145231568-tirotoksikosis
DESCRIPTION
grave's deaseseTRANSCRIPT
TIROKSIKOSIS
A. Definisi
Tiroktosikosis merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid. Keadaan ini dikarenakan stimulasi tiroid oleh
suatu globulin darah yang memiliki aktivitas TSH. Selain itu disebabkan
adanya benjolan kecil didalam kelenjar. Biasanya diderita oleh penderita
yang kelebihan minum obat yang mengandung iod / iodide atau
makan makanan dengan kadar iod tinggi, dalam hal ini penyakit tsb disebut
iod-struma atau iod-Basedow.
Tirotoksikosis di bagi dalam 2 Kategori:
1. Kelainan yang berhubungan dengan hipertiroidisme
2. kelainan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari
produksitiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
Etiologi tersering dari tirotoksikosis ialah hipertiroidisme karena penyakit
Graves, struma multinodosa toksik ( plumer ) dan adenoma toksik.
Penyebab lain adalah tiroiditis, penyakit tropoblastis, pemakaian yodium
yang berlebihan, atau obat hormon tiroid
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme ytang
paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien
dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan
berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras
beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid,
terapi I ,ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit
serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
Etiologi dan Patologi
Penyakit Graves
Umumnya dianggap sebagai penyakit otoimun sistemik dengan
tirotoksikosis, eksoftalmus, dan miksedema pretibialis. Tiroid membesar
secara difus, permukaannya halus/licin, hiperplastik secara mikroskopik,
dengan epitel kolumnar dan koloid minimal.
Toksik multinodular goiter
Biasanya tumpang tindih dengan nontoksik multinodular goiter yang
sudah berlangsung lama. Nodul terdiri dari set-set besar tak beraturan dan
koloid yang sedikit. Bersifat otonom, tak tergantung dari TSH.
Adenoma toksik
Tumor folikuler yang tak tergantung TSH.
Manifestasi klinis
Tidak tahan panas, peningkatan keringat dan rasa haus, berat badan menurun
dengan meningkatnya nafsu makan. Eksitabilitas, gelisah, hiperkinesia dan
ketidakstabilan emosi, insomnia, kelemahan otot-otot proksimal, tremor jari-jari
yang ekstensi dan abduksi, refleks tendon dalam yang hiperaktif. Kulit hangat,
lembab, merah, rambut halus dan rontok, menstruasi tidak ada atau sedikit. Diare.
Pada pasien lanjut usia: takikardi, fibrilasi atrium yang sering, dan respons yang
buruk terhadap digitalis.
Penyakit Graves
Paling umum pada orang-orang muda, rasio pria:wanita 1:6, kelenjar membesar,
halus, dan bruit terdengar.
Tanda-tanda mata minimal sampai berat: (1) spasme kelopak mata atas dengan
retraksi dan gerakan kelopak mata yang lamban, (2) oftalmoplegia eksterna, (3)
eksoftalmus dengan proptosis, (4) pembengkakan supraorbital dan infraorbital, (5)
kongesti dan edema, tanda dari keadaan yang berat.
Toksik multinodular goiter
Biasanya setelah usia 50 tahun, beberapa nodul yang dapat dipalpasi. Eksoftalmus
jarang.
Adenoma toksik
Usia 30-50 tahun. Riwayat adanya massa yang tumbuhnya lambat; tirotoksikosis
tidak lazim, kecuali jika lesi berdiameter 3 cm.
Diagnosis
1. Penemuan diagnostik Kadar T4 dan/atau T3 dan indcks tiroksin bebas (FTI)
meningkat.
2. Penyakit Graves Goiter difus dengan eksoftalmus dan peningkatan fungsi tiroid
adalah diagnostik. Ambilan yodium radioaktif 45% sampai 90%. Uji supresi T3
dapat dipakai; menurun 50% atau kurang adalah diagnostik.
3. Toksik multinodular goiter dan adenoma toksik Ambilan RAI 40% sampai
55%. Sken memperlihatkan area panas tunggal atau multipel yang berhubungan
dengan nodul yang dapat dipalpasi.
