13 bab ii penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran...
TRANSCRIPT
13
BAB II
PENERAPAN METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN IPA
A. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan dari kata-kata
Bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat sering disebut “science”.
Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut
dengan alam. Science artinya Ilmu Pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) atau science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam
ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.
Webster’s: New Lollegiate Dictionary (1981) menyatakan “ilmu
pengetahuan alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya”.
Sedangkan di dalam Purnell’s: Concise Dictionary of Science (1983)
menyatakan :
Ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa-hipotesa.
Ada pula yang mendefinisikan “IPA adalah apa yang dilakukan oleh para
ahli IPA”.
IPA sebagai disiplin ilmu disebut juga sebagai produk IPA. Ini merupakan
kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para
ilmuan selama berabad-abad. Bentuk Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk
adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori IPA. Jika
ditelaah lebih lanjut maka fakta-fakta merupakan hasil dari kegiatan empirik
14
dalam IPA sedangkan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori dalam IPA
merupakan hasil dari kegiatan analitik.
Definisi-definisi yang dikemukakan terdahulu merupakan usaha untuk
menjelaskan IPA secara singkat apa sebenarnya IPA itu.
Penjelasan singkat dengan satu atau dua kalimat tentu tidak lengkap, sebab
IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan atau kumpulan fakta-fakta.
IPA tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan tentang benda-
benda atau makhluk-makhluk, tetapi IPA juga merupakan cara kerja, cara
berfikir dan cara memecahkan masalah.
Memang pada prakteknya apa yang dikenal sebagai IPA tidak dapat
dipisahkan dari metoda-metoda penelitian. Memahami IPA lebih dari hanya
mengetahui fakta-fakta dalam IPA. Memahami IPA berarti juga memahami
proses IPA, yaitu memahami bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan
memahami bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk
menginterpretasikannya. Para ilmuan mempergunakan berbagai prosedur
empirik dan prosedur analitik dalam usaha mereka untuk memahami alam
semesta ini. Prosedur-prosedur tersebut disebut proses ilmiah atau proses sains.
Keterampilan proses IPA atau keterampilan sains disebut juga keterampilan
belajar seumur hidup, sebab keterampilan-keterampilan ini dapat juga dipakai
untuk kehidupan sehari-hari dan untuk bidang studi yang lain.
15
B. Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam
masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Tetapi pengajaran IPA
yang bagaimanakah yang paling tepat untuk anak-anak?. Struktur kognitif anak-
anak tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuan, karena itu
mereka perlu diberi kesempatan untuk berlatih keterampilan-keterampilan
proses IPA sehingga diharapkan akhirnya mereka berpikir dan memiliki sikap
ilmiah. Dengan demikian pengajaran IPA dan keterampilan proses IPA untuk
mereka hendaknya dimodifikasi sesuai dengan taraf perkembangan kognitifnya.
Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak didefinisikan oleh Paolo dan
Marten (Carin, 1993 : 5).
1. Mengamati apa yang terjadi. 2. Mencoba memahami apa yang diamati. 3. Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan
terjadi. 4. Menguji ramalan-ramalan dibawah kondisi-kondisi untuk melihat
apakah ramalan tersebut benar.
Selanjutnya Paolo dan Marten juga menegaskan bahwa dalam IPA tercakup
juga coba-coba dan melakukan kesalahan, gagal dan mencoba lagi. Ilmu
Pengetahuan Alam tidak menyediakan semua jawaban untuk semua masalah
yang diajukan. Dalam IPA anak-anak (siswa) harus tetap bersikap skeptis
sehingga mereka selalu siap memodifikasi model-model yang mereka punyai
tentang alam ini sejalan dengan penemuan-penemuan yang mereka dapatkan.
Selain materi IPA harus dimodifikasi, keterampilan-keterampilan proses IPA
yang akan dilatihkan juga harus disesuaikan dengan perkembangan anak-anak.
16
Setiap guru harus paham akan alasan, mengapa suatu mata pelajaran yang
diajarkan perlu diajarkan disekolahnya. Demikian halnya dengan guru IPA,
baik guru sebagai guru mata pelajaran, maupun sebagai guru kelas. Seperti
halnya di SD, guru harus tahu benar kegunaan-kegunaan apa saja yang dapat
diperoleh dari pelajaran IPA.
