[123doc.vn] laporan praktik kerja profesi apoteker farmasi rumah sakit di rumah sakit umum pusat...
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
1/76
LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESIFARMASI RUMAH SAKIT
DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK
MEDAN
Disusun Oleh:Maria Ulfa, S.Farm.
NIM 123202026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKERFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN
2013
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
2/76
Lembar Pengesahan
LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
FARMASI RUMAH SAKIT
di
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelarApoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun Oleh:Maria Ulfa, S. Farm.
NIM 123202026
Pembimbing,
Drs. Rasmadin Muktar, M.S., Apt. Dra. Dekat Meliala., Apt. NIP 194909101980031002 NIP 195702041992032001Staf Pengajar Fakultas Farmasi USU Staf IFRS RSUP H. Adam
MalikMedan Medan
Medan, Juli 2013Fakultas FarmasiUniversitas Sumatera UtaraDekan,
NIP 195311281983031002Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
3/76
RINGKASAN
Telah selesai dilakukan Praktik Kerja Profesi (PKP) farmasi rumah sakit diRumah Sakit Pusat Haji Adam Malik. PKP ini bertujuan untuk memberikan pembekalan, keahlian dan keterampilan kepada calon apoteker dalam mengelola perbekalan farmasi di rumah sakit dan melihat secara langsung peran apotekerdalam pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Praktek Kerja Profesi inidilaksanakan pada tanggal 13 Mei s/d 26 Juni 2013 dengan jumlah jam efektif 7
jam per hari.Kegiatan PKP di rumah sakit dilakukan untuk mengetahui fungsi dan tugas
rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,mengetahui peran Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam menunjang pelayanankesehatan di rumah sakit, mengetahui peran apoteker dalam mengelola perbekalan
farmasi mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obatkepada pasien serta pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien,melakukan peninjauan ke semua Depo farmasi untuk melihat sistem distribusiobat dan perbekalan kesehatan kepada pasien di rumah sakit, melaksanakan
pelayanan informasi obat (PIO) dan konseling kepada pasien rawat jalan diapotek, melakukan visite ke ruang ICU anak untuk melakukan pengkajian
penggunaan obat secara rasional.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
4/76
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan praktik kerja profesi di Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Tujuan dilaksanakannya praktik
kerja profesi di rumah sakit adalah untuk memahami peran apoteker di rumah
sakit dalam menunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah sakit.
Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra.
Dekat Meliala, Apt., dan Bapak Drs. Rasmadin Muktar, M.S., Apt., selaku dosen
pembimbing yang telah memberi motivasi dan membimbing penulis dengan
penuh kesabaran dan tanggung jawab selama praktik kerja profesi hingga
selesainya penulisan laporan ini.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak dr. Dr. Lukmanul Hakim Nasution, Sp.KK., selaku Direktur Utama
RSUP H. Adam Malik.
2. Ibu dr. Purnamawati, MARS., PLT (Pelaksana Tugas) Direktur Medik dan
Keperawatan RSUP H. Adam Malik.
3. Ibu dr. Purnamawati, MARS., selaku Direktur SDM dan Pendidikan RSUP
H. Adam Malik.
4. Bapak Syamsuddin Angkat, S.H., S.E., selaku Direktur Umum dan
Operasional RSUP H. Adam Malik.
5. Bapak Drs. Bastian, M.M., selaku Direktur Keuangan RSUP H. Adam
Malik.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
5/76
6. Ibu Dra. Hj. Isma Sani Pane, M.Si., Apt., selaku Kepala Instalasi Farmasi
RSUP H. Adam Malik.
7.
Ibu Dra. Dekat Meliala., Apt., selaku kepala Depo Farmasi IATI RSUP H.
Adam Malik.
8. Ibu Dra. Nurminda Silalahi, M.Si., Apt., selaku Kepala Pokja Farmasi
Klinis RSUP H. Adam Malik.
9. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas
Farmasi USU.
10. Bapak Drs. Wiryanto, M.S., Apt., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
ProfesiApoteker Fakultas Farmasi USU.
Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus tiada
terhingga Khusus kepada Ayahanda Nurdin Yusuf dan Ibunda Sukarni tercinta
atas do’a, dukungan, motivasi dan perhatian yang tiada hentinya kepada penulis.
Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
kita semua dan khususnya demi pengembangan ilmu pengetahuandi bidang
Farmasi.
Medan, Juli 2013
Penulis,
Maria Ulfa, S.Farm.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
6/76
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ..................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
RINGKASAN .......................................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT ..................................... 5
2.1 Rumah Sakit ............................................................................ 5
2.1.1 Definisi Rumah Sakit ....................................................... 5
2.2.2 Visi dan Misi Rumah Sakit ……………………………. . 5
2.1.3 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ....................................... 5
2.1.4 Klasifikasi dan Struktur Organisasi Rumah Sakit ........... 6
2.1.4.1 Klasifikasi Rumah Sakit … ................................ 6
2.1.4.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit ...................... 8
2.2 Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) ........................................... 8
2.3 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) ..................................... 10
2.3.1 Struktur Organisasi IFRS ……………………………… . 11
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
7/76
2.3.2 Tugas dan Fungsi IFRS ……………………………….. 11
2.3.3 Pengelolaan Perbekalan Farmasi .................................... 12
2.3.1.1 Pemilihan ……………………………………... . 12
2.3.1.2 Perencanaan …………………………………... . 13
2.3.1.3 Pengadaan ……………………………………... 13
2.3.1.4 Produksi ……………………………………... .. 13
2.3.1.5 Penerimaan …………………………………... .. 14
2.3.1.6 Penyimpanan ………………………………... ... 14
2.3.1.7 Pendistribusian ………………………………... 14
2.3.2 Pelayanan Farmasi Klinis ............................................... 15
2.4 Instalasi Central Sterile Supply Department (CSSD) ............... 22
BAB III TINJAUAN KHUSUS RSUP H. ADAM MALIK MEDAN .... 25
3.1 Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan ................. 25
3.1.1 Visi dan Misi RSUP H. Adam Malik Medan …………. 25
3.1.2 Tugas dan Fungsi RSUP H. Adam Malik Medan .......... 26
3.1.3 Falsafah dan Motto RSUP H. Adam Malik Medan ........ 26
3.1.4 Struktur Organisasi RSUP H. Adam Malik ................... 27
3.1.4.1 Direktur Utama ………………………………... 27
3.1.4.2 Direktur Medik dan Keperawatan ……………. . 273.1.4.3 Direktur SDM dan Pendidikan ……………….. . 28
3.1.4.4 Direktur Keuangan …………………………… . 28
3.1.4.5 Direktur Umum dan Operasional …………….. . 29
3.1.4.6 Komite Medik dan PFT ………………………. . 30
3.2 Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik Medan ..................... 31
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
8/76
3.2.1 Tugas dan Fungsi IFRS H. Adam Malik ........................ 32
3.2.2 Struktur Organisasi IFRS H. Adam Malik ……………. 33
3.2.2.1 Kepala Instalasi Farmasi ……………………… 33
3.2.2.2 Wakil Kepala Instalasi Farmasi ………………. 34
3.2.3.3 Tata Usaha Farmasi ………………………… .... 34
3.2.2.4 Kelompok Kerja ................................................. 34
3.2.2.4.1 Pokja Perencanaan, Pelaporan
dan Evaluasi ....................................... 34
3.2.2.4.2 Pokja Perbekalan ................................. 35
3.2.2.4.3 Pokja Farmasi Klinis ............................ 38
3.2.2.4.4 Pokja Apotek I ..................................... 39
3.2.2.4.5 Pokja Apotek II .................................... 41
3.2.2.5 Depo Farmasi ...................................................... 42
3.2.2.5.1 Depo Farmasi IGD .............................. 42
3.2.2.5.2 Depo Farmasi Rindu A ........................ 43
3.2.2.5.3 Depo Farmasi Rindu B ........................ 44
3.2.2.5.4 Depo Farmasi IATI .............................. 45
3.2.2.5.5Depo Farmasi IBP ................................ 46
3.3 Instalasi Central Sterilized Supply Department (CSSD) ........... 47BAB IV PEMBAHASAN…………………………………… ................ . 50
4.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi .............................................. 50
4.1.1 Penyimpanan .................................................................. 50
4.2 Pelayanan Farmasi Klinis …………………………………… . 50
4.3 Pokja Apotek I .......................................................................... 51
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
9/76
4.4.Pokja Apotek II ......................................................................... 52
4.5 Depo Farmasi Rindu A ............................................................. 52
4.6 Depo Farmasi Rindu B ………………………………………. 53
4.7 Depo Farmasi IATI ………………………………………. ...... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 58
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 58
5.2 Saran ......................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 60
LAMPIRAN ............................................................................................. 61
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
10/76
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi FarmasiRSUP H. Adam Malik .......................................................... 33
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Instalasi Central Sterilized Supply Departement (CSSD) RSUP H. Adam Malik ....................... 48
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
11/76
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Struktur Organisasi RSUP H. Adam Malik Medan .............. 61
Lampiran 2. Blanko Pelaporan Monitoring Efek Samping Obat(MESO) ................................................................................. 62
Lampiran 3. Format Lembar Pelayanan Informasi Obat ........................ 64
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
12/76
RINGKASAN
Telah selesai dilakukan Praktik Kerja Profesi (PKP) farmasi rumah sakit diRumah Sakit Pusat Haji Adam Malik. PKP ini bertujuan untuk memberikan pembekalan, keahlian dan keterampilan kepada calon apoteker dalam mengelola perbekalan farmasi di rumah sakit dan melihat secara langsung peran apotekerdalam pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Praktek Kerja Profesi inidilaksanakan pada tanggal 13 Mei s/d 26 Juni 2013 dengan jumlah jam efektif 7
jam per hari.Kegiatan PKP di rumah sakit dilakukan untuk mengetahui fungsi dan tugas
rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,mengetahui peran Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam menunjang pelayanankesehatan di rumah sakit, mengetahui peran apoteker dalam mengelola perbekalan
farmasi mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obatkepada pasien serta pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien,melakukan peninjauan ke semua Depo farmasi untuk melihat sistem distribusiobat dan perbekalan kesehatan kepada pasien di rumah sakit, melaksanakan
pelayanan informasi obat (PIO) dan konseling kepada pasien rawat jalan diapotek, melakukan visite ke ruang ICU anak untuk melakukan pengkajian
penggunaan obat secara rasional.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
13/76
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu keadaan sejahtera sempurna yang lengkap
meliputi kesejahteraan fisik, mental dan sosial bukan semata-mata bebas dari
penyakit dan atau kelemahan. Selain itu, seseorang dengan kesehatan yang baik
adalah apabila seseorang mampu produktif (Mubarak dan Nurul, 2009).
