11 stockpile management(edit1)
DESCRIPTION
ikkeh ikkehTRANSCRIPT
1
STOCKPILE
MANAGEMENT
Jurusan Teknik Geologi
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta
Ev. Budiadi
Adi Prabowo
2
1. Storage Management
• Storage Management/pengaturan
penyimpanan batubara di stockpile sangat
penting dalam stockpile management.
• Dalam mengatur penyimpanan batubara di
stockpile, hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah desain stockpile dan sistem
penumpukan.
3
Kapasitas penyimpanan Batubara
• Kapasitas penyimpanan batubara di stockpile
menentukan desain suatu stockpile. Stockpile yang
berkapasitas kecil dengan kapasitas besar mungkin
berbeda khususnya dalam penyiapan lahan dan
preparasi lahan tersebut.
• Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar
stockpile harus benar-benar kuat dan kokoh menahan
beban yang besar. Kalau tidak, base stockpile tersebut
akan turun di bagian tengah, dan juga akan ikut
menurunkan batubara yang ada di atasnya. Dalam
kondisi seperti itu akan terjadi kehilangan batubara di
stockpile.
4
Desain Suatu Stockpile Batubara
– Base stockpile dibuat benar-benar padatdan kuat disesuaikan dengan berat bebanyang akan ditopang.
– Permukaan dasar stockpile harus dibuatagak cembung
– Sekeliling stockpile dibuatkan paritan atausaluran air yang semuanya menuju settling pond
5
Desain Suatu Stockpile Batubara
– Di sekeliling stockpile dipasang instalasi
spraying.
– Di sekeliling stockpile dibuatkan windshield
atau penangkal angin.
– Stockpile dibuat memanjang searah dengan
arah angin dominan
6
Kapasitas penyimpanan Batubara
Bagian base yang turun
Dan akan terisi batubara
Dasar Stockpile batubaraDozer akan mendorong
Dengan level lurus
7
2. Quality & Quantity Management
Proses yang paling penting dalam suatustockpile management karena bersifat terusmenerus dan berjalan seiring dengan jalannyaperusahaan.
QQM di perusahaan tambang batubaramelibatkan sebagian besar departement yaitumulai dari Geology, Mine Planning, Tambang, Coal Processing, Quality Control, dan Shipping.
Masing-masing berperan dan bertanggungjawab dalam menciptakan sistem kontrolqualitas dan kuantitas yang baik.
8
3. BLENDING MANAGEMENT
Pencampuran kualitas sehinggamenghasilkan kualitas batubara hasilcampuran sesuai dengan yang ditargetkan.
9
Pencampuran Kualitas
Sebelum Blending dilakukan, yang perludiperhatikan adalah target kualitas yang harus dicapai dari blending tersebut.
Hanya satu target parameter yang dapatdicapai dengan tepat dalam suatu blending. Parameter lainnya mengikuti sesuai denganproporsi blendingnya.
10
SPONTANEOUS
COMBUSTION
11
SPONTANEOUS
COMBUSTION
• Batubara akan segera mengalami oksidasi segerasetelah terekspose di udara.
• Tingkat oksidasi batubara bertambah seiringdengan turunnya peringkat batubara.
• Oksidasi batubara menghasilkan panas dan panastersebut dapat mengakselerasi oksidasi batubaraitu sendiri
12
Kecenderungan Batubara
Untuk mengalami Spontaneous
Combustion tergantung pada :
• Peringkat Batubara
• Sifat-sifat batubara
• Lingkungan stockpile
• Pemisahan partikel batubara besar dan kecil dalam tumpukan batubara
• Lamanya batubara terekspose di stockpile
13
Experience facts
• Pengalaman/fakta dilapangan menunjukan
bahwa pembakaran spontan batubara terjadi
apabila mengikuti kriteria berikut ini:
– Batubara telah lama disimpan/distock di stockpile
terbuka terlalu lama baik crushed coal maupun raw
coal tanpa pemadatan
– Kecepatan angin yang menerpa stockpile
– Monitoring temperature batubara yang kurang baik.
– Pengabaian terjadinya pemisahaan ukuran partkel
batubara. (Coarse dan fine coal)
14
Stages of coal
spontaneous combustion
Coal is weathered as it exposed to the
atmosphere, and undergoes crack on its lump
particle.
Oxidation occurred inside the pile resulting self
heating and the heat generated is evaporating
moisture
The heat generated > the heat dissipation
resulting coal initially burn from inside the pile
signed by smoke come out from the pileCoal is finally burn
15
• Penyimpanan batubara yang melebihi waktu kritis batubara bersangkutan harus dihindari dengan cara mengimplementasikan stockpile management yang baik. (first in – first out)
• Menentukan “critical period of storage” dengan melakukan spontaneous cobustion test di areal stockpile yang digunakan.
• Monitoring Temperature Stockpile
• Mencegah atau meminimalkan impact angin terhadap stockpile batubara.
• Membatasi tinggi stockpile.
• Melakukan pemadatan terhadp batubara yang akan disimpan melewati critical period storagenya.
• Menggunakan Chemical Agent atau additive.
Pencegahan Terjadinya
Spontaneous combustion
16
HANDLING OF COAL
COMBUSTED• Treatment batubara yang terbakar dapat dilakukan
sebagai berikut:
– Semprot nyala api yang terjadi dengan menggunakanair dengan jarak yang tidak terlalu dekat dengan api
– Buang abu yang terdapat pada bekas terbakarnyabatubara tersebut.
– Lakukan penggalian terhadap batubara yang terbakartersebut.
– Relokasi batubara yang panas tetapi belum terbakarke lokasi stockpile yang aman. Tebarkan batubaratersebut untuk menurunkan temperaturnya sampaitemperature ruangan.
– Tumpuk kembali batubara tersebut segera setelahtemperaturenya sama dengan temperature ruang
17
18
DUST CONTROL
19
DEBU BATUBARA
• Debu batubara adalah batubara dengan ukuransangat kecil yang mudah terbang denganhembusan angin
• National Ambient Air Quality Standard (NAAQS) menyebutkan bahwa yang termasuk debu adalahpartikel yang berukurang < 10 micron, dan debuini sangat berbahaya bagi kesehatan kalauterhisap.
• Pembentukan debu dalam industri tidak dapatdihindarkan sebagai hasil dari suatu operasionalseperti: Dumping, Crushing, screening, conveying, dan sebagainya.
20
COAL HANDLING
• Operasional tersebut sangat potensialmenghasilkan debu dan teremisi ke udaradan akan mencemari lingkungan
• Semakin panjang proses handling batubara, semakin besar kecenderunganoperasional tersebut untuk menghasilkandebu.
21
Faktor-faktor timbulnya debu
• COAL PROPERTIES
• SISTEM PENANGANAN BATUBARA
(HANDLING SYSTEMS)
• CUACA / MUSIM
• AKSES ANGIN DAN KECEPATANNYA
22
BAGAIMANA
MENGONTROL DEBU ?
• Meminimalkan handling batubara
• Menggunakan alat-alat yang tepatdalam handling batubara
• Menghilangkan debu yang munculselama operasional, baik denganpenangkapan debu maupun denganspraying
23
WATER SPRAYS