123650612-akuntansi

50
Disusun oleh Achmad Tri Budiawan (1) Irawan Aditya Darma Rinaka Ikaprita Kurnia Ratih (22) Ronald Stella Saputra (25) Yoga Sujoko (31) DIV Akuntansi Kurikulum Khusus Isu dan Tantangan Implementasi Akuntansi Akrual di Indonesia, New Zealand, Australia, dan USA

Upload: nining-manis

Post on 14-Aug-2015

68 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

akuntansi

TRANSCRIPT

Page 1: 123650612-Akuntansi

Disusun olehAchmad Tri Budiawan (1)Irawan Aditya DarmaRinaka Ikaprita Kurnia Ratih (22)Ronald Stella Saputra (25)Yoga Sujoko (31)

DIV Akuntansi Kurikulum Khusus

Isu dan Tantangan Implementasi Akuntansi Akrual di Indonesia, New Zealand, Australia, dan USA

Page 2: 123650612-Akuntansi

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang …………..................................................................................... 2

B. Tujuan ………….................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Isu-Isu dan Tantangan Implementasi Akrual pada Negara

Indonesia.......................................................................................................... 4

B. Isu-Isu dan Tantangan Implementasi Akrual pada Negara New

Zealand…………............................................................................................... 13

C. Isu-Isu dan Tantangan Implementasi Akrual pada Negara

Australia………….............................................................................................. 18

D. Isu-Isu dan Tantangan Implementasi Akrual pada Negara

USA…………..................................................................................................... 27

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 33

Kesimpulan....................................................................................... …………. 33

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 34

Seminar Akuntansi Pemerintah 1

Page 3: 123650612-Akuntansi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuntutan yang datang terhadap pemerintah dalam penyelenggaran pemerintahan

adalah transpransi dan akuntabilitas dalam pertanggungjawaban kinerja pengelolaan

keuangan. Hal ini terkait karena dalam proses penyelenggaraan pemerintah melibatkan

dana yang dihimpun dari masyarakat dalam bentuk pajak yang sangat besar. Pemerintah

juga diwajibkan menyampaikan informasi mengenai pengelolaan sumber daya keuangan

dan kinerjanya. Bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap pengelolaan keuangan

yang dilakukan yaitu melalui Laporan Keuangan (Financial Statement) yang merupakan

penjelasan dari hasil kinerja keuangan dan pengelolaan keuangan negara dalam kurun

waktu tertentu. Laporan Keuangan berfungsi sebagai alat pertanggungjawaban terhadap

stakeholder dan masyarakat dan menjadi referensi sejauhmana pemerintah melakukan

pengelolaan sumber daya anggaran sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Dalam penyusunan laporan keuangan, dikenal dua basis yaitu basis kas dan basis

akrual. Basis kas merupakan basis akuntansi yang mengakui peristiwa ekonomi ketika

terjadinya pengeluaran kas sedangkan basis akrual merupakan basis akuntansi yang

mengakui peristiwa ekonomi ketika mereka terjadi, bukan ketika uang sebenarnya

dipertukarkan. Dengan demikian, basis akrual ini lebih sering disukai khususnya dalam

situasi dimana transaksi barang dan jasa belum tentu selesai dalam satu periode.

Berdasarkan pertimbangan inilah pemerintah di berbagai negara mempertimbangkan untuk

menerapkan basis akrual dalam mengukur penganggaran dan pelaporan keuangan mereka.

Sistem akuntansi akrual juga diyakini mampu meningkatkan transparansi fiskal khususnya

dalam mencatat aset dan kewajiban jangka panjang, dan sebagai alat pemerintah dalam

meningkatkan efisiensi melalui manajemen berbasis kinerja.

Pemerintah negara yang telah mengimplementasikan basis akrual secara penuh baik

dalam akuntansi maupun penganggaran adalah New Zealand dan Australia. Negara-negara

tersebut sebagai negara yang paling komprehensif dalam mengadopsi akuntansi akrual

dibandingkan dengan negara lainnya. Atas keberhasilan menerapkan basis akrual dan

reformasi kebijakan fiskal, negara-negara tersebut dijadikan rujukan dan acuan dalam

implementasi akuntansi akrual di negara lain. Contohnya yaitu pemerintah federal USA yang

telah mengadopsi standar akrual dalam beberapa konteks. Namun implementasi kebijakan

akuntansi akrual di AS pencapaiannya belum sejauh seperti apa yang dicapai oleh New

Zealand dan Australia. Implementasi akuntansi akrual di negara-negara tersebut di atas juga

Seminar Akuntansi Pemerintah 2

Page 4: 123650612-Akuntansi

menghadapi isu-isu terkait pelaksanaannya. Disamping munculnya isu-isu tersebut terdapat

juga tantangan dalam pelaksanaannya. Tantangan yang timbul implementasi akuntasi

akrual di suatu negara tidak terlepas dari kndisi negara, situasi politik, maupun kondisi

sumber daya yang ada di negara tersebut.

B. Tujuan

Dari paper ini diharapkan mahasiswa dapat memahami hal-hal sebagai berikut:

1. Mengetahui isu-isu yang timbul dan tantangan yang dihadapi terkait implementasi

akuntansi akrual di Indonesia, New Zealand, Australia dan USA

2. Sebagai bahan pelajaran untuk dapat menghadapi tantangan yang terjadi terutama

dalam implementasi akuntansi akrual di Indonesia.

Seminar Akuntansi Pemerintah 3

Page 5: 123650612-Akuntansi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Isu-Isu dan Tantangan Implementasi Akrual pada Negara Indonesia

Penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah Indonesia sejalan dengan

agenda reformasi dalam manajemen keuangan. Reformasi ini muncul setelah tumbangnya

masa pemerintahan presiden Soeharto pada tahun 1998. Krisis ekonomi dan politik pada

tahun 1997-1998 ikut andil mendorong terjadinya perubahan dalam pengelolaan sektor

publik. Krisis ekonomi ini mengakibatkan lemahnya fundamental ekonomi Indonesia. Untuk

dapat keluar dari krisis tersebut pemerintah Indonesia meminta bantuan IMF untuk

memulihkan kondisi ekonomi Indonesia. Tuntutan syarat yang diajukan oleh IMF adalah

agar pemerintah Indonesia melakukan reformasi dan menerapkan New Public Management

dalam pengelolaan sektor publik. Paradigma New Public Management menuntut

pengelolaan pemerintahan seperti model swasta, dengan menekankan kepada faktor

ekonomi, efisien dan efektivitas. Pernyataan ini tercantum dalam Barclays Economic

Reviews (1998) “in return for the IMF-sponsored international multi-billion dollar rescue

packages, the governments of South Korea, Indonesia, Philippines and Thailand have

pledged to undertake a series of reforms aimed at removing the barriers to enhance

efficiency, productivity, transparency and accountability”.

Reformasi dalam pengelolaan keuangan negara meliputi pengelolaan anggaran,

pelaporan keuangan pemerintah, audit dalam sektor pemerintahan dan menegakkan

lembaga pemberantasan korupsi. Hasil dari reformasi keuangan tersebut ditandai dengan

dikeluarkannya paket Undang-Undang Keuangan Negara yang meliputi UU no 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara, UU no 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan

UU no 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan dan Akuntabilitas Keuangan

Negara. Reformasi dalam pelaporan keuangan pemerintah menjadi penting karena

Perkembangan akuntansi pemerintahan di Indonesia sebelum reformasi belum

menggembirakan. Saat itu, akuntansi pemerintahan di Indonesia belum berperan sebagai

alat untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja birokrasi pemerintah dalam memberikan

pelayanan publik kepada masyarakat. Pada periode tersebut, output yang dihasilkan oleh

akuntansi pemerintahan di Indonesia sering tidak akurat, terlambat, dan tidak informatif,

sehingga tidak dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan.

Keharusan penggunaan basis akrual dalam pelaporan keuangan pemerintah

tercantum dalam Pasal 36 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut: ”Ketentuan mengenai

pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaimana

Seminar Akuntansi Pemerintah 4

Page 6: 123650612-Akuntansi

dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16 undang-undang ini dilaksanakan

selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan

dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran

berbasis kas”. Basis Akrual diyakini dapat memberikan gambaran posisi keuangan

pemerintah secara utuh dan full disclosure, sehingga memberikan informasi keuangan yang

lebih baik dalam pengambilan suatu keputusan. Untuk menjembatani diterapkannya basis

akrual maka pemerintah mengeluarkan PP no 24 tahun 2005 mengenai Standar Akuntansi

Pemerintahan (Kas Menuju Akrual).

Dalam perkembangannya penerapan basis akrual tidak berjalan mulus sesuai

dengan tenggat waktu yang diagendakan. Implemetasi akrual secara penuh seharusnya

dilakukan pada tahun 2008, namun kenyataannya sampai dengan tahun tersebut belum ada

standar akuntansi akrual. Pada tahun 2010 terbitlah PP 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Akrual, dalam PP ini disebutkan bahwa basis akrual mulai berlaku untuk

diterapkan dalam pemerintah pusat dan daerah mulai tahun 2010. Walaupun basis akrual

berlaku efektif untuk laporan keuangan atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran

mulai tahun 2010, tetapi apabila entitas pelaporan belum dapat menerapkan PSAP ini,

entitas pelaporan dapat menerapkan PSAP Berbasis Kas Menuju Akrual paling lama 4

(empat) tahun setelah Tahun Anggaran 2010. Penerapan SAP Berbasis Akrual dapat

dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi

penerapan SAP Berbasis Akrual. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis

Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan,

sedangkan untuk pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

(pasal 7 PP 71 tahun 2010).

Penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah Indonesia mengalami

berbagai macam hambatan. Latar belakang pengimplementasian yang agak dipaksakan

menjadi persoalan tersendiri. Manfaat penggunaan akuntansi akrual pun masih menjadi

perdebatan di kalangan praktisi dan akademisi internasional, disisi lain akuntansi akrual

sukar dipahami dan penuh dengan kebijakan akuntansi yang memerlukan keahlian

tersendiri. Kondisi politik dan pemerintahan, budaya kerja serta teknologi sistem informasi

belum mendukung sepenuhnya implementasi basis akrual. Hal inilah yang menjadikan

proses transisi menjadi lambat dan parsial (sepotong-sepotong). Berikut ini akan disajikan

isu-isu dan tantangan dalam penerapan akuntansi akrual pada pemerintah Indonesia.

1. Motif dan dorongan perubahan

Perubahan pelaporan keuangan pemerintah ke basis akrual terutama didorong adanya

paradigma New Public Management dan adanya keinginan untuk perbaikan di bidang

keuangan negara. Alasan ekonomi selalu digunakan oleh pihak penguasa untuk

Seminar Akuntansi Pemerintah 5

Page 7: 123650612-Akuntansi

memobilisasi proses perubahan dan penyeragaman standar dalam sektor publik.

