10.kualitas penggunaan baja sebagai konstruksi bangunan gedung

Upload: afiefdork-handiel-thezero

Post on 26-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    1/20

    KUALITAS PENGGUNAAN BAJA SEBAGAI KONSTRUKSI

    BANGUNAN GEDUNG

    (Perencanaan Bangunan Baja Pada Konstruksi Gudang Margomulyo

    Permai Surabaya)

    M. Adik rudiyanto

    (Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Islam

    Majaphit)

    ABSTRAKSemakin diperketatnya Undang-Undang Negara akan produksi kayu nasional

    membuat material ini semakin langka dijumpai untuk memperoleh kualitas kayu

    yang baik dengan harga yang cukup terjangkau. Para rekayasawan pun mulai

    mengembangkan pemikiran-pemikiran ekonomisnya dengan membuat solusi

    yakni mencari material pengganti kayu dengan bahan lain yang mudah didapat,

    dibentuk, dirawat dan dikerjakan tanpa mengabaikan bobot dan kekuatannyauntuk sebuah rangkaian struktur. Maka dipilihlah material untuk menggantikan

    kayu sebagai bahan struktur.Pada perencanaan ini dimulai dengan penjelasan

    mengenai latar bekang pemilihan material, perumusan tujun perencanaan hingga

    lingkup pembahasan, dan diikuti dengan dasar-dasar perencanaan dimana analisa

    didasarkan pada peraturan PPBBI dan AISC-LRFD. Dari data awal yang ada,

    jarak portal baja dengan bentang 6m. Setelah itu dilakukan perencanaan awal

    dengan perhitungan beban-beban dan momen-momen yang bekerja diatap,

    kemudian dilanjutkan perhitungan kolom, kemudian dianalisa dengan

    menggunakan progam SAP 2000. Setelah didapatkan gaya-gaya dalam yang

    bekerja dilakukan perhitungan sambungan. Dari perhitungan profil aman

    digunakan gording CNP 125 x 50 x 20 x 3,2,Profil span WF 200 x 150 x 6 x 9 dan

    Profil kolom WF 200 x 150 x 6 x 9 terhadap kontrol tegangan tekuk pada dimensi

    gording yang didapat ( x > y ) untuk tekuk Sbx = 1,025 1 dan Sby = 1

    1

    Kata Kunci : AISC-LRFD , CNP , WF

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Pertumbuhan dan

    perkembangan perekonomianNegara Indonesia di Era globalisasi

    sekarang ini menurun. Seiring

    dengan itu pemenuhan kebutuhan

    sehari-hari masyarakat semakin

    meningkat, membuat para investor

    tertarik untuk menanamkan modal

    dalam hal pembangunan gedung

    dan prasarana lainnya yang dapat

    menunjang pengembangan usaha.

    Kota Surabaya merupakan

    kota terbesar ke-2 di Indonesia

    yang memiliki jutaan penduduk

    yang setiap harinya harus

    memenuhi kebutuhannya, dengan

    melihat jumlah penduduk yangcukup besar maka tidak menutup

    kemungkinan akan terus

    meningkat. Oleh karena itu

    perusahaan-perusahaan yang

    bergerak di bidang produksi sangat

    membutuhkan sarana yang

    mengoperasikan atau bahkan

    mengembangkan usahanya.

    Pembangunan konstruksi

    oleh para investor yang

    pembangunannya dipercayakan

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    2/20

    kepada para kontraktor, merupakan

    salah satu upaya untuk

    meningkatkan perekonomian dan

    kesejahteraan masyarakat

    Indonesia, khususnya di kotaSurabaya.

    Semakin diperketatnya

    Undang-Undang Negara akan

    produksi kayu nasional membuat

    material ini semakin langka

    dijumpai untuk memperoleh

    kualitas kayu yang baik dengan

    harga ynag cukup terjangkau.

    Para rekayasawan pun

    mulai mengembangkan pemikiran-

    pemikiran ekonomisnya denganmembuat solusi yakni mencari

    material pengganti kayu dengan

    bahan lain yang mudah didapat,

    dibentuk, dirawat, dan dikerjakan

    tanpa mengabaikan bobot dan

    kekuatan untuk sebuah rangkaian

    struktur. Maka dipilihlah material

    baja yang dianggap cukup layak

    untuk menggantikan kayu sebagai

    bahan struktur. Dengan keberadaan

    baja sebagai komponen utama

    struktur pembangunan, maka

    penulis tertarik untuk menjadikan

    portal struktur baja sebagai objek

    perhitungan dalam penyusunan

    Tugas Akhir ini.

    Perumusan Masalah

    Pada penelitian ini

    membahas masalah perhitungan

    Portal Rangka Baja yang

    diasumsikan sebagai Portal tunggalserta pengecekkan penampang

    terhadap tekuk tanpa

    memperhitungkan akibat gaya

    gempa. Dan juga akan dibahas

    efisiensi dan optimalisasi suatu

    bangunan rangka baja dengan

    memperhitungkan jarak antar

    Portal.

    Tujuan PenelitianAdapun tujuan penelitian

    ini adalah :

    1) Untuk mengetahui cara

    perhitungan Portal Rangka Baja

    dan cara perhitungan mendesain

    penampang yang aman.

    2)

    Untuk mengevaluasi penampangterhadap bahaya tekuk.

    3) Untuk mengetahui salah satu

    cara dan teknis membuat

    efisiensi suatu bangunan portal

    baja.

    PEMBAHASAN

    Semua jenisjenis baja

    sedikit banyak dapat ditempa

    dan disepuh, sedangkan untuk

    baja lunak pada tegangan yangjauh dibawah kekuatan tarik

    atau batas patah B, yaitu apa

    yang dinamakan batas lumer

    atau tegangan lumer V, terjadi

    suatu keadaan yang aneh,

    dimana perubahan bentuk

    selalu berjalan terus beberapa

    waktu, dengan tidak

    memperbesar beban yang ada.

    Sifat sifat baja

    bergantumg sekali pada zat

    arang, semakin bertambah

    kadar ini, semakin naik

    tegangan patah dan regangan

    menurut persen yang terjadi

    pada sebuah batang percobaan

    yang dibebani dengan tarikan,

    yaitu apa yang dinamakan

    rengangan patah menjadi lebih

    kecil.

