118298524-laporan-nitrasi
DESCRIPTION
laporan niteasi fenol yang digunakan dalam praktikum kimia organikTRANSCRIPT
![Page 1: 118298524-laporan-nitrasi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081816/54e06e784a7959846d8b478c/html5/thumbnails/1.jpg)
1. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari reaksi nitrasi terhadap benzen.
2. Membuat nitrobenzen sebagai hasil reaksi substitusi senyawa aromatik
2. Teori dasar
2.a. Benzen dan elektrofil
Sekelompok senyawa Organik yang gugus hidroksilnya (-OH) langsung melekat pada
karbon cincin benzene dinamakan Fenol. Aktivator kuat dalam reaksi substitusi aromatik
elektrofilik terletak pada gugus OH-nya, karena ikatan karbon sp2 lebih kuat dari pada ikatan
oleh karbon sp3 maka ikatan C-O dari suatu fenol tidak mudah terputuskan. Fenol sendiri
bertahan terhadap oksidasi karena pembentukan suatu gugus karbonil akan mengakibatkan
dikorbankannya penstabilan aromatik. Amina dapat dikelompokkan sebagai primer,
sekunder, atau tersier, menurut banyaknya substituen alkil atau aril yang terikat pada
nitrogen. Suatu nitrogen amina dapat memiliki empat gugus atau atom yang terikat padanya,
dalam hal ini nitrogen itu merupakan bagian dari suatu ion positif. Senyawa-senyawa ion-ion
ini terbagi dalam dua kategori. Jika salah satu terikat ialah H, maka senyawa itu disebut
garam amina Pada esterifikasi fenol tidak melibatkan pemaksapisahan ikatan C-O yang kuat
dari fenol itu, tetapi bergantung pada pemaksapisahan ikatan OH. Oleh karena itu , ester fenol
dapat disentesis dengan reaksi-reaksi yang sama yang menghasilkan ester alkil (Fessenden
and Fessenden, 1991).
Anilin dapat dibuat dengan menggunakan reduksi dari Nitrobenzen, Nitrobenzen di
reaksikan dengan amoniak menggunakan katalis alkohol, serta dengan mereaksikan
Monoklor Benzen dengan Amoniak dengan katalis Cu2O pada suhu 200 0C.
Anilin (fenilamin) termasuk dalam amin aromatik, sedangkan turunan dari amin
aromatik dalam bidang farmasi adalah Aetanilida yang berfungsi sebagai antifebri, Ephedrin
sebagai vasodilatasi serta Phenaetin sebagai antipiretika.
![Page 2: 118298524-laporan-nitrasi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081816/54e06e784a7959846d8b478c/html5/thumbnails/2.jpg)
Garam amina merupakan hasil dari reaksi suatu amina dengan suatu asam mineral
atau suatu asam, karena kemampuannya membentuk garam, suatu amina yang tak larut dalam
air dapat larut dalam asam encer (Fessenden and Fessenden, 1991).
Substitusi elektrofilik terjadi pada banyak reaksi yang mengandung cincing benzen
(arene). Untuk mempermudah sebelumnya kita akan melihat hanya pada cincin benzen.
Ini yang perlu anda mengerti untuk mekanisme substitusi elektrofilik:
a. Benzen, C6H6, adalah molekul planar yang berupa cincin dari 6 buah karbon yang
masing-masing terikat pada hidrogen.
b. Terjadi delokalisasi pada bagian atas dan bawah dari bidang planar cincin.(lihat
gambar).
c. Keberadaan dari elektron yang terdelokaslisasi ,embuat benzen stabil.
d. Benzen memolak reaksi adisi sebab akan mengakibatkan hilangnya delokalisasi yang
membuat hilangngnya stabilisasi.
e. Benzen dilambangkan dengan simbol berikut ini, dimana cincin melambangkan
elektron yang terdelokalisasi dan setiap sudut dari segienam merupakan atom karbon
yang berikatan dengan hidrogen
Karena elektron yang terdelokalisasi ter-exposed di bagian atas dan bawah dari bidang
planar tempat molekul carbon berada, benzen menjadi sangat tertarik pada elektrofil
(atom/molekul yang mencari daerah yang kaya akan elektron pada molekul yang lain.
![Page 3: 118298524-laporan-nitrasi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081816/54e06e784a7959846d8b478c/html5/thumbnails/3.jpg)
Elektrofil bisa merupakan ion positif, atau bagian yang yang memiliki polaritas positif
pada sebuah molekul.
Elektron yang terdelokalisasi pada bagian atas dan bawah dari bidang planar molekul
benzen sangat mudah diserang, sama seperti bagian atas dan bawah pada molekul eten.
Namun hasil keduanya tidaklah sama.
Jika benzen mengalami reaksi adisi sama seperti eten sebagian dari elektron yang
terdelokalisasi harus berikatan dengan atom atau grup yang baru. Sehingga delokalisasi akan
terputus, dan ini membutuhkan energi.