Disamping alasan ekonomi, aspirasi untuk transisi ke akrual juga didorong oleh

pengalaman negara lain seperti Australia dan New Zealand yang akhirnya menginspirasi

negara lain untuk mengadopsi basis akrual. Alasan lainnya yaitu adanya keinginan

pemerintah untuk mendapatkan legitimasi dan pengakuan dari komunitas lokal maupun

komunitas international setelah terjadinya krisis pada tahun 1998. Krisis tersebut

menyebabkan pemerintah berada dalam posisi yang membutuhkan dukungan politik dan

ekonomi dari dunia lokal maupun international.

Motif ini yang menyebabkan penerapan basis akrual terkesan dipaksakan dan terburu-

buru. Terkesan Indonesia didikte oleh komunitas international (IMF) untuk segera

menerapkan basis akrual, dan belum dilakukan kajian yang mendalam mengenai

manfaat dan akibat yang ditimbulkan dengan penggunaan basis akrual. Sedangkan

penerapan basis akrual memerlukan sebuah kondisi yang kuat (necessary condition)

yang harus dipenuhi terlebih dahulu, seperti komitmen dan kapasitas SDM.

2. Sistem Politik dan Kekuasaan

Kondisi sistem politik dan pihak penguasa mempengaruhi proses transisi ke basis akrual.

Selama masa orde baru, tidak ada dorongan untuk melakukan reformasi di bidang

keuangan negara, sehingga yang terjadi pengelolaan keuangan negara menjadi buruk.

Sistem politik yang lebih demokratis pasca orde baru memberikan dorongan yang kuat

untuk perubahan dalam akuntansi sektor publik. Fungsi legislatif sebagai

pengawas/control dari pemerintah berjalan dengan lebih baik, sehingga diperlukan

penyajian informasi keuangan yang lebih memadai. Disisi lain pihak eksekutif

(pemerintah) membutuhkan basis akrual untuk menyediakan informasi yang diperlukan

dalam akuntansi manajemen.

Fungsi legislatif dalam era reformasi mempunyai posisi yang lebih kuat, bahkan

cenderung kebablasan. Hal ini berpengaruh dalam pengambilan sebuah keputusan

pemerintah. Terkadang legislatif berisi orang-orang dari politik dan bukan dari kalangan

profesional, sehingga penyajian informasi secara akrual mungkin saja tidak dimengerti

oleh mereka, dan kemudian mereka akan cenderung menyalahkan pemerintah. Selama

ini legislatif cenderung nyaman menggunakan basis kas yang telah lama digunakan.

Ketidakmengertian informasi basis akrual bisa saja menyebabkan berlarutnya

pembahasan mengenai program-program pemerintah.

Pola kekuasaan di Indonesia juga masih bersifat peternalistik dimana kekuasaan

organisasi pusat masih mendominasi dan organisasi vertikal dibawahnya bersifat pasif.

Hal ini menyebabkan reformasi di bidang akuntansi sektor publik ditentukan dan dikontrol

sepenuhnya oleh pemerintah pusat tanpa disertai sosialisasi manfaat dan keterlibatan

Seminar Akuntansi Pemerintah 6

Page 8: 123650612-Akuntansi

organisasi dibawahnya. Hal ini yang menyebabkan internalisasi basis akrual dilakukan

setengah hati oleh level organisasi dibawahnya dengan anggapan bahwa implementasi

akrual hanya ambisi pemerintah pusat. Pemerintah daerah dan organisasi pemerintah

level bawah menjalankan basis akrual lebih dikarenakan terpaksa untuk memenuhi

ketentuan dalam undang-undang. Disisi lain pengaruh politik terasa dalam pengambilan

keputusan-keputusan yang berkaitan dengan program pemerintah. Pengambilan

keputusan ini terkadang mengesampingikan informasi akuntansi, sehingga tujuan

penggunaan informasi akrual untuk memperkaya pengambilan keputusan tidak tercapai

dan sia-sia saja melakukan perhitungan akrual.

3. Struktur Pemerintahan

Pemerintahan di Indonesia terbagi menjadi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah

dengan ranah tugas dan kewenangan masing-masing. Beberapa urusan terkait dengan

pengelolaan sektor publik seperti diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah.

Hal ini ditandai juga dengan desentralisasi fiskal yaitu adanya dana transfer dari pusat

kepada daerah (money follows function). Pemerintah daerah bertanggungjawab atas

akuntabilitas pengelolaan dana publik dan wajib melaporkannya kepada publik (dewan

perwwakilan rakyat daerah). Pemerintah pusat dan pemerintah daerah merupakan

entitas pelaporan yang terpisah. Pemerintah pusat menyelenggarakan akuntansi dan

pelaporan atas seluruh kementerian dan lembaga yang berada di domain pusat dan unit

organiknya di daerah, sedangkan pemerintah daerah menyelenggarakan akuntansi dan

pelaporan atas aktivitas satuan keuangan pemerintah daerah. Laporan Keuangan

pemerintah pusat dan daerah tidak dikonsolidasikan sehingga tidak bisa menggambarkan

posisi keuangan secara keseluruhan negara Indonesia.

Data per januari 2009 terdapat 33 provinsi dan 510 kabupaten/kota di seluruh wilayah

Indonesia1. Banyaknya pemerintah daerah menimbulkan persoalan tersendiri dalam

akuntabilitas dan transparansi laporan keuangan. Berkembangnya jumlah pemerintah

daerah tidak dibarengi dengan penyiapan infrastruktur dan kapasitas dalam pengelolaan

keuangan negara. Isu implementasi basis akrual yang terjadi adalah pemerintah pusat

terlalu dominan dalam penyusunan standar akuntansi akrual, tidak melibatkan

pemerintah daerah dalam penyusunan standar akuntansi sehingga kesulitan dalam

memahami dan mengimplementasikannya di daerah yang mempunyai karakteristik yang

berbeda-beda. Standar Akuntansi Pemerintah (PP 24 tahun 2005 dan PP 71 tahun 2010)

dibuat oleh Komite Standar Akuntansi Keuangan yang berasal dari Kementerian

Keuangan, BPK dan akademisi. Standar ini ditujukan untuk semua level dan organisasi

pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Disinilah pemerintah

1 Sumber data : Ditjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri

Seminar Akuntansi Pemerintah 7

Page 9: 123650612-Akuntansi

pusat berperan terlalu dominan dalam merumuskan standar akuntansi akrual (teknis

yang spesifik) dan dipaksakan kepada pemerintah daerah tanpa melalui proses

konsultasi dan tidak melibatkan pemerintah daerah dalam perumusannya. Pemerintah

daerah diposisikan sebagai pengadopsi standar yang pasif. Hal ini bertentangan dengan

semangat implementasi basis akrual dimana internalisasi akuntansi akrual merupakan

suatu proses yang dinamis, yang tidak hanya melibatkan pihak dalam tataran politik dan

sosial ekonomi (pemerintah pusat) tetapi juga harus melibatkan dan aktor dari kalangan

praktisi di level organisasi/pelaksana.

Penerapan akuntansi akrual juga terkendala dengan dualisme penggunaan

standar/aturan. Selain Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), terdapat juga aturan yang

dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri berupa Keputusan Menteri Dalam Negeri no

13 Tahun 2006 yang direvisi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 59 tahun 2007.

Seperti SAP, Peraturan Menteri Dalam Negeri ini juga mengatur tentang prinsip

akuntansi, kerangka konseptual, dan prosedur yang harus dilaksanakan oleh pemerintah

daerah untuk merencanakan program dan aktivitas yang berkaitan dengan program atau

peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Peraturan Menteri Dalam Negeri ini

juga mengatur tentang prosedur dan format yang harus diikuti oleh pemerintah daerah

dalam merencanakan program, merumuskan anggaran, proses administrasi dan

penyiapan laporan tahunan. Pemerintah daerah tidak hanya dituntut untuk

menyelenggarakan laporan keuangan sesuai SAP tetapi juga harus mengikuti petunjuk

yang termuat dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri, sehingga pemerintah daerah

menyiapkan dua tipe laporan. Disinilah terjadi kerancuan dan menimbulkan keengganan

pemerintah daerah untuk menerapkan akuntansi akrual. Pembuatan ketentuan tentang

pelaporan oleh Kementerian Dalam Negeri tidak melibatkan pemerintah daerah dan

didominasi oleh pemerintah pusat.

4. Budaya Kerja Birokrasi Indonesia

Budaya kerja organisasi pemerintah masih bersifat pangreh praja, paradigma melayani

masyarakat belum tertanam secara kuat dan cenderung resisten terhadap perubahan.

Birokrasi Indonesia saat ini belum mementingkan faktor ekonomis, efisiensi dan

efektifitas dan masih menerapkan paradigma lama dalam pengelolaan keuangan negara.

Kinerja keuangan dilihat dari terserapnya anggaran dalam kurun waktu satu tahun, belum

dilihat seberapa efisien dan efektifnya penggunaan anggaran untuk pembiayaan program

dan kinerja pemerintah. Sehingga terdapat budaya penghabisan anggaran di akhir tahun.

Basis akuntansi akrual diyakini akan mengubah kebiasaan pemborosan anggaran,

karena dengan basis akuntansi akrual setiap program dapat diketahui cost-nya, sehingga

pengukuran kinerja dilihat dari faktor ekonomis, efekif, dan efisien.

Seminar Akuntansi Pemerintah 8

Page 10: 123650612-Akuntansi

Perubahan menuju akuntansi akrual akan mendapatkan resistensi dari pihak internal

karena sudah terbiasa dengan basis kas dan enggan untuk mengikuti perubahan.

Selama ini pihak internal sudah terbiasa menggunakan basis kas sebagai sumber

informasi dalam pembuatan keputusan yang berkaitan dengan keuangan negara. Bahkan

praktik selama ini pembuatan keputusan lebih didasarkan pada informasi non akuntansi,

lebih didasarkan pada pertimbangan lain seperti pertimbangan politis.

Budaya kerja di Indonesia juga bersifat paternalistik dimana faktor kepemimpinan sangat

kuat untuk menentukan arah perubahan. Komitmen pimpinan sangat diperlukan untuk

menjaga proses transisi ke basis akrual dapat dilaksanakan sesuai dengan tenggat waktu

yang direncanakan. Selama ini komitmen yang diberikan oleh pimpinan kurang kuat,

dukungan politik, pengembangan kapasitas SDM dan dana belum diberikan secara

maksimal.

5. Kebutuhan informasi dan Jenis laporan keuangan

Penerapan akuntansi akrual dipandang sebagian besar organisasi pemerintahan sebagai

pemaksaan oleh undang-undang (coersive power). Walaupun organisasi pemerintah

maupun pemerintah daerah telah menyusun laporan keuangan berbasis akrual, tidak ada

bukti yang meyakinkan bahwa organisasi pemerintah telah menggunakan laporan akrual

seperti neraca untuk manajemen keuangan pemerintah seperti perencanaan program

baru pemerintah, pengeluaran/belanja pemerintah dan perekrutan pegawai pemerintah.

Keterbatasan pegawai pemerintah dalam membaca informasi akrual juga menyebabkan

penyajian informasi akrual menjadi kurang bermanfaat, hal ini juga diperberat dengan

banyaknya jenis laporan keuangan yang disajikan.