    Persentase yang sangatkecil dari unsurunsur lainnya

    yang dapat mempengaruhi sifat

    sifat baja dengan kuat sekali.

    Untuk membeda bedakannya

    jenis jenis baja itu diberi

    nomor yang sesuai dengan

    tegangan patah yang dijamin

    dan yang terendah pada

    percobaan tarik yang normal,

    tetapi untuk setiap jenis baja

    juga ditentukan suatui Bmaks.

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    3/20

    Kekuatan maupun

    tegangan yang dapat

    dikerahkan oleh baja

    tergantung dari mutu baja.

    Tegangan leleh dan tegangan

    dasar dari berbagai macam baja

    bangunan adalah sebagai

    berikut:

    Tabel II. Tabel Tegangan Leleh Dan Dasar Baja

    Jenis baja

    Tegangan

    putus

    Tegangan

    leleh

    Pereganga

    n

    Minimum,

    u

    minimum,

    y Minimum

    (MPa) (MPa) (%)

    BJ 34 340 210 22

    BJ 37 370 240 20

    BJ 41 410 250 18

    BJ 50 500 290 16BJ 55 550 410 13

    MPa = 1 Kg/cm2

    MPa = mega pascal (satuan sistem internasional)

    Untuk elemen-elemen

    baja yang tebalnya lebih dari

    40 mm, tetapi kurang dari 100

    mm, harga-harga dalam tabel

    harus dikurangi 10%.

    Tegangan dasar baja biasanya

    menggunakan persamaan =

    /1,5. Tegangan normal yang

    diijinkan untuk pembeban

    tetap, besarnya sama dengan

    tegangan dasar. Tegangan

    geser yang diijinkan untuk

    pembebanan tetap, besarnya

    sama dengan 0,58 kali

    tegangan dasar.

    = 0,85

    Untuk elemen bajayang mengalami kombinasi

    tegangan normal dan gesar,

    maka tegangan ideal yang

    terjadi tidak boleh melebihi

    tegangan dasar.

    i

    I = 223

    Untuk pembebanan

    sementara (akibat berat sendiri,

    beban bangunan, beban/gaya

    gempa dan angin, besarnya

    tegangan dasar baja dapat

    dinaikkan sebesar 30%.

    sem = 1,3

    Konstanta-konstanta pada

    konstruksi baja adalah sebagai

    berikut:

    Modul Elastisitas (E)

    Modul elastisitas untuk

    semua baja (yang secara relatif

    tidak tergantung dari kuat

    lelehnya) adalah 28.000 sampai

    30000 ksi atau 193.000 sampai

    207.000 Mpa. Nilai untuk

    desain lazimnya diambil

    sebesar 29.000 ksi 20.000 Mpa.

    Berdasarkan PeraturanPerencanaan Bangunan Baja

    Indonesia (PPBBI), nilai

    modulus elastisitas baja adalah

    2,1 x 106kg/cm2atau 2,1 x 105

    Mpa.

    Modul Geser (G)

    Modus geser setiap bahan

    elastis dihitung berdasarkan

    formula :

    G =

    12

    E

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    4/20

    Dimana = perbandingan

    poisson yang diambil sebesar

    0,3 untuk baja. Dengan

    menggunakan = 0,3 maka

    akan memberikan G = 11.000ksi atau 77.000 Mpa.

    Berdasarkan Peraturan

    Perencanaan Bangunan Baja

    Indonesia (PPBBI), nilai

    modulus geser (tergelincir)

    baja adalah 0,81 x 106 kg/cm

    2

    atau 0,81 x 105Mpa.

    Koefesien Ekspansi ()

    Koefesien ekspansi

    adalah koefesien pemuaian

    linier. Koefesien ekspansi bajadapat diambil sebesar 12 x 10-6

    peroC.

    Tegangan leleh ()

    Tegangan leleh ditentukan

    berdasarkan mutu baja.

    - Sifat-sifat yang penting

    Sifat-sifat ini termasuk

    masa jenis baja, yang sama

    dengan 490 pcf atau 7,850

    t/m3; atau dalam berat satuan

    nilai untuk baja sama dengan

    490 pcf atau 76,75 kN/m3.

    Berat jenis baja umumnya

    adalah sebesar 7,85.

    Rencana Kap Portal dan

    Kemiringan AtapSebelum membuat

    sebuah konstruksi Kap Portal

    kita harus terlebih dahulumerencanakannya. Untuk itu

    kita harus mengetahui terlebih

    dahulu bagian-bagian dari Kap

    Portal tersebut yaitu :

    1) Rangka kuda-kuda

    Rangka kuda-kuda

    ialah konstruksi rangka batang

    rata yang merupakan pemikul

    utama konstruksi atap.

    2) Gading-gading kap

    Gading-gading kap

    ialah rangka batang ruang yang

    dibentuk oleh rangka kuda-

    kuda, ikatan-ikatan angin dan

    gording untuk memikul atap.3) Konstruksi atap

    Konstuksi atap ialah

    konstruksi gading-gading kap

    termasuk penutup atap

    misalnya genteng, seng dan

    lain-lain.

    Adapun langkah-langkah

    merencanakan kap portal

    adalah:

    1) Rencana bentuk rangka kuda-

    kuda dan kemiringan atapDasar-dasar pertimbangannya :

    a)

    Jenis atap yang akan

    digunakan;

    b)

    Fungsi bangunan;

    c) Keadaan lokasi bangunan.

    2) Rencana jarak portal rangka

    kuda-kuda

    Merencanakan:

    d) Dimensi gording;

    e)

    Penyambung gording;

    f) Rencana ikatan angin.

    3) Rencana diagonal rangka kuda-

    kuda

    GordingGording merupakan

    gelagar yang sejajar dengan

    sumbu konstruksi kap, yang

    berfungsi untuk mendukung

    bidang atap. Untukmerencankan gording

    diperlukan langkah-langkah

    berikut :

    1)

    Menentukan jarak gording;

    2) Menentukan jarak portal;

    3)

    Mengetahui jumlah lapangan;

    Jlhlap=ingxjarakgord

    anganpanjanglap

    cos

    4) Menghitung berat beban-beban

    yaitu berat sendiri, berat

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    5/20

    pekerja, beban angin dan berat

    lainnya;

    5) Kontrol lendutan.