Ada berbagai alasan yang menyebabkan suatu mata pelajaran dimasukkan
ke dalam kurikulum suatu sekolah. Alasan-alasan itu dapat digolongkan
menjadi empat golongan besar:
1. Mata pelajran itu berfaedah bagi kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari.
2. Mata pelajaran itu merupakan bagian kebudayaan bangsa. 3. Mata pelajaran itu melatih anak untuk berpikir kritis . 4. Mata pelajaran itu mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai
potensi (kemampuan) dapat membentuk pribadi anak secara keseluruhan.
C. Pembelajaran IPA di SD
Piaget (Hasan,1996) berpendapat bahwa proses belajar terjadi apabila
proses pengolahan data yang aktif dipihak belajar, yang dilanjutkan dengan
kegiatan-kegiatan penemuan-penemuan (discovery). Berdasarkan pandangan ini
siswa dianggap sebagai subjek belajar yang aktif, menimbulkan stimulasi bagi
dirinya, mencari jawaban terhadap stimulasi tersebut, serta mengembangkan
stimulasi baru untuk hal-hal yang baru.
Sebagai orang dewasa kita memahami hal-hal yang sulit dipahami oleh
anak-anak, misalnya memahami suatu benda akan jatuh ke bawah bukan ke atas
sebab adanya gravitasi atau gaya tarik bumi. Kita juga tahu bahwa benda-benda
dapat disusun menjadi klasifikasi tertentu. Kita tahu bahwa meskipun matahari
17
terbenam diufuk barat disenja hari, matahari akan terbit lagi diufuk timur
keesokan harinya. Orang dewasa memahami konsep waktu dan ruang. Kita
bahkan memahami pentingnya peranan lambang bahasa, baik lisan maupun
tulisan, dan banyak lagi yang lain merupakan konsep yang suit bagi anak.
Salah satu tugas penting guru yang erat kaitannya dengan anak-anak adalah
memahami dunia dan mamahami persepsi mereka tentang dunia termasuk dunia
yang sangat kompleks yaitu dunia sosial. Dan tidak kalah pentingnya adalah
pemahaman tentang perubahan persepsi mereka sementara mereka bertumbuh
dan berkembang.
Proses dan perkembangan belajar anak Sekolah Dasar memiliki
kecenderungan sebagai berikut :
1) Beranjak dari hal-hal yang konkrit,
2) Memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keuntungan,
3) Terpadu dan melalui proses manipulatif.
Oleh karena itu pembelajaran di Sekolah Dasar harus direncanakan,
dilaksanakan dan pada gilirannya dinilai berdasarkan kecenderungan-
kecenderungan di atas.
Teori Piaget mulai muncul pada tahun 1960-an, dan teori perkembangan
kognitif atau teori perkembangan intelektualnya bertahan sampai sekarang.
Piaget mempergunakan istilah skemata untuk mengacu kepada struktur
kognitif yang merupakan dasar dari pola tingkah laku. Skemata-skemata ini,
atau struktur-struktur kognitif ini adalah kegiatan-kegiatan mental dan cara-cara
18
merespon terhadap pengalaman yang berbeda secara kualitatif pada anak-anak
yang berbeda tahap perkembangannya.
Piaget dan kawan-kawan mengidentifikasikan empat tahap perkembangan
kognitif anak-anak yaitu, Sensorimotor (0-2 tahun), Pra Operasional (2-7
tahun), Operasi Konkret (6-11 atau 6-12 tahun), dan Operasi Formal (11 atau 12
tahun keatas).
Dalam tahun-tahun terakhir ini para ahli pendidikan dan para ahli
psikologi konstruktivisme telah memberi banyak sumbangan pikiran kepada
hasil kerja Piaget. Sumbangan pikiran tersebut menunjukkan secara spesifik
bagaimana peserta didik memproses informasi/pelajaran dan bagaimana para
guru dapat menjadi fasilitator pada proses tersebut.