Kesehatan harus diwujudkan melalui pembangunan yang
berkesinambungan. Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari
pembangunan sumber daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan
mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah
bangsa yang mempunyai derajat kesehatan yang tinggi (Adisasmito, 2008).
Dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat
pemerintah dan atau masyarakat melakukan berbagai upaya kesehatan, yang
kemudian diwujudkan dalam satu sarana atau pelayanan kesehatan. Pada saat ini,
tuntutan terhadap pelayanan kesehatan semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya teknologi, pengetahuan, dan ekonomi masyarakat. Dampak dari
kemajuan ini juga mempengaruhi sistem pelayanan di Rumah Sakit hal inimenyebabkan makin meningkatnya pula kebutuhan masyarakat terhadap salah
satunya yaitu pelayanan kefarmasian ( Depkes RI, 2009).
Pelayanan kefarmasian merupakan bagian dari pelayanan di rumah sakit
yang mengalami peningkatan dengan melakukan perubahan sedikit demi sedikit,
yang awalnya berorientasi pada produk ( product oriented) menjadi berorientasi
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
14/76
pada pasien (patient oriented). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan bagi masyarakat luas sehingga kualitas hidup meningkat. Dengan
demikian, untuk mewujudkan perlu dilakukan suatu upaya yaitu, dengan cara
peningkatan kualitas tenaga kesehatan, adanya sistem pelayanan yang
terorganisasi dengan baik dan ditunjang oleh sarana kesehatan yang memadai.
Menurut udang-undang kesehatan No. 36 tahun 2009, pasal 3
pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Hal ini mempunyai arti
yang besar bagi pembangunan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia
dan merupakan modal yang potensial bagi pelaksanaan pembangunan nasional
(Depkes RI, 2009).
Rumah sakit merupakan salah satu unit pelaksanaan pelayanan kesehatan
yang berfungsi untuk menyelenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan, kesehatan ( promotif) , pencegahan penyakit
( preventif) , penyembuhan ( rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan yang diselenggarakan oleh rumah sakit
meliputi pelayanan medis, penunjang medis, keperawatan, rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan (Depkes RI, 2004).
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik memiliki status Badan
Layanan Umum (BLU) sebagai Rumah Sakit tipe A. RSUP Adam Malik
berkewajiban menyelenggarakan kegiatan jasa pelayanan, pendidikan dan
pelatihan serta usaha di bidang kesehatan lainnya yang bertujuan untuk
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
15/76
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang berorientasi pada penderita.
Salah satu bentuk pelayanan penunjang medis adalah pelayanan farmasi yang
diselenggarakan oleh instalasi farmasi rumah sakit (Depkes RI, 2004).
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu unit atau fasilitas di
rumah sakit yang merupakan tempat dilakukannya semua kegiatan kefarmasian
yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri. Kegiatan yang dilakukan
oleh IFRS meliputi penyediaan perbekalan farmasi, peracikan, penyaluran obat
kepada pasien, pemberian informasi mengenai obat (PIO) serta pengawasan
penggunaan obat. IFRS dipimpin oleh seorang apoteker yang bertanggung jawab,
kompeten, professional, berpengalaman dan dibantu oleh sejumlah staf sesuai
dengan keahliannya (Depkes RI, 2004).
Apoteker sebagai tenaga profesi di rumah sakit memiliki peran yang cukup
penting dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, terutama dalam bidang
kefarmasian. Agar dalam memberikan pelayanan kefarmasian dengan baik di
rumah sakit seorang apoteker harus memiliki kemampuan professional yang baik
dan pengetahuan yang memadai serta berorientasi kepada kepentingan pasien,
maka perlu diselenggarakan suatu pelatihan Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) bagi calon Apoteker dengan cara mengamati secara langsung seluruh
kegiatan yang dilakukan di rumah sakit terutama di instalasi farmasi. Berdasarkanhal tersebut, maka Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara berkerja sama
dengan Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik untuk menyelenggarakan
Program Praktek Kerja Profesi di Rumah Sakit.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
16/76
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktik kerja profesi di rumah sakit adalah:
a. Memahami peran apoteker di rumah sakit secara umum dan di instalasi
farmasi rumah sakit secara khusus.
b. Memahami tugas pokok setiap unit pelayanan kefarmasian di RSUP Adam
Malik Medan.
c. Memahami proses evaluasi perbekalan farmasi melalui Sistem Informasi
Rumah Sakit (SIRS).
d. Meningkatkan rasionalitas penggunaan obat dengan melaksanakan
beberapa aplikasi pelayanan farmasi klinis.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
17/76
BAB II
TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT
2.1 Rumah Sakit
2.1.1 Definisi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 pasal 1 tentang rumah
sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
2.1.2. Visi dan Misi Rumah Sakit
Visi rumah sakit merupakan pernyataan untuk mengkomunikasikan sifat
dari keberadaan rumah sakit, berkenaan dengan maksud, lingkungan
usaha/kegiatan dan kepemimpinan kompetitif; memberikan kerangka kerja yang
mengatur hubungan antara rumah sakit dan “ stakeholders” utamanya, dan untuk
menyatakan tujuan luas dari unjuk kerja rumah sakit.
Misi merupakan suatu pernyataan singkat dan jelas tentang alasan
keberadaan rumah sakit, maksud, atau fungsi yang diinginkan untuk memenuhi
pengharapan dan kepuasan konsumen dan metode utama untuk memenuhi maksud
tersebut (Siregar dan Amalia, 2004). 2.1.3. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Berdasarkan UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 3,
dinyatakan bahwa rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas tersebut, rumah
sakit mempunyai fungsi:
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
18/76
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna sesuai kebutuhan medis.
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan (Depkes RI, 2009).
2.1.4 Klasifikasi dan Struktur Organisasi Rumah Sakit
2.1.4.1 Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 pasal 18 Tahun
2009, rumah sakit diklasifikasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Berdasarkan jenis pelayanan
i. Rumah sakit umum, memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang
dan jenis penyakit.
ii. Rumah sakit khusus, memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau
satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,
organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
b. Berdasarkan pengelolaannya, terdiri atas:
i. Rumah sakit publik, dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
dan badan hukum yang bersifat nirlaba.
ii. Rumah sakit privat, dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang
berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.
c.