    Beban-Beban pada Portal

    KapDalam menentukan

    bentuk dan ukuran-ukuran

    bagian-bagian suatu konstruksi

    baja, kita harus menurut

    ketentuan-ketentuan yang

    berlaku di Indonesia dan

    ketentuan-ketentuan yang

    memberi perintah, antara lain

    mengenai pengerjaan bahan,

    beban-beban yang diambil dan

    teganggan-teganggan yangdiijinkan.

    Beban suatu konstruksi

    bangunan dapat dibedakan

    dalam:

    Beban Mati/tetap

    Beban mati/tetap adalah

    semua beban yang berasal dari

    berat bangunan atau unsur

    bangunan termasuk segala

    unsur tambahan yang

    merupakan satu kesatuan

    dengannya. Dalam

    perencanaan kuda-kuda type

    Castellated Beamini, beban

    mati yang diperhitungkan

    antara lain:

    - berat kuda-kuda sendiri

    - berat gording

    - berat trackstang / sagrod

    - berat bracing / ikatan angin

    -

    berat atap, dan-

    berat penyambung seperti plat

    sambungan, baut, mur dan lain-

    lain

    Beban

    hidup/berguna/bergerak/tidak

    tetap

    Beban

    hidup/berguna/bergerak/tidak

    tetap adalah semua muatan

    tidak tetap, kecuali muatan

    angin, gempa dan pengaruh

    khusus yang misalnya selisih

    suhu, susut dan lain-lain.Beban

    angin ditentukan dengan

    anggapan adanya tekananpositif dan tekanan negatif

    (isap) yang bekerja tegak lurus

    bidang yang ditinjau. Besarnya

    tekanan ini diperoleh dengan

    mengalikan koefisien angin

    dengan tekanan tiup dari angin.

    Tekanan tiup angin

    minimum 25 kg/m2. Tekanan

    tiup untuk lokasi di laut atau

    tepi laut (sampai jauh 5 km

    dari pantai) minimum 40kg/m2. Untuk daerah-daerah

    dekat laut dan dimana

    kecepatan-kecepatan angin

    munkin menghasilkan tekanan

    tiup yang lebih besar dari pada

    yang ditentukan dengan

    menggunakan rumus:

    P =16

    2

    (kg/cm2), dimana V

    adalah kecepatan anginBeban angin dibedakan

    atas 2 jenis yaitu dating

    (positif) dan beban angin hisap

    (negatif). Beban angin datang

    adalah beban angin yang

    searah dengan gravitasi bumi

    sedangkan angin hisap adalah

    beban angin yang berlawanan

    dengan gravitasi bumi. Beban

    angin menjadi hisap

    berdasarkan sudut yangdibentuk antara kolom dan

    kuda-kuda bangunan (sisi

    atap). Apabila sudut yang

    dibentuk lebih besar dari 200

    maka beban angin adalah

    datang, sedangkan sudut yang

    dibentuk lebih kecil dari 200

    maka beban angin yang terjadi

    adalah hisap. Karena rumusan

    koefisien beban angin yang

    diberikan pada struktur kuda-

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    6/20

    kuda adalah 0.02 04. Selain

    itu untuk beban angin hisap

    suadah mendapatkan faktor

    reduksi seperti rumusan yang

    diatas.Stabilitas Blok Yang

    Dibebani Lentur

    Balok-balok yang

    Penampangnya Tidak Berubah

    Bentuk

    Yang dimaksud dengan

    balok-balok yang

    penampangnya tidak berubah

    bentuk adalh balok-balok yang

    memenuhi syarat-syarat: h/tb

    75 dan L/h 1,25 b/tsdimana:

    h = tinggi balok

    b = lebar sayap

    tb= tebal badan

    ts= tebal sayap

    L = jarak antara dua titik dimana

    tepi tertekan dari balok itu

    ditahan terhadap

    kemungkinan terjadinya

    lendutan kesamping.

    Balok-Balok yang

    Penampangnya Berubah

    Bentuka) Pada balok yang tidak

    memenihi syarat tersebut pada

    poin 1 (satu) diatas tegangan

    tekan terbesar pada sayap harus

    memenuhi :

    tekanmax

    adalah angka tekukmenurut tabel 2, 3 ,4, dan 5

    dalam PPBBI 1984 yang harus

    dicari dengan cara mengambil

    tekuk sama panjang dengan

    bentang sayap tertekan yang

    tidak ditahan terhadap

    goyangangan pada arah tegak

    lurus badan, dimana harga jari-

    jari kelembaman = iytepi.

    b) Yang dimaksud tepi tertekan

    adalah sayap dan 1/3 tinggi

    badan yang tertekan (untuk

    penampang simetris menjadi

    1/6 tinggi badan).

    A= Asayap +6

    1Abadan

    Balok Kolom

    Pada dasarnya setiap

    batang dalam suatu struktur

    mengalami momen lentur

    dengan gaya aksial, baik itu

    berupa tarik aksial. Namun

    demikian apabila salah satu

    dari momen lentur atau gaya

    aksial itu relatif kecil

    dibandingkan dengan lainnya,

    maka dalam perhitungannya

    sering di abaikan. Sehingga

    struktur tersebut dianggap

    sebagai balok atau sebagai

    batang tekan atau tarik. Untuk

    keadaan yang tidak

    memungkinkan mengabaikan

    baik momen lentur maupun

    gaya aksial, maka dalamperencanaan haruslah

    diperhitungkan. Suatu batang

    yang menderita beban tekan

    aksial dan momen lentur

    bersamaan inilah yang

    dinamakan balok kolom.

    Akibat momen lentur batang

    tersebut akan berperilaku

    sebagai balok. Dilain pihak

    dengan adanya desak aksial

    menjadikan batang tersebutberperilaku sebagai kolom.