Pendekatan konstruktivisme menekankan bahwa siswa tidak begitu saja
menerima ide-ide dari orang lain. Mereka membangun sendiri dalam pikiran
mereka ide-ide tentang peristiwa alam (misalnya erosi) dari pengalaman
sebelum mereka mendapat pelajaran sains di sekolah. Ide-ide yang mereka
bentuk dan pelajaran sains yang mereka dapat di sekolah disimpan bersama di
dalam struktur kognitif mereka.
Manusia secara normal akan berusaha untuk memahami dunianya. Kita
berusaha untuk mencari penjelasan, memprediksi dan mengendalikan
pengalaman-pengalaman kita. Anak-anak pun tidak menerima begitu saja
informasi yang diberikan oleh guru atau yang didapat dari buku pelajaran.
Tetapi, jika anak-anak tertantang oleh sesuatu yang ingin mereka pelajari,
mereka mencoba untuk menghubungkan semua informasi yang telah merka
19
miliki dalam struktur kognitifnya dan pengalaman sebelumnya. Dengan
perkataan lain mereka membangun pengetahuan baru dan menarik maknanya
dengan jalan menghubungkan informasi baru dengan informasi yang sudah
mereka miliki. Aliran pembelajaran seperti ini disebut aliran konstruktivisme.
D. Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA di SD
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA
di SD, pendekatan-pendekatan tersebut antara lain pendekatan keterampilan
proses, pendekatan inkuiri dan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM).
1. Pendekatan Keterampilan Proses
Keterampilan proses IPA merupakan pendekatan yang ditempuh para
ilmuan dalam usaha mereka memecahkan misteri-misteri di dalam alam.
Aspek-aspek keterampilan proses IPA itu adalah: (Srini, 1997:49)
1) Pengamatan 2) Pengklasifikasian 3) Pengukuran 4) Pengidentifikasian dan pengendalian variabel 5) Perumusan hipotesa 6) Perancangan eksperimen 7) Penyimpulan hasil eksperimen 8) Pengkomunikasian hasil eksperimen
Keterampilan proses IPA di Sekolah Dasar dibagi atas dua bagian. Bagian
pertama adalah pembelajaran keterampilan proses dasar yaitu mengamati,
menginferensi, mengukur, mengkomunikasi, mengklasifikasi dan memprediksi.
Bagian ini disusun terutama bagi kelas-kelas awal atau kelas TK sampai dengan
kelas 3. Sedangkan bagian yang kedua meliputi keterampilan proses IPA
terpadu yang dimaksudkan untuk kelas 4 sampai kelas 6. Keterampilan-
20
keterampilan tersebut adalah : mengidentifikasi variabel-variabel, membuat
tabel dari data, membuat grafik, menjelaskan hubungan antara variabel-
variabel, mengumpulkan dan memproses data, menganalisis penyelidikan,
merumuskan hipotesis, memanipulasi variabel-variabel, merancang suatu
eksperimen serta melaksanakan eksperimen.
2. Pendekatan Inkuiri
Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary kata inkuiri (“inquiru”)
berarti pertanyaan atau penyelidikan. Piaget memberikan definisi pendekatan
inkuiri sebagai: pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk
melakukan eksperimen sendiri, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari
sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan.
Kuslan dan Stone (Dahar dan Liliasari, 1986:68) mendefinisikan
pendekatan inkuiri sebagai: pengajaran dimana guru dan murid-murid
mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para
ilmuan. Secara operasioal menyatakan bahwa pendekatan inkuiri mempunyai
karakteristik:
1) Menggunakan keterampilan-keterampilan proses IPA. 2) Tidak ada keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu dalam waktu
tertentu. 3) Jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dulu, dan tidak ada di
dalam buku pelajaran. Buku-buku petunjuk yang dipilih berisi pertanyaan-pertanyaan dan saran-saran untuk menentukan jawaban, bukan berarti jawaban.
4) Murid-murid bersemangat sekali untuk menentukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri.
5) Proses pembelajaran berpusat pada pertanyaan-pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana kita mengetahui” serta “betulkah kesimpulan kita ini”.
