144420924-rem-cakram

Upload: muhammad-eka

Post on 06-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    1/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang

    Pada mulanya rem yang banyak digunakan adalah rem drum untuk berbagai jenis

    kendaraan. Rem ini adalah yang paling baik dalam mengendalikan laju kendaraan pada

    tahun 60-an. Demi keselamatan dan kenyamanan pengendara akhirnya pada tahun 80-an

    diperkenalkan rem jenis cakram atau yang biasa dikenal dengan sebutan disk brake.

    Karena pada masa itu kendaraan telah memiliki efisiensi yang dapat dikatakan cukup baik sehingga dengan mesin yang kecil telah memperoleh tenaga yang dapat dikatakan

    cukup besar, tenaga itu harus diimbangi dengan sistem rem yang baik pula. Rem cakram

    sangat efektif dalam melakukan perlambatan, hal ini telah dibuktikan pada arena balap.

    Selain itu rem cakram juga memiliki bentuk yang kompak sehingga memberikan nilai

    estetika tersendiri pada kendaraan tersebut.

    Oleh karena daya perlambatan rem cakram yang sangat besar sehingga dalam

    keadaan panik banyak pengendara yang menekan tuas rem dengan sekuat tenaga yang

    menyebabkan terkuncinya roda, sehingga kendaraan sulit dikendalikan, tentunya akan

     berakibat fatal bila kendaraan itu melaju dalam kecepatan tinggi. Pada tahun 1988

    BMW adalah pabrik sepeda motor pertama di dunia yang memasarkan sistem rem anti-

    lock elektronik hidrolis atau yang lebih dikenal dengan sebutan ABS (Anti-Lock

    Breaking System). Selain ABS pada rem cakram kendaraan roda empat membutuhkan

     juga EBD (Electronik Brake Distribution) yang berfungsi sebagai pembagi daya

    cengkraman rem terutama ketika kendaraan sedang menikung agar tidak terjadi

    oversteer . Sebenarnya penemuan-penemuan yang dilakukan adalah demi kenyamanan

    dan keselamatan pemakai kendaraan. Tapi sungguh sayang semua teknologi baru

    tersebut sangatlah mahal. Saat ini hanya mobil atau motor bervolume silinder besar dan

    mewah saja yang menggunakan teknologi tersebut.

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    2/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia2

    1.2  Tujuan Perancangan

    Tujuan dari tugas perancangan elemen mesin ini adalah :

    1. 

    Memahami sistem kerja rem dan jenis-jenis rem.

    2.  Merancang rem cakram Supra X DD 125 cc sesuai dengan karakteristiknya.

    3.  Mengetahui ukuran-ukuran utama rem cakram pada Supra X DD 125 cc.

    4. 

    Mengetahui perbedaan antara rem cakram asli dengan yang dirancang.

    1.3 

    Permasalahan

    Untuk memperoleh efisiensi kerja rem cakram dan biaya produksi yang optimal

    maka dalam kesempatan ini penulis akan mencoba merancang sistem rem cakram pada

    sepeda motor Supra X DD 125 cc dengan massa kosong kendaraan P1 = 107 kg dan

     beban angkut maksimal P2 + P3 = 227 kg

    1.4  Batasan Permasalahan

    Karena luasnya permasalahan yang ada didalam merancang sistem rem cakram,

    maka penulis hanya menguraikan tentang teori dasar dan cara kerja cakram,

    memperkirakan letak titik berat kendaraan, daya angkut kendaraan, dan memulai

     perhitungan dimensi cakram.

    1.5 

    Sistematika PenulisanSistematika penulisan yang digunakan terdiri dari empat bab yang saling berkaitan

    satu sama lain, yaitu :

    Bab I : Pendahuluan

    Berisi latar belakang, tujuan penulisan, batasan permasalahan, metoda

     pengumpulan data, sistimatika penulisan dan cara kerja rem cakram.

    Bab II : Teori dasar

    Berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan tugas perancangan ini.Bab III : Perancangan dan perhitungan

    Berisi tentang rumus-rumus yang digunakan dan hasil perhitungannya.

    Bab IV : Kesimpulan

    Berisi tentang ukuran-ukuran utama yang dirancang dan perbandingannya

    dengan rem cakram aktual.

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    3/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia3

    1.6  Cara Kerja Rem Cakram

    Kerja rem cakram dimulai ketika si pengendara menarik tuas rem pada sepeda

    motor yang berada pada stang sebelah kanan (1) dan memberikan gaya tekan terhadap

     piston yang berada di dalam master cylinder (2). Akibat yang ditimbulkan oleh gaya

    tekan tersebut adalah piston mendorong fluida yang berada dalam master cylinder untuk

     bergerak menuju pada Kaliper yang berada pada shock depan motor melalui selang

    rem (3).