Berdasarkan kepemilikan
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
19/76
i. Rumah sakit pemerintah, terdiri dari:
(a) rumah sakit yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan
(b) rumah sakit Pemerintah Daerah
(c) rumah sakit Militer
(d) rumah sakit BUMN
ii. Rumah sakit swasta yang dikelola oleh masyarakat.
d. Berdasarkan afiliasi pendidikan, terdiri atas 2 jenis, yaitu:
i. rumah sakit pendidikan, yaitu Rumah Sakit yang telah memenuhi standar
rumah sakit pendidikan, ditetapkan oleh Menteri setelah berkoordinasi
dengan Menteri yang membidangi urusan pendidikan. Rumah Sakit ini
menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang
pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan
pendidikan kesehatan lainnya.
ii. rumah sakit non pendidikan, yaitu Rumah Sakit yang tidak memenuhi
standar rumah sakit pendidikan.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009,
pasal 24 rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan
fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit.
Klasifikasi rumah sakit umum adalah sebagai berikut:
1 Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat)
spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua belas)
spesialis lain dan 13 (tiga belas) subspesialis.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
20/76
2 Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat)
spesialis dasar, 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis
lain dan 2 (dua) subspesialis dasar.
3 Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat)
spesialis dasar dan 4 (empat) spesialis penunjang medik.
4 Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) spesialis
dasar (Depkes RI, 2009).
2.1.4.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit
Berdasarkan Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
pasal 33, organisasi rumah sakit paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit
atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur
penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal serta administrasi
umum dan keuangan.
2.2 Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)
Menurut Kepmenkes RI No.1197/MenKes/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) adalahorganisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara para staf medis dengan
staf farmasi, sehingga anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-
spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari Farmasi Rumah
Sakit, serta tenaga kesehatan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
21/76
Tujuan Panitia Farmasi dan Terapi antara lain:
a. Menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat
serta evaluasinya
b. Melengkapi staf profesional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru
yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan
kebutuhan.
Menurut Kepmenkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004, Fungsi dan Ruang
Lingkup Panitia farmasi dan Terapi adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan merevisinya.
b. Panitia Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau
menolak produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf
medis.
c. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang
termasuk dalam kategori khusus.
d. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap
kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di
rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.
e. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan
mengkaji medical record dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi.
f.
Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.
g. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis
dan perawat.
Panitia farmasi dan terapi memiliki beberapa kewajiban, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
22/76
a. Memberikan rekomendasi pada pimpinan rumah sakit untuk mencapai budaya
pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional.
b. Mengkoordinir pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, formularium rumah
sakit, pedoman penggunaan antibiotika dan lain-lain.
c. Melaksanakan pendidikan dalam bidang pengelolaan dan penggunaan obat
terhadap pihak-pihak terkait.
d. Melaksanakan pengkajian pengeloalaan dan penggunaan obat dan memberikan
umpan balik atas hasil pengkajian tersebut.
2.3 Instalasi Farmasi Rumah Sakit IFRS)
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu departemen atau unit
di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh
beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, tempat atau fasilitas
penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan
kefarmasian, yang terdiri atas pelayanan menyeluruh, mencakup perencanaan,
pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan kesehatan/sediaan farmasi,
dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita rawat tinggal dan rawat jalan,
pengendalian mutu, dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh
perbekalan kesehatan di rumah sakit, serta pelayanan farmasi klinis umum dan
spesialis, mencakup pelayanan langsung pada penderita dan pelayanan klinik yang
merupakan program rumah sakit secara keseluruhan (Siregar dan Amalia, 2003).
2.3.1 Struktur Organisasi IFRS
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
23/76
Menurut Kepmenkes Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, bagan organisasi adalah bagan yang
menggambarkan pembagian tugas, koordinasi dan kewenangan serta fungsi.
Kerangka organisasi minimal mengakomodasi penyelenggaraan pengelolaan
perbekalan, pelayanan farmasi klinik dan manajemen mutu, dan harus selalu
dinamis sesuai perubahan yang dilakukan yang tetap menjaga mutu sesuai
harapan pelanggan. Struktur organisasi minimal di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
yaitu :
1. Administrasi Farmasi
2. Pengelolaan perbekalan farmasi
3. Pelayanan farmasi klinik
4. Manajemen mutu
2.3.2 Tugas dan Fungsi IFRS
Berdasarkan Kepmenkes No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, tugas pokok farmasi rumah sakit adalah
sebagai berikut:
a. melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal
b. menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional berdasarkan
prosedur kefarmasian dan etik profesi
c. melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
d. memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi untuk
meningkatkan mutu pelayanan farmasi
e. melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku
f. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi
g. mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
24/76
h. memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan
formularium rumah sakit
Fungsi farmasi rumah sakit yang tertera pada Kepmenkes No.
1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
adalah sebagai berikut:
a. pengelolaan perbekalan farmasi
b. pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan
2.3.3 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Menurut kepmenkes nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tanggal 19 Oktober
2004, pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai
dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, produksi, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta
evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
2.3.3.1 Pemilihan
Pemilihan merupakan proses kegiatan mulai dari meninjau masalah
kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan
dosis, menentukan kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat essensial,
standarisasi sampai menjaga dan memperbaharui standar obat. Penentuan seleksi
obat merupakan peran aktif apoteker dalam panitia farmasi dan terapi untuk
menetapkan kualitas dan efektifitas, serta jaminan transaksi pembelian.
2.3.3.2 Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan
harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
25/76
menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat
dipertanggung jawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan
antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan
epidemiologi disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Pedoman perencanaan
berdasarkan DOEN, formularium rumah sakit, standar terapi rumah sakit,
ketentuan setempat yang berlaku, data catatan medik, anggaran yang tersedia,
penetapan prioritas, siklus penyakit, sisa persediaan, data pemakaian periode yang
lalu, dan rencana pengembangan.
2.3.3.3 Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui, melalui pembelian secara tender (oleh panitia
pembelian barang farmasi) dan secara langsung dari pabrik/distributor/pedagang
besar farmasi/rekanan, melalui produksi/pembuatan sediaan farmasi (produksi
steril dan produksi non steril), dan melalui sumbangan/droping/hibah.
2.3.3.4 Produksi
Merupakan kegiatan membuat, mengubah bentuk, dan pengemasan
kembali sediaan farmasi steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kriteria obat yang diproduksi adalah sediaan
farmasi dengan formula khusus, sediaan farmasi dengan harga murah, sediaan
farmasi dengan kemasan yang lebih kecil, sedian farmasi yang tidak tersedia
dipasaran, sediaan farmasi untuk penelitian, sediaan nutrisi parenteral, dan
rekonstruksi sediaan obat kanker.
2.3.3.5 Penerimaan
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
26/76
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang
telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung,
tender, konsinyasi atau sumbangan. Pedoman dalam penerimaan perbekalan
farmasi yaitu pabrik harus mempunyai sertifikat analisa, barang harus bersumber
dari distributor utama , harus mempunyai material safety data sheet (MSDS),
khusus untuk alat kesehatan/kedokteran harus mempunyai certificate of origin,
dan expire date minimal 2 tahun.
2.3.3.6 Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan
cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
Kegiatan pengaturan perbekalan farmasi tersebut dibedakan menurut bentuk
sediaan dan jenisnya, suhu dan kestabilannya, mudah tidaknya meledak/terbakar,
dan tahan/tidaknya terhadap cahaya, disertai dengan sistem informasi yang selalu
menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.
2.3.3.7 Pendistribusian
Pendistribusian merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di
rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap
dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis. Sistem distribusi
dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh pasien dengan
mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada . Sistem
distribusi meliputi metode sentralisasi atau desentralisasi, sistem floor stock, resep
individu, dispensing dosis unit atau kombinasi.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
27/76
Resep perorangan, adalah resep yang ditulis dokter untuk tiap pasien. Dalam
sistem ini perbekalan farmasi disiapkan dan didistribusikan oleh IFRS sesuai yang
tertulis pada resep. Sistem distribusi dosis unit, yaitu pengorderan perbekalan
farmasi oleh dokter untuk pasien, terdiri atas satu atau beberapa jenis perbekalan
farmasi yang masing-masing dalam kemasan dosis unit tunggal dalam jumlah
perediaan yang cukup untuk suatu waktu tertentu. Sistem distribusi kombinasi,
yaitu sistem distribusi yang menerapkan sistem distribusi resep/order individual
sentralisasi, juga menerapkan distribusi persediaan di ruangan yang terbatas
(Depkes RI, 2008).