6) Suatu maslaah ditemukan lalu dipersempit hingga terlihat kemungkinan masalah itu dapat dipecahkan oleh murid.
7) Hipotesa dirumuskan oleh murid-murid.
21
8) Murid-murid mengusulkan cara-cara pengumpulan data, melakukan eksperimen, mengadakan pengamatan, membaca dan menggunakan sumber-sumber lain.
9) Semua usul ini dinilai bersama, bila ditentukan pula asumsi-asumsi, keterlibatan-keterlibatan dan kesukaran-kesukaran.
10) Murid-murid melakukan penelitian secara individu atau kelompok untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesa.
11) Murid-murid mengolah data dan mereka sampai pada kesimpulan sementara. Juga diusahakan untuk memeriksa penjelasan-penjelasan secara ilmiah.
Jadi pendekatan inkuiri lebih menekankan pada pencarian pengetahuan
daripada perolehan pengetahuan. Dalam pelaksanaan pendekatan inkuiri
keterampilan guru bertanya berperan penting dalam membimbing murid-murid
melakukan semua kegiatan yang dipandang perlu.
3. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Sains Teknologi Masyarakat (STM) atau “Science Teknology Society”
menurut National Science teachers Associations (NSTA) (Srini, 1997:71)
adalah pembelajaran sains dan teknologi dalam konteks pengalaman manusia.
Jadi Sains Teknologi Masyarakat adalah istilah yang diberikan kepada usaha
mutakhir untuk menyajikan konteks dunia nyata dalam pendidikan sains dan
pendalaman sains. Dalam penyajian seperti ini pendidikan sains menjadi lebih
daripada sekedar kurikulum mengenai konsep dasar sains (IPA) dan
keterampilan proses, sebab Sains Teknologi Masyarakat melibatkan seluruh
aspek pendidikan sains yaitu tujuan, kurikulum, strategi pembelajaran, evaluasi
dan persiapan serta kinerja guru.
Menurut Poedjiadi (2005:126) kekhasan dari pendekatan STM adalah
bahwa pada pendahuluan dikemukakan isu-isu atau masalah yang ada di
22
masyarakat yang dapat digali dari siswa, tertapi apabila guru tidak berhasil
memperoleh tanggapan dari siswa dapat saja dikemukakan oleh guru sendiri.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan STM
adalah suatu pembelajaran sains dan teknologi yang diambil dari dunia nyata,
yang isu-isunya atau masalahnya ada di lingkungan masyarakat atau lingkungan
sekitar anak. Sehingga apabila siswa tersebut telah menyelesaikan sekolahnya
dapat menjadi warga negara yang mampu mengambil keputusan-keputusan
tentang masalah-masalah yang terjadi di masyarakat.
E. Pembelajaran IPA
Mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
1. Memperoleh keyakinan terhadap tuhan yang maha esa berdasarkan
keberadaan, keindahan keteraturan alam ciptaan-nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
23
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
F. Metode Mind Mapping
1. Pengertian Mind Mapping
Mind Mapping adalah metode mencatat untuk memudahkan siswa dalam
mengingat materi pelajaran, yang menggunakan prinsip manajemen otak untuk
membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang masih tersembunyi.
Mind Mapping menurut Buzan (1993) adalah “
Metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi, setelah selesai mencatat yang anda buat membentuk pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di tengah, sub topik dan perincian menjadi cabang-cabangnya.
Peta pikiran terbaik adalah peta pikiran yang warna-warni dan
menggunakan banyak gambar dan simbol, biasanya tampak seperti karya seni.
(Bobbi Depoter, dkk 1999:173/174 dalam Abang Supriatin, 2004).
2. Perbedaan catatan biasa dengan catatan Mind Mapping
Ada beberapa perbedaan antara catatan biasa dengan catatan Mind
Mapping. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Catatan biasa
1) Hanya berupa tulisan saja.
2) Hanya menggunakan satu warna.
3) Untuk mereview ulang memerlukan waktu yang cukup lama.
24
4) Waktu yang diperlukan untuk belajar dengan tulisan biasa relatif lebih
lama.