Menurut Bambang Widjajarso (2008) terdapat permasalahan mengenai jenis-jenis

laporan keuangan yang harus disusun oleh sebuah organisasi pemerintah baik sebagai

entitas akuntansi maupun entitas laporan. Secara peraturan perundangan memang

hanya mensyaratkan adanya empat laporan keuangan yakni Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. KSAP juga

telah mengantisipasi jenis laporan tambahan selain yang dipersyaratkan oleh peraturan

perundangan dengan menambahkan tiga jenis laporan baru yakni Laporan Perubahan

Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas, seperti

tercantum dalam Konsep Publikasi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual.

Penyusun laporan di pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah mungkin akan

mengalami kendala yang luar biasa, mengingat kondisi sekarang saja, mereka masih

menghadapi opini disclaimer dari auditor. Manfaat dari laporan-laporan tersebut adalah

peningkatan transparansi dan keakuratan data, terutama dalam biaya pelayanan yang

harus dikelola oleh entitas pelaporan.

Seminar Akuntansi Pemerintah 9

Page 11: 123650612-Akuntansi

Perubahan-perubahan jenis laporan keuangan dirasa sangat memberatkan para

penyusun laporan keuangan pemerintah. Bila dimungkinkan sebaiknya ada

penyederhanaan dalam pelaporan keuangan pemerintah dan juga belum dapat diketahui

secara pasti apakah dengan tambahan tersebut memang akan menambah nilai

keputusan ekonomi yang diambil entitas akuntansi ataukah biayanya akan jauh lebih

besar jika dibanding manfaatnya. Jika melihat jenis pelaporan keuangan yang secara

kuantitas seperti terlihat banyak tersebut, kalau diteliti lebih lanjut sebenarnya hanya

pengembangan dari yang sudah ada. Seperti misalnya, Laporan Perubahan Saldo

Anggaran Lebih merupakan pengembangan dari Laporan Realisasi Anggaran yang telah

dapat disusun oleh sistem yang telah ada, Laporan Operasional merupakan

pengembangan dari Laporan Realisasi Anggaran. Kemudian Laporan Perubahan Ekuitas

dapat dikatakan pengembangan Laporan Neraca yang dipecah menjadi Neraca dan

Laporan Perubahan Ekuitas. Kedua laporan tambahan yang diusulkan oleh KSAP yakni

LO dan Laporan Perubahan Ekuitas nantinya justru akan menunjukkan artikulasi yang

semakin jelas antar laporan keuangan, yakni Neraca. Jadi, tidak ada alasan jenis laporan

akan menambah rumitnya pekerjaan penyusunan laporan keuangan jika saja siklus

akuntansi yang diolah oleh sistem akuntansi keuangan pemerintah dipaparkan secara

jelas.

6. Peraturan, Sistem Akuntansi dan Teknologi Informasi

Bila kita cermati ada kontroversi peraturan perundang-undangan saat ini. UU No 17/2003

dan UU No 1/2004 menggiring ke accrual accounting dan budgeting, sedangkan

peraturan lain me-refer ke cash accounting dan cash based budgeting, seperti UU No

33/2004 dan Keppres No 42/20022. Tumpang tindih regulasi juga terjadi ketika

pemerintah pusat (Kementerian Keuangan) mengeluarkan Standar Akuntansi Pemerintah

sedangkan Kementerian Dalam Negeri juga mengeluarkan petunjuk pembuatan laporan

keuangan yang menyerupai standar tersendiri. Ketidakharmonisan daan tumpang tindih

regulasi ini akan menimbulkan ketidakpastian hukum dan menimbulkan kebingungan

serta keragu-raguan bagi organisasi pemerintah khususnya pemerintah daerah yang

akan menerapkan basis akrual .

Sistem dan teknik akuntansi juga menjadi persoalan tersendiri. Sampai saat ini belum

diterbitkan bentuk baku jurnal-jurnal akrual atas transaksi pemerintah. Pemerintah pusat

beralasan bahwa Standar Akuntansi hanya mengatur tentang basis prinsipnya saja,

sedangkan teknik penjurnalan diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah.

Penjurnalan hanya merupakan teknik pencatatan dan yang terpenting tidak menyalahi

prinsip akuntasi akrual. Namun pemerintah pusat sampai saat ini juga belum menerbitkan

2Sri Suryanovi.2008. Kajian Basis Akrual Dalam Akuntansi Pemerintah Indonesia: Kontroversinya berdasarkan perspektif peraturan prundang-undangan. BPPK, Jakarta

Seminar Akuntansi Pemerintah 10

Page 12: 123650612-Akuntansi

bentuk jurnal-jurnal transaksi untuk organisasi di level pemerintah pusat. Hal ini yang

menyebabkan tertundanya penerapan basis akrual. Diskresi penetapan bentuk jurnal

harus diperjelas dan diselesaikan sesegera mungkin agar implementasi basis akrual

dapat dilaksanakan secara menyeluruh.

Bagan akun standar (Chart of Account) juga masih belum seragam, hal ini tentu akan

menyulitkan proses penggabungan atau konsolidasi pelaporan keuangan. Pemerintah

pusat telah mengeluarkan PMK 238 tahun 2011 tentang pedoman umum sistem

akuntansi pemerintahan yang dapat dijadikan pedoman bagi pemerintah pusat maupun

daerah. Namun pedoman ini tidak menghalangi entitas akuntansi untuk mengembangkan

akun sesuai karakteristik organisasinya dengan tujuan relevansi laporan keuangan.

Infrastruktur berupa teknologi informasi juga belum siap. Penerapan basis akrual

membutuhkan teknologi informasi yang terintegrasi untuk membutuhkan laporan yang

lengkap dan menyeluruh. Kerumitan penyiapan teknologi informasi menjadi

permasalahan tersendiri. Kondisi saat ini sistem informasi keuangan pemerintah daerah

dibuat oleh Kementerian Dalam Negeri atau menggunakan aplikasi yang dipesan melalui

pihak luar (konsultan). Diperlukan suatu penyeragaman sistem informasi dan terintegrasi

sehingga memudahkan pembuatan Government Finansial Statistic anatara pemerintah

pusat dan pemerintah daerah. GFS ini diperlukan sebagai informasi dalam pengambilan

keputusan keuangan di tingkat nasional.

7. Kompetensi

Persoalan kompetensi SDM ini sangat mendasar. Tuntutan penerapan basis akrual tidak

diimbangi dengan kompetensi SDM yang ada. Kompetensi SDM di bidang akuntansi

akrual dirasakan masih sangat kurang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Harun (2012) masih banyak pemerintah daerah dan organisasi pemerintah lainnya yang

belum memiliki tenaga-tenaga handal di bidang akuntansi. Dalam penelitian tersebut juga

disebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan dan BPKP yang memiliki kapasitas dan

kualitas SDM yang lebih baik dibandingkan organisasi pemerintah lainnya.

Kurangnya kompetensi SDM juga menimbulkan persoalan baru. Timbul praktik-praktik

kecurangan dalam penyusunan laporan keuangan berbasis akrual. Seringkali pemerintah

daerah mengoutsourcingkan penyusunan laporan keuangan akrual kepada pihak

konsultan dalam hal ini kantor akuntan publik maupun kepada pihak BPKP. Ketiadaan

kompetensi menjadikan pemerintah daerah dan organisasi pemerintah mengambil jalan

pintas demi mendapatkan predikat laporan keuangan ‘Wajar Tanpa Pengecualian’ dan

sesuai SAP. Praktik ini berpotensi inefisiensi yang justru mencederai tujuan utama

penyusunan laporan keuangan. Apabila praktik ini dibiarkan berlarut-larut maka akan

mengarah kepada perilaku korupsi.

Seminar Akuntansi Pemerintah 11

Page 13: 123650612-Akuntansi

8. Pendekatan perancangan akuntansi berbasis akrual.

Pendekatan perancangan akuntansi berbasis akrual merupakan hal yang sangat penting.

Perdebatan masih terjadi untuk menentukan apakah perubahan dilakukan secara

bertahap atau secara big bang (frontal). Para ahli hampir sepakat bahwa pendekatan

bertahap sangat disarankan, terutama bagi pemerintah di negara yang sedang

berkembang mengingat keterbatasan sumber daya manusia dan komitmen politik dari

pimpinan negara yang masih diragukan. Pendekatan ini dirasa paling masuk akal,

mengingat konsep akuntansi berbasis akrual harus dipandang sebagai bagian dari

sebuah reformasi sistem keuangan negara secara keseluruhan yang harus mencakup

reformasi di bidang lain selain hanya masalah akuntansi. Pendekatan ini juga diharapkan

dapat menghasilkan hasil optimal karena pelaporan akuntansi dan keuangan berbasis

akrual dirancang secara bersamaan dengan pelaporan berbasis kas, kondisi yang saat

ini berlaku. Namun demikian, untuk menghindari hilangnya momentum perubahan

menuju basis akrual, langkah total juga disarankan jika kendala-kendala penerapan basis

akrual dapat diatasi. Dari segi biaya, pendekatan big bang ini dirasa paling murah karena

basis kas segera dieliminasi dari sistem berbasis akrual, kecuali pada aspek-aspek

khusus, misalnya anggaran. Permasalahannya adalah mana yang paling tepat untuk

kondisi di pemerintah Indonesia.

9. Anggaran berbasis akrual

Banyak pendapat para ahli yang menyatakan bahwa akuntansi akrual dan anggaran

akrual harus dilaksanakan secara bersama-sama sehingga terdapat sinkronisasi antara

penganggaran dan pelaporan. Selain itu terdapat kejelasan dan transparansi dalam hal

perbandingan antara yang direncanakan pemerintah dan hasil yang secara nyata

didapatkan. Terdapat pendapat juga bahwa tanpa mengubah anggaran ke basis akrual,

maka akan mengakibatkan terbatasnya keuntungan yang diperoleh dalam

pengimplementasian akuntansi akrual tersebut.

Menurut Bambang Widjajarso (2008), untuk implementasi di Indonesia akuntansi basis

akrual tidak harus diikuti dengan penerapan anggaran berbasis akrual. Alasan utamanya

adalah bahwa anggaran berbasis akrual sangat sulit dimengerti oleh para politisi yang

fungsinya menyetujui anggaran yang diajukan oleh pemerintah dan juga para

stakeholders lainnya. Dalam administrasinya, anggaran semacam itu akan sulit

diterapkan jika kementerian teknis yang berfungsi sebagai Chief Operating Officers tidak

diberikan kewenangan yang mandiri untuk melaksanakan anggarannya dan tidak

terdesentralisasinya pelaksanaan administrasi anggaran, karena dokumen anggaran

masih merupakan dokumen yang kaku untuk diikuti bahkan sampai ke unit input paling

kecil. Bilamana jika kementerian yang mengurusi anggaran sudah memberlakukan

Seminar Akuntansi Pemerintah 12

Page 14: 123650612-Akuntansi

anggaran yang fleksibel dan dijadikan dasar penilaian kinerja yang hanya mengukur

output dan outcome untuk kementerian teknis (mengacu pada anggaran berbasis

kinerja), anggaran berbasis akrual layak diterapkan

10. Isu Akuntansi yang Spesifik

Pengakuan pendapatan.