    Sesuai dengan

    peraturan yang ada di

    Indonesia, maka perencanaan

    balok kolom berdasarkan pada

    PPBBI 1984. Adapun cara

    yang digunakan dalam

    perencanaan ini adalah

    berdasarkan persamaan

    interaksi terhadap tegangan

    ijin.

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    7/20

    Salmon et al (1981)

    dalam bukunya

    mengelompokkan

    kemungkinan rusaknya batang

    yang menderita kombinasibeban aksial dan momen lentur

    menjadi:

    1. Akibat beban tarik aksial dan

    momen lentur akan rusak pada

    keadan luluh;

    2. Akibat beban desak aksial dan

    momen lentur satu arah akan

    rusak karena tekuk pada arah

    bidang momen, tanpa puntiran;

    3. Akibat beban desak aksial dan

    momen lentur arah sumbu kuatakan rusak karena tekuk torsi-

    lateral;

    4. Akiat beban desak aksial dan

    momen lentur dua arah pada

    batang bertampang puntir

    kaku, misalnya tampang WF

    akan rusak karena tekuk pada

    salah satu arah prinsipnya

    (principal direction);

    5. Akiat beban desak aksial dan

    momen lentur dua arah pada

    batang tampang dinding tipis

    terbuka akan rusak karena

    kombinasi momen lenturan dan

    puntiran pada tampang puntir

    lemah;

    6. Akiat beban desak aksial,

    momen lentur dua arah, dan

    puntiran (torsi) akan rusak

    karena kombinasi puntiran dan

    momen lentur apabila pusatgeser tidak pada bidang

    momen.

    Melihat pada

    banyaknya kemungkinan

    rusaknya batang akibat

    kombinasi beban aksial dan

    momen lentur tampaknya tidak

    mudah untuk menentukan

    suatu cara perencanaan yang

    dapat mencakup seluruh

    kemungkinan tersebut. Pada

    umumnya suatu perencanaan

    didasarkan pada salah satu

    dari:

    a.

    Pembatasan pada kombinasi;

    b.

    Menggunakan rumusinteraksi berdasarkan tegangan

    ijin;

    c. Menggunakan rumus

    interaksi berdasarkan tegangan

    batas.

    Pembatasan pada

    tegangan kombinasi biasanya

    memerlukan stabilitas dan

    faktor keamanan yang tinggi,

    sehingga cara interaksi banyak

    disukai karena hal ini lebihdapat mendekati kenyataan.

    Sesuai dengan

    peraturan yang ada di

    Indonesia, maka perencanaan

    balok kolom berdasarkan

    Peraturan Perencanaan

    Bangunan Baja Indonesia

    Untuk Gedung 1987 (PPBBG

    1987), adapun cara yang

    digunakan oleh peraturan lain

    tidak dibahas. Perencanaan

    yang digunakan berdasarkan

    persamaan interaksi terhadap

    tegangan ijinnya.

    1) Balok-Kolom Melentur searah,

    Tanpa Gaya Lintang

    Pada keadaan tidak ada

    gaya lintang, suatu balok-

    kolom hanya akan menerima

    gaya aksial dan momen lentur.Untuk menjamin kekuatan

    balok-kolom tersebut perlu

    dipih sedemikian sehingga arah

    lenturan searah dengan sumbu

    kuat balok-kolom tersebut.

    Pada umumnya sumbu kuat

    tersebut ditunjukkan oleh

    sumbu x,sedangkan sumbu

    lemah ditunjukkan oleh sumbu

    y.

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    8/20

    Sesuai dengan PPBBG,

    persyaran interaksi balok-

    kolom secara umum harus

    memenuhi:

    Wnn1

    Dengan:

    = Faktor tekuk

    searah sumbu tekuk

    N = beban aksial

    A = luas tampang balok-kolom

    M= momen kolom searah

    sumbu yang ditinjau

    W= tahanan momen searah

    momen yang ditinjau

    = 0,6 + 0,4 M1/M2

    harus 0,4

    bila panjang tekuk

    diperhitungkan terhadap jarak

    antar dukungan

    harus 0,6

    bila panjang tekuk sebenarnya

    yang digunakan dalam

    perhitungan

    M1/M2 positf, bila

    menyebabkan suatupelengkungan, dan negatif bila

    menyebabkan dua

    pelengkungan.

    N = P*/N

    P* = 2 EI / L2= 2 EA / (LK/

    i)2= 2 EA /()2

    Adapun n merupakan

    faktor perbandingan antara

    gaya aksial dengan gaya tekuk

    Euler yang akan memperbesar

    momen skunder balok-kolom.Sedangkan pada ujung-ujung

    kolom beban yang bekerja

    harus memenuhi persamaan:

    N / A + M / W

    Untuk arah sumbu

    lemah yang tidak dipengaruhi

    momen lentur harus memenuhi

    persyaratan kolom biasa yaitu:

    N / A

    2) Balok Kolom lentur Dua

    Arah, Tanpa Beban Lintang

    Pada dasarnya

    perhitungan untuk kolom-balok

    yang melentur dua arah adalahsama dengan keadaan melentur

    searah. Dengan menganggap

    bahwa keadan bahan masih

    elastis, maka berlaku

    superposisi tegangan. Secara

    umum persamaan interaksinya

    adalah:

    K1N / A K2Mx/ Wx+ K3My/ Wy

    Dengan:

    K1 = max, faktor tekukterbesar

    K2= xnx / nx - 1

    K3 = xny / ny - 1

    1)/38(

    5

    21

    xxkip MM

    Tegangan kip, kip

    dihitung berdasarkan pada

    perhitungan balok yang

    menderita lentur, sehingga

    terjadi tekuk puntir-lateral(lateral torsional buckling).