2.3.4 Pelayanan Farmasi Klinis
Menurut Kepmenkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004 pelayanan
kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan adalah pendekatan
profesional yang bertanggung jawab dalam menjamin penggunaan obat dan alat
kesehatan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien melalui
penerapan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan perilaku apoteker serta bekerja
sama dengan pasien dan profesi kesehatan lainnya. Pelayanan farmasi klinis
meliputi:
a. Pengkajian Resep
Kegiatan dalam pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratanadministrasi, persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk pasien
rawat inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi:
1. nama, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
28/76
2. nama, nomor ijin, alamat, dan paraf dokter.
3. tanggal resep.
4. ruangan/unit asal resep.
Persyaratan farmasetik meliputi:
1. nama obat, bentuk, dan kekuatan sediaan.
2. dosis dan jumlah obat.
3. Stabilitas dan ketersediaan.
4. Aturan, cara dan teknik penggunaan.
Persyaratan klinis meliputi:
1. ketepatan indikasi, dosis, dan waktu penggunaan obat.
2. duplikasi pengobatan.
3. alergi, interaksi dan efek samping obat.
4. kontraindikasi.
5. Efek aditif
b. Dispensing
Dispensing merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap validasi,
interpretasi, menyiapkan/meracik obat, memberikan label/etiket, penyerahan obat
dengan pemberian informasi obat yang memadai disertai sistem dokumentasi.
Dispensing dibedakan berdasarkan atas sifat sediaannya:
1.
Dispensing sediaan farmasi khusus
a. Dispensing sediaan farmasi parenteral nutrisi
Merupakan kegiatan pencampuran nutrisi parenteral yang dilakukan oleh
tenaga yang terlatih secara aseptis sesuai kebutuhan pasien dengan menjaga
stabilitas sediaan, formula standar dan kepatuhan terhadap prosedur yang
menyertai.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
29/76
b. Dispensing sediaan farmasi pencampuran obat steril
Melakukan pencampuran obat steril sesuai kebutuhan pasien yang menjamin
kompatibilitas dan stabilitas obat maupun wadah sesuai dengan dosis yang
ditetapkan.
2. Dispensing Sediaan Farmasi Berbahaya
Merupakan penanganan obat kanker secara aseptis dalam kemasan siap
pakai sesuai kebutuhan pasien oleh tenaga farmasi yang terlatih dengan
pengendalian pada keamanan terhadap lingkungan, petugas maupun sediaan
obatnya dari efek toksik dan kontaminasi, dengan menggunakan alat pelindung
diri, mengamankan pada saat pencampuran, distribusi, maupun proses pemberian
kepada pasien sampai pembuangan limbahnya.
c. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat
Monitoring efek samping obat (MESO) merupakan kegiatan pemantauan
setiap respon terhadap obat yang tidak diharapkan (ROTD) yang terjadi pada dosis
lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosa, dan terapi. .
Tujuan Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat:
1. Menemukan ESO (Efek Samping Obat) sedini mungkin terutama yang berat,
tidak dikenal, frekuensinya jarang.
2. Menentukan frekuensi dan insidensi Efek Samping Obat yang sudah dikenal
sekali, yang baru saja ditemukan.
3. Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan/mempengaruhi
timbulnya Efek Samping Obat atau mempengaruhi angka kejadian dan
hebatnya Efek Samping Obat.
Kegiatan Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat:
1. Menganalisa laporan Efek Samping Obat
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
30/76
2. Mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami Efek Samping Obat
3. Mengisi formulir Efek Samping Obat
4. Melaporkan ke Panitia Efek Samping Obat Nasional
Faktor yang perlu diperhatikan:
1. Kerjasama dengan Panitia Farmasi dan Terapi dan ruang rawat
2. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat
d. Pelayanan lnformasi Obat PIO)
Menurut Kepmenkes nomor 1197/Menkes/SK/X/2004, PIO merupakan
kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi
secara akurat, tidak bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi
kesehatan lainnya dan pasien/keluarga pasien. Tujuan PIO adalah menyediakan
informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di lingkungan
rumah sakit, menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang
berhubungan dengan obat, terutama bagi Panitia/Komite Farmasi dan Terapi,
meningkatkan profesionalisme apoteker dan menunjang terapi obat yang rasional.
Kegiatan yang dilakukan pada PIO meliputi:
Pemberian dan penyebaran informasi kepada konsumen secara aktif
dan pasif.
Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui
telepon, surat atau tatap muka.
Membuat buletin, leaflet , label obat.
Menyediakan informasi bagi komite/sub komite farmasi dan terapi
sehubungan dengan penyusunan formularium rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
31/76
Bersama dengan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit
(PKMRS) melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan
dan rawat inap.
Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya.
Mengkoordinasi penelitian tentang obat dan kegiatan pelayanan
kefarmasian (Depkes RI, 2004).
e. Konseling
Konseling merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi
dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat-obatan
pada pasien rawat jalan dan pasien rawat inap. Konseling bertujuan memberikan
pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan
mengenai nama obat, tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara menggunakan
obat, lama penggunaan obat, efek samping obat, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan obat dan penggunaan obat-obat lain.
Kegiatan yang dilakukan dalam konseling yaitu:
Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.
Menanyakan hal-hal yang menyangkut obat yang dikatakan oleh
dokter kepada pasien.
Apa yang dikatakan dokter mengenai obat.
Bagaimana cara pemakaian.
Efek yang diharapkan dari obat tersebut.
Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan obat.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
32/76
Verifikasi akhir: mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan
obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi.
Faktor yang perlu diperhatikan:
i. Kriteria pasien
(a) pasien rujukan dokter
(b) pasien dengan penyakit kronis
(c) pasien dengan obat yang berindeks terapi sempit dan polifarmasi
(d) pasien geriatrik
(e) pasien pediatrik
(f) pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas
ii. Sarana dan prasarana
(a) ruangan khusus
(b) kartu pasien/catatan konseling
f. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah
Melakukan pemeriksaan kadar beberapa obat tertentu atas permintaan dari
dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit. Tujuan pemantauan kadar
obat dalam darah yaitu:
a. Mengetahui kadar obat dalam darah
b. Memberikan rekomendasi kepada dokter yang merawat
g. isit Pasien
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan nomor HK.03.05/III/570/11 tentang pembentukan tim penyusun
pedoman visite, apoteker di rumah sakit diharapkan memberikan pelayanan
kefarmasian kepada pasien untuk memastikan bahwa pengobatan yang diberikan
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
33/76
kepada setiap individu pasien adalah pengobatan yang rasional. Pelayanan ini
dilakukan melalui kegiatan visite.
Menurut Kepmenkes nomor 1197/Menkes/SK/X/2004, visite merupakan
kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap bersama tim dokter dan tenaga kesehatan
lainnya. Tujuan Visite Pasien adalah:
a. Pemilihan obat
b. Menerapkan secara langsung pengetahuan farmakologi terapetik
c. Menilai kemajuan pasien.
d. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain.
h. Pengkajian Penggunaan Obat
Merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan
berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang digunakan sesuai indikasi,
efektif, aman dan terjangkau oleh pasien .
Tujuan pengkajian penggunaan obat adalah untuk mendapatkan gambaran
keadaan saat ini atas pola penggunaan obat pada pelayanan kesehatan/dokter
tertentu, membandingkan pola penggunaan obat pada pelayanan kesehatan/dokter
satu dengan yang lain, penilaian berkala atas penggunaan obat spesifik, menilai
pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan pada pengkajian penggunaan obat meliputi indikator peresepan,
indikator pelayanan dan indikator fasilitas ( Depkes RI, 2004).
2.4 Instalasi Central Sterile Supply Department (CSSD)
Central sterile supply department (CSSD) atau instalasi pusat pelayanan
sterilisasi merupakan satu unit atau departemen dari rumah sakit yang
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
34/76
menyelenggarakan proses sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang
membutuhkan kondisi steril (Depkes RI, 2009).
Tujuan adanya CSSD di rumah sakit adalah:
1. Membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril untuk
mencegah terjadinya infeksi.
2. Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta
menanggulangi infeksi nosokomial.
3. Efisiensi tenaga medis/paramedis untuk kegiatan yang berorientasi pada
pelayanan terhadap pasien.
4. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang
dihasilkan.
