhir tahun 2005
dan kemudian di Pangadaran di awal tahun 2006. Atau bagaimana dahsyatnya (walau
kita hanya mendapatkan ceritanya saja) letusan gunung Krakatau pada tahun 1889,
menyemburkan batu-batu besar baik berupa cair (lava) dan padat. Di kampung ayah
saya, Pasir laweh (Batu Sangkar, Sumatera Barat), masih bisa disaksikan bongkahan-
bongkahan batu sebesar rumah tipe 45 bertingkat dua yang berasal dari letusan gunung
Merapi pada tahun 1975.
Gempa dan bahaya sekunder gempa lainnya sangat berpotensi menghabiskan umat
manusia dan segala peradabannya. Kita tahu tapi sampai sekarang kita tidak mampu
berbuat apa-apa. Kalau sekarang kita sudah sanggup dengan baik memprediksi iklim
dan cuaca (termasuk memperkirakan kedatangan angin topan) dan juga sudah punya
cara meminimalisir kerugian badai, tapi tidak ada yang bisa kita lakukan terhadap
gempa. Ilmu dan teknologi kita belum sanggup untuk memprediksi gempa, apa lagi
mengatasi gempa. Jika gempa terjadi, hanya diam yang bisa kita lakukan. Jelas sekali
ketidakberdayaan manusia di sini.
Apa Kata Al Quran
Sura Az-Zilzal (99)
1. Apabila Bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat. 2. Dan Bumi telah
mengeluarkan beban-beban berat yang dikandungnya.
Surat Al-Qariah (101)
1. Hari kiamat, 2. Apakah hari kiamat itu? 3. Dan tahukah kamu apa hari kiamat itu?
4. Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan, 5. Dan gunung-gunung
seperti bulu yang dihambur-hamburkan.