    Pada ujung-ujung

    kolom akibat pembebanan

    harus memenuhi persamaan

    diatas dengan mengambil K1 =

    1, K2= , dan K3 = 1

    3) Balok Kolom lentur dan

    Dibebani Gaya Lintang

    Balok-kolom yang

    selain dibebani gaya normaldan momen lentur juga

    dibebani oleh gaya-gaya

    melintang harus memenuhi

    syarat:

    y

    Dyyy

    y

    y

    x

    Dxxmaks

    W

    MM

    n

    n

    n

    M

    A

    N 22

    11

    Untuk ujung-ujung balok

    kolom harus memenuhi syarat:

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    9/20

    y

    Dyy

    X

    DxXx

    W

    MM

    W

    Mn

    A

    N 22

    Dimana:MDX adalah momen

    lapangan terbesar pada kolom

    akibat beban melintang yang

    tegak lurus sumbu x, dengan

    anggapan kedua ujung kolom

    berupa sendi. Apabila MDXberlawan tanda MDy seperti

    MDX, akibat beban melintang

    yang tegak lurus sumbu y.

    4) Balok-Kolom Bergoyang

    Penyangga Stabilitas KonstrusiKolom dapat bergoyang

    apabila apabila portal yang

    didukungnya bergoyang,

    sehingga balok pada portal

    tersebut akan menyalurkan

    momen tambahan akibat

    pergoyangan ke kolom

    penyangga (pen-stabil)

    konstruksi.

    Balok-kolom selain

    dibebani oleh gaya normal danmomen lentur juga mengalami

    goyangan memenuhi syarat:

    y

    y

    y

    y

    X

    X

    y

    X

    X

    XX

    X

    Xx

    W

    M

    n

    n

    W

    M

    n

    n

    W

    eNV

    n

    n

    A

    N

    185,0

    185,0

    *)(

    1

    Dan

    X

    X

    y

    X

    X

    yy

    X

    Xx

    W

    M

    n

    n

    W

    eNV

    n

    n

    A

    N

    185,0

    *)(

    1

    pada ujung kolom harusmemenuhi syarat:

    y

    y

    X

    X

    W

    M

    W

    M

    A

    N

    Pembebanan strukturMaterial untuk

    tiang/kolom dan kuda-kuda

    rangka baja terbuat dari profil

    IWF 200 x 150 x 6 x 9 Dan

    material untuk gording terbuat

    dari profil baja C 125 x 50 x 20

    x 2,3.

    a) Ketentuan Teknis

    1. Gudang tertutup

    2.

    Penutup gudang dari asbes

    gelombang

    3. Jarak gording maximal 1,30 M

    4. Mutu baja Bj 36 = 1600kg/m2

    5. Beban angin 10 kg/m2

    6.

    Beban seng gelombang 6kg/m2

    b) Penutup atap dari asbes

    gelombang :

    - Panjang : 305 cm

    -

    Lebar : 40 cm

    - Tebal : 0,3 cm

    - Berat : 6 kg

    C

    o18

    A O B

    19

    Gambar 3.1 Bagian-Bagian Atap

    1) Panjang AC =18cos

    21 AB

    =18cos

    12.21

    = 613 m

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    10/20

    2) Panjang OC = tgAB..2

    1

    = 18.12.2

    1tg

    = 1,95 m

    3) Jumlah gording = buahgordingjarak

    58,4)max(30,1

    3,6

    4) Jarak gording = 26,15

    3,6

    1,26

    Gambar 3.2 Jjarak Gording

    m = 1,26 Cos 18o

    = 1,197 m

    n = 1,26 Sin 18o

    = 0,389 m

    A. Perhitungan Penbebanan

    1) Beban Mati ( D )

    Beban gording: = 13,2

    kg/m

    Beban atap

    : 1,26 x 6 = 7,56

    kg/m +

    20,76 kg/m

    Berat alat penggantung 10%

    = 2,076 kg/m +

    qD= 22,84 kg/m

    MXD=81 ( q cos ) L2 =

    8

    1(22,84 cos 180) 62 = 97,6 kg/m

    MYD=8

    1( q sin ) (

    3

    L) 2=

    8

    1(22,84 cos 18

    0) 2

    2= 8,82 kg/m

    i. Beban Hidup ( ML)

    a. Beban hidup terbagi rata

    q = ( 40 -0,3 )kg/m2= ( 400,3 x 18 ) = 34,6kg/m2

    MXL=

    8

    1( q cos ) L

    2 =

    8

    1( 34,6 cos 18 ) 62 = 147,92

    kg/m

    MYL=8

    1( q sin ) (

    3

    L)2=

    8

    1( 34,6 cos 18 ) 22 = 16,44

    kg/m

    b.

    Beban Hidup Terpusat P = 100

    kg

    MXL=4

    1( P cos ) L =

    4

    1( 100 cos 18 ) 6 = 142,5 kg/m

    MYL=4

    1 ( P cos )

    3

    L =

    4

    1( 100 cos 18 ) 2 = 15,45 kg/m

    Untuk beban hidup:

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    11/20

    beban hidup terpusat yang

    menentukan.

    c. Beban Angin

    Angin tekan c.w = 0

    Angin hisap 0,4 x 40 = 16kg/m2

    Beban angin < beban tetap

    tidak diperhitungkan

    Besarnya Momen Berfaktor (

    MU)

    MU = 1,2 MO +1,6 MC

    MUX = 1,2 . 310,93 + 1,6 .

    147,92 = 609,79 kg/m

    MUY = 1,2 . 34,55 + 16 .

    16,44 = 43,40 kg/m

    Persamaan interaksi =

    1..

    Mux

    Mnyb

    Muy

    Mnxb

    a. Kontrol penampang profil

    36,507,2

    5,7

    .2

    tf

    bf

    = ptf

    bf

    .2

    97,10

    240

    170170

    fy

    dan

    4,265,0

    2,13

    tw

    h

    = ptw

    h

    108240

    1680

    tf

    bf

    .2

    + p

    tw

    h =

    penampang kompak, Maka :

    MNX = MNYb. Kontrol lateral buckling

    Diperhitungkan jarak penahan

    lateral antara jarak 2 pengikat

    seng

    Misal Lb = 68 cm jarak

    lateral ( jarak 2 pengikat seng )

    Lp = 1,76 ry

    fy

    E

    = 1,76 . 1,32

    2400

    10.1,2 6

    = 68,72 cm

    Ternyata Lb < Lp makaMNX = MPXtermasuk bentang pendekMNX = MPX = Zxfy = 277

    x 2400 = 664.800 kg/cm =

    66,48 kg/m

    MNY = Zx ( 1 flons ) fy

    = (4

    1. tf . bf2) fy

    = ( 4

    1

    . 0,9 . 15

    2

    ) 2400= 121.500 kg/cm

    = 1215 kg/m

    c. Persamaan interaksi :

    112159,0

    36,27

    48,669,0

    31,454

    xx

    :

    0,249 1 okd.

