document1

12
1. SISTEM PEMBULUH DARAH • Jantung merupakan pompa ganda untuk mendorong darah dari tubuh masuk ke jantung kanan dan dipompa ke kedua paru • Serangkaian pembuluh yaitu : • ARTERI mengantar darah dari jantung ke jaring-jaring kapiler. Dinding arteri pada umumnya terdiri atas tiga lapis atau tunika yaitu : 1. Tunika intima (interna) : Adalah lapis paling dalam yang terdiri dari: • Selapis sel endotel : disebelah dalam • Lapisan subendotel : yang merupakan jaringan ikat fibroelastis halus • Tunika elastika interna : berupa sabuk serat elastis, disebelah luar 2. Tunika Media: • Lapis tengah, terutama terdiri atas sel-sel otot polos yang tersusun melingkar. Di antara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin dan kolagen. 3. Tunika adventisia: Lapis luar, terutama terdiri atas jaringan ikat yang kebanyakan unsurnya tersusun sejajar sumbu panjang pembuluh Arteri digolongkan menjadi tiga golongan yaitu: 1. Arteriol : arteri yang paling kecil • Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel dan tunika elastika interna yang tidak kontinu • Tunika media terdiri atas satu sampai lima lapis sel otot polos dengan serat-serat elastin bertebar di antaranya • Tunika adventisia lebih tipis dari tunika medianya, berupa selapis jaringan ikat yang mengandung serat kolagen dan elastin yang tersusun memanjang.

Upload: nazwa-warda-amalia

Post on 24-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

huh

TRANSCRIPT

1. SISTEM PEMBULUH DARAH Jantung merupakan pompa ganda untuk mendorong darah dari tubuh masuk ke jantung kanan dan dipompa ke kedua paru Serangkaian pembuluh yaitu : ARTERImengantar darah dari jantung ke jaring-jaring kapiler. Dinding arteri pada umumnya terdiri atas tiga lapis atau tunika yaitu :1. Tunika intima (interna) : Adalah lapis paling dalam yang terdiri dari: Selapis sel endotel : disebelah dalam Lapisan subendotel : yang merupakan jaringan ikat fibroelastis halus Tunika elastika interna : berupa sabuk serat elastis, disebelah luar 2. Tunika Media: Lapis tengah, terutama terdiri atas sel-sel otot polos yang tersusun melingkar. Di antara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin dan kolagen.

3. Tunika adventisia:Lapis luar, terutama terdiri atas jaringan ikat yang kebanyakan unsurnya tersusun sejajar sumbu panjang pembuluh

Arteri digolongkan menjadi tiga golongan yaitu:1. Arteriol : arteri yang paling kecil Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel dan tunika elastika interna yang tidak kontinu Tunika media terdiri atas satu sampai lima lapis sel otot polos dengan serat-serat elastin bertebar di antaranya Tunika adventisia lebih tipis dari tunika medianya, berupa selapis jaringan ikat yang mengandung serat kolagen dan elastin yang tersusun memanjang.

2. Arteri sedang : mempunyai banyak unsur otot polos Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel, lapisan subendotel yang mengandung serat kolagen dan elastin halus, Tunika elastika interna sangat jelas dan membentuk sabuk tebal yang kontinu dan bergelombang. Tunika media hampir semuanya dibentuk oleh sel-sel otot polos yang tersusun melingkar yang sampai mencapai 40 lapis, dan sejumlah kecil jaringan ikat yang mengandung serat elastin, kolagen dan retikulin serta sedikit fibroblas. Tunika adventisia sering setebal tunika media yang terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung serat kolagen dan elastin, yang hampir seluruhnya tersusun memanjang. Terdapat tunika elastika eksterna yang tidak kontinu, berbatasan dengan tunika media.Arteri sedang disebut juga arteri distribusi atau arteri pembagi karena mereka membagi darah ke berbagai organ dan mengatur suplai darah sesuai dengan tuntutan faal yang berlainan. Arteri sedang disebut juga arteri tipe muskular karena tebalnya sel-sel otot polos di tunika media.