Sebaliknya, delokalisasi akan bisa tetap dipertahankan jika atom hidrogen digantikan
dengan sesuatu yang lain (reaksi substitusi). Atom hidrogen tidak memiliki hubungan dengan
dislokalisasi.Pada kebanyakan reaksi dengan benzen, elektrofil merupakan ion positif.
Energi pada reaksi
Dislokalisasi sempurna terputus sementara saat –NO2 menggantikan -H pada cincin
dan ini membutuhkan energi. Namun energi tersebut terbayar saat dislokalisasi kembali
terbentuk. Energi awal yang diperlukan menjadi energi aktivasi dari reaksi (sekitar 150 kJ
mol-1
), dan ini berarti reaksi benzen memiliki kecepatan reaksi yang lambat.
2.b. Reaksi Elektrofilik Antara Benzen dan Asam Nitrat Subtitusi
Benzen direaksikan dengan campuran antara asam nitrat pekat dan asam sulfur pekat
pada suhu kurang dari 50°C. Selagi suhu bertambah. Kemungkinan mendapatkan -NO2,
tersubsitusi ke cincin bertambah.
Dan terbentuklah nitrobenzen.
![Page 4: 118298524-laporan-nitrasi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081816/54e06e784a7959846d8b478c/html5/thumbnails/4.jpg)
atau:
Asam sulfur pekat bereaksi sebagai kalalisator.
Formasi dari elektrofil
Yang merupakan elektrofil disini adalah ion nitronium atau kation nitril, NO2+. yang
terbentuk dari reaksi antara asam nitrat dan asam sulfur.
2.c. Mekanisme substitsusi elektrofilik
1. Tahap pertama
2. Tahap kedua
3. Alat yang digunakan
1. Labu didih leher 2
2. labu destilasi
![Page 5: 118298524-laporan-nitrasi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081816/54e06e784a7959846d8b478c/html5/thumbnails/5.jpg)
3. pendingin leibig
4. Kertas saring
5. corong pemisah
6. Corong
7. gelas ukur (100 ml)
8. gelas piala (100 ml)
9. Erlenmeyer (250 ml)
10. thermometer
4. Bahan yang digunakan
1. asam nitrat pekat
2. CaCl anhidrat
3. asam sulfat pekat
4. natrium karbonat
5. Prosedur Kerja
a. kedalam labu didih leher 2 masukkan 35 ml HNO3 pekat dan beberapa tetes H2SO4
pekat sambil didingnkan dalam air. Lakukan penambahan dalam lemari asam.
b. Masukkan 30 ml benzene sedikit demi sedikit, goyang terus sampai larutan
tercampur sempurna. Tetap lakukan dalam air (suhu jangan naik)
c. Pasangkan pendingin refluks, panaskan sampai suhu 600 C pada waterbath selama
45 menit sambil digoyang.
d. Tuangkan campuran reaksi kedalam corong pemisah, kocok dengan kuat dan hati-
hati. Diamkan beberapa menit hingga terbentuk dua lapisan.
![Page 6: 118298524-laporan-nitrasi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081816/54e06e784a7959846d8b478c/html5/thumbnails/6.jpg)
e. Pisahkan lapisan nitro benzen (bagian atas) dengan laisan sisa asam (bagian
bawah).
f. Cuci lapisan nitrobenzen dengan 100 ml aquades, kocok sebentar, lalu buang
lapisan airnya (bagian bawah).
g. Cuci lapisan nitrobenzen dengan 50 ml NaCO3 5%.
h. Cuci lagi lapisan nitrobenzen dengan 100 ml aquades, terakhir keringkan dengan 5
gr CaCl anhidrat/
i. Pisahkan lapisan nitrobenzen dan kristal CaCl anhidrat.
j. Hitung colume nitrobenzen yang diperoleh.
6. Rangkaian alat
Aliran air keluar
Rangkaian alat berupa rangkaian labu didih dasar bulat dan
kondenser serta rangkaian alat corong pemisah pada statif.
Aliran air masuk
7. Reaksi Yang Terjadi
Adapun reaksi yang terjadi pada percobaan ini ada dua, yaitu;
![Page 7: 118298524-laporan-nitrasi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081816/54e06e784a7959846d8b478c/html5/thumbnails/7.jpg)
a. reakasi pengubahan elektrofil lemah menjadi elektrofil kuat seperti yang digambarkan
sebagai berikut:
b. reaksi substitusi nitrobenzen
8. Data percobaan
a. 35 ml HNO3 + 10 ml tetes H2SO4 = larutan jernih, timbul panas reaksi
b. Campuran larutan + 30 ml benzene = larutan tetap jernih
c. Campuran dipanaskan pada suhu 600C dan di refluks selama 45 menit, diperoleh
larutan berwarna kuning jernih.