    Setelah melalui selang rem, fluida masuk kedalam Kaliper (4) dan fluida

    tersebut memberikan gaya tekan pada piston yang berada pada Kaliper (5), sehingga

     piston pun akan mendorong kampas rem (Pad Disk) dan menimbulkan gaya pengereman akibat adanya gesekan antara permukaan kampas rem dengan

     permukaan cakram yang ditempatkan pada teromol roda depan motor. Sehingga

    motor akan mengalami perlambatan kecepatan yang pada akhirnya motor pun akan

     berhenti. Kerja dari rem cakram dalam menghentikaan atau memperlambat laju

    kendaraan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya : Berat pengendara, kecepatan

    sebelum pengereman dan kebersihan dari rem cakram itu sendiri.

    Gambar Sistem Kerja Rem Cakram

    1.  Piston

    2.  Bantalan

    3.  Disk Cakram

    4.  Knuckle Kemudi

    5. 

    Fixed Caliper

    6.  Tekanan Hidrolik

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    4/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia4

    BAB II

    TEORI DASAR REM

    2.1 Defenisi Rem

    Rem digunakan untuk menghentikan dan mengatur gerakan, karena itu rem

    sangat diperlukan dalam teknik kendaraan dan teknik transportasi. Ketika rem merem

    daya kinetik bagian yang bergerak harus dikurangi, disamping itu (ketika menurunkan

    suatu beban) sering harus dihambat suatu momen beban (kebalikan dari apa yang terjadi

    ketika menggerakkan lewat kopling gesek).

    Selama mengatur kecepatan (pengaturan rem dimana rem selalu slip), kerja rem

    gesek diubah menjadi kalor. Dalam hal ini, kalkulasi pelepasan kalor kebanyakan

    menentukan besarnya ukuran.

    Karena itu dalam banyak hal, rem tidak bertindak sebagai rem penyetop dalam hal

    ini instalasi dihentikan hanya oleh gaya rem, melainkan terutama mempunyai tugas

    untuk mempertahankan pesawat dalam suatu kedudukan tertentu (rem penahan). Dalam

    hal ini sebagian dari energi yang diperlukan untuk menghabiskan kecepatan, sering

    diperoleh dari momen dari penahan motor, yang pada motor listrik dicapai dengan bantuan

    hubungan istemewa (hubungan rem, arus balik). Momen rem ialah terkecil pada poros

    yang berputar paling cepat, karena itulah maka rem sedapat mungkin kebanyakan

    dipasang pada poros yang digerakkan oleh motor. Piringan rem harus dirapikan dan

    disetimbangkan. Syarat paling utama yang harus dipenuhi oleh rem ialah : kelembutan

    artinya tidak ada tumbukan ketika menghubungkan dan melepas rem, pelepasan kalor

    yang cukup, kemungkinan penyetelan setelah aus.

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    5/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia5

    2.2 Klasifikasi Rem

    Rem digunakan untuk menghentikan dan mengatur gerakan, karena itu rem

    sangat diperlukan dalam teknik kendaraan dan teknik transportasi. Ketika rem merem

    daya kinetik bagian yang bergerak harus dikurangi, disamping itu (ketika menurunkan

    suatu beban) sering harus dihambat suatu momen beban (kebalikan dari apa yang terjadi

    ketika menggerakkan lewat kopling gesek).

    Selama mengatur kecepatan (pengaturan rem dimana rem selalu slip), kerja rem

    gesek diubah menjadi kalor. Dalam hal ini, kalkulasi pelepasan kalor kebanyakan

    menentukan besarnya ukuran.

    Karena itu dalam banyak hal, rem tidak bertindak sebagai rem penyetop dalam halini instalasi dihentikan hanya oleh gaya rem, melainkan terutama mempunyai tugas

    untuk mempertahankan pesawat dalam suatu kedudukan tertentu (rem penahan). Dalam

    hal ini sebagian dari energi yang diperlukan untuk menghabiskan kecepatan, sering

    diperoleh dari momen dari penahan motor, yang pada motor listrik dicapai dengan bantuan

    hubungan istemewa (hubungan rem, arus balik). Momen rem ialah terkecil pada poros

    yang berputar paling cepat, karena itulah maka rem sedapat mungkin kebanyakan

    dipasang pada poros yang digerakkan oleh motor. Piringan rem harus dirapikan dan

    disetimbangkan. Syarat paling utama yang harus dipenuhi oleh rem ialah : kelembutan

    artinya tidak ada tumbukan ketika menghubungkan dan melepas rem, pelepasan kalor

    yang cukup, kemungkinan penyetelan setelah aus. Berdasarkan gesekan maka rem

    dapat diklasifikasikan menjadi :

    1. Rem blok, yang dapat dibagi lagi menjadi atas rem blok tunggal, dan ganda

    2. 

    Rem drum

    3. Rem cakram

    4. 