3. Arteri besar : terutama terdiri atas serat elastin. Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel yang berbentuk poligonal, lapisan subendotel yang terdiri atas serat elastin dan kolagen, serta tebaran fibroblas. Tunika media sebagian besar mengandung serat-serat elastin yang tersusun melingkar Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat yang menyatu dengan jaringan ikat di sekitarnya.Arteri besar disebut juga arteri tipe elastis karena banyaknya kandungan serat elastin pada tunika medianya. Arteri besar disebut juga arteri penghubung untuk menjelaskan fungsinya sebagai pengantar darah ke dalam cabang-cabang kecil sistem pembuluh darah. Arteri tipe elastis berubah lebih nyata dengan bertambahnya usia daripada arteri tipe muskular.Dalam proses menua, perubahan utama terjadi pada tunika intima dan tunika media, dimana jaringan elastis menebal tidak teratur, serat-serat elastisnya putus-putus, lemak masuk ke dalam substansi interstisialnya

KAPILERPembuluh kapiler merupakan tabung endotel sederhana yang menghubungkan sisi arteri dan vena dari sistem peredaran darah. Dinding kapiler terdiri dari selapis sel endotel gepeng, yang dipisahkan dari jaringan di sekitarnya oleh lamina basal atau membran basal. Kapiler digolongkan menjadi tiga jenis yang utama yaitu :1. Kapiler sempurna (Jenis I) memiliki sitoplasma sel endotel menebal di tempat yang berinti dan menipis di tempat lainnya.2. Kapiler bertingkap (Jenis II) endotel di sekitar inti, sitoplasmanya sangat tipis dan ditembusi oleh pori-pori3. Kapiler sinusoidal (tidak sempurna)mempunyai garis tengah lumen lebih besar dari normal.

VENAvena umumnya lebih besar daripada arteri, tapi dinding vena jauh lebih tipis, yang terutama disebabkan oleh berkurangnya unsur otot dan elastis.Vena digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :1. Venula Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel Tunika media terdiri dari serat otot polos melingkar setebal 1-3 lapis Tunika adventisia tebal dibandingkan keseluruhan dindingnya yang tipis dan terdiri atas serat kolagen yang tersusun memanjang dan tebaran serat elastin serta fibroblas.

2. Vena Sedang Tunika intimanya tipis terdiri dari selapis sel endotel pendek dan berbentuk polygonal Tunika medianya tipis, terdiri dari berkas kecil serat otot polos yang tersusun melingkar, dipisahkan oleh serat-serat kolagen dan serat elastin Tunika adventisianya sangat berkembang dan terdiri dari jaringan ikat longgar

3. Vena besar Tunika intimanya terdiri dari selapis sel endotel dan tampak sedikit lebih tebal dari vena sedang Tunika medianya kurang berkembang dan otot polosnya sangat kurang atau tidak adaTunika adventisianya paling tebal dan terdiri atas tiga lapis: - Tepat di luar tunika media, mengandung jaringan ikat padat fibroelastis dengan serat kolagen kasar - Daerah tengah mengandung banyak serat otot memanjang- Daerah paling luar hanya terdiri atas jaringan serat kolagen kasar dan serat elastin Vasa VasorumArteri dan vena dengan garis tengah lebih dari 1 mm, disuplai oleh pembuluh nutrisi kecil yang disebut vasa vasorum. Pembuluh ini masuk ke dalam tunika adventisia dan berakhir sebagai jalinan kapiler padat yang masuk jauh ke dalam lapisan terdalam tunika media. Umumnya tidak mencapai tunika intima. Pada beberapa vena besar, mungkin karena rendahnya tekanan vena dan oksigen, vasa vasorum mencapai tunika intima.