d. Larutan dipsahkan dengan corng pemisah, didapat 2 lapisan nitrobenzene dan sisa
asam. Lapisan nitrobenzene berada di bagian atas dan lapisan sisa asam ada di bagian
bawah corong pemisah.
e. Lapisan dicuci dengan 100 ml aquadest diperoleh 2 lapisan yang mana lapisan
nitrobenzene berwarna kuning keruh.
f. lapisan nitrobenzene kemudian dicuci dengan NaCO3 5%, kemudian dipisahkan.
g. Lapisan dicuci dengan 100 ml aquadest diperoleh 2 lapisan yang mana lapisan
nitrobenzene berada diatas.
h. lapisan nitrobenzene dikeringkan dengan CaCl anhidrat. Diperoleh larutan berwarna
kuning jernih.
i. Volume akhir yang diperoleh adalah 16 ml nitro benzen
9. Perhitungan
![Page 8: 118298524-laporan-nitrasi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081816/54e06e784a7959846d8b478c/html5/thumbnails/8.jpg)
Jumlah nitrobenzene akhir yang diperoleh yaitu 16 ml.
10. Pembahasan
Dalam percobaan ini kami beri beberapa perlakuan, diantaranya berupa pemanasan,
penggoyangan dalam air, pemberian katalis, dan penambahan katalis asam.
HNO3 yang dicampurkan dengan H2SO4 bertujuan untuk membentuk elektrofilik NO2+.
Kami mereaksikan didalam labu didih dasar bulat yang direndam dalam air dan dilakukan
didalam lemari asam. Asam sulfat berfungsi untuk mengubah asam nitrat yang merupakan
elektrofil lemah menjadi elektrofil kuat. Adapun reaksi pengubahan elektrofil lemah menjadi
elektrofil kuat dapat digambarkan sebagai berikut:
Mereaksikan campuran dilakukan di dalam lemari asam agar uap asam yang terbentuk
terhisap oleh boiler. Kemudian campuran asam nitrat dan asam sulfat ditambah dengan
benzen. Pencampuran masih dilakukan di dalam lemari asam dan sambil didinginkan didalam
air. Campuran digoyang sempurna agar campuran tercampur rata dan terbentuk produk secara
maskimal.
Campuran kemudian dipanaskan diatas penangas air sambil tetap digoyang dan
disambungkan dengan pendingin refluk. Temperatur diset pada suhu 60oC. Karena jika suhu
terlalu tinggi kemungkinan mendapatkan -NO2+ tersubsitusi ke cincin bertambah. Sehingga
kemungkinan bisa terbentuk dinitrobenzen ataupun trinitrobenzen. Sebaliknya jika suhunya
terlalu rendah kemungkinan campuran tidak akan bereaksi sempurna, sehingga hasil yang
diperoleh maksimal.
Kemudian campuran dimasukkan ke dalam corong pemisah. Larutan dikocok sempurna
dengan hati-hati sambil sesekali tutupnya dibuka agar uap nitrobenzen hilang. Jika tutup tidak
dibuka uap akan memenuhi corong pemisah dan kemungkinan bisa terjadi ledakan.
Campuran kemudian didiamkan beberapa saat. Terbentuk dua lapisan. Lapisan atas
adalah nitrobenzen kotor, berwarna kuning lebih pekat daripada lapisan bawah yang
merupakan sisa asam.
![Page 9: 118298524-laporan-nitrasi](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022081816/54e06e784a7959846d8b478c/html5/thumbnails/9.jpg)
Prinsip kerja corong pemisah adalah berdasarkan perbedaan berat jenis komponen-
komponen campuran. Lapisan yang terbentuk adalah nitrobenzene dan asam, dimana
nitrobenzene berada di lapisan atas.
Lapisan sisa asam (bagian bawah) dibuang. Lapisan nitrobenzen dicuci dengan
aquadest 100 ml. Pencucian dengan aquades berfungsi mengikat pengotor yang mungkin
masih terikat dari pereaksi atau pelarut. Dikocok sebentar, kemudian didiamkan. Terbentuk
lagi dua lapisan yaitu nitrobenzen yang berwarna kuning muda dan lapisan air berwarna putih
keruh.
Lapisan air kemudian dibuang dan selanjutnya lapisan nitrobenzen dicuci dengan
menggunakan Na2CO3 50 ml. Lapisan nitrobenzen berwarna kuning jernih sedangkan
Na2CO3 dan pengotor (lapisan bawah) berwarna putih keruh.
11. Kesimpulan
Reaksi nitrobenzen merupakan reaksi merupakan reaksi substitusi penggantian gugus –H
pada benzen dengan elektrofil kuat.Reaksi nitrobenzen merupakan reaksi eksoterm dan
optimal pada suhu 600C. Reaksi membutuhkan katalis untuk mengubah elektrofil lemah
menjadi elektrofil kuat sehingga reaksi menjadi maksimal.