Pada prinsipnya desain ruang pusat sterilisasi terdiri dari ruang bersih dan
ruang kotor yang dibuat sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya
kontaminasi silang dari ruang kotor ke ruang bersih. Selain itu, pembagian
ruangan disesuaikan dengan alur kerja. Ruang pusat sterilisasi dibagi atas 5 ruang,
yaitu:
1. Ruangan dekontaminasi
Pada ruangan ini terjadi proses penerimaan barang kotor, dekontaminasi
dan pembersihan. Ruangan dekontaminasi harus direncanakan, dipelihara dan
dikontrol untuk mendukung efisiensi proses dekontaminasi dan untuk melindungi
pekerja dari benda-benda yang dapat menyebabkan infeksi,racun dan hal-hal
berbahaya lainnya.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
35/76
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
36/76
Diruangan ini dilakukan proses sterilisasi alat/bahan. Untuk sterilisasi
Etilen Oksida, sebaiknya dibuat ruangan khusus yang terpisah tetapi masih dalam
satu unit pusat sterilisasi.
5. Ruangan Penyimpanan Barang Steril
Ruangan ini sebaiknya berada dekat dengan ruangan sterilisasi. Apabila
digunakan mesin sterilisasi dua pintu, maka pintu belakang langsung berhubungan
dengan ruangan penyimpanan. Di ruagan ini penerangan harus memadai, suhu
antara 18 0C-22 0C dan kelembaban 35%-75%. Ventilasi menggunakan system
tekanan positif dengan efisiensi filtrasi particular antara 90-95% (untuk partikel
berukuran 0,5 mikro). Dinding dan lantai ruangan terbuat dari bahan yang halus
dan kuat. Alat steril disimpan pada jarak 19-24 cm dari lantai dan minimum 43 cm
dari langit-langit serta 5 cm dari dinding. Akses ke ruang penyimpanan steril
dilakukan oleh petugas pusat sterilisasi yang terlatih.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
37/76
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
38/76
paripurna, pendidikan dan pelatihan, penelitian, dan pengembangan secara serasi,
terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya serta
melaksanakan upaya rujukan.
3.1.1 Visi dan Misi RSUP H. Adam Malik
Visi RSUP H. Adam Malik adalah menjadi pusat rujukan pelayanan
kesehatan, pendidikan dan penelitian yang mandiri dan unggul di Sumatera tahun
2015.
Misi RSUP H. Adam Malik adalah:
a. Melaksanakan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau
b. Melaksanakan pendidikan, pelatihan serta penelitian kesehatan yang
profesional
c. Melaksanakan kegiatan pelayanan dengan prinsip efektif, efisien, akuntabel,
dan mandiri.
3.1.2 Tugas dan Fungsi RSUP H. Adam Malik
Guna meningkatkan kesehatan masyarakat, maka dalam melaksanakan
tugasnya, RSUP H. Adam Malik memiliki fungsi antara lain:
a. menyelenggarakan pelayanan medis
b. menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
c. menyelenggarakan penunjang medis dan non medis
d. menyelenggarakan pengelolaan sumber daya manusia
e. menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang
profesi kedokteran dan pendidikan kedokteran berkelanjutan
f. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan lainnya
g. menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
39/76
h. menyelenggarakan pelayanan rujukan
i. menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
3.1.3 Falsafah dan Motto RSUP H. Adam Malik
Falsafah RSUP H. Adam Malik adalah memberikan pelayanan kesehatan
kepada seluruh lapisan masyarakat secara profesional, efisien, dan efektif sesuai
standar pelayanan yang bermutu.
Motto RSUP H. Adam Malik adalah mengutamakan keselamatan pasien
dengan pelayanan
P : Pelayanan cepat
A : Akurat
T : Terjangkau
E : Efisien
N : Nyaman
3.1.4 Struktur Organisasi RSUP H. Adam Malik
Berdasarkan Permenkes RI No. 244/Menkes/Per/III/2008 tepatnya pada
tanggal 11 Maret 2008, struktur organisasi RSUP H. Adam Malik terdiri dari
direktur utama, direktur medik dan keperawatan, direktur sumber daya manusia
dan pendidikan, direktur keuangan, direktur umum dan operasional, dan unit-unit
non struktural yang terdiri dari dewan pengawas, komite, satuan pemeriksaan
intern, dan instalasi.
3.1.4.1 Direktur Utama
Direktur utama RSUP H. Adam Malik mempunyai tugas memimpin,
merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan, membina pelaksanaan,
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
40/76
mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.1.4.2 Direktur Medik dan Keperawatan
Direktorat medik dan keperawatan dipimpin oleh seorang direktur yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada direktur utama. Direktur medik
dan keperawatan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan pelayanan medis,
keperawatan, dan penunjang. Pelayanan keperawatan dilakukan pada instalasi
rawat jalan, instalasi rawat inap terpadu (Rindu) A, instalasi rindu B, instalasi
gawat darurat (IGD), instalasi perawatan intensif, dan instalasi bedah pusat.
Guna menyelenggarakan tugas tersebut, direktur medik dan keperawatan
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana pelayanan medis, keperawatan, dan penunjang
b. koordinasi pelayanan medis, keperawatan, dan penunjang
c. pengendalian, pengawasan dan evaluasi pelayanan medis, keperawatan, dan
penunjang
3.1.4.3 Direktur Sumber Daya Manusia dan Pendidikan
Direktur sumber daya manusia dan pendidikan mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan sumber daya manusia serta pendidikan dan penelitian,
dengan cara menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana kebutuhan sumber daya manusia, pendidikan dan
pelatihan serta penelitian dan pengembangan
b. koordinasi dan pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia
c. koordinasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
41/76
d. pengendalian, pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan sumber
daya manusia, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan
3.1.4.4 Direktur KeuanganDirektur keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program
dan anggaran, pengelolaan pembendaharaan, mobilisasi dana, akuntansi, dan
verifikasi, untuk melaksanakan tugas tersebut direktur keuangan
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program dan anggaran
b. koordinasi dan pelaksanaan urusan perbendaharaan dan mobilisasi dana, serta
akuntansi dan verifikasi
c. pengendalian, pengawasan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pengelolaan
program dan anggaran, perbendaharaan dan mobilisasi dana, serta akuntansi
dan verifikasi
3.1.4.5 Direktur Umum dan Operasional
Direktur umum dan operasional mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan data dan informasi, hukum, organisasi dan hubungan masyarakat
serta administrasi umum. Fungsi dari direktur umum dan operasional adalah:
a. menyelenggarakan pengelolaan data dan informasi
b. menyelenggarakan pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan
masyarakat
c. menyelenggarakan pelaksanaan urusan administrasi umum
Direktur umum dan operasional terdiri dari:
1. bagian data dan informasi
2. bagian hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
42/76
3. bagian umum
4. instalasi
5. kelompok jabatan fungsional
Instalasi sebagai pelayanan non struktural dibentuk di lingkungan direktur
umum dan operasional yang terdiri dari instalasi farmasi, instalasi gizi, instalasi
rekam medik, instalasi laundry , instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit
(IPSRS), instalasi sterilisasi pusat, instalasi kesehatan lingkungan, instalasi bank
darah, instalasi gas medik, instalasi sistem informasi rumah sakit (SIRS), dan
instalasi kedokteran forensik dan pemulasaraan jenazah.
3.1.4.6 Komite Medik dan Panitia Farmasi dan Terapi
Komite merupakan wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau
profesi yang dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada direktur
utama dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit.
Komite medik mempunyai otoritas tertinggi di dalam pengorganisasian Staf
Medis Fungsional (SMF) dalam melaksanakan pengawasan dan review terhadap
pelayanan pasien, mutu pelayanan medis, rekomendasi penetapan staf medis,
audit medis dan pengawasan etika dan disiplin profesi medis dan juga merupakan
wadah non struktural kelompok profesi medis yang keanggotaannya terdiri dari
ketua-ketua SMF atau yang mewakili SMF secara tetap, dan bertanggung jawab
kepada Direktur Utama. Salah satu yang termasuk dalam komite medik adalah
Panitia farmasi dan terapi.