    Rem pita

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    6/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia6

    2.3  Rem Blok Tunggal

    Rem blok macam ini adalah yang paling sederhana yang terdiri dari satu blok rem

    yang ditekan terhadap drum rem, seperti diperlihatkan dalam gambar 2. 1 Biasanya pada

     blok rem tersebut pada permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau bahan gesek yang

    dapat diganti bila telah aus. Rem blok tunggal ini kurang menguntungkan, hal ini 

    disebabkan karena pada rem blok tunggal gaya tekan yang bekerja hanya dalam satu

    arah saja pada drum, sehingga pada poros timbul momen lentur serta gaya tambahan pada

     bantalan yang tidak dikehendaki.

    Demikian pula, untuk pelayanan manual jika diperlukan gaya pengereman yang

     besar, tuas perlu dibuat sangat panjang sehingga kurang ringkas. Karena alasan inilahmaka rem blok tunggal tidak banyak dipakai pada mesin-mesin yang memerlukan momen

     pengereman yang besar. Dan untuk mendapatkan gaya pengereman yang dikehendaki

    maka besarnya gaya tergantung pada arah putaran, untuk arah putar serah jarum jam

     blok rem akan tertarik kearah drum sehingga dapat terjadi gigitan secara tiba-tiba.

    Hal lain yang perlu diperhatikan adalah besarnya momen pengereman yang harus sesuai

    dengan yang diperlukan dan besarnya energi yang dirubah menjadi panas,

    terutama yang berhubungan dengan bahan gesek yang dipakai. Pemanasan yang

     berlebihan bukan hanya akan merusak bahan lapisan rem tetapi juga akan menurunkan

    koefisien geseknya. Bi1a suatu rem terus menerus bekerja, jumlah panas yang timbul

     pada setiap 1 (mm2) permukaan gesek tiap detik adalah sebanding dengan besarnya µnv .

    Bila besarnya µnv pada sutu rem lebih kecil dari pada harga batasnya maka pemancaran

     panas akan berlangsung dengan mudah dan sebaliknya bila harga tersebut melebihi batas

    maka akan mengakibatkan rusaknya permukaan gesek.

    Gambar 2.1. Rem blok tunggal ( Ref. 2, hal 77 )

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    7/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia7

    2.4 Rem Blok Ganda 

    Telah disinggung diatas bahwa rem blok tunggal agak kurang menguntungkan

    karena drum mendapat gaya tekan hanya dalam satu arah sehingga menimbulkan

    momen lentur yang besar pada poros serta gaya yang tambahan pada bantalan.

    Kekurangan tersebut dapat diatasi jika dipakai dua rem blok yang menekan drum dari

    dua arah yang berlawanan, baik dari sebelah dalam maupun dari sebelah luar drum. Rem

    semacam ini disebut rem blok ganda (gambar 2.2.). Rem dengan blok yang menekan dari

    luar dipergunakan untuk mesin-mesin industri dan kereta rel yang pada umumnya

    digerakkan secara pnumatik, sedangkan yang menekan dari dalam dipakai pada

    kendaraan jalan raya yang digerakkan secara hidrolik.Bahan rem yang digunakan haruslah memenuhi beberapa kriteria berikut: persyaratan

    keamanan, ketahanan, keausan kecil, kuat, tidak melukai permukaan drum, dapat

    menyerap getaran dan memiliki koefisien gesek yang tinggi seperti diperlihatkan pada

    tabel dibawah ini :

    Tabel 2.1. Koefisien gesek dan tekanan rem ( Ref.2, hal 80 )

    Bahan drum Bahan gesek Koefisien gesek Tekanan permukaan

    Keterangan

    Besi cor,

    Baja cor,

    Besi cor

    khusus

    Besi cor 0.10 –  0.20 0.90 –  0.17 Kering

    0.08 –  0.12 Dilumasi

    Perunggu 0.10 –  0.20 0.05 –  0.08 Kering

    Kayu 0.10 –  0.35 0.02 –  0.03 Dilumasi

    Tenunan 0.35 –  0.60 0.007 –  0.07 Kapas, asbes

    Cetakan 0.30 –  0.60 0.003 –  0.10 Damar, asbes

    Paduan sinter 0.20 –  0.50 0.003 –  0.10 Logam

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    8/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia8

    Gambar 2.2. Rem blok ganda ( Ref.2, hal 83 )

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    9/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia9

    2.5   Rem Drum

    Rem untuk automobile umumnya rnenggunakan rem berbentuk rem drum

    (macam ekspansi) dan rem cakram (disk). Rem drum mempunyai ciri lapisan yang

    terlindung, dapat menghasilkan gaya rem yang besar untuk ukuran rem yang kecil dan

    umur lapisan rem cukup panjang.Kelemahan rem ini adalah pemancaran panasnya

     buruk. Blok rem dari rem ini disebut sepatu rem karena bentuknya yang mirip sepatu.

