document1
DESCRIPTION
eeTRANSCRIPT
PROS ID ING 2 0 1 2 © HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
Volume 6 : Desember 2012 Group Teknik Sipil ISBN : 978-979-127255-0-6
TS8 - 1
ANALISA DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI PADA
PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DI MAKASSAR
M. Asad Abdurrahman
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unhas
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar (90245)
Telp./Fax : (0411) 587636
Abstrak
Sisa material ini merupakan bagian dari material yang tidak terpakai dalam pelaksanaan
proyek konstruksi dan tidak menjadi bagian dari bangunan. Sehingga semakin banyak sisa
material yang terjadi, maka semakin tidak efisien penggunaan material dalam proyek
tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa penyebab dan kuantitas material
sisa pada pembangunan gedung bertingkat rendah. Analisis data menggunakan analisis
kuantitatif untuk mengetahui jenis dan kuantitas sisa material konstruksi. Hasil yang
diperoleh adalah untuk rumah tinggal yang paling tinggi adalah pasir dengan sisa material
konstruksi rata-rata berkisar 13,6 % sedangkan untuk rumah toko yang paling tinggi adalah
batu bata dengan sisa material konstruksi rata-rata berkisar 12,08%
Kata Kunci : material sisa, rumah tinggal, rumah toko
PENDAHULUAN
Pada industri konstruksi, penggunaan material di lapangan dapat menimbulkan sisa material. Sisa material ini
merupakan bagian dari material yang tidak terpakai dalam pelaksanaan proyek konstruksi dan tidak menjadi
bagian dari bangunan. Sehingga semakin banyak sisa material yang terjadi, maka semakin tidak efisien
penggunaan material dalam proyek tersebut.
Alternatif-altematif untuk menanggulangi dan meminimalisasi sisa material konstruksi, sekaligus memperbaiki
kinerja perusahaan mulai dirasakan perlu untuk dilakukan penelitian. Minimalisasi sisa material yang timbul
akan membantu perusahaan kontraktor dalam meningkatkan keuntungan semaksimal mungkin. Beberapa
penelitian di negara maju mulai memperhatikan cara penanggulangan sisa material dengan metode daur ulang,
studi dampak dari pembakaran sisa material, penggunaan kembali sisa material dan mengurangi sisa material
selama proses konstruksi.
Metode daur ulang di Indonesia masih sulit untuk diterapkan, karena pada umumnya tempat sampah di
Indonesia belum dipilah-pilah menurut jenis sampah. sehingga semua sampah dijadikan satu dalam satu tempat
penampungan. Selain itu membutuhkan aplikasi teknologi yang canggih sehingga membutuhkan biaya yang
tinggi, dan hasil daur ulang belum diteliti untuk dapat dimanfaatkan. Metode pembakaran akan berdampak
buruk bagi pencemaran udara dan lingkungan. Pada metode penggunaan kembali sisa material, biasanya
terbatas pada material yang tidak menjadi bagian dari struktur bangunan (non-consumable material), misalnya
bekisting dan perancah (scaffolding).
Penelitian ini berkaitan dengan penanggulangan sisa material yang mungkin dilakukan di Indonesia yaitu
melalui manajemen material untuk meminimalisasi sisa material yang terjadi di lapangan, hal ini karena
pertimbangan segi biaya. teknologi yang masih sederhana, dan sekaligus berwawasan kepedulian lingkungan
TINJAUAN PUSTAKA
Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek. lebih dari
separuh biaya proyek diserap oleh material yang digunakan. Pada tahap pelaksanaan konstruksi penggunaan
material di lapangan sering terjadi sisa material yang cukup besar. sehingga upaya untuk meminimalisasi sisa
material penting untuk diterapkan. Material yang digunakan dalam konstruksi dapat digolongkan dalam dua
bagian besar yaitu:
Analisa dan Evaluasi Sisa… M.Asad Abdurrahman
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Sipil Volume 6 : Desember 2012
TS8 - 2
a. Consumable material, merupakan material yang pada akhirnya akan menjadi bagian dan struktur fisik
bangunan, misalnya: semen, pasir. krikil, batu bata, besi tulangan. baja. dan Iain-Iain.
b. Non-consumable material, merupakan material penunjang dalam proses konstruksi dan bukan merupakan
bagian fisik dari bangunan setelah bangunan tersebut selesai, misalnya: perancah, bekisting, dan dinding
penahan sementara.