Panitia farmasi dan terapi adalah organisasi yang mewakili hubungan
komunikasi anatara para staf medis dengan staf farmasi, sehingga anggotanya
terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada di rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
43/76
dan apoteker sebagai wakil dari farmasi rumah sakit serta tenaga kesehatan
lainnya. Panitia farmasi dan terapi bertugas untuk:
1. menetapkan jadwal pertemuan
2. mengajukan acara yang akan dibahas dalam pertemuan
3. menyiapkan dan memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk
pembahasan dan pertemuan
4. mencatat semua hasil keputusan dalam pertemuan dan melaporkan pada
Direktur Utama
5. menyebarkan semua hasil keputusan yang sudah disetujui oleh pimpinan
kepada seluruh pihak yang terkait
6. melaksanakan keputusan-keputusan yang sudah disepakati dalam pertemuan
7. menunjang pembuatan pedoman diagnosis dan terapi serta pedoman
penggunaan antibiotika
8. membuat formularium rumah sakit berdasarkan hasil kesepakatan Panitia
Farmasi dan Terapi
9. melaksanakan pendidikan dan pelatihan
10. melaksanakan pengkajian dan penggunaan obat
11.
melaksanakan umpan balik hasil pengkajian pengelolaan dan penggunaanobat pada pihak terkait.
3.2 Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik
Instalasi adalah unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas
dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah
sakit. Instalasi berada dibawah dan bertanggung jawab kepada direktur yang
dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh direktur
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
44/76
utama. Kepala instalasi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga-tenaga
fungsional/non medis.
Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik dipimpin oleh seorang apoteker
yang berada dan bertanggungjawab langsung kepada direktur umum dan
operasional. Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap pengelolaan
perbekalan farmasi yang berupa pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan
bahan habis pakai dimana harus dilakukan dengan sistem satu pintu. Instalasi
farmasi adalah regulator bagi semua unit di lingkungan rumah sakit untuk
pelayanan rawat jalan maupun rawat inap.
Falsafah pelayanan farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan
No. 1197/MenKes/SK/X/2004 adalah pelayanan farmasi rumah sakit adalah
bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit yang utuh dan
berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk
pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
3.2.1 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik
Fungsi instalasi farmasi RSUP H. Adam Malik adalah :
a. melaksanakan kegiatan tata usaha untuk menunjang kegiatan Instalasi
Farmasi dan melaporkan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian
b.
melaksanakan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan RSUP H.Adam Malik serta melaksanakan evaluasi dan SIRS Instalasi Farmasi
c. melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian
perbekalan farmasi di gudang Instalasi Farmasi dan memproduksi obat-obat
sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
45/76
d. mendistribusikan perbekalan farmasi ke seluruh satuan kerja/instalasi di
lingkungan RSUP H. Adam Malik untuk kebutuhan pasien rawat jalan, rawat
inap, gawat darurat dan instalasi-instalasi penunjang lainnya
e. melaksanakan fungsi pelayanan farmasi klinis
f. melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.
3.2.2 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik
Berdasarkan SK Direktur RSUP H. Adam Malik No.OT.01.01./IV.2.1./
10281/2011 tanggal 27 Desember 2011. Struktur organisasi Instalasi Farmasi
RSUP H. Adam Malik ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP. H. Adam Malik Medan
3.2.2.1 Kepala Instalasi Farmasi
Ka. Instalasi FarmasiWa.Ka. Instalasi Farmasi
Ka. PokjaFarmasi Klinis
Ka. PokjaApotek II
Ka. PokjaApotek I
Ka. PokjaPerbekalan
Ka. PokjaPerencanaan,
Pelaporan & Evaluasi
Ka. DepoFarmasi Rindu A
Ka. DepoFarmasi Rindu B
Ka. Depo FarmasiInstalasi Anestesi
Terapi Intensif
Ka. DepoFarmasi IGD
Ka. TataUsaha
Ka. DepoFarmasi Instalasi
Bedah Pusat
Direktur Umum danOperasional
Direktur Utama
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
46/76
Kepala Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik mempunyai tugas
memimpin, menyelenggarakan, mengkoordinasi, merencanakan, mengawasi dan
mengevaluasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian terhadap pasien, instalasi
pelayanan dan instalasi penunjang lainnya di RSUP H. Adam Malik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dibantu oleh wakil kepala
Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
3.2.2.2 Wakil Kepala Instalasi Farmasi
Wakil kepala Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik mempunyai tugas
membantu kepala Instalasi Farmasi dalam menyelenggarakan,
mengkoordinasikan, merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh
kegiatan pelayanan kefarmasian terhadap pasien, instalasi pelayanan dan instalasi
penunjang lainnya di RSUP H. Adam Malik.
3.2.2.3 Tata Usaha Farmasi
Tata usaha farmasi berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada kepala Instalasi Farmasi yang mempunyai tugas membantu kepala
Instalasi Farmasi dalam hal mengkoordinasikan kegiatan ketatausahaan,
pelaporan, kerumahtanggaan, mengarsipkan surat masuk dan keluar, serta urusan
kepegawaian kepala Instalasi Farmasi.
3.2.2.4 Kelompok Kerja
3.2.2.4.1 Pokja Perencanaan, pelaporan dan evaluasi
Pokja perencanaan, pelaporan dan evaluasi di pimpin oleh seorang apoteker
yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Instalasi
Farmasi RSUP H. Adam Malik untuk menyelenggarakan dan mengkoordinasikan
serta melaksanakan perencanaan pengadaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan
Rumah Sakit. Pokja perencanaan, pelaporan dan evaluasi IFRS pada RSUP H.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
47/76
Adam Malik mempunyai tugas dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan,
dan evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayan.
Pokja perencanaan, pelaporan dan evaluasi menerapkan Sistem Informasi
Rumah Sakit (SIRS) secara online yang merupakan suatu sistem yang
berhubungan dengan pengelolaan data, pengumpulan data, penyajian informasi,
analisis dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan
untuk kegiatan rumah sakit .
Perencanaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam
Malik merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga
perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran untuk
menghindari kekosongan obat. Perencanaan ini menggunakan metode kombinasi
konsumsi dan epidemiologi dengan menetapkan prioritas dan mempertimbangkan
sisa persediaan, data pemakaian periode sebelumnya serta siklus penyakit dan
rencana pengembangan.
Pengadaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam
Malik dilakukan berdasarkan tender, pembelian langsung dan sumbangan/hibah.
Pembelian dengan nilai di bawah 100 juta dilakukan melalui pembelian langsung
oleh IFRS dengan mengeluarkan surat pesanan (SP) ke distributor. Dengan
demikian, penerimaan perbekalan farmasi dilakukan berdasarkan surat pesanan barang.
3.2.2.4.2 Pokja Perbekalan
Pokja perbekalan dipimpin oleh seorang kepala (apoteker) yang
bertanggung jawab langsung kepada kepala instalasi farmasi RSUP H. Adam
Malik, mempunyai tugas membantu kepala instalasi farmasi dalam hal
penerimaan, penyimpanan, produksi, pendistribusian perbekalan farmasi serta
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
48/76
melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di
lingkungan pokja perbekalan.
Penerimaan perbekalan farmasi berdasarkan tender dilakukan oleh panitia
penerima perbekalan farmasi. Penerimaan perbekalan farmasi berdasarkan
pembelian langsung harus sesuai dengan surat pesanan barang dan faktur
barang/surat pengantar barang. Penerimaan perbekalan farmasi (reagensia) harus
melampirkan sertifikat analisis. Penerimaan perbekalan farmasi yang berbahaya
bagi kesehatan harus melampirkan lembar data pengamanan (LDP) atau MSDS
(material safety data sheet ). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penerimaan
barang adalah jumlah, expire date , merk dan fisik barang.
Perbekalan farmasi disimpan di gudang penyimpanan berdasarkan jenis
pelayanannya, yaitu gudang jamkesmas, askes, umum, dan gudang floor stock.
Perbekalan farmasi tersebut masing-masing disimpan sesuai dengan sifatnya (obat
termolabil di lemari pendingin dengan suhu 2-8 oC, dan obat pada suhu ruangan
15-25 oC); bentuk sediaan (oral, injeksi, infus, salep); disusun berdasarkan
alfabetis dengan sistem first in first out (FIFO) dan first expired first out (FEFO).
Obat narkotika disimpan dalam lemari khusus dan terkunci ganda ( double lock );
obat psikotropik disimpan dalam lemari khusus dan terkunci; obat high alert pada
lemari khusus yang ditandai dengan garis merah; obat-obat LASA ( look a like,sound a like ) diberi tanda hijau dengan tulisan LASA. Suhu ruangan dicek setiap
hari untuk memastikan obat disimpan dalam rentang suhu yang tepat. Jika
melewati batas suhu penyimpanan, dibuat evaluasi melalui formulir evaluasi
sehingga dapat segera dilaporkan untuk kemudian diperbaiki jika terjadi
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
49/76
kerusakan. Perbekalan farmasi diletakkan di atas palet dan diberi jarak dari bagian
atas ruang penyimpanan.
