document1

12
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PROSEDUR TETAP TENTANG SISTEM ALARM OPSTELLING BAGI PERSONIL DAN PLB POLDA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BAB I PENDAHULUAN 1. Umum Sistem alarm stelling dan PLB (Panggilan Luar Biasa) Polda Kepulauan Bangka Belitung dibuat dalam rangka mengantisipasi berbagai jenis ancaman dan menghadapi serangan yang datang dari luar serta gangguan-gangguan yang harus segera diatasi dan dihadapi dengan tindakan yang membutuhkan kekuatan personil dengan pola tindak cepat dan terarah baik pada jam dinas maupun diluar jam dinas atau libur. 2. Maksud dan Tujuan a. Maksud Disusun protap alarm stelling dan PLB adalah sebagai realisasi perintah Pimpinan dalam rangka melatih dan memberikan gambaran kepada personil dalam menghadapi ancaman/serangan atau gangguan yang bersifat rawan, kritis dan gawat dapat dihadapi dengan tenang dengan kesiap siagaan dan disiplin yang tinggi. b. Tujuan Disusun protap alarm stelling dan PLB adalah untuk dijadikan pedoman apabila terjadi sesuatu, personil sudah mengerti dimana personil tersebut harus berada dan harus berbuat apa. / 3. Dasar........ 2

Upload: rahayu-wiwit

Post on 07-Nov-2015

269 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

1

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PROSEDUR TETAP TENTANG SISTEM ALARM OPSTELLING BAGI PERSONIL DAN PLB POLDA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BAB I PENDAHULUAN 1. Umum

Sistem alarm stelling dan PLB (Panggilan Luar Biasa) Polda Kepulauan Bangka Belitung dibuat dalam rangka mengantisipasi berbagai jenis ancaman dan menghadapi serangan yang datang dari luar serta gangguan-gangguan yang harus segera diatasi dan dihadapi dengan tindakan yang membutuhkan kekuatan personil dengan pola tindak cepat dan terarah baik pada jam dinas maupun diluar jam dinas atau libur. 2. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Disusun protap alarm stelling dan PLB adalah sebagai realisasi perintah Pimpinan dalam rangka melatih dan memberikan gambaran kepada personil dalam menghadapi ancaman/serangan atau gangguan yang bersifat rawan, kritis dan gawat dapat dihadapi dengan tenang dengan kesiap siagaan dan disiplin yang tinggi. b. Tujuan

Disusun protap alarm stelling dan PLB adalah untuk dijadikan pedoman apabila terjadi sesuatu, personil sudah mengerti dimana personil tersebut harus berada dan harus berbuat apa. / 3. Dasar........ 2

3. Dasar a. Juklap Kapolri No. Pol. : Juklap/13/III/1997 tanggal 26 Maret 1997, tentang Penanggulangan serangan fisik markas Kepolisian Negara Republlik Indonesia. b. Juklak Kapolri No. Pol. : Juklak/17/XI/1999, tentang Fungsi Brimob/pendayagunaan Brimob.

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari protap Alarm Stelling dan PLB adalah bentuk mengumpulkan personel secepat mungkin untuk melaksanakan tugas pengamanan yang berkaitan dengan situasi dan kondisi dinamika masyarakat yang akhir-akhir ini cenderung meningkatnya unjuk rasa dan penyerangan yang berlaku di Intern masing-masing satuan, untuk dipertanggung jawabkan tugas yang telah diperintahkan Pimpinan. 5. Tata Urut

BAB I PENDAHULUAN BAB II KERAWANAN DAN ANCAMAN BAB III PELAKSANAAN BAB IV KETENTUAN-KETENTUAN DALAM MENGHADAPI BAHAYA BAB V PENUTUP BAB II KERAWANAN DAN ANCAMAN 6. Kerawanan dan Ancaman a. Intern

Polda Kepulauan Bangka Belitung Jl. Komplek Perkantoran Air Itam Pangkalpinang Bangka Belitung. Lokasinya dikelilingi oleh kebun, bukit, hutan dan lokasi penambangan timah, sangat rawan sekali ancaman keadaan dan sangat perlu pengamanan khusus. b. Ekstern

Merupakan Daerah Jalur Perkantoran Pemerintahan Prov. Kepulauan Bangka Belitung. / BAB III....... 3

BAB III PELAKSANAAN 7. Pengertian a. Dinas Jaga atau Penjagaan.