Sistem Pengendalian Kerja Jantung

Sistem Saraf Otonom

Efektivitas pompa jantung juga dikendalikan oleh saraf simpatis dan parasimpatis (vagus), yang sangat banyak menyuplai jantung. Untuk jumlah nilai masukan tekanan atrium, jumlah darah yang dipompa setiap menitnya (curah jantung) sering dapat ditingkatkan sampai lebih dari 100 persen melalui perangsangan simpatis. Sebaliknya, curah jantung juga dapat diturunkan sampai serendah nol atau hampir nol melalui perangsangan vagus (parasimpatis). Perangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung pada manusia dewasa muda dari frekuensi normal sebesar 70 kali denyut permenit menjadi 180-200 dan, walaupun jarang terjadi, 250 kali denyut permenit. Juga, perangsangan simpatis meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung sampe dua kali normal sehingga akan meningkatkan tekanan ejeksi. Jadi, perangsangan simpatis sering dapat meningkatkan curah jantung maksimum sebanyak dua sampai tiga kali lipat. Sebaliknya, penghambatan saraf simpatis ke jantung dapat menurunkan pemompaan jantung menjadi sedang dengan cara sebagai berikut : Pada keadaan normal, serabut-serabut saraf simpatik ke jantung secara terus menerus melepaskan sinyal dengan kecepatan rendah untuk mempertahankan pemompaan kira-kira 30 persen lebih tinggi bila tanpa perangsangan simpatik. Oleh karena itu, bila aktivitas sistem saraf simpatis ditekan sampai di bawah normal, keadaan ini akan menurunkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi otot ventrikel sehingga akan menurunkan tingkat pemompaan jantung sampai sebesar 30 persen dibawah normal.Perangsangan serabut saraf parasimpatis di dalam nervus vagus yang kuat pada jantung dapat menghentikan denyut jantung selama beberapa detik, tetapi biasanya jantung akan mengatasinya dan berdenyut dengan kecepatan 20 sampai 40 kali per menit selama perangsangan parasimpatis terus berlanjut. Selain itu, perangsangan vagus yang kuat dapat menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung sebesar 20 sampai 30 persen. Serabut-serabut vagus didistribusikan terutama ke atrium dan tidakbegitu banyak ke ventrikel, tempat terjadinya tenaga konstraksi yang sebenarnya. Hal ini menjelaskan pengaruh perangsangan cagus yang terutama mengalami frekuensi denyut jantung daripada sangat mengurangi kekuatan kontraksi jantung. Meskipun demikian, penurunan frekuensi denyut jantung yang besar digabungkan dengan penurunan kekuatan kontraksi jantung yang kecil akan dapat menurunkan pemompaan ventrikel sebesar 50 persen atau lebih

Faktor Refleks

Denyut jantung normalnya berkisar 70 kali/menit. Denyutan jantung ini dikontrol sendiri oleh jantung mlalui mekanisme regulasi nodus SA, nodus AV,dan sistem Purkinje. Dalam keadaan normal, regulasi denyut jantung dipengaruhi oleh saraf simpatis dan saraf parasimpatis melalui sistem saraf otonom.Mekanisme yang terjadi adalah stimulasi saraf simpatis akan meningkatkan denyut jantung sedangkan stinuilasi saraf parasimpatis akan menghambat peningkatan denyutjantung melalui saraf vagus. Empat refleks utama yang menjadi media system saraf otonom dalam meregulasi denyut jantung adalah refleks baroreseptor, refleks kemoreseptor, refleks Bainbrige, dan refleks pernapasan.

A. Refleks Batoreseptor

Refleks baroreseptor mungkin merupakan refleks paling utama dalam menentukan kontrol regulasi pada denyut jantung dan tekanan darah. Baroreseptor (mekano reseptor) sensitif terhadap perubahan tekanan dan regangan arteri. Baroreseptor menerima rangsangan dari peregangan atau tekanan yang berlokasi di arkus aorta dan sinus karotikus. Reseptor ini dirangsang oleh distensi dan peregangan dinding aorta atau arteri karotis Pada saat tekanan darah arteri meningkat dan arteri meregang, reseptor- reseptor ini dengan cepat mengirim impulsnya ke pusat vasomotor untuk menghambat pusat vasomotor mengakibatkan vasodilatasi pada arteriol dan vena dan menurunkan tekanan darah. Dilatasi arteriol menurunkan tahanan perifer dan dilatasi vena menyebabkan darah menumpuk pada vena sehingga mengurangi aliran balik vena dan dengan demikian menurunkan curah jantung. Impuls aferen suatu baroreseptor yang mencapai jantung akan merangsang aktivitas parasimpatis dan menghambat pusat simpatis (kardioaselerator) sehingga menyebabkan penurunan denyut jantung dan daya kontraksi jantung. Sebaliknya, penurunan tekanan arteri rata-rata menyebabkan refleks vasokonstriksi dan meningkatkan curah jantung, dengan demikian meningkatkan tekanan darah. Refleks baroreseptor merupakan mekanisme hemostasis dalam menjaga keseimbangan antara perubahan denyutjantung dan tekanan darah.