    Kontrol lendutan profil

    Kelendutan ijin f= 180

    L

    =180

    600

    = 3,33 cm

    Dicari fx = lendutan terhadap

    sumbu x-x profil

    fy = lendutan terhadap

    sumbu y-y profil

    e. Akibat beban merata

    Fx1=4

    4

    .

    .cos.

    384

    5L

    IxE

    Lqx

    =

    4

    6 600

    137101,2

    95,0228,0

    384

    5

    xx

    xx

    = 7,603 cm

    fy1 =

    4

    3

    18sin

    384

    5

    L

    E

    qx

    Iy

    =4

    6 3

    600

    137101,2

    309,084,22

    384

    5

    xx

    xx

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    12/20

    = 3,053cm

    F = 22 fyfx

    = 22 053,3603,7

    = 321,9806,57

    = 127,67

    = 8,193

    = F F

    = 8,193 F f.

    Kontrol geser

    RD = (2

    1.qD. L )

    = 2

    1

    .22,84 . 6= 68,52 kg

    RL = 100 kg

    RU = 1,2 . RD+ 1,6 RL

    = 1,2 . 68,52 + 1,6 . 100

    = 242,22 kg

    67,116

    70

    tw

    h

    tw

    h Ro= 421,84 kg

    Vc = 0,9 Vn

    = 0,9. 864

    = 777,6 kg >

    Vu= 421,84 kg

    6/3 6/3 6/3

    Gambar 3.3 Penggantung Gording

    tg 65,030,1

    36

    00,19

    32,0sin

    Gaya yang bekerjapada tiap satu gording

    akibat beban mati

    3

    6.18sin84,24q

    = 15,35 kgAkibat beban hidup

    18sin100p = 30,90 kg

    jumlah beban =46,25 kg

    = 5 buah

    Gaya penggantung

    gording teratas

    5 x 66,25 = 231,25 kg

    Keseimbangan gaya

    vertikal )0( v

    25,231sin T

    25,23118sin T

    5,462T

    Aperlu2400.9,0

    5,462

    fy

    T

    = 0,21

    Patah = pu = fu,Ac

    Ae=0,85Aq

    Aq perlu =4100.9,0.85,6

    T

    =4100.9,0.85,0

    5,462

    = 0,65

    Dipakai baja bulat 16

    214,34

    1xDx > Aq perlu

    0,25 x 3,14 x D2 > 0,65

    D > 0,95

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    13/20

    Kontrol :

    A perlu = 214,34

    1 xDx

    = 6,25 x 3,14 x

    1,6

    2

    = 2 cm2> Aq

    perlu

    .( ok )

    g. Beban angin = 10 kg/m2

    q1 =2

    3= 0,9 x 10 = 9

    kg/m

    h1 = 6 cm

    R1 =3

    6x 9 = 18 kg

    q2 = (2

    3+

    2

    3 ) = 0,9 x

    10 = 27 kg/m

    h2 = 6 + ( 3 + tg 18 ) =

    6,97 cm

    R2 =2

    97,6x 27 = 94,09

    kg/m

    q3 = 3 x 0,9 x 10 = 27

    kg/m

    h3 = 6,97 + ( 3 tg 18 ) =7,95 m

    R3 =2

    95,7x 27 = 107,33

    kg/m

    Gaya normal pada gording

    dan regel untuk C = 0,9

    =2

    321 RRR

    =2

    33,10709,9418

    = 109,71 kg

    Gaya normal pada

    gording dan regel atau C

    = 0,4

    N = 71,1099,0

    4,0x

    = 48,71kg

    panjang ikatan angin b =22 36 = 6,71 m

    Gaya tarik ikatan angin b

    Nb =

    kgx 65,12271,1096

    71,6

    Batang tarikNu = ( 1,6 Nb ) 0,75

    = 1,6 x 122,65 x 0,75

    = 147,18 kg

    Pakai batang 16 = fy =

    2400

    As =

    2 cm

    Kekakuan kolom 1,6

    12,1

    600

    671

    ... ( ok )

    Kekakuan leleh Nn = 0,9

    x 2400 x 2 =

    4320..( ok )

    Kekakuan putus An = 0,7

    x 2 = 1,4 cm

    Nn = 1,4

    x 3700 x 0,75 = 3885 kg..

    ( ok )

    jadi batang 16 dapatdigunakan sebagai ikatanangin

    Gording sebagai beam kolom

    Gording ini adalah

    balok kolom akibat beban

    D dan L menghasilkan

    momen lentur, besarnya

    diambil dari perhitungan

    gording:

    U = ( 1,2 D + 1,6 L ) 0,75

    Mntx = ( 1,2 D + 1,6 L )0,75 = 353,79 x 0,75

    = 265,34 kgm

    Mnty = ( 1,2 D + 1,6 L )

    0,75 = 84,89 x 0,75

    = 63,67

    Dipakai profil baja C 125 x

    50 x 20 x 2,3

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    14/20

    As = 6,322 Ix =

    5,77

    Ix = 210 Iy =

    1,86

    Iy = 21,9 Zx=28,0

    Zy=

    6,33

    -) Lkx = 600 cm x =

    99,10377,5

    600

    Ix

    L

    Ncr bx =

    2

    62

    2

    2

    99,103

    322,610.214,3.. xxAE

    X

    G

    =

    11528,64 kg

    -) Lkx = 63 cm y =

    87,3386,1

    63

    Iy

    L

    Ncr bx =

    2

    62

    2

    2

    87,33

    322,610.214,3.. xxAE

    y

    G

    =

    3680425,15 kg

    a) Tekuk arah x = (x > y

    )

    Pn =

    87,3365,1

    2400322,6. xfyAG

    = 9195,64

    kg

    105,064,919585,0

    38,403

    xPn

    Pu

    Pakai rumus:

    1.9

    8

    .