Arus penggunaan material konstruksi mulai sejak pengiriman ke lokasi. proses konstruksi. sampai pada
posisinya yang terakhir akan berakhir pada salah satu dari keempat posisi dibawah ini yaitu:
a. Struktur fisik bangunan
b. Kelebihan material (leftover)
c. Digunakan kembali pada proyek yang sama (reuse)
d. Sisa material (waste)
Sisa material konstruksi inti akan terus bertambah sesuai dengan perkembangan pembangunan yang
dilaksanakan, selain mempengaruhi biaya proyek juga akan menimbulkan permasalahan baru yang dapat
mengganggu lingkungan proyek dan sekitarnya. Pengendalian besarnya kuantitas sisa material tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
a. Mencari jalan untuk memakai kembali sisa material tsb.
b. Mendaur ulang sisa material tersebut menjadi barang yang berguna
c. Memusnahkan sisa material dengan cara pembakaran
d. Mencari cara untuk mengurangi sisa material yang timbul.
Penanggulangan sisa material dengan cara preventif merupakan cara yang paling baik, karena dirasakan lebih
ekonomis, lebih rendah dan lebih aman dilakukan dibandingkan solusi lainnya. Pengeluaran biaya untuk
mengontrol sisa material sejak awal akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan pengeluaran biaya akibat
timbulnya sisa material. Oleh karena itu besarnya kuantitas sisa material yang terjadi sangat berkaitan erat
dengan manajemen material.
Penanggulangan sisa material dengan cara preventif merupakan cara yang paling baik, karena dirasakan lebih
ekonomis, lebih rendah dan lebih aman dilakukan dibandingkan solusi lainnya. Pengeluaran biaya untuk
mengontrol sisa material sejak awal akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan pengeluaran biaya akibat
timbulnya sisa material. Oleh karena itu besarnya kuantitas sisa material yang terjadi sangat berkaitan erat
dengan manajemen material.
Sisa material yang timbul dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu:
a. Demolition waste adalah sisa material yang timbul dari hasil pembongkaran atau penghancuran bangunan
lama.
b. Construction waste adalah sisa material konstruksi yang berasal dari pembangunan atau renovasi bangunan
milik pribadi, komersil dan struktur lainnya. Sisa material tersebut berupa sampah yang terdiri dari beton,
batu bata, plesteran, kayu, pipa dan komponen listrik.
Construction Waste dapat digolongkan kedalam dua kategori berdasarkan tipenya yaitu: direct waste dan
indirect waste. Direct waste adalah sisa material yang timbul di proyek karena rusak dan tidak dapat digunakan
lagi yang terdiri dari:
a. Transport and delivery waste (sisa transportasi & pengiriman)
Semua sisa material yang terjadi pada saat melakukan transport material di dalam lokasi pekerjaan,
termasuk pembongkaran dan penempatan pada tempat penyimpanan seperti membuang / melempar semen,
keramik pada saat dipindahkan.
b. Site storage waste (sisa penyimpanan)
Sisa material yang terjadi karena penumpukan/penyimpanan material pada tempat yang tidak aman
terutama untuk material pasir dan batu pecah. atau pada tempat dalam kondisi yang lembab terutama untuk
material semen.
c. Conversion waste (sisa perubahan bentuk)
Sisa material yang terjadi karena pemotongan bahan dengan bentuk yang tidak ekonomis seperti material
besi beton, keramik, dsb.
d. Fixing waste (sisa pemasangan)
Material yang tercecer, rusak atau terbuang selama pemakaian di lapangan seperti pasir. semen, batu bala.
dsb.