5) Statis, tidak bervariasi.
b. Catatan Mind Mapping
1) Selain tulisan dalam catatan Mind Mapping juga menggunakan simbol
dan gambar yang warna-warni.
2) Waktu yang diperlukan untuk mereview ulang lebih singkat.
3) Waktu yang diperlukan untuk belajar dengan catatan Mind Mapping
lebih singkat.
4) Membuat siswa lebih kreatif dalam menuangkan ide mereka.
Dari pemaparan tersebut jelas bahwa dengan menggunakan catatan Mind
Mapping banyak keuntungan yang dapat diperoleh siswa. Siswa tidak perlu lagi
banyak menulis tapi cukup mencatat inti-inti dari meteri yang dipelajari.
3. Contoh Catatan Mind Mapping
Berikut contoh catatan Mind Mapping mengenai bagian-bagian tumbuhan.
Gambar 2.1 Contoh Catatan Mind Mapping
25
4. Langkah-langkah Membuat Catatan Mind Mapping
Ada beberapa langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk membuat catatan
Mind Mapping yang baik dan menarik. Langkah-langkah tersebut adalah
sebagai berikut : (De Porter B. dan Hernacki, M 1999 : 197)
1) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar.
2) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. 3) Gunakan warna. 4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan
cabang-cabang tingkat dua dan tiga ketingkat satu dan dua dan seterusnya.
5) Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. 6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. 7) Gunakan ganbar.
5. Manfaat Mind Mapping
Banyak yang dapat diambil dari penggunaan metode Mind Mapping dalam
pembelajaran di kelas baik bagi siswa maupun bagi guru.
Manfaat Mind Mapping bagi siswa diantaranya :
1) Memudahkan siswa dalam menerima informasi dari guru.
2) Memudahkan menghafal dalam mengingat suatu materi.
3) Menghemat buku catatan karena tidak terlalu banyak dalam mencatat.
4) Merangsang kreatifitas siswa, menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri.
5) Mudah menemukan materi yang akan dicari.
6) Mempresentasikan konsep dengan mudah.
Adapun manfaat Mind Mapping bagi guru adalah :
1) Mempermudah dalam penyampaian hal-hal detail yang akan disampaikan
pada anak.
26
2) Mempermudah dalam dokumentasi.
3) Mengefektifkan komunikasi.
4) Menghemat waktu.
5) Mengorganisasikan informasi yang konfleks dengan cepat dan efektif.
“Peta pikiran dapat merekam cepat informasi. Peta pikiran dapat membantu
siswa menyusun informasi dan melancarkan aliran pikiran”.(De Porte, B, 1999 ;
177). Jadi jelas manfaat peta pikiran bagi guru maupun siswa adalah ; lebih
mudah mengingat informasi dan mudah dalam mengungkapkannya kembali.
6. Penerapan Metode Mind Mapping pada Pembelajaran di SD
Pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping di Sekolah
Dasar dilaksanakan dengan pembelajaran yang menyenangkan yang difokuskan
terhadap pengambangan kreatifitas siswa. Siswa dibiarkan menuangkan ide
yang ada dalam pikiran mereka kedalam gambar-gambar yang menarik dan
mudah diingat. Namun gambar-gambar tersebut harus menjelaskan atau sesuai
dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari.
Penerapan atau langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
metode Mind Mapping dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) membagi siswa ke dalam lima kelompok yang setiap kelompok terdiri
dari lima orang.
2) Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan antara lain kertas gambar,
pinsil, pinsil warna dan penghapus.
27
3) Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai materi yang
disampaikan dengan menggunakan media catatan Mind Mapping. Dalam
hal ini mengenai perubahan kenampakan bumi dan langit.
4) Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing untuk menentukan
pusat dan cabang-cabang Mind Mapping.
5) Siswa merangkum materi kedalam bentuk peta konsep.
6) Siswa mulai membuat catatan Mind Mapping mengenai materi yang telah
dibahas oleh guru sebelumnya.
7) Setelah siswa selesai membuat catatan Mind Mapping, siswa diminta
untuk mempresentasikan hasil catatan Mind Mapping mereka di depan
kelas.