    Mnyb

    Muy

    Mnx

    Mux

    Pnc

    Eu

    b) Gording dianggap

    batang tidak bergoyang.

    Dimana:

    Sbx = 1

    1

    Ncrbx

    Nu

    Cmx

    Untuk elemen bebantransfersal ujung-

    ujungnya sederhana cm

    = 1

    Sbx =

    64,11528

    38,4031

    1=

    1,035 1

    Sby =

    15,368042538,4031

    1= 1

    1

    Mux = MntxSbx =

    457,34 x 1,035 =

    473,35

    Muy = MntySby =

    50,82 x 1 = 50,8

    0,02 < - 0,4 = 0 18o -0,4

    +0,9 -0,4

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    15/20

    Gambar 3.4 Beban Angin

    1) Beban hisap atap

    = -0,4 x 10 x 6

    = -24 kg/m2) Beban tekan kolom

    = -0,9 x 10 x 6

    = 54 kg/m

    3) Beban hisap

    = -0,4 x 10 x 6

    = -24 kg kg/m

    4) Beban kanopi C

    = ( 0,02 -

    0,4 ) 10

    =

    ( 0,02.18 -

    0,4 )10

    =

    -0,56

    kg/m

    c) Beban Atap

    Beban mati atap = ( qD

    atap x jarak antar kuda-

    kuda ) + (

    cos

    profil)

    = (

    28,84 x 6 ) + (18cos

    14)

    =

    151,78

    Beban hidup atap= ( 0,8

    ( q1atap x jarak antar

    kuda-kuda )

    = 0,8

    (28,84 x 6 )

    =109,63

    Perencanaan Kolom

    Direncanakan

    kolom dari IWF 200 x 150

    x 6 x 9 dengan ketentuan

    teknis:

    1. Panjang Kolom ( L )

    = 6000 mm

    2. Ujung jepitsendi

    3. Mutu baja BJ 37 = 240 Mpa

    A. Kolom WF 150 x 75 x 5x 7:

    A = 39,01 cm2 ix = 8,30 cm

    iy = 3,61 cm d

    = 194 mm

    bf= 150 mm r

    = 13 mm

    tw= 6 mm tf

    = 9 mm

    a) Kontrol kebutuhan

    kolom

    i

    Lk

    lkcLk .

    )( sendijepit kc=0,80

    851,5730,8

    6008,0

    x

    ix

    Lkxx

    Pcr =2

    2..

    x

    AqE

    =

    2

    62

    851,57

    194.10.1,2.14,3

    = 479.286,81

    85,0102

    240851,575

    xEE

    fyc

    25,0 < c 1,2

    =58,0.67,06,1

    43,1

    = 2,65

    Pn = Aq

    65,2

    2400149x

    fy

    = 1756,98

    kg

    Pn = 0,85 x

    1756,98 kg

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    16/20

    = 1493,43 kg

    43,1493

    41,3250

    .

    Pnc

    Pu

    = 2,176

    b)

    Kontrol penampangSayap

    : 35,892

    150

    .2

    xtf

    bf

    139,16240

    250250

    fyR

    : Rtf

    bf

    .2

    Beban

    : 305

    150

    tw

    h

    93,42240

    665665

    fyR

    Mnx = Zx .fy

    = 277 . 2400

    = 664,800 k

    c) Kontrol Lateral

    Bulking

    Lb = 600 cm

    Lp = 1,76 Iy

    fy

    E

    = 1,76 x 3,61

    40

    102 5x

    = 449,26 cm

    FL = FyFr

    = 24070

    = 170 Mpa

    J = 3)(3

    1bt

    =

    )9,295,1(3

    12)33,47(

    3

    1 3

    = 80,742 cm4

    Iw = Iy.4

    2h

    = 49,5

    4

    )8,74,43( 2

    = 15.683,58

    cm6

    X1 =

    6,2.2

    ..2

    JE

    x

    =

    2,5

    200.74,180).10.2(

    277

    2

    = 0,011 x

    1179,113

    = 12,97 kg/cm

    X2 =

    y

    w

    JE

    x

    .

    .

    .6

    2

    1

    =2

    6 74,8010.2

    76,388.22776

    x

    x

    = 0,006 (

    cm/kg )2

    LR =

    2

    21 .11 LFFrFy

    y

    =

    1700

    1076,388.2277

    5x

    = 11.413,26

    Lp = 84,39 < Lb =600 < LR=

    11.413,262. ( ok )

    mn = Cb ( mR+

    (mP + mR)

    PR

    BR

    LL

    LL

    < mP

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    17/20

    mR = Zx ( fyFr

    )

    = 88,8 x 1700

    = 150.960

    kg/cm

    mP = Zyfy =

    13,2240 = 3.168

    mY = Zxfy =

    277250 = 22

    Lp = 1,76 Iyfy

    E

    = 1,76 x 3,61240

    10.2 5

    = 84,34

    Lb < Lp

    Mnx = Mpx = Zx .

    fy

    = 277

    x 2400

    =664.800 kg/cm

    Mu Mn

    Kontrol geser

    Vu = 8960,89 kg

    un =

    0,9.0,6.fy.Aw

    =

    0,9.0,6.2400.38,08

    =

    49.351,6

    Vu un

    ( ok )

    PEMBAHASAN

    Data Perhitungan dan SetrukturDari perhitungan

    beban dan struktur akan

    dikontrol menggunakan

    perhitungan SAP 2000 dengan

    data beban sebagai berikut:

    P/q

    P w P

    P w w P

    P w w P

    P/q w w P

    w w

    qw1 qw2

    12 MGambar 3.5 beban pada strujtur

    1.

    Data pembebanan

    P = 151,72 kg w = -0,64 qw1 = +54

    q = 109,58 wI= -24 qw2 = -24

    2. Data beban combo

    1,4 D

    1,2 D + 1,6 L

    1,2 D + 1,6 L + 0,5 W

    1,2 D + 1,6 L + 0,8 W

    Perhitungan Sambungan Kuda-Kuda dan Base Plate

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    18/20

    a. Perhitungan Sambungan

    Pu

    mu mu

    Dari data sap 2000

    diperoleh:

    Mu = 1154,82

    Pu = 4619,28

    Direncanakan baut Bj 37

    12, plat Bj 37

    1.