B. Refleks KemoreseptorRefleks kemoreseptor sangat dipengaruhi oleh respons :1.Perubahan tekanan parsial oksigen dalam arteri (PO2)2.Perubahan tekanan parsial karbon dioksida pada arteri (PCO2)3.Perubahan konsentrasi serum ion hidrogen (pH)

Apabila kandungan oksigen atau pH darah turun atau kadar karbon dioksida dalam darah meningkat, maka kemoreseptor yang ada di arkus aorta dan pembuluh-pembuluh darah besar di leher rnengirim impuls ke pusat vasomotor dan terjadilah vasokonstriksi.Reseptor yang paling berperan adalah reseptor yang berlokasi di karotis dan badan aorta yang lokasinya berdekatan dengan baroreseptor pada sinus karotis dan arkus aorta. Selanjutnya peningkatan tekanan darah membantu mempercepat aliran darah kembali ke jantung dan ke paru. Respons jantung terhadap stimulasi kemoreseptor dapat dibagi menjadi mekanisme refleks primer dan sekunder. Bradikardi yang merupakan mekanisme refleks primer terjadi untuk merespons penurunan tekanan parsial oksigen, peningkatan tekanan parsial karbon dioksida, dan penurunan pH. Selanjutnya refleks sekunder terjadi dengan meningkatkan kerja pernapasan dan juga peningkatan denyut jantung.Respons ini merupakan media antara kemoreseptor pusat dan kemoreseptor perifer. Kemoreseptor merupakan kelompok sel saraf sensorik yang terletak di badan karotis yaitu pada percabangan arteri karotis dan juga terletak di badan aorta yaitu pada bagian dalam arkus aorta. Pusat serabut eferen terdapat di pusat vasomotor yang ada di medula oblongata. Meskipun efek utama dari refleks kemoreseptor terhadap pernapasan, aktivitas yang ditingkatkan di dalam bahan kimia sel yang peka rangsangan ini bertanggung jawab untuk hipertensi yang ditimbulkan akibat hipoksia jaringan. Dalam kondisi normal, pengaruh kemoreseptor digunakan terutama pada resistensi perifer, bukan pada fungsi jantung.

C. Refleks BainbrigeRefleks Bainbrige akan meningkatkan denyut jantung sebagai akibat meningkatnya aliran balik vena. Lokasi dari reseptor ini terletak di vena cava. Ketika reseptor ini mengalami peregangan akibat stimulasi dari peningkatan volume darah maka saraf aferen akan meningkatkan denyutan kemudian mentransmisikan impuls ke pusat pengatur kardiovaskular di medula oblongata. Pusat pengatur ini akan merespons dengan meningkatkan saraf simpatis ke eferen agar terjadi peningkatan denyut jantung dan peningkatan curah jantung. Adanva mekanisme refleks ini bertujuan untuk mengatur frekuensi jantung dan agar seluruh isi pompa jantung dapat dikembalikan secara sempurna menuju ke jantung.

D. Refleks PernapasanRefleks pernapasan (sinus aritmia) merupakan fenomena normal (fisiologis). Fluktuasi normal denyut jantung terjadi bersamaan dengan fase-fase pernapasan. Saraf vagus terlibat dalam refleks ini. Selama fase inspirasi, tekanan dalam dada menurun disebabkan aliran balik dari vena besar yang berada di samping kanan jantung. Peningkatan aliran balik vena akan menstimulasi peregangan reseptor di dalam paru dan meningkatkan pengiriman impuls menuju pusat pengatur kardiovaskular. Kemudian refleks vagal yang membuat denyut jantung stabil akan dihambat sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan denyut jantung. Peningkatan denyut jantung akan terus terjadi sampai kebutuhan tubuh akan darah terpenuhi dan akan menurun bersamaan dengan fase ekspirasi. Peningkatan tekanan dalam rongga dada akan menghambat aliran balik vena.

Faktor Luar dan Dalam- Pengaruh Ion Kalium dan KalsiumIon Kalium memiliki pengaruh yang bermakna terhadap potensial membran dan ion kalsium itu sangat mempunyai peran yang khusus dan penting dalam mengaktifasi timbulnya proses kontraksi otot oleh karena itulah diduga bahwa besarnya konsentrasi masing-masing dari kedua ion ini di dalam cairan ektrasel seharusnya juga mempunyai pengaruh yang penting terhadap pompa jantung. Pengaruh ion kalium, kelebihan ion kalium dalam cairan ektrasel akan menyebabkan jantung menjadi mengembang dan lemas dan juga membuat frekuensi denyut jantung menjadi lambat. Jumlah ion kalium yang terlalu besarjuga akan menghambat konduksi impuls jantung yang berasal dari atrium menuju ke ventrikel melalui berkas A-V. Peningkatan konsentrasi ion kalium hanya dari 8 menjadi 12 mEq/liter; yaitu dua sampai tiga kali nilai normal, dapat menyebabkan kelemahan jantung yang hebat dan timbulnya irama abnormal yang dapat menimbulkan kematian.Semua pengaruh ini sebagian berasal dari kenyataan bahwa tingginya konsentrasi kalium di dalam cairan ekstrasel menurunkan potensial membrane istirahat di dalam serabut-serabut otot jantung. Sewaktu potensial membran turun, intensitas potensial juga menurun, yang membuat kontraksi jantung secara progresif melemah. Pengaruh ion kalsium. Kelebihan ion kalsium akan menimbulkan akibat yang hampir berlawanan dengan akibat yang ditimbulkan oleh ion kalium, yaitu menyebabkan jantung mengalami kontraksi spastic. Hal ini disebabkan oleh pengaruh langsung dari ion-ion kalsium dalam mengawali proses kontraksijantung.Sebaliknya kekurangan ion kalsium akan menyebabkan kelemahanjantung, yang mirip dengan pengaruh ion kalium. Namun, secara normal kadar ion kalsium didalam darah diatur dalam kisaran yang sangat sempit. Sehingga, pengaruh konsentrasi kalsium yang abnormal terhadap jantung sering tidak mempunyai arti klinis yang penting.