    Gaya rem tergantung pada letak engsel sepatu rem dan silinder hidrolik serta arah

     putaran roda. Biasanya rem drum ini seperti diperlihatkan pada gambar 2.3(a) adalah

    yang terbanyak dipakai, yaitu yang memakai sepatu depan dan dibelakang. Pada rem

    macam ini, meskipun roda berputar dalam arah yang berlawanan, gaya rem tetap besar. Rem dalam gambar 2.3(b) memakai dua sepatu depan, dimana gaya rem

    dalam satu arah putaran jauh lebih besar dari pada arah yang berlawanan. Juga

    terdapat macam yang diperlihatkan dalam gambar 2.3(c) yang disebut dua-servo.

    Gambar 2.3. Macam-macam rem drum

    Dalam hal sepatu rem seperti yang diperlihatkan dalam gambar 2.4(a) disebut

    sepatu berengsel, dan sepatu yang menggelinding pada suatu permukaan seperti dalan

    gambar 2.4(b) disebut dengan sepatu mengambang.

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    10/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia10

    (a) (b)

    Gambar 2.4. Sepatu berengsel dan sepatu mengambang ( Ref.2, hal 85 )

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    11/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia11

    2.6 Rem Cakram 

    Rem cakram adalah suatu rem yang menggunakan cakram (disk) dari baja yang

    dijepit oleh lapisan kampas rem (brake pad) pada kedua sisinya pada waktu

     pengereman (gambar 2.5.) Cakram berfungsi sebagal bidang penggesek yang

    ditempatkan pada roda untuk menghentikan atau menghambat putaran roda ketika

    gaya pengereman diberikan.

    Gambar 2.5. Rem cakram ( Ref.2, hal 91 )

    Kerja rem cakram dalam mengerem menggunakan sistim hidrolik (memakai fluida)

    sehingga dapat disebut juga dengan rem hidrolik. Fluida yang digunakan haruslah

    memenuhi kriteria berikut : tidak menimbulkan korosi pada pipa atau slang rem, tidak

    merusak karet-karet (seal) yang berada pada master rem atau pun pada kaliper,

    kekentalan (Viskositas) kecil dan tidak mudah menguap. Biasanya setiap pabrikan telah

    merekomendasikan minyak rem yang harus digunakan pada setiap motor hasil

     produksinya misalnya : dot 3 atau dot 4. Kerja rem cakram akan optimal apabila

    kebersihan dari kampas rem (brake pad) terjaga, menggunakan minyak rem yang

    direkomendasikan, permukaan cakram yang rata dan mempunyai tebal minimal 3,5 mm.

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    12/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia12

    2.7 Waktu dan Jarak Pengereman

    Jarak yang diperlukan untuk menghentikan laju roda pada kendaraan adalah

    sebanding dengan kecepatan kuadrat yang dihasilkan ketika rem itu digunakan. Dan

     berkebalikan atau tidak sebanding dengan efisiensi dari rem dan perlambatan sewaktu

    rem digunakan. Perbedaan dari jarak perlambatan dengan jarak pengereman dapat

    diketahui dari efisiensi rem ( perbandingan antara gaya perlambatan dengan berat ).  

    Waktu pengereman adalah lamanya waktu yang dibutuhkan rem untuk

    menghentikan laju roda pada kendaraan. Waktu pengereman itu sendiri sebanding

    dengan kecepatan dan berkebalikan dengan perlambatan.

    2.8 Faktor Penting Dalam Pengereman

    Adapun yang menjadi faktor penting dalam pengereman adalah sebagai berikut

    1. 

    Kecepatan dan beban

    Kecepatan yang tidak terlalu tinggi dan beban yang tidak terlalu tinggi

    menjadikan gaya pengereman yang dibutuhkan untuk menghentikan

    kendaraan adalah kecil.

    2. 

    Permukaan jalanPermukaan jalan adalah media gesek antara roda dengan jalan. Permukaan

     jalan haruslah mempunyai koefisien gesek yang besar sehingga roda dan jalan

    dapat bergesekan yang menyebabkan roda berhenti. Apabila jalan licin

    (koefisiensi gesek kecil) maka sewaktu pengereman roda akan tergelincir (slip).

    3.  Permukaan ban

    Permukaan ban haruslah mempunyai kemampuan untuk digunakan sewaktu

     pengereman dan menghasi lkan koefis ien gesek yang besar.

    4.  Ukuaran rem pada roda.

    Untuk pengereman maksimum, faktor yang harus diperhatikan adalah ukuran rem

    yang digunakan karena ukuran rem berpengaruh pada jarak pengereman itu

    sendiri.

