11 prospek ukm dalam perdagangan bebas
TRANSCRIPT
PROSPEK UKM DALAM PERDAGANGAN BEBAS
Bagi setiap unit usaha dari semua skala dan di semua sektor ekonomi,era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia di satu sisi akan menciptakan banyak tantangan yang apabila tidak dapat di hadapi dengan baik akan menjelma menjaadi tantangan.
Sifat alami dari keberadaan ukm
usaha kecil di indonesia di dominasi oleh unit-unit usaha tradisional,yang disatu sisi dapat di bangun dan beroperasi hanya dengan modal kerja dan modal investasi kecil dan tanpa perlu meneraplan system organisasi dan manajemen modern yang kompleks dan mahal, seperti di usaha –usaha modern dan di sisi lain berbeda dengan usaha menengah, usaha kecil pada umumnya membuat barang-barang konsumsi sederhana untuk kebutuhan kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Implikasi dari sifat alami ini berbeda dengan usaha menengah dan usaha besar, usaha kecil sebenarnya tidak terlalu tergantung pada fasiltas-fasilitas pemerintah.
Kemampuan ukm Dalam era perdagangan bebas dan
globalisasi perekonomian dunia ,kemajuan tekhnologi,penguasaan ilmu pengetahuan dan kualitas SDM yang tinggi merupakan tiga faktor keunggulan kompetitif yang akan menjadi dominan dalam bagus tidaknya prospek dari suatu usaha.
Kemitraan usaha dan masalahnya
Dalam menghadapi persaingan di abad ke-21. ukm di tuntut untuk melakukan restrukturisasi dan reorganisasi dengan tujuan untuk memenuhi permintaan konsumen yang makin spesifik,berubah dengan cepat,produk kualitas tinggi,dan harga yang murah.salah satu upaya yang dapat dilakukan UKM adalah melalui hubungan kerja sama dengan usaha besar (UB). Kesadaran akan kerja sama ini telah melahirkan konsep supply chain managemment (SCM) pada tahun 1990-an
Supply chain pada dasarnya merupakan jaringan perusahaan –perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Pentingnya persahabatan,kesetiaan,dan rasa saling percaya antara industri yang satu dengan lainnya untuk menciptakan ruang pasar tanpa pesaing,yang kemudian memunculkan konsep blue ocean strategy .
Kerja sama antara perusahaan di indonesia ,dalam hal ini antara UKM dan UB,di kenal dengan istilah kemitraan(peraturan pemerintah No. 44 tahun 1997 tentang kemitraan). Kemitraan tersebut harus di sertai pembinaan UB terhadap UKM yang memperhatikan prinsip saling memerlukan,saling memperkuat dan saling menguntungkan. Kemitraan merupakan suatu strategi yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.
Pola kemitraan antara UKM dan UB di UU No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil daan PP No. 44 tahun 1997 tentang kemitraan,terdiri dari atas 5 (lima ) pola.
pola inti plasma Subkontrak Dagang umum Keagenan Waralaba
Pola inti plasma hubungan kemitraan antara UKM dan UB
sebagai inti membina dan mengembangkan UKM yang menjadi plasmanya dalam menyediakan lahan,penediaan sarana produksi ,pemberian bimbingan bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi, perolehan,penguasaan dan peningkatan teknologi yang di perlukan bagi peningkatan efisiensi dan produktifitas usaha.
pola subkontrak hubungan kemitraan UKM dan UB yang di
dalamnya ukm memproduksi komponen yang diperlukan oleh UB
Sebagai bagian dari produksinya. Subkontrak sebagai suatu sistem yang menggambarkan hubungan antara UB dan UKM, dimana UB sebagai
perusahaan induk meminta kepada ukm selaku subkontrak tor untuk mengerjakan seluruh atau sebagian pekerjaan dengan tanggung jawab penuh pada perusahaan induk.
pola dagang umum hubungan kemitraan UKM dan UB yang di
dalamnya UB memasarkan hasil produksi ukm atau ukm memasok kebutuhan yang di perlukan oleh UB sebagai mitranya. Dalam pola ini UB memasarkan produk atau menerim a pasokan dari UKM untuk memenuhi kebutuhan yang di perlukan oleh UB.
pola keagenan hubungan kemitraan antata UKM dan UB
yang didalamnya UKM di beri hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa UB sebagai mitranya. Pola keagenan merupakan hubungan kemitraan, dimana pihak prinsipal memproduksi atau memiliki sesuatu, sedangkan pihak lain (agen) bertindak sebagai pihak yang menjalankan bisnis tersebut dan menghubungkan produk yang bersangkutan langsung dengan pihak ke tiga.
pola waralaba merupakan hubungan kemitraan, yang
didalamnya pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi,merk dagang,dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba dengan disertai bantuan bimbingan manajemen.