e. Cutting waste (sisa pemotongan)
PROS ID ING 2 0 1 2 © HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
Volume 6 : Desember 2012 Group Teknik Sipil ISBN : 978-979-127255-0-6
TS8 - 3
Sisa material yang dihasilkan karena pemotongan bahan seperti, tiang pancang, besi beton. batu bata.
keramik. besi beton, dsb.
f. Application and residu waste
Sisa material yang terjadi seperti mortar yang jatuh/tercecer pada saat pelaksanaan atau mortar yang
tertinggal dan telah mengeras pada akhir pekerjaan.
g. Criminal waste (sisa akibat tindakan kriminal)
Sisa material yang terjadi karena pencurian atau tindakan perusakan di lokasi proyek.
h. Wrong use waste (sisa kesalahan penggunaan)
Pemakaian tipe atau kualitas material yang tidak sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak, maka pihak
direksi akan memerintah kontraktor untuk menggantikan material tersebut yang sesuai dengan kontrak,
sehingga menyebabkan terjadinya sisa material di lapangan.
i. Management waste (sisa kesalahan management)
Terjadinya sisa material disebabkan karena pengambilan keputusan yang salah atau keragu-raguan dalam
mengambil keputusan, hal ini terjadi karena organisasi proyek yang lemah, atau kurangnya pengawasan.
Indirect waste adalah sisa material yang terjadi dalam bentuk sebagai suatu kehilangan biaya, terjadi kelebihan
pemakaian volume material dan yang direncanakan, dan tidak terjadi sisa material secara fisik di lapangan.
Indirect waste ini dapat dibagi atas tiga jenis yaitu:
a. Substitution waste (sisa hasil pergantian)
Sisa material yang terjadi karena penggunaannya menyimpang dari tujuan semula, sehingga menyebabkan
terjadinya kehilangan biaya yang dapat disebabkan karena tiga alasan;
Terlalu banyak material yang dibeli
Material yang rusak
Makin bertambahnya kebutuhan material tertentu
b. Production waste (sisa hasil produksi)
Sisa material yang disebabkan karena pemakaian material yang berlebihan dan kontraktor tidak berhak
mengklaim atas kelebihan volume tersebut karena dasar pembayaran berdasarkan volume kontrak, contoh
pasangan dinding bata tidak rata menyebabkan pemakaian mortar berlebihan karena plesteran menjadi
tebal.
c. Negligence waste (sisa karena kelalaian)
Sisa material yang terjadi karena kesalahan di lokasi (site error), sehingga kontraktor menggunakan
material lebih dari yang ditentukan, misalnya: penggalian pondasi yang terlalu lebar atau dalam yang
disebabkan kesalahan/kecerobohan pekerja, sehingga mengakibatkan kelebihan pemakaian volume beton
pada waktu pengecoran pondasi.`
METODE PENELITIAN
Skema garis besar program kerja dari penelitian ini digambarkan pada gambar 1 dengan metode sebagai
berikut:
1. Studi Pendahuluan dalam mengemukakan ide atau masalah yang akan dibahas, yaitu studi sisa material
pada pembangunan gedung bertingkat rendah. Melakukan studi literatur yang menjadi pendukung
penelitian ini. Merumuskan masalah yang akan diteliti dan dibahas dalam penelitian ini.
2. Variabel penelitian adalah kebutuhan material, penyimpanan material, pemindahan material, pemakaian
material, dan penganganan material
3. Pengambilan data pada pengkajian indeks kebutuhan material dilakukan dengan menginvetaris data
sekunder pada proyek konstruksi yang telah. Sebagai panduan dilakukan dengan menyusun kuesioner
yang digunakan sebagai alat ukur. lnventarisasi data sekunder wawancara ke kontraktor, konsultan
perencana, intansi pemerintah atau pelaksana konstruksi lainnya yang dipilih secara acak.
4. Mengolah data dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial untuk menentukan besar indeks
kebutuhan bahan, produktivitas pekerja dan pemakaian alat.