Pada basis akrual pendapatan diakui pada saat timbul hak dari pemerintah. Masalahnya

adalah dalam hak pajak yang menganut self assessment dimana wajib pajak menghitung

sendiri kewajiban pajaknya, hak tersebut menjadi belum final meskipun sudah ada SPT,

sehingga dokumen yang dijadikan dasar penentuan hak tagih pajak menjadi masalah.

Untuk mengatasi hal tersebut akuntansi pemerintah harus menciptakan kriteria yang jelas

atas pengakuan pendapatan tersebut. Misalnya, seperti yang diterapkan oleh State and

Local Governments di Amerika, pendapatan diakui jika terpenuhinya kriteria measurable

dan available. Dengan demikian, pendapatan pajak yang harus diakui adalah jika dapat

diukur dan tersedia untuk operasi entitas pelaporan. Contoh jenis pajak yang memenuhi

kriteria seperti itu adalah pajak property, misalnya Pajak Bumi Bangunan, Pajak

Kendaraan Bermotor dan sebagainya. Dalam kondisi itu, pajak property harus langsung

diakui dan dicatat sebagai pendapatan.

Pengakuan belanja/beban.

Pada basisi akrual penggunaan istilah belanja menjadi tidak tepat, sehingga terminologi

belanja seharusnya diganti dengan beban atau biaya. Menurut Budi Mulyana dalam

makalahnya yang berjudul “Penggunaan Akuntansi Akrual di Negara-Negara Lain: Tren

di Negara-Negara Anggota OECD” berpendapat bahwa Untuk Laporan Realisasi

Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, terminologi belanja sudah

tepat dan hal ini juga sesuai dengan peraturan perundangan yang berkaitan dengan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Sedangkan untuk laporan lain, yakni,

Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas, terminologi beban atau biaya

harus menggantikan terminologi belanja. Bahasan ini akan konsisten dengan bahasan

tentang jenis laporan keuangan diatas. Dengan demikian, biaya non kas seperti biaya

depresiasi akan tercantum dalam Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan

Neraca, karena tidak tidak ada arus kas keluar seperti pada belanja.

B. Isu-Isu dan Tantangan Implementasi Akrual pada Negara New Zealand

Reformasi sistem akuntansi di New Zealand terjadi secara besar-besaran pada

pertengahan 1980-an dengan privatisasi dan korporatisasi entitas komersial milik

pemerintah. Selain itu juga ditandai dengan adanya deregulasi besar pasar finansial dan

mata uang New Zealand. Pemerintah berusaha untuk meningkatkan kinerja dan

akuntabilitas dalam entitas komersial publik yang tersisa dengan mengadopsi praktek-

Seminar Akuntansi Pemerintah 13

Page 15: 123650612-Akuntansi

praktek manajemen modern, seperti memberikan kewenangan kuat terhadap personil untuk

kepala eksekutif ( kepala badan ) dan juga menerapkan kinerja berbasis evaluasi eksekutif.

New Zealand akhirnya dapat membuat laporan keuangan gabungan berbasis akrual

sepenuhnya yang pertama pada tahun 1992, yang dikenal sebagai the Crown Financial

Statements. Laporan ini diaudit secara independen dan sangat mirip dengan laporan

kepatuhan korporasi GAAP. Tahun 1994, Fiscal Responsibility Act memperluas sistem

akrual lebih jauh dan mensyaratkan pemerintah mengartikulasikan strategi fiskal dan

laporan kemajuan ke arah tujuan pada akrual basis. Sejak saat itu, akuntansi akrual telah

menjadi sistem utama baik sistem penganggaran di parlemen maupun untuk pelaporan

keuangan oleh the Crown, dan terus digunakan sebagai ukuran kinerja entitas pemerintah

seperti pada perusahaan.

Reformasi berbasis akrual di Selandia Baru dapat dikatakan sebagai reformasi sistem

akuntansi pemerintah yang paling komprehensif yang telah dilakukan oleh berbagai negara

sampai saat ini. GAO melaporkan bahwa, pada umumnya sebagian besar pengamat

sepakat bahwa tindakan akrual telah memberikan informasi yang lebih baik untuk tujuan

pengelolaan aset dan kalkulasi biaya. Selain itu, banyak yang percaya bahwa tindakan

akrual telah menghasilkan disiplin fiskal yang jauh lebih besar, terutama untuk para

legislator dan pejabat pemerintah lainnya sehingga dapat lebih mudah memastikan

kesinambungan fiskal (atau ketiadaan kesinambungan) pada program pemerintah.

Berikut ini akan disajikan isu-isu dan tantangan dalam penerapan akuntansi akrual

pada pemerintah New Zealand.

1. Dorongan perubahan

Keberhasilan dari implementasi manajemen keuangan baru di New Zealand dapat terwujud

karena adanya dukungan dari para pemimpin di sektor publik, baik politisi maupun birokrasi.

Dengan berlalunya UU Keuangan Publik tahun 1989, New Zealand menyusun kembali

proses penganggaran pemerintah menjadi berbasis output, dan juga mensyaratkan bahwa

semua penganggaran dan pelaporan di tingkat departemen menggunakan metode akrual.

Sebuah proses penganggaran berbasis output, secara umum, menekankan "penggunaan

informasi biaya output ( produk ) sebagai alat manajerial dan lebih khusus sebagai dasar

untuk model penganggaran pembeli/penyedia (kuasi-pasar)." Dengan kata lain, lembaga

pemerintah dan departemen dipandang sebagai produksi output yang kemudian Parlemen

merapatkan untuk melakukan pengadaan.

2. Proses Perubahan

Departemen secara individu menerima persetujuan untuk berpindah ke sistem yang baru.

Untuk departemen secara individu, semua elemen kunci dari sistem baru yaitu

Seminar Akuntansi Pemerintah 14

Page 16: 123650612-Akuntansi

penganggaran akrual, proses apropriasi, dan proses pelaporan berubah pada saat yang

sama. Perubahan tersebut mencakup:

spesifikasi oleh setiap departemen/lembaga (konsultasi dengan treasury) atas kelas-

kelas output secara luas, yang akan menjadi basis untuk apropriasi berbasis akrual;

setiap departemen/lembaga mengembangkan sistem akuntansi berbasis akrual yang

dapat menyediakan pelaporan bulanan kepada menteri dan treasury dan laporan

tahunan kepada parlemen (dan publik). Laporan bulanan meliputi satu set laporan

keuangan dan juga laporan mengenai realisasi belanja terhadap apropriasi

(anggaran).

pengembangan sistem alokasi biaya (cost) sehingga memungkin alokasi seluruh

biaya input departemental ke output. Alokasi biaya termasuk biaya overhead,

penyusutan dan biaya modal.

pengembangan sistem manajemen kas, termasuk pembukaan rekening bank

departemental; dan

kepala eksekutif departemental bertanggung jawab secara penuh atas manajemen

keuangannya masing-masing, mencakup integritas dari informasi yang mereka

berikan kepada menteri dan treasury.

Undang-undang memberikan waktu dua tahun kepada departemen-departemen untuk

mengembangkan sendiri sistem yang berbasis akrual, dalam kenyataannya sebagian besar

departemen sudah siap dengan sistem akrualnya dalam waktu satu tahun, sedangkan

secara keseluruhan departemen sudah siap dalam waktu delapan belas bulan.

3. Sistem Akuntansi

Aktivitas besar selama masa reformasi adalah melakukan kontrak signifikan antara

departemen-departemen dengan perusahaan-perusahaan akuntansi dan penyedia software

untuk mendukung sistem informasi dan manajemen keuangan. Persyaratan untuk penyajian

laporan kepada menteri dan Treasury relatif mudah untuk ditentukan spesifikasinya, tetapi

spesifikasi untuk memenuhi kebutuhan internal para manajer masih sulit ditentukan

mengingat masih kurangnya pengalaman para manajer dalam sistem yang baru. Tidak

disediakan dana khusus untuk pengembangan lebih lanjut dari sistem akuntansi yang telah

dibangun di awal, tetapi lebih karena adanya keuntungan/surplus akibat efisiensi. Salah satu

keuntungan dari sistem akuntansi akrual adalah bahwa aktivitasaktivitas seperti komitmen

atau order pembelian, penggajian, aset tetap, kreditor dan debitor menjadi dapat

diintegrasikan ke dalam satu sistem, sehingga mengurangi proses ganda dan masalah

rekonsiliasi yang biasa terjadi bila digunakan sistem yang terpisah. Penghematan waktu dari

sistem baru ini menjadi ciri yang utama.

4. Kompetensi

Seminar Akuntansi Pemerintah 15

Page 17: 123650612-Akuntansi

Undang-undang Keuangan Publik mengharuskan disusunnya laporan keuangan oleh

pemerintah Selandia Baru (laporan konsolidasian) dan oleh setiap departemen pemerintah

dengan berpedoman pada prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU/GAAP).

Penggunaan PABU sangat memfasilitasi penerapan akuntansi di pemerintahan, dan akan

memberikan hasil terbaik dengan didukung oleh orang-orang yang terlatih/berpengalaman,

software, dan sistem.

Di samping itu, Pemerintah Selandia Baru memiliki sebuah badan akuntansi profesional

yang terdiri dari akuntan praktisi, akuntan korporat dan akuntan sektor publik. The Institute

of Chartered Accountans of New Zealand (kemudian menjadi the New Zealand Society of

Accountans) tertarik dan mendukung proses reformasi. Para anggota yang enerjik telah

mencurahkan waktu yang banyak untuk mengorganisasikan konvensi-konvensi dan

memberikan dukungan maupun pelatihan.

5. Pendekatan perancangan akuntansi berbasis akrual.

a. Penetapan Kebijakan Akuntansi

Pengadopsian GAAP memberi kontribusi besar untuk menyederhanakan proses perumusan

kebijakan akuntansi. Dalam banyak hal penerapan pendekatan yang sama dengan sektor

swasta (privat) dapat dilakukan tanpa kesulitan. Namun, dengan pendekatan ini tidak berarti

dapat mengeliminasi semua isu-isu penting yang harus diselesaikan. Kebijakan akuntansi

dikaji ulang secara ekstensif oleh para ahli akuntansi, kemudian diterbitkan draft publikasian,

dan diberikan briefing kepada para CFO departemental dan tanggapan-tanggapan dari

mereka dipertimbangkan.

b. Pengumpulan Informasi

Peraturan yang mengharuskan disampaikannya informasi keuangan secara reguler, akurat,

dan tepat waktu kepada Treasury merupakan persyaratan yang menjadi elemen kritikal dari

rerangka manajemen. Namun demikian, karena departemen-departemen mengalami

sejumlah biaya marjinal dalam penyajian informasi tanpa menerima manfaat langsung,

pengumpulan informasi yang diperlukan menjadi isu kunci di dalam penyusunan laporan

keuangan yang pertama di New Zealand.