Pelaksanaan tugas jaga sehari-hari dilimpahkan ke Yanma Polda Kep. Babel yang Personelnya setiap jaga terdiri dari 1 ( satu ) regu dan menggunakan pakaian Dinas PDL SUS. b. Alarm Opstelling.

Suatu kegiatan/tugas serta usaha pimpinan untuk mengerahkan seluruh personilnya yang ada secara cepat dan terarah untuk menghadapi sesuatu keadaan darurat baik didalam maupun diluar lingkungan kesatrian. c. Titik Kumpul.

Suatu tempat yang telah ditentukan oleh Pimpinan Satuan baik dilapangan ataupun ditempat-tempat lain untuk menyampaikan APP maupun koordinasi terhadap anggota yang ada, dengan maksud menentukan kegiatan/tugas yang akan dihadapi/dilaksanakan. d. Pos Penjagaan.

Tempat pengendalian suatu tugas akan dilaksanakan atau dijadikan dengan tidak mengurangi kewaspadaan serta pengawasan. e. Fhase.

Tempat pengendalian situasi menurut kejadian yang dilihat dari suatu akibat. f. Evakuasi keluarga.

1) Jaga kesatrian.

Dilaksanakan selama 1 X 12 jam mulai pukul 08.00 Wib s/d 18.00 Wib dan pukul 18.00 Wib s/d 08.00 Wib secara bergantian. / 2). Susunan..... 4

2) Susunan dan tanggung jawab.

a) Personel dalam tugas sehari-hari mengawasi kegiatan yang telah digariskan pimpinan serta melaporkan hasilnya. b) Ka Jaga bertanggung jawab serta bisa mengambil keputusan selagi Pa Siaga sedang tidak ada di tempat atau kantor dan melaporkan kepada Pa Siaga apabila telah dilaksanakan. c) Kayanma bertanggung jawab serta bisa mengambil keputusan selagi Kapolda sedang tidak di tempat atau kantor dan melaporkan kepada Kapolda apabila telah dilaksanaknan.

BAB IV KETENTUAN-KETENTUAN DALAM MENGHADAPI BAHAYA 8. Eskalasi Situasi a. A M A N : Tidak ada bahaya. b. R A W A N : Diperkirakan lawan akan menyerang Mako Polda Kep. Babel c. G A W A T : Lawan sudah menuju Mako Polda Kep. Babel. d. K R I S I S : Lawan sudah mengepung Mako Polda Kep. Babel. e. B A H A Y A : 1) Lawan sudah menyerang Mako Polda Kep. Babel.

2) Ada bencana : Kebakaran Banjir Gempa bumi Tanah longsor 9. Urut-urutan tindakan

a. Aman : Seluruh anggota bekerja sebagaimana mestinya. b. Rawan : Seluruh anggota diberikan pengarahan atau petunjuk dari Pimpinan tentang keadaan situasi pada saat itu serta memberikan petunjuk tentang langkah-langkah yang diambil sebagai berikut : 1) Atasi persoalan tersebut dengan cepat. 2) Seluruh anggota dikonsiyir. 3) Tingkatkan kewaspadaan. 4) Segera melaporkan hasilnya kepada pimpinan.

/ c. Gawat...... 5

c. Gawat : 1) Adakan penyelidikan tentang keadaan lawan serta melaporkan hasilnya kepada Pimpinan tentang : a) Kekuatan b) Persenjataan c) Kedudukannya d) Organisasinya e) Morilnya f) Geraknya 2) Tingkatan kewaspadaan. 3) Perkuat pertahanan dengan menempatkan anggota pada tempat-tempat strategis serta menambah pos-pos pengawasan/pengintaian. 4) Semua anggota disiagakan dan bertindak atas perintah Pimpinan. 5) Rencana kalau mungkin untuk melakukan penghadangan. 6) Tentukan daerah tembakan masing-masing. d. Krisis 1) Seluruh anggota menempati lokasi pertahanannnya masing-masing. 2) Amankan anggota keluarga dan kalau mungkin segera lakukan evakuasi. e. Bahaya 1) Menghadapi serangan. a) Pada siang hari Petugas jaga menyembunyikan tanda alarm opstelling sesuai dengan ketentuan. Seluruh anggota pasukan menempati pos pertahanan masing-masing dan pasukan cadangan menempatkan pada tempat yang telah ditentukan. Setelah pasukan siap di pos masing-masing anggota jaga kembali ke penjagaan, bertugas sebagai pasukan cadangan dan lakukan pertahanan dengan tembakan.