    5.  Koefisien gesek kampas rem

    Keefektifan rem sangat bergantung pada kampas rem selain pada permukaan

     jalan dan roda. Kemampuan rem untuk menghentikan laju kendaraan secara

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    13/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia13

    optimal dipengaruhi oleh besarnya koefisien gesek dari kampas rem, jika

    koefisien kampas besar maka gesekan yang dihasilkan juga akan besar.

    6. 

    Tekanan yang digunakan pada pengungkit

    Pengungkit sering digunakan untuk menyalurkan gaya tekan, pertambahan gaya

    dari sipergendara bergantung antara pengungkit dengan pedal rem dan sepatu

    rem.

    7.  Pemindahan beban.

    Ketika rem digunakan maka akan terjadi pemindahan gerak secara natural dari

     bagian belakang roda menuju ke roda depan, hal ini dikarenakan kecendrungan

    massa yang berkelanjutan gerak kedepan. Perlambatan yang besar menyebabkan berat yang besar atau pemindahan beban dari roda belakang ke roda depan.

    Selama pengereman, beban yang tertumpu pada roda belakang kepermukaan

     jalan berkurang ketika beban pada roda depan bertambah persis sama besarnya. Ini

    menunjukan fakta bahwa rem sewaktu digunakan menyebabkan

     pemindahan beban dari roda belakang ke roda depan.

    8.  Gaya pergereman dari mesin

    Mesin selalu menggunakan rem sewaktu menuruni bukit dengan putaran mesin

    yang rendah. Efek pengereman dari mesin terjadi ketika penurunan gigi yang

    dilakukan oleh pengendara.

    2.9 

    Rem pada Supra X DD 125 cc

    Supra X DD 125 cc menggunakan dua jenis rem yang sama pada kedua

    rodanya untuk mengurangi atau memberhentikan laju kecepatannya. Adapun jenis rem

    yang digunakan adalah sebagai berikut :

      Rem cakram untuk roda depan (disk brake)

      Rem cakram untuk roda belakang (disk brake)

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    14/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia14

    2.10   Rem Cakram

    Rem cakram pada roda depan terdiri dari beberapa bagian, diantaranya

    adalah :

    1. Tuas rem ( Handle )

    Berfungsi sebagai pemberi gaya tekan pada master rem yang diberikan pengendara

     pada waktu menarik tuas tersebut.

    2. Master rem

    Berfungsi sebagai :

    a.  'I'empat penyimpanan fluida dan udara.

     b. 

    Memompa aliran fluida dan udara pada sistem hidrolik.c.  Memberi gaya tekan pada fluida pada waktu terjadi pengereman.

    Master rem terdiri dari beberapa bagian seperti diperlihatkan pada gambar 2.8.

    dibawah ini.

    Baut

    Tutup reservoir

    Pelat penutup

    Membran

    Master silinder

    Pegas

    Master rem

    Ring

    Karet

    Sakelar lampu rem

    Baut

    Gambar 2.8. Bagian-bagian master rem (Ref 5, hal 14-9)

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    15/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia15

    3. Selang rem

    Berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluida yang telah dipompa oleh master rem

    menuju kaliper.

    4. Kaliper

    Berfungsi sebagai tempat kampas rem dan piston untuk menekan cakram (disk).

    Kaliper itu terdiri dari beberapa bagian seperti diperlihatkan pada gambar 2.9.

    dibawah ini.

    Sil piston Pegas kampas

    Bucket kaliper

    Pin

    Katup rem

    Kampas rem

    Sil debu

    Piston

    Pin

    Kampas pin pin

    Gambar 2.9. Bagian-bagian kaliper (Ref.5, hal 14-14)

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    16/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia16

    5. Cakram (disk)

    Berfungsi sebagai bidang penggesek dengan kampas rem (brake pad). Bagian -

     bagian rem cakram diatas diperlihatkan pada gambar 3.0. dibawah ini.

    1 2 3 4 5

    Gambar 2.10 Bagian-bagian rem cakram (Ref. 5, hal 14-7)

    Keterangan gambar

    1. Tuas rem ( Handle)

    2. Master rem

    3. Selang rem

    4. Kaliper

    5. Cakram ( Disk )

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    17/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia17

    BAB III

    PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

    3.1 Data Spesifikasi

    Yang akan di rancang disini adalah rem cakram pada Honda SupraX DD 125 cc,

    dengan data spesifikasi yang digunakan adalah sebagai berikut :

    1.  Panjang : 1.889 

    mm

    2.  Lebar : 700 mm

    3.  Tinggi : 1.045 mm

    4. 

    Tinggi sadel : 765 mm

    5. 

    Tinggi pijakan kaki : 270 mm

    6.  Jarak terendah ketanah : 138 mm

    7.  Berat siap pakai : 1.070 N

    8. 