Dari sudut pandang Treasury, strategi implementasi adalah untuk meyakinkan bahwa

departemen-departemen telah mendapat sosialisi atau pengetahuan yang cukup mengenai

peraturan-peraturan sehingga mereka mampu melaksanakannya, bahwa hanya informasi

yang diperlukan untuk agregasi laporan keuangan dan untuk monitoring anggaran yang

diminta, dan bahwa departemen-departemen dan entitas Crown telah paham tentang

informasi yang mana yang akan digunakan.

c. Pengonsolidasin Informasi

Seminar Akuntansi Pemerintah 16

Page 18: 123650612-Akuntansi

Pemahaman yang jelas mengenai kebijakan akuntansi oleh departemen-departemendan

keharusan untuk menyajikan data yang andal secara tepat waktu, membuat proses

konsolidasi menjadi relatif mudah dengan proses akuntansi. Akan tetapi, awalnya terdapat

kesulitan dalam proses pengumpulan data yang menyebabkan tekanan bagi tim konsolidasi

laporan keuangan. Buku besar digunakan ketimbang spreadsheet untuk memproses

konsolidasian karena buku besar memberikan jejak audit (audit trail) untuk banyak

amandemen yang diharuskan sebagai bagian dari penyiapan laporan keuangan.

d. Memperoleh Keyakinan atas Informasi

Keyakinan atas keandalan informasi diberikan dengan tiga cara. Pertama, departemental

chief executives dan chief financial officers diminta untuk menandatangani pernyataan

tanggung jawab dengan skedul konsolidasi bahwa dengan pengetahuan terbaiknya mereka

menyajikan laporan keuangan yang wajar. Kedua, tim Financial Manegement Assurance

mereviu skedul konsolidasi dan draf laporan keuangan dengan hasil analisis yang

memberikan beberapa ukuran kenyamanan. Ketiga, audit penuh dilakukan oleh kantor audit

yang memberikan keyakinan melalui opini terhadap laporan keuangan.

6. Isu Akuntansi yang Spesifik

Isu-isu kritikal yang terkait dengan perumusan kebijakan akuntansi antara lain masalah

penilain aset, kriteria pengakuan pajak, dan pengakuan bantuan/subsidi.

Salah satu warisan dari sistem akuntansi kas yang lalu adalah tidak tersedianya informasi

atas harga perolehan historis dari banyak aset. Masalah ini secara umum diatasi dengan

menggunakan pendekatan net current value untuk penilaian aset. Apabila net realizable

value tidak dapat diperoleh atau tidak tepat untuk digunakan, seperti untuk kasus

infrastruktur dan aset ‘tipe heritage’, dapat digunakan konsep depreciated replacement cost.

Pendekatan ini untuk menjawab kritik dari sejumlah analis fiskal dan ekonom sektor publik

bahwa informasi biaya historis sebagian besar sudah tidak relevan untuk kebutuhan mereka.

Para pengguna laporan keuangan tersebut merasa nyaman dengan menggunakan

pendekatan current value untuk menilai sebagian besar aset, sehingga neraca memberikan

potret yang lebih wajar mengenai realitas ekonomi dari posisi keuangan. Pendekatan ini

semakin didukung di dalam rerangka konseptual akuntansi yang dikembangkan terakhir di

New Zealand dan Australia.

Sementara itu, masalah titik pengakuan yang tepat untuk pendapatan pajak dan

pendapatan lain yang dapat dipaksakan memerlukan pertimbangan mendalam. Sebagian

besar titik pengakuan dari perspektif ekonomi adalah pada waktu munculnya kewajiban dari

para pembayar pajak (misalnya, ketika pendapatan yang dapat dikenakan pajak / taxable

revenue diperoleh atau ketika konsumsi yang dapat dikenakan pajak / taxable consumption

dinikmati oleh para pembayar pajak). Akan tetapi, informasi andal yang memadai seringkali

Seminar Akuntansi Pemerintah 17

Page 19: 123650612-Akuntansi

tidak tersedia secara tepat waktu. Oleh karena itu, terutama untuk masalah pajak dalam

jangka panjang, kadang-kadang diperlukan kompromi atas waktu pengakuan di kemudian

hari ketika informasi andal telah tersedia.

Sedangkan untuk pengakuan beban bantuan dan subsidi, pendekatan yang diambil adalah

apabila pembayaran bantuan dan subsidi itu masih bersifat discretionary sampai

pembayaran dilakukan, maka beban akan diakui ketika pembayaran dilakukan. Alternatif

lainnya yaitu beban akan diakui ketika criteria tertentu telah dipenuhi dan pemberitahuan

telah disampaikan kepada pemerintah.

C. Isu-Isu dan Tantangan Implementasi Akrual pada Negara Australia

Latar Belakang

Basis akrual pada mulanya adalah basis yang dikenal pada sektor privat saja. Pada

basis ini, transaksi yang terjadi diakui pada saat terjadinya ( subtance over form ) yang

kemudian dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan pada periode bersangkutan. Hal ini

berbeda pada basis kas yang mengakui transaksi pada saat diterima dan dikeluarkan pada

periode bersangkutan. Dampak dalam basis akrual ini akan menghasilkan informasi yang

lebih pada laporan keuangan apabila dibandingkan dengan basis kas, misalnya piutang,

utang, depresiasi, yang kemudian lebih berguna dalam pengambilan keputusan.

Tren penerapan basis akrual untuk akuntansi ( pelaporan keuangan ) dan

penganggaran berkembang diawali oleh negara-negara anggota OECD, salah satunya

adalah Australia. Banyak hal yang melatarbelakangi perkembangan penerapan basis akrual

ini. Penggunaan basis akrual yang sedang menjadi tren di negara-negara OECD dan

negara-negara berkembang tidak terlepas dari manfaat yang diperoleh negara yang

menerapkannya.

Negara-negara OECD, termasuk Australia tentunya, menilai bahwa penggunaan

basis akrual akan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas informasi laporan keuangan

yang kemudian berguna dalam pengambilan keputusan dan akuntabilitas publik. Dengan

semakin berkualitas informasi yang didapat, maka pemerintah akan dapat mengambil

keputusan yang efisien dan efektif dalam pengelolaan keuangan negara.

Strategi Penerapan Basis Akrual

Australia sudah sejak belasan tahun lalu menerapkan basis akuntansi akrual di

negaranya. Akuntansi akrual untuk individual departemen/lembaga diimplementasikan sejak

tahun 1995. Laporan konsolidasian akrual diterapkan sejak tahun 1997, dan penganggaran

akrual dilaksanakan sejak tahun 2000.

Pengaruh Inggris terlihat pada struktur akuntansi Australia. Australia merupakan

negara persemakmuran dan tumbuh sebagai hasil dari migrasi warga inggris pada tahun

Seminar Akuntansi Pemerintah 18

Page 20: 123650612-Akuntansi

1800-an. Oleh karena itu, praktik akuntansi Australia lebih fokus pada informasi yang

diperlukan oleh investor dibandingkan dengan keperluan pajak negara tersebut.

Pada tahun 1991, The Australian Securities & Invesment Commission dibentuk untuk

membantu peraturan dan menyelenggarakan hukum perusahaan untuk melindungi

konsumen, investor dan kreditor. Standar akuntansi dibuat oleh Australian Accounting

Standards Board (AASB). Aslinya, ASSB bekerja sama dengan Public Sector Accounting

Standards Board untuk membuat standar Australia. Urgent Issues Group (UIG) didirikan

pada tahun 1994 untuk membantu menunjuk isu mendesak dalam bidang akuntansi

kebanyakan seperti Emergency Issues Task Force (EITF) di Amerika Serikat.

Pada tahun 1999, pengaturan standar Australia mereorganisasi ulang melalui The

Corporate Law Economic Reform Program Act. Reorganisasi ini membuat Financial

Reporting Council (FRC) mengatur tindakan AASB. FRC dapat memberikan AASB

pengarahan tapi tidak akan bisa mempengaruhi isi dari standar akuntansi. AASB sekarang

mempunyai tanggung jawab untuk membuat standar baik sektor publik maupun sektor

pribadi dan bebas untuk mencari tim dan staf. Di samping itu, UIG terus memberikan

panduan mengenai isu akuntansi yang mendesak. Australia mengadopsi IFRS pada tahun

2005.

Seperti halnya dengan Selandia Baru, adopsi akuntansi akrual di Australia untuk

sektor publik terjadi selama periode reformasi ekonomi luas, meskipun reformasi Australia

barangkali lebih sederhana dibandingkan dengan Selandia Baru. Meskipun pertumbuhan

ekonomi Australia lebih konsisten dari Selandia Baru, tekanan muncul pada awal 1990-an

untuk meningkatkan efisiensi pemerintah dan meningkatkan kinerja. Reformasi

komprehensif pada akhirnya dilakukan dengan cara melaksanakan dua inisiatif yaitu

Financial Management Improvement Program dan Program Management and Budgeting.

Tahap-tahap penerapan:

I. Periode sebelum 1989

Sebelum tahun 1989, Australia menggunakan basis kas untuk pelaporan akuntansi

sektor pemerintah. Hal-hal yang terjadi masa ini seperti :

1. Buku besar kas yang tersentralisasi

Agency mencatat transaksi penerimaan dan pembayaran dalam buku besar pusat

2. Department of Finance and Deregulation Australia menyiapkan Laporan Penerimaan

dan Pembayaran (Anggaran versus Realisasi) oleh Agency untuk setiap item

apropriasi. Laporan ini diaudit penuh

3. Agency tidak disyaratkan untuk menghasilkan laporan keuangan berbasis kas sendiri

sampai 1989-1990. Laporan kas telah dimasukkan dalam laporan tahunan agency

dan telah diaudit

Seminar Akuntansi Pemerintah 19

Page 21: 123650612-Akuntansi

II. Periode tahun 1989 s.d. 1992

Dalam periode ini, pemerintah Australia mulai menerapkan akuntansi modifikasi kas.