5. Memberikan kesimpulan.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Penetapan jenis material yang akan dikuantifikasi berdasarkan konsep Hukum Pareto dimana diperoleh 7 jenis
material untuk rumah tinggal dan rumah took adalah pasir, batu bata, kayu, besi beton, genteng, keramik dan
Analisa dan Evaluasi Sisa… M.Asad Abdurrahman
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil
ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Sipil Volume 6 : Desember 2012
TS8 - 4
semen. Dari hasil tersebut di atas, dilakukan analisis kuantitatif sisa material dengan jalan perhitungan volume
material siap pakai di lapangan dikurangi dengan volume material desain berdasarkan gambar rencana proyek
dan Bill Of Quantity (BOQ), kemudian dikurangi dengan material sisa di lapangan yang masih bisa digunakan
jika ada. Hasil yang diperoleh adalah untuk rumah tinggal yang paling tinggi adalah pasir dengan sisa material
konstruksi rata-rata berkisar 13,6 % sedangkan untuk rumah toko yang paling tinggi adalah batu bata dengan
sisa material konstruksi rata-rata berkisar 12,08% sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Persentase volume sisa material
No. Jenis Material Satuan Persentase sisa rata-rata
Rumah Tinggal Rumah Toko
1 Batu bata buah 11.12% 12.08%
2 Pasir m3 13.16% 8.14%
3 Genteng buah 6.12% 8.14%
4 Kayu m3 9.54% 6.47%
5 Besi beton kg 2.14% 3.45%
6 Keramik m2 11.54% 9.45%
7 Semen zak 8.14% 11.24% Sumber : Hasil Olahan
Dari hasil observasi lapangan, penyebab utama terjadinya sisa material konstruksi pada proyek ini adalah:
a. Perubahan dari desain awal
b. Pesanan harus dilakukan dengan volume tertentu dalam sekali order atau tidak dapat dilakukan dalam
jumlah sedikit.
c. Terjadinya kerusakan dari genteng dan keramik selama pengiriman material.
d. Material pasir yang dikirim tidak dalam volume yang seharusnya dalam satu bak truk
e. Adanya material yang tidak sesuai spesifikasi
f. Kerusakan dalam penanganan material selama proses konstruksi
Untuk material yang paling rendah sisanya adalah besi beton. Rendahnya sisa dari material ini
dikarenakan harganya yang relatif tinggi sehingga pelaksana konstruksi tetap menggunakan potongan-potongan
sisa besi beton pada konstruksi walaupun tidak memenuhi kriteria kepantasan dari suatu struktur beton
bertulang.
KESIMPULAN
Sisa material konstruksi yang dominan berupa pasir dan batu bata dimana masing-masing untuk proyek rumah
tinggal sebesar 13,16% dan untuk proyek rumah toko sebesar 12,08%. Pasir dan batu bata murni tidak
berdampak terhadap lingkungan, dimana sisa material konstruksi jenis ini masih dapat digunakan ulang
kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Ekanayake, Lawrence Lesly, 2000, Construction Material Waste Source Evaluation, Proceedings: Strategies for
a Sustainable Built Environment, Pretoria, 23-25 August
Lamahayu, Andre Julius, & Widjaja, Katarina Raninda, 2008. Penelitian awal penanganan kontraktor terhadap
direct waste material pada proyek konstruksi di Surabaya. www.getcited.org/pub/103495511
Bossink, B.A.G.,and Brouwers, H. J. H., 1996, Construction waste: Quantification and source evaluation,
Journal of Construction Engineering and Management, Vol 122, No 1, pp. 55–60.
Gavilan, R. M., and Bernold, L. E., 1994, Source evaluation of solid waste in Building construction, Journal of
Construction Engineering and Management, September 1994. pp.536 – 552
Tchobanoglous, G., Theisen, H., and Vigil, S.A., 1993, Integrated Solid Management, McGraw-Hill. Inc., New
Jersey.
Trihendradi. C., 2008, Analisa Data Statistik dengan SPSS 16. Penerbit ANDI Yogyakarta,