    Bahan gesek terbuat dari asbes, µasbs = 0,3

    3.2 Perhitungan Berat Kendaraan 

    Selanjutnya dilakukan kalkulasi berat total kendaraan (   totalW  ) yang merupakan

     jumlahari seluruh bagian kendaraan dan isi kendaraan.

    Berat siap pakai = 1.070 N

    Berat penumpang @ 60 kg x 2 = 1.200 N

    Berat total kendaraan ( totalW  ) = 2.270 N

    Beban depan (Wdepan) @2/5 W = 908 N

    Beban belakang (W belakang) @3/5 W = 1362 N

    3.3 Gaya Pada Tuas Rem (Handle)

    Perhitungan gaya pada tuas rem dilakukan secara langsung yaitu dengan cara

    menghitug berat yang dibutuhkan untuk menarik tuas sehingga terjadi gaya

     pengereman. Dari hasi pelaksanaan penghitungan diperoleh :

    Gaya pada tuas rem adalah :

    F = m . g………………………………….…………(Ref.4, hal 94) 

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    18/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia18

    Dimana F = Gaya pada tuas rem ( N )

    m = Massa ( kg )

    g = Percepatan gravitasi (m/s2

    )

      F = m . g

    = 3 .10 kg.m/s²

    = 30 N

    3.4 Diameter Piston Kaliper

    Sebuah sepeda motor Honda SupraX DD 125 cc dengan massa 2.270 N

     bergerak dengan kecepatan 100 km/jam (22,2 m/s) melakukan pengereman sampai

    motor itu berhenti. Dirancang motor itu berhenti setelah menempuh jarak 60 m.

    Diasumsikan bahwa motor tersebut melakukan perlambatan secara konstan, maka gaya

    gesek yang dibutuhkan agar motor itu berhenti adalah :

    Vo2 = Vot

    2 + 2.a.x……………………………...(Ref.4, hal 73) 

    02 = (27,8 m/s)2 + 2 . a . 60 m

    a =2.60

    84,772 

    a = 6,440 m/s2 

    Sehingga gaya gesek yang dibutuhkan menjadi :

    F = m . a……………………………...(Ref.4,hal 94)

    F = 227 kg . 6,440 m/s2 

    F = 1461,8 kg.m/s2 ≈ 14618 N

    Karena rem cakram memiliki dua sisi maka :

    Fkaliper  = 2

    14618 7309 N

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    19/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia19

    tangan

    kaliper master 

    F

     FxA

     gan

    kaliper 

     F 

     xF  D

    tan

    2

    4

      

    caliper 

    caliper 

    master 

     gan

     A

     F 

     A

     F tan

    4

    122

      

      Untuk mencari perbandingan luas penampang piston pada master dan kaliper

    digunakan persamaan Pascal : 

    Dimana, A =4

    2 D  

      (Dmaster  = 12mm)

    A master  = = 113,1 mm2 

    A caliper  =

    A caliper  =

    A caliper  = 

    A capiler  = 27555 mm2 

    D2 = 17573,8 mm2 

    D = √ 17573,8 mmD = 166 mm

    Karena menggunakan double piston maka diameter kaliper setengah daridiameter perhitungan.

    Dkaliper   =2

    166mm 

    = 83 mm

    mm 

    30 

    1 , 113  2  7309

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    20/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia20

     PS 

    kW 

     

    max P 

    kaliper 

    kaliper master 

    A

     FxA

     

    3.5 Gaya pengereman pada Daya maksimal

    Daya maksimal yang ditransmisikan mesin sebesar 6,6 PS pada 7500 rpm

    Pmax = 6,6 PS x 0,735

    = 4,85 kW

    ω = 2π 

    = 785 rad/s

    Tmesin =

    =

    = 6,2 N.m

    Jika diketahui Dcakram = 28 cm ; r cakram = 14 cm = 0,14 m

    T = F.r

    Fcakram =

    =

    = 44,29 N

    Sehingga gaya yang dapat menyebabkan rem terkunci sebesar :

    Ftangan =

    = = 30 N

    60 

    7500 

    rad/s 785

    m/s 4850 

    m 0,14

    .m 6,2 r  

    mm 

     N mm 1 , 113  7309

    27555

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    21/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia21

    3.6 Waktu Pengereman (t)

    Waktu pengereman adalah hasil bagi massa dikali perubahan kecepatan dengan

    gaya sewaktu mengerem, secara matematis dapat ditulis :

    )(t

    )vm(v.F

    12

    21

    t dt 

    dvmam

    ……………………………...(Ref.4,hal 94) 

    Dimana : t1 = Waktu sebelum pengereman

    t2 = Waktu sesudah pengereman

    m = Massa kendaraan dan pengendara

    V1 = Kecepatan sebelum terjadi pengereman

    V2 = Kecepatan setelah terjadi pengereman

    F = Gaya pengereman

    Diasumsikan :

    m = 107 kg + [@ 60 kg x 2 = 120 kg] = 227 kg

    = 2.270 N

    V2 = 0 ( Diam ) dan t1 = 0 (titik acuan)

    t

    )vm(vF 21kaliper 

     

    kaliper 

    21

    F

    )vm(vt

       