/- Pada jam........ 6

Pada jam kerja maka staf Satker/Subsatker sebagai pengamanan dokumen. Bila serangan tidak dapat diatasi Kadenma berkoordinasi dengan Satker lain untuk menyiapkan evakuasi dokumen dan personil melaui route yang telah ditentukan menuju ke titik kumpul guna mengatur tindakan lebih lanjut. Kabid Dokkes menyiapkan kendaraan dan para medis untuk pertolongan dan evakuasi bila ada korban. Karo Log menyiapkan senpi dan amunisi untuk di distribusikan kepada anggota setelah mendapat perintah dari Ka / Waka. Pengendali berada pada Pimpinan yang berwenang ( Ka / Waka ). Apabila keadaan sudah aman maka anggota jaga menyembunyikan Tanda aman. Adakan konsolidasi dengan tetap waspada, laksanakan patroli pengamanan Mako Polda Kep. Babel. Laporkan semua tindakan yang telah diambil serta keputusan yang perlu dilaporkan kepada Pimpinan serta keuntungan/kerugiannya dan adakan koordinasi dengan Satuan samping.

b) Pada malam hari

Pada dasarnya sama dengan waktu siang hari, hanya ada ketentuan-ketentuan lain sebagai berikut: Matikan lampu pada pusatnya. Gunakan kode sandi. Jaga kerahasiaan pada setiap melakukan penggerakan. Panggil segera semua anggota yang tinggal diluar asrama untuk segera memasuki kesatrian.

2) Menghadapi Bencana Alam.

Apabila menghadapi terjadinya bencana alam tindakan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a) Lakukan pengamanan dan penjagaan jangan sampai ada orang lain/orang yang tidak berkepentingan masuk kedalam kesatrian.

/ b). Hubungi...... 7

b) Hubungi instansi yang berwenang seperti PLN dan PMK untuk minta bantuan. c) Adakan usaha-usaha penanggulangan akibat bencana serta tindakan pencegahan agar jangan sampai meluas sebelum instansi/petugas yang diminta bantuan datang. d) Selamatkan semua barang-barang berharga termasuk manusianya. e) Setelah bencana reda adakan konsolidasi serta laporkan semua kerugian kepada Kadenma dan sarankan tindakan yang harus diambil. f) Petugas jaga membunyikan lonceng tanda aman.

BAB V PENUTUP 10. Demikian petunjuk teknis pengamanan Mako Polda Kepulauan Bangka Belitung ini dibuat agar dipahami dan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas anggota. 11. Petunjuk pelaksanaan tentang pengamanan Mako ini sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan kebutuhan. 12. Hal-hal yang belum diatur dan yang belum termuat didalam Petunjuk Pelaksanaan ini akan diatur dan ditentukan kemudian.

Dikeluarkan di : Pangkalpinang Pada tanggal : Maret 2011 KEPALA KEPOLISIAN DAERAH KEP. BANGKA BELITUNG Drs. M. RUM MURKAL BRIGADIR JENDERAL POLISI 8

KEPOLISIAN NEGARA REPUBRIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PANGGILAN LUAR BIASA DAN ALARM OPSTELLING BAGI ANGGOTA POLDA KEP. BABEL I. PENDAHULUAN

1. Tingkat kesiap siagiaan bagi seluruh anggota Denma Polda Kepulauan Bangka Belitung ada 5 ( lima ) macam yaitu : a. HIJAU ( WASPADA ) b. BIRU ( SIAGA III ) c. KUNING ( SIAGA II ) d. HITAM ( SIAGA I ) e. MERAH ( DARURAT )

2. Tanda Siaga

a. Tanda Siaga Hijau ( Waspada )

Pukul lonceng 1 ( satu ) kali terus menerus selama 2 ( dua ) menit dengan interval + 1 ( satu ) detik. ( o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o , dst ) b. Tanda Siaga Biru ( Siaga III )

Pukul lonceng 1 ( satu ) kali terus menerus selama 2 ( dua ) menit dengan interval + 1 ( satu ) detik. ( o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o , dst ) / c. Tanda...... 9

c. Tanda Siaga Kuning ( Siaga II ).