Dengan pembelajaran seperti ini diharapkan siswa lebih tertarik dalam
mengikuti pembelajaran sehingga materi yang disamapaikan akan mudah
dipahami dan diingat oleh siswa.
G. Prestasi Belajar Siswa
Menurut Surya (1983:115) bahwa prestasi belajar merupakan keseluruhan
kecakapan hasil prestasi yang dicapai melalui proses belajar di sekolah, yang
dinyatakan dengan nilai-nilai hasil belajar berdasarkan hasil tes. Sementara
Arikunto (1993:17) mengemukakan bahwa prestasi belajar ialah tingkat tingkat
pencapaian lulusan sekolah setelah mengikuti program.
28
Prestasi belajar menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran.
Lazimnya ditunjukkan oleh nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka prestasi belajar siswa adalah tingkat
atau hasil yang dicapai siswa dalam mengetahui dan memahami materi tertentu
yang dituangkan dalam bentuk daftar nilai sebagai cerminan pengetahuan,
maupun sikap atau keterampilan tertentu yang dimiliki setelah selesai
melaksanakan proses belajar mengajar.
Prestasi belajar erat kaitannya dengan hasil belajar yang diperoleh oleh
siswa. Sudjana mengemukakan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Solihin, 2005).
Malik (Suliyati 2003) mengemukakan bahwa :
Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku pada diri siswa. Dimana tingkah laku tersebut dipengaruhi oleh proses-proses dalam diri siswa seperti pengalaman masa lampau, juga ditentukan oleh kapasitas yang dimiliki oleh siswa seperti abilitas dan intelegensi.
Untuk mengetahui prestasi belajar, tentu harus ada evaluasi dari proses
yang telah dilalui tahap demi tahap yakni mengambil keputusan dengan
membandingkan dan menetapkan baik buruk dari suatu proses, dari evaluasi
dapat diketahui pekembangan anak baik dari segi perkembangan mental dilihat
dari data kualitatif atau perkembangan kognitif dilihat dari hasil data kuantitatif.
Prestasi belajar anak tidak dengan sendirinya terbentuk, tetapi ada dua
faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor internal dan faktor eksternal . Faktor
29
yang mempengaruhi prestasi belajar baik internal maupun eksternal menurut
Surya, M (1979 : 134) menyebutkan bahwa :
...faktor internal, yaitu : 1) faktor fisiologis dan jasmani siswa. 2) faktor psiologis. Dan yang termasuk faktor eksternal yaitu, 1) faktor lingkungan sosial, 2) faktor lingkungan keluarga, 3) faktor lingkungan masyarakat, 4) faktor lingkungan kelompok, 5) faktor lingkungan budaya, 6) faktor lingkungan fisik seperti gedung-gedung yang memberikan fasilitas bagi anak. 7) faktor lingkungan spiritual.
Prestasi anak akan baik dan menonjol apabila faktor-faktor, baik internal
maupun ekternal menunjang pada kemajuan prestasi anak. Memang tidak
mudah untuk menciptakan kondisi yang mendukung pada faktor internal dan
eksternal. Ada saja kekurangan atau keterbatasan manusia untuk menjadi yang
sempurna. Hal ini memang wajar tapi seharusnya seorang guru berusaha secara
maksimal untuk melengkapi kekurangan yang ada.
H. Perubahan Kenampakan Bumi dan Langit
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengenai Perubahan
Kenampakan Bumi dan Langit. Penulis memilih materi ini karena
menyesuaikan dengan materi yang telah dibahas dalam pertemuan sebelumnya.
Selain itu setelah siswa mempelajari materi ini, diharapkan mereka memahami
bagaimana peristiwa-peristiwa yang ada di alam ini bisa terjadi. Mengapa bisa
terjadi peristiwa pasang dan surut air laut, mengapa bisa ada siang dan malam,
mengapa kenampakan bentuk bulan setiap malam berubah-ubah, dan lain
sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa dijawab setelah mereka
mempelajari materi ini.
30
1. Perubahan Kenampakan Bumi
Perubahan kenampakan bumi dapat terjadi karena peristiwa alam atau
karena ulah manusia. Perubahan ini terjadi baik di daratan maupun di lautan.