Hal-hal yang terjadi masa ini seperti:

1. Setiap agency disyaratkan untuk mempersiapkan satu set laporan keuangan basis

modifikasi kas untuk pertama kalinya

2. Sebagai bagian dari laporan keuangan tahunan masing-masing agency, Pernyataan

informasi tambahan keuangan meliputi debitur, kreditur, aktiva tetap dan kewajiban

tertentu diperlukan

3. Tidak semua aset dan kewajiban, seperti long service leave, annual leave dan dana

pensiun, diminta untuk diungkapkan

4. Dampak transaksi atau peristiwa non tunai terus diabaikan, termasuk penyusutan

III. Periode tahun 1992 s.d. 1994

Periode ini adalah periode dimana pemerintah melakukan transisi menuju akuntansi

akrual penuh. Hal-hal yang terjadi pada periode ini yaitu : Tahun 1992, Menteri

Keuangan mengumumkan tiap departemen untuk melaporkan dengan basis akuntansi

akrual penuh pada tahun yang berakhir pada 30 Juni 1995. Tahun 1993, Menteri

Keuangan mengeluarkan pedoman baru untuk laporan berbasis akrual, yang diterapkan

secara progresif mulai 1993. Tiga laporan keuangan yang dipersyaratkan adalah :

1. Laporan Penerimaan dan Pembayaran (Kas)

2. Laporan Aset dan Kewajiban Tertentu (Akrual)

3. Laporan Apropriasi (Diterima dan Digunakan)

4. Catatan Penjelas

Permasalahan yang diidentifikasi dalam menyiapkan laporan keuangan berbasis akrual

adalah :

1. Aset terdaftar tidak lengkap dan tidak up-to-date

2. Menetapkan penilaian untuk aset

3. Memperoleh informasi akrual dari sistem IT keuangan berbasis kas

4. Staff tidak familiar dengan persyaratan laporan keuangan

5. Kekurangan dalam akuntansi/sistem IT managemen keuangan, dan

6. Kurangnya definisi atau definisi tidak dipahami

IV. Periode tahun 1995 dan setelahnya

Proses memindahkan agency Pemerintah Australia dari akuntansi kas ke akuntansi

akrual berlangsung stabil dan terukur. Implementasi akuntansi akrual penuh ditetapkan

untuk tahun berakhir 30 Juni 1995. Sebuah program pilot terhadap sepuluh agency

menyiapkan laporan berbasis akrual untuk tahun 1992 hingga 1993. Sepuluh agency

berikutnya pindah ke format akrual untuk 1993-1994, dan sisanya melaporkan untuk

Seminar Akuntansi Pemerintah 20

Page 22: 123650612-Akuntansi

pertama kalinya di 1994 dan 1995. Laporan Akrual Penuh Agency dimasukkan dalam

laporan tahunan mereka dan diaudit. Tahun 1995 Laporan Akrual Konsolidasi

Percobaan dibuat oleh Department of Finance and Deregulation ( DOFAD ). Tahun 1996

dan 1997, Laporan Akrual Konsolidasi dipublikasikan dan diaudit. Pada Tahun 1998 –

1999, audit penuh atas Laporan Akrual Konsolidasi.

Devolusi tanggung jawab, baik dari badan koordinator pusat dan instansi lini, adalah

kerangka oikerja manajemen keuangan yang mendasar di Australia. Oleh karena itu

DOFAD telah menetapkan kendali yang terdefinisi dan terbatas dalam proses migrasi

akrual. DOFAD menetapkan kerangka kebijakan dan kerangka waktu, tetapi agency

memtuskan tentang bagaimana menerapkan pelaporan akrual dalam kerangka kerja itu,

termasuk :

Bagan Akun

Pengenalan sistem akrual

Pelatihan

Identifikasi aset dan kewajiban

Strategi manajemen risiko -

Penilaian kebutuhan informasi keuangan / keterampilan

DOFAD mensyaratkan agency untuk menggunakan akuntansi akrual penuh untuk

laporan tahun 1995. Dalam penerapan akuntansi akrual tersebut, agency dibantu

dengan peraturan-peraturan sebagai berikut:

1. Australian Accounting Standard (AAS) 29 "Financial Reporting by Government

Departments".

2. Guidelines for Accrual Based Statements yang dikeluarkan oleh DOFAD pada tahun

1993.

A Guide to the Use of Accrual Accounting and Reporting by agencies dikeluarkan

oleh Finance pada 1994 yang mencangkup: konsep dasar akuntansi dan pelaporan

keuangan, bagaimana informasi keuangan dapat menjadi relevan dalam pengambilan

keputusan, mengapa laporan agency berbeda dengan sektor privat, dan interpretasi

laporan keuangan.

Permasalahan-permasalahan yang Timbul

Diperlukan waktu belasan tahun untuk menjadikan accrual budgeting and accounting

di Australia dapat dikatakan baik. Proses adopsi penerapan basis akrual ini memakan waktu

yang sangat lama dan meminta adanya dukungan yang kuat dari sistem informasi

manajemen, sumber daya manusia, komitmen kepemimpinan, kapasitas parlemen dan

Seminar Akuntansi Pemerintah 21

Page 23: 123650612-Akuntansi

eksekutif, serta diperlukannya implementasi yang bertahap. Hal-hal inilah yang menjadi

prasyarat kesuksesan implementasi accrual budgeting and accounting.

Dalam proses transisi menuju akuntansi berbasis akrual penuh, pemerintah Australia

mendapati persoalan-persoalan dan kendala selama implementasi. Berikut ini adalah

persoalan-persoalan yang dihadapi :

1. Pengakuan aset dan kewajiban

Pencatatan aset dan kewajiban pada harga pembelian adalah metode paling mudah,

namun permasalahan yang ditemui adalah :

Aset similar dinilai pada jumlah yang berbeda hanya karena mereka mempunyai

tanggal pembelian yang berbeda

Nilai aset dan kewajiban dapat naik dan turun di pasar seperti hutang dan bangunan.

Penilain yang paling baik menggunakan metode current valuation, namun pendekatan ini

juga menemui masalah yaitu :

Nilai berubah-ubah

Saran profesional dibutuhkan untuk menentukan nilai

Beberapa aset seperti warisan budaya, pertahanan dan infrastuktur sulit untuk dinilai

a. Pengakuan aset dan kewajiban – Warisan

Warisan (heritage assets) meliputi bangunan bersejarah, monumen, situs purbakala,

museum, galeri dan kumpulan koleksi. Pengakuan dan penilaian warisan tesebut

menemui kesulitan karena :

Menekankan pada nilai pasar untuk sesuatu yang mempunyai nilai budaya dan

bukan nilai moneter

Warisan memilik siklus hidup yang lama, kadang-kadang ratusan tahun. Nilainya

tidak jatuh dari waktu ke waktu sehingga konsep depresiasi tidak relevan.

Aset ini secara umum tidak diperjualbelikan karena dilindungi undang-undang dan

aset ini tidak mempunyai nilai pengganti ( replacement value )

Pemerintah Australia dalam pengakuan aset warisan ini dengan menerapkan hal-hal

berikut :

Agency diperlukan untuk mengelola aset-aset warisan sehingga aset warisan tidak

jatuh nilainya.

Tidak semua warisan atau item budaya akan memenuhi definisi akuntansi aset

walaupun walaupun mempunyai nilai warisan. Apabila suatu aset warisan dan

budaya

Tak tergantikan dan tidak memiliki harga pasar, tidak mungkin nilainya dapat diukur

secara andal dan dicatat sebagai aset.

Seminar Akuntansi Pemerintah 22

Page 24: 123650612-Akuntansi

Aset warisan dinilai pada nilai wajar, yaitu dimana harga pasar tidak dapat

digunakan, metode penilaian lain digunakan seperti pendekatan pendapatan atau

nilai pengganti yang didepresiasi.

b. Pengakuan aset dan kewajiban – Senjata Pertahanan

Australia baru-baru ini mengadopsi metode kapitalisasi untuk akuntansi senjata

pertahanan setelah sebelumnya memperlakukannya sebagai biaya. Amerika Serikat

mengadopsi pendekatan serupa. Aset militer seperti rumah sakit dasar, sekolah militer

dan perguruan tinggi dikapitalisasi. Namun demikian, masih ada masalah yang tidak

terselesaikan :

Sulit untuk mengkapitalisasi penelitian, terutama bila dilakukan in-house

Sulit untuk menilai kelebihan aset yang dihentikan, penggunaan eksklusif militer atas

spektrum untuk komunikasi dan penggunaan wilayah udara eksklusif.

c. Pengakuan aset dan kewajiban – Aset Infrastruktur

Aset infrastruktur terutama terdiri dari jalan raya dan aset jaringan lainnya. Isu-isu

yang terjadi meliputi:

Aset ini memiliki masa manfaat yang panjang. Oleh karena itu muncul pertanyaan

apakah mereka harus disusutkan

Beberapa negara tidak melakukan depresiasi aset tersebut atas dasar bahwa

pengeluaran pemeliharaan mempertahankan nilai mereka

Pemerintah Australia menilai aset infrastruktur pada nilai wajar sebagai contoh bila

harga pasar di mana tidak dapat digunakan, metode penilaian lain seperti

pendapatan atau pendekatan biaya pengganti terdepresiasi akan digunakan

d. Pengakuan aset dan kewajiban – Komitmen Sosial

Komitmen sosial dari pemerintah meliputi skema asuransi sosial, kesehatan dan

program pendidikan. Haruskah komitmen seperti dicatat sebagai kewajiban? Skema

pensiun untuk pegawai pemerintah jelas merupakan kewajiban pemerintah dan harus

dicatat. Salah satu manfaat besar Australia pindah ke akuntansi akrual adalah

identifikasi skema kewajiban pensiun tidak didanai.

Namun, komitmen lain untuk masyarakat luas umumnya tidak dicatat sebagai

kewajiban karena jika pemerintah mengurangi tingkat tunjangan yang dibayarkan di

masa depan, hal ini akan berakibat tidak adanya tidak lain untuk pengadilan mencari

kerusakan untuk kehilangan manfaat.

Perlakuan pemerintah Australia pada komitmen sosial adalah:

Kewajiban manfaat karyawan, seperti untuk gaji atau pensiun yang belum dibayar,

akan diakui sebelum :

Seminar Akuntansi Pemerintah 23

Page 25: 123650612-Akuntansi

Bila pelayanan disediakan oleh karyawan, atau

Waktu kewajiban yang ditentukan dalam kesepakatan pekerjaan tersebut

Manfaat Karyawan yang diperlukan untuk diukur dan diungkapkan sesuai dengan

AASB 119 Employee Benefits, yaitu kewajiban upah dicatat sebesar nilai yang tidak

didiskontokan dan penentuan aktuaria untuk pensiun dan hak lainnya.

2. Perubahan Budaya

Perubahan budaya diperlukan untuk menerima akuntansi akrual dan reformasi yang

terkait untuk meningkatkan pengambilan keputusan pemerintah. Di Australia model

sektor swasta diterapkan dan tema-tema kunci seperti :

Pengenalan bisnis yang lebih seperti pemerintah menggunakan informasi akrual

Agency harus memenuhi tuntutan pemerintah sebagai pembeli dan pemilik

Finance sebagai Chief Finance Officer

Budaya yang diterapkan di pemerintah yang menyerupai bisnis seperti:

Pembagian tanggung jawab dan akuntanbilitas kepada manager

Budaya kinerja

Peningkatan akuntabilitas eksternal

Informasi akrual yang lebih komprehensif untuk pengambilan keputusan dan

reformasi terkait

Operation Sunlight pada tahun 2005 bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas anggaran dengan cara :

Meningkatkan definisi outcomes dan informasi apropriasi untuk parlemen

Meningkatkan definisi output atas pelaporan khususnya oleh badan-badan dan untuk

pengambilan keputusan oleh pemerintah

Melengkapi outocmes dan output dengan fokus program untuk respon terhadap

tekanan politik dan masyarakat

Meningkatkan presentasi dalam makalah anggaran melalui satu set laporan menurut

AASB1049 yang sejalan dengan Australian Accounting Standards and Government

Finance Statistics (GFS)

Apropriasi kas bersih sehingga lembaga hanya mendapatkan uang tunai yang

dibutuhkan. Hal ini mencegah terjadinya gunggungan kas di instansi dan penciptaan

inefisiensi uang tunai.