Pukul lonceng 1 ( satu ) kali terus menerus selama 2 ( dua ) menit dengan interval + 1 ( satu ) detik. ( o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o , dst ) d. Tanda Siaga Hitam ( Siaga I )

Pukul lonceng tidak terputus. e. Tanda Siaga merah ( Darurat

Pukul lonceng terus menerus tidak terputus selama 2 ( dua ) menit diikuti bunyi sirine secara 2 ( dua ) menit pula. II. POSISI PASUKAN DALAM SITUASI

1. HIJAU ( WASPADA )

a) Setelah adanya tanda, pasukan di cek, Komandan pasukan sudah lengkap, seluruh anggota pada tugas dan tempat masing-masing. b) On Call ( Stanbay ). c) Saf bekerja seperti biasa.

2. BIRU ( SIAGA III )

a) Masing-masing anggota menduduki daerah pengawasan yang telah ditentukan. b) Staf bekerja seperti biasa c) Menunggu perintah lebih lanjut dari Pimpinan.

3. KUNING ( SIAGA II )

a) Setelah ada tanda dan pasukan lengkap agar para Komandan Pleton melaporkan kekuatan anggotanya kepada Komandan Kompi. 10

/ b) Pasukan........ b) Pasukan segera menduduki pos pengawasan dan daerah pertahanan masing-masing. c) Siap menerima perintah lebih lanjut.

4. HITAM ( SIAGA I )

a) Pasukan segera menduduki pos-pos pengawasan dan daerah pertahanan masing-masing mengembang keluar ( Minimal 150 m dari batas asrama ) b) Sikap siap tempur. c) Anggota cadangan digerakkan menurut kebutuhan.

5. MERAH ( DARURAT )

a) Kalau ada gangguan mengancam asrama maka seluruh pasukan langsung menduduki pos-pos pengawasan dan daerah pertahanan masing-masing serta siap melaksanakan pertahanan. b) Jika gangguan diluar asrama yang mengancam proyek/tempat vilat maka seluruh anggota pasukan langsung menuju ke Posko/Poskuat yang berada di daerah tempat kejadian/bencana.

6. SIAGA ALARM OPSTELLING. a) Seluruh anggota yang bertempat tinggal diluar asrama harus berada dan stanbay di kesatuan. b) Anggota staf Kompi segera lari menuju kantor masing-masing untuk mengamankan surat-surat penting atau dokumen. c) Anggota pasukan lari menuju pembagian daerah masing-masing untuk pengawasan/pertahanan sesuai petunjuk lapangan. d) Anggota keluarga segera berkumpul di lapangan apel mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.

/ 7. PENYAMPAIAN...... 11

7. PENYAMPAIAN BERITA DILAKSANAKAN.

a) Dengan tanda-tanda alarm. b) Dengan telepon. c) Dengan HT atau kurir. d) Dengan estafef

Semua anggota jika di kesatuan agar melaporkan tentang situasi, kejadian yang dillihat dan didengar disekitar daerah yang dilaluinya kepada Komandan Kompi. III. PENUTUP

1. Petunjuk teknis ini khusus mengatur alarm opstelling Mako Polda Kep. Babel. 2. Hal-hal yang belum tercantum dalam buku petunjuk teknis ini akan diatur kemudian sesuai dengan kebutuhan.

Paraf : 1. Konseptor/Kasat Yanma = 2. Kaurmintu = 3. Kayanma = 4. Kasetum = 5. Waka Polda = ....

Dikeluarkan di : Pangkalpinang Pada tanggal : Maret 2011 KEPALA KEPOLISIAN DAERAH KEP. BANGKA BELITUNG Drs. M. RUM MURKAL BRIGADIR JENDERAL POLISI