Penyebab perubahan kenampakan bumi diantaranya terjadinya erosi, abrasi,
pasang surut air laut dan kebakaran hutan.
a. Erosi
Erosi dapat terjadi di berbagai tempat di permukaan bumi, seperti
digunung-gunung atau bukit, di gurun, dan di pegunungan es. Erosi dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya oleh air, es dan angin.
b. Abrasi
Abrasi dapat menyebabkan berkurangnya luas daratan. Deburan ombak
yang terus menerus menghantam pesisir pantai menyebabkan daratan terus
terkikis. Abrasi akan terjadi dengan cepat jika tidak ada penahan ombak.
Gambar 2.2 Abrasi Dapat Menyebabkan Pengikisan Daratan
c. Pasang surut air laut
Pada saat-saat tertentu air laut akan meninggi, di saat yang lain air laut
akan surut. Pasang merupakan peristiwa naiknya air laut sedangkan surut
31
adalah peristiwa turunnya air laut. Naik dan turunnya air laut ini disebabkan
karena perputaran bumi dan gaya gravitasi bulan. Gaya gravitasi ini terjadi
karena kedudukan bulan sangat dekat dengan bumi. Pada saat terjadi pasang,
gelombang air laut sangat besar. Hal ini dapat menyebabkan terkikisnya
pasir atau tanah ketika air laut ini sampai di tepi pantai.
Gambar 2.3 Permukaan Air Laut Naik Pada Saat Pasang
Gambar 2.4 Permukaan Air Laut Turun Pada Saat Surut
d. Kebakaran hutan
Kebakaran hutan dapat memengaruhi bentuk daratan. Daratan yang pada
mulanya menghijau karena ditumbuhi pepohonan akan menjadi hitam kelam
karena bekas-bekas kebakaran. Perubahan ini juga dapat menyebabkan
perubahan lingkungan.
32
Gambar 2.5 Kebakaran Hutan Dapat Mempengaruhi Permukaan Bumi
2. Perubahan Kenampakan Langit
Selain bumi, di alam semesta terdapat benda-benda langit. Kenampakan
langit yang umumnya dapat diamati dari bumi adalah bintang, matahari, dan
bulan.
a. Matahari
Matahari termasuk salah satu contoh bintang karena dapat menghasilkan
cahaya sendiri. Matahari merupakan bola gas yang sangat panas serta
berukuran sangat besar. Matahari adalah bintang yang paling terang bila
dilihat dari bumi. Hal ini disebabkan jaraknya paling dekat dengan bumi.
Gambar 2.6 Matahari Merupakan Salah Satu Kenampakan Langit
33
b. Bulan
Jika kamu amati setiap malam, bentuk bulan ternyata mengalami
perubahan setiap harinya. Bulan mengitari bumi dalam jangka waktu 29.5
hari (satu bulan). Selama bulan bergerak, terjadi perubahan sudut antara
matahari, bumi, dan bulan. Hal inilah yang menyebabkan perubahan
penampakan pada bulan setiap harinya. Perubahan bentuk bulan ini dikenal
dengan fase bulan.
Gambar 2.7 Bulan Purnama
c. Bintang
Bintang termasuk benda langit yang dapat mengeluarkan cahaya sendiri.
Di alam semesta terdapat banyak sekali kumpulan bintang (gugusan
bintang). Gugusan bintang disebut galaksi. Setiap galaksi terdiri atas
berjutajuta bintang. Kalau satu galaksi saja terdiri dari berjuta-juta bintang.
Gambar 2.8 Bintang Hanya Bisa Terlihat Pada Malam Hari
34
3. Perubahan Kenampakan Bulan
Dilihat dari bumi, bulan selalu berubah-ubah, bergantung pada kedudukan
bulan ketika mengelilingi bumi. Berikut perubahan bentuk bulan selama satu
bulan.
Gambar 2.9 Perubahan Bentuk Bulan Selama Satu Bulan
sinar matahari
Bulan sabit
Bulan setengah
Bulan tiga perempat
Bulan purnama
Bulan tiga perempat
Bulan setengah
Bulan sabit Bulan baru