    Kuat rencana baut- Geser Vd = 0,75 x

    0,5 x Fu x 4

    1x Ab

    x m

    = 0,75 x

    0,5 x 3700x

    4

    1x 1,22 x 1

    = 1568,43

    kg-

    Tumpu Rd = 0,75 x

    0,5 x db x tp x Ab x

    Fu

    = 0,75 x

    0,5 x 1,2 x 1,2

    x 3700

    = 1998 kg

    - Vu =n

    Pu

    - Fuv = Ab

    vu=923,86

    -

    f = 0,5. Fub =

    0,75x0,5x3700

    =

    1387,5 kg/cm

    - Fuv < f = 0,5 .

    Fub

    .(ok)

    2. Akibat Momen Lentur

    - Tu max =

    2

    max.

    y

    YMu

    =

    2222

    38241610(2

    3882,1154

    x

    = 9,234 < Td

    ulir

    (ok)

    3. Kontrol Tarik

    - Ft = (1,3 Fub-1,5 Fux) Tu

    max

    .(ok)

    4. Kontrol Kekuatan Las

    T plat = 6 mm

    A min = 3 mm-

    Aekf (las badan) = 0,707 x

    53,1090

    3700

    x

    = 2,10 mm

    -

    Aekp(las sayap) = 0,707 x

    133,1090

    3700

    x

    = 7,15 mm

    misal tc = 1 cm

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    19/20

    A =

    1(2x19,2)+(2x37,4)=113,2 cm2

    S = bd +3

    2d

    = (19,2 x 37,4) +

    (37,23

    2)

    = 1184,33

    akibat Pu => Fpu =

    81,402,113

    28,4619

    A

    Pu

    akibat Pu => Phm =

    98,033,1184

    82,1154

    s

    Mu

    F total =

    22 PhmFup

    = 40,82

    Tc perlu =Fn

    F

    =

    3,70906,075,0

    82,40

    xxx

    = 0,01

    A perlu =707,0

    tc

    =707,0

    01,0

    = 0,01

    dipakai a = 3 mm

    tc= 2,121 mm

    z = 0,2 cm

    A = 0,2 (

    2x19,2)+0,2(2x37,4)

    = 22,64 cm2S = 0,2 (

    2x37,4)+0,2(37,4x2/3

    ) = 236,867 cm2

    Fup =

    03,20464,22

    28,6419

    A

    Pu

    Fhm =

    87,4867,236

    24,1154

    s

    Mu

    F total =

    22 PhmFup

    = 204,09

    F total < fn =

    0,75x0,6x90x703

    F total < 2214,45

    kg/cm......

    .........................(ok)

    b.

    Perhitungan Base Plate

    Wf 200x150x6x9

    60

    Dimensi Plat

    B = 35 cm

    L = 60 cm

    - A = B .L

    =

    2

    .6

    1

    BL - W=

    2

    .6

    1

    BL = 732,06 cm3

    Gaya-gaya yang bekerja

    pada dasar kolom dari sap

    2000 combo 3

    (akibat b.mati + b.hidp)

    m = 1323,23

    n = 9616,87

    p = 28510,38

    Tmax =

    w

    n

    A

    p

    = 13,58 + 1,81

    = 15,39

    Tmin = 8,707 - 0,7 = 8,01

    Momen plat yang terjadi

    q = 33,59 kg/m2x 1

    Ukuran base plate 35 x 60

    m =2

    1q.L2

    =2

    133,59.(10)2

    = 1479,5

  • 7/25/2019 10.Kualitas Penggunaan Baja Sebagai Konstruksi Bangunan Gedung

    20/20

    3,1.6

    13,02

    Tplatplatt

    mTplate

    wplat

    m

    T plat =3,1.

    .6Tplat

    m

    =3,1.2400

    5,1679.6

    = 1,8 cm )( 3 cm

    PENUTUP

    KesimpulanB.

    kesimpulan

    a. Dimensi gording yang

    didapat dari hasil tekuk( x > y )

    untuk tekuk Sbx =

    1,025 1 dan Sby = 1

    1, maka dapat

    disimpulkan bahwa

    gording aman untuk

    digunakan.

    b. Jarak portal yang paling

    efisien adalah pada

    jarak 7m, dengan desain

    profil sebagai berikut:- Profil gording CNP

    125 x 50 x 20 x 3,2

    -

    Profil span WF 200 x

    150 x 6 x 9

    -

    Profil kolom WF 200

    x 150 x 6 x 9

    DAFTAR PUSTAKA

    Fushoku-boshoku

    kyoukai,Introduction of

    Environmental Materials,

    Maruzen Publishing Co,

    Tokyo, 1993. (in Japanese).

    Hanehara, S., Structure of Concrete

    and Its Properties, Japan

    Cement Association on Very

    Salmon, C.G, 1997, Struktur Baja

    Desain dan Perilaku Jilid 1

    Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta

    Simple about Cement Science,

    Tokyo, 1993, pp. 78-104. (in

    Japanese)

    Sudjono, A.S. Simulasi Perhitungan

    Tebal Selimut Beton Minimum

    terhadap Perubahan Jarak

    Bangunan dari Garis Pantai,

    Jurnal Teknil Sipil Institut

    Teknologi Bandung, Volume

    11, No. 1, 2004, pp. 9-17.

    Sudjono, A.S., and Seki, H.,

    Experiment and Analytical

    Studies on Oxygen Transport

    in Various Cementitious

    Materials, Proc. of 5th

    CANMET/ACI International

    Conference on Durability of

    Concrete, Spain, 2000, pp.

    721- 738.

    Sakai, C., Shiroi, N., Yasuda, N., and

    Matsusima, M., Quantity

    Assessment on Factors of Salt

    Damage, Journal of JSCE,

    No.544, V-32

    Public Works Research Institute

    (PWRI), Current Issues and

    New Technology on SaltAttack in Concrete Bridge, Un

    published report, Tokyo, 2003.

    (in Japanese).