Dalam pelaksanaan penyimpanan perbekalan farmasi di pokja perbekalan,
masih ada perbekalan farmasi yang disimpan pada ruang kerja dan di koridor
gudang, karena gudang yang ada kurang cukup luas untuk penyimpanan seluruh
perbekalan farmasi, sehingga dapat mempengaruhi mutu dan keamanan
perbekalan farmasi tersebut.
Produksi perbekalan farmasi dilaksanakan oleh kelompok kerja
perbekalan. Produksi yang dilaksanakan adalah :
1. Sediaan farmasi yang mempunyai konsentrasi khusus atau yang tidak
tersedia di pasaran.
2. Sediaan farmasi yang tidak stabil dalam penyimpanan.
3. Repacking sediaan farmasi.
Sarana dan fasilitas produksi harus menjamin mutu produksi yang
dihasilkan. Fasilitas pengemas yang menjamin mutu dan keamanan pengguna
antara lain: wadah, pembungkus, etiket dan label.
Pendistribusian dilakukan berdasarkan permintaan barang dari setiap pokja
dan depo farmasi. Dalam hal pendistribusian, petugas perbekalan harus
mempertimbangkan ketersediaan dan kebutuhan user. Semua kegiatan penerimaan, produksi, dan pendistribusian perbekalan farmasi kemudian di entry
pada SIRS.
Pokja perbekalan IFRS H. Adam Malik melakukan stock opname setiap
tiga bulan sekali disertai dengan laporan perbekalan farmasi yang akan expired
date untuk kemudian disampaikan kepada Kepala Instalasi Farmasi. Selain itu,
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
50/76
pokja perbekalan juga melakukan pelaporan mutasi perbekalan farmasi, laporan
kegiatan, laporan narkotika, psikotropika, serta laporan kegiatan produksi.
3.2.2.4.3 Pokja Farmasi Klinis
Pokja farmasi klinis dipimpin oleh seorang kepala (apoteker) yang
bertanggung jawab langsung kepada kepala instalasi farmasi RSUP H. Adam
Malik, mempunyai tugas membantu kepala instalasi farmasi dalam hal
melaksanakan pelayanan farmasi klinis. Berdasarkan Kepmenkes
No.1197/Menkes/SK/X/2004, kegiatan pelayanan farmasi klinis terdiri dari
pengkajian resep, dispensing sediaan farmasi, pemantauan dan pelaporan efek
samping obat, pelayanan informasi obat, konseling, pemantauan kadar obat dalam
darah, visite pasien, dan pengkajian penggunaan obat.
Kegiatan pengkajian resep oleh pokja farmasi klinis RSUP H. Adam Malik
meliputi kesesuaian admisnistrasi, farmasetik, dan klinis yang dilakukan di setiap
pelayanan resep di masing-masing depo dan apotek yang diikuti dengan kegiatan
dispensing sediaan farmasi. Dispensing sediaan farmasi berbahaya dilakukan oleh
petugas farmasi yang telah terlatih dan untuk pencampuran obat steril belum
dilaksanakan oleh pokja farmasi klinis.
Kegiatan pemantauan dan pelaporan efek samping obat dilakukan melalui
visite pasien. Jika pasien mengalami Efek Samping Obat (ESO) yang tidak lazim,
maka kejadian tersebut dilaporkan ke Instalasi Farmasi untuk ditinjau dan dikaji
kebenaran efek samping obat tersebut. Bagian farmasi kemudian mencatat
kejadian ESO pada lembaran MESO dan menuliskan manifestasi ESO pada RM
14 dan menempelkan stiker alergi obat pada obat yang menyebabkan alergi. Stiker
alergi obat ini juga ditempelkan disudut kanan atas pada bagian luar status pasien,
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
51/76
kemudian kepada pasien diberikan kartu pengingat yang berisi nama obat yang
menyebabkan alergi agar pasien dapat membawa kartu tersebut pada saat berobat.
Lembaran MESO yang telah diisi oleh bagian farmasi kemudian dikirimkan ke
pusat MESO nasional.
Pelayanan informasi obat diberikan bagi setiap orang yang membutuhkan
informasi mengenai obat, termasuk tenaga medis, pasien, keluarga
pasien/pengunjung. Apoteker dapat memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut
melalui lisan/tertulis/telepon. Kemudian informasi obat tersebut
didokumentasikan dalam lembar Pelayanan Informasi Obat.
Pelayanan konseling diberikan melalui edukasi kepada pasien rawat jalan
maupun pasien rawat inap. Untuk pasien rawat jalan, edukasi dilakukan di ruang
konseling, sedangkan pasien rawat inap dilakukan oleh apoteker di bangsal
pasien.
Kegiatan pemantauan kadar obat dalam darah pernah dilaksanakan, namun
saat ini tidak terlaksana lagi oleh karena tidak tersedianya sarana dan prasarana
serta tidak adanya permintaan dari dokter untuk melakukan pelayanan tersebut.
Dalam pelaksanaan pelayanan visite pasien, dapat dilakukan kegiatan
pengkajian resep, pemantauan dan pelaporan efek samping obat, pelayanan
informasi obat, konseling, serta pengkajian penggunaan obat sekaligus.3.2.2.4.4 Pokja Apotek I
Pokja apotek dipimpin oleh seorang kepala (apoteker) yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala instalasi farmasi RSUP H.
Adama Malik, mempunyai tugas membantu kepala instalasi farmasi dalam hal
melaksanakan pelayanan kefarmasian serta melaksanakan pencatatan, pelaporan
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
52/76
dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan pokja apotek. Apotek I
melaksanakan pelayanan kefarmasian untuk pasien askes rawat jalan,
haemodialisa rawat jalan, dan pasien umum pada jam kerja (jam 08.00 – 15.00
WIB), sedangkan diluar jam kerja akan dilayani oleh apotek II. Apotek I
melaksanakan kegiatan pengadaan perbekalan farmasi ke pokja perbekalan
berdasarkan surat permintaan barang.
Perbekalan farmasi di Apotek I disimpan sesuai dengan sifatnya (obat
termolabil di lemari pendingin dengan suhu 2-8 oC, dan obat pada suhu ruangan
15-25 oC); bentuk sediaan (oral, injeksi, infus, salep); disusun berdasarkan
alfabetis dengan sistem first in first out (FIFO) dan first expired first out (FEFO).
Obat narkotika disimpan dalam lemari khusus dan terkunci ganda ( double lock );
obat psikotropik disimpan dalam lemari khusus dan terkunci; obat high alert pada
lemari khusus yang ditandai dengan garis merah; obat-obat LASA ( look a like,
sound a like ) diberi tanda hijau dengan tulisan LASA.
Kegiatan pendistribusian di Apotek I dilakukan berdasarkan resep
individual dan kemudian data di entry ke dalam SIRS. Pengkajian pelayanan resep
dilakukan dengan pemeriksaan administrasi, farmasetik dan klinis oleh apoteker
serta pemeriksaan ulang ( double check ) sebelum obat diserahkan kepada pasien.
Pihak apotek kemudian mengajukan klaim kepada PT. Askes atas resep yang telahdilayani pada hari tersebut.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter dilakukan
oleh apoteker. Kegiatan tersebut belum sepenuhnya dilakukan di Apotek I. Selain
itu, desain ruangan distribusi/pelayanan obat menurut Kepmenkes No.
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
53/76
1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit,
harus ada ruang khusus/terpisah untuk penerimaan resep dan persiapan obat.
Dengan demikian, desain ruangan di apotek I sudah sesuai pada pelayanan pasien
askes, tapi belum dilakasanakan pada pelayanan pasien umum.
3.2.2.4.5 Pokja Apotek II
Pokja apotek dipimpin oleh seorang kepala (apoteker) yang berada
dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada instalasi farmasi RSUP H.