- Pengaruh SuhuPeningkatan suhu tubuh, seperti yang terjadi sewaktu seseorang menderita demam, akan sangat meningkatkan frekuensi denyut jantung, kadang-kadang dua kali lebih cepat dari frekuensi denyut normal. Penurunan suhu sangat menurunkan frekuensi denyut jantung, sehingga turun sampai serendah beberapa denyut permenit seperti pada seseorang yang mendekati kematian akibat hipertermia suhu tubuh dalam kisaran 60 sampai 70 F (15,5 sampai 21,2 C). Penyebab pengaruh ini kemungkinan karena panas meningkatkan permeabilitas membran otot jantung terhadap ion yang mengatur frekuensi denyut jantung menghasilkan peningkatan proses perangsangan sendiri. Kekuatan kontraksi jantung sering dipercepat secara temporer melalui suatu peningkatan suhu yang sedang, seperti yang terjadi saat tubuh olahraga, tetapi peningkatan suhu yang lama akan melemah sistem metabolic jantung dan akhirnya menyebabkan kelemahan. Karena itu, fungsi optimal jantung sangat bergantung pada pengaturan suhu tubuh oleh mekanisme pengaturan suhu

Bunyi JantungDua bunyi jantung utama dalam keadaan normal dapat didengar dengan stetoskop selama siklus jantung. Bunyi jantung pertama bernada rendah, lunak, dan relatif lama- sering dikatakan terdengar seperti lub. Bunyi jantung kedua memiliki nada yang lebih tinggi, lebih singkat dan tajam- sering dikatakan dengan terdengar seperti dup. Bunyi jantung pertama berkaitan dengan penutupan katup AV, sedangkan bunyi katup kedua berkaitan dengan penutupan katup semilunar. Pembukaan tidak menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di dinding ventrikel dan arteriarteri besar ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup. Karena penutupan katup AV terjadi pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium, bunyijantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel. Penutupan katup semilunaris terjadi pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Dengan demikian bunyi jantung kedua menandakan permulaan diastol ventrikel. Terkadang terdenganr bunyi jantung tambahan, terdengar sesudah bunyijantung kedua. Hal tersebut terjadi karena darah yang masuk ventrikel dalam jumlah besar dengan aliran darah yang deras. Keadaan tersebut tetap dianggap keadaan fisiologis pada waktu kerja fisik yang berat. Bunyi jantung keempat merupakan bunyi jantung pada keadaan patologis yaitu terdengar sebelum bunyi jantung pertama pada kontraksi atrium. Hal tersebut terjadi karena darah yang masuk ventrikel dari atrium dengan jumlah besar, yaitu sering terjadi pada pembesaran atrium. (modul)Bunyi jantung abnormal, atau Murmur (bising jantung), biasanya berkaitan dengan penyakit jantung walaupun tidak selalu demikian. Murmur dapat terjadi akibat malfungsi katup. Katup stenotik adalah katup yang kaku dan menyempit dengan kecepatan yang sangat tinggi. Katup insufisien adalah katup yang tidak dapat menutup secara sempurna. Murmur yang tidak berkatitan dengan patologi jantung, yang disebut murmur fungsional, lebih sering dijumpai pada orang berusia muda. Suatu murmur yang terjadi antara bunyi jantung pertama dan bunyi jantung kedua disebut sebagai murmur sistolik. Sedangkan murmur yang terjadi antara bunyi jantung kedua dan bunyi jantung pertama dari siklus berikutnya disebut sebagai murmur diastolik.