1414521031_gagah gumelar w_hukum laut dan perikanan
DESCRIPTION
hukum hukumTRANSCRIPT
HUKUM LAUT DAN
PERIKANANN A M A : G A G A H G U M E L A R W
N I M : 1 4 1 4 5 2 1 0 3 1
Ordonansi Hindia Belanda
MERDEKATahun 1945 Deklarasi Djuanda
1957
SEJARAH HUKUM LAUT INDONESIA
Deklarasi Djuanda diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia
KUNCI KETENTUAN UNCLOS
1. Mengatur Batas zona-zona maritim dan segala kegiatan diperairain laut baik ekonomi maupun transportasi, seperti: Navigasi, Zona Ekonomi Eksklusif(ZEE), Landas Kontinental (continental shelf), Penambangan Bawah Laut, Eksploitasi, Rezim Pulau (Regime Of Island), Pengembangan dan Alih Teknologi Kelautan, Penyelesaian Sengketa, Riset Ilmiah Kelautan, Perlindungan Dan Pelesatarian Lingkungan Laut, Kawasan (The Area), Hak Negara Tak Berpantai, Laut Tertutup atau Setengah Tertutup (Enclosed Or Semi-Enclosed)
2. Deklarasi Djuanda dapat diterima dalam konvensi hukum laut PBB ke - III (United Nations Convention On The Law of The Sea) Pada tahun 1982.
3. Kemudian deklarasi ini dipertegas dengan UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan (UNCLOS 1982) bahwa Indonesia adalah Negara kepulauan.
ZONA ZONA MARITIM
1. Zona Laut Teritorial2. Landas Kontinen3. Zona Ekonomi Ekslusif4. Zona Tambahan
Zona Laut Teritorial adalah batas laut yang diukur sejauh 12 mil dari garis dasar (pulau terluar)
SELAT INTERNASIONAL
Suatu Negara tidak dapat melakukan penangguhan terhadap hak transit passage
atau hak melintas atas/di sebuah selat internasional dari pelayaran internasional
meskipun selat tersebut masuk dalam wilayah ZEE, contoh : Selat Malaka