    Jika motor bergerak dengan kecepatan,

    V1 = 100  jamKm → 27,8

    sm  

    t = N 

     sm x N 

     7309

    )/8,27()270.2( 

    t = 8,6 detik

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    22/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia22

    3.7 Tekanan Minyak Rem ( Pw ) 

    Dalam menghitung tekanan minyak rem, penulis menggunakan ketentuan yang

    telah ditetapkan pada referensi, ketentuan tersebut adalah sebagai berikut :

    Untuk Q < 21,3 ( kg ) Pw = 2,37 Q –  4,49 dan

    Untuk Q > 21,3 ( kg ) Pw = 0,92 Q + 26,4 …………….…….(Ref.2, hal 93) 

    Dengan Q adalah Gaya yang berasal dari tuas rem.

    Karena Q = 30 N atau < 2130 ( N )

    Maka Pw = 2,37 Q –  4,49

    = 2,37 ( 30 ) –  4,49

    = 2,62 2cmkg

     

    = 0,262 2mm

     N  

    3.8 Momen Rem ( T ) 

    T = µ.F. K 1. R m…………………………………………………………..( Ref.2,hal 91 ).

    Dimana T = Momen rem

    µ = Koefisien gesek cakram

    F = Hasil perkalian luas piston dan tekanan minyak

    K 1 = ])R (R 

    R R [1

    )2

    φ3sin(

    22

    21

    21

     

    R m = 2

    R R  21  

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    23/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia23

    Gambar 3.1 Notasi Untuk Rem Cakram (Ref.2,hal 91)

    Diketahui dari hasil pengukuran diperoleh :

    R 2  = 140 mm

    R 1  = 70 mm

      = 46 

    Sehingga :

      ])R (R 

    R R [1

    )2

    φ3sin(

    2φK 

    2

    1

    211

     

    ])14070(

    140.701[

    23sin3

    46.22

     

    ]234,01[17.1

    92

    = 4,14

      R m 2

    R R  21   

    mm105 2

    14070

     

    = 0,1050 N/m²

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    24/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia24

     

    F = A piston x Pw 

    = w2 Px)d

    4

    π(2  

    = 0,262x)834

    π(2 2  

    = 10815 x 0,262

    = 2833 N

    Sehingga T = m1 R .k .F.μ

    = 0,3 x 2833 x 4,14 x 0,1050

    = 369 Nm

    3.9 Beban Dinamis

    Beban depan, dan beban belakang.

    Jika titik singgung roda depan dengan jalanan diambil sebagai engsel, maka

     pengurangan gaya raksi pada roda belakang adalah WB =

    W . e . h/LWB = W . e . h/L ……………………………………………….( Ref.2,hal 87 ).

    Sehngga :

     

    WdD  = WD + x WL

    h e  

     

      

      

    = 90,8 + 0,6 (700/1.258) 227

    = 90,8 + 75,78= 166,6 Kg

    = 1666 N

     

    WdB  = Wb –   x WL

    h e  

     

      

      

    = 136,2 –  0,6 (700/1.258) 227

    = 60,4 Kg

    = 604 N

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    25/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia25

    4.0 Faktor Efektif Rem ( FER) 

    Karena cakram ditekan oleh gaya dari satu sisinya dan pusat tekanan ada di

    K 1R m = r, maka faktor efektifitas rem ( REF ) adalah :

    (FER) = r F

    T …………………………..(Ref.2, hal 91) 

    = 0,3

    4.1 Energi Kinetis

    Ek = ².2

    1vm  

    = ²8,2710227  x

     F T r 

     

      

      

    4.2 Perlambatan

    α  = e . g

    = 0,6 . 9,8

    = 5,88 m/s²

    4.3 Kecepatan Laju Kendaraan

    v = 100 km/h ≈ 27,8 m/s 

    4.4 Jarak pengereman

     

    =

    88,52²8,27

     

    = 7,6576,11

    84,772 m

    4.5 Waktu Rem Sesungguhnya

    te =a

    = 72,488,5

    8,27  detik

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    26/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia26

    4.6 Luas Lapisan

    12,0

    72,42

     x A x

     BD x Ek 

     LD

     D  

    = 12,072,42

    733,01,8771

     x A x

     x

     LD

     

    = 12,026,9

    22,6437

     LD A 

    ALD  = 56821328,1

    22,6437  mm²

    Satu sisi = 28412

    5682 mm²

    4.7 Kapasitas Enersi Lapisan

    K =te x AL x

     BD x Ek 

     D

     D

    =72,428412

    733,01,8771

     x x

     x 

    =33,27

    6,6429= 235 kg.km/jam ≈ 0,65 kg m/s ≈ 6,5 Nm/m²s 

    4.8 Kapasitas Rem

    µpv = 0,3 . 0,262 2mm N  . 27,8 m/s

    = 2,18 Nm/m²s

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    27/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia27

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil pengukuran, perhitungan dan perancangan rem hidrolik pada

    sepeda motor Honda Supra X DD 125 cc dengan data-data yang telah disebutkan maka

    didapatkan dimensi dari rem cakram ini sebagai berikut :

    1.  Gaya pada tuas rem = 30 N

    2. 