Adam Malik, mempunyai tugas membantu kepala instalasi farmasi dalam hal
melaksanakan pelayanan kefarmasian, pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari
setiap tugas di lingkugan pokja apotek. Apotek II merupakan apotek yang
melayani pasien selama 24 jam, yaitu pasien rawat jalan jamkesmas, pasien umum
dan pasien askes rawat inap di luar jam kerja depo farmasi, yaitu pada jam 20.00-
08.00 WIB. Apotek II melaksanakan kegiatan pengadaan perbekalan farmasi ke
pokja perbekalan berdasarkan surat permintaan barang. Kegiatan pendistribusian
dilakukan berdasarkan resep individual (untuk pasien rawat jalan) serta
berdasarkan kartu obat pasien (untuk pasien rawat inap), kemudian data di entry ke
dalam SIRS. Pengkajian pelayanan resep di apotek II dilakukan dengan
pemeriksaan administrasi, farmasetik dan klinis oleh apoteker serta pemeriksaan
ulang ( double check ) sebelum obat diserahkan kepada pasien. Apotek II juga
melakukan kegiatan konseling untuk pasien yang perlu dikonseling.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter dilakukan
oleh apoteker. Kegiatan tersebut belum sepenuhnya terlaksana di apotek II. Selain
itu, desain ruangan distribusi/pelayanan obat menurut Kepmenkes No.
1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit,
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
54/76
harus ada ruang khusus/terpisah untuk penerimaan resep dan persiapan obat.
Ruangan untuk melaksanankan kegiatan pelayanan obat tersebut sudah terlaksana
pada pelayanan pasien jamkesmas, tetapi belum dilaksanakan pada pelayanan
pasien umum.
Perbekalan farmasi di Apotek II disimpan sesuai dengan sifatnya (obat
termolabil di lemari pendingin dengan suhu 2-8 oC, dan obat pada suhu ruangan
15-25 oC); bentuk sediaan (oral, injeksi, infus, salep); disusun berdasarkan
alfabetis dengan sistem first in first out (FIFO) dan first expired first out (FEFO).
Obat narkotika disimpan dalam lemari khusus dan terkunci ganda( double lock );
obat psikotropik disimpan dalam lemari khusus dan terkunci; obat high alert pada
lemari khusus yang ditandai dengan garis merah; obat-obat LASA ( look a like,
sound a like ) diberi tanda hijau dengan tulisan LASA.
3.2.2.5 Depo Farmasi
3.2.2.5.1 Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat (IGD)Depo farmasi IGD dipimpin oleh seorang kepala (apoteker) yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala instalsi farmasi RSUP H.
Adam Malik, yang bertugas membantu kepala instalasi farmasi dalam hal
melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian
perbekalan farmasi untuk kebutuhan pasien instalasi gawat darurat (IGD). Selain
itu, depo farmasi IGD juga melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari
setiap pelaksanaan tugas di lingkungan depo farmasi.
Depo farmasi IGD melaksanakan kegiatan pengadaan perbekalan farmasi
ke pokja perbekalan berdasarkan surat permintaan barang. Perbekalan farmasi di
IGD disimpan sesuai dengan sifatnya (obat termolabil di lemari pendingin dengan
suhu 2-8o
C, dan obat pada suhu ruangan 15-25o
C); bentuk sediaan (oral, injeksi,
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
55/76
infus, salep); disusun berdasarkan alfabetis dengan sistem first in first out (FIFO)
dan first expired first out (FEFO). Obat narkotika disimpan dalam lemari khusus
dan terkunci ganda ( double lock ); obat psikotropik disimpan dalam lemari khusus
dan terkunci; obat high alert pada lemari khusus yang ditandai dengan garis
merah; obat-obat LASA ( look a like, sound a like ) diberi tanda hijau dengan
tulisan LASA.
Depo farmasi IGD melayani kebutuhan perbekalan farmasi semua pasien
yang masuk melalui melalui IGD, termasuk melayani kamar operasi untuk
kebutuhan segera melalui distribusi resep individual dengan sistem One Unit Dose
Dispensing . Dokter anestesi dan dokter bedah wajib mengisi formulir permintaan
paket anestesi (oleh dokter anestesi) dan formulir permintaan paket bedah (oleh
dokter bedah) serta wajib mengembalikan obat-obat yang tidak terpakai setelah
operasi selesai. Depo Farmasi IGD memberikan pelayanan obat bagi pasien
pulang.
3.2.2.5.2 Depo Farmasi Rindu ADepo farmasi rindu A dipimpin oleh seorang kepala (apoteker) yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala instalasi farmasi
RSUP H. Adam Malik, yang bertugas membantu kepala instalasi farmasi dalam
hal melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian
perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap di ruang inap terpadu A secara serta
melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di
lingkungan depo farmasi rindu A. Depo farmasi rindu A melayani kebutuhan obat
dan alat kesehatan habis pakai untuk pasien Jamkesmas dan Askes yang di rawat
di rindu A, seperti A1 (penyakit dalam wanita), A2 (penyakit dalam pria), A3
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
56/76
(paru), A4(bedah saraf, neurologi, stroke corner), A5 (gigi, mulut, THT, mata,
ruang kemoterapi, dan VIP).
Depo farmasi Rindu A melaksanakan kegiatan pengadaan perbekalan
farmasi ke pokja perbekalan berdasarkan surat permintaan barang. Perbekalan
farmasi tersebut disimpan sesuai dengan sifatnya (obat termolabil di lemari
pendingin dengan suhu 2-8 oC, dan obat pada suhu ruangan 15-25 oC); bentuk
sediaan (oral, injeksi, infus, salep); disusun berdasarkan alfabetis dengan sistem
first in first out (FIFO) dan first expired first out (FEFO). Obat narkotika disimpan
dalam lemari khusus dan terkunci ganda ( double lock ); obat psikotropik disimpan
dalam lemari khusus dan terkunci; obat high alert pada lemari khusus yang
ditandai dengan garis merah; obat-obat LASA ( look a like, sound a like ) diberi
tanda hijau dengan tulisan LASA.
Kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi di depo farmasi Rindu A
dilakukan berdasarkan resep perorangan melalui kartu obat pasien dengan sistem
One Day Dose Dispensing (ODDD), kemudian data dimasukkan ke dalam SIRS.
Depo Farmasi Rindu A memberikan pelayanan obat bagi pasien pulang.
3.2.2.5.3 Depo Farmasi Rindu B
Depo farmasi rindu B dipimpin oleh seorang kepala (apoteker) yang
berada di bawah dan bertanggung langsung kepada kepala instalasi farmasi RSUP
H. Adam Malik, yang bertugas membantu kepala instalasi farmasi dalam hal
melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian
perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap di rindu B dan melaksanakan
pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan
depo farmasi ruang inap terpadu B. Depo farmasi rindu B melayani kebutuhan
obat dan alat kesehatan habis pakai untuk pasien jamkesmas dan askes yang ada
Universitas Sumatera Utara
-
8/18/2019 [123doc.vn] Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam…
57/76
diruangan rindu B seperti B1 (obstetric, ginekologi, anak dan perinatologi), B2
(bedah digesti, urologi, onkologi. Bedah Plastic dan kardiovaskular (CVCU)), B3
(ortopedi dan VIP).
Depo farmasi Rindu B melaksanakan kegiatan pengadaan perbekalan
farmasi ke pokja perbekalan berdasarkan surat permintaan barang. Perbekalan
farmasi di Depo Farmsi Rindu B disimpan sesuai dengan sifatnya (obat termolabil
di lemari pendingin dengan suhu 2-8 oC, dan obat pada suhu ruangan 15-25 oC);
bentuk sediaan (oral, injeksi, infus, salep); disusun berdasarkan alfabetis dengan
sistem first in first out (FIFO) dan first expired first out (FEFO). Obat narkotika
disimpan dalam lemari khusus dan terkunci ganda ( double lock ); obat psikotropik
disimpan dalam lemari khusus dan terkunci; obat high alert pada lemari khusus
yang ditandai dengan garis merah; obat-obat LASA ( look a like, sound a like )
diberi tanda hijau dengan tulisan LASA.
Kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi di depo farmasi Rindu B
dilakukan berdasarkan resep perorangan melalui kartu obat pasien dengan sistem
One Day Dose Dispensing (ODDD), kemudian data dimasukkan ke dalam SIRS.
Depo Farmasi Rindu B memberikan pelayanan obat bagi pasien pulang.
3.2.2.5.4 Depo Farmasi Instalasi Anastesi dan Terapi Intensif (IATI)
Depo farmasi IATI dipimpin oleh seorang kepala (apoteker) yang beradadi bawah dan bertanggung langsung kepada kepala instalasi farmasi RSUP H.
Adam Malik, yang bertugas membantu kepala instalasi farmasi dalam hal
perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pengendalian stok
perbekalan farmasi serta melak