Biaya bersih layanan yang menggeser fokus dari keuntungan dan kerugian (hal tidak

masuk akal dalam pemerintahan) menjadi dana apa yang dibutuhkan oleh

pemerintah.

3. Keahlian (skills)

Seminar Akuntansi Pemerintah 24

Page 26: 123650612-Akuntansi

DOFAD dan lembaga lainnya tidak memiliki keterampilan akuntansi yang memadai

sehingga DOFAD melakukan kemitraan jangka panjang dengan sektor swasta.

Pengaturan ini tidak melibatkan konsultan tetapi pengaturan kontrak on-going untuk

memastikan ketentuan layanan berkualitas tinggi

Kemitraan ini memberikan on-the-job training untuk staf dan pelatihan internal

tambahan untuk membangun kapasitas dalam DOFAD

Pegawai pemerintah bertanggung jawab untuk produk final

DOFAD memiliki program pascasarjana sangat diakui hingga menarik lulusan yang

terampil dan mengurangi ketergantungan pada kontraktor

Strategi pelatihan DOFAD dalam memberikan dukungan untuk pengenalan untuk

pelaporan akrual penuh adalah sebagai berikut :

Program dasar akuntansi akrual disampaikan kepada semua lembaga termasuk staf

di wilayah regional.

Pengembangan serangkaian seminar pelatihanberfokus pada peran akuntansi akrual

dalam akuntabilitas dan manajemen.

Membantu dalam pengembangan pelatihan berbasis komputer.

Keterlibatan dalam seminar profil tinggi menggunakan pejabat di tingkat yang sesuai.

Mensponsori serangkaian kelompok diskusi pada lembaga pilot

Menpublikasikan bahan panduan dan teknikal.

4. Sistem IT Informasi Keuangan

Sistem informasi perlu ditingkatkan untuk implementasi akrual. DOFAD telah

menghentikan sistem kas dan membangun sistem akrual. Mungkin lebih baik untuk

mempertahankan sistem kas dan modul baru untuk menghasilkan informasi akrual.

Dengan menghentikan sistem kas, DOFAD kehilangan kemampuannya untuk

menghasilkan informasi kas yang tepat waktu sebagaimana kas berasal dari data akrual.

Pelajaran yang muncul jelas dari negara-negara berbasis akrual adalah untuk

memilih perangkat lunak dan untuk menyesuaikan proses internal dalam pemerintahan

untuk sistem mereka. Masalah muncul dengan sistem DOFAD yang telah dibangun

dengan spesifikasinya dan tidak ada rasionalisasi proses. Terlalu banyak fungsi khusus

dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, cara terbaik adalah menjaga sistem tetap

sederhana dan menggunakan fungsi off the shelf.

5. Komunikasi

Memastikan komunikasi yang memadai atas informasi akrual antara Pemerintah,

Parlemen dan pengguna data keuangan.

Seminar Akuntansi Pemerintah 25

Page 27: 123650612-Akuntansi

Pengalaman di negara-negara yang telah pindah ke akrual telah mengungkapkan

kesenjangan komunikasi dengan media, dan dengan ekstensi masyarakat umum, yang

mengarah pada salah tafsir jumlah akrual.

Memastikan komunikasi yang memadai atas perubahan untuk membantu mencapai

perubahan budaya yang diinginkan dalam pengambilan keputusan pemerintahan.

Hindari kesalahan bahwa model sektor swasta dapat dengan mudah diterapkan

dalam pemerintahan

Menjaga sistem pembayaran kas terpusat untuk memastikan kas dikendalikan

Pelajaran yang Dapat Diambil untuk Penerapan di Indonesia

Pada negara Selandia Baru, penerapan akuntansi berbasis akrual diikuti dengan

penerapan anggaran berbasis akrual. Australia pun sempat melakukan hal tersebut,

sebelum akhirnya mereka menyesal karena penerapan tersebut dianggap tidak worth.

Pelajaran yang dapat diambil oleh Pemerintah Indonesia dari kejadian tersebut

adalah bahwasanya perlu diidentifikasi lebih lanjut, apakah penerapan anggaran berbasis

akrual cukup tepat diterapkan di anggaran Pemerintah Indonesia. Selama ini, hanya dua

negara yang menerapkan akuntansi berbasis akrual sekaligus anggaran berbasis akrual,

yaitu Inggris dan Selandia Baru. Penerapan akuntansi berbasis akrual memang tidaklah

harus selalu diikuti dengan penerapan anggaran berbasis akrual. Anggaran tersebut

dianggap sulit dimengerti oleh para politisi anggota dewan dan stakeholders lainnya

sehingga bisa menimbulkan permasalahan lain. Konsensus negara OECD pun menyatakan

setuju dengan penerapan akuntansi berbasis akrual, namun tidak untuk penerapan

anggaran berbasis akrual.

Adapun untuk mensukseskan penerapan basis akrual di Indonesia, beberapa

langkah yang patut ditiru dari negara Australia yaitu:

1. Menyiapkan sistem akuntansi dan IT based system yang andal

2. Komitmen kuat dari pimpinan

3. Menyediakan SDM yang kompeten

4. Mengantisipasi resistensi terhadap perubahan

5. Menyiapkan tahapan-tahapan implementasi dengan matang

6. Melakukan perubahan budaya kerja yang menyerupai bisnis:

Pembagian tanggung jawab dan akuntanbilitas kepada manager

Budaya kinerja

Peningkatan akuntabilitas eksternal

Informasi akrual yang lebih komprehensif untuk pengambilan keputusan dan

reformasi terkait

Seminar Akuntansi Pemerintah 26

Page 28: 123650612-Akuntansi

7. Memastikan adanya komunikasi yang memadai, baik di internal pemerintahan maupun

dengan pihak eksternal

D. Isu-Isu dan Tantangan Implementasi Akrual pada Negara Amerika Serikat

Pada mulanya, untuk melaksanakan aktivitas sektor publik, berbagai negara masih

menggunakan basis kas. Kemudian, di awal tahun 1990-an, mulai muncul laporan keuangan

dan anggaran yang menggunakan basis akrual pertama di dunia, yaitu di New Zealand.

Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan besar dalam penggunaan basis

akuntansi, yaitu dari basis kas menuju (menjadi) basis akrual di negara-negara anggota

OECD (Organization for Economic Cooperation and Development).

Namun demikian, tingkat penerapan basis akrual di negara-negara tersebut berbeda-

beda. Hongaria menggunakan basis kas penuh. Austria memperkenalkan basis akuntansi

akrual sebagian. Pemerintah Austria mengakui aktiva tanpa penyusutan, sementara

pendapatan dan pengeluaran diakui secara akrual. Dua negara di Eropa Timur; Ceko dan

Lithuania, menggunakan akuntansi akrual untuk aktiva tetap dan investasi, tetapi tidak untuk

pendapatan pajak mereka.

Di Amerika Serikat, basis akrual berlaku di tingkat pusat sejak tahun 1997, setelah

adanya Chief Financial Officers Act tahun 1990. Di tingkat lokal sendiri, proses perubahan

basis dari kas menjadi akrual masih berjalan.

Latar belakang pemerintah Amerika Serikat berpindah ke akuntansi berbasis akrual

antara lain :

Pada pemerintah negara bagian/lokal : tidak dapat digunakannya FASB yang

merupakan pedoman akuntansi swasta di Amerika untuk digunakan dalam sektor

publik dikarenakan beberapa alasan. Oleh karena itu, dibentuklah GASB yang yang

bertugas untuk menyusun dan memutakhirkan standar akuntansi untuk pemerintah

negara bagian dan lokal, hingga saat ini.

Pada pemerintah federal : adanya Undang-Undang Chief Financial Officer (CFO)

yang mengharuskan pemerintah federal (Termasuk unit komponen) untuk

mengeluarkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit. Sehingga dibentuklah

FASAB (Federal Accounting Standards Advisory Board) yang bertugas untuk menyusun dan

memutakhirkan standar akuntansi untuk pemerintah federal.

Isu-Isu Seputar Transisi Penggunaan Basis Akrual Di Amerika

Seminar Akuntansi Pemerintah 27

Page 29: 123650612-Akuntansi

Penggunaan basis akrual di Amerika Serikat bukanlah dilakukan tanpa alasan.

Selain dikarenakan Amerika merupakan anggota OECD yang sebagian besar anggota

lainnya juga sudah menerapkan basis akrual, Amerika sendiri membutuhkan suatu basis

yang bisa mengakomodir semua informasi keuangan di laporan keuangannya. Basis akrual

sangat bisa mewujudkan hal itu.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai isu-isu terkait penerapan basis akrual di

Amerika Serikat:

1. Bentuk Pemerintahan/Negara

Seperti kita ketahui bahwa sistem pemerintahan di Amerika Serikat itu berbeda

dengan negara-negara lain dimana dalam satu negara Amerika Serikat terdiri dari 50 an

negara bagian. Permasalahan awal mengenai akuntansi timbul ketika tahun 1948

pemerintah Amerika tidak memiliki suatu standar yang mengatur mengenai bagaimana

prinsip laporan keuangan pemerintah negara bagian dapat diterima oleh pemerintah

federal. Alih-alih prinsip/standar akuntansi yang dapat diterima pemerintah federal,

pemerintah negara bagian sendiri bahkan tidak memiliki standar akuntansi. Akibatnya,

lebih dari 30.000 pemerintah daerah memiliki setidaknya satu masalah utang publik yang

luar biasa, dengan total yang lebih dari $ 1,5 triliun (data dari Department of Commerce,

Bureau of the Census, 2004).

Kenyataan tersebut membuat dewan Amerika Serikat berpendapat bahwa negara

tersebut memerlukan standar akuntansi yang baik dan basis akuntansi yang tepat.

Melihat keberhasilan New Zealand dalam menerapkan basis akrual, yang ternyata

terbukti dapat mengungkapkan informasi keuangan negara dengan lebih akurat,

membuat Amerika Serikat juga tertarik untuk melakukan hal yang sama. Tetapi karena

sekali lagi bentuk pemerintahan di Amerika Serikat itu berbeda, maka yang diterapkan

hingga saat ini pada akuntansi laporan keuangannya adalah modified Accrual Basis,

basis akrual yang disesuaikan dengan keadaan negara yang bersangkutan.

2. Dukungan Pemerintah dan Sumber Daya Manusia

Akuntansi basis akrual memang dikenal paling susah penerapannya dibanding

basis yang lain. Basis ini membutuhkan data dan informasi yang sangat akurat dan benar

terkait dengan transaksi keuangan yang terjadi. Walaupun begitu, GAAP berpendapat

bahwa akuntansi basis akrual merupakan basis yang sangat bagus bila digunakan dalam

menyajikan laporan keuangan. Dan untungnya adalah bahwa kondisi SDM di Amerika

Serikat sangat siap dalam mendukung perubahan ini. Kemampuan dan keahlian SDM,

ditambah dengan semangat pemerintah untuk melakukan perubahan, membuat

penerapan basis akrual tidak menemui hambatan yang berarti.