Penderita yang dicurigai krisis tiroid
• Anamnesis: riwayat penyakit hipertiroidisme dengan gejal khas, berat badan
turun, perubahan suasana hati, bingung, diare, amenorea
• Pemeriksaan fisik:
- Gejala dan tanda khas hipertiroidisme, karena penyakit Graves tu penyakit lain
- Sistem syarap pusat terganggu: delirium.koma
- Demam tinggi sampai 40°C
- Takikardia sampai 130-200 x/menit
- Dapat terjadi gagal jantung kongestif, ikterus
• Laboratorium: TSHs sangat rendah, T4 / fT4/T3 tinggi, anemia tormositik
normokrom, limfositosis, hiperglikemia, enzim transaminase hati meningkat,
azotemia prerenal
• EKG: sinus takikardia atau fibrilasi, atrial dengan respon ventrikuler cepat
Diagnosis Banding
• Hipertiroidisme primer: penyakir Graves, struma multinudosa toksik, adenoma
toksik, metastasisi karsinoma tiroid fungsional, struma ovari,mutasi reseptor TSH,
obat: kelebihan iodium, ( fenomena Jod Basedow )
• Tirotoksikosis tanpa tiroidisme: tiroiditis sub akut, tiroiditis silent, destruksi
tiroid, (karena aminoidarone,radiasi, infark adenoma )asupan hormon tiroid
berlebihan (tiritoksikosis factitia )
• Hipertiroidisme sekunder: adenoma hipofisis yang mensekresi TSH, sindrom
resistensi hormon tiroid, tumor yang emnsekresi HCG, tirotoksikosis gestasional.
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium : TSHs, T4 atau fT4, T3, atau fT3, TSH Rab, kadar leukosit (bila
timbul infeksi pada awal pemakaian obat antitiroid)
• Sidik tiroid/ thyroid scan : terutama membedakan penyakit plummer dari
penyakit Graves dengan komponen nodosa
• EKG
• Foto toraks
Terapi
Tata laksana penyakit Graves:
Obat anti tiroid
• Propiltiourasil PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000
mg/hari.
• Metimazol dosis awal 20 -30 mg/hari
• Indikasi:
- mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda
dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
- untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah
pengobatan yodium radioaktif
- persiapan tiroidektomi
- pasien hamil, usia lanjut
- krisis tiroid
Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementaramenunggu pasien
menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-
200 mg dalam 4 dosis
pada awal pengobatan, pasien konrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid,
pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta
Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid, obat anti
tiroid dikurangi dosisnya dan di pertahankan dosis terkecil yang masih
memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan
dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1
tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun
kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
Tindakan Bedah
Indikasi:
• pasien usia muda dengan struma besar dan tidak respons dengan antitiroid
• wanita hamil trimester kedua yang memerlikan obat dosis tinggi
• alergi terhadap obat antitiroid, dan tidak dapat menerima yodium radio aktif
• adenoma toksik, struma multinodosa toksik
• graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Radioablasi
Indikasi :
• pasien usia 35 tahun
• hipertiroidisme yang kambuh setelah dioprasi
• gagal mencapai remisi setalah pemberian antitiroid
• tidak mamopu at5au tidak mau terapi obat antitiroid
• adenoma toksik, struma multinodosa toksik
Tata laksana krisis tiroid: ( terapi segela mulai bila di curigai krisis tiroid)
1. Perawatan suportif:
kompres dingin, antipiretik (asetaminofen )
memperbaiki gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit: infus
dextros 5% dan NaCl 0,9%
mengataasi gagal jantung: O2, diuretik, digitalis
2. Antagonis aktivitas hormon tiroid:
Blokade produksi hormon tiroid: PTU dosis 300 mg tiap 4-6 jam PO
Alternatif : metimazol 20-30 mg tiap 4 jam PO. Pada keadaan sangat
berat : dapat diberikan melalui pipa nasogastrik (NGT). PTU 600 –
1.000 mg atau metinazole 60-100 mg
Blokade ekskresi hormon tiroid: soluti lugol ( saturated solustion of
potasium iodida ) 8 tetes tiap 6 jam
Penyekat ß : propanoolol 60 mg tiap 6 jam PO, dosis disesuaikan
respons ( target: frekuensi jantung < 90 x/m) • Glukokortikoid:
Hidrokortison 100-500 mg IV tiap 12 jam • Bila refrakter terhadap
reaksi di atas: plasmaferesis, dialisis peritoneal. 3. pengobatan terhadap
faktor presipitasi: antibiotik, dll. KOMPLIKASI • Penyakit Graves:
penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves,
infeksi karena agranulositosis pada pengobatan denan obat antitiroid •
Krisis tiroid: mortalitas source
Daftar Pustaka
De Groot LJ, Beck-Peccoz P, Chrousos G, et al. Graves’s Disease and the Manifestations of Thyrotoxicosis, pubmed editors, South Dartmouth, 2000
Djokomoeljanto, R. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi ke 4. Jakarta: FK UI. Hal 1961-5.2006.
Panduan Pelayanan Medik Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM. Hal 37-41.2004.