    Diameter master silinder = 12 mm

    3.  Gaya gesek yang dibutuhkan = 9938,9 N

    4.  Gaya yang terjadi pada kaliper = 4969,45 N

    5. 

    Diameter Piston kaliper = 77 mm

    6.  Waktu pengereman = 5,4 detik

    7.  Gaya pengereman jika daya maksimal = 6,2 N/m

    8. 

    Tekanan minyak rem = 0,262 2mm N  

    9. 

    Momen rem = 318 Nm10. Faktor efektif rem (FER) = 0,3

    11. Kapasitas Enersi Lapisan = 6,5 Nm/m²s

    12. 

    Kapasitas Rem = 2,18 Nm/m²s

    13. Tebal Cakram = 3,5 mm

    14. Jumlah piston = 2 buah

    15. 

    Jari-jari luar cakram = 140 mm

    16. Jari-jari dalam cakram = 70 mm

    Dimensi dari perhitungan diatas ada sedikit perbedaan dengan ukuran asli, hal yang

    membedakan diantaranya adalah : kurangnya ketelitian dalam hal perhitungan,

    terbatasnya literatur, dan juga ukuran hasil perancangan masih berupa teori, ukuran asli

    adalah ukuran yang diperoleh setelah melakukan berbagai pengujian sesuai dengan

    standar internasional.

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    28/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia28

    DAFTAR PUSTAKA

    [ 1 ] Khurmi R.S. “Machine Design” , Eurasia Publishing House Ltd. New Delhi,

    India,1982.

    [ 2 ] Manual Book HONDA SUPRA X DD 125 cc , PT Honda Astara Motor

    [ 3 ]  Nieman Winter G.H., „ Elemen Mesin” , Jilid II edisi yang direvisi, Erlangga,

    Jakarta, 1992.

    [ 4 ] Sears dan Zemansky, “ Fisika Untuk Universitas 1”, Bina Cipta, Jakarta, 1985. 

    [ 5 ] Sularso dan Kiyokatsu Suga, “ Dasar Perencanaan Elemen Mesin”, PT Pradya

    Paramita, Jakarta, 1985.

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    29/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia29

    LAMPIRANSPESIFIKASI MOTOR SUPRA DD 125 CC

    Spesifikasi Motor Honda Supra X 125DimensiDimensi (P x L x T) : 1.889 x 702x 1094 mm

    Jarak sumbu Roda : 1.242 mm

    Jarak terendah ke tanah : 138 mm

    Berat kosong : 107 Kg

    Berat isi : 227 Kg

    RangkaRangka : Tulang punggung

    Suspensi depan : Teleskopik

    Suspensi belakang : Lengan ayun dengan shockbreaker ganda

    Ban Depan : 70/90 –  17 38PBan Belakang : 70/90 –  17 38P

    Rem depan : Cakram hidrolik dengan piston gandaRem belakang : Cakram hidrolik dengan piston ganda

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    30/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037

     Institut Teknologi Indonesia30

    MesinTipe mesin : 4 Langkah SOHC

    Sistem pendinginan : Pendinginan udaraDiameter x langkah : 52.4 x 57.9 mm

    Volume langkah : 124,8 cc

    Perbandingan kompresi : 9,0 : 1

    Daya maksimum : 6,6 Km / 7.500 rpm (STD)

    Torsi maksimum : 9,0 Nm/ 4000 rpm (STD)

    Kopling : Ganda, otomatis. Sentrifugal, tipe basah

    Sistem Starter : Pedal dan elektrik

    Busi : ND U20EPR9, NGK CPR6EA-9

    Sistem bahan bakar : Karburator

    KapasitasKapasitas tangki bahan bakar : 3,7 liter

    Kapasitas Minyak Pelumas Mesin : 0,7 liter pada penggantian periodik

    Transmisi : 4 kecepatan/bertautan tetap

    Pola pengoperan gigi : N-1-2-3-4-N

    Kelistrikan Aki : 12 V –  3,5 AhSistem pengapian : DC –  CDI

  • 8/16/2019 144420924-Rem-Cakram

    31/31

    Hikma Panjaitan Perancangan Elemen Mesin

    112073037