Seminar Akuntansi Pemerintah 28

Page 30: 123650612-Akuntansi

Penggunaan basis akrual di Amerika Serikat terbukti bisa menunjukkan surplus

atau defisit keuangan dengan lebih akurat. Akibatnya pemerintah pun lebih mudah dalam

menentukan kebijakan keuangan ke depannya dan bisa memroyeksikan kemajuan

pemerintahan dengan lebih akurat.

3. Isu Anggaran akrual

Penganggaran memiliki peranan yang sangat penting pada keuangan suatu

negara. Walaupun nilainya biasanya ditentukan oleh faktor politis dan kebutuhan negara

tersebut, tetapi metode yang digunakan dalam penganggaran juga harus diperhatikan

benar-benar, karena ini menyangkut informasi yang akan disediakan bagi pembuat

kebijakan. Di samping itu, karena proses penganggaran juga harus melihat faktor

akuntabilitas dan transparansi, maka cara pengukuran yang tepat akan berpengaruh

signifikan terhadap keputusan secara keseluruhan. Sehingga pemilihan metode yang

tepat dalam penganggaran dianggap lebih penting daripada proses penganggarannya itu

sendiri.

Penganggaran di Amerika Serikat (GAO, 2011) sebenarnya tidak menganut basis

akrual maupun kas murni. Sistem yang digunakan lebih berbasis pada kewajiban hukum

atau komitmen selama suatu periode. Tiga tahapan dalam penganggaran di Amerika

Serikat adalah:

- Kongres menentukan otoritas anggaran di awal sebelum pemerintah dapat

menyusun pengeluaran.

- Pejabat pemerintah yang menyusun pengeluaran terikat dengan perjanjian

legal yang mengikat secara hukum.

- Pengeluaran pemerintah dilakukan sesuai perjanjian tersebut.

Bisa dikatakan bahwa basis tersebut merupakan basis kas modifikasi. Untuk

beberapa program di Amerika Serikat memang sudah menggunakan anggaran berbasis

akrual, tetapi selebihnya tetap menggunakan basis kas modifikasi.

Beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat telah berupaya untuk meningkatkan

managemen keuangan sektor publik yang selaras dengan prinsip transparansi dan

akuntabilitas. Upaya ini telah menuntut adanya kebutuhan akan informasi keuangan

lengkap dan handal. Karena basis akuntansi yang digunakan adalah basis akrual

sedangkan anggarannya menggunakan basis kas modifikasi, maka tantangan terbesar

dari Amerika Serikat adalah bagaimana mengintegrasikan kedua hal tersebut dengan

efektif dan efisien sehingga dapat memberikan informasi keuangan yang bisa

mendukung pemerintah dalam membuat kebijakan ekonomi yang tepat dan akurat.

Pemerintah Amerika Serikat telah belajar banyak dari pengalaman negara-negara

OECD yang lebih dulu menerapkan basis akrual untuk anggarannya, seperi New

Seminar Akuntansi Pemerintah 29

Page 31: 123650612-Akuntansi

Zealand. Hal itu bisa menjadi masukan untuk mencari cara terbaik dalam meningkatkan

performa penganggaran dalam jangka panjang.

Tetapi sekali lagi, karena bentuk pemerintahannya yang unik dan berbeda dengan

negara lain, pemerintah Amerika Serikat tidak bisa serta merta menerapkan anggaran

berbasis akrual secara gegabah. Karena penggunaan yang sistem yang sama di dua

negara berbeda yang memiliki sistem pemerintahan dan sistem dasar yang berbeda, bisa

menyebabkan hasil yang berbeda pula. Oleh karena itu harus dicari dulu bentuk yang

tepat dan sesuai dengan keadaan sistem pemerintahan, baru diterapkan. Itulah yang

dilakukan pemerintahan Amerika Serikat hingga saat ini.

4. Spesific Accounting Issue

Sejak tahun 1999 basis akrual secara resmi digunakan di Amerika Serikat,

pemerintah memberikan waktu untuk mengevaluasi penggunaan basis akrual. Setelah 6

tahun penggunaan ternyata masih ada beberapa masalah terkait penerapan basis akrual

ini. Masalah-masalah yang dihadapi di Amerika Serikat antara lain :

Capital Asset

Amerika Serikat tidak melaporkan penyusutan aktiva tetap. Oleh karena itu,

pemerintah harus mencatat dokumen saat aktiva tersebut diperoleh (banyak

pemerintah tidak memiliki informasi ini dalam sistem keuangan mereka), dan

menentukan masa manfaat aset tersebut.

Namun GASB mendorong pemerintah untuk menilai masa manfaat

berdasarkan pengalaman masing-masing pemerintah negara bagian. Misalnya,

aktiva tetap, seperti jalan, di satu wilayah negara bagian mungkin lebih lama atau

lebih pendek masa manfaatnya dari jenis aset yang sama di negara bagian lain.

Klasifikasi

Isu lain yang dianggap sebagai bermasalah adalah tentang klasifikasi akun.

GASB memperkenalkan beberapa kategori dana, dimana pemerintah diharusnya

untuk menganalisis akunnya sebelum menempatkan dana dan menentukan

klasifikasi dengan tepat.

Klasifikasi keputusan teknis ini tidak salah, namun banyaknya jumlah

keputusan yang harus dibuat ternyata cukup memakan waktu. Keputusan yang

harus dibuat mencakup penentuan apakah pendapatan pemerintah harus dilaporkan

sebagai pendapatan program atau sebagai pendapatan umum. Jika penghasilan

ditentukan untuk menjadi pendapatan program, itu harus dilaporkan dalam program

Seminar Akuntansi Pemerintah 30

Page 32: 123650612-Akuntansi

yang sesuai. Aktiva bersih juga perlu diklasifikasikan menjadi tiga kategori: capital

asset, net of related debt; restricted net asset (dibagi antara pembatasan permanen

dan sementara), dan unrestricted.

Akibat dari banyaknya klasifikasi akun yang ternyata membuat pusing

beberapa negara bagian, akhirnya banyak pemerintah negara bagian/lokal memilih

untuk mempertahankan sistem akuntansi mereka yaitu akrual dimodifikasi atau

anggaran dasar selama tahun dan kemudian membuat penyesuaian akrual berbagai

reklasifikasi pada akhir periode pelaporan.

Eliminasi/Penghapusan

Untuk pemerintah Amerika yang sebelumnya tidak pernah membuat entity

wide financial statement, eliminasi adalah menjadi tantangan baru. Ini adalah hasil

dari metode yang sebelumnya dikenalkan dalam government wide financial

statement, yaitu penggunaan dua kolom dan informasi yang fokus pada cost on

service. Karena penggunaan dua kolom hanya memisahkan informasi antara

pemerintah dan aktifitas bisnis, maka tidak semua aktifitas di dalam suatu entitas

bisa dipisahkan dengan sempurna.

MDA (Management Discussion and Analysis)

MDA dimaksudkan untuk menjadi analisis bias, objektif, dan faktual dari

posisi keuangan pemerintah dan perubahannya untuk periode tersebut. Tantangan

terbesar adalah mempersiapkan MDA yang berfokus pada informasi positif dan

meminimalkan informasi negatif. Kurangnya informasi pada MDA tidak akan

mempengaruhi opini auditor. Tetapi karena ini sudah disyaratkan dalam laporan

keuangan negara bagian dan lokal, sesuai dengan GASB Statement 34, maka MDA

harus selalu dicantumkan. Dan tantangannya adalah bagaimana membuat MDA

tetap menjadi sumber informasi yang kredibel dan berguna.

Batas waktu pelaporan laporan keuangan

Batas waktu pelaporan laporan keuangan belum diatur oleh GASB, namun

sampai saat ini pemerintah Amerika selalu berupaya agar laporan keuangan dapat

selesai dalam jangka waktu 6 bulan agar informasi yang dihasilkan lebih handal.

Seminar Akuntansi Pemerintah 31

Page 33: 123650612-Akuntansi

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Peralihan dari basis kas ke akrual yang terjadi di beberapa negara tidak dilakukan secara

langsung, tetapi melalui tahapan-tahapan, contohnya seperti yang terjadi di Indonesia,

dimana implementasi akuntansi akrual terjadi melakukan transisi mulai dari basis kas,

basis kas menuju akrual dan diharapkan pada tahun 2015 sudah full accrual.

2. Isu dan tantangan yang timbul dalam implementasi akuntansi akrual sangat terkait

dengan :

Dorongan dan motivasi suatu negara dalam implementasi akuntansi akrual;

Kondisi sumber daya yang ada ada baik sumber daya manusia maupun sumber

daya informasi teknologi yang ada;

Situasi sosial politik, kekuasaan maupun struktur pemerintahan suatu negara;

3. Isu akuntansi yang timbul terkait dengan impelementasi akuntansi akrual yang terjadi

dalam pelaksanaannya, akuntansi akrual agak sedikit sulit untuk diterapkan secara

penuh hal ini terkait pengakuan transaksi ekonomi yang terjadi tetapi belum ada bukti kas

yang diterima dan juga pengukuran terhadap suatu aset yang sulit untuk ditentukan nilai

ekonominya. Seperti pengakuan pendapatan yang mana susah untuk ditentukan dan

juga pengukuran terhadap nilai aset yang memiliki nilai sejarah.

Seminar Akuntansi Pemerintah 32

Page 34: 123650612-Akuntansi

DAFTAR PUSTAKA

1. Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara.Sekretariat Negara. Jakarta

2. Mulyana, Budi. Penggunaan Akuntansi Akrual di Negara-Negara Lain: Tren di Negara-

Negara Anggota OECD. http://sutaryofe.staff.uns.ac.id/files/2011/10/Akuntansi-berbasis-

akrual.pdf (diakses 15 Desember 2012)

3. Widjajarso, Bambang. Penerapan Basis Akrual pada Akuntansi Pemerintah Indonesia:

Sebuah Kajian Pendahuluan. http://sutaryofe.staff.uns.ac.id/files/2011/10/Akuntansi-

berbasis-akrual.pdf (diakses 15 Desember 2012)

4. Suryanovi, Sri. Kajian Basis Akrual dalam Akuntansi Pemerintahan Indonesia:

Kontroversinya Berdasarkan Perspektif Peraturan Perundang-Undangan

http://sutaryofe.staff.uns.ac.id/files/2011/10/Akuntansi-berbasis-akrual.pdf (diakses 15

Desember 2012)

5. Harun,H. 2012. Public Sector Accounting Reforms In The Indonesian Post-Suharto Era.

University of Waikato. New Zealand

6. http://www.depdagri.go.id/basis-data/2010/01/28/daftar-provinsi (diakses tanggal 5

Januari 2013)

Seminar Akuntansi Pemerintah 33